Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 41. Sistem Arteri

Bab 41. Sistem Arteri

Published by haryahutamas, 2016-08-02 04:26:34

Description: Bab 41. Sistem Arteri

Search

Read the Text Version

SISTEM ARTEN 587 Terapi bedalt dalan tangan berpengalaman bisa Gambar 16 menggambarkan algoritma untuk eva-mengurangi risiko stroke nantinya dalanr kawasan ar- luasi pasien dengan dugaan insufisiensi vertebro-teria karotis yang dioperasi sarnpai sekitar 5 persen basilaris atau gejala serebrurn tak khas (nonlaterali-dalam masa pengawasan 5- sampai 10 tahun. Stenosis sasi). Peureriksaan noninvasif direkornendasikan un-karotis berulang yang biasanya asimtomatik, akan ber- tuk menentukan ada atau tak adanya penyakit karotisvariasi insidennya, tergantung pada teknik deteksi. penyerta yang bermakna. Jika penyakit tersebut ada, rnaka angiografi intra-arteri direkomendasikan untukGejala klinis kambuh dalam kurang dari 2 persen mengkonfinnasi penyakit karotis dan juga untukpasien, tetapi bukti stenosis berulang noninvasif bisadikenali dalam 5 sarnpai 40 persen pasien, tergantung rnengevaluasi penyakit arteria vertebralis yang me-pada teknik operasi, penggunaan pemantauan intra- nyertai. Jika ada stenosis karotis, maka direkomen-operasi dan terapi antitrombosit pascabedah. dasikan endarterektomi. Jika pemeriksaan noninvasif tidak menrperlihatkan bukti penyakit karotis dangejalaAlgorinna yang nrcrtrbuat tak mampu, uraka direkomendasikan korusultasi dokter ahli, yang mencakup pemeriksaan Gambar L5 menunjukkan algoritma diagnosis dan otolaringologi dan janrung. Jika diternukan kelainanpenatalaksanaan yang digunakan penulis untuk pasien spesifik, nraka harus diterapi. Jika evaluasi tersebutpenyakit arteria karotis sirntomatik. Mula-mula pasien gagal menentukan penyebab gejala serebrovaskula'rtersebut menjalani evaluasi karotis noninvasif unluk yang nrenrbuat tak mampu, rnaka direkomendasikanmenentukan ada atau tak adanya stenosis atau oklusi angiografi intra-arteri untuk menentukan penyakitbermakna pada arteria karotis intema. Jika dikenali arteria vertebra I is ekstra kra nia I ya ng dapat dioperasi.penyakit karotis lanjut, maka angiografi subtraksi digi-taI intravena rnemungkinkan keabsahan nrorfologi lesi Ganrbar 17 menggambarkan algoritrna untukseperti itu. Jika ada suatu oklusi, nraka pasien dianratidan pintas ekstrakranial- intrakranial hanya dipcrlinr- nrengcvaluasi pasien penyakit karotis asimtornatik. Pcmeri ksa a n noninvasif dila kuka n unruk menentukanbangkn untuk pasien TIA berulang. Jika didokurnen- kehadiran atau tak adanya obstruksi arteria karotis in- lcrna yang bcrnrakna. Jika pcnclitian normal atau di-tasi stenosis karotis interna berntakna, nraka dilakukan tenrukan stenosis karotis eksterna, maka pasien bisaendarterektorni profilaksis. Jika penreriksaan nonin- ditcnteraurkan dan dianrati. Jika ada stenosis arteriavasif mengenal adanya penyakit karotis tak bcrnrakna karotis interrra, nraka penatalaksanaan tergantung padaatau arteria karotis nornral, nraka dirckorncndasikau kcadaan arteria karotis kon(ralateral. Jika penyakit unilateral ada dan sirkulasi kolateral adekuat, makaangiografi intra-arteri. Jika ditenrukan plak karotisberulserasi, rnaka dilakukan endarterektonri. Jika ar- pasien diikuti dengan penatalaksanaan medis sena dididik untuk mengenal makna dan adanya gejala TIA.teriograrn tampak nonnal, maka direkourendasikan te- Jika tirnbul TIA nantinya, urAka angiografi intravenarapi medis (zat antitrombosit). d a n end a rtere ktouri profi l a ks is di rekomendasi ka n. Jika DUGAAN TIA, STROKE MENYEMBUH penyakit arteria karotis terjadi bilateral atau jika ada I sirkulasi kolateral yang buruk dcngan penyakit karotis I unilateral, nraka dapat dianiurkan endarterektomi pro- PEMERIKSAAN KAROTIS NONINVASIF fi I a h i k. Ji ka peme ri ksa a n noni nva si f nlengga mba rka n oklusi artcria intcnra, nraka pasieu diamati dan inter- vensi hanya dilakukan, jika gejala TIA berulang tiru- bul.OKLUSI STENOSIS NORMALtl{I I I H I PERTENSI RENOVA SKUI-A,RARTERIOGRAMIVDIGITAL ARTERIOGRAMKONVENSIONAL Hipcrtensi renovaskular nrenunjukkan benruk hi- pcrtcnsi yang mungkin diobati yang disebabkan oleb I obstruksi bermakna satu atau kcdua arteria renalis.OKLUSI STENOSIS PLAK NORMAL Tanda Klinis BERULSERAST Pasien ha rus diperti mbangkan rnenderita hipertensiI l- I rcnovaskularjika satu atau lebih tanda berikut ini ada:OBSERVASI ENDARTEREKTOMI TERAPI MEDIS (evaluasi lantung)Gumbar 1 5. Algoritma rirykas peno la laksa naa n pasien ya ng didugaserangan iskemiksepintas hemisferik (TIA) alau stroke menvembuh.

588 BUKU NAR BEDAH DUGAAN I NSUFIS I ENS I VERTEB ROBAS I LARI S Ganbar 16. Algoitma ATAU GEJALA TAK KHAS (NONLATERALISAS I) ringkas petalalal<sanaan I pasien dengan dugaan insufisi ensi vertebrobasi- I Iaris atau gejala tak khas PEMERI KSAAN KAROTIS NONI NVASI F (non- Iateralisasi)OKLUSI STENOSIS NORMAL I Y GEJALA MEMBUATTAK-MAMPU? YlA-T|DAK V EVALUASI THT, JANTUNG tt I ABNORMAL YITNORMALtl l-lARTERIOGRAM KONVENSI oNAL (4-PEMBULUH DARAH) STENOSIS NORMAL VERTEBRALiS Ilt tlOKLUSI STENOSISKAROTIS KAROTISOBSERVASI ENDARTE. TRANSPOSISI OeSenVeSt OBATT OBSERVASI VERTEBRO- REKTOMI KAROTIS SEBABTHT, JANTUNG KAROTIS 1. Hipertensi parah, lak dapat dikendalika n. persen pa sien), feokromositoma (0, 1 satnpai 0,2 penen 2. Hipertensi parah baru dimulai. pasicn) dan penyakit Cushing (0,1 sampai 0,2 penen J. Progresivitas cepat hipertensi riugan sebclum- pasien). nya. Kebanyakan pasien hipertensi renovaskular men- derita aterosklerosis arteria renalis. Displasia fibro- 4. Hipertensi pada masa kanak-kanak atau dewasa muskular menjadi sebab paling lazin kedua hipertensi renovaskular, terulama dalam wanita dewasa muda. muda. Sebab kurang lazim bagi hipertensi renovaskular men- cakup enrbolisme, traunta, hidrouefrosis unilateral, 5. Bising dalam hipogastrium atau pinggul. kista ginjal dan tunor pensekresi reuin.Etiologi Patolisiobgi Hipertensi tak diketahui penyebabnya (esensial) Hipertensi renovaskular bisa disebabkan oleh ste-dalam.90 persen pasien. Tetapi bentuk hipertensi pa- nosis arteria renalis unilateral (dengan ginjal kontrala-ling lazirn yang dapat diobati adalah stenosis atau ok- teral nonnal) atau stenosis arteria renalis bilateral ataulusi arteria renalis, yang bisa bertanggupg jawab untuk5 sampai 10 penen pasien hipertensi.' Sebab kurang penyakit parenkim. Fisiologi keadaan ini berbeda.lazim bagi hipertersi yang dapat diobati dengan pem-bedahan urencakup hiperaldosteronisme primer (0,5 Pasien stenosis arteria renalis unilatenl dan ginjalsampai 3 persen pasien), penyakit parenkim unilateral(1 penen pasien), koarktasio aorta (0,1 sampai 0,2 kontralateral normal akan menderita penurunan aliran

SISTEM ARTERI 589 / DUGAAN PENYAKTT KAROTTS ASTMTOMATTK (BtStNG) ,/ / i NORMAL PEMERIKSAAN KAROTIS NONINVAS IF DITENTERAMKAN I \ V OKLUSI STENOSIS KAROTIS AMATI /\ EKSTERNA INTERNA I BILATERAL ? ITID^K ./ \ KOLATERAL (oPG-GEE) /\ BAIK BURUKGanbar 17. Algoritmaringkas penalalaksanoan I Ipasien dengan dugaan (> 70 mm Hg) (< 70 mm Hg)penyal<it alau bising karotis i Iasimtomatik. DIAWASI I DIDIDIK ARTERIOGRAM, I ENDARTEREKTOMI V Tl > TIA --l>darah ginjal dan filtrasi glomerulus, dengan pelepasan lebih lazim dalam pasien genruk. Hipertensi renovas-renin berikutnya dari ginjal. Renin lnenyebabkan pern- kular aterosklerotik timbul lebih lazim dalam individubentukan angiotensin-II, yang menyebabkan vasokon- tua dan dalam pasien retinopati hipertensifparah danstriksi dan sekresi aldosteron dari glandula adrenalis. bising abdonren atau pinggul. Hipertersi fibromus-Ada penekanan renin akibatnya dari ginjal kontra- kular timbul lebih sering dalam wanita dewasa rnudalateral dan natriuresis kontralateral. Ada pelepasan dan sering disertai oleh bising abdomen atau pinggul.renin terus rnenerus dari ginjal yang terkena ipsilateraldengan akibat peningkatan aktivitas reuiu vena perifer. Evaluusi Diagnostik Pasien stenosis ginjal unilateral (atau penyakit pa- Pasien hipertensi akan menialani kimia serum rutinrenkirn) dan penyakit kontralateral nenderita pcnu- untuk mencakup elektrolit, nitrogen urea darah, krea-runan aliran ginjal ipsilateral dan filtrasi glomerulus. tinin, kolesterol dan gula darah. Urinalisis, elektrokar-Pelepasan renin dari ginjal yang terkena menyebabkan diogram dan foto polos toraks juga dapat dianjurkan.pembentukan angiotensin-Il. Terjadi vasokonstriksidan sekresi aldosteron. Penyakit ginjal kontralateral Peranan urografi ekskresi rangkaian cepat (hiper-mencegah natriuresis. Ekspansi volume akibatnya tim-bul dengan supresi rehin ipsilateral, mengakibatkan !tensi be ni fa t kontroversia l. Sensitivitas pemeriksa a naktivitas renin vena perifer nonlral. ini dalanr mengenal kelainan yang menggaurbarkanManifestasiKlinis ginjal iskemik sekitar 83 persen. Keefektivitas-biaya Ada beberapa gambaran yang lnembedakan hiper- pemeriksaan ini telah diragukan.tensi renovaskular dari hipertensi esensial. Sifat klinis Aktivitas renin plasma dalan'r hubungan denganpasien dengan sebab aterosklerotik atau fibromuskular ekskresi uatriunr urin 24 jam mempunyai sensitivitasbagi hipertensi renovaskular telab dibedakan dari dan spesifisitas sekitar 85 persen. Dalam rnelakukanpasien dengan hipertensi esensial. Keadaan terakhir ini tes ini pasien perlu lnenghentikan obat antihipertensilebih sering pada pasien dengan riwayat hipenensi dan diuretik selama sekitar3 minggu. Pemeriksaan re-lama dan dalam subjek kulit hitam. Hipertensi esensial nin vena renalis diferensial telah luas digunakan untuk menilai makna fungsional stenosis arteria renalis. Con- toh darah dari tiap vena renalis dibandingkan dan dihubungkan ke konsentrasi renin di dalam darah arteri

590 BUKUNARBEDAHperifer atau di dalam contoh dari vena kava inferior nosis. Bagaimanapun juga, arteriografi umumnya ha-yang rendah. Hipertensi renovaskular digambarkan nya direkornendasikan untuk pasien yang berkemung-oleh konsentrasi renin vena renalis 1,5 sampai 2 kalilebih tinggi pada sisi yang kena. Sebagai alternatif, ra- kinan tinggi mengandung penyakit arteria renalis.sio renin vena renalis dikurangi renin perifer dibagi Biaya dan risiko angiografi rutin menghalangi penggu-dengan renin perifer lebih dari 0,48 pada sisi yang sakit naa nnya sebagai tindakan penyaring.dengan supresi renin kontralateral di dalam ginjal yangtak terlibat (renin vena renalis sama dengan aktivitas I: pora n awa I i nterogasi noni nvasif ba gi kecepatanrenin perifer) menunju kka n hipertensi renovaskula r. dan morfologi arteria renalis menggunakan kombinasi Belakangan ini respon tekanan darah terhadap ber- ultrasonografi gema-Doppler (sidik dupleks) meng-bagai zat pengha mbat seperti pengha mbat a ngiotensin- gambarkan kemungkinan peranan modalitas ini untuk penyaringan pasien dengan dugaan penyakit renovas-II dengan saralasin alau penurunan tekanan darah kula r.bermakna dengan inhibitor enzim pengkonversi (kap-topril) telah direkomendasikan sebagai tes pcnyaring Terapiuntuk hipertensi ya ng tergantung pada reni n. Kebanyakan pasien hipertensi mula-mula diberi- Pemeriksaan fungsi ginjal pembeda (Tes Howard kan ujicoba penatalaksanaan medis. Perkembanganatau Stamey) telah dikembangkan untuk mendoku- belakangan ini dalam zat antihipertensi yang kuat telahmentasi peningkatan reabsorpsi fraksional natrium dan meurbuat pengendalian medis bagi hipertensi selaluair di dalam ginjal yang terkena sebagai hasil penu- dilakukan. Tujuan utama dalarn pernberian perawatanrunan aliran darah dan filtrasi glomerulus. Sensitivitas kesehatan adalah untuk mengenal pasien hipertensites ini sckitar 85 persen, tctapi spcsifisitas hanya seki- yang nrungkin tidak menyadari kelainannya. Metodetar 65 persen. Tes ini sulit dilakukan lanpa linr urologi tcrbaik pcnalalaksanaan medis hipertensi dari berbagai derajat keparahan tetap belun.r ditentukan. Penekananya ng berpenga la rua n. bclakangan ini tclah rnenggaurbarkan bahwa pembata- san nrasukan diet garam dan penggunaan diuretik Angiografi renalis tetap nteruPakan nrelode auato- tiazid akan mengendalikan kebanyakan hipertensi.nri definitif untuk mendeteksi penyakit oklusi arteria Hipcrlensi yang lebih parah bisa berespon terhadaprenalis yang bermakna. Angiogra[i intraverra digital alla-metildopa, penghambat beta atau inhibitor enzimtelah diusulkan untuk penyaring, tetapi angiografi pengkonversi.intra-arteri dengan beberapa proycksi untuk mengenalorifisium arteria renalis telap merupakan standar diag- DUGAAN HI PERTENSI RENOVASKULAR Gambar 18. Algoritma ringkas penatalaksanaan t pasien dengan dugaan AKTIVITAS RENIN PLASMA h ip er t ats i r enovas ht I a r. (sidik duPleks, lika tersedia)NORMAL ABNORMAL i RESPON TERHADAP I NHIBITOR ENZI M? TIDAK iI \"o NORMAL ARTERIOGRAFI, RENIN V. RENALIS I V ABNORMAL v CALON OPERASI? I rtD^K,///\/ \ YA DILATASI PINTAS ATAU BALON ENDARTEREKTOMI TERAPI MEDIS

SISTEM ARTEN 591 Pasien yang terkontrol secara buruk terhadap pena- Pasien harus diduga menderita iskemia ulesente-talaksanaan medis atau yang menderita tanda gang- rika kronik, jika satu atau lebih tanda berikut ini ada:guan ginjal progresif harus dipertimbangkan untukangiografi, dan kemungkinan intervensi radiologi atau 1. Nyeri aMomen pascamakan (sindrom \"takutbedah. Jika stenosis arteria renalis yang mengganggudidapatkan, maka beberapa dokter akan mengobati pa- makan\" atau nmakan sedikit').dien berdasarkan anamnesis dan adanya stenosis arte- 2. Penurunanberatbadan.ria renalis yang telah ditetapkan. Peranan penilaian 3. Bisingepigastrium.fungsional dengan pemeriksaan renin tetap belum di- Etiologitentukan. Iskemia afteria mesenterika akut bisa diklasifikasi Kemajuan belakangan ini dalam radiologi inter- sebagai oklusi atau nonoklusi. Penyakit arteri oklusi mencakup embolisme, trornbosis, diseksi dan trauma.vensional menggambarkan bahwa beberapa pasien Insufisiensi arteria mesenterika nonoklusi bisa timbulstenosis arteria renalis dapat diatasi dengan dilatasi sebagai akibat sindrom curah jantung rendah akibatbalon (angiografi translurninal perkutis [ATP]). Tin- penyakitjantung lanjut, syok dari etiologi apapun ataudakan ini paling berhasil untuk stenosis lokalisata uni- obat yang menyebabkan vasokonstriksi mesenterika,lateral dalam arteria renalis utama dan terutarna da- mencakup digitalis dan katekolamin lain yang diguna-lam pasien displasia fibromuskular arteria renalis uta- kan untuk meni ngkatka n curah ja ntung.ma. Tindakan ini paling kurang berhasil dalarn pasienstenosis arteria renalis bilateral, yang melibatkan lesi Insufisiensi arteria mesenterika kronika paling la-ostial bersama dengan plak aorta berkalsifikasi. Tin- zirn disebabkan oleh aterosklerosis. Sebab kurang la- zim mencakup sindrom kompresi trunkus seliakus aki-dakan ini membawa risiko kecil dari diseksi arteria bat konrpresi sarafekstrinsik atau kompresi akibatja- ringan fibrosa pada hiatus aortikus melalui diafragma.renalis, ruptura atau trornbosis arteria renalis serta ke- Kurang lazirn iskemia arteria menseterica kronika tirn- bul akibat penyakit Buerger, penyakit kolagen, radiasihilangan fungsi ginjal akibatnya. I:poran pendahu- atau penyakit Crohn.luan menggambarkan bahwa 80 sampai 90 penen pa- Trombosis vena mesenterika j a ra ng menyebabka nsien bisa mendapat hasil ya ng menruaska n setelah dila- irsufisiensi vaskular mesenterika. Etiologinya tak di-tasi balon pada stenosis arteria renalis unilateral. Ke- ketahui, tetapi bisa timbul dalam keadaan yang bisa mempredisposisi trombosis vena, seperti payah jan-berhasilan jangka lama tindakan ini tetap akan diten- tung kongestif kronik, keganasan, gagal hati menahun dan seterusnya.tukan. Intervensi bedah harus dipertimbangkan untuk pa- Manifestasi Klinissien hipertensi parah tak terkendali atau yang muda Iskemia arteria mesenterika akut harus diduga da-atau kehilangan fungsi ginjal. Pintas arteria renalis lam pasien apapun yang menderita nyeri abdomen pa-paling lazim digunakan mulai dari aorta sampai arteriarenalis distal yang menggunakan vena safena autogen, rah mendadak, muntah dan diare. Irbih lanjut dalamarteria autogen arteria hipogastrika atau splenika) atau perjalanan penyakit ini, diare bisa menjadi berdarahprotesa (Dacron atau politetrafluoroetilen). Kadang-kadang stenosis arteria renalii dapat diatasi dengan dan aMomen bisa terdistensi. Irsufisiensi arteria me-endarterektomi transaorta, terutama jika penyakit bila- senterika akut terutama digambarkan oleh ketidakco-teral ada dekat orifisium arteria renal is. cokan antara keparahan nyeri abdomen dan gambaran pada palpasi aMomen. Bunyi usus bisa hiperaktif,IINS U FI SIENS UAS KA IA, R M E S E NTERI KA hipoaktif atau tidak ada, tergantung pada stadium pe- nyakit. Insufisiensi vaskular mesenterika menunj ukka n is -kemia akut atau iskemia usus kronik karena penyakit Pasien insufisiensi arteria mesenterika kronikaoklusi arteri organik, obstruksi nopokJusi (vasospastik) tampil dengan nyeri abdomen pascamakan berulang,atau trombosis vena mesenterika.\" yang bisa menyebabkan penunrnan bent badan yang bennakna. Nyeri, yang disebut angina usus, khas tim-TandaKlinis bul dari setengah sampai l jam setelah makan dan bisa parah serta bersifat kram atau tajam dan membosan- Iskemia arteria mesenterika akut harus diduga pada kan. Nyerinya cukup parah dalam banyak keadaan,pasien dengan satu dari tanda berikut ini: sehingga menyebabkan takut makan. Beberapa pasien bisa mendapatkan keringanan hanya dengan sering 1. Nyeri abdomen parah mendadak. 2. Evakuasi usus (muntah dan diare). 3. Tanda abdomen akut.

592 BUKUNARBEDAHmakan dalam jumlah kecil. Malabsorpsi tak lazim ter- surnber arteri ulama sirkulasi mesenterika harus ter-jadi, tetapi bisa timbul dalam sejumlah pasien dan obstruksi untuk beftanggung jawab bagi gejala iskemiamenyebabkan steatore atau tanda defisiensi vitamin. mesenterika kronika.Pada pemeriksaan fisik, abdomen bisa normal, kecualiadanya bising sistolik epigastrium. Jika bising berku- Terapirang dengan inspirasi, maka digambarkan sindromkompresi trunkus seliakus. Tanda yang berhubungan Pasien insufisiensi arteria mesenterika akut seha-dengan penyakit aterosklerotik koronaria, perifer atau rusnya menerima resusitasi agresif dengan cairan danserebrovaskular bisa menggambarkan etiologi atero- elektrolit. Antibiotika diberikan intravena. Sokongansklerotik, yang merupakan sebab terlazim insufisiensi jantung harus dipantau denga n kateter Swan-Ganz ber-mesenterika kronika. sa rrra penggu naan zat ka rdiotonik ya ng tepat. Jika ada tanda peritonitis, nraka eksplorasi bedah segera diindi- Trombosis vena mesenterika tarnpil dengan tanda kasikan; bila tidak, maka pasien harus dipertimpang-abdonen abdomen akut dengan nyeri, mual alau nlull- kan untuk angiografi nesenterika gawat darurat.\" Jikatah dankadang-kadang diare. Jika iskemia berlaniut ke i rsu fisi cns i a rte ria mesente rika nonoklus i didoku men-infark, maka pasien bisa menderita tanda perforasi tasi, maka vasodilator seperti tolazolin harus diinfususus dan peritonitis. Sering trombosis vena mesente- dalam kateter mesenterika yang ditinggalkan terpa- sang. Jika terlihat embolus, maka operasi gawat da-rika ditemukan hanya pada eksplorasi bedah untuk rurat dan trombektomi diindikasikan. Sebagai alter- natif, terapi fibrinolitik bisa dipertimbangkan. Jika di-akut abdomen. duga tronrbosis, maka harus dipertinrbangkan revas- kularisasi gawat darurat. Penggunaan terapi fibrino-Diagnosis litik dan dilatasi balon pada stenosis arteria mesen- Pasien iskemia afieria mesenterika akut bisa rtteltr- terika aterosklcrotik telah dilaporkan, tetapi penga-perlihatkan le dengan pergcscran ke kiri. Hcttrokou-sentrasi rnungkin diakibatkan sekucstrasi cairan di Ianran jangka lanra dengan pendekatan ini belundalaur usus. Asidosis metabolik yang nrenonjol tinrbul d itetapka n.sewaktu penyakit ini bcrlanjut dan bisa resistcn ler- Pada operasi, gangrenusus bisa memerlukan resek- si. Sering ditenrukan usus dengan sirkulasi perbatasan,hadap terapi rnedis. Hiperamilasenria dan peningkatan yang bisa ditinggalkan dan kernudian diperiksa ulangenzirn serum lain (LDH, SGOT, SGPT dan CPK) tim- pada operasi ulang \"pandangan keduan dalam 24 jarnbullanjut dalarn pcnyakit ini. u ntuk mengeta hu i progresivitas iskemia. Radiograf polos abdottten bisa menunjukkan ganr- Pasien iskemia nresenterika kronika merupakanbaran nonspesifik berupa gelung usus besar dan kecil calon untuk pinlas atau endarterektomi lesi yangyang berdilatasi. Mungkin ada penebalan lipatan nru- mengganggu. Pasien sindrour kompresi trunkus selia-kosa dan edema antar gelung. I-rbih lanjut dalam per- kus bisa dibanfu dengan eksisi kompresi ekstrinsikjalanan penyakit ini, udara bebas bisa tintbul dengan pada trunkus scliakus. Kadang-kadang lesi intralumen sckundcr pada trunkus seliakus meurerlukan endar-perforasi usus. tercktonri atau pinlas untuk n.renghilangkan gejala. Artcriografi harus dipertinrbangkan dini dalant pa- Pasien trortrbosis vena mesenterika bisa memerlu-sien mana pun dengau dugaan insufisicnsi arlcria lttc- kan reseksi usus segmental dan reanastomosis. Pasca-senterika akut. Pandangan anteroposterior dan latcral bedah, pasien tersebut bisa mendapat manfaat dariabdomen harus didapatkan untuk nrertje laskan anatouri terapi antikoagulasi yang hati-hati untuk mencegaharteria nresenterika. Arteriografi juga bisa nlenggattr- penyakit berula ng.barkan keadaan yang bisa diterapi dengan radiografiintervensi pada waktu tindakan diagnostik (lihat sete- Prognosislah ini). Pasicn iskcnria ntesenterika akut secara tradisional Pasien iskemia mesenterika kronik paling baikdievaluasi dengalr arteriografi, jika diagnosis diduga. nrcnderita angka nrorlalitas lebih dari 50 persen. Pasien yang memanilcstasikan gejala nlalabso4lsi bisa Kebanyakan pasicn tidak diketahui cukup dini dalam dicvaluasi de ngatr les D-xilosa bagi absorpsi usus, te- perjalanan penyakit unluk nrencegah infark usus yang luas. Setelah reseksi usus yang masi[, sindrom ususlapi tcs ini tak dapat diandalkan unluk llrcllclapkan pendek bisa tirnbul. Nekrosis usus progresif, kebo- coran anastomotik, dan sepsis lazim ditenukan. kchadiran iskemia mesentcrika kronika. Pcntcriksaatl koulras bariunr biasanya nortnal. Arteriografi nrentbe- rikan diagnosis definitif, terulalna dengan pandangan laleral arteria ttresenlerika. Di sarnping obslruksi tntn- kus ulanra, bukti kolateral yang besar (\"arteria nlesen- lcrika bcrkelok-kelok\") bisa mendokumenlasi diagno- sis. Pada umumnya sekurang-kurangnya dua dari tiga

SISTEM ARTEN 593 DUGAAN ISKEMIA MES ENTERIKA AKUT Ga m bar 7 9. A Igorilma ri nglcas I penatalalcsanaan pasien de- I ngan dugaan insufisiensi V arteri maenlsila akut. TANDA PERFORASI USUS? (peritonitis, udara bebas) TIDAKYA ARTERIOGRAM SELEKNF TROMBOSIS I VASOSPASME I I I t TROMBOLISIS EMBOLISME ENTEREKTOMI t BALON ATAU II GAWATDARURAT= PERBAIKANVASKULAR TROMBEKTOMI EMBOLISISATAU VASODILATOR EMBOLEKTOMT _(TNTRMRTER|), DUKUNGANJANTUNG Pasien iskemia mesenterika kronika bisa mernbaik KEPUSTAKAAN TERPILIHdramatis dengan revaskularisasi usus iskemik. Bebe-rapa pasien nenderita trombosis segmen aneri yang Bernstein, E.F. (Ed.): Noninvasive Diagnostic Techniques indirekonstruksi dan bisa menderita angina usus akibat- Vascular Disease, 3rd ed. St. [.ouis, C.V. Mosby Co.,nya atau nekrosis setelah rekonstruksi vaskular yang 1985.berhasil. Buku ini mewakili edisi ketiga dari pekerjaan yang meli-Algorihna . puti pembahasan melelal*an bagi prinsip dan teknik Gambar 19 menggarnbarkan suatu algoritnra untuk teknologi diagnostik vaslaiar noninvasif. Buku ini di-pasien dengan dugaan iskemia lnesenterika akuta. Jikapasien melnperlihatkan tanda perforasi usus akut, se- susun ke dalam tiga bagian. Bagian pertama menunjuk-perti peritonitis atau udara bebas intra-abdomen, maka kan pengukuran mendasar dan peralatan saat ini, yangoperasi gawat darurat dan reseksi usus yang terkena mencakup pengukuran kecepatary pengukuran tekanan,diindikasikan. Jika tanda perforasi usus tak ada, nraka pengukuran volume, teknik radionaklida, pencitraanharus dilakukan arteriografi segera. Jika tronbosis di- vaskular dan metodologi 'data base'. Bagian keduadokumentasi, maka rekonstruksi operasi pada arteri menggambarkan daerah penerapan yang mencalotpdiindikasika n, kecuali bila layak dilakukan trourbolisis deteksi, penentuan jumlah dan ramalan hasil penyakitdan dilatasi balon. Jika suatu embolisrne didokumen- vaskular dalam daerah penyakit serebrovaskular eks-tasi, maka operasi gawat darurat dengan embolektomi trakranial, penyakit arteri perifer dan kelainan vena.direkomendasikan, walaupun trombolisis bisa diper- Bagian ketiga membahas segi pralais susunan analisistimbangkan. Jika vasokorstriksi mesenterika nonok- dan interpretasi data dan laboratorium vaskular. Bulatlusi didokunentasi, maka pemberian vasodilator de- ini mewa k i I i ba ha san pa I ing le ngkap dar i keadaa n t eknikngan kateter arteri selektifyang ditinggalkan terpasang seni saat ini dalam metode noninvasif untuk mendiag-direkomendasikan bersama dengan penatalaksanaan nosis penyakit vaskular perifer.medis untuk mendukung curah jantung. Juergens, J.L., Spittell, J.A., Jr., and Fairbain, J.F., II: Peripheral Vascular Disease,5th ed. Philadelphia, W.B. Saunders Company, 1980. Buku ini mewakili edisi kelima bulat teks klasik tentang penyakit vaskular perifer yang mula-mula dipublikasi Allen, Barker dan Hines dari Klinik Mayo. Tiga editor semuanya saat ini anggota Division of Cardiovascular D is eas e s a nd I nte rna I M edici ne p a tla KIin ik M ayo. B ulat ini meninjau pemikiran dasar penyakit vaskular perifer,

594 BUKUNARBEDAH patolo gi vaslatlar, fisiolo gi hemodina milc, koagu las i dan 4. Bames, R.W., lribman, P.R., Marsalek, P.B., Kirk, C.L.' hemostasis, dan banyangan vaskular. Bagian selanjut- and Goldman, M.H.: The natural history of nya dituj ukan pada arteriopati degeneratif, penyakit vas' kular dengan berbagai asal\" penyakit vena dan limfe, asymptomatic carotid disease in Patients underSoing car- diovascul ar surgery. Surgery, 90: 1075, 1981. ilan prinsip penatalaksanaan. Bulu teks ini terutama 5. Bergan, J.J., Dry, L., Conn, J., Jr., and Trippel, O.H.: sangat bagus untuk meninjau aspek medis penyakit vas- Intestinal ischemic syndromes. Ann. Surg., 169:120, kular dan landisi vaskular tak lazim seperti vaskulitis, penyakit vaslailar yang berhubungan dengan suhu 1969. lingkungan, dan penyakit vaslailar pada kulit. 6. Bernstein, 8.F., Dilley, R.B., Goledbeyer, L.E., Gosink,Rutherford, R.B. (Ed.): Vascular Surgery, 2nd ed. Philadel- 8.8., and Leopold, G.R.: Growth rates of small ab- phia, W.B. Saunders Company, L984. dom i nal aortic aneur)/sms. Surgery, 80:7 65, I97 6. Bulat edisi kedua ini ditujukan pada keaadan sekarang dari prinsip kedokteran penyakit ilan bedah vaskular. 7. Blaisdell, F.W., Steele, M., and Allen, R.E.: Management Editor mengumpulkan berbagai penulis unluk meninjau of acute lower extremity arterial ischemia due to em- problem hemodinamik sirlailasi kolateral, prinsip angio- bolism and thrombosis. Surgery, 84:822, L97 8. grafi, metoile dasar bedah vaskular, penatalaksanaan penyakit arteri perifer, serebrovaslatlar, dan vena ter' 8. Boley, S.J., Sprayregen, S., Siegelman, S.S., and Vieth, masuk insufisiensi arteri akut, iskemia kronis ekstremilas F.J.: Initial results from an aggresive roentgenological bawah, penyakit neurovaslaiar pada ekstremitas atas, anerisma arteri, fistula arteriovenosa, sindrom iskemik and surgical approach to acute mesenteric ischemia. viseral, hipertensi porta, penyakit renovasku lar, penya- Surgery, 82:848, 1,977 . kit serebrovaskular ekstraloanial, penyakit vena dan 9. Dean, R.H., Kieffer, R.W., Smith, 8.M., Oates, J.A., limfe, dan prinsip amputasi danteknik. Nadeau, J.H.J., Hollifield, J.W., and DuPont, W.D.: Renowascular hypertension. Arch. Surg., 116:1408,Strandness, D.E., Jr., and Sumner, D.S.: Hemodynamics lor 1981. Surgeons, New York, Grune & Stratton, New York, 10. Edwards, W.S.: Arterial grafts: Past, present and future. 1975. Arch. Surg., ll3 1225, 197 8. Kompendium ini adalah koleksi tunggal terbesar dari prinsip hemodinamik pada penyakit vasla.lar. Dicerita- 11. Fields, W.S.,I-emak, N.A., Frankowski, R.F., and Hardy, kan banyak tentang prinsip hemodinamik yang diguna' R.J.: Controlled trial of aspirin in cerebral ischemia. kan pada disiplin medis yang berhubungan dengan Stroke,8:301, 1977. penyakit vaslailar. Pengarang, yang merupakan pemim- 12. Kelly, T.R.: Thoracic outlet syndrome----current concepts pin dalam bidang hemodinamik perifer, menghubungkan of treatment. Ann. Surg., 190:657 ,1979. prinsip hidraulik dan eniinering dasar untuk bedah 13. Mcpherson, J.R., Juergens, J.L., and Gifford, R.W.: klinis. Bulu ini terdiri dari tiia bagian. Bagian pertama mencakup prinsip dasar tekanan arteri dan vena dan Thromboangiitis obliterans and arteriosclerosis pengukaran aliran darah, hemodinamik jantung, dan sifat mekanis dinsing pembuluh. Bagian kedua, mem- obliterans: Clinical and prognostic differences. Ann. In- cakup prinsip aliran darah ke ekstremitas dan terapi penyakit oklusi vaslaiar, fisiologi katup vena, penyakit tern. Med., 59:288, 1963. serebrovaslailar ekstralcranial, hipertensi porta, dan hipertensi renovaskular. Bagian teraHtir mencakup 14. Porter, J.M.: Raynaud's syndrome and associated masalah spesifik seperti sindrom Raynaud, cedera di' n gi n, dan f istu la a rte riove nos a. vasospastic conditions of the extremities. 1a Rutherford, R.B. (Ed.) : Vascula r Surgery, 2nd ed. Phi ladelphia, W.B.Kepustakaan Saunders Company, 1984, pp. 697 -707 . 1. Barnes, R.W.: Noninvasive diagnostic techniques in 15. Snyder, W.H., Thal, 8.R., and Perry, M.O.: Peripheral peripheral vascular disease. Am .Heart. J .,97:24I,1979 . and abdominal vascular injuries. .In Rutherford, R.B. 2. Barnes, R.W.: Hemodynamics for the vascular surgeon. (Ed.): Vascular Surgery, Znd ed. Philadelphia, W.B. Saunders Company, 1984, pp. 460-500. Arch. Surg., 115:216, 1980. 3. Barnes, R.W.: Managing peripheral vascular disease J. 16. Strachan, R.W.: The natural history of Takayasu's Cardiovasc. Med., 6:33, 1,981. arteriophaty. Quart. J. Med.,33:57, L967 . 17. Sumner, D.S.: Hemodynamics and pathophysiology of arterial disease. /n Rutherford, R.B. (Ed.): Vascular Surgery,2nd ed. Philadelphia, W.B. Saunders Company, 1984, pp. 19-40. 18. Szilagyi, D.F., Smith, R.F., DeRusso, F.J., Elliott, J.P., and Sherrin, F.W.l Contribution of abdominal aortic aneurysmectomy to prolongation of life. Ann. Surg.' 164678,1966. 19. Thopson, J.8., Patman, R.D., and Talkington, C.M.: Carotid endarterectomy: tong term outcome of patients having endarterectomy compared with unoperated con- trols. Ann. Surg., L88:308, 1978.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook