Pengertian Pengujian White Box White Box Testing → ?? White Box Testing → metode desain uji kasus yang menggunakan struktur kontrol dari desain prosedural untuk menghasilkan kasus-kasus uji. Dengan menggunakan metode ujicoba whitebox, para pengembang software dapat menghasilkan kasus-kasus uji berikut: a) Menjamin bahwa seluruh independent paths dalam modul telah dilakukan sedikitnya satu kali, b) Melakukan seluruh keputusan logikal baik dari sisi benar maupun salah, c) Melakukan seluruh perulangan sesuai batasannya dan dalam batasan operasionalnya, d) Menguji struktur data internal untuk memastikan validitasnya.
Kelebihan & Kekurangan White Box Testing Kelebihan WhiteBox Testing: ✓ Kesalahan Logika : White box testing akan mencari dan mendeteksi segala kondisi yang di percaya tidak sesuai dan mencari kapan suatu proses perulangan di akhiri. ✓ Ketidaksesuaian Asumsi : Menampilkan dan memonitor beberapa asumsi yang diyakini tidak sesuai dengan yang diharapkan atau yang akan diwujudkan, untuk selanjutnya akan dianalisa kembali dan kemudian di perbaiki. ✓ Kesalahan pengetikan : Mendeteksi dan mencari bahasa-bahasa pemograman yang dianggap bersifat case sensitif. Kekurangan WhiteBox Testing: ✓ Pada perangkat lunak yang jenisnya besar, metode white box testing ini dianggap boros karena melibatkan banyak sumberdaya untuk melakukannya.
Notasi FlowGraf Flowgraf → ?? Flowgraf → Notasi sederhana untuk merepresentasikan alur kontrol. Adapun bentuk-bentuk flowgraf diantaranya:
Lanjutan .... ✓ Pengujian white-box bisa dilakukan dengan pengujian basis path, metode ini merupakan salah satu teknik pengujian struktur kontrol untuk menjamin semua statemen dalam setiap jalur independen program dieksekusi minimal 1 kali. ✓ Perhitungan jalur independen dapat dilakukan melalui metrik Cyclomatic Complexity. ✓ Sebelum menghitung nilai Cyclomatic Complexity, harus diterjemahkan desain prosuderal ke grafik alir, kemudian dibuat flowgraph.
Contoh Perhatikan bentuk flowchart berikut! Maka bentuk flowgrafnya → ???
Bentuk flowgraf: Contoh Dari gambar flowgraph di atas didapat : Path 1 = 1 – 11 Path 2 = 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 10 – 1 – 11 Path 3 = 1 – 2 – 3 – 6 – 8 – 9 – 10 – 1 – 11 Path 4 = 1 – 2 – 3 – 6 – 7 – 9 – 10 – 1 – 11 Sehingga ??
Contoh Path 1,2,3,4 yang telah didefinisikan sebelumnya merupakan basis set untuk diagram alir. Cyclomatic complexity digunakan untuk mencari jumlah path dalam satu flowgraph dengan prumusan sebagai berikut : a. Jumlah region grafik alir sesuai dengan cyclomatic complexity. Jumlah region flowgraf = 4. b. Cyclomatix complexity V(G) untuk grafik alir dihitung dengan persamaan: V(G) = E – N + 2, dengan E=Jumlah edge pada flowgraf dan N=Jumlah node pada flowgraf. V(G) = 11 - 9 + 2 = 4 c. Selain itu Cyclomatix complexity V(G) juga dapat diselesaikan dengan persamaan berikut: V(G) = P + 1, dengan P=Jumlah predicate node pada flowgraf. V(G) = 3 + 1 = 4 Jadi cyclomatic complexity untuk flowgraph adalah 4.
Nilai Cyclomatic Complexity Cyclomatic Complexity yang tinggi menunjukkan prosedur kompleks yang sulit untuk dipahami, diuji dan dipelihara. Ada hubungan antara Cyclomatic Complexity dan resiko dalam suatu prosedur. Nilai batas maksimum nilai yang dapat diterima Cyclomatic Complexity adalah 10.
WhiteBox Testing menggunakan Graph Metrik Graph Metrik: ➢ Adalah matrik empat persegi yang mempunyai ukuran yang sama dengan jumlah node pada flowgraph. ➢ Metrik merupakan software yang dikembangkan untuk membantu uji coba basis path atau struktur data ➢ Masing-masing baris dan kolom mempunyai hubungan dengan node yang telah ditentukan dan pemasukan data matrik berhubungan dengan hubungan (edge) antar node. Dari contoh soal sebelumnya, bagaimana bentuk Graph Metriknya? Jadi, nilai Cyclomatic Complexity (CC) yakni sebesar 4.
4TH COFFEE Abdi Pandu Kusuma, S.Kom., M.T Alpha & Beta TESTING
4TH COFFEE Alpha Testing Alpha Testing → salah satu strategi pengujian perangkat lunak yang paling umum digunakan dalam pengembangan perangkat lunak Tujuannya agar sistem yang dikembangkan terlindung dari cacat atau kegagalan penggunaan aplikasi Pengujian alfa dilakukan di situs pengembang oleh tim internal, sebelum dirilis ke pelanggan eksternal. Tujuannya agar nantinya ketika pelanggan menggunakan sistem ini tidak kecewa karena masalah cacat atau kegagalan aplikasi. Pengujian alpha biasanya dilakukan oleh kelompok yang independen terhadap tim desain, tim pengembang umumnya masih dalam perusahaan.
4TH COFFEE Alpha Testing Pengujian alfa memiliki 2 tahap sebelum perangkat lunak ini diluncurkan untuk pengguna, diantaranya: • Pertama, perangkat lunak tersebut diuji oleh pengembang di lingkungan internal pengembang. Tujuannya adalah memperoleh bugs dengan cepat. • Kedua, perangkat lunak diserahkan ke staf perangkat lunak QA, untuk pengujian tambahan di lingkungan yang mirip dengan penggunaan yang dimaksudkan.
Alpha Testing Alpha Testing dalam SDLC: 4TH COFFEE
4TH COFFEE Beta Testing Beta testing dilakukan di lokasi pengguna akhir untuk memvalidasi kegunaan, fungsionalitas, kompatibilitas, dan pengujian keandalan perangkat lunak yang dibuat. Aktifitas Beta testing menambah nilai pada siklus hidup pengembangan perangkat lunak karena memungkinkan pelanggan memberikan masukan ke dalam desain, fungsi, dan kegunaan produk. Tujuan of beta testing adalah menempatkan aplikasi di tangan pengguna nyata yang berada di luar tim teknis untuk menemukan kekurangan atau masalah apa pun dari sudut pandang pengguna akhir.
4TH COFFEE Beta Testing Developers mengembangkan beta testing dalam bentuk close ataupun open beta: • Pengujian Closed beta dirilis untuk grup yang memilih individu untuk menguji pengguna dan hanya berdasarkan undangan. • Pengujian Open beta berasal dari kelompok yang lebih besar dari masyarakat umum dan siapa pun yang tertarik. Ada sejumlah faktor yang bergantung pada pengujian beta yang berhasil, diantaranya: • Biaya pengujian • Jumlah partisipan yang diuji • Pengiriman • Durasi waktu • Cakupan demografis
Beta Testing Beta Testing pada SDLC: 4TH COFFEE
4TH COFFEE ??? ADA PERTANYAAN ???
Search
Read the Text Version
- 1 - 18
Pages: