OGY SI SENIMAN SANTAI Ludwig Osaze Rehema Dwandra Pada 5 Juni 2005 di Rumah Sakit Mitra Keluarga bekasi Barat, lahir seorang bayi dengan kondisi tubuh yang unik. Sebagai seorang bayi, ia sudah memiliki rambut yang panjang. Nama bayi itu adalah Guido Ogilvy Dwandra atau biasa dipanggil Ogy. Bayi itu sudah tumbuh dewasa dan akan segera kuliah sekarang. Ia merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Hal ini berarti ia memiliki banyak sekali tanggung jawab yang diberatkan padanya sebagai kakak tertua. Ia adalah orang yang selalu tertarik dan berbakat dalam bidang seni. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan sifat altruis dan keramahan nya. Karya seni yang diciptakan juga menggambarkan kehidupannya. Karya-karya tersebut akan terkenang selamanya dalam keluarga. Perjalanan hidupnya dapat dikatakan tidak selalu mulus. Banyak sekali hambatan yang ia temui sepanjang perjalanan hidupnya. Dimulai sejak ia berumur 1 tahun, ia merupakan orang yang dapat dikatakan pendiam. Ia bahkan tidak pernah berbicara sepatah katapun kecuali dipaksa melakukan nya. Karena kondisinya yang dapat dikatakan “spesial”, ia akhirnya mengikuti terapi. Semenjak terapi dijalankan, ia menjadi anak yang lebih ekspresif dan menjadi “cerewet”. Setelah terapi selesai, perjalanan nya dimulai di KB kemudian TK. Ia bersekolah di KB dan TK Cita Bangsa. Disana, ia menjadi seorang anak yang aktif dan ceria. Ogy sudah menunjukkan ketertarikan dalam bidang seni. Ia merupakan orang yang menyukai dunia musik dan seni menggambar. Ia menyukai aliran musik yang berbeda dari biasanya, dimana sejak kecil ia sudah menyukai musik rock yang biasanya didengarkan oleh remaja. Ogy merupakan orang yang selalu tenang dan santai dalam hidupnya. Sejak kecil ia selalu hidup dalam keadaan yang santai dan tidak suka melakukan hal yang terkesan “buru-buru”. Ia akhirnya lulus TK dan beranjak SD. Ia bersekolah dasar di Global Prestasi School. Di sekolah itu, ia mengalami banyak sekali pengalaman baru. Misalnya, cara berteman dengan lebih baik. Ia sempat memiliki banyak teman dekat yang masih sering berhubungan dengannya hingga saat ini. Ia juga menjadi lebih ceria dan terbuka terhadap teman-teman nya dan mulai banyak berbicara. Tidak seperti saat TK ketika ia masih tergolong pendiam. Saat masa SD, rasa cintanya akan seni juga semakin bertumbuh. Ia mulai membeli gitar pertama nya pada saat kelas 6. Saat itu ia mulai tergila-gila dengan musik terutama rock. Ia mulai mendengarkan band-band seperti Bon Jovi dan Avenged Sevenfold. Kedua band tersebut membuatnya semakin cinta terhadap dunia musik.
Selain itu, ia juga semakin cinta dengan dunia menggambar. Ia menciptakan banyak sekali gambaran yang unik dengan ciei khasnya sendiri. Mulai memasuki SMP, Ogy semakin tergila-gila dengan dunia musik. Ia diterima dan masuk di SMP Santo Vincentius. Mungkin masa SMP ini adalah masa paling penting dalam hidupnya. Dimana, ia merasakan apa itu seni yang sesungguhnya. Ia mulai bermain dalam band saat kelas 8. Awalnya ia mencoba untuk bermain gitar dan bernyanyi. Namun, ia merasa bahwa ia tidak cocok untuk bermain gitar sambil bernyanyi. Akhirnya, ia memutuskan untuk bermain bass dan ia sangat menikmati permainan bass. Akhirnya memutuskan untuk fokus bermain bass. Ia membeli bass pertama nya dengan uang nya sendiri. Ia membeli bass bermerek cort yang sampai saat ini masih ia gunakan dan ia simpan. Masa SMP juga memberinya pengalaman baru dalam berorganisasi. Dimana, ia sering sekali menjadi panitia di SMP nya. Beberapa panitia yang ia ikuti, adalah panitia VANCE 2.0, VANCE 3.0, dan panitia pelepasan. Kemampuan berorganisasi nya sangat meningkat. Akhirnya ia lulus dari SMP dengan nilai yang memuaskan dan akhirnya diterima di SMA Kolese Gonzaga. Memasuki SMA, banyak perubahan yang dialami oleh dirinya. Nilai-nilai 4CHS membuat hidupnya menjadi lebih baik. Ia menjadi lebih perhatian dan suka membantu orang lain. Pada masa SMA ini, banyak hal yang terjadi dalam kehidupan seni nya. Misalnya, ia mulai melukis dan membuat lagu. Sehingga, pada masa SMA, ia dapat dikatakan mencapai puncak hidupnya dalam seni. Pada masa SMA ini, juga membulatkan tekad nya untuk berkarir di bidang seni. Ia akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang desainer grafis. Pesan moral : Selalu santai dalam menghadapi berbagai masalah dan pilihan.
OBSESINYA LUMBAN SILINTONG DENGAN PENDIDIKAN Magda Aleika Uli Siahaan Dr. Lintong Oloan Siahaan, S.H., M.H. lahir tanggal 6 Juni 1942, di Porsea, Tapanuli, Sumatera Utara. Ia adalah anak ke 5 dari 9 bersaudara. Dari kecil, semangat bersosialisasi, bekerja keras, dan jiwa kepemimpinan sudah ia miliki. Karena itu ayahnya selalu berkata “Lintong, kau akan menjadi Profesor Doktor, Mester in de Rechten, kau akan mengelilingi penjuru dunia, itulah alasanku memberimu nama Lintong, supaya kemanapun kamu pergi, akan selalu ingat kampung halamanmu di Lumban Silintong”. Semakin dewasa, Lumban Silintong ini makin serius dalam pendidikannya. Waktu luang tidak ada yang ia sia-siakan, ia juga menjadi asisten dosen dan menjalani kegiatan ke-mahasiswa-an lainnya pada masa perkuliahan di Universitas Indonesia, sampai berhasil meraih gelar Sarjana Hukum. Di luar pelajaran, ia juga rajin mengembangkan bakat berenangnya dengan mengikuti pelatihan Perenang Nasional Indonesia. Ia sangat memperjuangkan impiannya. Ia menikah pada tanggal 16 Oktober 1970. Lintong Oloan mengawali karir sebagai hakim di Pengadilan Negeri Palu, Sulawesi Tengah, tahun 1969, Kepala Dinas Kasasi Pidana, di Mahkamah Agung RI, tahun 1971, Panitera Pengganti Luar Biasa, di Mahkamah Agung RI, tahun 1972, Hakim di Pengadilan Negeri Sukabumi, tahun 1974, Hakim di Pengadilan Negeri Bogor, tahun 1979, Hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, tahun 1983, Ketua Pengadilan Negeri Kisaran, tahun 1989, Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan, tahun 1991, Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung, tahun 1994, Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta, tahun 1996, Hakim Tinggi PTTUN Jakarta, diperbantukan sebagai Staf Ahli Puslitbang MA.RI, tahun 1998, Hakim Tinggi PTTUN Surabaya, tahun 2001, Hakim Tinggi PTUN, dipekerjakan kembali sebagai Stat Ahli Puslitbang MA RI, tahun 2002, Wakil Ketua PTUN Medan, tahun 2005, Ketua PTUN Medan, tahun 2006 hingga pensiun. Dari pekerjaannya, ia dan keluarga pun harus berpindah pindah kota. sayangnya, antara karir dan pelayanan sempat menurunkan semangatnya. Disaat dalam jabatan sebagai Ketua Pengadilan Tata Usaha Medan, ia menghadapi kasus pelik HKBP. banyak ancaman
yang datang hingga rumah dinas di Medan dilempari dengan batu dan daging busuk dari jalanan. Bahkan telepon rumah di Jakarta pun disadap oleh petugas keamanan. Tapi dibalik tantangan tersebut, ada juga suka cita yang dialami. Ia terpilih untuk memulai Peradilan Tata Usaha Negara. Sebagai calon hakim PTUN, ia dan rekan-rekan yang terpilih lainnya dikirim ke Paris, France untuk mendalami studi tentang PTUN. ia ke luar negeri untuk studi selama 1,5 tahun meninggalkan istri dan anak di Jakarta. Istrinya kadang menyusul keluar negeri sekalian jalan jalan. Mereka jalan jalan sebagai turis juga sambil tugas di sekeliling Eropa; France, Switzerland, Belgie, Holland, Venezia, Germany, Italy, Spain & England, UK. Studi ini membawa sukses luar biasa bagi karirnya semenjak kembali ke tanah air. Perjuangannya pun tidak sia-sia. Cita-citanya kini sudah tercapai. Ia berhasil meraih gelar Master Hukum pada tahun 2001, lalu meraih gelar Doktor pada tahun 2004. Karena obsesinya dalam bidang pendidikan, ia pun mencapai jabatan puncak sebagai Ketua Pengadilan Tinggi TUN Medan & se-Sumatera Utara, pada tahun 2004 sampai 2007. karir yang dia jalani selama ini membawanya ke berbagai gathering event, pelatihan dan pembicara di dalam negeri & manca negara; Italy (Rome), Spain (Madrid), Germany (Frankfurt), India (New Delhi), Philippines, Thailand (Bangkok), China (Beijing), Vietnam, Australia (Sydney, Melbourne, Canberra & Perth) & USA (South Carolina). Sepanjang karirnya, ia selalu mencari ilmu dengan mengikuti berbagai diklat; Badan Pengurus Keuangan, Bank Indonesia, Badan Pertanahan Nasional & Pendidikan Advokat, dan sebagai pengajar di universitas-universitas dalam kota dimana ia ditugaskan. Semenjak masa pensiun ia menjadi dosen tetap di beberapa universitas seperti; Universitas Indonesia, Universitas Pelita Harapan, Universitas Atma Jaya, Universitas Kristen Indonesia. Selain itu ia juga sering mendapat undangan-undangan seminar & pembicara. Menjadi saksi ahli di berbagai pengadilan adalah salah satu profesinya saat ini.
KEGIGIHAN SEORANG IBU Marcio Ezekiel Tanzil Grace Juli, lahir di RS St. Carolus, Jakarta Pusat, Jakarta pada tanggal 7 Juli 1975 adalah seorang wiraswasta dan ibu atau wakil keluarga. Beliau adalah orang beragama Kristen. Dilahirkan dan dibesarkan oleh Ibu Liza Wardhana dan Bapak Oscar Wirawan. Beliau mempunyai hobi mendengarkan music. Grace Juli sekarang berumur 46 tahun dan mempunyai keluarga terdiri dari suami dan 2 anak. Suami dari Grace Juli bernama Marco Herbetus Tanzil sekarang berumur 48 tahun dan bekerja sebagai wiraswasta. Anak pertama dari Grace Juli bernama Tristan Samuel Tanzil, sekarang berumur 17 tahun dan siswa di SMA Kolese Gonzaga kelas 12. Anak kedua dari Grace Juli bernama Marcio Ezekiel Tanzil, sekarang berumur 15 tahun dan siswa di SMA Kolese Gonzaga kelas 10. Pada masa kecilnya, beliau menempuh pendidikan dari TK – SMA di Sekolah Regina Pacis. Beliau sudah masuk ke dalam pendidikan saat umur 3 tahun. Pada masa TK, Ia lebih banyak menghabiskan waktu dirumah Bersama keluarganya. Karena pada masa kecil mempunyai lahan atau halaman yang agak luas, biasanya bermain sepeda atau lari-larian bersama kakak dan keluarganya. Setelah menempuh pendidikan di TK, beliau langsung ke SD atau Sekolah Dasar. Saat sekolah dasar beliau tidak mengikuti banyak kegiatan sekolah karena saat itu memang tidak ada kegiatan sekolah saat SD. Selain itu beliau juga belajar dengan rajin sehingga mendapatkan peringkat tertingginya, yaitu peringkat 5 besar. Rumahnya saat SD agak dekat dengan sekolahnya dan karena juga mempunyai banyak teman, rumahnya sering didatangi teman-temanya. Pada masa SMP-nya, beliau tidak belajar terlalu rajin tidak seperti di SD. Tetapi saat beliau SMP, Ia mengikuti beberapa kegiatan. Kegiatan yang diikutinya adalah OSIS Sekretaris dan Paduan Suara. Saat mengikuti Paduan Suara, Ia juga banyak juara seperti juara tingkat DKI, tingkat Nasional, dan tingkat Internasional. Selain itu, masa SMP adalah masa dimana Ia bertemu dengan teman baik-baiknya yang sampai sekarang masih ketemuan. Jadi pada masa SMP beliau mempunyai masa yang cukup menyenangkan. Setelah menempuh pendidikan SMP selama 3 tahun, Ia masuk ke pendidikan SMA. Masa SMA-nya beliau tidak mengikuti kegiatan apapun di sekolah atau luar sekolah, sedangkan lebih banyak belajar dan bermain sama teman. Masa SMA ini adalah waktu dimana beliau bertemu dan berteman dengan suaminya sekarang. Masa ini juga adalah pertama kali beliau pergi keluar negeri menaiki pesawat.
Setelah lulus dari SMA beliau langsung masuk ke pendidikan perguruan tinggi atau kuliah. Beliau kuliah di Universitas Tarumanegara dan mengambil jurusan arsitektur. Alasan beliau mengambil jurusan tersebut adalah karena senang melihat rumah yang alami atau natural. Pada masa kuliah ini beliau kehilangan ayahnya. Ayahnya meninggal karena kanker hati. Saat masa kuliah ini beliau juga sudah mulai pacaran dengan suaminya sekarang. Beliau menghabiskan S1-nya selama empat setengah tahun setelah itu lulus. Selesai lulus dari kuliah pada tahun 1998, beliau ingin menjadi pramugari. Ia ingin menjadi pramugari karena ingin mengelilingi dunia. Tetapi keinginan tersebut ditolak oleh ibunya. Walaupun dilarang oleh ibunya untuk menjadi pramugari, beliau tetap mendaftarnya secara diam-diam dan berhasil lolos dari seleksi yang ada. Akhirnya karena kegigihan beliau membujuk dan menjelaskan kepada ibunya bahwa pekerjaan ini adalah pekerjaan yang baik dan bisa menghasilkan uang cukup banyak serta saat itu Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi, ibunya pun mengizinkannya. Setelah 1 tahun beliau berhenti menjadi pramugari dan kembali ke Jakarta. Saat balik ke Jakarta beliau menjadi sales hotel. Beliau menjadi sales hotel selama 1 tahun, lalu tertarik untuk melamar pekerjaan sebagai management trainee di salah satu Departemen Store yaitu Metro. Karena tertarik beliaupun melamar pekerjaan itu dan diterima. Saat di bekerja di Metro, beliau meniti karier dari bawah. Selama bekerja di Metro, beliau naik jabatan sebanyak 3 kali. Saat bekerja di Metro, beliau menikah dengan suaminya sekarang pada tahun 2002. Pada tahun 2004, beliau melahirkan anak pertamanya dan pada tahun 2006 melahirkan anak keduanya. Beliau bekerja di Metro selama 12 tahun setelah itu keluar dan mengganti pekerjaan di perusahaan lain tetapi tetap di bidang yang sama. Sekarang beliau sedang mencoba membuka usaha sendiri. Beliau adalah sosok orang yang rajin. Setiap kali ada perkerjaan, beliau selalu mengerjakannya dengan serius dan tidak menunda-nunda. Beliau juga adalah orang yang sangat taat terhadap agamanya. Pada setiap pagi beliau selalu berdoa kepada Tuhan agar Ia dan keluarganya bisa mempunyai hari yang baik dan bisa diberikan berkat. Dan dari kalimat tersebut bisa dilihat bahwa beliau adalah orang yang sangat peduli terhadap keluarganya. Dan sebagai Ibu saya beliau adalah orang yang bisa diteladani karena sifatnya yang peduli, taat, dan rajin.
HIDUP MANDIRI SEJAK DINI - RAVEL SOMPIE Moses Alvin Marcello Panjaitan Ravelliano Reonaldo Sompie atau yang sering dikenal Ravel, lahir pada tanggal 17 Mei 2003 di Jakarta. Ia adalah anak dari sepasang suami istri Christian Sompie (Ayah) dan Meilliana Poejihati (Ibu). Ravel adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara dalam keluarganya, ia memiliki kakak laki-laki bernama Rhino Satrioano Sompie, kakak perempuan bernama Nikita Aurina Sompie, serta adik laki-laki bernama Romeo Rohan Sompie. Ravel terkenal dengan bakatnya di bidang seni. Sejak dulu ia memiliki kelebihan dalam seni gambar dan musik. Keahlian seninya ini di dapat dari Ayahnya yang bekerja di bidan seni juga dan merupakan lulusan sekolah seni di negara Prancis. Selama sekolah, teman-temannya sering kagum dengan gambarnya yang berciri khas hitam-putih dan hanya dengan pulpen saja. Ravel memiliki kisah hidup yang cukup berliku semasa kecilnya. Saat ia masih kecil, ia pernah tidak menyelesaikan sekolahnya karena berpindah rumah dengan alasan pekerjaan Ayahnya. Umumnya anak di Indonesia masuk ke jenjang SD saat berusia 6-7 tahun, tetapi Ravel sendiri baru memasuki jenjang SD ketika ia berusia 9 Tahun. Alasannya setelah berpindah-pindah rumah karena pekerjaan ayahnya, Ravel sempat tidak sekolah selama 2 tahun. Akhirnya setelah tidak sekolah selama 2 tahun, ia kembali bersekolah di SDN Lenteng Agung 09 Pagi, di sekolah itu lah ia berhasil menyelesaikan pendidikannya di jenjang sekolah dasar. Namun, pada saat ia naik ke kelas 7, kedua orang tuanya memutuskan untuk pindah dari Jakarta ke daerah Batu, Malang, Jawa Timur. Alasan kedua orang tuanya ingin pindah ke Malang kali ini bukan karena pekerjaan, akan tetapi karena ingin menikmati masa tuanya di Malang. Ravel yang saat itu sudah cukup dewasa akhirnya memutuskan untuk tetap tinggal di Jakarta dan berpisah dengan kedua orang tuanya. Selama di Jakarta, Ravel tinggal bersama kedua kakaknya, tetapi adik laki-lakinya tetap harus ikut ke Malang bersama kedua orang tuanya. Semenjak hidup berpisah dengan orang tuanya ini lah Ravel belajar untuk hidup mandiri. Awalnya, ia dan kakaknya sempat tinggal cukup lama di kos-kosan di daerah Ampera, tetapi akhirnya pindah ke rumah omanya di daerah Tebet. Ravel mulai memasuki jenjang SMP pada tahun 2018, ia bersekolah di SMP Strada Marga Mulia. Selama bersekolah di SMP ia dibiayai oleh kedua kakaknya yang saat itu sudah bekerja dan memiliki penghasilan. Semasa SMP, Ravel termasuk anak yang aktif dalam berorganisasi, karena kemandirian dan kedewasaannya ia menjadi sangat lancar dan
baik dalam berorganisasi. Saat memulai masa SMP, Ravel langsung diterima sebagai anggota organisasi MPK (Majelis Perwakilan Kelas), ia juga dipilih menjadi anggota paskibra sekolah, serta anggota pramuka Dewan Penggalang. Saat menjadi anggota Dewan Penggalang, tidak tanggung-tanggung Ravel menduduki posisi sebagai Pratama. Selain keorganisasian, Ravel juga mengembangkan kemampuan seni musiknya, ia pernah menjadi anggota band di sekolahnya dan berposisi sebagai Vokalis. Ravel bisa menjalani pendidikannya di masa SMP dengan sangat baik, pada tahun 2021 ia berhasil lulus dengan rata-rata nilai kelulusan 90. Sekarang ia sudah melanjutkan pendidikannya di SMKN 57 Jakarta dengan jurusan Usaha Perjalanan Wisata (Pariwisata). Saat ini Ravel berkeinginan untuk bisa berkuliah di Institut Kesenian Jakarta, tetapi bila tidak memungkinkan untuk kuliah, ia ingin langsung bekerja di industri seni kreatif. Ia ingin sekali bekerja di media seperti Cretivox, Volix, ataupun USS Feed. Kemandirian Ravel didapat karena kondisi yang membuat dia menjadi pribadi yang dewasa. Kemampuan sosial Ravel juga tidak bisa diragukan lagi karena ia banyak melakukan hal sehari-hari sendiri tanpa dorongan atau bantuan dari kedua orang tuanya.
DION SANG ATLET BELADIRI Nestor Rawikara Sotarduga Hutasoit Dion Kristover Sianturi atau lebih biasa dikenal dengan Dion adalah seorang lelaki muda. Dia merupakan anak kedua dari dua bersaudara yang lahir di Jakarta pada 5 Agustus 2006. Hobinya bermain basket. Dia bermain basket hampir setiap hari. Pada saat masih kecil, Ia suka bermain banyak hal dengan sepupunya. Sepupunya bermain bersamanya di rumahnya hampir setiap hari dan kadang Ia membawa berbagai macam mainan untuk bermain bersamanya. Dion merasa senang akan pengalaman itu karena Ia tidak merasakan kesepian selama itu. Walau mereka suka bermain bersama, tetapi mereka juga sangat sering bertengkar. Kadang pertengkarannya karena tidak mau kalah, kadang karena rebutan mainan. Pertengkarannya pun kadang ke ranah fisik sampai perlu dilerai oleh orang tua. Dion pernah juga dikunci di dalam kamar oleh sepupunya sampai Ia menangis. Setelah pintu berhasil dibuka, sepupunya dimarahi oleh kakek mereka. Momen yang mengesankan baginya adalah memenangkan kejuaraan beladiri untuk pertama kali bersama sepupunya. Dia mengikuti beladiri bernama Kempo. . Mereka latihan keras untuk mengikuti perlombaan itu. Dia tidak mengira akan mendapat juara karena performa yang kurang maksimal. Namun karena berkat Tuhan, mereka berhasil mendapatkan juara ketiga. Sejak juara untuk pertama kali, Dion termotivasi untuk melakukan lebih dari kejuaraan sebelumnya dan berkembang untuk menjadi yang terbaik diantara orang-orang. Dia memulai latihan fisik secara teratur dan makan makanan yang bergizi untuk mendukung kekuatan saat latihan beladiri. Dia juga selalu percaya kepada Tuhan bahwa segala hal yang terjadi adalah kehendaknya.
CERITA DIBALIK PERJUANGAN HIDUP TJENDRY HERIANTO Olga Alexia Herianto Masa Kecil Tjendry Herianto dilahirkan di sebuah daerah bernama Kampung Manggis yang berada di Jambi pada tanggal 10 Desember 1970 sebagai anak ke 3 dari Bapak Zaynal Tjoa dan Ibu Permaini Sulam dengan nama lahir, Tjoa Sin Yong. Beliau memiliki 2 orang kakak dan 1 orang adik, semua saudaranya adalah perempuan, sehingga beliau adalah satu-satunya anak laki-laki di keluarga tersebut. Saat masih kecil beliau memiliki panggilan “Ayong” oleh keluarga dan orang-orang terdekatnya. Tjendry Herianto menghabiskan masa kecilnya di kampung halamannya. Bersama dengan keluarganya menempati rumah yang berada di tepi sungai. Pada masa itu belum ada handphone ataupun gadget lainnya, sehingga beliau menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain di luar, seperti bermain layang-layangan atau bermain kelereng. Karena rumahnya berada di tepi sungai, beliau juga sering memancing atau menangkap ikan. Riwayat Pendidikan Tjendry Herianto disekolahkan di daerah kampung halamannya selama SD-SMA. Sejak kecil beliau tidak terlalu mementingkan nilai di sekolah, walaupun begitu nilai sekolahnya selalu bagus. Beliau sebenarnya cukup menyukai semua pelajaran IPA kecuali Biologi. Namun, dibandingkan dengan pelajaran Matematika atau Fisika yang menurutnya banyak menghafalkan rumus, beliau paling menyukai pelajaran Kimia karena banyak mengandalkan logika. Saat akan memasuki jenjang kuliah pada tahun 1988, beliau sempat merasa bingung atas jurusan yang ia minati. Pada akhirnya, beliau mengambil Jurusan Farmasi karena berpikiran bahwa Jurusan Farmasi identik dengan pelajaran Kimia yang ia sukai. Selama masa kuliah, beliau selalu berkegiatan aktif dengan menjadi panitia acara-acara yang diselenggarakan di sekolahnya. Masa-masa kuliah menjadi pengalaman yang baru bagi beliau yang sebelumnya belum pernah tinggal jauh dari kampung halaman dimana beliau dilahirkan. Setelah melalui beberapa bulan kuliah, ternyata Jurusan Farmasi tidak sesuai harapannya. Dikarenakan minat beliau bukan dalam bidang farmasi, beliau tetap menyelesaikan kuliahnya tetapi dalam waktu yang cukup lama, yaitu 6 tahun. Selama zaman
kuliah, beliau justru kecanduan pada komputer. Pada zaman itu era komputer baru dimulai dan banyak mahasiswa yang tergila-gila dengan komputer. Tidak hanya untuk game, beliau juga mempelajari aplikasi-aplikasi komputer yang sedang terkenal, seperti Wordstar dan Lotus. Tjendry Herianto baru menyadari saat kuliah bahwa selama ini minatnya ternyata berada di bidang informatika. Sempat terlintas di pikirannya untuk pindah jurusan ke Teknik Informatika pada tahun kedua kuliah di Jurusan Farmasi, akan tetapi pada akhirnya mimpi tersebut tidak direalisasikan karena sudah terlanjur setahun kuliah di Jurusan Farmasi dan ia merasakan disayangkan apabila pindah jurusan. Walaupun beliau tetap kuliah di Jurusan Farmasi, beliau sering menuangkan passion-nya dalam bentuk mengarang buku komputer. Tampak banyak buku komputer yang memiliki nama beliau di sampulnya. Di antara tumpukan itu, terdapat Buku Pemrograman Clipper (1992) dan Buku Pemrograman Prolog (1993). Buku-buku yang diterbitkan oleh Tjendry Herianto menghasilkan cukup banyak uang untuk keperluan sehari-hari beliau dan biaya kuliah. Sejak penerbitan buku pertama, beliau tidak pernah lagi dibayarkan oleh orangtuanya dan sudah bisa menafkahi dirinya sendiri. Pada masa-masa kuliah, beliau juga mendapatkan penghasilan dengan berperan sebagai translator bagi teman-teman seangkatannya. Beliau menggunakan kelebihan-kelebihannya untuk menghasilkan uang saat masih muda. Kehidupan selanjutnya Selesai kuliah, Tjendry Herianto pergi ke Jakarta untuk mengikuti percobaan beasiswa BPPT untuk sekolah ke Jerman mengambil Jurusan Informatika. Beliau berhasil lolos dalam ujian awal, namun gagal di babak saringan terakhir. Karena sudah terlanjur berada di Jakarta, akhirnya beliau memutuskan untuk melamar pekerjaan di sana. Beliau melamar ke perusahaan informatika, PT Multipolar. Anehnya dengan ijazah farmasi, beliau tetap diterima di perusahaan informatika tersebut. Setahun setelah bekerja di PT Multipolar, beliau kemudian dibujuk oleh salah satu temannya untuk melamar ke perusahaan farmasi agar bisa sama-sama menjadi karyawan di tempat yang sama. Akhirnya beliau melamar juga ke perusahaan farmasi terbesar, yakni PT Kalbe Farma. Pada tahun 1998, beliau bertemu dengan calon istrinya di perusahaan tempat ia bekerja. Mereka akhirnya menikah pada tahun 2004 setelah berpacaran selama 4 tahun dan dikaruniai 2 anak perempuan. Sejak itu, beliau juga kemudian memutuskan untuk serius meneruskan karirnya di perusahaan obat, yang berlangsung terus hingga 30 tahun ke depan. Semasa hidupnya, Tjendry Herianto mendapatkan banyak ilmu dari pengalaman-pengalaman penting yang pernah dilaluinya. Walaupun kehidupan tidak selalu berjalan sesuai harapannya, beliau selalu mencari cara lain untuk menggapai mimpinya. Tantangan-tantangan yang beliau hadapi selama hidup, berhasil membentuk beliau menjadi orang yang lebih kuat.
BAGAS DENGAN BANYAK HOBBY Sekar Angegari Johanes Bagas Prihastomo, atau yang biasa di panggil Bagas. Seorang remaja berumur 16 tahun yang lahir di Jakarta, Indonesia pada 15 Maret 2006 dari pasangan Dwigo Prihatmoko asal Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia dan Margaretha Sri Hastuti asal DKI Jakarta, Indonesia. Kedua orang tuanya ini menempuh pendidikan dan bertemu di Universitas Indonesia jurusan FMIPA Geografi, kemudian menikah pada 30 Januari tahun 2000. Ayah nya dahulu bekerja sebagai manager di suatu minimarket, yang kemudian memutuskan untuk keluar dari pekerjaan nya dan menjadi wirausahawan sampai sekarang, sedangkan Ibunya adalah seorang guru di suatu sekolah yang terletak di Jakarta Selatan. Bagas sekeluarga tinggal di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Indonesia. Namun sebelumnya keluarga ini pernah tinggal di Sawangan, Depok, Jawa Barat, Indonesia, sebelum akhirnya pindah ke rumah nya di Kelapa Dua sampai saat ini agar lebih dekat dengan kediaman nenek nya. Bagas dikenal sebagai seseorang yang baik, menyenangkan, bisa mencairkan suasana, karena Ia memiliki cukup banyak teman dan mudah untuk berkomunikasi serta membentuk relasi dengan banyak orang, namun terkadang Beliau memiliki tempramental yang sulit dikendalikan oleh dirinya, hal ini dikarenakan Bagas sendiri sulit untuk mengakhiri suatu perdebatan dengan baik. Namun Beliau juga bisa menjadi orang yang mudah mengalah dan cenderung lebih suka menghindari perdebatan. Bagas menempuh pendidikan dimulai dari taman kanak-kanak pada 2011 dan sekolah dasar 2013 nya di Sekolah Permata Bunda, kemudian Ia melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama nya (SMP) pada 2019 di Sekolah Mardi Yuana Depok, dan sampai sekarang Ia menempuh pendidikan sekolah menengah atas (SMA) nya pada 2022 di Kolese Gonzaga Jakarta Selatan. Sekarang ini Bagas menempuh SMA nya di jurusan ilmu pengetahuan sosial (IPS) , jurusan ini merupakan pilihan pribadi dari Bagas sendiri karena Ia merasakan kemampuan nya bukan dalam bidang berhitung melainkan hafalan dan logika, sehingga Ia merasa lebih cocok berada di IPS, selain itu Ibu nya yang merupakan seorang guru Geografi SMA yang sering juga membantu nya dalam pelajaran membuat Bagas semakin yakin untuk menempuh pendidikan jurusan IPS.
Dalam pendidikan, Bagas sendiri bukan seseorang yang benar benar terfokuskan pada kegiatan ataupun aktivitas akademis, menurut orang-orang terdekat nya Bagas belum memiliki motivasi yang cukup untuk memfokuskan diri nya pada akademis, hal ini dapat dilihat dari aktivitas belajar Bagas yang belum terlalu rutin. Namun walaupun demikian Bagas tetap menghasilkan nilai yang maksimal, dan selalu memiliki kesadaran dan juga kemauan untuk terus berkembang terlebih lagi ketika sedang terjatuh, selain itu kegiatan akademis bukanlah salah satu nya hal yang menjadi aktivitas Bagas atau kemampuan Bagas dalam melakukan sesuatu. Selain keinginan Bagas yang sangat kuat untuk terus maju dan berkembang, Bagas juga bukan orang yang benar-benar mengabaikan pendidikan, karena Ia juga memiliki cita-cita yang cukup tinggi, yaitu untuk menjadi psikologi klinis yang kemudian dapat membantu banyak orang di masa depan, hal ini telah menjadi cita-cita nya karena Ia juga merupakan seorang yang sangat memahami perasaan orang lain, baik kesedihan, maupun kesenangan. Ia juga senang untuk mendengarkan cerita dari orang lain, selain itu Ia bisa memberikan pendapat dengan cukup baik dalam penyelesaian masalah tanpa memandang pribadi ataupun melihat dari siapa orang tersebut. Selain itu Bagas juga memiliki cukup banyak kegiatan, selain kegiatan nya sebagai pelajar dengan belajar, mengerjakan tugas, dan beraktivitas dalam kegiatan sekolah, Ia juga seringkali melakukan hobi-hobi yang Ia sukai, antara lain yaitu basket, fotografi, dan bermain game, seperti mengikuti pertandingan-pertandingan dan juga pelatihan basket baik didalam maupun di luar sekolah. Selain itu untuk hobi fotografi nya Ia seringkali berkeliling atau berjalan-jalan untuk mencari objek objek foto yang indah atau yang biasa disebut dengan hunting foto. Selain itu untuk hobby game nya Ia mengikuti suatu kegiatan di sekolah yaitu komunitas e-sport yaitu suatu komunitas atau kumpulan orang-orang pecinta game yang rutin mengikuti perlombaan atau sekedar senang-senang bermain game, diluar kegiatan itu pula Bagas sering bermain game secara pribadi atau dengan teman-teman nya di luar komunitas tersebut, namun untuk hobby game ini semakin hari sedikit semakin memudar dari daftar hobi nya. Melalui hobi-hobi tersebut Bagas tidak hanya mendapatkan kesenangan, namun juga berhasil memperoleh beberapa penghargaan antara lain juara 3 lomba spelling bee pada 2017 yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan bahasa Inggris LIA. Selain itu Ia juga menjadi juara liga basket Depok pada 2021 ini. Selain hobi-hobi yang biasa Ia lakukan serta dapat menambah prestasi dan kemampuan tersebut, terdapat pula hobi yang dilakukan oleh Bagas sebagai penghibur yaitu memelihara kucing, hal ini biasa dilihat oleh orang-orang disekitar nya bahwa Bagas adalah seorang pencinta kucing. Di rumah nya sendiri saat ini sudah ada sampai 7 kucing, dimana sebelumnya Ia hanya memelihara 1 kucing yang kemudian hilang. Kesedihan yang Ia alami karena kehilangan kucing tersebut sangatlah besar, karena saat itu Bagas baru berusia 11 tahun, kemudian Ia membeli lagi sepasang kucing, dan melahirkan 5 anak. Ia sangat mencintai kucing-kucing nya dan sangat senang dalam merawat mereka, setiap seminggu
sekali Ia akan menjemur kucing-kucing nya, dan sebulan sekali membandikan mereka. Semua itu Ia lakukan untuk menjaga kesehatan, dan kebersihan kucing kucing nya. Dari biografi ini benar-benar dapat terlihat bahwa Bagas merupakan seorang yang baik, memiliki banyak hobi, dan keinginan yang ingin digapai. Meskipun begitu Ia tetap dapat menyeimbangkan seluruh kegiatan dan seluruh kemampuan yang Ia miliki agar seimbang. Bagas selalu mengatakan bahwa “usaha tidak akan menghianati hasil, dan jangan pernah iri dengan orang lain, karena setiap orang memiliki kemampuan masing-masing”.
PEJUANG KARIER DI DUNIA DIGITAL - ANCHALI KARDIA Virgilius Divo Raphael PERKENALAN Trisnia Anchali Kardia atau yang biasa dipanggil Chali merupakan sosok wanita yang inspiratif di bidang karier sekaligus ibu dari Alissa. Lahir pada 12 Juni 1986. Saat ini, ia bertempat tinggal di Bintaro dan menjalani karier di bidang digital. MASA KECIL Masa kecil Chali terbilang cukup menyenangkan dan punya kenangan menyenangkan. Ia dibesarkan di Pondok Bambu oleh kedua orang tua dan memiliki seorang adik yang ia sayangi. Dari kecil, Chali memiliki hobi yang terbilang cukup unik, yakni jalan-jalan. PENDIDIKAN Pendidikannya dimulai sejak bersekolah di Taman Kanak-kanak Mini Pak Kasur. Setelah itu berlanjut di Sekolah Dasar Perguruan Rakyat. Sekolah menengah pertama ditempuhnya di SMP Negeri 109 Jakarta timur. Lalu, sekolah menengah atas di SMA Negeri 61 Jakarta Timur. Dalam pelajaran selama masa sekolahnya, ia cenderung unggul dan cerdas di bidang ilmu pengetahuan alam. Di SMP, Chali cukup aktif dalam kegiatan sekolah. Ia menjadi ketua OSIS pada kelas 1 dan salah satu kandidat OSIS pada kelas 2. Ditambah lagi kepengurusan di kelas yang cukup banyak seperti menjadi bendahara, wakil ketua, dan lain sebagainya. Semasa sekolah, Ia juga aktif menjadi panitia berbagai pentas seni. Seusai menempuh pendidikan utamanya, Chali memutuskan untuk melanjutkan kuliah di London School of Public Relations (LSPR) dengan mengambil jurusan ilmu komunikasi. Walaupun memiliki keunggulan di ilmu pengetahuan alam, namun orang tua melihat bahwa Chali memiliki potensi dalam komunikasi. Hal itulah yang melatarbelakangi ia mengambil jurusan ilmu komunikasi. KARIER Pada semester 3 kuliahnya, ia memutuskan untuk bekerja sebagai telesales agar memiliki ongkos untuk kuliah. Lalu juga berkontribusi dalam Homeschooling Kak Seto. Sempat pindah ke perusahaan yang menyediakan billboard. Masih dalam dunia komunikasi, ia melanjutkan kariernya di salah satu koran berbahasa inggris yang bernama Jakarta Globe. Disana, Chali menjabat sebagai manager. Jabatan sebagai manager juga didapat pada saat bekerja di Jakarta Now.
Tahun 2010 terbilang tahun yang cukup penting bagi Chali, karena merupakan tahun dimana ia untuk pertama kalinya bekerja di dunia digital, yakni Living Social. Karena pada waktu itu belum banyak orang yang memiliki pengalaman di dunia digital, ia dipromosikan sebanyak 3 kali, mulai dari manager, head, lalu director hanya dalam waktu 2 tahun saja. Tahun 2012, ia bekerja di Telkomsel dan berpindah-pindah di 5 departemen yang berbeda. Hal ini dikarenakan ia direkrut untuk professional hiring sehingga tugas utamanya adalah untuk memberikan pengetahuan yang dimiliki ke karyawan. Total waktu yang dihabiskan untuk kerja disana adalah selama 2 tahun. Masih berfokus pada pemasaran, ia melanjutkan kariernya di Zomato yang merupakan salah satu aplikasi kuliner. Hingga akhirnya, ia bekerja di Line selama 4 tahun. Selama periode tersebut, ia dipromosikan mulai dari head, director, hingga CCO. INSPIRASI & PESAN Perjuangan yang gigih dan perjalanan karier yang baik menjadikan Anchali tokoh yang menginspirasi kita semua. Ia masih melihat minimnya perempuan yang memimpin suatu perusahaan digital. Walaupun sudah 12 tahun berkecimpung di dunia digital, ia mengakui bahwa masih susah untuk menemukan orang yang benar-benar memiliki kapasitas yang baik untuk bekerja dalam bidang tersebut, apalagi dengan perubahan yang konstan tiap tahunnya. Namun dengan dirinya sendiri, ia membuktikan bahwa perempuan juga dapat memimpin dengan baik. Hal inilah juga yang membuat Anchali menjadi salah satu tokoh yang menginspirasi dan bahkan tidak jarang muncul sebagai tokoh yang menginspirasi, salah satunya di majalah Inspiratif. Baginya, melakukan yang terbaik adalah hal yang paling utama dalam karier.
Search