Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore bab 24

bab 24

Published by haryahutamas, 2016-05-21 03:38:53

Description: bab 24

Search

Read the Text Version

24 KONTRASEPSI M,4AITAP WAI'{ITADefinisiKontrasepsi mantap ialah setiap tindakan pada kedua saluran bibit wanita atau bibitpria yang mengakibatkan pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapatketurunan lagi, atas permintaan suami atau istri yang bersangkutan.Konseling1. Konseling merupakan salah satu bagian penting dalam pelayanan kontap. tujuannya ialah untuk membantu calon akseptor kontap memperoleh informasi lebih lanjut mengenai kontap, dan pengertia. yanglebih baik mengenai dirinya, keinginannya, sikapnya, kekhawatirannya dan sebagainya, dalam us-aha.ry\",r.,irk memahami, dan mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya. Kegiatan konseling dengan demikian merupakan kegiatan penyelengga.rr.r irrtu bentuk percakapan yang dilaksanakan berdasarkan persyaratan rerrentu. Hal ini berarti s_etiap tenaga konselor perlu mengikuti pendidikan konseling yang khusus diadakan untuk keperluan kontap ini. oleh karena pelayioan tonseling merupakan bagian dari pelavanan kontap secara menyeluiuh, maka pelayanan konseling harus diprogramkan dengan baik. Hai ini berarti bahwa pelay^n n konseling kontap tidak berhenti pada pratindakan kontap itu sal'a, teiapi'dapat berlanjut pada saat tindakan itu sendiri dan sesudah tindakan kontap i..r.br1 dilaksanakan.

240 KONTRASEPSI MANTAP \(ANITA2. Secara khusus dapat dikatakan bahwa tujuan konseling pratindakan kontap bertujuan untuk: a. Membantu suami-istri untuk memilih salah satu cara kontrasepsi yang paling baik digunakan mereka dalam kurun reproduksinya. b. Mengenal dan menghilangkan ke.agrr-raguan atau kesalah pahaman mengenai kontap itu sendiri. c. Menjamin bahwa pilihan untuk memilih kontap sebagai kontrasepsi bagi dirinya adalah benar-benar sukarela tanpa paksaan. d. Memberikan informasi mengenai tata cara pelaksanaan kontap itu sendiri, termasuk pengisian permohonan dan persetu;'uan untuk dilaksanakan kontap pada dirinya, prosedur operasinya, dan follow wpnya.3. Selama tindakan, tujuan konseling ialah untuk: a. Meningkatkan keyakinan dan membantu menenangkan calon akseptor untuk mempermudah pelaksanaan kontap. b. Menenangkan pasangan dan anggota keluarga lain yang ikut mengantar atav menemani calon akseptor.4. Sesudah tindakan, maka tul'uan konseling ialah untuk: a. Mengenal dan menghilangkan kesalahpahaman yangdikaitkan dengan tindak- an kontap yang diperolehnya. b. Membantu meningkatkan keyakinan dan penerimaan akseptor akan pelayanan kontap yang diperolehnya.1. Syarat-syarat untuk menjadi akseptor kontap meliputi syarat sukarela, syarat bahagia, dan syarat medik.2. Syarat sukarela dipenuhi apabila pada konseling teiah dibicarakan hal-hal berikut. Pertama, bahwa pada saat ini selain kontap masih ada kontrasepsi lainnya yang dapat digunakan untuk menjarangkan kehamilan, tetapi mereka tetap memilih kontap untuk menciptakan keluarga kecil. Kedwa, telah dijeiaskan bahwa kontap merupakan tindakan bedah dan setiap tindakan bedah selalu ada risikonya, walaupun dalam hal ini kecii, tetapi mereka yakin akan kemampuan dokter yang melaks anakannya, dan faktor risiko dianggap oleh mereka hanya sebagai faktor kebetulan saja. Ketiga, bahwa kontap adalah kontrasepsi permanen dan tidak dapat dipulihkan kembali, oleh karena itu mereka sulit untuk mempunyai keturunan lagi, tetapi

KONTRASEPSI N,IANTAP \(ANITA 24'.| mereka dengan sadar memang tidak ingin untuk menambah jumlah anak lagi untuk seiamanya. Keem.pat, bahwa mereka telah diberi kesempatan untuk mempertimbangkan maksud pilihan kontrasepsinya, tetapi tetap memilih kontap ini sebagai kontrasepsi bagi mereka.3. Setelah keempat syarat sukarela tersebut dipenuhi belum berarti mereka dapat segera dilakukan kontap. Nilai ukur untuk dikatakan bahwa keluarga tersebut adaiah keluarga bahagia pun harus dipenuhi pula. Nilai ukur ini dapat diketahui pada saat konseling dengan wawancara tertentu, antara lain diketahui bahwa suami-istri ini terikat dalam perkawinan yang sah, harmonis, dan telah mempunyai sekurang-kurangnya 2 orang anak hidup, dengan umur anak terkecil 2 tahun dan umur istri sekurang-kurangnya 25 tahun. Ditetapkannya umur anak terkecil disebabkan angka kematian anak di Indonesia masih tinggi, dan ditetapkannya umur istri disebabkan pada beberapa daerah tertentu angka perceraian iuga masih tinggi.4. Setelah syarat bahagia ini dipenuhi, syarat medik kemudian dipertimbangkan, termasuk pemeriksaan fisik, ginekologik dan laboratorik. Mengenai hal ini secara khusus akan dijelaskan pada ilwal kontap miniiap dan kontap laparoskopik.Persiapan medik1. Anamnesis yang perlu diperhatikan yaitu pola haid termasuk menarche, srklus haid, lama haid, ada tidaknya dismenorea dan dispareunia, hari pertama haid yang terakhir, partus dan abortus terakhir. Kemudian dilakukan pula anamnesis mengenai kesehatannya dan riwayat penyakit yang pernah dan sedang diidapnya saat ini seperti kelainan jantung, kelainan paru-paru dan pernapasan, hipertensi, kelainan ginjal, hernia diafragmatika, pernah mengalami peritonitis atau laparoto- mi luas, operasi vagina, adanya kelainan bawaan dan keputihan.2. Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan termasuk keadaan umum calon akseptor, gizinya, tensi, berat badan, tinggi badan, keadaan iantung, paru-paru, abdomen dan anggota geraknya. Sedangkan pada pemeriksaan ginekologik perlu diperhati- kan keadaan vulva, serviks, uterus, parametrium kanan dan kiri, dan perabaan pada kavum Douglasnya.3. Pemeriksaan laboratorik yang dianjurkan cukup pemeriksaan hemoglobin, leukosit, dan urinalisa dasar. Kalau perlu benar dapat dikerjakan tes kehamilan.

242 KONTRASEPSI MANTAP \flANITA Dari hasil dan anaiisis kesemuanya tersebut di atas baru kemudian ditetapkan apakah syarat medik telah dipenuhi atau belum untuk dapat dilakukan minilap.4. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seperti ditemukannya kelainan ginekologik antara lain uterus miomatosis, radang pelvis, endometriosis, dan iain sebagainya, maka sebaiknya kelainan-kelainan itu diobati dulu sesuai dengao cara pengobatannya masing-masing, baru kemudian kontap dilaksanakan apabiia memang masih diperlukan. Obesitas dan calon akseptor dengan bekas laparotomi luas atau bekas peritonisis, diperkirakan bukanlah calon akseptor minilap yang baik. Kesulitan mungkin timbul pada saat operasi, untuk mencapai tuba' Demikian halnya pada uterus retrofleksi fiksata, walaupun bukan kontraindikasi, tetapi perlu dipertimbangkan untuk menghadapi kesulitan operasi.5. Kelainan-kelainan lain yang perlu diobati dulu untuk memenuhi syarat medik antara lain seperti tekanan darah tinggi (sistolis lebih dari 140 mmHg, dan diastolis lebih dari 90 mmHg), vulvovaginitis dan servisitis berat, demam, ketidak teraturan haid, hamil, dan penyakit-penyakit jantung, ginjal, hati, endokrin lain yang merupakan kontraindikasi pembedahan. Apabila syarat medik tersebut tidak dapat dipenuhi, dianjurkan untuk tidak memaksakan kontap minilap ini dlLkukan pada istri; dan sangat dianjurkan untuk suami dapat dilakukan vasektomi.Peralatan dan obat yang diperlukanl. Meja operasi. Meja biasa saja dapat digunakan untuk operasi minilap, namun lebih baik digunakan meja ginekologik yang dapat diatur untuk posisi Trendelenburg.2. Lampu operasi. Penerangan pada lapangan operasi sangat penting. Apabila digunakan lampu biasa, biasanya panas, apalagi kalau operasinya berlangsung 1ama. Lampu ope.asi tidak perlu mewah, untuk itu dapat digunakan lampu neon. Kekurangan pada lampu neon iaiah kurang dapat difokuskan untuk dapat melihat organ lebih jelas di dalam rongga pelvis.3. Sterilisator. Autoklaf vap atau gas cukup untuk mensucihamakan beberapa alat dan kain operasi. Alat-alat dapat pula disucihamakan dengan larutan kimia, direndam dalam Cidex (R) selama lO_2A menit, kemudian alat tersebut dibilas dengan air steril.4. (Jswngan lJsungan pasien diperlukan apabila digunakan anestesi umum. Apabila digunakan anestesi 1okrl, ,kr.ptor dapat langsung berjalan dengan dipapah oleh seorang suster setelah operasi selesai.

KONTRASEPSI MANTAP \TANITA 2435. Kamar pulib. Kamar pulih sebaiknya berdekatan dengan kamar operasi. Cukup disediakan tempar tidur rendah dengan beberapa peralatan pemantauan seperti tensimeter, dan oksigen.6. Alat dan obat-obatdn ddrardt AIat dan obat-obatan darurat mutlak perlu dimiliki oleh tiap sarana pelayanan kontap. AIat pengisap lendir dan gudel, demikian pula obat suntik atrofin, valium, dan nalorfan perlu disediakan untuk mengobati sesak napas dan bradikardi. Oksigen pun ada kalanya sangat diperlukan. Obat-obat darurat lain yang diperlukan ialah antihistamin, adrenalin, kortikosteroid pada keadaan anafilaktik, cairan garamfaal dan dekstrose 57o untuk infus. Semprit dan jarum suntik untuk pengobatan intravena mutlak harus disediakan.7. Antisepsis. Untuk maksud pembersihan perut dan vagina dapat digunakan Betadine (R), walaupun antiseptik lain dapat juga dipakai seperti Dettol (R): Alkohol (1:20), Savlon (R): Alkohol (1:30) atau Yodium 2o/\" dan Alkohol 70%'8. Obat anestesi lokal. Biasanya kombinasi lidokain hidroklorid dan epinefrin 1:200.000 (Xylocaine, Astra (R) cukup baik untuk digunakan sebagai obat anestesi Iokal pada minilap. Lidokain merupakan obat anestesi lokal, yang apabila ditambah dengan epinefrin akan berkhasiat mempersedikit perdarahan, dan absorbsinya diperlambat. Penggunaan lidokain saja, tanpa tambahan epinefrin dianjurkan untuk pasien-pasien hipertensi. Obat ini cukup aman, 50 ml lidokain hidroklorid 0,5 % berisi 250 mg Xylocaine; sedangkan dosis maksimumnya yaitu 500 mg untuk penggunaan dengan kombinasi epinefrin atau 300 mg untuk penggunaan tanpa kombinasi dengan epinefrin. Pengalaman menunjukkan bahwa penggunaannya )arang melebihi 30 ml untuk anestesi lokal di dinding perut, paraservikal dan di tuba pada operasi yang bersamaan.9. Perlengkapan lain. Walaupun kontap minilap merupakan prosedur yang sederhana, mudah dan aman, namun kamar operasinya harus selalu dijaga kebersihan dan keasepsisannya. Untuk itu operator harus memakai gaun bedah yang bersih, topi, masker, dan sarung tangan steril. Sebuah kain paniang yang berlubang ditengahnya diperlukan pula untuk menutuP pasien' Luka operasi harus ditutup dengan kasa steril atau band aid yang lebar.Instrumentasi1. Instrumentasi dasar terdiri dari I tang tampon untuk membersihkan Perut, 1 kateter metal atau nelaton, 1 semprit 20 ml dan jarumnya untuk anestesi lokal, I skalpel, 4 doeblem, 1 gunting lengkung panjang 15 cm, 1 gunting benang, 1 pinset bedah, 1 pinset anatomi, 6 klem arteri kecil, 2 retraktor kecil (iebar 1'-2 cm), 2 klem Babcock kecil, 2 pencaprt satu bergigi dan satu tidak, 1 pemegang jarum, beberapa jarum, benang sutra dan catgut (lihat gambar 1).

244 KONTRASEPSI MANTAP \TANITA '!l: 'r;r:: l:::::::::::a::::: : :.:: )a,a#, I\"-;j-.iiiii::*:i'uiiiuiirt:rt:::::::i::l,l, ./.1::a::lll::::!11Gambar 24-1. Instrumentasi dasar untuk kontap minilap trr*;Gambar 24-2. Beberapa macam elevator uterus

KONTRASEPSI MANTAP WANITA,trr'ffiil'il;;;;;.;):,2' pSmBIoeepirlnabaoisienlnaargnapitgpukai,nsaptiainenelsrakvrbutrauretulma,rmsmeaihnnbSrtaa,aimhrsrtaaisunIldkraairnanimniiyn;perrnu..r,g[rnuurr,a.u\"r,p,k;.ilf-..tmr.r*rLefr..mro;upa*,uerrrue.bm,rneuutbsude,kakp,hk.,oookntorotadrnpkitoan;pp;,.;,;;mdnrairitnrn,pildpainaepntne,grbrvaeeaibrtruetriruaaabrmpaaaha.Persiapan untuk calon akseptor dan operatorl.,::i::':,*::liil;i,r***\":l:i,y:di:*r;:r;f;i.,\":d{fi jffi1.Mereka diminta untuk puasa ia5l;a_\";n:g-;n:,y.i1''a\"ial\"mo,T1p:se:eT1rba\":'es\"\"iiillv''.u;it'mRx;siaa?#Jgtii;lan,;br'd:ufufa,tiskiufla.'sinh\"_-u_?isd'ru.iilsia\";*1kdua?ldkaiaamilnn,_.kdeM:ina:add:iaiialna?mpnk;fofsong dan tidak *.\";;;;;;:.perut dicrk, ,. s\"^ s,r1g!,1gsuH* Tilff ru:r#: **,,.:rT ;ffi*:i\"Taddbneeefesfeseaktrkaesass.isei.ibd.Sesaerenlualmnaanniudaiultagntrenaysvnai.aeiirta,prio.'r.a, rta..rriibh,;\"lr.iiirr ,p;';rr.e::m;-';efi,fd;i-i,k:'a,rs.\"i,,-iy:a'Tng,laf,klai:ln::'d:lij,eularsrkrru\"ikamleibrrau*na'ignfsgraianrfgirnai:'i:,i:'t';n.:\"';I;',,1J['*#\";;;;\"i;'ffi2' tmsoskaTepponiionemengrsiratlaiaaaannoprplgiopssrimpenBeerdiipeann'adeatiToprarraaitrahmipthaahsnaitoanererPuluksin-'erasdeyrolosiaamgiiptuoeyatesrearkuno.tamepg,n'ra-tueos,kmtrruaa;a-d;nme';nifl;haart'grnikmodliu;lgpip.lkae-y'rgrtrr.a;a\",.h.nrtrSrroogr;gr,rpprsrda\";e\"ua;.rkd;rsnlnira;;.iira;ahr-;s,rl;rri.trsripresrt.ner,r[rnr..ra\"oo.it\"op,itbrhpl.r_;err,r:u.\";irll-r.a;n**..itrtrlo.u.D.rdr,rnk,aiihh_p\"anamre-.rrareG.,uilylknnua,inrikk.,,,esa,iA'kkag,n,.oosnrn.,ilanso.ri,uukrttg.erera.ik,..an,n,i Anestesi dan analgesifliljT\"ffil r\"lff,:i::: .r:|11:]t. untuk, kontap minirap iarah anestesi umumnf;**:ef3:iui-l;Tfriloxln;lJ?e:pT;i:Jrti:ik::l;ad';Jl,*f,:dn'i:#la:?lni;*;l?*a:;'n:'i':'e::,l*,sl\"\"t.e::'':r\"*.;':''*r,::o1'::Pr:.-:r1ri,;T-;1*a;::,'.*11{fr1\"f4:T4:';;;i*ri-l1,;,*ItgH1;t.t*x,:r,,'?t';'Hfr#if'i.iii:rl['J?i:,.1l.iff'if:fl1i:,'Ii;:J,\"i:;ii3lr*iU::if:f?f:fl'if:f:T:;l'yi,,H'j-l::x'T#lAnlstesi umum delgan teknik pernapasan spontan;*T i i,*l :#ffi #i,::! 1 j::;:Itl. um-Oamebmluarmt*e-,rotdbu; eak1irnatf\"gfn\"aar:nir,iiye.#mu'ste.tebk;sansi.\"i:krytapP\"ne.egrrnrndraar,pap.apalrsas.r,a,.atTknnd:-uiAgspupnroarankt.aa\"nfsri;nr1i;itJmu1.ink.ime\"\"taeaiflmlf;ixhi;n\"iaeeoJr.u,,Tls(\"iK,,dr::ejjiilllt^aaI frkfl.-as,^3ra:)^;n,,._'a:#p^ke;lra:in_n'tH-hoolretah,l

246 KONTRASEPSI MANTAP \TANITA seorang dokter umum yang sudah dilatih untuk hal-hal tersebut. Dengan demikian ia mengerti efek sampin g dan cara menanggulangi komplikasi yang mungkin dapat terjadi oleh sebab pemberian obat-obat anestesi rersebut.2. Salah satu obat anestesi yang cukup murah, dan mudah didapat di Indonesia untuk digunakan pada kontap minilap ini ialah Ketalar (R) Selanjutnya hanya akan diuraikan pemberian Ketalar (R) untuk maksud anestesi pada kontap minilap.Anestesi Ketalar (R)1,. Premedihasi. Calon akseptor harus diyakinkan agar ia tenang dalam pemberian anestesi ini. Premedikasi yang diberikan yaitu sulfas atropin 0.5 mg dan valium 1O mg intravena melalui jarum bersayap, 5 menit sebeium induksi.2. Induhsi. Setelah pemberian premedikasi, calon akseptor sudah dalam posisi untuk dioperasi, baruiah induksi dapat dilakukan. Aturlah agar leher kepala dalam posisi ekstensi. Obat induksi diberikan intravena. Bila calon akseptor hanya ingin mendapatkan efek analgesia dan tidak ingin tidur, diberikan ketamine dosis subanestetik. Apabila ia menginginkan tidur, dan tidak merasa sakit, maka ketamine diberikan dengan dosis anestetik. Untuk dosis subanestetik diberikan ketamine 0,1ol\" sejumlah 0,5 mg/kg berat badan. Dosis dapat ditambah apabila ia masih mengeluh nyeri sejumlah 0,25 mg/kg berat badan. Untuk dosis anestetik diberikan ketamine 0,17o sejumlah 1,0 mg/kg berat badan, dan dosis tambahan bila perlu 0,5 mglkg berat badan. Selama pemberian, tensi, nadi, pernapasan, dan kulit (sianosis atau tidak) dipantau, dan selama itu pula dapat diberikan oksigen 2 1,/menrt melalui kanula hidung.3. Penyulit. Pada tindakan premedikasi atau anestesi, kadang-kadang terjadi beberapa penyulit. Untuk menghadapi ini perlu disediakan beberapa obat antidotum seperti narkan, deksametason, efedrin, adrenalin, bikarbonas natrikus, aminofilin, dan larutan laktat ringer. Beberapa penyulit yang sering ditemukan dan cara mengatasinya adalah sebagai berikut. Konvulsi. Bila sadar diberi diazepam 5-10 mg intravena, tiopental 50-250 mg intravena. Bila tidak sadar diberi suksinilkolin 1-2 mg/ kg berat badan sampai 2-4 mg/kg berat badan dan ventilasi buatan. Henti napas. Lakukan ventilasi buatan. Kolaps bardiovasbwlar. Atur posisi pasien sedikit Trendelenburg, berikanlah oksigen secara aktif, infus dipasang, dan berikanlah vasopresor. Henti jantung. Lakukan resusitasi jantung. Syob psibogenik. Atur posisi pasien, dan berikanlah oksigen. Reabsi alergi. Bila ringan diberi antihistamine dan bila ada sembab larings parsiel

KONTRASEPSI MANTAP \TANITA 247 berikanlah kortison dan oksigen. Pada sembab larings total dilakukan trakeoromi, berikanlah kortison dan oksigen; dan pada syok anafilaksis berikanlah adrenalin, infus dipasang kortison dan oksigen. Pengaruh valiwm berlebihan. IJmumnya pasien tidur lama, aminofilin 60 mg dapat diberikan. Efeb idiosinhrasi terbadap petidin. Berikanlah narkan 0,4 mg.4. Pasca tindaban. Setelah pasien dipindahkan ke ruang pulih, pasien jangan diganggu atau dibangunkan, dan ia dibaringkan ta pa bantal kepala. oksi[en dapat terus diberikan seperlunya. Tensi, nadi, dan p...raprra., harus selalu dipantau tiap 10 menir, dan jarum bersayap tetap dipertahankan sampai pasien sadar betul, untuk sewaktu-waktu bila diperlukan dapat digunakan untuk memasukkan obat. Pasien diizinkan minum setelah ia sadar betul, dan bila keadaan umumnya baik dapat dipulangkan dengan ditemani oleh suami atau keluarganya. Keesokan harinya ia boleh bekerja seperti biasa.Analgesi neuroleptikdSroompbeirniadsoil.obDaetnagnaanlgeksoi mnebuinroaiseiptsikepyearntigi\"sieriankgandig\"dunicaakpaani yaitu petidin, valium dan k.rd*rn apatis terhadaplingkungan, sedasi motorik, dan bebas nyeri, sehingga pasien dapat bertolerans'iuntuk dioperasi.Teknik analgesi neuroleptik untuk kontak minilap adalah sebagai berikut.1. Premedibasi. Blla hanya atropin yang diberikan yaitu 0,5 mg intramuskulus % jam sebelum induksi,. maka pasien dapat berjaian sendiri te ka-a. operasi. Namun bila kombinasi anrara atropin 0,5 mg dan petidin 50 mg atru fe.rtaril 0,1 mg intramuskulus, maka pasien perlu diusung ke kama. op..*r\"i. Kombinasi lain sebagai premedikasi ialah atropin 0,5 mg darrdroperidol i -g, atau fenergan 25 mg atau valium 10 mg, semuanya diberikan intramuskulrs, 6b.t-obat t.isebrt dapat dicampur dalam 1 semprit, kecuali valium harus terpisah.2. Ind.wbsi. S.etelah pemberian premedikasi rersebut, bila tensi, nadi dan pernapasan pasien baik, dipasang jarum bersayap intravena untuk induksi. Obat iniuksi yaitu droperidol 10 mg, bila berat badan pasien kurang dari 50 kg; atau droperidol 12,5 mg, bila berat badan.pasien iebih dari 50 kg; diLerikan inlravena pe.lahan-lahan sambil diawasi nadi dan.pernapasannya. Droperidol dapat diganti ie.,ga.r valium 10 mg intravena, atau kalau perlu ditambahkan petidin zi mgitauferrtalil o.05 mg intravena. selama itu pula pasien mendapat okr;g.., 2 l/menh meialui kanull hidung. Pemanrauan tensi, nadi dar, pe.napasan h-a.us dilakukan tiap 1o menit. Kepala harus selalu dalam posisi ekitensi.

248 KONTRASEPSI MANTAP \TANITA3. Pasca tindakan. Dengan usungan pasien dipindahkan ke kamar pulih. Bila pasien tidak tidur, dapat selalu diingatkan untuk bernapas panjang. Oksigen dapat terus diberikan, dan pemantauan tensi, nadi dan pernapasan harus dilakukan tiap 10 menit. Bila pasien telah sadar betul, boleh diberi minum dan pulang ditemani suami atau keluarga 4-6 jam kemudian. Keesokan harinya dapat bekerja seperti biasa.Anestesi lokalUntuk anestesi lokal dapat digunakan obat anestesi lidokain (Xylocaine), novakainatau prokain A,5-1\"/o. Keuntungan anestesi lokal yaitu pasien tetap sadar, sehinggamudah berkomunikasi, biaya murah dan tidak perlu pemulihan terlalu lama.Penggunaan kombinasi lidokain 0,57o dengan epinefrin 1:200.000 sebanyak 30 mltidak mempunyai efek samping yang berarti. Kombinasi obat ini dapat digunakanuntuk anestesi paraservikal dan suprapubis atau infraumbilikal. Pada anestesiparaservikal cukup masing-masing2,5 ml superfisial di mukosa vagina antara serviksvagina. Untuk suprapubis atau infraumbilikal, cukup 15-2A ml yang disuntikkanlapis demi lapis iapisan kulit. Setelah dinding perut dibuka, pada muskularis tuba ataumesosalping masing-masing dapat disuntikkan Bula 2,5 ml obat anestesi. Biasanyadengan cara tersebut di atas pasien tidak merasa sakit lagi, walaupun dilakukanpengikatan dan pemotongan tuba sekaii pun.Apabila pada saat penutupan dinding perut pasien merasa sakit, obat anestesi tersebutmasih dapat ditambahkan lagi. Penggunaan obat anestesi ini sampai dengan 50 mlmasih cukup aman.Teknik Kontap minilap pascabersalin L Waktu yang terbaik untuk melakukan kontap minilap pasca bersalin yaitu tidak lebih dari 48 jam pascabersalin. Apabila dilakukan lebih dari waktu tersebut uterus sudah berinvoiusi sehingga sulit mencapai tuba. Selain itu tuba mulai rapuh dan mudah berdarah. Infeksi lebih sering terjadi pada minilap yang dilakukan lebih dari 48 jam pasca bersalin, oleh karena lokia merupakan media untuk tumbuhnya infeksi. 2. Apabila syarat kontap minilap telah dipenuhi, persiapan telah dilakukan dengan baik, premedikasi dan induksi atau anestesi telah diberikan dengan sempurna, maka operasi dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah seperti berikut. 3. Lapangan pembedahan sekitar pusat didesinfeksi dengan laruran antiseptik. Tutup lapangan pembedahan dengan kain steril berlubang di tengah. Kemudian Iakukan anestesi umum, atau anestesi neuroleptik, atau anestesi lokal seperti yang telah dijelaskan di atas.

KONTRASEPSI MANTAP \ilANITA 2494. Dengan posisi operator di sebelah kiri pasien dan asisten di sebelah kanannya, dibuat insisi kecil sepanjang 2 cm setinggi fundus. Apabila fundus setinggi pusat, sayatan dilakukan di lipatan kulit bawah pusat. Tetapi bila lebih tinggi (biasanya pada persalinan ganda atau anak kembar), sayatan dilakukan di lipatan kulit di atas Pusat.5. Cara melakukan sayatan ialah dengan menegangkan lipatan kulit di bawah atau di atas pusat di antara 2 doekklern, sehingga menjadi lurus. Pada tempat iipatan ini kulit disayat meiintang 2 cm, sampai tampak fasia. Fasia dijepit dengan 2 klem arteri dan disayat meiintang sampai hampir menembus peritoneum. Tempat yang hampir menembus peritoneum itu ditembus sekaligus dengan sebuah gunting bengkok dan kemudian lubangnya dilebarkan dengan gunting itu. Lubangnya harus cukup besar untuk dimasuki sebuah jari telunjuk dan sebuah tang tampon.6. Jika fundus terletak di bawah pusar karena urerus teiah berinvolusi, maka dilakukan sayatan mediana seringgi 2 jari di bawah fundus sepanjang 2 cm. Setelah kulit dan lemak disayat sampai mencapai fasia maka muskulus rektus abdominis dikuakkan dengan jari telunjuk atau dengan klem arteri sehingga tampak peritoneum berlandaskan badan uterus. Peritoneum dijepit dengan 2 buat klem kemudian digunting dengan gunting bengkok dan pinggirnya dijepit dengan 2 buah klem tadi atau langsung dipasang rerraktor abdomen.7. Untuk menampilkan tuba dapat dilakukan dengan salah satu cara berikut. a. Retraktor abdomen ditarik ke arah tuba yang akan dicapai. Dengan cara ini saja kadang kala bagian proksimal tuba sudah terlihat dan dapat dijepit dengan pinset atau klem Babcock dan ditarik perlahan-lahan ke luar lubang sayatan. b. Dengan jari lewat lubang sayatan, uterus dan tuba didorong ke arah lubang sayatan. Pada saat tuba tampak segera dijepit seperri di atas.8. Pengenalan tuba ialah dengan melihat umbainya. Bila omentum arau usus menutupi uterus, sisihkanlah dengan memakai klem uteri yang menjepit kain kasa bulat, dengan posisi pasien Trendelenburg. Kalau perlu omentum dan usus tadi dibenamkan dengan kain kasa terbuka yang ujungnya dijepit dengan klem arteri (agar kasa tidak meluncur ke daiam rongga perut seluruhnya).9. Tubektomi biasanya dilakukan dengan cara Pomeroy atav modifikasinya. Tuba dijepit dengan Babcock pada kira-kira 1A bagian proksimalnya, di daerah yang tidak banyak pembuluh darahnya kemudian diangkat sampai meiipat. Dasar Iipatan diikat dengan cd,tgut nomor 0 atau Dexon nomor 0. Lipatan mba kemudian dipotong di atas ikatan catgut tadi. Jika setelahnya tidak tampak perdarahan, sisa catgwt digunting dan tuba dilepaskan kembaii ke rongga perut. Tindakan serupa dilakukan pada tuba sisi lainnya.

250 KONTRASEPSI MANTAP \TANITA10. Penutupan peritoneum pada kontap minilaparotomi dilakukan dengan jahitan jelujur memakai catgut nomor 0, atau dengan jahitan kantong tembakau.11. Fasia dijahit dengan jahitan simpul atau jahitan gambar 8 memakai catgut nomor 1, subkutis dengan jahitan simpul memakai catgut nomor 2-0, dan kulit dengan 1-2 )ahttan sutera atau dengan ca.tgut 2-0 secara subkutis.Teknik kontap minilap internal atau pascakeguguran1. Lakukan desinfeksi dengan antiseptik di daerah perut, Iipat paha dan vagina. Tutup lapangan pembedahan dengan kain steril berlubang ditengahnya. Sebelum- nya telah diletakkan satu kain steril di bawah bokong, dan kedua sarung tungkai telah dimasukkan ke kedua tungkainya.2. Setelah itu lakukan pengosongan kandung kemih dengan menggunakan kateter. Pemeriksaan dalam ulangan dilakukan untuk lebih meyakinkan tidak adanya indikasi kontra minilaparotomi dan untuk mengetahui letak uterus. Kemudian kedua spekulum Sims dipasang dan bibir depan porsio dijepit dengan cunam Muzeaux atau tenakulum. Lakukan pendugaan rongga uterus dengan sonde uterus untuk mengetahui panjang dan arah uterus. Kemudian dipasang elevator uterus sesuai dengan arah rongga uterus. Bila uterus berada dalam posisi retrofleksi, maka kedudukannya diubah menjadi antefleksi dengan cara rrremutar gagang elevator 180\" melingkari suatu kerucut. Selanjutnya dengan menekan gagang elevator ke bawah, uterus diangkat mendekati peritoneum parietale di daerah suprapubik. Gagang elevator uterus diikatkan pada gagan6l cunam Muzeaux atau tenakulum dengan kain kasa supaya tidak meluncur lle luar.3. Operator berdiri di sebelah kiri, dan asisten operator di sebelah kanan pasien. Anestesi dapat diberikan dengan anestesi umum, neuroleptik atau anestesi lokal. Bila dipilih anestesi lokal maka anestesi diberikan pada daerah sayatan suprapubik secara infiltrasi lapis demi lapis dari kulit sampai peritoneum. Sayatan suprapubik dilakukan meiintang sepanjang 2,5 cm kira-kira 2 jart di atas simfisis atau serentang batas atas rambut mons veneris.4. Sayatan dilakukan sehingga tampak fasia. Fasia dijepit dengan 2 klem arteri berhadapan di atas dan di bawah serta diangkat sedikit sehingga terjadi lipatan yang membujur. Lipatan fasia disayat melintang diperlebar sehingga menjadi 2,5 cm. Muskulus rektus abdominis atau muskulus piramidalis yang berada di bawahnya dipisahkan dari fasia ke atas dan ke bawah secara tumpul sehingga kira- kira 2,5 cm. Otot-otot tersebut kemudian dikuakkan secara tumpul dengan klem sepanjang 2,5 cm membujur.

KONTRASEPSI MANTAP \flANITA5. jdbmUaeigntereuhgnrnauoktdsinin.rajgadop-ilankmndair,eiiakdmakia2tbaan,uns5gjukfdcuraemntsned.sghueaisndng.ikegpilateevsr.oieatohntoingnre[gauug-tmapeertur\"dist.io.bjsene*pehtiuritnkmgi;gg,6a\".;;b\"p;;re-kr;i2rtr.oini;L.e;u-aubmanngkgtai.rimni Lipdiadapiknapetsakreapndnaiiaknnni-ti6' selanjutnya pasang retrakror abdomen atau..masukkan proktoskop ke rubang kluokutdmesrueamjtailluekeebmsryrneaavmTeaubngairkstuayattntuonatl:dudiya.m.renomaardnu\"ngna*igatydgneasdtcaiaaurnajiouebukkrbpasuppaeuteerluiskaPtkrnrudetuiaogdrksitsitmabea)oti.idasenntreaniwrSg,hrtsnyueoaakedabthyankbe,aaen.uladsnka,tdkheiltkeusaaadhe.simn,niis!bnel.aui-aeh.lgdoenahankgisdrrjaataeapktu;nemipafobuilrtakniskaiutthiea.asb(dsrnsaiTueeed;gupnsbreidtaibaeg.oye,-a.slagnaaemlanLegh.rd.ian,rsBiJkntojaa-aiaaTkrenmbnmaj.aotcg-.pie.aonadolrimclndkamkkdka.kaaeallek.\"nnai.naprmrurrHibt,au\"keki,e'm.a.rki\";a.umr.;gii-rirr^,i;gfrrlr,-yarJcrkrk,,^1inar,rrr.r-srgsn,^.^a,\"sa.nruymert.,d.ar\"dle.kri,dklib.anikarhdmrreljhnaeia,klr.eauputrd,.gnykiaetpuruTayrngkekrkrgiuarrbarakarrlpinugnaenrni[7' s:IdPel,.e*ci.nyu,ig:ukp3utruprip\"n:;alyor:anri.rlfpu;1ie\"t;fr,.i*tfo;dn\"iek,;Leu;ru;mi'nkJgapk;,aa;rda;na1n,_-*\"kdt'oe;itn;tuat'rt;tau'\";sdpiei\"lpad;sehrini;tgm:a:tranl\"unktrraa.,pi.Tn-m\"JkJianis;iclraau.pkiilau;i[rpo.;tdote;hmn;T;gi ;ad;;ni,la.jjkHaruh\"ki;;taa;nn;8. Terakhir sekali elevator uterus dan cunam Muzeaux atau tenakulum dikeluarkan dari tempatnya.Kemungkinan komplikasi dan cara mengatasinya1\" mPydaieepnrnefgcorhersaagasatilikhaauhtnt.eeHrroujalased.lhiDinnoyapiapeparakatoltiontmeig.rpjapslidkeeiarmibsnJiigl.aiikntseeia.rlejranvdaiytorp.ra,gudraseerukutssearmduisadodrrr.lo;rprng.g.r\"rr.t\"er\"orrlragrdl.ukeskuiuteadrtuasknedtiaadpraaakht dhmppdpaaoeeaeptmBnrsinsa-iasiyhotmlsaiaandaorrtjiaronitobientglupainglakne)ndgne.rteaualbAue.ltkalealokbehnrarddvwbnaaodlaauptmaopnraprgargetia,dsn.suma.dui,,red.aena.tni,enrgbkg.umauicsprmkurpetddeaiakrnenauthngrdnipiaeeyfaitttaknraiikdekahgdanaisu.aaai,kninnny/,ktg'm,errae,.*r.dJeynjrarunrrugdrra,drrr.iu.-t-rIplug\"B_\".bera-r-ia.p.liardnrr'dudac,il\"rarra.jrjdr,n.arphryhd.t,larri-rngiir;kpy\"ru,au.a;r.isirr..i;rig?plre\"v;rrenr;ir,,riik\"fidbgou.ieldrm\"keas.edutiasianka.rkigkuapaLkapinaaanaet(nnndr;gdseoa;asivp\"rlnuiamashggnradaaoagaa*ttrlt

252 KONTRASEPSI MANTAP \(/ANITA sesudah kedua tuba berhasil diligasi, elevator dicabut. Bila perdarahan berlang- sung terus dari lubang perforasi, perdarahan dapat diatasi dengan jahitan marras dengan khromik cntgut. Sebaiknya observasi dilakukan lebih lama dari biasa dan berikanlah terapi antibiotika spektrum luas.2. Perlwkaan bandung bemih . Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya perluka- an pada kandung kemih pada saat memasuki kavum peritoneum adalah kandung kemih penuh urin, insisi pada abdomen terlalu dekat dengan simfisis pubis, operator kurang teliti dalam mengindentifikasi lapisan peritoneum sebelum melakukan insisi, atau pada pasien dengan obesitas, depot lemak dapat mengaburkan semua lapisan jaringan. Untuk mencegahny, .rrrt, sebaiknya iniisi minilaparotomi dilakukan paling sedikit 3 cm di atas simfisis pubis. Bila kandung kemih terluka, yang dapat segera diketahui oleh operator karena urin tampak keluar serta terlihat adanya lipatan-lipatan rugae yang merupakan tanda vesika yang khas, maka luka pada kandung kemih rersebur sebaiknya langsung diperbaiki dengan jahitan kontinu dengan cdtgut yang halus dan dilakukan jahitan lapis kedua dengan simpul. Operasi tubektomi dapat dilanjutkan sesudah itu. Pasca operasi, sesudal.r elevator dikeluarkan dilakukan pemasangan kateter Foley, yang dihubungkan dengan suatu kantung drainase. Pasien dirawat selama kurang Iebih 5 hari dan diberi profilaksis antibiotika.3. Perlwh,aan usws. Bllaperitoneum dapat diidentifikasi sebelum membukanya, maka perlukaan usus jarang terjadi. Tetapi jika hal ini sampai terjadi harus langsung diperbaiki dengan jahitan jelujur longitudinal mempergunakan catgut yang halus dan kemudian overhecting jab.rtan kedua dengan simpul sutra. Pasca operasi, pasien dirawat sampai fungsi usus bark, kemudian dapat dipulangkan dengan anjuran bahwa bila tiba-tiba timbul rasa nyeri atau demam, agar secepatnya kembali ke rumah sakit. Bila luka pada usus sampai menembus rongga usus, serelah luka diperbaiki pasien harus dirawat di Rumah Sakit untuk diobservasi dan diberi antibiotika. Pasien diinfus dan dipuasakan sampai faal usus baik. Kadang-kadang trauma pada usus tidak diketahui oleh operator. Oleh karena itu bila ada pasien kembali ke klinik dengan tanda-tanda peritonitis atau abdomen akut, l.rarus segera dipikirkan kemungkinan perforasi usus dan pasien harus segera dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan laparotomi segera.4. Perdaraban mesosalpingeal. Perdaralian ini dapat terjadi bila rerlalu banyak melakukan manipulasi pada tuba, terutama bila terdapat proses pada tuba yang telah terjadi sebelumnya, seperti inflamasi pelvis dan endometriosis. Pembuluh darah yang berdarah harus langsung dijepit dan diikat. Perdarahan juga dapat ter;adi apabila ikatan/jahitan pada ujung tuba terlepas. Hal ini dapat diarasi dengan langsung menjepit tuba kembali dan melakukan ligasi uiang.

KONTRASF,PSI MANTAP \flANITA 2535. Reahsi rtasooagal. Reaksi ini dapat dihindari dengan pemberian sulfas atropin A,25-A,4 mg intravena sebeium operasi. Meskipun demikian lebih kurang 1 dari 200 pasien pada saat dipasang elevator akan mengalami bradikardi, hipotensi, dan nausea. Jarang terjadi konvulsi. Pengeluaran elevator, pemberian 02, dan sulfas atropin ulangan, dapat segera memulihkan keadaan ini. Sesudah istirahat beberapa menit dapat dipikirkan untuk meneruskan atau menunda operasi.Pengawasan pasca operasi1. Setelah pasien berada di ruang pulih, harus dipantau tensi, nadi dan pernapasan tiap 10 menit pada 1 jam pertama, 30 menit pada 1 jam kedua dan selanjutnya tiap 60 menit pada jam-jam berikutnya. Dipantau pula keluhan pasien, perdarahan, baik pada luka operasi maupun dari kemaluan, dan suhu badan. Sering pasien muntah pasca operasi. Untuk itu dijaga jangan terjadi henti napas karena obstruksi jalan napas. Miringkan selalu kepala pasien ke arah lateral. Minum dan makan lunak dapat diberikan apabila pasien sudah sadar betul.2. Mobilisasi, duduk dan mencoba berdiri apabila ia tidak pusing lagi. Biasanya 4-6 jam pasca operasi, pasien sudah dapat dipulangkan dengan ditemani oleh suami atau keluarganya.3. Beberapa nasehat yang perlu disampaikan kepada mereka antara lain: a. Perawatan luka, agar luka tetap kering, jangan sampai infeksi. b. Segera kembali ke klinik apabila ada keluhanm muntah yang hebat, nveri perut, sesak napas, perdarahan, dan badan panas. c. Selalu memakan obat antibiotika dan analgetika yang diberikan. d. Hubungan seks jangan dilakukan kira-kira untuk 1 minggu lamanya. e. mereka pada esok harinya dapat makan dan bekerja seperti biasa 1agi. f. Diingatkan untuk kembalifollon,-up;1minggu, 1 bulan, 3 bulan, 5 bulan dan 1 tahun pasca kontap.4. Pada kunl'ungan 1 minggu perlu diperiksa luka operasi, perdarahan dan keluhan- keluhan yang dialaminya. Pada kunjungan berikutnya dianjurkan pula untuk diiakukan periksa dalam, untuk menilai adanya keiainan ginekologik yang mungkin dapat dijumpai.Persiapan medik1. Syarat medik merupakan hal vang harus diperhatikan terutama apabila ada indikasi kontra pada wanita tersebut untuk dilakukan tindakan laparoskopik. Beberapa indikasi kontra tersebut antara lain, penyakit jantung, penvakit paru-

254 KONTRASEPSI MANTAP \flANITA paru berat' obesitas, hernia diafragmatika, hernia abdominalis, hernia umbilikalis atau riwayat peritonitis. Demikian halnya dengan bekas operasi abdomen yang Iuas dan bekas ileus.2. Beberapa hal lain vang perlu diperhatikan sama halnya dengan syarat medik minilap, yaitu apabila ditemukan kelainan ginekoiogik seperti uterus miomatosus, radang pelvis, endometriosis dan lain sebagainya, maka sebaiknya kelainan- kelainan itu diobati dulu sesuai dengan cara pengobatannya masing-masing, baru kemudian kontap dilaksanakan apabila memang masih diperlukan.3. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi, seperti komplikasi anestesi (apabila digunakan anestesi umum), emfisema subkutis, emfisema mediastinalis, dan pneumotorak akibat salah jalan gas Co2; perforasi ala-alat rongga perut (usus, lambung), tertusuknya pembuluh darah mesenrerium, atau aorta ibdominalis akibat penusukan jarum Verres, atau pada penusukan laparoskop.4. Komplikasi-komplikasi ini dapat dihindari apabila teknik operasi lebih disempur- nakan, alat yang dipakai dalam kondisi baik, dan semua indikasi kontra untuk operasi laparoskopik ini diperhatikan. Teknik laparoskopi terbuka (open laparoscopy) yaitu dengan insisi model minilap, banyak membantu untuk mencegah komplikasi ini.Peralatan dan obat yang diperlukanl, Meja operasi. Meja operasi sebaiknya meja operasi yang dapat diubah posisinya menjadi posisi Trendelenburg.2. Obat anestesi, Apabila digunakan anestesi lokal, obat anestesi yang perlu disediakan sama dengan obat-obat anestesi lokal yang digunakan untuk kontap minilap (lihat obat anestesi lokal minilap). Namun, apabila digunakan anesresi umum, obat anestesi ketamine perlu disediakan. Perlu diperhatikan bahwa anestesi umum hanya digunakan apabila pasien kurang kooperatif, operator masih dalam tahap belajar, atau pada pasien gemuk. Disarankan puia apabila menggunakan anestesi umum, sebaiknya dilakukan di fasilitas yang memiliki sarana anestesi yang cukup lengkap, dan dengan tenaga yang berpengalaman.3. Perlengkapan lain, Perlengkapan lain seperti iampu operasi, alat sterilisator, usungan, kamar pulih, aiat dan obat-obat darurat, antiseptik, gaun operasi dan sebagainya adalah sama dengan perlengkapan kontap minilap.4. Instrumentasi. Perangkat laparoskopi untuk kontap dapat diperoleh dengan berbagai macam model yang dikeluarkan oleh beberapa pabrik seperti Laprokator

KONTRASEPSI MANTAP \(ANITA 255 KLI buatan USA, Richard Volf dan Storz buatan Jerman Barat, Olympus buatan Jepang dan sebagainya.5. Khusus untuk kontap laparoskopik, sebaiknya tidak digunakan lagi teknik kauterisasi, oleh karena mengundang komplikasi yang cukup tinggi, lebih-lebih apabila dilaksanakan oleh operator yang belum berpengalaman. Dianjurkan melakukan kontap laparoskopik dengan cincin atau klip tuba. Dengan teknik ini memang jelas tampak adanya penurunan komplikasi yang mungkin terjadi pada saat peiaksanaan kontap tersebut.6. Perangkat laparoskopi yang perlu disediakan yaitu sumber cahaya dingin dengan kabelnya, insuflator gas C02 khusus untuk Iaparoskopi dengan pipa penyalurnya, Iaprokator dengan trokarnya, jarum Verres, gunting benang, pinset, skalpel no. 11, spekulum Sims, tenakulum atraumatik, elevator uterus, jarum penjahit kulit dengan cutgut kromik, dua klem Allis, dan satu pemegang jarum Hegar.Anestesi dan analgesi1, Untuk kontap laparoskopik dianjurkan dilakukan dengan anestesi lokal, sama seperti halnya pada kontap minilap. Bedanya anestesi lokal di sini dilakukan infra umbilikal, sedangkan pada kontap minilap suprapubis.2. Anestesi umum dengan teknik pernapasan spontan hanya dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya pada pasien yang kurang kooperatif, operator masih dalam tahap belajar) atatt pada pasien yang gemuk. Teknik pemberian anestesi umum dengan memakai obat anestesi ketamine /Ketalar (R) ini dapat dilihat pada pasal anestesi umum kontap minilap. Demikian halnya dengan cara-cara menghadapi beberapa penyulit pada anestesi umum.Teknik laparoskopi 1. Pada hari akan dilakukan kontap laparoskopik, pasien datang dengan ditemani sekurang-kurangnya oleh I orang dewasa. Apabila pagi itu pasien belum defekasi, dilakukan klisma untuk merangsang defekasi. 2. Pakaian dari rumah diganti dengan gaun dan penutup kepala. Perhiasan dan gigi palsu dilepaskan. Setelah itu pasien dipersilakan berbaring di meja operasi. 3. Periksa kembali keadaan umum pasien, termasuk pemeriksaan jantung dan paru- paru. Lakukan pula pemeriksaan ginekologik untuk meyakini tidak ada kontraindikasi, Bila ditemukan kelainan yang merupakan indikasikontra, sebaiknya prosedur ditunda sambil mengobati atau mengatasi kelainan tersebut.

256 KONTRASEPSI MANTAP \TANITA4. Vulva dan vagina didesinfeksi, rambut kemaluan kalau perlu dicukur kemudian dipasang kain steril.5. Kosongkanlah kandung kemih, kemudian dipasang spekulum sim, selanjutnya serviks dijepit dengan menggunakan tenakuluL at.a'.r-atik. Elevator urerus arau kanula insuflasi dipasang untuk memudahkan manipulasi urerus arau untuk memasukkan zat warna bila diperlukan. Apabila t..rrkrl,.r* dan kanula telah terpasang dengan baik lepaskanlah spekulum.5. Dinding perut di sekitar pusat dibersihkan dengan larutan antiseptik. Tutuplah lapangan pembedahan dengan kain steril berlubaig di tengah. Kemudian lakukan anestesi umum atau lokal seperti yang telah-dijilaskanl Posisi pasien diubah menjadi Trendelenburg.7' ?:lgrl posisi operator di. sebelah kiri pasien dan asisten di sebelah kanannya, dilakukan insisi kulit persis di batas lingkaran umbiiikus bawah selebar ,roL^, yang akan digunakan. Tujuannya adaiah untuk memperkecil kemungkinan tertusuknya cabang arteria epigastrika pada saat melakukan pneumoperirJrr.r- dan mempermudah masuknya jarum verres dan trokar pada pasien yarg ge*uk. Cara melakukan insisi kulit adalah dengan -\"-\"g..rg kulii di kanan\"d-an kiri pusat dengan klem kain atau klem Allis, kemudiarikul;t di bawah pusat dilukai dengan ujung pisau no. 11.8. Kemudian dinding perut ditarik ke aras, tembuskanlah jarum verues (jarum yang dilengkapi dengan trokar tumpul)-atau jika tidak ada gwakanj\".r* To.rchi melalui sayatan kulit perlahan-lahan sampai -\".r.rp\"ri rongga pe.ito.rerr-. untuk.mengetahui apakah jarum telah masuk ke daiam .orig!, pe.ito.,eum, dapat dilakukan uji sebagai berikut. a. Gerakkan jarum ke kiri dan ke kanan, jika tidak rerasa tahanan, berarti jarum telah di dalam rongga peritoneum. b. sceotbema pmatasduikbkaanwa!h.!k\".urlpit ibemralrgtiapsnaeruamu oupdearriato, nbeiluamtebr.jat\"d*i^pte\".n1ge-rmdb;a.ng-an c. Teteskan setitik air pada-pangkal jarum, kemudian angkat sedii<it dinding perut, bila air teresap ke dalam, berarri jarum teraf, di dalam .orrggl peritoneum.9. Bila jarum telah diyakini masuk di dalam rongga perironeum, lakukanlahinsulflasi dengan memasukkan gas Co2, N2o atau\"udara biasa dengan volume0,5-liter tiap menit gmaes lapaludi aseslaaantgdpimlaasstiukkyka\"nr.g Td.ikhrurrbrunng\"pkaadn, d\"rr\"gr., jarum.Perhatikan tekanan monitor tidakboleh melebih 20-30 mmHg. Jumlah gas diperkirakan iukup kalau sudahmencapai 2liter, perut mengembung seca.a simitris dan pekak hati menghilang.

KONTRASEPSI MANTAP \TANITA 25710. Apabila insulflasi berhasil dengan baik, Ianjutkanlah dengan menembuskan trokar dengan selongsongnya ke dalam rongga perut dengan arah tusukan 45'ke arah rongga pelvis. Pada mulanya terasa ada tahanan karena ada tekanan dari fasia dan muskulus rektus abdominis. Bila tindakan betul, tahanan akan hilang karena telah sampai ke rongga peritoneum. Untuk hal ini perlu dilakukan hati- hati dengan selalu mengontrol tekanan yang dilakukan oleh operator.11,. Kemudian trokar dilepas dari selongsongnya. Kalau benar telah berada di dalam rongga peritoneum, akan terdengar suara mendesis karena keluarnya gas. Selang plastik untuk mengalirkan gas dan kabel penghantar cahaya segera dipasang pada laparoskop dan kemudian laparoskop secara perlahan-lahan dimasukkan ke dalam selongsong trokar sambil terus diawasi melalui lubang penglihatan. Dengan menggerak-gerakkan elevator uterus atau kanula insuflasi dari bawah akan tampak seluruh organ pelvis. Untuk mempertahankan pneumoperitoneum, alirkanlah gas terus menerus dengan tekanan rendah selama operasi berlangsung.t2. Lakukanlah observasi seluruh genitalia interna, dan kemudian lakukanlah oklusi tuba. Oklusi tuba dilakukan dengan pemasangan cincin Falope, menggunakan laprokator. Cara yang ditempuh adalah sebagai berikut. a. Pasang dua buah cincin Falope pada ujung laprokator. b. Laprokator dimasukkan ke dalam rongga perut, kemudian di antara ismus dan ampula tuba dijepit dengan tang dan pelatuk di tarik ke belakang. Cincin Falope pertama akan terdorong ke depan dan melingkari tuba pertama. Kemudian bebaskanlah tuba tersebut dari tang penjepit, c. Adaptor cincin Falope diputar ke bawah untuk menempatkan cincin Falope kedua pada posisi siap dorong. Lakukanlah hal yang sama seperti pada tuba Pertama. d. Kedua tuba diobservasi untuk melihat apakah ada perdarahan, hematoma atau salah jepit dengan organ genitalis lainnya, atau cincin Falope terlepas. e. Laprokator dikeluarkan perlahan-lahan, dan gas pun dikeluarkan dengan hati-hati agar supaya usus atau omentum tidak ikut tersedot keluar. f. Selongsong trokar dicabut dan dinding perut dijahit dengan satu atau dua jahitan catgut 2-0 secara subkutis. g, Luka operasi ditutup dengan plester desinfeksi.Komplikasi dan cara mengatasinya7. Henti jantung (cardiac anest). Henti jantung dapat terjadi oleh pengaruh obat anestesi atau pneumoperitoneum. Untuk menghindari kemungkinan terl'adinya hal tersebut periu diperhatikan beberapa anjuran berikut ini, a. Obat anestesi yang diberikan harus secara perlahan-lahan, dan disesuaikan

258 KONTRASEPSI MANTAP \TANITA dengan berat badan, keadaan umum dan interaksi aotara satu obat dengan obat lainnya. b. Perlu pemantauan secara ketat sehingga gejala-gejala awal yang timbul dapat segera diketahui. c. Posisi Trendelenburg jangan lebih dengan sudut miring 15'. d. Tekanan gas kalau dapat serendah mungkin. e. Memasukkan gas harus selalu melalui gas merer. f. Dilarang memasukkan gas langsung dari tabung gas.2. Perlukaan pembuluh darab dinding perl'tt. Kejadian ini terjadi sewaktu memasuk- kan jarum Verres atau memasukkan trokar sebelum laparoskop dipasang. Untuk menghindarinya beberapa hal seperti di bawah ini perlu diperhatikan. a. Alat-alat yang dipakai harus dapat bekerja secara optimal (trokar perlu tajam). b. Insisi kulit harus disesuaikan dengan diameter trokar supaya dapat dilalui dengan mudah. c. Arah kemiringan rrokar harus sesuai dengan garis tengah dan menuju ke rongga pelvis. d. Hati-hati untuk orang yang kurus, jangan sampai terkena aorra.3. Emboli gas. Emboli tidak terjadi bila gas benar-benar masuk ke dalam rongga peritoneum. Kesalahan ini akan menyebabkan: a. Gas masuk ke sirkulasi darah melalui pembuluh darah vena. b. Emfisema parietalis. c. Gas masuk ke organ-organ pencernaan dan omentum. Kejadian ini dapat dihindari dengan memakai jarum Verres, oleh karena jarum ini mempunyai bagian yang tumpul untuk menyisihkan organ-organ yang berbahaya.4. Perd.arahan atau bematoma tuba. Bila aplikasi cincin Falope tidak sempurna, dapat terjadi perdarahan akibat putusnya tuba atau aplikator mengenai iabarg arteri tubaria. Untuk menghindari hal tersebut perlu diperhatikan antara lain: a. Ambillah tuba minimal3-4 cm dari pangkal tuba, dan sewaktu tuba masuk ke dalam aplikator tariklah dengan hati-hati agar tuba tidak putus. b. pilihlah bagian tuba yang tidak menebal atau edem, disesuaikan dengan diameter aplikator.5. Perforasi usws. Sama halnya dengan perlukaan pembuluh darah, perforasi usus dapat teriadi pada saat memasukkan jarum Verres atau trokar. Untuk menghindari perforasi ini perlu diperhatikan hal berikut. a. Kontrol sekali lagi apakah tidak ada perlengketan usus pada dinding perut.

KONTRASEPSI MANTAP \TANITA 259 b. Lakukan pneumoperitoneum yang cukup sehingga usus betul-betul jatuh ke bawah. c. Arahkan trokar menurut arah yang sesuai ke arah rongga pelvis. d. Dinding perut ditarik ke depan supaya teriepas dengan organ di bawahnya. e. Kalau ada bekas laparotomi carilah tempat yang sungguh-sungguh bebas dari perlekatan. Bila sulit, lakukan minilaparotomi.6. Perforasi uterus. Hal ini dapat terjadi pada saat mengadakan manipulasi uterus. Kejadian ini sering tidak menimbulkan gejala yang nyata dan hanya dapat diketahui pada saat pengamatan laparoskopik. Untuk menghindarinya perlu diperhatikan hal berikut. a. Sewaktu mengadakan manipulasi uterus harus dilakukan dengan hati-hati. b. Gunakanlah elevator uterus atau kanula insuflasi yang mempunyai penyekat uterus, c. Bila terjadi perforasi, tariklah dengan perlahan-lahan eievator atau kanula insuflasi yang menembus uterus tersebut, dan tunggulah beberapa menit untuk melihat perdarahan berhenti arau ridak. d. Bila perdarahan banyak dapat dikauter atau dilakukan penjahitan.7. Infebsi dan emboli. Infeksi dan emboli dapat rer)adi beberapa hari setelah tindakan, berupa peritonitis, salpingooforitis dan tromboemboli. Hal ini dapat dihindari dengan menggunakan alat-aiat yang steril, dan melakukan pemeriksaan yang teliti sebelum operasi.Laparoskopi terbuka1. Untuk menghindari beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada prosedur laparoskopi tertutup seperti yang diuraikan di atas, maka saat ini dipopulerkan teknik laparoskopi terbuka. Teknik ini ditujukan untuk mengurangi komplikasi perdarahan karena perlukaan pembuluh darah, perforasi usus dan emboli udara atau gas. Perbedaan tindakan antara teknik laparoskopi ierbuka dan tertutup ialah pada saat memasukkan jarum Verres untuk membuat pneumoperitoneum dan pada saat memasukkan trokar.2. Pada prinsipnya prosedur laparoskopi terbuka yaitu membuka dinding perut lapis demi lapis sampai peritoneum, kemudian peritoneum dijepit dengan klem hemostatis yang kecil, dan dengan trokar tumpul laparoskop dimasukkan. Selanjutnya prosedur laparoskopi ini dilanjutkan seperti laparoskopi rerturup. Untuk mencegah agar supaya tidak terjadi kebocoran gas, maka kulit dapat dijepit dengan koker, sehingga tidak ada kesempatan gas keluar dari rongga perironeum.

260 KONTRASEPSI MANTAP \TANITAPengawasan pasca operasiPengawasan pasca operasi tidak berbeda jauh dengan pengawasan pasca kontapminilapl Pengawasan umumnya ditujukan pada pengawasan tekanardarah, nadi,qe_rlap_asan, rasa nyeri dan suhu badan. Nasehat-nasehat lain yang diberikan jugatidak berbeda dengan nasehat pasca kontap minilap, seperti pe.awatan 1uka,perhatian terhadap perdarahan, suhu badan yang meninggi, nyeri yang hebat, pusing,muntah atau sesak napas. Apabila terjadi hal-hal tersebur, mereka dinasehatkanuntuk segera kembali ke rumah sakit.1,. Kunjungan ulang dianjurkan pada setiap pasien yang dilakukan kontap, baik kontap minilap atau kontap laparoskopi. \flaktu kunjungan ulang pertama dilaksanakan pada minggu perrama sampai kedua pasca operasi. \Waktu kunjungan ulang berikutnya yaitu 1 bulan sampai 3 bulan pasca operasi dan selanjutnyalagi 6 bulan sampat 12 bulan pasca operasi.2. Pada tiap kali kunjungan ulang ini lakukanlah anamnesis yang meliputi kesehatan umum, adanya demam, rasa nyeri, adanya perdarahan dari bekas operasi atau alat kelamin. Pada bulan-bulan berikutnya dapat pula ditanyakan tentang sikap mereka terhadap kontap, perasaannya pada saat senggama, kejiwaannya, dan pola haidnya. Pemeriksaan fisik perlu ditekankan pada pemeriksaan bekas luka operasi, pemeriksaan kesehatan umumnya dan pemeriksaan ginekologik bila diperlukan. Sebaiknya semua peristiwa kontap ini dicatat dan diisikan pada status khusus. Tujuannya ialah untuk selalu menjamin mutu pelayanan kontap itu sendiri di samping dapat pula digunakan untuk pendidikan dan penelitian. Isi catatan medik tersebut seyogyanya mengandung unsur-unsur sebagai berikut. a. Identitas calon peserta suami dan istri b. Surat permohonan dan persetujuan untuk dilakukan kontap dari calon akseptor, dan saksi-saksinya c. Pemeriksaan fisik calon apsektor, rermasuk riwayat medik, dan laboratorium. d. Laporan prosedur pembedahan, dan pasca bedah. e. Catatan kun.1'ungan ulang, f. Laporan komplikasi.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook