["13 Refleksi, Evaluasi dan Peningkatan Kualitas Implementasi Kurikulum","Ceritakan Apa yang sudah Singkat dilakukan oleh sekolah terkait Kegiatan Refleksi dengan kegiatan yang dilakukan oleh Sekolah Refleksi?","Refleksi, \uf071 Refleksi dan evaluasi implementasi evaluasi dan kurikulum dan pembelajaran dihadiri peningkatan semua guru. kualitas \uf071 Guru-guru dalam tim kecil berdiskusi dan implementasi berkolaborasi untuk melakukan perencanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum hasil refleksi dan evaluasi. \uf071 Satuan pendidikan memiliki kebijakan mengenai refleksi dan evaluasi kurikulum (contohnya melalui komunitas belajar, pertemuan rutin guru, kebijakan tentang penulisan rapor dan pemberian umpan balik kepada peserta didik).","Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Menerapkan Kepemimpinan Pembelajaran","1 Kepala Sekolah memimpin perencanaan dan pelaksanaan proses belajar yang berpusat pada murid","Ceritakan Apa yang sudah Singkat dilakukan oleh sekolah Kegiatan terkait dengan Perencanaan Perencanaan Pembelajaran pembelajaran: berbasis sekolah dan berbasisi kelas?","KS mengembangkan sistem 1 kebijakan dan praktik belajar pada: Kepala Sekolah []Level Sekolah: Struktur Kur memimpin (Intra dan Projek Profil), Ekskul, perencanaan dan Pembiasaan, Program Inklusif*), pelaksanaan proses Kaldik [] level kelas: CP\uf0e8 ATP\uf0e8 MA belajar yang berpusat pada Melibatkan: (1) Guru, (2) TU, (3) Murid, (4) Komite Sekolah. murid","2 Kepala Sekolah Memimpin Refleksi dan Perbaikan Kualitas proses belajar yang berpusat pada murid.","Ceritakan Apa yang sudah Singkat dilakukan oleh sekolah terkait Kegiatan Refleksi dengan Refleksi yang dilakuka yang dilakukan oleh Sekolah oleh Sekolah?","2 KS mengembangkan mekanisme refleksi secara Kepala Sekolah berkala yang menghasilkan memimpin refleksi inisiatif kolaboratif untuk perbaikan kualitas proses dan perbaikan belajar yang terukur. Pihak kualitas proses yang dilibatkan: 1. Guru belajar yang 2. Karyawan berpusat pada 3. Murid 4. Komite Sekolah. murid.","3 Kepala Sekolah memimpin upaya pengembangan lingkungan belajar yang berpusat pada murid","Ceritakan Apa yang sudah Singkat dilakukan oleh sekolah terkait Kegiatan Pengembangan dengan Pengembangan Lingkungan Lingkunan: Fisik Belajar dan Nonfisik?","3 Kepala sekolah mengembangkan lingkungan Kepala Sekolah belajar yang kondusif, aman, memimpin upaya dan nyaman bagi aktivitas pengembangan murid dan guru sehingga lingkungan belajar senantiasa terwujud merdeka yang berpusat pada belajar. murid Melibatkan: 1. Guru 2. Karyawan 3. Murid 4. Komite Sekolah.","4 Kepala Sekolah melibatkan orang tua\/wali murid sebagai pendamping dan sumber belajar di sekolah","Ceritakan Apa yang sudah Singkat dilakukan oleh sekolah terkait Pelibatan Orang dengan Pelibatan Tua dalam orang tua dalam Pembelajaran\/ Pembelajaran\/Pr ojek projek?","4 Kepala sekolah menyediakan kesempatan bagi orang tua\/wali murid Kepala Sekolah dan masyarakat untuk mengambil peran melibatkan orang dalam program pengembangan sekolah yang berdampak pada peningkatan tua\/wali murid kualitas belajar murid. sebagai Pihak yg dilibatkan: (1) Komite sekolah, pendamping dan (2) Orang tua siswa, (3) Tokoh sumber belajar di masyarakat, (4) Alumni, (5) Dunia usaha\/industri sekolah","5 Kepala Sekolah berpartisipasi aktif dalam jejaring dan organisasi yang relevan dengan kepemimpinan sekolah untuk mengembangkan karier","Ceritakan Apa saja karya Singkat Praktik Baik KS dan Guru yang sudah Karya Praktik baik KS dan Guru dibuat?","5 Kepala Sekolah mendorong diri sendiri dan guru dalam: Kepala Sekolah \uf071 Membuat karya dan\/atau berpartisipasi aktif dalam jejaring dan memberikan layanan yang organisasi yang relevan bermakna, dalam berbagi dengan kepemimpinan praktik baik pembelajaran; \uf071 Berperan pada kegiatan sekolah untuk jejaring dan organisasi mengembangkan karier profesi yang relevan dengan kebutuhan belajar untuk mengembangkan karier.","6 Kepala Sekolah menunjukkan kematangan spiritual, moral, dan emosi untuk berperilaku sesuai dengan kode etik.","Ceritakan Apa saja Upaya Singkat Sekolah agar warga sekolah Upaya yg dilakukan oleh Sekokah agar berperilaku sesuai warga sekolah kode etik sekolah? berperilaku sesuai kode etik Sekolah","6 Bentuk kegiatan: 1. Membangun Kode Kepala Sekolah Etik Sekolah; menunjukkan kematangan 2. Keteladanan; spiritual, moral, dan emosi untuk 3. Pembinaan; berperilaku sesuai 4. Pembiasaan. dengan kode etik.","7 Berbagi Praktik Baik ke Sekolah Lain","Ceritakan Apa saja bentuk Singkat praktik baik yang Bentuk Berbagi Praktik dilaksanakan Baik KS\/Guru kepada untuk berbagi sekolah Lain kepada sekolah laian?","7 Kepala sekolah Kepala sekolah menyebarluaskan mengem- pengetahuan dan bangkan praktik baik ke satuan komunitas pendidikan lain. praktisi","Terima Kasih","","Capaian IKM","\u25e6 Opsi 1 Membuat penyesuaian kecil terhadap contoh dokumen kurikulum \u25e6 operasional satuan pendidikan yang disediakan oleh Kemendikbudristek. [1] Opsi 2 Perancangan \u25e6 Mengembangkan kurikulum operasional satuan pendidikan berdasarkan contoh dokumen kurikulum satuan pendidikan yang disediakan oleh KOSP Kemendikbudristek dengan cara memodifikasi bagian pengorganisasian dan perencanaan pembelajaran sesuai kondisi satuan pendidikan, tanpa \u25e6 didasarkan pada refleksi terhadap hasil analisis karakteristik satuan pendidikannya Opsi 3 79 Mengembangkan kurikulum satuan pendidikan berdasarkan contoh dari Kemendikbudristek dengan cara memodifikasi pengorganisasian dan perencanaan pembelajaran berdasarkan analisis dan refleksi terhadap kondisi, sarana, prasarana dan tenaga pendidik serta kependidikan di satuan pendidikan dengan melibatkan melibatkan perwakilan siswa, orangtua, atau masyarakat\\\" Opsi 4 Mengembangkan kurikulum satuan pendidikan yang kontekstual dan sesuai aspirasi warga satuan pendidikan serta hasil analisis dan refleksi diri satuan pendidikan. menstrukturkan pembelajaran sesuai visi-misi dan konteks satuan pendidikan, dengan melibatkan perwakilan peserta didik,","\u25e6 \u25e6 Opsi 1 Menggunakan contoh \u201calur tujuan pembelajaran\u201d yang disediakan oleh Kemendikbudristek \u25e6 Opsi 2 Melakukan penyesuaian terhadap alur tujuan pembelajaran yang disediakan oleh Kemendikbudristek berdasarkan kebutuhan peserta didik [2] \u25e6 Opsi 3 Melakukan perombakan terhadap alur tujuan pembelajaran yang Perancangan disediakan oleh Kemendikbudristek berdasarkan berdasarkan kebutuhan peserta didik ATP \u25e6 Opsi 4 Mengembangkan \u201calur tujuan pembelajaran\u201d secara mandiri dengan merujuk pada Capaian Pembelajaran. Koordinator kurikulum di satuan pendidikan memimpin proses perancangan, memonitor implementasi, dan memimpin proses pengembangan dan evaluasi alur tujuan pembelajaran sehingga pengembangan alur tujuan pembelajaran menjadi bagian dari sistem perencanaan dan evaluasi kurikulum satuan pendidikan 80","\u25e6 \u25e6 Opsi 1 Menggunakan contoh perencanaan pembelajaran dan asesmen yang disediakan oleh Kemendikbudristek \u25e6 Opsi 2 Melakukan penyesuaian terhadap contoh perencanaan [3] pembelajaran dan asesmen yang disediakan oleh Kemendikbudristek berdasarkan kebutuhan peserta Perencanaan didik \u25e6 Opsi 3 Pembelajaran Melakukan perombakan terhadap contoh perencanaan dan Asesmen pembelajaran dan asesmen yang disediakan oleh Kemendikbudristek berdasarkan kebutuhan peserta didik \u25e6 Opsi 4 Melakukan pengembangan perencanaan pembelajaran dan asesmen berdasarkan kebutuhan peserta didik 81","\u25e6 Opsi 1 Menggunakan buku teks dan modul ajar sebagai sumber utama \u25e6 pengajaran \u25e6 Opsi 2 Guru dapat memilih materi dari buku teks dan modul ajar, serta bahan [4] ajar lainnya supaya sesuai konteks lokal dan kebutuhan peserta didik Penggunaan dan\u25e6 Opsi 3 Pengembangan >>Guru dapat mengkombinasikan berbagai perangkat ajar menyesuaikan dengan konteks lokal dan kebutuhan peserta didik. \u25e6 >>Guru dapat memodifikasi beberapa bagian dari modul ajar yang Perangkat Ajar \u25e6 disediakan Kemendikbudristek untuk salah satu atau sebagian materi pelajaran. \u25e6 Opsi 4 \u25e6 >>Guru dapat mengkombinasikan berbagai perangkat ajar menyesuaikan dengan konteks lokal dan kebutuhan peserta didik. >> Guru dapat mengembangkan modul ajar untuk salah satu atau sebagian materi pelajaran, serta berbagi modul ajar yang dibuatnya kepada guru lain. >>Satuan pendidikan menyelenggarakan sesi pengembangan modul ajar 82 secara kolaboratif.","\u25e6 Opsi 1 Menggunakan modul projek yang disediakan oleh Kemendikbudristek tanpa penyesuaian atau dengan penyesuaian yang sangat sedikit \u25e6 Opsi 2 [5] Membuat penyesuaian terhadap modul projek yang disediakan oleh Kemendikbudristek sesuai konteks lokal Perencanaan dan kebutuhan peserta didik Projek Penguatan \u25e6 Opsi 3 Membuat penyesuaian terhadap modul projek yang Profil Pelajar disediakan oleh Kemendikbudristek sesuai konteks lokal, Pancasila kebutuhan, serta minat peserta didik dengan melibatkan pendapat dan ide-ide peserta didik \u25e6 Opsi 4 Mengembangkan ide dan modul projek sesuai konteks lokal, kebutuhan, serta minat peserta didik dengan melibatkan pendapat dan ide-ide peserta didik 83","Maksimal 500 karakter Deskripsi Singkat 84","\u25e6 \u25e6 Opsi 1 \u25e6 >>Menerapkan projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan jumlah yang lebih sedikit atau lebih banyak dari yang dianjurkan Kemendikbudristek. \u25e6 >>Projek berorientasi pada menghasilkan artifak (produk seperti makanan, minuman), belum menitikeratkan pada pemahaman tentang konsep dan\/atau penyelesaian masalah (problem solving) [1] \u25e6 Opsi 2 \u25e6 >>Menerapkan projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan jumlah yang lebih sedikit atau lebih banyak dari yang dianjurkan Kemendikbudristek Implementasi \u25e6 >>Projek diawali dengan identifikasi masalah yang dipandu atau diarahkan lebih banyak oleh guru sehingga kegiatan projek mulai berorientasi pada pemahaman tentang konsep dan\/atau Projek penyelesaian masalah (problem solving) sesuai tema \u25e6 Opsi 3 Penguatan \u25e6 >>Menerapkan projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan jumlah yang lebih sedikit atau lebih banyak dari yang dianjurkan Kemendikbudristek Profil Pelajar \u25e6 >>Projek diawali dengan identifikasi masalah yang difasilitasi oleh guru sehingga kegiatan Pancasila projek mulai berorientasi pada pemahaman tentang konsep dan\/atau penyelesaian masalah (problem solving) sesuai tema \u25e6 Opsi 4 \u25e6 >>Menerapkan projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan jumlah yang lebih sedikit atau lebih banyak dari yang dianjurkan Kemendikbudristek \u25e6 >>Projek diawali dengan identifikasi masalah yang lebih banyak dilakukan berdasarkan inisiatif siswa dan difasilitasi guru dan\/atau mitra komunitas yang terlibat sebagai fasilitator atau narasumber sehingga kegiatan projek berorientasi pada pemahaman tentang konsep dan\/atau penyelesaian masalah (problem solving) sesuai tema 85","\u25e6 \u25e6 Opsi 1 [2] \u25e6 Guru menggunakan metode pengajaran yang bervariasi namun masih didominasi oleh peran seperti instruktur yang mengarahkan kegiatan peserta didik sepanjang proses pembelajaran Penerapan \u25e6 Opsi 2 Guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada pembelajaran \u25e6 peserta didik, serta metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran Opsi 3 yang \u25e6 >>Guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik, serta sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan peserta didik berpusat \u25e6 >>Peran sebagai fasilitator lebih dominan, ditunjukkan dengan dengan memberikan lebih banyak kesempatan untuk siswa belajar mandiri, pada peserta \u25e6 bertanggung jawab atas proses belajar mereka didik \u25e6 Opsi 4 \u25e6 >>Guru membedakan metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, capaian\/performa, dan minat siswa. >>Guru lebih terampil berperan sebagai fasilitator dengan memberikan lebih banyak kesempatan untuk peserta didik belajar mandiri dan bertanggung jawab atas proses belajar mereka 86","\u25e6 Opsi 1 \u25e6 \u25e6 >>Guru melakukan asesmen pada awal pembelajaran namun tidak digunakan untuk merancang pembelajaran ataupun untuk mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan perhatian lebih. \u25e6 >>Guru mulai melakukan asesmen beberapa kali (tidak hanya saat mendekati masa \u25e6 pelaporan\/rapor) namun asesmen dilakukan hanya untuk memberikan nilai kepada siswa dan \u25e6 belum digunakan untuk merancang pembelajaran [3] >>Guru hanya menggunakan asesmen yang disediakan dalam buku teks dan\/atau modul ajar Keterpaduan \u25e6 Opsi 2 \u25e6 Guru melakukan asesmen formatif pada awal pembelajaran dan hasilnya digunakan untuk mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan perhatian lebih Ketika merancang asesmen, penilaian dalam guru mulai memperhatikan kesesuaian antara asesmen dengan tujuan pembelajaran. \u25e6 pembelajaran Opsi 3 \u25e6 >>Guru melakukan asesmen formatif pada awal pembelajaran dan hasilnya digunakan untuk \u25e6 merancang pembelajaran berikutnya yang sesuai dengan capaian mayoritas peserta didik di kelasnya (belum merupakan rencana pembelajaran terdiferensiasi). \u25e6 87 \u25e6 >>Guru melakukan asesmen untuk mendapatkan umpan balik tentang kebutuhan belajar peserta didik dan menentukan tindak lanjutnya Opsi 4 >>Guru melakukan asesmen formatif pada awal pembelajaran dan hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran terdiferensiasi sesuai dengan tahap capaian peserta didik (teaching at the right level). >>Guru mampu melakukan penyesuaian pembelajaran sepanjang proses pembelajaran agar semua peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. >>Satuan pendidikan mengembangkan kebijakan yang mendorong guru untuk menggunakan hasil asesmen dalam merancang kurikulum dan pembelajaran.","\u25e6 Opsi 1 Berdasarkan asesmen formatif di awal pembelajaran, guru mengajar seluruh \u25e6 siswa di kelasnya sesuai dengan fase Capaian Pembelajaran mayoritas siswa di kelasnya. [4] Opsi 2 Pembelajaran Berdasarkan asesmen formatif di awal pembelajaran, guru mengajar seluruh sesuai tahap \u25e6 siswa di kelasnya sesuai dengan fase capaian belajar mayoritas siswa di belajar peserta \u25e6 kelasnya dan dengan memberikan perhatian khusus terhadap sebagian siswa didik (pendidikan yang membutuhkan perlakuan (materi dan\/atau metode belajar) yang berbeda. \u25e6 Opsi 3 dasar dan menengah) \u25e6 >>Berdasarkan asesmen formatif di awal pembelajaran, siswa di kelas yang sama dibagi menjadi dua kelompok menurut capaian belajar mereka. Dengan \u25e6 demikian, setiap siswa dapat belajar sesuai dengan capaian belajarnya. \u25e6 >>Sekolah menyelenggarakan program pelajaran tambahan untuk siswa yang belum siap untuk belajar sesuai dengan kelasnya. Opsi 4 >>Berdasarkan asesmen formatif di awal pembelajaran, siswa di kelas yang sama dibagi menjadi dua kelompok menurut capaian belajar mereka. Dengan demikian, setiap siswa dapat belajar sesuai dengan capaian belajarnya. >>Sekolah menyelenggarakan berbagai program seperti pelajaran tambahan untuk siswa yang belum siap untuk belajar sesuai dengan kelasnya dan untuk 88","\u25e6 Opsi 1 \u25e6 Guru belum berkolaborasi untuk keperluan pembelajaran intrakurikuler, namun sudah berkolaborasi untuk keperluan projek penguatan profil pelajar Pancasila. \u25e6 Opsi 2 [5] Guru berkolaborasi dalam proses perencanaan pembelajaran di awal atau akhir semester, misalnya diskusi tentang kemajuan belajar peserta didik di akhir semester, berbagi praktik Kolaborasi antar \u25e6 baik, berbagi info tentang perangkat ajar, dsb., dan berkolaborasi untuk keperluan projek guru untuk penguatan profil pelajar Pancasila. keperluan Opsi 3 kurikulum dan \u25e6 Guru berkolaborasi dalam perencanaan pembelajaran di awal semester (perencanaan) dan pembelajar \u25e6 dalam proses pembelajaran sepanjang semester, misalnya melalui diskusi tentang kemajuan belajar peserta didik, berbagi praktik baik, berbagi info tentang perangkat ajar, \u25e6 dsb., dan berkolaborasi untuk keperluan projek penguatan profil pelajar Pancasila serta terlibat dalam evaluasi kurikulum di satuan pendidikan. Opsi 4 >>Guru berkolaborasi untuk perencanaan pembelajaran di awal semester dan dalam proses pembelajaran sepanjang semester, misalnya melalui diskusi tentang kemajuan belajar peserta didik, berbagi praktik baik, berbagi info tentang perangkat ajar, dsb., untuk keperluan projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan terlibat dalam pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan. >>Satuan pendidikan memiliki kebijakan dan mekanisme yang mendorong kolaborasi guru untuk kegiatan belajar intrakurikuler dan juga projek, misalnya melalui observasi kelas, kegiatan refleksi pembelajaran, kegiatan berbagi praktik baik, dsb. 89","\u25e6 Opsi 1 \u25e6 \u25e6 >>Guru melalui satuan pendidikan memberikan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik kepada orangtua\/wali pada saat penerimaan rapor dan saat peserta didik mengalami masalah belajar \u25e6 >>Komunikasi cenderung satu arah, dari pihak satuan pendidikan\/ guru kepada orang tua\/wali, misalnya guru \u25e6 memberikan saran kepada orangtua\/wali tentang apa yang sebaiknya dilakukan untuk mendukung proses belajar peserta didik [6] \u25e6 \u25e6 Opsi 2 Kolaborasi dengan >>Guru berkoordinasi dengan guru lain melalui satuan pendidikan memberikan informasi tentang kemajuan belajar \u25e6 peserta didik kepada orangtua\/wali pada saat penerimaan rapor dan secara berkala dalam proses belajar. orang tua\/keluarga >>Komunikasi cenderung satu arah, dari pihak satuan pendidikan\/ guru kepada orang tua\/wali, misalnya guru memberikan saran kepada orangtua\/wali tentang apa yang sebaiknya dilakukan untuk mendukung proses belajar peserta dalam \u25e6 didik pembelajaran \u25e6 Opsi 3 >>Guru berkoordinasi dengan guru lain melalui satuan pendidikan memberikan informasi tentang kemajuan belajar \u25e6 peserta didik kepada orangtua\/wali pada saat penerimaan rapor dan secara berkala dalam proses belajar. \u25e6 >>Komunikasi cenderung dialog dua arah, di mana pihak satuan pendidikan\/guru dan orang tua\/ wali, mencari ide dan kesepakatan tentang apa yang sebaiknya dilakukan bersama untuk mendukung proses belajar peserta didik \u25e6 Opsi 4 >>Guru berkomunikasi dengan guru lain melalui satuan pendidikan memberikan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik kepada orangtua\/wali pada saat penerimaan rapor dan secara berkala dalam proses belajar. >>Ada saluran komunikasi yang berkala untuk orang tua memberikan umpan balik terhadap kurikulum dan pembelajaran. >>Orang tua berkesempatan untuk terlibat dalam pembelajaran, misalnya menjadi narasumber dalam intrakurikuler dan\/atau dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila. >>Komunikasi melibatkan tiga pihak, yaitu guru-siswa-orang tua untuk mendiskusikan tahapan belajar dan tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk mendukung proses belajar siswa 90","\u25e6 Opsi 1 Satuan pendidikan sudah merancang pelibatan masyarakat\/ komunitas\/industri dalam proses pembelajaran intrakurikuler maupun projek penguatan profil pelajar Pancasila, namun belum terlaksana. \u25e6 Opsi 2 [7] Satuan pendidikan melibatkan masyarakat\/ komunitas\/industri hanya untuk mendukung kegiatan yang tidak berkelanjutan atau kegiatan yang Kolaborasi tidak berkaitan dengan pembelajaran intrakurikuler maupun projek penguatan profil pelajar Pancasila. dengan \u25e6 Opsi 3 masyarakat\/ Satuan pendidikan melibatkan masyarakat\/ komunitas\/industri untuk mendukung pembelajaran intrakurikuler atau projek penguatan profil komunitas\/ pelajar, untuk kegiatan yang lebih panjang jangka waktunya industri \u25e6 Opsi 4 \u25e6 >>Satuan pendidikan melibatkan masyarakat\/ komunitas\/industri secara berkelanjutan untuk mendukung pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila \u25e6 >>Komunitas\/industri yang dilibatkan lebih beragam sesuai tujuan 91 pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila.","\u25e6 Opsi 1 Refleksi dan evaluasi implementasi kurikulum dan pembelajaran cenderung satu arah dari \u25e6 pimpinan satuan pendidikan, dan belum berbasis data. \u25e6 Opsi 2 [8] \u25e6 \u25e6 >>Refleksi dan evaluasi implementasi kurikulum dan pembelajaran dilakukan pembelajaran dilakukan sebagian guru Refleksi, evaluasi \u25e6 >>Refleksi dan evaluasi tersebut belum berbasis data, melainkan penilaian masing-masing guru dan peningkatan berdasarkan pengalaman pribadi dan\/atau pandangan rekan sejawat. kualitas \u25e6 >>Sebagian guru menyesuaikan perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dan implementasi \u25e6 evaluasi tersebut kurikulum Opsi 3 >>Refleksi dan evaluasi implementasi kurikulum dan pembelajaran dilakukan sebagian guru. Hasil \u25e6 refleksi (pengalaman dan persepsi guru serta rekan sejawat) dilengkapi dengan data hasil belajar peserta didik, serta masukan orangtua\/ wali. Rapor Pendidikan juga mulai digunakan data untuk \u25e6 refleksi dan evaluasi. >>Sebagian guru menyesuaikan perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi tersebut. Opsi 4 >>Refleksi dan evaluasi implementasi kurikulum dan pembelajaran dilakukan mayoritas atau semua guru. Hasil refleksi (pengalaman dan persepsi guru) dilengkapi dengan data Rapor Pendidikan >>Guru-guru dalam tim kecil (berdasarkan kelompok mata pelajaran dalam satu fase, guru kelas dalam satu fase, dan\/ atau berbagai mata pelajaran dalam satu fase\/ level) berdiskusi dan berkolaborasi untuk melakukan perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi. >>Satuan pendidikan telah memiliki kebijakan mengenai refleksi dan evaluasi kurikulum (contohnya melalui komunitas belajar, pertemuan rutin guru, kebijakan tentang penulisan rapor 92","Maksimal 500 karakter Deskripsi Singkat 93","\u25e6 Opsi 1 Kepala sekolah memahami bahwa penting untuk mengembangkan kelas sebagai sistem sosial yang mewujudkan merdeka belajar. \u25e6 Opsi 2 [1] \u25e6 Kepala sekolah mengajak guru untuk mengembangkan kelas sebagai sistem sosial yang mewujudkan merdeka belajar. Kepala Sekolah \u25e6 Opsi 3 Kepala sekolah melibatkan seluruh warga sekolah untuk berpartisipasi memimpin dalam mewujudkan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi aktivitas murid dan guru sehingga senantiasa terwujud merdeka belajar. perencanaan dan \u25e6 Opsi 4 Kepala sekolah memastikan dan membangun komunikasi serta interaksi pelaksanaan persuasif seluruh warga sekolah dalam berpartisipasi mewujudkan proses belajar lingkungan sekolah yang kondusif, aman, dan nyaman bagi aktivitas murid dan guru sehingga senantiasa terwujud merdeka belajar. yang berpusat \u25e6 Opsi 5 pada murid Kepala sekolah mengembangkan sistem yang memastikan masukan dan aspirasi murid sebagai pertimbangan dalam penyusunan kebijakan dan praktik belajar pada level kelas dan sekolah dengan dukungan dari warga sekolah yang lain untuk mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif, aman, dan nyaman bagi aktivitas murid dan guru sehingga sehingga senantiasa terwujud merdeka belajar. 94","\u25e6 Opsi 1 Kepala sekolah memimpin pertemuan refleksi yang melibatkan guru namun belum secara berkala. [2] \u25e6 Opsi 2 Kepala sekolah memimpin pertemuan refleksi secara berkala yang Kepala Sekolah melibatkan semua guru untuk perbaikan kualitas proses belajar. memimpin \u25e6 Opsi 3 Kepala sekolah memimpin pertemuan refleksi secara berkala yang refleksi dan melibatkan semua guru berdasarkan analisis data yang menghasilkan inisiatif untuk perbaikan kualitas proses belajar yang perbaikan terukur. kualitas proses \u25e6 Opsi 4 Kepala sekolah memimpin pertemuan refleksi secara berkala yang melibatkan semua guru berdasarkan analisis data yang belajar yang menghasilkan inisiatif kolaboratif untuk perbaikan kualitas proses berpusat pada belajar yang terukur. murid. \u25e6 Opsi 5 Kepala sekolah mengembangkan mekanisme refleksi secara berkala yang melibatkan semua guru berdasarkan analisis data yang menghasilkan inisiatif kolaboratif untuk perbaikan kualitas proses belajar yang terukur. 95","\u25e6 Opsi 1 Kepala sekolah memahami bahwa penting untuk mengembangkan kelas sebagai sistem sosial yang mewujudkan merdeka belajar. [3] \u25e6 Opsi 2 Kepala sekolah mengajak guru untuk mengembangkan kelas sebagai sistem sosial yang mewujudkan merdeka belajar. Kepala Sekolah \u25e6 Opsi 3 Kepala sekolah melibatkan seluruh warga sekolah untuk berpartisipasi memimpin upaya dalam mewujudkan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi aktivitas murid dan guru sehingga senantiasa terwujud merdeka belajar. pengembangan \u25e6 Opsi 4 Kepala sekolah memastikan dan membangun komunikasi serta interaksi lingkungan persuasif seluruh warga sekolah dalam berpartisipasi mewujudkan belajar yang lingkungan sekolah yang kondusif, aman,dan nyaman bagi aktivitas murid dan guru sehingga senantiasa terwujud merdeka belajar. berpusat pada \u25e6 Opsi 5 murid Kepala sekolah mengembangkan sistem yang memastikan masukan dan aspirasi murid sebagai pertimbangan dalam penyusunan kebijakan dan praktik belajar pada level kelas dan sekolah dengan dukungan dari warga sekolah yang lain untuk mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif, aman, dan nyaman bagi aktivitas murid dan guru sehingga senantiasa terwujud merdeka belajar. 96","\u25e6 Opsi 1 Kepala sekolah mulai memetakan peran orang tua\/wali murid dan masyarakat dalam pengembangan sekolah. [4] \u25e6 Opsi 2 Kepala sekolah mengomunikasikan dan meminta masukan dari orang Kepala Sekolah tua\/wali murid dan masyarakat terkait dampak hasil pengembangan melibatkan sekolah pada peningkatan kualitas belajar murid. orang tua\/wali \u25e6 Opsi 3 murid sebagai Kepala sekolah mengomunikasikan dengan menggunakan berbagai pendamping dan strategi komunikasi yang mendorong keterlibatan orang tua\/wali murid sumber belajar dan masyarakat dalam pengembangan sekolah yang berdampak pada peningkatan kualitas belajar murid. di sekolah \u25e6 Opsi 4 Kepala sekolah mengomunikasilkan hasil pengembangan sekolah serta menyediakan kesempatan bagi orang tua\/wali murid dan masyarakat untuk mengambil peran dalam program pengembangan sekolah yang berdampak pada peningkatan kualitas belajar murid. \u25e6 Opsi 5 Kepala sekolah membangun mekanisme yang memfasilitasi komunikasi hasil pengembangan sekolah dan penyediaan kesempatan bagi orang tua\/wali murid dan masyarakat untuk mengambil peran dalam program pengembangan sekolah yang berdampak pada peningkatan kualitas belajar murid. 97","\u25e6 Opsi 1 Kepala sekolah memahami bahwa penting mengikuti kegiatan jejaring dan organisasi profesi untuk mengembangkan karier. [5] \u25e6 Opsi 2 Kepala sekolah mengikuti kegiatan jejaring dan organisasi profesi Kepala Sekolah untuk mengembangkan karier berpartisipasi aktif dalam jejaring dan \u25e6 Opsi 3 Kepala sekolah secara aktif kegiatan jejaring dan organisasi profesi organisasi yang untuk mengeksplorasi beragam pengalaman belajar yang relevan relevan dengan dengan kebutuhan belajar untuk mengembangkan karier kepemimpinan sekolah untuk \u25e6 Opsi 4 mengembangkan \u25e6 Kepala sekolah membuat karya dan\/atau memberikan layanan karier yang bermakna, berbagi praktik baik pembelajaran, dan mengambil beragam peran pada kegiatan jejaring dan organisasi profesi yang relevan dengan kebutuhan belajar untuk mengembangkan karier \u25e6 Opsi 5 Kepala sekolah guru lain dalam membuat karya dan\/atau memberikan layanan yang bermakna, dalam berbagi praktik baik pembelajaran, dan dalam mengambil beragam peran pada kegiatan jejaring dan organisasi profesi yang relevan dengan 98","Kepala sekolah memahami pentingnya pengelolaan emosi, menggunakan prinsip moral, dan menunjukkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa dalam berperilaku kerja yang mengacu pada kode etik. [6] \u25e6 Opsi 2 Kepala sekolah mengelola emosi, menggunakan prinsip moral, dan Kepala Sekolah menunjukkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa untuk berperilaku menunjukkan \u25e6 kerja yang mengacu pada kode etik. kematangan spiritual, moral, Opsi 3 Kepala sekolah mengelola emosi, menggunakan prinsip moral, dan \u25e6 menunjukkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa untuk mengembangkan perilaku kerja dan pembelajaran yang mengacu pada kode dan emosi untuk etik. berperilaku Opsi 4 sesuai dengan Kepala sekolah mengelola emosi, menggunakan prinsip moral, dan \u25e6 menunjukkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa untuk kode etik. mengembangkan perilaku kerja dan pembelajaran yang mengacu pada kode etik, serta mengantisipasi pelanggaran kode etik dan menghindari konflik kepentingan. Opsi 5 99 Kepala sekolah membantu kepemimpinan sekolah yang lain dalam mengelola emosi, menggunakan prinsip moral, dan menunjukkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa untuk mengembangkan perilaku kerja dan pembelajaran yang mengacu pada kode etik serta mengantisipasi terjadinya","\u25e6 Opsi 1 Kepala sekolah belum memulai komunitas praktisi di dalam satuan pendidikan [7] \u25e6 Opsi 2 Kepala sekolah memulai komunitas praktisi di Kepala dalam satuan pendidikan dengan sekolah memperkenalkan dan membentuk komunitas mengem- praktisi bangkan komunitas \u25e6 Opsi 3 praktisi Kepala sekolah menjadikan komunitas praktisi sebagai agenda rutin di satuan pendidikan \u25e6 Opsi 4 100 Kepala sekolah mulai bergerak menyebarluaskan pengetahuan dan praktik baik ke satuan pendidikan lain"]
Search