31BULLETSINT ASMIHA Annual Scientific Meeting of Indonesian Heart Association 16-25 September 2022 18 September 2022 Volume 3 Follow us on www.asmiha.org inaheartperki asmiha_2022
2 | 31st Asmiha 16-25 September 2022
Daftar Isi 5 6 Editorial 8 Seremonial Pembukaan The 31st ASMIHA 10 Menghadapi Tantangan Pemerataan 12 Pelayanan Kardiovaskular di Indonesia 14 Syok Kardiogenik: Pentingnya Tata 16 Laksana Segera 18 Bagaimana Pemilihan Terapi pada 19 Sindrom Koroner Kronik? 20 Menilik Kardiomiopati dengan Berbagai Modalitas Pencitraan |3 Kupas Tuntas Sejumlah Kasus Kardiologi Klinis Pilihan Mengulik Peranan Penting Cardiac CT sebagai Modalitas Diagnostik Indonesian Journal of Cardiology Session on ASMIHA 2022 Pengumuman Pemenang Quiz
4 | 31st Asmiha 16-25 September 2022
Editorial ASMIHA Selalu Ditunggu-tunggu! Setelah dimulainya penyelenggaraan The 31st ASMIHA kemarin, setiap mata acaranya, juga dilengkapi dengan pengumuman pemenang baik luring maupun daring, dipenuhi Annual Reviewer Award and Best Scientific Paper dengan segala kemeriahan dan antusiasme dari of 2021 Award dalam sesi Indonesian Journal of para peserta dan panitia. Tak terkecuali onsite Cardiology. Selamat untuk para pemenang! workshop yang membahas perihal exercise stress test dan berbagai modalitas pencitraan untuk The 31st ASMIHA hari ini akan hadir kembali kardiomiopati yang diikuti oleh lebih dari 100 dengan berbagai simposium, working group, peserta. dan sesi Meet The Expert. Simposium yang diselenggarakan meliputi pembahasan tentang The 31st ASMIHA telah dibuka secara resmi pedoman tata laksana nyeri dada American College melalui seremonial pembukaan oleh Ketua of Cardiology 2021, stenosis aorta, perekaman The 31st ASMIHA, Oktavia Lilyasari, MD, FIHA, data nasional, terapi antitrombotik untuk sindrom bersama dengan Ketua PERKI, Radityo Prakoso, koroner akut, dan ultrasonografi kardiovaskuler MD, FIHA, FAPSIC, FAsCC dilengkapi oleh pada konteks kedaruratan. Berbagai simposium kehadiran Menteri Kesehatan, Ir. Budi Gunawan bersponsor juga akan meramaikan pagelaran Sadikin, CFU, CFHC, yang memberikan speech ASMIHA hari ini. Working group track akan terkait penyebaran dokter spesialis jantung membahas tentang terapi gen, pembedahan dan pembuluh darah di Indonesia serta jejaring dalam penyakit jantung valvular, hipertensi, kardiovaskular nasional di Indonesia. peran kedokteran vaskuler dalam tata laksana end-stage renal disease, dan penatalaksanaan Simak pula artikel mengenai simposium komplikasi operasi perbaikan Tetralogy of Fallot. “Challenges on Cardiologists Distribution in Meet The Expert bertajuk “Vascular & Interventional Indonesia: Finding the Best Strategy for National Cardiology” akan dipenuhi oleh aneka presentasi Cardiovascular Service Equity” yang telah kami kasus menarik dengan para panelis yang sangat hadirkan dalam buletin hari ini. Acara kemarin kompeten di bidangnya. Salam ASMIHA! |5
ASMIHA HIGHLIGHT Seremonial Pembukaan The 31st ASMIHA Tidak terasa sudah 31 tahun Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia anggota baru PERKI diselenggarakan bersamaan (PERKI) konsisten mengadakan acara dengan ASMIHA ke-31 ini. Annual Scientific Meeting of The Indonesian Heart Association (ASMIHA). ASMIHA adalah Sebanyak 62 simposium dan 13 workshop dari ajang pertemuan ilmiah tahunan pada bidang 16–25 September 2022 akan diselenggarakan kardiovaskular terbesar di Indonesia dan secara dengan total peserta sebanyak lebih dari 2000 bersamaan juga menyambut anggota baru PERKI. peserta, baik peserta dari Indonesia maupun Pada tahun ini, ASMIHA diselenggarakan secara mancanegara. Sebanyak 410 artikel abstrak hybrid, yaitu secara luring dan daring. Dengan penelitian telah dikumpulkan dan diseleksi masa pemulihan dan transisi dunia dari pandemi menjadi 36 abstrak terbaik untuk didiskusikan COVID-19, konsep hybrid ini diharapkan dapat bersama dalam mata acara “Meet the Experts”. mempermudah banyak partisipan dari seluruh Selain itu, terdapat 58 presentasi oral, 5 kandidat Indonesia untuk turut serta berpartisipasi dalam dari penghargaan Young Investigator Award, dan ajang ilmiah tahunan ini. Pada tahun ini, beberapa 344 presentasi poster yang juga akan mewarnai mata acara ASMIHA kembali diselenggarakan ASMIHA tahun ini. Seluruh abstrak yang diterima secara luring, terutama kegiatan workshop. dalam ASMIHA akan dipublikasi pada Indonesian Seperti tahun-tahun sebelumnya, konvokasi Journal of Cardiology. Pada tahun ini, ASMIHA juga akan menyediakan ikhtisar mengenai pedoman PERKI Seremoni pembukaan The 31st ASMIHA secara resmi oleh Ketua The 31st ASMIHA, Oktavia Lilyasari, MD, FIHA dan Ketua PERKI, Radityo Prakoso, MD, FIHA, FAPSIC, FAsCC, 6 | 31st Asmiha 16-25 September 2022
terbaru yang diterbitkan pada tahun 2021 hingga secara khusus akan adanya Nani Hersunarti 2022. Akan ada 5 pedoman PERKI terbaru yang Memorial Lecture untuk mengenang guru yang membicarakan berbagai macam topik yang terhormat (Almh.) Nani Hersunarti, MD, FIHA disesuaikan dengan kebutuhan dalam bidang yang berperan besar dalam kemajuan bidang kesehatan kardiovaskular di Indonesia. Indonesian kardiovaskular di Indonesia. Annual Congress of Congenital Heart Disease (Ina- CHD) ke-4, diselenggarakan bersamaan dengan The 31st ASMIHA memiliki banyak asosiasi ASMIHA ke-31, membahas penanganan terkini kardiologi dari mancanegara yang mendukung penyakit jantung bawaan yang kritis. berlangsungnya acara ini, yaitu European Society of Cardiology, American College of Cardiology, Asian Acara pembukaan The 31st ASMIHA Pacific Society of Cardiology, ASEAN Federation berlangsung begitu meriah dan mendebarkan. of Cardiology, Asian Society of Cardiology, Asian Lantunan Mars PERKI mengiringi pembukaan dan Society of Cardiovascular Imaging, Cardiac Society penekanan tombol secara bersama-sama yang of Australia and New Zealand, dan Japan Circulation menandakan dimulainya acara The 31st ASMIHA. Society. Dengan dukungan dan peminatan yang Dalam kata sambutannya, Ketua PERKI, Radityo banyak dari seluruh penjuru Indonesia dan juga Prakoso, MD, FIHA, FAPSIC, FAsCC, menekankan dunia, diharapkan pelaksanaan acara ini dapat berbagai macam tantangan yang telah dan akan memajukan bidang kesehatan kardiovaskular dilalui para tenaga kesehatan dalam bidang bagi seluruh rakyat Indonesia. kardiovaskular, baik pada masa kini maupun masa yang akan datang. Acara ini juga didukung Dengan acara pembukaan ini, seluruh oleh Kementerian Kesehatan Indonesia yang panitia, pelaksana acara, dan para pendukung ikut berkolaborasi untuk meningkatkan jejaring acara mengucapkan selamat menikmati seluruh jantung nasional dan layanan kardiovaskular rangkaian acara The 31st ASMIHA. Semoga semua agar berjalan dengan baik bagi seluruh rakyat ilmu, diskusi, dan pengalaman yang didapatkan Indonesia. Oktavia Lilyasari, MD, FIHA, selaku dapat diterapkan dalam praktik klinik sehari- Ketua The 31st ASMIHA, juga menyampaikan hari dan memajukan bidang kardiovaskular di Indonesia. Foto dokumentasi seremoni pembukaan ASMIHA 31st |7
ASMIHA HIGHLIGHT Menghadapi Tantangan Pemerataan Pelayanan Kardiovaskular di Indonesia dari pasien penyakit jantung koroner (PJK) akan memerlukan tata laksana tindakan bedah. Selain masalah PJK, prevalensi pasien dengan penyakit jantung bawaan (PJB) di Indonesia cukup tinggi dan menjadi masalah karena 45% dari total pasien dengan PJB per tahunnya memerlukan akses ke rumah sakit yang dapat melakukan tindakan bedah untuk intervensi penyakitnya. Penjelasan implementasi program jejaring kardiovaskular nasional oleh Sayangnya, fasilitas Iwan Dakota, MD, FIHA, FESC,FACC, FSCAI untuk tindakan intervensi bedah untuk pasien Proses pemerataan pelayanan kesehatan dengan PJB masih sangat kurang. Saat ini, kardiovaskular di Indonesia tak lepas hanya tersedia kurang dari 8 fasilitas untuk dari peranan Rumah Sakit Jantung dan menjalani tindakan intervensi PJB di seluruh Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK). Indonesia. Karena kurangnya fasilitas ini, waktu RSJPDHK adalah rumah sakit rujukan tertinggi tunggu intervensi menjadi sangat lama dan untuk penyakit kardiovaskular di Indonesia. bisa mencapai hingga 2 tahun. Jika hal ini terus “Kepmenkes RI HK.01.07/Menkes/602/2017, dibiarkan, jumlah pasien yang seharusnya bisa secara spesifik menunjukkan, (RSJPDHK) selain segera diselamatkan menjadi berkurang akibat sebagai pusat jantung nasional dan pusat rujukan waktu tunggu intervensi yang terlalu lama. Oleh tertinggi, juga memiliki kewenangan untuk karena itu, sangatlah krusial untuk diadakannya mengampu jejaring kardiovaskular nasional,” peningkatan kapasitas layanan di rumah sakit jelas Iwan Dakota, MD, FIHA, FESC,FACC, FSCAI, jantung maupun pemberdayaan rumah sakit selaku Direktur Utama RSJPDHK. daerah di seluruh Indonesia untuk mempercepat Saat ini, yang menjadi permasalahan terkait waktu tunggu intervensi. penyakit kardiovaskular di Indonesia adalah Transformasi Kementerian Kesehatan 1 diantara 1000 orang penduduk Indonesia memiliki beberapa pilar yang salah satunya berisiko untuk terkena serangan jantung dan adalah mentransformasi layanan rujukan. Hal 11% diantaranya memerlukan penanganan ini berkaitan dengan peran RSJPDHK sebagai segera terhadap serangan jantung. Sekitar 50% pengampu jejaring rumah sakit kardiovaskular 8 | 31st Asmiha 16-25 September 2022
di Indonesia. Dari 34 provinsi di Indonesia, pemerintah dan rumah sakit utama di provinsi. terdapat 54 rumah sakit yang berada di bawah Akan tetapi, yang menjadi hambatan utama pengampuan jejaring rumah sakit kardiovaskular dari pengembangan jejaring kardiovaskular nasional. Akan tetapi, hanya terdapat 20 rumah adalah kurangnya sumber daya manusia yang sakit yang dapat melakukan pembedahan jantung pertumbuhan jumlahnya memerlukan waktu terbuka. yang lama. Perlu usaha percepatan untuk memperbanyak sumber daya manusia dan Demi mencapai transformasi layanan rujukan meningkatkan kapabilitas dari sumber daya itu tersebut, pusat jantung nasional RSJPDHK akan sendiri. Ada banyak hal yang perlu disikapi dalam melakukan kaskade pengampuan ke rumah hal menambah tenaga kesehatan, salah satunya sakit provinsi sebagai tingkat utama, rumah adalah untuk bekerja sama dengan organisasi sakit madya, dan rumah sakit daerah. Dengan yang terkait dengan pelayanan kardiovaskular. demikian, untuk ke depannya ditargetkan agar Di samping itu, perlu juga untuk meningkatkan setiap provinsi minimal memiliki satu rumah jumlah lulusan dokter spesialis jantung dan sakit tingkat provinsi yang dapat melakukan pembuluh darah. Peningkatan jumlah dokter pembedahan jantung terbuka. Selain itu, rumah spesialis jantung dan pembuluh darah juga harus sakit madya diharapkan dapat melakukan diikuti dengan pemerataan persebarannya ke tindakan kateterisasi atau intervensi non-bedah. seluruh Indonesia dan tidak hanya terpusat di kota-kota besar. Untuk memperluas pertanggungjawaban terhadap zonasi dari masing-masing rumah sakit, Dengan adanya kolaborasi dan kerjasama replikasi juga diperlukan. Pembagian tugas dan dari seluruh pihak, diharapkan percepatan beban kerja akan dibagi per zonasi agar tidak pengampuan jejaring rumah sakit terkait menitikberatkan hanya di satu titik saja. Regulasi kardiovaskular menjadi lancar dan cepat mengenai akselerasi pengembangan jejaring juga mencapai target-target yang sudah ditentukan, harus lebih spesifik agar dapat terlaksana dengan bahkan hingga melebihinya. baik sehingga target pun tercapai. Fasilitas, peralatan, sarana, dan pembangunan dapat disiapkan bersama-sama dengan bantuan Pemetaan replikasi dan jejaring antar rumah sakit di 34 provinsi |9 |9
ASMIHA HIGHLIGHT Syok Kardiogenik: Pentingnya Tata Laksana Segera Dokumentasi pelaksanaan Working Group Track 1 : Acute Cardiovascular Care menghadirkan para pembicara dan panelis yang ahli di bidangnya (17/9). Syok kardiogenik adalah kondisi darurat Acara WGT 1 diawali dengan pemaparan medis yang ditandai dengan terjadinya gangguan oleh Faisal Habib, MD, FIHA dengan judul Early perfusi menuju jaringan tubuh akibat disfungsi Identification and Classification of Cardiogenic jantung. Menurut PERKI, kriteria sebuah kondisi Shock. Dalam pemaparannya, dr. Faisal dikatakan sebagai syok kardiogenik meliputi menekankan pentingnya melakukan diagnosis adanya salah satu temuan keluhan gagal jantung, klasifikasi syok kardiogenik secara efisien dalam salah satu temuan kelainan struktur/fungsi, menunjang penanganan pasien. Kemudian, sesi salah satu temuan hipotensi, salah satu temuan dilanjutkan oleh Vidya Gilang Rejeki, MD, FIHA. tanda kongesti, dan salah satu temuan gangguan Presentasi yang dibawakan mengusung tema perfusi. Pada hari Sabtu, 17 September 2022 Current Recommendation on Comprehensive diadakan sesi Working Group Track 1 (WGT 1) Management of Cardiogenic Shock. Sebagai secara daring dengan membawakan topik “Acute pendahuluan, dr. Vidya menjelaskan algoritma Cardiovascular Care: Evolving Concept and tata laksana pasien dengan syok kardiogenik. Future Directions of Cardiogenic Shock”. Acara ini Pertama-tama, pasien diberikan penatalaksanaan dimoderatori oleh Roy Christian, MD, FIHA. awal (initial treatment) untuk stabilisasi kondisi | 10 10 | 31st Asmiha 16-25 September 2022
pasien. Kemudian, perlu diidentifikasi apakah Pemaparan terakhir dalam mata acara WGT 1 pasien mengalami infark miokard akut atau tidak. dibawakan oleh Hendry Purnasidha Bagaswoto, Bila pasien mengalami infark miokard akut, perlu MD, FIHA dengan mengangkat topik “Cardiogenic diperiksa kembali apakah terdapat komplikasi Shock in Indonesia: What We Have Learned from mekanis. Selanjutnya, ketika pasien dirawat di National Registry Data”. Dalam presentasinya, dr. CVCU (cardiovascular care unit), perlu dilakukan Hendry mengemukakan bahwa kejadian admisi pemantauan hemodinamik pasien, optimasi pasien syok kardiogenik ke dalam ICCU (intensive volume, pemberian vasopresor, serta manajemen cardiovascular care unit) di Indonesia mencapai organ fungsional. Apabila pasien masih dalam sebesar 12,9%. Selain itu, ditemukan pula bahwa keadaan syok, perlu dipertimbangkan pemberian komorbiditasyangpalingumumditemuipada syok mechanical circulatory support. Setelah itu, kardiogenik adalah penyakit jantung koroner dan dipantau pula apakah pasien mengalami gagal jantung kongestif. Di akhir presentasinya, dr. perbaikan atau perburukan. Hendry menekankan juga bahwa strategi reperfusi dengan PCI (percutaneous coronary intervention) Di samping itu, dr. Vidya juga menyampaikan masih merupakan pilihan utama untuk pasien hal-hal yang perlu diperhatikan saat hendak STEMI yang mengalami syok kardiogenik. memberikan tata laksana terhadap pasien syok kardiogenik. Sebagai contoh, pemberian Setelah presentasi oleh ketiga pembicara vasopresor memang diperlukan untuk mencapai di atas, sesi WGT 1 ditutup dengan adanya target hemodinamik tertentu. Namun, sejumlah diskusi panelis. Pada sesi ini, panelis menjawab studi menyatakan bahwa pemberian vasopresor pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para justru dikaitkan dengan kejadian aritmia dan peserta selama pemaparan berlangsung. Diskusi peningkatan konsumsi oksigen. Dr. Vidya menutup berlangsung hangat dengan antusiasme peserta pemaparannya dengan menekankan pentingnya dalam bertanya disertai penjelasan para panelis peran Shock Team dalam penanganan pasien. yang dinilai komprehensif. Hal ini sesuai dengan rekomendasi sejumlah penelitian yang mengatakan bahwa pendekatan tatalaksana dengan melibatkan Shock Team dinilai bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi penanganan pasien. | 11 | 11
ASMIHA HIGHLIGHT Bagaimana Pemilihan Terapi pada Sindrom Koroner Kronik? Masalah pada Sindrom Koroner Kronik Sebanyak 26% dari pasien dengan sindrom menyebabkan morbiditas dan mortalitas. koroner kronik (SKK) memiliki gejala Dalam sesi ini, dirangkum faktor kunci angina dengan atau tanpa iskemia. Gejala angina akan mengarah pada prognosis yang buruk. yang diperlukan untuk diagnosis dan strategi Rekurensi gejala angina juga sering terjadi pada pengobatan yang tepat dalam tata laksana angina pasien yang telah dilakukan PCI (percutaneous pada pasien SKK. Langkah pertama adalah coronary intervention). Hal ini diakibatkan dari menentukan apakah pasien memiliki angina adanya stenosis ulang (restenosis) atau progresi stabil atau tidak stabil. Selanjutnya, klinisi harus dari aterosklerosis koroner. Selain itu, hal ini dapat mencari tahu apakah pasien memiliki stenosis terjadi akibat adanya gangguan fungsi dari arteri koroner, adanya keragaman patofisiologi yang vasomotor atau disfungsi mikrovaskular koroner. mendasari untuk dijelajahi, profil hemodinamik, komorbiditas, skor risiko, faktor genotip, dan Dalam register Reduction of Atherothrombosis sebagainya. Di satu sisi, tujuan terapi farmakologis for Continued Health (REACH), disebutkan adalah untuk mengontrol gejala angina dan bahwa pasien dengan penyakit jantung koroner iskemia akibat aktivitas fisik, tetapi di sisi lain dan angina stabil memiliki tingkat kejadian juga untuk mencegah kejadian kardiovaskular. kardiovaskular yang lebih tinggi di masa depan Pengobatan yang optimal adalah pengobatan dibandingkan pasien tanpa angina. Angina yang secara tepat dapat mencapai kedua hal juga ditemukan lebih berhubungan signifikan tersebut dengan kepatuhan pasien maksimal dan dengan kejadian gagal jantung, rawat inap akibat efek samping minimal. penyebab kardiovaskular, dan revaskularisasi koroner dibandingkan dengan kejadian stroke, Pilihan Terapi Farmakologis Pasien SKK infark miokard, dan kematian akibat penyebab Berdasarkan pedoman European Society of kardiovaskular. Dalam hal ini, Yan Herry, MD, Cardiology (ESC) pada SKK, terapi farmakologis FIHA, FAsCC, FSCAI menekankan bahwa penyebab untuk pasien yang simtomatik perlu menggunakan masalah utamanya bukanlah stenosis itu sendiri, lebih dari satu obat untuk mencapai tujuan melainkan ruptur non-stenosis yang mayoritas terapi. Hal ini penting untuk diingat karena masih banyak klinisi yang sering memulai terapi hanya Pedoman ESC 2019 dalam tata laksana pasien SKK 12 | 31st Asmiha 16-25 September 2022
dengan satu obat, lalu beralih ke obat lain atau atau bradikardia, beta-blocker jelas merupakan menggabungkannya dengan obat lain ketika terapi kontraindikasi dan begitu pula dengan CCB. Beta- dianggap tidak efektif. Pada prinsipnya, beta- blocker juga terbatas penggunaannya pada pasien blocker, calcium channel blocker (CCB), dan nitrat asma atau diabetes. short-acting merupakan pengobatan lini pertama pada pasien dengan angina. Jika angina masih Pemberian obat yang disesuaikan tidak terkontrol, obat lini kedua seperti ranolazine, dengan komorbid pasien ivabradine atau trimetazidine dapat ditambahkan. Dalam sesi ini, muncul argumen mengenai pedoman tata laksana di atas. Salah satu pembicara yang berasal dari Yunani, Prof. Athanasios J. Manolis, MD, FACC, FESC, FAHA, mengkritisi alasan pemberian beta blocker, CCB dan nitrat long-acting kepada pasien angina stabil dengan tekanan darah rendah. Prof. Manolis membawakan publikasinya mengenai algoritma yang lebih rasional dan strategi medis yang lebih praktis untuk pasien angina, yaitu pemilihan obat berdasarkan profil hemodinamik. Algoritma tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Terapi kombinasi harus diterapkan untuk mengendalikan angina pada pasien dengan SKK. Pengobatan untuk pengelolaan SKK harus dilakukan secara individual dengan mempertimbangkan karakteristik dan preferensi pasien. Dalam mempertimbangkan keuntungan dan kerugian bagi pasien, obat-obatan dengan efek netral pada tekanan darah juga harus masuk dalam pertimbangan sebagai pilihan. Pemilihan terapi farmakologis SKK berdasarkan profil hemodinamik pasien Selain profil hemodinamik, komorbiditas merupakan salah satu kondisi pasien yang perlu menjadi perhatian dalam pertimbangan tata laksana. Ada beberapa komorbid yang sering dimiliki pasien SKK, seperti fibrilasi atrium, AV blok, hipotensi, asma, diabetes, dan lainnya. Beberapa obat mungkin dikontraindikasikan dalam kondisi ini. Beta-blocker merupakan salah satu pilihan pada gagal jantung, fibrilasi atrium, dan hipertensi. Namun, pada pasien dengan hipotensi | 13
ASMIHA HIGHLIGHT Menilik Kardiomiopati dengan Berbagai Modalitas Pencitraan Pencitraan memiliki peran yang penting juga merupakan modalitas yang sangat baik dalam manajemen kasus kardiomiopati. 31st untuk mengevaluasi arteri koroner. “CT angiografi ASMIHA 2022 mengajak para peserta untuk memiliki peran krusial untuk mengeksklusi menelusuri kasus-kasus kardiomiopati dengan penyakit arteri koroner pada pasien dengan berbagai modalitas pencitraan dalam workshop kardiomiopati dilatasi,” jelas dr. Habibie. bertajuk “Cardiomyopathy: Explore The Meskipun begitu, dr. Habibie mengingatkan Multiverse of Imaging”. Acara diselenggarakan bahwa dosis radiasi tetap harus menjadi isu pada hari Sabtu, 17 September 2022 secara luring yang diperhatikan saat menggunakan CT. (offline) di Hotel Mulia, Jakarta. Perencanaan yang baik sebelum prosedur dapat Workshop tersusun dari beberapa mata menghindarkan pasien dari risiko efek samping acara. Pemaparan materi berjudul “What Can radiasi. “Yang paling penting adalah prinsip We Get from Cardiac CT in Cardiomyopathy” ALARA, as low as reasonably achievable. Kita harus oleh Habibie Arifianto, MD, FIHA menjadi menggunakan dosis radiasi serendah mungkin pembuka dalam workshop ini. Materi tersebut untuk mendapatkan kualitas gambar yang berfokus pada peran CT (computed tomography) masih bisa dipertanggungjawabkan,” dr. Habibie dalam kasus kardiomiopati. Meskipun bukan menerangkan. merupakan modalitas pencitraan lini pertama Materi pertama diakhiri dengan gambaran untuk kasus kardiomiopati, cardiac CT bukanlah CT dari beberapa kasus kardiomiopati. Para modalitas yang bisa disepelekan. Modalitas ini peserta diajak secara interaktif mengomentari sangat bermanfaat untuk digunakan pada pasien kasus-kasus yang ditampilkan. Setelah itu, acara kardiomiopati dengan kontraindikasi terhadap dilanjutkan dengan pemaparan materi kedua oleh cardiac magnetic resonance (CMR) atau pada Rosi Amrilla, MD, FIHA dengan judul “Dilated lokasi dengan fasilitas yang terbatas. CT angiografi Cardiomyopathy in Multimodalities Multiverse: Ischemic vs Non Ischemic”. Berbeda dengan materi pertama yang berfokus pada modalitas CT, materi kedua mengeksplorasi berbagai modalitas pencitraan untuk membedakan kasus kardiomiopati dilatasi iskemik dengan noniskemik. Modalitas pencitraan yang dibahas antara lain SPECT (single-photon emission CT), CCTA (cardiac CT angiography), dan CMR. “Untuk menilai suatu kasus iskemik atau non-iskemik, kita bisa menggunakan berbagai modalitas,” kata dr. Rosi. Suasana Workshop “Cardiomyopathy: Explore The Multiverse of Masing-masing modalitas memiliki Imaging”. Para peserta antusias mengikuti sesi workshop. kelebihan dan kekurangannya. 14 | 31sstt Asmiha 16-25 September 2022
mata acara ini, peserta diajak untuk langsung mengeksplorasi berbagai hasil pencitraan kasus kardiomiopati menggunakan program piranti lunak Syngo.via Workstation. Peserta dipandu untuk menganalisis kasus dari berbagai modalitas pencitraan dengan menggunakan program tersebut. Beberapa instruktur juga siap sedia membantu para peserta yang ingin bertanya atau mengalami kesulitan. Sesi terakhir berlangsung dengan sangat interaktif. Para peserta tampak antusias dan aktif mengajukan pertanyaan kepada pemateri serta Peserta bersama instruktur menganalisis hasil pencitraan instruktur. Salah satu peserta workshop, dalam sesi workshop Putri Annisa Kamila, MD, FIHA pun mengemukakan bahwa workshop kali ini sangatlah menarik. “Menurut saya Pemilihan modalitas pencitraan yang tepat harus workshop-nya sangat menarik, sesinya sangat mempertimbangkan sensitivitas, spesifisitas, serta interaktif, pembicaranya sangat komunikatif dan situasi dan kondisi tiap kasus yang dihadapi. memang kasus-kasus yang diberikan adalah kasus yang sering ditemui sehari-hari. Ada juga kasus- Acara berlanjut dengan materi ketiga yang kasus unik yang bisa membuat wawasan kita berjudul “Cardiomyopathy in CMR Perspective: semakin terbuka,” kata dr. Putri. Sebagai penutup, Really One Stop Study?”. Materi dibawakan oleh dr. Putri berharap agar workshop seperti ini tetap Nuraini Yasmin, MD, FIHA. Dr. Yasmin mengajak diadakan di tahun-tahun yang akan datang. para peserta mengupas lebih dalam mengenai peran CMR dalam kasus kardiomiopati. CMR merupakan pemeriksaan baku emas untuk mengevaluasi fungsi ventrikel kanan dan kiri. Dalam kasus kardiomiopati, penting untuk memperhatikan data-data klinis pasien karena satu gambar dari CMR bisa memiliki beberapa pemaknaan. “CMR bisa dipertimbangkan sebagai salah satu one stop study untuk melakukan evaluasi diagnostik dan prognostik pada pasien-pasien dengan kardiomiopati,” ucap dr. Yasmin sekaligus memberikan kesimpulan pada materi ketiga. Setelah ketiga materi selesai dipaparkan, workshop kemudian sampai pada mata acara terakhir Foto bersama narasumber dan peserta workshop yang tak kalah menarik. Dalam | 15
ASMIHA HIGHLIGHT Kupas Tuntas Sejumlah Kasus Kardiologi Klinis Pilihan Sesi diskusi kasus Meet the Expert 2 yang bertajuk “Clinical Cardiology & Cardiovascular Prevention and Rehabilita- tion” (17/9) Kasus-kasus kardiologi klinis yang sulit dan terjadi remodelling yang tidak proporsional pada jarang ditemukan memberikan tantangan ventrikel kanan akibat olahraga yang intens. tersendiri bagi klinisi dalam mengupayakan Salah satu remodelling yang terjadi pada athlete’s diagnosis yang akurat dan tata laksana yang heart adalah arrhythmogenic right ventricular optimal. Untuk itu, Meet The Expert 2 yang cardiomyopathy (ARVC), sebuah kardiomiopati dimoderatori oleh Prof. Bambang Budi Siswanto, yang dapat menyebabkan kematian mendadak. MD, PhD, FIHA ini akan mengupas tuntas lima kasus sulit dengan topik yang bervariasi dan satu Presentasi kedua yang bertajuk \"A Rare modalitas terapi untuk angina refrakter. Setiap Case of Acute Purulent Perimyocarditis due to paparan materi dikritisi secara mendalam oleh Klebsiella Pneumoniae: Challenge in Diagnosis para panelis, yaitu Cholid Tri Tjahjono, MD, FIHA and Management\" dibawakan oleh Gusti Ayu dan Pipin Ardhianto, MD, FIHA. Riska Pertiwi, MD. Perimiokarditis akibat Klebsiella pneumoniae jarang terjadi, namun Sesi presentasi diawali dengan paparan perjalanan penyakit yang cepat memberat kasus berjudul “Exercise-Induced ARVC in Young menuntut diagnosis dan tata laksana dini. Women: Athlete’s Heart” oleh Inne Pratiwi, MD. Perimiokarditis harus dipikirkan sebagai Latihan fisik jangka panjang dapat menginduksi sebuah diagnosis banding pasien dengan efusi adaptasi struktural jantung yang dikenal sebagai perikardium. Perburukan kondisi yang cepat athlete’s heart. Walaupun kedua ventrikel dapat mengindikasikan adanya infeksi bakteri jantung mengalami dilatasi dan hipertrofi, purulen. Manajemen utama perimiokarditis 16 | 31st Asmiha 16-25 September 2022
purulen meliputi evakuasi cairan perikardium, Presentasi berikutnya yang berjudul \"Cardiac terapi antibiotik, dan perikardiektomi. Amyloidosis: Finding the Early Way Out from The Diagnosis Maze\" dipersembahkan oleh Al - Ma' Dari presentasi kasus infeksi, sesi dilanjutkan Arij Akbar Lubis, MD. Amiloidosis adalah deposisi dengan sebuah presentasi kasus sarkoidosis serat-serat ekstraseluler yang tersusun atas bertajuk \"Unexpected Aetiology of Dreadful protein serum bermolekul kecil, menyebabkan Cardiogenic Shock and Arrhythmias: A Case of disfungsi progresif otot jantung dan sistem Confirmed Cardiac Sarcoidosis by Endomyocardial konduksi jantung. Penyakit ini adalah penyebab Biopsy Findings\" oleh Muhammad Adniel gagal jantung dan aritmia yang sering terabaikan. Ilhamy, MD. Sarkoidosis adalah penyakit Amiloidosis jantung dicurigai pada pasien dengan granulomatosa sistemik dengan penyebab yang hipertrofi ventrikel kiri dengan penyebab yang tidak diketahui. Penyakit ini dapat menyebabkan tidak jelas, pasien gagal jantung dengan tanda/ blok atrioventrikular, aritmia ventrikel, dan gagal gejala amiloidosis, dan pasien dengan temuan jantung yang berujung pada kematian mendadak. ekokardiografis yang mengarah pada amiloidosis. Manifestasi klinis sarkoidosis jantung mirip dengan penyakit jantung lainnya. Diagnosis dikonfirmasi Presentasi kasus bertajuk “Right-Sided Infective dengan biopsi endomiokardial dan didukung oleh Endocarditis with Septic Pulmonary Embolism in pemeriksaan radiologis, sedangkan tata laksana a Dextrocardiac Patient” yang dibawakan oleh penyakit ini mengandalkan regimen kortikosteroid. Cindya P. Iswandi, MD menjadi sajian penutup Meet the Expert 2. Endokarditis infektif sisi kanan Selanjutnya, Susandy Oetama, MD hanya menyumbang sebanyak 5–10% kasus membawakan presentasi berjudul \"External endokarditis infektif yang mana mayoritas Counterpulsation in Refractory Angina Patients: melibatkan katup trikuspidalis (90%) dan A Life Changing Therapeutic Modality\". External banyak terjadi pada pengguna narkoba suntik. counterpulsation (ECP) adalah tata laksana Penyakit ini dicurigai pada pasien dengan demam noninvasif untuk pasien angina refraktori, persisten, bising jantung, manifestasi paru, dan melibatkan pemasangan cuff yang dapat bakteremia. Tata laksana utamanya berupa obat- dikompresi pada betis, paha bawah, dan paha obatan, namun pembedahan dapat diindikasikan atas. ECP terbukti mengurangi angina, menunda pada kasus-kasus tertentu. iskemia yang terinduksi aktivitas pada pasien dengan penyakit arteri koroner simptomatik, dan meningkatkan kualitas hidup. Tata laksana ini ditoleransi dengan baik dan bebas efek samping pada sebagian besar pasien. | 17
ASMIHA HIGHLIGHT Mengulik Peranan Penting Cardiac CT sebagai Modalitas Diagnostik Evening symposium disajikan sebagai salah satu penutup rangkaian acara ASMIHA oleh kualitas pencitraan CTA dan adanya pada hari Sabtu, 17 September 2022. Acara kalsifikasi yang berat. Pada akhir presentasi, dr. Paskariatne menekankan bahwa kombinasi dari yang terlaksana mulai dari pukul 19.00 WIB penilaian anatomis dan fungsional dengan teknik ini terdiri dari 3 simposium utama. Salah satu pencitraan tunggal merupakan strategi diagnostik simposiumnya mengusung tema “One-Stop yang baik untuk mengidentifikasi pasien yang Exam Tool: Expanding The Use of Cardiac CT for hendaknya menerima revaskularisasi koroner. Diagnosis and Risk Stratifications.” Simposium Setelah pembahasan rest CTP dan FFR-CT, yang dilaksanakan secara daring ini dimoderatori materi dilanjutkan oleh Sony Hilal Wicaksono, oleh Manoefris Kasim, MD, FIHA. MD, FIHA dengan topik “Assessing Coronary Inflammation and Plaque Characterization by CCT.” Sebagai pembuka, Prof. Hyun Woo Goo, Plak aterosklerosis merupakan salah satu beban MD membawakan materi berjudul “Clinical penyakit global. Oleh karenanya, diperlukan alat Application of Pediatric Cardiothoracic Computed Tomography Guideline.” Pada kesempatan ini, yang dapat digunakan sebagai uji diagnostik untuk Prof. Hyun yang berasal dari Radiology Asian menentukan karakteristik plak, terutama untuk Medical Center University of Ulsan College of mengidentifikasi yang memiliki sifat risiko tinggi. Medicine Seoul ini menjelaskan mengenai Dalam elaborasinya, dr. Sony mengemukakan penerapan klinis dari CT kardiotoraks pada bahwa sindrom koroner akut merupakan salah anak, yang terdiri dari penerapan esensial satu gejala paling umum dari penyakit arteri dan penerapan opsional. Penerapan esensial koroner dan untuk itu coronary CT angiography meliputi setiap jenis pemeriksaan CT yang dapat berperan sebagai uji diagnostik lini pertama. CCTA dilaksanakan dengan segera, seperti evaluasi berfungsi di dalam mengevaluasi ciri-ciri dari pembuluh darah ekstrakardiak serta pemeriksaan plak berisiko tinggi. “The proposed workflow may jalur pernapasan dan paru-paru. Sementara itu, have better future impact for lowering the number penerapan opsional dilakukan sesuai kebutuhan of myocardial infarction among coronary artery dan biasanya memerlukan lebih banyak tenaga disease patients,” tandas dr. Sony pada akhir dan waktu, seperti evaluasi struktur intrakardiak, presentasinya. arteri koroner, diafragma, dan perfusi miokardium. Selepas itu, Paskariatne Probo Dewi, MD, FIHA melanjutkan pemaparan materi dengan tema “Rest Perfusion CT and FFR-CT Role in Coronary Functional Assessment.” Dr. Paskariatne menjelaskan bahwa perkembangan perfusi CT dan FFR-CT telah menambah manfaat klinis tersendiri dari CFA, yakni dengan meningkatkan spesifisitas dan positive predictive value. Hal ini berguna dalam mengevaluasi signifikansi fungsional dari stenosis koroner. Tidak hanya itu, rest CTP juga berguna untuk analisis arteri koroner dengan kalsifikasi yang signifikan ataupun stenosis Sesi diskusi antara panelis dan pembicara intermediet. Penggunaan FFR-CT dipengaruhi pada evening symposium 3 18 | 31st Asmiha 16-25 September 2022
ASMIHA HIGHLIGHT Indonesian Journal of Cardiology Session on ASMIHA 2022: Annual Reviewer Award and Best Scientific Paper of 2021 Award Dokumentasi pelaksanaan sesi acara Indonesian Journal of Cardiology Session Best Reviewers Antonia Anna Lukito, MD A. A. Ayu Dewi Adelia Yasmin, MD Sofian Johar, MD Best Papers Basuni Radi, MD Melyana Asmuni, MD Muhammad Desfrianda Pane, MD | 19
Pemenang Quiz Berhadiah 31st ASMIHA: Vol. 2 Sakina Usman Selamat! Panitia akan mengontak Anda dalam waktu dekat. Untuk para peserta yang belum berkesempatan mendapatkan hadiah, mari ikuti quiz hari ini sebagai berikut. 1. Menurut PERKI, kriteria sebuah kondisi dikatakan sebagai syok kardiogenik meliputi adanya salah satu temuan keluhan gagal jantung, salah satu temuan kelainan struktur/fungsi, salah satu temuan hipotensi, salah satu temuan tanda kongesti, dan salah satu temuan gangguan perfusi. Benar/Salah? 2. BerdasarkanpedomanEuropeanSocietyofCardiology(ESC) pada pasien sindrom koroner kronik, terapi farmakologis untuk pasien yang simtomatik hanya perlu menggunakan satu obat untuk mencapai tujuan terapi. Benar/Salah? KUIS HARI INI! Jawaban dapat dikumpulkan melalui link bit.ly/quiz3ASMIHA2022 atau scan barcode berikut: 20 | 31st Asmiha 16-25 September 2022
ASMIHA 2022 In Pictures | 21
Cuplikan Rabu UNTUK RABU! What's Next? TIME WEDNESDAY, SEPTEMBER 21ST 2022 Channel B 09.00-12.00 Channel A 12.00-13.00 Moderated Poster/ Moderated Poster/ 13.00-16.00 Oral Presentation 1 Oral Presentation 2 16.00-19.00 Lunch Break 19.00-20.30 Virtual Workshop 7 Moderated Poster/ Pulmonary Hypertension Oral Presentation 3 Perioperative Risk Assesment for PAH Undergoing Non-Cardiac Surgery Afternoon Break Meet The Expert 4 Heart Failure & Valvular Heart Disease 22 | 31st Asmiha 16-25 September 2022
Acara POKJA | 23
DIGITAL Vol. 3 Editor in Chief dr. Suci Indriani, SpJP(K), FIHA dr. Yusra Pintaningrum, SpJP, FIHA, FAPSC dr. Vito A. Damay, SpJP(K), MKes, FIHA, AIFO-K Editor Billy Pramatirta, SKed Rafaella Shiene Wijaya Medical Writer Albertus Raditya Danendra, SKed Medhavini Tanuardi, SKed Taris Zahratul Afifah Alessandrina Janisha Parinding Graphic Design & Layout Nabilla Luthfia Salwani Alifa Rahma Web: www.asmiha.org Email: [email protected] MEDIA PARTNER:
Search
Read the Text Version
- 1 - 24
Pages: