Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 12. Menolak Pengobatan

Bab 12. Menolak Pengobatan

Published by haryahutamas, 2016-08-03 04:21:59

Description: Bab 12. Menolak Pengobatan

Search

Read the Text Version

MENOIAK PENGOBATAN Jika seorang dirawat di sebuah rumah sakit, maka ia dianggapsebagai pasien yang harus dirawat dan diberikan pengobatan. Agarpasien itu menjadi sembuh kembali. lni sudah wajar. Namun bagai-mana jika seorang pasien menolak untuk terus diberikan pengobatan? Apakah ia berhak untuk menolak? Apakah seorang dokter bolehmemaksa memberikan pengobatan kepada pasiennya? Misalnyadengan \"forced feeding\" demi kelangsungan hidupnya dan penyela-matan nyawa pasien tersebut ? Apakah hal ini boleh dilakukan olehdokternya ? Apakah tindakannya tidak melanggar HAM ? Kalau tidakdiberi pengobatan, apakah tidak bertentangan dengan standardprofesi ? Masalah ini sebenarnya sudah pernah diungkapkan penulisdi suatu media masa pada tahun 1997, namun karena isinya masihtetap aktuil maka di dalam buku kecil peristiwa ini dimasukkan lagi. Seorang biarawati berusia 86 tahun telah menolak upayapemberian pengobatan lebih lanjut atas penyakitnya. \"Biarkan sayamati... Biarkan saya mati ...\" (Allow me to die......., Allow me to die.....? ucapnya berulang kali kepada dokternya. Para dokter dibuatbingung karenanya. Apa yang mereka harus melakukan? Bagaimanajika ibu ini tetap menolak untuk meneruskan pengobatan yang perludiberikan kepadanya? Bagaimana kalau sampai pasien kini meninggaldunia? Apakah mereka nanti tidak dipersalahkan telah melakukanpenelantaran pasien (abandonment)? Pengobatan itu bertambahpenting, karena selain usianya yang sudah lanjut, daya tahan tubuhnyapun sudah banyak berkurang. Bukankah tindakan para dokter ter-sebut justeru dilakukan demi penyelamatan pasiennya? Bolehkahpara dokter di rumah sakit melakukan suatu tindakan medik yangtidak memperoleh peisetujuan pasien? Apakah tindakan yang diberi-kan bertentangan dengan kehendak pasien tidak bertentangan 121

dengan lnformed Consent yang sudah berlaku dimana-mana ?Apakah hal ini tidak melanggar hak asasi manusia (HAM) ? Adalah tugas para profesi kedokteran untuk menyembuhkan penyakit dan menjaga kesehatan pasien. Sedapat mungkin seorang dokter secepatnya harus menolong pasiennya. Hidup dalam keadaansehat dan kehidupan manusia merupakan sesuatu yang sangat berharga dan mempunyai nilai tertinggi yang sedapat mungkin harusdipertahankan. Mengapa ? Karena hidup dan kehidupan manusiasemua tergantung kepadanya. Orang kalau tidak sehat tidak bisa bekerja, tidak bisa melaku-kan sesuatu yang disenanginya. Orang kalau sakit tidak bisa hidupsecara normal, tidak bisa berjalan-jalan, tidak bisa'menikmati keindahanalam, tidak bisa mendengarkan alunan musik yang indah, tidak bisamenikmati hidangan-hidangan yang enak. Maka tak mengherankanjika segala sesuatu dipertaruhkan dan dikorbankan untuk memulihkankesehatannya. Untuk sembuh dari penyakit yang dideritanya. Untukmemperpanjang hidupnya. Namun timbul pertanyaan: apakah mempertahankan kehidupanini merupakan suatu nilai yang absolut ? Apakah hal ini berlaku bagisetiap manusia di dunia ini ? Apakah profesi kedokteran mempunyaikewajiban moral dan etis untuk memperpanjang kehidupan sese-orang secara mutlak ? Apakah seorang bayi yang dilahirkan dengancacat genetik yang sangat berat dan yang tidak akan bisa hidup lamasecara normal, atau seorang bayi yang sudah dalam keadaanvegetatif, harus tetap diusahakan kehidupannya ? Bagaimana kalauorang tuanya tidak dapat lagi membiayai lagi pengobatannya ?Apakah setiap pasien tanpa menghiraukan usia yang sudah sangatlanjut atau dalam keadaan fisik dengan prognosa buruk (in faust)masih harus tetap dipertahankan kehidupannya selama mungkin ?Problema Pelik Masalah apa yang dipaparkan diatas adalah salah satu problemapelik, merupakan isu moral dan etik yang tak pernah terpecahkan.Terdapat dua kubu pendapat yang saling bertentangan :122

(a) Yang pertama berpendirian bahwa kehidupan itu adalah nilai yang suci yang harus dipertahankan secara mutlak dengan cara apapun (Sanctity of Life). Menurut aliran pendiran ini hidup dan kehidupan adalah sesuatu yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Kuasa. Selain Tuhan tak ada seorang manusia pun yang boleh menyentuh atau mengakhirinya. Hidup dan mati adalah ditangan-Nya.(b) Pendirian kedua adalah yang menekankan kepada kualitas hidup (Quality of Life). Mempertahankan kehidupan itu tidak bersifat absolut. Pengembalian atau mempertahankan kehidupan dalam kasus tertentu, tidak usah dilakukan jika toh prognosanya buruk dan akan sia-saia saja (futile). Atau hidupnya menurut pendirian sang pasien sudah sedemikian rupa, sehingga sudah dianggapnya sudah tidak layak lagi. Tidak ada gunanya lagi untuk meneruskan kehidupannya dan memilih lebih baik untuk mati dan menghadap sang Pencipta. Misalnya seorang penderita kanker otak dalam taraf stadiumlanjut, apabila timbul lagi pneumonia, maka tidak ada keharusanuntuk mengobati pneumonia tersebut dengan memberikan antibiotik.Pasien itu toh tidak akan bisa diperpanjang hidupnya untuk jangkawaktu lama. Bahkan hal itu akan menambah beban penderitaan yanglebih berat saja kepada pasiennya. Namun apabila pasien itu menderita kesakitan, maka adalahtugas dokter untuk memberikan obat untuk pengurangan rasa sakit.Hal ini demi untuk meringankan beban penderitaan kesakitannya.Kini di negara kita juga sudah dikembangkan suatu spesialisasi baruyang apa yang dinamakan \"Palliative Medicine\", yaitu spesialisasidalam pemberian pengobatan/perawatan yang bertujuan antara lainadalah untuk mengurangi penderitaan pasien terminal menjelangakhir hidupnya. Apabila hidupnya sudah tidak bisa dipertahankan lagi, apakahmenurut standar dan ilmu pengetahuan kedokteran yang baik me-nunjukkan bahwa pertolongan itu akan sia-sia, maka diperbolehkanuntuk menghentikan pemberian therapi lebih lanjut dan merelakan 123

pasien itu meninggal. Namun masih ada persoalan dengan pem-berian cairan dan nutrisi apa harus dilanjutkan ? Terdapat perbedaanpendapat.(a) Pendapat pertama mengatakan bahwa pemberian makanan dan minuman dianggap sebagai masih mempunyai kandungan arti simbolik, psikologik, disamping pertimbangan medik, etik dan legal yang tidak dapat menghalalkan penghentian pemberian makanan dan minuman. Hal ini mengakibatkan bahwa pasien itu akan meninggal bukan karena penyakitnya, tetapi karena kelaparan dan dehidrasi (Jeanie Kayser-Jones).(b) Pendapat kedua berpendapat lain. Dengan menghentikan pem- berian cairan dan makanan, pasien itu tidak 6kan begitu menderita lagi, karena sudah tidak merasakan apa-apa lagi. Pendirian mana yang benar, sukar untuk diplih dan dimintakan buktinya. Apakah dan kapankah suatu tindakan medik adalah suatu tindakan yang sia-sia atau tidak, merupakan pengambilan suatu keputusan klinis yang sangat sukar.Mengambil Keputusan Berani untuk mengambil dan memberi keputusan dalam kasussemacam ini yang dipaparkan diatas memerlukan factor: senioritas,pengalaman, pandangan yang luas, kedalaman ilmu kedokteran, ke-tebalan perasaan (feeling), empathi, kepedulian dan Iast-but-not-le astkeberanian hati-nurani memutuskan untuk mengambil sikap demikian.Selain itu ilmu kedokteran bukanlah suatu ilmu pengetahuan yangeksak. Maka dua orang dokter mungkin akan berpendapat berlainandan akan mengobati pasien yang sama dengan cara yang berbeda.Mungkin yang satu akan lebih optimistis terhadap suatu therapitertentu daripada dokter yang lain. Dengan demikian maka adalahtidak mungkin untuk membahas secara klinis sedetail-detailnya apayang dianggap pengobatan yang sia-sia atau tidak. Teristimewa jikamenyangkut bayi yang baru lahir dengan berbagai kelainan genetik(Pendeta Kevin O\"Rourke: Allowing a Patient to die). Selain itu kadangkala - walaupun dianggap kehidupan adalah-suatu nilai yang sangat berharga namun di dalam kasus tertentu124

apabila seseorang merasakan bahwa sang ajal kematian sudah diambang pintu - mungkin ia akan merelakan kehidupannya, demi nilailain yang dianggapnya lebih berharga. Apabila seorang ayah yangsudah manula, sudah tidak bekerja lagi dan sedang menderita sakitberat dan merasa bahwa hidupnya sudah tidak lama lagi, maka iaakan menganggap bahwa pendidikan anaknya adalah lebih bernilaidaripada terus menerus.membuang ongkos untuk mempertahankankehidupan dirinya sendiri. la rela berkorban demi anaknya. la akanmenolak upaya tindakan pengobatan yang memakan biaya besar,supaya uang itu dapat dipakai untuk membiayai pendidikan anaknyaatau untuk mengongkosi kehidupan keluarganya lebih lanjut.Seorang dokter dalam mengusulkan dilakukan suatu tindakan mediktertentu hanya melihat dari satu segi saja, yaitu dari segi klinik.Sedangkan seorang pasien melihatnya dari berbagai kepentinganlain: finansial, psikologis, sosiologis dan nilai-nilai lain yang tidakdapat dibayangkan oleh dokter itu. Salah satu contoh yang jelasadalah yang digambarkan di dalam film: \"Whose life is it, aniway?(Kehidupan siapa ini, sebenarnya? Di dalam film itu peran utamanyaadalah seorang pemahat muda yang mendapat luka-luka berat di dalamsuatu kecelakaan lalu-lintas. Dan salah satu luka yang dideritanyaadalah putusnya salah satu saraf spinal, sehingga ia menjadi lumpuhtotal. Sesudah itu ia disembuhkan dari berbagi luka-luka yang lain,maka pemahat ini menganggap bahwa kehidupannya sudah tidaklayak lagi, sudah tidak ada artinya lagi baginya, tidak mempunyai nilailagi. Hidupnya sudah tidak ada gunanya dilanjutkan. la memohonkepada dokternya untuk mencabut selang kateter yang disambung-kan kepada ginjalnya dengan perhitungan bahwa ia akan keracunanuremik dan meninggaldalam waktu yang tidak lama. Dokter yang merawatnya telah menolaknya, karena pencabutankateter yang dihubungkan dengan ginjal adalah bertentangan denganstandar ilmu kedokteran, karena akan bisa mengakibatkan kematian.Sang pemahat kemudian mendatangkan temannya, seorang pengacarauntuk memperoleh suatu keputusan, sehingga ia dapat dikeluarkandari rumah sakit untuk selanjutnya hendak mencabut katheter dariginjalnya. 125

Rasional Di Amerika yang memutuskan hal-hal semacam ini adalahPengadilan. Hakim yang memeriksa harus yakin bahwa pasien itumengambil keputusannya secara rasional dan dalam keadaan bebas,atas kehendak sendiri dan tidak ada tekanan atau pengaruh darisiapapun. Apakah hal ini tidak berarti bahwa pemahat muda itusepertinya hendak nielakukan bunuh dtri (suicide) ataukah merelakandirinya untuk mati secara alamiah (Allowing to die ?) lni adalahmasalah pelik yang terletak di dalam bidang etika dan moral. Pertanyaan tersebut akan memperoleh jawaban yang berbeda-beda. Tergantung kepada orang yang harus menjawabnya dantergantung kepada alam pikiran dan pendiriannya. Pendeta Rourkeberpendapat bahwa pemahat muda ini tidak melakukan bunuh diri,tetapi hanya membiarkan dirinya meninggal secara alami. Rasionya:pemahat muda ini menganggap bahwa dirinya sudah tidak dapatmenempuh dan melanjutkan idealnya. la tidak bisa lagi memperolehnilai-nilai yang dianggapnya lebih berharga di dalam kehidupannyaapabila ia harus tetap hidup dalam keadaan lumpuh seumur hidupsampai sang ajal akan merenggut nyawanya. Seperti dikatakan olehpernahat muda itu bahwa tidak semua orang akan mengambilkeputusan yang sama seperti dirinya. Namun baginya kehidupannyasudah berakhir. Baginya kehidupan sebagai manusia yang lumpuhakan menjadi suatu penderitaan, beban yang dia tidak sanggp me-mikulnya lagi. la tidak bisa hidup normal sebagaimana seorang manusiabiasa. la tidak bisa lagi memahat patung-patungnya. Hidup baginyabukanlah nilai tertinggi yang absolut. Kesimpulannya adalah apabilaseorang pasien yang menderita penyakit berat tertentu dan toh akanmeninggal oleh sebab-sebab alami, maka pasien itu atas kehendakbebas dan rasional kiranya dapat memutuskan untuk merelakandatangnya kematian yang memang sudah drelakan dan diterimanya.Contoh lain di U.K. Seorang wanita Ms B.(43 tahun) pada bulan Februari 2001telah menjadi lumpuh total (quadriplegrc) sesudah timbul perdarahan126

pada spinal colurnn. la telah berusaha untuk menghentikan pemberianpernapasan melalui Ventilator sejak bulan April 2000. Namun rumahsakit yang merawatnya, telah menolak untuk meluluskan permintaan-nya, karena pasien tidak bisa mengambil suatu keputusan final se-belum mencobanya perawatan di suatu rehabilitation unit. Ms B.mengatakan bahwa ia sdar penuh atas keputusannya dan menghendakidiakhiri pengobatan. Me.nurut pendapatnya di suatu rehabilitation unitpun tidak akan bisa memperbaiki keadaan fisiknya. Kemudian pada bulan yang lalu seorang Hakim Keluaria senior,Elizabeth Butler-Sloss telah menyatakan bahwa Ms B. telah dirawatbertentangan dengan hukum dimana ia dirawat sejak akhir Agustus.Hal ini dihitung sesudah seorang psikiater menyatakan bahwa Ms B.secara mental berkompeten penuh untuk memutuskan cara bagai-mana ia hendak dirawat. Lalu Departemen Kesehatan pada hariSenin mengumumkan bahwa wanita berusia 43 tahun yang disebutsebagai Ms B. telah memilih untuk mengakhiri semua pernberianbantuan kehidupan yang diterimanya sebagai pengobatan diakhiri. latelah meninggal dalam tidurnya dengan tenang sesudah sambunganVentilator dicopot atas permintaannya ('Ms B. has chosen to have allartificial ventilation which she is receiving as parl of her medicaltreatment withdrawn. She has died peacefully in her sleep after beingtaken off the ventilator at her request\"). Kasus Ms B. ini memperoleh berita di halaman depan dari mediamassa karena ia adalah yang kasus yang pertama yang memintasambungan ke Ventilator itu dicabut dan dikabulkan. (BMJ 2002;324:1005 (4 May).General Medical Gouncil Sebagi akibat dari keputusan Hakim Keluarga Dame ElizabethButler-Sloss ini maka General Medical Council (GMC) langsung mem-persiapkan suatu Pedoman bagi para dokter di UK yang menyangkutdengan pengambilan keputusan untuk menahan atau menghentikanpemberian penyambungan kehidupan (withholding or withdrawingtreatment). Telah dibentuk suatu tim yang dipimpin olrh Prof DavidHatch yang akan memberikan suatu kerangka legal dan etika untuk 127

oengambilan keputusan. Para dokter diperingatkan kembali bahwapasien yang secara mental berkompeten mempunyai hak legal untukmenolak pengobatan, walaupun akibatnya pasti adalah kematian. Para dokter yang mempunyai perasaan keberatan hati-nuraninyauntuk mengambil keputusan untuk meneruskan atau menghentikanpemberian bantuan penyambungan kehidupan, harus merujuk ataumenyerahkan tanpa.tunda-tunda lagi kepada teman sejawat yangberkualifikasi mampu bertindak agar pasiennya tidak sampai men-derita. Para dokter juga diperingatkan bahwa mereka tidak boleh ber-prasangka terhadap usia pasien, ketidakmampuan, atau cara hiduppasien terhadap keputusan pilihan yang diambil.lnformed Consent Sampai disini kiranya kita sudah berpijak kepada suatu lembagahukum yang dikenal dengan sebutan \"lnformed Consent\" (PersetujuanTindakan Medik). lnformed Consent sering dianggap sebagai suatukewajiban yang bersifat legal, tetapi kewajiban legal ini timbulnyaadalah dari bidang etik dan moral. Dengan lembaga ini maka kepadapasien diberikan hak untuk memilih dan memutuskan apa yangdikehendaki terhadap dirinya. Namun di dalam prakteknya lnformedConsent ini menimbulkan banyak persoalan yang pelik.Di dalam kasus-kasus tertentu pemberian informasi yang jelas tidakselalu bisa terjadi, karena:(1) ketidakmampuan pasien untuk menangkapnya dan mengerti apa yang dijelaskan kepadanya,(2) ketidakmampuan sang dokter untuk memberikan penjelasan yang jelas dan dapat dimengerti oleh pasien atau keluarganya (Cara bagaimana harus memberikan informasi tidak diajarkan di fakultas kedokteran), dan(3) pemberian informasi yang terlampau mendetail dan lengkap secara praktis tak mungkin diberikan dan akan membuang-buang waktu dan bisa menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan kepada pasien, sehingga kemungkinan ia akan mengurungkan niatnya untuk menjalankan pengobatan/pembedahan yang justru sangat diperlukan untuk penyembuhannya.128

Euthanasia llmu pengetahuan Hukum Kedokteran membedakan antara:pembunuhan (murder), bunuh dtri (suicide) dan membiarkan datangnyakematian (allowing to die). Yang diartikan dengan pembunuhan adalahapabila seseorang dengan sengaja mengakhiri jiwa seorang lain.Kalau bunuh diri dilakukan oleh korban itu sendiri terhadap dirinya.Membiarkan datangnya. kematian adalah menjatuhkan pilihan padakematian karena dianggapnya lebih baik daripada menderita kesakitanatau penderitaan atau tekanan batin yang tidak tertahankan lagi. Satucara lagi adalah apa yang dinamakan \"Physician assisfed suicide\" dimana seorang dokter membantu atau memberikan jalannya untukmelakukan bunuh diri seperti dilakukan antara mana Dr JackKevorkian yang kini katanya sudah meringkuk di penjara sesudah mem-berikan bantuan kepada beberapa puluh pasien untuk membunuh diri. Suatu istilah yang sering menjadi ajang perdebatan adalahEuthanasia yang dahulunya secara harfiah berarti: meninggal dengancara baik. Euthanasia mempunyai arti yang berdekatan dengan \"Merela-kan datangnya kematian\". Dahulu di dalam kepustakaan sering di-pilah-pilah lagi antara yang bersifat aktif dan pasif. Dengan euthanasiaaktif diartikan melakukan suatu tindakan tertentu sehingga pasienmeninggal, misalnya dengan mengakhiri pemberian napas buatanmelalui alat Respirator. lstilah umumnya dikatakan: \"Pulling the plug\"atau \"Withholding life-support treatment'). Atau dalam contoh di atas:mencabut katheter yang dihubungkan dengan ginjal. Dengan euthanasia pasif diartikan untuk tidak dimulainya me-lakukan tindakan-tindakan untuk memperpanjang hidupnya yanEsudah tidak begitu bermanfaat lagi. Bahkan akan menambah bebanpenderitaan saja (Nof initiating life-support treatment). Misalnya tidakmemberikan shok therapi dan tidak menyambungkan pernapasandengan Ventilator. Hal ini biasa dilakukan di luar negeri apabila pasienmanula penderita jantung kronis yang mendapat serangan jantunguntuk kesekian kalinya dan yang sudah tidak sadar lagi untuk waktuyang agak lama. Prof Leenen, seorang pakar Hukum Kesehatan darinegeri Belanda mengatakan bahwa suatu terapi yang tidak adagunanya lagi, tidak usah diberikan (zinloze medische behandeling). 129

Para teolog dan moralis Katholik telah merumuskan bahwa dalam kasus-kasus tertentu, tindakan-tindakan medis yang sifatnya luar biasa @rtra-ordinary means) tidak usah diberikan. Namun dengan perkembangan lptek arti istilah itu menjadi tidak jelas lagi. Tindakan apa saja yang termasuk \"extra-ordinary means\" ? Kemudian diberikan rumusan baru, yaitu bahwa tindakan medis yang memberi beban berat yang tidak seimbangm atau tidak ada gunanya lagi, tidak wajib diberikan (Treatment which is disproportionately burdensome, or futile, is not obligatory). Perumusan ini tercantum di dalam Sacral Congregration of the Doctrine of Faith, lura et Bona (Declaration on Euthanasia, 1980).Theresa Marie \"Terri\" Schiavo dipetik dari :Wikipedia, the free encyclopedia, NRC Handelsblad, 1g Maart 2005TIMES Floridian online. 2003 Asal mulanya Terri Schiavo telah menderita penyakit \"bulimianeruosa\" suatu penyakit yang menyangkut dengan makan. penyakitini mengakibatkan sipenderita maunya makan berlebihan (over-eating) dan tak lama kemudian muntah (purge). Ciclus makan danmuntah ini sangat berbahaya, karena jantung manusia memerlukanelektrolit yang seimbang. Muntah telah mengganggu ritmenya jantungmenjadi tak keruan, sehingga bisa menyebabkan serangan jantung.Pada tahun 1990 hal inilah pada suatu malam terjadi pada TerriSchiavo. Karena muntahnya maka tingkat potasiumnya drop, sehinggaia mendapat serangan jantung. Sebelum keburu dibawa ke rumahsakit, ia sudah kekurangan oksigen sehingga menderita kerusakanotak yang berat. la jatuh kedalam koma selama 10 minggu. Tiga tahun kemu-dian ia dinyatakan berada dalam keadaan vegatatif (persistentvegetative sfafe - PVS) dengan harapan kecil bisa sembuh kembali. Pada tahun 1998 suaminya (Michael Schiavo) mengajukanpermohonan kepada Pengadilan untuk mencabut tube pemberianmakanan (gastric feeding tube) yang mempertahankan kehidupanTerri. Namun hal ini ditentang oleh kedua orang tua Terri.130

Pengadilan mendapatkan keterangan bahwa Terri tidak meng-hendaki dirinya tergantung kepada mesin. Pertarungan antaraMichael Schiavo dan kedua orang tua secara hukum berjalan terus.Feeding fube ini telah pernah dicabut, tetapi dipasang kembali.Kemudian untuk ketiga kalinya pada bulan Maret 18, 2005 gastricfeeding fube itu dicabut kembali secara final. Keadaan Terri menurundengan cepat dan para dokter telah memberikan morphine untukmengurangi rasa sakitnya. Para dokter mengatakan bahwa Terriakan bisa bertahan hidup selama 2 minggu tanpa pemberian cairandan makanan artifisial. la kemudian meninggal pada tanggal 31Maret 2005 pada usia 41 tahun. Hitung-hitung Terri telah beradadalam keadaan vegetatif (PVS) dan mendapat makanan artificialselama 15 tahun. ooOoo 131


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook