Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore RPL Bimbingan Kelompok

RPL Bimbingan Kelompok

Published by Alfiah Dewi Rahmawati, 2022-06-23 01:47:19

Description: Tugas RPL Bimbingan Kelompok dalam memenuhi tugas Teori Bimbingan Kelompok

Search

Read the Text Version

Nama : Alfiah Dewi Rahmawati NIM : K3121006 Kelas : 2A Format RPL : RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK A Komponen Layanan Layanan Dasar B Topik Layanan C Bidang Layanan Perilaku Bullying D Fungsi Layanan F Sasaran Layanan Sosial F Materi Pemahaman dan Pencegahan G Metode dan Teknik I Media Alat Siswa kelas VII J Waktu K Tanggal Pelaksanaan 1. Pengertian perilaku bullying. L Sumber Bacaan 2. Bentuk perilaku bullying. 3. Dampak yang ditimbulkan adanya perilaku bullying. M Tujuan 4. Upaya dan pencegahan perilaku bullying. Ceramah dan diskusi kelompok dengan bertukar pendapat N Uraian Kegiatan 1. Tahap Awal dan tanya jawab Power point dan alat tulis 1x 45 Menit 25 April 2022  Kemenppa. Bullying-Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak. https://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/8e02 2-januari-ratas-bullying-kpp-pa.pdf. Diakses pada 22 April 2022.  Nandy. (2021). Pengertian Bullying dan Cara mengatasi Bullying di Sekolah. https://www.gramedia.com/best-seller/bullying-di- sekolah/. Diakses pada 22 April 2022.  Rusmiati, D. (2019). Makalah Penomena Perilaku Bullying Anak Sekolah. https://osf.io/preprints/inarxiv/4r5df/.  Trisnani, R. P. & Wardani, S. Y. (2016). Perilaku Bullying di Sekolah. G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol 1. No.1. 1. Peserta didik dapat memahami dan menyimpulkan pengertian perilaku bullying. 2. Peserta didik mampu mengenali dan mengelompokkan beberapa bentuk perilaku bullying. 3. Peserta didik dapat memahami dan sadar akan dampak yang ditimbulkan dengan adanya perilaku bullying. 4. Peserta didik dapat memahami dan mampu melakukan upaya dan pencegahan perilaku bullying di kehidupan sehari-hari.

1) Guru BK/Konselor memberi salam dan menyapa peserta didik. 2) Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada salah satu peserta didik untuk memimpin doa. 3) Guru BK/Konselor mengecek kehadiran peserta didik. 4) Guru BK/Konselor menyampaikan maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan. 5) Guru BK/Konselor menjelaskan proses pelaksanaan bimbingan kelompok dan peran Guru BK/Konselor sebagai Pemimpin kelompok dan peserta didik sebagai Anggota kelompok. 6) Guru BK/Konselor menjelaskan asas-asas bimbingan kelompok yang meliputi kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, dan kenormatifan. 2. Tahap Peralihan ( Transisi) Guru BK/Konselor memberikan ice breaking dengan 1) bermain games ringan. Guru BK/Konselor menjelaskan kembali secara 2) singkat kegiatan yang akan dilaksanakan. Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan peserta 3) didik untuk memasuki tahap inti/kerja. Guru BK/Konselor mendorong peserta didik untuk 4) berpartisipasi aktif dalam kegiatan. 3. Tahap Inti / Kerja 1) Guru BK/Konselor menyampaikan topik yang akan dibahas yakni perilaku bullying. 2) Guru BK/Konselor menampilkan dan mempresentasikan power point mengenai perilaku bullying. 3) Guru BK/Konselor mempersilahkan peserta didik untuk mengamati, memahami, dan jika perlu mencatat hal-hal penting mengenai topik yang sedang dibahas. 4) Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk tanya jawab dengan sesama anggota kelompok ataupun pemimpin kelompok. 5) Guru BK/Konselor memberikan kesempatan peserta didik untuk menyimpulkan hasil diskusi. 6) Guru BK/Konselor memberikan penguatan mengenai kegiatan yang telah dilakukan. 4. Tahap Pengakhiran (Terminasi) 1) Guru BK/Konselor mengingatkan kepada peserta didik bahwa kegiatan akan segera berakhir. 2) Guru BK/Konselor meminta peserta didik untuk menyampaikan kesan, harapan, dan rencana ke depannya setelah mengikuti kegiatan. 3) Guru BK/Konselor dan peserta didik menyepakati kegiatan lanjutan. 4) Guru BK/Konselor menyampaikan terima kasih kepada peserta didik atas partisipasi aktifnya dalam mengikuti kegiatan. 5) Guru BK/Konselor mempersilahkan kepada salah satu peserta didik untuk memimpin doa penutup. 6) Guru BK/Konselor menyampaikan salam perpisahan. O Evaluasi

1. Evaluasi Proses Guru BK/Konselor melakukan evaluasi dengan memperhatikan proses yang dilakukan : 2. Evaluasi Hasil 1. Melakukan refleksi dengan mendengarkan kesan, Mengetahui harapan, dan rencana ke depannya yang Dosen Pengampu, disampaikan peserta didik. 2. Mengamati sikap dan antusias peserta didik saat kegiatan berlangsung. 3. Mengamati ketertarikan peserta didik akan kegiatan yang berlangsung dengan melihat komunikasi dua arah yang dilakukan. 4. Mengamati dan membangun dinamika kelompok di dalam kegiatan. Evaluasi setelah mengikuti kegiatan, antara lain : 1. Mengetahui tingkat pemahaman peserta didik mengenai materi yang telah disampaikan. 2. Mengamati perubahan perilaku setelah dilaksanakannya kegiatan. 3. Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengalaman peserta didik dalam kegiatan yang telah dilakukan. 4. Peserta didik mengisi instrumen penilaian dari Guru BK/Konselor. Surakarta, 21 April 2021 Guru BK, Dr. Naharus Surur, M.Pd Alfiah Dewi Rahmawati

Lampiran : I. Materi PENGERTIAN Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya (Sejiwa, 2008). Bullying (dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasan/risak”) merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Terdapat banyak definisi mengenai bullying, terutama yang terjadi dalam konteks lain seperti di rumah, tempat kerja, masyarakat, komunitas virtual. Namun dalam hal ini dibatasi dalam konteks school bullying atau bullying di sekolah. Riauskina, Djuwita, dan Soesetio (2005) mendefinisikan school bullying sebagai perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut. BENTUK PERILAKU Bullying dapat dikelompokkan ke dalam 6 kategori: 1. Kontak fisik langsung. Tindakan memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang yang dimiliki orang lain. 2. Kontak verbal langsung. Tindakan mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme, merendahkan (put-downs), mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip. 3. Perilaku non-verbal langsung. Tindakan melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam, biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal. 4. Perilaku non-verbal tidak langsung. Tindakan mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng. 5. Cyber Bullying Tindakan menyakiti orang lain dengan sarana media elektronik (rekaman video intimidasi, pencemaran nama baik lewat media sosial).

DAMPAK PERILAKU  Dampak bagi korban Dampak Psikologis Bullying pada korban terutama pada anak, dampak psikologi bullying dapat berkembang menjadi serangan panik, depresi, PTSD (Post Traumatic Syndrome Disorder), serta sindrom kecemasan. Pada umumnya, dampak psikologis korban bullying tersebut memiliki gejala-gejala awal sebagai berikut: 1. Perasaan sedih dan kesepian yang berkepanjangan. 2. Sulit tidur. 3. Kehilangan selera makan. 4. Kehilangan minat terhadap hal-hal yang tadinya sangat disukai. 5. Trauma psikologis. Agorafobia merupakan ketakutan berlebihan terhadap perasaan terjebak di tempat umum. Rasa tidak bisa melarikan diri dan panik karena khawatir tidak mendapatkan pertolongan. Dampak psikologi ini juga sering terlihat pada kesehatan korban. Hal ini disebut dengan gangguan psikosomatis, misalnya anak akan terserang sakit kepala hebat atau mual-mual setiap kali akan pergi ke sekolah  Dampak bagi pelaku Pelaku memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan harga diri yang tinggi pula, cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang pro terhadap kekerasan, tipikal orang berwatak keras, mudah marah dan impulsif, toleransi yang rendah terhadap frustasi. Memiliki kebutuhan kuat untuk mendominasi orang lain dan kurang berempati terhadap targetnya. Dengan melakukan bullying, pelaku akan beranggapan bahwa mereka memiliki kekuasaan terhadap keadaan. Jika dibiarkan terus menerus tanpa intervensi, perilaku bullying ini dapat menyebabkan terbentuknya perilaku lain berupa kekerasan terhadap anak dan perilaku kriminal lainnya.  Dampak bagi siswa yang menyaksikan bullying (bystanders) Jika bullying dibiarkan tanpa tindak lanjut, maka para siswa lain yang menjadi penonton dapat berasumsi bahwa bullying adalah perilaku yang diterima secara sosial. Dalam kondisi ini, beberapa siswa mungkin akan bergabung dengan penindas karena takut menjadi sasaran berikutnya dan beberapa lainnya mungkin hanya akan diam saja tanpa melakukan apa pun dan yang paling parah mereka merasa tidak perlu menghentikannya. UPAYA PENCEGAHAN  Jika posisi kalian menjadi korban 1. Tetap percaya diri dan hadapi tindakan bullying dengan berani. 2. Simpan semua bukti bullying yang bisa kalian laporkan, kepada orang dewasa yang dekat dan kalian percaya, seperti guru, jika guru adalah pelaku, laporkan segera ke orang tua kalian, jika perlu melaporkan ke aparat penegak hukum, dalam hal ini Polisi.

3. Jangan pernah takut untuk berbicara atau melaporkan, meskipun kalian diancam oleh pelaku, karena, mengancam juga merupakan tindakan kriminal. 4. Berbaurlah dengan teman-teman yang membuat kalian percaya diri dan selalu berpikir positif. 5. Tetap berpikir positif. Tidak ada yang salah dengan diri kalian, selama kalian tidak merugikan orang lain. Tetaplah jadi diri kalian sendiri dan lawan rasa takut kalian dengan rasa percaya diri.  Jika kalian melihat perilaku bullying 1. Jangan diam! 2. Berusahalah mendamaikan! 3. Dukunglah korban bullying agar dapat memulihkan rasa percaya dirinya kembali dan mendampinginya agar tetap bertindak positif. 4. Bicaralah dengan orang terdekat pelaku bullying agar dapat memberikan perhatian dan masukan kepada pelaku! 5. Laporkan kepada pihak yang bisa menjadi penegak hukum di lingkungan terjadinya bullying, seperti kepala sekolah & guru, jika guru atau kepala sekolah yang menjadi pelaku, seperti tokoh masyarakat, atau aparat penegak hukum!

II. Instrumen Evaluasi Proses EVALUASI PROSES GURU LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Nama Peserta Didik : No. Absen : Hari, Tanggal : Kelas : Topik : Perilaku Bullying Petunjuk pengisian lembar evaluasi : Berikan tanda centang (✓) pada kolom skor sesuai dengan hasil pengamatan proses kegiatan bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan. Keterangan Skor 1 : Tidak aktif Skor 2 : Cukup aktif Skor 3 : Aktif Skor 4 : Sangat aktif NO PERTANYAAN 1 SKOR 4 23 1 Peserta didik menunjukkan sikap aktif dalam kegiatan. 2 Peserta didik aktif berpendapat dalam kegiatan diskusi. 3 Peserta didik mampu berdiskusi dengan baik. 4 Peserta didik saling menghargai dengan anggota yang lain. 5 Peserta didik antusias dalam kegiatan yang berlangsung. TOTAL SKOR

III. Instrumen Evaluasi Hasil EVALUASI HASIL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Nama : No. Absen : Hari, Tanggal : Kelas : Topik : Perilaku Bullying Petunjuk pengisian : Berikan tanda centang (✓) pada kolom sesuai dengan pemahaman peserta didik pada kegiatan yang telah dilaksanakan. NO PERTANYAAN 1 SKOR 4 23 1 Peserta didik memahami dengan baik materi yang telah disampaikan. 2 Peserta didik memperoleh banyak informasi mengenai materi yang telah disampaikan. 3 Peserta didik menyadari pentingnya menghindari perilaku bullying. 4 Peserta didik dapat menerapkan upaya perilaku bullying di kehidupan sehari-hari. TOTAL SKOR


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook