Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 4. Giardiasis

Bab 4. Giardiasis

Published by haryahutamas, 2016-08-03 03:25:10

Description: Bab 4. Giardiasis

Search

Read the Text Version

BAB 4 GIARDIASIS KusmartisnawatiPendahuluan If)ada akhir abad ke 17 Van Leeuwenhoek dengan menggunakan mikroskopnya melihat trofozoit Giardia lamblia dalam tinjanyasendiri. Pada abad ke 19 Lambl menemukan parasit dalam tinja anak-anak. Stiles (1915) mengemukakan bahwa nama Giardia lambliadigunakan sebagai penghargaan kepada Professor A. Giard dari Paris,Perancis dan Doctor Lambldari Praha, Ceko. Penyakit yang disebabkanG. lamblia disebut giardiasis. Giardiasis dikenal sebagai penyebab diare di antara tentaradari berbagai daerah di Eropa selama Perang Dunia Pertamal-2 dansalah satu penyebab travellers diarrhea yang terjadi waktu bepergianke negara berkembang antara lain Asia Tenggara, Amerika Selatansebelah barat, Uni Soviet dan Meksiko. Giardiasis adalah penyebaburhum wabah diare di tempat penitipan anak akibat tingginyakemungkinan kontaminasi fekal-oral. Anak, keluarganya, petugas ditempat penitipan berisiko untuk terkena infeksi. Kemungkinan anaklebih sering terkena giardiasis daripada orang dewasa. Pejalan kakiyang minum air segar dari danau yang terkontaminasi juga berisikoterkena giardiasis. Kelompok homoseksual yang melakukan seksanal-oral juga dapat terinfeksi.3 Perhatian pada giardiasis menurun setelah Perang Dunia Kedua, tetapimeningkat tajam selama dua dekade terakhir. Faktor utama meningkatnyaperhatian terhadap parasit ini adalah dengan diketemukannya axenicculture Giardia lamblia oleh Meyer pada 1976.4-5 Giardiasis terdapat di seluruh dun ia, tidak hanya di iklim tropikl-2 danlebih banyak pada anak daripada orang dewasa.2 Derajat endemisitastertinggi terdapat di daerah dengan sanitasi dan perbaikan sanitasiburuk, sedangkan kontaminasi tinja di lingku ngan terjadi secara umum.Keadaan ini banyak terdapat di negara-negara di daerah tropis dansubtropis.l2 Wabah giardiasis yang berhubungan dengan kontaminasiair, dilaporkan di berbagai kota diAmerika Serikat dan lnggris. lnfeksi

t aA$&ry PA&q*1lJ*rc] Kllsl[terjndi pada wisatarqran yang beriibur nntara iain ke f'*aeleira, ltalia,$arejinia cian tempat lanr di ciaerah fVtreeliterania. Dlperkir*kan ballvvapenEunjung di ctaerah endennrs biia teninfeksi G lawfulia akan leblhserrng meffipLrnyal ge;a!a klrstis dibandingkan dengmn penduduksetenrprat seh uhu ngan terberctukn'va in'lu n itas pada p*ruduc!i*$e terhariaporganisnle ini selama tinggai dl daerah terselrut\"frana lnfeksi lnfeksi terjadi dengan tertelannya ki*ta parasit yangmengkontamfnesi ain anci rnakar\"laar. fltlakanari yang terkontanrinasisebagai periyebah ada[ah kurang ur.nuryt :i Kista juga diiularkan rnelaluitangan k* rnu$ut terutama pada anak, pada waktu anak t*reebut[qontak cl*ngan tanah yang terkeintaminasi tinja di sel<itat runrah. Pada manusia {*osis rnfektif adalsh rendah; sepuluh sanrpaieluapuluh lima kista dapat rr,enyebahkan gejala klinik frrlenefan lebihdari 25 kista rnengakibatkan d*r\"a3ad infeksi 1CIO %. Fada urnurnnyainfeksr terladi akibat penuianari fekal--oral atau terrninuffinya air yangterkontamrnasi\" Fes-r*laran danlCIrang ke orang rdan frigien* yang burukrnerupakan faktor utama tefiadinya infeksi\":' Anjing dan beb*rapa rnan'lalia dapat terinfeksi dan rnengekskresikisfa. Resei\"rdoar seperti ini mungkin penting pada waktu terjadinyar*fabah.16 Fleran hewan res*rvoar mungkin lebih besar dl daerah iklimsedang di nrar:a ternak hidup herdelcatart dengan pemiliknva Fenelitianpada tikus yang masih nrenyusuimenunjukkan bahwa trr:fszoit Giarrlialarnlslra dari sxentc cuffure dapat r\"'renginfeksi dan rnengalarni siklushidr.rp lengkap pada tikr:s ter\"sebut.s Fria dan wanita sarna-sama pelta terhadap infeksi parasit ini. Anakdengan gizi buruk mirdah terkena giardiasis. Anak penghuni rurnal'ipenitipan anak, penghuni rumah untuk anak dengan keterbelakangannrental dan para homoseksual serta anak sekolah dasar semuanyarnempLinyai risiko yang meningkat terhadap giardiasis melaluipenularan orang ke orang. Berkurangnya sekresi asarn lambungakibat malnutrisi, atrofi. gastritin, terapiantasid atau pembedahan ususmerupakan predisposisi timbr:lnya giardiasls. Sebagai penyebab diarepada penderita HIV dan AID$, giardiasls tidaklah penting\" Giardiasistidak ada hubungannya dengan kelomrpokABO b/oodgrouping sysfem,tetapi ada hubungannya dengan HLA*B1 2.?

Geiala Klinik lnfeksi akut dimulaiseteNah periode inkubasi sekitar 2 minggu. Gejalayang tirnbul umumnya adalah anoreksia, n&ilsea dan diare dengantinja warna kekuningan.r3Fada sebagian kecil penderita, teriadi diarernendadak seperti air, kentut yang bau busuk, kram perut, muntah, febrisdan malaise Ge1ala ini berakhir 3 * 4 hari sebelum masa transist ke*indrom yang lebih subakut. Tinja menjadiberbau, tarnpak scpertibuburdan berrninyak. Konsistensitinja seperti air dapat bergantian dengan tinjayang lunak atau bahkan obstipasi. Tipe dian* pada Eiardiasis konsistenyaitu tinja tidak berisi darah, rnukus, ek*udat selular atau nan*h.3 Biasanya tidak ada dernam. Beratnya g*jala bervariasi dari yangasimptomatik, ringan sampai berat. Terdapat kasus yang tanpa gejaiadan hanya mengeluarkan kista di dalam tinia sampai yang mengalamidiare menahun, malabsorbsi, berat badan turun sekaii dan n:alnutrisi. Tinia berbau busuk bila Giardia merlgganggu absorpsa $emak dariusus {malabsorption) dan hal ini meny*habkan berkurangmya beratbadan. Gejala-gejala dapat terjadi 3 mlnggur atau lebih setelah infeksi, Pada umumnya penyakit sembuh dengan sendirinya dan berakhir2-4 minggu pada penderita yang tidak disbati. Fase akut dapat diikutidengan fase subakut atau rnenahun\" lnfeksi dapat berakhir untukbeberapa burlan sampai beberapa tahun dengan ge.iala terus rnenerus\"Anak dengan infeksi kronis dapat rnengalami kegagalan dalamperturnbuhannya. Sejumlah penderita sernbuh dengan atau tanpapengobatan, tetapi gejala tetap berlanjut. Hul ini mungkin karena adapertumbuhan yang berlebihan bakteridalar* usus halus.3 Gejala-gejala penyakit kronis meliputi diare hebat, adanya udaradaiam lambung, alergi, malnutrisi dan gangguan pertumbuhan\"'3 Gejala-gejala yang tidak biasa meliputi nranifestasi alergi seperti urtikaria, *ritemarnultiform, bronkospasm, reacfive arthritis dan penyakit saluran empedu. Pemeriksaan fisik Lrmurnnya tidak khas. Pemeriksaan abdornenmenunjukkan kelunakan non spesifik tanpa adanya iritasi peritoneum.Pemeriksaan rektal menunjukkan tidak adanya darah dalar* tinja.3 Pada penelitian menggunakan tikus yang masih menyu$rj, hasilnyamenunjukkan adanya jumlah yang besar Giardia lamblia dan perlekatanpada vili usus (colonizatian) saja, tidak cukup untuk menyebabkanpenyakit\" Spesies spesifik pada respon imun hospes mungkin pentinguntuk menimbulkan penyakit pada manu$ia dengan G. lamblia danpada tikus dengan Giardia muris.lmunitasyang timbuldapat membasmiG. lamblia dan memberikan perlindungan terhadap infeksi berikutnya\"s

I DASAR PARASTTOLOGI KLINIK Pada sejumlah penderita baik orang muda dan dewasa terjadiiritasi duodenum dengan sekresi mukus yang banyak disertai rasa sakitpada epigastrium, kembung, diare kronis dengan tinja tipe steatoreberisi sejumlah besar mukus dan lemak tanpa darah. Celiac syndromedapat juga ter1adi pada anak kecil. Veghelyi (1940) menduga bahwatertutupnya permukaan yang luas usus halus bagian atas oleh Giardiadapat bertindak sebagai suatu barier terhadap absorpsi lemak dandengan demikian menyebabkan steatore. Kadang-kadang kandungempedu terinfeksi; hal ini menimbulkan gejala kolik kandung empedudan ikterus. lkterus disebabkan penyumbatan saluran empedu dan/atauiritasi disertai udema ampula Vateri.2Patogenesis Patogenesis giardiasis tidak diketahui secara lengkap karenagejala yang ditimbulkan sangat bervariasi. lnfeksi dengan G. lambliadapat berlangsung asimtomatik sampai diare berat. Gejala-gejala yangditimbulkan tergantung daripada jumlah dan virulensi parasit di dalamusus halus serta respon imun hospes. Kelainan jaringan dan fungsipada'umumnya didapatkan pada usus halus.l'5 Adanya G. lamblia dalam kelenjar kripta mukosa duodenal-yeyunalbiasanya tidak menyebabkan iritasi. (Geardia) ini tidak menyerangjqringan tetapi makan sekresi mukosa dan umumnya hidup secarakomensaldalam usus hospes.2 G.lamblra tidak mengadakan penetrasimukosa. Pada kasus yang menimbulkan gejala terdapat iritasi mukosa,sekresi mukus bertambah dan terjadi dehidrasi. Kadang-kadang jumlahorganisme di dalam kripta mukosa banyak dan padat, tetapi belumtentu menyebabkan kelainan patologi.Kolonisasi dan adhesi Kejadian di abdomen tidak jelas diketahui. Asam bertindak sebagaisuatu barier kimia terhadap masuknya organisme patogen, kecualibila resisten terhadap asam. Berkurangnya asam lambung merupakanpredisposisi terhadap infeksi parasit ini dan juga infeksi lain. Secara invitro paparan terhadap asam adalah penting untuk ekskistasi (asamHCI pada pH 2).' Proses eksistasi yang diobservasi in vitro mulai dengan terbukanyadinding kista pada satu kutub. Dengan cepat flagela keluar disusulseluruh badan parasit, bagian posterior dahulu. Kista yang kosongruntuh dan mengerut. Kemudian ciri-ciri morfologi parasit tampak satuper satu: bentuknya lonjong, kemudian membulat dan memanjang,

rnenipi$ dan mengalami sitokinesis. Pengamatan tersebut denganScanning Electron Mieroscape $ama dengan yang tampak padapengamatan Giardia muris.e Mikrosferut membatasi area pembukaan dinding kista, yangtampaknya berasal dari membran kista. Ada dua dugaan terbentuknyarnikrosferu I ya itu pengeruta n lokal d ind i ng kista setelah awal pembukaanatau pencernaan dinding kista oleh enzim lokal. lsi kista lepas secaraprogresif dan kista yang kosong mengalami kolaps^e Terjadi berbagaikeadaan yaitu penyumbatan secara mekanik pada mukosa usus olehsejumlah besar parasit; kompetisi untuk mendapatkan makanan yangpenting dengan sel intestinal normal; defisiensi antibodi lg A secrefo4zdalam usus; peradangan pada mukosa usus; pemendekan rnikrovilidanpemanjangan kripta dinding usus. Batas sel usus di mana G' lambliaumumnya melekat, menjadi rusak.6Mekanisme diare Sebab dlare pada giardiasis tidak diketahui secara pasti. Padapemeriksaan dengan elektron rnikroskop tampak kerusakan pada tepimikrovili. Absorpsi bahan seperti glukosa dan asam amino menjadisangat berkurang pada hewan yang terinfeksi G, lamblia. Disakaridase pada brush border dan aktivitas enzim yangmenurun menimbulkan dugaan bahwa kerusakan pada mikroviliseimbang dengan jumlah parasit. Kegagalan mengabsorpsi makananmenyebabkan akumulasi molekulosmotik aktif dalam lumen usus yangkemudian menyebabkan diare. Perubahan konsentrasi garam empedumempengaruhi aktivitas lipase pankreas untuk merusak pencernaanlemak. Dekonjuga$i garam empedu tampaknya merupakan penyebabmalabsorpsi lemak. Terjadi pertumbuhan bakteri yang berlebihan yang mensekresienterotoksin dan alkohol yang menimbulkan kerusakan usus. Fadapenderita dengan malabsorpsi berat yang disebabkan giardiasismenyebabkan bakteri mempunyaiwaktu lama berada dalam usus. lnimungkin salah satu faktor yang menyebabkan kolonisasi bakteri.llmunopatologi Adanya perubahan morfologi yang berat pada yeyunummengakibatkan perubahan fungsi yang berat. Vili mernendek dankripta menjadi lebih dalam. Terdapat peningkatan limfosit inter epitelial;lamina propia diinfiltrasioleh limfosit dan sel plasma. Perubahan padamukosa berhubungan dengan efek stimulasi sel T yang diproduksi l_5?

I DASAR PARASITOLOGI KLINIKsel kripta. Satu atau lebih antigen Giardia yang masuk melalui suatukebocoran mukosa, menyebabkan efek stimulasi ini. Efek sel T dalamkripta tidak mengubah efek sitotoksik pada vili. Rusaknya enterosityang disebabkan trofozoit Giardia dapat merusak adhesi interselulardan menyebabkan deskuamasi sel meningkat dalam usus.1Perlindungan imunitas Respon spesifik dan non spesifik hospes, penting untuk mengontrolpopulasi parasit. Dalam ASI terkandung suatu garam empedudependent lipase yang toksik terhadap Giardia in vitro dan mungkinpenting untuk perlindungan sebelum berhenti menyusui.l Pada penelitian dengan Giardia muris didapatkan hasil proteksiyang khas terhadap infeksi dengan G. muris dan dapat dipindah secarapasif ke bayi tikus dengan minum susu yang imun yang mengandunglg A dan atau lg G. Efek proteksi berlangsung dalam waktu yangsangat terbatas. Minum susu imun penting untuk 3 sampai 5 harisetelah inokulasi guna mencegah infeksi. Pada manusia insidens diarepada bayi meningkat sampai maksimum dengan diakhirinya aktivitasmenyusui ASl. Mekanisme ini belum diketahui.l0 Respon imun yang timbul ada dua tipe yaitu imunitas humoral danimunitas selular. Efek sitotoksik terhadap G. lamblia diproduksi olehimunitas selular (cell mediated immunity).7 ' lmunitas humoraladalah yang terbaik. Pada relawan yang diinfeksidengan trofozoit dari dua galur (strain), timbul respon antibodi terhadapGiardia. Antibodi serum diketemukan pada relawan yang diinfeksidengan strain yang menghasilkan infeksiyang paten, sedangkan padarelawan yang diinfeksi sfrarn lainnya tidak timbul antibodi.lDiagnosis Diagnosis ditegakkan dengan menemukan parasit. Kista biasanyaditemukan secara mikroskopis pada sampel tinja yang dikonsentrasi.Penting untuk memeriksa beberapa sampeltinja, oleh karena ekskresikista bervariasidari hari ke hari.1 Minimal 3 sampeltinja diambil denganinterval 2 hari.3 Hapusan tinja cair sebaiknya diperiksa langsung untukmenemukan kista dan trofozoit.l Kista ditemukan dalam tinja padat,trofozoit diketemukan dalam tinja cair, cairan duodenum dan biopsiyeyunum.3 Pengecatan dengan trikrom penting untuk identifikasi kistadan trofozoit.3 Bila jumlah kista hanya sedikit, tehnik zinc sulfatecentrifugal flotation sangat baik digunakan untuk konsentrasi kista.Gambaran darah pada giardiasis tanpa komplikasi menunjukkan tidak

adanya kenaikan sel eosinofil ataupun keadaan abnormal lain.2 Lekositjuga tidak diketemukan dalam tinja penderita.3 Blla Giardiatidak diketemukan pada beberapa sampeltinja seorangpenderita yang menunjukkan gejala penyakit, khususnya bila adamalabsorpsi, disarankan mengambil sampel dari traktus gastrointestinalbagian atas atau biopsi yeyunum.l Aspirasi duodenum tujuannya untukmenemukan trofozoit, demikian juga biopsi yeyunum. lndikasi biopsiyeyunum hanya pada kasus yang sangat serius.T Trofozoit mungkinsukar ditemukan dalam sampel biopsi.3 Trofozoit dapat dilihat padaatau dekat permukaan epitel potongan histologi yang dicat denganhematoksilin eosin.l Oleh karena banyak antibiotika, enemas, obatlaksatif dan penggunaan barium dapat menutupi keberadaan parasitatau menyebabkan hilangnya parasit dalam tinja, pemeriksaanmikroskopis hendaknya ditunda 5-10 hari setelah dilakukan tindakantersebut di atas.3 Bila parasit tidak dapat diketemukan dengan cara-cata tersebut diatas sedangkan giardiasis diduga tetap ada, terapi obat ex juvantibusdapat disarankan.l Kultur tinja tidak diperlukan untuk menegakkandiagnosis giardiasis oleh karena organisme dari sampel penderitatidak dapat tumbuh baik.3De'teTkeshi nainktiygaenng dipakai pada giardiasis terhadap antigen kista dantrofozoit adalah tehnik lndirect Fluorescent Antibody (IFA) dan tehnikEnzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Dengan tehnik ELISA,76 dari77 spesimen diidentifikasipositif tanpa ada false positive.Antigenditemukan 2 hari setelah parasit tidak dapat ditemukan dengan tehnikkonvensional yang kemudian diikuti dengan pengobatan. Dapat jugadilakukan Counter Current lmmuno Electrophoresrs (CIEP). 7 Tehnik IFAdan ELISA mempunyai sensitivitas 85-98% dan spesifitas 90-1OO o/o-4 Tes lain yang dapatdigunakan untuk pemeriksaan cairan duodenumadalah string test/entero fesf 3, yaitu menggunakan benang nilon yangdilengkapi dengan kapsul gelatin pada satu ujungnya. Penderitamenelan kapsul dan ujung yang bebas benang tersebut diikat dalammulut. Dalam lambung kapsul hancur dan benang tetap berada diduodenum dan yeyunum. Setelah inkubasi semalam, benang ditarikkeluar dan mukus empedu yang telah diwarnakan diletakkan padagelas objek dan diperiksa secara mikroskopis terhadap trofozoit. Untuk studi di masa datang Giardia dapat diketemukan denganmenggunakan metode imunofluoresensi oleh karena lebih nyata dan

I pAsAF PAFAqro[QGr KLTNTKlebihsensitifdaripadabriglttfieldmicrascopyuntukdeteksikista Giardia,terutama bila tinja atau sampeldariorgan dalam yang diperiksa dalamkeadaan beku dan kemudian dicairkan.ll$erologi Zat antibodi serum terhadap G. lamblia dapat diketemukan denganmenggunakan tehnik IFA dan ELlSA,l di mana antibodi diketemukanpada sekitar 80% penderita dengan berbagaigejala. Antiboditersebuttetap berada dalam sirkulasi selama 6 bulan setelah eradikasi infeksi.Antigen yang digunakan pada tehnik-tehnik tersebut adalah trofozoitG. tamblia dari kultur aksenik.T Oleh karena tingkat lg G tetap naik untuk periode yang lama, makalg G tidak penting untuk menegakkan diagnosis giardiasis akut. Serumanti Giardia imunoglobulin M (lg M) dapat berguna untuk membedakanantara infeksi akut dan infeksidimasa lalu.1 Di daerah dengart prevalensi giardiasis rendah, ditemukannyaantibodi pada seorang penderita dengan gejala-gejala menunjukkanadanya suatu infeksidan sebaiknya diteliti lebih lanjut untuk diagnosispasti. Di daerah endemis bilamana ditemukan antibodi maka haltersebut hanya merrunjukkan infeksi di masa lalu\"1'Perubahan radiologi Perubahan radiologi terjadi dalam gastrointestinal bagian atasberupa dildtasi usus halus dan penebalan mukosa, di mana perubahanini tidak spesifik untuk giardiasis, oleh karena dapat juga terjadi padapenderita dengan malabsorpsi dengan berbagai penyebab.lDiagnosis Banding Beberapa penyakit dapat disebut sebagai penyakit diagnosisbanding dengan giardiasis seperti irritable bowel syndrome, gastritis,duodenitis, penyakit kantong empedu dan pankreas. Oleh karenastadium akut hanya selama beberapa hari giardiasis menyerupaienteritis viral akut, disentri basiler, keracunan makanan dengan kausabakteri atau kausa lain, dan traveler's dianhea oleh toksigenik F.co*. Penyakit oleh parasit lain yang perlu dipertimbartgkan sebagaipenyakit banding adalah penyakit yang disebabkan Entamoebahistolytica, Dientamoeba fragilis, Cryptosporidium paruu m, Cyclosporacayatane nsis, lsospora belli, Strongyloides stercoralis dll. 12-13

PengobatanObat yang paling sering digunakan untuk giardiasis adalahmetronidazol, tinidazol dan ornidazol. Ketiga obat ini dapat digunakanuntuk pengobatan jangka pendek dengan dosis tinggi atau pengobatanjangka panjang dengan dosis rendah. Kuinakrin adalah obat yangefektif, mempunyai efek samping terutama pada anak dan kini tidaklagi tersedia di pasaran.la Metronidazol dan tinidazol berinteraksi dengan alkohol, makapenderita tidak boleh minum alkohol sewaktu pengobatan. Efeksarnping lainnya adalah mual, muntah, rasa logam pada mulut, sakitkepala dan pusing yang biasanya tidak ada pada dosis rendah dancepat pulih setelah pengobatan selesai. Oleh karena ada efek sampingberupa pusing pada dosis tinggi, maka penderita disarankan tidakmengendarai sepeda, mengemudikan mobil atau mengendalikan mesinyang berbahaya selama pengobatan, Tinidazolefek sampingnya sangatkurang, baik dengan penggunaan dosis 2x sehari pada jangka lama,ataupun dosis tunggalpada pengobatan jangka pendek. Efek sampingkuinakrin, obat yang dahulu juga digunakan umumnya adalah mual,muntah, sakit perut, kulit kuning sementara, kadang-kadang psikosisdan obat ini merupakan kontraindikasi pada psoriasis.l Klorokuin danamodiakuin telah digunakan untuk penderita giardiasis dengan hasilbaik, tetapi kurang efektif dibanding kuinakrin. Oleh karena giardiasisditularkan dariorang ke orang maka untuk memberantas infeksidalamsuatu keluarga, penting untuk mengobati seluruh anggota keluargaterutama semua anak secara keseluruhan.2 Dosis metronidazol: dewasa 250 mg per oral 3x sehari selama5 * 7 hari; anak 5 mg/ kg per oral, 3x sehari selama 5 *7 hari berhasilmendapatkan angka penyembuhan sampai lebih dari 93oh.12 Dosistinidazol: dewasa 2 gram per oral satu kali sehari bersama makanan;< 3 tahun tidak ditentukan, > 3 tahun 50 mg/ kg per oral sekali seharibersama makanan. Dosis tunggal tinidazol dan ornidazol dapatmenyembuhkan lebih dari 90% penderita.l? Untuk wanita hamil,metronidazol biasanya aman tetapiada lebih banyak risiko, sedangkantinidazol untuk wanita hamil keamanannya belum ditentukan. Untukwanita hamil dapat digunakan paramomisin, karena tidak diabsorbsi$ecara sistemik akan tetapitidak selalu efektif.12Agen antimikrobial lain yang dapat digunakan untuk pengobatan adalah3: Nitazoksanid, dosis dewasa 500 mg pergiardiasis o1ra*l2x sehari selama 3 hari, dosis anak < 1 th tidak ditetapkan,4 th 100 mg per oral dibagi 2 dosis sehari selama 3 hari bersama

I DASAR PARASITOLOGI KLINIKmakanan; 4-11 th 200 mg per oral dibagi 2 dosis per hari selama 3hari dengan makanan, sedangkan > 11 th seperti pada orang dewasa.Paromomisin, dosis dewasa 25 -30 mg/ kg per oral 3 kali sehari selama-7 10 hari., sedangkan dosis untuk anak seperti pada orang dewasa.Furazolidona'7,12, dosis dewasa 100 mg per oral dibagi 2 dosis selama7-10 hari, dosis anak 6 mg/kg/hari per oral dibagi 2 dosis selama7-10 hari. Albendazol in vitro menghambat pertumbuhan trofozoitG. lamblia. Efek sinergik didapatkan pada kombinasi albendazol danprazikuantel. Angka penyembuhan pengobatan kombinasi ini adalah74,2 o , sedang dengan albendazol saja, angka penyembuhan 50%.Dosis tunggal kombinasi ini adalah albendazol400 mg dan prazikuantel20 mg/kg. Pengobatan dosis tunggal ini mempunyai keuntungan tidakhanya untuk pengobatan tetapi juga menurunkan peluang terjadinyaresistensi obat yang mudah terjadi pada penggunaan obat jangkalama. Kombinasi dosis tunggal albendazol-prazikuantel mungkinmerupakan suatu pengobatan alternatif untuk giardiasis pada anakumur sekolah.l5 Perawatan di rumah sakit tidak diperlukan dan tidak merupakanindikasi untuk penderita giardiasis. Penderita dengan dehidrasi beratperlu diberi cairan kristaloid intravena.3Respons terhadap pengobatanl' Diare biasanya berhenti dalam waktu 1-2 minggu setelah terapitlengkap, kadang-kadang dalam waktu hari. Ekskresi kista berhenti2 hari setelah dimulainya pengobatan. Fungsi dan morfologi abnormalusus, kembali membaik/menjadi normal dalam waktu 1-2bulan setelahpengobatan.Resistensi obatl Hal ini terjadi pada sejumlah kecil penderita, di mana denganpengobatan yang tepatdan dosis optimal, infeksitetap ada. Pada individudapat terjadi sensitivitas terhadap obat yang bervariasi, sebagaimanadapat terjadi resistensi obat pada berbagai strain parasit.Pencegahan Air minum yang bersih, pembuangan tinja yang benar dan tanganyang bersih terutama dapat mencegah penularan giardiasis. Air minumyang dimasak pada suhu lebih dari 50'C dapat membunuh kista. Larutanyodium 2% dapal membunuh kista di mana larutan ini dapat dipakaioleh para wisatawan di daerah endemis, untuk mensterilkan air minum.

Untuk desinfeksi air minum dapat juga digunakan filter dan klorin.2-3Menghindari makan sayuran mentah, makanan yang tidak dimasak danmengupas kulit buah juga sangat menolong untuk menghindari infeksidengan G. lamblia. Penderita disarankan untuk menghindari kontakoral-anal dan oral-genital untuk mengurangi risiko penularan penyakitkelamin.3Contoh Kasus Seorang anak perempuan, berumur 6 tahun datang berobatkarena keluhan berat badan tidak naik, kurus, kurang nafsu makandan kurang aktif. Keadaan kesehatan adiknya, seorang balita baik,meskipun pernah menderita askariasis. Kira-kira 2 bulan yang lalu mulaisering diare, tidak nafsu makan dengan keadaan umum yang kurangbaik. Pemeriksaan tinja berkali-kali tidak berhasil menemukan suatukausa diare. Kemudian keadaan gizi diperhatikan dengan memberikandiet tinggi protein, tinggi kalori disertai vitamin. Diet tersebut tidakmempunyai hasil nyata setelah beberapa bulan. Penderita kemudianberobat di lain fasilitas kesehatan. Selanjutnya dilakukan pemeriksaantinja lengkap yaitu pemeriksaan tinja langsung, konsentrasi danpewarnaan yang berhasil menemukan G. lamblia, bentuk trofozoit dankista muda, bentuk agak bulat. Pada anamnesis diketahui bahwa anakini sewaktu-waktu mengalami diare yang bau, kentut serta ruktus yangbdu dan kembung. Keadaan tersebut diselingi dengan memproduksitinja yang agak encer, kadang-kadang tinja normaldan kadang-kadangmengalami obstipasi. Sebagai terapi diberikan metronidazol, 5 mg/kgberat badan, 3x sehari selama 7 hari dan ternyata penderita sembuhsetelah pengobatan selesai.Daftar Pustaka1. Stephen GW. Giardiasis. Tth ed. ln: Strickland G, editor. Hunter'sTropical Medicine. Philladelphia:WB Saunders Company; 1991. p. 565-70.2. Stiles. Giardia lamblia. Bth ed, ln: Faust's and Craig Clinical Parasitology. Philadelphia: Lea and Febiger; 167. p.64-7.3. Pennardt A. Giardiasis. eMedicine Specialities > Emergency Medicine > lnfectious Diseases. Update 28April2008. [cited 2009 Sep]. Available from: http://emedicine.medscape.com larticlelTS2Bl B-overview.4. Meyer EA. Giardia lamblia'. isolation and axenix cultivation. Exp Parasitol. 1976;39:101-5.5. Farthing. MJG, Varon SR, Keusch GR. Mammalian bile promotes growth of Giardia lamblia in axenic culture. Trop Med Hyg. 1983;77(4):467-9.

I pAqaR PARASITOLqQ KL.l.Nrr6. Stranden MA, Echert J, Kohler P. Electrophoretic characterization of Giardia isolated from humans, cattle, sheep and a dog in Switzerland. J Parasitol. 1 990;76(5):660-8.7. Roberts-Thom$on C, Mitchell GF, Anders RF, Tait BD, Kerlin P, Kerr* Grant A et al. Genetic studies in human and murine giardiasis. GUT. 1980;21(5):397441.8. Hill RD, Guerrant RL, Pearson RD, Hewlett El. Giardia lamblia infection of suckling mice. J lnfect Dis. 1983 Feb;147(2):217*21.9. Buchel LA, Gorenflot A, Chochillon C, Savel J, Gobert JG. ln vitro excystation of Giardia from humans: A scanning electron microscopy study. J Parasitol. 1987;73(3):487-93.10. AndrewsJ$Jr, HewlettEL. Protectionagainstinfectionwith Giardiamurisby milk containing antibady to Giardia. J lnfect Dis. 1981 Feb:143(2j:2424.11. Erlandsen SL, Sherlock LA, Bemrick WJ. The detection of Giardia muris and Giardia lamblia cyst by immunofluorescence in animal tissues and fecal samples subjected to cycles of freezing and thawing. J Parasital. 1990;76(2):267-71.12. Wolfe MS. Giardiasis, Clin Microbiol Rev. 1992;5(1):93-100.13\" Hdkelek M, Nissen MD. Giardiasis: Differential Diagnoses & Workup. eMedicine Specialities>Pediatrics: General Medicine> Parasitology. U6idated: Dec 17, 2008. [cited 2009 Oct 31]. Available from: http:1/ emed icine. medscape. com/articlel99B 1 6B:diagnosis.14. Gardner TB, Hill DR. Treatment of giardiasis. Clin Microbiol Rev. 2001;14(1):114-28.15. Pengsaa K, Limkittul K, Porjjaroen-anant C, Lapphra K, SirivichayakulC, Wisetsing P. Single dose therapy for giardiasis in school-age children. SoutheastAsian J Trop Med Pub Health. 2002 Dec;33($:711-7.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook