Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore ASESMEN NASIONAL

ASESMEN NASIONAL

Published by SMP Katolik Adisucipto Penfui, 2021-02-19 01:34:37

Description: ASESMEN NASIONAL

Keywords: AN,ASESMEN NASIONAL

Search

Read the Text Version

Oleh: Dion Agung SMP Katolik Adisucipto Penfui-Kupang

Tujuan Bimtek: Berkembangnya miskonsepsi tentang Menjawab Asesmen Nasional Persoalan Guru Adanya Malpraktik pembelajaran dalam terkait Pelaksanaan melakukan persiapan menghadapi AN AKM diantaranya: Guru belum mengetahui cara membaca hasil Asesmen Nasional Guru belum memahami bagaimana menindaklanjuti hasil asesmen nasional Jens Martensson 2

LATAR BELAKANG PENERAPAN ASESMEN NASIONAL Hasil PISA Tahun 2018, +70% siswa memiliki komptensi leterasi membaca dibawah minimum, 71% kompetensi Matematika dan sains dibawah minimum AN diterapkan untuk mengevaluasi kinerja dan mutu sistem pendidikan hasil Asesmen Nasional tidak memiliki konsekuensi apapun pada pencapaian proses belajar siswa namun memberikan umpan balik untuk tindak lanjut pembelajaran dan kompetensi siswa. Perubahan mendasar assesmen nasional adalah tidak lagi mengevaluasi capaian individu tetapi evaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input proses dan hasil. Assesemen nasional terdiri 3 bagian : AKM, Survey karakter, survey lingkungan belajar. Link video https://youtu.be/MAADQBghcqQ Jens Martensson 3

Pertanyaannya, mutu pendidikan seperti apa yang diharapkan? Apakah mutu pendidikan dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional saja seperti yang selama ini terjadi? Keberhasilan sistem pendidikan lebih difokuskan pada pencapaian kompetensi siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikapTerlebih pada era transformasi pendidikan abad ke-21, dimana arus perubahan menuntut siswa menguasai berbagai kecakapan hidup yang esensial untuk menghadapi berbagai tantangan abad ke-21 dimana siswa memiliki kecakapan belajar dan berinovasi, kecakapan menggunakan teknologi informasi, kecakapan hidup untuk bekerja dan berkontribusi pada masyarakat. Jens Martensson 4

Jens Martensson 5

Asesmen Nasional diberlakukan sebagai alat ukur untuk mengetahui ketercapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa. Asesmen Nasional tidak hanya memotret hasil belajar kognitif siswa, sebagaimana yang terjadi dalam Ujian Nasional namun juga memotret hasil belajar sosial emosional. Termasuk di dalamnya sikap, nilai, keyakinan, serta perilaku yang dapat memprediksi tindakan dan kinerja siswa di berbagai konteks yang relevan. Selain tuntutan kecakapan Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta abad 21, profil pelajar berakhlak mulia. Pancasila juga menjadi rujukan Berkebhinekaan global pencapaian karakter bagi seluruh siswa di Indonesia. Mandiri Bahkan profil pelajar pancasila Bernalar kritis ini sudah merangkum Kreatif serangkaian kecakapan hidup abad 21. Karakter pelajar Gotong royong Pancasila yang ingin dicapai oleh siswa yaitu: Jens Martensson 6

Jens Martensson 7

Untuk itu, penting bagi guru dan siswa untuk mengadopsi proses pembelajaran yang berfokus pada pengembangan kompetensi. Pencapaian kompetensi siswa dapat diukur dari pemahaman konsep, dan keterampilan menerapkan konsep dalam berbagai konteks. Dengan demikian, siswa tidak hanya menguasai konten semata, tetapi lebih menguasai pemahaman secara mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di berbagai konteks kehidupan. Hal ini yang diharapkan sebagai peningkatan hasil pembelajaran siswa. Capaian kompetensi siswa secara holistik inilah yang ingin dievaluasi melalui Asesmen Nasional. Jens Martensson 8

keterkaitan Asesmen Nasional dengan kecakapan abad 21 dan profil pelajar Pancasila Jens Martensson 9

KONSEP ASESMEN NASIONAL Asesmen Nasional adalah program Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang penilaian terhadap mutu setiap mengukur kompetensi mendasar literasi sekolah, madrasah, dan program membaca dan numerasi siswa. kesetaraan pada jenjang dasar dan Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, menengah. Mutu satuan pendidikan keyakinan, dan kebiasaan yang dinilai berdasarkan hasil belajar siswa mencerminkan karakter siswa yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses Survei Lingkungan Belajar yang mengukur belajar-mengajar dan iklim satuan kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi sekolah. tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu : Jens Martensson 10

TUJUAN DAN MANFAAT ASESMEN NASIONAL Perubahan sistem Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau: (a) perkembangan mutu evaluasi dari Ujian dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan Nasional ke Asesmen (misalnya di satuan pendidikan: antara kelompok sosial ekonomi, di satuan wilayah Nasional merupakan antara sekolah negeri dan swasta, antar daerah, ataupun antar kelompok berdasarkan atribut tertentu). upaya untuk memperbaiki kualitas Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan pendidikan secara menyeluruh. Asesmen karakter siswa. Nasional dirancang Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik untuk menghasilkan esensial sebuah sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan utama informasi akurat untuk tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong sekolah dan Dinas memperbaiki kualitas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan pembelajaran.. meningkatkan hasil belajar siswa. Jens Martensson 11

Kaitannya dengan infografis tersebut, secara jangka panjang Asesmen Nasional memberi kesempatan sekaligus menuntut guru dan sekolah untuk memperbaiki kualitas pengajarannya guna menciptakan siswa yang lebih kompeten. Hal ini terlihat dari penekanan pembelajaran dan asesmen yang lebih fokus pada daya nalar dalam bentuk literasi membaca dan numerasi. Hal ini juga mendorong guru dan sekolah mengubah praktik-praktik pembelajaran lama yang tidak lagi relevan dengan kondisi saat ini. Bagaimana contohnya? Misalnya, guru ingin mengembangkan keterampilan literasi pada siswa. Dalam hal ini, guru perlu memotivasi siswa untuk membaca tidak hanya dari buku teks, tetapi bisa dari berbagai sumber. Guru juga perlu mengajak siswa berdiskusi dan mengevaluasi informasi yang dibaca, tidak sekedar meringkas dan mengulang kembali. Bagaimana dengan keterampilan numerasi? Pada keterampilan numerasi, guru perlu memastikan siswa memiliki intuisi angka (number sense) dan pemahaman aritmatika dasar sejak dini. Guru juga perlu memandu siswa memecahkan masalah terkait numerasi yang terjadi dalam konteks kehidupannya. Hal ini disebabkan masalah yang menuntut diskusi dan penalaran tidak dapat dipecahkan hanya dengan menghafal rumus semata Jens Martensson 12

Membandingkan ujian nasional dengan asesmen nasional Kriteria Pembanding Asesmen Nasional Ujian Nasional Tujuan Pelaksanaan Untuk mengevaluasi mutu terkait sistem satuan pendidikan Untuk mengevaluasi capaian hasil elaajr Jenjang Penilaian murid secara individu Level Siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, Program Subjek Siswa Kesetaraan Jenjang Dasar dan Menengah SMP.MTs, SMA/MA/ dan SMK Model Soal Sasaran Penilaian V, VIII, XI Tingkat Akhir pada tiap jenjang Metode Penilaian Survey Siswa dipilih secara acak untuk mengikuti Sensus semua siswa mengikuti UN AN Pilihan Ganda dan Isian singkat PG, PGK, Menjodohkan, Isian Singkat dan Uraian (Matematika jenjnag SMA/SMK) Kompetensi Literasi, numerasi dan Karakter serta Penguasaan terhadap mata kulitas dan iklim satuan pendidikan yang pelajaran mendukung pembelajaran Computer Based Test (CBT) dan Computerized MultiStage Adaptive testing (MSAT) Paper Based Test (PBT) Jens Martensson 13

beberapa poin evaluasi berikut ini juga menjadi pertimbangan untuk menghentikan pelaksanaan Ujian Nasional dan menetapkan penyelenggaraan Asesmen Nasional. Pertama, Butir-butir soal UN hanya mengukur Kedua, UN kurang dapat Ketiga, UN kurang optimal kemampuan kognitif siswa, sehingga input dan dimanfaatkan guru untuk sebagai alat untuk mengevaluasi proses pembelajaran kurang dapat tergambarkan memperbaiki pembelajaran pada mutu pendidikan secara nasional. dengan baik. Hal ini belum sejalan dengan tujuan subjek siswa yang sama. Asesmen Hal ini disebabkan UN pendidikan yang ingin mengembangkan Nasional dirancang untuk diterapkan di akhir jenjang kemampuan berpikir tingkat tinggi serta memberi dorongan lebih kuat ke pendidikan lebih kompetensi lain yang relevan dengan Abad 21, arah pengajaran yang inovatif dan sebagai assessment of sebagaimana tercermin pada Kurikulum 2013. berorientasi pada pengembangan learning yang mengukur capaian Harapan untuk mengevaluasi keterampilan siswa kompetensi, termasuk di akhir, bukan sebagai dalam menerapkan pengetahuan serta konsep dalamnya kemampuan bernalar. sebagai assessment for learning, melalui berbagai konteks kehidupan, serta yang mengukur proses menunjukan karakter sebagaimana yang diharapkan pembelajaran. Hasil UN tidak dalam profil pelajar pancasila belum lengkap bisa digunakan untuk dilakukan melalui UN saja. mengakomodir kebutuhan belajar yang diperlukan siswa. Jens Martensson 14

TEKNIS PELAKSANAAN ASESMEN NASIONAL Jens Martensson 15

Jens Martensson 16

KRITERIA PESERTA PELAKSANAAN ASESMEN NASIONAL Mengapa Asesmen Nasional hanya diikuti Mengapa yang menjadi sampel adalah siswa kelas oleh sebagian siswa ? V, VIII dan XI? Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar Asesmen Nasional tidak digunakan untuk menentukan dilakukannya perbaikan pembelajaran. Pemilihan jenjang kelulusan menilai prestasi siswa sebagai seorang individu. kelas V, VIII dan XI dimaksudkan agar siswa yang menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan Evaluasi hasil belajar setiap individu siswa menjadi kewenangan pembelajaran ketika mereka masih berada di sekolah tersebut. pendidik. Pemerintah melalui Asesmen Nasional melakukan evaluasi sistem. Asesmen Nasional merupakan cara untuk Selain itu, Asesmen Nasional juga digunakan untuk memotret dampak dari proses pembelajaran di setiap satuan memotret dan memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, tidak semua siswa perlu menjadi pendidikan. Murid kelas V,VIII, dan XI telah mengalami proses pembelajaran di sekolahnya, sehingga sekolah dapat peserta dalam Asesmen Nasional. Yang diperlukan adalah dikatakan telah berkontribusi pada hasil belajar yang diukur informasi dari sampel yang mewakili populasi siswa di setiap sekolah pada jenjang kelas yang menjadi target dari Asesmen dalam Asesmen Nasional. Nasional Jens Martensson 17

Merumuskan Butir Soal Asesmen Nasional Jens Martensson 18

Bentuk soal Asesmen Nasional AKM, terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian. Pilihan ganda, siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal. Pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu soal Menjodohkan, siswa menjawab dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya. Isian singkat, siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya. Uraian, siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya. Jens Martensson 19

Bentuk Soal Asesmen Nasional AKM dilaksanakan secara Murid kelas V akan adaptif, sehingga setiap siswa AKM disusun berdasarkan mengerjakan 30 butir soal untuk akan menempuh soal yang indikator-indikator kompetensi mengukur kompetensi literasi sesuai dengan tingkat yang membentuk lintasan membaca dan 30 butir soal kemampuan siswa itu sendiri. kompetensi hasil belajar yang untuk mengukur kompetensi AKM mengukur kompetensi bersifat kontinum. Pusat numerasi. Sedangkan siswa mendasar yang perlu dipelajari Asesmen dan Pembelajaran kelas VIII dan XI akan semua siswa tanpa Kemdikbud menyediakan contoh mengerjakan 36 butir soal untuk membedakan peminatannya. soal AKM pada laman: mengukur kompetensi literasi Oleh karena itu seluruh siswa membaca dan 36 butir soal akan mendapat soal yang https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm untuk mengukur kompetensi mengukur kompetensi yang numerasi sama. Keunikan konteks beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam stimulus soal-soal AKM. Jens Martensson 20

Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMP Konsep Literasi Membaca • Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial. • Literasi membaca dan menulis, tidak seperti sebutannya, mencakup kemampuan yang lebih dari sekedar mampu mengeja kalimat dan menuliskannya. Literasi membaca dan menulis, perlu dikembangkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih bermakna terkait berbagai cakupan dan konteks kehidupan. Di dalam lingkungan satuan pendidikan, kompetensi literasi yang terus berkembang memungkinkan siswa untuk dapat menggunakannya dalam berbagai mata pelajaran. Jens Martensson 21

Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Literasi Membaca Jens Martensson 22

Menganalisis Tahap Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMP Level Menemukan Informasi Pembelajaran 1 Memahami teks Fiksi Mengevaluasi dan Merefleksi Level Pembelajaran 1 Menemukan Informasi untuk kelas 7 & 8 Memahami Level Mengevaluasi dan Pembelajaran 1 Merefleksi Teks Informasi Jens Martensson 23

Menganalisis Tahap Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMP Level Level Menemukan Informasi Pembelajaran 2 Pembelajaran 2 Memahami untuk kelas Teks Fiksi Mengevaluasi dan 9 & 10 Merefleksi Level Selanjutnya …… Pembelajaran 2 Menemukan Informasi Teks Informasi Memahami Mengevaluasi dan Merefleksi Jens Martensson 24

Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca teks Fiksi MENEMUKAN INFORMASI (teks fiksi) BACK 1.Mengakses dan Mencari Informasi dalam Teks Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (1 Soal) 2.Mencari dan memilih informasi yang relevan Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (1 Soal) Jens Martensson 25

Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca teks Fiksi MEMAHAMI (teks fiksi) BACK 1. Memahami teks secara literal Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik (kejadian/karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya. 2. Menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks jamak  Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain seperti latar cerita, kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan informasi rinci di dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (2 Soal) • Menyusun inferensi (kesimpulan) dan prediksi berdasarkan unsur-unsur pendukung (grafik, gambar, tabel, dll) disertai bukti-bukti yang mendukung di dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (2 Soal) • Membandingkan hal-hal utama (misalnya karakter tokoh atau elemen intrinsik lain) dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (1 Soal) Jens Martensson 26

Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca teks Fiksi MENGEVALUASI DAN MEREFLEKSI (teks fiksi) BACK 1. Menilai format penyajian dalam teks Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. 2. Merefleksi isi wacana untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan mengaitkan isi teks terhadap pengalaman pribadi Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi terhadap pengetahuan yang dimiliknya yang terus meningkat sesuai jenjangnya. Jens Martensson 27

Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca teks Informasi MENEMUKAN INFORMASI (teks informasi) BACK 1.Mengakses dan Mencari Informasi dalam Teks Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (1 Soal) 2.Mencari dan memilih informasi yang relevan Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (1 Soal) Jens Martensson 28

Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca teks Informasi MEMAHAMI (teks informasi) BACK 1. Memahami teks secara literal Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik (kejadian/karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya. 2. Menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks jamak  Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep di dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (6 Soal)  Menyusun inferensi (kesimpulan) dan prediksi berdasarkan unsur-unsur pendukung (grafik, gambar, tabel, dll) disertai bukti-bukti yang mendukung di dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (2 Soal)  Membandingkan hal-hal utama (misalnya perbedaan kejadian, prosedur, ciri-ciri benda) dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (4 Soal) Jens Martensson 29

Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca teks Informasi MENGEVALUASI DAN MEREFLEKSI (teks informasi) BACK 1. Menilai kualitas dan kredibilitas konten pada teks informasi tunggal maupun jamak • Menilai kualitas teks informasi berdasarkan pengalaman pribadinya dalam membaca teks yang terus meningkat sesuai jenjangnya (misalnya mengidentifikasi asumsi/opini dari fakta). (5 Soal) • Menilai akurasi pada informasi visual atau nonvisual dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (4 Soal) 2. Menilai format penyajian dalam teks Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (3 Soal) 3. Merefleksi isi wacana untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan mengaitkan isi teks terhadap pengalaman pribadi Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi terhadap pengetahuan yang dimiliknya yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (3 Soal) Jens Martensson 30

Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Fiksi Menemukan Informasi BACK 1. Mengakses dan mencari informasi dalam teks Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (6 Soal) 2. Mencari dan memilih informasi yang relevan Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (4 Soal) Jens Martensson 31

Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Fiksi Memahami BACK 1. Memahami teks secara literal Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik (kejadian/karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (2 Soal) 2. Menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks jamak • Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain seperti latar cerita, kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan informasi rinci di dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (8 Soal) • Menyusun inferensi (kesimpulan) dan prediksi berdasarkan unsur-unsur pendukung (grafik, gambar, tabel, dll) disertai bukti-bukti yang mendukung di dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (1 Soal) • Membandingkan hal-hal utama (misalnya karakter tokoh atau elemen intrinsik lain) dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya. Jens Martensson 32

Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Fiksi Mengevaluasi dan merefleksi BACK 1. Menilai format penyajian dalam teks • Menilai tujuan penulis dalam menggunakan diksi dan kosa kata pada teks sastra sesuai jenjangnya. (1 Soal) • Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (2 Soal) • Menilai elemen intrinsik (karakterisasi, alur cerita, latar) serta autentisitas penggambaran masyarakat pada teks sastra sesuai jenjangnya. (1 Soal) 2. Merefleksi isi wacana untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan mengaitkan isi teks terhadap pengalaman pribadi • Menjustifikasi pendapat orang lain berdasarkan isi teks sastra atau teks informasi sesuai jenjangnya. (3 Soal) Jens Martensson 33

Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Informasi Menemukan Informasi BACK 1. Mengakses dan mencari informasi dalam teks Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (11 Soal) 2. Mencari dan memilih informasi yang relevan Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (3 Soal) Jens Martensson 34

Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Informasi Memahami BACK 1. Memahami teks secara literal Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (4 Soal) 2. Menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks jamak • Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep di dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (11 Soal) • Membandingkan hal-hal utama (misalnya perbedaan kejadian, prosedur, ciri-ciri benda) dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (1 Soal) Jens Martensson 35

Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Informasi Mengevaluasi dan merefleksi BACK 1. Menilai kualitas dan kredibilitas konten pada teks informasi tunggal maupun jamak • Menilai kualitas teks informasi berdasarkan pengalaman pribadinya dalam membaca teks yang terus meningkat sesuai jenjangnya (misalnya mengidentifikasi asumsi/opini dari fakta). (2 Soal) • Menilai akurasi pada informasi visual atau nonvisual dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (2 Soal) 2. Menilai format penyajian dalam teks • Menilai efektivitas format penyajian data (format visual, struktur perbandingan, contoh, dll) untuk mendukung ide pokok pada teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (1 Soal) • Menilai dan mengidentifikasi bias pada penulisan teks informasi sesuai jenjangnya. (2 Soal) • Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. 3. Merefleksi isi wacana untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan mengaitkan isi teks terhadap pengalaman pribadi • Menjustifikasi pendapat orang lain berdasarkan isi teks sastra atau teks informasi sesuai jen jangnya. (3 Soal) Jens Martensson 36

Launch klik


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook