Diterbitkan atas kerjasama Karya: Muhammad Luthfi Ghozali Penerbit abshor dengan Desain sampul: M Luthfi Gh Pondok Pesantren As-Salafi AL-FITHRAH Penata teks: Drs. Ali Murtadho, M.pd Sumurrejo Gunungpati SEMARANG Tata letak: M luthfi Gh Juli 2006 Cetakan perdana: Juli 2006 Menuju Hati yang KHUSU’ ~1 AB. 07. 006 – 0003. 164 hlm. 20x14 Penerbit: abshor Jl. Raya Ungaran Gunungpati Km 4 Sumurrejo Gunungpati SEMARANG Tlp. (024) 70794008 E mail: [email protected] Didistribusikan oleh: abshor Hidmah dan IbadaH Jl. Raya Ungaran Gunungpati Km 4 Sumurrejo Gunungpati SEMARANG Tlp. (024) 70799949 E-mail: [email protected] Website: http://www.alfithrahgp.com 2 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar
PRAKATA PENERBIT - IV si buku ini adalah hasil cuplikan dari bagian isi di MUQODDIMAH - VI dalam beberapa judul buku penulis yang sudah dan akan diterbitkan. Ditambahi dengan arahan dan Bab Pertama - 68 ilustrasi seperlunya, dijadikan satu buku kecil yang SURI TELADAN YANG BAIK - 10 dapat dimasukkan ke dalam saku baju. Disamping itu juga karena isinya yang hanya mengarah kepada Pencerahan Spiritual - 15 pembahasan yang khusus, maka buku ini menjadi Pembuka Tujuh Pintu Hati - 19 enak untuk dibaca di mana saja. Berisi metode ilmiyah Dzikir Membuka Penutup Jalan - 30 yang sangat dibutuhkan dewasa ini. Yaitu tata cara Matahari Malam - 37 bagaimana manusia menempa hatinya sendiri untuk Bab Kedua menjadi hati yang khusu’. INAYAH AZALIYAH - 45 Di era globalisasi ini, dimana masing-masing Qodo’ dan Qodar - 48 manusia cenderung berlomba-lomba untuk maju Mencuci Hati - 63 dalam arti, bagaimana dengan kemampuan rasional, Konsep Langit dan Konsep Bumi mereka berusaha untuk dapat mengelola dan Mencabut Sombong - 73 mengusai isi alam semesta supaya dengan itu Mengangkat Derajat - 76 menjadikan hidup mereka berhasil dalam arti menjadi Ilmu dan Iman - 80 orang yang kaya raya. Namun demikian, sering kali saat itu ada yang mereka lupakan, yaitu mengelola Bab Ketiga dan menguasai potensi hatinya sendiri. Akibatnya, HAMBA YANG BERBAKTI - 90 ketika obsesi itu sudah terwujud sehingga mereka benar-benar telah menguasai harta benda yang besar, Hukum Sebab Akibat - 97 ternyata hati mereka malah menjadi gersang. Mencabut Susah - 106 Sehingga apa yang sudah dikuasai itu dirasakan Bab Keempat menjadi hambar. Saat itulah baru mereka sadar akan SUMBER INAYAH - 113 Syafa’at Di Dunia - 130 4 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar Syafa’at Di Akhirat - 146 PENUTUP - 161 RIWAYAT PENULIS - 163 DAFTAR PUSTAKA - 165 Menuju Hati yang KHUSU’ ~3
kebutuhan pengelolaan hati itu padahal potensi egala puji bagi Allah Maha Pencipta lagi Maha rasionalnya sudah terlanjur tersita dengan kesibukan Pemelihara. Allah Ta’ala yang menciptakan alam duniawi yang membelenggu diri. semesta dan isinya serta yang memeliharanya, maka tidak ada sesuatupun yang maujud di alam semesta ini kecuali Dengan buku ini penulis mengajak para semua ada dalam liputan ilmu dan kekuasaan-Nya. pembacanya untuk sejak dini mampu mengelola hati dengan potensi rasional yang ada, baik dengan fikir Maha Suci Allah yang qodo’-Nya telah mendahului maupun dzikir. Oleh karena itu, di era sekarang ini qodar-Nya dan tidaklah qodar menjadi kenyataan kecuali buku ini sangat penting untuk dibaca. sesuai dengan apa yang dipastikan di dalam qodo’-Nya. Berarti, apa yang telah, sedang, dan akan terjadi, sejatinya Diuraikan secara mendasar, meliputi ilmu hanyalah pelaksanaan qodo’-Nya yang terdahulu. Maka syari’at, ilmu thoriqoh, ilmu hakikat dan ilmu ma’rifat hati yang hidup akan menelusuri dan menyelami qodo dan yang diaplikasikan kepada realita dan fenomena, qodar itu, mencari apa-apa yang dapat ditemukan dari buku ini akan mampu menjadi pencerahan bagi yang tersimpan di balik rahasia keduanya. Yaitu rahasia pembacanya. Baik secara rasional di kala sedang penciptaan alam. Penciptaan langit, bumi dan isinya, yang dibaca maupun spiritual manakala isi yang sudah tanda-tanda hanya dapat dibaca oleh para Ulul Albab. difahami mampu ditindaklanjuti dengan amal dan Allah Ta’ala telah menyatakan dengan firman-Nya: ibadah. Bahkan akan menjadi filter untuk rasional terhadap pemahaman yang memang semestinya harus “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan disaring dengan potensi hati, agar hati dan aqidah bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat mendapatkan penjagaan sebagaimana mestinya. tanda-tanda bagi Ulul Albab, - (yaitu) orang-orang yang berdzikir kapada Allah sambil berdiri atau duduk atau Terakhir, barangkali memang anda perlu mencoba untuk membuktikannya. dalam keadaan berbaring dan mereka bertafakkur tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): \"Ya Penerbit Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan Menuju Hati yang KHUSU’ ~5 sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. QS:3/190-191. 6 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan yang berisi tentang pendidikan akhlakul karimah yang kepada Junjungan kita, Nabi Besar Muhammad saw. amat tinggi. Pemimpin serta ikutan manusia. Nabi akhir zaman yang dimuliakan sepanjang zaman yang telah menancapkan Ditulis dengan kalimat-kalimat yang singkat dan tonggak dan panji-panji aqidah dan keimanan. Yang telah simpel namun mengandung arti yang sangat dalam dan mendobrak benteng-benteng kekafiran dan kemusyrikan luas—bagaikan lautan yang tidak bertepi—relefansi kitab serta kemunafikan. Dengan perjuangan itu, beliau telah Hikam itu menjadi abadi sepanjang zaman. Mengandung mampu membuktikan kepada zaman, bahwa dari tanah suatu pelajaran yang sangat berharga, baik yang berkaitan tandus dan gersang telah bangkit suatu komunitas dan dengan hubungan antara manusia dan manusia terlebih generasi yang mampu membangkitkan peradaban, hubungan antara seorang hamba kepada Ma’budnya. merubah kebodohan menjadi terang benderang. Juga Merupakan konsep-konsep kehidupan yang logis dan kepada para keluarga, para sahabat serta para pengikut masuk akal serta rambu-rambu jalan yang cemerlang, yang yang setia sampai akhir zaman yang telah meneruskan kemanfaatannya sudah tidak diragukan lagi, bahkan tongkat estafet perjuangan dan pengabdian. Semoga hampir-hampir tidak ada seorang pun yang telah kepada mereka shalawat dan salam tercurahkan secara mendalami ilmu tasawuf dan menjalani alam kesufian, terus menerus sampai akhir zaman. kecuali mereka pasti telah menyelami lautannya, menenggak air susu dan madunya dan bahkan pernah (Selanjutnya) Untuk sekedar meme-nuhi kebutuhan menjadi mabuk dengan arak murninya. buku bacaan yang sederhana, ringan di tangan namun berat di dalam penghayatan dan pengamalan. Penulis Buku ini penulis beri judul: “MENUJU HATI YANG mencoba menyunting beberapa bab dari bukunya yang KHUSU”, yang di dalamnya terdiri dari empat bab, berjudul “PERCIKAN SAMUDERA HIKAM” Jilid kedua diantaranya Bab Pertama: SURI TAULADAN YANG BAIK. yang insya Allah akan menyusul diterbitkan. Tiga bab itu Bab Kedua: INAYAH AZALIYAH. Bab Ketiga: HAMBA dirangkai dengan pengantar dan ilustrasi, dijadikan satu YANG BERBAKTI. Bab Keempat: RAHASIA SUMBER buku kecil yang dapat dimasukkan di dalam saku. Dengan INAYAH. itu supaya dapat dinikmati dan diresapi para pembacanya dimana-mana dengan santai. Dengan merangkai empat bab itu menjadi satu judul buku kecil, harapan penulis, supaya di dalamnya terbentuk Di dalam buku percikan samudera hikam itu penulis suatu metode ilmiah secara sederhana dan mudah berusaha mensyarahi dalam bahasa Indonesia, sebuah sehingga dapat ditindaklanjuti oleh pembacanya dengan karya besar sepanjang zaman, “Kitab Al-Hikam”, buah amal ibadah dan mujahadah dengan mudah pula. Dengan karya seorang Ulama’ besar zamannya, yaitu Asy-Syeikh yang demikian itu, mudah-mudahan para membaca Al-Imam Al-Arif Billah, Abi Fadil Tajuddin Ahmad bin mendapatkan Taufiq dan Hidayah dari Allah Ta’ala Muhammad bin Abdul Karim Ibnu Athaillah Al- sehingga ibadah dan mujahadah yang dilaksanakan Assakandary Radli-yallaahu ‘Anhum. Sebuah karya tulis menjadi lebih terformat dan lebih terbimbing kearah jalan yang lurus. Menuju Hati yang KHUSU’ ~7 8 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar
Walau penulis sadar bahwa apa yang tersajikan anusia yang hatinya paling khusu’, tentunya tidak ada masih jauh dari apa yang dibutuhkan, namun penulis lagi, kecuali hanya Rasulullah saw. Karena Beliau berharap, bahwa sepercik air yang menetes dari mata pena adalah orang yang paling kenal (ma’rifat) dan paling penulis ini, mudah-mudahan akan mendapatkan mencintai Allah Ta’ala, sehingga beliau paling yakin keberkahan dari luasnya air samudera yang diserapnya, terhadap apa-apa yang dijanjikan Allah Ta’ala melalui dan semoga Allah ta’ala senantiasa memaafkan segala firman-Nya. Selanjutnya, baru orang-orang yang telah kesalahan dan menerima segala amal shalih. Sehingga, berhasil mengikuti Beliau dengan baik. Baik ilmu, amal, sepercik air yang dapat tertampung di dalam buku kecil perjuangan, terutama pelaksanaan akhlak yang mulia ini, akan mampu berkembang dan menjadi buah karya (akhlakul karimah). yang gemilang serta membawa kemanfaatan sepanjang zaman. Mereka itu adalah para Keluarga (ahlu baitin nabi), Kerabat, Sahabat dan pengikut-pengikut yang setia, Secara khusus kemanfaatan penulisan buku ini kemudian orang-orang yang mengikuti pengikut-pengikut penulis hadiahkan kepada para Guru yang suci lagi mulia tersebut dengan baik sampai hari kiyamat. Sesuai dengan yang telah bersusah payah menempa jiwa, kepada segenap kemampuan mereka mengikuti Baginda Nabi saw., mereka para orang tua yang telah banyak berjasa, kepada anak- adalah orang yang hatinya paling khusu’ diantara orang- anak, istri dan keluarga, serta kepada teman-teman orang yang ada di sekitarnya. seperjuangan dalam pengabdian tiada henti yang tercinta. Semoga Allah Ta’ala senantiasa meridhai mereka. Yang demikian itu, karena Rasulullah saw. adalah “Uswatun hasanah”(suri tauladan yang baik). Allah Ta’ala Kepada para ‘alim dan para pembaca, Tim penulis telah menegaskan dengan firman-Nya: mohon tegur sapa, karena setiap koreksi pasti ada guna. Terakhir, semoga apa-apa yang sudah ada, buah anugerah 10 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar yang dipetik di hari fana, dapat menjadi tinggalan yang berharga dan bekal yang berguna, untuk perjalanan panjang di hari yang tiada sudah. Yang dho’if dan sangat membutuhkan pengampunan Tuhannya. Muhammad Luthfi Ghozali ~9 Menuju Hati yang KHUSU’
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`, - (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menyebut Allah”.QS.al-Ahzab/21. menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”.QS. al-Baqoroh/45-46. Maksud ayat, untuk mampu menjadikan Rasul Muhammad saw. sebagai suri tauladan yang baik, Yang dimaksud dengan “al-ladziina yadhunnuuna” syaratnya, terlebih dahulu orang tersebut harus (orang-orang yang menyangka) adalah orang-orang yang mempunyai tiga pilihan hidup. Pertama, “yarjullah”, yaitu hatinya telah yakin bahwa mereka akan menjumpai Allah orang yang tujuan hidupnya hanya berharap mendapatkan Ta’ala. Maksud ayat, orang-orang yang hatinya khusu’ itu ridho Allah semata, bukan karena ingin masuk surga adalah orang yang yakin akan menjumpai Allah, baik maupun takut neraka. Kedua, “wal yaumal akhir”, yaitu dengan wushul (interaksi secara ruhaniyah) melalui ibadah orang yang orientasi hidupnya hanya mengharapkan yang sedang dilakukannya saat itu, juga dengan pahala kebahagiaan hari akhirat, yaitu ingin masuk surga dan amal ibadah itu nantinya di surga. Kalau tidak demikian, selamat dari neraka. Dan yang ketiga, “wadzakarollaha mereka yakin bahwa kelak akan dikembalikan kepada-Nya katsiroh”, yaitu orang yang banyak berdzikir kepada Allah untuk menerima pahala ibadah dengan surga atau Ta’ala. mempertanggung-jawabkan dosanya dengan siksa neraka. Maka, yang dimaksud orang yang hatinya khsus’ itu Di dalam ayat yang lain Allah Ta’ala berfirman: adalah orang yang orientasi hidupnya hanya untuk mengabdi kepada Allah Ta’ala, baik semata mengharap “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, ridho Allah Ta’ala maupun kebahagian hidup di surga. untuk khusu’ hati mereka mengingat Allah dan kepada Sebabnya, merekalah orang yang hatinya telah yakin, bahwa apapun yang diperbuatnya, baik urusan dunia kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah terlebih urusan akhirat, kelak akan dipertanggung- mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah jawabkan di hadapan Allah Ta’ala, baik dengan siksa di neraka maupun dengan kebahagiaan di surga. Allah Ta’ala diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa menegaskan yang demikian itu dengan firman-Nya: yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 11 kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik”.QS.al-Hadiid/16. 12 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar
Artinya, yang dimaksud khusu’ itu adalah khusu’ Bahkan banyak orang yang kelihatannya secara hati yaitu orang-orang yang hatinya khusu’ disaat dhohir melaksanakan amal ibadah, sholat malam, beribadah kepada Allah Ta’ala, baik dengan dzikir maupun mujahadah atau istighotsah akbar misalnya, namun ibadah yang lain atau orang yang hatinya telah yakin tujuannya akhirnya ternyata hanyalah mencari keuntungan terhadap hukum-hukum yang diturunkan Allah Ta’ala duniawi belaka. Baik untuk mencari keberkahan ekonomi melalui firman-Nya. Adapun yang dimaksud dengan hati maupun untuk kepentingan politik dan mempertahankan yang tidak khusu’ adalah seperti hatinya orang-orang ahli kekuasaan pribadi yang sedang terancam oleh kekuatan kitab, disebabkan karena keingkaran hati mereka kepada lawan-lawan politiknya. para Nabi dan para Rasul terdahulu, dalam waktu yang panjang, menyebabkan hati mereka menjadi keras sehingga Bahkan ibadah-ibadah khusus yang banyak dengan itu mereka kemudian cenderung berbuat fasik dilakukan oleh sebagian kalangan, dengan menyepi di gua- (berlebihan). gua di tengah hutan atau di kuburan-kuburan keramat misalnya, ternyata tujuannya, kebanyakan hanya untuk Oleh karenanya, hati itu harus segera diusahakan mencari kesaktian dan harta karun belaka. Yang demikian menjadi khusu’, bahkan sejak saat ayat ini diturunkan itu, oleh karena hati mereka terlanjur sudah menjadi keras, kepada Baginda Nabi saw. yaitu dengan jalan mengatur maka meski amal yang dikerjakan itu sejatinya adalah amal tujuan hidup untuk dapat yakin hanya mengharapkan akhirat, namun ujung-ujungnya, tetap saja, tujuannya ridho Allah atau kebahagiaan di surga. Kalau belum terjebak hanya untuk mencari keuntungan duniawi. mampu yang demikian, maka hendaklah orang mengkondisikan yang demikian itu dengan jalan Untuk menuju hati yang khusu’ itu, solusinya adalah memperbanyak dzikir kepada Allah Ta’ala. melaksanakan dzikir sebanyak-banyaknya dan mujahadah serta riyadhoh yang dibimbing oleh guru ahlinya. Yaitu Itulah yang dimaksud dengan firman-Nya: melaksanakan jalan ibadah(thoriqoh) yang dibimbing oleh “wadzakarollaaha katsiiro”. Yaitu memperbanyak dzikir seorang guru mursyid yang suci lagi mulia. Guru sejati kepada Allah Ta’ala dengan tujuan supaya hatinya menjadi yang telah menunjukkan, mengajak dan membimbing jalan khusu’ bukan dengan tujuan yang lain. Sebabnya, tidak ibadah dan hati(spiritual) murid-muridnya yang telah semua pelaksanaan dzikir yang dilaksanakan banyak menampakkan kekhusu’an hatinya, baik dalam menjalani orang, baik dengan sendiri maupun berjama’ah mesti hidup keseharian di tengah keluarganya maupun di tengah tujuannya hanya untuk mengharap-kan ridho Allah Ta’ala komunitas masyarakat-nya, terlebih dalam mengikuti jejak atau surga. guru besar mereka yaitu Junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw. Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 13 14 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar
Pencerahan Spiritual terkandung di dalam kalimat “Laa Ilaaha illallaah” (tidak ada Tuhan selain Allah) yang dilafatkan berkali-kali. Dengan mujahadah (dzikir) yang dilaksanakan sebagai pelaksanaan thoriqoh secara istiqomah(suluk), Hasilnya, “rahasia dzikir” itu akan mampu seperti orang melaksanakan meditasi. Maka akal(rasio) membangun dasar keyakinan yang kuat di dalam hati yang seorang salik(berjalan di jalan Allah) akan selalu nurnya akan mampu memancarkan sinar (pencerahan) ke mendapatkan pencerahan dari hati dengan “nur hidayah” dalam bilik akal. Selanjutnya pelaksa-naan mujahadah dan buah dzikir yang dijalani, sehingga aktifitas akal—yang dzikir tersebut akhirnya akan mampu menjadikan manusia kadang suka kebablasan—dapat terkendali dengan mempunyai pola pikir yang sehat dan positif. kekuatan aqidah (spiritual) yang benar. Yang demikian itu karena hati senantiasa Dengan dzikir dan mujahadah itu, manusia mendapatkan “ilham” dan “inspirasi spontan”, buah hendaknya mampu mengosong-kan irodah(kemauan) dan ibadah yang dijalani, yang akan mampu memberikan qudroh (kemampuan) basyariyah yang hadits (baru) untuk solusi bagi setiap kesulitan yang dihadapi. Itulah rahasia dihadapkan kepada irodah dan qudroh Allah Ta’ala yang Nubuwah—yang dahulu diberikan kepada para Nabi, azaliyah. Maksudnya, obsesi, rencana, dan kemampuan kemudian menjadi Walayah—ketika diwariskan kepada diri untuk mengatur kehidupan kedepan, baik urusan hamba-hamba Allah yang sholeh, sejatinya adalah wahyu dunia maupun urusan akhirat, saat itu, dengan kekuatan yang disampaikan Allah Ta’ala kepada hamba-hamba dzikir yang dilaksanakan, dilepas sementara dari bilik pilihan: “Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah akalnya. Kemudian dihadapkan dan diserahkan kepada berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu”. perencanaan Allah—bagi setiap hamba-Nya—yang QS. 42/51. Merupakan tarbiyah rahasia dari Allah Ta’ala azaliyah serta kepada kemampuan-Nya yang Maha Kuasa agar hati seorang hamba yang khusu’ mendapatkan untuk memberikan solusi dan pertolongan kepada hamba- ma’rifatullah. Nya. Ketika rahasia Nubuwah1 itu telah meresap di dalam Ketika dengan pelaksanaan “meditasi islami” itu, hati(spiritual). Seperti air yang mengalir dari cabang- rasio berhasil dikosongkan dari kemampuan secara cabang anak sungai, ketika air itu keluar dari muara, basyariyah, terlebih apabila pengosongan itu adalah buah kemudian melebur di dalam samudera yang tidak terbatas, syukur yang diekspresi-kan di dalam bacaan dzikir, yang masuk setelah pengosongan itu, diharapkan, adalah 1 baca buku “Tawassul” dan buku “Ilmu Laduni” yang telah terbit rahasia bacaan dzikir yang dilakukan. Rahasia yang terdahulu. Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 15 16 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar
maka yang kotor seketika menjadi bersih, yang najis dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari menjadi suci. siksa neraka”. QS.Ali Imran/191. Seperti itulah proses terjadinya pencerahan akal dari Ketika para salik itu telah benar-benar mampu nur rahasia dzikir, sehingga hati yang asalnya susah merasakan kenikmatan berdzikir, oleh karena kenikmatan langsung menjadi gembira. Allah Ta’ala telah menyatakan dzikir itu adalah kenikmatan akhirat(ruhaniyah) yang hal tersebut dengan firman-Nya: diturunkan di bumi, maka akhirnya hatinya akan menjadi semakin khusu’, baik disaat sedang melaksanakan ibadah “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi vertikal, seperti sholat maupun puasa, juga disaat sedang tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan melaksanakan aktifitas hidup keseharian. Mengapa mengingati Allahlah hati menjadi tenteram”.QS.ar-Ra’d/28. demikian, karena kenikmatan dzikir itu mampu mengalahkan kenikmatan duniawi yang bagiamanapun Dengan itu, kemudian manusia tidak sekedar nikmatnya. menjadi pandai saja, tapi juga cerdas. Yaitu orang yang siap menjawab dan menghadapi segala pertanyaan dan 18 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar teka-teki yang ditampilkan kehidupan alam dengan benar dan “rahmatan lil ‘alamin”. Karena akal itu senantiasa mendapatkan pencerahan dari hati. Karena demikian pentingnya pelaksanaan dzikir itu, maka Allah Ta’ala telah membuat persaksian dengan firman-Nya: “(yaitu) orang-orang yang (berdzikir) mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): \"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 17
Pembuka Tujuh Pintu Hati futuh” tersebut seorang hamba berpotensi mendapatkan “ma’rifatullah”, mencintai dan dicintai-Nya. Tahapan futuh Untuk membangun sebab-sebab agar hati seorang tersebut ialah: hamba menjadi khusu’, satu-satunya cara ialah, hendaklah seorang hamba melaksanakan mujahadah di jalan Allah 1. Terhadap orang yang beribadah dengan bersungguh- Ta’ala. Karena dengan mujahadah itu supaya Allah Ta’ala sungguh (mujahadah) di jalan Allah itu, sebagai buah memberikan futuh (terbukanya penutup hati) sebagaimana dzikir yang dilakukan, tahap pertama, Allah akan yang telah dijanjikan-Nya : “Dan orang-orang yang berjihad membuka empat pintu dzikir di dalam hatinya. Empat untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami pintu dzikir itu ialah: tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami”. QS.al- Ankabut.29/69. • Pintu pertama, lesannya dimudahkan untuk berdzikir kepada Allah namun dengan hati masih Dalam kaitan terbukannya pintu hati tersebut, dalam keadaan lupa kepada-Nya dengan dikaitkan kepada firman Allah Ta’ala berikut ini : • Pintu kedua, lesannya berdzikir dengan hati yang \"Sesungguhnya Waliku adalah Allah, yang telah sudah mulai ingat. menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an). Dan Dia • Pintu ketiga, lesannya berdzikir dengan hati yang memberikan Walayah kepada orang yang sholeh \". hadir di hadapan Allah. QS.al-A’raaf.7/196. • Pintu keempat, lesannya berdzikir dengan hati yang Guru besar kita, asy-Syekh Ahmad Asrori al-Ishaqi ra. telah lupa kepada selain yang didzikiri. berfatwa di dalam suatu majlis pengajian yang *) Adalah empat tahap terbukanya pintu diselenggarakan di Pondok Pesantren yang dipimpinnya di Surabaya. Yaitu: “Bahwa salah satu hasil yang dapat matahati(futuh) untuk supaya seorang salik (berjalan diperoleh dari pelaksanaan mujahadah dan riyadhoh yang di jalan Allah atau berthoriqoh) dapat merasakan istiqomah(thoriqoh) yang benar, hati seorang salik akan kenikmatan berdzikir yang harus mampu diselesaikan mendapatkan futuh dari Allah Ta’ala. Yaitu terbukanya di dalam riyadhoh(latihan) yang dilakukan, sampai matahati untuk menerima hidayah yang didatangkan mereka benar-benar dapat merasakan kenikmatan secara bertahap sampai tujuh tahap. Dengan “tujuh tahap “bermujalasah” (bersimpuh di hadapan Allah Ta’ala). Seperti menu makanan yang harus dimakan setiap Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 19 hari, setelah hati mampu menikmati kenikmatan dzikir itu, maka dzikir-dzikir yang harus dilaksanakan setiap hari itu—sebagai kewajiban pribadi yang sudah dibai’ati di hadapan guru mursyidnya—tidak lagi menjadi beban hidup yang harus ditanggung, tapi 20 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar
malah menjadi kebutuhan hidup yang sudah tidak Setelah kesyukuran itu mampu menjiwai prilaku dan dapat ditinggalkan lagi. karakter kehidupannya, maka Allah akan menurunkan Yang demikian itu karena hati seorang hamba telah tambahan kenikmatan lagi, sehingga, di dalam wushul kepada Tuhannya sehingga matahatinya menempuh kehidupan selanjutnya, mereka tidak mampu bermusyahadah kepada-Nya. Melihat dan merasa takut dan khawatir lagi untuk selama-lamanya. menyaksikan keelokan qodho’ dan qodar-Nya. Seperti Itulah ilmu yakin yang didapatkan dari buah ibadah orang yang sedang kasmaran yang duduk di sisi yang tidak mungkin bisa didapatkan melalui proses kekasihnya, maka kenikmatan dalam kebersamaan itu belajar mengajar. Ilmu yakin itu adalah ilmu yang mampu mengalahkan kenikmatan lain yang ada di maha luas, seperti samudera tidak bertepi, dan dari alam sekitarnya. situlah kemudian hati seorang hamba menjadi hati yang khusu’. 2. Ketika seorang salik sudah dapat merasakan keni'matan berdzikir, maka dibuka baginya pintu 3. Kemudian diangkat kepada maqom kerinduan dengan kedekatan dengan Allah Ta’ala. Allah. *) Dengan dibukanya pintu kedekatan itu, maka *) Setelah hijab-hijab yang menyelimuti matahati itu mereka dimanapun berada, seorang salik itu merasa menjadi sirna, sehingga hati itu mampu merasakan berada di sisi Allah Ta’ala. Berada dalam setiap kenikmatan yang ada, terlebih disaat salik itu perlindungan, pemeliharaan dan pertolongan-Nya, mengadakan pendekatan(taqorrub) dengan ibadah dan sehingga kenikmatan-kenikmatan hidup yang selama mujahadah, selanjutnya timbullah rasa rindu kepada ini terhijab oleh ketamakan dan kerakusan hati serta Allah Ta’ala. Rindu untuk selalu mendekat ke pengakuan hawa nafsu, kini, setelah matahati itu hariba’an-Nya. menjadi cemerlang, anugerah-anugerah ilahi itu Hasilnya, dalam keadaan yang bagaimana dan menjadi tampak terang di pelupuk mata. Yang dimanapun berada, kecemerlangan hati itu selalu demikian itu menjadikan hatinya merasa malu kepada dijaganya. Mereka takut kalau-kalau kejernihan itu Allah Ta’ala, betapa selama ini dia belum pernah menjadi keruh kembali, sehingga apapun yang mensyukurinya. dilakukan, baik ibadah vertikal maupun horizontal, Hasilnya, sejak itu hidupnya menjadi penuh dengan dilaksanakannya semata-mata untuk menjaga hati itu kenikmatan dan kedamaian, tidak merasa ada yang supaya tidak menjadi keruh lagi. Allah kurang suatu apapun lagi sehingga mampu menggambarkan keadaan itu dengan firman-Nya: menerbitkan rasa syukur yang hakiki. 22 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 21
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak kekuatan aqidah yang tidak cukup hanya dibangun (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) dengan penguasaan ilmu pengetahuan saja, namun juga harus dibangun dengan pelaksanaan amal ibadah mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. yang istiqomah. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan Kalau orang hanya mengerti tentang tauhid secara teori saja. Bukan kekuatan tauhid yang dibangun penglihatan menjadi goncang”. QS.an-Nur.24/37. dengan dzikir dan wirid yang istiqomah di dalam hati, maka tauhid itu dominan dilahirkan dengan ucapan di 4. Selanjutnya seorang salik itu diduduk-kan diatas bibir saja, bahkan seringkali diaktualisasikan dengan kursi-kursi ketauhidan. Artinya, dalam keadaan mensyirikkan dan membid’ahkan amal ibadah orang bagiamana-pun hatinya akan selalu mampu bertauhid lain. Akibatnya, disamping seperti maling teriak kepada Allah Ta’ala . maling, karena sejatinya, tanpa terasa mereka sendirilah yang suka berbuat syirik dan bid’ah itu, juga • Pertama : Bertauhid di dalam tujuan (tauhiidul statemen itu dapat meresahkan umat dan perpecahan qoshdi). masyarakat dimana-mana. • Kedua : Bertauhid di dalam perbuatan (tauhiidul Demikianlah yang banyak dilakukan oleh para fi'li) pendatang baru di dalam komunitas masyarakat. Di komplek-komplek perumahan yang masyarakatnya • Ketiga : Bertauhid di dalam pemilikan (tauhiidul heterogen. Sebelum mereka datang, aktifitas milki). keagamaan di tengah masyarakat yang heterogen itu berjalan dengan damai. Namun setelah mereka datang, • Keempat: Bertauhid di dalam kejadian (tauhiidul dengan mengatasnamakan amal ma’ruf nahi munkar, wujud). mereka malah memporakporandakan kedamaian tersebut dengan statemen “syirik dan bid’ah” yang *) Dengan terbukanya empat tahap pintu tauhid itu, mereka budayakan. Sebagai ciri khas yang paten akan menjadikan seorang hamba dapat terhindar dari keberadaan mereka di mana-mana. perbuatan syirik, baik syirik di dalam tujuan amal, di dalam amal perbuatan, di dalam hak pemilikan dan Seperti tentara-tentara setan yang bertugas mengadu syirik di dalam wujud. Selanjutnya menjadikan domba manusia, bisanya mereka hanya menyalahkan seorang salik itu mampu tidak takut dan tidak kebiasaan yang dilakukan masyarakat setempat yang berharap lagi kecuali hanya kepada Allah Ta’ala. Itulah jelas-jelas telah menunjukkan hasil yang positif. Yaitu Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 23 24 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar
kerukunan dalam pergaulan bermasyarakat, karena itu seketika menjadi air murni lagi. Demikianlah, hati masyarakat telah terbiasa menerima perbedaan yang manusia yang telah tercemari kotoran basyariyah itu, ada. Namun setelah mereka datang, masyarakat malah dengan pelaksanaan suluk yang terkendali, akhirnya menjadi bingung dan terpecah belah. Mereka hati itu kembali kepada fithrahnya lagi. mengatakan yang demikian itu amar makruf nahi Yang demikian itu, karena sejatinya asal mula air munkar, tapi mengapa hasilnya justru “kemunkaran” racun dan air samudera itu memang terlahir dari yang akhirnya menjadikan kekacauan dan perpecahan benda yang sama. Seandainya yang satu dari minyak yang berkepanjangan ?. dan satunya air, meski dicampur dengan cara yang bagaimanapun kuatnya, keduanya pasti tidak dapat Yang demikian itu, karena sejatinya tauhid mereka bersatu untuk selama-lamanya. Itulah gambaran hati hanya di bibir saja, sedang hatinya penuh dengan yang beriman dan hati yang kafir. Meski kadang- syirik dan kemunkaran telah mampu dibuktikan kadang mereka telah mampu menunjukkan sendiri oleh hasil kinerja mereka di tengah-tengah penampilan dhohir yang sama, sama-sama masyarakat. Ironisnya, sarang mereka justru di masjid- melaksanakan ibadah di bawah satu atap masjid yang masjid yang dibangun oleh jerih payah masyarakat sama, bahkan sama-sama memakai baju dan pecis yang kemudian mampu dikuasai oleh keserakahan putih di dalam suatu komunitas majlis dzikir yang hati mereka yang dibungkus dengan managemen dibimbing oleh seorang guru mursyid yang suci lagi secara professional dan sistematis. Melengserkan mulia, namun kehidupan mereka ternyata tidak kepengurusan terdahulu yang notabena masyarakat mampu menunjukkan sikap persaudaraan yang tardisional dan awam. hakiki, bahkan selalu saling bermusuhan dan sikut- sikutan dengan dasar kemunafikan hati yang tidak 5. Setelah tauhid yang ada dalam hati salik itu semakin berkesudahan. mapan, kemudian hijab-hijab hatinya diangkat dan hati mereka dimasukkan ke dalam pintu Wahdaniyat. 6. Setelah yang asalnya berbeda itu telah mampu kembali ke asalnya, kembali ke Haribaan-Nya di dunia fana, *) Kekuatan suluk(mistikisme) yang mampu maka selanjutnya dibuka penutup-penutup diaktualisasikan di dalam pelaksanaan dzikir dan Keagungan dan Kebesaran Allah yang selama ini wirid istiqomah yang didasari tauhid yang hakiki, menutupi sorot matahati-nya, dan ketika matahati menjadikan hati seorang hamba fana di hadapan yang tembus pandang itu selalu melihat Keagungan Tuhannya. Nuraninya menyatu di dalam rahasia ke- dan Kebesaran Tuhannya maka jadilah hati itu menjadi Esaan-Nya. Seperti segelas racun ketika dituangkan di fana dengan dirinya sendiri. tengah samudera, maka air yang campur dengan racun 26 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 25
7. Selanjutnya, disampaikannya kepada-nya, penjagaan itu terlahir dari orang yang notabene lulusan dan pemeliharaan Allah. Adapun penjagaan dan pesantren. Orang yang pandai membaca kitab kuning pemeliharaan pertama kali yang diberikan ialah, dan berpidato. Orang awam menilai, dikira yang seorang hamba itu, dijaga dan dipelihara dari demikian itulah gambaran Kyai yang ideal. Kyai yang pengakuan nafsunya sendiri. Maka jadilah ia seorang mempunyai karomah dan sakti mandraguna. Sehingga yang telah mendapatkan Walayah atau seorang para awam itu tidak ragu lagi mengikuti praktek yang waliyullah. (dikutip dari pengajian rutin, Asy-Syekh Ahmad mereka lakukan dalam mencarikan jalan keluar dari Asrori al-Ishaqi ra.) problem kehidupan yang sedang melilit kehidupan yang sedang sakit itu. Kecuali ketika para awam itu *) Tujuh tahapan futuh tersebut adalah tahapan telah habis-habisan terpelosok di dalam jebakan terbukanya matahati seorang hamba untuk dapat tipudaya mereka. bermusyahadah dan berma’rifat kepada Allah Ta’ala yang harus dicapai melalui tahapan suluk(meditasi Inilah awal kehancuran—bagi orang yang senang secara islami). Untuk yang demikian itu, seorang beribadah dengan tanpa bimbingan seorang guru hamba harus menjalani jalan ibadah(thoriqoh) yang ahlinya—yang tidak mudah dapat disadari kecuali terbimbing oleh guru ahlinya(guru mursyid yang suci setelah mereka benar-benar hancur sama sekali. Kita lagi mulia). berlindung kepada Allah Ta’ala dari tipudaya hawa nafsu dan setan yang terkutuk. Manakala jalan ibadah itu tidak ada yang membimbing, maka pembimbingnya adalah setan Jin, Oleh karena itu, tidak cukup hanya ilmu saja—yang sehingga amal ibadah itu bukan menghasilkan didapatkan dari membaca buku dan kitab—kemudian ma’rifatullah yang menjadikan hati menjadi khusu’, orang itu berangkat untuk berjalan di jalan Allah tapi boleh jadi kelebihan-kelebihan pribadi yang dalam rangka mengamalkan ilmu tersebut. Namun, sifatnya duniawi hingga malah mendorong manusia ilmu itu harus terlebih dahulu digurukan kepada guru terperangkap kepada tipu daya setan Jin yang ahlinya. Selanjutnya dengan bimbingan guru itu, ilmu terkutuk. yang sudah dikuasai itu baru dipraktekkan di dalam pelaksanaan mujahadah dan riyadhoh. Sebab yang Akibatnya, hasil akhir dari mujahadah dan riyadhoh harus diilmui dengan ilmu itu, terlebih dahulu adalah yang dilakukan itu, hanya akan menjadikan para salik hatinya sendiri. Supaya hati itu terbebas dari kotoran itu terlahir menjadi seorang dukun dan paranormal karakter basyariyah yang dapat menyesatkan jalannya yang cenderung berbuat syirik, sombong dan ibadah. takabbur. Terlebih lagi, ketika dukun dan paranormal 28 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 27
Asy-Syekh Abdul Qodir al-Jilani ra. berkata : Dzikir Membuka Penutup Jalan “Seseorang tidak akan dibuka hatinya kecuali bagi mereka yang telah bersih dari pengakuan nafsu dan Seringkali, ketika manusia menga-lami jalan buntu kemauan syahwatnya. Maka ketika seseorang teledor untuk menyelesaikan problematika yang sedang melanda untuk mensucikan jiwanya, ia diuji oleh Allah dengan kehidupannya. Baik karena dihimpit masalah yang sakit. Sebagai kafarat dan pensucian terhadap jiwanya, berkaitan dengan kehormatan, seperti sedang menghadapi sadar maupun tidak. Supaya dia pantas untuk fitnah yang dikembangkan oleh teman-teman sendiri, bermujalasah di hadapan Tuhannya”. (Lujjainid Dani) maupun urusan hutang piutang yang belum terlihat ada jalan penyelesaian misalnya, mereka datang kepada orang- Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 29 orang yang dianggap mampu mencarikan jalan keluar. Bahkan kadang-kadang mereka datang ke makam para Waliyullah. Berwasilah dengan mereka kepada Allah Ta’ala supaya Allah Ta’ala memberikan jalan keluar terhadap masalah yang sedang dihadapi. Saat-saat seperti itulah, apabila jalan yang dipilih dan ditempuh itu salah, maka jalan itu tidak menyelesaikan masalah, malah dapat menimbulkan masalah baru yang kadang-kadang jauh lebih berat dari masalah yang semula. Terlebih ketika orang datang ke dukun-dukun atau paranormal yang dewasa ini tidak segan-segan membuka promosi dan advertensi di koran-koran dan majalah. Solusi yang paling tepat adalah mendatangi majlis- majlis dzikir yang dibimbing oleh para ahlinya. Yaitu para guru mursyid yang suci lagi mulia. Berdzikir kepada Allah Ta’ala bersama-sama di dalam satu “komunitas dzikir” yang mereka selenggarakan. Karena di majlis-majlis dzikir semacam itulah, satu-satunya tempat dimana Allah Ta’ala akan mencurahkan rahmat-Nya. “Rahmat ilahiyat”, yang tidak hanya dapat memberikan solusi dan jalan keluar bagi kesulitan yang sedang menghimpit, juga dapat 30 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar
menumbuhkan dan merajut semangat “ukhuwah Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya islamiyah” yang hakiki. (memohonkan ampunan untukmu) supaya Dia Bahkan menurunkan para malaikat-Nya untuk mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan membantu berdo’a kepada Allah Ta’ala, mendoakan yang adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang hadir, supaya majelis dzikir tersebut mendapat-kan percaya \". QS.al-Ahzab.33/41-43.” tambahan keberkahan dari-Nya, sehingga do’a dan munajat yang dipanjatkan dengan berjama’ah itu lebih Mujahadah di jalan Allah, dengan berdzikir dan terfasilitasi untuk mendapatkan ijabah dari-Nya. Karena bertasbih sebanyak-banyaknya, baik di waktu longgar hanya Allah Ta’ala yang dapat memberikan jalan keluar maupun waktu sempit, yang dilakukan oleh orang-orang kepada hamba-Nya yang beriman. Asal, di dalam majelis yang percaya (beriman), akan menjadikan sebab-sebab dzikir yang mulia itu tidak dicampuri kemunafikan yang diturunkan-Nya Walayah. Yaitu kemudahan-kemudahan mentradisi yang sifatnya memecah belah antara sesama hidup dan jalan keluar untuk menyele-saikan segala urusan saudara seperguruan. kehidupan manusia: “Mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya\". QS.al-Ahzab.33/43. Mengeluarkan manusia Terlebih dengan fitnah-fitnah keji yang dilancarkan dari kesusahan hatinya menuju kegembiraan yang diidam- dengan tujuan untuk menutupi ketidakadilan yang mampu idamkan. dibungkus secara sistematis dengan aturan organisasi dan kekuasaan kepengurusan yang arogan. Adapun orang-orang yang tidak percaya kepada Allah Ta’ala(kafir), tidak percaya bahwa dengan Perintah untuk mendatangi dan melaksanakan “bertaqarrub” kepada-Nya itu dapat memberikan jalan majelis dzikir itu telah ditegaskan Allah SWT. dengan keluar dari masalah yang sedang dihadapi, sehingga firman-Nya: mereka mencari jalan keluar itu melalui dukun dan paranormal yang memasang iklan di koran-koran, maka \"Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan sedikitpun mereka tidak akan pernah mendapatkan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya * Walayah dari-Nya. Allah SWT. menegaskan pula dengan Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang * firman-Nya: Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 31 “Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang yang tidak percaya (kafir) dan menyediakan bagi mereka api yang 32 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar
menyala-nyala * mereka kekal di dalamnya dan mereka “Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat- tidak akan mendapatkan Walayah dan pertolongan”. QS. al- ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali- kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit Ahzab.33/64-65. dan tidak pula mereka masuk surga, hingga unta masuk Iman artinya percaya. Maksudnya adalah orang yang ke lubang jarum. Demikian Kami memberi pembalasan mau membuka diri untuk menerima ilmu orang lain ke dalam khazanah keilmuannya. Maka yang dimaksud kepada orang-orang yang berbuat kejahatan”. dengan orang kafir adalah yang sebaliknya, yaitu menutup QS.al-A’raaf.7/40. diri atau menolak ilmu orang lain, karena dianggapnya ilmu itu tidak sama dengan ilmunya. Langit yang tertutup oleh kesom-bongan hati dengan mendustakan ayat-ayat Allah, sehingga orang yang kafir Yang demikian itu, apabila yang ditolak ternyata itu tidak dapat masuk surga sebagaimana unta tidak dapat hanya sekedar ilmu manusia, maka hal itu tidak akan masuk lubang jarum. Langit itu bukanlah langit yang ada membawa dampak yang membahayakan bagi dirinya. di ufuk diatas, akan tetapi langit yang ada di dalam dada Namun, dengan menolak ilmu manusia itu, yang tertolak manusia, yaitu langit hati manusia. Karena pintu langit hati ternyata adalah hidayah Allah untuk dirinya, maka berarti itu, terlebih dahulu telah ditutup sendiri dengan sifat kafir mereka sejatinya telah menolak hidayah Allah, yang berarti dan sombongnya. Maka apabila tidak dibuka sendiri pula sama saja dengan menolak kebaikan yang dengan imannya, berarti selamanya tidak ada yang akan didatangkan Allah Ta’ala untuk dirinya sendiri. Itulah mampu membukannya dan berarti pula mereka tidak akan kerugian yang nyata, karena mereka telah menutup pintu mendapatkan Walayah dari Allah. Kalau sampai manusia keberun-tungan yang diturunkan untuk dirinya sendiri. tidak mendapatkan Walayah dari Allah Ta’ala, maka yang akan menjadi wali-wali mereka(yang akan memberikan Oleh karena itu, iman adalah satu-satunya kunci walayah) adalah setan Jin yang selalu bergentayangan kesuksesan bagi manusia. Siapa beriman kepada Allah mencari mangsa. Ta’ala berarti membuka pintu keberuntungannya sendiri yang ada di sisi Allah Ta’ala. Kalau mereka kafir kepada- Yang demikian itu, karena mereka telah berpaling Nya dan tidak percaya kepada para Nabi dan para ulama’- dari dzikir kepada Allah Ta’ala. Tidak mau menjadi bagian Nya, berarti telah menutup sendiri pintu keberuntungan dari “komunitas dzikir” yang diselenggarakan oleh para itu, sehingga selamanya tidak ada yang akan mampu membukanya lagi kecuali dirinya sendiri dengan kekuatan 34 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar iman yang ada pada dirinya sendiri. Allah SWT. berfirman: Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 33
ahlinya. Sebab, ketika orang sengaja menjauhi jalan Sebab, Allah tidak menjadikan dua hati di dalam satu kebaikan, maka jalan kejelekan segera menerkam dirinya. dada: Allah SWT. berfirman : “Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah “Barang siapa berpaling dari Dzikir kepada Allah Yang hati di dalam rongganya”.QS.al-Ahzab/4. Maha Pemurah, maka Kami adakan baginya setan. Maka Maksudnya, hati manusia itu hanya satu dan isinya setan itulah yang menjadi teman yang selalu juga satu. Kalau hati itu tidak diisi dengan madu, maka menyertainya”. racun pasti akan segera masuk kedalamnya. Padahal, apabila hati itu diisi madu berarti hati itu menjadi QS.az-Zukhruf.43/36. tempatnya madu dan apabila dimasuki racun berarti hati itu menjadi tempatnya racun. Manusia tinggal memilih Kalau yang menjadi wali-wali manusia itu ternyata sendiri, mengisi hatinya dengan madunya dzikir yang adalah setan Jin, maka itu adalah sejelek-jeleknya wali yang menyembuhkan atau racunnya kafir yang mematikan. Dan menyertai hidupnya. Allah SWT. berfirman : dari situ kemudian manusia akan menjalani kehidupannya mendatang. “Barang siapa temannya adalah setan, maka itu adalah seburuk-buruknya teman”. QS.an-Nisa’4/38. 36 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar Dan sungguh benar firman Allah SWT. : “Dan orang-orang yang kafir (tidak percaya) wali-walinya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan, merekalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. QS.al-Baqoroh2/257. Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 35
Matahari Malam Sujud dengan menangis itu memang tanda-tanda orang yang hatinya sedang khusu’, tapi kalau sebabnya Seperti iman, takwa, sabar, syukur dan ikhlas. Khusu’ belum dapat bayar hutang berarti bukan khusu’ karena juga demikian. Yaitu bagaikan matahari di malam hari. takut kepada Allah tapi takut kepada orang yang akan Ketika saat purnama telah tiba, meski matahari itu sedang menagih hutangnya. Namun demikian, sujud dengan bersembunyi di balik bumi, dengan bantuan bulan, menangis karena ingat hutang itu lebih baik daripada sinarnya mampu menerangi ufuk malam. Yaitu, meski sujud dengan hati yang suka melayang seperti layang- sang dewi malam itu sejatinya tidak mempunyai sumber layang yang dikejar bayangan. cahaya, namun mampu menyinari persada, karena sang matahari telah bertatap muka dengannya. Tanda-tanda hati khusu’ itu memang kadang-kadang terlihat dengan menagis di saat bersujud kepada Allah Demikian pula khusu’, oleh karena khusu’ itu amalan Ta’ala. Namun menagisnya itu sedikitpun bukan karena hati, bukan amalan anggota tubuh, seperti sholat, rukuk terkait dengan urusan makhluk dan sandang pangan, dan sujud, maka tidak ada seorang pun yang mengetahui, melainkan semata-mata memang matahati sedang apakah orang itu hatinya khusu’ atau tidak, bahkan dirinya cemerlang sehingga orang mampu melihat aib dirinya sendiri, kecuali hanya Allah Ta’ala. Namun demikian, yang selama ini tersembunyi di balik kesombongan. Allah ketika khusu’ itu sudah menerangi hamparan hati, ibadah Ta’ala menggambar-kan hati yang khusu’ itu dengan malam yang kadang-kadang melelahkan, dengan dipancari firman-Nya: cahaya hati yang khusu’ itu, perjalanan sang musafir malam menjadi menyenangkan. “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu`”.QS.al-Israa’/109. Kadang kala orang yang menyung-kurkan kepala bersujud di hadapan Allah Ta’ala misalnya. Yang sedang Bahkan kadang kala orang sudah mampu berbuat ibadah itu, ternyata hanya anggota tubuh yang dhohir saja, seperti yang dilakukan orang yang hatinya khusu’, sedangkan hatinya, malah mengajak berjalan-jalan ke Mall memberikan shodaqoh dengan cara yang rahasia misalnya, dan merencanakan shopping bersama keluarga. Demikian sehingga yang menerima shodaqoh itu tidak tahu, dari juga, meskipun sujud itu kadang-kadang dengan menangis siapa uang yang setiap pagi ditemukan di halaman bersimbah air mata, namun demikian, menangis di rumahnya itu. Namun demikian, disaat si pemberi hadapan Allah Ta’ala itu hanya disebabkan belum juga ada shodaqoh rahasia itu sedang melakukan amal rahasianya, uang untuk membayar hutang yang jatuh temponya sudah sejatinya hatinya hanya ingin mempunyai amalan rahasia tiba. 38 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 37
yang suatu saat orang mengetahui bahwa dirinya selama yang tertutup dihaturkan di hadapan Allah SWT. maka Allah ini telah melaksana-kan amalam rahasia. berfirman: \"Lemparkanlah kitab-kitab ini, karena ia Yang demikian itu, meski seumur hidupnya tidak ada dilaksanakan dengan tidak menghadap kepada Wajah-Ku\". orang yang mengetahui bahwa dirinyalah yang setiap pagi Kemudian malaikat-malaikat dipanggil: “Tulislah seperti ini, meletakkan uang di halaman tetangganya yang miskin tulislah seperti ini”. Para malaikat berkata: \"Wahai Tuhanku, itu.—Kecuali setelah ia meninggal dunia, karena sejak saat itu orang miskin itu tidak pernah menemukan uang di mereka tidak berbuat seperti itu\".Allah menjawab: halaman rumahnya—Namun demikian Allah Maha “Sesungguhnya itu adalah niatnya\". Hadits Daru Quthni, dari Mengetahui, bahwa tujuannya yang sesungguhnya bukan semata ibadah yang rahasia, namun suatu saat supaya Anas ra. dengan sanad hasan. orang mengetahui bahwa dirinyalah yang telah melakukan shodaqoh rahasia tersebut. Meski khusu’ itu adalah amalan hati yang hakikatnya tidak ada yang dapat mengetahui kecuali hanya Allah Kalau memang ibadah itu dilaksana-kan dengan hati Ta’ala, namun demikian, seperti amalan hati yang lainnya, yang ikhlas dan khsusu’ maka niat yang tersembunyi itu khsusu’ itu juga dapat dilihat dari tanda-tandanya. tidak ada yang dapat mengetahuainya, meski malaikat Adapun tanda-tanda khusu’ itu, seorang sufi yang suci lagi sekedar untuk mencatatnya terlebih setan untuk mulia berkata: “Bahwa tanda-tanda amal ibadah yang merusaknya. Rasulullah saw. Menyatakan dengan dilaksanakan dengan hati yang khusu’ itu seperti tanda- sabdanya: tandanya orang yang sedang datang waktunya buang hajad besar”. Yaitu, tanda-tanda khusu’ itu dapat terbaca di . ًْ ً א ْن א dalam tiga hal: د.و د ْ א א: لħ א 1. Tergesa-gesa. : ن. א ْ א א و א א ْ א א و א, ْא Orang yang akan buang hajad besar itu pasti tergesa- gesa. Ingin cepat sampai di tempatnya. Tidak peduli dia دא. א: ħ ل א. ذא sedang berada di hadapan siapa saja. Sedang rapat penting di hadapan Presiden sekalipun, ketika tiba-tiba .د waktunya buang hajad itu datang, dia tidak peduli lagi, rapat penting itu pasti ditinggalkan juga. Sebab kalau “Sungguh seorang hamba telah beramal dengan amal yang tidak, boleh jadi dia akan dipermalukan orang seumur baik, maka malaikat mengangkatnya di dalam catatan-catatan hidupnya. Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 39 40 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar
hendaknya dia selalu ingat dan sadar serta mengetrapkan “Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan ingatan tersebut di dalam satu perasaan, bahwa ibadah memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. yang sedang dikerjakan itu sejatinya adalah apa yang sudah di dahului oleh ketentuan Allah Ta’ala sebagai Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka qodo’-Nya pada zaman azali sedangkan pekerjaan yang persekutukan (dengan Dia)”. sedang dikerjakannya sekarang, semata-mata adalah QS.al-Qoshosh.28/68. pelaksanaan dari ketentuan azali itu atau qodar-Nya. Adalah penyatuan dua kehendak di dalam satu amal Maka, dalam ibadah yang sedang dilaksanakan itu, perbuatan. Yang satu kehendak yang hadits dan yang seorang hamba harus mampu menerapkan tiga tahapan satunya kehendak yang qodim. Ketika kehendak yang penerapan di dalam perasaannya: hadits tersebut benar-benar dapat menyatu dengan kehendak yang qodim, maka yang hadits seketika 1. Seorang hamba haruslah selalu mampu sadar, bahwa menjelma menjadi qodim. Adalah sunnatullah, maka dia adalah makhluk yang diciptakan Allah Ta’ala. Dari siapapun dapat mencapai sunnah itu asal mampu sekian makhluk ciptaan itu, sekarang, dirinya adalah mancapainya dengan cara(sunnah) yang benar pula. sekaligus yang dipilih untuk menjadi seorang hamba Rasulullah saw. membongkar rahasia itu dengan yang mendapat kesempatan untuk menjalankan ibadah sabdanya yang artinya: “Permulaan dzikir adalah dan bermunajat di hadapan-Nya. Namun demikian, dia gila(junun), pertengahan-nya adalah fana(funun) dan juga harus sadar, bahwa ibadah yang sedang dikerjakan akhirnya adalah “kun fa yakun”(jadilah maka jadilah tersebut sejatinya sudah ditentukan-Nya—sebagai ia). qodo’-Nya—sejak zaman azali, sedangkan keadaan yang sekarang ini hanyalah sekedar pelak-sanaan dari 2. Kalau kemudian terbit di dalam pengakuan akal ketentuan tersebut sebagai qodar-Nya. manusia bahwa pengabdian yang sedang dilaksanakan itu adalah bentuk amal perbuatan yang sedang Dengan yang demikian itu, maka saat itu dua pilihan dikerjakan dan diusahakannya sendiri, maka hendaklah telah menyatu menjadi satu. Yang satu pilihan manusia dia cepat-cepat ingat pula bahwa sejatinya dirinya sebagai seorang Kholifah Bumi yang harus beramal dan adalah makhluk yang diciptakan Allah Ta’ala. Kalau mengabdi, dan yang satunya, hakikatnya adalah pilihan manusia adalah makhluk yang diciptakan-Nya berarti Allah Ta’ala yang sudah ditentukan sejak zaman azali, apa saja yang sedang diperbuat oleh manusia, berarti yaitu supaya saat itu sang Kholifah mampu mengabdi dengan pengabdian yang hakiki. Allah Ta’ala telah 58 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar membongkar rahasia itu dengan firman-Nya: Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 57
pula adalah ciptaan-Nya. Allah Ta’ala telah menegaskan Artinya, bahwa kehendak seorang hamba yang sekarang yang demikian itu dengan firman-Nya: ini, sejatinya hanyalah sekedar pelaksanaan (qodar) yang diterbitkan dari kehendak Allah Ta’ala yang “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang qodim(qodo’) yang sudah ditentukan sejak zaman azali. kamu perbuat itu\". QS:37/97. Ketika dua pilihan telah menyatu di dalam satu Dengan itu, maka dua perbuatan menjadi satu perbuatan. Dua amal menjadi satu di dalam satu dalam kesatuan amal dan ibadah yang sedang penciptaan. Dua irodah telah larut di dalam satu kesatuan dikerjakan oleh seorang hamba secara hakiki adalah amal ibadah. Artinya ketika amal yang hadits itu telah ciptaan-Nya juga. menyatu dengan amal yang qodim, sehingga yang hadits akan menjelma menjadi qodim, dengan yang demikian itu, 3. Ketika akal seorang hamba ingat bahwa amal perbuatan dengan izin Allah Ta’ala, dua energi akan bertemu dan itu pastilah telah didahului dengan kehendak (irodah) menjadi satu dalam kesatuan amal perbuatan. Yang satu nya sekarang yang hadits maka segeralah seorang usaha seorang hamba untuk mengabdi dan yang satu hamba ingat pula bahwa irodahnya yang hadits itu pun adalah inayah Allah Ta’ala supaya amal perbuatan seorang seejatinya adalah telah terlebih dahulu berangkat dari hamba menjadi suatu pengabdian yang hakiki. kehendak (irodah) Allah Ta’ala yang azali yang qodim. Allah Ta’ala telah menegaskan yang demikian itu Adalah penyatuan dua energi yang akan mampu dengan firman-Nya: menciptakan energi yang luar biasa. Maksudnya, energi bumi dengan energi langit ketika telah mampu disatukan “Dan bukan kamu berkehendak (menempuh jalan itu), dalam satu kesatuan sunnah, maka dengan izin Allah, kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah “sunnah” itu akan mampu merubah sunnah-sunnah yang sudah ada. Itulah energi “karomah” yang hanya dimiliki adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. QS. al- oleh para kekasih Allah Ta’ala(waliyullah) yang suci lagi Insan.76/30. mulia. Saat itu, maka dua kehendak (masyi’ah) dalam satu Yaitu orang-orang yang kekhusu’an hatinya dalam amal telah menyatu dalam kesatuan kehendak. Yang menempa diri, baik dhohir maupun batin telah berhasil satu kehendak seorang hamba yang hadits dan yang mensucikan ruhani(ruh)nya dari segala kotoran dan satunya adalah kehendak Allah Ta’ala yang qodim. penyakit duniawi hingga ruhani itu kembali sebagaimana fithrahnya. Selanjut-nya, dengan izin Allah, apa saja yang Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 59 dijumpainya, baik makhluk yang dhohir maupun yang 60 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar
batin akan mampu mengikuti komando hatinya untuk pengembara malam itu harus mendapat-kan kekuasaan bersama-sama kembali kepada sebagai-mana fithrahnya yang menolong (Sulthonul Ilahiyat), itulah “Inayah Allah” yang akan diberikan kepada hamba-hamba yang Yang demikian itu, ketika kehendak nafsu dan akal dikehendaki. “Inayah azaliyah” yang sejatinya telah telah sepakat secara totalitas mengikuti kehendak hati, dipancarkan-Nya sejak zaman azali. Bagaikan sinar maka hati akan leluasa terbang tinggi. Bagaikan sehelai mentari pada titik kulminasi, maka seorang hamba yang rambut dicabut dari adonan roti, hati itu dengan mudah mencari sinarnya tinggal menempatkan diri untuk disinari. melakukan pengembaraan yang dikehendaki. Membuka dan memasuki pintu-pintu langit dengan kunci rahasia dan 62 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar kendaraan yang sudah tersedia. Pulang pergi bermi’raj di dalam hamparan lembah yang disucikan dengan sesuka hati karena Inayah telah memfasilitasi. Itulah anugerah yang utama, maka sebuah amal yang asalnya lemah dan hina, karena sekedar perbuatan seorang hamba yang hadits, akan menjadi kuat dan mulia karena telah mendapatkan inayah dari Dzat Yang Maha Mulia yang qodim. Untuk itulah, maka Allah SWT. telah menganjurkan kepada seorang hamba yang sedang mengadakan pengembaraan malam dengan membaca sebuah do’a: “Dan katakanlah: \"Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong”. QS:17/80. Yaitu, supaya hati seorang pengembara dapat masuk dan keluar di alam ruhaniyah(ghaib) dengan benar, sang Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 61
Mencuci Hati Tingkat pertama: Dengan melak-sanakan ibadah secara keseluruhan, baik puasa maupun sholat Kalau perjalanan sang musafir malam tidak malamnya, dengan mujahadah maupun riyadhohnya, terfasilitasi. Tidak ada inayah azaliyah yang menyinari baik secara vertikal maupun horizontal. Ibadah itu sehingga banyak rintangan yang menghalangi. Berarti di dilaksanakannya semata-mata hanya bersungguh- dalam hati musafir itu masih banyak hijab-hijab basyariyah sungguh untuk meng-hapus atau menghilangkan yang menyelimuti, baik hijab dosa maupun hijab karakter kotoran dan karat yang menempel di dalam hati, baik yang tidak terpuji, maka terlebih dahulu sang musafir dari kotoran dosa maupun sifat-sifat yang tidak terpuji. harus berbenah diri. Dengan merampungkan dua tahapan amal yang harus dilewati. Dengan amal itu, perjalanan Tingkat kedua: Setelah seorang hamba berikutnya diharapkan menda-patkan fasilitas yang sudah merampungkan tazkiyahnya, baru selanjutnya ia akan menanti. mampu menghadirkan ma'rifatullah di dalam hati, akan Dzat-Nya, akan Sifat-Nya, akan Nama-nama-Nya dan Benah-benah diri itu dilaksanakan di dalam dua hal: akan Pekerjaan-pekerjaan-Nya. Itulah yang dimaksud 1. Melaksanakan at-Tazkiyah atau mensucikan jiwanya dengan firman-Nya: ِ “ َو َذ َآ َ ا ْ َ َرWadzakarosma Robbihii\" (Kemudian dzikir dengan menyebut nama Tuhannya). dari segala kotoran basyariyah. Sebagaimana yang telah Karena tidak mungkin seseorang mampu menyebut dinyatakan Allah Ta’ala dengan firman-Nya: Nama-Nya di dalam hati kecuali sesudah terlebih dahulu mengenali-Nya. \"Sungguh beruntung orang yang membersihkan diri * Dan ingat nama Tuhannya, lalu sembahyang* \". QS.al- Tingkat ketiga: Setelah meram-pungkan dua tahapan A’laa.87/14-17. itu, menjadikan seorang hamba akan selalu sibuk dengan pengabdian yang hakiki. Yaitu, seluruh Yang dimaksud At-Tazkiyah ialah : melaksanakan waktunya dima'murkan hanya untuk melaksanakan pembersihan dan pensucian diri dari segala kotoran- keta'atan kepada-Nya. Itulah yang dimaksud dengan kotoran basyariyah, baik yang berupa dosa-dosa firman-Nya: “Fasholla\" (kemudian melaksanakan maupun sifat-sifat yang tercela dengan melaksanakan Sholat). Karena sholat adalah pokok segala ibadah, tiga tingkat tahapan amal sholeh sebagai perwujudan kalau sholatnya baik, berarti seluruh amal ibadahnya ibadah yang ikhlas kepada Allah SWT. juga akan baik. Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 63 64 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar
2. Ibadah yang dilaksanakan hendaklah mendapat tersedia. Allah telah mengisyaratkan hal itu dengan bimbingan seorang guru ahlinya. Guru mursyid firman-Nya: thoriqoh yang suci lagi mulia. Baik secara maknawiyah maupun hissiyah, baik secara dhohir maupun batin. “Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari Sehingga dengan ibadah itu seorang hamba benar-benar belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang sampai kepada Allah Ta’ala. Menjadikan hatinya menjadi khusu’ kepada-Nya. Karena hanya Allah Ta’ala yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari tujuan yang paling utama. pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung”. QS.al-Baqoroh.2/189. Ibadah yang dilakukan itu mampu menghantarkan ruhaniyah seorang hamba mengadakan mi’roj untuk Itulah yang dimaksud penyatuan antara qodo’ dan memasuki alam malakut. Bersimpuh di hadapan qodar dalam satu amal. Menyatukan konsep langit dan Tuhannya untuk bermusya-hadah dah bermujalasah di konsep bumi dalam satu pelaksanaan karya nyata secara permadani haribaan-Nya rasional. Masuk dan keluar dari satu pintu menuju dua dimensi yang berbeda dengan benar. Dimensi jasmani dan Adalah perjalanan ruhaniyah yang akan mampu dimensi ruhani. Karena dari pintu ruhani yang qodim itu membentuk hati seorang hamba menjadi khusu’ hanya dahulu manusia telah meninggalkan rumahnya yang kepada Allah Ta’ala. Karena dengan perjalanan itu hakiki di alam ruhani memasuki rumah yang fana di dunia. ruhani sang pengembara dapat merasakan kenikmatan Kalau tidak demikian, apabila penyatuan antara qodo’ dan ruhaniyah yang tiada tara, sehingga sejak itu hatinya qodar dalam kesatuan amal ibadah itu tidak dapat telah dapat merasakan kepalsuan kehidupan duniawi terwujud dengan benar, maka boleh jadi sebuah amal akan yang fana yang selanjutnya menjadikan hati itu tidak terputus dari jalan yang sesungguhnya, yaitu jalan inayah lagi cenderung hanya memikirkan dan mencari Allah yang azaliyah. kehidupan duniawi saja. Akibatnya, boleh jadi yang akan dihasilkan amal Apabila dengan ibadah yang seperti itu, seorang ibadah itu hanyalah pengakuan pribadi. Bahwa dirinya hamba diibaratkan memasuki sebuah rumah. Artinya telah mampu berbuat amal bakti. Bahwa dirinya telah dengan ibadah dhohir yang dilakukan itu bagaimana mampu menciptakan karya utama. Selanjutnya, manusia supaya seorang hamba mampu memasuki alam batin akan cenderung terjebak dengan sifat sombong yang atau alam ruhaniyah, maka mestinya dia harus dapat memasuki rumah itu melalui pintu-pintu yang sudah 66 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 65
membabi buta, yang kemudian syetan akan menambah Konsep Langit dan Konsep Bumi kesombongan itu dan kesesatan yang akhirnya manusia akan cenderung terjerumus masuk ke jurang neraka. Kita Dalam kaitan menyatukan qodo’ dan qodar dalam berlindung kepada Allah Ta’ala dari tipudaya nafsu dan satu amal ini, kewajiban pertama bagi seorang salik adalah syetan yang terkutuk. memperkaya diri dengan dua konsep tersebut. Konsep langit yang juga disebut Ilmu Hakikat dan konsep bumi Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 67 yang juga disebut Ilmu Syari’at. Dua dimensi ilmu yang telah banyak dibentangkan Allah Ta’ala baik di dalam Al- Qur’an Al-Karim maupun di dalam hadits Rasulullah saw. Seperti mutiara yang berserakan, tinggal manusia mampu menguntai dari keduanya dengan sebanyak-banyaknya. Agar dengan akalnya manusia mampu menjalankan konsep bumi dan dengan hatinya menjalankan konsep langit. Ketika dua dimensi ilmu yang berbeda itu dapat dipadukan dalam kesatuan amal ibadah, hasilnya, kehi- dupan manusia akan menjadi seimbang dan manusia itu akan menjadi insan kamil, manusia sempurna karena kedua kehidupannya, dhohir dan batinnya telah berjalan dengan sempurna. Semoga inayah Allah Ta’ala selalu menyertai kita semua. Salah satu konsep langit tersebut ialah apa yang telah disampaikan Rasulullah saw dalam sebuah haditsnya berikut ini: 68 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar
لא:א د א ل • Riwayat Bukhari di dalam Kitab Permulaan Kejadian hadits nomor 2969. Ħ ْْ א و و א دق אْ وق ن • Riwayat Muslim di dalam Kitab Ketentuan hadits nomor 4781. نذ ً ذ نذ ً ذ • Riwayat Tirmidzi di dalam Kitab Ketentuan hadist nomor 2063. • Riwayat Abu Dawud di dalam Kitab Sunnah hadits nomor 4085. زو و و وª وªא و ْא • Riwayat Ibnu Majah di dalam Kitab Pendahuluan hadits nomor 73. • Riwayat Ahmad Ibnu Hambal di dalam Kitab Juzuk 1 Muka Surat אْ ن אن 382, 414, 430. א ون ª ْو ذ אع א Menurut hadits Nabi saw tersebut diatas, bahwa ª ْن و ذ אع א א jalan hidup manusia sudah ditentukan Allah Ta’ala semenjak proses kejadiannya di dalam rahim seorang ibu. * ْא Sejak malaikat diutus untuk meniupkan ruh kehidupan di dalamnya, Malaikat itu sejatinya juga diutus untuk Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud r.a berkata: “Rasulullah menulis empat perkara yang akan terjadi dalam kehidupan s.a.w adalah seorang yang benar serta dipercaya telah bersabda: manusia itu. Ditentukan rezekinya, ajal kematiannya, amalan serta nasibnya. Yaitu kelak akan mejadi orang Kejadian seseorang itu dikumpulkan di dalam perut ibunya celaka atau orang yang bahagia. selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari yang Bahkan ditegaskan pula oleh Rasulullah saw. dengan kedua terbentuklah segumpal darah. Kemudian setelah genap sabdanya: “Maha suci Allah SWT yang tiada Tuhan selain- empat puluh hari ketiga menjadi menjadi segumpal daging. Nya. Seandainya orang mengerjakan amal kebaikan seperti yang dilakukan penghuni surga sehingga kehidupannya Kemudian Allah SWT. mengutus malaikat untuk meniupkan ruh hanya tinggal satu langkah menuju ke Surga itu, namun serta memerintahkan menulis empat perkara, yaitu ditentukan disebabkan ketentuan takdir yang terdahulu, niscaya suatu rezekinya, ajal kematiannya, amalan serta nasibnya, yaitu akan saat dia akan melakukan amalan kejelekan seperti yang mendapat kecelakaan atau kebahagiaan. Maha suci Allah SWT. dilakukan penghuni Neraka sehingga dia dimasukkan ke dalam Neraka. Begitu juga dengan mereka yang tiada Tuhan selain-Nya. Seandainya seseorang mengerjakan amal melakukan amalan ahli Neraka, disebabkan ketentuan sebagaimana yang dilakukan penghuni surga sehingga takdir yang terdahulu niscaya dia juga akan melakukan amal seperti yang dilakukan penghuni Surga sehingga kehidupannya hanya tinggal satu langkah menuju ke surga, dimasukkan ke Surga”. tetapi disebabkan ketentuan takdir yang terdahulu, niscaya dia 70 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar akan melakukan amalan sebagaimana yang dilakukan oleh penghuni Neraka sehingga dia memasukinya. Begitu juga dengan mereka yang melakukan amalan ahli Neraka, disebabkan ketentuan takdir yang terdahulu niscaya dia akan melakukan amal sebagaimana yang dilakukan oleh penghuni surga sehingga dia memasukinya. Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 69
Search