Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 2. Visceral Larval Migrans - Gnatostomiasis dan Toksokariasis

Bab 2. Visceral Larval Migrans - Gnatostomiasis dan Toksokariasis

Published by haryahutamas, 2016-08-03 03:29:16

Description: Bab 2. Visceral Larval Migrans - Gnatostomiasis dan Toksokariasis

Search

Read the Text Version

BAB 2 VISCERAL LARVAL MIGRANS: GNATOSTOMIASIS DAN TOKSOKARIASIS Keadaan visceral larva migrams (VLM) terjadi bilamana larvanematoda hewan bermigrasi di dalam tubuh manusia, tidak termasukkulit, sehingga terjadi hipereosinofilia, hepatomegali dan seringkalidisertaipneumonitis. Kausa VLM pada umumnya adalah Gnatosthomasp. dan Toxocara canis serta Toxocara cati.1). GNATOSTOMTASTSMagdalena L.J. HerjantoPendahuluan pertama kali cacing Gnathostoma, penyebab gnatostomiasis I ditemukan oleh Owen pada tahun 1836 di dalam dindinglambung seekor harimau yang mati di kebun binatang London. Selainharimau, kucing, anjing dan karnivora lain adalah hospes definitifcacing ini. Gnatostomiasis pada manusia (human gnathostomiasis)telah dilaporkan di beberapa negara di Asia, terutama di Thailand,Jepang dan Korea. Penyakit ini disebut Tau-cheed diThailand, Yangtzeedema di Cina dan chocofishi di Jepang.l-8 Gnatostomiasis pada manusiabaru beberapa kali dilaporkan di lndonesia.e-11 G n ath o sto ma memerl ukan i kan ai r tawa r sebagai hospes perantarakedua. Masyarakat Jepang gemar makan sashimiyaitu irisan dagingikan air mentah, sehingga sering terpapar terhadap infeksi denganGnathostoma. Di Jepang jenis ikan yang penting sebagai sumberinfeksi adalah Ophiocephalus yang distribusinya luas dan irisandagingnya terasa lezat sehingga merupakan makanan favorit. Hampirsemua kasus disebabkan oleh Gnathostoma spinigerum, sedangkanbeberapa kasus disebabkan Gnathostoma hispidium. G. spinigerumadalah salah satu penyebab penyakit yang disebut visceral laruamigrans, sedangkan cacing G. hispidium ditemukan di kulit dan mata.6Gnathostoma nipponicum yang hanya dilaporkan di Jepang pada 7kasus menyebabkan creeping eruption pada kulit, demikian juga 10kasus creeping eruption yang disebabkan Gnathostoma doloresi.l'2

Kadan g-ka dang G n athosfoma berm i g rasi ke otak dan menyeba bkanparasitic eosinophilic meningitis yang disertai dengan eosinofili darah perifer melebihi 50o/o.12'13Gara lnfeksi Manusia mendapat infeksi dengan Gnathostoma terutama dengan tertelannya bentuk larva stadium tiga yang dapat ditemukan pada ikan, khususnya ikan air tawar yang kurang matang. Cara infeksi tersebut untuk pertama kali dibuktikan dengan memberikan ikan Ophiocephalus striatus (snake-headed fish) dan Clarias batrachus (catfish) kepada kucing. Mungkin juga manusia terinfeksi setelah makan daging babi, ular atau kodok yang terkontaminasi dengan bentuk infektif. lnfeksijuga dapat terjadi bilamana minum air, atau bekerja dan mandi di dalam air yang terkontarninasi dengan larva atau kopepod (Crustacea kecil)yang merupakan hospes perantara pertama Gnathostoma. Lebihjarang dapat terjadi infeksi melalui penetrasi kulit dan transmisi secara prenatal.l2 Gejala Klinik Gejala timbul dalam waktu 24-48 jam setelah makan ikan yang terinfeksi. Mulai dengan mual, muntah, sakit dan kejang perut, hipersalivasi, pruritus dan urtikaria. Gejala-gejala initerjadisetelah larva tertelan, tidak menjadi dewasa di dalam dinding lambung, melainkan menembus dinding lambung dan bermigrasidiseluruh badan penderita. Di dalam jaringan kulit menyebabkan bengkak dan ini merupakan ciri khas yang sering ditemukan. Tumor yang gatal, nyeri dan bergerak- gerak di dalam kulit yaitu migratory swelling dapat menyebabkan mialgia. Terdapat udema non-pitting disertai rasa sakit dan hiperemi di daerah kulit. Gejala creeping eruption seperti diperlihatkan pada infeksidengan beberapa cacing lain seperti Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninum berupa garis linier hanya ditemukan bilamana larva bergerak di dalam epidermis. Kadang-kadang benjolan berupa abses. Gnathostoma dapat menyebabkan penyakit visceral larua migrans,' dalam hal ini juga disebutvisceral gnathostomlasis bilamana mengembara di daerah visera. Di dalam paru akan menyebabkan batuk, sakit dada, dispne, hemoptisis, efusi pleural dll. Bilamana cacing keluar pada waktu batuk, gejala-gejala langsung berhenti. Di dalam darah perifer ditemukan hipereosinofili. Selain didalam visera cacing dapat bermigrasi ke dalam mata dan menyebabkan gangguan visus disertai uveitis dan iritis.2 E

I DASAH PARASTTOLOGT KrJNtKPatogenesis dan Kelainan Patologi Setelah tertelan, larva menembus lambung dan/atau dindingusus sehingga menyebabkan eosinofili dan gejala lokal. Larva mulaimengembaia ke hati, meliwati hati dan ke seluruh tubuh setelah3-4 minggu larva tertelan. Migrasi parasit di dalam tubuh dapatberlangsung selama beftahuntahun dengan waktu istirahat antaratiap periode mengembara. Rentang waktu pengembaraannya adalah1-2 minggu. Semakin lama semakin jarang pengembaraannya dansemakin pendek waktu migrasinya. Selama migrasi ke seluruh badanterjadilah kerusakan rnekanis oleh cacing disertai kerusakan oleh toksinyang dikeluarkannya seperti toksin yang menyerupai asetilkholin,hialuronidase, protease dan hemolisin.Diagnosis Farasit dapat diidentifikasi setelah diekstraksi dari bagian tubuhyang mudah diakses seperti dari kulit. Serodiagnosis dapat dilakukandengan tehnik imunoblot. Respon antibodi immunoglobulin G c/ass{total .lgG) dan subclass (lgGl, lgG2, lgG3 dan lgGa} terhadap G.spinigerum telah dianalisis. Total lgG antibodi terhadap antigenicband sebesar kira-kira 24 kDa memberikan hasil sensitivitas tertinggi(91.6%) dan spesifitas 87,8% dengan menggunakan ekstrak somatikG. spinigerum larva stadium tiga lanjut (GS24). Sensitivitas deteksiindividual lgG subc/ass lebih rendah dibandingkan dengan deteksiantibody lgG spesifik total, akan tetapi spesifitas lg G4 lebih tinggisedikit. Seh ubu ngan dengan efektivitas biaya dianj urkan menggu nakananti GS24 total lgG untuk serodiagnosis rutin serta penelitianseroepidemiologi di negara-negara berkembang.t+-tsDiagnosis Banding $ebagai diagnosis banding dapat dikemukakan sejumlah penyakityang disebabkan oleh ameba, cacing lain, fungi, bakteridll. Dapatdisebutbeberapa contoh seperti meningoensefalitis ameba, sistiserkosis,paragonimiasis, meningitis bakteri atau virus. Sehubungan denganadanya hipereosinofili,'toksokariasis dapat dian ggap sebagai salah satupenyakit untuk diagnosis banding. Toksokariasis disebabkan loxocaracanii, cacing askarid pada anjing atau kadang-kadang disebabkanToxacara cati yaitu cacing askarid pada kucing. lnfeksi oleh loxocarapada manusia, yang terutama terjadi pada anak, jarang ditemukan danmeskipun kemungkinan besar terdapat di seluruh dunia, akan tetapitidak terdiagnosis. Di lndonesia kasus toksokariasis pada manusia

sampai sekarang belum pernah dilaporkan. Dikatakan hrahwa visceralIawa migrans terutama disebabkan toksokariasis.12Pengobatan Pengobatan yang efektif hanya pembedahan dengan mengadakaninsisi lesi dan kemudian cacing diekstraksi. Pengeluaran cacing darimata dapat mencegah invasi ke dalam $usunan saraf pusat. Albendazoldianjurkan sebagai pelengkap terapi invasif atau pada kasus yangtidak dapat diterapi dengan ekstraksi cacing\" Dosis albendaaol adalah400 mg, 2 kali sehari selama 21 hari. Albendazol sebaiknya diberikanbersama makanan yang berlemak untuk meningkatkan absorbsinya.Konsentrasinya di dalarn cairan serebrcspinal mencapai 40% darikonsentrasi yang dicapai allbendazol di dalam serum. lvermektin danmebendazol tidak begitu efektif.Pencegahan Terutama ikan mentah, khususnya ikan mentah airtawarrnerupakansumber infeksi penyakit gnatostomiasis. Dengan demikian penyakitini berhubungan dengan perilaku manusia, yaltu cara rnasak dankonsumsi ikan. Di beberapa daerah dan negeri, makan ikan mentahmerupakan suatu kebiasaan yang turun-menurun. Kebiasaan yangsu$ah berakar sejak bertah un-tahun susah dihilangkan, sehingga perludilakukan penyuluhan kesehatan yang konsisten di daerah endemisuntuk mengurangi penyakit gnatostomiasis\" Sebenarnya larva tidakdapat bertahan hidup apabila dimasak pada suhu 80o C dan juga matiapabila direndam di dalam cuka dengan konsentrasi tinggi selamasekurang-kurangnya 5 jam. Merendam larva di dalam larutan asamatau penyimpanan pada suhu 40C tidak membunuhnya.Contoh Kasus Pada kasus pertama yang ditemukan di lndonesia yaitu diJakarta, cacing G. spinigerum di temukan di dalam benjolan kulit didaerah epigastrium bagian sebelah kanan. Penderita tidak pernahmeninggalkan pulau Jawa sejak lahir. Kasus kedua yang ditemukandiJakarta adalah seorang perempuan, berumur 29 tahun yang datangkarena pernbengkakan yang hilang/timbul dan bergerak-gerak padadinding abdomen sejak tiga bulan. Pembengkakan terasa gatal dansakit. Akhirnya karena sakit sekali dan tarnpak sesuatu yang hitampada kulitnya, penderita menekan keluar materi berupa bekuan darahdengan di dalamnya terdapat sesuatu yang bergerak yang kemudian lr9?

I DASAR PARASITOLOGI KLINIKdiidentifikasi sebagai cacing G. spinigerum. Pada inspeksi ditemukanpembengkakan sebesar 5 x 15 cm, memanjang darisebelah lateral kegaris tengah abdomen di atas daerah inguinal. Pada perabaan terasapadat dan.agak nyeri. Terdapat eosinofili sebesar 52%. Pengobatansimtomatik diberikan berupa antibiotik, analgesik dan antihistamin.Beberapa bulan sebelum gejala timbul pasien makan naniura, laukfavorit yang terbuat dari ikan kakap Cyprinus carpio mentah. Beberapakasus di lndonesia diduga mendapat infeksi karena makan lauk ikantawar mentah yang diberi bumbu yang di Sumatera Utara disebutnaniura dan di Sulawesi Selatan disebut lawara.s'11 Dari Jepang dilaporkan tentang seorang penderita, laki-laki,berumur 47 tahun yang makan daging kodok bersama temannyadi Vietnam pada permulaan tahun. Pada pertengahan tahun yangsama temannya didiagnosis menderita gnatostomiasis. Pada tahunberikutnya penderita di Jepang datang ke rumah sakit dengan keluhanpembengkakan pada tungkai kanan yang bergerak ke lengan kanan.Pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya eosinofili dan denganDot ELISA (dot enzyme-linked immunosorbent assay) ditemukananti-gnatostoma antibodi spesifik. Diagnosis ditegakkan sebagaignatostomiasis. Penderita diberikan albendazol 400 mg dua kalisehari. Pada hari terapi ke 11 penderita mengeluarkan larva cacingdari lesi palmar tangan dengan mengorek-gorek kulitnya dengan kuku.Cacing diidentifikasi sebagai G. spinigerum berdasarkan morfologitermasuk karakteristik dan jumlah kait-kait kecil pada kepalanya yangbulat. Menurut para pelapor sebelum mengadakan insisi kulit penderitaharus diterapi dahulu dengan albendazol.l6Daftar Pustaka1. Miyasaki l. On the genus Gnathostoma and human gnathostomiasis, with special reference to Japan. Exp Parasit. 1960;9:338-70.2. Miyasaki L Gnathostoma and gnathostomiasis in Japan. Prog Med Parasit Japan J. 1966:3;531-8.3. Nawa Y. Historical review and current status of gnathostomiasis in Asia. SoutheastAsian J Trop Med Public Health. 1991;22 suppl:217-9.4. Johnson PAS, Hira PR, Neafie RC, Fischer MKK. Gnathostomiasis. ln: Meyers WM, editor. Pathology of lnfectious Diseases. vol. l. Helminthiases. Armed Forces lnstitute of Pathology. American Registry of Pathology. p.447- 60. Pathology of lnfectious Diseases: Helminthiases\" (Volume l). Edited by Wayne M. Meyers. American Registry of Pathology (Washington, DC) 2000, 500 pages.

5. Chai JY l-lan HT, $hin EH, Park Jl-{, Chu JP, Hirota M et al. An outbreak of gnathnxtomiasis among Korean emigrants in Myanmar. Am J. Trop' Med. Hyg., 6Si1), ?003, pp. 67-73 [cited 20'X0 June 7J. Available from: http:l/ vww.ajtnnh. org/cgilcontenUfulli69/1 1676. Daengsvang $. $nathrostonniasis in SoutheastAsia\" SoutheastAsean J Trop Med Fublic Healfr. 1975;12(3):31 9-31.7. Daengsvang $, Sermswatsri B, Youngyi P, Guname D' Development r:f adult Gnathostoma spinigerum in the definitive host (cat,dog) by skin penetratlon of the advanced third stage larvae. $outheast Asian J Trop Med Public Flealth. 1970; 1 :1B7-91.8. IBunnag Gnathostonniasis. ln: Striekland GT, editor. l-{unter's Tnrpical Medicine 7th ed. Philadelphia: \llB Saunders Co; 1991: p.765-7.9. Lie KJ. A case of gnathostomiasis in lndonesia\" Doc Neerld lndones Morb Trop. 19219;1{4}:368- 421.10\" Margono $S, ldris KN, Brodjonegoro MS. Another case of hurnan gnathostomiasis in lndonesia. Southeast Asian J Trop Med Public Health. 1 978;9{3) :406-8,11. Hadidlaja P, Margono ti$, ltiloeloek FA. Gnathostoma spinigerum from the cervix of a woman in Jakarta\" Am J Trop Med Flyg. 1979;28:161-2.12. Tolan RWJr. Gnathostomiasis. SoutheastAsian J Trop Med Public Health. 2008;39(5):800-3'13. Punyagupta $, Juttijudata P, Bunnag T, Comer OS. Two fatal cases of eosinophilic Myeloencephalitis, a newly recognized disease . caused by Gnathastoma spinigerum. Trans Roy $oe Trop Med Hyg\"'tr 968 ;62(6): 80 1 -9.14. Maleewong W, Wongkl,am C, [ntapan F, Mahaisavariya P, Danseegaew W, Pipitgool V et al. Detection of circulating parasite antigens in murine gnathostomiasis by a two site enzyme-linked immunosorbent assay. Amer J Trop Med Hyg. 1992;46(1):80-4.15. Laummaunwai P, Sawanyawisuth K, lniapan PM, Chotmongkol V' Wongkham C, Maleewong W. Evaluation of human lgG class and subclass antibodies to a 24 kDa antigenic component of Gnathastoma spinigerumfor the serodiagnosis of gnathostomiasis. Parasitol Res. 2007; 1 01 (3):703-8.16. Sakarnoto M, $ato F, Mizuno Y et al. Gnathostorniasis caused by Gnathostoma spinigerum etiologically diagnosed upon extraction of the worm from the skin. Kansenshogaku Zasshi J Jap Ass lnfect Dis. 20A4;78{5\.442-5.

I DASAR ?AFASrTOtoq! KLTNTK2). ToKSOKARTAST$$ri S. MargonoPendahuluan Ifoksokariasis pada manusia disebabkan lanva loxocara canrs atau Toxocara eali yang bermigrasi dalam badan penderitasetelah terinfeksitelur Tbxocara yang ditemukan di dalam kotoran anjingdan kucing. Penyakit ini termasuk kelompok penyakit yang disebutvisceral larva migrans yaitu penyakit yang disebabkan migrasi larvanematoda dalam hospes yang tidak sesuai. Visceral lawa migrans barudikenal dan diketahui kausanya setelah para ahli mengenal cutaneousIarua migrans\"x2 Sampai sekarang laporan kasus terutama dariAmerikaSerikat. Tbxocara adalah cacing yang ditemukan di se$uruh dunia,termasuk lndonesia. Selain ditemukan pada hewan peliharaan yaituanjing dan kucing, juga ditemukan pada hewan liar di lingkungkan urbandan peri-urban.3 Di Jakarta pernah dilakukan survei pada anjing dankucing, dengan hasil prevalensi untuk masing-masing hewan 38,3%dan 26,0%.a Di Amerika Serikat jurnlah kasus seropositif bervariasiantara 2,8o/o pada populasi yang tidak diseleksi sampai 23% di negarabagian sebelah selatan dan sampaiS4*/o didaerah pedesaan. Teluryangtprtelan menetas dan menembus dinding u$us, kemudian bermigrasikehati, paru, mata dan lain organ dirnana larva-larva selanjutnya matidanmenimbulkan reaksiradang.s-7 Pada umumnya toksokariasis pada alat-alat dalam disebut systemic foxocanasis atau yisceral larva migrans,sedangkan bentuk penyakit pada mata disebut ocular foxocariasis.TCara lnfeksi Penderita akan mendapat infeksi dengan tertelannya telur infektiflf canr's atau mungkin juga telur f cafi yang terdapat di dalam kotoranlingkungan atau tanah. Penyakit ini terutama pada anak yang senangmemasukkan apa saja ke dalam mulutnya, yaitu kelakuan yang disebutprca, sepertitanah (geophagia). $ecara umum cara infeksi nematoda inisdalah bila makan sayuran mentah atau daging mentah (ayam, kelinciatau kambing) yang terkontaminasidengan telur Toxocara yang telahmerigandung embrio. Sumber lain adalah air yang terkontaminasi.Gejala Klinik Toksokariasis adalah penyakit yang biasanya tanpa gejala. Pada

fase akut pada anak balita kadang-kadang ditemukan demam, batuk,ntengi, frepatosprlenomegali, timfadenopati, anoreksia, rasa lelah, pucat,perut membe$ar, sakit perut, mual, muntak dan batuk. Dengan adanyabeberapa crgan terlibat pada penyakit itu dapat ditemukan pula gejalaseperti myef$tis, ensefalitis dan korditis. f:ase akut dapat berlangsungselama?-3 rireinggu dan penyernbr,rhan totaldapatmakan waktu 18 bulan.s IftJenurut Eeaver di<k\"? gejala-gejala visceral larua migrans termasuk suatusindrom yang terdiriatas hipereosinofilimenahun, hepatonregali, infiltrasiparu, denram, batuk dan hdperglobulinemi. Reaksi alergidi paru kadang-kaelang henat sehingga sangat mengganggu pernafasan. Toksokariasismata biasanya terjadi pada anak yang lebih besar yaitu yang berumurantara 5-10 tahun dan orang dewasa, dengan kelainan visus pada satumata l<adang-kadang disertai leukorea, juling dan kemerahan mata.Fada kejadian ini ada granuloma eosinofil pada bagian posterior atauperiferi rnata, seperti di retina yang menyerupai retinoblastoma. Jugadapat ditemukan endoftalmitis difus tanpa rasa nyeri granuloma padakutub posterior, dan masa inflamasi perifer.Bs Sebenarnya toksokariasismata adalah penyakit vang jarang ditemukan dan gejalanya bervariasisekali. Pacla populasi dertgan uveitis prevalensinya relatif rendah, hanyaf1% disebahFqan canrs\" Akan tetapi, sekurang-kurangnya diAnnerikaSerikat toksokariasis mata merupakan penyebab penting uveitis padaanak dan dewasa muda.iFatogenesis dan Kelainan Patologi Lesiyang disebabkan nematoda ini ditemukan pada hati, otak danberbagaiorgan, termasuk mata. Didalam organ ditemukan eosinophilicgranulama, dengan diameter sampai 1 cm.s Manifestasi penyakitdisebabkan reaksi hospes terhadap parasit yang bermigrasi. Kadang-kadang larva terjebak dan terbungkus (encapsulafed) dalam leaigranuloma. Tidak teryadi enkapsulasi di dalam otak akan tetapi migrasidldalam otak menyebabkan gejala ensefalitis. Jarang penyakit inifatal.6Kerusakan pada mata disebabkan reaksi radahg setelah larva mati.7Diagnoeis Untuk mendiagnosis penyakit ini perlu ditemukan parasitpenyebab di dalam jaringan biopsi yaitu biopsi hati perkutan ataubiopsigranuloma secara langsung pada laparaskopi, $elanjutnya jugadapat ditemukan pada otopsi. Ada beberapa tes serologi seperti ELISAdengan spesifisitas 92alo dan sensitivitas 78% yang dapat menentukandiagnosis kerja, akan tetapi tidak dapat membedakan antara infeksi

I pASAR PABASTIQLOGT KLTNTKakut dan infeksi pada masa lampau. T{ter nonspesifik isohemaglutimasi(anti-Adan anti-B) biasanya lebih tinggi dari 1:1024.8 Sera yang telahdikumpulkan oleh New York City Departrnent of Health, diambil didaerah urban, untuk analisis timah, juga diperiksa untuk mengetahuiadanya antigen terhadap T. canis. Dibandingkan dengan kelompokkontrol kelompok studi menunjukkan peningkatan jumlah eosinofil,konsentrasi imunoglobilin E dalam serum dan titer anti-hemaglutinin-A.7 Pada radiografi toraks ditemukan infiltrat. Tidak ditemukan bentukparasit di dalam tinja. Bilamana ada lesi pada sistem saraf pusatmaka mungkin ditemukan sel eosirtofil di dalam cairan serebrospinal.Ultrasonografi dapat mendeteksi lesi hipoekoik, masing-masing dengangaris hiperekoik seperti benang. sebesar 1 cm\"8Diagnosis Banding $ebagai diagnosis banding dapat dikemukakan granuloma yangdisebabkan larva Ascans lumbricaides. Bilamana larva terdapatpada mata maka diagnosis banding adalah retinoblastoma.s Untukmembedakan antaru toksokariasis rnata dan retinoblastoma dilakukanultrasonografi dan magnetic /esonarlce imaging. Penyakit yang disertaihipereosinofili perlu dipertimbangkan sebagai diagnosis banding yaitutrikinosis {biasanya disertai dengan mialgia, sedangkan pembesaran hatijarang), leukemia eosinofilik (penyakit dengan kelainan rupa sel eosinofily'ang jarang ditemukan pada anak). penyakit kolagen-vaskuler (penyakltinijarang ditemukan, pada anak yang masih kecil), strongiloidiasis {tidakada organomegali, sedangkan ada gejala-gejala gastro-intestinal), fasediniaskariasis, fropicaleosinophilia {ditemukan terutama di lndia), alergidan sindroma hipersensitif.o $ebagaidiagnosis diferensial pada toksokariasis mata dapat disebutjuga Coaf 's disease, toksoplasmosis dan p a rs p Ian iti s inte rme d i ate me iti soleh sebab lain.Pengobatan Sebelum memberipengobatan secara spesifik, maka penting sekalipemberian obat terhadap kausa daripada plca seperti pengobatandefisiensi besi. Kortikosteroid diberikan untuk peradangan di paru, mataatau organ lain.6 $ebenarnya tidak ada bukti yang memuaskan yangmendukung keberhasilan terapi dengan obat spesifik. Kadang-kadangpenyakit ini dianggap sebagai suatu self-limiting disease jadi tanpapengobatan dengan anthelmintik dapat sembuh sendiri. Meskipundemikian pada infeksi akut dapat diberikan dietilkarbamazin (2 mg/kg,n;-

tiga kali sehari selama 7-10 hari), albendazol (400 mg, 2 kali sehariselama 3-5 hari), atau mebendazol{100-200 mg, dua kalisehariselama5 hari. Juga dapat diaebut obai tiabendazol (25 mg/kg, maksimum 3 g/hari, dua kali sehari, selama 5-7 hari) dan ivermektin (0,? mglkg tigakali sehari selama 7-10 hari)o yang dua-duanya tidak ada di pasaranlndonesia. Tiabendazol membunuh larva, sehingga mengurangi reaksihospes Pada orang dewasa dosis anthelmintik lebih banyak dan waktupemberian anthelmintik lebih lama.8 Kecuali penderita kadang-kadang anak lain didalam rumah tanggaterinfeksi\" Hanya eosinofili ringan dan tes serologi positif merupakanpetunjuk diagnosis penyakit ini. Mereka tidak perlu diberi pengobatan,6 Granuloma pasterior pole atau perifer pada ocular toxocariasisjarang menlmbulkan reaksiradang atau bilannana ada reaksimaka reaksitersebut ringan, sehingga tidak memerlukan terapi. Pada peradanganberat perlu diberikan kortikosteroid sistemik, dan/atau dilakukanfotokoagulasi dan krioterapi. Perlu tindakan operatif bila terjadi katarakatau ablasio retina.s Kebanyakan penderita sembuh spontan, akan tetapi penyakit dapatberlangsung selama 6 bulan sampai 1 tahun, yaitu penyakit dengangejala-gejala sub-klinis. Prognosis granuloma pada hati cukup baik,sedangkan prognosis kurang baik yaitu pada ocular toxacariasis dengangranuloma yang dapat menyebabkan berkurangnya visus dan mungkinsahrpai menyebabkan kebutaan\" Toksokariasis pada otak mempunyaiprognosis jelek.Pencegahan Perlu diberikan terapi sewaktu*waktu secara teratur pada anjingdan kucing kecil, di samping pada anjing dan kucing yang menyusui,mulai2 minggu postpartum, diulang selama 3 minggu dengan semingguinterval dan dilanjutkan dengan terapi tiap 6 bulan. Pemberiananthelmintik secara teratur pada anjing dan kucing adalah untukmenghindari pencemaran lingkungan dengap tinja yang positif telurToxacara\" Telur Tbxocara menjadi infektif di tanah setelah kira-kira 21hari. Pantai harus bebas anjing dan kucing sedangkan bak pasir harusditutup. Anak-anak dilarang main dengan tanah yang kemungkinanterkontaminasi dengan tinja anjing atau kucing.s'10Contoh Kasus Seorang anak, berumur 2 tahun masuk rumah sakit dengandemam, 38,50 C\" dan batuk. Anak inisering menderita batuk, demam

rs4sAa PAn&$jrpr-gi! t{l Isl6dan anoreksla se.jak bebenapa bulan. tsatuk pada mralarn han kadang-kaclailg disedai dengan sesak nafas ringan. Pada alloanamnesi$dikennukakan adanya alergi terhadap debu dan n-lunglcn JL]gaterhar$ap hulur anling yang ada di rurnah eJnn sekitarnya\" Tirlak odakeiuhan gastrerintestinai. sep*nti nrual. rnuniah stau c$iare. Perilakuyang rnenyinipang adalah suka makan kotoran yang el*per*lehi elenEanmenggaruk-garuk di tanah atau ten'lbok rurnah, yaitu l<elakuan vansdisehut plea. Perturnbuhannya terganggu setrak meneierita sakit in!.Eunyi nafas berkurang dan kadang-kadang ditemukan rcnki halu*,tenutarna pada paru bagran bawah Tidak diternukan sian*sis. Tidakada kelainan pada tenggorokan. Pada pemeriksaam lahCIratoriunrcJiternLrkan kadar hernoglobin 'tt) gr%, seclangkan iunrlah leukesit10CI\"0CI0, hitung lenis sei netrafil 30, iiffifoeit 16, monosit ?, eoslrrai'il48 sedangkan basofil 1 Laju endap darah rneningkat, y*itu 40 mrnsetelah ? jann. Pacla pemerikssan fisik diternukan hati rnesnbesar 3 em cJi bawahbatas iga dan llitpa membesar 1 em di bawstr bata* iga Fadapemeriksaan darah ulang clidapafkan jirrnlahr sel Nekosit 95.00CI dengan47% eosinofil. Junnlah dan bentuit tr*:mbosit ne;rrnal\" Pernersksaan trnjaternyata negatif telun ea*ing dan prot*zca. Fada funduskopi tidaktarnpak kelainan mata Diagnosis menjurus ke rrisceral lawa miErans\"Pengobatan dengan distil-karbamazin, 2 nnglkg, trga kali sehari seiama10 hari ddseftai glengcbatan sinrptornatik dan supontif memberikan hasilyang eukup rnemuaskan. Kemudian setelah dianarnnesis lebih menclalan-r t*rnyata anjingyang dipelihara keluarga penderita sakit batuk sejak beherapa bulan,muntah dan diane dengan mengeluarkan caeirig bulat, vans snunqkinadalah Toxacara canls\" Kasus ini diteinukan di Anrerika $erikat\"10 Di Polandia Kazek dkk. melaporkan kastis eerebra! foxocariasispada anak, urnur 7 tahun\" Pada anak ini ditemukan gejala fokal sarafyaitu epilepsi dan konfirmasi cliagnosis penyakit dilakukan denganimajing dan pemeriksaan histopatologi. Selanjutnya tes serologinrelengkapi laporan ini. 11Daftar Pustaka1. Wilder HC. Nematode endophtalmitis. Trans Am Acad Ophthalni. 195CI;55:99-109.2. Beaver PC, Snyder CF{, Carrera GM, Dent JH, Lafferty JW. Chronic eosinophilia due to visceral larva migrans; report of ihree cases. Pediatricsvl

1952;$(1):7-'1e3. Ash L Zoonrotic larval nematode infections and childhood diseases\" h,{icroscopical $**iety af Sor,rthern Califsrnia. 2003.4. [-inranWD\" Hadidjaia P,Abidin $A FenelitianToxaeara canr.sdan ftsxot;ara *:afis diJakarta. Seminar Nasisnai ParasitologiV Bogor. 1988\"5. lVlarmor &4, Gli*kman t-, Shofer F. Faich LA, Rersenberg C, eornblatt B et al. Ioxocam canis infeation of children: epidenriologie and neuropsychologic findings\" Am J Fublic f\"lealth. '1987;77(5):55\"1-96. WernberE A, Levin tVlJ. Visceral larva migrans (toxocarasis). lnfeetions: Farasltie and rnycertic ln. Hay Villl/Jr, FlaywardAR, Levin MJ, $ondheimer JM and Assoetate Authors. 1$t!\"r ed Current pediatrie diagnersis & treatment. I nternationai Editiont l-ange Medical BookslMcGraw-Hill ; 200 1 . p.1104-6.V. $inghA, eunningham ET Jr, Stewart JilI. ileteetion and treatment of ncular tcxocarlasis. Review of Ophtalrnalogy. E-Nmwsiefier. Jobson Fublishing L.l- C; 2CI07.8. Goldsrnith RS. Visceral larva migrans ln: Tierney Ll\i Jr, McPhee $J, Papadakis MA, editors Current m*dical diagnosis and ireatment 2S01. lnternationai Edition: Lange S\"4edical Books /MeGraw-Hill; 2001. p. 1479-g. 80. F. Uveitis infekei. ln: Current concepts ln uveitis. 8th Cantinuing Asyari Sphthalmcilogy Fducation. Departrnent *f Ophthalmology, Facurlty ot Medicine, {.Jniv*rsiiy af lndonesia irr c$operation with PEF{DAMI JAYA; 20{t4. p. 1-20\"10.'Reifsnyder DN Farasitic diseases. Case studies. A compilation of 47 clinicaletuelies. lvlecJicni Examinaticn Publishing CCI. lnc. U$A; 1$80.11. Kazek E, Jamroz E, [r;i.*.tdera H, Eierzynska-Maeyszyn ful, Kluczewska G,. Marseal, E The eerekrral form of toxocarosrs tn a seven-year'old patient, Folia Neuropathol, ?006;4.4{1 ):72-6. lll:


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook