Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Seksi 13. Virus DNA dan RNA pada saluran napas

Seksi 13. Virus DNA dan RNA pada saluran napas

Published by haryahutamas, 2016-08-03 06:07:42

Description: Seksi 13. Virus DNA dan RNA pada saluran napas

Search

Read the Text Version

BAB 150 INFEKSI SALURAN NAPAS OLEH VIRUS YANG UMUM 905bulat besar dengan inti piknotik dan daerah luas vakuolisasi dilaporkan. Tingginya angka kekambuhan dapat dijelaskan denganperinuklear dikehlingi oleh cincin sitoplasma amfofilik padat. Epitel adanya D N A papilomavirus manusia dalam jaringan dekat lesi yangdengan histologis normal dapat mengandung D N A papilomavirus tampaknya normal dan di daerah yang terkena sebelumnya selamamanusia. Adanya D N A sisa setelah pengobatan dapat menyebabkan periode remisi. Perusakan jaringan dengan suhu yang sangat dinginkambuhnya penyakit. (cryosurgery) merupakan pilihan pertama pengobatan kondiloma akuminatum. Pemberian sediaan podofilin topikal juga pernah Respons pertahanan penjamu terhadap infeksi papilomavirus digunakan, dan akhir-akhirini, sediaan bahan akfif, podofilotoksin,manusia belum dimengerti. Kebanyakan penelitian imunoiogik sulit sudah tersedia di Amerika Serikat. Sediaan interferon yang berbedamenginterpretasi karena kurangnya sediaan antigen yang sudah sudah dicoba dengan keberhasilan sedang untuk pengobatanterstandar danteknik pemeriksaan. Respons yang relatif penting, papilomatosis pernafasan dan kondiloma akuminatum. Dua sediaanyang spesifik untuk genus dan tipe virus tertentu dalam mengatasi alfa-interferon baru-baru ini sudah diizinkan di Amerika Serikatdan melindungi tubuh dari penyakit masih belum dievaluasi dengan untuk terapi intralesi kutil anogenital.memadai. Antibodi IgG dan I g M spesifik terhadap virus dapatditunjukkan pada pasien dengan atau tanpa bukti klinis infeksi aktif. Sekarang i n i belum ada metode pencegahan infeksiRespons i m u n seluler terhadap antigen papilomavirus manusia juga papilomavirus manusia yang efekfif selain menghindari kontaksudah diukur dan pasien dengan defek kekebalan yang diperantarai- dengan lesi yang infeksius. Metode kontrasepsi penghalang sangatsel tampaknya lebih rentan dibanding individu normal terhadap menolong mencegah penularan kondiloma akuminatum daninfeksi papilomavirus manusia. Pasien seperti inikadang mengalami penyakit saluran kelamin lainnya yang berhubungan denganpenyakit papilomavirus manusia yang luas. papilomavirus manusia. DIAGNOSIS Sebagian besar kutil yang dapat dilihat dengan KEPUSTAKAANmata telanjang dapat didiagnosis dengan benar hanya dari anam-n e s i s d a n p e m e r i k s a a n fisis. K o l p o s k o p i t i d a k t e r h i n g g a n i l a i n y a B O N N E Z W et al: Antibody response tohuman papillomavirus ( H P V ) type 11 i nuntuk menilai lesi vagina danserviks dan juga sangat membantu children with juvenile-onset recurrent respiratory papillomatosis (RRP). Virologydiagnosis penyakit papilomavirus manusia pada mulut dan kulit. 188:384, 1992Apusan Papanicolaou dari kerokan serviks sering menunjukkanbukti sitologik adanya infeksi papilomavirus manusia. Lesi yang D E V I L L I E R S E - M : Heterogeneity o f die human papillomavirus group. J Virol 63:4898,menetap atau tidak khas harus dibiopsi dan diperiksa dengan metode 1989histologik rufin. Selain itu, anfigen kapsid yang spesifik menurut et al: H u m a n papillomavirus infections in w o m e n with and without abnormalgenus dapat diidentifikasi dalam potongan jaringan dengan teknik cervical cytology. Lancet 2:703,1987imunohistokimiawi, dan tipe virus dapat ditentukan denganhibridisasi asam nukleat. K O U T S K Y L A , W O L N E R - H A N S S E N P: Genital human papillomavirus infecdons: Current knowledge and future prospects. Obstet Gynecol Clin North A m 16:541, T E R A P I Pengobatan harus diawali dengan pengetahuan 1989bahwa dewasa ini belum ada pengobatan yang keamanan dankemanjurannya sudah terbukfi dan bahwa banyak lesi papilomavirus R E I C H M A N R Cet al: Treatment o fcondyloma accuminatum with three differentmanusia dapat menghilang dengan sendirinya. Pengobatan yang alpha interferon preparations administered parenterally: A double-blind, placebo-sering digunakan adalah cryosurgery, aplikasi agen kaustik, elec- controlled trial. J InfectDis 162:1270,1990trodesiccation, eksisi dan ablasi dengan laser Anfimetabolit topikal , B O N N E Z W : P a p i l l o m a v i r u s dalam G L M A N D E L L e t a l ( e d s ) Principlesseperti 5-florourasil juga pernah digunakan. Kegagalan dan and Practice of Infectious Diseases. N e w Y o r k , W i l e y , 1 9 9 0kekambuhan setelah berbagai metode pengobatan ini pernah R O S E R C et al: Expression of the full-lengdiproducts of die H P V - 6 b and HPV-11 L 2 open reading frames b yrecombinant baculovirus, and antigenic comparisons with H P V - U w h o l w virus particles. J Gen Virol 71:2725, 1990 S H A H K V , H O W L E Y P M : P a p i l l o m a v i r u s e s dalam B N F I E L D ( e d . ) Virology, N e w York, Raven Press, 1990 S T O L E R M H et al: I n f e c t i o u s cycle o f h u m a n p a p i l l o m a v i r u s type 11 i n h u m a n fore- s k i n x e n o g r a f t s i n nude m i c e . J V i r o l 6 4 : 3 3 1 0 , 1 9 9 0 seksi 13 Virus DNA dan RNA pada saluran napas\l50 INFEKSI SALURAN NAPAS ^ 6 tahun, yang padanya terlihat ada penumnan progresif. OrangI O L m y i R U S YANG UMUM dewasa mengalami 3 sampai 4 kasus per orang per tahun. Morbiditas dari penyakit pemapasan akut menyebabkan hilangnya 30 sampaiRAPHAEL DOLIN 50 persen waktu untuk bekerja pada orang dewasa dan 6 0 sampai 80 persen waktu untuk bersekolah pada anak-anak. P E R T I M B A N G A N U M U M Penyakit pemapasan akut virusmempakan penyakit yang paling u m u m di antara penyakit yang Telah diperkirakan bahwa dua per tiga sampai tiga per empatdiderita manusia, bertanggung jawab untuk sepamh atau lebih kasus penyakit pernapasan akut disebabkan oleh virus. Lebih daripenyakit akut. Insidensi penyakit pernapasan akut d i Amerika 200 vims yang jelas secara antigenik dari 8 genera yang berbeda,Serikat adalah dari 3 sampai 5,6 kasus per orang per tahun. A n g k a telah dilaporkan menyebabkan penyakit pernapasan akut, danyang terfinggi terjadi pada anak di bawah umur 1 tahun (6,1 sampai tampaknya agen tambahan akan timbul di masa mendatang.8,3 k a s u s p e r t a h u n ) , d a n a n g k a t e t a p finggi s a m p a i a n a k b e m s i a Mayoritas utama infeksi v i m s ini adalah saluran napas bagian atas, tetapi penyakit saluran napas bagian bawah juga dapat terjadi, terutama pada kelompok usia muda dandalam keadaan epidemiologik tertentu.

906 BAGIAN ENAM PENYAKIT INFEKSI Penyakit yang disebabkan oleh virus pernapasan, secara Bab inimembahas infeksi virus yang disebabkan oleh lima gruptradisional dibagi menjadi sindroma multipel yang jelas, seperti utama virus pada saluran napas; rhinovirus, koronavirus, virus\" s e l e s m a \" , f a r i n g i t i s , l a r i n g o t r a k e o b r o n k i t i s (croup), t r a k e i t i s , sinsirial pemapasan,virus parainfluenza dan adenovims. V i m s influ-bronkiolitis, bronkitis dan pneumonia. Kategori u m u m penyakit enza yang merupakan penyebab utama kesakitan dan kematianini mempunyai kegunaan epidemiologik dan klinis tertentu; dibahas dalam Bab 152. Virus herpes yang kadang-kadangm i s a l n y a , croup t e r j a d i s e c a r a e k s k l u s i f d a l a m a n a k y a n g s a n g a t menyebabkan faringitis dan penyakit saluran napas bagian bawahmuda dan mempunyai perjalanan klinis yang khas. Beberapa tipe pada pasien dengan imunosupresi, dibahas dalam Bab 143. E n -penyakit pernapasan tampaknya berkaitan dengan virus tertentu, terovims yang bertanggung jawab terhadap penyakit saluran napasmisalnya \"selesma\" dengan rhinovirus, sedangkan yang lainnya yangjarang terjadi selama m u s i m panas, dibahas dalam Bab 154.mengisi tempat epidemiologi yang khas, seperti misalnya adenoviruspada individu wajib militer Sindroma yang paling u m u m berkaitan INFEKSI RHINOVIRUSdengan infeksi kelompok virus pernapasan utama, diringkaskandalam Tabel 150-1. Tanpa mempertimbangkan kaitan ini, jelas E T I O L O G I Rhinovirus a d a l a h a n g g o t a k e l u a r g abahwa kebanyakan virus pernapasan mempunyai potensi untuk Picornaviridae, b e m p a v i m s b e r u k u r a n k e c i l ( 1 5 s a m p a i 3 0 n m ) ,menyebabkan lebih dari satu penyakit pernapasan, dan seringkali tanpa selubung (kapsul, amplop) dan mengandung genom R N Agambaran beberapa jenis penyakit mungkin ada dalam pasien yang b e m n t a i t u n g g a l . B e r i a w a n a n d e n g a n a n g g o t a k e l u a r g a picomavirussama. D i samping itu,penyakit klinis yang diinduksi oleh virus ini l a i n n y a , s e p e r t i e n t e r o v i m s , r h i n o v i m s ridak t a h a n a s a m d a n h a m p i rjarang cukup jelas sehingga dapat dibuat diagnosis etiologik tidak aktif sama sekali pada p H 3 atau kurang. Rhinovirus tumbuhberdasarkan gambaran klinis saja, meskipun keadaan epidemiologik lebih b a i k pada t e m p e r a t u r 3 3 s a m p a i 34°C y a n g m e r u p a k a nmeningkatkan kemungkinan bahwa teriibat satu kelompok virus temperatur saluran hidung manusia, dibanding pada temperatur yangdaripada virus lainnya. Pada umumnya, metode laboratorium harus l e b i h t i n g g i (37°C p a d a s a l u r a n napas b a g i a n b a w a h . A d a seratusditujukan untuk menemukan diagnosis virus spesifik. serotipe yang berbeda dan satu subtipe rhinovirus yang sudah diketahui.TABEL 150-1 Penyakit yang berkaitan dengan viruspernapasan EPIDEIVIIOLOGI R h i n o v i r u s m e m p a k a n p e n y e b a b u t a m a selesma (pilek) dan dapat diisolasi dari 15 sampai 40 persen orangFrekuensi sindroma respirrtsi yang terlcait dengan kelompok virus dewasa dengan penyakit mirip-selesma. Angka keselumhan infeksi rhinovirus lebih tinggi pada bayi dan anak kecil dan menumn denganVirus Paling seiing Kadans-kadana Jarang bertambahnya u m u r Infeksi rhinovims terjadi sepanjang tahun, tetapi puncak musiman terjadi pada awal m u s i m gugur dan musimRhinovirus Selesma Eks.iserbasi Pneumonia I semi pada iklim sedang. Infeksi rhinovims pahng sering ditularkan bronkitis kro- (anak-anak)| ke seluruh keluarga oleh anak-anak prasekolah atau anak sekolah nik dan asma di bawah 6tahun. Duapuluh lima sampai tujuhpuluh persen penyakitKoronavirus Selesma Pneumonia |: berawal dalam keluarga diikuti oleh kasus berikutnya, dengan angka Eksaserbasi dan bronkios serangan tertinggi pada anak paling muda di mmah. Angka seranganVirus sinsitial Pneumonia bronkitis kro- litis juga meningkat bersama dengan meningkatnya jumlah anggota pernapasan dan bron- nik dan asma keluarga. kiolitis pada PneumoniaVirus para- anak muda Selesma pada pada orang Penyebaran rhinovims tampakanya melalui kontak langung influenza orang dewasa tua d e n g a n s e k r e t y a n g t e r i n f e k s i , b i a s a n y a b e m p a droplet s a l u r a n Croup dan napas. Pada beberapa penelitian yang melibatkan relawan, penularanAdenovirus penyakit Faringitis dan Trakeobron- * paling efisien terjadi melalui kontak tangan-ke-tangan, dan saluran napas selesma selanjutnya menular ke konjunghva atau mukosa hidung. Penehrian bawah pada kitis pada ;: lain menunjukkan bahwa penularan melalui udara lebih penring. anak kecil Ledakan A R D Vims juga dapat ditemukan pada permukaan plashk yang disumikan pada individu orang 1 sampai 3 j a m sebelumnya, menunjukkan bahwa permukaan Selesma dan wajib militer* lingkungan juga dapat membantu penularan. Dalam penelitian pada faringitis dewasa ; pasangan yang sudah menikah dengan antibodi semm tidak didapati pada anak pada salah satu pasangan, penularan dikaitkandengan kontak jangka Pneuinonia panjang (122 j a m atau lebih) selama 7 hari. Penularan jarang terjadi pada anak kecuali virus ditemukan dari tangan dan mukosa hidung donor, dan pasien p a l i n g s e d i k i t ada 1 0 0 0 TCID50 v i m s d a l a m b i l a s a n h i d u n g donor, imunosupresi • Pneumonia PneumoniaVirus influ- dan mortalitas pada indi- dan donor paling tidak menunjukkan gejala \"pilek\" yang agak berat. \"Penyakit yang tinggi da- vidu sehat Meskipun merupakan pengamatan yang bersifat anekdot, ternyata enza A mirip- lam pasien \"be- pemaparan terhadap udara dingin, kelelahan atau kekurangan tidur influenza\"' risiko tinggi\" Pneumonia tidak berhubungan dengan peningkatan kejadian penyakit yang dipicu oleh rhinovims pada relawan yang ditelid.Virus influ- \"Penyakit mirip- Rhinitis dan Pneumonia' enza B influenza\"' faringitis saja Infeksi rhinovirus tersebar d i seluruh dunia, dan pada saatEnterovirus Infeksi disemi- mencapai dewasa, hampir semua orang sudah memiliki antibodi Penyakit febril Rhinitis dan nata pada terhadap berbagai serodpe, meskipun prevalensi antibodi terhadapVirus herpes akut yang tak faringitis pasien deng- salah satu serotipe sangat bervariasi. Bermacam-macam serodpe simpleks terdifcrensiasi' an tanggap beredar bersama-sama dan biasanya tidak ada satu serodpe atau Trakeitis dan imun yang satu kelompok serotipe yang lebih sering menginfeksi dibandingkan Gingivostoma- pneumonia lemah dengan serodpe yang lain. titis (anak) pada pasien dengan tang- PATOGENESIS R h i n o v i r u s m e n g i n f e k s i s e l m e l a l u i Faringotonsilitis gap imun periekatan k ereseptor seluler spesifik; kelompok utama reseptor (dewasa) yang lemah• Serotip 4 dan 7' Demam. batuk, mialgia, malaise•Papal atau tidak dapat mempunyai komponen pernapasan

BAB 150 INFEKSI SALURAN NAPAS OLEH VIRUS YANG UMUM 907tersebut pada saat ini diketahui merupakan m o l e k u l adhesi Mencuci tangan dengan cermat atau menggunakan penghalangi n t r a s e l u l e r - I ( I C A M - I , intracellular adhesion molecule-I). terhadap autoinokulasi dapat mengurangi penularan infeksi.Informasi yang tersedia dari histopatologi dan patogenesis infeksirhinovirus akut pada manusia relatif terbatas. Biopsi yang dilakukan INFEKSI KORONAVIRUSpada penyakit yang diinduksi secara percobaan dan pada penyakityang terjadi secara alami menunjukkan bahwa mukosa nasal ETIOLOGI K o r o n a v i r u s m e m p a k a n v i r u s R N A b e r u n t a iedematus, sering hiperemik, dan selama penyakit akut, ditutupi oleh tunggal, pleomorfik,berdiameter 80 sampai 160 n m dengan tonjolans e k r e t m u k o i d . A d a i n f i l t r a t ringan d e n g a n s e l p e r a d a n g a n , t e r m a s u k seperti tabuh keluar dari selubung (kapsul, amplop) vims, mem-netrofil, limfosit, selplasma, dan eosinofil. Kelenjar yang berikan gambaran menyempai lingkaran sinar yang mengelilingim e n s e k r e s i m u k u s d a l a m s u b m u k o s a t e r l i h a t h i p e r a k t i f ; turbinat matahari (\"korona\"), asal nama vims ini diambil. Tiga serofipenasal terbendung, yang dapat menimbulkan obstruksi muara rongga koronavims yang berbeda, disebut B814, 229E dan OC43, sudahsinus di dekatnya. diisolasi dari manusia. Koronavims mempakan vims m m i t dan sulit d i b i a k k a n s e c a r a in vitro. B e b e r a p a s t r a i n h a n y a t u m b u h d a l a m Masa inkubasi dari penyakit rhinovirus adalah pendek, umumnya biakan organ trakea manusia dibanding dalam biakan jaringan.berkisar dari 1sampai 2 hari. Pembenihan virus bersamaan denganfimbulnya p e n y a k i t a t a u d a p a t d i n i u l a i s e g e r a s e t e l a h fimbulnya EPIDEMIOLOGI H a n y a s e d i k i t p e n e h t i a n s e r o e p i d e m i o l o g i kg e j a l a . M e k a n i s m e k e k e b a l a n t e r h a d a p rhinovirus b e l u m d i k e t a h u i tentang infeksi koronavirus yang sudah dilakukan. Penelitiandengan baik. Dalam beberapa penelifian, adanya antibodi hemotipik, seroprevalensi terhadap dua serotipe yaitu 229E dan OC43,secara bermakna mengurangi angka infeksi dan penyakit selanjut- mendapat angka antibodi semm yang bervariasi, berkisar antara 12nya, tetapi data yang adabertentangan dengan kepentingan relatif sampai lebih dari 8 0 persen pada berbagai populasi. Secaraantibodi serum dan lokal dalam periindungan terhadap infeksi keseluruhan, koronavirus menyebabkan 10sampai 2 0 persenrhinovirus. penyakit pilek. Infeksi koronavims temtama banyak terjadi pada akhir m u s i m gugur, m u s i m dingin dan awal m u s i m semi, pada saat MANIFESTASI KLINIS P e n a m p a k a n k l i n i s i n f e k s i r h i n o v i - infeksi rhinovims lebih jarang terjadi. Tergantung serotipe, sudahrus yang paling u m u m adalah seperti penampakan klinis pada pilek. diusulkan pola siklis wabah infeksi koronavims yaitu berkisar setiapM u l a - m u l a , p e n y a k i t d i m u l a i d e n g a n rinore d a n b e r s i n , d i s e r t a i 2 tahun untuk O C 4 3 dan setiap 2 samapai 4 tahun untuk 229E.kongesti nasal. Sakit tenggorok sering terjadi danpada beberapakasus mungkin merupakan keluhan awal. Tanda dan gejala sistemik GAMBARAN KLINIS G a m b a r a n k l i n i s p e n y a k i t y a n gs e p e r t i m a l a i s e d a n s a k i t k e p a l a , s e r i n g k a l i ringan a t a u fidak a d a , disebabkan oleh koronavirus sempa dengan gambaran klinis olehdan demam jarang terjadi. Penyakit biasanya beriangsung selama 4 rinovims. D a l a m p e n e l i t i a n p a d a r e l a w a n d i d a p a t i p e r i o d e i n k u b a s isampai 9 hari dan sembuh spontan tanpa sekuele. Pada anak-anak, rata-rata penyakit akibat koronavims (3 hari) agak lebih panjangpernah dilaporkan terjadi bronkifis, bronkiolifisdan bronkopneu- daripada penyakit akibat rhinovirus, dan lama penyakit agak lebihmonia, meskipun tampaknya rhinovirus bukan merupakan penyebab pendek, dengan rata-rata 6 sampai 7 hari. Pada beberapa penelitian,utama penyakit saluran napas bagian bawah pada anak-anak. Rhi- jumlah rabas hidung agak lebih banyak pada pilek yang disebabkannovims juga dapat menyebabkan eksaserbasi asma dan penyakit o l e h k o r o n a v i m s d a r i p a d a o l e h rinovims. K o r o n a v i r u s j u g a s u d a hparu kronik pada orang dewasa. Sebagian besar infeksi rhinovirus didapati dari bayi dengan pneumonia dan dari individu wajib militersembuh tanpa sekuele, tetapi dapat terjadi komplikasi yang yang menderita penyakit saluran napas bagian bawah dan sudahberhubungan dengan sumbatan tuba eustachii atau osfium sinus, dikaitkan dengan semakin memburuknya bronkitis kronik. Namuntermasuk ofifis media atau sinusifis akut. demikian, kemaknaan koronavims secara keselumhan pada penyakit saluran napas bagian bawah pada manusia masih belum jelas. DIAGNOSIS M e s k i p u n r h i n o v i m s m e m p a k a n p e n y e b a b p i l e kyang paling sering dikenali, penyakit sempa dapat disebabkan oleh PENCEGAHAN DAN TERAPI P e n d e k a t a n p e n g o b a t a nb e r b a g a i m a c a m v i m s l a i n n y a d a n d i a g n o s i s e f i o l o g i s fidak d a p a t pilek yang disebabkan oleh koronavims sempa dengan yang sudahdibuat hanya berdasarkan gambaran klinis. Diagnosis infeksi rhi- dibicarakan di atas untuk penyakit yang disebabkan oleh rhinovims.novims dibuat dengan mengisolasi vims dari bilasan hidung atau Karena ketidakpastian jumlah dan serotipe koronavims yang relatifb i a k a n s e k r e t h i d u n g d a l a m j a r i n g a n . D a l a m p r a k f i k , findakan i n i penting serta mekanisme kekebalan, vaksin untuk koronavirusjarang dikerjakan karena penyakit ini jinak dan dapat sembuh belum dikembangkan.d e n g a n s e n d i r i n y a . K a r e n a a d a s e j u m l a h b e s a r s e r o f i p e rinovims,diagnosis infeksi rhinovirus melalui pemeriksaan antibodi semm INFEKSI VIRUS SINSITIAL PERNAPASANm e n j a d i fidak p r a k f i s . P e m e r i k s a a n l a b o r a t o r i u m u m u m s e p e r f ij u m l a h sel darah putih dan kecepatan sedimentasi tidak membantu ETIOLOGI V i m s s i n s i t i a l p e r n a p a s a n ( R S V ) a d a l a h a n g g o t ad i a g n o s i s i n f e k s i rinovims. k e l u a r g a Paramyxoviridae d a n t e r d i r i d a r i g e n u s Pneumovirus. Virus sinsifialpernapasan mempakan virus berselubung (amplop), PENCEGAHAN DANTERAPI I n f e k s i r h i n o v i m s b i a s a n y a kira-kira berukuran 150sampai 300nm. Virus ini dinamakanringan d a n s e m b u h d e n g a n s e n d i r i n y a , s e h i n g g a fidak m e m e r i u k a n demikian karena replikasi virus menyebabkan fusi sel yangpengobatan. Beberapa pasien dapat tertolong dengan penggunaan bersebelahan membentuk sinsitia besar berinti banyak. Genom R N Aanalgetika dan dekongestan hidung, pengurangan aktivitas beruntai tunggal menandai 10protein vims tertentu. R N A virusmempakan tindakan bijaksana jika terdapat kelelahan atau rasa tidak terdapat dalam nukleokapsid berbentuk spiral dikelilingi olehenak yang berat. Antibiotika antibakteri sebaiknya hanya digunakan selubung lipid berisi dua glikoprotein, satu berupa protein G yangjika terjadi komplikasi akibat infeksi bakteri seperti otitis media digunakan v i m s untuk melekat k esel dan yang lain adalah proteinatau sinusitis. Tidak adaterapi antivims yang spesifik. Pemberian F atau fusi, protein yang membantu masuknya vims k e dalam selinterferon dalam bentuk semprotan efekfif untuk mencegah infeksi dengan menyatukan membran sel vims dan pejamu. V i m s sinsitialr h i n o v i m s t e t a p i findakan i n i b e r a k i b a t i r i t a s i l o k a l m u k o s a h i d u n g . pernapasan semula dianggap hanya mempunyai satu tipe anfigenPencegahan infeksi rhinovims oleh anfibodi yang langsung melawan tetapi sekarang sudah ditemukan bahwa ada dua subfipe yangreseptor rhinovirus atau dengan menggunakan reseptor yang dapat berbeda ( A dan B). Kemaknaan epidemiologis dan klinis perbedaanlarut yang sudah dhnurnikan sedang dalam penelitian. Vaksin subfipe ini masih diteliti. ^ ^ r . -percobaan untuk serotipe rhinovirus tertentu sudah tersedia, tetapimanfaatnya masih dipertanyakan karena adanya sejumah besarserofipe dan ketidakpastian mekanisme kekebalan yang terjadi.

g08 ! BAGIAN ENAM PENYAKITINFEKSI EPIDEMIOLOGI V i r u s s i n s i t i a l p e r n a p a s a n m e r u p a k a n g e j a l a s i s t e m i k ringan, s e r i n g k a l i d i s e r t a i b a m k d a n m e n g i . S e b a g i a n patogen utama saluran napas pada anak kecil dan merupakan besar pasien berangsur sembuh dalam I sampai 2 minggu. Pada penyebab utama penyakit saluran napas bagian bawah pada bayi. penyakit yang lebih berat, terjadi takipnea dan dispnea, akhimya Infeksi virus sinsitial pernapasan terdapat di seluruh dunia pada dapat terjadi hipoksia yang jelas, sianosis dan apnea. Pemeriksaanepidemi tahunan yang terjadi pada akhir musim gugur, musim dingin fisis d a p a t m e n u n j u k k a n a d a n y a mengi, r o n k i d a n s u a r a a b n o r m a l atau musim semi dan dapat berlanjut sampai 5bulan. Virus ini jarang paru lainnya yang menyeluruh. Sinar X dada menunjukkanditemui selama m u s i m panas. Angka kesakitan tertinggi terjadi pada hiperekspansi, penebalan peribronkial dan berbagai infiltrat berkisar bayi berumur 1 sampai 6 bulan, dengan puncak kejadian antara dari infiltrat interstisial menyeluruh sampai konsolidasi segmentalumur 2 sampai 3 bulan. Angka serangan di antara individu yang atau lobar Penyakit dapat sangat berat pada anak-anak dengan rentan sangat tinggi, mencapai 100 persen di tempat seperti pusat penyakit jantung kongenital, displasia bronkopulmoner atau perawatan sehari yang di dalamnya terdapat sejumlah besar bayi imunosupresi. Suatu penelifian mencatat angka kematian pada bayi yang rentan. Virus sinsitial pernapasan menyebabkan 2 0 sampai dengan pneumonia karena virus sinsitial pemapasan dan penyakit 25 persen bayi dan anak-anak kecil yang dirawat di rumah sakit jantung kongenital mencapai 37 persen. karena pneumonia dan sampai 7 5persen kasus bronkiolitis pada kelompok umur ini. Diperkirakan lebih dari separuh bayi yang Pada orang dewasa, gejala infeksi vims sinsitial pemapasan yang berisiko akan terinfeksi selama epidemi virus sinsitial pernapasan. p a l i n g u m u m a d a l a h g e j a l a p i l e k y a i t u rinore, s a k i t t e n g g o r o k d a n batuk. Kadang disertai gejala sistemik yang agak berat seperti Pada anak yang lebih besar dan orang dewasa, infeksi ulang malaise, sakit kepala dan demam. V i m s sinsitial pernapasan juga oleh Virus sinsitial pernapasan sering terjadi, tetapi penyakitnya pernah dilaporkan menyebabkan penyakit saluran napas bagian lebih ringan daripada ketika bayi. \"Sindroma mirip-selesma\" adalah bawah dengan demam, termasuk pneumonia berat pada usia lanjut. penyakit yang paling u m u m disertai infeksi Virus sinsitial pemapas- an pada orang dewasa. Penyakit saluran napas bagian bawah yang TEMUAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSIS D i a g n o s i s berat dengan pneumonitis dapat terjadi pada usia lanjut, seringkali infeksi virus sinsitial pernapasan dapat diperkirakan berdasarkan yang terdapat di m m a h jompo, orang dewasa atau mereka yang keadaan epidemiologik, misalnya penyakit yang parah pada bayi mempunyai kelainan atau mendapat pengobatan yang menyebabkan selama wabah vims sinsitialpernapasan dalam masyarakat. Infeksitanggap imun yang lemah. Infeksi vims sinsitial pernapasan lebih pada anak yang lebih besar dan orang dewasa tidak dapat dibedakanberat dan lebih lama pada anak dengan tanggap imun yang lemah. dengan pasti dari infeksi yang disebabkan oleh virus saluran napasVims sinsitialpemapasan juga mempakan patogen nosokomial yang lainnya. Diagnosis spesifik ditegakkan dengan isolasi vims sinsitialpenting dan dapat menginfeksi pasien anak-anak serta mencapai pernapasan dari sekret saluran napas, meliputi sputum, usapan 25 sampai 50 persen pekerja pada bangsal anak selama wabah vims tenggorok atau bilasan nasofaringeal. V i m s dideteksi dalam biakansinsitial pernapasan. Penyebaran virus dalam keluarga juga efisien, jaringan dan dapat dikenali secara spesifik dengan reaksi imunoiogikdan sampai 40 persen saudara kandung dapat terinfeksijika Virus m e n g g u n a k a n i m u n o f l o r e s e n s , enzyme-linlced immunosorbent assaysinsitial pernapasan masuk dalam keluarga. (ELISA) atau teknik lainnya. Pemeriksaan kerokan atau bilasan hidung dengan mikroskop imunofloresens mempakan metode di- Virus sinsitial pernapasan terutama ditularkan melalui kontak agnosis yang cepat yang digunakan d i berbagai laboratoriumlangsung dengan jari yang terkontaminasi atau muntahan dan virologi. Pemeriksaan serologik yang tergantung pada peningkatanmelalui penularan sendiri (autoinokulasi) ke konjungtiva atau nares fiter a n f i b o d i n e u t r a l i s a s i a t a u fiksasi k o m p l e m e n e m p a t k a l i l i p a tanterior Virus juga dapat menyebar melalui butiran gas kasar yang atau lebih, berguna untuk diagnosis anak yang lebih besar dan orangdikeluarkan melalui batuk atau bersin tetapi butiran kecil tidak dewasa tetapi kurang sensifif untuk anak bemmur kurang dariefisien. Masa inkubasi penyakit kira-kira 4 sampai 6 hari, dan 4 bulan. Dibandingkan dengan uji fiksasi atau neutralisasiselubung vims dapat bertahan selama 2 minggu atau lebih pada komplemen, E L I S A lebih peka mendeteksi antibodi serum. Seperfianak-anak dan lebih singkat pada orang dewasa. juga pemeriksaan serologik lainnya, diagnosis memerlukan perbandingan spesimen s e m m saat akut dan penyembuhan, karena PATOGENESIS H i s t o p a t o l o g i i n f e k s i v i r u s s i n s i t i a l per- itu pemeriksaan ini tidak berguna selama penyakit akut.napasan masih sedikit diketahui. Pada bronkiolitis berat atau pneu-monia, terdapat nekrosis epitel bronkioler dan infiltrat limfosit serta PENCEGAHAN DAN TERAPI P e n g o b a t a n i n f e k s i v i r u ssel mononuklear peribronkiolen Penebalan interalveoler dan sinsitial pemapasan pada saluran napas bagian atas temtama bempapengisian ruangan antara alveolus dengan cairan juga dapat terjadi. terapi simtomatis seperti untuk infeksi virus saluran napas bagianTanda khas respons imun terhadap vims sinsifial pernapasan belum atas. U n t u k infeksi saluran napas bagian bawah, pengobatan terdiridapat dijelaskan dengan baik. Karena infeksi ulang sering terjadi atas terapi pernapasan meliputi hidrasi, pengisapan sekret dandan seringkali disertai dengan kejadian sakit, kekebalan yang timbul pemberian oksigen yang sudah dilembabkan serta antibronkospastiks e t e l a h s a t u k e j a d i a n i n f e k s i t i d a k s e m p u m a a t a u fidak b e r t a h a n jika diperiukan. Jika terjadi hipoksia berat, mungkin diperiukanlama. Namun demikian efek kumulatif reinfeksi ganda meringankan intubasi dan bantuan pernapasan. Penelifian pada bayi denganpenyakit berikutnya dan memberikan periindungan sementara infeksi vims sinsifial pernapasan yang mendapat ribavirin aerosol,terhadap infeksi. Penelitian penyakit yang sengaja dibuat pada suatu analog nukleosid yang akfif melawan vims sinsitial pemapasanrelawan dewasa menunjukkan bahwa adanya anfibodi neutralisasi in vitro, m e n u n j u k k a n e f e k p e n y e m b u h a n p e n y a k i t s a l u r a n n a p a sIgA dalam hidung lebih berkaitan erat dengan kemampuan bagian bawah yang menguntungkan termasuk perbaikan gas darah.melindungi daripada adanya antibodi dalam serum. Namun Penelitian serupa belum pernah dilakukan pada orang dewasademikian penelifian pada bayi menunjukkan bahwa anfibodi yang d e n g a n p n e u m o n i t i s V i m s s i n s i t i a l p e m a p a s a n d a n m a n f a a t ribavirindidapat dari ibu memberikan sebagian periindungan terhadap pada pasien dewasa belum diketahui.penyakit saluran napas bagian bawah, meskipun penyakit yang beratjuga dapat terjadi pada bayi yang mempunyai kadar antibodi serum Ada keinginan besar untuk mengembangkan vaksin yang efektifyang cukup baik dari ibu. terhadap Virus sinsitial pemapasan. Vaksin yang berasal dari virus u t u h y a n g d i i n a k t i v a s i t e r n y a t a tidak e f e k t i f , p a d a p e n e l i t i a n l a i n MANIFESTASI KLINIS I n f e k s i v i m s s i n s i t i a l p e r n a p a s a n malah memperkuat penyakit pada bayi. Pendekatan pengembanganmenyebabkan spektmm penyakit saluran napas yang luas. Pada bayi, vaksin yang lain adalah imunisasi dengan glikoprotein permukaan25 sampai 40 persen infeksi melibatkan saluran napas bagian bawah, F dan G Virus sinsitial pernapasan yang sudah dimumikan ataumelipufi pneumonia, bronkiolitisdan trakeobronkifis. Pada bayi, pembuatan vaksin yang berisi virus hidup, stabil yang sudahp e n y a k i t p a l i n g s e r i n g d i m u l a i d e n g a n rinore, s e d i k i t d e m a m d a n d i l e m a h k a n . P a d a k e a d a a n t e r j a d i n y a a n g k a p e n u l a r a n y a n g tinggi.

BAB 150 INFEKSI SALURAN NAPAS OLEH VIRUS YANG UMUM 909 seperti d i bangsal anak, metode penghalang untuk melindungi anak, penyembuhan terjadi setelah 1 sampai 2 hari, meskipun tangan dan konjungtiva berguna untuk mengurangi penyebaran kadang dapat terjadi sumbatan jalan napas danhipoksia yang virus. progresif. Jika berkembang menjadi bronkiolitis atau pneumonia, d a p a t t e r j a d i b a t u k y a n g p r o g r e s i f d i s e r t a i mengi, t a k i p n e a d a n INFEKSI VIRUS PARAINFLUENZA penarikan sela iga. Pada keadaan ini, dapat terlihat peningkatan produksi sputum yang cukup. Pemeriksaan fisis menunjukkan rabas ETIOLOGI V i r u s p a r a i n f l u e n z a a d a l a h a n g g o t a k e l u a r g a n a s o f a r i n g d a n i n j e k s i o r o f a r i n g d e n g a n r o n k i , mengi a t a u s u a r a Paramyxoviridae d a n t e r d i r i d a r i g e n u s Paramyxovirus. V i r u s i n i napas yang kasar Sinar-X dada menunjukkan adanya udara yang mempunyai diameter 150 sampai 250 nm, berselubung dan berisi terjebak dan kadang infiltrat intersisial. genom R N A beruntai tunggal. Selubung ini ditaburi oleh dua glikoprotein, satu mempunyai daya hemaglutinin dan neuramini- Pada anak yang lebih besar dan orang dewasa, infeksi para- dase, sedangkan glikoprotein yang lain mempunyai daya melebur influenza cendemng lebih ringan, lebih sering tampak sebagai pilek Genom R N A virus terdapat dalam nukleokapsid berbentuk spiral atau suara serak dengan atau tanpa batuk. Keterlibatan saluran napas dan memberi tanda 8 atau 9 protein spesifik virus. Ada empat bagian bawah pada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa serotipe virus parainfluenza yang berbeda, seluruhnya mempunyai jarang terjadi, tetapi trakeobronkitis pada orang dewasa pernah antigen tertentu yang u m u m untuk anggota keluarga Paramyxo- dilaporkan. Infeksi parainfluenza yang lebih berat dan lebih lama viridae lainnya termasuk virus gondong dan penyakit Newcastle. pernah dilaporkan pada anak-anak dengan imunosupresi berat. EPIDEMIOLOGI V i r u s p a r a i n f l u e n z a t e r s e b a r l u a s d i s e l u r u h TEMUAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSIS S e p e r t i dunia, meskipun tipe 4 dilaporkan kurang luas tersebar, m u n g k i n penyakit virus pada saluran napas lainnya, gejala klinis yang karena lebih sulit tumbuh dalam biakan jaringan. Infeksi terjadi disebabkan oleh vims parainfluenza tidak cukup berbeda untuk pada awal masa anak sehingga pada umur 8 tahun sebagian besar membuat diagnosis hanya berdasarkan gambaran klinis, kecuali jika anak-anak mempunyai antibodi terhadap serotipe 1,2 dan 3. Parain- terjadi batuk yang disertai sesak pada anak kecil. Diagnosis spesifik fluenza tipe 1 dan2 menyebabkan epidemi selama musim gugur, dibuat dengan mendeteksi vims dalam sekret saluran napas, usapan terutama pada tahun-tahun ganjil. Infeksi tipe 3 dapat dijumpai tenggorok atau bilasan nasofaring. Virus dapat dideteksi melalui sepanjang m u s i m tetapi epidemi virus tipe 3 terjadi setiap tahun pertumbuhannya dalam biakan jaringan, baik dengan hemaglutinasi pada musim semi. atau dengan efek sitopati, atau dengan imunofloresens antigen vims dalam selyang terlepas dari saluran napas. Diagnosis serologik Peranan infeksi parainfluenza terhadap penyakit saluran napas dapat dibuat dengan peningkatan empat kali hpat atau lebih pada bervariasi menurut lokasi dan tahun. Pada penelitian yang dilakukan spesimen semm masa akut dan penyembuhan dengan pemeriksaandi Amerika Serikat, infeksi virus parainfluenza menyebabkan 4,3 inhibisi hemaglutinasi atau fiksasi komplemen atau pemeriksaan sampai 22persen penyakit saluran napas pada anak. Pada orang neutralisasi. N a m u n demikian, respons heterotipik sering terjadidewasa, infeksi parainfluenza biasanya ringan dan menyebabkan antara serotipe parainfluenza, sehingga identifikasi serotipe yangkurang dari 5 persen penyakit saluran napas. Kepentingan utama m e n y e b a b k a n p e n y a k i t s e r i n g k a l i tidak d a p a t d i b u a t h a n y a d e n g a nvirus parainfluenza adalah sebagai penyebab penyakit saluran napas teknik serologik.pada anak kecil dengan virus ini sebagai penyebab penyakit salurannapas bagian bawah nomor dua setelah virus sinsitial pernapasan. E p i g l o t i t i s a k u t a k i b a t Haemophilus influenzae t i p e B {croupParainfluenza tipe 1 merupakan penyebab tersering batuk yang k a r e n a b a k t e r i ) h a m s d i b e d a k a n d a r i croup k a r e n a v i m s . V i m s i n f l u -disertai sesak napas (laringotrakeobronkitis) pada anak-anak, e n z a A j u g a m e r u p a k a n p e n y e b a b croup y a n g u m u m s e l a m a m a s asedangkan serotipe 2 menyebabkan penyakit serupa meskipun epidemi.biasanya lebih ringan. Parainfluenza tipe 3 merupakan penyebabpenhng bronkiolihs dan pneumonia pada bayi, sedangkan penyakit PENCEGAHAN DAN TERAPI U n t u k p e n y a k i t s a l u r a nyang berhubungan dengan parainfluenza tipe 4 biasanya ringan. napas bagian atas, dapat diberikan pengobatan simtomatis sepertiParainfluenza tipe 3, tetapi tidak tipe 1dan 2, seringkali menyebab- yang sudah dibicarakan untuk penyakit saluran napas karena viruskan penyakit selama bulan pertama kehidupan, dengan antibodi lainnya. Jika terjadi komplikasi seperti sinusitis, otitis atau bronkitisyang didapat dari ibu secara pasif masih ada. Virus parainfluenza dengan infeksi bakterial sekunder, harus diberikan antibiotika yangmenyebar melalui sekret saluran napas, terutama melalui kontak t e p a t . K a s u s croup r i n g a n h a m s d i o b a t i d e n g a n t i r a h b a r i n g d a no r a n g - k e - o r a n g d a n a t a u m e l a l u i droplet b e r u k u r a n b e s a r P a d a p e m b e r i a n u d a r a y a n g d i l e m b a b k a n d e n g a n a l a t p e h g u a p (vapori-penelitian eksperimental, masa inkubasi bervariasi dari 3 sampai zer). K a s u s y a n g b e r a t m e m e r l u k a n r a w a t i n a p d a n p e n g a m a t a n6 hari tetapi dapat agak singkat pada penyakit yang terjadi secara yang cermat terhadap kemungkinan gagal pernapasan. Jika terjadialami pada anak. kesulitan pemapasan, biasanya diberikan oksigen yang dilembabkan dan epinefrin rasemik (inaktif secara optis) intermiten. Gluko- PATOGENESIS K e k e b a l a n t e r h a d a p v i r u s p a r a i n f l u e n z a kortikoid sistemik dosis tinggijuga bermaiifaat, Tidak tersedia terapibelum seluruhnya dipahami, tetapi ada bukti yang mengarah bahwa antiviral yang spesifik meskipun ribavirin mempunyai kemampuankekebalan terhadap infeksi oleh serotipe 1dan 2 diperantarai oleh melawan virus parainfluenza i nvitro dan sudah dievaluasi secaraantibodi IgA lokal dalam saluran napas. Antibodi neutralisasi semm klinis. Vaksin yang efektif melawan virus parainfluenza belumyang didapat secara pasif juga memberikan periindungan terhadap dikembangkan.i n f e k s i p a r a i n f l u e n z a tipe 1 , 2 d a n , l e b i h s e d i k i t , t i p e 3 . INFEKSI ADENOVIRUS MANIFESTASI KLINIS I n f e k s i v i m s p a r a i n f l u e n z a p a l i n gsering terjadi pada anak-anak. Infeksi awal oleh serotipe 1,2 atau ETIOLOGI A d e n o v i r u s m e m p a k a n v i i i i s D N A k o m p l e k s3 disertai dengan penyakit demam akut pada 5 0sampai 80 persen berdiameter 70 sampai 80 nm. Adenovirus pada manusia termasukk a s u s . A n a k - a n a k d a p a t m e n g a l a m i coryza ( r a b a s h i d u n g y a n g g e n u s Mastadenovirus, d a n s u d a h d i k e n a l 4 7 s e r o t i p e . A d e n o v i r u sbanyak sekali), sakit tenggorok, serak dan batuk dengan atau tanpa mempunyai bentuk yang khas bempa kerangka ikosahedral tersusuns e s a k {croup). P a d a b a t u k b e r a t y a n g m e n y e b a b k a n s e s a k , d e m a m atas 2 0 sisi segitiga samasisi dan 12 puncak. Selubung proteinm e n e t a p , d e n g a n coryza d a n s a k i t t e n g g o r o k y a n g m e m b u m k . B a t u k (\"kapsid\") terdiri atas subunit hekson dengan penentu antigen yangmenyalak atau menyerupai suara alat musik tiup dapat diamati dan khas untuk grup danuntuk tipe tertentu, dansubunit penton padadapat berkembang menjadi stridor yang jelas. Pada sebagian besar setiap puncak yang temtama berisi antigen yang khas untuk gmp

9]0 | ! BAGIAN ENAM PENYAKITINFEKSI tertentu. Dari setiap penton, ada seiielai benang dengan sebuah TEMUAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSIS I n f e k s i tombol pada ujung benang yang berisi anhgen yang khas untuk adenovirus harus dicurigai pada situasi epidemiologik penyakit ripe d a n b e b e r a p a a n t i g e n y a n g k h a s u n t u k g r u p . A d e n o v i r u s d i b a g i saluran napas akut dan pada sindroma klinis tertentu seperti demam ke dalam enam atau tujuh subgrup berdasarkan kesamaan genom faringokonjungtival atau keratokonjungtivitis epidemik di mana D N A . Genom adenovirus adalah D N A beruntai ganda lurus yang wabah penyakit yang khas muncul. Namun demikian, pada sebagian memberi tanda polipeptid struktural dan n o nstruktural. Siklus b e s a r k a s u s , p e n y a k i t y a n g d i s e b a b k a n o l e h i n f e k s i a d e n o v i m s tidak replikasi adenovirus dapat menyebabkan infeksi yang melisis sel dapat dibedakan dari penyakit yang disebabkan oleh sejumlah vims atau infeksi laten (terutama mengenai sellimfoid). Beberapa tipe s a l u r a n n a p a s l a i n n y a d a n o l e h Mycoplasma pneumoniae. D i a g n o s i s adenovirus dapat memacu transformasi onkogenik, dan pembentuk- pasti infeksi adenovims ditegakkan dengan biakan atau deteksi vims an tumor sudah diamati pada binatang pengerat, tetapi meskipun dari tempat infeksi seperti dari konjungtiva dan orofaring atau dari sudah dilakukan penelirian intensif, adenovirus belum dikaitkan sputum, urin atau feses. Virus dapat ditemukan dalam biakan dengan tumor pada manusia. jaringan melalui perubahan sitopatik dan diidentifikasi secara spesifik dengan teknik imunofloresens atau teknik imunologis EPIDEIVIIOLOGI I n f e k s i a d e n o v i r u s p a l i n g s e r i n g t e r j a d i p a d a l a i n n y a . I s o l a s i a d e n o v i m s tipe 4 0 d a n 4 1 , y a n g d i k a i t k a n d e n g a n bayi dan anak. Infeksi terjadi sepanjang tahun tetapi paling u m u m penyakit diare pada anak-anak, memeriukan sel biakan jaringan teriihat mulai dari musim gugur sampai musim semi. Penelitian khusus dan serofipe ini paling sering dideteksi dengan pemeriksaan skala besar menunjukkan bahwa adenovirus menyebabkan 3 sampai E L I S A langsung pada feses. Peningkatan anfibodi serum dapat 5 persen infeksi saluran napas akut pada anak. Infeksi lebih jarang d i t u n j u k k a n d e n g a n p e m e r i k s a a n fiksasi k o m p l e m e n a t a u n e t r a l i s a s i , terjadi pada orang dewasa dan menyebabkan kurang dari 2 persen E L I S A a t a u radioimmunoassay. U j i i n h i b i s i h e m a g l u f i n a s i j u g a penyakit saluran napas pada penduduk sipil. Hampir 100 persen dapat dikerjakan untuk adenovirus yang menghemaglufinasi sel orang dewasa mempunyai antibodi serum terhadap berbagai darah merah. serotipe, menunjukkan bahwa infeksi u m u m terjadi pada masa kanak-kanak. tipe 1,2, 3 dan5 paling sering diisolasi dari anak. TERAPI DAN PENCEGAHAN H a n y a t e r a p i s i m t o m a t i k d a n Beberapa serotipe adenovirus tertentu, terutama 4 dan 7, tetapi juga suportif yang tersedia untuk infeksi adenovirus, dan belum ada 3, 14 dan 2 1 dihubungkan dengan wabah penyakit saluran napas senyawa antivims yang berguna secara klinis. Vaksin hidup terhadap akut ( A R D ) pada individu wajib militer yang terjadi sepanjang a d e n o v i r u s fipe 4 d a n 7 s u d a h d i k e m b a n g k a n d a n d i g u n a k a n s e c a r a musim dingin dan m u s i m semi. Penularan infeksi adenovirus dapat luas untuk mengendalikan penyakit ini pada tugas militer Vaksinterjadi melalui inhalasi virus dalam udara, inokulasi virus dalam i n i t e r d i r i a t a s v i m s h i d u p y a n g fidak d i l e m a h k a n y a n g d i b e r i k a nkantong konjungtiva dan mungkin melaluijalur oral-fekal. Anribodi d a l a m k a p s u l s a l u t e n t e r i k . I n f e k s i s a l u r a n c e m a o l e h fipe 4 d a n 7y a n g s p e s i f i k u n t u k fipe t e r t e n t u b i a s a n y a m u n c u l s e t e l a h i n f e k s i tidak menyebabkan penyakit tetapi merangsang pembentukandan berhubungan dengan kemampuan melindungi dari infeksi oleh anfibodi lokal dan sistemik yang melindungi terhadap penyakitserofipe yang sama. saluran napas akut berikutnya oleh serotipe ini. Vaksin yang berasal dari subunit adenovims yang dimumikan masih dalam penelitian. MANIFESTASI KLINIS P a d a a n a k , a d e n o v i r u s m e n y e b a b k a nberbagai sindroma klinis. Yang paling u m u m adalah infeksi saluran KEPUSTAKAANnapas akut bagian atas dengan rinifis yang menonjol. Kadang jugadijumpai penyakit saluran napas bagian bawah termasuk bronkiolitis Rhinovirusd a n p n e u m o n i a . A d e n o v i r u s , t e r u t a m a tipe 3 d a n 7 m e n y e b a b k a ndemam faringokonjungtiva, penyakit demam akut yang khas pada G R E V E J M et al: The major human rhinovirus receptor isI C A M - I . Cell 56:8anak yang terjadi pada saat wabah, paling sering dalam kamp m u s i m G W A L T N E Y J M : R h i n o v i r u s e s , i n Principtes and Practice of Infectious Diseases,panas. Sindroma ini ditandai oleh konjungtivitis bilateral dengankonjungtiva bulbar danpalpebra mempunyai gambaran granuler 3d ed,G F Mandell et a l (eds). N e w York, Churchill Livingstone. 1990, pp 1399-D e m a m ringan s e r i n g t e r j a d i , b e r s a m a d e n g a n rinitis, s a k i t t e n g - 1404gorok dan adenopati servikal.Penyakit biasanya beriangsung selama R O S S M A N M G et al: Structure o f a h u m a n c o m m o n cold virus a n dfunctional rela- nonships toother picornaviruses. Nature 317:145, 1985I sampai 2 minggu dan sembuh dengan sendirinya. Faringitis T Y R R E L L D A J : C o m m o n colds. Intervirology25:177, 1986dengan demam tanpa konjungtivitis juga dikaitkan dengan infeksiadenovirus. Adenovirus juga dapat diisolasi dari batuk rejan dengan Koronavirusa t a u t a n p a Bordetella pertussis; m a k n a a d e n o v i r u s p a d a p e n y a k i tini belum diketahui. B R A D B U R N E A F e t al:'Effects of a \"new\" human respiratory virus in volunteers. B r Med J 3:767, 1967 Pada orang dewasa, penyakit yang paling sering dilaporkanadalah penyakit pernapasan akut pada individu wajib mihter yang L A R S O N H E e t al: Isolation o f rhinoviruses and coronaviruses from 38colds in adults.d i s e b a b k a n o l e h a d e n o v i r u s tipe 4 d a n 7 . P e n y a k i t i n i d i t a n d a i o l e h J M e d Virol 5:221, 1980sakit tenggorok dan demam yang muncul periahan-lahan, seringkalim e n c a p a i 39°C pada h a r i k e d u a atau k e t i g a sakit. B a t u k h a m p i r M c I N T O S H K : C o r o n a v i r i s e s . i n Virology, 2 d e d , B N F i e l d s ( e d ) . N e w Y o r k , R a v e n ,selalu ada, dan coryza serta limfadenopati regional juga sering 1989, pp 857-864t e r i i h a t . P e m e r i k s a a n fisis d a p a t m e n u n j u k k a n e d e m a f a r i n g , i n j e k s idan pembesaran tonsil dengan sedikit atau tanpa eksudat. Jika Virus sinsitial pernapasanterdapat pneumonia, auskultasi dada dan sinar X dapat menunjukkandaerah bercak-bercak infiltrat. E N G L U N D J A et al: Respiratory syncytial virus infection i n immunocompromised adults. A n n Intern M e d 109:203, 1988 Adenovirus juga dihubungkan dengan sejumlah penyakit selainsaluran napas, termasuk diare akut pada anak kecil karena G L E Z E N W P etal: Risk of primary infection and reinfection with respiratory syncy-adenovirus tipe 40 dan 41 serta sistitis hemoragik karena adenovims nal virus. A m J disChild 140:543, 1986II dan 21. Keratokonjungfivitis epidemik, paling sering disebabkan H A L L C B et al: Aerosolized ribavirin treatment of infants with respiratory syncytialoleh adenovims tipe 8,19 dan 37, dihubungkan dengan benda u m u m viral infection. A randomized double blind study, N Engl J M e d 308:1443, 1983yang terkontaminasi seperti larutan untuk mata dan tisyu gulung.Adenovims juga dikaitkan dengan penyakit yang menyebar dan H E N D E R S O N F Wet al:Respiratory syncytial virus infecdons, reinfections andpneumonia pada pasien imunosupresi termasuk pasien A I D S . immunity N Engl J Med 300:530, 1979 M U F S O N M A et al: Respiratory syncytial virus epidemics: Variable dominance of subgroups A a n dB strains among children, 1981-1986. J Infect Dis 1:143, 1988 S M I T H D W etal: A Controlled trial of aerosolized ribavarin in infants receiving me- chanical ventilation for severe respiratory syncytial virus infection. N Engl J M e d 325:24, 1991 Virus parainfluenza D E N N Y F W et al: Croup: A n 11 year snidy i n a pediatric practice. Pediatrics 71:871, 1983 H E I L M A N C A : Respiratory syncytial and parainfluenza viruses. J Infect Dis 161:402, 1990


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook