Restrukturisasi ITB dan Dampaknya terhadap SBM ITB Pemaparan untuk Komisi X DPR Republik Indonesia 21 Maret 2022
Ikhtisar I. Perjalanan 18 Tahun SBM ITB II. Pokok Masalah: Restrukturisasi ITB dan Dampaknya Terhadap SBM ITB III. Tantangan SBM ITB dan Pendidikan Tinggi di Indonesia IV. Penutup
Kelahiran SBM ITB Ada 2 Jenis Pengelolaan Kampus di Dunia: 1. Sebagian besar kebutuhan biaya Kampus dipenuhi Negara (NUS dan NTU di Singapura). 2. Sebagian besar kebutuhan biaya Kampus dipenuhi Masyarakat (Harvard). PP No. 65 tahun 2013 tentang Statuta ITB: 1. Memiliki otonomi untuk mengelola sendiri, mengatur sendiri, mengurus rumah tangga sendiri, sebagai pusat penyelenggaraan Tridharma. 2. Mampu mengelola bidang akademik (Tridharma) dan non akademik, untuk menghasilkan karya akademik yang inovatif, bermutu, dan menjawab tantangan lokal maupun global. Latar Belakang Lahirnya SBM: 1. ITB ingin memiliki model F/S yang memiliki kemandirian untuk bertumbuh. 2. SBM ITB didirikan berdasarkan SK Rektor ITB Nomor 203/SK/K01/KP2003 tanggal 31 Desember 2003.
SK Pendirian SBM (SK Rektor ITB No. 203/SK/K01/KP/2003) 1. SK Rektor ITB ini diterbitkan dengan memperhatikan rekomendasi dari MWA ITB dan SA ITB sebagai 3 pilar ITB (MWA, SA dan Rektor), sejalan dengan semangat otonomi yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 155 Tahun 2000 tentang Penetapan ITB sebagai PT BHMN. 2. SBM didirikan melalui SK Rektor ITB Nomor 203/SK/K01/KP/2003, yang dapat dianalogikan seperti Akta Pendirian suatu Entitas Hukum, dimana bentuk dan mekanisme normatifnya sudah diatur. 3. SBM diberi kemandirian untuk mengelola bidang akademik (Tridharma) dan non akademik (organisasi, ketenagaan, sarana prasarana dan keuangan) dengan Sistem Keuangan Mandiri yang akan diatur tersendiri. 4. Biaya Satuan Pendidikan dapat berbeda dengan memperhatikan aksesibilitas bagi masyarakat. 5. SBM dikelola berdasarkan asas Swadana, Akuntabilitas, Transparansi, dan Teraudit.
Membangun Semangat Kemandirian SBM Sejak Awal SBM jadi model baru dari pengelolaan F/S di ITB yang mandiri, contoh sbb.: 1. Anggaran SBM tidak membebani anggaran ITB. SBM harus bertanggung jawab sendiri dalam mencari pendapatan melalui penggalangan Dana Masyarakat (tuition, projects, training, private grants, endowment fund) untuk membiayai pembagunan dan operasional SBM (CAPEX dan OPEX); contoh: a. Renovasi Gedung SBM Lama (Kampus ITB Ganesha) b. Pembangunan Gedung Lab Tek XII (Gedung Pertamina, Gelap Nyawang) c. Pembangunan Gedung Lab Tek XIX (Gedung Freeport) d. Pembangunan Kampus MBA Jakarta di Graha Irama lt. 12 e. Renovasi Gedung SBM di Kampus ITB Jatinangor f. Renovasi Gedung MBA di Gelap Nyawang 2. Modal awal SBM mulai dengan Prodi MMBAT, dengan 150 mahasiswa dan Pendapatan Rp300juta-an, serta ranking (SWA) ke 6 nasional. Pada saat awal, Rektor menetapkan kebijakan pembagian pendapatan: 80% SBM dan 20% ITB.
KERANGKA 7S McKinsey: Organisasi yang Role, Kelembagaan dan Tata STRATEGI TUMBUH SBM Lengkap (Business- Kelola untuk mendukung like) dan Profesional (GROWTH MINDSET) Swadana dan Swakelola serta Dimotivasi oleh Sistem Kebijakan dan Strategi Remunerasi yang layak, Tumbuh (Growth Strategy) untuk berbasis kinerja dan “all in” Mendukung Swadana Bekerja Penuh Waktu, Penuh Prakarsa, dan Growth Mindset Membangun Soft & Hard Competence, Layanan (SBM2I: Saling Percaya, Berprestasi, Harmonis, Prima untuk Membangun Integritas, dan Inovasi) Institusi Kepemimpinan Kolektif Prakarsa Sepenuhnya (Shared Governance) (“All Out”) Bersumber dari dan Budaya Kerja yang Mendorong Inovasi Kreasi Modal Insani
1. PRINSIP DAN KEBIJAKAN UMUM SBM Strategi dan Inisiatif SBM, mengacu pada: 1. Visi, Misi, dan Renstra SBM (sebagai turunan dari Renstra dan RENIP ITB). 2. Peraturan Senat Sekolah SBM ITB No.002/2018 Tentang Kebijakan Operasional SBM ITB. 3. Ketentuan dan standar akreditasi AACSB (kelima belas standar AACSB berimplikasi pada rencana strategis). 4. Ketentuan dan standar ISO 9001. 5. Nilai-Nilai SBM21 (Saling Percaya, Berprestasi, Harmonis, Integritas, dan Inovasi) yang diturunkan menjadi perilaku. 6. Rujukan SBM: Pendekatan ENGAGEMENT – INNOVATION – IMPACT
2. PRINSIP DAN KEBIJAKAN TRIDHARMA PENDIDIKAN PENELITIAN PENGABDIAN MASYARAKAT o Pelaksanaan perkuliahan adalah o Riset kolaborasi (antar KK, lab, o Pelaksanaan atas penugasan dari hal yang SAKRAL pusat dan lingkungan luar ITB) dekan (institusional) menjadi karakter SBM o Penugasan Dosen sebagai o Dosen tidak mengerjakan proyek kesepakatan KK dan Prodi o Penelitian berbasis RENSTRA tanpa ijin atau penugasan o QA secara konsisten mengevaluasi o Hibah internal SBM untuk o Evaluasi Pengabdian Masyarakat kinerja Dosen meningkatkan output penelitian berdasarkan dampak dengan standar kualitas publikasi o Pengajaran melibatkan mentor bisnis/ industry dan praktisi o Dosen wajib menghasilkan minimal 1 publikasi di jurnal internasional o Proporsi dosen akademi : praktisi = bereputasi terindeks Scopus/WoS 75% : 25% setiap tahun o Lingkungan akademik o Memiliki standar, mekanisme, dan internasional: Bahasa inggris, sistem dalam memantau target mahasiswa asing, international capaian penelitian sesuai standar class, visiting professor, joint AACSB research, double degree, exchange student dll 9
3. PRINSIP DAN KEBIJAKAN MODAL INSANI § Nilai-nilai SBM menjadi acuan operasional pengembangan modal insani SBM. § Pengembangan modal insani (pengembangan keilmuan/ kompetensi dan kepemimpinan) sebagai investasi utama SBM. § SBM membangun iklim kerja yang kondusif dan memberi “ruang” kepada modal insaninya untuk berinovasi dan berkembang. 10
4. PRINSIP DAN KEBIJAKAN UMUM ORGANISASI o Otonomi SBM ITB memberikan keleluasaan untuk mendesain organisasi dengan tata kelola yang mendorong fleksibilitas o Hal ini diperlukan untuk menjamin peningkatan inovasi berkelanjutan Strategi Pola Fleksibilitas Organisasi Desentralistik Pembentukan Bertumbuh “Growth Unit Mindset” Pendukung Sesuai Kebutuhan
5. PRINSIP DAN KEBIJAKAN KEUANGAN o Otonomi SBM ITB memberikan keleluasaan untuk menjalankan prinsip SWADANA-SWAKELOLA o Sistem ini terintegrasi dengan ITB, khususnya aliran keuangan satu pintu oleh ITB untuk menjamin akuntabilitas o SWADANA-SWAKELOLA memberikan ruang keleluasaan bagi SBM ITB untuk menjalankan RENSTRA dengan efektif dan efisien
6. PRINSIP DAN KEBIJAKAN PEMASARAN & PENGEMBANGAN REPUTASI a. Aktif “menjemput bola” untuk mempromosikan Program Studi dan merekrut mahasiswa. b. Aktif membangun reputasi SBM sehingga menjadi brand yang baik. c. Kedua hal ini dilakukan dengan serius dan terencana dan dikelola oleh unit Marketing, Communication, and Admission.
Fakultas/Sekolah ITB Flying Together 1. SBM melibatkan dosen-dosen F/S lain di ITB (FSRD, FTMD, STEI, SITH). 2. Dosen SBM juga mengajar di F/S lain (SAPPK, SITH, FSRD). 3. Sekitar 15% mahasiswa dan alumni SBM yang S-1 nya berasal dari F/S ITB. 4. Joint Researches, community services, dan joint webinars. 5. Rencana penyelenggaraan double degree dengan STEI dalam Digital Business (Prodi MBA dan prodi Sistem dan Teknologi Informasi (STI)). 6. Rencana Penyelanggaraan program S-2 Kereta Api antara SBM dengan FTMD. 7. SBM ITB membantu komersialisasi teknologi di ITB melalui kolaborasi dan peran ahli dari SBM ITB di LPIK ITB.
Capaian Umum/ Prestasi SBM ITB # High Passing # Tingkat Persaingan # ITB Technopreneur Initiator Grade S1 Tingkat persaingan 21% Lulusan S1 Manajemen & 42% lulusan S1 masuk S1 tertinggi di Kewirausahaan menjadi wirausaha (Tracer study ITB 2020) S1 - Bidang Sosial ITB: 1:31 (2021) # Student Body # Certified ISO # Network Industry # Intellectual 9001:2015 Contribution industry membantu fasilitas Certified ISO pendidikan dan Peningkatan signifikan setiap 9001:2015 Quality pembelajaran, e.g.Freeport. tahunnya 4160 80 Students Management for all Students 2021 study programs 2004 # International Accreditation # Best Business School # Multi Kampus (3 Campuses) # Advance Signatory PRME Bandung - Jatinangor - Jakarta Prinsip, Strategi dan Perkembangan SBM 15 # Significant Revenue Growth 166 M (2021). Kontribusi penerimaan 74.5% dari Prodi-prodi S-2/S-3 dan S-1 Internasional 12/1/2021
Mitra Perguruan Tinggi 13 Mitra untuk Double Degree 44 Mitra untuk Student Exchange
KINERJA PENDIDIKAN (2004 - 2021) Pasca Sarjana 17 Note: Tahun 2021 update per 21 September 2021
KINERJA PENDIDIKAN: Beasiswa Mahasiswa 1. Program Sarjana: BIDIK MISI 2. Program Master - Beasiswa Join Research Collaboration - Beasiswa Dual Degree - Bantuan untuk Exchange Student - Ganesha Talent Assistanship GT-50/ GT-100 - Beasiswa Fast Track - Beasiswa untuk mahasiswa asing 3. Program Doktor - GTA RG untuk mahasiswa Indonesia - GTA IF untuk mahasiswa asing - Beasiswa PPMI - Beasiswa Double Degree (Direncakan mulai pertengahan 2022) - Beasiswa Join Research Collaboration
KINERJA PENDIDIKAN: Prestasi Mahasiswa PRESTASI MAHASISWA 3 Juara 1 & 2 Juara 2 Kompetisi Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) 2021 Juara 3 PILMAPRES Nasional 2021 Sudah lama ITB tidak memenangkan juara
KINERJA PENDIDIKAN: Profil Alumni Alumni Program Sarjana & Pasca Sarjana Oki Earlivan (2004-2007) Sakti Wahyu Trenggono Claus Oscar Ronald Founder and CEO Eduplex Indonesia Menteri Kelautan dan Wamafma Tripologic Perikanan Direktur PT Freeport Republik Indonesia Indonesia Andi Taufan Garuda Putra (2004-2007) Ahmad Riza Patria Purwoko Founder and Chief Executive Officer Wakil Gubernur Direktur Niaga (CEO) Amartha DKI Jakarta PT TIMAH Ken Ratri Iswari (2004-2007) Megawaty Khie Hilda Kitti Founder and CEO of Geekhunter Country Director, VP Marketing at Cloud Indonesia at Tokopedia Google Dian Prama Irfani Nina Katriana Libertha Hutapea Business Development Wirahadikusumah Vice President of Manager at Pertamina Business Strategy People Strategy Director at Microsoft Tokopedia
KINERJA KONTRIBUSI INTELEKTUAL (Publikasi jurnal internasional terindeks Scopus) transformasi penelitian fokus di pendidikan ● Conference dan research grant 2013 berdasarkan kinerja KK Sumber: LPPM ITB (2021) https://www.lppm.itb.ac.id/id/penelitian/produk-penelitian/ ● Mendorong kerja sama antar KK dan international joint research ● Dosen wajib menghasilkan minimal 1 publikasi di jurnal terindeks Scopus setiap tahun
KINERJA KEUANGAN Rencana Penerimaan, Anggaran SBM, dan DPI ITB Pusat (Sispran 1 dan 2) NOTE: 2017-2020: Kontribusi ke ITB Pusat yaitu: 30% Sispran-1 + 20% Sispran-2 2021-2022: Kontribusi ke ITB Pusat yaitu: 50% Kelas Reg S1+30% Kelas Internasional + 30%*kelas pascasarjana di Sispran-1
Akreditasi Internasional 1. Pada 16/11/2021 The Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB) mengumumkan bahwa ITB melalui SBM berhasil meraih akreditasi dari lembaga akreditasi Internasional khusus sekolah bisnis. 2. SBM ITB menjadi salah satu dari 6% sekolah bisnis global yang berhasil memperoleh akreditasi dari AACSB. 3. AACSB menerapkan standar tinggi dalam memberikan akreditasi bagi sekolah bisnis sehingga hanya sedikit sekolah yang memperoleh akreditasi. Sebanyak 890 institusi di 58 negara telah mendapat akreditasi dari AACSB. 4. AACSB memberikan akreditasi bagi sekolah bisnis yang terbukti sangat unggul pada semua hal, termasuk pengajaran, penelitian, pengembangan kurikulum, dan proses belajar mahasiswa. 5. Selain itu, akreditasi diberikan kepada sekolah bisnis yang fokus mewujudkan misinya, menciptakan inovasi, dan memberikan dampak bagi banyak pihak.
Otonomi SBM ITB § SBM ITB merupakan contoh implementasi konsep Otonomi di tingkat Fakultas/Sekolah. § Dalam waktu singkat (hanya 18 tahun), telah mampu secara mandiri mengembangkan tata kelola dan mencapai prestasi tingkat dunia SK 203 TAHUN 2013 Tentang Pendirian SBM SBM ITB
Dimensi Otonomi SBM ITB ORGANIZATIONAL AUTONOMY Berkoordinasi dengan ITB o Prosedur pemilihan kepala eksekutif o Kriteria pemilihan kepala eksekutif ACADEMIC AUTONOMY o Pemberhentian kepala eksekutif o Penentuan jumlah siswa keseluruhan o Masa jabatan kepala eksekutif o Prosedur penerimaan mahasiswa baru o Anggota eksternal di badan pengelola universitas o Penghentian program o Kapasitas untuk memutuskan struktur akademik o Pemilihan mekanisme jaminan kualitas o Kapasitas untuk membuat badan hukum o Pemilihan penyedia jaminan kualitas o Kapasitas untuk merancang konten program o Program beasiswa STAFFING AUTONOMY FINANCIAL AUTONOMY o Prosedur rekrutmen untuk staf akademik o Prosedur rekrutmen untuk staf o Jenis pendanaan publik o Kemampuan untuk meminjam uang administrasi o Kemampuan untuk menyimpan surplus o Sistem remunerasi o Kemampuan untuk memiliki gedung o Pemberhentian staf akademik o Penetapan biaya kuliah untuk siswa nasional dan o Pemberhentian staf administrasi o Prosedur promosi internasional
Otonomi Fakultas/Sekolah (MANFAAT / DAMPAK POSITIF) Penghematan Peningkatan Anggaran Fleksibiltas Negara “Agility” “Otonomi membantu negara agar dalam Mendorong Peningkatan penganggarannya menjadi efektif, dimana otonomi dapat Inovasi Kapabilitas menghimpun dana masyarakat untuk menjamin kualitas SDM dan pendidikan dan juga akuntabilitas. Sehingga pemerintah Berkelanjutan Organisasi akan menjamin penggunaan anggaran untuk masyarakat yg perlu dibantu”. Peningkatan Peningkatan Kontribusi Daya Saing Devisa Negara Global
Ikhtisar I. Perjalanan 18 Tahun SBM ITB II. Pokok Masalah: Restrukturisasi ITB dan Dampaknya Terhadap SBM ITB III. Tantangan SBM ITB dan Pendidikan Tinggi di Indonesia IV. Penutup
Restrukturisasi ITB 28
Restrukturisasi ITB “Standarisasi layanan” kontradiktif dengan kebijakan SBM ITB yang unik dengan swadana-swakelola, dan harus memenuhi standar internasional Budaya baru tidak diterjemahkan dengan jelas. Tata kelola SBM ITB yang mengacu pada best practice top business school diabaikan Kontradiktif dengan “Entrepreneurial - Growth Mindset” SBM ITB. Nilai tambah dari investasi adalah hal kritikal, ketimbang hanya sekedar “efisiensi”
PERBANDINGAN POLA ORGANISASI o Otonomi SBM ITB memberikan keleluasaan untuk mendesain organisasi dengan tata kelola yang mendorong fleksibilitas o Hal ini diperlukan untuk menjamin peningkatan inovasi berkelanjutan
PERBANDINGAN INSENTIF BERBASIS KINERJA DENGAN “BULK SYSTEM” Shifting to Pay for Performance Bulk (Sistem Paket) Activity Based ITB SBM ITB § Insentif berbasis aktivitas (ketengan) § Insentif berbasis kinerja tridharma - Jumlah jam mengajar - Kualitas pengajaran - Jumlah jam kegiatan administrasi - Publikasi di jurnal internasional - Jumlah jam rapat, dan lain-lain bereputasi § Besaran insentif tetap, namun variatif - Pengabdian masyarakat tergantung aktivitas tiap bulannya § Besaran insentif dapat berubah § Standar acuan insentif TIDAK mengacu sesuai capaian kinerja kepada kaji banding dunia professional dan sekolah bisnis. Beberapa komponen ebutuhan § Standar acuan insentif mengacu SBM belum diakomodir dan tidak sesuai kepada kaji banding dunia standar besarannya professional dan sekolah bisnis unggulan
Lini Masa Permasalahan Sampai Adanya Eskalasi Perjuangan Forum Dosen SBM ITB
Penolakan SBM terhadap Pencabutan Swakelola Oleh Rektor - Bertentangan Dengan Peraturan Yang Berlaku -
Klaim ITB: Pengelolaan Keuangan SBM Tidak Sesuai Statuta - Sesuai Hasil Audit BPK - AKAR PERMASALAHAN: REKOMENDASI BPK: a. MWA belum mengatur system otonomi di ITB a. Meninjau kembali dasar hukum pendirian SBM dan regulasi b. Rektor belum meninjau dasar hukum pendirian SBM yang berlaku di SBM ITB & kelengkapan regulasi b. Mengatur secara jekas kebijakan penganggaran belanja dan c. Belum jelas kebijakan penganggaran belanja dan standar biaya yang berlaku di SBM ITB standar biaya yang berlaku di SBM c. Dekan SBM agar dalam membuat kebijakan berkoordinasi d. Dekan SBM menafsirkan SK Pendiriannya sebagai satu- dengan Direktorat Lembaga Hukum dan Wakil Rektor satunya pedoman US ULAN 1. MWA ITB perlu mengatur sistem otonomi yang berlaku sesuai dengan amanat PP Statuta. 2. Rektor ITB perlu: a. melengkapi regulasi yang berlaku di F/S ITB sebagai unit kerja yang otonom b. menyediakan pedoman teknis (juklak) F/S sebagai unit kerja yang otonom sesuai dengan kemampuan masing-masing 3. Rektor ITB perlu mengatur secara jelas kebijakan penganggaran belanja dan standar biaya terdiferensiasi serta tarif layanan yang berlaku Kondisi Saat ini: Belum ada tindak lanjut dari MWA dan Rektor
Muncul Masalah Baru, Proporsi Anggaran diubah Sepihak 1. 2017-2020: Porsi Anggaran SBM di Sispran-1: 70% 2. 2021: Porsi Anggaran SBM di Sispran-1: 50% Kelas Reguler S-1 + 70% (Kelas Internasional dan Pascasarjana) 3. Anggaran SBM 2022: a. Dalam penyusunan RKA Unit Kerja Akademik Tahun 2022, pagu SBM Sispran-1 sebesar Rp 101 M, sesuai surat WRURK 1469/2021 tertanggal 5 Oktober 2021. b. Tanggal 16 Nopember 2021 WRURK mengubah proporsi anggaran dari 70% menjadi 60% untuk Kelas Internasional dan Kelas pascasarjana di Sispran-1, sehingga Anggaran SBM berkurang Rp 6 M. c. WRURK juga meminta SBM untuk menambah pendapatan prospektif (Sispran-2) sebesar Rp 10 M dari pengajuan semula sebesar Rp 20 M, sehingga total menjadi Rp 30 M. 4. WRURK telah mengubah proporsi anggaran secara sepihak, tanpa melibatkan F/S. Padahal sebelumnya, Rektor dan WRURK seringkali menyatakan bahwa pembagian sebesar 70% diberikan jika F/S lain mencapai standar kelas Internasional dan Pascasarjana yang sama dengan SBM (sesuai dengan Pedoman Penyusunan RKA UKA Tahun 2022). Termasuk perubahan anggaran ADO (Anggaran Dana Operasional). 5. Apakah mungkin standar tersebut bisa menjadi sama dalam waktu pendek, sehingga proporsi yang diterima oleh SBM disamakan dengan yang lain?
Perbedaan Strategi Alokasi Anggaran (1/2) 36
Perbedaan Strategi Alokasi Anggaran (2/2) 37
Dampak Pencabutan Swakelola SBM ITB (Rusaknya Keseimbangan 7s Yang Telah Terbentuk) Perubahan Shared Values dan Sistem sepihak tanpa komunikasi, merusak keseimbangan komponen dan merugikan civitas SBM ITB
Dampak Jangka Pendek Pencabutan Swakelola SBM ITB 1. Menghalangi Terbentuknya Pegawai Sebagai MODAL INSANI PRINSIP-PRINSIP SBM TENTANG PEGAWAI (Peraturan Senat SBM ITB 002/I1.C12.3/LL/2018) • Pegawai harus mengembangkan kompetensinya untuk Menciptakan Nilai dalam Tridarma (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat) • Pegawai harus mau dan mampu merealisasikan Strategi Pengembangan SBM. • SBM ITB menerapkan konsep behavioral control melalui sistem kompensasi berbasis kinerja (meritokrasi); sehingga Pegawai memiliki komitmen dan prakarsa yang tinggi dalam melaksanakan tugas-tugasnya. DAMPAK PERUBAHAN SISTEM KOMPENSASI DAPAT MENYEBABKAN: 39 1. Hilangnya/berkurangnya hak yang selama ini diterima pegawai 2. Sistem kompensasi tidak lagi dapat digunakan sebagai behavioral control 3. Peran Pegawai akan kembali menjadi Alat Produksi. 4. Akan terjadi demotivasi, turnover, brain drain. 5. Nilai dan Kualitas layanan Tridarma SBM akan menurun.
Dampak Jangka Pendek Pencabutan Swakelola SBM ITB 2. Terganggunya Upaya Pencapaian International Academic Environment PRINSIP: Untuk menciptakan program pendidikan kelas dunia dan menghasilkan lulusan dengan global mindset, SBM ITB menjalankan berbagai program strategis terkait dengan Internasionalisasi SBM. Penurunan Anggaran Internasionalisasi akan menganggu ketercapaian Ket: *Penurunan anggaran (60%:40%) ** Standar biaya PR1162 PROGRAM-PROGRAM INTERNASIONALISASI YANG AKAN TERGANGGU:
Dampak Jangka Pendek Pencabutan Swakelola SBM ITB 3. Terganggunya Upaya Pelaksanaan Experiential Learning Untuk menciptakan lulusan yang kompeten sebagai Pemimpin Bisnis Berkualitas, SBM ITB menjalankan berbagai program strategis yang pelaksanaannya akan terganggu oleh hilangnya KEMANDIRIAN, sehingga akan berdampak pada efektifitas Capaian Pembelajaran. PROGRAM-PROGRAM YANG AKAN TERDAMPAK: Ket: *Penurunan anggaran (60%:40%) ** Standar biaya PR1162 41
Dampak Jangka Pendek Pencabutan Swakelola SBM ITB 4. Terganggunya Upaya Pengembangan Entrepreneurial Environment Untuk menciptakan lulusan yang memiliki pola pikir kewirausahaan, SBM ITB menjalankan berbagai program strategis yang pelaksanaannya akan terganggu oleh hilangnya KEMANDIRIAN. PROGRAM-PROGRAM YANG AKAN TERDAMPAK: Ket: *Penurunan anggaran (60%:40%) ** Standar biaya PR1162
Dampak Jangka Panjang Pencabutan Swakelola SBM ITB Hilangnya Kemandirian SBM, Akan Merusak Struktur Komponen Organisasi SBM (7S’). Akibatnya akan: a. Rusaknya Nilai-nilai SBM. b. Hilangnya ruh/spirit Dosen/Tendik untuk bekerja all out untuk SBM. c. Sulitnya menerapkan Strategi Tumbuh (Growth Strategy). d. Sulitnya membangun Growth Mindset Dosen dan Tendik. e. Turn over dosen/tendik akan meningkat (kehilangan asset intangible) f. Rusaknya tata kelola g. Rusaknya reputasi Internasional, terutama sulitnya memenuhi indikator/standar AACSB (lepasnya akreditasi AACSB) h. Penurunan Rank Kinerja Nasional maupun internasional i. Penurunan Kepercayaan dari Stakeholder, terutama calon-calon Mahasiswa.
Ikhtisar I. Perjalanan 18 Tahun SBM ITB II. Pokok Masalah: Restrukturisasi ITB dan Dampaknya Terhadap SBM ITB III. Tantangan SBM ITB dan Pendidikan Tinggi di Indonesia IV. Penutup
Perlunya Pengaturan Sistem Otonomi ITB yang Menyeluruh Permintaan SBM: a. JANGKA PENDEK. Menghormati swadana (kesepakatan 70% : 30%), dan swakelola SBM (mencabut Peraturan Rektor 1162 tahun 2021 atau peraturan lainnya yang senafas/sejenis); b. JANGKA MENENGAH. MWA perlu mengeluarkan peraturan tentang pedoman dan skema tata kelola untuk kemandirian F/S ITB, berdasarkan keunggulan F/S masing-masing (berasas tersebar dan kebhinekaan). Swakelola dapat diberikan bagi F/S yang mampu swadana (tidak menggunakan APBN).
Otonomi Fakultas/Sekolah (DUKUNGAN TEKNIS YANG DIBUTUHKAN) 1. Dukungan visa untuk mahasiswa asing dan dosen/profesor asing atau tamu 2. Keringanan pajak bagi dermawan (altruism) nasional yang memberikan donasi 3. Kemudahan lahirnya perusahaan peristisan (startups) dengan adanya insentif bagi PT yang membangun perusahaan pemula (semacam inkubator dan akselerator) 4. Perluasan Program MBKM 5. Lapangan Pekerjaan program matching antara lulusan dan kebutuhan dunia industri
Ikhtisar I. Perjalanan 18 Tahun SBM ITB II. Pokok Masalah: Restrukturisasi ITB dan Dampaknya Terhadap SBM ITB III. Tantangan SBM ITB dan Pendidikan Tinggi di Indonesia IV. Penutup
PENUTUP 1. Otonomi merupakan keniscayaan ditengah kondisi VUCA (volatility, uncertainty, complexity, and ambiguity) 2. Kampus merdeka yang sesungguhnya bisa terwujud dengan membuka potensi bertumbuh yang luas kepada insan pendidik dan unit yang menaunginya. 3. Dukungan pemerintah dalam implementasi Otonomi di Perguran Tinggi sampai pada tingkat Fakultas/Sekolah menjadi pendorong bagi kemajuan pendidikan tinggi di Indonesia 4. Dengan otonmi, Perguruan Tinggi Indonesia akan mampu mengejar kualitas top luar negeri, mampu bersaing dengan Perguruan Tinggi asing yang sudah dan akan beroperasi di Indonesia
“Otonomi Pendidikan Tinggi Membuat Anggaran Negara Lebih Tepat Sasaran untuk Masyarakat yang Memerlukan” “Swakelola Sekolah & Fakultas Membuat Pendidikan Bergerak Lebih Lincah dan Berkualitas” 49
THANK YOU 50
Search
Read the Text Version
- 1 - 50
Pages: