Cinderela    https://ceritaanak.org/cerita-anak-dongeng-cinderela/2/
Di sebuah rumah, hiduplah seorang anak yang sangat cantik dan  baik hati. Dia diberi nama Cinderela oleh kedua kakak tirinya.  Kakak tiri Cindera itu sangat tidak suka dengan Cinderela. Tiap  hari Cinderela selalu mendapatkan perlakuan yang kasar dari  kedua kakak dan ibu tirinya. Dia selalu disuruh mengerjakan  semua pekerjaan rumah dan selalu dibentak-bentak.    Hingga pada suatu hari, datanglah pegawai kerajaan ke rumah  mereka. Pegawai kerajaan teresebut ternyata membawa  undangan pesta dari sang raja. Kedua kakak dan ibu tiri Cinderala  bersorak kegirangan. “Horeeee….. besok kita akan pergi ke  Istana. Aku akan berdandan secantik mungkin, agar pangeran  suka denganku”, teriak kedua kakak Cinderela. Mendengar  teriakan kakak-kakaknya tersebut, lalu Cinderela meminta ijin  pada ibu tirinya untuk ikut dalam pesta tersebut. Cinderela  sangat sedih, karena ibu tiri dan kakak-kakak tirinya tidak  mengijinkan dia ikut dalam acara itu. “Kamu mau pakai baju apa  Cinderela? Apa kamu mau ke pesta dengan baju kumalmu itu?”,  teriak kakaknya.    Akhirnya waktu pelaksanaan pesta sudah tiba, semuanya sudah  berdandan dengan cantik dan sudah siap berangkat. Cinderela  hanya bisa memandangi kakak dan ibu tirinya. Dia sangat sedih
sekali,karena tidak dapat ikut dalam pesta itu. Dia hanya bisa  menangis di dalam kamar dan membayangkan meriahnya pesta  tersebut. “Andaikan aku bisa ikut dalam pesta itu, pasti aku akan  senang sekali”, gumam Cindera. Tidak berapa lama setelah  Cinderela berkata, tiba-tiba ada suara dari belakangnya.  “Janganlah engkau menangis Cinderela”. Mendengar suara itu,  lalu Cinderela berbalik. Ternyata dia melihat ada seorang peri  yang sedang tersenyum padanya. “Kamu pasti bisa datang ke  pesta itu Cinderela”, kata peri itu. “Bagaimana caranya? Aku tidak  punya baju pesta dan saudara-saudaraku juga sudah  berangkat.”, tanya Cinderela pada peri itu.                                        “Tenanglah Cinderela, bawalah  empat ekor tikus dan dua ekor kadal kepadaku”, kata peri itu.  Setelah semuanya dikumpulkan Cinderela, peri membawa tikus  dan kadal tersebut ke kebun labu di halaman belakang. “Sim  salabim!” sambil menebar sihirnya, terjadilah suatu keajaiban.  Tikus-tikus berubah menjadi empat ekor kuda, serta kadal-kadal  berubah menjadi dua orang sais. Cinderela pun disulap menjadi
Putri yang sangat cantik, dengan memakai gaun yang sangat  indah dan sepatu kaca.    “Cinderela, pengaruh sihir ini akan lenyap setelah lonceng pukul  dua belas malam, jadi kamu harus pulang sebelum pukul dua  belas”,kata peri itu. “Ya ibu peri. Terimakasih”, jawab Cinderela.  Setelah semuanya sudah siap, kereta kuda emas segera  berangkat membawa Cinderela menuju istana. Setelah tiba di  istana, ia langsung masuk ke aula istana. Begitu masuk,  pandangan semua yang hadir tertuju pada Cinderela. Mereka  sangat kagum dengan kecantikan Cinderela. “Cantik sekali putri  itu! Putri dari negara mana ya ?” Tanya mereka.    Akhirnya sang Pangeran datang menghampiri Cinderela. “Putri  yang cantik, maukah Anda menari dengan saya ?” katanya. “Ya…,”  kata Cinderela sambil mengulurkan tangannya sambil  tersenyum. Mereka menari berdua dalam irama yang pelan. Ibu  dan kedua kakak Cinderela yang berada di situ tidak menyangka  kalau putri yang cantik itu adalah Cinderela. Pangeran terus  berdansa dengan Cinderela. “Orang seperti andalah yang saya  idamkan selama ini,” kata sang Pangeran.
Karena terlalu senang dan menikmati pesta itu, Cinderela lupa  akan waktu. Jam mulai berdentang 12 kali. “Maaf Pangeran saya  harus segera pulang..,”. Cinderela menarik tangannya dari  genggaman pangeran dan segera berlari ke luar Istana. Di  tengah jalan, Cinderela terjatuh dan sepatunya terlepas sebelah,  tapi Cinderela tidak memperdulikannya, ia terus berlari.  Pangeran mengejar Cinderela, tetapi ia kehilangan jejak  Cinderela. Di tengah anak tangga, ada sebuah sepatu kaca  kepunyaan Cinderela. Pangeran mengambil sepatu itu. “Aku  akan mencarimu,” katanya bertekad dalam hati. Meskipun  Cinderela kembali menjadi gadis yang penuh berpakaian tidak  bagus lagi, ia amat bahagia karena bisa pergi pesta.    Esok harinya, para pengawal yang dikirim Pangeran datang ke  rumah-rumah yang ada anak gadisnya di seluruh pelosok negeri  untuk mencocokkan sepatu kaca dengan kaki mereka, tetapi  tidak ada yang cocok. Sampai akhirnya para pengawal tiba di  rumah Cinderela. “Kami mencari gadis yang kakinya cocok  dengan sepatu kaca ini,” kata para pengawal. Kedua kakak  Cinderela mencoba sepatu tersebut, tapi kaki mereka terlalu  besar. Mereka tetap memaksa kakinya dimasukkan ke sepatu  kaca sampai lecet. Pada saat itu, pengawal melihat Cinderela.
“Hai kamu, cobalah sepatu ini,” katanya. Ibu tiri Cinderela  menjadi marah,” tidak akan cocok dengan anak ini!”. Kemudian  Cinderela menjulurkan kakinya. Ternyata sepatu tersebut sangat  cocok. “Ah! Andalah Putri itu,” seru pengawal gembira. “Iya  akulah wanita yang dicari pangeran”,kata Cinderela. “Selamat  Cinderela!” Mendengar kata itu, Cinderela lalu menoleh  kebelakang, dan dilihatnya ibu peri sudah berada di  belakangnya. “Mulai sekarang hiduplah berbahagia dengan  Pangeran di istana. Sim salabim!.,” katanya peri tersebut.    Begitu peri membaca mantranya, Cinderela berubah menjadi  seorang Putri yang memakai gaun yang sangat bagus. “Pengaruh  sihir ini tidak akan hilang sampai kapanpun Cinderela”, kata sang  peri. Cinderela kemudian dibawa oleh pengawal istana untuk  bertemu dengan sang pangeran. Sesampainya di Istana,  Pangeran sangat senang sekali,dan menyambut kedatangan  Cinderela. Akhirnya Cinderela menikah dengan Pangeran dan  hidup berbahagia di dalam Istana.    Dongeng “Cinderela” ini diceritakan kembali oleh kak Ghulam  Pramudiana.
                                
                                
                                Search
                            
                            Read the Text Version
- 1 - 6
Pages:
                                             
                    