Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 4 Tulang Rawan dan Tulang

Bab 4 Tulang Rawan dan Tulang

Published by haryahutamas, 2016-04-02 00:33:00

Description: Bab 4 Tulang Rawan dan Tulang

Search

Read the Text Version

li Ttrlang Rawan dan TulangSUBBABl ffi TulangRawanKarakteristik Tulang Rawan Tulang rawan (cartilago) adalah bentuk khusus jaringan ikat yang juga berasal dari mesenkim. Serupa dengan jaringan ikat, tulang rawan terdiri atas sel dan matriks ekstraselular (matrix extracellularis) yang terdiri dari serat jaringan ikat (fibrae textuum connectivorum) dan substantia fundamentalis (ground substance). Berbeda dari jaringan ikat, tulang rawan bersifat nonvaskular (avaskular) dan menerima makanan dengan difusi melalui matriks ekstraselular. Tulang rawan memperlihatkan kekuatan regangr membentuk penyokong struktural yang kuat bagi jaringan lunak, memberikan kelenturan tanpa distorsi, dan tahan terhadap tekanan. Tulang rawan ter- utama terdiri dari sel yang disebut kondrosit (chondrocytus) dan kondroblas (chondroblastus) yang menyintesis matriks ekstraselular. Terdapat tiga jenis tulang rawan dalam tubuh: hialin, elastik, dan fibrokartilago. Penggolongannya didasarkan pada jumlah dan jenis serat jaringan ikat di dalam matriks ekstraselular.Jenis Tulang RawanTulang Rawan Hialin Tulang rawan hialin (cartilago hyalina) adalah jenis yang paling banyak ditemukan. Pada embrio, tulang rawan hialin berfungsi sebagai model kerangka bagi kebanyakan tulang. Seiring dengan per- tumbuhan, model tulang rawan secara bertahap diganti dengan tulang melalui proses yang disebut osifikasi endokondral (ossificatio endochondralis). Pada orang dewasa, kebanyakan model tulang rawan hialin telah diganti dengan tulang, kecuali tulang rawan permukaan sendi, ujung iga (tulang rawan lga), hidung, laring, trakea, serta di bronki. Di sini, tulang rawan hialin menetap seumur hidup dan tidak mengalami penulangan.Tulang Rawah Elastik Tulang rawan elastik (cartilago elastica) serupa dengan tulang rawan hialin, namun memiliki lebih banyak serat elastik (fibra elastica) bercabang di dalam matriksnya. Tulang rawan elastik bersifat sangat lentur dan terdapat di telinga luar, dinding tuba auditorius, epigiotis, <ian laring.Fibrokartilago Fibrokartilago (cartilago fibrosa) ditandai oleh adanya berkas-berkas serat kolagen kasar yang padat dan tidak teratur dalam jumlah besar. Berbeda dari tulang rawan hialin dan elastilg fibrokartilago terdiri atas lapisan matriks tulang rawan diselingi lapisan serat kolagen tipe I padat. Serat kolagen ini berorien- tasi sesuai arah tegangan fungsional. Distribusi fibrokartilago di tubuh terbatas dan ditemukan di diskus intervertebralis, simfisis pubis, dan sendi tertentu. /5

Perikondriurn Kebanyakan tulang rawan hialin dan elastik dikelilingi oleh selapis jaringan ikat padat, tidak teratur, dan memiliki vaskularisasi, disebut perikondrium (perichondrium). Lapisan fibrosa luarnya mengandung serat kolagen tipe I dan fibroblas. Lapisan dalam perikondrium bersifat selular dan kondrogenik. Sel-sel kondrogenik membentuk kondroblas yang mengeluarkan matriks tulang rawan. Tulang rawan hialin di permukaan sendi tulang tidak dilapisi oleh perikondrium. Demikian juga, fibrokartilago juga tidak memiliki perikondrium karena selalu berhubungan dengan serat jaringan ikat padat.Matriks Tulang Rawan Matriks tulang rawan (matrix cartilaginea) dihasilkan dan dipelihara oleh kondrosit dan kondroblas. Serat kolagen atau elastik memberi kekuatan dan ketahanan pada matriks tulang rawan. Serupa dengan jaringan ikat longgar, substantia fundamentalis ekstraselular tulang rawan mengandung glikosami- noglikan sulfat dan asam hialuronat yang berkaitan erat dengan serat elastik dan kolagen di dalam substantia fundamentalis. Matriks tulang rawan juga banyak mengandung air sehingga molekul-molekul dapat berdifusi keluar-masuk kondrosit. Tulang rawan adalah suatu jaringan setengah-kaku dan dapat berfungsi sebagai shock absorber. Di dalam matriks terbenam serat kolagen dan elastik dengan proporsi bervariasi. Adanya serat-serat ini menggolongkan tulang rawan sebagai tulang rawan hialin, tulang rawan elastik, atau fibrokartilago. Matriks tulang rawan hialin terdiri dari serabut halus kolagen tipe II yang terbenam di dalam matriks terhidrasi amorf padat yang kaya proteoglikan dan glikoprotein struktural. Kebanyakan pro- teoglikan dalam matriks tulang rawan berupa agregat proteoglikan besar, yang mengandung gli- kosaminoglikan sulfat yang terikat pada protein inti dan molekul asam hialuronat glikosaminoglikan tidakbersulfat. Agregat proteoglikan berikatan dengan serabut-serabut halus matriks kolagen. Selain serabut kolagen tipe II dan proteoglikan, matriks tulang rawan juga mengandung glikoprotein adhesif yaitu kondronektin. Makromolekul ini berikatan dengan glikosaminoglikan dan serat kolagen, melekatkan kondroblas dan kondrosit pada serat kolagen matriks sekitar.gGAMBAR 4.1 Tulang Rawan Hialin Janin Gambar ini memperlihatkan tulang rawan hialin dalam tahap awal perkembangan. Tulang rawan hialin janin yang tidak mengandung pembuluh darah dikelilingi oleh mesenkim (l) superfisial dengan pem- buluh darah (vas sanguineum) (S). pada tahap ini, lakuna di sekitar kondroblas ianin (4, z) tidak terlihat, dan kondroblas (+, Z) menyerupai sel mesenkim superfisial ( t). t<ondroblas janin (4,7) tersebar acak tanpa membentuk kelompok isogen dan menyekresi matriks interselular tulang rawan (S). Selama perkembangan, sel mesenkim (t) terkonsentrasi di bagian pinggir tulang rawan dan intinya mulai memanjang. Bagian ini berkembang menjadi perikondriun (2,6), suatu selubung jaringan ikat padat tidak teratur dengan fibroblas (2,6) yang mengelilingi tulang rawan hialin dan elastik. Lapisan dalam perikondrium (2, 6) berubah menjadi lapisan kondrogenik (stratum chondrogenicum) (3) yang menghasilkan kondroblas (+, Z ).GAMBAR 4.2 ffi Tulang Rawan Hialin dan $truktur $ekitar: Trakea Sediaan ini memperlihatkan potongan lempeng tulang rawan hialin trakea. Perikondrium (5) dengan fibroblas (7) mengelilingi tulang rawan. Lapisan kondrogenik (+) di sebelah dalam menghasilkan kondroblas (S) yang berdiferensiasi menjadi kondrosit. Kondrosit di lakuna tampak sendiri-sendiri atau dalam aggregatio isogenica (a). lakuna dan kondrosit (3) di bagian tengah lempeng tulang rawan terlihat besar dan bulat, tetapi sel ini menjadi semakin gepeng ke arah tepi, tempat sel tersebut menjadi kondroblas yang berdiferensiasi (A). Uatriks interteritorial (matrix interterritorialis) ( t ) (interselu- lar) berwarna terang, sedangkan matriks teritorial (matrix territorialis) (z) di sekitar lakuna berwarna lebih gelap. Di dekat tulang rawan tampak iaringan ikat (f O) vaskular (q) dan kelenjar trakea dengan unit sekretorik bentuk-anggur yang disebut asini. Asini serosa (acini serosa) (tt) menghasilkan sekresi

encer, sedangkan asini mukosa (acini mucosa) (tz) mengeluarkan mukus pelumas. Duktus eks-kretorius (ductus excretorius) (6) menyalurkan sekresi ini ke dalam lumen trakea.Tulang rawan berkembang dari sel mesenkim primitif yang berdiferensiasi menjadi kondroblas.Sel-sel ini membelah secara mitosis dan menyintesis matriks tulang rawan dan bahan ekstraselulei.Seiring dengan pertumbuhan model tulang rawan, setiap konlroblas dikelilingi oleh matriksekstraselular dan terperangkap dalam kompartemen yang disebut lacunae (tunggal, Iacuna). Sel-sel di dalam lakuna ini adalah sel tulang rawan matuf yang disebut kondrosit. Fungsi utamakondrosit adalah memelihara matriks tulang rawan.Beberapa lakuna mungkin ber\"isi lebih dari satukondrosit;kelompokkondrositinidisebutkelompokisogen(aggregatioisogenica). Sel mesenkim juga dapat berdiferensiasi menjadi fibroblas yang membentuk perikondrium,yaitu jaringan ikat padat tidak teratur yang membungkus tulang rawan. Lapisan sel di sebelahdalam periLondrium mengandung sel kondrogenik, yang dapat beidiferensiasi menjadi kondroblas,menyekresi matriks tulang rawan, dan terperangkap di lakuna sebagai kondrosit.31 dMLeeasnepngki2isampdaneessnnruiegkkpaloeonnrffnidbisrrdioiaubrlmloa.s-gll\-\"e';-\*n**fi*k*-;-f'\";-*.-;:;:-f:\"\"-';q\*,F-j;..Jo-,.o;.4Ju&!'*J\";**':w.dq;,f*i7i*lr*.-tK,*-y\"*-.do\"-T.ri*Fn_l**'d*^.tH-&r*n-of,\".o:-Kb\--'-\"*i*lFNat*os,'.j$'aniin 5 Pembuluh darah 6Perikondrium denganfibroblas .t-Fo * !*. r c- - ...--r,t\"+'-,4,oi1*trlno-lr'l.-,ti*+-j*rj*-{5.t,-,-.-.a-,s*M&. atrikstuilnanteg- rrasweanlular ,)<? t .' u o4Kondroblasjanin, *r\",i r*' oo\" - a \", u n. n!r, *r,'.,-!& ?noo**j *,*' \".\"i *osf,'n.t*'1_ ;: o.*o * * **t***f*,GAMBAR 4.1 Tulang rawan hialin janin yang sedang tumbuh. Pulasan: hematoksilin dan eosin.Pembesaran sedang. B Kondroblas yang berdiferensiasi 9 Pembuluh darah 10 Jaringan ikat -dl.!ir:Y \"; d 11 Asini serosa6 Duktus ekskretorius {rt &!* a 12 Asini mukosa kelenjar trakeaGAMBAR 4.2 fulang rawan hialin dan struktur sekitar: trakea. Pulasan: hematoksilin dan eosin.Pembesaran sedang.

GAMBAR 4.3 ffi $ei dan Matriks Tulang Rawar\": Hialin Matur Gambar dengan pembesaran kuat memperlihatkan bagian dalam atau tengah tulang rawan hialin matur. Lakuna (3), suatu ruang ovoid yang mengandung sel-sel tulang rawan matur, kondrosit ( l, 2), tersebar di seluruh substantia fundamentalis homogen, matriks (+, S). Pada tulang rawan yang utuh, kondrosit mengisi lakuna. Masing-masing kondrosit memiliki sitoplasma granular dan nukleus (l). Sewaktu pem- buatan sediaan, kondrosit (1, 2) menciut, dan lakuna (3) tampak sebagai ruang kosong. Sel tulang rawan di matriks terlihat tunggal atau dalam aggregatio isogenica. Matriks tulang rawan hialin (4, 5) tampak homogen dan biasanya basofilik. Matriks terpulas-lebih terang di antara kondrosit-kondrosit (2) disebut matriks interteritorial (S). Matriks yang lebih gelap atau basofilik yang berdekatan dengan kondrosit disebut matriks teritorial (4).GAMBAR 4.4 W Tuiang Rawan Fiiaiin: Tulang yans Sedang Tumbr.rh Fotomikrograf potongan tulang yang sedang tumbuh memperlihatkan bagian tulang rawan hialin dan matriks (f) homogennya yang khas. Di dalam matriks (1) terdapat sel tulang rawan hialin matur kondrosit (3) yaitu di dalam lakuna (Z). li sekeliling tulang rawan hialin terdapat jaringan ikat padat tidak teratur perikondriu- (5). Pada permukaan dalam perikondrium ini terdapat lapisan kondro- genik (a). Tulang rawan bersifat nonvaskular, namun dikelilingi oleh jaringan ikat vaskular perikondrium (perichondrium). Karena tingginya kandungan air dalam tulang rawan, semua nutrien masuk dan metabolit keluar dari tulang rawan secard difusi melalui matriks. Matriks tulang rawan juga bersifat lunak dan lentur, tidak sekeras tulang. Karena itu, tulang rawan tumbuh secara simultan melalui Pertumbuhan interstisial terjadi melalui mitosis kondrosit di dalam matriks disertai pengen- dapan matriks baru di antara dan di sekeliling sel. Proses ini menambah ukuran tulang rawan dari dalam. Pertumbuhan aposisional terjadi di tepi tulang rawan. Di sini, kondroblas beidiferensiasi dari lapisan sel di sebelah dalam perikondrium dan mengendapkan selapis matriks tulang rawan pada lapisan tulang rawan yang sudah ada. Proses pertumbuhan ini meningkatkan lebar tulang rawan. Tulang rawan hialin merupakan struktur yang kuat dan penyangga yang fleksibel. Tulang rawan elastik, karena banyak serat elastik bercabang di dalam matriksnya, memberikan penyokong struktural dan juga meningkatkan kelenturan. Berbeda dari tulang rawan hialin, yang mengalamr: kalsifikasi seiring dengan penuaan, matriks tulang rawan elastik tidak mengalami kalsifikasi. Fungsi utama fibrokartilago adalah memberikan daya regang, menahan beban, dan ketahanan terhadap regangan atau kompresi.

1 Nukleus kondrosit 2 Kondrosit 3 LakunaGAMBAR 4.3 Sel dan matriks tulang rawan hialin matur. Pulasan: hematoksilin dan eosin. Pembesarankuat. .* ffi,*; {,&1 Matriks2 Lakuna .. ,J\" ;r'3 Kondrosit w,\"/.-\" kondrogenik 5 Perikondriuin S,*xuGAMBAR 4.4 Tulang rawan hialin: tulang yang sedang tumbuh. Pulasan: hematoksilin dan eosin. 80 x

#GAMBAR 4.5 Tulang Rawan Elastik: Epigletis Tulang rawan elastikberbeda dari tulang rawan hialin terutama oleh banyaknya serat elastik (+) fi dalam matriks (7). Pewarnaan tulang rawan epig.lotis dengan perak memperlihatkan adanya serat elastik (4) tipis. Serat elastik (4) masuk ke matriks tulang rawan dari perikondrium (f ) yaringan ikat sekitar dan menyebar membentuk serat-serat yang bercabang dan beranastomosis dalam berbagai ukuran. Densitas serat bervariasi di antara tulang rawan elastik dan juga di antara bagian lain pada tulang rawan yang sama. Seperti pada tulang rawan hialin, kondrosit besar di dalam lakuna (S, S) lebih banyak ditemukan di bagian dalam lempeng. Kondrosit kecil dan gepeng terletak di pinggir pada lapisan kondrogenik perikondrium (2) sebelah dalam, tempat kondroblas terbentuk untuk menyintesis matriks tulang rawan. Di perikondrium (1) juga terlihat fibrosit (5) jaringan ikat dan venula (6).GAMBAR 4.6 ffi Trilang Rawan Elastik: Epiglotis Suatu fotomikrograf potongan epiglotis menunjukkan bahwa struktur jenis ini ditandai oleh adanya tulang rawan dengan serat elastik (2) halus bercabang di dalam matriks (S) tulang rawannya, selain kondrosit (3) dan lakuna (+). Adanya serat elastik (2) menyebabkan kelenturan tulang rawan ini, selain sebagai penyokong. Di sekeliling tulang rawan elastik terdapat lapisan jaringan ikat padat tidak teratur, yaitu perikondrium (f ).GAMBAR 4.7 ffi Tulang Rawan Fibrosa: Diskus lntervertebralis Pada tulang rawan fibrosa, matriks (5) terlsi oleh serat kolagen (2,6) padat, yang sering tersusun se- jajar, terlihat pada tendon. Kondrosit (f , 4) kecll di dalam lakuna (3) umu-nya tersebar berderet (4) di dalam matriks tulang rawan fibrosa (5), bukan tersebar acak atau dalam aggregatio isogenica, seperti pada tulang rawan hialin atau elastik. Semua kondrosit dan lakuna (t, Z, +) mempunyai ukuran serupa; tidak ada gradasi dari kondrosit sentral yang lebih besar menjadi sel-sel perifer yang lebih kecil dan gepeng. Perikondrium yang biasanya terdapat di sekitar tulang rawan hialin dan elastik, tidak ada karena tulang rawan fibrosa umumnya membentuk daerah peralihan antara tulang rawan hialin dan tendon atau ligamentum. Proporsi serat kolagen (2,6) terhadap matriks tulang rawan (5), jumlah kondrosit, dan susunannya di dalam matriks bervariasi. Serat kolagen (2, 6) mungkln sangat padat sehingga matriks (S) tidak tam- pak. Dalam hal ini, kondrosit dan lakuna tampak menggepeng. Serat-serat kolagen di dalam satu berkas (fasciculus) biasanya sejajar, namun arah berkasnya dapat berjalan ke segala arah.

1 Perikondrium 5 Fibrosit perikondrium2 Lapisan kondrogenik perikondrium 6 Venula3 Lakuna 7 Matriks tulang rawan dengan kondrosit dengan serat elastik4 Serat elastik 8 Nukleus kondrositGAMBAR 4.5 Tulang rawan elastik: epiglotis. Pulasan: perak. Pembesaran kuat. Perikondrium 3 Kondrosit 4 Lakuna 2 Serat elastik 5 MatriksGAMBAR 4.6 Tulang rawan elastik: epiglotis. Pulasan: perak. 80 x Nukleus 6 Serat kolagen kondrosit2 Serat kolagen3 LakunaGAMBAR 4.7 Tulang rawan fibrosa: diskus intervertebralis. Pulasan: hematoksilin dan eosin.Pembesaran kuat.

BAB 4 RingkasanSUBBAB 1 Tulang RawanKarakteristik Tulang Rawano Terbentuk dari mesenkim dan terdiri dari sel, serat jaringan ikat, dan substantia fundamentalisr Nonvaskular, mendapat nutrien dengan difusi melalui substantia fundamentalisr Melakukan berbagai fungsi suportifr Sel berupa kondrosit dan kondroblaso Tiga jenis tulang rawan adalah hialin, elastik, dan fibrokartilagoTulang Rawan Hialino Paling banyak di tubuh dan berfungsi sebagai model kerangka bagi kebanyakan tulangr Diganti oleh tulang sewaktu osifi.kasi endokondralr Mengandung serabut kolagen tipe IIr Pada dewasa, terdapat di permukaan sendi tulang, ujung iga, hidung, laring, trakea, dan bronkiTulang Rawan Elastikr Mengandung serat - serat elastikyang bercabang di dalam matriks dan sangat lenturr Ditemukan di telinga luar, tuba auditorius, epiglotis, dan laringFibrokartilagoo Terisi oleh berkas-berkas padat serat kolagen tipe I yang berselang seling dengan matriks tulang rawano Memberikan daya regang, menahan beban, dan ketahanan terhadap kompresio Ditemukan pada diskus intervertebralis, simfisis pubis, dan sendi-sendi tertentuPerikondriumo Terdapat di pinggir tulang rawan hialin dan elastiko Lapisan perifer adalah jaringan ikat padat vaskular dengan kolagen tipe Ir Lapisan dalam adalah lapisan kondrogenik dan menghasilkan kondroblas yang menyekresi matriks tulang rawano Tulang rawan hialin sendi tulang dan fibrokartilago tidak dilapisi oleh perikondriumMatriks Tulang Rawano Dihasilkan dan dipertahankan oleh kondrosit dan kondroblaso Mengandung agregat proteoglikan besar dan tingginya kandungan airo Memungkinkan difusi dan merupakan shock absorber setengah kakur Glikoprotein adhesif kondronektin mengikatkan sel dan serabut pada matriks sekitaro Tulang rawan elastik memberi penyokong struktural dan meningkatkan kelenturanSel Tulang Rawano Sel mesenkim primitifberdiferensiasi menjadi kondroblas yang menyintesis matriksr Sel tulang rawan matur, kondrosit, terdapat dalam lakuna.o Lapisan sebelah dalam jaringan ikat sekitar perikondrium adalah lapisan kondrogeniko Kondroblas memperbesar tulang rawan melalui proses pertumbuhan interstisial dan aposisional82

SUBBAB 2 ffi TulangKarakteristik Tulang Serupa dengan tulang rawan, tulang juga merupakan bentuk khusus jaringan ikat dan terdiri dari sel, serat, dan matriks ekstraselular. Karena pengendapan mineral dalam matriks, tulang mengalami klasi- fikasi. Akibatnya, tulang menjadi keras dan dapat menahan beban lebih besar dibandingkan dengan tulang rawan, berfungsi sebagai kerangka tubuh yang kaku, dan memberikan tempat perlekatan bagi otot dan organ. Tulang juga melindungi otak di dalam tengkoralg jantung dan paru di dalam toraks, dan organ urinarium dan reproduksi di antara tulang-tulang pelvis. Selain itu, tulang berfungsi dalam hemopoiesis (pembentukan sel darah), dan sebagai tempat penyimpanan (reservoir) kalsium, fosfat, dan mineral lainnya. Hampir seluruh (9q\"2) kalsium tubuh disimpan di dalam tulang, dan kebutuhan harian tubuh akan kalsium berasal dari tulang.Proses Pembentukan Tulang {Osifikasi} Pertumbuhan tulang dimulai dl dalam embrio melalui dua proses: osifikasi endokondral (ossificatio endochondralis) dan osifikasi intramembranosa (ossificatio demalis). Meskipun dihasilkan melalui dua proses yang berbeda, tulang memiliki struktur histologik yang sama (Gambaran Umum 4).Osifikasi Endokondral Sebagian besar tulang di tubuh berkembang melalui proses osifikasi endokondral (ossificatio endo- chondralis), yaitu proses pembentukan tulang yang didahului oleh suatu model tulang rawan hialin sementara. Model tulang rawan ini terus tumbuh melalui cara interstisial dan aposisional, dan terutama digunakan untuk membentuk tulang panjang dan tulang pendek. Seiring dengan pertumbuhan, kon- drosit membelah, membesar (hipertrofi), matur, dan model tulang rawan hialin mulai mengalami kalsifi- kasi. Difusi nutrien dan gas melalui matriks berkurang seiring dengan proses kalsifikasi tulang rawan. Akibatnya kondrosit mati, dan matriks yang mengalami fragmentasi dan kalsifikasi berfungsi sebagai kerangka struktural untuk pengendapan material tulang. Segera setelah terjadi pengendapan suatu lapisan material tulang di sekitar tulang rawan yang terkalsifikasi, sel-sel perikondrialis bagian dalam memperlihatkan potensi osteogeniknya, dan terbentuk suatu kerah periosteal (periosteal collar of bone) tipls di sekeliling bagian tengah batang tulang. Jaringan ikat eksternal ini disebut periosteum. Sel-sel mesenkim dari lapisan dalam periosteum berdiferensiasi menjadi sel osteoprogenitor, dan pembuluh darah dari periosteum menginvasi model tulang rawan yang telah mengalami kalsifikasi dan degenerasi. Sel osteoprogenitor berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi osteoblas (osteoblastus) yang menyekresi matriks osteoid, suatu jaringan lunak yang semula kolagenosa dan tidak mengandung mineral namun cepat mengalami mineralisasi menjadi tulang. Osteoblas kemudian dikelilingi oleh tulang dalam lakuna (lacunae) miripJubang dan sekarang disebut osteosit (osteocytus); terdapat satu osteosit per lakuna. Osteosit membentuk suatu hubungan antarsel yang kompleks melalui saluran-saluran halus di tulang disebut kanalikuli (canaliculi); saluran-saluran ini akhirnya membuka ke saluran yang mengandung pembuluh darah. Sel osteoprogenitor juga berasal dari permukaan dalam tulang disebut endosteum. Endosteum melapisi semua rongga dalam di tulang dan terdiri dari satu lapisan sel osteoprogenitor. Jaringan mesenkim, osteoblas, dan pembuluh darah membentuk pusat osifikasi primer (centrum ossificationis primarium) di tulang yang sedang tumbuh yang bermula di diafisis (diaphysis) atau batang tulang panjang, diikuti oleh pusat osifikasi sekunder (centrum ossificationis secundarium) di epifisis (epiphysis) atau permukaan sendi ujung yang memanjang. Di semua tulang panjang yang se- dang tumbuh, tulang rawan di diafisis dan epifisis diganti oleh tulang, kecuali di daerah lempeng epifisis (cartilago epiphysialis), yang terletak di antara diafisis dan epifisis. Pertumbuhan di daerah ini berlanjut dan berfungsi untuk memanjangkan tulang sampai pertumbuhan tulang berhenti. Perluasan kedua pusat osifikasi pada akhirnya menggantikan seluruh model tulang rawan dengan tulang, termasuk lempeng B3

epifisis. Satu-satunya pengecualian adalah ujung bebas atau persendian tulang panjang. Di sini, selapis tulang rawan hialin permanen menutupi tulang dan disebut tulang rawan sendi (cartilago articu- laris).Osif i kasi I ntramem branosa Pada osifikasi intramembranosa (ossificatio demalis), pertumbuhan tulang tidak didahului oleh mo- del tulang rawan, tetapi dari mesenkim jaringan ikat. Sebagian sel mesenkim berdiferensiasi secara langsung menjadi osteoblas yang menghasilkan matriks osteoid, yang cepat mengalami kalsifikasi. Banyak pusat osifikasi yang terbentuk, beranastomosis dan menghasilkan anyaman tulang spongiosa yang terdiri dari batang, lempeng, dan duri yang tipis disebut trabekulae (trabeculae). Osteoblas di lakuna kemudian dikelilingi oleh tulang dan menjadi osteosit. Seperti pada osifikasi endokondral, saat osteosit berada di dalam lakuna, osteosit membentuk hubungan antarsel yang kompleks melalui kanalikuli. Mandibula, maksila, klavikula, dan hampir seluruh tulang pipih tengkorak dibentuk melalui metode intramembranosa. Pada tengkorak yang sedang berkembang, pusat-pusat osifikasi tumbuh se- cara radial, menggantikan jaringan ikat, dan kemudian menyatu. Pada bayi baru lahir, ubun-ubun (fonticuli) pada tengkorak adalah daerah berselaput lunak tempat osifikasi intramembranosa di tulang tengkorak sedang mengalami proses osifikasi.fenis Tulang Pemeriksaan tulang pada potongan melintang memperlihatkan dua jenis tulang, tulang kompak (textus osseus compactus) dan tulang spongiosa/kanselosa (textus osseus spongiosus) (lihat Gambaran Umum +). Pada tulang panjang, bagian silindris luar adalah tulang kompak padat. permukaan dalam tulang kompak di dekat rongga sumsum (cavitas medullaris) adalah tulang spongiosa (kanselosa). Tulang kanselosa mengandung banyak daerah yang saling berhubungan dan tidak padat; namun, kedua jenis tulang memiliki gambaran mikroskopik serupa. Pada bayi baru lahir, rongga sumsum tulang panjang tampak merah dan menghasilkan sel darah. Pada orang dewasa, rongga sumsum tulang panjang biasanya tampak kuning dan terisi oleh sel adiposa (lemak). Pada tulang kompak, serat kolagen tersusun dalam lapisanJapisan tulang yang tipis disebut lamela (lamella ossea) yang saling sejajar di bagian tepi tulangr atau tersusun konsentris mengelilingi suatu pembuluh darah. Di tulang panjang, lamela sirkumferensial luar (lamella circumferentialis externa) terletak di bagian dalam periosteum. Lamela sirkumferensial dalam (lamella circumferentialis interna) mengelilingi rongga sumsum tulang. Lamela konsentrik (lamella osteoni) mengelilingi saluran-saluran dengan pembuluh darah, saraf; dan jaringan ikat longgar yang disebut osteon (sistem Havers). Ruang di osteon yang mengandung pembuluh darah dan saraf adalah kanalis sentralis (Havers). Sebagian besar tulang kompak terdiri dari osteon (osteonum). Lakuna dengan osteosit dan terhubung melalui kanalikuli ditemukan di antara lamela pada setiap osteon (lihat Gambar Umum 4).Matriks Tulang Matriks tulang terdiri dari sel hidup dan material ekstraselular. Karena matriks tulang mengalami kalsifikasi atau mineralisasi, matriks tulang jauh lebih keras daripada tulang rawan. Nutrien dan metabolit tidak mudah berdifusi melalui matriks terkalsifikasi; oleh karena itu, matriks tulang sangat vaskular. Matriks tulang mengandung komponen organik dan inorganik. Komponen organik memungkinkan tulang untukmenahan tegangan, sedangkan komponen mineral menahan tekanan. Komponen organik utama matriks tulang adalah serat kolagen tipe I, yang terutama mengandung protein. Komponen organik lain adalah glikosaminoglikan sulfat dan asam hialuronat yang membentuk agregat proteoglikan besar. Glikoprotein osteokalsin dan osteopontin berikatan erat dengan kristal kalsium selama mineralisasi tulang. Protein matriks lainnya, sialoprotein, mengikat osteoblas pada matriks ekstraselular melalui integrin protein membran plasma.

Komponen inorganik matriks tulang terdiri dari mineral kalsium dan fosfat dalam bentuk kristalhidroksiapatit (cyrstallum hydroxyapatiti). Ikatan serat kolagen kasar dengan kristal hidroksiapatit me-nyebabkan tulang menjadi keras, tahan-lama, dan kuat. Selain itu, seiring dengan meningkatnya kebu-tuhan, hormon seperti hormon paratiroid dari kelenjar paratiroid dan kalsitonin dari kelenjar tiroid ikutmempertahankan kadar normal mineral dalam darah.

GAMBAR 4.8 ffi Osifikasi Endokondral: Periumbuhan Tulang Panjang (Pandangan Menyeluruh, Fotongan Longitudinal) Pada proses osifikasi endokondral, tulang mula-mula dibentuk sebagai model tulang rawan hialin em- brionik. Seiring dengan pertumbuhan tulang, model tulang rawan digantikan oleh tulang. Proses osifikasi endokondral dapat diikuti dengan mengamati bagian atas gambar dan berlanjut ke arah bawah. Pada bagian atas, tulang rawan hialin dikelilingi oleh jaringan ikat perikondrium (fa). Zona cadangan tulang rawan (zona quiescens) (t) memperlihatkan kondrosit di lakuna yang tersebar se- cara tunggal atau dalam kelompok kecil. Di bawah bagian ini terdapat zona proliferasi kondrosit (zona proliferationis) (Z) tempat kondrosit membelah dan tersusun dalam kolom vertikal. Kondrosit dalam lakuna (4) bertambah ukurannya di zona hipertrofi kondrosit (zona hypertrophica) (3) akibat pembengkakan inti dan sitoplasma. Kondrosit yang mengalami hipertrofi kemudian berdegenerasi, membentuk lempeng tipis matriks tulang rawan terkalsifikasi (15). Di bawah bagian ini terdapat zona osifikasi (zona ossificationir) (4), tempat material tulang diendapkan di lempeng matriks tulang rawan terkalsifikasi ( 15). Sinusoid darah (20) atau kapiler menginvasi tulang rawan yang terkalsifikasi. Dinding lakuna dan tulang rawan terkalsifikasi (cartilago calcificata) (t5) mengalami erosi, dan terbentuklah rongga sum- sum tulang merah (medulla ossium rubra) (16). Jaringan ikat di sekitar tulang yang baru terbentuk disebut periosteum (5,6, t7), dan daerah ini sekarang disebut zona osifikasi (+). Dalam gambar ini, tulang berwarna merah tua. Sel osteoprogenitor dari periosteum dalam (6) terus berdiferensiasi men- jadi osteoblas, mengendapkan osteoid dan tulang (S) d sekitar sisa lempeng tulang rawan (15), dan membentuk kerah tulang periosteum (7). Pembentukan tulang periosteum baru (7) setara dengan pembentukan tulang endokondral baru. I(erah tulang (7) meningkat ketebalan dan kepadatannya seiring dengan pertumbuhan tulang. Bagian paling tebal dari kerah tulang (7) tampak di bagian tengah tulang yang sedang tumbuh yang disebut diafisis. Pusat osifikasi primer terletak di diafisis, tempat kerah tulang periosteum (7) terbentuk. Sumsum tulang merah (16) mengisi rongga pada tulang yang baru terbentuk dengan sel-sel hemo- poietik (pembentuk-darah). Serat jaringan ikat retikular halus di sumsum tulang (16) ditutupi oleh massa sel-sel yang sedangberkembang seperti eritrosit, granulosit, megakarioslt (12),spikulum tulang (tt, zz), banyak sinusoid (20), kapiler, dan pembuluh darah sehingga tidak tampak jelas. Jaringan lunak mengelilingi diafisis yang sedang tumbuh. Epidermis (f S) kulit dilapisi oleh epitel berlapis gepeng. Di bawah epidermis (tS) terdapat iaringan ikat subkutaneus dermis (19), tempat ditemukannya folikel rambut (9), pembuluh darah (tO), sel adiposa (zr), dan keleniar keringat (zt).

1 Zona cadangan '13 Perikondrium tulang rawan '14 Kondrosit2 Zona proliferasi di lakuna kondrosit 15 Lempeng matriks3 Zona hipertrofi kondrosit tulang rawan dan kalsifikasi tulang terkalsifikasi rawan 16 Rongga sumsum4 Zona osiflkasi tulang merah5 Periosteum luar 17 Periosteum6 Periosteum dalam 18 Epidermis7 Kerah tulang periosteum 19 Jaringan8 Osteoid dan tulang ikat dermisI Folikel rambut 20 Sinusoid darah10 Pembuluh darah 21 Sel adiposa 22 Spikulum tulang11 Spikulum tulang12 Megakariosit 23 Kelenjar keringat di dermisGAMBAR 4.8 Osifikasi endokondral: pertumbuhan tulang panjang (pandangan menyeluruh, potonganlongitudinal). Pulasan: hematoksilin dan eosin. Pembesaran lemah.

GAMBAR 4.9 ffi Osifikasi Endokondral: Zona Osifikasi Gambar ini menunjukkan osifikasi endokondral dengan pembesaran kuat dan sangat detail serta sesuai dengan bagian atas Gambar 4.8. Kondrosit (t, t+) yang berproliferasi tersusun dalam kolom vertikal yang jelas. Di bawah terdapat zona hipertrofi kondrosit (2, 15). Kondrosit dan lakuna mengalami hipertrofi karena bertambahnya timbunan glikogen dan lipid di dalam sitoplasma dan pembengkakan inti. Sitoplasma kondrosit yang hipertrofi (2, tS) membentuk vakuola (t6), intinya menjadi piknoti( dan lempeng tulang rawan tipis dikelilingi oleh matriks terkalsifikasi (5, f 7). Osteoblas (e,ZO)berderetdisepanjangsisalempengtulangrawanterkalsifikasi(5,17)danterletak pada lapisan osteoid (U) dan tulang. Osteoblas yang terperangkap dalam osteoid atau tulang menjadi osteosit (l,zt).Kapiler (S, rS) darironggasumsum (10) menginvasitulangyangbaruterbentuk. Rongga sumsum (t0) mengandung banyak megakariosit (13, 24) dan sel induk pluripoten yang menghasilkan sel darah (23) eritrositik dan granulositik. Osteoklas (tl, Zl,) multinukleus terletak di dalam lekukan yang disebut lakuna Howship (tt, ZZ) dan berdekatan dengan tulang yang sedang diresorpsi. Di sebelah kiri gambar terdapat tulangperiosteal (7) dengan osteosit (l) di dalam lakuna. Tulang baru bertambah di bagian tepi oleh osteoblas (6), yang berkembang dari sel osteoprogenitor periosteum bagian dalam (f Z). Lapisan luar periosteum berlanjut menjadi jaringan ikat perikondrium (3).4.10GAMBAR Osifikasi Endokondral: Zona OsifikasiFotomikrograf ini menggambarkan transformasi tulang rawan hialin menjadi tulang melalui osifikasiendokondral. Di dalam matriks tulang rawan hialin (6) terdapat kondrosit yang berproliferasi (7)dan kondrosit yang hipertrofi (f ) dengan sitoplasma bervakuola (z).Oi bawah sel-sel ini terdapatlempeng atau spikulum tulang rawan terkalsifikasi (3), yang dikelilingi oleh osteoblas (+). Seiringkalsifikasi tulang rawan, terbentuklah rongga sumsum (5) dengan pembuluh darah, iaringan hemo-poietik (f O), sel osteoprogenitor, dan osteoblas (+). tulang rawan hialin dikelilingi oleh jaringan ikatperikondriu^ (S). Rongga sumsum dalam tulang baru dikelilingi oleh jaringan ikat periosteum (9).

s, 1;1 Kondrosit $ t1 14 Kondrosit d yang berproliferasi yang berproliferasi 1, H 15 Kondrosit2 Kondrosit i*,r yang hipertrofi yang hipertrofi 16 Sitoplasma bervakuola3 Perikondrium 17 Matriks4 Kondrosit s*iif terkalsifikasi i,$ yang berdegenerasi 18 Kapiler tt5 Matriks 19 Osteoid s terkalsifikasi 20 Osteoblas T6 Osteoblas 2'1 Osteosit s7 Tulang periosteal 22 Osteoklas (dalam lakuna8 Kapiler Howship)9 Osteosit 23 Sel-sel darah yang10 Rongga sumsum sedang berkembang11 Osteoklas .i .{.':' '\ 24 Megakariosit12 Periosteum l1s*ig; dalam is.r.$-\"13 MegakariositGAMBAR 4.9 Osifikasi endokondral: zona osifikasi. Pulasan: hematoksilin dan eosin. Pembesaransedang. l -1i:- $iis:.+*'t .-%'::-.F !{ -*.*f_--. :=-:: *;r \" '* 6 Matriks tulang i-.;i-:#\"$ff\ -;if Kondrosit . .r-l-'1i * )' a* ;'= ,- i:\{:-^,*1ri-,..i\"tl*#, rawan hialin yang hipertrofi -l *' \ d! ffi *\"''*,=\"ii.'s {,, ' 7 Kondrosit yang2 Sitoplasma -rrn..-,{' .::eS.. berproliferasi bervakuola 8 Perikondrium3 Spikulum tulang rawan terkalsifikasi I Periosteum4 Osteoblas5 Rongga 10 Jaringan sumsum hemopoietik K;5GAMBAR 4.10 Osifikasi endokondral: zona osifikasi. Pulasan: hematoksilin dan eosin. SOx

GAMBAR 4.11 ffi Osifikasi Endokondral: Pembentukan Pusat Osifikasi $ekunder (Epifisis) dan Lempeng Epifisis di Tulang Panjang (Potongan Longitudinal, Tulang Dekalsifikasi) Dalam gambar diperlihatkan tulang rawan hialin di ujung-ujung epifisis dua tulang yang sedang tumbuh. Kedua tulang memperlihatkan pusat osifikasi sekunder (S, rr). Meskipun tulang rawan bersifat non- vaskular, namun terlihat banyak pembuluh darah (1, 6), yangterpotong dalam berbagai bidang, ber- jalan melalui matriks tulang rawan untuk mendarahi osteoblas dan osteosit di pusat osifikasi sekunder (S, tt). Tulang rawan sendi (4, 12) melapisi kedua ujung sendi bakal tulang. Junturas synoviales atau rongga sendi (3) memisahkan kedua model tulang rawan. Membran sinovial (membrana syno- vialis) dalam yang berupa sel gepeng melapisi rongga sinovial (3), kecuali di atas tulang rawan sendi (4, 12). Membran sinovial, bersama dengan jaringan ikat, meluas ke dalam rongga sendisebagai lipatan sinovial (plica synovialis) (2, l3). Rongga sinovial (3) dltutupi oleh kapsul jaringan ikat. Ditulangsebelahbawatr, tampaklempengepifisis (t6) aktif diantarapusatosifikasisekunder (5) dan diafisis yang sedang tumbuh. Di lempeng epifisis (t0) lelas terlihat zona proliferasi kondrosit (7) dan zona hipertrofi kondrosit serta kalsifikasi tulang rawan (S). Oi diafisis dan pusat osifikasi se- kunder (5) tampak spikulum kecil tulang rawan terkalsifikasi (9, f S) yang dikelilingi oleh material tulang berwarna-merah dan rongga sumsum tulang primitif dengan hemopoiesis (14, l7). Sebuah megakariosit (18);uga terlihat di rongga sumsum tulang (17) bawah.Jaringan ikat periosteum (ff) mengelilingi tulang (f O) kompak.

1 Pembuluh darah 1'1 Pusat osifikasi2 Lipatan sinovial sekunder3 Rongga sinovial 12 Tulang rawan sendi4 Tulang rawan sendi '13 Lipatan sinovial5 Pusat osifikasi sekunder 14 Sumsum tulang primitif dengan hemopoiesis6 Pembuluh darah 15 Spikulum tulang rawan terkalsifikasi7 Zona proliferasi kondrosit ----tj\" S I : 16 Lempeng epifisis8 Zona hipertrofi kondrosit dan kalsifikasi tulang rawanI Spikulum tulang rawan .n;,i 17 Sumsum tulang primitil dengan hemopoiesis terkalsifikasi10 Tulang 18 Megakariosit 19 PeriosteumGAMBAR 4.11 osifikasi endokondral: pembentukan pusat osifikasi sekunder (epifisis) dan lempengepifisis di tulang panjang (tulang dekalsifikasi, potongan longitudinal). Pulasan: hematoksilin dan eosin.Pembesaran lemah.

GAMBAR 4.12 w Pembentukan Tulang: Perken'rbangan Osteon {$istern Havers; Fotongan Transversal, Dekalsifikasi]Gambar ini memperlihatkan sumsum tulang primitif (f S) dan osteon yang sedang berkembang ditulang kompak. Berkas vaskular dari jaringan ikat periosteum atau endosteum masuk dan mengikis tu-lang dan membentuk osteon primitif. Rekonstruksi atau remodelingtulang akan berlanjut seiring dengandiuraikannya atau terkikisnya osteon yang sudah ada diikuti oleh pembentukan osteon baru. Matriks tulang (rr) dan spikulum tulang (rz) baru pada suatu tulang kompak imatur terpulasmerah gelap dengan eosin karena adanya serat kolagen dalam matriks. Banyak osteon primitif tampakdalam potongan melintang, dengan kanalis sentralis (uavers) (2, 9) besar dikelilingi oleh beberapalamela (9) konsentrik tulang dan osteosit di lakuna (r0). Kanalis (Havers) sentralis (2,\"f ) -.rrg\"rrdurrg pembuluh darah (2). Pengendapan tulang berlanjut padajaringan ikat osteogenik primitif ( r:) danbeberapa osteon primitif (2, 9), seperti terlihat oleh adanya osteoblas (t, t+) di sekitartanalis sentralis(Havers) (2, O) dan pinggir lamela tulang paling dalam. Pada beberapa osteon, terbentuk osteoklas (6)multinukleus dan cekungan dangkal yang disebut lakuna Howship (5) di tulang. Osteoklas (6) terusmeresorpsi dan melakukan remodelingpada tulang. Jaringan ikat osteogenik primitif (13) berlalan melalui tulangr menyebabkan munculnya berkas-berkas jaringan ikat vaskular yang membentuk kanalis sentralis (Havers) (2,9) baru. Osteoblas (t, t+)terdapat di sepanjang tepi kanalis sentralis yang sedang terbentuk. Di sudut kiri bawah gambar terdapat sumsum tulang primitif (15), tempat berlangsungnya proseshemopoiesis (pembentukan sel darah); inilah sumsum merah. Di dalam rongga sumsum t\"t\"\"g (ti) yugaterdapat eritrosit dan granulosit yang sedang berkembang, megakariosit (4, S), sinusoid 1p\"-U\"i\"t ;darah (3, 7), dan osteoklas (6) di dalam lakuna Howship (5). Sebagtan megakariosit (d g) terletak didekat sinusoid darah.Juluran sitoplasmanya menonjolke dalam sinusoid darah, tempat juluran sitoplasmaakhirnya mengalami fragmentasi dan masuk ke aliran darah sebagai trombosit.Tulang dewasa dan yang sedang berkembang mengandung empat jenis sel berbeda: selosteoprogenitor, osteoblas, osteosit, dan osteoklas... Sel osteoprogenitor adalah sel induk pluripoten tidak berdiferensiasi yang berasal dari jaringanikat mesenkim. Sel-sel in.i terletak di lapisan dalam jaringan ikat p\"riorLrr dan di f\"pfr\"\"t*\"\"iitendosteum dalam melapisi rongga sumsum, osteon (sistem Havers), dan kanalis p\"rforun,perforans) tulang (lihat Cambaran Umum 4). Fungsi utama periosteum dan endosteum adalahnutrisi tulang dan memberikan suplai bagi osteoblas baru untuk pertumbuhan, remodeling, danperbaikan tulang. Selama pembentukan tulang, sel osteoprogenitor berproliferasi dengun mitosisdan berdiferensiasi menjadi osteoblas, yang kemudian menyekresi serat kolagen dan matrikstulang.Osteoblas (osteoblastus) terdapat pada permukaan tulang. Osteoblas menyintesis, menyekresi,dan mengendapkan osteoid (osteoideum), komponen organik matriks tulang baru. Osteoidadalahmatriks tulang yang tidak terkalsifikasi dan tidak *\"ng\"ndrng mineral; nu,riun, tidak lama setelahdiendapkan, osteoid segera mengalami mineralisasi d\"an menladi turang. Osteosit (osteocytus) adalah bentuk matur osteoblas dan merupakan sel utama tulang; sel inijuga lebih kecil daripada osteoblas. Seperti kondrosit pada tulang rawan, osteosit terpeiangkapdalam matriks tulangyang diproduksi oieh osteoblas. osteosit beri'da di dalam lakuni J\"n ,ungu,dekat dengan pembuluh darah. Berbeda dengan tulang rawan, hanya terdapat satu osteosit dalimsatu lakuna. Juga, karena matriks tulang ying telah mengalami mineralisasi irJ t\"Uin furu,daripada tulang rawan, nutrien dan metabolit tidak dapat bebas berdifusi menuju osteosit. Karenaitu, tulang sangat vaskular dan memiliki sistem saluran khusus atau kanal halus yang disebutkanalikuli (canaliculi), yang bermuara ke dalam osteon.Osteosit adalah t\"r vJne n\"tlrUt\"g.lriurun ,itoilasmanya masuk ke kanalikuli, menyebarke segala arah dari masing-masing lakuna, dan berhubungan dengan sel-sel sekitar melalui tautcelah (nexus). Hubungan ini memungkinkan ion dan molekul kecil mengalir dari sel ke sel.Kanalikuli mengandung cairan ekstraselular, dan taut celah di juluran sitoplasma memudahkan

masing-masing oiteosit berhubungan dengan osteosit sekitar dan material di pembuluh darah di dekatnya. Dengan cara ini, kanalikuli membentuk hubungan kompleks di sekitar pembuluh darah di osteon dan terjadi mekanisme pertukaran yang efisienl nutrien dibawa ke osteosit, pertukaran ga9 terjadi di antara darah dan sel, dan produk sisa metabolisme dikeluarkan dari osteosit. Kanalikuli menjaga osteosit tetap hidup, dan osteosit, sebaliknya, mempertahankan homeostasis matriks tulang sekitar dan kadar kalsium dan fosfat dalam darah. Jika osteosit mati, matriks tulang di sekitarnya direabsorpsi oleh osteoklas. Osteoklas (osteoclastus) adalah sel multinukleus besar yang terdapat di sepanjang permukaan tulang tempat terjadinya resorpsi, remadeling, dan perbaikan tulang. Sel ini tidak termasuk turunan sel osteoprogenitor. Osteoklas berasal dari penyatuan sel-sel progenitor hemopoietik atau darah yang termasuk turunan sel makrofag mononuklearis*monosit di sumsum tulang. Fungsi utama osteoklas adalah resorpsi tulang selima remadeling (pembaruan atau restrukturisasi). Osteoklas sering terdapat di dalam lekuk dangkal pada matriks tulang yang disebut lakuna Howship. Enzim- enzim lisosom yang dikeluarkan oleh osteoklas mengikis cekungan ini.1 Osteoblas 9 Lamela konsentrik di sekitar kanalis2 Kanalis sentralis r.\".S5l\"W\";S sentralis (Havers) (Havers) primitif dengan primitif pembuluh darah *-H 10 Osteoklas dalam lakuna3 Sinusoid darah4 Megakariosit di dekat L-lsK 11 Matriks tulang sinusoid darah 12 Spikulum tulang rbf5 Lakuna Howship ffi rr\ st,!I' 1 3 Jaringan ikat ':i osteogenik prrmitif6 Osteoklas isl7 Sinusoid darah 14 Osteoblas s ?.\ L\ 1's \1\t cl UR q \ f$trrr0*{\'l\'d{iqo *u& 15 Sumsum tulang primitif '::*.8 Megakariosit di dekat ffiq:\1 sinusoid darahGAMBAR 4.12 Pembentukan tulang: sumsum tulang primitif dan perkembangan osteon (sistemHavers; tulang dekalsifikasi, potongan transversal). Pulasan: hematoksilin dan eosin. Pembesaransedang.

GAMBAR 4.13 ffi Osifikasi lntramembranosa: Mandibula yang Sedang Berkembang {Potongan Transversal, Tulang Dekalsifikasi) Gambar ini menunjukkan potongan mandibula yang sedang mengalami osifikasi intramembranosa (ossificatio desmalis). Di sebelah luar dari tulang yang sedang tumbuh terdapat epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk kutit ( f ). Di sebelah inferior dari kulit ( I ), terdapat mesenkim embrionik yang berdiferensiasi menjadi jaringan ikat (2) primitif yang sangat vaskular dengan saraf dan pembuluh darah (9), serta jaringan ikat yang lebih padat periosteum (S, fO). Di bawah periosteum (:, tO) terdapat tulang yang sedang tumbuh. Sel-sel dalam periosteum (3, l0) telah berdiferensiasi menjadi osteoblas (0, tO) dan membentuk banyak trabekula tulang (trabecula ossea) (2, tt) yang beranastomosis. Trabekula ini mengelilingi rongga sumsum (S, tS) primitif. Di dalam rongga sumsum (S, f S) terdapat sel dan serat jaringan ikat embrionik, pembuluh darah (4), arteriol (fZ), dan saraf. Di bagian tepi, serat kolagen periosteum (:, tO) menyatu dengan serat jaringan ikat embrionik di rongga sumsum yang berdekatan (3) dan dengan serat kolagen di dalam trabekula tulang (Z,l,l). Osteoblas (0, tO) secara aktif mengendapkan matriks tulang dan tampak tersusun linear sepanjang trabekula tulang(7,11) yang sedangtumbuh. Osteoid (14), matriks tulangyangbaru terbentulg tampak di tepi trabekula tulang tertentu. Osteosit (5) berada di lakuna trabekula (7, 11). Osteoklas (f l) adalah sel multinukleus besar yang berhubungan dengan resorpsi tulang dan remodelirag sclama perrrbentukan tulang. Meskipun serat kolagen yang terbenam di dalam matriks tulang tidak terlihar ielas, n.rrnun konti- nuitas dengan serat jaringan ikat embrionik di dalam rongga sumsum dapat dilihar ,1i pinggrr trabekula (g). Pembentukan tulang baru bukan merupakan proses berkelanjutan. Daerah-daerah inaktif tampak, tempat osifikasi berhenti sementara. Di daerah ini tidak terdapat osteoid dan osteoblas. Pada beberapa rongga sumsum primitif, fibroblas berdiferensiasi menjadi osteoblas (:, t 0;.GAMBAR 4.14 ffi Osifikasi lntramembrano$a: Tulang Tenl;korah yang Sedang Berkembang Fotomikrograf dengan pembesaran-lebih kuat menunjukkan perkembangan tulang tengkorak melalui proses osifikasi intramembranosa. Jaringan ikat periosteum (5) mengelilingi tulang yang sedang ber- kembang dan menghasilkan osteoblas ( t, 6) yang membentuk tulang (Z). Osteoblas ( 1, 6) terdapat di sepanjang trabekula tulang (S) yang sedang berkembang. Osteosit (z) pada lakuna terperangkap di dalam tulang (7) yangsedang terbentuk dan trabekula tulang (A). lada trabekula tulang (3), terdapat juga sel multinuklearis osteoklas (s) yang mengubah bentuk (remodeling) tulang yang sedang ber- kembang. Suatu rongga sumsum (4) primitif dengan pembuluh darah (9), sel darah (9), dan jaringan hemopoietik terletak di antara trabekula tulang (3) yang terbentuk.

1 Kulil rT 9 Saraf dan venula\"t-2Jarinoan ikat I .: 10 Osteoblas yang sedang --------------{ terbentuk dari periosteum t\": 11 Trabekula tulang 12 Arteriol3 Kontrnuitas periosteum 13 Osteoklasdengan rongga sumsum4 Pembuluh darah5 Osteosit6 Osteoblas7 Trabekula tulang 14 Osteoid8 Rongga sumsum 15 Rongga sumsumGAMBAR 4.13 Osifikasi intramembranosa: mandibula yang sedang berkembang (tulang dekalsifikasi;potongan transversal). Pulasan: Mallory-Azan. Pembesaran lemah.1 Osteoblas Periosteum2 Osteosit t) Osteoblas3 Trabekula tulang 7 Tulang4 Rongga sumsum k; 8 Osteoklas ? 9 Pembuluh darah '.. .+: dengan sel darahGAMBAR 4.14 Osifikasi intramembranosa: tulang tengkorak yang sedang berkembang. Pulasan: Mallory Azan.64 x.

GAMBAR 4.15 ffi Tulang Kansclcsa d*ngan Rongga Sumsum dan Trahekula: $tcrnum {Potongan Tnansversal, Dekalsifikasi} Tulang kanselosa terutama terdiri atas trabekula (S) tulang tipis yang bercabang, beranastomosis, dan melingkupi rongga sumsum ireguler dengan pembuluh darah (4). Periosteum (1,, Z) yangmenge- lilingi trabekula (5) tulang kanselosa menyatu dengan jaringan ikat padat tidak teratur dengan pem- buluh darah ( f ) sekitar. Di sebelah bawah periosteum (2,7) , trabekula tulang (5 ) menyatu dengan suatu lapisan tipis tulang kompak (9) yang mengandung osteon primitif (6) atau baru terbentuk dan osteon (sistem Havers) (8) matur dengan lamela konsentrik. Kecuali lamela konsentrik di osteon primitif (e ) dan osteon matur (8), tulang di sebelah inferior periosteum (Z,Z) dan trabekula tulang (5) memperlihatkan lamela yang sejajar. Osteosit (S) dalam lakuna terlihat di trabekula (S) da\" tulang kompak (9). Di antara trabekula tulang (5) terdapat rongga sumsum dengan pembuluh darah (4) dan jaringan hemopoietik (ll) yang menghasilkan sel darah baru. I(arena pembesaran lemah, masing-masing sel darah merah dan putih tidak terlihat jelas. Suatu lapisan tipis sel yang disebut endosteum (10) melapisi trabekula tulang (5) dirongga sumsum (4). Sel-sel diperiosteum (2,7) danendosteum ( 10) menghasilkan osteoblas pembentuk-tulang.GAMBAR 4.16 ff Tl:lang Kanselc*a; $tennum iPot*ngan Transversal, Dekalsifikasi) Fotomikrograf ini menunjukkan potongan tulang kanselosa dari sternum. Tulang kanselosa terdiri atas banyak trabekula tulang ( f ) dipisahkan oleh rongga sumsum (5) yang mengandung pembuluh darah (Z) dan berbagai jenis sel darah (8). Trabekula tulang (1) dllapisi oleh selapis tipis sel yang disebut endosteum (+,A). Sel osteoprogenitor di endosteum (4,6) menghasilkan osteoblas. Matriks tulang yang terbentuk mengandung banyak osteosit dalam lakuna (z). Sel multinuklearis besar osteoklas (3) mengikis dan mengubah bentuk (remodeling) matriks tulang yang terbentuk. Osteoklas (3) mengikis sebagian tulang melalui proses enzimatik dan berada di lekukan terkikis yang disebut lakuna Howship. Tulang adalah struktur dinamis yang secara terus menerus diperbarui atau mengal ami remodeling sebagai respons atas kebutuhan mineral tubuh, stres mekani,k, penipisan tulang akibat penuaan atau penyakit, atau penyembuhan fraktur. Kalsium dan fosfat disimpan di dalam matriks tulang atau dibebaskan ke dalam darah untuk mempertahankan kadar yang sesuai. Pemeliharaan kadai normal kalsium darah penting bagi kehidupan karena kalsium berguna untuk kontraksi otot, pembekuan darah, permeabilitas membran sel, transmisi impuls saraf, dan fungsi lain. Berbagai hormon mengatur pelepasan kalsium fe Uufar arr.f' Ju\" pengendapannya di tulang. Jika kadar kalsium turun di bawah normal, hormon paratiroid, dilepaskan oleh kelenjar paratiroid, merangsang osteoklas untuk meresorpsi matriks tulang. Efek ini menyebabkan pembebasan lebih banyak kalsium ke dalam darah. Jika kadar kalsium di atas normal, suatu hormon yang disebut kalsitonin, dikeluarkan oleh sel parafolikel di kelenjar tiroid, menghambat aktivitas osteJklas dan menurunkan resorpsi tulang. Berbagai kelenjar dan hormon ini akan dibahas lebih rinci dalam Bab I7, Sistem Endokrin.

1 Jaringan ikat {'Al{,l.S$rc 6 Osteon primitif dengan pembuluh darah 7 Periosteum 8 Osteon2 Periosteum3 Osteosit dalam lakuna i.-\"--'; I Tulang kompak4 Rongga sumsum i:gt\"r' :,\"$\"\",-S--!\"( 10 Endosteum dengan pembuluh darah5 Trabekula tulang 11 Jaringan hemopoietik ,ffiGAMBAR 4.15 Tulang kanselosa dengan trabekula dan rongga sumsum tulang: sternum (tulangdekalsifikasi, potongan transversal). Pewarnaan: hematoksilin eosin. Pembesaran lemah.1 Trabekula tulang2 Osteosit di ,:'\": li:l l'.Ji: dalam lakuna Rongga sumsum3 Osteoklas Endosteum4 Endosteum Pembuluh darah Sel-sel darahGAMBAR 4.16 Tulang kanselosa: sternum (tulang dekalsifikasi, potongan transversal). Pulasan:hematoksilin dan eosin. 64 x

GAMBAR 4.17 ffi Tulang Kompak, Kering (Potongan Transversal) Gambar ini memperlihatkan suatu potongan melintang tulangkompakkering. Tulang disiapkan dengan menggosok sepotong kecil tulang sampai menjadi sediaan tipis untuk memperlihatkan saluran-saluran kosong bagi pembuluh darah, lakuna untuk osteosit, dan kanalikuli yang berhubungan. Unit struktural suatu matriks tulang kompak adalah osteon (sistem Havers) (3, f 0). Setiap osteon (f, tO) terdiri dari lapisan-lapisan lamela (3b) konsentrik yang tersusun mengelilingi suatu kanalis sentralis (ttavers) (3a). Kanalis sentralis tampak pada potongan melintang (aa) dan oblik ( t0, tengah). Lamela adalah lempengan tulang tipis yang mengandung osteosit dalam rongga bentuk-kenari yang disebutlakuna (3c,9). Tersebar dari masing-masinglakunake segala arah terdapatkanalhalus, kanalikuli (2). Kanalikuli (2) menembus lamela (:b S), beranastomosis dengan kanalikuli (2) dari lakuna lain (3c, 9), dan membentuk jalinan saluran komunikasi dengan osteosit lainnya. Beberapa kanalikuli (Z) tang- sung bermuara ke dalam kanalis sentralis (Havers) (3a) osteon (g) dan rongga sumsum tulang. Daerah- daerah kecil tidak teratur tulang di antara osteon (3,10) adalah lamela interstisial (lamella intersti- tialis) (5, f 2) yang mencerminkan sisa osteon yang telah mengalami erosi atau remodeling. Dinding luar tulang kompak (& bawah periosteum jaringan ikat) dibentuk oleh lamela sirkum- ferensial tuar (7) yang berjalan sejajar satu sama lain dan terhadap sumbu panjang tulang. Dinding dalam tulang (endosteum sepanjang rongga sumsum) dilapisi oleh lamela sirkumferensiat dalam (l). Di antara lamela sirkumferensial luar (7) dan dalam ( t ) terdapat osteon (;, t O). Pada tulang hidup, lakuna setiap osteon (lc, O) berisi osteosit. Kanalis sentralis (3a) mengandung jaringan ikat retikular, pembuluh darah, dan saraf. Batas antara setiap osteon (a, tO) ditandai oleh garis bias matriks tulang modifikasi yang disebut linea cementalis (4, ll). Anastomosis di antara kanalis sentralis (3a) dlsebut kanalis (volkmann) perforans (6).GAMBAR 4.18 ffi Tulang Kompak, Kering (Potongan Longitudinal) Gambar ini menunjukkan daerah kecil tulang kompak kering dalam potongan longitudinal. Karena kanalis sentralis Havers ( l, 9) berjalan secara memanjang, setiap kanalis sentralis tampak sebagai pipa vertikal yang memperlihatkan percabangan. Kanalis sentralis ( t, l) dikelilingi oleh lam ela (2,6) dengan lakuna (4) dan kanalikuli (5) yang memancar keluar. Lamela (2, 6), lakuna (4), dan batas osteon, linea cementalis (9, S), berjalan sejajar terhadap kanalis sentralis (I, 9). Saluran lainnya yang berjalan secara melintang atau oblik disebut kanalis perforans (Volkmann) (7). Kanalis perforans (7) menghubungkan kanalis sentralis (1,9) osteon dengan rongga sumsum. Kanalis perforans (Z) tidak memiliki lamela konsentrik; kanal ini menembus lamela (2, 6) secara langsung.

1 Lamela sirkumferensial dalam 6 Kanal (Volkmann) perforans 7 Lamela sirkumferensial luar n/,..;\'-#\ L+t.i*.t. I2 Kanalikuli :*! 8 Lamela3 Osteon ,.rS 9 Lakuna (sistem 10 Osteon Havers) a. (sistem Havers) (Havers) sentralis 11 Linea cementalis b lamela c lakuna 12 Lamela4 Linea cementalis interstisialis5 Lamela interstisialis ,sffi s,GAMBAR 4.17 Tulang kompak, kering (potongan transversal). Pembesaran lemah.1 Kanalis rt i ffi 6 Lamela l I,rJ+ sentralis Fjrf$$fr.l 1, I 7 Kanalis (Havers) t- ,'{ perforans2 Lamela3 Linea r#:hl f-;1+, | 't 1t (Volkmann) tf', cementalis r. '-'14 Lakuna ft;:ri fr IY*''l Hi.#ffi ,ti. # *tF.* €\"-tI ',e{.,\'l(t -, 8 Linea cementalis * rTE' 9 Kanalis tri{+t-itt+'1l,\"ri ^c\tt:- sentralis (Havers)GAMBAR 4.18 Tulang kompak, kering (potongan longitudinal). Pembesaran lemah.

GAMBAR 4.19 ffi Tulang Kompak, Kering: Osteon (Potongan Transversal) Pembesaran lebih kuat menunjukkan detail suatu osteon dan bagian-bagian osteon di dekatnya. Di bagian tengah osteon terdapat kanalis sentralis (Havers) (A) yang terpulas-gelap dikelilingi oleh la- mela (4) konsentrik. Di antara osteon yang berdekatan terdapat lamela interstisial (5). Struktur gelap bentuk-kenari di antara lamel adalah lakuna (t,l) yangberisi osteosit di tulang hidup. Banyak kanalikuli (2) halus memancar keluar dari masing-masing lakuna (t, Z) ke lakuna yang berdekatan dan membentuk sistem saluran komunikasi (2) di seluruh matriks tulang dan di dalam kana- lis sentralis (3). Kanalikuli (2) mengandung juluran sitoplasma osteosit yang halus. Dengan cara ini, osteosit di sekitar osteon berhubungan dengan yang lain dan dengan pembuluh darah di kanalis sentralis. Batas luar osteon dipisahkan oleh linea cementalis (6).

;k:r,;{4t, '*;*.4\"t'flx :,-.'q+'.An*rv ...-1 Lakuna 4 Lamela2 Kanali *$ fu:------ 5 Lamela3 Kanalis {1 sentralis 5... interstisialis (Havers) F\ 6 Linea cementalis 7 Lakuna :;.*, -JlGAMBAR 4.19 Tulang kompak, kering: sebuah osteon (potongan transversal). Pembesaran kuat.

BAB 4 RingkasanSUBBAB 2 ffi TulangKarakteristik Tulango Terdiri dari sel, serat, danbahan ekstraselularo Endapan mineral di matriks tulang menghasilkan struktur keras untuk melindungi berbagai organo Berfungsi dalam hemopoiesis dan sebagai tempat penyimpanan kalsium dan mineralProses Pembentukan TulangOsifikasi Endokondralo Pada osifikasi endokondral, model tulang rawan hialin mengalami kalsifikasi dan sel-selnya matir Sel mesenkim di periosteum berdiferensiasi menjadi sel osteoprogenitor dan membentuk osteoblaso Osteoblas menyintesis matriks osteoid, yang mengalami kalsifikasi dan menyebabkan osteoblas terperangkap dalam lakuna sebagai osteosito Osteosit mengadakan hubungan antarsel melalui kanalikulio Pusat osifikasi primer terbentuk di diafisis dan pusat osifikasi sekunder di epifisiso Lempeng epifisis antara diafisis dan epifisis memungkinkan penambahan panjang tulango Semua tulang rawan diganti kecuali tulang rawan sendiOsifikasi lntramembranosao Tulang terbentuk secara langsung dari osteoblas yang menghasilkan matriks osteoido Pada awalnya membentuk tulang spongiosa yang terdiri dari trabekulao Mandibula, maksila, klavikula, dan tulang pipih tengkorak terbentuk melalui proses inio Fontanel pada tengkorak bayi baru lahir menunjukkan daerah yang sedang terjadi osifikasi intramembranosafenis Tulango Pada tulang panjang, bagian luar adalah tulang kompak dan permukaan dalam adalah tulang kanselosao l(edua ienis tulang memiliki gambaran mikroskopik serupao Pada tulang kompak, serat kolagen tersusun dalam lamelao Lamela yang terletak jauh di dalam periosteum adalah lamela sirkumferensial luaro Lamela yang mengelilingi sumsum tulang adalah lamela sirkumferensial dalamo Lamela yang mengelilingi pembuluh darah, saraf, dan jaringan ikat longgar adalah osteono Di dalam osteon terdapat kanalis sentralis, yang ditemukan di sebagian besar tulang kompakMatriks Tulango Memiliki banyak pembuluh darah untuk membantu difusi dalam matriks terkalsifikasio l(omponen organik tulang menahan tegangan, sedangkan komponen mineral menahan iekanano Komponen utama adalah serat kolagen tipe I kasaro Komponen glikoprotein berikatan dengan kristal kalsium selama mineralisasio Hormon dari kelenjar paratiroid dan tiroid berperan mengatur kandungan mineral dalam darahSel Tulango Sel osteoprogenitor terletak di periosteum, endosteum, osteon, dan kanalis perforansr Osteoblas berada di permukaan tulang dan menyintesis matriks osteoido Osteosit adalah osteoblas matur, bercabang, terletak di lakuna, dan menggunakan kanalikuli untuk komunikasi dan melakukan pertukaran102

ro Osteosit mempertahankan keseimbangan kadar kalsium dan fosfat dalam tulang dan darahr Osteoklas adalah sel multinukleus yang berperan dalam resorpsi, remodeling, dan perbaikan tulango Osteoklas termasuk dalam turunan sel makrofag mononukleus-monosit dan ditemukan di cekungan-cekungan yang terkikis akibat proses enzimatik (lakuna Howship)Karakteristik Tulango Mengalamiremodelingsebagai respons terhadap kebutuhan mineral, stres mekanis, penipisan, atau penyakit. Mempertahankan kadar normal kalsium darah, yang sangat penting untuk fungsi banyak organ dan kehidupan. Hormon paratiroid merangsang osteoklas untuk meresorpsi tulang dan membebaskan kalsium ke dalam darah. Hormon dari kelenjar tiroid menghambat kerja osteoklas dan menurunkan resorpsi tulang

Cellula myeloideus Cellula Cellula lymphoideus precursoria haemato- precursoria poietica ffiffi precu rsoria 'l*f\"f1Ii1 pluripotens Lymphoblastus I J\"\"la ffi r#*i.s:1 ProlymphocytusProerythroblastus Myeloblastus Monoblastus Megakaryoblastu ttt iu\"fh I €$,'*i\"*&a{a'Ysx I.ffi\ promonocytus r:*S't*{ttjl..'rr3Erythroblastus Promyelocytus *'&? basophilus Promegakaryocytus @lr.wWW I Erythroblastus Myelocytus Myelocytus Myelocytus Meta mega ka ryocytus Wpolychromatophilus acidophilus neutrophilus basophilus I ymphocytus magnus o';$t\ttt l'5',r.\"i ,qr.}$ .:b... ',i\",r-.tErythroblastus Metamyelocytus Metamyelocytus Metamyelocytus s w*Lymphocvtus Tttttacidophilus acidophilus neutrophilus basophilus w Lymphocytus B -T, \k \"\- F;, 0qso\ *:,i Granulocytus %$**Reticulocytus Granulocytus Granulocytus acidophilus non basophilus non neutrophi us segmento- non segmento- nuclearis nuclearis'#'l-a \"lI _t_t_t_ segmento- I nuclearis Iww,. l=\"w*-\"*,. ,fefwi llw Basophilus Monocytus Trombocytus Leukosit Granular Leukosit Agranular Textus -W, Textus fficonnectivus connectivus Plasmocytus -\".\";\"l.r ; MacrophagocytusGAMBARAN UMUM 5 Diferensiasi sel induk mieloid dan limfoid menjadi bentuk matangnya dandistribusinya dalam darah dan jaringan ikat.104


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook