Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 18 Sistem Reproduksi Pria

Bab 18 Sistem Reproduksi Pria

Published by haryahutamas, 2016-04-02 00:33:22

Description: Bab 18 Sistem Reproduksi Pria

Search

Read the Text Version

Sistem Reproduksi PriaSUBBAB 1 ffiff Sistem Reproduksr Sistem reproduksi pria terdiri atas sepasang testis, banyak duktus eksretorius, dan berbagai kelenjar tambahan yang menghasilkan berbagai macam sekresi yang ditambahkan ke sperma untuk membentuk semen. Testis mengandung sel induk spermatogenik yang secara terus menerus membelah untuk menghasilkan generasi sel baru yang akhirnya berubah menjadi spermatozoa, atau sperma (spermatozoon). Dari testis, sperma bergerak melalui duktus ekskretorius menuju epididimis untuk disimpan dan dimatangkan. Selama rangsangan seksual dan ejakulasi, sperma meninggalkan epididimis melalui duktus (vas) deferens dan keluar dari sistem reproduksi melalui uretra penis. Keleniar tambahan-kelenjar prostat, vesikula seminalis, dan kelenjar bulbouretra-sistem reproduksi pria akan dibahas dan digambarkan secara rinci di Bagian 2.Skrotum Sepasang testis berada di luar rongga tubuh di dalam skrotum. Di skrotum, suhu testis adalah sekitar 2' sampai 3\"C lebih rendah daripada suhu tubuh normal. Suhu yang lebih rendah ini penting untuk fungsi testis yang normal dan spermatogenesis, atau pembentukan sperma. Pengeluaran dan penguapan keringat dari permukaan skrotum mempertahankan testis dalam lingkungan yang lebih dingin. Yang sama pentingnya dalam menurunkan suhu testis adalah susunan khusus pembuluh darah yang mendarahi testis. Arteri testikularis yang turun ke dalam skrotum dikelilingi oleh pleksus vena yang kompleks yang naik dari testis dan membentuk pleksus pampiniformis. Darah yang kembali dari testis di dalam pleksus pampiniformis lebih dingin daripada darah di arteri testikularis. Melalui mekanisme arus balik pertukaran panas, darah arteri didinginkan oleh darah vena sebelum masuk ke testis sehingga suhu testis dapat dipertahankan lebih rendah.Testis Kapsul jaringan ikat tebal, yaitu tunika albuginea, mengelilingi setiap testis. Di posterior, tunika albuginea menebal dan meluas ke dalam setiap testis untuk membentuk mediastinum testis. Septum jaringan ikat tipis memanjang dari mediastinum testis dan membagi setiap testis ke dalam sekitar 250 kompartemen atau lobulus testis, masing-masing mengandung satu sampai empat tubuli seminiferi contorti. Setiap tubulus seminifer dilapisi oleh epitel germinal berlapis, mengandung sel spermato- genik (germinal) (cellula spermatogenica) yang berproliferasi dan sel penunjang (sustentakular) atau sel Sertoli (epitheliocytus sustenans) y\"rg tidak berproliferasi. Di tubuli seminiferi, sel spermatogenik membelah, menjadi matang, dan berubah menjadi sperma (Gambaran Umum 18). Setiap tubulus seminifer dikelilingi oleh fibroblas, sel mirip-otot, saraf, pembuluh darah, dan pem- buluh limfe. Selain itu, di antara tubuli seminiferi terdapat kelompok sel epiteloid, sel interstisial 423

(Leydig) (endocrinocytus interstitialis). Sel ini adalah sel penghasil-steroid yang membentuk hor- mon seks pria testosteron.Pembentukan Sperma: Spermatogenesis Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis. Proses ini mencakup pembelahan mitosis sel spermatogenik, yang menghasilkan sel induk pengganti dan sel spermatogenik lain yang akhirnya meng- hasilkan spermatosit primer (spermatocytus primarius) dan spermatosit sekunder (spermatocy- tus secundarius). Baik spermatosit primer maupun sekunder mengalami pembelahan meiosis yang mengurangi jumlah kromosom dan DNA. Pembelahan spermatosit sekunder menghasilkan sel yaitu spermatid (spermatidium) yang mengandung 23 kromosom tunggal (ZZ+X atau 22+Y). Spermatid tidak mengalami pembelahan lebih lanjut, tetapi berubah menjadi sperma melalui suatu proses yang disebut spermiogenesis. Setelah berdiferensiasi, sel spermatogenik di epitel germinal disatukan oleh jembatan antarsel (pons intercellularis) selama proses diferensiasi dan perkembangan selanjutnya. Pons intercellularis terputus ketika spermatid yang berkembang dilepaskan ke dalam tubuli seminiferi berupa sperma matang.Peruhahan Spermatid: Spermiogenesis Spermiogenesis adalah suatu proses morfologik kompleks yang mengubah spermatid bulat menjadi sel sperma yang memanjang. Selama spermiogenesis, ukuran dan bentuk spermatid beruba[ dan kromatin nukleus memadat. Pada fase Golgi, terjadi akumulasi granula halus di aparatus Golgi spermatid dan membentuk granulum acrosomaticum di dalam vesicula acrosomatica terbungkus-membran. Selama fase akrosomal, vesicula acrosomatica dan granulum acrosomaticum menyebar di inti spermatid yang memadat di ujung anterior spermatid berupa acrosoma. Acrosoma berfungsi sebagai suatu jenis khusus lisosom dan mengandung beberapa enzim hidrolitik, misalnya hialuronidase dan protease dengan akti- vitas mirip-tripsin, yang membantu sperma dalam menembus sel (korona radiata) dan membran (zona pelusida) yang mengelilingi oosit yang berovulasi. Selama fase maturasi (pematangan), membran plasma bergeser ke posterior dari nukleus untuk menutupi flagellum (ekor sperma) y\"rg sedang tum- buh. Mitokondria bermigrasi dan membentuk selubung yang rapat di sekitar pars intermedia flagellum. Fase pematangan akhir ditandai oieh terlepasnya kelebihan atau sisa sitoplasma spermatid dan pelepasan sel sperma ke dalam lumen tubulus seminifer. Sel Sertoli kemudian memfagositosis sisa sitoplasma tersebut. Sel sperma matang terdiri dari kepala (caput) dan acrosoma yang mengelilingi bagian anterior nukleus, leher (collum), pars intermedia yang ditandai oleh adanya selubung mitokondria padat, dan bagian utama atau pars principalis (Gambaran Umum 18).Suktus Ekskretarius {fxcarre*f Suc{} Sperma yang baru dilepaskan berjalan dari tubuli seminiferi menuju duktus ekskretorius intertestikular yang menghubungkan setiap testis dengan epididimis di atasnya. Duktus ekskretorius ini terdiri dari tubuli recti dan rete testis, rongga berlapis-epitel di mediastinum testis. Dari rete testis, sperma masuk ke sekitar 12 saluran yang pendek, ductuli efferentes, yang menyalurkan sperma dari rete testis ke segmen awal atau kaput epididimis. Saluran ekstratestikular yang menyalurkan sperma ke uretra penis adalah duktus epididimis (ductus epididymidis), yangbersambungan dengan duktus (vas) deferens dan duktus eiakulatorius di kelenjar prostat. Selama rangsangan seksual dan ejakulasi, sperma didorong keluar oleh kontraksi kuat ototpolos yang mengelilingi duktus epididimis (Gambaran Umum l8).

Sperr':talogerniaFungsi testis adalah menghasilkan sperma dan testosteron. Testosteron adalah hormon esensialuntuk perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks pria dan fungsi normal kelenjarreproduksi tambahan. Sel spermatogenik di tubuli seminiferi membelah, berdiferensiasi, dan menghasilkan spermamelalui suatu proses yaitu spermatogenesis. Proses ini mencakup hal-hal berikut:. Pembelahan mitosis spermatogonia untuk membentuk sel induk. Pembentukan spermaiosit primer dan sekunder dari sel spermatogenik. Pembelahan meiosis spermalosit primer dan sekunder untuk mengurangi jumlah kromosc-rn, somatik menjadi separuhnya dan pembentukan spermatid, yaitu sel germinal dengan hanya 23 kromosom tunggal (22+X atau 22+Y).. Perubahan morfologi spermatid menjadi sperma matang oleh proses yang disebut spermiogenesis$el $er?r:*iSel Sertoli adalah sel penunjang testis yang terletak di antara sel-sel spermatogenik di tubuliseminiferi. Sel ini melaksanakan banyak fungsi penting di testis, antara lain:o Memberi dukungan fisik, perlindungan, dan nutrisi bagi sperma yang sedang berkembang (spermatid). Fagositosis kelebihan sitoplasma (corpus residuale) dari spermatid yang sedang berkembangr Pelepasan sperma matang, yaitu sperrniation, ke dalam lumen tubuli seminiferi. Sekresi cairan testis kaya-\"fruktoro untuk nutrisi dan lranspor sperma ke duktus ekskreiorius. p\"'\"fr\"rirL.\" a.\" p\"l\"prrun protein pengikat-androgen (ABP)yang mengikatdan meningkatkan kadar testosteron di lumen tubuli seminiferi yang penting untuk spermatogenesis. Sekresi ABP. n\"r\"J\" iin\"*un r.lnJuf i folliclle-stimulating'ho;none (rIH) dari kelenjar Iitultaria. Sekresi hormon inhibin, yang menekan pengeluaran FSH dari kelenjar pituitariar Pembentukan dan pelepasan anti-mLillerian hormane, juga disebut milllerian-inhibiting hormone, yang menekan perkembangan duktus muller pada pria dan menghambat perkembangan organ reproduksi wanita.Sawar eiailah- lestisSitoplasma sel-sel Sertoli yang berdekatan drsatukan oleh zona occludens (tight iunction),membentuk sawar darah-testis yang membagi setiap tubulus seminifer menjadi compartimentumbasale dan compartirnentum adluminale. Sawar penting ini memisahkan spermatogonia darisemua tahapan spermatogenesis berikutnya di compartimentum adluminale dan mengeluarkanprotein plasma dan antibodi darah dari lumen tubuli seminiferi. Sel spermatogenik yang lebih tuadapat dikenali oleh tubuh sebagai benda asing dan menimbulkan respons imun. Sawar melindungisel-sel ini dari sistem imun dengan membatasi lewatnya antigen membran dari sperma yangsedang berkembang ke dalam aliran darah. Karena itu, sawar darah-testis mencegah responsotoimun terhadap sperma sendiri, pembentukan antihrodi, dan akhirnya induksi sterilitas. Sawardarah-testis juga mencegah zat berbahaya dalam darah masuk ke epitel germinal yang sedangberkembang.

tt\"\"'GAMBAR 18.1 ffi Testis (Pandangan Seksional) Setiap testis dibungkus oleh kapsul jaringan ikat yang tebal yaitu tunika albuginea (f ), d dalamnya adalah lapisan vaskular jaringan ikat longgar yaitu tunika vaskulosa (2, S).Jarlngan ikat meluas ke dalam dari tunika vaskulosa (2, S) ke dalam testis untuk membentuk jaringan ikat interstisial (textus connectivus intertubularis) (3, l2). Jaringan ikat interstisi al (1, tZ) mengelilingi, mengikat, dan me- nyokong tubuli seminiferi (+, e, S). Dari mediastinum testis (lftat Gambar 18.2 bawah) terbentuk septum (Z' tO) fibrosa tipis ke tunika albuginea (1). Septum ini membagi testis menjadi banyak kompartemen yaitu lobuli. Setiap lobulus mengandung satu sampai empat tubuli seminrferi (4, 6, 9). Karena septum (Z , tO) tidak solid, Iobuluslobulus saling berhubungan. Di dalam jaringan ikat interstisial (1, tZ) di sekitar tubuli seminiferi (4,6, 9) terdapat banyak pem- buluh darah (t3), sel jaringan ikat longgar, dan kelompok sel interstisial (Leydig) (S, f f ). Sel inter- stisial (5, I 1) adalah sel endokrin di testis dan menyekresi hormon seks pria testosteron ke dalam aliran darah. Tubuli seminiferi (+, e , S) adalah saluran panjang yang berkelok-kelok di dalam testis yang biasanya tampak terpotong melinta\"g (4), memanjang (6), atau tangensial (9) pada sediaan. Tubuli seminiferi (4, 6, 9) dilapisi oleh epitel berlapis yang disebut epitel germinal (14). Epitel germinal (la) mengandung dua jenis sel, sel spermatogenik yang menghasilkan sperma dan sel penunjang Sertoli yang memberi makan sperma yang sedang berkembang. Epitel germinal (t+) berada di atas membrana basalis tubuli seminiferi (+, e ,S) dan selnya terlihat lebih rinci dalam Gambar 18.3, 18.4, dan 18.5.

1 Tunika albuginea 8 Tunika2 Tunika vaskulosa vaskulosa3 Jaringan 9 Tubulus ikat interstisial seminifer '10 Septum Tubuli 11 Sel interstisial seminiferi Sel interstisial (Leydis) (Leydig) 12 Jaringan ikat interstisial 13 Pembuluh darah 14 Epitel germinalGAMBAR 18.1 lrisan testis bagian perifer. Pulasan: hematoksilin dan eosin. Pembesaran lemah.

ffGAMBAR 18.2 Tubuli Seminiferi, Tubuli Recti, Rete Testis, dan Ductuli Efferentes Di bagian posterior testis, tunika albuginea meluas ke dalam testis sebagai mediastinum testis (10, l6). Pada gambar ini, bidang irisan memotong tubuli seminiferi (S, S), jaringan ikat dan pembuluh darah mediastinum testis (10, 16), dan duktus ekskretorius testis, ductuli efferentes (S, f f ). Sisi kjri gambar memperlihatkan beberapa tubuli seminiferi (a, S) yang dilapisi epitel spermato- genik dan sel penunjang (Sertoli). Jaringan ikat interstitial (a) bersambungan dengan mediastinum testis (10, 16) dan mengandung sel interstisial (Leydig) (1) penghasil-steroid (testosteron). Di media- stinum testis ( 10, t6), tubuli seminiferi (3, 5) berakhir di tubuli recti (2,6). tubuli recti (2,6) adalah duktus sempit yang pendek, dilapisi oleh epitel kolumnar rendah atau kuboid tanpa sel spermatogenik. Tubuli recli (2,6) berlanjut menjadi rete testis (7, 8, 12) di mediastinum testis ( 10, l6). Rete testis (2, S, LZ) adalah jalinan saluran tidak teratur yang beranastomosis dengan lumen lebar yang dilapisi oleh epitel selapis gepeng hingga kuboid rendah atau kolumnar rendah. Rete testis (2, A, n) melebar di dekat ductuli efferentes (0, tZ), tempat bermuaranya rete testis. Ductuli efferentes (q, f :) lurus, namun men- jadi lebih berkelok di kaput epididimis. Ductuli efferentes (1, tS) menghubungkan rete testis (7, 8, l2) dengan epididimis (lihat Gambar 18.6). Beberapa tubulus di rete testis (12) dan ductuli efferentes (9, 13) berisi timbunan sperma (f f, f+). Epitel ductuli efferentes (q, ta) terdiri dari kelompok sel kolumnar tinggi yang berselang seling dengan kelompok sel kuboid yang lebih pendek. Karena adanya perbedaan tinggi sel, lumen ductuli efferentes terlihat tidak rata. Sel-sel yang tinggi di ductuli efferentes (1, l:) memiliki silia (f S) dan sel kuboid memiliki mikrovili.Spermatogenesis ;rang notma'l 'bergantung pada kerja lateinizing hormone (LH) dan:falliCie.stimulating harmone (FSH) yang:dihasilkan oleh gonadotrof di adenohipofisls ketenjar pituitariaiLll berikatan dengan reseptor di sel interstisial (teydig) (endscrinoc.*us interstitialis)'danmerangsang sel tersebut untuk menyintesis hormon testosteron. FSHrmerangsang sel se-rtoll(epitheliocytus sustenans) untuk menyintesis dan melepaskan protein pengikatlandrogen;:(l\BBke dalam tubuli seminiferi. ABP berikatan dengan testosteron dan meningkatkan konsentrasihyt,ditubuli seminiferi, yang selanjutnya meranglang sperrnatogenesis.rP€ninikalqn, kop.e:'t'--'testosteron di tubuli: seminiferi merupqkan hal yang pentilg,:untuk sperm4togenesi!;r Se{ain,itu,sliuktur,..dan,fu4gsi,1:11e!enjar,:repro.duksi'tamlaha:n,1,se{al,,perkem'biangan: dan:pemelifiaraankarakteristik seksr:sekUnder: pria bergantung,pada kadar.tesiosteron yang sesuai.:, :Fl.ofmon,inhibin .juga disekresi olqh sel,Serto-li, memiliki',efek,inhibitorik, pad,a,:kelenjai: : ipil{itaria:dan menekan:atau.rnenghambat pembentukan FSH Jebih laniui, .

':l 8 Rete testis t*; 9 Ductuli efferentes2 Tubuli recti 10 Mediastinum3 Tubuli testis seminiferi 11 Sperma :*,€a; 12 Rete testis5 Tubulus (dengan sperma) seminifer 13 Ductuli efferentes6 Tubulus rectus 14 Sperma 15 Silia7 Rete testis 16 Mediastinum testisGAMBAR 18.2 Tubuli seminiferi, tubuli recti, rete testis, dan ductuli efferentes. Pulasan: hematoksilindan eosin. Pembesaran lemah (sisipan: pembesaran kuat) '

GAMBAR 18.3 ffi Testis Prirnata: Spermatogenesis di Tubulus Serninifer {Poton gan Transversal} Berbagai tahap spermatogenesis digambarkan di dalam tubulus seminifer (3). Setiap tubulus seminifer (e) dikelilingi oleh lapisan jaringan ikat dengan fibroblas ( r ) di sebelah luar dan membrana basalis (2) di sebelah dalam. Di antara tubuli seminiferi (3) adalah jaringan interstisial dengan fibroblas (t, f S), pembuluh darah (10), saraf, pembuluh limfe, dan sel interstisial (Leydig) (f f, f S). Epitel germinal berlapis tubulus seminifer (3) terdiri atas sel penuniang atau sel Sertoli (e , Z, t+) dan sel spermatogenik (5, 9, l2). Sel Sertoli (6,7, 14) adalah sel memanjang yang tipis dengan batas tidakteraturyang meluas dari membrana basalis (2) ke lumen tubulus seminifer (:). tnti sel Sertoli (6, 7, 14) lonjong atau memanjang dan mengandung kromatin yang jarang dan halus . Nukleolusnya yang mencolok membedakan sel Sertoli (6, 7, 14) dari sel spermatogenik (5, 9, 12) yang mengelilingi sel Sertoli (6,2,t+). Sel spermatogenik imatur, yaitu spermatogonia (f Z), berdekatan dengan membrana basalis (2) tubuli seminiferi (3). SpermatogonLa (12) membelah secara mitosis untuk menghasilkan beberapa gene- rasi sel. Tiga jenis spermatogonia dapat dikenali. Spermatogonia A pucat (12a) memiliki sitoplasma terpulas-pucat dan inti bulat atau lonjong dengan kromatin bergranula halus dan pucat. Spermatogonia A gelap ( f Zb) tampak mirip, namun kromatinnya lebih gelap. Tipe ketiga adalah spermatogonia B. Spermatogonia A (l2a) berfungsi sebagai sel induk untuk epitel germinal dan menghasilkan spermatogonia A dan B lainnya. Pembelahan akhir secara mitosis pada spermatogonia B menghasilkan spermatositprimer (S, f 0). Spermatosit primer (S, t0) adalah sel germinal yang paling besar di tubuli seminiferi (3) dan menempati bagian tengah epitel germinal. Sitoplasmanya mengandung inti yang besar dengan kromatin berupa gumpalan kasar atau benang halus. Pembelahan meiosis pertama spermatosit primer (Gambar 18.4; I, 5) menghasilkan spermatosit sekunder yang lebih kecil dengan kromatin inti kurang padat (Gambar 18.4;I,3). Spermatosit sekunder (Gambart8.4; | 3) mengalami pembelahan meiosis kedua segera setelah pembentukannya dan jarang terlihat di tubuli seminiferi (3). Pembelahan meiosis kedua menghasilkan spermatid (4,8,9,13,17) yang selnya lebih kecil dari- pada spermatosit primer atau sekunder (Gambar 18.4; I, 2,3,5). Spermatid berkelompok di compar- timentum adluminale tubulus seminifer (3) dan berkaitan erat dengan sel Sertoli (6, 13,14). Di sinl, spermatid (4,8,9,13, 17)berdiferensiasimenjadispermatozoamelaluiprosesyangdisebutspermioge- nesis. Kaput spermatid (4, 8) matang yang terpulas-gelap dan kecil terbenam di dalam sitoplasma sel Sertoli (S,Z,t+) denganekornyaterjulurkedalamlumentubulusseminifer(3).

1 Fibroblas iiillr, t-i:1 r,t -l,t 11 Sel interstisial2 Membrana )lt ) (Leydis) basalis 12 Spermatogonia; a. A pucat3 Tubulus b. A gelap seminifer 13 Spermatid4 Spermatid 14 Sel Sertoli5 Spermatosit 'a\ primer6 Sel Sertoli7 Sel Sertoli 'q.; E 16 Spermaiosil8 Spermatid primerI Spermatid i.; .;5,0 {d 17 Spermatid rlr;* 18 Fibroblas r.dtlGAMBAR 18.3 Testis primata: spermatogenesis di tubuli seminiferi. (potongan transversal). Pulasan:hematoksilin dan eosin. Pembesaran sedang.

.r,,,, ,.GAMBAR 18.4 ffi Testis Primata; Tahap-Tahap $permatogenesis Tiga tahaf spermatogenesis digambarkan. Pada gambar kiri (I), spermatosit primer (5) membentuk spermatosidsekunder (3), yang mengalami pembelahan meiosis yang cepat untuk membentuk sper- matid (t, Z) yang terbenam di dalam sitoplasma sel Sertoli (+). Oi dekat membrana basalis terdapat spermatogoniaA (6). Pada gambar tengah (II), spermatid (7) terletak di dekat lumen tubulus seminifer sebelum dilepas- kan.Juga tampak spermatid (8) bulat dan spermatosit primer (g) di dekat sel Sertoli (rO). ni dekat basis tubulus seminiferyaitu spermatogonia (f f ). Pada gambar kanan (ItI), sperma matang telah dilepaskan (spermiation) ke dalam tubulus seminifer dan epitel germinal hanya mengandung spermatid (8), spermatosit primer (9), spermatogonia ( t t ), dan sel penunjang Sertoh (f0).GAMBAR 18.5 ffi Testis: Tubuli $eminiferi (Potongan Transversal) Fotomikrograf ini menggambarkan sebuah tubulus seminifer (5) dan bagian tubuli seminiferi yang berdekatan. Epitel germinal yang tebal melapisi setiap tubulus seminifer (5). Spermatogonia (f ) Agelap (f a) dan B pucat (lb) terletak dibasis tubulus. Spermatositprimer (Z) dan spermatid (7) dalam berbagai tahap pematangan terbenam di dalam epitel germinal dekat lumen. Ekor spermatid (7) terjulur ke dalam lumen tubuli seminiferi (5). Sel penunjang Sertoli (6) tersebar di seluruh epitel germinal. Setiap tubulus seminifer (S) diketitingi oleh jaringan ikat (3) interstisial fibromuskular. Di sini ditemukan sel interstisial (4) penghasil-testosteron.

tl ilt * 7 Spermatid'1 Spermatid 8 Spermatid2 Spermatid3 Spermatosit sekunder4 Sel Sertoli5 Spermatosit q**# I Spermatosit 1.?h primer (meiosis) primer ,&i,,:ruilwF 10 Sel Sertoli6 Spermatogonia P ffi;:@ 11 Spermatogonia a. A pucat b. A gelap -,\",.#w€+1@qrySGAMBAR 18.4 Testis primata: tahap-tahap spermatogenesis. Pulasan: hematoksilin dan eosin.Pembesaran kuat.Spermatogonia \:r i,o, 4 Sel interstisiala. A gelap eit 'i*.: .&, I 5 Tubulusb. B pucat i:ta;l.$ir\"*i i:l*.i,i seminifer2 Spermatosit q .., j'::l 6 Sel Sertoli q..1l'.}l primer riJ?rq'i *;i 7 Spermatid3 Jaringan ikat WGAMBAR 18.15 Testis: tubuli seminiferi (potongan transversal). Pulasan: hematoksilin dan eosin(sediaan plastik). 80X

GAMBAR 18.6 ffi Ductuli Efferentes dan Tubuli Duktus Epididimis Ductuli efferentes (l) muncul dari mediastinum di permukaan posterosuperior testis dan meng- hubungkan rete testis dengan duktus epididimis. Ductuli efferentes terdapat di dalam jaringan ikat (2, f 2) dan membentuk bagian kaput epididimis. Lumen ductuli efferentes (1) memperlihatkan kontur yang tidak teratur karena epitelnya terdiri dari kelompok sel tinggi bersilia yang diselingi dengan kelompok sel pendek tanpa silia. Permukaan basal tubuli memiliki kontur yang rata. Di bawah membrana basalis terdapat lapisan tipis jaringan ikat (2) yang mengandung lapisan otot polos (S, f t ). Sewaktu ductuli efferentes ( I ) berakhir di duktus epidi- dimis,lumen dilapisi oleh epitelbertingkat semu silindris (0, S) duktus epididimis (7). Duktus epididimis (3, +) adalah suatu saluran panjang berkelok-kelok yang dikelilingi oleh ja- ringan ikat (2) dan lapisan otot polos (S, tt) yang tipis. Potongan melalui duktus epididimis menun- jukkan potongan melinta\"g (3) dan potongan memaniang (+). neberapa bagian duktus mengandung sperma (z) matang. I Epitel bertingkat semu silindris (6, 8) terdiri dari epitheliocytus stereocili atas (grrinciptat cell) (g) kolumnar tinggi dengan stereosilia (8) nonmotil yang panjang dan epitheliocytus basalis (f O) yang kecil.GAMBAR 18.7 ffi Tubuli Duktus Epididimis (Potongan Transversal) Fotomikrograf ini menggambarkan tubuli duktus epididimis, sebagian di antaranya berisi sperma (l). Tubuli duktus dilapisi oleh epitel bertingkat semu (Z). Epitheliocytus stereociliatus (2a) memiliki epitel kolumnar tinggi dan dilapisi oleh stereosilia (5), mikrovili yang panjang dan bercabang. Epi- theliocytus basalis (2b) berukuran kecil dan bulat serta terletak di dekat basis epitel. Lapisan tipis otot polos (3) mengelilingi setiap tubulus. Di dekat lapisan otot polos (3) terdapat sel dan serat jaringan ikat (+).

1 Ductuli 7 Sperma2 Jaringan ikat 8 Epitel bertingkat semu silindris3 Potongan melintang dengan stereosilia duktus epiCidimis 9 Epitheliocytus4 Potongan memanjang stereociliatus duktus epididimis (sel prinsipal)5 Lapisan otot polos '10 Epitheliocytus6 Epitel basalis (sel basal) '11 Lapisan otot polos 12 Jaringan ikatGAMBAR 18.6 Ductuli efferentes dan tubuli duktus epididimis. Pulasan: hematoksilin dan eosin. Sisikiri, pembesaran lemah; sisi kanan, pembesaran kuat.1 Sperma2 Epitel bertingkat 3 Otot polos semu 4 Jaringana. Epitheliocytus ikat stereociliatus 5 Stereosiliab. Epitheliocytus basalisGAMBAR 18.7 Tubuli duktus epididimis (potongan transversal). Pulasan: hematoksilin dan eosin(sediaan plastik). 50X

GAMBAR 18.8.ffi Duktus {vas} Deferens {Potongan Transversaf} Duktus (vas) deferens memiliki lumen yang sempit dan tidak teratur dengan plica longitudinalis (6), mukosa yang tipis, muskularis yang tebal, dan adventisia. Lumen duktus deferens dilapisi oleh epitelbertingkat semu silindris (8) dengan stereosilia. Epitel duktus deferens sedikit lebih rendah dibandingkan dengan epitel duktus epididimis. Lamina propria (Z) tlpls di bawahnya terdiri dari serat kolagen padat dan anyamari halus serat elastik. Muskularis tebal terdiri atas tiga lapisan otot: lapisan longitudinal dalam (f ) yang tipis, lapisan sirkular tengah (2) yang tebal, dan lapisan longitudinal luar (3) yang tipis. Muskularis dlkelilingi oleh adventisia (S) yang banyak mengandung pembuluh darah, venula dan arteriol (4), dan saraf. Adverrtisia (5) duktus deferens menyatu dengan jaringan ikat di funiculus spermaticus.GAMBAR 18.9 ffi Ampulla Ductus seferens {Potongan Transversal} Bagian terminal duktus deferens melebar menjadi ampulla. Ampulla berbeda dari duktus deferens, terutama pada struktur mukosanya. Lumen (3) ampulla lebih besar daripada yang terdapat di duktus deferens. Mukosa juga memiliki banyak plica longitudinalis (a) bercabang yang tidak teratur dan diverticula atau cryptae glandulares (1) dalam yang terletak di antara plicae dan meluas ke lapisan otot sekitarnya. Epitel sekietorik yang melapisi lumen (e) dan diverticula glandulares (1) adalah epitel selapis silindris atau kuboid. Di bawah epitel adalah lamina propria (6). Lapisan otot polos di muskularis mirip dengan yang terdapat di duktus deferens. lapisan ini terdiri dari lapisan otot longitudinal dalam (7) yangtipis, lapisan otot sirkular tengah (S) yang tebal, dan lapisan otot longitudinal luar (9) yang tipis. Ampulla dikelilingi oleh jaringan ikat adventisia (S).Motilitas silia di ductuli efferentes menciptakan suatu arus yang membantu:penglngkud qqiran.dan sperna dari tubuli seminiferi ke duktus epididimis (ductus epididy,midiqi.s,&ai;itu;:kontiakiti[ql lerat,,gtot polos yang mengelilingi tubuti ini juga ikut.mernb4Qtu,pirlgirl'gtuiini,,apermA..Sef@,kuboid tanpa sif ia yang juga melapis! ductuli:efferentes rne*gab'lbipsi,iobagian'bdsar,e.ai{ao,s*. fuididi*is',,lDukt-usiepi'{i4mli.1;y.angsangat 'berkelok-liefok adalah tempaf penimbunan,rpeny,igdanan;:ddpemltaiigan:sperma !h, laljqti t(etika:sperma r.nas* ke,epididim,is, qperma,ndnm;iil:din,tidaiirfiqmpu': rn'qrn'bua!1i o.qqit .Nnniun;.sekitar'seminggu, kemudlan dalanr peijalagdn.melintaii.duktuiepididimis;;siierfiarmerrpe'roleh motilfas, Epitheliocytus gteriociliatur @iil cipal:eel|*d,i;m*iqpidi4.irtrls idi{apisi,ol,eh-mikrovilt::y.ang ,belca,pang 'darr.,Faniang.:aau,,qteretisitia;:yang,igius..me.,Abrus;mengabs.o,rps!.cairan tdstisryang:tidak, diabsorpsi, dirduetu:li:efferen' qr,selama.ilAiiealii*i,sprqg,dari ,te9!!s, ,Epitheliocytus stereociliatu-s, di epididimis,juga,memfagosjt,eot6.us,rei,iiJ1i!:bkgslrlua;l bod!.Y?n8:beltm djiingkirkan oleh-sel sertolir di tubulirseminiie.rr;,danriuga',i,eLspe{ma,;yang,,ali1o,tryal q.t?u,mengalaqri degen,erasi:Sel iqi,:iuga menghabllkan glik,ip,1;g'.tein::y,ani men*' ::hambat.lkapas.rlq{,..atau.kemamp.uaq ,sperma me;uLoftsp,.pefnbuahar]..hi6ggE,.sparmi.UdraCa d.i.dllam,:saluqn,.r..ep,rodukgi.Wanitai', :

1 Lapisan otot 6 Plica longitudinalis longitudinal dalam 7 Lamina propria2 Lapisan otot sirkular tengah 8 Epitel bertingkat semu silindris3 Lapisan otot longitudinal luar4 Pembuluh darah (arteriol dan venula)5 AdventisiaGAMBAR 1g.g Duktus'(vas) deferens (potongan transversal). Pulasan: hematoksilin dan eosin.Pembesaran lemah. 5 Adventisia1 Diverticula atau 6 Lamina propria cryptae glandulares 7 Lapisan otot4 Plica longitudinalis longitudinal dalam B Lapisan otot sirkular tengah 9 Lapisan otot longitudinal luarGAMBAR 18.9 Ampulla ductus deferentis. Pulasan: hematoksilin dan eosin. Pembesaran lemah.

BAB 18 Ringkasan$UBBAB 1 ffi Sistem ReproduksiSistem Reproduksi Pria: Komposisir Terdiri dari dua testis yang mengandung sel spermatogenik, yang menghasilkan spermao Banyak duktus ekskretorius mengalirkan sperma untuk disimpan dan dimatangkan di duktus epididimiso Sewaktu ejakulasi, sperma meninggalkan sistem melalui duktus (vas) deferens dan uretra peniso Keleniar tambahan mencakup prostat, vesikula seminalis, dan kelenjar bulbouretraSkrotumo Testis terletak di luar tubuh di dalam skrotum yang suhunya 2'sampai 3'C lebih rendah daripada suhu tubuho Suhu yang lebih rendah di skrotum disebabkan oleh penguapan keringat dan pleksus pampiniformisc Mekanisme arus balik pertukaran panas di vena mendinginkan darah arteri sewaktg d\"r\"h -\"rok ke testisTestiso Jaringan ikat tebal tunika albuginea mengelilingi setiap testis dan membentuk mediastinum testiso Septum jaringan ikat yang tipis dari mediastinum testis memisahkan testis menjadi lobuluslobulus testiso Lobulus testis mengandung tubuli seminiferi contorti dan dilapisi oleh epitel germinal'o Epitel germinal mengandung sel spermatogenik dan sel sertoli (penunjang) Di antara tubuli seminiferi terdapat sel interstisial (Leydig) penghasil-testosteron$permatogenesiso Mencakup pembelahan mitosis sel spermatogenik untuk membentuk sel induk tipe Ar. sel spermatogenik B menghasilkan spermatosit primer, sel terbesar di tubuli spermatosit primer menghasilkan spermatosit sekunder yang lebih kecilr. Pembelahan meiosis spermatosit primer dan sekunder mengurangi jumlah kromosom Spermatosit sekunder membelah untuk membentuk spermatid. Spermatid tidak membelah dan mengandung 23 kromosom tunggal (zz+x atau 22+y)' Sperma yang sedang berkembang dihubungkan oleh pons intercellularis sampai dilepaskannya sperma matang ke dalam tubuli.Sperrniogenesiso Perubahan morfologi spermatid menjadi spermao Bentuk dan ukuran spermatid berubah, dengan pemadatan kromatin intio Di sisi anterior, granulum acrosomaticum dalam vesicula menyebar di nukleus yang memadat berupa acrosomar Acrosoma mengandung enzim hidrolitik yang dibutuhkan untuk menembus sel yang mengelilingi Lositro Di sisi posterior, terbentuk flagellum (ekor) dengan sejumlah mitokondria di pars interrnedia .p.r-\". SitoPlasma residual terlepas dari spermatid dan difagositosis oleh sei Sertoli sperma matang terdiri dari caput, collumr pars intermedia, dan pars principalisDuktus ekskretoriust Sperma yang dilepaskan berjalan melalui tubulus rectus dan rete testis ke ductuli efferenteso Ductuli efferentes muncul dari mediastinum dan menyalurkan sperma ke kaput duktus epidiclirnis' Epitel ductuli efferentes tidak rata karena adanya sel bersilia dan tidakbersilia di lumeno Silia di ductuli efferentes mendorong sperma dan cairan dari tubuli seminiferi ke duktus epididimiso Sel tidak bersilia mengabsorpsi sebagian besar cairan testis sewaktu cairan melewati duktus epididimis438

o Duktus epididimis berlanjut sebagai duktus (vas) deferens yang menyalurkan sperma ke uretra penis. Otot polos di sekitar ductuli efferentes, duktus epididimis, dan duktus deferens berkontraksi untuk mendorong sPerma Epitel bertingkat semu dengan epitheliocytus stereociliatus (principal cell) dan epitheliocytus basalis melapisi ductuli efferentes dan epididimisr Stereosilia melapisi permukaan sel di duktus epididimis dan duktus deferenso Stereosilia mengabsorpsi cairan testis dan epitheliocytus stereociliatus memfagosit sitoplasma residual. Epitheliocytus stereociliatus di duktus epididimis juga menghasilkan glikoprotein yang menghambat kapasitasi spermaSel Sertolie Memberi dukungan fisik, perlindungan, nutrisi, dan pelepasan sperma matang ke dalam tubulio Fagositosis sitoplasma residual spermatidr Sekresi ABP untuk meningkatkan kadar testosteron di tubuli dan cairan testis untuk pengangkutan spermao Sekresi hormon inhibin dan anti-miillerian hormoneSawar Darah-Testisr Dibentuk oleh zonula occludens sel-sel Sertoli yang berdekatano Memisahkan tubuli seminiferi dalam compartimentum basale dan compartimentum adluminaleo Melindungi sperma yang sedang berkembang dari respons otoimun dan zat yang berbahayaHormon Pria. Spermatogenesis bergantung pada hormon LH dan FSH yang dihasilkan oleh kelenjar pituitariao LH berikatan dengan reseptor di sel interstisial dan merangsang sekresi testosterono FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP ke dalam tubuli seminiferi untuk mengikat testosterono Testosteron di tubuli seminiferi penting untuk spermatogenesis dan fungsi kelenjar tambahano Sel Sertoli menghasilkan inhibin, yang menghambat pembentukan FSH dari kelenjar pituitaria

SUBBAB 2 ffi Kelenjar Reproduksi TambahanVesikula Seminalis, Keleniar Prostat, Keleniar Bulbouretra, dan Penis Kelenjar tambahan pada sistem reproduksi pria terdiri dari sepasang vesikula seminalis, sePasang kelenjar bulbouretra (glandula bulbourethralis), dan sebuah keleniar prostat (prostata). Struktur- struktur ini berkaitan l\"rrgsurrg dengan saluran reproduksi pria dan menghasilkan banyak produk sekre- torik yang bercampur dengan sperma untuk menghasilkan cairan yang disebut semen. Penis berfungsi sebagai organ kopulasi, dan uretra penis berfungsi sebagai saluran bersama untukurin dan semen. Vesik rla seminalis terletak di belakang kandung kemih (vesica urinaria) dan di atas kelenjar prostat. Duktus ekskretorius masing-masing vesikula seminalis bergabung dengan bagian terminal duktus (vas) deferens yang melebar, ampulla, membentuk duktus eiakulatorius. Duktus ejakulatorius masuk dan menembus kelenjar prostat untukbermuara ke dalam uretra pars prostatika. Kelenjar prostat terletak di bawah leher kandung kemih. Llretra keluar dari kandung kemih dan menembus prostat sebagai uretra pars prostatika. Selain duktus ejakulatorius, banyak duktus ekskre- torius dari kelenjar prostat bermuara ke dalam uretra pars prostatika. Keleniar bulbouretra adalah kelenjar kecil sebesar kacang yang terletak di radix penis dan melekat di dalam otot rangka diafragma urogenital; duktus ekskretoriusnya berakhir di bagian proksimal uretra penis. penis terdiri atas jaringan erektil, sepasang corpora cavernosa di sisi dorsal, dan satu coqpus spongiosum di sisi ventral yang membesar di bagian distal menjadi glans penis. Karena uretra penis terbentang di sepanjang korpus spongiosum, bagian penis ini juga disebut corPus cavernosum ure- thrae. Setiap corpus yang erektil di penis dikelilingi oleh jaringan ikat tunika albuginea. Jaringan erektil di penis terdiri atas rongga-rongga vaskular tidak teratur yang dilapisi oleh endotel vaskular. Trabekula di antara rongga-rongga ini mengandung serat kolagen dan elastik, dan otot polos. Darah memasuki rongga vaskular dari cabang arteri dorsalis dan arteri profunda penis dan dialirkan keluar oleh vena Perifer' 441

GAMBAR 18.10 ffi Kelenjar Prostat dan uretra pars prostatikaKelenjar prostat adalah suatu organ berkapsul yang terletak di bawah leher kandung kemih. Uretra yangkeluar dari kandung kemih dan melewati kelenjar prostat disebut uretra pars prostatika (r). L,r-\"iuretra pars prostatika (1) bentuk-bulan sabit dilapisi oleh epitel transisional (6). t(ebanyakan kelenjarprostat terdiri dari keleniar prostat (S, r f ) tubuloasinar bercabang yang kecil. Sebagian kelenjar prostat(S, t t) mengandung agregasi sekretorik padat yaitu concretio prostatica (r r) ai dia.r, padagambarini, concretioprostatica (11) terlihatberupatitikmerahkecil. Kelenjarprostat (S, \"l1sl).rld.rayan.uretrapars prostatika (t) dikelilingi oleh stroma fibromyoelasticum (fibromuscuiar stroma) (ro) denganberkas otot polos (4), bercampur dengan serat kolagen dan elastik. Crista urethralis longitudinalis pada stroma fibromyoelasticum padat tanpa kelenjar melebar diuretra pars prostatika (1) untuk membentuk struktur berbentuk kubah yanghalus yaitu kolikulusseminalis (z). folikulus seminalis (7) menonjol ke dalam dan menyebabkan uretra pais prostatika (l)berbentuk bulan sabit. Di masing-masing sisi kolikulus seminalis (7) terdapat sinus prostaticus (2).Sebagian besar duktus ekskretorius kelenjarprostat (9) bermuara ke dalam sinus prostaticus (2). Di bagian tengah kolikulus seminalis (7) adalah cul-de-sacyans disebut utrikulus (s). Utrikulus (s)sering menunjukkan pelebaran di ulung distalnya sebelum bermuara ke uretra pars prostatika (r).Membran mukosa utrikulus (8) yang tipis biasanya berlipat-lipat, dan epitel biasanya adJah jenis selapissekretorik atau bertingkat semu silindris.Juga, dua duktus ejakulatorius (3) bermuara di koiikulus, satudi masing-masing sisi utrikulus (8).

1 Uretra pars prostatika 6 Epitel transisional 7 Kolikulus seminalis2 Sinus prostaticus 8 Utrikulus3 Duktus ejakulatorius4 Berkas otot polos 9 Duktus kelenjar prostat 5 Kelenjar prostat 10 Stroma fibromyoelasticu m 11 Kelenjar prostat dengan concretioGAMBAR 18.10 Kelenjar prostat dan uretra pars prostatika. Pulasan: hematoksilin dan eosin.Pembesaran lemah.

GAMBAR 18.11 ffi Kelenjar Prostat: Asini Kelenjar dan Concretio ProstaticaPotongan kecil kelenjar prostat dari Gambar 18.10 digambarkan pada pembesaran yang lebih kuat. Ukuran asini keleniar (t) di dalam kelenjar prostat sangat bervariasi. Lumen asini biasanya lebardan tidak teratur karena penonjolan epitel yang melapisi lipatan iaringan ikat (r0). Sebagian asinikelenjar (1) mengandung sekret prostat (l) yang mengandung protein. Asini kelenja, (i) l\"irrrry\"mengandung concretio prostatica (+, e , s) yang dibentuk oleh lapisan konsentrik daii sekret prostatyang memadat. Concretio prostatica (4, 6, 8) merupakan ciri khas asini kelenjar prostat. Jumlah con-cretio prostatica (4,6, 8) bertambah dengan meningkatnya usia, dan mungkin mengalami kalsifikasi.Meskipun epitel kelenlar (5) umumnya selapis silindris atau bertingkat semu d.an sel-selnya ber-warna lebih muda, namun epitel ini sangat bervariasi. Di daerah tertentu, epitel mungkin gepeng ataukuboid. Duktus ekskretorius keleniarprostat (2) seringmenyerupai asini kelenjar (1). oibagian terminalduktus (2), epitel biasanya silindris dan berwarna lebih gelap sebelum memasuki uretra. Stroma fibromyoelasticum (7) merupakan ciri khas kelenjar prostat lainnya. Berkas otot polos(3) dan serat jaringan ikat bercampur di dalam stroma (z) dan teisebar di seluruhkelenjar.GAMBAR 18-12 ffi Kelenjar Prostat: Kelenjar Prostat dengan Concretio Prostatica Parenkim kelenjar Prostat (parenchyma glandulare) terdiri dari kelenjar prostat (s) yang bervariasi dalam bentuk dan ukuran' Epitel kelenjar juga bervariasi dari selapis kuboid atau silindrislz) hirrgga bertingkat semu. Pada individu yang lebih tua, bahan sekretorik kelenjar prostat (3) mengendup membentuk concretio prostatica ( r, s) khas yang terpulas-gelap. Kelenjar prostat juga diiandaiad\"arrniJyaf. stroma fibromyoelasticum (+). nada fotomikrograf ini, serat otot polos (+a) di stroma fibromyo- elasticum (4) berwarna merah dan serat iaringan ikat (4b) berwarn\" Li.,r.

1 Asini kelenjar 6 Concretio prostatica##isultii*,h*2 Duktus ekskretorius ,/.,Q: 7 Stroma kelenjar prostat ': € -..r fibromyoelasticumW?r;*ff3Berkas otot polos B Concretio prostatica \",-l _-FS^J n;r;';.\". ;:E 3r,i1:;;ffirffi4 Concretio prostatica I Sekret prostat 10 Lipatan jaringan ikat5 Epitel kelenjarGAMBAR 18.11 Kelenjar prostat: asini kelenjar dan concretio prostatica, Pulasan: hematoksilin daneosin. Pembesaran sedang. Concretio Stroma prostatica fibromyoelasticum2 Epitel a. Serat otot polos silindris b. Serat jaringan3 Kelenjar ikat prostat Concretio prostaticaGAMBAR 18.12 Kelenjar prostat: kelenjar prostat dengan concretio prostatica. Pulasan: trikromMasson. 64X.

iii1:#';t+il:i::iirli:..':i:iGAMBAR 18.13 ffi Vesikula $ernrinalrs Sepasang vesikula seminalis adalah kelenjar memanjang yang terletak di sisi posterior kandung kemih. Duktus ekskretorius dari masing-masing vesikula seminalis menyatu dengan ampulla masing-masing duktus deferens untuk membentuk duktus ejakulatorius, yang kemudian berjalan menembus kelenjar prostat untuk bermuara ke dalam uretra pars prostatika. Vesikula seminalis memperlihatkan lumen yang sangat berkelok dan tidak teratur. Potongan melintang melaiui kelenjar menunjukkan plica mucosa primaria (l). Llpatan-lipatan ini bercabang menjadi banyak plica mucosa secundaria (2), yang sering beranastomosis dan membentuk rongga, ruang yang tidak teratur, atau crypta mucosa (7). Lamina propria (6) menonjol ke dalam dan membentuk bagian tengah plica mucosa primaria ( t ) yang lebih besar dan plica mucosa secundaria (2) yang lebih kecil. Lipatan-lipatan ini terjulur jauh ke dalam lumen vesikula seminalis. Epitel (5) kelenjar vesikula seminalis tampak bervariasi, namun biasanya bertingkat semu rendah dan kolumnar rendah atau kuboid. Muskularis terdiri atas lapisan otot sirkular dalam (3) dan lapisan otot longitudinat luar (4). Susunan otot polos ini sering sulit diamati karena lipatan mukosa yang kompleks\" Adventisia (S) mengelilingi muskularis dan menyatu dengan jaringan ikat.GAMBAR 18.14 ffi Kel*njar Bulbouretra Sepasang kelenjar bulbouretra adalah kelenjar campuran tubuloasinar. Kapsul fibroelastik yang mem- bungkus kelenjar ini mengandung iaringan ikat (3), serat otot polos, dan serat otot rangka (Z,Z) di septum iaringan ikat (5) interlobularis. Karena kelenjar bulbouretra terletak di diafragma urogenital, serat otot rangka (2,7) dal diafragma terdapat di dalam kelenjar. Septum jaringan lkat (5) dari kapsul (3) membagi kelenjar menjadi beberapa lobulus. Unit sekretorik memiliki struktur dan ukuran yang bervariasi dan menyerupai kelenjar mukosa. I(elenjar memperlihatkan unit sekretorik asinar (6) atau unit sekretorik tubular (r). Sel sekretorik adalah kuboid, kolumnar rendah atau gepeng, dan berwarna lebih muda. Tinggi sel epitel bergantung pada status fungsional kelenjar. Produk sekretorik kelenjar bulbouretra terutama adalah mukus. Duktus ekskretorius (4) yang lebih kecil mungkin dilapisi oleh sel sekretorik, sedangkan duktus ekskretorius yang lebih besar menunjukkan epitel bertingkat semu atau epitel berlapis silindris. iProdUk'sekr-etorik:dari,:vesi(u[a seminalis, kelenjai prosta!'dan kelenjar,:bu]bouretra bercampur dengan.sper:r'nii;.dan membentuk semen.:Semen rnenyediakan media'tianspo{ dan nutrisi bagi 9pe;m1. .Sgmgn juga menetralkan keasaman uretra pria dan vagina, dan mengaktifkan sperma setelah ejakulasi. : :'Vesikula:seminalis :menghasilkan cairan kental .kekuningan yang mengandung:konientrasi finggizat,kimiawi pengaktitsperma, misalnya fruftxosa, komponen karbohidrat utama pada semen. Fruktosa:dimetabolisasi oleh sperma dan ber\"fungsi sebagai sumber energi utama untuk,motilitas sperma. Vesikula seminalis paling banyak menghasilkan cairan yang terdapat di semen. , ' , ,' Kelenjar proslat (prostata) menghasilkan cairan encer, sedikit asam, kava asam sitrat, fosfar,tase as-qqr,arnilase, dan antigen spesifik.prostat {prostate-specific antigen, pSA). Enzi:m fibrinolisjn di dalam caliran rnencairkan semen lang mengental setelah ejakulasi. PSA sangat berguna untuk diagnosis kanker: prostat karena konsentrasinya sering meningkat d,i dalam darah selama ke- ganasan. \" '. Keleniar bulliouretra (glandula bulbourethralis) menghasilkan sekret kental, jernih;' mirip- mukus,,Yang dikeiuarkan selama rangsangan erotik, rlan berfungsi sebagai pelumas untuk uretra penis. Selarna eiakulasi, sekret kelenjar hrulbouretra mendahului kornponen semen lainnya.

1 Plica mucosa 5 Epitel primaria 6 Lamina propria2 Plica mucosa 7 Crypta mucosa secundaria3 Lapisan otot sirkular dalam4 Lapisan otot 8 Adventisia longitudinal luar :!'' !i',., t{$i! ,ql .\"'-*-o_*.j_.,--.,.....-.. -J_**_:*--..-., .r...,--,-_;-.\"__-.,-GAMBAR 18.13 Vesikula seminalis. Pulasan: hematoksilin dan eosin. Pembesaran lemah. \,\--,, $L. 4 Duktus ekskretorius t \-. 5 Septum jaringan ikat 6 Unit sekretorik asinar x12 Serat otot rangka 7 Serat otot rangka (potongan melintang)GAMBAR 18.14 Kelenjar bulbouretra. Pulasan: hematoksilin dan eosin. Pembesaran kuat.

GAMBAR 18.15 ffi Penis Manusia (Potongan Transversal) Potongan melintang penis manusia memperlihatkan dua co{pora cavernosa (f S) (tunggal, corpus cavernosum) di sisi dorsal dan satu corpus spongiosum (21) di sisi ventral yang membentuk corpus penis. Uretra (9) melalui keseluruhan panjang penis di corpus spongiosum (Zt). Kapsul jaringan ikat tebal yaitu tunika albuginea (4) mengelilingi corpora cavernosa (tS) dan membentuk septum me- diana (f7) di antara kedua corpus. Tunika albuginea (A) yang lebih tipis dengan serat otot polos dan serat elastik mengelilingi corpus spongiosum (21). Ketiga caverna (tS, Zt) dikelilingi oleh jaringan ikat longgar yaitu fascia penis profunda (nuck) (S, f 0), yang selanjutnya dikelilingi oleh jaringan ikat dermis (f 0) yang berada di bawah epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk di epidermis (tt). Berkas otot polos tunika Dartos (7), saraf (Z), ke- leniar sebasea (ZO), dan pembuluh darah perifer berada di dalam dermis (10). Trabekula (U) dengan serat kolagen, elastik, sara{, dan otot polos mengelilingi dan membentuk bagian tengah sinus cavernosus (vena) (tt, zz) di corpora cavernosa (tS) dan corpus spongiosum (Zt). Sinus cavernosus (tS) ai corpora cavernosa (15) dilapisi oleh endotel dan mendapat darah dari arteri dorsalis (1, 14) dan arteri profunda (3) penis. Arteri profunda (3) bercabang di corpora cavernosa (tS) dan membentuk arteri helisinae (6), yang bermuara langsung ke dalam sinus caver- nosus (tS). Sinus cavernosus (ZZ) di corpus spongiosum (21) mendapat darah dari arteri bulbouretra, cabang arteri pudenda interna. Darah yang meninggalkan sinus cavernosus QA, ZZ) terutama keluar melalui vena superfisial (tz) dan vena dorsalis profunda (f 3). Sewaktu melewati pangkal penis, uretra (9) dilapisi oleh epitel bertingkat semu atau berlapis silin- dris. Sewaktu keluar dari penis, epitel berubah menjadi berlapis gepeng. Uretra (f) Fga menunjukkan invaginasi yaitu lacuna urethralis (Morgagni) dengan sel-sel mukosa. Kelenjar uretra tubular bercabang (I-ittre) yang terletak di bawah epitel bermuara ke dalam resesus ini. Kelenjar-kelenjar ini diperlihatkan pada pembesaran yang lebih kuat di Gambar 18.16.GAMBAR 18.16 ffi Uretra Penis (Potongan Transversal) Uretra penis terbentang di sepanjang penis dan dikelilingi oleh corpus spongiosum (9). Gambar ini memperlihatkan potongan melintang melalui lumen uretra penis (3) dan corpus spongiosum (9). Lapisan di bagian uretra ini adalah epitel bertingkat semu atau berlapis silindris (2). Lamina propria (S) tipis di bawahnya menyatu dengan jaringan ikat corpus spongiosum (9). Banyak kantong-luar yang tidak teratur atau lacuna urethralis (4) dengan sel mukosa ditemukan di lumen uretra penis (3). Lacuna urethralis (4) berhubungan dengan keleniar mukosa uretralis (r,ittre) (6, Z) bercabang yang terdapat di jaringan ikat corpus spongiosum (9) dan ditemukan di sepanjang uretra penis. Duktus dari kelenjar uretralis (9) bermuara ke dalam lumen uretra penis (3). Corpus spongiosum (9) terdiri dari sinus cavernosus (f, fO) yang dilapisi oleh sel endotel dan di- pisahkan oleh trabekula (8) jaringan ikat yang mengandung serat otot polos dan serat kolagen. Banyak pembuluh darah, arteriol dan venula (tt), mendarahi corpus spongiosum. Struktur bagian dalam corpus spongiosum (9) mirip dengaq struktur di corpora cavernosa yang digambarkan di Gambar 18.r5.

1 Arteri dorsalis 12 Vena dorsalis superfisial2 Saraf '13 Vena dorsalis profunda3 Arteri profunda 14 Arteri dorsalis 15 Corpora cavernosa4 Tunika albuginea5 Fascia penis profunda 16 Fascia penis profunda6 Arteria helicina 17 Septum mediana7 Tunika Dartos 1B Sinus cavernosus8 Tunika albuginea9 Uretra 19 Trabekula10 Dermis 20 Kelenjar sebasea1'1 Epidermis 21 Corpus spongiosum 22 Sinus cavernosusGAMBAR 18.15 Penis manusia (potongan transversal). Pulasan: hematoksilin dan eosin. Pembesaranlemah. * ra::.}\" $rX t 1i' ')i,1 Sinus cavernosus \"\'\": 7 Kelenjar uretralis2 Epitel silindris (Littre) 8 Trabekula3 Lumen uretra I Corpus spongiosum penis 10 $inus caverno$us4 Lacuna urethralis f i Pemhulllh darah5 Lamina propria {arleriol dan rrenula}6 Kelen.jar uretraiis (Littre) dan duktusGAMBAR 18.16 t-,lretra peni$ {potongar'} transversai}. pulasan: hemateksilin dan eosin. Pen\"lbesaranlemah.

BAB 18 RingkasanSUBBAB 2 m Kelenjar Reproduksi TambahanVesikula Seminalisr Terletak di belakang kandung kemih dan di atas kelenjar prostato Duktus ekskretorius bergabung dengan ampulla ductus deferens untuk membentuk duktus ejakulatoriuso Duktus ejakulatorius menembus kelenjar prostat untuk bermuara ke dalam uretra pars prostatikao Menghasilkan cairan dengan fruktosa pengaktif-sperma, sumber energi utama untuk motilitas spermao Menghasilkan cairan paling banyak di dalam semenKelenjar Prostatr Terletak di bawah leher kandung kemiho lJretra keluar dari kandung kemih dan berjalan menembus prostat sebagai uretra pars prostatikao Duktus ekskretorius dari kelenjar prostat masuk ke uretra pars prostatikao lJretra pars prostatika dilapisi oleh epitel transisionalr Ditandai oleh stroma fibromyoelasticum dan concretio prostatica di dalam kelenjaro Menghasilkan cairan encer dengan banyak zat kimiawi, termasuk antigen spesifik-prostatKelenjar Bulbouretrar Kelenjar kecil yang terletak di radix penis dan otot rangka diafragma urogenitalr Duktus ekskretorius masuk ke bagian proksimal uretra penis. Menghasilkan sekret mirip-mukus yang berfungsi sebagai pelumas uretra penisPenisr Terdiri dari jaringan erektil atau rongga vaskular yang dilapisi oleh endotelo Corpora cavernosa yang erektil terletak di sisi dorsal dan corpus spongiosum di sisi ventralo Tunika albuginea mengelilingi corpus yang erektilr Arteri dorsalis dan arteri profunda mendarahi corpus yang erektil450

lnfundibulum lsthmus Fimbriae tubae Ovariu[ Ampulla Folliculus secundarius ov€rii Folliculocytus granularis Folliculus maturus Eiidometriurn Zona pellucida Myoffielrium Antrum Theca externa Perinietriurn . Oocytus Theca interna Folliculocytus r. '.Cdhafiscervicis uteri Medulla Cervix Cortex Theca folliculi Corona Zona peilucida radiata Oocytus Zona Folliculocytus Folliculus granularis primarius Oocytus Folliculus primordialis Folliculocytus Oocytus Vas sanguineum Corona radiata qoS Oocytus s @ @ IGranulosoluteocytus Nucleus oocYtus Thecaluteocytus Corpus albicans Epitel germinal I Corpus luteumSiklus @ovarium Folikel sekunder Ovulasi$tratum ,* r, \.i\f{, ,fungsicnalis .:,Stratum ,r'/ \iY,' .i:\";' .',basalis {*l\,4eometrium '''::] * .ry6:,$1 ,\"* f( -a bffi,J Fase te Menstruasi Haril 2 3 4 5 6 7 I I '10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28GAMBARAN UMUM 19 Anatomi organ reproduksi wanita disajikan secara rinci, dengan penekananpada ovarium dan rangkaian perubahan selama pembentukan folikel, memuncak pada ovulasi danpembentukan korpus luteum. Selain itu, perubahan dinding uterus selama daur haid yang dihubungkandengan hormon hipofisis dan fungsi ovarium.452


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook