Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 4. Penyakit Usus yang Disebabkan Trematoda

Bab 4. Penyakit Usus yang Disebabkan Trematoda

Published by haryahutamas, 2016-08-03 03:32:06

Description: Bab 4. Penyakit Usus yang Disebabkan Trematoda

Search

Read the Text Version

BAB 4 PENYAKIT USUS YANG DI$EBABKAN TREMATODA Pinardi Hadidjaja Beberapa Trematoda intestinal yang dapat menginfeksi manusiatelah ditemukan terutama diAsia, termasuk lndonesia. Distribusi yangluas dl Asia sehubungan dengan perilaku manusia dalam hal caramengkonsumsi makanan sehari-hari seperti tumbuh-tumbuhan air, ikanairtawar, kerang dll. Dalam daur hidup Trernatoda usus terdapat berbagaispesies hospes perantara pertama dan kedua. Didalam hospes pertamayang berupa keong, larua mirasidium tumbuh menjadi sporokista,kemudian menjadi redia dan serkaria yang meninggalkan hospesnyauntuk mencari hospes perantara kedua. Pada hospee perantara keduaditemukan rnetaserkaria yaitu bentuk infektif bagi manusia. Babi, tikus,anjing, burung dan beberapa hewan lain merupakan hospes re$ervoarTrematoda usus.FA$rOLOp$rAStS$ri t. Margono dan Pinardi HadidjajaPendahuluan Q alah satu spesies penting di antara tigabelas famili Fasciolidae $adalah Fascrblopsis buski, yaitu cacing daun raksasa yangmenyebabkan penyakit fasciolopsiasis pada manusia. Adanya cacinginidi suatu daerah ditentukan oleh ditemukan spesies-spesies keongtertentu, yang berperan sebagai hospes perantara pertama dantumbuhan airyang merupakan tempat melekatnya larva metaserkarial.Untuk pertama kali cacing Fesciolopsis buski ditemukan oleh Busk(1843) pada seorang'pelaut yang meninggal di London. Pada tahun189p Looss mema$ukkan cacing ini ke dalam genus Fasclo/opsis.Fasciolopsis buskiadalah cacing daun terbesar yang dapat hidup didalam usus muda manusia dan babi. Distribusigeografi adalah diCina,Taiwan, lndia, Bangladesh dan Asia Tenggara, termasuk lndonesia.l-2Dahulu kala trematoda ditemukan didalam usus babidi lndonesia3 dan,goj ;

di kemudian hari kasus pada manusia ditemukan di beberapa desadi Kalimantan Selatan. Selain pada babi kadang-kadang cacing iniditemukan pada anjing dan kelinci.a Penyakit yang disebabkan cacingini disebut fasiolopsiasis.Cara lnfeksi Telur yang ditemukan di dalam tinja penderita tidak langsungmenjadi infektif bagi manusia atau babi. Di dalam tinja telur belumberkembang dan berisi sel-sel. Bilamana telur jatuh ke dalam air,telur berkembang kemudian berisi larva yang disebut mirasidium.Telur kemudian menetas, mirasidium ksluar, berenang dengangerakan berlawanan dengan jarum jam selama beberapa jam, waktutersebut tergantung dari suhu air. Biasanya setelah 2 iam mirasidiummenernbus bagian lunak keong air jenis Segmentina atau Hippeutisyang merupakan hospes perantaranya. Di dalam keong air miragidiumberubah menjadi $poroki$ta, redia generasi 1 dan 2, dan kemudianserkaria. Setelah kira-kira 30 hari serkaria keluar dari keong, berenangbeberaBa jam dan kemudian melekat pada tumbuhan air sampaimenjadi kista yaitu metaserkaria. Metaserkaria ini adalah bentukinfektif bagi manusia dan juga bagi babi, Orang terinfeksi bilamanamakan beberapa jenis tumbuhan air tanpa dimasak. Dinding kistayapg mengandung larva metaserkaria, yang melekat pada tumbuh-tumbuhan tersebut ikut tertelan, larut dalam cairan digestif dan larvakeluar dari kista kemudian melekat pada dinding mukosa usus muda.Keong air yang merupakan hospes perantara Fasct'o/opsis buski antaralain spesies Segmenfrna sedangkan larva serkaria menjadi kista padatumbuhan air seperti water caltrap (Trapa nafans), bambu air (Zizaniaaquatica), water hyacinth (Eichomia crassrpes) dan wafer chestnut(Eliocharis tuberasa).1-t Trapa natans adalah tumbuh-tumbuhan yangsering dibudidayakan dalam kolam buatan dan kemudian diberi pupukyaitu tinja manusia {nightsoil). Kejadian seperti ini terjadi di Cina. Dibadan-badan air yang alami mungkin infeksi.tumbuh-tumbuhan tidakbegitu berat dibandingkan dengan yang terjadi di kolam buatan yangdiberi pupuk tinja.Geiala Klinik F. buski yang panjangnya antara 2-7,5 cm menjadi dewasadalam waktu kira-kira 3 bulan. Cacing biasanya ditemukarr melekatpada mukosa duodenum atau yeyunum, kadang-kadang pada mukosapilorus atau kolon. Dapat juga ditemukan terbungkus sekresi mukus.

I pA$An PAnAsrLQtSG! !q,q{KMasa inkubasi penyakit ini adalah antara 30-40 hari. lnfeksi ringandapat dialami penderita tanpa gejala atau kadang-kadang ada diare dansakit perut seperti Lrlkus duodenal. Diare tersebut diselingi obstipasi.Pada permulaan infeksi berat terjadi diare toksik dan rasa nyeri laparyang dapat menyerupai nyeri yang disebabkan oleh tukak larnbung(gasfn'c ulcer). Penderita menjadi sangat lemah\" Selanjutnya timbulgejala intoksikasi umum dan alergi sehingga teryadi edema terutamadi daerah muka, abdomen dan tungkai bawah. Diare pada permulaandiselingi oleh masa konstipasi dan tinja berwarna kuning-kehijauan,berbau busuk dan mengandung sisa makanan. Nafsu makan cukupbaik sampai berlebihans, akan tetapi bisa pula terjadi tidak nafsurnakan, mual dan muntah. Kulit dapat pula menjadi kering dan kasar.Kematian biasanya disebabkan oleh intoksikasiberat. Gejala lain yaituperdarahan gastrointestinal, obstruksi usus dan kakheksia. Frognosisadalah baik pada infeksi ringan dan dapat sembuh tanpa pengobatandalam waktu setahun. Jarang terjadi kennatian karena kahkeksia atauinfeksi sekunder dan hal ini dapat terjadi khususnya pada anak.sPatogenesis Cacing ini menyebabkan kelainan pada rnukosa u$us yaitukelainan traurnatik, obstruktif dan toksik. Pada tempat cacing melekattgrjadi peradangan lokal, diikuti ulserasi dan selanjutnya dapat terjadiperdarahan, bilamana merusak pembuluh darah kapiler. Jumlah cacingmenentukan terjadinya gangguan sekresi cairan usus dan produksilendir yang berlebihan oleh mukosa usu$. Selanjutnya cacing dapatrnenyebabkan obstnuksi trerutama bila terdapat dalam jumlah besar danmenimbulkan gejala ileus. Walaupun dernikian, gejala-gejala tersebutdiatas tidak begitu penting bila dibandingkan dengan gejala intoksikasiyang berat elan adanya sensitisasi yang disebabkan oleh karena terjadipenyerapan rnetabolit cacing secara sistemik. Jumlah cacing yangbanyak dapat menyebar dari duodenum atau yeyunum ke arah mukosapylorus atau dapat pula melekat pada dinding usus besar. Selanjutnyadapat pula terjadi abses pada ternpat cacing melekat.r'2'7-8Diagnosis Gambaran klinik tidak begitu jelas sehingga diagnosis perluditegakkan dengan menernukan telur-telur yang khas atau kadang-kadang cacing dewasa di dalam tinja. Kadang-kadang cacing dewasadimuntahkan. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukositosisdan eosinofilisedang.ry:

Diagnosis Banding Telur E buski ukurannya besar yaitu panjang antara 130-140 p danlebar antara 80-85 p. Perlu dibedakan dengan telur Fasciola hepaticayang mempUnyaioperkulum yang lebih besar\" Dibedakan dengan telurFascia/a giantica karena telur f; gigantica leb,ih panjang yaitu 160-190u. Telur-telur lain dengan operkulum biasanya lebih kecildibandingkandengan telut f; buski. Cacing dewasa juga perlu dibedakan denganFascio/a hapatica dan Fasciola gigantica. $elain ukuran F. buski tebihbesar F. buski tidak mempunyai cephalic cene, besarnya kedua batilisap berbeda dan kedua sekum intestinal tidak bercabang. Penyakitini menyerupai ulkus peptikum, gastritis atau enteritis. B'ePengobatan Pilihan obat pertama adalah prazikuantel yang diberikan sebagaidosis tunggal, 15 mg/kg berat badan setelah makan malam. Obat lainadalah niklosamid yang diberikan dosis tunggal, 4 tablet (2 g), sebanyak3 dosis, masing-masing dosis berselang t hari. Tablet niklosamid haru*benar-benar dikunyah dan ditelan dengan air. $etelah 2 jam bolehmakan seperti biasanya,6Pencegahan . Cara penularan berhubungan erat dengan kebiasaan makan {foodhabits) orang Asia yaitu makan umbi, buah tumbuhan air yang mungkinterinfestasi derrgan metaserkaria F. buski. Dengan demikian carayang terbaik untuk menghindari infeksi fasiolopsiasis adalah sebelumdimakan, dimasak dahulu. Di beberapa desa dl Kalimantan Selatananak-anak main di danau atau sungai di nrana terdapat tumbuhan air\"Sambil bermain mereka makan umbiatau buah tumbuhan air tersebutdengan mengelupas kulitnya dengan gigi. Semua akar, daun atau umbi tanaman air yang mungkin rnenjadimedia untuk mentransfer penyakit ini harus dimasak matang sebelumdikonsumsi, sedangkan perlu diberi penyuluhan bahwa janganmencicipisayuran tersebut sebelum dimasak matang. Pembuatan danpenggunaan toilet yaftg memadai perlu ditingkatkan. Pemakaian tinjasebagai pupuk harus dihindariatau tinja harus disimpan dahulu selarnabeberhpa waktu sebelum digunakan sebagai pupuk. Di lndonesia, infeksipada manusia ditemukan didesa Sei Papuyu,Kalimantan Selatan dengan prevalensi 27,Ao/o di antara 548 sarnpelyang terkumpul di masyarakat. Prevalensi tertinggi ierdapat padakelompok umur 5-14 tahun yaitu 56,8%, sedangkan pada anak sekolah

I DASAS TAMS|TOLOGT KLtNtKadalah 79,1a/o. Pada kelompok umur 15 tahun dan lebih ditemukan9,9% di antara spesimen positif telur, sedangkan pada kelompok dibawah 5 tahun spesimen positif telur sebanyak 16,7%. Ratio antarakelompok laki terhadap perempuan yang terinfeksi adalah 1,4:1 . Surveisetahun kemudian tidak banyak berbeda mungkin karena terjadinyareinfeksi.2,a,7Contoh Kasus Di lndonesia baru satu kali dilaporkan kasus autochtonous yaitupada tahun 1982: $eorang anak laki-laki, berumur 11 tahun berasal dariKecamatan Babirik, Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan,memuntahkan total 7 binatang yang kemudian ternyata cacing.Bentuknya lonjong tipis seperti daun, berwarna kemerah-merahan\"Dua cacing dikirim ke Laboratorium Parasitologi, Fakultas KedokteranUniversitas lndonesia, Jakarta dan kemudian diidentifikasi sebagaiFasciolopsr,s buski. Selanjutnya dikirim tinja yang mengandung banyaksekali telur F buski. Gejala lain adalah sering sakit perut dan muntah-muntah seperti pada akhir-akhir ini. Kemungkinan cara infeksi karenamakan $ayuran yang tumbuh di air, seperti kangkung dan supan-supan (sejenis putri malu), yang mengandung metaserkaria F. buski.Penderita tidak pennah keluar negeri. Pada pemeriksaan fisik ditemukanpenderita mempunyai tinggi badan 116,5 cm, berat badan 19 kg dankeadaan umum baik. Tidak ada kelainan pada telinga, hidung, mulut,rnata maupun jantung dan paru. Tidak ada asites, hepar dan lien tidakteraba. Tidak ada udem pada anggota gerak atas dan bawah. Padapemeriksaan di laboratorium ditemukan hemoglobin 11g%.i0 Kasus tersebut di atas adalah salah satu penderita yang ditemukanpada survei yang dilakukan oleh Handoyo dkk.2'a,7 beberapa tahunsetelah itu. Kebanyakan anak yang terinfeksi menderita kekurangangizi. Keluhan-keluhan terdiri atas diare, kolik, sakit di daerahepigastrium, kurang nafsu makan dan kadang-kadang emesis. Anak-anak tersebut kurus, menderita anemia dan perut buncit yang terasanyeri. Pengobatan dilakukan dengan prazikuanteljumlah total 30 mg/kg berat badan, dibagidalam 2 dosis. Efek samping ringan ditemukanpada 3 anak: satu menderita sakit kepala dan dua sakit perut. Padaempat spesimen 24 jam pengumpulan tinja ditemukan rata-rata22 cacing. Dikemukakan bahwa metaserkaria mungkin melekatpada tumbuh{umbuhan air seperti hiacint air (Eichornla crassrpes),kangkung au (lpomoea aquatica), teratai (Nymphoea lofus) dan laintumbuh{umbuhan air yang banyak sekali ditemukan di kali dan rawa

yarls ifiengefilingi desa-desa di sini. Keadaan tumhul'r-tunnbuhanselanjutnya trdak dit*liii der\"nilqian juga tir,Jak *da p:eneli'tian terhadaphospes perantana pertarna yanE kemungkinan besar adalah spesiesGyrau/c,rs\" f-ymriaea. furrfi:pfanorbrs, Fila, Vlurparus dan lain-lain yangbrasanya e{iternlrksr} eii tqa{ddan rawa.Eaftar Fustaka1. f;rarg anC f:auet's Ciinieal Parasitology, 7th ed. Philadetphia: L*a & FebiEer;1964.2 F\"land*yo l, lsrnuljov,rono E, Dannris F, Rudiansyah.A sr.lrvey cf fasciolopsiasis in Sei Papuyu viilage cf Babirik Subdistrict, Fiuiu $r\"rngar l.Jtara Regency. $r:uth Kairrnantan, lndcnesia\" Trop Eiomed. lS8tia;3.1'13-8.3. Krrygsrnan 8\".i. De zoogdienen en vogels parasiteerende w*rmer: vsn NederNandseh lncire Veeartsenijkunci Med. 1 $33;80. 172-&5.4. Handr:yo l, l*nruljowono B, Darwis l*, Rudiansyah\" Fur-ther survey of fasciolopsiasls rn Babirik Surbdistrict, l-lulu $ungai Utara F{cg*ncy, Soutfi Ka{rrnantan Frovinee, lneft:n*sia. Trop Biorned. 198Sb;3: 11S'23.,$ l\"]aengvang $, fulangalasrnaya Id A ree*rd of sonre ca$€s of hunran infesiaticn wlth tra.sciolopsrs buskr eecurring in Thailand. Ann Trop fi{ed & Farasrtol. 1 941 ;35;43-4.S. Gttldsnrith RS. frifectiorjs eJiseases: proto;:oal and h*lnririthic\" ln: Tiern*y LM .ir, McPhee $-J, Fapadakis MA, eclitors Current rneeJical diaEnosis & treatnrent 2001. 40th ed lnternational ed:Lange Medrcal tsookslMcGraw- 'l-till, tu4edicat Pubiishing Division; 2001. p.1451-6.?. f\"lanclcyo l, lsnrul3ownno B, Darwis F, Rudiansyah. Evaluation of pnst treaiment control of fasciolopsiasis in Ser Papuyu Village of Babirik .51*be*strict, Hr.rlu $ungai Utara Regency, South Kalimantan Frovince, lnd*nesia. Trop Bronled.'l 987;3:'11 3-20.I Reifsnyder Df{. Parasitic diseases. Case stuelies. USA, $witserland,g. Singapore: Medical Examination Publishing Co. lnc; 1980. p. 189-93 of Bunnag D, Radomyos P, Harinasuta T. Field trial on the treatment fas*ialopsiasis with praziqilantel. Southeast A\"sian J Trop Med Pub H[th. x 983;14{2}.216-9.10 Eahri i-'iM, Roesin R, l--{anafiah M, Djalins J, Margono S$, Hadidjaja P. Infeksi Fascro/opsrs buski pertama yang ditemukan pada rnanusra di Nndonesia (l- agroran kasus). Medika. 1 98?, I :754-6.

I DASAR PARASITOLOGI KLINIKPenyakit Usus Oleh Trematoda Berukuran Kecil Pinardi HadidjajaEKTNOSTOM tAStS, H ETE ROFilAStS (METAGONtMtASTS)Pendahuluan JeI rddaappaat tmbeenbyeerbaapbaksapnekseielasintarenm, atetorudtaamyaangpabdearutkeumrapnatkemceilrdeaknahidup yaitu di rongga usus halus dalam tubuh hospesnya. Penyakitnyayang disebut ekinostomiasis, heterofiasis dan metagonimiasis sangatjarang ditemukan di lndonesia. Spesies cacing yang pernah ditemukanpada manusia adalah Echinostoma ilocanum, Echinostoma malayanum,Echinostoma lindoensis, Heterophyes heterophyes, Metagonimusyokogawai, dan Haplorchis yokogawar. Untuk cacing jenis Echinostoma,manusia mendapat infeksi karena makan keong air terutama jenisviviparus dan Pila yang tidak dimasak dengan baik, sedangkan untukHeteirophyes, Metagonimus dan Haplorchis disebabkan oleh karenamakan ikan yang mentah atau tidak dimasak sampai matang benardan mengandung metaserkaria, yaitu bentuk infektif cacing tersebutl.penyakit ekinostomiasis ditemukan di Filipina, Cina, dan di lndonesiayaitu diJakarta dan daerah danau Lindu, SulawesiTengah. Sedangkanuntuk heterofiiasis dan metagonimiasis ditemukan di Timur Jauh yaitudi lndia, Mesir dan Tunisia, juga di Turki, Jepang, Korea, Cina, Taiwan,Filipina dan lndonesia.1,2 Kasus ekinostomiasis pernah ditemukan diJakarta yang disebabkan oleh infeksi cacing E. malayanum 3, sedangkankasus yang disebabkan infeksi cacing tergolong Heterophyiidae pernahdilaporkan dari Pilipina yang menyebabkan kelainan berupa payahjantung yang disebabkan oleh karena adanya arterosklerosis pembuluhdarah vena jantung disebabkan adanya telur cacing tersebut yangmenyasar ke dalam pembuluh darah jantung.aGejala Klinik Pada ekinostomiasis gejala yang ditimbulkan adalah diare, sakitperut, anemia dan kadang ditemukan sembab (udema), sehinggagejalanya tidak khas. Gejala klinik yang ditemukan pada heterofiiasispada umumnya adalah keluhan gastrointestinal seperti sakit perutberupa kolik, mual, muntah, diare dengan lendir yang disebabkan olehkarena iritasi usus oleh cacing. Pada keadaan luar biasa, telur cacing

ini dapat menembus masuk aliran getah bening dan menyangkut padakatup jantung atau otot jantung dan mengakibatkan gejala payahjantung seperti sesak nafas, adanya dyspnea d'effort alau orthopnea;dan gejala lain adalah udem, terutama pada tungkai bawah. Kelainan initerutama dilaporkan pada infeksi cacing Metagonimus dan Haplorchisyokogawai. Telur atau cacing dewasa dapat bersarang di jaringan otakdan menyebabkan kelainan disertai gejala kelainan otak seperti gejalaneurologis berupa kaku kuduk, kejang, kelumpuhan, parestesi sampaidengan gejala stroke2Diagnosis Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur yang khas didalam tinja, dan ini berlaku untuk ketiga jenis cacing tersebut di atas.Diagnosis Banding Untuk gejala intestinal yang perlu diingat adalah kemungkinanpenyakit gimnofaloidiasis, enterokolitis oleh bakteri; bila ada kolik yangberat maka perlu diperhatikan kemungkinan pankreatitis akut; untukgejala otak yang disebabkan oleh heterofiiasis, maka kemungkinansistiserkosis, epilepsi, stroke atau kelainan otak lainnya perlu difikirkan.Peqgobatan Obat yang dapat dipakai untuk pengobatan trematoda pada masalalu adalah tetrakloretilen, dan kuinakrin, akan tetapi pada saat ini tidakdipakai lagi, oleh karena obat-obat ini tidak terdapat di pasaran lagi 2. Obat yang paling efektif untuk pengobatan ketiga spesies cacingadalah prazikuantel, dengan dosis 25 mg/kg bb per hari dibagi dalam3 kali pemberian, dan diberikan hanya satu hari saja, dan sebaiknyadiberikan juga pencahar seperti sulfas magnesikus setelah selesaipengobatan dengan tujuan untuk mendapatkan cacing dewasa yangperlu diidentifikasi selanjutnya. Obat yang terbaru dan masih belum banyak dipakai adalahtriklobendazol, obat anthelmintik ini tergolong dalam famili benzimidazol.Ternyata telah dilaporkan cukup efektif untuk pengobatan trematodahati seperti Fasciola hebatica. Sinonimnya adalah 6 -chloro-5-( 2,3 -dichloro-phenoxy ) - 2 - methylthio-benzim idazole. Rumus molekularnyaadalah C14HeC[N2OS dan pengobatan adalah dengan dosis 10 mg/kg/bb, diberikan 2 kali sehariselama 3 hari.5Pencegahan Untuk ekinostomiasis, tidak mengkonsumsi keong air jenis P/a w

PSI p4-$& E $JTA!=q$ 6L.r|}rlt{elan Viviparus yang nrengandung metaserkaria dan tidak ciinlasakdengan haik, sedangkan untuk heterofiiasis\" jangan makan ikan alrpeya{.r sejenis mullet yang tidak eJin*asak baik.Contoh KasusKasus ekrs'rostomiasis I-$eorang anak perernpuan berkehangsaan Nndia herumun tahundirawat di Rirmah $akrt dengan $ce[{.ihan muntah, diare dan udem padatungkai selama 7 hari di rumah Fada pemeriksaan fisik diternukan$eorang anak dengan gizi cukup haik, agak pucat dan terdapat uden\"lpada tungkai\" Perut membunert\" dan l\"lepar teraba 2 em di bawatlarkus kosta, tidak nyeri pada perabaan, dan permukaan licin. l-la*i{pemeriksann darah seml;a norma!. Anak tersebut sewaktu diraw*t rnenga$anri muntah, dan padamuntahannya telah ditemukan *a*ing berbentuk daun berwars-aakelabu-kemerah-merahan, Ternyata cacing tersebut masih hidup dandapat bergerak: cacing kernud*an dikirinrkan ke labCIratoriurn ufitr;kdiidentifikasi. Hasil penreriksaan cacing secara makroskopis adaiah sei;*gaibenkut. cacing tampak pipih dorsoc/entral, berukurun 6 mm panjang, ?rnm lebar dan 1,5 mm tebal. Fada pemeriksaarl rnikrosk*pis tantpakpada hagian anterior cacing ada*ya batil i*ap nrulut yang dlkitari olehpelat sirkumoral, dan terdapat duri cli sekitarnya {terdagrat seluruhnya-49 51buah duri). Batil isap perut terletak di baglan seperlinra anterisrbadan. Atas dasar rnorfclogi eacang terseklut, rnaka dibuat diagnosiscacing Echinostoma iNocanurn Fada pemeriksaan tinja driernukan telurEchinostorna yang khas. Penderita diberi obat albendaa*l 400 mE dosis tunggai, dan padapemeriksaan selanjutnya selama 1S hari ternyata masih ditemukancacing dewasa yang mati dan telur\" Kernudian penderita diberi obatlain yaitu prazikuantel dengan dCI*is 40 mgikg dosis tunggal. Hasilpenreriksaan tinia 2 minggu kennud{an dan *etenusnya tidak ditemukanlagitelur di dalarn tinja penderita.'Kasus heterofiiasrs Telah dilaporkan di Korea dua kasus heterofiiasis pada 2 orangpekerja laki-laki berunnur rnasing-rnasing 38 tahun dan 40 tahun, yangtelah bekerja di SaudiArabia selarna 4 * 6 tahun, dan kernbali ke Korea-pada tahun 1983 1984. Keluhannya adalah keluhan gastrointestinal,ffJ,

dl SaudiArahia nnereka telah menEkonsurnsi ikan mentah b*rulpa ikanmullet. Mereka kenrudian diberi obat prazikuantel dengan dosis 1Smglkg darr pencahar berupa garffin n\"ragnesium. $eielah perg*batan,penderita mengeluarkan sejumlah eacing trematoa, dan setelahdiideniitikasi ternyata telah diperoleh 19 spesimen eacing Heferoptuyesheteraphyes dan 140 ekor ff. drspor Cacing-eaeing tersebut dapathidup dalarn tubuh pernderita selama 14 hillan se.iak k*mbalidi Korea.14. dispar baru untuk pertama kalidilaporkan pada manusia./Daftar Fustaka1. Craig and Faust's Clinical Farasitolrugy\" 71!'ed, Philadelphia: l-ea & Febiger; 1964. p 588-90. p. 616 *?0.2. F{anelojo l. Trematoe*a usus\" Dalam: Gandahusada $, llahucJe l\"{D, Pribadi W, editors. Edisi ke-2 Parasitol*gi Ked*kier*n. .\"!akarta. Balai Fenerhit FKUI; 1992. h.66-93. !-i* KJ, Kirk HK. l-luman infection with Fc'furnosforna rnatayanun Leiper 1 I 1 1 (Trematoda : Echinostomatidae). J Trop Med l'\"lyg. 1 963:66:77-S2,4. Africa CM, De L.eon W, Garcia HY. H*teraphyidiasis. Vl. TWo more cases of heart failure associated with the pre$ence of eggs in sclerosed veins. J Fhil Med Assoc. 1937;17:605-10.5 Werner Apt, Aguil*na X, Vega F, Miranda C, Zulantay l, Ferez C et al.Treatrnent of human chronic fascioliasis with trielabendazole: drug qfficacy and serolcgic response. Arn J Trop Med Hyg\" 190ii;52:532-5.6. Groover M, Dutta R, Kumar R, An*ja $, Mehta G. Echinostorna ilocanurn infection. lndian Fediatrir.:s. 1 998 June;35:549-52.7, Chai JY Seo BS, l*ee $l-i, Flong $J, $ohn WM. Flurnan infections by Heteraphyes heterophyes and H. dtsprar impcrted from SaudiArabia. KJP\" 1986:24(1):82-6\"GITSINOFALOIDIASISMagdalena L,J. HerjantoFendahuluan ada tahun 1988 trematoda usus baru pada manusia ditemukan pada seorang wanita Korea, berumur 66 tahun, penderitapankreatitis akut dan gangguan gastrointestinal. Cacing ditemukan padawaktu ditakukan pankreatektomi dan kemudian didiskripsi sebagai spesies

I DASAR PARASITOLOGI KLINIKbaru, Gymnophalloides seor, trematoda Digenea, famili Gymnophallida.lnfeksi cacing trematoda ini kini dianggap sebagai emerging parasiticdisease. Penyakit yang disebabkannya disebut gimnofaloidiasis. Secaraumum diketahui pada tahun 1990 di Korea bahwa paling sedikit terdapat15 spesies digenea sebagai parasit pada manusia.l3 Cacing ini sudah pernah dilaporkan oleh Yamaguti pada tahun 1971sebagai parasit pada usus, kandung empedu atau bursa of Fabrictidariburung pantai (shorebirds). Baru setelah dilakukan observasi dengantransmission electron microscope (TEM) pada tahun 1975 terbukti bahwategument layer dari Gymnophalloides seoi berbeda dengan trematodapada umumnya.a Penyakit gimnofaloidiasis ini ditemukan di Barat DayaKorea sebagai penyakit endemis dengan prevalensi lertinggi, 72o/o,yaitu di desa Aphaedo, Shinangun.5'6 Selain di daerah tersebut di atasjuga terdapat di daerah barat dan selatan Korea sebanyak di |ebih dari25 daerah dan 23 pulau di Laut Kuning dan Laut Selatan dan 2 desadi pantai barat.l Parasit ini belum pernah dilaporkan dari negeri lain.7Gymnophalloides seoi dianggap sebagai trematoda usus terpentingyang merupakan penyebab foodborn infection di Korea.s Beberapadata lain menunjukkan infeksi Gymnophalloides seoi persisten sebagaiinfeksi endemis di daerah desa pesisir pantai Barat Daya Korea.T Padatahun 2001 dikemukakan angka distribusi infeksi Gymnophalloides seoiyang lebih tinggi daripada sebelumnya, yaitu lebih tinggi 5 %.e' Cara hidup yang diikuti penduduk di seluruh dunia, termasukpenduduk di lndonesia, perlu diwaspadai karena dapat menyebabkanberbagai penyakit misalnya yang berhubungan dengan mengkonsumsimakanan mentah atau kurang lama dimasak. Akibat mengkonsumsitiram dengan cara seperti di Korea, yaitu mentah atau kurang lamadimasak yang dapat menyebabkan penyakit gymnophalloidiasis perludiantisipasijuga di negeri kita.Cara lnfeksi Cacing dewasa sangat kecil, yaitu trematoda usus manusia yanEterkecilyang dilaporkan di Korea, dengan ukuran 0,4-0,5 x 0,2-0,3 mm,berbentuk romboid atau elipsoid, seluruh tubuhnya ditutupi dengantegumen berduri, kecuali daerah ventromedian di antara kedua batilisap.1o Di dalam badannya juga terdapat batil isap mulut yang besardan batil isap perut yang kecil, sekum yang pendek dan 2 kelompokkelenjar vitelin dengan lekuk ventral yang khas.12 Metaserkariaberbentuk ovoid atau piriform dengan bagian ventral agak cembung,toTelurnya berukuran 20-25 x 11-15 p, berbentuk elips berdinding tipis2701 .

dan mempunyai operkulum yang besar. 2a'6 Pengembangan secara in vitro metaserkaria Gymnophalloidesseoi sampai cacing dewasa menghasilkan telur, berhasil dilakukandengan biakan pada suhu 41\"C15% alau 41\"Cl8o/o CO2.11 Hospes perantara pertama belum diketahui, hospes perantaraked ua adalah ti ram Crassosfre a g ig a s.12 Metaserkaria G y m n op h al lo ide sseoi telah ditemukan pada tiram di 7 pulau dari West Sea.13 Hospesdefinitif alami adalah burung Paleartic oystercatcher Hematopusosttralegus osculans.l'2'5,13 Burung yang bermigrasi pada umumnyajuga diketahui sebagai hospes alami untuk trematoda gymnophalid,tetapi tidak dapat digunakan sebagai binatang percobaan oleh karenaharus rentan terhadap infeksi secara genetik.1a15 Tempat hidup cacing ini adalah usus halus tetapi cacing ini dapatbermigrasi ke traktus biliaris dan duktus pankreatikus pada hospesburung (Yamaguti, 1939).8'16 Cacing inijuga ditemukan pada manusiadengan gejala-gejala pankreatitis akut dan pada pasien dengandiabetes mellitus.3 Pada penelitian diketahui bahwa cystein proteasecacing Gymnophalloides seoi merupakan nutrisi yang potensial sangatberarti yang didapat dari usus halus hospes.16Gejala Klinik , Pasien yang terinfeksi mengeluh adanya gangguan pada traktusg astroi ntesti nal, termasu k gan g g ua n pencernaa n. Gej ala u'rlt um beru pademam, anoreksia, penurunan berat badan, cepat lelah dan lemas.Gejala-gejala bervariasi pada masing-masing individu; ada yangberulang kali mengalami rasa tidak enak pada daerah epigastrium,gangguan pencernaan dan diare tetapi ada yang hanya mengalamigangguan pencernaan saja.2'6 Gejala-gejala sesuai dengan lokasiutamanya pada hospes definitif Gymnophalloides seol yaitu pada usushalus: duodenum, yeyunum dan ileum.l Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya peninggiankadar amilase pada darah dan urine, peningkatan aktifitas serumalkalin fosfatase dan eosinofilia ringan sampai berat.2Patogenesis dan Kelainan Patologi Pada penelitian histopatologi usus hospes ditemukan atrofi vilusdan hiperplasia kripta dengan reaksi peradangan pada stroma vilusdan kripta.l'14-15Pada penelitian pada tikus ditemukan beberapa cacingmenginvasi submukosa hampir sampai ke permukaan serosa dandapat menyebabkan destruksi vili yang berdekatan.lT

pA$Aryrffl$itroLo$ KLINII(IDiagnosis Dengan menemukan telur pada tinja, tetapl haruls hati-hatimernbedakannya dengan telur yang laln\" Diperlukan se*rang yansberpengalaman untuk identifikasinya karena telurnya sangat kecil,febih kecil dari telur C.bnarehis slnensrs, fuletaEoninrer*s yokoEawarc*an juga telurnya pertu dibedakan dengan spesies gy'mnophallidslainnya yang e'nlrip sekali bentuknya./6 Selain ituijr.rnriah telErr di daiarntinja sangat sednkrt, *ehingga tidak selalu dapat diter\"nukan denganeara perneriksaan tinja rutinB, sehingEa perlu rnenggunakan tehnikfa rm a Ii n - et her sedrmen tat i a n ata u ce//op h a n e th i c k-smea r fechniquesDiagnosis spesies akan lebih tepat irila rnenenrukan cacing dewasa.TSiagnosis Banding Karena adanya peninggian kaciar amilase pada serurn dan urinma[<a rJiagnosis banding adalah pankreatitis akui atau k*fesistitrsakut. Bilarnana dibenikan prazikuantel, gejaia sakit pada epigastriurndan diare hilang, sedangkan amilase serum dan urin kembali norn'laleetelah 5 hari. lnfeksi usus oieh sebab lain juga penlu dipertirnbangkanseba$ai diagnosis bane{ing.?Fengobatan , Pengobatan $eoara oral dengan pemberian prazlkuantel dosistunggal 10 mglkg berat badan benhasii sangat baik, demikian jugadengan albendazol\" 2'5 7Pencegahan Pencegahan yang terbaik adalah menghindari makan makananmentah atau yang tidak dlmasak nratang. Terutama niakan tinamyang berasal dari daerah endemis harus dihindari.1,5 {nternatianalAtarnic Energy Agency (IAEA)telah mempertimbangkan dengan hati-hati penggunaan penyinaran sebagai langkah pengawasan tenhadapinfeksi parasit yang ditularkan melalui makanan karena penggunaansinar radiasi berpengaruh sangat hebat terhadap caeing. Efck radiasitidak tergantung hanya pada spesles dan status penturtlburharu helminttetapijuga tergantung pada keadaan lingkungan daerah tersebut. Padapenelitiaan ternyata nnetaserka ria Gy m noph alloide s seoi sedikit resistenterhadap radiasi dibandingkan dengan spesies trematoda lain, tetapipenyinaran dengan 200-1000 Gy sangat efektif untuk mengendalikaninfeksi pada tikus C3H. Walaupun masih banyak masalah yang harus

dipeeahkan al*.an tetapr penyinar,*r\"r tryis$lh dapat dipertimL:angkansebagei rikulran untuk m*ngene{alikan girnnofainidiasis pada daerahendPrnis.i'tr5#oartplr Kmsus eacing ini rnenarik perhatian eli bidang rnedi* oleh kerene adakerni.rngkinan berh ubu ngan dengan terjadinya pan kreatitis dan penyakitpankreas iainr. Di Korea diternukan 2 kasus infeksi Gymnaphalloidesseel yang cilsertai dengan diabotes lnellitus. Pada pemeriksaan tinjas€cara rutrn cliten'rukan telur gynrnophalid dari kedua pasien tersebutd*n seteiah ciiheri pengobatan dengan prazi|<uantel dan peneaharditernirkan berturut-turut 7l? dan '10 eaeing dewesa Cacing-cacing iniciiiderntifika*i *ebagai Gyrx na ph al{airle s seel\" Pasien per{amia seCIranglaki-ieici berul'r-'run 62 tahi.ln yeng tinggal di Mokpo dan #)esreri keduasssrang wanif.a berurnur 54 tahuri yang tinggal di lnchon. Kebiasaanrnerelsa adalah n'ralsan tirarn nrentah.3Daftar Pustaka1. Lee $l'{, Chai JY A review of Gyrnnaphallaides seol (Digenea: Gyrnnophellidae; anrJ lruinan infeetions in the Republic of Kor*a. KJF.2fl0'i June;39{2):85-11 8.?. ,Ch*i JYChoi Ml-l,Yu JR,Lee$l-{. Gyrnnophaf[aldes seoi: a new hurnanintestinal trematode. Trends in Parasitology. 2003 March ; t 9(3) : 1 A$-1 2 \"3. L\"ee SH, Chai \".lY $eo hli, Ch*i hitl'\"|. Kim DC, l-ee sK Tr,ver eaees ofGyrnnopltalloides seol rnfection accornpanied by diabetes rnellitus\" KJP 19.95;3{1i 61-44. Sea, fd.Chal JYlee SH TFh{ ultrastucture of tegumenlal layer ofGym n*phallairJes seof (Digenea: Gymncphallldae). KJP 1 99S;33{3): 1 ei5-(/-5 We tr Atl as of l\ded i ca I Pa ra sito logy \"htip$jdiag.ar. k r{tndexlttml Lee Si-{, Sohn Wfd, HonE $,.1, Huh $, Sea M, Choi hllH et al. A nationwide$uivey CIf sTaturaily produced oyeters for iglfecticin vuith Gymnophal/oidesseoi KJP 1996;34(?):1 87-12.Chai JY, Lee GC. Park YK, Han ET, $ec flfrin, Kim J et al. Persistentend*rnrcity rst #yntnaphaffordes seol infeciion in a snuthwestern cnastalvrllage with special reference to the egg laying capacity in the human host.KJP 20fi0 3B(2): 51-7.Chsi JY, [-ee SH. Food borne intestinaltrernatode infeetions in the Republicof Korea. Farasitoiogy lnternational. 2S02:S'l :1?9-154.Chai JY Park Jl-|, Han ET, $hin Fl-t, Kim Jl\", F'{ong K$ et al. A r:ationwidesurvey of the preval*nce of human Gymnaphallordes seoi infection on

I DASAR PAMSITOLOGI KLINIK western and southtern coastal islands in the Republic of Korea. KJP. 2001 ;39(1):23-30.'1 0. Choi MH, Park WJ, Chai JY Lee SH. Surface ultrastructure of metacercaria and adult of Gymnophalloides seoi (Digenea:Gymnophallidae). KJ P. 1 995:33(a):289-96.11, Kook J,Lee SH, Chai JY. ln vitro cultivation ol Gymnophalloides seoi metacercariae (Digenea: Gymnophall idae). KJ P. 1 997 ; 35( 1 ):25-9.12.Lee SH, Choi MH, Seo M, Chai JY. Oysters, Crassotrea gigas, as the second intermediate host of Gymnophallordes seoi (Gymnophallidae). KJP. 1995;33(1):1-7 .13. Sohn WM, Ryang YS,Chai JY Lee SH.Discovery of Gymnophalloides seoi metacercariae in oysters from islands of the west Sea known as the habitats of paleartic oystercatchers. KJP. 1 998;36(3): 1 63-9.14. Chai Jl Chung WJ, Kook J, Seo M, Paek YK. Guk SM et al. Growth and development of Gymnophalloides seoi in immuncompetent and immunosuppressed C3H/HeN mice. KJP. 1999;37(1 ):21-6.15. Chai JYHan MS, Seo M, Lee SH. Effects of gamma irradiation on the survival and development of Gymnophalloldes seoi in C3H mice. KJP. 1996;34(1):21-5.1 6. Choi MH, Park WJ, ParkYK, Chai JY Lee SH. lsolation and characterization of a 40 kDa cystein protease from Gymnophalloides seol adult worm. KJP.'1 998;36(2): 1 33-41.17. Chai JY Lee HS, Hong SJ, Yoo JH, Guk SM, Seo MH et al.lntestinal- histopathology and insitu postures of Gymnophalloides seoi in experimentally infected mice. KJP. 2001 ;39(1 ):31-41 .,a:


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook