•/Z [ ,, Volume 40 Nomor 2, Juni 2015 Halaman 129-139 129 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545 INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI CENDAWAN PATOGEN PADA TANAMAN PISANG RUTAI (Musa borneensis) (Inventory and Identification of Pathogenic Fungus at Rutai Banana Plant (Musa borneensis) Iin Arsensi dan Abdul Rofik Fakultas Pertanian Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda Jl. KH Wahid Hasyim Samarinda email : ien. [email protected] ABSTRACT One type of fruit typical of Kutai who now also started rare is Rutai bananas. Rutai Bananas that having small size is very well liked, besides the smell also taste sweet with a high vitamin content.Small fruit shape of Rutai bananas was fit to be an appetizer at the restaurant or diner. There is even a plan to make Rutai banana as an appetizer that must be in Kutai Kartanegara Regency.The purpose of this study was to determine the symptoms and signs of disease caused by specific pathogens in Rutai banana plants and fungi potentially pathogenic on it.The experiment was conducted in people's gardens banana growing areas in Muara Badak Rutai Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan Province, by calculating the frequency and intensity of attacks pathogens on Rutai banana plants. Identification of pathogens carried out at the Laboratory of Agriculture Faculty of Agriculture, University of Widyagama.This study is expected to be a reference to know the symptoms, signs of the disease in Rutai banana plants; Increasing community participation to preserve rare plants; Support government programs to preserve rare plants either fruit or trees. Help disseminate to public about the benefits of eating Rutai banana especially for health. Keywords: kutai typical fruit, rutai bananas, pathogenic fungus PENDAHULUAN restauran atau warung makan. Bahkan ada rencana menjadikan pisang Rutai sebagai Kabupaten Kutai Kartanegara hidangan pembuka yang wajib di Kukar. memiliki ratusan jenis buah-buahan yang saat Tanaman pisang Rutai (Musa borneensis) ini boleh dikatakan langka. Buah-buahan mempunyai potensi yang sangat besar yang sebagian besar dulunya merupakan buah sebagai penopang ekonomi keluarga tani, yang pohonnya tumbuh di hutan sekitar desa- alternatif makanan pokok dan tanaman desa dan hutan rimba secara liar itu, sebagian pioner. (Poskota Kaltim Online, 2013) ada juga yang ditanam di kebun-kebun warga. Untuk jenis durian misalnya, ada buah lai Salah satu faktor musnahnya buah- (kini dilestarikan di Desa Batuah Kecamatan buahan hutan itu karena seringnya terjadi Loa Janan), buah kertongan dan buah lahong. kebakaran hutan yang ikut membakar pohon buah yang ada, serangan hama dan penyakit Salah satu jenis buah khas Kutai yang termasuk juga perambahan liar hutan oleh kini juga mulai langka adalah pisang Rutai. masyarakat. Buah pisang Rutai yang berukuran kecil itu sangat disukai banyak orang, selain aromanya Inventarisasi adalah kegiatan untuk juga rasanya yang manis dengan kandungan melakukan pendataan, pencatatan, dan vitamin yang tinggi. pelaporan hasil pendataan. Dalam ilmu penyakit tanaman inventarisasi dapat Bentuk buahnya yang kecil sangat diartikan sebagai kegiatan untuk mendata cocok menjadi hidangan pembuka pada atau mencatat penyakit ± penyakit yang ada
•/Z [ ,, Volume 40 Nomor 2, Juni 2015 Halaman 129-139 130 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545 atau berpotensi sebagai patogen, juga Penelitian dilaksanakan pada lahan seluas mencatat jenis serangan penyakit dan gejala 0,25 ha jumlah keseluruhan tanaman yang ditimbulkannya. adalah 277 tanaman pisang. Identifikasi adalah pengambilan sampel 2. Pengambilan Sampel tanaman yang terserang penyakit. Sampel Seluruh tanaman sampel dari masing ± tanaman yang terserang penyakit kemudian diisolasi dan ditumbuhkan pada media masing lokasi yang terserang penyakit aseptik buatan. dibongkar dengan menggunakan cangkul sampai kedalaman 30 cm, selanjutnya diambil Sampai saat ini informasi tentang 250 gram sampel tanah ke laboratorium untuk cendawan patogen yang menyebabkan pemeriksaan dan identifikasi patogen di dalam penyakit pada tanaman pisang Rutai belum tanah. ada. Inventarisasi dan identifikasi patogen adalah salah satu cara untuk mengetahui 3. Kegiatan di laboratorium cendawan patogen yang berpotensi menimbulkan penyakit pada tanaman Rutai a. Pemeriksaan langsung (Direct Inspection) baik saat ini ataupun dimasa yang akan datang. Sehingga metode pengelolaan Seluruh bagian tanaman diamati penyakit yang akan digunakan akan lebih tepat. langsung dari gejala serangan cendawan. Tujuan penelitian adalah untuk Identifikasi patogen dilakukan dengan cara mengetahui gejala dan tanda penyakit yang disebabkan oleh patogen tertentu pada melekatkan cellophane tape ke bagian yang tanaman pisang Rutai dan jenis cendawan yang berpotensi sebagai patogen pada terserang, dilekatkan di gelas objek dan tanaman pisang Rutai. kemudian diamati dengan menggunakan METODE PENELITIAN mikroskop. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan mulai bulan Indentifikasi mikroorganisme Juni tahun 2013 sampai bulan Oktober tahun dilakukan di Laboratorium Pertanian Fakultas 2013 di areal kebun rakyat pisang Rutai di Muara Badak dan Loa Janan Kabupaten Kutai Pertanian Universitas Widyagama. Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. b. Lingkungan fisik dan kimia Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian a. Suhu udara, diukur dengan ini adalah tanaman pisang Rutai, sedangkan menggunakan thermometer, alat yang digunakan adalah :thermometer, hydrometer, pHmeter, mikroskop, globe kelembaban udara dengan hydrometer objek, sedlotip, gunting, kamera, alat tulis, dan komputer dan ph tanah diukur pada saat Prosedur Penelitian pengambilan sampel. 1. Persiapan dan observasi lapangan b. Analisis tanah untuk mengetahui Sebelum dilakukan observasi terlebih dahulu dilakukan persiapan yang diperlukan kandungan Carbon, Nitrogen dan untuk meninjau langsung keadaan di lapangan. bahan organik tanah dilaksanakan di Laboratorium Tanah Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Analisa Data Frekuensi serangan patogen dihitung dengan membandingkan jumlah tanaman yang terserang dengan seluruh jumlah tanaman yang diamati dalam persen (James, 1974). Intensitas serangan menggunakan rumus : I X1Y1 X2Y2 X3Y3 X4Y4 X5Y5 x100% XY5
•/Z [ ,, Volume 40 Nomor 2, Juni 2015 Halaman 129-139 131 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545 Keterangan: X3 = Jumlah tanaman dalam setiap jenis I = Intensitas serangan yang mempunyai skor 3. X = Jumlah seluruh tanaman dalam setiap X4 = Jumlah tanaman dalam setiap jenis jenis yang diamati. yang mempunyai skor 4. X1 = Jumlah tanaman dalam setiap jenis X5 = Jumlah tanaman dalam setiap jenis yang mempunyai skor 1. yang mempunyai skor 5. X2 = Jumlah tanaman dalam setiap jenis Y1 sampai Y5 = skor 1 sampai 5 yang mempunyai skor 2. Tabel 1. Cara Menentukan Nilai/Skor Serangan Patogen pada Setiap Tingkat Serangan Penyakit pada Tanaman Pisang Rutai Kondisi Permudaan Skor Sehat (tidak ada gejala serangan atau ada serangan pada daun tetapi jumlah daun 0 yang terserang dan luas serangan sangat kecil dibandingkan dengan jumlah/luas seluruh daun) 1 Sakit ringan (jumlah daun yang terserang sedikit dan jumlah serangan pada masing- masing daun yang terserang sedikit atau klorosis sedikit atau tanaman nampak sehat 2 tetapi ada gejala lain seperti bercak, hawar, layu) Sakit sedang (jumlah daun yang terserang dan jumlah serangan pada masing-masing 3 daun yang terserang agak banyak atau klorosis agak banyak atau disertai dengan gejala lain seperti seperti bercak, hawar, layu) 4 Sakit berat (jumlah daun yang terserang dan jumlah serangan pada masing-masing daun yang terserang banyak atau klorosis banyak atau disertai dengan gejala lain seperti seperti bercak, hawar, layu) Mati (seluruh daun layu atau rontok atau tidak ada tanda-tanda kehidupan) Setelah diperoleh nilai intensitas 2. untuk mengetahui seberapa berat serangan serangan seperti tersebut di atas, kemudian patogen pada setiap jenis tanaman yang ditentukan kriteria/tingkat serangan pada diteliti. setiap jenis tanaman seperti terlihat pada Tabel Tabel 2. Cara Menentukan Kriteria/Tingkat Serangan patogen pada suatu Jenis Tanaman Intensitas serangan (%) Kriteria serangan Sehat 0±1 Ringan 1,1 ± 25 Sedang 25,1 ± 50 Berat 50,1 ± 75 75,1 ± 100 Sangat berat HASIL DAN PEMBAHASAN Penyakit kedua yang ditemukan di lapangan adalah hawar daun. Menurut Diantara penyakit yang ditemukan di Triharso (2010) gejala awal dapat berupa lapangan, yang paling banyak ialah penyakit suatu lesi/bercak melingkar di daun yang bercak daun (leaf spot). Bercak adalah semakin lama semakin membesar. kematian jaringan (nekrosis) yang ukurannya kecil dan terbatas yang merupakan hasil Antraknosa adalah bercak-bercak infeksi lokal (Agrios, 2005). klorosis yang mula ± mula berwarna putih kekuningan, bagian tengah menjadi coklat
•/Z [ ,, Volume 40 Nomor 2, Juni 2015 Halaman 129-139 132 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545 kemudian bercak memanjang searah tulang (pseudostem) di bagian permukaan atas tanah, daun, kemudian menyatu dan akhirnya daun kelayuan tanaman dan kematian tanaman, menjadi kering (Meliala, 2009). karena perakaran tanaman atau jaringan dalam batang tanaman telah rusak akibat serangan Tanaman pisang rutai lebih tahan cendawan / fungi sehingga pengangkutan air terhadap penyakit layu. Kejadian penyakit di dari dalam tanah tidak bisa lancar (Pracaya, lapangan diamati secara visual terhadap gejala 2007) penyakit seperti daun tua berwarna kuning cerah dimulai dari bagian tepinya kemudian Frekuensi dan intensitas serangan keseluruhan daun menguning dan layu, patah patogen dapat dilihat pada Tabel 3. dibawah pada pangkal tangkai daun, pecahnya batang ini. Tabel 3. Frekuensi (F) dan Intensitas (I) Seangan (dalam %) Patogen Bercak Daun, Hawar Daun, Layu dan Antraknosa pada Tanaman Pisang Rutai (Musa borneensis) Jenis Tanaman Bercak Bercak Hitam Hawar Daun Antraknosa Layu Pisang Rutai Kuning FI FIFIFI FI 36,40 7,30 20,00 4,00 5,90 1,60 4,80 1,30 1,80 0,30 1. Penyakit Bercak Kuning jorong atau bulat panjang, yang panjangnya 1 Gejala pertama tampak jelas pada daun cm atau lebih, lebarnya kurang dari sepertiga panjangnya. ke-3 dan ke-4 dari pucuk sebagai bintik-bintik memanjang, berwarna kuning pucat dengan Pada daun yang lebih tua pusat ukuran panjang 1-2 mm atau lebih, arahnya becaknya mengering, berwarna kelabu mudah sejajar dengan tulang daun. Sebagian dari dengan tepinya berwarna coklat tua dan bintik-bintik tersebut berkembang menjadi dikelilingi oleh halo berwarna kuning cerah. bercak berwarna coklat tua sampai hitam, Gambar 1. Gejala Penyakit Bercak Kuning Penyebab : Mycosphaerella musicola
•/Z [ ,, Volume 40 Nomor 2, Juni 2015 Halaman 129-139 133 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545 Gambar 2. Jamur Mycosphaerella musicola Pada daun yang lebih tua pusat dibandingkan bercak pada tanaman pisang becaknya mengering, berwarna kelabu mudah yang lebih tua. dengan tepinya berwarna coklat tua dan dikelilingi oleh halo berwarna kuning cerah. Pada Tabel 3. terlihat bahwa frekuensi Penyakit ini disebabkan oleh cendawan dan intensitas serangan patogen ini adalah Mycosphaerella musicola Mulder. 36,4% dan 7,3% dengan demikian dapat dikategorikan bahwa tingkat serangan nya Penyakit bercak kuning (Sigatoka sedang. kuning) mulai menyerang tanaman pisang sekitar umur 3 bulan setelah tanam yang makin Pencegahan dan pengendalian lama makin meningkat intensitas serangan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara penyakit. Faktor iklim terutama curah hujan, sebagai berikut : (1) pemupukan yang tepat, embun, dan suhu berpengaruh terhadap (2) sanitasi sumber infeksi dengan memotong produksi dan gerakan serta penyebaran dan membakar daun-daun mati/sakit, (3) inokulum penyakit. perbaikan drainase, penyiangan gulma, mengurangi jumlah anakan yang ada, dan Gejalanya mula-mula timbul bercak- jarak tanam yang tepat, (4) mencegah dan bercak kecil pada daun pisang yang berwarna melarang mobilisasi buah dan bahan tanaman kuning pucat atau berupa garis-garis yang dari tempat atau daerah yang terinfestasi berwarna kuning kehijauan dengan panjang penyakit Sigatoka ke daerah lain yang masih 1,0-10 mm dan lebar 0,5-1,0 mm sejajar bebas, (5) menanam kultivar pisang yang dengan tulang-tulang daun. Bercak atau garis- tahan Sigatoka, dan (6) menggunakan garis ini makin lama makin membesar dan fungisida sistemik. memanjang sehingga terbentuk bercak-bercak yang berbentuk bulat telur atau elip berwarna 2. Penyakit Bercak Hitam coklat, dan akhirnya seluruh permukaan dapat Mula-mula timbul becak-becak jorong terinfeksi. Permukaan daun yang terinfeksi ini menjadi kering, berwarna coklat, dan akhirnya atau bulat telur, kadang berbentuk berlian, mati. Pusat bercak seringkali mongering dan kemudian membesar dan berwarna coklat berwarna abu-abu terang. Bercak-bercak ini pucat, dengan tepi yang berwarna coklat pada tanaman pisang yang masih muda akan kemerahan, dikelilingi halo berwarna kuning lebih lebar dan lebih membulat bentuknya cerah.
•/Z [ ,, Volume 40 Nomor 2, Juni 2015 Halaman 129-139 134 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545 Gambar 3. Gejala Penyakit Bercak Hitam Penyebab : Mycosphaerella fijiensis Gambar 4. Jamur Mycosphaerella fijiensis Bercak hitam (Sigatoka hitam) adalah Ketika spora M. fijiensis disimpan di penyakit bercak daun tanaman pisang yang atas daun pisang rentan mereka berkecambah disebabkan oleh jamur ascomycete dalam waktu tiga jam jika kelembaban tinggi. Mycosphaerella fijiensis ( Morelet ) . bercak Suhu optimal untuk perkecambahan konidia hitam (Sigatoka hitam), ditemukan pada tahun adalah 27°C ( 81°F ) . 1963 dan dinamai karena kemiripannya Penyakit ini dilaporkan dari Honduras pada dengan dengan sigatoka kuning, yang tahun 1972 yang menyebar ke utara dan disebabkan oleh Mycosphaerella musicola ( selatan dari Meksiko ke Brasil dan ke pulau Mulder ). Karibia. Epidemi penyakit ini pertama kali Dalam perkebunan ekspor komersial , ditemukan di Lembah Sigatoka di Fiji tahun bercak hitam Sigatoka menyebabkan 1912-1923 . kehilangan buah sampai 50% dan dapat dikendalikan dengan aplikasi fungisida. M. fijiensis mereproduksi secara seksual dan aseksual , dan kedua konidia dan 3. Penyakit Hawar Daun ascospores penting dalam penyebarannya . Gejala awal garis ± garis pendek terputus Konidia terutama ditularkan melalui air untuk jarak pendek, sedangkan ascospores yang ± putus diselingi titik ± titik terdapat di antara dibawa oleh angin ke tempat yang lebih jauh ( dan sejajar tulang ± tulang daun sekunder. jarak dibatasi oleh kerentanan mereka Pada sepanjang tepi daun terjadi klorosis dan terhadap sinar ultraviolet ) . kering daun jadi rapuh, infeksi pada tanaman
•/Z [ ,, Volume 40 Nomor 2, Juni 2015 Halaman 129-139 135 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545 muda menyebabkan tanaman tidak berproduksi. Gambar 5. Gejala Hawar Daun Penyebab : Cordana musae Gambar 6. Jamur Cordana musae Konidiofor cendawan lurus atau agak bawah permukaan daun. Pemencaran bengkok, berwarna cokelat pucat, bersekat, konidium dibantu oleh angin. dan berukuran 100-220 x 4-8 µm, pada pangkalnya mempunyai bengkakan yang 4. Penyakit Layu berukuran 6-10 µm. Konidium berbentuk bulat Gejala : telur terbalik, bersekat 1, berwarna agak kecokelatan, dan berukuran 12-21 x 6-12 Pada tepi-tepi daun paling bawah µm. Konidium terbentuk di ujung konidiofor berwarna kuning tua lalu menjadi coklat dan yang agak membengkak, terutama di bagian mengering. Tangkai daun patah di sekeliling batang palsu dan kadang-kadang lapisan luar batang palsu terbelah dari permukaan tanah.
•/Z [ ,, Volume 40 Nomor 2, Juni 2015 Halaman 129-139 136 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545 Gambar 7. Gejala Penyakit Layu Penyebab : Fusarium sp Gambar. 8. Jamur Fusarium sp Penyakit ini sering disebut penyakit Panama, tanaman jamur tumbuh dan masuk ke dalam disebabkan oleh Fusarium sp. Penularan jaringan parenchim yang berdekatan dan penyakit ini melalui bibit, tanah air, pupuk menghasilkan sejumlah besar konidia dan kandang atau alat-alat pertanian. klamidospora. Konidia ini dapat berkembang menjadi klamidospora yang dapat kembali Klamidospora dari jamur ini biasanya masuk ke dalam tanah ketika jaringan yang berada di dalam jaringan yang membusuk atau terinfeksi ini mati dan membusuk. di dalam tanah dan akan terangsang Klamidospora ini tetap hidup dan dapat berkecambah bila terdapat perakaran tanaman bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama pisang. Setelah berkecambah, miselium akan di dalam tanah. Siklus penyakit akan berulang menghasilkan konidia dalam waktu 6-8 jam, bila klamidospora ini berkecambah dan sedangkan klamidospora terbentuk dalam tumbuh kembali, baik sebagai saprofit maupun waktu 2-3 hari. menyerang tanaman inang. Jamur Fusarium ini tidak dapat Gejala awal adalah menguningnya menginfeksi tanaman secara langsung, kecuali daun-daun yang masih tegak (tipe melalui luka atau dimasukkan ke dalam Inodoratum). Penguningan daun mulai dari jaringan. Di dalam jaringan pembuluh
•/Z [ ,, Volume 40 Nomor 2, Juni 2015 Halaman 129-139 137 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545 tepi-tepi daun kemudian merambat ke bagian daerah yang sudah terinfeksi penyakit tengah daun yang akhirnya seluruh permukaan layu Fusarium. daun menguning dan layu, kadangkala patah e. Gunakan bibit bebas penyakit (hasil pada bagian pangkal pelepah daun. Jika kultur jaringan). serangan penyakit layu Fusarium ini lebih f. Alat-alat pertanian yang digunakan serius maka apabila bonggol tanaman pisang selalu dicuci dengan fungisida. yang sakit dibelah membujur maka akan g. Pemanfaatan musuh alami seperti tampak berkas-berkas berwarna coklat merah Trichoderma atau Glicocladium. kehitam-hitaman yang menuju kesegala arah. Apabila bonggol pisang yang sakit itu 5. Antraknosa dibongkar akan tampak sebagian besar leher Gejala : akar membusuk dan berwarna kehitam- hitaman. Lamanya waktu saat terjadinya Mula-mula terjadi becak-becak infeksi penyakit sampai munculnya gejala klorosis berwarna putih kekuningan, yang penyakit berlangsung kurang lebih 2 bulan. bagian tengahnya berwarna coklat. Bercak Pencegahan penularan dapat dilakukan berkembang memanjang, searah dengan dengan: tulang daun dan menyatu menjadi besar dan akhirnya daun mengering. a. Membongkar dan membakar tanaman yang terserang sekurang-kurangnya Pada buah terdapat bagian-bagian yang dalam radius 10 m dari tanaman yang berubah dari hijau menjadi kuning, kemudian sakit dan siram tanah bekas tanaman menjadi coklat tua atau hitam dengan tepi pisang tersebut dengan fungisida. berwarna kuning. Pada permukaan kulit buah yang sudah berwarna hitam/membusuk timbul b. Lakukan penggenangan dan pergiliran bintik-bintik merah kecoklatan yang terdiri tanaman. dari kumpulan aservulus jamur tersebut. c. Menanam varietas tahan terhadap Buah yang sakit menjadi keras dan penyakit layu Fusarium. dapat menjadi kering dan berkeriput (mumifikasi). d. Jangan menanam bonggol, anakan atau bibit dan membawa tanah dari Gambar. 9. Gejala Antraknosa Penyebab : Microstroma sp
•/Z [ ,, Volume 40 Nomor 2, Juni 2015 Halaman 129-139 138 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545 Gambar 10. Microstroma sp Gejala awalnya, mula-mula terjadi pada buah yang matang dan pori-pori pada becak-becak klorosis berwarna putih buah yang masih hijau. kekuningan, yang bagian tengahnya berwarna coklat. Bercak berkembang memanjang, Keadaan cuaca yang sangat lembab searah dengan tulang daun dan menyatu sangat cocok untuk pembentukan spora dan menjadi besar dan akhirnya daun mengering. terjadinya infeksi. Patogen tidak tumbuh pada kelembaban kurang dari 95°C. Pada buah terdapat bagian-bagian yang berubah dari hijau menjadi kuning, kemudian Tingkat ketahanan tanaman terhadap menjadi coklat tua atau hitam dengan tepi penyakit dipengaruhi oleh jenis mangga dan berwarna kuning. Pada permukaan kulit buah bagian tanaman yang terserang. Bagian yang sudah berwarna hitam/membusuk timbul tanaman yang pertumbuhannya cepat lebih bintik-bintik merah kecoklatan yang terdiri rentan terhadap patogen tersebut. dari kumpulan aservulus jamur tersebut. Buah yang sakit menjadi keras dan dapat menjadi Penyakit ini menyebar di pertanaman kering dan berkeriput (mumifikasi). mangga di seluruh Indonesia. Di luar negeri penyakit ini terdapat di Malaysia, Patogen mempunyai hifa bersepta, Filipina, Thailand, India, Srilangka, Fiji, warna hialin yang kemudian berubah menjadi Florida, Trinidad, Peru, Puerto Rico, Hawaii, gelap. Aservulus banyak terbentuk pada Afrika Selatan, Hindia, Barat, Brasilia. bagian tanaman sakit kecuali pada buah. Konidium berbentuk jorong atau bulat telur Pengendalian dengan bagian ujung membulat, tidak bersepta Cara kultur teknis dengan warna hialin. - Tidak mengusahakan mangga secara Patogen dapat bertahan pada ranting- komersial di daerah basah/lembab ranting sakit di pohon atau pada daun-daun - Pemeliharaan tanaman sebaik-baiknya sakit di pohon atau di permukaan tanah. Pada - Jarak tanam di pesemaian tidak terlalu cuaca lembab dan berkabut patogen membentuk spora (konidium). Spora keluar rapat dari aservulus seperti massa lendir berwarna - Sanitasi ranting yang mati, setelah masa merah jambu, dan spora tersebut disebarkan oleh percikan air hujan dan oleh serangga. panenan Infeksi pada buah dapat terjadi melalui inti sel - Penanaman kultivar tahan Cara kimiawi x Aplikasi fungisida dilakukan apabila:
•/Z [ ,, Volume 40 Nomor 2, Juni 2015 Halaman 129-139 139 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545 x Daun mengalami malformasi dan http://www.users.globalnet.co.uk/~drc/musa_ borneensis.htm. Download, tgl 3 terjadi gugur daun Maret 2013 x Gejala terjadi pada malai bunga dan http://ditlin.hortikultura.deptan.go.id/i. Download Agustus 2013. kondisi lingkungan menguntungkan http://en.wikipedia.org/wiki/Musa_borneensis bagi perkembangan penyakit. . Download, tgl 1 Maret 2013 x Hujan turun secara terus-menerus http://rizkyhalal.blogspot.com/2012/02/budid ayapisang.html. Download, tgl 3 Maret selama 1 ± 2 hari, sehingga 2013 kelembaban menjadi tinggi http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/penyaki t-tanaman-pisang-dan x Pencelupan buah dengan air panas pengendaliannya. Download, tgl 1 Maret (55oC) atau air panas ditambah 2013 fungisida benomil http://ntb.litbang.deptan.go.id/ind/index.php/a rtikel/271-pengendalian-hama- pisang. (500ppm)/diabendazol (90 ppm) Download, tgl 5 Maret 2013 selama 5 menit sebelum pengepakan. http://khasiatbuahpisang.blogspot.com/2012/1 2/beragam-manfaat-daun-pisang.html. KESIMPULAN DAN SARAN Download, tgl 7 Maret 2013 Kesimpulan Poskota Kaltim Online. All rights reserved. Penyakit layu, bercak daun kuning, Download, tgl 1 Maret 2013 bercak daun hitam, hawar dan antraknosa UCAPAN TERIMA KASIH adalah gejala penyakit yang ditemukan pada tanaman pisang Rutai yang disebabkan oleh 1. Direktur Penelitian dan Pengabdian golongan cendawan (jamur). Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah Identifikasi jenis cendawan patogen mendukung, memfasilitasi dan mendanai bercak daun kuning adalah Mycosphaerella penelitian dosen pemula ini. musicola , bercak daun hitam adalah Mycosphaerella fijiensis , hawar daun adalah 2. Kopertis Wilayah XI Kalimantan yang Cordana musae, penyakit layu adalah telah mendukung dan memfasilitasi Fusarium sp dan antraknosa adalah penelitian ini. Microstroma sp yang berpotensi sebagai patogen pada tanaman pisang Rutai. Saran Patogen tidak hanya disebabkan oleh cendawan (jamur) dapat juga disebabkan oleh hama, bakteri, virus, dan lainnya, disarankan untuk penelitian lanjutan agar dapat menemukan patogen ± patogen yang lain sehingga kegiatan budidaya tanaman pisang rutai dapat berkelanjutan dan menguntungkan. DAFTAR PUSTAKA Agrios, George N. Plant Pathology. 5th ed. Burlington, MA: Elsevier Academic Press, 2005.
Search
Read the Text Version
- 1 - 11
Pages: