“Penerapan Layanan Konseling Kelompok Strategi Self-Management Untuk Meningkatkan Self Control Pada Siswa Kelas XI Di SMK Negeri Rengel Tuban” Santi Cahyo Rini Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Email: [email protected] Denok Setiawati, S.Pd, M.Pd, Kons Binbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan konseling kelompok dengan strategi self management untuk meningkatkan kontrol diri (self control) pada siswa kelas XI di SMK N Rengel Tuban. Jenis penelitian ini adalah pre eksperimen dengan desain penelitian one group pre test-post test. Subjek penelitian ini adalah empat siswa dari kelas XI di SMK N Rengel Tuban yang memiliki skor kontrol diri (self control) rendah yang telah diungkur dengan mengunkana angket kontrol diri (self control). Teknik analisis data ini yang digunakan adalah statistik non parametrik berupa uji tanda untuk menegtahui ada tidaknya perbedaan tingkat kontrl diri (self control) subjek antara sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil analisis menunjukkan bahwa N=4 dan X=0 maka diperoleh α (kemungkian harga dibawah Ho)=0.04. bila dalam ketetapan α ( taraf kesalahan ) 5% adalah 0.05 dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan antara skor pre-tes dan post-tes setelah diberikan perlakuan berupa konseling kelompok self management. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini yang berbunyi “Penerapan layanan konseling kelompok strategi self management dapat meningkatkan self control pada siswa kelas XI di SMK N Rengel Tuban”. Kata kunci: Konseling Kelompok Self Managament, Self Control Abstract The purpose of this reaserch is to know group counseling application with self management strategy to improve self control for student grade XI in SMK N Rengel Tuban. The type of this reaserch is pre-experiment with reaserch desain one group pre test-post test. The subject of this reaserach in for student from grade XI in SMK N Rengel Tuban who have low score in self control which have in measuring use self control questionnaire. Data collection method used by the researcher is non parametic statical analysis with sign test methol to know differences subject level self control between before and after treatment. Analysis result shown that N=4 and X=0 then obtained =0,04 if in a (5% error ) 5% is 0,05 so HO is rejected Ha accepted, it means there is difference between pre-test and post-test score ofter given treatment in the form of counseling of self management. The can be counclused this hypotherical research “Group Counseling Service Application Strategy Self Management can improve Self Control for student grade XI IN SMK N Rengel Tuban”. 201
Keyword : Group of Counseling, Self Management, Self-Control PENDAHULUAN ke masa dewasa) yang diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat Setiap manusian di dunia ini pasti meiliki (Konopka dalam Pikunas, 1976; Kaczman dan kemampuan didirinya, baik yang ada difisik Riva, 1996). Dilihat dari segi usia, siswa SMP maupun dipsikisnya. Kemampuan yang dan MTs dan SMA, MA, dan SMK tennasuk dimiliki manusia disini yaitu kemampuan fase atau remaja. dimana manusia dapat mengontrol diirnya sendiri. Karena itu pada dasarnya manusia Fenomena remaja banyak dijumpai pada memiliki dorongan-dorongan yang kuat remaja yang pada umunya mereka yang masih didalam dirinya sendiri, sehingga dapat duduk dibangku SMA/SMK seperti melakukan atau memenuhi sesuatu untuk meremehkan peraturan dan disiplin disekolah, mengendalikan diirnya sendiri. yang ia suka membolos, tidak mengerjakan tugas/ inginkan dan jika manusia tersebut tidak pekerjaan rumah yang diberikan guru karena memiliki dorongan-dorangan maka pada main atau tidak mengerti, suka mengantuk di kehidupannya tidak dapat berjalan dengan dalam kelas, tidak berani bertanya karena takut seimbang. dihukum, tawuran antar pelajar, suka berhura- hura, merampas hak oranglain. Kemampuan self control tersebut sangat erat kaitanya dengan kognitif individu, bisa jadi Menurut Winkel (2006 : 590) Upaya- dikatakan bahwa semakin baik kondisi kognitif individu maka semakin baik pula kemampuan upaya bantuan yang dapat dilakukan yaitu kontrol dirinya. Menurut Piaget (dalam Santrock, 2003:108) dimana individu dalam dengan memanfaatkan layanan Bimbingan dan mengontol dirinya yang baik dapat memahami setiap konsekuensinya dari tindakan yang Konseling. Salah satu bantuan yang dapat dilakukannya. diberikan adalah konseling kelompok. Harold Alberty (1967), remaja merupakan masa peralihan antara masa anak Konseling kelompok itu sendiri berarti dan masa dewasa yaitu berlangsungnya 11-13 tahun sampai 18-20 tahun menurut umur sebagai suatu proses antara pribadi yang kalender kelahiran seseorang sejauh mana remaja dapat mengamalkan nilai- nilai yang di dinamis, yang terpusat pada pemikiran dan anutnya dan yang telah dicontohkan kepada mereka. Salah satunya tugas perkembangan perilaku yang disadari. yang harus dilakukukan remaja yaitu dapat mempelajari apa yang diharapkan oleh Dari banyak permasalahan remaja saat kelompoknya lalu remaja menyesuaikan ini maka peneliti akan meningkatkan kontrol tingkah lakunya dengan harapan sosial tanpa diri siswa yang mana kontrol diri akan bimbingan, pengawasan, motivasi, dan mengarahkan ke hal yang positif dan dapat ancaman sebagaimana sewaktu kecil. mengendalikan emosi yang ada didalam dirinya. Berdasarkan faktor yang muncul diatas Masa remaja merupakan kehidupan peneliti memberikan layanan konseling yang penting dalam siklus perkembangan siswa, kelompok srategi Self management akan dan merupakan masa transisi (dari masa anak mampu mengatasi masalah-masalah terampil dalam mengambil altematif dalam memecahkan masalahnya serta memberikan kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan individu untuk melakukan tidakan yang selaras dengan kemampuannya 202
Kontrol diri (self control) merupakan c. Perilaku pada dasarnya ditentukan oleh suatu kecakapan individu dalam kepekaan lingkungan. Oleh karena itu perilaku membaca situasi diri dari lingkungannya. Selain merupakan fungsi asosiasi antara itu, kuga kemampuan untuk mengontrol dan tindakan dengan peneguhan dan semua mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan peneguhan berasal dari lingkungan, maka situasi dan kondisi yang menampilkan diri debgan menggunakan lingkungan orang dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk pada akhirnya dapat menggunakan mengendalikan perilaku, kecenderungannya perilaku dapat dipelajari dan dihasilkan menarik perhatian, keinginan mengubah perilaku yang diinginkan. perilaku agar sesuai untuk oranglain, Adapun pengertian konseling menyenangkan oranglain, selalu nyaman kelompok Menurut pendapat Shertzer dengan oranglain, dan menutupi perasaannya dan Stone (dalam Nursalim & Suradi, (Ghufron,2010). 2002:72) bahwa konseling kelompok Pada dasarnya perkembangan self- merupakan suatu proses dimana control yang dimiliki oleh individu seorang konselor terlibat didalam berkembang sesuai dengan bertambahnya suatu hubungan dengan sejumlah usia yang dimiliki oleh masing-masing konseli pada waktu yang sama yang individu memiliki self-control yang lebih bertujuan untuk membantu siswa dalam baik dibandingkan dengan masa kanak- memecahkan suatu masalah. Konseling kanak. Namun dalam fenomena kelompok sebagai suatu proses menunjukkan hal yang sebaliknya, dimana interpersonal yang dinamis dengan beberapa masalah tersebut dilakukan oleh memusatkan kepada kesadaran pikiran orang remaja pertengahan. dan perilaku, serta berdasarkan Adapun factor penyebab dari kontrol fungsi-fungsi terapi yang bersifat diri diantaranya yaitu memberi kebebasan, berorientasi a. Perilaku dipelajari dengan membentuk terhadap kenyataan, katarsis, saling asosiasi. Asosiasi dapat disebut dengan mempercayai, memelihara, dan kebiasaan, refleksi, atau hubungan mendukung. dengan response dengan peneguhan hal- Pada umumnya konseling hal yang memungkinkan dalam diselenggarakan untuk jangka pendek dan lingkungan. Apapun jenis asosiasi jangka menengah. Konseling kelompok tersebut merupakan jenis hubungan adalah proses interpersonal yang dinamis internal anatara stimulus dari luat dengan yang memusatkan pada usaha dalam berfikir response yang ditimbulkan. Asosiasi ini dan beitingkah tingkah laku, serta dianggap akumulatif, yakni suatu melibatkan pada fungsi- fungsi terapi yang perubahan besar dalam perilaku dapat dimungkinkan, serta berorientasi pada disempurnakan melalui realisasi dari kenyataannya, saling percaya mempercayai, berbagai perubahan kecil. pemeliharaan, pengertian, penerimaan dan b. Manusia pada dasarnya bersifat bantuan. hedonistik, berupaya mencari Anggota kelompok biasanya meliputi kesenangan dan menghindari kesulitan. orang yang mempunyai masalah yang Pada dasarnya asumsi tersebut bersamaan atau yang dapat memperoleh merupakan suatu model yang manfaat dari metode itu intensitas dan sifat menyampingkan perilaku tertentu. 203
interaksi dalam proses konseling berbeda sistematis maka perlu dibuat kerangka dengan: konseptual dalam melakukan penelitian tentang a. Tipe Konseling Kelompok penerapan konseling kelompok strategi self Dapat berupa pemberian infonnasi management untuk meningkatkan self control kepada kelompok siswa, dapat berupa di SMK Negeri Rengel Tuban. diskusi kelompok dengan tujuan agar METODE PENELITIAN lewat kegiatan ini sebagian atau selumh Jenis penelitian yang digunakan dalam anggota dapat tertolong. Tetapi ada pula penelitian ini adalah penelitian eksperimen. konseling kelompok yang Penelitian eksperimen merupakan suatu mengharuskan keterlibatan yang penelitian untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada mendalam dari dua pihak dan interaksi yang intensif dari konselor dengan subjek penelitian, yaitu dengan konseli, menghamskan saling membagi membandingkan satu atau lebih kelompok (sharing) pengalaman, tilikan dan eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu sebagainya. atau lebih kelompok pembanding yang tidak b. Tujuan Konseling Kelompok menerima perlakuan. (Arikunto). Jenis atau Tujuan dapat bennacam-macam, desain penelitian yang digunakan adalah pre - seperti pemecahan masalah yang ringan eksperimentaldesign dalam bentuk one group dan berat, diperoleh tilikan-tilikan bam, pre-test-postest. Desain penelitian one group atau pembahan pandangan, sikap atau pre-test-postestdesign adalah salah satu jenis tingkah laku. Dapat juga pemberian eksperimen tidak murni yang dilakukan pada pertolongan kepada konseli agar ia dapat satu kelompok saja tanpa ada kelompok melepaskan perasaan-perasaan negatif pembanding dan prosesnya dilakukan dengan yang berakar dalam seperti rasa diri memberikan tes awal sebelum perlakuan lalu kurang atau rasa bersalah, disertai usaha diberikan tes lagi setelah diberikan perlakuan. memperoleh pengenalan dan konsep Teknik pengumpulan sampel pada yang lebili realistik tentang diri sendiri penelitian ini menggunakan teknik pusposive dan orang lain. sampling. Teknik pusposive sampling adalah Proses Konseling Kelompok Gerald Corey teknik pengambilan sampel berdasarkan (dalam Mungin Eddy Wibowo, 2005 : 85) karakteristik dan tujuan tertentu (Anwar, 2013). mendefinisikan proses konseling kelompok Peneliti membuat rancangan penelitian sebagai tahap-tahap perkembangan suatu dimaksudkan agar dapat membantu peneliti kelompok dan karakteristik setiap tahap. sendiri dalam melakukan penelitian Berdasarkan kajian pustaka diatas, penelitian ini sekaligus mempermudah peneliti dalam dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya melangkah serta menyelesaikan laporan perbedaan antara sebelum dan sesudah penelitian ini secara sistematis dan terjadwal. diberikannya konseling bagi siswa agar dapat Apabila digambarkan dengan pola, maka meningkatkan kontrol diri pada kelas XI di rancangan penelitian ini nanti sebagai SMK Negeri Rengel Tuban. Kerangka berikut: konseptual disini perlu untuk dibuat karena pre tes treatment post test sebagai alur peneliti yang akan dilakukan awal perlakuan tes akhir sehinngga menuntuk peneliti untuk melakukan O1 X O2 penelitian dilapangan. Oleh sebab itu, supaya dapat menghemat waktu, tenaga dan secara Keterangan : 204
O1= Nilai Pre test hasil Pre Test dan Post (sebelumEksperimen) Test O2= Nilai Post Test (sesudah 7. Peneliti melakukan Eksperimen) analisis data dari X= Treatmenn yang diberikan penelitian yang sudah prosedur pelaksanaaan penelitian ini dilakukan dengan metode pre - experimental design 8. Peneliti melaporkan apa dalam bentuk one grouppre-test-postest adalah yang sudah diteliti di sebagai berikut: lapangan. 1. Peneliti memberikan Dalam penelitian ini akan digunakan 3 angket kontrol diri serta kategori angket kepercayaan diri siswa wawancara (Pre Test) menurut Sutrisno Hadi (2004), ditentukan siswa kelas XI. pengkategorian adalah: 2. Peneliti menganalisis A. Kategori tinggi= mean angket yang sudah score+1,0 SD ke atas diberikan kepada siswa B. Kategori sedang=mean score-1 SD ≤ X < mean dan mempersiapkan pemberian perlakuan score + 1 SD kepada kelas yang C. Kategori rendah= mean terdapat siswa-siswa score-1 SD ke bawah dengan kontrol diri yang Adapun cara rendah. penentukan Mean dan 3. Menetapkan sampel Standar Deviasi (SD), penelitian yaitu siswa- yakni dengan siswa yang memiliki menggunakan rumus kontrol diri rendah dari sebagai berikut: populasi seluruh siswa kelas XI dari hasil ∑X SD = √∑ X2−∑������x ������ angket yang sudah x= ������ dianalisis. keterangan: 4. Peneliti melakukan SD = Standart Deviasi konseling kelompok x = Mean terhadap subjek X = Jumlah Skor Seluruh penelitian. Subjek 5. Peneliti menyebarkan N = Jumlah Subjek angket kontrol diri Validitas adalah derajad setelah diberikannya ketepatan antara data yang terjadi pada perlakuan konseling objek penelitian dengan daya yang kelompok secara dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan berkelompok dan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” anatar data yang melakukan wawancara serta observasi (Post dilaporkan oleh peneliti dengan data Test) yang sesungguhnya terjadi pada objek 6. Peneliti membandingkan penelitian. 205
Keterangan: dalam pengumpulan data, dan data tersebut dikatakan sudah baik. 2. r1/2.1/2 ������11 = 1 + r1/2.1/2 Rxy = Koefisien korelasi antara x dan y HASIL DAN PEMBAHASAN Data Hasil Pre-test. Subyek dalam N = Banyaknya penelitian ini adalah siswa kelas XI-TKJ 2 SMK Negeri Rengel, yang mengalami Subyek Penelitian kesulitan dalam mengontrol dirinya (Self ∑XY = Jumlah perkalian Control). Maka dari itu untuk dapat menentukan subyek penelitian, maka X dan Y Jumlah dari X akan dilakukan pengukuran dengan ∑X = membagi angket tentang meningkatkan kontrol diri (Self Control) terhadap 30 kuadrat Jumlah dari Y Siswa yang berada dikelas XI-TKJ 2 ∑Y = tersebut. Berdasarkan hasil analisis pada kuadrat angket, maka akan diketahui 4 siswa yang mengalami kesulitan untuk X2 = Kuadrat dari X mengontrol dirinya sendiri. Siswa yang teridentifikasi akan dijadikan subyek Y2 = Kuadrat dari Y penelitian, yang mana siswa tersebut akan diberikan perlakuan konseling Berikut adalah langkah-langkah kelompok Self Management. yang dilakukan: 1. Menyebarkan angket kontrol diri (self control) pada siswa kelas XI TKJ 2 2. Memindahkan skor jawaban angket dalam tabel perhitungan validitas, kemudian menghitung skor tiap item dan skor total 3. Mengkorelasi skor tiap-tiap item dengan skor total menggunakan Tabel 4.1. rumus kolerasi Product Moment Hasil Pre-test skor terendah 4. Hasil korelasi tersebut No. Nama Nilai Kategori dibandingkan dengan nilai (r 1. IAW 42 rendah tabel) dengan taraf signifikan 5% 2. MKM 40 rendah 5. Mengkelompokkan item-item 3. MRH 45 rendah yang telah valid kemudian 4. NP 42 rendah mengurutkan nomor kembali, Data Hasil Pemberian Perlakuan, Perlakuan sehingga dapat tersusun menjadi (treatment) diberikan pada subyek penelitian angket yang valid. yang berjumlah 4 anak, dimana mereka Pada reliabilitas ini akan mempunyai kontrol diri yang rendah (self mengacu pada konsisten atau control) dengan memberikan perlakuan berupa keajegan hasil yang diukur, yang konseling kelompok self management. artinya dalah kecermatan ukuran. Data Hasil Pengukuran Post-test, Setelah Reliabilitas akan menunjukkan penelitian memberikan perlakuan berupa bahwa instrument tersebut dapat penerapan konseling kelompok self dipercaya untuk digunakan management pada 4 orang siswa yang memiliki 206
kesulitan untuk meningkatkan kontrol dirinya dengan uji tanda menunjukan bahwa (self control) maka dari itu kegiatan selanjutnya yaitu menyebarkan angket yang sama seperti adanya perbedaan skor antara sebelem sebelum dilakukannya perlakuan, yaitu angket mengenai kontrol diri (self control) hal tersebut dan sesudah diberikan perlakuan, hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil akhir dari pemberian perlakuan (Post-test). konseling kelompok self management Berikut ini hasil Post-Test berjumlah 4 orang siswa yang menjadi subyek penelitian. berpengaruh positif pada siswa yang Tabel 4.3 mempunyai kontrol diri rendah. Hasil Pos-test No. Nama X Kategori Berdasarkan anailis data dengan 1 IAW 49 Sedang 2 MKM 49 Sedang menunjukan uji tanda terdapat 3 MRH 49 Sedang 4 NP 50 sedang perbedaan skor yang signifikan Berdasarkan data yang diketahui subjek berjumlah 4 siswa. Dengan melihat tabel dengan ketentuan N=4 X=0 maka diperoleh α (kemungkian harga dibawah Ho)=0.04. bila dalam ketetapan α ( taraf kesalahan ) 5% adalah 0.05 dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, artinya Berdasarkan hasil Pre-test dan Post-test terdapat perbedaan antara skor pre-tes yang telah diberikan penelitian pada dan post-tes setelah diberikan perlakuan subjek penelitian, dapat disimpilkan berupa konseling kelompok self bahwa konseling kelompok strategi self management. Fokus penelitian management dapat mengatasi siswa dilakukan hanya pada siswa kelas XI yang mengalami kontrol diri (self TKJ 2 SMK N Rengel Tuban yang control) yang rendah kelas XI di SMK sekaligus sebagai sampel, dalam Rengel Tuban. Dibawah ini adalah tabel penelitian ini. Penentuan sampel dalam peningkatan hasil Pre-test dan Post-test penelitian ini diperoleh dari beberapa oleh siswa: laporan bahwa mereka belum bisa Tabel 4.4 meningkatkan kontrol dirinya dalam hal No. Subjek Pre-test Post-test belajar, oleh sebab itu maka peneliti (X) (Y) menerapkan konseling kelompok self 1 IAW 42 49 management pada beberapa subjek 2 MKM 40 49 yang ada di dalam kelas tersebut. 3 MRH 45 49 Penelitian yang digunakan disini 4 NP 42 50 merupakan jenis penelitian pre- experiment design, dengan A. Jika dilihat dari tabel di atas nampak menggunakan Pre-Test dan Post-Test terjadi peningkatan antara sebelum pemberian perlakuan dan sesudah design yaitu dimana satu kelompok pemberian perlakuan. Data dari anilisi statistik diatas juga didukung dengan sampel yang diberikan perlakuan, tanpa data pengamatan di lapangan oleh peneliti setiap pemberian perlakuan. adanya kelompok perbandingan lain. Hasil anilisis Pre-test dan Post-test Maka jenis penelitian ini merukan penelitian ini kurang sempurna karena tidak ada perbandigan kelompok lain sehingga hasilnya kurang diakui keterdalamnya. Hal ini yang dijadikan 207
sebagai kelemahan dalam pre- menggunakan konseling experiment design. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan kelompok self management konseling kelompok self management dapat meningkatkan kontrol diri (self sebagai alternative dalam control) yang dialami oleh siswa kelas XI TKJ 2 SMK N Rengel Tuban. Di membantu siswa lain yang dukung dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti pada setiap memiliki masalah kontrol diri kali awal pemberian pre-test, perlakuan, hingga post-test bahwa 4 subyek rendah atau memiliki masalah mengalami perubahan yang baik mereka dapat mengaplikasikan dengan lainnya. baik apa yang telah diminta oleh konselor, yang mana 4 subyek 2. Bagi Peneliti Selanjutnya menjalankan jadwal kegiatan yang sengaja mereka buat sendiri, bahkan Bagi peneliti lain, diharapkan mereka mau untuk membuat dan memperbarui jadwal yang telah mereka agar mampu mengembangkan buat. Hasil pre-test dan post-test dari 4 subyek penelitian menunjukkan bahwa penelitian ini menjadi lebih semua subyek mengalami peningkatan yang cukup baik. manarik lagi dengan tetap SIMPULAN Berdasarkan kesimpulan, ada beberapa mengkombinasikan 3 macam saran yang dapat diberikan yakni sebagai berikut: komponen dalam strategi self 1. Bagi Konselor Sekolah management. Dan bagi peneliti Dengan adanya hasil dari penelitian yang menunjukkan agar dapat memeprhatikan peningkatan skor mengenai siswa yang mengalami kesulitan pelaksaan kegiatan agar tidak untuk meningkatkan kontrol diri (self control) setelah menerima menganggu kegiatan pelajaran konseling kelompok self management maka diharapkan lainnya, hal tersebut dilakukan adanya tindak lanjut dari kegiatan yang sudah berjalan apabila BK tidak masuk dalam tersebut, konselor sekolah tetap memberikan pengawasan atau jam mata pelajaran. pengecekan setiap satu minggu sekali pada siswa yang telah Dari pemberian perlakuan juga mendapatkan perlakuan. Selain itu, konselor sekolah juga dapat perlu diperhatikan oleh peneliti 208 karena setiap anak mempunyai hak untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dan apa yang dialaminya sehingga siswa bebas mengemukakan pendapatnya. pemeberian durasi yang cukup lama akan memberikan hasil yang maksimal. 3. Bagi Siswa Bagi siswa diharapkan terus menerapkan strategi yang telah diberikan oleh peneliti, utuk mempermudah mereka untuk lebih memperhatikan kontrol dirinya. Dengan adanya strategi self management akan lebih memudahkan mereka dalam meningkatkan kontrol diri. Tidak hanya itu apabila dirasa jadwal kegiatan mulai
membosankan, siswa bisa Latipun. 2005. Psikologi merombak atau mengganti jadwal semenarik mungkin agar Konseling. Malang: Universitas lebih memotivasinya dalam kegiatan belajar. Muhammadiyah Malang. Nursalim, Mochammad dan Tri Hariastuti, Retno. 2007. Konseling Kelompok. Surabaya: Unesa University Press. DAFTAR PUSTAKA Nursalim, Mochammad. dkk. 2005. Strategi Konseling. Alwisol.2005. Psikologi Surabaya: Unesa University Kepribadian. Malang: UMM Press. Press. Nursalim. 2013. Strategi dan Amiruddin.2012. Layanan Intervensi Konseling. Surabaya: Bimbingan Belajar Untuk Unesa Universty Press Meningkatkan Self Control Prayitno, dkk. 2004. Dasar- Siswa Yang Prokatinasi Dasar Bimbingan dan Akademik: Studi Kasus Siswa Konseling. Jakarta: Rineka Kelas VII SMP Jati Agung Cipta, 1995. Layanan Bimbingan Sidoarjo 2011/2012. Tesis. dan Konseling kelompok. Surabaya:UIN Sunan Ampel. Jakarta: Ghalia Indonesia. Arikunto, S. 2006. Prosedur Santrock, J.W. 2003. Adolesence Penelitian Suatu Pendekatan (Perkembangan Remaja). Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Jakarta : Erlangga. Azwar, S. 2000. Metode Sugiyono, 2014. Metode Penelitian. Yogyakarta: Putra Penelitian Kuantitatif dan Pelajar Kualitatif Dan R&D. Bandung. Bariyyah, 2009. Konseling- Wibowo, M.E. 2005. Konseling kelompok. (online): Kelompok Perkembangan. http://bariyyah06.blogspot.com, Semarang: UNNES Press. accessed on 23 juni 2014 Chaplin, James P. Kamus lengkap Psikologis Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Corey, gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT. Refika Aditama. Gunarsa, Singgih, D. 2004. Psikologis Praktis Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. 209
Search
Read the Text Version
- 1 - 9
Pages: