Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 2. Menilai Kesehatan Gizi Masyarakat

Bab 2. Menilai Kesehatan Gizi Masyarakat

Published by haryahutamas, 2016-08-03 15:05:48

Description: Bab 2. Menilai Kesehatan Gizi Masyarakat

Search

Read the Text Version

BAB IIMENILAI KESEHATAN GTZI MASYARAKAT effilai kondisi gizi masyarakat berbeda dengan menilai kesehatanI V I perorangan, meskipun pada dasarnya terdapat banyak persamaan.Pada keduanya penilaian dilakukan berdasarkan (a) kondisi klinik, (b)kondisi biokimiawi, (c) kondisi anthropometrik, dan (d) kondisi dietik. Metodologi penilaian kesehatan gizi masyarakat dapat dibagi menjadidua jenis A. Metoda tidak langsung, dan B. Metoda langsung.A. MENILAI KESEHATAN GIZI MASYARAKAT SECARA TIDAK LANGSUNGData yang dipergunakan untuk menilai keadaan kesehatan gizimasyarakat secara tidak langsung ialah (a) Angka sakit (Morbiditas),(b)Angka Kematian (Mortalitas), dan (c) Berat Lahir Bayi yang rendah.Angka-angka statistik vital lain dapat pula dipergunakan, untuk lebihmenunjang dalam pengambilan kesimpulan.1. Mempergunakan Data Statistik Vital. a. Angka Morbiditas.Aloka ini menunjukan jumlah orang sakit pada suatu saat tertentu, untuksetiap 1000 penduduk. Terutama angka morbiditas untuk kelompok umurbayi dan kelompok umur BALITA merupakan indikator kesehatan giziyang cukup sensitif. Kalau di suatu daerah atau dalam suatu masyarakattidak ada peristiwa epidemi sesuatu jenis penyakit tertentu, tetapi terdapatangka morbiditas tinggi, terutama diantara bayi dan kelompok BALITA,maka harus curiga bahwa kondisi ini disebabkan oleh kesehatan giziyang rendah. Kesehatan giziyang rendah menyebabkan kondisidaya tahan umumtubuh menurun, sehingga berbagai penyakit dapat timbul dengan mudah.seorang anak sehat tidak akan mudah terserang berbagaijenis penyakit,termasuk penyakit infeksi, karena akan mempuhyai daya tahan tubuhyang cukup kuat. Daya tahan tubuh akan meningkat pada keadaankesehatan gizi yang baik, dan akan'menurun bila kondisi kesehatangizinya menurun.nIl-mr Grzr 33

Dengan memantau grafik perjalanan angka morbiditas, terutamabagi bayi dan anak BALITA, kita dapat melihat kesimpulan naikturunnyakondisi kesehatan gizi masyarakat di daerah tersebut. Dalam hal ini harusdipastikan bahwa tidak sedang terjadi sesuatu wabah penyakit. b. Angka Mortalitas.Angka kematian bayi dan BALITA juga merupakan data statistik vital yangcukup baik untuk dijadikan parameter indirek untuk menilai kesehatangizi suatu masyarakat. Pada bayi atau anak BALITA yang sehat, penyakityang biasa diderita anak-anak seperti mobilli, pada umumnya tidaksampai nienyebabkan kematian. Tetapi bila kondisigizinya buruk, penyakitanak yang dianggap \"biasa\" ini dapat menjadi berat dan menyebabkankematian. Pada kondisi gizi yang tidak baik, penyakit seperti morbilli,batuk rejan (pertusis), bahkan influenza biasa, akan cepat menjadi beratdan menuju ke kematian. c. Berat Lahir Bayi yang Rendah.Berat bayi ketika dilahirkan sebesar 2500 gram atau diklasifikasikansebagai berat lahir normal, sedangkan yang ketika lahir mempunyaiberat badan kurang dari 2500 gram, termasuk lahir dengan berat badanrendah dan prematur. Bayi demikian akan meningkat jumlahnya di suatudaerah, bila kondisi ibu hamil di dalam masyarakat tersebut mempunyaikeadaari kesehatan gizi kurang memuaskan. Bayi-bayi dengan beratlahir yang rendah demikian mempunyai risiko kematian yang lebih tinggidibandingkan dengan bayi dengan berat badan normal ketika dilahirkan. Berbagai data statistik vital yang telah dibicarakan di atas itumerupakan parameter tak langsung bagi kondisi kesehatan gizimasyarakat di suatu daerah. Parameter-parameter itu dipergunakanuntuk pemantauan kondisi jangka panjang, dan dapat dipergunakandalam suatu sistem kewaspadaan pangan dan gizi.2.Data Persediaan Bahan MakananData penyediaan makanan bagi suatu masyarakat disuatu daerah dapatjuga dijadikan para meter untuk menilai kondisi kesehatan gizi secaratidak langsung. Data ini dapat bersifat kualitatif dan dapat pula kuantitatif.Data kualitatif memberikan kesan garis besar tentang kondisi persediaanbahan makanan, misalnya dengan melihat kondisi pasar dan toko sertawarung-warung yang menjual bahan makanan, baik yang mentah dansegar maupun yang telah dikemas, merupakan hasil olah teknologipangan atau pengerjaan pasca panen. Jangan lupa memperhatikan34 ft-nu Gzr II

pula jumlah dan penyebaran tempat-tempat bahan makanan tersebut.Berbagai negara mengumumkan kondisi harga bahan makanan di pasar-pasar utama dan di tempat produksi terpenting secara periodik didalammedia massa pers maupun media massa elektronik. statistik tentangbahan makanan bisa didapat pula secara periodik dari instansi statistikpertanlln dan perdagangan. a. Menilai B,ahan Makanan yang Ditawarkan di pasar. Jenis dan kuantum bahan makanan yang tersedia dan ditawarkan untuk dijual tersebut, dapat memberikan kesan kualitatif dan kuantitatif, apakah produksi dan penyediaan bahan makanan tersebut mencukupi atautidak. Harga bahan makanan dibandingkan dengan tingkat daya beli rata-rata masyarakat merupakan faktor penting dalam menilai apakah bahan makanan yang tersedia di pasar tersebut terjangkau oleh kantung masyarakat ataukah tidak. Di daerah yang subur dengan produksi bahan makanan yang mencukupi, jenis dan kuantum bahan makanan tampak berlimpah dan parapembeli ramai mengerumuni tempaltempat penjualan tersebut. Jumlahkios atau dasaran yang menjual bahan makanan juga tampak banyak. Di daerah yang miskin dan tidak subur, terdapat kesan bahwa jenisdan kuantum bahan makanan yang ditawarkan tersebut tidak beranekaragam dan tidak banyak jumlahnya. Di'kota-kota besar terdapat tokotoko swalayan dan supermarket yangpenuh dengan bahan makanan, yang pada umumnya telah mengalamipengolahan secara teknologi pangan dan dikemas di dalam kaleng ataudengan cara lain. Bahan makanan segar seperti sayur, daging, ikan danb0ah-buahan juga telah mengalami seleksi dan pengolahan pasca panenlain, sehingga bahan makanan yang ditawarkan tersebut berkualitastinggi serta lebih praktis untuk langsung dimasak lebih lanjut di dapurrumah tangga. Tentu saja tingkat harga bahan makanan di sini lebihmahal dibandingkan dengan bahan makanan yang ditawarkan di pasar-pasar umum (tradisional). Penyebaran dan jumlah pasar serta toko{oko swalayan dansupermarket penjual bahan makanan ini, yang terdapat di suatu kota ataudaerah, memperlihatkan pula kondisi serta distribusi bahan makanantersebut. Di kota besar sering terdapat pasar induk di mana suplai bahanmakanan dari daerah proout<si seiitarnya berkumpul masuk kota dandijual secara jumlah besar (en gross) kepada para pemborong atau pusatpenjualan lain yang lebih,kecil, dari situbaru disebar untuk dijual langsungkepada para konsumen secara eceran.nL-irru Gzr 35

b. Food Balance Sheef.Merupakan daftar yang memberikan data kuantitatif tentang penyediaanbahan makanan yang mempunyai peranan penting dalam pola konsumsimasyarakat atau daerah tertentu. Data persediaan bahan makanan bagisesuatu masyarakat di suatu daerah dapat dijadikan parameter untukmenilai kondisi kesehatan gizi masyarakat di daerah tersebut. Di sinidihitung penyediaan berbagai bahan makanan yang mempunyai nilaipenting bagi konsumsi. Angka yang tersedia bagi penggunaan konsumsimanusia terdapat dari berbagai data yang menambah, dikurangi olehjumlah berbagai data yang mengurangi persediaan bagi konsumsimanusia'\" Data yang menambah bagi persediaan konsumsi produksisendiri (lokal), penambahan dari daerah lain, baik dalam negeri maupunluar negeri, hasilolah pabrik. Data yang mengurangi persediaan konsumsiialah penggunaan untuk bibit, untuk pakan hewan, penggunaan untukproduksi non pangan, kehilangan pasca panen dan perubahan stock(penimbunan) akhir tahun. Telah dikemukakan perhitungan demikian dilakukan untuk bahanmakanan yang mempunyai peranan dalam konsumsi masyarakat. Daftaryang terjadiakan menunjukan hasil bersih bahan makanan yang tersediauntuk konsumsi manusia selama tahun yang berlangsung, dan disebutFood Balance Sheet. Dari Food Balance Sheet kemudian dapat dihitung secara terinci,zal-zat gizi enersi, protein dan lemak serta karbohidrat yang tersediadan bila dibagi dengan jumlah penduduk pada perioda tersebut, akanterdapat perkiraan penyediaan bahan makanan bagi masyarakattersebut. Penyediaan rata-rata ini pada taraf ditawarkan di pasar (aspur6hased). Apakah bahan makanan yang tersedia itu betul-betuldikonsumsi penduduk, masih tergantung pada daya beli. Kalau kekuatandaya beli tidak merata, maka kelompok masyarakat yang mempunyaidaya beli tinggi akan tidak mendapat kesukaran untuk membeli danmengkonsumsi bahan makanan yang tersedia dan dibutuhkan, tetapikelompok masyarakat yang daya belinya rendah mungkin tidak sanggupmendapatkan bagiannya dan konsumsinya lebih rendah dan tidakmemenuhi apa yang tercantum sebagai RDA, sehingga tidak mencapaitingkat kesehatan gizi seharusnya. Sebaiknya disusun Food Balance Sheet setiap tahun bagi sesuatudaerah atau bagi tingkat nasional, sehingga dapat dinilai, apakah upayapenyediaan bahan makanan pada tahun tersebut sudah rnemenuhikebutuhan yang ditentukan sebagai target kebijakan atau tidak. Karenadalam daftar ini dapat terlihat penyediaan bagi konsumsi manusia36 Inru Grzr II

DAFTAR IIPENYEDIMN RATA.MTA ENERSI, PROTEIN DAN LEMAK, BERDASARKAN F00D BALANCE SHEET Dt |NDONES|A (1973 - 19S2)Jenis Bahan Makanan Enersi Protein gram Yo Lemak o/o/Beras 1223,8 52,5 22,34 48,4 12,80 30,2Jagung 10,26 24,2Singkong 212,1 9,0 4,11 8,9Kacang kedele 184,1 7,9 1,44 3,4Gula pasir 1,24 2,7 3,22 7,6Kelapa biji 97,9 4,2 3,14 6,8Minyak kelapa 14,67 34,6Daging 132,9 5,7 15,33 332lkanMinyak sawit -:Lain-lain 842,5 20,7Rata+ata penyediaan 2333 100.0 46,16 100.0 24,40 100.0perkapita perhari 2100 50,00RDA.'1983 111o/openyediaan (%RDA) 92YoData dari Departemen Pertanian R.1.1985untuk masing-masing jenis bahan makanan, dapat dinilai produksi danpenyediaan bahan makanan yang mana yang masih sangat kurang danharus lebih ditingkatkan lagi. Betul bahwa Food Balance Sheet selaludapat disusun tertinggal, artinya tahun ini hanya dapat menyusun FoodBalance Sheet bagi tahun yang telah lewat. Namun demikian, penilaianretrospektif ini tetap berguna bagi proyeksi penyediaan pangan tahun-tahun yang akan datang. Kalau penyediaan bahan makanan tertentu sudah memenuhikebutuhan atau melebihinya sebagai hasil produksi lokal dalam negeri,dikatakan bahwa produksi bahan makanan tersebut sudah mencapaitingkat swasembada. Kondisi swasembada sebaiknya diusahakanuntuk jenis-jenis bahan makanan yang memegang peranan pentingdalam konsumsi masyarakat, misalnya untuk bahan makanan pokokberas, jagung, kacang kedelai. Hal ini akan memperkokoh ketahananpangan, tidak bergantung dari negara lain, yang terutama akan sangatberguna bila terjadi keadaan komunikasi antar negara yang tidak serasi Iruu Gtzr ll 37

(perang). Tetapi dari sudut ekonomi, kadang-kadang tidak perlu produksisuatu bahan makanan tertentu mencapai swasembada, karena denganmengimpor dari negara lain, akan lebih murah dan kondisi dalam negeritidak sesuai untuk memproduksi bahan makanan jenis tersebut, tetapi halini tidak berlaku bagi bahan-bahan makanan strategis seperti tersebut diatas (beras dan sebagainya). FoodBalance Sheet akan memperlihatkan bahan makanan manayang sudah mencapai tingkat swasembada, sehingga kelebihan produksibahan makanan tersebut dapat diekspor atau dijual ke wilayah lain.Sebaiknya penjualan bahan makanan ke luar daerah produksi hanyadilakukan'bagi jenis bahan makanan yang sudah mencapai tingkatswasembada demikian, agar penyediaan bagi masyarakat lokal telahterjamin, sedangkan penjualan ke luar daerah hanya meliputi kelebihanyang terdapat di atas kebutuhan masyarakat lokal. Janganlah penjualankomoditas pangan dari daerah produksi mengakibatkan kekuranganpersediaan pangan tersebut bagi masyarakat lokal. Bila Food Balance Sheet mempedihatkan bahwa penyediaan panganrata-rata bagi masyarakat sudah mencapai tingkat yang dikehendakimenurut kebijakan kesehatan dan gizi pemerintah, belum berarti bahwasemua anggota masyarakat sudah mencapai tingkat konsumsi demikian.Masih terdapat bagian tertentu masyarakat yang konsumsinya di bawahseharusnya, bahkan jauh tidak memenuhi syarat kesehatan gizi. Disampingnya akan terdapat pula sebagian masyarakat yang tingkatkonsumsinya jauh melebihi yang diperlukan. Jadi akan masih selaluterdapat bagian yang menderita kekurangan pangan (malnutrition) dansebagian lagi menderita kelebihan pangan (overnutrition). Untuk bagianma$yarakat khusus ini perlu penanganan upaya perbaikan gizi yangkhusus pula. Untuk yang kelebihan keadaan gizi, upaya utama adalahpenyuluhan dan pendidikan gizi, untuk mengubah perilaku pangannya.Pendidikan gizi ini akan lebih berhasil bila dikaitkan dengan bahayapenyakit yang akan mengancam bila kondisi overnutrition ini terusberlangsung terus. Penanganan bagi kelompokyang masih mengkonsumsi hidanganjauh di bawah kebutuhan, merupakan hal yang lebih kompleks, tidak sajamenyang kut profesi kesehatan, tetapi j uga profesi-profesi lai n nya, sepertiahli pertanian, ahli ekonomi, bahkan juga ahli ilmu sosial. Harus diteliti lebih mendalam sebab-sebab yang mengakibatkankonsumsi yang kurang tersebut. Mungkin penghasilan yang rendahyang menyebabkan daya. beli yang tak sanggup menyediakan bahanmakanan yang diperlukan, mungkin pula penyediaan bahan makananB3 Irrrru Gzr II

masyarakat di Pasar tidak mencukupi karena kondisi tanah dan tingkat produksi yang tidak memungkinkan, mungkin pula gaya hidup (life style) yang tidak mendukung konsumsi yang seharusnya dan sebagainya, semua kemungkinan ini secara tersendiri atau secara terkombinasi dapat mgnyebabkan tingkat dan pola konsumsi yang tidak memenuhi persyaratan kebutuhan. Dafi Daftar ll di atas terlihat bahwa penyediaan kalori rata-rata di lndonesia untuk periode 1973 -1982 sudah mencapai kecukupan yang dianjurkan (RDA), sedangkan untuk protein baru tercapai 92% dari RDA. Bila rata-rata saja sudah tidak mencukupi, maka dapat dipastikan bahwa bagia*kelompok masyarakat yang kekurangan bahan makanan itu akan lebih besar lagi. 3. Memantau Pertumbuhan Berat Badan Kelompok BALITA Untuk memantau kesehatan gizi masyarakat dalam jangka panjang, dapat dipergunakan pula sampel dari masyarakat tersebut yang merupakan bagian yang sangat sensitif terhadap perubahan kondisi gizi di dalammasyarakat itu. Kelompok anak BALITA merupakan sampel yang memenuhi syarat demikian. Pertumbuhan berat badan kelompok ini merupakan parameter yangpaling sesuai karena cukup sensitif, erat hubungannya dengan konsumsienersi'dan protein yang merupakan dua jenis zat gizi yang paling seringmenimbulkan problema kesehatan gizi pada skala nasional atau daerahluas regional di lndonesia. Parameter ini juga cukup sensitif terhadapperubahan-perubahan akut mengenai konsumsi bahan makananp6kok dan mudah pelaksanaan pemantauannya, dapat dilakukankesinambungan oleh masyarakat itu sendiri dengan biaya murah tanpamemerlukan peralatan rumit dan keahlian khusus. Di Indonesia dan negara-negara lain, pemantauan berat badankelompok BALITA dilakukan dengan timbangan bersahaja (dacin) dandicatat dalam suatu sistem kartu yang disebut \"Kartu Menuju sehat,'(KMS) (lihat buku 1, BabX). Hambatan kemajuan pertumbuhan berat badan anak yang dipantaudapat segera terlihat pada grafik pertumbuhan hasil pengukuran periodikyang dicatat dan tertera pada KMS tersebut (lihat hal. 43). Naik turunnya jumlah anak BALITA yang menderita hambatanpertumbuhan di suatu daerah dapat segera terlihat dalam jangka waktupendek (bulan) dan dapat segera diteliti lebih jauh apa sebabnya danllIr.pru Gzr 39

dibuat rancangan untuk diambil tindakan penanggulangannya secepatmungkin. Kondisi kesehatan masyarakat secara umum dapat dipantau melaluikondisi pertumbuhan anak BALITA melalui KMS, yang penimbangannyadilakukan di POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu).B. PENELITIAN LANGSUNG DILAPANGANHasil penelitian atau pemantauan kondisi kesehatan gizi masyarakatmelalui data tak langsung ini harus dicek dan dikukuhkan lagi denganpenelitiarf langsung di lapangan (masyarakat). Yang terbaik adalah kalaudapat dilakukan survai gizi lengkap nasional secara periodik pada jangka-jangka waktu tertentu. Tetapi pelaksanaan suatu survai gizi nasionalmemerlukan banyak biaya, waktu, tenaga ahli dan pelaksaan lainnya.Sampai saat ini di lndonesia belum pernah dapat dilakukan suatu survaigizi lengkap nasional. Namun demikian,telah dapat dikumpulkan banyakdata yang diperlukan untuk mendapat gambaran dalam garis besar kondisikesehatan gizi masyarakat dan terdapat gambaran kasar mengenai letakdaerah-daerah yang rawan gizi, terutama karena daerahnya kurang suburdan masyarakatnya miskin. Penelitian lapangan di bidang kesehatan gizidapat berbentuk: (a) survai gizi lengkap, (b) survai gizi parsial, (c) survaigizi khusus.1. Survai Gizi LengkapTujuan suatu Survai Gizi Lengkap ialah untuk mengetahui kondisigiziyangmenyeluruh darisuatu masyarakat, mengenai segala aspek yang tercakupdaldm sistim holistik gizi (lihat Buku l, Bab l). Survai ini merupakan satumata rantaidari suatu upaya perbaikan gizi yang menyeluruh, yang akanmeningkatkan taraf hidup dari masyarakat daerah yang diteliti tersebut. Data yang dikumpulkan mengenai (a) kondisi penyediaan pangan,(b) kondisi sosial budaya dan ekonomi secara garis besar, (c) kondisidemografi, (d) kondisi kesehatan masyarakat, (e) kondisi konsumsi dan(f) kondisi kesehatan gizi. Dari analisa data semua kondisi tersebutdapat disusun atau disimpulkan taraf hidup masyarakat. Kekurangan-kekurangan dapat disimpulkan dan perbaikan dapat dicarikan denganmempergunakan faktor-faktor yang membantu dan yang merupakankendala. Untuk melakukan sesuatu survai harus mendapat izin dari PemerintahDaerah yang benrrrenang., dan mungkin juga dari Dinas kesehatansetempat, tergantung dari tingkat daerah yang akan dijadikan tempat40 Lra; Grzr II

survai tersebut. Setelah perizinan selesai, mulai dilakukan perancanganuntuk survai tersebut. Dalam garis besarnya diperlukan dua kelompok besar kegiatan : a. Kegiatan Pendahuluan.Mula-mula harus ditentukan dahulu tujuan umum, mengapa survai itudipeduk6n. Seperti telah disebutkan, suatu survai gizi merupakan satumata rantai dari suatu upaya yang lebih luas, ialah meningkatkan tarafhidup masyarakat wilayah tersebut. Pendekatan yang dipergunakansebenarnya suatu Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem SolvingApproaeh). Sistim holistik dari pendekatan initerlihat pada Bagan 2. Bila upaya pemecahan masalah belum menghasilkan dampak yangmemuaskan, diadakan pengumpulan data tambahan dan dianalisa untukmendapatkan kembali rancangan action program untuk memecahkanmasalah yang masih belum terpecahkan dengan memuaskan, laludilaksanakan action program pada tingkat yang lebih tinggi. Akhirnyadilakukan lagi upaya penilaian dampak action program tersebut. Bila hasilakhir masih belum memuaskan juga, kembali dilakukan lingkaran kegiatanyang menghasilkan action program berikutnya, tetapi bila penilaiandampak akhir telah memuaskan, maka persoalan telah terselesaikan. BAGAN 2: PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING APPROACH) Masalah Pengumpulan data belum. Pendahuluanterpecahkan Penyusunan Rancangan Action program Pelaksanaan Action Program untuk perbaikan Penilaian dampak Action Program terpecahkan dengan memuaskan ttIr.urr Grzr 41

Setelah berhasil diformulasikan tujuan umum, dilengkapi dengantujuan khusus, ialah uraian komponen-komponen dari tujuan umum ituyang akan diperbaiki. Misalnya tujuan umum ingin mendapat gambarantaraf hidup masyarakat, yang menghuni sesuatu daerah. Diuraikanlebih lanjut komponen-komponen dari taraf hidup itu, misalnya tingkatpendidikan, tingkat penghasilan, susunan keluarga, gambaran berbagaipenyakifyang ada dan urutannya menurutfrekuensi, susunan menu,kepercayaan dan pantangan mengenai makanan, tingkat konsumsimasing-masing zat gizi dan sebagainya. Penelitian mengenai databerbagai komponen taraf hidup itu menjadi tujuan penelitian khusus. Keraudian ditentukan parameter yang akan dipergunakan dan diukurmenilai masing-masing data dari tujuan khusus tersebut. Misalnya untukmenilai tingkat pendidikan, diteliti tingkat terakhir pendidikan ibu danbapa, dan frekuensi penduduk yang mencapai pendidikan berbagi strata,misalnya SD, SMP SMA, Akademi dan sebagainya. Tingkat penghasilandinilai dengan mencari data tentang frekuensi yang mempunyaipenghasilan strata tertentu, misalnya yang penghasilannya sampai Rp100.000 sebulan, dari Rp '101.000 sampai Rp 250.000 sebulan, danseterusnya. Demikianlah untuk masing-masing komponen kualitas hidupditentukan parameter apa yang akan diukur dan dinilai. Setelah itu ditentukan Metoda-metoda yang akan dipergunakan untukmendapatkan data untuk masing-masing parameter itu. Misalnya untukmenilai ti ngkat konsumsi dipergunakan wawancara \" th ree d ay recalf' untukmenilai kesehatan gizi anak dipergunakan timbangan berat badan, tinggibadan dan tebal lipatan kulit di daerah lengan atas dan sebagainya. Perhitungan biaya yang diperlukan merupakan komponen rancanganyang sangat penting, karena bila biaya yang tersedia sangat terbatas,sering beberapa metoda pengukuran yang memerlukan peralatancanggih tidak dapat dilaksanakan. Misalnya untuk mengadakan berbagaiperhitungan statistik dari sejumlah besar data yang terkumpul, hanyadapat dilakukan dengan pertolongan komputer. Bila biaya untuk menyewaatau membeli alat komputer tidak tersedia, maka metoda perhitunganstatistik hanya dapat dilakukan secara manual, tidak dengan memakaikomputer. Bila daerah penelitian sangat jauh dan diperlukan transportasiudara, sedangkan biaya tidak mencukupi, maka wilayah penelitian tidakmungkin mengambilyang bertempat jauh itu. Personalia jug'a harus dirancang dengan seksama, tenaga ahli apayang diperlukan dan jumlah masing-masing yang diperlukan. Bila tenagapelaksana belum mempunyai ketrampihn yang diperlukan, harus dilatihpendahuluan sebelum mereka diterjunkan ke lapangan. Semua ini harus42 h.r.ruGzrll

dirancang dengan seksama. Kemudian harus didesain berbagai formulir yang diperlukan dan akandipergunakan. Sebelum formulir tersebut dipakai, harus dites dahulu mengenai reliabilitas dan relevansinya terhadap parameter yang akan diukur. Subjek yang dipergunakan untuk mengetes pendahuluan harus komparabel dengan target population yang sebenarnya, tetapitidak bolehdiikut sertakan dalam penelitian yang sebenarnya. Sifat sebandingnyamisalnya mengenai umur, jenis kelamin, tingkat pengetahuan dansosioekonominya dan sebagainya. Kalau hasil pemeriksaan diperkirakan dipengaruhi oleh musim atautua-mudanya tanggal dalam satu bulan, maka waktu pemeriksaan haruspula memperhitungkan perbedaan perioda ini. Misalnya mengenaikonsumsi, mungkin berbeda pada waktu musim panen dan waktu musimpaceklik, maka penelitian harus dilaksanakan pada kedua jenis waktutersebut. Target population perlu ditentukan, apakah akan meliputi seluruhmasyarakat ataukah hanya mengambil kelompok umur tertentu, misalnyahanya mengenai BALITA. Dapat juga hanya mengenai ibu hamil danmenyusukan dan sebagainya. Setelah target population ditentukan,harus ditentukan pula sampelnya. Kalau jumlah target population tidakterlalu banyak, dapat diambil sampel 100%, artinya semua individu yangtermasuk kelompok target itu diteliti. Kalau jumlah individu yang termasuktarget populaiton terlalu besar dapat diambil sampel sebagian. Dalamhal ini, harus ditentukan apakah besar sampel itu 10% atau 50% dansebagainya, dari seluruh masyarakat yang termasuk target population.Juga sistem pengambilan sampel apakah secara random (acak) ataumdnurut sistem tertentu, misalnya stratified random sampling, clustersampeldan sebagainya, b. Kegiatan Survai yang sebenarnya.Sebelum dilaksanakan survai lapangan sebaiknya para respondendikumpulkan dan diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitiantersebut, agarmereka dengan suka rela memberikan peran sertanya untukmelancarkan penelitian tersebut. Harus diuraikan bahwa mereka akanmendapat manfaat dari upaya penelitian itu, karena akan dipergunakansebagai dasar mencari upaya guna perbaikan taraf hidupnya. Sebaliknyajanganlah mereka diberi gambaran manfaat ydng berlebihan, agartidak mempunyai harapan-harapan yang terlalu tinggi dari apa yangsebenarnya. Para pemimpin informaldari masyarakat penting sekali untukdiberi pengertian, sehingga membantu menumbuhkan kepercayaan dari Irrr; Grzr tt 43

masyarakat pada umumnya. Tergantung dari sifat survai tersebut, wawancara dan observasidapat dilakukan di tempat berkumpul atau di tempat tinggal mereka,di mana para petugas datang berkunjung ke rumah-rumah responden.Dalam hal ini, perilaku para petugas sangat penting, jangan menimbulkankekecewaan atau kesan yang tidak menyenangkan kepada masyarakat. Xunfrngan ke rumah-rumah harus disesuiikan dengan waktu kerjamereka, agar tidak menemukan rumah yang kosong, karena parapenghuninya sedang bekerja di ladang maupun ditempat lainnya. Data yang telah terkumpul kemudian diolah segera dan dihitung data-data statistik dan dianalisa hasilnya. Pengolahan dan perhitungan datayang terkumpul ini merupakan pekerjaan yang biasanya tidak sedikitdan memerlukan waktu yang banyak dan berbagai keahlian statistik.Kalau data yang diolah tersebut berjumlah sangat besar, penggunaankomputer sering tidak dapat dihindarkan. Kualitas dan reliabilitas dataharus diuji dan dilakukan berbagai cross cheking antar data yang salingberhubungan. Analisa dan kesimpulan dari data harus dilakukan oleh kelompok-kelompok khusus, misalnya data sosioekonomik, data kesehatan, datakonsumsi dan sebagainya. Daftar-daftar yang akan dipresentasikanjangan terlalu berbelit dan harus dapat dibaca dengan mudah dan jelasdengan sekilas lihat. Master tabel dapat dibuat, tetapi dalam presentasi,mastertabel itu harus dipecah-pecah sehingga merupakan produk yangmudah dibaca. Status berbagai parameter taraf hidup (kualitas hidup) harustergambarkan jelas dan dapat disimpulkan kekurangan-kekuranganyang ada, sehingga dapat dicarikan berbagai alternatif pemecahan atauperbaikannya. Hasil survai sekurang-kurangnya disampaikan kepada parafungsionaris yang bertanggung jawab atas masyarakat, termasukalternatif upaya perbaikan yang dapat dilaksanakan oleh para pimpinandaerah yang bersangkutan.2. Survai Gizi ParsialKarena survai gizi lengkap memerlukan biaya, waktu dan tenaga sertakeahlian yang berbagai ragam, maka seringkali survai gizi lengkap takdapat dilaksanakan dan sebagai gantinya dilakukan survai gizi parsial,yaitu ditujukan untuk mengetahui aspek-aspek tertentu saja dari seluruhkomponen taraf hidup. Pada dasarnya pendekatan dan tahap{ahapkegiatan tidak berbeda dengan suatu survai gizi lengkap, hanya di sini44 Irrr.ru Grzr II

ditujukan secara khusus pada penelitian aspek-aspek tertentu. Misalnya penelitian dilakukan terhadap suatu masyarakat di daerahtertentu. Dengan tujuan umum dibatasi hanya untuk mendapat gambarantentang susunan konsumsi saja, maka tujuantujuan khusus dibatasihanya mencakup komponen-komponen yang bersangkutan langsungatau tidak langsung dengan pola konsumsi saja, misalnya mengenaitingkat penghasilan, kondisi penyediaan pangan (produksi) dan imporpangan dariwilayah lain, pengetahuan tentang gizidan kebiasaan makan,berbagai pantangan dan sebagainya. Dengan dibatasinya upaya survai pada aspek khusus, maka biayadan kebutuhan lainnya akan lebih kecil dan penangananpun akan lebihringan.3. Survai Gizi KhususJenis survai ini sebenarnya termasuk ke dalam survai gizi parsial. Disini diperlukan penelitian untuk mengumpulkan data yang bersangkutandengan defisiensi zatgizi tertentu, misalnya yang bersangkutan dengandefesiensi Vitamin A, yang bersangkutan dengan defisiensi zat giziYodium dan sebagainya. Hasil berbagai jenis survai ini sebaiknya didokumentasikan dantersedia di perpustakaan untuk dipergunakan oleh fihak-fihak yangmemerlukannya kelak. Publikasi hasil survai akan membuat hasil upayaini lebih luas dikenal dan akan memberikan manfaatyang lebih luas lagibagi berbagaifihak yang berminat dan berkepentingan. lrnu Gzr ll 45


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook