LEMBAR KERJA MAKALAH ILMIAH PENGAWASAN DIGITAL MODEL KE 3 PENGAWAS SEKOLAH PENYUSUN : ________________________ BIDANG PENGAWAS : ________________________ UNIT KERJA : ________________________ TAHUN 2020
HALAMAN PENGESAHAN Dengan ini, Koordinator Pengawas Sekolah pada Suku Dinas Pendidikan kota Administrasi Jakarta Selatan II menyatakan bahwa MAKALAH ILMIAH BERJUDUL ”MODEL DAN STRATEGI PENGAWAS SEKOLAH DI MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU “ ”Adalah benar-benar karya dari saudara Dr. Agus Sukoco Pengawas sekolah SMP Suku Dinas Pendidikan kota Administrasi Jakarta Selatan II Jakarta, Koordinator Pengawas Sekolah pada Suku Dinas Pendidikan kota Administrasi Jakarta Selatan II Drs. Boniran NIP. 196111201984031008
MENULIS JUDUL JUDUL : WHAT ( Apa ide gagasan ilmiah untuk memecahkan masalah di sekolah binaan atau tentang pendidikan), HOW ( Bagaimana caranya memecahkan masalah sesuai ide gagasan Anda) WHO ( siapa subjeknya) , WHERE (dimana) dan WHEN ( kapan) CONTOH MODEL DAN STRATEGI PENGAWAS SEKOLAH DI MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU Dipaparkan Pada Seri Webinar Guru belajar GTK Kemdikbud 1 Juli 2020 ABSTRAK Uraian memuat masalah dan tujuan penulisan, metode yang digunakan dan hasilnya Makalah ini bertujuan untuk memberi alternatif solusi yang berkaitan dengan model dan strategi pengawas sekolah di masa adaptasi kebiasaan baru. Metode dalam makalah ini menggunakan studi empirik dan studi pustaka. Hasil dari pembahasan model dan strategi pengawas sekolah di masa adaptasi kebiasaan baru dalam tulisan ini selama adaptasi kebiasaan baru menggunakan istilah pendampingan untuk menyesuaiakan dengan adaptasi kebiasaan baru jadi dapat disimpulkan bahwa (1) model pengawas sekolah di masa adaptasi kebiasaan baru menggunakan model pendampingan Simpel, Harmoni dan Unik (SHU), (2) adapun strategi pendampingan menggunakan aplikasi e – pengawas versi 5.0. Dengan menggunakan model pendampingan SHU dan strategi aplikasi e- pengawas versi 5.0 pengawas sekolah dapat melaksanakan tugas pengawasan selama masa adaptasi kebiasaan baru dengan efektif dan berhasil, baik bagi guru maupun kepala sekolah. Kata Kunci : Adaptasi kebiasaan Bari, Model pengawasan SHU, e- pengawas versi 5.0
A. PENDAHULUAN MENGAPA IDE ”JOKO SEMBUNG MAKAN KEDONDONG” GAGASAN ”NYAMBUNG DONG” INI PENTING Pada prinsipnya membuat tulisan makalah ilmiah : 1. Kesesuaian antara Judul dan isi tulisan. 2. Pada latar belakang masalah selalu menjawab ”MENGAPA” di judul. 3. Pada pembahasan ada ”KONTRIBUSI” ide dan gagasan Anda dalam memecahkan masalah yang ada. 4. Penutup sesuai dengan tujuan penulisan makalah ilmiah ( Objek apa yang akan diangkat dalam tulisan dan dapat berkaitan masalah di sekolah binaan atau tentang pendidikan). OBJEK TULISAN TENTANG : 1. MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU 2. MODEL PENDAMPINGAN PENGAWAS SEKOLAH 3. STRATEGI PENDAMPINGAN PENGAWAS SEKOLAH MINIMAL TERDIRI 3 ALINEA OBJEK 1 ( MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU )(MINIMAL 1 ALINEA) 1. MENGAPA PENTING MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU? Alinea 1 Covid-19 berhasil mengubah kebiasaan kita sehari-hari mulai dari belajar, bekerja, beribadah dan kegiatan lainnya, yang mengharuskan kita untuk melakukannya dari rumah. Seakan semua kegiatan kita dibatasi, menjadi tidak produktif dan berimbas pada munculnya permasalahan Pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan sosial. Salah satu kebiasaan yang berubah saat masa pandemi adalah proses belajar mengajar, yang tadinya dilakukan secara langsung ataupun tatap muka, sekarang semua dilakukan dengan sistem daring (online) dengan moda Pembelajaran jarak jauh (PJJ), inilah kebiasaan baru dalam proses pembelajaran kedepan. Alinea 2 Permasalahan yang kemudian muncul yaitu apakah guru, kepala sekolah telah siap dalam melaksanakan PJJ ini yang kemudian menjadi kebiasaan baru? Apakah pengawas sekolah telah siap melaksanan pengawasan online selama masa adaptasi kebiasaan baru untuk
dapat membina guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan PJJ? Adakah model dan strategi pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan di masa adaptasi kebiasaan baru sehingga guru dan kepala sekolah dapat dibantu dalam melaksanakan PJJ dengan baik? Alinea 3 Sebagaimana kita ketahui surat edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020 menyatakan Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Sehingga penekanan pembelajaran daring diantaranya (1) belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun keluiusan, (2) belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19, (3) aktivitas dan tugas Belajar dari Rumah dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas belajar di rumah, (4) bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif. Alinea 4 Untuk itu pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas pengawasannya supaya dapat membantu guru dan kepala sekolah di masa adaptasi kebiasaan baru menggunakan model dan strategi yang sesuai dengan kondisi sekolah binaan yaitu dengan menggunakan model pengawasan yang Simpel, Harmoni, Unik (SHU) dan strateginya menggunakan aplikasi e – pengawas versi 5.0. OBJEK 2 MODEL PENDAMPINGAN (MINIMAL 1 ALINEA) 2. MENGAPA PENTING MODEL PENDAMPINGAN Adaptasi kebiasaan baru selama PJJ menuntut pengawas sekolah menggunakan cara baru
dalam melaksanakan tugas pengawasannya. Model pendampingan Simpel, Harmoni dan unik merupakan sebuah model pengawas sekolah dalam melakukan pendampingan yang memuat program pengawasan yang sederhana memuat hal yang esensial sesuai dengan kondisi sekolah. Harmoni artinya dalam program pendampingannya menyelaraskan seluruh unsur di sekolah dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan siswa dalam belajar. Unik artinya program yang dibuat oleh pengawas sekolah disesuaikan dengan karakteristik masalah di sekolah masing – masing yang berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lain. Pentingnya menggunakan model pendampingan yang SHU ini karena dengan kondisi sekolah melaksanakan PJJ yang mana tuntutan dari surat edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020 maka program pembinaan juga menyesuaikan yakni hanya berkaitan tentang (1) pembelajaran bermakna, (2) kecakapan hidup, (3) aktivitas yang bervariasi disesuaikan dengan bakat dan minat siswa, dan (4) hasil belajar bisa berupa portofolio dan bersifat kualitatif. OBJEK 3 STRATEGI PENGAWASAN ( MINIMAL 1 ALINEA) 3. MENGAPA PENTING MENGGUNAKAN STRATEGI PENDAMPINGAN SELAMA PJJ Setelah pengawas sekolah menggunakan model pendampingan SHU maka dalam pelaksanaan yang lebih teknis diperlukan strategi lanjutan untuk dapat melayani kepala sekolah dan guru lebih baik lagi. Strategi pendampingan menggunakan aplikasi e – Pengawas versi 5.0 merupakan strategi pendampingan yang komprehensif dan sederhana sesuai dengan rincian tugas pengawas sekolah di masa adaptasi kebiasaan baru. e- Pengawas versi 5.0 meliputi identifikasi sekolah binaan atau sering kita sebut dengan EDS, hasil dari EDS ini kemudian dituangkan kedalam SKP pengawas sekolah, kemudian dimasukan ke dalam program pengawas sekolah sesuai dengan masa adaptasi kebiasaan baru, kemudian dibuat pengembangan profesinya sesuai dengan temuan masalah yang ada di sekolah binaan masing – masing. Dari uraian pentingnya pengawas sekolah Menyusun model pendampingan yang SHU dan menggunakan strategi melalui aplikasi e- pengawas maka tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagi sebuah alternative solusi bagi pengawas sekolah dalam
memudahkan melaksanakan tugas pengawasan selama masa pandemi. Berikut dibahas lebih detail (1) model pendampingan SHU dan (2) strategi pendampingan menggunakan e-pengawas versi 5.0 B. MASALAH UTAMA DAN PEMBAHASAN MASALAH UTAMA MODEL PENDAMPINGAN SHU DAN LANGKAH- 1. APA YANG DIMAKSUD DENGAN MODEL PENDAMPINGAN SHU? LANGKAH Model pendampingan SHU merupakan model pendampingan yang berawal dari model MENYELES AIKAN pendampingan yang sebelum PJJ kemudian disederhanakan menjadi model MASALAH pengawasan PJJ. Secara esensi tetap sama namun yang berbeda adalah cara melaksanakan pendampingannya terutama setelah muncul surat edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020 tentang PJJ yang menekankan (1) pembelajaran selama PJJ memfokuskan pembelajaran bermakna, (2) selama PJJ menekankan pembelajaran mengenai kecakapan hidup, (3) selama PJJ pembelajarannya diisi dengan aktivitas yang bervariasi disesuaikan dengan bakat dan minat siswa, dan (4) selama PJJ hasil belajar bisa berupa portofolio dan bersifat kualitatif. Yang dimaksud dengan pengertian pendampingan yang Simpel artinya program pendampingan digital memuat hal yang esensial yakni rencana pendampingan akademik, manajerial dan bimbingan pelatihan. Seperti halnya yang ada pada guru kita mengenal RPP 1 lembar, pada Rencana Pendampingan Akademik (RPA) juga memuat hal yang esensial saja. Demikian juga dengan Rencana Pendampingan Manajerial ( RPM) serta Rencana Bimbingan dan Pelatihan (RBP). Harmoni artinya program yang dibuat ada keselarasan, keterpaduan dan kebermanfaatan bagi siswa. Sehingga program yang dibuat mulai dari program pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru bermuara dan berujung untuk sebanyak mungkin manfaat bagi siswa. Unik artinya program setiap pengawas sekolah memiliki keunikan dan keotentikan yang berbeda-beda karena kondisi sekolah yang didampingi juga memiliki karakteristik yang berbeda sehingga setiap pengawas sekolah memiliki referensi dan
hasil yang beragam tentang program pendampingannya. 2. BAGAIMANA PENERAPAN MODEL PENDAMPINGAN SHU? Penerapan model pendampingan SHU diawali dengan merancang rencana pendampingan manajerial, akademik dan rencana bimbingan dan pelatihan. Seperti halnya pada guru dikenal RPP yang sederhana dan efektif kita mengenal RPP 1 lembar. Pada rancangan pendampingan manajerial, akademik dan bimbingan pelatihan juga demikian menggunakan Rencana Pendampingan Manajerial (RPM), Rencana Pendampingan Akademik (RPA) dan Rencana Bimbingan dan Pelatihan (RBP). a. Rencana Pendampingan Manajerial (RPM) Rencana Pendampingan manajerial selama masa pandemi memuat program yang melibatkan seluruh kepala sekolah binaan memulainya dengan mengumpulkan seluruh kepala sekolah melalui media zoom meeting, kemudian melakukan Focus Group Diskusi (FGD) tentang permasalahan, kebutuhan dan pengembangan sekolah selama pandemi. Hasil dari FGD kemudian dipadukan dengan identifikasi Evaluasi Diri Sekolah (EDS) kemudian dituangkan kedalam program pendampingan manajerial dengan melakukan pemetaan berdasarkan permasalahan, kebutuhan dan pengembangan sekolah. Pada akhirnya terdapat tiga program RPM yang sesuai dengan kondisi sekolah binaan yakni sekolah yang memerlukan pendampingan lebih intensif berkaitan dengan masalah kesiapan sekolah dalam menyiapkan perangkat lunak, perangkat keras dan SDM guru jika ketiga komponen tersebut belum bisa terpenuhi maka sekolah dalam kategori tipe C. Jika dari tiga komponen tersebut ada dua yang terpenuhi maka sekolah dapat dikategorikan sekolah tipe B, dan jika dari ketiga komponen terpenuhi seluruhnya maka sekolah masuk kategori tipe A. Berikut contoh RPM untuk persiapan pembinaan.
b. Rencana Pendampingan Akademik (RPA) Rencana Pendampingan Akademik selama masa pandemi memuat program yang melibatkan seluruh guru binaan mulai dengan mengumpulkan seluruh guru melalui media zoom meeting, kemudian melakukan Focus Group Diskusi (FGD) tentang permasalahan, kebutuhan dan pengembangan guru selama pandemi. Hasil dari FGD kemudian dipadukan dengan identifikasi Evaluasi Diri Guru (EDG) kemudian dituangkan kedalam program pendampingan akademik dengan melakukan pemetaan berdasarkan permasalahan, kebutuhan dan pengembangan guru. Pada akhirnya terdapat tiga program RPA yang sesuai dengan kondisi guru di sekolah binaan yakni guru yang memerlukan pendampingan lebih intensif berkaitan dengan masalah kesiapan guru dalam menyiapkan perangkat lunak, perangkat keras kemampuan SDM guru itu sendiri. jika ketiga komponen tersebut
belum bisa terpenuhi maka guru dalam kategori tipe C. Jika dari tiga komponen tersebut ada dua yang terpenuhi maka guru dapat dikategorikan sekolah tipe B, dan jika dari ketiga komponen terpenuhi seluruhnya maka guru masuk kategori tipe A. Berikut contoh RPA untuk persiapan pembinaan. c. Rencana Bimbingan Dan Pelatihan (RBP) RBP selama masa pandemi memuat program yang melibatkan seluruh guru dan kepala sekolah binaan mulai dengan mengumpulkan seluruh guru dan kepala sekolah melalui media zoom meeting, kemudian melakukan Focus Group Diskusi (FGD) tentang permasalahan, kebutuhan dan pengembangan guru dan sekolah selama pandemi. Hasil dari FGD kemudian dipadukan dengan identifikasi Evaluasi Diri Guru (EDG) dan EDS kemudian dituangkan kedalam program pendampingan
bimbingan dan pelatihan dengan melakukan pemetaan berdasarkan permasalahan, kebutuhan dan pengembangan guru. Pada akhirnya terdapat tiga program RBP yang sesuai dengan kondisi guru dan kepala sekolah di sekolah binaan yakni guru dan kepala sekolah yang memerlukan pendampingan lebih intensif berkaitan dengan masalah kesiapan guru dan kepala sekolah dalam menyiapkan perangkat lunak, perangkat keras maupun kemampuan SDM guru dan kepala sekolah. jika ketiga komponen tersebut belum bisa terpenuhi maka guru dan kepala sekolah dalam kategori tipe C. Jika dari tiga komponen tersebut ada dua yang terpenuhi maka guru dan kepala sekolah dapat dikategorikan sekolah tipe B, dan jika dari ketiga komponen terpenuhi seluruhnya maka guru dan kepala sekolah masuk kategori tipe A. Berikut contoh RBP untuk persiapan pembinaan.
STRATEGI PENDAMPINGAN MELALUI APLIKASI e- Pengawas versi 5.0 Penerapan program pengawasan SHU mulai dari identifikasi masalah yang berkaitan dengan RPP PJJ guru, evaluasi diri sekolah( EDS) oleh kepala sekolah menggunakan aplikasi e- pengawasan versi 5.0. Hasil dari identifikasi dan EDS kemudian dituangkan kedalam SKP pengawas sekolah secara online. Kemudian dari SKP yang telah dibuat diterapkan kedalam program pengawas SHU baik pengawasan manajerial, akademik dan bimbingan pelatihan.
Hasil pengawasan SHU selama masa pandemi yang menempati hasil yang kategori sangat baik atau cukup maka diangkat kedalam permasalahan yang akan dibuatkan pengembangan profesinya. Bisa berbentuk best practice, makalah ilmiah, PTS, maupun karya inovasi. Setelah selesai dibuatkan pengembangan profesinya maka dimasukan kedalam dokumen rencana untuk DUPAK online. Secara keseluruhan praktek program pengawasan SHU mulai dari RPM, RPA dan RBP dituangkan kedalam aplekasi e-pengawas versi 5,0 sebagai berikut.
C. PENUTUP BERISI URAIKAN KESIMPULAN BAHASAN DIATAS SESUAI DENGAN TUJUAN KESIMPUL AN Masa adaptasi kebiasaan baru menuntut tugas guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah melakukan perubahan dalam membuat perencanaan, pelaksanaan dan penilaian tugas selama pandemi. Model dan strategi pendampingan yang dilakukan pengawas sekolah pada masa adaptasi kebiasaan baru menggunakan model SHU dan strategi yang dilakukan menggunakan aplikasi e-pengawas versi 5.0. Model dan strategi ini efektif dan dapat membantu guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas selama masa adaptasi kebiasaan baru.
DAFTAR PUSTAKA
CHEK LIST KELENGKAPAN ADMINISTRASI PENDUKUNG NAMA :……………………….. NO KELENGKAPAN CHEK LIST KETERANGAN 1 SURAT UNDANGAN 2 SURAT TUGAS DARI ATASAN 3 MAKALAH ILMIAH 4 DAFTAR HADIR PESERTA FORUM ILMIAH 5 SURAT KETERANGAN TELAH DIPAPARKAN DI FORUM ILMIAH DARI PANITIA FORUM ILMIAH 6 SERTIFIKAT DARI PANITIA SEBAGAI PENYAJI (JIKA ADA)
Search
Read the Text Version
- 1 - 21
Pages: