Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 40. Paramyxovirus & Virus Rubella

Bab 40. Paramyxovirus & Virus Rubella

Published by haryahutamas, 2016-08-22 10:42:58

Description: Bab 40. Paramyxovirus & Virus Rubella

Search

Read the Text Version

Faramyxovirus & BABVirus Rubella 40Paramyxovirus mencakup agen infeksi saluran napas TABEL 40-1 Sifat-Sifat Penting Paramyxovirusterpenting pada bayi dan anak kecll (respiratory syncytialvirus dan virus parainfluenza) serta agen penyebab dua Virion: Sferis, pleomorfik, berdiameter 150 nm atau lebih (nukleokapsid helikal, t3-18 nm)penyakit menular yang umum terjadi pada anak (gondongan Komposisi: RNA (10lo), protein (730lo), Iipid (200/o), karbohidratdan campak). Organisasi Kesehatan dtnia (World HealthOrganization) mernperkirakan bahwa inieksi saluran napas (6Vo)akut dan pneumonia bertanggungjawab atas kematian 4 jutaanak di bawah usia 5 tahun setiap tahun di seiuruh dunia. Genom: RNA beruntai tunggal, linear, tidak bersegmen, senseParamlxovirus merupakan patogen saluran napas utama negatit tidak infeksius, sekitar 1 5 kbdalam kelompok usia inj. Protein: Enam sampai delapan protein struktural Semua anggota famili Paraml'xoviridae memulai infeksi Selubung: Mengandung glikoprotein virus (G, H atau HN) (yangmelalui saluran napas. Replikasi patogen ini hanya terjadi di sesekali membawa aktivitas hemaglutinin atau neuraminidase)epitel saluran napas, sementara campak dan gondongan dan glikoprotein fusi (F); sangat rapuhtersebar di seluruh tubuh dan menyebabkan penyakit Replikasi: Sitoplasma; partikel bertunas dari membran plasmaumum. Sifat Unik: Stabil secara antigenik Virus rubella, meski dikeiompokkan sebagai suatu Partikelnya labil tetapi sangat menulartogavirus karena sifat kimia dan fisiknya (lihat Bab 29), dapatdianggap paramlxovirus atas dasar epidemiologi.SI FAT.SI FAT PA RAMYXOVI RU S mewakili protein internal utama serta dua protein besar lainnya (diberi nama P dan L) yang terlibat dalam aktlvitasSifat-sifat paramlxovirus yang utama ditampilkan dalam polimerase virus yang berfungsi dalam transkripsi dan replikasi RNA.Tabel 40-1. Tiga protein berpartisipasi dalam pembentukan selubungStruktur & Komposisi virus. Protein matriks (M) menyusun selubung virus; protein ini memiliki afinitas terhadap glikoprotein permukaan viruslr{orfologi Paramlxoviridae pleomorlik, dengan partikelberdiameter 150 nm atau lebih, terkadang mencapai 700 nm. dan N serta berperan penting dalam perakitan virion.Partikel yang biasa dijumpai ditampilkan dalam Gambar Nukleokapsidnya dikelilingi oieh selubung lipid yang di-40-i. Selubung paramlxovirus rapuh sehingga membuat lengkapi dengan duri-duri berukuran B-12 nm dari dua giikoprotein transmembran yang berbeda. Aktivitas gliko-partikel virus labil ketika disimpan dan rentan terdistorsiketika diperiksa melalui mikrograf elektron. protein permukaan membantu membedakan berbagai macam genera dalam famili Paramlxoviridae (Tabel 40-2). Gliko- Genom virus berupa RNA linear, sense negatif, beruntaitunggal, tidak bersegmen, berukuran sekitar l5 kb (Gambar protein yang lebih besar (HN atau G) dapat saja memiliki40-2). Karena genomnya tidakbersegmen, hal ini meniadakanpeluang terjadinya pemilihan ulang genetik sehingga mem- aktivitas hemaglutinasi dan neuraminidase serta bertanggungbuat semua anggota kelompok paramlxovirus stabil secaraantigenik. jawab terhadap proses pelekatan ke se1 pejamu. Glikoprotein Kebanyakan paraml.xovirus mengandung enam protein ini terakit sebagai suatu tetramer dalam virion yang sudahstruktural. Tiga protein terdapat dalam bentuk kompleks dewasa. Glikoprotein lainnya (F) memperantarai fusi mem-dengan RNA virus-nukleoprotein (N) yang membentuk bran dan aktivitas hemolisin. pneumovirus dan metap-nukleokapsid helikal (berdiameter 13 atau lB nm) dan neumovirus mengandung dua protein selubung kecil tambahan (M2-1 dan SH). 574

Bab 40 {. Paramlxovirus & Virus Rubella 575 ':- dibedakan secara antigenik menggunakan reagen tertentu, hiperimunitas merangsang timbulnya antibodi reaksi-silang ..',.i\"l':n:::i.i*,' yang bereaksi terhadap seluruh empat virus parainfluenza, virus gondongan, dan virus penyakit Newcastle. ResponsGAMBAR 40-1 Ultrastruktur virus parainfluenza tipe 1. Virion inimengalami disrupsi parsial, memperlihatkan nukleokapsidnya. antibodi heterotipik seperti ini, yang mencakup antibodiTerlihat ada pertunasan permukaan di sepanjang tepi partikel.(Dengan izin FA Murphy dan EL Palmer.) terhadap protein permukaan dan protein internalvirus, sering dijumpai pada orang tua. Fenomena ini membuat kita sulit Diagram partikel paramyxovirus ditampilkankan dalam menentukan tipe penyebab infeksi melalui serodiagnosis.Gambar 40-3. Semua anggota genera Respl rovirus dan Rubulavirus memlllki aktivitas hemaglutinasi dan neuraminidase, keduanya dibawaKlasifikasi oleh glikoprotein HN, serta memiliki sifat fusi membran dan hemolisin, keduanya merupakan fungsi protein F.Famili Paramlxoviridae terbagi menjadi dua subfamili dan Gents Morbilliyirus terdiri dari virus campak (rubeola)tujuh genera, enam di antaranya merupakan patogen bagi yang menyerang manusia serta virus distemper pada anjing, virrs rinderpesf yang menyerang hewan ternak, dan morbili-manusia (Tabel 40-2). Sebagian besar anggotanya monotipik virus akuatik yang menyerang mamalia laut. Virus-virus ini secara antigenik terkait satu sama lain, tetapi tidaklah terkait(tersusun atas satu serotlpe); semuanya stabil secara dengan anggota genera lain. Protein F sangat dipertahankan di antara morbilivirus, sementara protein HN/G terlihat lebihantigenik. bervariasi. Virus campak memiliki aktivitas hemaglutinin tetapi tidak neuraminidase. Virus campak memicu pem- Genus Resplrovirus mengandung dua serotipe virus bentukan inklusi intranuklear, sementara paramlxovirus lainnya tidak.parainfluenza manusia, dan genus Rubulavirus mengandung G enus He nip av irus mengandung paramlD(ovirus zoonotikdua virus parainfluenza yang iain serta virus gondongan. yang mampu menginfeksi dan menyebabkan penyakit padaBeberapa virus yang menyerang hewan memiliki kaitan manusia. Virus Hendra dan Nipah, keduanya dijumpai dalamdengan galur yang menyerang manusia. Virus Sendai pada tubuh kelelawar buah, merupakan anggota genus ini. Virus-mencit contohnya, yang merupakan virus parainfluenza virus ini tidak memiliki aktivitas neuraminidase.pertama yang diisolasi dan sekarang dikenal sebagai penyebab Respiratory syncytial virus pada manusia dan hewan ternak serta virus pneumonia pada mencit, termasuk dalaminfeksi yang sering pada koloni tikus, ternyata merupakansubtipe virus tipe 1 pada manusia. Simian parainJluenza virus genus Pneumoyirus. Ada dua galur respiratory syncytial virus5 (St5 atau PIV5) yang merupakan kontaminan sering sel pada manusia yang berbeda secara antigenik, yaitu subgrup Akera primer, ternyata sama dengan canine parainJluenza virustipe 2, sement ara shipping fever virus pada hewan ternak dan dan B. Glikoprotein permukaan pneumovirus yang lebihdomba ternyata merupakan subtipe virus parainfluenza tipe3. Virus penyakit Newcastle, merupakan prototipe virus besar tidak menunjukkan aktivitas hemaglutinasi dan neura-parainfluenza avian dari genus Attulatirus, yang juga terkait minidase yang merupakan ciri khas respirovirus dan rubula-dengan virus manusia. virus sehingga dinamakan protein G. Protein F milik Anggota-anggota yang berada dalam satu genus me- respiratory syncytial virus menunjukkan aktivitas fuslnunjukan determinan antigenik yang sama. Meski virus dapat membran, tetapi tidak menunjukkan aktivitas hemolisini Patogen di saluran napas manusia yang baru ditemukan dikelompokkan ke dalam genws Metapneumovirus. Repl ikasi Paramyxovirus Siklus replikasi paramyxovirus yang khas diperlihatkan di Gambar 40-4. A. Pelekatan, penetrasi& pelepasan selubung virus Paramyxovirus melekat ke sel pejamu melalui glikoprotein hemaglutinin (protein HN, H atau G). Pada virus campak, reseptornya adalah molekul CD150 atau CD46 di membran. Kemudian, selubung virion berfusi dengan membran sel melalui kerja produk pembelahan glikoprotein fusi F,. Protein F, menjalani pelipatan ulang yang rumit selama terjadinya proses fusi membran sel dan virus. |ika prekursor Fo tidak dibelah, ia tidak memiliki aktivitas fusi; penetrasi virion tidak terjadi; dan partikel virus tidak mampu mencetuskan infeksi.

576 Bagian Empat * VirologiKePala pNrc F HN '- ''fnn -M 3' \" L S' Respirovirus L - Virus sendai3', NV/PMFSHHNL s, Rubulavirus - Virus simian 5:' NP/V/CMFHNL s, Morbillivirus -Virus campak NP/V/CMFGL3' s, Henipavirus - Virus nipahNSlNS2 N MSH G Pneumovirus - Respiratory syncytial virus N PM F M2SHG s, Metapneumovirus3' - Metapneumovirus manusia N P/V/C M F SHTM G X3' S, - Virus JGAMBAR 40-2 Peta genetik anggota-anggota yang mewakili genera famili Paramyxoviridae. Ukuran gen (kotak-kotak) digambar sesuaidengan skala. (Hak cipta GD Parks dan RA Lamb, 2006.)Fusi oleh F, terjadi pada pH lingkungan ekstrasel yang netral, dari satu sel yang terinfeksi adalah dari gen N, bertempatmenyebabkan pelepasan nukleokapsid virus secara langsung paling dekat dengan ujung 3' genom, sementara yang paling sedikit adalah dari gen L yang bertempat di ujung 5' (Gambarke dalam sel. Dengan demikian, paramyxovirus mampu 4o-2).melalui proses internalisasi melalui endosom. Protein-protein virus disintesis di dalam sitoplasma, danB. Transkripsi, translasi, & replikasi RNA jumlah tiap produk gen berkaitan dengan tingkat transkrip mRNA dari gen tersebut. Glikoprotein-glikoprotein virusParamyxovirus mengandung genom RNA beruntai negatif kemudian disintesis dan terglikosilasi di jalur sekretorik.dan tak bersegmen. Transkrip mRNA dibuat di dalam Kompleks protein polimerase virus (protein P dan L) juga bertanggung jawab terhadap replikasi genom virus. Agarsitoplasma sel oleh polimerase RNA virus. Tidak diperlukan sintesis cetakan intermediate antigenom beruntai positifpencetus dari luar sehingga tidak ada ketergantungan ter-hadap fungsi inti sel. mRNA jauh lebih kecil dibanding ukuran berhasil dengan baik, kompleks polimerase tidak bolehgenomik; masing-masing mewakili gen tunggal. Sekuens mengabaikan sinyal terminasi yang tersebar di batas-batastranskripsional regulatorik di batas-batas gen menyampaikan gen. Genom progeni dalam panjang yang utuh kemudiansinyal untuk memulai dan berhentinya transkripsi. Posisi gen dikopi dari cetakan antigenom.yang relatif terhadap ujung 3' genom menandakan elisiensitranskripsi. Golongan transkrip yang paling banyak dihasilkan Genom paramyxovirus yang tidakbersegmen meniadakan kemungkinan terjadinya pengaturan ulang segmen gen

Bab 40 * Paramyxovirus & Virus Rubella 577SH Small Lipid bilayer protein Fo dan HN/H/G virus. Protein M berperan penting hydrophobic dalam pembentukan partikel, berperan menghubungkan protein V Protein pengikat-zinc selubung virus dan nukleokapsid. Selama pertunasan, ke- multifungsi M Protein banyakan protein pejamu disingkirkan dari membran. matrik Aktivitas neuraminidase yang dimiliki oleh protein HN F Protein fusi virus parainfluenza dan virus gondongan kemungkinan HN Hemagglutinin- berfungsi mencegah swa-agregasi partikel virus. Paramp<o- virus yang lain tidak memiliki aktivitas neuraminidase (Tabel neuraml 40-2). |ika terdapat protease sel pejamu yang tepat, protein Fo di membran plasma akan diaktifkan oleh pembelahan. Protein fusi yang diaktifkan akan menyebabkan fusi membran sel yang berdekatan, menyebabkan terbentuknya sinsitia yang besar (Gambar 40-5). Pembentukan sinsitium merupakan respons umum terhadap infeksi paramlxovirus. Biasanya terbentuk inklusi sitoplasmik asidofilik (Gambar 40-5). Inklusi diyakini mencerminkan tempat terjadinya sintesis virus dan telah ditemukan mengandung nukleokapsid dan protein virus yang mudah dikenali. Virus campak juga menghasilkan inklusi intranuklear (Gambar 40-5). INFEKSI VIRUS PARAINFLUENZAGAMBAR 40-3 Diagram skematik paramyxovirus memper- Virus parainfluenza ditemukan di mana-mana dan me-lihatkan komponen utama (tidak digambar sesuai skala)' Proteinmatriks virus (M) menyusun Iapisan lipid ganda. Melalui membran nyebabkan penyakit saluran napas yang umum pada orangvirus ini,tersisip glikoprotein pelekat hemaglutinin-neuraminidase(HN) dan glikoprotein fusi (F). Hanya beberapa paramyxovirus dari semua golongan usia. Virus ini merupakan Patogenyang mengandung protein SH. Di dalam virus, terdapat RNA virionberuntai negatifyang terbungkus dalam protein nukleokapsid (N). utama penyakit saluran napas berat pada bayi dan anak kecil.Terkait dengan nukleokapsid, terdapat protein L dan B dankompleks ini memiliki aktivitas RNAtranskriptaseyang bergantung Hanya respiratory syncytial virus, dan mungkin metap-dengan RNA. Protein V hanya ditemukan dalam virion rubulavirus'(Hak cipta GD Parks dan RA Lamb, 2006.) neumovirus manusia yang menyebabkan penyakit pernapas- an yang lebih serius pada anak. Reinfeksi dengan virus para-(pemilihan ulang genetik) yang sangat penting bagi ke-langsungan virus influenza. Proteln-protein permukaan infiuenza umum dijumpai.paramyxovirus, yaitu HN/H/G dan F, menunjukkan variasiantigenik yang minimal untuk waktu yang lama. Mengejutkan Patogenesis & Patologibahwa virus-virus lni tidak mengalami penyimpangan Replikasi virus parainfluenza dalam pejamu yang imuno-antigenik akibat mutasi yang terjadi selama replikasi, karena kompeten terbatas di epitel saluran napas saja. Viremia,RNA polimerase cenderung rentan mengalami kerusakan. Satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa hampir semua kalaupun terjadi, tergolong jarang. Infeksi dapat saja hanya asam amino di struktur primer glikoprotein paramlxovirus melibatkan hidung dan tenggorok, menyebabkan sindrom terlibat dalam peranan struktural atau fungsional sehingga selesma yang tidak membahayakan. Akan tetapi, infeksi dapat menyisakan sedikit kemungkinan adanya substitusi yang meluas, khususnya dengan tipe 1 dan 2, melibatkan laring dan tidak akan mengurangi secara bermakna viabilitas virus. trakea atas, menyebabkan croup (laringotrakeobronkitis). Croup dltandai dengan obstruksi saluran napas akibat C. Pematangan pembengkakan laring dan struktur terkait. Infeksi dapat menyebar lebih dalam ke trakea bagian bawah dan bronki, Virus mematang melalui pertunasan dari permukaan sel. berlanjut ke pneumonia atau bronkiolitis, khususnya oleh tipe Nukleokapsid progeni terbentuk di sitoplasma dan bermigrasi 3, tetapi frekuensi lebih kurang ketimbang yang disebabkan ke permukaan sel. Nukleokapsid ini tertarik ke berbagai iokasi di membran plasma yang dilengkapi oleh duri-duri giiko- oleh respiratory syncylial virus. Durasi pelepasan virus parainfluenza adalah sekitar I minggu sejak penyakit muncul; beberapa anak dapat melepaskan virus beberapa hari sebelum penyakit muncul. Tipe 3 dapat dilepaskan hingga 4 minggu sejak penyakit muncul. Pelepasan virus secara persisten dari anak hecii ini memudahkan terjadinya penyebaran infeksi. Pelepasan virus yang berkepanjangan dapat terjadi pada anak yang menderita gangguan fungsi imun dan pada orang dewasa dengan penyakit paru kronik.

578 Bagian Empat * VirologiTABEL 40-2 ciri Khas Genera dalam subfamili Famili paramyxoviridae Paramyxovirlnae PneqmovlrinaeUnit Resplrovirus Rubulsvirus Morblllivirus Henipavirus' Pneumovirus Metapneumovitus Parainfluenza 1,3Virus manusia Gondongan, Campak Hendra, Nipah Respiratory Metapneumovirus Masing-masing l parainfluenza 2,4a,4bSerotipe syncytialvirus manusiaDiameter 18 Masing-masing 1 1 ?21 nukleokapsid (nm) 18 18 18 13 13Fusi membran + +(protein F)Hemolisinb + + +? 0 0 + +0 0 0Hemaglutinin. + + +0 0 0 + +0 0 0Hemadsorpsi + N,C c c c ?Neuraminidase. +lnklusid CParamyxovirus zoonotikAktivitas hemolisin dijalankan oleh glikoprotein FAktivitas hemaglutinasi dan neuraminidase dikerjakan oleh glikoprotein HN milik respirovirus dan rubulavirus; glikoprotein H morbillivirus tidak menunjukkanaktivitas neuraminidase; glikoprotein G dari paramyxovirus lain tidak menunjukkan kedua aktivitas.C, sitoplasma; N, nukleus. Faktor yang menentukan derajat keparahan penyakit yang Komplikasi infeksi virus parainfluenza yang paling umum disebabkan virus parainfluenza tidaklah jelas, tetapi mencakup dijumpai adalah otitis media.sifat-sifat virus dan sang pejamu, seperti kerentanan protein Anak dan orang dewasa yang menderita keadaan luluhterhadap pembelahan oleh berbagai protease, produksi imun rentan menderita infeksi berat. Angka mortalitas pasca_protease yang tepat oleh sel pejamu, status imun pasien, dan infeksi virus parainfluenza pada penerima transplan sumsum tulang berkisar dari 10% sampai 2020.hiperreaktivitas jalan napas. Virus penyahit Newcastle merupakan suatu paraml-xo- Produksi antibodi IgE yang spesifik untuk virus selama vin -s avian yang menghasilkan pneumoensefalitis pada ayaminfeksi primer terkait dengan keparahan penyakit. Meka- muda dan \"influenza\" pada burung yang lebih tua. padanismenya dapat melibatkan pelepasan mediator inflamasiyang kemudian mengubah fungsi jalan napas. manusia, r'irus ini menyebabkan peradangan konjungtiva.Gambaran Klinis Pemulihannya terjadi dalam l0-14 hari. Infeisi pada'maiusia merupakan suatu penyakit akibat kerja yang hanya dideritaMakna virus parainfluenza sebagai penyebab penyakit saluran oleh pekerja yang menangani burung yang sakit.napas dalam berbagai kelompok usia diperlihatkan dalamTabel 30-4. Keberadaannya dalam infeksi saluran napas lmunitasbawah pada anak kecil ditampilkan dalam Gambar 40-6. Virus parainfluenza tipe l-3 merupakan serotipe berbeda Infeksi primer pada anak kecil biasanya menyebabkan yang tidak menunjukkan netralisasi silang signifikan (Tabelrinitis dan faringitis, sering kali dengan demam dan kadang 40-2). Hampir semua bayi mendapat antibodi maternalbronkitis. Akan tetapi, anak yang menderita infeksi primerakibat virus parainfluenza lipe 1,2 atau 3 dapat mengalami terhadap virus di dalam serum, tetapi antibodi ini tidakpenyakit serius, mulai dari laringotrakeitis dan croup (l<hr-susnya tipe 1 dan 2) hingga bronkiolitis dan pneumonia mencegah terjadinya infeksi atau penyakit. Reinfeksi pada(khususnya tipe 3). Penyakit berat yang rerkait dengan tipe 3, anak yang lebih tua dan orang dewasa juga terjadi di tengahterutama dijumpai pada bayi berusia di bawah 6bdan; croup keberadaan antibodi yang timbul akibat infeksi sebelumiya.atau laringotrakeobronkitis lebih sering terjadi pada anak Akan tetapi, antibodi ini memodilikasi penyakit sedemikianyang lebih tua, antara usia 6 bulan dan i8 bulan. Lebih dari rupa sehingga reinfeksi biasanya hanya bermanifestasi sebagai infeksi saluran napas atas tanpa demam (selesma).separuh infeksi awal oleh virus parainfluenza tipe 1-3 Infeksi alamiah merangsang munculnya antibodi IgAmenyebabkan demam. Diperkirakan bahwa hanya 2-3% dalam sekresi hidung dan resistensi terhadap reinfeksi.berkembang menjadi loup.Vin;s parainfluenza tipe 4 tidakmenyebabkan penyakit serius, bahkan pada infeksi pertama. Antibodi IgA sekretorik sangat penting untuk memberi perlindungan terhadap reinfeksi, tetapi menghilang dalam beberapa bulan. Reinfeksi, dengan demikian, umum terjadi bahkan pada orang dewasa.

Bab 40 * Paramlxovirus & Virus Rubella 579./,,7':')'\"' Il (-) -\"'\"-.:\"'- A \".rll t'ffif'' ('. )Nukreus 'isekunder ilii @r -liiG) AnF An.-- An.- AnF Ano- Ano- An - r;i -!-.- i F- ,\".'4#l,fHfiiq,Sn I \ l-l-ll-1-u ql l @l ltr-l i.4ltsJ ',ryv!i \".. B \ a------ @ElDs-^-----,' : itqP ^h#P:F o /S g?F W^ o1,*4\tL.)+5'^P^vA,q{-S,-Il-*+-€i'S eEc&-\"(-) q.\P -/ # ,.nfu ,\"18u V-,^GAMBAR 40-4 Siklus hidup paramyxovirus. Partikel virus yang menginfeksi berfusi dengan membran plasma dan melepaskannukleokapsid virus ke dalam sitoplasma. Garis lurus mencerminkan transkripsi dan replikasi genom. Garis putus-putus menunjukkantransportasi protein virus yang baru disintesis ke membran plasma. Virion progeni dilepaskan dari sel melalui satu proses pertunasan.Seluruh siklus replikasi paramyxovirus bertempat di sitoplasma sel. (Hak cipta GD Parks dan RA Lamb, 2006.) Antibodi serum dibuat menjadi protein permukaan virus Diagnosis LaboratoriumHN dan F, tetapi peranan relatifnya dalam menentukan Respons imun terhadap infeksi awal virus parainfluenzayang terjadi dalam kehidupan bersifat spesifik untuk tiap tipe.resistensi tidak diketahui. Begitu terjadi reinfeksi, respons Akan tetapi, dengan infeksi berulang, responsnya menjadi tidak begitu spesifik lagi, dan reaksi silang pun berkembangantibodi menjadi tidak terlalu spesilik karena determinanantigenik terbagi di antara virus-virus parainfluenza dan virus bahkan hingga ke virus gondongan. Metode deteksi antigengondongan. Ini membuat sulitnya diagnosis infeksi paramlxo- bermanfaat untuk menegakkan diagnosis dengan cepat.virus spesifik menggunakan pemeriksaan serologik'

580 Bagian Empat * Virologi _rr,:tlt:t,t:l 419,,,' i* . ilr. -'r:-. ^ .:*:i-*i,. t.j;r;J*.' . itSitll 4*-P- *fl rlQ *t& 4-': o': ;*;.3,;,f:{1tt* f-+. -bg ,r6- A ' \".''*$ it;t:.I:': It f'rei:::l:. p:,lliF.l:;1r1.. : ,!l: 'a:ipli.,:l it:.DGAMBAR 40-5 Pembentukansinsitialyangdipicuolehparamyxovirus.A:Respiratorysyncytialvirusdalamsel MA104(tanpaperwarnaan,100x). Sinsitia (anak panah) dihasilkan dari fusi membran plasma; nuklei terakumulasi di tengah.Bt Respiratory syncytialvlrus dalam selHep-2 (pewarnaan H&E,400x). Sinsitium mengandung banyak nuklei dan inklusi sitoplasmik asidofilik (anak panah). €: Virus campakdalam sel ginjal manusia (pewarnaan H&E, 30x). Sinsitium besar mengandung ratusan nuklei. D: Virus campak dalam sel ginjal manusia(pewarnaan H&E,400x). Sel raksasa multinuklear mengandung inklusi nuklear asidofilik (anak panah vertikal) dan inklusi sitoplasmik (anakpanah horizontal). (Dipergunakan seizin I Jack.)Diagnosis definitif bergantung kepada isolasi virus dari Inokulasi cepat sampei ke dalam kultur sel penting demispesimen yang tepat atau deteksi RNA virus oleh RT-PCR keberhasilan isolasi virus, karena infektivitas virus turun drastis jika spesimen klinis disimpan.(Rev er s e Tr anskriptas e- P oly meras e Chain Re action). Untuk diagnosis cepat, sampel diinokulasi ke dalam selA. DeteksiantigenIdentifikasi langsung antigen virus di dalam spesimen yang tumbuh di kaca penutup dalam vial dan disentrifugasisekarang banyak dikerjakan. Antigen dapat dideteksi di dalam (30 menit pada 700 x g), dan kultur lalu diinkubasi. Duase1 nasofaring yang terkelupas melalui uji imunofluoresensi puluh empat jam sampai 72 jar;. kemudian, sel difiksasi danlangsung atau tak langsung. Metode ini cepat, tetapi kurangsensitif ketimbang isolasi virus sehingga harus dikontrol diuji menggunakan imunofluoresensi dengan antibodi mono-dengan teliti. Reagen imun yang sangat spesilik sangatlahpenting jika identifikasi serotipe spesifik diinginkan. klonal. )ika diinginkan, dapat dipergunakan kumpulan antibodi terhadap berbagai virus pernapasan, diikuti olehB. lsolasi & identifikasi virus penentuan tipe spesifik sampel positif dengan antibodiBilasan hidung adalah spesimen yang baik untuk mengisolasi terten I u.virus. Cairan bilas bronkoalveolar dan jaringan paru jugatelah dipergunakan. Lini sel ( cellline) ginjal kera yang kontinu, Virus parainfluenza tumbuh lambat dan menghasilkanyaitu LLC-MK?, cocok untuk mengisolasi virus parainfluenza. efek sitopatik yang sangat sedikit. Cara lain untuk mendeteksi keberadaan virus adalah melakukan hemadsorpsi meng- gunakan eritrosit marmut. Bergantung kepada jumlah virus, inkubasi selama 10 hari atau lebih diperlukan sebeium kultur menj adi hemadsorpsi positif.

Bab 40 * Paramlxovirus & Virus Rubella 581 Virus parainfluenza masalah dengan antigen yang terbagi dengan virus lain, 15 mustahil meyakini tipe virus khusus yang terlibat. 10 Epidemiologi 5 Virus parainfluenza merupakan penyebab utama penyakit saluran napas bawah pada anak kecil (Gambar 40-6). Virus 0 parainfluenza banyak tersebar secara geografis. Tipe 3 paling banyak dijumpai; sekitar dua pertiga bayi terinfeksi selama Respi rato ry sY n cYt i a I v i ru s tahun pertama kehidupan; hampir semua anak memiliki 30 antibodi terhadap tipe 3 pada usia 2 tahun. Angka infeksi tipeoc 25 1 dan tipe 2 lebih rendah, masing-masing mencapai prevalensif 20 sekitar 7570 dan 6070 ketika mencapai usia 5 tahun._o Tipe 3 bersifat endemik; terjadi peningkatan selamaoOJ 15 musim semi, sementara tipe I dan 2 cenderung menyebabkan epidemi selama musim gugur atau musim dingin, biasanya6 10 dengan siklus tiap 2 tahun._=Go 5 Reinfeksi sering terjadi selama masa kanak-kanak dan dewasa serta menyebabkan penyakit saluran naPas atasG0 ringan. Menurut lapo ran,67o/o anak terinfeksi kembali denganooc_ parainfluenza tipe 3 selama tahun kedua kehidupan. Reinfeksico 15 Metapneumovirus manusia dapat membuat penderitanya dirawat inap, terutama orang Virus influenza dewasa dengan penyakit paru kronik (contohnya asma)'f 10 Virus parainfluenza ditularkan melalui kontak langsung::G 5 dari orang-ke-orang atau melalui aerosol berdroplet besar.G0 Tipe I ielah berhasil dikumpulkan dari sampel udara yang diperoleh di sekitar pasien yang terinfeksi. Infeksi dapatc terjadi melalui hidung dan mata.qJ Virus parainfluenza biasanya masuk ke dalam suatu-oc. 15 kelompok melalui anak usia prasekolah, lalu menyebarE 10 dengan mudah dari orang ke orang. Periode inkubasinya=5 sekitar 5-6 hari. Virus tipe 3 khususnya, akan menyerang secara umum semua yang rentan dalam satu popuiasi 0 semitertutup, seperti dalam keluarga atau ruang rawat, dalam Adenovirus waktu singkat. Virus parainfluenza merupakan penyebab 15 infeksi nosokomial yang menyulitkan dalam bangsal anak di rumah sakit. Situasi berisiko tinggi lain termasuk pusat 10 perawatan harian dan sekolah. 5 Terapi & Pencegahan 0Juli Agts Sept Okt Nov lDJess Jan Febo NMlar AAPpIr lvler rulrr Pencegahan berupa isolasi kontak penting untuk menanganiGAMBAR 40-6 Pola infeksi saluran napas bawah pada bayi dan wabah nosokomial virus parainfluenza. Ini mencakup pem-anak kecil oleh virus paramyxovirus dan virus lainnya. Data dari batasan pengunjung, isoiasi pasien terinfeksi, dan pemakaiansurveilans selama 25 tahun (1976-2001), melibatkan 2009 anak gaun dan cuci tangan oleh petugas kesehatan.dari lahir hingga usia 5 tahun. (Disalin ulang seizin Williams -JV et al: Obat antivirus ribavirin telah menunjukkan manfaatoHtuhmearwn imseetahpenaeluthmyovinirufasnatsndalnowderchreilsdpreirant.orNy traEcntgdlisJeasMeeidn dalam terapi pasien luluh imun yang menderita penyakit2004;350:443.) saluran napas bawah. Tidak ada vaksin untuk virus ini.C. Deteksi asam nukleatPemeriksaan PCR dapat dipergunakan untuk mendeteksi I NF EKSI RESPI N ATARY SYNCyTIAL VI RU SRNA virus di dalam bilasan hidung serta apus tenggorok dan Respiratory syncytial virus mernpakan penyebab penyakithidung. Pemeriksaan RI-PCR sama sensitifnya denganmetode kultur sel. Analisis sekuens bermanfaat dalam studi saluran napas bawah yang paling penting pada bayi dan anakepidemiologi molekular infeksi virus parainfluenza. kecil, biasanya melampaui semua patogen mikrobial lain sebagai penyebab bronkiolitis dan pneumonia pada bayi yangD. Serologi berusia di bawah 1 tahun. Virus ini diperkirakan menyebabkanSerodiagnosis harus didasarkan pada serum yang dipasang-kan. Respons antibodi dapat diukur menggunakan uji Nt' HIatau ELISA. Peningkatan titer sebanyak empat kali lipat me-nunjukkan infeksi virus parainfluenza, begitu pula denganmunculnya antibodi IgM spesifik. Akan tetapi, karena ada

582 Bagian Empat .1. Virologi sekitar 25% kasus rawat inap pada anak aklbat penyakit dan terinfeksi virus ini, khususnya jika infeksi terjadi di awal periode pascatransplantasi. Laporan angka mortalitas pada pernapasan. keadaan ini berkisar dari 20o/o hingga 8020. Patogenesis & Patologi , Infeksi pada orang lanjut usia menyebabkan gejala serupaReplikasi respiratory syncytial ilrus awalnya terjadi di sel dengan penyakit virus influenza. Bisa timbul pneumonia. epitel nasofaring. Virus dapat menyebar ke dalam saluran Perkiraan prevalensi respiratory syncytial virus dt fasilitas napas bawah dan menyebabkan bronkiolitis serta pneumonia. Antigen virus dapat dideteksi di saluran napas atas dan di perawatan jangka-panjang mencakup angka infeksi sebanyak dalam sel epitel yang terkelupas. Viremia, kalaupun terjadi, 5-l0o/o, pneumonia pada I0-20o/o orang yang terinfeksi, dan angka mortalitas sebesar 2-5%o. tergolong jarang. Anak yang menderita bronkiolitis dan pneumonia akibat Masa inkubasi antara pajanan dan awitan penyakit adalah respiratory syncytial virus pada waktu bayi sering kali3-5 hari. Pelepasan virus dapat terus terjadi selama 1-3minggu pada bayi dan anak kecil, sementara pada orang memperlihatkan episode mengi berulang selama bertahun-dewasa hanya l-2hari. Titer virus yang tinggi terdapat dalam tahun. Akan tetapi, belum terbukti ada hubungan kausal antara infeksi respiratory syncytial virus dan kelainan jangka- sekret saluran napas anakkecil. Ukuran inokulum merupakanpenentu keberhasilan infeksi yang penting pada orang dewasa panjang. Kemungkinan, beberapa orang memiliki bakat (dan kemungkinan juga pada anak). fisiologik yang membuat mereka rentan terserang infeksi respiratory syncytial virus berat dan penyakit jalan napas Sistem imun yang utuh tampaknya berperan pentingmeredakan infeksi, karena penderita yang imunitas ber- reaktif.perantara-selnya terganggu dapat terus terinfeksi respiratory Respiratory syncytial virus mertpakan penyebab otitissyncytial yirus dan melepaskan virus selama berbulan-bulan. media yang penting. Menurut perkiraan, 30-50o/o episode penyakit di musim dingin pada bayi disebabkan oleh infeksi Meski jalan napas bayi yang sangat muda sempit danmudah tersumbat oleh peradangan serta edema, hanya resp ira I ory sy ncytial vi rus.sejumlah kecil bayi muda yang menderita p enyakit respiratorysyncytial virus yang berat. Menurut laporan, kerentanan lmunitasterhadap bronkiolitis terkait secara genetik dengan poli-morfisme terhadap gen imun alamiah. Tingkat antibodi netralisasi yang tinggi, yang disalurkan dari ibu ke bayi dan dijumpai dalam beberapa bulan pertamaGambaran Klinis kehidupan diyaklni berperan penting dalam menimbulkan imunitas protektif terhadap penyakit saluran napas bawah.Spektrum penyakit napas yang disebabkan oleh respiratory Penyakit respiratory syncytial yang berat mulai diderita olehsyncytial yirus berkisar dari infeksi yang tidak jelas atau bayi di usia 2-4btlan,ketika tingkat antibodi maternal mulaiselesma hingga pneumonia pada bayi hingga bronkiolitis menurun. Akan tetapi, infeksi primer dan reinfeksi dapatpada bayi yang sangat muda. Bronkiolitis adalah sindrom terjadi walaupun terdapat antibodi virus. Antibodi netralisasiklinis khusus yang berhubungan dengan virus ini. Sektar dalam, serum tampak terkait erat dengan imunitas terhadapsepertiga tnfeksi respiratory syncytial ttirus prirner melibatkan penyakit saluran napas bawah, tetapi tidak terhadap penyakilsaluran napas bawah sedemikian parahnya sehingga me- saluran napas atas.merlukan tindakan medis. Anak dapat mengalami mengi.Hampir 2o/o bayi yang terinfeksi perlu dirawat inap, me- Respiratory syncytial ylrus bukanlah pemicu interferonnyebabkan sekitar 51.000-82.000 kasus rawat inap tiap yang efektif-berbeda dengan infeksi virus influenza dantahunnya di Amerika Serikat, dengan puncak kejadian di usia parainfluenza yang memiliki tingkat interferon tinggi dan2 bulan, berkaitan dengan hilangnya virus. Perburukan gejala dapat berjalan sangat cepat, dan Baik antibodi serum maupun antibodi sekretorik dibuatberakhir dengan kematian. Dengan tersedianya unitpelayanan sebagai respons terhadap infeksi respiratory syncytial ilrus.intensif anak modern, angka mortalitas pada bayi normal Infeksi primer oleh satu subgrup memicu antibodi reaksibernilai rendah (sekitar lo/o dari pasien yang dirawat inap). silang terhadap virus dari subgrup lain (Tabel 40-2). Bayi yangAkan tetapl, jika infeksi respiratory syncytial virusbertumpuk lebih muda memiliki respons antibodi sekretorik IgA dan IgCdengan penyakit yang sudah ada, seperti penyakit jantungkongenital, angka mortalitas dapat meninggi. yang lebih rendah terhadap respiratory syncytial viius ketimbang bayi yang lebih tua. Tidak jelas apakah IgA Reinfeksi sering terjadi pada anak dan orang dewasa.Meski reinfeksi cenderung bergejala, penyakit ini biasanya sekretorik dalam sekresi hidung terlibat dalam peilindunganterbatas di saluran napas atas, menyerupai pilek, pada orang dari reinfeksi. Imunitas selular berperan penting dalam -pe- mulihan dari infeksi.yang sehat. Telah ditemukan kaitan antara antibodi IgE yang spesifik Infeksi respiratory syncytial virus menyebabkan sekitarsepertiga infeksi saluran napas pada pasien penerima untuk virus dan derajat keparahan penyakit. arrtibodi Igltransplan sumsum tulang. Pneumonia terjadi pada sekitarsetengah anak dan orang dewasa yang menderita luluh imun sekretorik virus terkait dengan munculnya bronkiolitis. |elas terlihat bahwa imunitas hanya efektif sebagian dan sering kali berhasil dikalahkan secara alamiah; reinfeksi sering dijumpai, tetapi derajat keparahan penyakit berikutnya jauh lebih rendah.

Bab 40 .i' Paramyxovirus & Virus Rubella 583Diagnosis Laboratorium D. SerologiIsolasi virus dan deteksi RNA virus atau antigen virus dalam Antibodi serum dapat diperiksa dengan berbagai cara-ujisekresi saluran napas merupakan prosedur pilihan untukmenegakkan diagnosis infeksi respiratory syncytial tirus. imunofluoresensi, ELISA, dan Nt dapat dipergunakan.Respiratory syncytial virus berbeda dengan paramyxoviruslain karena tidak memiliki hemaglutinin; oleh sebab itu, Pengukuran antibodi serum penting untuk penelitian epide-metode diagnostik tidak dapat menggunakan pemeriksaan miologis, tetapi hanya berperan sedikit dalam pengambilanhemaglutinin atau hemadsorPsi. keputusan klinis.A. Deteksiantigen Epidemiologi Respiratory syncytial virus tersebar di seluruh dunia danIdenti{rkasi langsung antigen virus dalam sampel klinis dikenali sebagai patogen utama dalam saluran napas anaktergolong cepat, hanya memerlukan beberapa jam. Imuno- (Gambar 40-6). Sekitar 70o/obayi menderita infeksi di usia Ifluoresens terhadap sel yang terkelupas atau ELISA terhadap tahun dan hampir semuanya telah terinfeksi di usia 2 tahun.sekresi nasofaring umum dikerjakan. Bilas hidung atau aspirat Bronkiolitis atau pneumonia berat paling mudah dideritahidung merupakan sumber yang baik untuk mendapat virus'Sejumlah besar virus ditemukan dalam bilas hidung dari anak bayi pada usia antara 6 minggu hingga 6 bulan, dengankecil (103-108 plaque-forming units IPFIJ) per mililiter), tetapi puncak kejadian di usia 2 bulan. Virus dapat diisolasi darijauh lebih kecil jumlahnya di dalam spesimen orang dewasa sebagian besar bayi di bawah usia 6 bulan yang menderita(<100 PFU/nL). Deteksi antigen bukanlah uji yang sensitif bronkiolitis, tetapl hampir tidak dapat diisolasi dari bayi sehat.untuk kebanyakan orang dewasa. Kit ELISA bermanfaat Infeksi subgrup A tampaknya menyebabkan penyakit yanguntuk melakukan diagnosis cepat, yang jelas diinginkan Iebih berat ketimbang infeksi subgrupB. Respiratory syncytial virus mertpakan penyebab tersering pneumonia virus padakarena tersedia terapi antivirus. anak berusia di bawah 5 tahun, tetapi dapat juga menyebabkan pneumonia pada kaum ianjut usia atau orang luiuh imun.B. lsolasi & identifikasivirus Infeksi respiratory syncytial virus padabayi yang lebih tua dan anak menyebabkan infeksi saluran napas yang lebih ringanRespiratory syncytial virus dapal diisolasi dari sekresi hidung. ketimbang pada mereka yang berusia di bawah 6 bulan.Virus ini sangat labil. Sampel harus segera diinokulasi ke Respiratory syncytial ilrus menyebar melalui droplet besardalam kultur sel; pembekuan spesimen klinis dapat me- dan kontak langsung. Meski virus ini sangat labil, virus ini dapat bertahan di dunia luar hingga 6 jam. Pintu masuk utama nyebabkan hilangnya infektivitas secara menyeluruh- ke dalam pejamu adalah melalui hidung dan mata. Lini sei (cell line) heteroploid pada manusia' yaitu HeLa dan HEp-2, merupakan yang paling sensitif untuk isolasi Reinfekii sering terjadi (meski di tengah keberadaanvirus. Keberadaan respiratory syncytial virus biasanya dapat antibodi spesifik), tetapi gejala yang timbul berupa infeksi dikenali melalui terbentuknya sel raksasa dan sinsitia dalam saluran napas atas yang ringan (selesma). Dalam keluarga kultur yang diinokulasi (Gambar 40-5). Diperlukan waktu yang terbukti ada kasus infeksi respiratory syncytial, vints selama l0 hari agar efek sitopatik muncul. Diagnosis definitif ditegakkan dengan mendeteksi antigen virus dalam sel yang umumnya menyebar ke saudara dan orang dewasa. terinfeksi mempergunakan antiserum yang ditetapkan dan Respiratory syncytial virus menyebar luas ke anak-anak uji imunofluoresensi. Isolasi respiratory syncytial virus yang lebih cepat dapat dicapai dengan melakukan inokulasi spln- setiap tahunnya selama musim dingin. Meski virus bertahan amplifed dari vial yang mengandung kultur jaringan yang ditumbuhkan di atas kaca penutuP. Sei dapat diuji 24-48 jam sepanjang bulan-bulan di musim panas, wabah cenderung kemudian menggunakan imunofluoresensi atau RT-PCR' memuncak di bulan Februari atau Maret di Belahan Bumi Utara. Di area tropis, wabah respiratory syncytial virus dapat Deteksi respiratory syncytial virus mertpakan bukti kuat bahwa virus ini yang menyebabkan penyakit karena virus ini terjadi bersamaan dengan musim hujan. hampir tidak pernah ditemukan dalam tubuh orang sehat' Respiratory syncytial virus menyebabkan infeksi noso- C. Deteksi asam nukleat komial di unit perawatan dan bangsal anak di rumah sakit. Pemeriksaan RT-PCR dapat digunakan untuk mendeteksi Transmisi terutama terjadi melalui anggota staf rumah sakit. respiratory syncytial virus dalam sekresi pernapasan. Respiratory syncytial virus jtga dapat menyebabkan Sensitivitas pemeriksaan ini setara atau bahkan melebihi kultur sel. Pemeriksaan ini memakan waktu t hari. Uji RT- penyakit yang bergejala pada orang dewasa muda sehat di tempat yang padat (rekrutan militer dalam pelatihan dasar). PCR terutama bermanfaat untuk spesimen orang dewasa Dalam satu penelitian di tahun 2000, respiratory syncytial yang hanya mengandung sedikit virus. Pemeriksaan seperti virus ditemttkan pada 11% rekrutan yang menunjukkan ini juga bermanfaat untuk menentukan subtipe isolat gejaia-gejala saluran napas. Ini dibandingkan dengan pe- respiratory syncytial virus dan menganalisis variasi genetik nemuan adenovirus (48%), virus influenza (117o), dan virus dalam wabah. parainfluenza 3 (3o/o) pada rekrutan yang menunjukkan gejala.

584 Bagian Empat .l' Virologi Terapi & Pencegahan Secara umum, gejalanya serupa dengan infeksi respiratory syncytial tirus. Terapi infeksi respiratory syncytial virus yang serius terutama bergantung kepada perawatan suportif (pengeluaran sekresi, Tampaknya, infeksi metapneumovirus manusia pada pemberian oksigen). Obat antivirus ribavirin disetujui sebagai anak kecil lebih jarang terjadi ketimb ang respiratory syniytiat terapi penyakit saluran napas bawah yang disebabkan oleh virus tetapi lebih sering ketimbang virus parainfluenza respiratory syncytial tirus, terulama pada bap yang berisiko (Gambar 40-6). Daiam sebuah studi surveilans selama 25 tahun di Amerika Serikat (1976-2001) melibatkan lebih daritinggi menderita penyakit berat. Obat ini diberikan dalam 2000 anak dari usia lahir hingga 5 tahun, 20Zo spesimen bilasbentuk aerosol selama 3-6 hari. Ribavirin oral tidaklah hidung yang disimpan dari anak dengan infeksi saluran napas bermanfaat. bawah yang sebelumnya menunjukkan hasil kultur viius Imunoglobulin dengan antibodi tingkat tinggi terhadap negatif, ditemukan positif menderita metapneumovirus respiratory syncytial virus hanya sedikit bermanfaat. Tersedia manusia melalui PCR. Kebanyakan infeksi terjadi antara antibodi monoklonal antivirus humanized. Desember dan April. Banyak upaya penelitian sudah dilakukan untuk me- Metapneumovirus manusia juga menyebabkan penyakit saluran napas pada orang dewasa yang memiliki keganasanngembangkan vaksrn respiratory syncytial yirus. Dr al<hir hematologi dan orang lanjut usia yang dirawat inap.tahun 1 960-an, dicoba suatu vaksin virts respiratory syncytial INFEKSI VIRUS GONDONGANvirus eksperimental yang dibuat tidak aktif menggunakanformalin. Penerimanya menciptakan antibodi serum non- Gondongan merupakan penyakit menular akut yang ditandainetralisasi dalam titer yang tinggi, tetapi ketika anak yang dengan pembesaran nonsupuratif salah satu atau keduadiimunisasi kemudian terinfeksi oleh respiratory syncytialttirus jenis liar, mereka menderita penyakit saluran napas kelenjar-kelenjar air liur. Virus gondongan paling seringbawah yang jauh lebih berat ketimbang anak dari kelompokkontrol. Diperkirakan bahwa pemberian formalin meng- menyebabkan penyakit ringan pada anak, tetapi pada oranghancurkan epitop protektif pada virus dan/atau akibatkurangnya rangsangan reseptor mirip-Toll, vaksin hanya dewasa, komplikasinya yang meliputi meningiiis dan orktiimemicu antibodi beraviditas rendah yang tidak bersifatmeiindungi. Saat ini, belum tersedia vaksin. cukup sering dijumpai. Lebih dari sepertiga dari semua infeksi gondongan tidak bergejala. Respiratory syncytial virus menciptakan masalah khususdalam pembuatan vaksin. Kelompok sasaran, yaitu bayi baru .Patogenesis & PatologiIahir, harus segera diimunisasi setelah lahir untuk mendapat Manusia merupakan pejamu alamiah virus gondongan.perlindungan di saat paling berisiko untuk terinfeksi Replikasi primer terjadi di sel epitel hidung atau saluran napasrespirotory syncytial yirus, dan memunculkan respons imun atas. Viremia kemudian menyebarkan virus ke kelenjar airprotektif di usia sedini ini sulit karena adanya antibodi Iiur dan sistem organ utama lainnya. Keterlibatan kelenjar parotis bukanlah langkah yang harus terjadi dalam prosesmaternal. Strategi yang sekarang sedang dicoba adalahimunisasi ibu dengan suatu vaksin. Tujuannya adalah untuk infeksi.memastikan transfer antibodi netralisasi spesifik virus dalamtingkat protektif ke bayi, yang akan bertahan selama 3-5 Periode inkubasi berkisar 2 sampai 4 minggu, tetapibulan, periode paling rentan bagi bayi baru lahir untukmenderita penyakit respiratory syncytial virus berct. biasanya sekitar 14-18 hari. Virus kemudian dikeluarkan di dalam saliva dari sekitar 3 hari sebelum sampai 9 hari setelah Tindakan pengendalian yang diperlukan ketika terjadi awai pembengkakan kelenjar air liur. Sekitar sepertiga orangwabah nosokomial sama sajadengan untukvirusparainfluenza yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala yang jelas (infeksl samar) tetapi tetap mampu menyebarkan infeksi. penularan(seperti isolasi kontak, cuci tangan, dan pembatasan gondongan sulit dikendalikan karena periode inkubasinyapengunjung). beragam, keberadaan virus di dalam saliva sebelum gejala klinis muncul, dan banyaknya kasus yang tidak bergelala,INFEKSI METAPNEUMOVIRUS MANUSIA tetapi tetap infeksius.Metapneumovirus manusia adalah patogen saiuran napasyang ditemukan pertama kali tahun 2001 (Tabel 40-2). Virus - Gorrdongan merupakan penyakit virus sistemik denganini dideteksi menggunakan pendekatan molekular (p oly m er as echain reactionlPCR) terhadap sampel klinis dari anak-anak kecenderungan berepiikasi dalam sel epitel di berbagai organyang menderita penyakit saluran napas, tetapi hasil uji dalam. Virus sering menyerang ginjal dan dapat dideteksi divirusnya negatif. Virus ini menyebar luas, dengan sero- dalam urine kebanyakan pasien. Viruria dapat bertahanprevalensi 100% pada dewasa muda dan orang tua. hingga 14 hari sejak gejala klinis muncul. Sistem sarafpusat umumnya juga ikut terinfeksi dan dapat saja tanpa diiringiMetapneumovirus manusia mampu menyebabkan sejumlahbesar penyakit saluran napas, mulai dari gejala saluran napas parotitis.atas ringan hingga penyakit saluran napas bawah yang berat. Gambaran Klinis Gambaran klinis gondongan mencerminkan patogenesis infeksi. Setidaknya, sepertiga dari semua infeksi gondongan

Bab 40 * Paramlxovirus & Virus Rubella 585bersifat subklinis, termasuk kebanyakan infeksi pada anak di Diagnosis Laboratoriumbawah usia 2 tahun. Kebanyakan gambaran khas kasus yang Diagnosis kasus yang khas biasanya dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis. Akan tetapi, agen infeksiusbergejala adalah pembengkakan kelenjar air liur, yang terjadi lainnya, obat-obatan, dan penyakit lain dapat memunculkan gejala serupa. Dalam kasus yang tidak disertai parotitis,pada sekitar 5070 pasien. laboratorium dapat membantu menegakkan diagnosis. Peme- Periode prodromal berupa malaise dan anoreksia diikuti riksaan yang dapat dilakukan meliputi isolasi virus yang infeksius, deteksi asam nukleat virus melalui RT-PCR, danoleh pembesaran kelenjar parotis dengan cepat serta kelenjar serologi.air liur lainnya. Pembengkakan dapat saja hanya terbatas padasatu kelenjar parotis, atau satu kelenjar dapat membesar A. lsolasi & identifikasivirusbeberapa hari sebelum kelenjar yang 1ain. Pembesaran kelenjar Sampel klinis yang paling tepat untuk mengisolasi virusini diiringi oleh rasa nyeri. adalah saliva, cairan serebrospinal, dan urine yang di- Keteriibatan sistem saraf pusat sering dijumpai (10-307o kumpulkan dalam beberapa hari setelah penyakit muncul. Virus dapat diperoleh di dalam urine hingga 2 minggu.kasus). Gondongan menyebabkan meningitis aseptik dan Sel ginjal kera lebih dianjurkan penggunaannya untuklebih umum dijumpai pada kaum laki-laki ketimbang mengisolasi virus. Sampel harus segera diinokulasi setelahperempuan. Meningoensefalitis biasanya terjadi 5-7 hari dikumpulkan karena virus gondongan bersifat termolabil.setelah peradangan kelenjar air iiur, tetapi hampir separuh Untuk diagnosis cepat, imunofluoresensi menggunakanpasien tidak menunjukkan tanda-tanda klinis parotitis. antiserum spesilik gondongan dapat mendeteksi antigen virus gondongan sejak 2-3 hari setelah inokulasi kultur sel dalamMeningitis dilaporkan terjadi pada 15% kasus dan ensefalitis vial kerangka.kurang dari 0,3o/o. Kasus meningitis dan meningoensefalitis Dalam sistem kultur tradisional, efek sitopatik yang khasgondongan biasanya membaik tanpa diikuti gejala sisa, meski untuk virus gondongan terdiri atas pembentukan sel raksasatuli unilateral terjadi pada sekitar 5:100.000 kasus. Angka dan pembulatan sel. Karena tidak semua isolat primer memperlihatkan pembentukan sinsitial yang khas, ujimortalitas akibat ensefalitis gondongan berkisar 1%. hemadsorpsi dapat dipergunakan untuk membuktikan Testis dan ovarium dapat ikut terkena, terutama pasca- adanya agen hemadsorpsi 1 dan 2 minggu pascainokulasi.pubertas. Dua puluh sampai lima puluh persen laki-laki yang Suatu isolat dapat dipastikan sebagai virus gondongan melaiuiterinfeksi virus gondongan mengalami orkitis (sering kali inhibisi hemadsorpsi menggunakan antiserum spesilik gon-unilateral). Karena tunika albugenia tidak elastis, pem-bengkakan testis yang meradang tidak mungkin terjadi dongan.sehingga komplikasi ini sangat menyakitkan. Atroii testisdapat terjadi akibat nekrosis desak, tetapi jarang sampaimenyebabkan sterilitas. Ooforitis gondongan terjadi padasekitar 570 perempuan. Pankreatitis dilaporkan terjadi pada sekitar 4% kasus.lmunitas B. Deteksi asam nukleatImunitas bersifat permanen setelah terkena satu kali infeksi' RT-PCR merupakan metode yang sangat sensitil yang dapatHanya ada satu tipe antigen virus gondongan dan tipe ini mendeteksi sekuens genom gondongan dalam sampel klinis.tidak memperlihatkanvariasi antigenikyang bermakna (Tabel Pemeriksaan ini dapat mendeteksi virus di dalam banyak4o-2). sampel klinis yang menunjukkan hasil negatif melalui banyak Antibodi terhadap glikoprotein HN (antigen V), gliko- upaya isolasi virus. Pemeriksaan RT-PCR dapat mengenaliprotein F, dan protein nukleokapsid NP internal (antigen S) galur virus dan menyajikan informasi yang berguna bagi penelitian epidemiologi.timbul di dalam serum pasca-infeksi alamiah. Antibodi C. Serologiterhadap antigen S muncul paling cepat (3-7 hari setelah awalgejala klinis), tetapi antibodi ini hanya muncul sebentar dan Deteksi sederhana antibodi gondongan tidaklah cukup untukbiasanya hilang dalam 6 bulan. Antibodi terhadap antigen V menegakkan diagnosis infeksi. Lebih dari itu, peningkatan antibodi dapat dibuktikan mempergunakan sera berpasangan:muncul lebih lambat (sekitar 4 minggu setelah gejala muncul), peningkatan titer antibodi sebanyak empat kali lipat atau lebih adalah bukti adanya infeksi gondongan. Uji ELISA atautetapi bertahan selama bertahun-tahun. Antibodi terhadap antigen HN berkorelasi baik dengan HI umum dipergunakan. Antibodi terhadap protein HNimunitas. Bahkan infeksi subklinis diperkirakan mencetuskan bersifat menetralisasi.imunitas seumur hidup. Respons imun berperantara sel juga ELISA dapat dirancang untuk mendeteksi antibodi IgMtimbul. Interferon dibangkitkan pada awal infeksi gondongan. spesifik gondongan atau antibodi IgG spesifik gondongan. IgM gondongan secara seragam munculjauh di awai penyakitPada orang yang kebal, antibodi IgA yang disekresi di dan jarang bertahan lebih lama dari 60 hari. Oleh sebab ltu,nasofaring menunjukkan aktivitas netralisasi. Imunitas pasif ditransfer dari ibu ke anak sehingga kitajarang melihat gondongan pada bayi di bawah usia 6 bulan.

586 Bagian Empat * Virologi adanya IgM spesifik gondongan di dalam serum yang diambil virus sebelum gejala klinis muncul. Akan tetapi, para pelajar dan petugas layanan kesehatan yang menderita gondongandi awal fase penyakit secara kuat memperlihatkan adanya tidak boleh masuk sekolah dan kerja sampai 5 hari setelahinfeksi baru. Antibodi heterotipik yang dipicu oleh infeksi parotitis muncul.virus parainfluenza tldak bereaksi silang dengan ELISA IgM Vaksin virus hidup (dilemahkan) yang efektif dan dibuat digondongan. dalam kultursel embrio anakayam mendapatlisensidiAmerikaEpidemiologi Serikat pada tahun 1967. Vaksin ini mencetuskan infeksiGondongan terjadi secara endemis di seluruh dunia. Berbagai subklinis dan tidakmenular. Vaksin gondongan tersedia dalamkasus bermunculan sepanjang tahun di daerah beriklim panas bentuk kombinasi dengan vaksin virus hidup campak dandan di daerah beriklim subtropis memuncak di musim dingin rubella (MMR). Kombinasi vaksin virus hidup menghasilkan antibodi terhadap tiap virus pada 78-95o/o penerima vaksin.dan semi. Wabah timbul di tempat-tempat ramai yang Tidak adapeningkatan risiko meningitis aseptikpascavaksinasi MMR. Vaksin virus gondongan hidup (dilemahkan) juga telahmenunjang penyebaran virus. Gondongan secara primer dikembangkan di fepang, Rusia, dan Swiss.merupakan infeksi pada anak. Penyakit ini mencapai angkakejadian tertinggi pada anak berusia 5-9 tahun, tetapi wabah Dua dosis vaksin MMR dianjurkan untuk prosedur masukdapat terjadi di kamp-kamp tentara. Pada anak berusia di sekolah. Akibat wabah gondongan di tahun 2006, dibuatlah rekomendasi vaksinasi terkini .untuk mencegah transmisibawah 5 tahun, gondongan sering menyebabkan infeksi gondongan di tengah keadaan tingginya risiko penyebaran infeksi. Dua dosis vaksin harus diberikan kepada petugassaluran napas atas tanpa disertai parotitis. layanan kesehatan yang lahir sebelum tahun 1957 yang tidak Gondongan cukup menular; kebanyakan orang yang terbukti memiliki imunitas terhadap gondongan, dan dosis vaksin kedua harus dipertimbangkan pada mereka yangrentan di dalam suatu rumah tangga akan terinfeksi dari hanya menerima satu kali dosis.anggota keluarga yang sakit. Virus ditularkan melalui kontak INFEKSI VIRUS CAMPAK (RUBEOLA)Iangsung, droplet yang terbawa oleh udara, atau benda-bendayang terkontaminasi oleh saliva atau urine. Diperlukan kontak Campak merupakan penyakit akut yang sangat menular,yang lebih erat untuk menciptakan transmisi gondongan ditandai oleh demam, gejala napas, dan ruam makulopapular.ketimbang transmisi campak atau varicella. Komplikasinya sering dijumpai dan dapat serius. pemberian vaksin virus hidup yang efektif mengurangi secara dramatis Sekitar sepertiga infeksi virus gondongan samar. Selama insidens penyakit ini di Amerika Serikat, tetapi campak masihmasa infeksi samar, pasien dapat menularkan virus ke orang menjadi penyebab utama kematian pada anak kecil di banyaklain. Individu yang menderita infeksi gondongan subklinismemperoleh imunitas. negara berkembang. Angka mortalitas secara umum untuk gondongan rendah Patogenesis & Patologi(1 kematian per 10.000 kasus di Amerika Serikat), kebanyakanakibat ensefalitis. Manusia merupakan satu-satunya pejamu alamiah virus campak, meski berbagai spesies lain, termasuk kera, anjing Angka kejadian gondongan dan komplikasinya telah jauh dan mencit, dapat terinfeksi melalui eksperimen. Riwayatmenurun sejak diperkenalkannya vaksin virus hidup. Di alamiah infeksi campak diperlihatkan dalam Gambar 40-7.tahun 1967, tahun diresmikannya vaksin gondongan, adasekitar 200.000 kasus gondongan (dan 900 pasien dengan Virus masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran napas, dan di sini ia berkembang biak secara 1okal; infeksiensefalitis) di Amerika Serikat. Di tahun 2001-2003, ada kemudian menyebar ke jaringan limfe regional, lalu terjadi perkembangbiakan lebih lanjut. Viremia primer menyebarkankurang dari 300 kasus gondongan tiap tahun. virus yang kemudian bereplikasi di dalam sistem retikulo- Di tahun 2006, ada wabah gondongan di Amerika Serikat endotelial. Akhirnya, viremia sekunder menebarkan virus ke permukaan epitel tubuh, termasuk kulit, saluran napas danyang menyebabkan lebih dari 5700 kasus. Enam negara bagian konjungtiva, tempat terjadi replikasi fokal. Campak dapatdi Midwest melaporkan B47o kasus. Wabah dimulai di sebuahkampus perguruan tinggi di antara kelompok dewasa muda bereplikasi di limfosit-limfosit tertentu yang membantudan menyebar ke seluruh kelompok usia. Wabah kemungkinanmenyebar karena kondisi kampus perguruan tinggi yang penyebarannya ke seluruh tubuh. Sel raksasa multinuklear dengan inklusi intranuklear terlihat di dalam jaringan limfe dihidup saling berdekatan dan berkumpulnya orang-orang sekujur tubuh (kelenjar limfe, tonsil, apendiks). peristiwa ini terjadi sepanjang periode inkubasi, yang biasanya bertahanyang rentan dan belum berhasil diimusasi dengan sempurna. selama B- 12 hari, tetapi dapat bertahan hingga 3 minggu pada orang dewasa.Terapi, Pencegahan, & PengendalianTidak ada terapi khusus. Imunisasi dengan vaksin virus gondongan hidup yangdilemahkan merupakan pendekatan terbaik untuk me-nurunkan angka kesakitan dan kematian akibat gondongan.Upaya untuk meminimalisasi penyebaran virus selama wabahdengan menerapkan prosedur isolasi sia-sia karena tingginyainsidens kasus yang tak bergejala dan derajat pengeluaran

Bab 40 .1. Paramyxovirus & Virus Rubella 587 Pe nya k it ffi,',---E;..'::.ffi t:AKemunculant.:.-. Darah dan tenggorokan virus infeksiusI -.;:..., Antibodi-lgG\1 6vo-o 66atEss tt*oi: SetT CD8 \N 1jW/,_ttl_ _l_ _L _l_ s-l 5 GAMBAR 40-7 Perjalanan alamiah infeksi /rF//,r-/ /u6r/ As campak. Replikasi virus dimulaidalam epitel Masa inkubasi saluran napas dan menyebar ke monosit- makrofag, sel endotel, dan sel epitel di dalam darah, limpa, kelenjar getah bening, paru, timus, hati, dan kulit serta ke permukaan mukosa saluran cerna, napas, dan genitourinaria. Respons imun spesifik- virus terdeteksi ketika ruam muncul. Pembersihan virus terjadi bersamaan dengan hilangnya ruam. (SSPE, subacute s cl e ro si n g p a n e n ce ph a I iti s). Selama fase prodromal (2 4 hari) dan 2-5 hari pertama gangguan karena kurangnya produksi satu atau dua produkruam, virus dijumpai di dalam air mata, sekresi hidung dan gen virus yang biasanya adalah protein matriks.tenggorok, urine dan darah. Ruam makulopapular yang khas Gambaran Klinistampak di hari ke-14 begitu antibodi terdeteksi di dalam Infeksi pada pejamu nonimun hampir selalu bergejala. Setelah periode inkubasi selama B-12 hari, campak biasanya ber-sirkulasi, viremia menghilang, dan demam menurun. Ruammuncul akibat interaksi sel T imun dengan sel yang terinfeksi langsung selama 7-11 hari sakit (dengan fase prodromalvirus dalam pembuluh darah kecil dan bertahan sekitar I selama 2-4hari, diikuti oleh fase eruptif selama 5-8 hari).minggu. (Pada penderita yang mengalami gangguan imunitas Fase prodromal ditandai dengan demam, bersin, batuk,berperantara sel, ruam tidak timbul.) pilek, mata merah, bercak Koplik, dan limfopenia. Batuk dan Keterlibatan sistem saraf pusat tergolong sering pada koriza mencerminkan reaksi peradangan hebat yang me- libatkan mukosa saluran napas. Konjungtivitis umumnyacampak (Gambar 40-8). Ensefalitis simtomatik dijumpai di terkait dengan fotofobia. Bercak Koplik-patognomoniksekitar 1:1000 kasus. Karena virus yang infeksius jarang untuk campak-merupakan ulserasi kecil berwarna putih- kebiruan di mukosa bukal yang berhadapan dengan molardijumpai di dalam otak, reaksi autoimun diduga berperanmenyebabkan komplikasi ini. Sebaliknya, dapat dijumpai bawah. Bercak-bercak ini mengandung sel raksasa danensefalitis badan inklusi campak progresif pada pasien yang antigen virus serta muncul sekitar dua hari sebelum ruam.mengalami gangguan imunitas berperantara sel. Pada bentuk Demam dan batuk terus ada sampai ruam muncul kemudianpenyakit yang biasanya mematikan ini, virus yang sedang berkurang dalam 1-2 hari. Ruam yang bermula di kepala 1alu menyebar secara progresifke dada, batang tubuh, dan turunaktif bereplikasi dijumpai di dalam otak. ke ekstremitas, memiliki tampilan berupa makulopapula diskret berwarna merah muda yang bersatu membentuk Komplikasi campak tahap lanjut adalah sub acute sclerosing kumpuian bercak-bercak, kemudian menjadi berwarnapanencephalitls (SSPE). Penyakit yang mematikan ini timbul kecokelatan dalam 5-10 hari. Ruam yang memudar akan membaik disertai deskuamasi (pengelupasan). Gejala palingtahunan setelah infeksi campak pertama dan disebabkan olehvirus yang tetap berada di dalam tubuh pasca-infeksi campakakut. Sejumlah besar antigen campak muncul dalam badaninklusi pada sel otakyang terinfeksi, tetapi hanya ada beberapapartikel virus yang matang. Replikasi virus mengalami

588 Bagian Empat {. VirologiI nfeksi IlR]P-uIaEhl ffiSSPEvirus t--l----=-l ffiMIBE I + 10 1 '10 15 Hari \,, __Y-\___YJ Tahun BulanGAMBAR 40-8 Waktu terjadinya komplikasi neurologikakibatcampak. PlE, postinfectiousencephalomyelitis(disebut pula ensefalomielitisdiseminata akut); MIBE, measles inclusion body encephalitis;SSPE, subacute sclerosing panencephalitis. Ensefalitis dijumpai pada sekitar satudari 1000 kasus campak, sementara SSPE merupakan komplikasi tahap lanjutyang jarang dan terjadi pada sekitar'l dari 300.000 kasus.(Diadaptasi seizin Griffin DE, BelliniWJ: Measles virus. ln: FieldsVirology,3'd ed. Fields BN et al [editors]. Lippincott-Raven, 1996.)nyata adalah ketika ruam mencapai puncaknya tetapi progresif, gerakan tidak sadar, kaku otot, dan koma. SSpEkemudian cepat menghilang. biasanya mematikan dalam waktu 1-3 tahun sejak ke- Campak bentuk modifikasi ditemui pada orang-orang munculannya. Penderita SSPE memperlihatkan titer antibodidengan imunitas parsial, seperti bayi dengan antibodi campak yang tinggi dalam cairan serebrospinal dan serummaternal sisa. Periode inkubasinya lebih lama, gejala serta virus carnpak yang rusak dalam sel otak. Denganprodromal menghilang, bercak Koplik biasanya tidak ada, semakin luasnya penggunaan vaksin campak, kejadian SSpEdan ruamnya ringan. semakin sedikit, Komplikasi campak yang paling umum dijumpai adalah lmunitasotitis media (5-9% kasus). Hanya ada satu tipe antigenik virus campak (Tabel 40-2). Pneumonia merupakan komplikasi campak yang paling Infeksi memberikan imunitas jangka panjang. Serangan yangsering mengancam nyawa yang disebabkan oieh infeksi biasa disebut sebagai serangan kedua, mencerminkan adanyabakteri sekunder. Pneumonia dijumpai pada kurang dari 107o kesalahan dalam mendiagnosis penyakit campak, entahkasus di negara maju, tetapi jauh lebih sering (20-8070) di kesalahan itu berada pada diagnosis penyakit yang pertamanegara berkembang. Komplikasi pulmonal menyebabkan ataupun yang kedua.lebih dari 90%o kematian akibat campak. Pneumonia dijumpaipada 3-15% orang dewasa yang menderita campak, tetapi Ditemukannya antibodi humoral menandakan imunitas. Akan tetapi, imunitas selular tampaknya berperan pentingkebanyakan kasus disebabkan oleh virus itu sendiri ketimbang dalam pemulihan dan perlindungan: Pasien dengan defisiensibakteri. Kematian jarang terjadi. imunoglobulin pulih dari campak dan menahan reinfeksi, sementara pasien dengan defisiensi imun selular lambat pulih Pneumonia sel raksasa merupakan komplikasi serius pada ketika menderita infeksi campak. Peran imunitas mukosalanak dan orang dewasa dengan kekurangan imunitas ber- dalam menahan infeksi tidaklah jelas.perantara se1. Penyakit ini dipercaya terjadi akibat replikasi Respons imun tehadap campak turut terlibat dalamvirus yang tidak terkendali dan angka kematiannya tinggi. patogenesis penyakit. Inflamasi lokal menyebabkan timbulnya Komplikasi yang melibatkan sistem saraf pusat merupakan gejala prodromal, dan lmunitas berperantara sel yang spesifik berperan dalam timbulnya ruam.komplikasi paling serius. Sekitar 50% anak yang menderita Infeksi campak menyebabkan terjadinya supresi imun-campak tipe umum menunjukkan perubahan elektro- terutama sistem imun berperantara sel-tetapi fenomena ini juga terjadi di semua komponen. Ini merupakan penyebabensefalografi. Ensefalitis akut dijumpai pada sekitar 1:1000kasus. Tidakada hubunganyang jelas antara derajat keparahan infeksi sekunder yang serius dan dapat bertahan berbulan- bulan pasca-infeksi campak.campak dan munculnya komplikasi neurol ogtk. Postinfectious Diagnosis Laboratoriumencephalomyell/ls (ensefalomielitis diseminata akut) me-rupakan penyakit autoimun akibat respons imun terhddap Campak yang khas dapat didiagnosis atas dasar pemeriksaanprotein dasar mielin. Angka mortalitas akibat ensefalitisadalah sekitar I0-20o/o. Kebanyakan orang yang berhasil klinis, diagnosis laboratorium diperlukan dalam kasushidup menunjukkan gejala sisa neurologik. campak modifikasi atau atipik. SSPE, komplikasi lanjut dari campak yang j arang dijumpai,muncul dengan insidens sekitar 1:300.000 kasus. Penyakit inibermula secara samar 5-15 tahun setelah terjadi suatu kasuscampak; penyakit ini ditandai dengan kemunduran mental

Bab 40 * Paramlxovirus & Virus Rubella 589A. Deteksi antigen & asam nukleat penularan penyakit. Transmisi transplasental hematogenikAntigen campak dapat langsung dideteksi dalam sel epitel dapat terjadi ketika campak terjadi seiama kehamilan.dari sekresi pernapasan, nasofaring, konjungtiva dan urine. Sekumpulan individu rentan yang senantiasa berkumpulAntibodi terhadap nukleoprotein juga berguna karenaantibodi ini merupakan protein virus yang paling banyak diperlukan agar virus terus berada di tengah masyarakat. Ukuran populasi mendekati 500.000 diperlukan untukdijumpai dalam sel yang terinfeksi. Deteksi RNA virus melalui RT-PCR merupakan metode mempertahankan campak sebagai suatu penyakit endemik; disensitifyang dapat diterapkan ke berbagai sampel klinis untuk komunitas yang lebih kecil, virus menghilang hinggamenegakkan diagnosis campak. dipaparkan kembali dari luar setelah terkumpul sejumlahB. lsolasi & identifikasi virus orang yang belum memiliki imunitas. Campak merupakan endemi yang terjadi di seluruh dunia.Apus nasofaring dan konjungtiva, sampel darah, sekresipernapasan, dan urine yang dikumpulkan dari seorang pasien Umumnya, wabah berulang kembali secara teratur setiap 2-3dalam masa demam merupakan sumber yang tepat untuk tahun. Status imunitas masyarakat merupakan faktor yangisolasi virus. Se1 ginjal monyet atau manusia atau lini sel (cellline)limfoblastoid (B95-a) cukup optimal untuk dipergunakan menentukan; penyakit ini akan muncul kembali ketika adadalam upaya isolasi. Virus.campak lambat bertumbuh; efeksitopatik yang khas (sel raksasa multinuklear yang me- akumulasi sejumlah anak yang rentan. Derajat keparahanngandung badan inklusi intranuklear dan intrasitoplasmik) wabah terkait dengan jumlah individu yang rentan. Ketikamemakan waktu 7-10 hari untuk berkembang (Gambar campak dipaparkan ke dalam suatu komunitas tersendiri40-5). Uji kultur vial kerangka dapat diselesaikan dalam 2-3 yang belum pernah mengalami endemi, terjadi wabah yanghari menggunakan pewarnaan antibodi fluoresens untuk begitu cepat, dengan laju serangan mencapai hampir 1007o.mendeteksi antigen campak dalam kultur yang diinokulasi. Semua kelompok usia menderita campak klinis, dan angkaAkan tetapi, isolasi virus secara teknis sulit dikerjakan. mortalitasnya dapat mencapai setinggi 25%.C. Serologi Di negara industri, campak dijumpai pada anak berusiaKonlirmasi serologik infeksi campak bergantung kepadapeningkatan titer antibodi sebanyak empat kali lipat antara 5-10 tahun, sementara di negara berkembang, campak sera fase akut dan fase konvalesens atau adanya antibodi IgM spesifik campak dalam satu spesimen serum yang diambil biasanya mengenai anak berusia di bawah 5 tahun. Campak antara 1 dan 2 minggu setelah muncul ruam. Uji ELISA, HI' jarang menyebabkan kematian pada orang sehat yang hidupdan Nt dapat dipergunakan untuk mengukur antibodi di negara maju. Akan tetapi, pada anak yang mengalami malnutrisi di negara berkembang, yang tidak memiliki campak, meskipun ELISA merupakan metode yang paling layanan kesehatan yang cukup baik, campak merupakan praktis. penyebab utama kematian bayi. World Health Organization Bercak darah kering dan cairan mulut tampaknya juga memperkirakan bahwa di tahun 2005, terjadi 30-40 juta kasus berguna sebagai pengganti serum, untuk mendeteksi antibodi campak dan 530.000 kematian tiap tahun akibat campak di campak pada keadaan ketika sampel serum sulit dikumpulkan seluruh dunia. Campak merupakan penyebab kematian terbanyak kelima di dunia di antara anak berusia di bawah 5 dan ditangani. tahun, dan kematian akibat campak terjadi tidak proporsional Kebanyakan respons imun diarahkan terhadap nukleo- di Afrika dan Asia Tenggara. protein virus. Penderita SSPE memperlihatkan resPons World Health Organization dan United Nations antibodi yang berlebihan, dengan titer sebanyak 10-100 kali tipat lebih tlnggi ketimbang yang terlihat dalam serum International Childrens Emergency Fund (UNICEF) me- netapkan satu rencana di tahun 2005 untuk menurunkan konvalesens yang khas. kematian akibat campak melalui aktivitas imunisasi dan asuhan klinis yang lebih baik terhadap setiap kasus. Antara Epidemiologi tahun 2000 dan 2007, angka kasus campak dan kematian Ciri epidemiologik yang penting dari campak adalah sebagai akibat campak diperkirakan menurun lebih dari dua berikut: virus ini sangat menular, hanya ada satu serotipe, pertiganya. tidak ada hewan yang jadi reservoir, infeksi samar jarang, dan Kasus campak terjadi sepanjang tahun di daerah beriklim infeksi memberikan imunitas seumur hldup' Prevalensi dan subtropis. Wabah cenderung terjadi di akhir musim dingin usia terjadinya campak berkaitan dengan kepadatan populasi, faktor ekonomi dan lingkungan, dan penggunaan vaksin dan awal musim semi. virus hidup yang efektif. Ada 540 kasus campak di Amerika Serikat dari 1997 Transmisi terjadi terutama melalui rute pernapasan (via sampai 2001,670/o di antaranya terkait dengan kasus import inhalasi droplet berukuran besar dari sekresi yang terinfeksi). Benda tercemar tampaknya tidak berperan penting dalam (orang yang terinfeksi di luar Amerika Serikat). Dalam periode selama 8 tahun (1996-2004), 1 17 penumpang dengan kasus campak import dinyatakan infeksius ketika bepergian dengan pesawat terbang. Meksipun virus ini sangat menular, hanya teridentifikasi empat kasus penyebaran sekunder. Di tahun 2008, dijumpai 131 kasus campak di Amerika Serikat. Hanya 17 kasus yang merupakan kasus import; sisanya sebagian besar terjadi di antara anak usia sekolah yang belum divaksinasi. Untuk menunjang eliminasi penularan campak, angka cakupan vaksin periu melebihi 90%'

590 Bagian Empat * VirologiTerapi, Pencegahan & Pengendalian Kedua virus tersebut menimbulkan kekhawatiran dalam hal kesehatan masyarakat karena mortalitasnya tinggi, rentangTerapi vitamin A di negara berkembang telah menurunkan pejamunya luas, dan kemampuan melompat antar spesies.morbiditas dan mortalitas. Virus campak in vitro rentan Keduanya dikelompokkan ke dalam patogen Biosafety Tingkatterhadap inhibisi ribavirin, tetapi manfaat klinisnya belum 4. Tidal< ada vaksin untuk virus ini.terbukti. $ [\$ fftr H ff4 Iti 4 ti+v$ #t$,# ffi flril L# ffi $# iilil\",,#t Vaksin virus campak hidup (diiemahkan) yang sangat i {\", .$\" *i+lt fftt+& $.ll .j+ 1g p1 g,rq lf,$, .m-$ }efektif dan aman telah tersedia sejak 1963. Vaksin campaktersedia dalam bentuk monovalen dan kombinasi dengan Rubella (campak lerman; campak 3 hari) merupakan suatuvaksin rubella hidup (dilemahkan) (MR), vaksin gondongan penyakit demam akut yang ditandai oleh ruam dan limfa-dan rubella hidup (dilemahkan) (MMR), dan vaksin varicella denopati yang mengenai anak dan dewasa muda. penyakit inihidup (dilemahkan) (MMRV). Akan tetapi, karena terjadi merupakan yang paling ringan dari eksantema virus padakegagalan memvaksinasi anak dan karena sesekali terjadi umumnya. Akan tetapi, infeksi selama awal masa kehamilankasus kegagalan vaksin, campak belum dapat dieliminasi. menyebabkan kelainan serius pada janin, termasukmalformasi kongenital dan retardasi mental. Akibat dari rubella in uteroVaksin telah menurunkan campak alamiah di Amerika Serikat dinamakan sindrom rubella kongenital.dari tingkat pravaksin yang lebih dari 500.000 kasus tiaptahun, menjadi hanya 37 kasus di tahun 2004. Klasifikasi Virus Rubella, anggota famili Togaviridae, merupakan Reaksi klinis ringan (demam atau ruam ringan) akan anggota satu-satunya dari genus Rubivirus. Meski gambarandijumpai pada 2-5o/o orangyang divaksin, tetapi hanya sedikit morfologis dan sifat fisikokimiawinya menempatkannya keatau bahkan tidak ada ekskresi virus dan transmisi. Terjadi dalam keiompok togavirus, rubella tidak ditularkan melaluiimunosupresi sama seperti campak, tetapi sifatnya singkat arthropoda. Struktur togavirus dan replikasinya dijelaskandan secara klinis tidak signifikan. Titer antibodi cenderung dalam Bab 38.lebih rendah ketimbang infeksi alamiah, tetapi penelitianmenunjukkan bahwa antibodi yang dipicu oleh vaksin ber- Terdapat keberagaman sekuens yang bermakna di antaratahan hingga 33 tahun, menandakan bahwa imunitas ini isolat virus rubella. Berbagai isolat tersebut saat ini di-kemungkinan bertahan seumur hidup. kelompokkan ke dalam dua kelompok yang berkaitan jaulr (clade) dan sembilan genotipe. Semua anak, pekerja layanan kesehatan, dan pelanconginternasional dianjurkan untuk divaksinasi. Kontraindikasi Demi kejelasan dalam hal manifestasi, infeksi rubellavaksinasi mencakup kehamilan, alergi terhadap telur atauneomycin, luluh imun (kecuali yang disebabkan oleh infeksi pascanatal dan rubella kongenital dijelaskan terpisah.HIV), dan baru menerima pemberian imunoglobulin. RUBELTA PASCANATAL Penggunaan vaksin virus campak mati sudah dihentikansejak tahun 1970 karena beberapa penerima vaksin ter- Patogenesis & Patologisensitisasi dan menderita campak atipik berat ketika terinfeksi Infeksi neonatus, anak, dan orang dewasa teriadi melaluidengan virus liar. mukosa saluran napas atas. Rubella memiliki periode inkubasi sekitar 12 hari atau lebih 1ama. Replikasi virus awalnya Karantina bukanlah tindakan pengendalian yang efektif kemungkinan terjadi di saluran napas, diikuti olehmultiplikasikarena penularan campak terjadi selama fase prodromal. di kelenjar getah bening leher. Viremia timbul setelah 7-9 hari dan bertahan sampai muncul antibodi di hari ke-13INFEKSI VIRUS HENDRA &VIRUs NIPAH sampai ke- 15. Munculnya antibodi terjadi bersamaan dengan munculnya ruam, menunjukkan ada dasar imunologis ter-Dua paraml,xovirus zoonotik yang mewakili satu genus baru hadap munculnya ruam. Setelah ruam muncul, virus hanya(Henipavirus) dikenal di akhir tahun 1990-an dalam wabah terdeteksi di nasofaring dan bertahan di tempat ini selama beberapa minggu (Gambar 40-9). Dalam 20-50% kasus,penyakit yang terjadi di Australasia (Tabel 40-2). Suatu wabah infeksi primer bersifat subklinis.ensefalitis berat di Malaysia di tahun 1998 dan i 999 disebabkan Gambaran Klinisoleh virus Nipah. Angka mortaiitasnya begitu tinggi (>3570) Rubella biasanya dimulai dengan malaise, demam derajat rendah, dan ruam morbiliform yang muncul di hari yangdi antara lebih dari 250 kasus; beberapa orang yang bertahan sama. Ruam muncul di wajah, meiuas ke batang tubuh danhidup menderita defisit neurologik persisten. Tampaknya, ekstremitas, dan jarang bertahan lebih dari 3 hari. Tidak ada gambaran ruam yang patognomonik untuk rubella. Kecualiinfeksi ini disebabkan oleh transmisi virus langsung dari babike manusia. Beberapa pasien (<10%) mengalami ensefalitistahap lanjut beberapa bulan hingga tahun pasca-infeksi virusNipah yang pertama. Virus Hendra-suatu virus kudak-memeantyiaenbambaknausnia banyak kematian kuda dan beberapa di Australia. Kelelawar buah (Jlyingfoxes) merupakan pejamu alamiahvirus Nipah dan Hendra. Perubahan ekologi, termasukpemanfaatan lahan dan praktik peternakan, mungkin menjadiaiasan munculnya dua penyakit menular ini.

Bab 40 .f. Paramlxovirus & Virus Rubella 591ada epidemi, penyakit ini sulit didiagnosis secara klinis, penghambat nonspesifik sebelum uji dimulai. Uji ELISA lebihkarena ruam yang disebabkan oleh virus lain (contoh, disukai karena tidak diperlukan serum olahan dan ELISA dapat disesuaikan untuk mendeteksi IgM yang spesifik.enterovirus) serupa gambarannya. Artralgia dan artritis singkat umum dijumpai pada orang Deteksi IgG merupakan bukti adanya imunitas tubuh, karena hanya ada satu serotipe virus rubella. Agar kita dapatdewasa, terutama wanita. Meski ada beberapa kesamaan, memastikan adanya infeksi rubella secara akurat (sangatetiologi artritis rubella berbeda dengan artritis reumatoid.Komplikasi yang jarang meliputi Purpura trombositopenik penting dalam kasus ibu hamil), harus terlihat ada peningkatandan ensefalitis. titer antibodi di antara dua sampel serum yang diambillmunitas setidaknya selang 10 hari atau IgM spesifik rubeila harusAntibodi rubella dijumpai di dalam serum pasien begitu dideteksi dalam spesimen tunggal.ruam menghilang dan titer antibodi meningkat dengan cepat Uji serologi yang akurat guna mendeteksi antibodi rubellaselama 1-3 minggu selanjutnya. Kebanyakan antibodi yangmuncul di awal fase penyakit terdiri atas antibodi IgM, yang sedemikian pentingnya sehingga tersedia berbagai macamumumnya tidak bertahan melebihi 6 minggu pascapenyakit.Antibodi IgM rubella yang dijumpai dalam satu sampel serum perangkat diagnostik dalam berbagai sediaan di pasaran.yang diperoleh dalam2 minggu setelah ruam muncul menjadi Kebanyakan orang tidak mampu menilai status imunitasbukti adanya infeksi rubella. Antibodi IgG rubella biasanyabertahan seumur hidup. rubella mereka dengan pasti, karena sering terjadi infeksi subklinis dan ruam akibat virus lain dapat disalahartikan Satu kali serangan penyakit memunculkan imunitas sebagai rubella.seumur hidup, karena hanya ada satu tipe antigenik virus'Karena ruam tidak khas, riwayat pernah menderita \"rubella' Epidemiologitidak dapat dijadikan sebagai petanda imunitas yang ter-percaya. Ibu yang kebal mentransfer antibodi ke anaknya, Rubella tersebar di seluruh dunia. Infeksi timbui sepanjangyang kemudian terlindungi selama 4-6 bulan. tahun dengan puncak insidensnya di musim semi. TimbulDiagnosis Laboratorium wabah tiap 6-10 tahun, dengan pandemi yang begitu dahsyat tiap 20-25 tahun. Infeksi ditularkan melalui rute pernapasan,Diagnosis klinis rubella tidak dapat dipercaya karena banyak tetapi rubella tidaklah semenular campak.infeksi virus menghasilkan gejala yang serupa dengan rubella.Diagnosis yang terpercaya berpegang kepada pemeriksaan Epidemi rubella di dunia terjadi pada tahun i962-1965.laboratorium spesifik (isolasi virus, deteksi RNA virus, atau Ada lebih dari 12 juta kasus di Amerika Serikat, menyebabkanbukti adanya serokonversi). 2000 kasus ensefalitis, lebih dari 11.000 kematian janin, 2000 kematian neonatus, dan 20.000 bayi lahir dengan sindromA. lsolasi & identifikasi virus rubella kongenital. Dampak ekonomi akibat epidemi ini di Amerika Serikat diperkirakan sekitar $ 1.5 milyar. Penggunaah Apus nasofaring atau tenggorok yang diambil 6 hari sebelum vaksin rubella mengeliminasi epidemik dan endemik rubella dan setelah muncul ruam merupakan sumber yang baik di Amerika Serikat pada tahun 2005. Sedang dijalankan suatu untuk mengisolasi virus rubella. Berbagai macam lini sel yang program untuk mengeliminasi rubella dan juga sindromberasal dari kera atau kelinci dapat dipergunakan. Rubella kongenital rubelia di Amerika Tengah dan Selatan. menghasiikan efek sitopatik yang kurang terlihat daiam kebanyakan lini sel. Dengan menggunakan sel yang dikultur Terapi, Pencegahan & Pengendalian dalam vial kerangka, antigen virus dapat dideteksi melalui imunofl uoresensi 3-4 hari pascainokulasi. Rubella merupakan penyakit ringan yang hilang sendiri, dan tidak ada terapi khusus untuknya. B. Deteksi asam nukleat Rubella yang dibuktikan melalui laboratorium dalam 3-4 RT-PCR dapat dipergunakan untuk mendeteksi asam nukleat bulan pertama kehamilan hampir selalu berkaitan dengan infeksi janin. Imunoglobulin intravena (IGIV) yang disuntikan virus rubella secara langsung di dalam sampel klinis atau ke ibu tidak melindungi janin terhadap infeksi rubella karena imunoglobulin biasanya tidak diberikan cukup dini untuk dalam kultur sel yang dipergunakan untuk mengisolasi virus. mencegah viremia. Penentuan tipe molekular dapat menentukan subtipe virus dan genotipenya sehingga bermanfaat dalam penelitian Vaksin rubella hidup (dilemahkan) telah tersedia sejak surveilans. Apus tenggorok merupakan sampel yang tepat 1969. Vaksin tersedia dalam bentuk antigen tunggal atau guna penentuan tipe molekular. kombinasi dengan vaksin campak dan gondongan. Tujuan utama dari vaksinasi rubella adalah mencegah infeksi rubella C. Serologi kongenital. Virus vaksin berkembang biak di dalam tubuh Uji HI merupakan uji serologi standar untuk rubella. Akan dan dilepaskan sedikit-sedikit, tetapi tidak menyebar dengan kontak. Anak yang mendapat vaksinasi tidak membahayakan tetapi, serum harus diolah terlebih dulu untuk menyingkirkan bagi ibu yang rentan dan sedang mengandung. Sebaliknya, anak yang tidak diimunisasi dapat membawa pulang virus liar dan menyebarkannya ke kontak keluarga yang rentan. Vaksin memicu timbulnya imunitas seumur hidup pada setidaknya 9570 penerima.

592 Bagian Empat .i. Virologi F'ffiI,'rl-IIT-H DarahW:ia,77i:a;TKemunculan virus renssorokanEo_ocGF.C=JHari /_l/_L/*€_,t]/-r€/ Lrr 12 123 /f,/ /-7 /-7lYrv fl 1{19 E€y GAMBAR 4O-9 perjalanan alamiah infeksiMasa inkubasi rubella primer: produksi virus dan respons a ntibodi- Vaksin ini aman dan hanya memunculkan sedikit efek trimester pertama kehamilan menyebabkan kelainan janin pada sekitar 85% kasus, sementara cacat terdeteksi padasamping bagi anak. Pada orang dewasa, satu-satunya efek sekitar 16%o bayi yang terjangkit infeksi selama trimestersamping yang signifikan adalah artralgia dan artritis transien kedua. Cacat lahir jarang terjadi jika infeksi maternal terjadipada sekitar seperempat perempuan yang divaksinasi. setelah minggu gestasi ke-20. Vaksinasi di Amerika Serikat menurunkan insidens Infeksi maternal yang tidak jelas juga dapat menghasilkan anomali serupa. Infeksi rubella juga dapat menyebabkanrubella dari sekitar 70.000 kasus pada tahun 1969 hingga kematian janin dan aborsi spontan.kurang dari 10 pada tahun 2004; kasus-kasus ini umumnyadijumpai pada orang yang lahir di luar Amerika Serikat. Vlrus Infeksi intrauterus oleh rubella terkait dengan persistensiini kemudian dinyatakan telah berhasil dieliminasi di Amerika virus secara kronik dalam tubuh neonatus. pada waktu lahir, virus dengan mudah terdeteksi dalam sekresi faring, berbagaiSerikat. Penelitian efektivitas biaya di negara maju dan organ, cairan serebrospinal, urine dan apus rektal. Ekskresi virus dapat bertahan selama 12-lB bulan setelah kelahiran,berkembang menunjukkan bahwa manfaat vaksinasi rubella tetapi tingkat pelepasan virusnya menurun secara bertahapjauh melampaui biayanya. seiring usia.SINPROM RUBEttA KONGENITAL Gambaran KlinisPatogenesis & Patologi Virus rubella berhasil diisolasi dari berbagai macam organViremia maternal terkait infeksi rubella selama kehamilan dan sel dari bayi yang terinfeksi in utero, dan perluasandapat menyebabkan infeksi di plasenta dan janin. Hanya irdasejumlah se1 janin yang terinfeksi. Angka pertumbuhan dari kerusakan akibat rubella juga dijumpai dalam pola yangse1 terinfeksi menurun sehingga jumlah sel di dalam organyang terinfeksi lebih sedikt dari biasanya saat lahir. Infeksi ini sama.dapat membuat perkembangan organ terganggu dan hipo-plastik sehingga timbul anomali struktural pada neonatus. Gambaran klinis sindrom rubella kongenital dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori besar: (l) efek Waktu terjadinya infeksi janin menentukan besarnya efek sementara yang timbul pada bayi, (2) manifestasi permanenteratogenik. Umumnya, semakin dini infeksi kehamilan yang tampak jelas pada waktu lahir atau muncul selama tahun pertama, dan (3) kelainan perkembangan yang muncul danmuncul, semakin besar kerusakan pada janin. Infeksi selama memburuk selama masa kanak-kanak dan remaja. al

Trias klasik rubella kongenital terdiri atas katarak, kelainan Bab 40 i. Paramlxovirus & Virus Rubella 593jantung dan tuli. Bayi juga dapat memperlihatkan gejala bronkiolitis. Penyebab penyakit ini yang paling me-singkai retardasi pertumbuhan, ruam' hepatosplenomegali, mungkinkan adalahikterus dan meningoensefalitis. Gangguan sistem saraf pusat terjadi lebih luas' Manifestasi (A) Virus parainfluenza tiPe 4 (B) Respiratory sYncYtial virusrubella kongenital terhadap perkembangan yang umum (C) Virus influenzadijumpai berupa retardasi mental sedang hingga nyata' (D) Adenovirus tipe 7Gangguan keseimbangan dan keterampilan motorik terjadi (E) Virus campakpada anak usia prasekolah. Bayi yang menderita gangguan Beberapa paramlxovirus dapat menyebabkan pneumoniaberat perlu dirawat inaP. pada bayi atau anak. Mana dari paramyxovirus berikut Panensefalitis rubella progresif, suatu komplikasi langka yang sudah tersedia vaksin yang efektif untuk mencegahyang muncul dalam dekade kedua kehidupan pada anak yang pneumonia?menderita rubella kongenital, adalah suatu perburukanneurologik berat yang nantinya berakhir dengan kematian. (A) Virus parainfluenza tiPe 1 (B) Virus campaklmunitas (C) Respiratory syncytial virus (D) Virus gondonganNormalnya, antibodi rubella maternal dalam bentuk IgG (E) Metapneumovirusditransfer ke bayi dan perlahan menghilang dalam waktu 6bulan. Adanya antibodi rubella jenis IgM pada bayi me- Seorang perempuan berusia 27 tahunyang sedang hamilnegakkan diagnosis rubella kongenital. Karena antibodi IgM 2 bulan menderita demam, malaise dan artralgia' Muncultidak melintasi plasenta, keberadaannya menandakan bahwa ruam makulopapuiar halus di wajah, batang tubuh dan antibodi ini pasti dibentukoleh janin in utero. Anakpenderita ekstremitasnya. Diagnosis rubella pun ditegakkan, danrubella kongenital menunjukkan gangguan imunitas ber- ada kekhawatiran bahwa janinnya akan terinfeksi perantara sel yang khas untuk virus rubella' sehingga menyebabkan sindrom rubella kongenital. Mana dari pernyataan berikut mengenai sindrom iniTerapi, Pencegahan & Pengendalian yang tepat? Tidak ada terapi khusus untuk rubella kongenital. Penyakit ini dapat dicegah melalui imunisasi masakanak-kanakdengan (A) Penyakit ini dapat dicegah melalui vaksinasi anak vaksin rubella untuk memastikan bahwa perempuan dalam usia reproduktif telah memiliki imunitas. usia sekolah dengan vaksin camPak PERTANYAAN UTANGAN (B) Kelainan kongenital terjadi ketika ibu hamil yang tidak kebal terinfeksi, berapapun usia ke- 1. Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun menderita hamilannya penyakit demam akut. Dokter anak mendiagnosis penyakitnya sebagai gondongan. Organ yang paling (C) Tuli merupakan defek yang umum disebabkan oleh sering menunjukkan tanda dari gondongan adalah sindrom rubella kongenital (A) Paru (D) Hanya virus rubella galur yang langka saja yang (B) Ovarium (C) Kelenjar Parotis bersifat teratogenik (D) Kulit (E) Testis (E) Bukan salah satu di atas 2. Paramlxovirus mencakup penyebab infeksi saiuran Seorang anak berusia 5 tahun menderita demam derajat napas yang paling penting pada bayi dan anak kecil' ringan, koriza, konjungtivitis dan bercak Koplik. Dokter Mana dari pernyataan berikut yang bukan merupakan ciri khas paramlxovirus? menyimpulkan bahwa: (A) Genomnya merupakan RNA sense negatif (A) Sang anak mungkin tidak berhasil divaksinasi (B) Selubungnya mengandung glikoprotein dengan dengan vaksin MMR aktivitas fusi (B) Ibu sang anak yang sedang mengandung berisiko (C) Paramyxovirus tidak menjalani pemilihan ulang terinfeksi dan anaknya yang belum lahir menderita genetik kelainan kongenital, termasuk retardasi mental (D) Siklus replikasi terjadi dalam sitoplasma sel yang (C) Akan muncul ruam di wajah sang anak dan ini rentan hanlra akan bertahan selama 2-3 hari (E) Genom bersegmen (D) Terapi antiviius ribavirin untuk anak tersebut harus 3. Seorang bayi berusia 3 bulan menderita penyakit saluran segera dimulai untuk memperkecil kemungkinan napas yang didiagnosis oleh dokter anak sebagai timbulnya ensefalitis akut 7. Virus parainfluenza dijumpai di mana-mana dan me- nyebabkan penyakit saluran napas pada manusia dari semua usia. Akan tetapi, reinfeksi virus parainfluenza sering dijumpai karena (A) Ada banyak tipe antigenik dari virus parainfluenza dan pajanan ke galur yang baru menyebabkan infeksi baru (B) Infeksi dalam saluran napas tidak mencetuskan respons imun sistemik

594 Bagian Empat * Virologi (C) Replikasi virus yang terbatas gagal merangsang (A) Pemeriksaan yang lebih sensitif ketimbang isolasi produksi antibodi virus (D) Antibodi IgA sekretorik di dalam hidung hanya (B) Mampu mendeteksi galur virus bertahan sementara, lalu menghilang beberapa (C) Pemeriksaan yang lebih cepat ketimbang deteksi bulan pasca-infeksi antigen Seorang anak laki-laki berusia 20 bulan memiliki penyakit (D) Bisa menyajikan data mengenai variasi genetik yang ditandai dengan demam, rewel, konjungtivitis, dan untuk penelitian epidemiologi molekular ruam berwarna merah bata yang awalnya muncul di (E) Pemeriksaan yang lebih spesifik untuk virus wajah tetapi menyebar ke bawah dan ke arah luar. Di usia 9 tahun, anak laki-laki ini menderita penurunan fungsi parainfluenza ketimbang serologi neurologik umum secara bertahap dan berat. SSPE pun Jawaban kemudian didiagnosis. Mana dari pernyataan berikut 1.C 4.8 2.E s.C 7,D 10. A mengenai SSPE yang tepat? 3.B 6.,{ 8.B 11. C 9,D (A) Virus variceila-zoster yang defektif dijumpai di REFERENSI dalam sel otak Calisher CH et al: Bats prove to be rich reservoirs for emerging (B) Antibodi campak dalam titer tinggi dijumpai dalam viruses. Microbe 2008;3 :521. cairan serebrospinal Delgado MF et al: Lack of antibody alfinity maturation due to (C) Insidens penyakit ini meningkat sejak diciptakannya poor Toll-like receptor stimulation leads to enhanced vaksin MMR respiratory syncl'tial virus disease. Nature Med 2009;15:34. (D) Terjadi perburukan fungsi otak progresif dengan [PMID: 190792s6] cepat Eaton BT, Broder CC, Middleton D, Wang LF: Hendra and Nipah viruses: Different and dangerous. Nature Rev Microbiol (E) Penyakit ini merupakan komplikasi infeksi rubella 2006:4:23. [PMID: 16357358] yang jarang dan bersifat lanjut Falsey AR et al: Human metapneumovirus infections in young9. Mana dari paramlxovirus berikut yang memiliki and elderly adults. J Infect Dis 2003;787:785. [pMID-: glikoprotein permukaan HN yang tidak mempunyai 12s990521 aktivitas hemaglutinin? Hall CB: Respiratory syncltial virus and parainfluenza virus. N (A) Virus campak Engl ] Med 2001;344:1917. IPMID: II4tg430] (B) Virus gondongan (C) Virus parainfluenza tipe I Henrickson KJ: Parainfluenza viruses. Clin Microbiol Rev (D) Respiratory syncytial virus (E) Virus rubella 2003 ;1 6:242. [PMID: 12692097 ]10. Seorang anak perempuan berusia 3 tahun menderita Kahn JS: Epidemiology of human metapneumovirus. Clin infeksi virus saluran napas akut yang perlu dirawat inap. Microbiol Rev 2006;19:546. IPMID: 16847035] Terapi ribavirin pun dipertimbangkan. Ribavirin disetujui Lamb RA, Parks GD: Paramlxoviridae: The viruses and their sebagai terapi dalam keadaan yang mana? replication. In: Fields Virology,5'h ed. Knipe DM et al (editors). Lippincott Wiliiams & Wilkins, 2007. (A) Penyakit saluran napas bawah akibat respiratory Mahony fB: Detection of respiratory viruses by molecular sy n cy t i al tt irus pada bayi methods. Clin Microbiol Rev 2008:2t:716. IpMID: (B) Sindrom rubella kongenital 1BB544B9l (C) Meningitis aseptik akibat infeksi gondongan (D) Pneumonia oleh sebab virus campak pada orang Mumps virus vaccines. WHO position paper. Wkly Epidemiol dewasa Rec 2007;82:51. (E) Ensefalitis terkait dengan virus Nipah (F) Semua di atas11. Pemeriksaan RT-PCR bermanfaat dalam menegakkan diagnosis infeksi param;,xovirus. Mana dari pernyataan berikut mengenai RT-PCR yang tidak akurat?


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook