Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 01. Elemen Saraf

Bab 01. Elemen Saraf

Published by haryahutamas, 2016-08-03 04:15:58

Description: Bab 01. Elemen Saraf

Search

Read the Text Version

ElemenSistem SaratAlur lnformasi pada Sistem Saraf ........2Neuron dan Sinaps ............3Neurotransmiter dan Reseptor ..........10Kelompok Fungsional Neuron ........... 11Sel Glia ..........11Perkembangan Sistem Saraf .............12

1\" Elemen Sistern Sanaf sistem saraf terdiri dari sekumpulan sel, disebut neuron, yang khusus untuk mengolah dan menghantarkan informasi. Neuron berkontak satu dengan yang lain melaluitaut yang disebut sinaps; tempat inlormasi dihantarkan dari saru neuron ke neuron berikutnya melalui zatkimia penghantar yang disebut neurotransmiter. Secara umum, neuron dapat dibagi menjadi dua kelas: eksitatorik dan inhibitorik. Organisasi sisrem sarallebih mudah dipahami setelah penjelasan singkat Inengenai perkembangannya (ontogenetik).Alur lnformasi pada Sistem SarafAlur informasi pada sistem saraf dapat dipecah secara skematis menjadi tiga tahap(Gambar 1.1): suatu stimulus ekstemal atau intemal yang mengenai organ-organsensorik menginduksi pembentukan impuls saraf yang berjalan ke arah susunan sarafpusat (SSP) (impuls aferen); terjadi proses pengolahan yang kompleks pada SSP(proses pengolahan informasi); dan, sebagai hasil pengolahan, SSP membentukimpuls yang berjalan ke arah perifer (impuls eferen), dan memengaruhi respons(motor) organisme terhadap stimulus. Dengan demikian, ketika seorang pejalan kakimelihat lampu lalu lintas berwarna hijau, impuls aferen terbentuk di nervus optikusdan sistem visual yang menghantarkan informasi tentang warna spesifik yang terlihat.dKietemntuudkiaann,mpaakdnaantiynagk(hartjayuan: gjalleabni)h. tinggi di SSP, stimulus diinterpretasikan dan Impuls eferen ke kaki kemudian memengaruhirespons motorik (menyeberangi jalan).Pada kasus yang lebih sederhana, informasi dapat dikirim langsung dari aferen kelengkung eferen, tanpa dipengaruhi oleh proses pengolahan yang kompleks di SSP;ini yang terjadi pada refleks otot intrinsik, misalnya pada refleks patela (knee-jerk).lmpuls aferen Gambar 1.1. PengaturanDari reseptor pada dasar proses pengolahanpermukaan tubuh atau informasi pada sistem saraforgan internal lmpuls eferen mis., ke otot lurik

Elemen Slsfem Saraf INeuron dan SinapsNeuronNeuron dan prosesusnya (lihat di bawah) serla sinaps (lihat hlm. 5) berperan padaalur infonnasi pada sistem saraf. Di sinaps, informasi dihantarkan dari satu neuron keneuron berikutnya melalui zatkimia yang disebut neurotransmiter.f]eatdr\"if dnll *kss:*. Neuron menghantarkan infotmasi hanya ke satu arah karenamereka bersifat bipolar; sel tersebut menerima informasi dari neuron lain pada salahsatu ujung dan menghantarkan infotmasi ke neuron berikutnya pada ujung sisi lain. Struktur reseptif sel saraf, disebut dendrit, adalah penonjolan yang bercabangdan melekat pada badan sel. Neuron bervariasi sesuai dengan jumlah dan pola per-cabangan dendrit. Struktur konduksi lanjut adalah akson; pada manusia panjangnyadapat mencapai beberapa meter. Kebalikan dengan jumlah dendrit yang bervariasi,setiap neuron hanya memiliki sebuah akson. '7:rrs cylinder\" adalah istilah lama yangsekarang jarang digunakan untuk \"akson\" yang menunjukkan bentuk silinder danpanjang. Pada ujung distal, akson terpecah menjadi beberapa cabang terminal, yangmasing-masing disebut ujung terminal yang berkontak dengan neuron berikutnya(Gambar 1.2). penonjolan perifer yang panjang pada neuron pseudounipolar ganglia spinaliaadalah kasus khusus yang penting. Serabut ini merupakan serabut yang menghantarkaninformasi mengenai rasa raba, nyeri, dan suhu dari permukaan tubuh ke SSP. Meskipunserabut tersebut merupakan struktur reseptif, mereka memiliki karakteristik strukturalyang menyerupai akson dan dirancang agar berfungsi sebagai akson. Pusat trofik (nutritif) neuron adalah badan selnya (soma atau perikarion), yangmengandung nukleus sel dan berbagaijenis organel selular yang berbeda.'}'rx*rstr1*n ;als.s*i}r*i Neurotransmiter, atau enzim yang mengatalisis biosintesisnya.dibuat di perikarion dan kemudian dibawa mikrotubulus aksonal ke ujung akson padaproses yang dikenai sebagai transpor aksoplasmik. Molekul neurotransmiter disimpandi dalam vesikel sinaptik di terminal bouton (masing-masing bouton mengandungbanyak vesikel sinaptik). Transpor aksoplasmik, secara umum, dapat terjadi padasalah satu arah dari badan sel menuju ujung akson (transpor anterograd)o atau arahsebaliknya (transpor retrograde). Transpor aksoplasmik cepat berlangsung dengankecepatan 200 400 mm/hari. Hal ini berbeda dengan alur aksoplasmik, yang ber-kecepatan 1-5 mm/hari. Transpor aksoplasmik diselidiki di laboratorium percobaanmelalui teknik pelacakan anterograd dan retrograd untuk menunjukkan anatomiproyeksi neuron (Gambar 1.3).l\Sifii$nsi ilti,${}Hr. Akson dikelilingi oleh selubung mielin (Gambar 1.4). Selubungmielin, yang dibentuk oleh oligodendrosit (kelompok sel glia yang khusus) di sistemsaraf pusat dan oleh sel Schwann di sistem saraf perifer, adalah kelanjutan membranoligodendrosit atau sel Schwann yang menyerupai selubung dan membelitkan dirinyasendiri beberapa kali di sekeliling akson, membentuk insulasi elektrik. Banyak oligo-

4 | Diagnosis Topik Neurotogi Duus Badan Barr Nukleolus Perikarion Axon hillock Akson (neurit) Selubung mielinAkson kolateral Akson kolateral Ujung akson (akson terminal) dengan terminal boutonGambar 1.2. struktur Neuron (Gambaran skematik). Dari: Kahle w dan Frotscher M:Taschenatlas derAnatomie, vol.3, edisi ke-8, Thieme, Stuttgart, 2002.dendrosit atau sel Schwann membenruk mielin yang mengelilingi sebuah akson. Seg-men selubung mielin dibentuk oleh dua sel yang berdekatan dan dipisahkan oleh areayang tidak diselubungi oleh membran akson yang disebut nodus Rqnvier. Akibat sifatinsulasi mielin, potensial aksi hanya menimbulkan depolarisasi di nodus Ranvier; se-

Elemen Slstem Saraf I Gambar 1.3 Melacak proyeksi neuronal dengan zat pelacak anterograd dan retrograd. Zat pelacak, seperti pewarna flouresen, disuntikkan pada lokasi asal atau pada tujuan jaras neuronal yang ingin diketahui. Zat pelacak tersebut kemudian dihantarkan ke sepanjang neuron, baik dari badan sel ke terminal akson (transpor anterograd) atau dengan arah sebaliknya (transpor retrograd). Sehingga pelacakan seluruh proyeksi dari satu ujung ke ujung lainnya dapat diketahui. a Transpor retrograd b Transpor retrograd dari area proyeksi multipel pada sebuah neuron. c Transpor anterograd dari sebuah badan sel ke berbagai area proyeksi. Dari: Kahle W dan Frotscher M: Taschenatlas der Anatomie, vol.3, edisi ke-8, Thieme, Stuttgart, 2002.hingga eksitasi neuronal melompat dari satu nodus Ranvier ke nodus Ranvier beri-kutnya; proses ini dikenal sebagai konduksi saltatoris. Dengan demikian, konduksisaraf lebih cepat terjadi pada neuron yang memiliki mielin insulasi yang tebal dengannodus Ranvier yang jauh terpisah. Sebaliknya, pada akson yang tidak memilikiselubung mielin, eksitasi harus berjalan relatif lebih lambat di sepanjang membranakson. Di antara kedua contoh ekstrem tersebut, terdapat akson dengan ketebalanmielin yang sedang. Dengan demikian, akson terbagi menjadi bermielin tebal, ber-mielin tipis, dan akson tidak bermielin (serabut sarafl; kelompok-kelompok tersebutjuga ditandai dengan huruf A, B, dan C. Serabut A yang bermielin tebal memilikidiameter 3-20 pm dan kecepatan konduksi hingga 120 m/detik. Serabut B yang ber-mielin tipis memiliki ketebalan hingga 3 pm dan kecepatan konduksi hingga 15 m/detik. Kecepatan konduksi serabut C yang tidak bermielin tidak lebih dari 2 rnlderlk.

6 | Diagnosis Topik Neurologi Duus ''/ft/,,!/ffil,, ^r' WM z'd@))///,, / Tbiffi;Gambar 1.4. Serabut saraf pada sistem saraf pusat, dengan oligodendrosit dan selubung mielin(gambaran skematik). 1, Oligodendrosit.2,Akson.3, Selubung mielin.4, Nodus Ranvier.5, Mesakson profunda. 6, Mesakson superfisial_ 7, Kantong sitoplasma.Dari: Kahle w dan Frotscher M: Taschenatlas derAnatomie, vol.3, edisi ke-8, Thieme, stuttgart,2002.Sinaps'rlt'-rrlii+ril i:rruil;.rr;1\" Hingga akhir tahun 1950an, masih tidak jelas apakah neuron ber-hubungan satu dengan yang lain dalam jejaring yang berkesinamb ungan (syncytium),yang secara teoritis memungkinkan komunikasi elektrik yang aepat antar neuron, atauapakah masing-masing neuron seluruhnya diliputi oleh membran selnya sendiri.Visualisasi sinaps di bawah mikroskop elektron di kemudian hari menjawab pertanyaantersebut: tidak ada kontinuitas spasial langsung antar neuron. Akson berakhir padasalah safu sisi sinaps, dan impuls saraf dihantarkan menyeberangi sinap oleh zattransmiter khusus (Gambar 1.5). Terminal akson (bouton) adalah bagian prasinapsdari sinaps, dan membran sel yang menerima informasi yang dihantarkan adalah

Elemen Sistem Saraf IGambar 1.5. Struktur sinaps (gambaran skematik). 1, Membran prasinaps dengan penebalanmenyerupai jeruji, membentuk ruang berbentuk heksagonal di antaranya. 2, Celah sinaps. 3,Membran post-sinaps. 4, Vesikel sinaptik. 5, Penggabungan vesikel sinaptik dengan membranprasinaps (disebut juga gambaran A (omega)), dengan pelepasan neurotransmiter (hijau) kecelah sinaps. 6, Vesikel dengan molekul neurotransmiter yang diambil kembali ke terminalbouton. 7, Filamen akson.Dari: Kahle W dan Frotscher M: Taschenatlas der Anatomie, vol.3, edisi ke-8, Thieme, Stuttgad,2002.bagian pascasinaps. Membran prasinaps dan pascasinaps dipisahkan oleh celahsinaptik. B o ut o n mengandung ve sikel yang b erisi zat fieur otr ansmi ter. Pemeriksaan sinaps di bawah mikroskop elektron menunjukkan penebalan osmio-filik yang khas pada membran prasinaps dan pascasinaps, yang lebih menonjol padasisi pascasinaptik sehingga disebut sinaps asimetris, dan kira-kira memiliki ketebalanyang sama pada kedua sisinya sehingga disebut sinaps simetris. Kedua jenis sinapsini juga dikenal, sesuai dengan nama penemunya, masing-masing sebagai slr aps GrayItipe dan sinaps Gray tipe 1L Sinaps asimetris diketahui sebagai sinaps eksitatorikdan sinaps simetris sebagai sinaps inhibitorik (lihat di bawah mengenai konsep eksitasidan inhibisi). Hipotesis ini kemudian dikonfirmasi oleh pemeriksaan imunositokimiadengan menggunakan antibodi yang melawan zat neurotransmiter serta enzim yangterlibat pada biosintesisnya.

S F Diagnosis Topik Neurotogi Duus ir, (Gambar 1.6) merupakan rangkaian tiga proses berbeda yang pentmg: o Impuls eksitatorik (potensial aksi) yang mencapai akson terminal menimbulkan depolarisasi pada membran prasinaps, membuka kanal kalsium voltage- dependent. Akibatnya, ion kalsium mengalir ke tetminal bouton dan kemudian berinteraksi dengan berbagai protein untuk menimbulkan fusi vesikel sinaptik dengan membran prasinaps. Molekul neurotransmiter di dalam vesikel kemudian dilepaskan ke celah sinaps. o Molekul neurotransmiter berdifusi menyeberangi celah sinaps dan berikatan dengan reseptor spesifik pada membran pascasinaps. o Ikatan molekul neurotransmiter dengan reseptor menyebabkan kanal ion ter- buka, menginduksi aliran tegangan ionik yang menyebabkan depolarisasi atau hiperpolarisasi membran pascasinaps-balk ercitatory postsynaptic potential (EPSP) atao inhibitory postsynaptic potential (IPSP). Dengan demikian, trans- misi sinaptik menimbulkan eksitasi atau inhibisi neuron pascasinaps. ro.O; oGambar 1.6 Transmisi sinaptik pada sinaps glutamatergik (eksitatorik) (gambaran skematik).Potensral aksi yang diterima menginduksi influks Ca2. (1) yang, akibatnya, menyebabkanvesikel sinaptik (2) menyatu dengan membran prasinaps, mengakibatkan pelepasanneurotransmiter (pada kasus ini, glutamat) ke dalam celah sinaps (3) Molekul neurotransmiterkemudian berdifusi menyeberangi celah ke reseptor spesifik pada membran pascasinaps(4) dan berikatan dengannya, menyebabkan terbukanya kanal ion (s), pada gambar ini kanalNa-. lnfluks Na- yang terjadi, disertai dengan influks Ca'?., menyebabkan depolarisasi eksitatorikpada neuron pascasinaps (excitatory postsynaptic potentla/, EPSP). Depolarisasi inijugamenghilangkan blokade reseptor NMDA oleh ion Mgr..Dari: Kahle w dan Frotscher M: Taschenatlas derAnatomie, vol.3, edisi ke-8, Thieme, Stuttgart,2002.

Elemen Sisfem Saraf ISelain kanal-transmiter kerja-cepat atau ligand-gated ion channels,juga terdapat G-protein-coupled receptors yang membentuk respons yang jauh lebih lambat dengancara kaskade sinyal intraselular.;'.riliir;ir,; i'ireirl,:,i i..l;*r t'ir.\"irli\"li,;. Jenis-jenis transmisi sinaps yang dideskripsikan diatas, melibatkan pelepasan dan ikatan reseptor dengan neurotransmiteq adalah jenisyang paling sering ditemukan. Ada juga yang disebut sinaps elektrik yaifu ketikaeksitasi ditransmisikan langsung ke newon berikutnya menyeberangi gap junction.'i i{lr rriltrii;r,. Sinaps memediasi transfer informasi dari satu neuron ke neuron lainnya;sinaps yang membawa informasi ke sel tertentu disebut sebagai sinaps input.Kebanyakan sinaps input dapat ditemukan pada dendrit sel (sinaps aksodendritik).Dendrit berbagai neuron (misalnya, sel piramidal korlikal) memiliki penonjolan ber-bentuk seperti duri, dendritic spines, yang dapat memungkinkan kompartementalisasiinput sinaptik. Banyak duri yang mengandung apparatus spina.lis untukpenyimpananintenral ion kalsium. Sinaps pada dendritic spines terutama sinaps asimetris eksita-torik. Sinaps input tidak hanya ditemukan pada dendrit, tetapi juga pada badan sel itusendiri (perikarion; sinaps aksosomatik) dan bahkan pada akson dan segmen awalnya,axon hill o ck (sinaps akso-aksonal).fi,llr;'ila'i'1r-:flri ftr:ti* ilii.'tri'i,;:,i:tir,ri ir,'1i'ilii'l';!i i;lill;11r,\" SeCara Ulnum, maSing-maSig neuronmenerima inlormasi melalui sinaps dari berbagai neuron dan jenis-jenis neuron(konvergensi transfer informasi). Akibatnya, neuron dapat membenfuk kontak sinap-tik dengan banyak neuron lain melalui berbagai percabangan aksonal kolateral(divergensi transfer informasi).F:,iri,i.Irri;i r.l;'i* jrihtiii*iir Sistem saraf terbentuk dengan carayang sedemikian rupa se-hingga masing-masing neuron dapat berada pada salah satu dari dua keadaan dasarsetiap saat: neuron yang tereksitasi dan menghantarkan informasi melalui sinaps keneuron lain, atau neuron yang diam saja. Input eksitatorik ke neuron menimbulkanaliran listrik sedangkan input inhibitorik menyebabkannya diam saja. Neuron kemudian dikelompokkan menjadi eksitatorik dan inhibitorik berdasarkanefeknya pada neuron yang diberikan input. Neuron eksitatorik biasanya neuronutama (mis., sel piramidalis korteks serebri), yang umumnya memiliki jarak yang pan-jang dan dengan demikian memiliki akson yang panjang. Sebaliknya, neuron inhibi-torik biasanya intemeuron dan memiliki akson yang pendek.i.*rEllrlgl enltihiii *'r':ri-,ir;'iiui (Gambar 1.7) Kolateral sel-sel eksitatorik dapat meng-aktifkan interneuron inhibitorik, yang kemudian menghambat neuron utamanyasendiri (inhibisi rekuren, suatu bentuk umpan-balik negati|. Pada inhibisi lanjut,kolateral neuron utama mengaktifkan intemeuron inhibitorik yang kemudian meng-hambat neuron utama lainnya. Ketika sebuah neuron inhibitorik menghar4bat neuroninhibitorik lain, hasil penurunan inhibisi pada pascasinaps sel utama menyebabkanpeningkatan aktivitasnya (disinhibisi).

10 | oiagnosls Topik Neurologi Duus \,/ ',/' l I I { I **'*- *{ iii lt i{ll+rt $ w i JY!-ti lf I I .W h I \ffi H-l fr #-J' *frfffii-ffffi ip ffi sffiffimtrft ,/ I'tr* ,&{*ffwiffit-ri .,\"/ \,/i /i irli/\"'..,-.'\",{|l| '+ ;r cl\"iGambar 1.7figa tipe inhibisi neuronal. a, lnhibisi rekuren. b, lnhibisi lanjut\" c, Disinhibisi.Dari: Kahle W dan Frotscher M: Taschenatlas derAnatomie, vol.3, edisi ke-8, Thieme, Stuttgard,2002.Neurotransmiter dan Reseptorftel*l*$.l\"nm*rn\"ri{s:l'c,'Br$i{lqtu*'lk alarrr lcr}.rif+i{{riE\"ilq Pada penelitian neuroanatomis yangklasik, neuron terbagi menjadi dua tipe utama berdasarkan bentuk dan panjang pro-yeksinya: neuron utama dengan proyeksi yang jauh disebut neuron Golgi tipe I,sedangkan intemeuron dengan akson yang pendek disebut neuron Golgi tipe II. Akhir-akhir ini, neuron biasanya diklasifikasikan menurutfencttip neurolransmiter-fiya,yangumumnya menentukan apakah mereka eksitatorik atau inhibitorik. Neurotransmitereksitatorik yang paling umum di SSP adalah glutamat, sedangkan neurotransmiterinhibitorik tersering adalah asam y-aminobutirat (GABA). Neurotransmiter inhi-bitorik di medula spinalis adalah glisin. Asetilkolin dan norepinefrin adalah neuro-transmiter terpenting pada sistem saraf otonom, tetapi juga ditemukan pada SSP.Neurotransmiter penting lainnya meliputi dopamin, serotonin, dan berbagai jenisneuropeptida, yang telah banyak (dan terus akan) ditemukan; neurotransmiter ter-sebut terutama ditemukan di intemeuron.[t+:irc;;t*r\" lr*1ru*r/\"-gr+f*-,;'1. Kanal ion ligand-gated terbenttk dari beberapa subunit yangmembentang di sepanjang membran sel. Ikatan neurotransmiter dengan reseptor mem-buka kanal ion (yi., membuatnya menjadi permeabel) untuk satu atau lebih spesies iontertenfu.ddc's-:prrr;,r r.l.q:#djd dr;piei.';rr s'/tr.i\"{r.,'r+rifi. Reseptor glutamat terbagi menjadi tiga tipe, yaifuAMPA, |,{MDA, danreseptor kainate. Glutamat berikatan dengan reseptorAMPA me-nimbulkan influks ion Na*, yang mendepolarisasi sel. Aktivasi reseptor NMDA juga

Elemen Slsfem Saraf Imenyebabkan influks ion Na*, disedai oleh influks Ca2t. Namun, reseptor NMDAhanya dapat diaktifkan setelah blokade kanal ionnya oleh ion magnesium dihilangkan;penghilangan blokade ini dilakukan melalui depolarisasi membran yang diinduksioleh reseptor-AMPA (Gambar 1.6). Neurotransmiter eksitatorik glutamat memilikiefek yang berjenjang: pefiama mengaktifkan reseptor AMPA dan kemudian reseptorNMDA, setelah membran terdepolarisasi.d{es*gri*i'ru.sl.l*'Si*1r\"ir\",:lr {;,4 /;l.4 rf*ri gfulurrl Aktivasi keduajenis reseptor ini menyebabkaninfluks ion klorida bermuatan negatif, dan dengan demikian terjadi hiperpolarisasipada sel pascasinaps. Kanal ion ligand-gated lain termasuk reseptor asetilkolin niko-tinik dan reseptor serotonin (5-HT3).{i*p.rv.rJei/rc-ra'r ugrittf ret'ryrt*0\",r'. Respons terhadap stimulus yang bekerja melalui G-protein-coupled receptorberlangsung lebih lama, akibat aktivasi kaskade sinyal inha-seluiar. Respons dapat meliputi perubahan pada kanal ion atau ekspresi gen. ContohG-protein-coupled receptors antara lain adalah reseptor asetilkolin muskarinik danreseptor glutamat metabotropik.Kelompok Fungsional NeuronSeperti yang telah dibahas pada hlm. 9, saat ini neuron dikelompokkan menurutneurotransmiter yang dilepaskannya. Dengan demikian, seseorang berbicara mengenaiantara lain sistem glutamatergik, GABA-ergik, kolinergik, dan dopaminergik padaorang lain. Sistem-sistem tersebut memiliki sifat yang berbeda. Neuron glutaminergikmemiliki hubungan point-to-poinl dengan sel targetnya, sedangkan sistem dopami-nergik, misalnya, memiliki hubungan yang lebih difus: sebuah neuron dopaminergikbiasanya berproyeksi ke banyak neuron target. Hubungan sistem GABAergik terutamasangat spesifik. Beberapa neuron GABAergik (sel basket) membentuk banyakhubungan sinaps dengan badan sel neuron pascasinaps, membentuk strukfur menye-rupai keranjang di sekitarnya; yalg lainnya membentuk sinaps aksodendritik atausinaps akso-aksonal. Sinaps yang terakhir ditemukan pada axon hillock.Analog neurotransmiter atau penyekat resepto'r dapat diterapkan secaraJarmakologisuntuk penguatan ata.u pelemahan spesifik pada efek neurotransmiter tertentu padaneuron.Sel GliaSel terbanyak di sistem sarafpada kenyataannya adalah bukan neuron, tetapi sel glia(disebut juga glia atau neuroglia). Sel-sel tersebut tidak berperan langsung padapengolahan dan transmisi informasi: namun, sel tersebut memiliki peran pendukungyang tidak tergantikan agar neuron tetap berfungsi. Tigajenis sel glia pada SSP adalahsel astroglia (astrosit), oligodendroglia (oligodendrosit), dan sel mikroglia. Astrosit terbagi menjadi dua jenis: protoplasmik dan fibrilaris. Pada susunan sarafyang intak, astrositberperanuntukmemperlahankan lingkungan internal (homeostasis),terutama dengan memperlahankan konsentrasi ion. Penonjolan-penonjolan astrosit

12 | Diagnosis Topik Neurotogi Duusyang halus menyelubungi masing-masing sinaps, menyekatnya dari lingkungansekitar sehingga neurotransmiter tidak dapat keluar dari celah sinaps. Bila terjadikerusakan pada sistem saraf pusat, astrosit berperan pada pembentukan jaringan parut(gliosis). Oligodendrosit membentuk selubung mielin di SSP (lihat di atas). Sel mikroglia adalah fagosit yang teraktivasi pada proses inflamasi dan degeneratif yang mengenaisistem saraf.Perkernbangan Sistem $arafDiskusi rinci mengenai perkembangan sistem saraf berada di luar lingkup buku inidan tidak berhubungan langsung secara relevan dengan fujuannya. Namun, dokterharus mengerti beberapa prinsip dasar perkembangan neuron karena gangguan per-kembangan banyak menimbulkan penyakit pada sistem saraf. Sistem saraf terbentuk (aw alny a) dari tubulus neural is yang berbentuk longitudinal,yang terdiri dari dinding yang solid dan ruang di sentral yang terisi-cairan. Bagiankranial tubulus neuralis berkembang lebih ekstensif daripada bagian lainnya untukmembentuk tiga vesikel otak yang berbeda, yaitv rombensefalon (otak belakang),mesensefalon (otak tengah) , danprosensefalon (.otak depan). Ak,himya, prosensefalonkemudian berdiferensiasi ke arah kaudal, diensefalon, dan bagian paling kranial dariseluruh tubulus neuralis, sepasang telensefalon (endbrain). Rongga sentral keduaventrikel telensefalik berhubungan dengan rongga diensefalon melalui foramen inter-ventrikulare (yang akan menjadi foramen Monro). Rongga sentral mengalami pem-besaran maksimal di area tempat tubulus neuralis paling banyak tumbuh; sehingga,ventrikel lateral terbentuk di kedua bagian tengah telensefalon, ventrikel ketiga didalam diensefalon, dan ventrikel keempat di batang otak. Pada segmen tubulusneuralis yang kurang tumbuh, seperti mesensefalon, tidak terbentuk ventrikel (padaorganisme yang berkembang sempuma, akueduktus serebri berjalan melewati mesen-sefalon). Pada perjalanan filogeni vertebra, pembesaran progresiftelensefalon menyebabkantelensefalon menempel dengan batang otak dan berotasi ke arah sebaliknya dengancara semisirkuler. Rotasi ini tercetmin pada strukfur berbagai komponen substantiagrisea telensefalli, antara lain nukleus kaudatus dan hipokampus; pada perjalananbeberapa traktus substansia alba, seperti fomiks; dan pada bentuk ventrikel lateral,yang masing-masing terdiri dari kornu frontale, portio sentralis (atrium), dan komutemporale, seperti yang terlihat pada Gambar 10.3 hlm. 363.xlr'+riirf+-'r\"rrroi urlil{ll;\" Neuron imafur (neuroblas) berproliferast di zorra ventrikularistubulus neuralis, yait't zona yang terletak berdekatan dengan rongga sentralnya.Tujuan utama penelitian mutakhir di bidang neuroembriologi adalah untuk meng-ungkap mekanisme molekular yang mengontrol proliferasi neuronal.1\'}{gr*si nsrsti'*}rlrrE Sel sarafyangbaru saja terbenfukmeninggalkanzonaventrikularistempatnya berkembang, bermigrasi ke sepanjang serabut glia berorientasi radialmenuju lokasi definitif di lempeng kortikal. Proses migrasi dibahas lebih rinci padahlm. 310.

- Elemen Sisfem Saraf I 13 illlll.ir:irirririli;rt trrl;.ilrL,r*-x+*.itl.i:.r,* lul*lril\" Begifu mencapai tempat tujuannya, neuroblas yang telah bermigrasi mulai membentuk dendrit dan akson. Salah satu pertanyaan terbesar di bidang neurobiologi saat ini adalah bagaimana akson yang baru saja tumbuh menemukan jalamya ke targetyang sesuai setelah melewati jarak tempuh yang, pada beberapa kasus sangat jauh. Peran penting pada proses ini dimiliki oleh ikatan membran dan faktor kelarutan yang terdapat pada gradien konsentrasi, serla matriks protein eksraselular. Terdapat sistem reseptor-ligand yang memiliki pengaruh atraktif dan repulsif untuk mengarahkan akson ke area target yang sesuai. Sistem- sistem ini tidak dapat dibahas lebih lanjut di sini. :-r,ir:l;n.rill:t*u:l-il,; Akson terminal, setelah mencapai targetnya, mulai membentuk kon- tak sinaptik. Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa pembentukan sinaps, dan dendritic spines, bergantung aktivitas. Banyak bukti menunjukkan bahwa sinaps baru dapat terbentuk sepanjang hidup individu, memberikan dasar proses adaptasi seperli belajar dan memori. lo,;:lill;ntii+rl r,r{:ur\"siiir li+-;l*i'rr1.iil'; (kematian sel terprogram, apoptosis). Banyak neuron mati saat perkembangan SSP, kemungkinan sebagai bagian mekanisme yang me- mungkinkan pembentukan hubungan interneuronal yang tepat dan spesifik. Regulasi ketahanan neuron dan kematian neuron merupakan topik penting penelitian saat ini.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook