Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 5. Konjungtiva

Bab 5. Konjungtiva

Published by haryahutamas, 2016-04-02 06:45:23

Description: Bab 5. Konjungtiva

Search

Read the Text Version

Francisco J, Garcia-Ferre4 MD, lvan R. Schwab, MD & Debra J. shetla? MDW I. KONJUNGTIVITIS tiva, yang menyebabkan \"perlengketan\" tepian palpebra (terutama di pagi hari).Radang konjungtiva (konjungtivitis) adalah penyakit matapaling umum di dunia. Penyakit ini bervariasi mulai dari Sel-sel radang terlihat dalam eksudat atau kerokan yanghiperemia ringan dengan mata berair sampai konjung- diambil dengan spatula platina steril dari permukaan kon-tivitis berat dengan banyak sekret purulen kental. Penye-bab umumnya eksogery tetapi bisa endogen. jungtiva yang telah dianestesi. Bahan itu dipulas dengan pulasan Gram (untuk mengidentifikasi organisme bakte-KONJUNGTIVITIS KARENA AGEN INFEKSI ri) dan dengan pulasan Giemsa (untuk menetapkan jenis dan morfologi sel). Banyaknya leukosit polimorfonuklearjenis konjungtivitis dan berbagai penyebab yang paling adalah ciri khas konjungtivitis bakteri. Secara umum, selsering dijumpai diringkas dalam Tabel 5-1 dan 5-2. mononuklear dalam jumlah banyak - khususnya limfosit - Karena lokasinya, konjungtiva terpajan oleh banyakmikroorganisme dan faktor-faktor lingkungan lain yang khas untuk konjungtivitis virus. Jika ditemukan pseudo-mengganggu. Beberapa mekanisme melindungi permuka- membran atau membran sejati (mis., keratokonjungtivitisan mata dari substansi luar: Pada film air mata, komponen epidemika atau konjungtivitis virus herpes simpleks),akueosa mengencerkan materi infeksi, mukus menangkap neutrofil akan menjadi sel terbanyak karena adanya ne-debris, dan aktivitas pompa palpebra membilas air mata krosis yang menyertai. Pada konjungtivitis klamidia,ke duktus air mata secara konstan; air mata mengandung jumlah neutrofil dan limlosit biasanya setara.substansi antimikroba, termasuk lisozim dan antibodi (IgGdan IgA). Pada konjungtivitis alergika, eosinofil dan basofil Patogen umum yang dapat menyebabkan konjung- sering ditemukan dalam biopsi konjungtiva, tetapi jarangtivitis adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influ-. pada sediaan hapus konjungtiva; eosinofil atau granul eosinofilik biasanya ditemukan pada keratokonjungtivitisenzae, Staphylococcus aureus, Neisseria meningitidis, sebagian vernal (musim semi). Sejumlah besar protein yang dise- kresikan eosinofil (mis., protein kation eosinofil) dapatbesar strain adenovirus manusia, virus herpes simpleks ditemukan dalarn air mata pasien konjungtivitis vernal,tipe 1 dan 2, dan dua picornavirus. Dua agen yang ditular- atopik, atau alergika. Eosinofil dan basofil terdapat padakan secara seksual dan dapat menimbulkan konjungtivitis konjungtivitis alergika, dan sebaran granul eosinofilik dan eosinofil terdapat dalam keratokonjungtivitis vernal. Padaadalah Chlamydia trachomatis dan N eisseria gonorrhoeae. semua jenis konjungtivitis terdapat sel-sel plasma dalam stroma konjungtiva. Mereka tidak bermigrasi melalui epi-Sitologi Konjungtivitis tel sehingga tidak tampak dalam hapusan eksudat atau kerokan permukaan konjungtiva, kecuali epitelnya telahCedera epitel konjungtiva oleh agen perusak dapat diikuti nekrotik, seperti pada trakoma; dalam hal ini, pecahnyaoleh edema epitel, kematian sel dan eksfoliasi, hipertrofi sebuah folikel memungkirrkan sel-sel plasma mencapaiepitel, atau pembentukan granuloma. Selain itu, mung- permukaan epitel. Karena folikel matang pada trakomakin juga terjadi edema stroma konjungtiva (kemosis) dan mudah pecah, ditemukannya sel-sel limfobtastik besar danhipertrofi lapisan limfoid stroma (pembentukan folikel). berwarna pucat (sel pusat-germinal) pada kerokan meru-Dapat ditemukan sel-sel radang termasuk neutrofil, eosi- pakan indikasi kuat trakoma.nofil, basofil, limfosit, dan sel plasma, vang sering kalimenunjukkan sifat agen perusaknya. Sel-sel radang bermi- Gejala Konjungtivitisgrasi dari stroma konjungtiva melalui epitel ke permukaan.Sel-sel ini kemudian bergabung dengan fibrin dan mukus Gejala penting konjungtivitis adalah sensasi benda asing,dari sel-sel goblet untuk membentuk eksudat konjung- yaitu sensasi tergores atau terbakar, sensasi penuh di se- keliling riata, gatal, dan fotofobia.97

98 / BAB5Tabel 5-1. Penyebab konjungtivitis.gakt€fi ', ,, :. r':, :: ,:, :' ,': , Parasitik (jarang namun Penting) g,tivitiiis: Hiperakut (purulen) :r \"' :'r'l xonTlhuenlaltziivaiCtisalidfOanrnibel nesiaisrok::onj,un kroni k ,::,,,,: ,.'.,.:i,.,:,:' ;::j-\fgvi36p16:gonsrrhcea€ :',: ir ',',.. Nerssera meningitidis Loa loar,A\" kr luPVtfeie(ismusmeuroklecoopgfuofurtruso:l{e,rSnJfl)roeepatoec,sou{bcurp5e*ipens€uktonoenhiaiei j ' Ascaris lurnbrlcoides {iklim Trichinelta spiralis kernift]r r;i i . Sl*ednlirif'botsopttlilusnrha{reyrasattircaebirucnur{c}crcinE' k.ah,;du, n,r,:g ;l ,', sedang) :':,.,S,uHbaaerknUopth,,il'usI,aegy\"p':rr:'trs tba\"\"sil Koch:Wgetes) {iklirn'trs'pik) Fthirus pubis (Pediculus pubrs, kutu kemaluan) r,,,,'\",.:' okutar)','r , \"\", ' l,m',',u1'nl-oarlvoagikla(taatle{rOgeiktfair);s,our,i,sI, dtl )::(rm1 y.irasits rr:, r:r:,,,..,, K: rlollaneikr,note/orimriJaussukInhfllueefanrzoakeq{nikjulinmgtsiveidtiasng:}, r' -, ,; ,;-, rr'r:r',;,.;,, ' Reakii hip,erserl$itivitas regefa, {htlmora[ ;'.,:, :;, , 1, Stap h y I o coccu s a u re u s , , , l, .,,,,Keniungt !ti$ hay,,fey6r (ser,blili rF.li,;,r.glnput 'bri1u.,,,,,i.,,,, , 1 , J,.e,nlitraiaoranlgl+{,laakquutn, atsf,u6b(aOkipulto{ bkarsoil n,Miko}rax-Axenfeld:) , ,, , : ; ,,KKeerraattoskkoonnjjuuhnggl!ttivitiirt.kv,eartnoaptrik{,r:n:uir,im' s,,:e:,m: ' i:) r'] ' r ',: ::; ., Streptococci Moraxella catarrhaiis l:,l(Roenaikusnilhsitrievr.sietinsppitaivpit.ais|a,larrmabkast{a1!eilfiu.l!.g.rl}l:l.:.:.'l,l\":.::.i;.l, Coliform.: Proteus I, Fliktenulosis :'Cciytebaeterium liphtheriae I : ii\",Xorr;iungtllritis tingan sekunder terhadap blef alr,,i{,$,l',:, Mycosacterivrn:tuber€ufosrs, oKlamidia fenl4akitauJoi{nun Ir ir lrr',;,.1 ,.1. :Keratokonj,ur,j gtivitis si kal pada si'qdran:r$j-Sg\"Ien ,:-,i''Traksnia, {rfifai.nydid tralhamatfs serotipe A-C}., ::Konlu'ngtivitrrinklust {{hlarnydia :ffachornafti sercti'pe D-K} Perofigoid rikatrikal , ,;,1r,'r., l : .LimfagranufEma venereum {LGV} {Ctrlamydia trecfi ornafiS Kimiawi atau iritatif ' I 'rl\" r ll' i', latrogenik ,,\"r.ti'.,,,-..t'. serotipe L1 -3) Miotik : I \" ,l: , ,,-,, ',',''Viral Konjungtivitis folikular viral akut tdoxuridine.:..:]:....':..'ll..:ll..'.r' Du*\"* t tingokonjungtivitis oieh aelencvirus::tip€.:3'dan 7 Obat topikal lain dan serotiPe lain Larutan lensa kontak Keratoionjungtivitis epidernika olBh adenovirus,tipe 8ldan ,Ya,nAgs$asmphy$u,4:g:ta,n,:.d:eingan : pekerjaan , .,, .;:,;,,: ,,,,:r ,.j ,.,. l 19 ,, rri,\"ir:'r'l,':,,;..r:'l:,:tl,ri::; , ',,, ,t ,,,8 ia.,,. ': ,.; ;.,,1 ,:1 ,:l;r,,'::','ViirrsiheiFeerimplehi, ?0;: ., ,, :, l,K*njungtivitii hemoragik akut,oleh enteroyirus tipe ,, , :;rjqrangoleh coxsa(kievirut tipe A24 \" : : g.Sui1naur,:Ut'l't1fa::iv.i]q.l]e'tl.:,.,,::.:,.,,',.r.l.'r.:,:,:.r:,'l;r,..';rii:r.,.1;,.;\":,.;,l,r, ,,:. ' 'r ' Konjungtkitis fslikular viral krcnlk , ',, , r,r : , Virus molluscum {ontagiosurn : Etiologitakdiketahui ' : Btefarokoniungtivitis viral : Varicella, herpes zoster akibat virus varicella-zoster Folikulosis Virus campak Konjungtivitls folikular. kronik {konjun gtlvitis anakiyatirrr'Rickettsia (jarang) konj ungtivitis Axenfeld) , l ronlungiivitis non-purulen dengan hiperernia {an sqdikit Rosasea okular ,:: ' , .' rr : rr : r :: r :i PStffia5iSrr.| I' ,:, , infi$rasi rering kali merupalcan'ciri penyakit riketsi'a , :,.,,:' Ti{us,,,:., ,,, ,.' ,: , l Erythe*amuJtifo'm\"yor (rindtom stevensJohnlbn).$ Murine tYPhus minor Dermatitis herPetiformis ':1,:',. :: ' ,i rii:.';.l..l,l,l.fStlo.coriu*eyb;rMtytrp,o{hruu.ns6ra.Min*epodt.teltdref,regvenr i'a: .:l.,.,...i:.. r' IDennatitis$grfietif fiis .: : ,.'Ep.irfl,gfnleJiiiii'bul.p.fa.' ;1,:1rr.'rr\"r '.,.:neralolonjpfl tly r.lirnbik iKoniu,pgtivitirligneosa srlpgsior '.. ',, .,:i,,;r ,,, , Demam-Q r11,,,,r,,.Jamur (jarang) Sindrom Reiter {pen}{a'kit' w.asalti') i' Eksudatif kronik $indibffirnfbhsdus ntukokutgneus Bei'kaita#dgngtnpehyC,tft,ristimi l ,;:,::f i: ,r .,:', \" l Penyakit tiroid (pajanan, kongestif) Candida Granulomatosa Konjungtivitis gout Rh i nosporidi u m seeberi \"tKonjungtivitis karsinoid r,1r. r\",,, , , Corccld i o i des,mmit,s (Dgmarn fu n Joaquin Valley) : SSTaiufrih,l,ikgg,fi:dki:ourS:l+irs-:tit':::.i:,,.,r.'':,'ir,-.rrr.i'.r.ri'i:r'ir::;,:,.,:,:'r,',,'..:'irrrr,,',.:1'..'' i,i,1;,,;ir:-r ,\"' i:; i'::: iporotrix schenckii ; ,r,1,..,'r..,i-.:1i:,,\":i'-:':r.::,::-:f:.i'.::\"i ;' -, ',,',, , ,': i l '\"r

KONJUNGTIVA / 99Tabel 5-1. Penyebab konjungtivitis (lanjutan). Sekunder terhadap dakriosistitis at6u kanolikulitis Konjungtivitis sekunder pada dakriosistitis Pneumococci atau streptococci beta-hemolytic Konjungtivitis sekunder pada kanalikulitis Actinsmytes israelii, Candida spp, Aspergillus spp {jarang} Sensasi benda asing dan sensasi tergores atau terbakar Eksudasi adalah ciri semua jenis konjungtivitis akut.sering dihubungkan dengan edema dan hipertrofi papila Eksudatnya berlapisJapis dan amorf pada konjungtivitisyang biasanya menyertai hiperemia konjungtiva. Jika ada bakteri dan berserabut pada konjungtivitis alergika. padarasa sakit, kornea agaknya juga terkena. hampir semua jenis konjungtivitis, didapatkan banyak kotoran mata di palpebra saat bangun tidur; jika eksudatTanda-Tanda Konjungtivitis (Tabel 5-2) sangat banyak dan palpebranya saling melengket, agak-Tanda-tanda penting konjungtivitis adalah hiperemia, nya konjungtivitis disebabkan oleh bakteri atau klamidia.mata berair, eksudasi, pseudoptosis, hipertrofi papilar,kemosis, folikel, pseudomembran dan membran, granulo- I'seudoptosis adalah terkulainya palpebra superior ka-ma, dan adenopati pre-aurikular. rena infiltrasi di otot Muller. Keadaan ini dijumpai pada Hiperemia adalah tanda klinis konjungtivitis akut yang beberapa jenis konjungtivitis berat, mis., trakoma dan ke-paling menyoiok. Kemerahan paling jelas di forniks dan ratokonjungtivitis epidemika.makin berkurang ke arah limbus karena dilatasi pernbu-luh-pembuluh konjungtiva posterior. (Dilatasi perilimbus Hiperkofi papilar adalah reaksi konjungtiva non-atau hiperemia siliaris mengesankan adanya radang kor-nea atau struktur yang lebih dalam.) Warna merah terang spesitik yang terjadi karena konjungtiva terikat pada tarsusmengesankan konjungtivitis bakteri, dan tampilan putih- atau limbus di bawahnya oleh serabut-serabut halus. Ke-susu mengesankan konjungtivitis alergika. Hiperemia tika berkas pembuluh yang membentuk substansi papilatanpa infiltrasi sel mengesankan iritasi oleh penyebabfisik seperti angiry matahari, asap, dll., tetapi sesekali bisa (bersama unsur sel dan eksudat) mencapai membranmuncul pada penyakit yang berhubungan dengan ketidak-stabilan vaskular (mis., acne rosacea). basai epitel, pembuluh ini bercabang-cabang di atas papila mirip jeruji payung. Eksudat radang rnengumpul di anta- Mata berair (epifora) sering kali menyolok pada kon- ra serabut-serabut dan membentuk tonjolan-tonjolan kon-jungtivitis. Sekresi air mata diakibatkan oleh adanya sen- jungtiva. Pada penyakit-penyakit nekrotik (mis., trakoma),sasi benda asing, sensasi terbakar atau tergores, atau olehrasa gatalnya. Transudasi ringan juga timbul dari pembu- eksudat dapat digantikan oleh jaringan granulasi atau ja-luh-pembuluh yang hiperemik dan menambah jumlah airmata tersebut. Kurangnya sekresi air mata yang abnormal ringan ikat.mengesankan keratokonjungtivitis sika. Bila papilanya kecil, tampilan konjungtiva umum- nya liciry seperti beludru. Konjungtiva dengan papila merah mengesankan penyakit bakteri atau klamidia (mis., konjungtiva tarsal merah rnirip beiudru adalah khas pada trakoma akut). Pada inJiltrasi berat konjungtiva dihasiikan papiia raksasa. Pada keratokonjungtivitis vernal, papila ini disebut juga \"papila cobblestone\" karena tampilannyaTabel 5-2. Pembedaan jenis-jenis konjungtivitis umum,rSel-sel polimorfonuklear

100 / BAB s Granuloma konjungtiva selalu mengenai stroma dan paling sering berupa kalazion. Penyebab endogen lainyang rapat; papila raksasa beratap rata, poligonal, dan adalah sarkoid, sifilis, penyaklt\" cat-scratch\", dan coccidioi-berwarna putih susu-kemerahan. Di tarsus superior, pa- domycosis (arang). Sindrom okuloglandular Parinaud ter-pila macam ini mengesankan keratokonjungtivitis vernal diri atas granuloma konjungtiva dan pembesaran kelenjardan konjungtivitis papilar raksasa dengan sensitivitas ter- getah bening (KGB) preaurikular; kelompokan penyakit inihadap lensa kontak di tarsus inferior, mengesankan kera- memerlukan pemeriksaan biopsi untuk memastikan diag-tokonjungtivitis atopik. Papila raksasa dapat pula timbuldi limbus, terutama di daerah yang biasanya terpajan saat nosis.mata terbuka (antara pukul 2 dan 4 dan antara pukul 8dan 10). Di sini papila tampak berupa tonjolan-tonjolan Fliktenula merupakan reaksi hipersensitivitas lambatgelatinosa yang dapat meluas sampai ke kornea. Papila terhadap antigen mikroba, mis., antigen stafilokok ataulimbus khas untuk keratokoniungtivitis vernal, tetapi mikobakterial. Fliktenula konjungtiva awalnya berupa pe-jarang pada keratokonjungtivits atopik rivaskulitis dengan penumpukan lim{osit di pembuluh Kemosis konjungtiva sangat mengarah pada konjung- darah. Bila keadaan ini sampai menimbulkan ulkus kon-tivitis alergika, tetapi dapat timbul pada konjungtivitis jungtiva, dasar ulkus akan dipenuhi oleh leukosit poli-gonokok aiau meningokok akut dan terutama pada kon-jungtivitis adenoviral. Kemosis konjungtiva bulbaris ter- morfonuklear. Limfadenopati preaurikular adalah tanda penting kon-lihat pada pasien trikinosis. Sesekali, kemosis tampak se- jungtivitis. Sebuah KGB preaurikular tampak jelas padabelum terlihatnya infiltrat atau eksudat. sindrom okuloglandular Parinaud dan, jarang, pada ke- Folikel tampak pada sebagian besar kasus konjungti- ratokonjungtivitis epidemika. Sebuah KGB preaurikular besar atau kecil, kadang-kadang sedikit nyeri tekan, adavitis virus, semua kasus konjungtivitis klamidia, kecuali pada konjungtivitis herpes simpleks primer, keratokon-konjungtivitis inklusi neonatal, beberapa kasus konjung- jungtivitis epidemika, konjungtivitis inklusi, dan trakoma.tivitis parasitik, dan pada beberapa kasus konjungtivitis KGB preaurikular kecil tanpa nyeri tekan terdapat padatoksik yang diinduksi'oleh pengobatan topikal, seperti demam faringokonjungtiva dan konjungtivitis hemoragikidoxuridine, dipivefrin, dan miotik' Folikel-folikel di for- akut. Kadang-kadang lim{adenopati preaurikular terlihatniks inferior dan tepi tarsus mempunyai sedikit nilai diag- pada anak-anak dengan infeksi kelenjar meibom.nostik, tetapi jika terdapat pada tarsus (terutama tarsussuperior), harus dicurigai adanya konjungtivitis klamidia, KONJUNGTIVITIS BAKTERIviral, atau toksik (pascamedikasi topikal). Terdapat dua bentuk konjungtivitis bakteri: akut (termasuk hiperakut dan subakut) dan kronik. Konjungtivitis bakteri Folikel merupakan suatu hiperplasia limfoid lokal akut biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri, berlang- sung kurang dari 1,4 hari. Pengobatan dengan salah satudi dalam lapisan timfoid konjungtiva dan biasanya mem- obat antibakteri yang tersedia biasanya menyembuhkanpunyai sebuah pusat germinal. Secara klinis, folikel dapat dalam beberapa hari. Sebaliknya, konjungtivitis hiperakutdikenali sebagai struktur bulat kelabu atau putih yang (purulen) yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae atauavaskular. Pada pemeriksaan slitlamp, lampak pembuluh- N eisseria meningitidis dapat menimbulkan komplikasi matapembuluh kecil yang muncul pada batas folikel dan me- berat bila tidak diobati sejak dini. Konjungtivitis kronik biasanya sekunder terhadap penyakit palpebra atau obs-ngitarinya. truksi ductus nasolacrimalis. Pseudomembran dan membran adalah hasil dari fbmuan Klinisproses eksudatif dan hanya berbeda derajatnya. Pseudo- A. Tnruon oeru Geranmembran adalah suatu Pengentalan (koagulum) di atas Organisme yang tercantum dalam Tabel 5-1 adalah pe- nyebab sebagian besar konjungtivitis bakteri: Umumnya,permukaan.epitel, yang bila diangkat, epitelnya tetap utuh. konjungtivitis ini bermanifestasi dalam bentuk iritasi danMembran'adalah pengentalan yang meliputi seluruh epi- pelebaran pembuluh darah (injeksi) bilateral, eksudat pu-tel, yang jika diangkat, meninggalkan permukaan yang rulen dengan palpebra saling melengket saat bangun tidur, kasar dan bcrdarah. Pseudomembran atau membran dapat dan kadang-kadang edema palpebra. Infeksi biasanya menyertai keratokonjungtivitis epidemika, konjungtivitis mulai pada satu mata dan melalui tangan menular ke se- virus herpes simpleks primer, konjungtivitis streptokok, belahnya. Infeksi dapat menyebar ke orang lain melalui difteria, pemfigoid sikatrikal dan erythema multiforme benda yang dapat menyebarkan kuman (fomit). mayor. Membran dan pseudomembran dapat pula akibat luka bakar kimiawi, terutama luka bakar alkali. Konjungtivitis ligneosa adalah bentuk istimewa kon-jupgtivitis membranosa rekuren. Keadaan ini bilateral, terutama pada anak-anak, lebih banyak pada perempuan, dan mungkin menyertai temuan sistemik lain, seperti na- sofaringitis dan vulvovaginitis.

KONJUNGTIVA / 1O1 Konjungtivitis bakteri hiperakut (purulen) (disebab- jarang. Pseudomembran atau membran yang dihasilkankan oleh N gonorrhoeae, Neisseria kochii, dan N meningitidis) oleh organisme ini dapat terbentuk pada konjungtiva pal- pebralis. Kasus-kasus konjungtivitis kronik yang jarang,ditandai oleh eksudat purulen yang banyak (Gambar 5-1). yang disebabkan oleh Moraxella catarrhalis, basil coliform,Konjungtivitis meningokok kadang-kadang terjadi pada proteus, dll., sulit dibedakan secara klilis.anak-anak. Setiap konjungtivitis berat dengan banyak ek-sudat harus segera. dilakukan pemeriksaan laboratorium B. Tenauaru Lasonnronruitdan segera diobati. Jika ditunda, bisa terjadi kerusakankornea atau kehilangan mata, atau konjungtiva dapat men- Pada kebanyakan kasus konjungtivitis bakteri, organismeadi gerbang masukN gonorrhoeae atauN meningitidis, yang penyebabnya dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan mikroskopik kerokan konjungtiva yang dipulas denganf pulasan Gram atau Giemsa; pemeriksaan ini menampilkan banyak neutrofil polimorfonuklear. Kerokan konjungtivamendahului sepsis atau meningitis. untuk pemeriksaan mikroskopik dan biakan disarankan Konjungtivitis mukopurulen (catarrhal) akut sering untuk semua kasus dan diharuskan jika penyakitnya pu- rulerl bermembran atau berpseudomembran. Studi sen-terdapat dalam bentuk epidemik dan disebut \"mata merah sitivitas antibiotik juga diperlukan, tetapi terapi antibiotik(pinkeye)\" oleh kebanyakan orang awam. Penyakit ini empiris harus dimulai. Bila hasil uji sensitivitas antibiotikditandai dengan hiperemia konjungtiva akut dan sekret sudah didapatkan, terapi dengan antibiotik spesifik dapatmukopurulen berjumlah sedang. Penyebab paling umum diberikan.adalah Streptococcus pneumoniae pada iklim sedang.dan Komplikasi & SekueleHaemophilus aegyptius pada iklim tropis. Penyebab yang Blefaritis marginal kronik sering menyertai konjungtivitiskurang umum adalah stafilokokus dan streptokokus lain. stafilokok, kecuali pada pasien sangat muda yang bukanKonjungtivitis yang disebabkan oleh S pneumoniae dan sasaran blefaritis. Parut konjungtiva dapat mengikuti kon- jungtivitis pseudomembranosa dan membranosa, dan padaH aegyptius dapat disertai perdarahan subkonjungtiva. kasus tertentu diikuti oleh ulserasi kornea dan perforasi.Konjungtivitis H aegyptius di Brazil diikuti dengan demam Ulserasi kornea marginal dapat terjadi pada infeksi Npurpura fatal yang ditimbulkan oleh toksin bakteri ter- gonorrhoeae, N kochii, N meningitidis, H aegyptius, S aureus, dan M catarrhalis; jika produk toksik N gonolrhoeaeberdi-kait-plasmid. fusi melalui komea masuk ke bilik mata depan, dapat tim- Koniungtivifis subakut paling sering disebabkan oleh bul iritis toksik.H influenzae, dan terkadan g oleh Escherichia coli dan spesies Terapiproteus. Infeksi H influenzae ditandai dengan eksudat tipis, Terapi spesifik konjungtivitis bakteri tergantung pada temuan agen mikrobiologiknya. Sambil menunggu hasilberair, atau berawan. laboratorium, dokter dapat memulai terapi dengan anti- mikroba topikal spektrum luas (mis., polymyxin-hime- Konjungtivitis bakteri kronik terjadi pada. pasien thoprim). Pada setiap konjungtivitis purulen yang pulasan Gram-nya menunjukkan diplokokus gram-negatif, sugestifdengan obstruksi ductus nasolacrimalis dan dakriosistitis neisseria, harus segera dimulai terapi topikal dan sistemik.kronik, yang biasanya unilateral. Infeksi ini juga bisa me- Jika kornea tidak terlibat, ceftriaxone 1 g yang diberikannyertai blefaritis bakterial kronik atau disfungsi kelenjar dosis tunggal per intramuskular biasanya merupakan tera-meibom. Pasien dengan sindrom palpebra-lunglai (floppy pi sistemik yang adekuat. Jika kornea terkena, dibutuhkanlid syndrome) atau ektropion dapat terkena konjungtivitis ceftriaxone parenteral, 1-2 gper hari selama 5 hari.bakterial sekunder. Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen, saccus .Konjungtivitis bakteri dapat disebabkan oleh Coryne- conjunctivalis harus dibilas dengan larutan saline agar dapat menghilangkan sekret konjungtiva. Untuk mence-b acterium diphtheriae dan S trepto co ccus py o genes walaupun gah penyebaran penyakit ini, pasien dan keluarga diminta memperhatikan higiene perorangan secara khusus.Gambar 5-1. Konjungtivitis gonokok. Eksudat purulen sangat Perjalanan & Prognosisbanyak. (Seizin L Schwab.) Konjungtivitis bakteri akut hampir selalu sembuh sendiri. Tanpa diobati, infeksi dapat berlangsung selama 10-L4

102 / BAB s diam-diam, dan penyakit itu dapat sembuh dengan sedi- kit atau tanpa komplikasi. Pada orang dewasa, timbulnyahari; jika diobati dengan memadai, 1-3 hari, kecuali kon- sering akut atau subakut, dan komplikasi cepat berkem-iungtivitis stafilokok (yang dapat berlanjut menjadi blefa- bang. Pada saat timbulnya, trakoma sering menyerupairokonjungtivitis dan memasuki fase kronik) dan konjung- konjungtivitis bakterial, tanda dan gejala biasanya terdiritivitis gonokok (yang bila tidak diobati dapat berakibatperforasi kornea dan endoftalmitis). Karena konjungtiva atas berair-mata, fotofobia, nyeri, eksudasi, edema palpe-dapat menjadi gerbang masuk meningokokus ke dalam bra, kemosis konjungtiva bulbaris, hiperemia, hipertrofidarah dan meninges, septikemia dan meningitis dapat papilar, folikel tarsal dan limbal, keratitis superior, pem-menjadi hasil akhir konjungtivitis meningokokus. bentukan pannus, dan sebuah nodus preaurikular kecil yang nyeri tekan. Konjungtivitis. bakteri kronik mungkin tidak dapatsembuh-sendiri dan menjadi masalah pengobatan yang Pada trakoma yang sudah terdiagnosis, mungkin juga terdapat keratitis epitel superior, keratitis subepitel, pan-menyulitkan. nus, folikel limbus superior, dan akhirnya sikatriks pa- tognomonik- sisa folikel-folikel ini, yang dikenal sebagairoruiulucnvrrs KtAMtDtA sumur-sumur Herbert- depresi kecil pada jaringan ikat di batas limbus-kornea yang ditutupi epitel. Pannus yang di-7. Trakoma maksud adalah membran fibrovaskular yang muncul dari limbus, dengan lengkung-lengkung vaskular yang meluasTrakoma adalah salah satu penyakit tertua yang diketa- ke atas kornea. Semua tanda trakoma lebih berat pada kon-hui. Penyakit ini dikenal sebagai penyebab trikiasis sejak jungtiva dan kornea bagian atas daripada bagian bawah.abadke-27 SM dan mengenai semua ras. Dengan 400 ju- Untuk memastikan trakoma endemik di sebuah ke-ta penduduk dunia yang terkena, penyakit ini menjadi luarga atau masyarakat, sejumlah anak harus menunjuk-salah satu penyakit kronik yang paling banyak dijumpai. kan sekurang-kurangnya dua tanda berikut:Prevalensi dan berat-penyakit yang beragam per regionaldapat dijelaskan dengan dasar variasi higiene perorangan 1. Lima atau lebih folikel pada konjungtiva tarsal ratadan standar kehidupan masyarakat dunia, kondisi iklimtempat tinggal, usia saat terkena, serta frekuensi dan je- yang melapisi palpebra superior.nis infeksi mata bakterial yang sudah ada. Trakoma yangmembutakan terdapat pada banyak daerah di Afrika, bebe- 2. Parut konjungtiva yang khas di konjungtiva tarsal su-rapa daerah di Asia, di antara suku aborigin Australia, dan perior.di Brazil utara. Masyarakat dengan trakoma yang lebihringan dan tidak membutakan terdapat di daerah-daerah 3. Folikel limbus atau sekuelenya (sumur Herbert).yang sama, dan di beberapa daerah Amerika Latin serta 4. Perluasan pembuluh darah ke atas kornea, paling jelasKepulauan Pasifik. di limbus atas. Trakoma umurrrnya bilateral. Penyakit ini menyebar Biarpun kadang-kadang ada individu yang memenuhi kriteria ini, penyebaran tanda-tanda ini yang luas di dalammelalui kontak langsung atau benda pencemar, umufirnya keluarga dan masyarakatlah yang menentukan adanya tra-dari anggota keluarga yang lain (saudara, orangtua), yangjuga harus diperiksa. Vektor serangga, khususnya lalat, koma\"dapat berperan dalam transmisi. Bentuk akut penyakit inilebih infeksius daripa'da bentuk sikatriksnya; makin besar Untuk pengendalian, World Health Organization telah mengembangkan cara sederhana untuk menggambarkaninokulumnya, makin berat penyakitnya. Penyebaran penyakit tersebut. Ini mencakup tanda-tanda berikut:sering dihubungkan dengan epidemi konjungtivitis bakte- TF: Lima atau lebih folikel pada konjungtiva tarsalrial dan musim kemarau di negara tropis dan subtropis. superior.Temuan Klinis Tl: lnf iltrasi difus dan hipertrofi papilar konjungtivaA. Tauoa DAN GEJATA tarsal superior yang sekurang-kurangnya menutupiTrakoma mulanya adalah suatu konjungtivitis folikular 50% pembuluh profunda normal.kronik pada masa kanak-kanak, yang berkembang hinggaterbentuknya parut konjungtiva. Pada kasus berat, pem- TS: Parutkonjungtivatrakomatosa.balikan bulu mata ke dalam terjadi pada masa dewasa TT: Trikiasis atau entropion (bulu mata terbalik kemuda sebagai akibat parut konjungtiva yang berat. Abrasiterus-menerus oleh bulu mata yang membalik dan de- dalam).fek film air mata menyebabkan parut kornea, umumnyasetelah usia 30 tahun. CO: Kekeruhan kornea. Masa inkubasi trakoma rala-rata7 hari, tetapi bervariasi Adanya TF dan TI menunjukkan suatu trakoma infek-dari 5 sampai 'J.4hari. Pada bayi atau anak, biasanya timbul siosa aktif dan harus diobati. TS adalah bukti kerusakan akibat penyakit ini. TT berpotensi membutakan dan meru-

/KONJUNGTIVA 103pakan indikasi untuk tindakan operasi koreksi palpebra. Komplikasi & SekueleCO adalah lesi trakoma terakhir, yang membutakan. Parut di konjungtiva adalah komplikasi yang sering ter-B. Tertaunru Lnaonnronlun jadi pada trakoma dan dapat merusak kelenjar lakrimal aksesorius dan menghilangkan duktulus kelenjar lakrimal.tiva yang dipulas dengan Giemsa, tetapi tidak selalu ada'Pada sediaan pulasan Giemsa, inklusi tampak sebagai mas- Hal ini mengurangi komponen akueosa dalam film airsa sitoplasma biru atau ungu gelap yang sangat halus, yangmenutupi inti sel epitel. Pulasan antibodi fluorescein dan mata prakornea secara drastis, dan komponen mukosanyauji immunoassay enzim tersedia di pasaran dan banyak mungkin berkurang karena hilangnya sebagian sel goblet.dipakai di laboratorium klinis. Uji baru ini dan uji-uji baru Luka parut itu juga mengubah bentuk palpebra superiorlainnya, termasuk polymerase chain reaction (PCR), telah berupa membaliknya bulu mata ke dalam (trikiasis) ataumenggantikan sediaan hapus konjungtiva dengan pulasan seluruh tepian palpebra (entropion) sehingga bulu mataGiemsa dan isolasi agen klamidial dalam biakan sel. terus menerus menggesek kornea. Kondisi ini sering meng- akibatkan ulserasi kornea, in{eksi bakterial kornea, dan pa- Secara morfologis, agen trakoma mirip dengan agen rut kornea (Gambar 5-2).konjungtivitis inklusi, tetapi keduanya dapat dibedakan Ptosis, obstruksi ductus nasolacrimalis, dan dakriosis-secara serologis dengan mikroimunofluoresens. Trakoma titis adalah komplikasi trakoma lainnya yang sering di-disebabkan oleh Chlamydia trachomatis serotipe A, B, Ba, jumpai.atau C. TerapiDiagnosis Diferensial Perbaikan klinis yang mencolok umulrlnya dapat dicapai dengan tetracycline, 1-1-,5 g/hari per oral dalam empat do-Faktor epidemiologik dan klinis yang perlu dipertimbang-kan untuk membedakan trakoma dari bentuk koniungti- sis terbagi selama 3-4 minggu; doxycycline, 100 mg per oralvitis {olikular lainnya diringkas sebagai berikut: dua kali sehari selam 3 minggu; atau erythromycin, 1, g/1. Tidak adanya riwayat terpajan trakoma endemik ber- hari per oral dibagi dalam empat dosis selama 3-4 minggu. tentangan dengan diagnosis. Kadang-kadang diperlukan beberapa periode pengobatan agar benar-benar sembuh. Tetracycline sistemik jangan2. Konjungtivitis folikular viral (akibat infeksi adenovi- diberikan pada anak di bawah umur 7 tahun atau wanita hamil karena dapat mengikat kalsium pada gigi yang se- rus, virus herpes simpleks, picornavirus, dan coxsackie- virus) umumnya memiliki awitan akut dan sembuh dang berkembang dan tulang yang tumbuh. Hal ini akan sempurna dalam 2-3 minggu. mengakibatkan perubahan warna gigi permanen menjadi kekuningan dan kelainan kerangka (mis., klavikula). Ber-3. Infeksi dengan strain klarnidia yang ditularkan melalui bagai studi terakhir di negara-negara berkembang menun- hubungan kelamin biasanya bersifat akut pada indivi- jukkan bahwa azithromycin 1 g per oral merupakan terapi du yang seksual aktif. yang efektif bagi trakoma anak. Karena efek sampingnya minimal dan mudah diberikaru antibiotik makrolida ini4. Konjungtivitis folikular kronik oleh bahan-bahan menjadi obat pilihan pada kampanye pengobatan massal. eksogen (nodul molluscum palpebra, medikasi mata Gambar 5-2. Trakoma lanjut setelah parut dan ulserasi kor- topikal) menyembuh perlahan setelah nodul dibuang nea. Perhatikan lalat di sisi temporal palpebra inferior. Lalat atau obat dihentikah. merupakan vektor utama trakoma.5. Sindrom okuloglandular Parinaud bermanifestasi sd- bagai pembesaran KGB leher atau preaurikular yang masif walaupun lesi konjungtivanya mungkin foliku- lar.6. Anak-anak kecil sering memiliki sejumlah folikel (se- perti tonsil yang hipertrofi), suatu keadaan yang dikenal sebagai folikulosis.7. Kondisi-kondisi atopik konjungtivitis vernal dan kera- tokonjungtivitis atopik berkaitan dengan papila raksasa yang meninggi dan sering poligonal, dengan tampilan . putih susu-kemerahan. Eosinofil tampak dalam sedia- an hapus.8. Setidiki adanya riwayat intoleransi lensa kontak pada pasien dengan parut dan pannus konjungtiva; papilae raksasa pada beberapa pemakai lensa kontak dapat dikelirukan dengan folikel trakoma.

104 / BAB s Pada orang dewasa, konjungtiva kedua tarsus-ter- utama tarsus inferior-mempunyai sejumlah papila dan Salep atau tetes topikal, termasuk preparat sulfonami- folikel (Gambar 5-3). Karena pseudomembran umum-de, tetracycline, erythromycin, dan ri{ampin, empat kali nya tidak terbentuk pada orang dewasa, biasanya tidaksehari selama 6 minggu, sama efektifnya. terbentuk parut. Keratitis superfisial mungkin ditemukan di bagian superior; lebih jarang lagi, sebuah mikropannus Sejak dimulainya terapi, efek maksimum biasanya superior kecil (<1-2 mm). Kekeruhan subepitel, umumnyabelum dicapai dalam 10-12 minggu. Karena itu, tetap ada- marginal, sering terbentuk. Otitis media dapat timbul se-nya foiikel pada tarsus superior selama beberapa minggu bagai akibat in-feksi tuba auditivasetelah terapi berjalan jangan dipakai sebagai bukti kega- B. Tenaunn Lneonnronruutgalan terapi. Sifat dasar konjungtivitis inklusi dewasa adalah ditularkan Koreksi-bedah harus dilakukan pada bulu mata yang secara seksual dan pasien serta pasangannya harus ditera-membalik ke dalam untuk mencegah parut trakoma lanjut pi secara sisternik. Karenanya, uji diagnostik yang cepat-di negara berkembang. Tindakan bedah ini kadang-kadang uji antibodi fluoresens langsung, enzyme-linked immunosor-dilakukan oleh dokter bukan ahli mata atau oleh orang bent assay (ELISA), dan PCR-telah menggantikan pulasanyang dilatih khusus. Giemsa dalam praktik klinis rutin.Perjalanan Penyakit & Prognosis Pada kasus oftalmia klamidia neonatal, diagnosis yang cepat juga merupakan suatu keharusan untuk mencegahTrakoma, secara karakteristik merupakan penyakit kronik komplikasi sistemik, seperti pneumonitis klamidia. Kon-yang berlangsung lama. Dengan kondisi higiene yang baik jungtivitis inklusi disebabkan oleh C trachomatis serotipe(khususnya, mencuci muka pada anak-anak), penyakit ini D-K, sesekali oleh serotipe B. Penentuan serologik tidaksembuh atau bertambah ringan sehingga sekuele berat berguna untuk mendiagnosis in{eksi mata, tetapi peng- ukuran kadar antibodi IgM sangat berharga dalam diag-terhindarkan. Sekitar 6-9 juta orang di dunia telah kehi- nosis pneumonitis klamidia bayi.Iangan penglihatannya karena trakoma. Diagnosis Diferensial2. Konjungtivitis lnklusi Konjungtivitis inklusi, secara klinis dapat dibedakan dari trakoma berdasarkan hal-hal berikut ini:Konjungtivitis inklusi sering bilateral dan biasanya ter-dapat pada orang muda yang seksual aktif. Agen klamidial 1. Trakoma folikular aktif umumnya terdapat pada anak-menginfeksi uretra si pria dan serviks si wanita. Transmisike mata orang dewasa biasanya karena praktik seksual anak kecil atau yang hidup di atau terpapar terhadaporal-genital atau transmisi dari tangan ke mata. Sekitar 1 masyarakat denghn trakoma endemik; konjungtivitisdari 300 orang dengan infeksi klamidia genital terkena pe-nyakit mata ini. Transmisi tak langsung pernah dilaporkanterjadi di kolam renang yang kurang klor-nya. Pada neona-tus, agen itu ditularkan sewaktu lahir melalui kontaminasilangsung konjungtiva dengan sekret serviks. ProfilaksisCred6 (perak nitrat 1%) hanya memberi proteksi sebagianterhadap konjungtivitis inklusi.Temuan Klinis Gambar 5-3. Konjungtivitis folikular akut yang disebabkanA. Grrnm DAN TANDA oleh konjungtivitis inklusi pada.pria berusia 22 tahun denganAwitan konjungtivitis inklusi bisa akut atau subakut. Pa- urethritis. (Seizin K Tabbara.)sien sering kali mengeluh mata merah, pseudo-ptosis, dan\"belekan,\" terutama di pagi hari. Neonatus menunjukkankonjungtivitis papilar dan eksudat dalam jumlah sedang;pada kasus hiperakut, sesekali terbentuk pseudomembranyang dapat menimbulkan parut. Karena neonatus tidakmemiliki jaringan adenoid di stroma konjungtiva, folikeltidak akan terbentuk; jika konjungtivitis bertahan hingga2-3 bulan, akan timbul folikel dan gambaran konjungtiva-nya mirip dengan yang terdapat pada anak besar danorang dewasa. Pada neonatus, inJeksi klamidia dapat me-nimbulkan faringitis, otitis media, dan pneumonitis inter-stisial.

inklusi terdapat pada remaja dan dewasa yang seksual KONJUNGTIVA / 105 aktiI. Parut konjungtiva sangat jarang pada konjungtivitis 7. Konjungtivitis Folikular Viral Akut inl-[usi dewasa. Sumur Herbert adalah suatu tanda unik bahwa di Demam Faringokonjungtival waktu yang lampau pernah menderita trakoma. Demam faringokonjungtival ditandai oleh demam 38,3-Terapi 40\"C, sakit tenggorokan, dan konjungtivitis folikular pada satu atau dua mata. Folikel sering sangat mencolok padaA. Pron BnYr kedua konjungtiva (Gambar 5-4) dan mukosa faring. Pe- nyakit inibisa bilateral ataupun unilateral. Mata merah danBeri suspensi erythromycin per oral, 50 mg/kg/hari dalam berair sering terjadi, selain itu mungkin ada keratitis epitel4 dosis terbagi, selama sekurang-kurangnya 14 hari. Medi- superfisial unfuk sementara dan sesekali terdapat sedikitkasi oral diperlukan karena in{eksi klamidia juga melibat- kekeruhan di subepitel. Yang khas adalah limfadenopatikan saluran napas dan gastrointestinal. Antibiotik topikal(tetracycline, erythromycio sulfonamide) tidak berman- preaurikular (tidak nyeri tekan). Sindrom ini mungkinfaat untuk neonatus yang diobati dengan erythromycin peroral. Kedua orangtuanya harus diobati dengan tetracycline tidak lengkap, hanya terdiri atas satu atau dua tanda uta-atau erythromycin oral untuk inJeksi saluran genitalnya. ma (demam, faringitis, dan konjungtivitis).B. Paon Onnrua Drwnsn Demam faringokonjungtival umunrnya disebabkanPenyembuhan dicapai dengan doxycycline, 100 mg per oral oleh adenovirus tipe 3 dan kadang-kadang oleh tipe 4dua kali sehari, selama 7 hari; atau erythromyciry 2 g/hari dan 7. Virusnya dapat dibiakkan dalam sel-sel HeLa danselama 7 hari, atau bisa juga azithromycin 1 g dosis tung- diidentifikasi oleh uji netralisasi. Dengan berkembangnyagal. (Tetracycline sistemik jangan diberikan pada wanita penyakit, virus ini dapat juga didiagnosis secara serologishamil atau anak di bawah 7 tahun karena menimbulkan melalui peningkatan titer antibodi penetral-virus. Namurl diagnosis klinis adalah suatu hal yang mudah dan jelasmasalah pada epifisis fetus atau mewarnai gigi anak kecil). lebih praktis.Mitra seksual pasien harus diperiksa dan diobati. Kerokan konjungtiva terutama mengandung sel mo- Bila salah satu regimen terapi standar diikuti, kekam- nonuklear, dan tak ada bakteri yang tumbuh pada biakan.buhan jarang ditemukan. Jika tidak diobati. konjungtivitis Keadaan ini lebih sering pada anak-anak daripada oranginklusi berlangsung 3-9 bulan atau lebih. Rata-rata lama-nya 5 bulan. dewasa dan mudah menular di kolam renang berklor3. Konjungtivitis oleh Agen Klamidia rendah. Tidak ada pengobatan spesifik, tetapi konjungti- vitis umumnya sembuh sendiri kira-kira dalam 10 hari.Lain Keratokonj ungtivitis Epidem ikaKonjungtivitis limfogranuloma venereum adalah penyakitkelamin yang langka. Limfogranuloma venereum menim- Keratokonjungtivitis'epidemika umumnya bilateral. Awal-bulkan reaksi konjungtiva granulomatosa ;rang dramatis nya sering pada satu mata saja, dan biasanya mata pertamadengan KGB preaurikular yang sangat besar (sindrom lebih parah. Pada awalnya, terdapat injeksi konjungtiva,Parinaud). Penyakit ini disebabkan oleh C trachomatis sero- nyeri sedang, dan berair mata; dalam 5-14 hari akan di-tipe L1, L2, atauL3. ikuti oleh fotofobia, keratitis epitel, dan kekeruhan sub- epitel yang bulat. Sensasi kornea normal dan terdapat Chlamydia psittaci jarang menimbulkan konjungtivitispada manusia. Strain dari burung kakatua (psittacosis)dan kucing (pneumonitis feline) pernah menyebabkan kon-jungtivitis folikular pada manusia. Strain prototipe ChIa-mydia pneumoniae diisolasi dari konjungtiva, tetapi belumditetapkan sebagai penyebab penyakit mata.KONJUNGTIVITIS VIRAL Gambar 5-4. Konjungtivitis folikular akut oleh adenovirusKonjungtivitis viral adalah suatu penyakit umum yang tipe 3. (Seizin P Thygeson.)dapat disebabkan oleh berbagai jenis virus. Keadaan iniberkisar antara penyakit berat yang dapat menimbulkancacat, sampai infeksi ringan yang cepat sembuh sendiri.

106 / BAB 5 rlrlif:nodus preaurikular dengan nyeri tekan yang khas. Edema Gambar 5-6. Reaksi sel mononuklear pada kerokan kon-palpebra, kemosis, dan hiperemia konjungtiva menandaifase akut, dengan folikel dan perdarahan konjungtiva jungtiva pasien dengan konjungtivitis viral oleh adenovirusyang sering muncul dalam 48 jam. Dapat terbentuk pseu- tipe 8. (Seizin M Okumoto.)domembran (sesekali membran sejati) dan mungkin di-sertai, atau diikuti, parut datar atau pembentukan simble- Sekarang ini belum ada terapi yang spesifik, tetapifaron (Gambar 5-5). kompres dingin akan mengurangi beberapa gejala. Kor- Konjungtivitisnya berlangsung paling lama 3-4 tikosteroid selama konjungtivitis akut dapat memper- panjang keterlibatan kornea lebih lanjut sehingga harusminggu. Kekeruhan subepitel terutama terfokus di pusat dihindari. Agen antibakteri harus diberikan jika terjadi su-kornea, biasanya tidak pernah ke tepian; menetap ber- perinfeksi bakterial.bulan-bular; tetapi sembuh tanpa parut. Konjungtivitis Virus Herpes Simpleks Keratokonjungtivitis epidemika disebabkan oleh ade-novirus tipe 8, 19,29, dan 37 (subgrup D adenovirus ma- Konjungtivitis virus herpes simpleks (HSV), biasanya me-nusia). Virus-virus ini dapat diisolasi dalam biakan sel dan ngenai anak kecil, adalah suatu keadaan luar biasa yangdiidentifikasi dengan uji netralisasi. Kerokan kory'ungtiva ditandai oleh injeksi unilateral, iritasi, sekret mukoid,menampakkan reaksi radang mononuklear primer (Gam- nyeri, dan fotofobia ringan. Penyakit ini terjadi pada in-bar 5-6); bila terbentuk pseudomembrary juga tampak neu- feksi primer HSV atau saat episode kambuh herpes matatrofil yang banyak. (Gambar 5-f . Keadaan ini sering disertai keratitis herpeE simpleks, dengan kornea yang menampakkan lesi-lesi epi- Keratokonjungtivitis epidemika pada orang dewasa tel tersendiri yang umumnya menyatu membentuk ulkus tunggal atau ulkus epitelial bercabang banyak (dendritik).terbatas di bagian luar mata, tetapi pada anak-anak Konjungtivitisnya folikulat atau, lebih jarang, pseudo-mungkin terdapat gejala-gejala sistemik in{eksi virus, membranosa. (Pasien yang mendapat antivirus topikalseperti demam, sakit tenggorokary otitis media, dan mungkin akan mengalami konjungtivitis folikular, yangdiare. Transmisi nosokomial selama pemeriksaan mata dapat dibedakan karena konjuntivitis folikular herpetiksangat sering terjadi melalui jari-jari tangan dokter, alat-alat pemeriksaan mata yang kurang steril, atau pemakai- munculnya akut.) Vesikel-vesikel herpes terkadang munculan larutan yang terkontaminasi. Larutan mata, terutamaanestetik topikal, mungkin terkontaminasi saat ujung pe-netes obat menyedot materi terinfeksi dari konjungtivaatau bulu mata. Virus dapat bertahan dalam larutan ter-sebut, yang akan menjadi sumber penyebaran. Bahaya kontaminasi botol larut'an dapat dihindaridengan memakai penetes steril pribadi atau tetes matadengan kemasan unit-dose. Mencuci tangan secara teraturdi antara pemeriksaan dan pembersihan serta sterilisasialat-alat yang menyentuh mata-khususnya tonometer-juga merupakan suatu keharusan. Tonometer aplanasiharus diusap dengan alkohol atau hipoklorit, kemudiandibilas dengan air steril dan dikeringkan denlan hati-hati.Gambar 5-5. Keratokonjungtivitis epidemika. Membran putihtebal di konjungtiva palpebralis superior.

KONJUNGTIVA I 1O7 salep acyclovir 3% (tidak tersedia di USA) 5 kali sehari salama 10 hari, atau dengan acyclovir oral 400 mg lima kali sehari selama 7 hari. Penggunaan kortikosteroid dikontra- indikasikan karena bisa memperburuk in{eksi herpes sim- pleks dan mengubah penyakit dari suatu proses singkat yang sembuh sendiri menjadi inJeksi berat berkepan- jangan.Gambar 5-7. Herpes mata primer. (Seizin HB Ostler.) Konjungtivitis Penyakit Newcastledi palpebra dan tepian palpebra, disertai edema palpebra Konjungtivitis penyakit Newcastle adalah penyakit yanghebat. Khasnya, ditemukan sebuah nodus preaurikular jarang didapat, ditandai dengan perasaan terbakar, gatal,kecil yang nyeri tekan. nyeri, merah, berair-mata, dan penglihatan kabur (jarang). Keadaan ini sering terjadi dalam bentuk epidemi kecil di Tidak ditemukan bakteri di dalam kerokan atau biakan. antara pekerja peternakan unggas yang menangani burungJika konjungtivitisnya folikular, reaksi radangnya terutama yang sakit atau di antara dokter hewan atau petugas la-mononuklear, tetapi jika ada pseudomembran, reaksinya boratorium yang bekerja dengan virus atau vaksin hidup.terutama polimorfonuklear akibat kemotaksis nekrosis.Inklusi intranuklear (karena adanya marginasi kromatin) Konjungtivitis ini mirip dengan yang disebabkan olehtampak dalam sel-sel konjungtiva dan kornea dengan fik- virus lairy dengan kemosis, nodus preaurikular kecil,. dansasi Bouin dan pulasan Papanicolaou, tetapi tidak tampak folikel-folikel di tarsus superior dan inferior. Tidak adapada pulasan Giemsa. Temuan sel-sel epitelial raksasa mul- atau tidak diperlukan pengobatan untuk penyakit yangtinukleus mempunyai nilai diagnostik. sembuh-sendiri ini. Virusnya mudah diisolasi dengan mengusapkan se- Konjungtivitis Hemoragika Akutbuah aplikator berujung Dacron kering atau alginat calci- Seluruh benua dan kebanyakan pulau di dunia pernahum di atas konjungtiva secara hati-hati dan memindahkansel-sel terinfeksi ke biakan jaringan yang sesuai. mengalami epidemi besar konjungtivitis hemoragika akut ini. Pertama kali diketahui di Ghana pada tahun 1969. Kon- Konjungtivitis HSV dapat berlangsung selama 2-3 jungtivitis ini disebabkan oleh enterovirus tipe 70 dan se-minggu; jika timbul pseudomembran, dapat meninggal- sekali oleh coxsackievirus A24.kan parut linear halus atau parut datar. Komplikasi dapatberupa keterlibatan kornea (termasuk dendrit) dan vesikel Penyakit ini khas memiliki inkubasi yang pendek (8- 48 jam) dan berlangsung singkat (5-7 hari). Gejala danpada kulit. Virus herpes tipe 1 merupakan penyebab tanda yang biasa berupa nyeri, fotofobia, sensasi benda asing, banyak mengeluarkan air mata, kemerahan, edemahampir seluruh kasus mata; tipe 2 adalah penyebab umum palpebra, dan perdarahan subkonjungtiva (Gambar 5-8);pada neonatus dan langka pada dewasa. Pada neonatus,mungkin terdapat penyakit generalisata yang disertai en- kadang-kadang juga terjadi kemosis. Perdarahan subkon-sefalitis, korioretinitis, hepatitis, dll. Setiap hfeksi HSV jungtiva umumnya difus, tetapi awalnya dapat berupapada neonatus harus diobati dengan obat antivirus siste- bintik-bintik; mulai dari konjungtiva bulbaris superior danmik (acyclovir) dan dipantau di rumah sakit. menyebar ke bawah. Kebanyakan pasien mengalami lim- fadenopati preaurikular, folikel konjungtiva, dan keratitis Konjungtivitis yang terjadi pada anak di atas 1 tahunatau pada orang dewasa umumnya sembuh sendiri dan Gambar 5-8. Konjungtivitis hemoragika akut.mungkin tidak perlu terapi. Namury antivirus topikal atausistemik harus diberikan.untuk mencegah terkenanya kor-nea. Pada ulkus kornea, mungkin diperlukan debridemenkornea-dengan mengusap ulkus dengan kain kering se-cara hati-hati, penetesan obat antivirus, dan penutupanmata selama 24 jam. Antivirus topikal sendiri harus dibe-rikan selama 7-10hari (mis., trifluridine setiap 2 jam sewak-tu bangun). Keratitis herpetik dapat pula diobati dengan

108 / BAB s matom nervus trigeminus cabang oftalmika-adalah khas herpes zoster (sebaiknya disebut zoster simpleks). Kon-epitel. Uveitis anterior pernah dilaporkan; terdapat de- jungtivitisnya biasanya papllar, tetapi pernah ditemukanmam, malaise, dan mialgia generalisata pada 25% kasus; folikel, pseudomembran, dan vesikel temporer-yang ke-paralisis motorik ekstremitas bawah ada pada kasus-kasus mudian berulserasi. KGB preaurikular yang nyeri tekanfarang di India dan Jepang. terdapat pada awal penyakit. Sekuelenya dapat berupa jaringan parut di palpebra, entropion, dan bulu mata yang Virus ini ditularkan melalui kontak erat dari orang keorang dan oleh benda penular seperti seprai, alat-alat optik salah-arah.yang terkontaminasi, dan air. Penyembuhan terjadi dalam Lesi palpebra pada varicella, yang mirip lesi kulit (por)5-7 hari dan tidak ada pengobatan yang pasti. Di Amerika di tempat lairy mungkin timbul di kedua palpebra atauserikat, sebuah sekolah pernah ditutup untuk menghen- tepian palpebra dan sering meninggatkan parut. Seringtikan epidemi penyakit ini. kali timbul konjungtivitis eksudatif ringary tetapi lesi kon- jungtiva yang diskret (kecuali pada limbus) sangat jarang2. Konjungtivitis Viral KronikBlefarokonj ungtivitis Mol luscum ditemukan. Lesi di limbus menyerupai fliktenula danContagiosum dapat melalui seluruh tahapan vesikel, papul, dan ulkus.Sebuah nodul molluscum pada tepian atau kulit palpebra Kornea di dekatnya mengalami infiltrasi dan bertambahdan alis mata dapat menimbulkan konjungtivitis folikularkronik unilateral, keratitis superior, dan pannus superior, vaskularisasinya.dan mungkin menyerupai trakoma. Reaksi radangnyaterutama mononuklear (berbeda dengan reaksi pada tra- Pada zoster maupun varicella, kerokan dari vesikel pal-koma). Lesi bulat, berombak, putih-mutiara, non-inflama- pebranya mengandung sel raksasa dan banyak leukosittorik dengan bagian pusat yang melekuk khas untuk mol- polimorfonuklear; kerokan dari konjungtiva pada varicel-luscum contagiosum (Gambar 5-9). Biopsi menunjukkan la dan dari vesikel konjungtiva pada zoster dapat mengan-inklusi sitoplasma eosinofilik yang memenuhi seluruh si- dung sel raksasa dan monosit. Virus dapat diperoleh daritoplasma sel yang membesar, mendesak inti ke satu sisi. biakan jaringan sel-sel embrio manusia. Eksisi, insisi sederhana pada nodul yang memung- Acyclovir oral dosis tinggi (800 mg per oral lima kalikinkan darah tepi memasukinya, alau krioterapi akan me- sehari selama 10 hari), jika diberi pada awal perjalanannyembuhkan konjungtivitisnya. Pada kasus yang sangat penyakit, agaknya akan mengurangi dan menghambat be-jarang (dalam kepustakaan hanya tercatat dua kasus), no- ratnya penyakit.dul-nodul molluscum timbul di konjungtiva. Pada kondisiini, eksisi nodul juga menyembuhkan konjungtivitisnya. Keratokonjungtivitis CampakLesi molluscum contagiosum yang multipel di palpebraatau wajah ditemukan pada pasien AIDS. Enantema khas campak sering kali mendahului erupsiBlefarokonjungtivitis Varicel la-Zoster kulit. Pada tahap awal ini, tampilan konjungtiva mirip kaca yang aneh, yang dalam beberapa hari diikuti oleh pem-Hiperemia dan konjungtivitis infiltratif -disertai dengan bengkakan plica semilunaris (tanda Meyer). Beberapaerupsi vesikular yang khas di sepanjang penyebaran der- hari sebelum erupsi kulit, timbul konjungtivitis eksudatif dengan sekret mukopurulen; dan saat muncul erupsi kulit,Gambar 5-9. Molluscum contagiosum tepian palpebra. Ter- timbul bercak-bercak Koplik pada konjungtiva dan ter- kadang pada carunculus. Pada saat tertentu (masa kanak-dapat konjungtivitis folikular kanak dini, masa dewasa lanjut), keratitis epitelial akan mengikuti. Pada pasi6n imunokompeten, keratokonjungtivitis campak hanya meninggalkan sedikit atau sama sekali tanpa sekuele, tetapi pada pasien kurang gizi atau imu- noinkompeten, penyakit mata ini sering kali disertai infek- si HSV atau infeksi bakterial sekunder oleh S pneumoniate, H influen:zae, dan organisme lain. Agen-agen ini dapat me- nimbulkan konjungtivitis purulen yang disertai ulserasi kornea dan penurunan penglihatan yang berat. Infeksi herpes dapat menimbulkan ulserasi kornea berat dengan perforasi dan kehilangan penglihatan pada anak-anak kurang gizi di negara berkembang. Kerokan konjungtiva menunjukkan reaksi sel mono- nuklear, kecuali jika ada pseudomembran atau infeksi

sekunder. Sediaan terpulas Giemsa menampilkan sel-sel KONJUNGTIVA / 1O9raksasa. Karena tidak ada terapi yang spesifik, hanya tin-dakan-tindakan penunjang saja yang dilakukaru kecuali kus yang mengandung endospora myriad. Penyembuhanjika ada in{eksi sekunder. dicapai dengan eksisi sederhana dan kauterisasi pada da- sarnya.KONJUNGTIVITIS RICKETTSIA Coccidioides immitis jarang menimbulkan konjungtivitisSemua rickettsia yang dianggap patogen untuk manusia, granulomatosa yang disertai KGB preaurikular yang jelasdapat menyerang konjungtiva, dan konjungtiva mungkinmenjadi pintu masuknya. (sindrom okuloglandular Parinaud). Ini bukanlah suatu Demam Q disertai dengan hiperemia konjungtiva penyakit primer, tetapi merupakan manifestasi dari penye- baran infeksi paru primer (demam San loaquin VaIIey). Pe-hebat. Pengobatan dengan tetracycline atau chloramphe- nyakit yang menyebar memberi prognosis buruk.nicol sistemik akan menyembuhkan. KONJUNGTIVITIS PARAS IT Demam Marseilles (demam boutonneuse) sering kali f nfeksi Thelazia californiensisdisertai konjungtivitis ulseratif atau granulomatosa danKGB preaurikular yang tampak jelas. Habitat alarni cacing gilig ini adalah pada mata anjing, te- tapi cacing ini juga bisa mengin{eksi mata kucing, domba, Tifus endemik (murinel, scrub typhus, Rocky Moun- beruang hitam, kuda, dan rusa. Infeksi aksidental padatain Spotteil feoet, darr tifus epidemik berkaitan dengan saccus conjunctivalis manusia pernah juga terjadi. Pe-tanda-tanda konjungtiva yang umumnya ringan dan ber- nyakit ini dapat disembuhkan secara efektif dengan me-va riasi. nyingkirkan cacing dari saccus conjunctivalis dengan {orceps atau aplikator berujung-kain.KONJUNGTIVITIS JAMUR fnfeksi Loa loaKonjungtivitis Candida L loa adalah cacing mata di Afrika. Cacing ini hidup di ja-Konjungtivitis yang disebabkan oleh Candida spp (bia, ringan ikat manusia dan kera; kera tampaknya merupakansanya Candida albicans) adalah infeksi yang jarang terjadi; reservoarnya. Parasit ini ditularkan oleh gigitan lalat kudaumumnya tampak sebagai bercak putih. Keadaan ini dapat atau laiat mangga. Cacing dewasa kemudian bermigrasi ketimbul pada pasien diabetes atau pasien yang terganggu palpebra, konjungtiva, atau orbita.sistem imunnya, sebagai konjungtivitis ulseratif atau gra- Pada 60-80% infeksi L loa, terdapat eosinofilia, tetapinulomatosa. diagnosis ditegakkan dengan menemukan cacing atau Kerokan menunjukkan reaksi radang sel polimorfo- dengan menemukan mikrofilaria dalam darah yang dipe- riksa siang hari. .nuklcar. Organisme mudah tumbuh pada agar darah ataumedia Sabouraud dan mudah diidentifikasi sebagai ragi Saat ini, obat pilihan untuk L loa adalah diethylcar-bertunas (budding yeast) atau sebagai pseudohifa (jarang). bamazine. Infeksi ini berespons terhadap amphotericin B (3-8 lnfeksi Ascaris lumbricoides (Koniungtivitismg/rnL) dalam larutan air (bukan garam) atau terhadapkrim kulit nystatin (100.000 U/g) empat sampai enam kali \" Butcher\" )sehari. Obat ini harus diberikan secara hati-hati agar benar-benar masuk dalam saccus conjunctivalis dan tidak hanya Ascaris dapat menimbulkan sejenis konjungtivitis berat,menumpuk di.tepian palpebra. meskipun jarang. Saat tukang jagal atau orang yang me- lakukan pemeriksaan post-mortem memotong jaringanKonjungtivitis Jamur Lain yang mengandung Ascaris, cairan jaringan bagian orga- nisrtre itu bisa mengenai matanya. Kejadian ini bisa'diikutiSporothrix schenckii, walaupun jarang, bisa mengenai kon- oleh konjungtivitis toksik yang nyeri dan berat, yang di-jungtiva atau palpebra. Jamur ini menimbulkan penyakit tandai dengan kemosis hebat dan edema palpebra. peng-granulomatosa yang disertai KGB preaurikular yang jelas. obatannya berupa irigasi cepat dan menyeluruh padaPemeriksaan rnikroskopik dari biopsi granuloma menam- saccus conjunctivalis.pakkan conidia (spora) gram-positif berbentuk-cerutu. fnfeksi Trichinella spiralis Rhinospoidium seeberi, meskipun jarang, dapat menge-nai konjungtiva, saccus lacrimalis, palpebra, canaliculi, dan Parasit ini tidak menimbulkan konjungtivitis sejati, tetapisklera. Lesi khas berupa granuloma polipoid yang mudah dalam perjalanan penyebarannya mungkin terdapatberdarah dengan trauma minimal. Pemeriksaan histologik edema palpebra superior dan inferior, dan lebih darimenampakkan granuloma dengan spherula besar terbung- 50 % pasien menunjukkan kemosis - suatu pembengkakan

110 / BAB s hati-hati agar jangan berkontak dengan mata. Setiap salep yang diberikan pada tepian palpebra cenderung menekankuning-lemon pucat yang paling jelas pada otot rektuslateral dan medial dan berkurang ke arah limbus. Kemosis organisme dewasa. Keluarga dan orang-orang di dekatini dapat bertahan satu minggu atau lebih, dan sering terasanyeri saat mata digerakkan. pasien harus diperiksa dan diobati. Semua pakaian dan perlengkapan harus dicuci.f nfeksi Schistosoma haematobium OftalmomyiasisSkistosomiasis (bilharziasis) endemik di Mesir, khususnya Myiasis adalah infeksi oleh larva lalat. Banyak spesiesdi daerah yang memperoleh air dari sungai Nil. Timbul lalat dapat menimbulkan myiasis. Jaringan mata mungkin cedera akibat transmisi mekanik organisme penyebablesi konjungtiva granulomatosa berupa tumor-tumor kecil, penyakit atau oleh aktivitas parasit larva dalam jaringanlunak, licin, kuning-kemerahan, terutama pada pria' Ge- mata. Larva sanggup memasuki jaringan nekrotik maupunjalanya minimal. Diagnosis tergantung pada pemeriksaan- sehat. Banyak yang terkena infeksi karena tanpa sengajamikroskopik materi-biopsi, yang menunjukkan granuloma menelan telur atau larva atau karena kontaminasi padaberisi limfosit, sel plasma, sel raksasa, dan eosinofil yang luka luar atau kulit. Bayi dan anak-anak kecil, pecandu al-mengelilingi ovum bilharzia pada berbagai tahap disin- kohol, dan pasien lemah yang tak terurus adalah sasaran umum infeksi lalat penyebab myiasis.tegrasi. Larva ini dapat mempengaruhi permukaan mata, ja- Pengobatannya terdiri atas eksisi granuloma konjung-tiva dan terapi sistemik dengan antimonial seperti niri- ringan intraokular, atau jaringan orbita yang lebih dalam. Terkenanya permukaan mata dapat disebabkan olehdazole. Musca domestica-lalat rumah, Fannia-lalat jamban, dantnfeksi Taenia solium Oestrus oais-lalat domba. Lalat-lalat ini meletakkan te-Parasit ini jarang menimbulkan konjungtivitis, tetapi lebih Iurnya di tepian palpebra inferior atau kantus internus,sering menyerang retina, koroid, atau vitreus, dan menim- dan larva itu menetap di permukaan mata, menimbulkanbulkan sistiserkosis mata. Umumnya, konjungtiva yangterkena menampilkan suatu kista subkonjungtiva dalam iritasi, nyeri, dan hiperemia konjungtiva.bentuk pembengkakan hemisferik setempaf biasanya di Pengobatan myiasis permukaan mata adalah dengansudut dalam forniks inferior, yang melekat pada skleradi bawahnya dan nyeri tekan. Konjungtiva dan palpebra menyingkirkan larva secara mekanik setelah anestesi to-mungkin meradang dan terdapat edema. pikal. Diagnosis didasarkan atas uji fiksasi komplemen'atau W KONJUNGTIVITIS IMUNOLOGIKuji presipitasi atau temuan organisme dalam saluran cerna. (ALERGIKA)Eosinofilia adalah ciri yang selalu ada. REAKSI HIPERSENSITIVITAS HUMORAT Pengobatan terbaik adalah eksisi lesi. Keadaan intes- SEGERAtinalnya dapat diobati dengan niclosamide. 7. Konjungtivitis \"Hay Fever\"fnfeksi Pthirus pybis (lnfeksi Kutu Pubis) Radang konjungtiva non-spesifik ringan umumnya me-P pubis dapat mengenai bulu mata dan tepian palpebra. nyertai \"hay feaer'' (rinitis alergika). Biasanya ada riwayat alergi terhadap tepung sari, rumput, bulu hewan, dll.Karena ukurannya, kutu pubis agaknya memerlukan Pasien mengeluh gatal, kemerahan, berair-mata, dan sering rnengatakan matanya seakan-akan \"tenggelam dalam ja-rambut yang tersebar berjauhan. Inilah sebabnya meng- ringan sekitarnya\". Terdapat injeksi ringan di konjungtivaapa parasii ini lebih menyukai bulu mata yang tersebar palpebralis dan konjungtiva bulbaris; selam4 serangan akutberjauhan selain rambut pubis. Parasit ini agaknya mele- sering ditemukan kemosis berat (yang menjadi sebab kesanpaskan bahan yang mengiritasi (mungkin feses), yang me- \" tenggelam\" tadi). Mungkin terdapat sedikit kotoran mata,nimbulkan konjungtivitis folikular toksik pada anak-anak khususnya setelah pasien mengucek matanya. Eosinofildan konjungtivitis papilar yang .mengiritasi pada orang sulit ditemukan pada kerokan konjungtiva. Jika alergennyadewasa. Tepian palpebra umufirnya merah, dan pasien menetap, dapat timbul konjungtivitis papilar (Gambar 5-mungkin mengeluh sangat gatal. 1 0). Diagnosis ditegakkan dengan menemukan organisme dewasa atau sengkenit berbentuk-oval yang melekat pada Pengobatan dilakukan dengan penetesan vasokons-bulu mata. triktor-antihistamin topikal. Kompres dingin membantu Lindane (Kwell) L % atau RID (pyrethrin) yang dibe- rikan pada daerah pubis dan bulu mata setelah mengang-kat sengkenit, biasanya dapat menyembuhkan. Pembe- rian lindane atau RID pada tepian palpebra harus sangat

KONJUNGTIVA / 111mengatasi gatal-gatal, dan antihistamin per oral hanya se-dikit manfaatnya. Respons langsung terhadap pengobatancukup memuaskan, tetapi kekambuhan sering ditemukarykecuali bila antigennya dihilangkan. Untungnya, frekuensiserangan dan beratnya gejala cenderung menurun denganmeningkatnya usia.2. Keratokonjungtivitis Vernal Gamhar 5-11. Keratokonjungtivitis vernal. Papila \"batu kali,Penyakit yang juga dikenal sebagai \"catarrh musim semi\" cobblestone\" pada konjungtiva tarsalis superior.dan \"konjungtivitis musiman\" atau \"konjungtivitis musimkemarau\" ini adalah penyakit alergi bilateral yang jarang; rapa kasus, terutama pada'orang negro turunan Afrika,biasanya mulai pada tahun-tahun prapubertas dan ber- lesi paling mencolok terdapat di limbus, yaitu pembeng- kakan gelatinosa (papitlae). Sebuah pseudogerontoxonlangsung selama 5-10 tahun. Penyakit ini lebih banyak (kabut serupa-busur) sering terlihat pada kornea dekat papila limbus. Bintik-bintik Tranta adalah bintik-bintikpada anak laki-laki dibandingkan perempuan. Alergen putih yang terlihat di limbus pada beberapa pasienspesifiknya sulit dilacak, tetapi pasien keratokonjungtivitisvernal biasanya menampilkan manifestasi alergi lainnya, dengan fase aktif keratokonjungtivitis vernal. Ditemukanyang diketahui berhubungan dengan sensitivitas terhadap banyak eosinofil dan granula eosinofilik bebas di dalam bintik Tranta dan sediaan hapus eksudat konjungtiva yangtepung sari rumput. Penyakit ini lebih jarang di daerahberiklim sedang daripada di daerah hangat, dan hampir terpulas Giemsa.tidak ada di daerah dingin. Penyakit ini hampir selalu Mikropannus sering tampak pada keratokonjungtivitislebih parah selama musim semi, musim panas, dan musim vernal palpebra dan limbus, tetapi pannus besar jaranggugur daripada di musim dingin. Paling banyak ditemu- dijumpai. Parut konjungtiva biasanya tidak ada, kecualikan di Afrika sub-Sahara dan Timur Tengah. pasien telah menjalani krioterapi, pengangkatan papila, iradiasi, atau prosedur yang dapat merusak lainnya. Mung- Pasien umumnya mengeluh sangat gatal dengan ko- kin terbentuk ulkus kornea superfisial (\"perisai\") (lonjongtoran mata berserat-serat. Biasanya terdapat riwayat dan terletak di superior) yang dapat berakibat parut ringanalergi di keluarga (hay feoer, eksim, dll), dan terkadang di kornea. Keratitis epitelial difus yang khas sering kalidise?tai riwayat alergi pasien itu sendiri. Konjungtiva terlihat. Tidak satu pun lesi kornea ini berespons baik ter-tampak putih-susu, dan terdapat banyak papila halus di hadap terapi standar.konjungtiva tarsalis inferior. Konjungtiva palpebralis su-perior sering menampilkan papila raksasa mirip batu kali Penyakit ini mungkin disertai keratokonus.(Gambar 5-11). Setiap papila raksasa berbentuk poligonal,dengan atap tata, dan mengandung berkas kapiler. Mungkin terdapat kotoran-mata berserabut dan pseu-domembran fibrinosa (tanda Maxwell-Lyons). Pada bebe-Gamhar 5-10. Hipersensitivitas akut dengan tylosis sedang, Terapikemosis sedang hingga berat, dan injeksi konjungtiva minimal. Karena keratokonjungtivitis vernal adalah penyakit yangPerhatikan mata yang tampak \"tenggelam\" dalam jaringan sembuh sendiri, perlu diingat bahwa medikasi yang di- pakai untuk meredakan gejala dapat merriberi perbaikansekitarnya. dalam waktu singkat, tetapi dapat memberi kerugian jangka-panjang. Steroid topikal atau sistemik, yang me- ngurangi rasa gataI, hanya sedikit mempengaruhi penya- kit kornea ini, dan efek sampingnya (glaukoma, katarak, dan komplikasi lain) dapat sangat merugikan. Kombinasi antihistamin penstabil sel mast yang lebih baru berman- faat sebagai agen profilaktik dan terapeutik pada kasus sedang hingga berat. Vasokonstriktor, kompres dingin, dan kompres es ada manfaatnya; tidur (jika mungkin juga bekerja) di ruang sejuk ber-AC membuat pasien nyaman.

112 / BAB s Gambar 5-12. Respons papilar sedang-berat terlihat di tarsusKemungkinan besar, pemulihan terbaik dicapai dengan superior penderita keratokonjungtivitis atopikpindah ke tempat beriklim sejuk dan lembab. Pasien yang Kerokan konjungtiva menampakkan eosinofil, meski-melakukan ini setidaknya membaik bila tidak sembuh pun tidak sebanyak yang terlihat pada keratokonjungti- vitis vernal. Sering timbul parut pada konjungtiva maupuntotal. kornea, dan terbentuk katarak atopik, plak subkapsular Gejala akut pada seorang pasien yang sdngat fotofo- posterior, atau katarak mirip-perisai 4nterior. Keratokonus, ablatio retinae, dan keratitis herpes simpleks cukup banyakbik hingga tidak dapat berbuat apa-apa sering kali diatasi dijumpai pada pasien dengan keratokonjungtivitis atopik;dengan steroid sistemik atau topikal jangka pendek, diikuti dan terdapat banyak kasus blefaritis dan konjungtivitisdengan vasokonstriktor, kompres dingin, dan pemakaian bakterial sekunder, umumnya oleh stafilokokus.teratur tetes matd yang memblok histamin. Obat-obat an-tiinflamasi non-steroid yang lebih baru, seperti ketorolac Penanganan keratokonjungtivitis atopik sering me-dan lodoxamide, cukup berman{aat untuk mengurangigejala, tetapi bisa memperlambat reepitelisasi ulkus \"peri- ngecewakan. Setiap infeksi sekunder harus diobati. Harussai\". (Lihat pembahasan dalam Bab 3.) Seperti telah dising-gung sebelumnya, penggunaan steroid berkepanjangan diusahakan kontrol lingkungan. Terapi topikal jangka panjang dengan obat penstabil sel mast adalah hal yangharus dihindari. Studi klinis baru-baru ini menunjukkan terpenting. Antihistamin oral juga bermanfaat. Obat-obatbahwa tetes mata topikal cyclosporine 2% efektif untuk anti-inflamasi non-steroid yang lebih baru, seperti ketoro-kasus-kasus berat yang tak responsif. Penyuntikan depot- lac dan lodoxamide, dapat mengatasi gejala pada pasien-kortikosteroid supratarsal dengan atau tanpa eksisi pa- pasien ini (Iihat Bab 3). Steroid topikal jangka pendek dapatpilaraksasa terbukti efektif untuk ulkus \"perisai\" vernal. meredakan gejala. Pada kasus-kasus berat, plasmaferesis atau imunosupresan sistemik bisa menjadi terapi tambah- Desensitisasi terhadap tepung sari rumput dan antigen an. Pada kasus lanjut dengan komplikasi kornea berat,lain belum membuahkan hasil. Blefaritis dan konjungti- mungkin diperlukan transplantasi kornea untuk memper-vitis stafilokok adalah komplikasi yang sering dan harus baiki ketajaman penglihatannya.ditangani. Kekambuhan pasti terjadi, khususnya pada mu-sim semi dan musim papas; tetapi setelah sejumlah kekam- 4. Konjungtivitis Papilar Raksasabuhan, papillae akan menghilang sempurna, tanpa me-ninggalkan jaringan parut. Konjungtivitis papilar raksasa dengan tanda dan gejala yang rnirip konjungtivitis vernal dapat dijumpai pada pa-3. Keratokonjungtivitis Atopik sien pengguna lensa kontak atau mata buatan dari plastik.Pasien dermatitis atopik (eksim) sering kali juga menderi- Ini kemungkinan suatu penyakit hipersensitivitas tipeta keratokonjungtivitis atopik. Tanda dan gejalanya adalahsensasi terbakar, pengeluaran sekret mukoid, merah, dan lambat yang kaya-basofil (hipersensitivitas Jones-Mote),fotofobia. Tepian palpebranya eritematosa, dan konjung- dengan komponen IgE humoral. Mengganti prostesis matativa tampak putih seperti susu. Terdapat papila-papila plastik dengan kaca dan memakai kaca mata bukan lensahalus, tetapi papila raksasa kurang nyata dibandingkan kontak dapat menyembuhkan. Jika lensa kontak tetappada keratokonjungtivitis vernal, dan lebih sering terdapat harus dipakai, diperlukan tindakan tambahan. Perawatandi tarsus inferior-btlrbeda dengan papila raksasa kerato- lensa kontak yang baik, termasuk dengan zat bebas-peng-konjungtivitis vernal, yang ada di tarsus superior (Gambar awet, sangat penting. Disin{eksi dengan hidrogen perok-5-12). Tanda-tanda kornea yang berat muncul pada perja- sida dan pembersihan lensa kontak secara enzimatik jugalanan lanjut penyakit setelah eksaserbasi konjungtivitisterjadi berulang kali. Timbul keratitis perifer superfisialyang diikuti dengan vaskularisasi. Pada kasus yang berat,seluruh kornea tampak kabur dan mengalami vaskulari-sasi, ketajaman penglihatan pun menurun. Penyakit inimungkin disertai keratokonus. Biasanya ada riwayat alergi (hay feaer, asma, atau eksim)pada pasien atau keluarganya. Kebanyakan pasien pernahmenderita dermatitis atopik sejak bayi. Parut pada lipatanfleksura-lipat-siku dan pergelangan tangan-dan lututsering ditemukan. Seperti dermatitisnya, keratokonjung-tivitis atopik berlangsung berlarutlarut dan sering meng-alami eksaserbasi dan remisi. Seperti keratokonjungtivitisvernal, penyakit ini cenderung kurang aktif saat pasientelah berusia 50 tahun.

KONJUNGTIVA / 113menolong. Penggantian lensa kontak ke jenis zueekly-dipo-sable alau daily-disposable mungkin diperlukan jika cara-cara lain tidak menolong. Bila semua ini gagal, pemakaianlensa kontak harus dihentikan. REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE LAMBAT Gambar 5-13. . Fliktenulosis. Perhatikan tiga buah fliktenula di sepanjang limbus inferior, masing-masing dengan pusat yang 1. Fliktenulosis melekuk. Keratokonjungtivitis fliktenularis adalah respons hiper- rangan sebagian besar gejala dalam24jam dan lesi hilang sensitivitas lambat terhadap protein mikroba, termasuk dalam 24 jam berikutnya. Fliktenulosis oleh protein stafi- protein dari basil tuberkel, Staphylococcus spp, Candida albi- lokokus berespons agak lebih lambat. Antibiotik topikal hendaknya ditambahkan pada blefarokonjungtivitis stafi cans, Coccidioides immitis, Haemophilus aegyptius, dan ChIa- lokokal aktif. Pengobatan harus ditujukan tertiadap pe- nyakit pencetus; steroid, bila efektif, hendaknya hanya mydia trachomafls serotipe Ll, L2, dan L3. Dulu fliktenu- dipakai untuk mengatasi gejala akut dan parut kornea yang menetap. Parut kornea berat mungkin memerlukan losis.di USA paling sering terjadi akibat hipersensitivitas transplantasi kornea. lambat terhadap protein basil tuberkel manusia. Basil ini masih menjadi penyebab paling umum di daerah-daerah 2. Konjungtivitis Ringan Sekunder dengan prevalensi tuberkulosis yang tinggi. Namun, se- Akibat Blefaritis Kontak karang kebanyakan kasus yang berhubungan dengan'hi- persensitivitas tipe lambat di USA disebabkan oleh S au- Blefaritis kontak yang disebabkan oleh atropine, neomy- cin, antibiotik spektrumJuas, dan obat topikal lain sering feus. diikuti oleh konjungtivitis infiltratif ringan yang menim- bulkan hiperemia, hipertrofi papilar ringan, sekret mukoid Fliktenula konjungtiva timbul sebagai lesi kecil ringan, dan sedikit iritasi (Gambar S-14). pemeriksaan ke- rokan berpulas-Giemsa sering hanya menampakkan sedi- (umumnya berdiameter 1-3 mm) yang keras, merah, me- kit sel epitel yang berdegenerasi, sedikit sel polimorfonuk-ninggi, dan dikelilingi zona hiperemia. Di limbus sering lear dan mononuklear, tanpa eosinofil.berbentuk segitiga, dengan apeks mengarah ke kornea.Di sini terbentuk pusat putih-kelabu, yang segera menjadi Gambar 5-14. Dermatitis kontak akibat neomycin. perhatikanulkus dan mereda dalam 10-12 hari. Lesi awal fliktenuladan pada kebanyakan kasus kambuh (biasanya) terjadi di palpebra inferior yang terkena.limbus, tetapi ada jugayang di kornea, bulbus, dary sangatjarang,, di tarsus. Berbeda dengan fliktenula konjungtiva, yang tidak me-ninggalkan parut, fliktenula kornea berkembang sebagaiinfiltrat kelabu amorf dan selalu meninggalkan parut.Sejalan dengan perbedaan ini, terbentuk parut pada sisi-kornea lesi limbus dan tidak pada sisi-konjungtivanya.Hasilnya adalah suatu parut bentuk segi tiga dengan dasarpada limbus-suatu tanda penting fliktenulosis lama yangmengenai limbus. Fliktenula konjungtiva biasanya hanya menimbulkaniritasi dan air mata, tetapi fliktenula di kornea dan limbusumurnnya disertai fotofobia hebat (Gambar 5-13). Flik-tenulosis sering dipicu oleh blefaritis aktif, konjungtivitisbakterial akut, dan defisiensi diet. Parut fliktenular, yangmungkin minimal atau luas, sering kali diikuti dengandegenerasi nodular Salzmann. Secara histologis, fliktenula adalah infiltrasi sel-selbulat kecil ke perivaskular dan subepitel setempat, yangdiikuti oleh sejumlah besar sel polimorfonuklear saat epi-tel di atasnya mengalami nekrosis dan terkelupas-serang-kaian peristiwa yang merupakan ciri khas reaksi hiper-sensitivitas tipe tuberkulin lambat. Fliktenulosis yang diinduksi oleh tuberkuloproteindan protein dari inJeksi sistemik lain berespons secaradramatis terhadap kortikosteroid topikal. Terjadi pengu-

114 / BAB s Pengobatan diarahkan pada penemuan agen penyebabdan menghilangkannya. Blefaritis kontak cepat membaikdengan kortikosteroid topikal, tetapi pemakaiannya harusdibatasi. Penggunaan steroid jangka-panjang di palpebradapat menimbulkan glaukoma steroid dan atrofi kulit de-ngan telangierktasis yang memperburuk penampilan'W KONJUNGTIVITIS AKIBAT PENYAKIT AUTOIMUNKERATOKONJUNGTIVITIS SIKA Gambar 5-15. lnfiltrasi mononuklear kelenjar liur tambahan(PADA SINDROM SJOGREN) pada pasien dengan sindrom Sjogren. (Seizin K Tabbara.)Sindrom Sj6gren adalah penyakit sistemik yang ditandaidengan trias gangguan: keratokonjungtivitis sika, xeros- pengawet pada keratokonjungtivitis sika sindrom Sjogren.tomia, dan disfungsi jaringan ikat (artritis)' Untuk me- Seperti biasa, cara yang lebih sederhana harus dicoba lebihnegakkan diagnosis sindrom Sjdgren, sedikitnya harus adadua dari tiga gangguan tersebut. Penyakit ini jauh lebih dulu.banyak ditemukan pada wanita menjelang atau sesudah PEMFIGOID SIKATRIKAL*\".opurr\" dibandingkan kelompok lain walaupun pria Penyakit ini biasanya timbul sebagai suatu konjungtivitisdan wanita yang lebih muda dapat pula terkena' Kelenjar kronik non-spesifik yang resisten terhadap terapi. Mungkinlakrimal diinfiltrasi oleh limfosit dan terkadang sel plasma; hanya konjungtiva yang terkena, tetapi bisa juga kon-ini berakibat atrofi dan destruksi sfruktur-struktur kelen- jungtiva terkena bersama dengan mulu! hidung, esofagus, vulva, dan kulit. Konjungtivitis menimbulkan parut yangjur. progresif, penutupan forniks-forniks (terutama forniks in- ferior), dan entropion dengan triakiasis. Pasien mengeluh Keratokonjungtivitis sika ditandai oleh hiperemia kon- nyeri, iritasi, dan penglihatan kabur. Kornea ikut terlibatjungtiva bulbaris (terutama pada apertura palpebrae) dan hanya karena adanya trikiasis dan film air mata prakor- nea yang berkurang. Penyakit ini lebih berat pada wanitagejala-gejala iritasi yang jauh lebih berat daripada tanda- dibandingkan pria. Pemfigoid sikatrikal khas terjadi padatanda peradangannya yang ringan. Keadaan ini sering ber- usia pertengahan, sangat jarang sebelum usia 45 tahun.awal sebagai konjungtivitis ringan dengan sekret mukoid' Pada wanita, penyakit ini dapat berlanjut hingga beraki-Lesi-lesi epitel bebercak muncul di kornea, lebih banyak di bat kebutaan dalam satu tahun atau kurang; pada pria, penyakit berjalan lebih lambat, dan kadang-kadang terjadibelahan bawahnya, dan mungkin tampak filamen-filamen' remisi spontan.Nyeri makin terasa menjelang malam hari, tetapi hilangatau hanya ringan di pagi hari. Film air mata berkurang Biopsi konjungtiva mungkin mengandung eosinofil, dan sering mengandung berkas mukus. Hasil tes Schirmer dan membran basal terpulas positif dengan pulasan imu-abnormal (lihat Bab 4). Pemulasan kornea dan konjungti- nofluoresen tertentu (komplemen IgG, IgM, IgA). Dapsone va dengan bengal rose atau hijau lissamine di apertura pal- oral dan terapi imunosupresif (mis., cyclophosphamide) ternyata efektif pada beberapa kasus. Pengobatan selalu pebra merupakan uji diagnostik yang bermanfaat' harus dimulai pada tahap dini, sebelum terjadi parut yang berarti. Umumnya, perjalanan penyakit ini panjang dan Diagnosis dipastikan dengan memperlihatkan adanya prognosisnya buruk, dengan hasil akhir kebutaan akibat simblefaron total dan pengeringan kornea.infiltrasi limJosit dan sel plasma pada kelenjar liur tam- bahan pada biopsi bibir yang diperoleh dengan prosedur bedah sederhana (Gambar 5-15| Pengobatan hendaknya diarahkan untuk memperta- hankan dan mengganti film air mata dengan air mata buatarL dengan menutup puncta, dan dengan pelindung samping, moisture chambers, dan pelindung Buller' Studi klinis baru-baru ini menunjukkan efikasi sediaan korti- kosteroid dosis-rendah dan cyclosporine topikal bebas-

KONJUNGTIVA / 115 ffiffi KONJUNGTIVITIS KIMIA ATAU nyeri, pelebaran pembuluh darah (injeksi), fotofobia, dan blefarospasme. Riwayat kejadian pemicu biasanya dapat IRITATIF terungkap. KONJUNGTIVITIS IATROGENIK AKIBAT Saccus conjunctivalis harus dibilas segera dan menye- PEMBERIAN OBAT TOPIKAL luruh dengan air atau larutan garam, dan setiap materi padat harus disingkirkan secara mekanis. Jangan memakai Konjungtivitis folikular toksik atau konjungtivitis non- antidot kimiawi. Tindakan lanjutannya, yaitu dengan ste- spesifik infiltratif, yang diikuti pembentukan parut, sering roid topikal intensif, tetes mata askorbat dansitrat, siklop- kali terjadi akibat pemberian jangka panjang dipivefrin, legilg terapi antiglaukoma seperlunya, kompres dingirl miotik, idoxuridine, neomycin, dan obat-obat lain dengan dan analgesik sistemik (lihat Bab 19). Konjungtivitis bak- terial dapat diobati dengan agen antibakteri yang sesuai. bahan pengawet atau vehikulum yang toksik atau yang me- Parut kornea mungkin memerlukan transplantasi kornea, nimbulkan iritasi. Perak nitrat yang diteteskan ke dalam dan simblefaron mungkin memerlukan bedah plastik pada saccus conjunctivalis saat lahir (profilaksis Cred6) sering konjungtiva. Luka bakar berat pada konjungtiva dan kor- menjadi penyebab konjungtivitis kimia ringan. Jika pro- nea prognosisnya buruk meskipun dibedatr\" tetapi dengan duksi air mata berkurang akibat iritasi yang kontinu, kon- pengobatan memadai yang dimulai segera, parut yang terbentuk akan minimal dan prognosisnya lebih baik.jungtiva bisa cedera lebih lanjut karena berkurangnya KONJUNGTIVITIS KARENA BULU ULAT pengenceran terhadap agen perusak saat agen tersebut di- (oFTArMtA NODOSUM) teteskan ke dalam saccus conjunctivalis. Kadang-kadang bulu ulat masuk ke dalam saccus con- Kerokan konjungtiva sering mengandung sel-sel epi- junctivalis dan membentuk satu atau lebih granulomatel berkeratiry sejumlah neutrofil polimorfonuklear, dan (oftalmia nodosum) di tempat itu. pada pembesarary se-sesekali ada sel berbentuk aneh. Pengobatan terdiri atas tiap granuloma tampak mengandung sebuah benda asingpenghentian agen penyebab dan pemakaian tetesan yangringar; atau sama sekali tanpa tetesan. Sering kali, reaksi kecil.konjungtiva menetap sampai berminggu-minggu atau ber-bulan-bulan lamanya setelah penyebabnya dihilangkan. Penanganan yang efektif dilakukan dengan menge- luarkan bulu satu per satu. Jika tertinggal satu bulu, dapatKONJUNGTIVITIS PEKERJAAN OIEH terjadi invasi pada sklera dan traktus uvealis.BAHAN KIMIA & IRITAN W$ KONJUNGTIVITIS YANGAsam, alkali, asap, angin, danhampir setiap substansiiritan PENYEBABNYA TIDAKyang masuk ke saccus conjunctivalis dapat menimbulkan DIKETAHUIkonjungtivitis. Beberapa iritan yang umum, yaitu pupuk,sabun, deodoran, spray rambut, tembakau, bahan-bahan FOLIKULOSISmake-up (mascara, dll.), dan berbagai asam dan atkali. Didaerah tertentu, asbut (campuran asap dan kabut) menjadi Folikulosis adalah gangguan konjungtiva non-inflamasipenyebab utama konjungtivitis kimia ringan. Iritan spe- bilateral, jinak, yang tersebar luas, yang ditandai dengansifik dalam asbut belum dapat ditetapkan secara positif, hipertrofi folikular. Keadaan ini lebih umum pada anak-dan pengobatarurya non-spesifik. Efek pada mata tidak anak daripada orang dewasa, dan gejalanya minimal.ada yang permaner! tetapi mata yang terkena sering kalimerah dan terdsa mengganggu terus-menerus. Folikelnya lebih banyak di dalam cul-de-sac inferior di- Pada luka karena asam, asam mengubah sifat pro- bandingkan cul-de-sac superior dan konjungtiva tarsalib.tein jaringan darr efeknya langsung timbul. Alkali tidak Tidak ada peradangan atau hipertrofi papllar, dan tidakmengubah sifat protein dan cenderung cepat menyusup terjadi komplikasi.ke dalam jaringan, serta menetap di dalam jaringan kon-jungtiva. Di sini alkali terus merusak selama berjam-jam Tidak ada pengobatan untuk folikulosis karena sete- lah berlangsung selama 2-3 tahun akan menghilang secaraatau berhari-hari lamanya, tergantung konsentrasi molar spontan. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi folikulosisdan jumlah yang masuk. Perlekatan antara konjungtiva kemungkinan hanya manifestasi dari hipertrofi adenoidbulbaris dan palpebralis (simblefaron) dan parut kornealebih mungkin terjadi pada agen penyebab alkali. Pada generalisata.kejadian manapurl gejala utama luka bahan kimia adalah

116 / BAB sKONJUNGTIVITIS FOLIKULAR KRONIK(KONJUNGTIVITIS AXENFETD)Konjungtivitis folikular kronik adalah penyakit mata bi-lateral pada anak yang menular dan ditandai oleh banyakfolikel di konjungtiva tarsal superior dan inferior. Terdapatsedikit eksudat konjungtiva dan peradangan, tetapi tidakada komplikasi. Tak ada pengobatan yang efektif, tetapipenyakit ini sembuh sendiri dalam 2 tahun.ROSACEA OKULAR ,.r..,itRosacea okular adalah komplikasi acne rosacea yang sering Gambar 5-16. lnfeksi konjungtiva kronik disertai keratcipatiterjadi dan agaknya lebih sering pada orang berkulit putih, rosacea inferior. Pannus inferior dan parut kornea mengesan-terutama keturunan Eropa utara, daripada orang berkulitgelap. Biasanya berupa blefarokonjungtivitis, tetapi kornea kan suatu hipersensitivitas terhadap stafilokokus.terkadang juga terkena. Pasien mengeluhkan hiperemiaringan dan iritasi. Sering kali terdapat bersama ble{aritis Gambar 5-17. Lesi kulit acne rosacea. (Seizin HB Ostler.)stafilokok. Pembuluh darah tepian palpebrae melebar dankonjungtivanya hiperemis, terutama di daerah interpal-pebrae yang terpajan. Lebih jarang lagi, ditemukan kon-jungtivitis nodular dengan nodul-nodul kelabu kecil padakonjungtiva bulbaris, khirsusnya di dekat limbus, yangmungkin berulserasi superfisial. Lesi dapat dibedakan darifliktenula karena pembuluh-pembuluh yang melebar danbesar tetap ada walaupun lesi sudah mereda. Pemeriksaan mikroskopik pada nodul menampakkanlimfosit dan sel-sel epitel, Tepian kornea dapat berulkusdan mengalami vaskularisasi; keratitisnya memiliki basissempit di limbus dan infiltrat yang lebih lebar di pusat.Pannus kornea terdapat di inferior, sering bersegmen atauberbentuk-baji atau berbentuk-sekop. (Gambat 5-16 dan5-1n. Penanganan rosacea okular adalah dengan menghin-dari makanan pedas dan minuman beralkohol, yang me-nyebabkan dilatasi pembuluh daerah muka. Setiap infeksistafilokok sekunder Jrarus diobati (Gambar 5-18). Pembe-rian tetracycline atau doxycycline oral sering kali meno-long, dan mungkin diperlukan dosis rumatan yang lebihkecil untuk mengontrol penyakit ini' Penyakit ini bersifat kronik, sering kambuh, dan res-pons terhadap pengobatan umufirnya kurang memuaskan'Jika kornea tidak terkena, prognosis penglihatannya baik;namun, lesi komea cenderung kambuh dan semakin berat, dan penglihatan makin memburuk setelah beberapa tahun.PSORIASIS Gambar 5-18. Massa padat multipel pada tarsus inferior. lniPsoriasis vulgaris umumnya mengenai daerah-daerah biasanya menyertai penyakit palpebra kronik yang disebabkankulit yang tidak terpajan matahari; namun, pada sekitar oleh spesies stafilokok.10% kasus, lesi muncul di kulit palpebra, dan plaknyadapat meluas ke konjungtiva, tempat mereka menimbul-kan iritasi, sensasi benda asing, dan berair-mata. Psoria-sis dapat pula menyebabkan konjungtivitis kronik non-spesifik dengan sekret mukoid cukup banyak. Walaupun

jarar.g, pada kornea bisa didapatkan ulkus marginal atau KONJUNGTIVA / 11'7kekeruhan padat disertai vaskularisasi. Iangnya air mata, serta komplikasi entropion dan trikiasis Lesi konjungtiva dan kornea mengikuti besar kecilnya akan memperpanjang morbiditas dan berlanjut pada si- katriks kornea yang progresif. Kekambuhan jarang dite-lesi di kulit dan tidak dipengaruhi oleh terapi spesifik. mukan.Pada kasus-kasus yang jarang, pernah terdapat parut kon- DERMATITIS HERPETIFORMISjungtiva (simblefaron, trikiasis), parut kornea, dan penu-tupan ductus nasolacrimalis. Ini adalah penyakit kulit yang jarang dan ditandai oleh kelompokan lesi vesikular, papulovesikular, atau bullosaERITEMA MULTIFORME MAYOR eritematosa yang simetris. Penyakit ini memiliki predileksi(STNDROM STEVENS-JOHNSON) di lipatan aksilar posterior, daerah sakral, bokong, danEritema multiforme mayor adalah penyakit yang menye- lengan bawah; terasa sangat gatal. Walaupun jarang, bisarang membran mukosa dan kulit. Lesi kulit berupa erupsi terjadi konjungtivitis pseudomembranosa dan dapat me-bullosa urtikaria eritematosa yang muncul mendadak dan nimbulkan luka parut yang mirip dengan yang ada padasering tersebar secara simetris. Manifestasi pada mata yang pemfigoid membran mukosa ringan. Erupsi kulit dan kon-biasa ditemukan adalah konjungtivitis bilateral, sering kali jungtivitis umumnya berespons baik terhadap sulfone ataumembranosa. Pasien mengeluh nyeri, iritasi, belekaru dan sul fa pyrid i ne sistemi k.fotofobia. Kornea bisa terkena secara sekunder; adanyavaskularisasi dan parut akan sangat menurunkan peng- EPIDERMOLISIS BULTOSAlihatan. Sindrom Stevens-Johnson adalah penyakit yangkhas pada orang muda, yang jarang timbul setelah usia 35 Penyakit ini merupakan kelainan herediter yang jarang;tahun. ditandai oleh vesikel, bula, dan kista epidermal. Lesi ter- Tidak ditemukan bakteri pada biakan; kerokan kon- utama timbul pada permukaan ekstensor sendi dan dae-jungtiva menunjukkan sejumlah besar sel polimorfonuk- rah-daerah lain yang terpajan trauma. Jenis distrofi beratlear. Steroid sistemik diduga mempersingkat perjalanan yang menimbulkan parut dapat juga membentuk parutpenyakit sistemik ini, tetapi hanya sedikit atau sama se- konjungtiva yang mirip dengan yang terlihat pada der- matitis herpetiformis dan pemfigoid membran mukosakali tidak berpengaruh pada lesi di mata. Pembersihan jinak. Pengobatannya belum ada yang memuaskan.konjungtiva dengan hatihati untuk membersihkan sekret KERATOKONJUNGTIVITIS LIMBIKyang terkumpul ada man{aatnya; mungkin diindikasikanpenggantian air mata. Jika diperburuk dengan trikiasis SUPERIORdan entropiory keadaan ini harus dikoreksi. Steroid topi-kal agaknya tidak banyak berpengaruh, dan penggunaan Keratokonjungtivitis limbik superior umumnya bilateralyang berkepanjangan dapat menimbulkan pelunakan dan dan terbatas pada tarsus superior dan limbus superior. Keluhan utamanya adalah iritasi dan hiperemia. Tanda-perforasi kornea. tandanya, adalah hipertrofi papilar tarsus superior, ke- Tahap akut sindrom Stevens-Johnson umumnya ber- merahan pada konjungtiva bulbaris superior, penebalan dan keratinisasi limbus superior, keratitis epitelial, fila-langsung sekitar 6 minggu, tetapi parut konjungtiva, hi, men superiot yang rekurery dan mikropannus superior (Gambar 5-19). Pulasan bengal rose adalah uji diagnostikGambar 5-19. Keratokonjungtivitis limbiksuperior. Perhatikan yang berman{aat. Sel-sel epitel berkeratin dan debris mu-\"koridor\" di permukaan bulbaris. kosa akan mengambil zatwatna ini. Kerokan dari limbus superior menampakkan sel-sel epitel yang berkeratin. Pada sekitar 50% kasus, keadaan ini dihubungkan dengan fungsi abnormal kelenjar tiroid, Dengan menetes- kan perak nitr at 0,5% alaul% pada konjungtiva palpebralis superior dan membiarkan tarsus jatuh kembali ke limbus superior umumnya dapat mengelupas sel-sel berkeratin dan meredakan gejala selama 4-6 minggu. Terapi ini dapat diulang. Tidak ada komplikasi dan penyakit ini umumnya berjalan selama 2-4 tahun. Pada kasus berat dapat dipertimbangkan reseksi kon- jungtiva superior perilimbus sepanjang 5 mm.

118 / BAB s Penyakit ini hampir selalu terdapat pada anak-anakKONJUNGTIVITIS LIGNEOSA prapubertas, dengan angka kematian 1-2% karena gagal jantung. Konjungtivitisnya tidak berat dan tidak pernahIni adalah konjungtivitis membranosa atau pseudomem- ada laporan mengenai lesi kornea.branosa, kronik atau rekuren, bilateral, yang muncul di Penemuan belakangan ini mengisyaratkan in{eksi ter-awal kehidupan, terutama pada anak gadis dan sering me- tentu sebagai penyebab penyakit kawasaki. Terapinyanetap selama bertahun-tahun. Sering disertai granuloma,dan palpebra teraba sangat keras. Penelitian baru-baru ini hanya bersifat suportif.menunjukkan adanya defisiensi plasminogen tipe L padapasien-pasien konjungtivitis ligneosa. Cyclosporine meru- W KONJUNGTIVITIS YANGpakan terapi yang efektif. Terapi di masa depan akan lebih BERHUBUNGAN DENGANdifokuskan pada pemberian plasminogen topikal' PENYAKII -s*lsr=Y:sSINDROM REITER KONJUNGTIVITIS PADA PENYAKIT TIROIDSindrom Reiter terbentuk dari trias manifestasi penyakit-uretritis non-spesifik, artritis, dan konjungtivitis atau iritis. Pada penyakit Graves orbital, konjungtiva mungkin merahPenyakit ini jauh lebih sering dijumpai pada pria diban- dan kemotik dan pasien mungkin mengeluh berair-matadingkan wanita. Konjungtivitisnya papilar dan biasanya berlebihan. Dalam perjalanannya, kemosis meningkaf padabilateral. Kerokan konjungtiva mengandung sel-sel poli- kasus lanjut, konjungtiva yang kemotik bisa menonjol ke-morfonuklear; dan pada biakary tidak ada bakteri yang luar di antara palpebra (Gambar 5-20).tumbuh. Artritisnya biasa terjadi pada sendi-sendi besarpenahan berat badan. Tidak ada terapi yang memuaskan Terapi diarahkan pada pengendalian penyakit tiroid,meskipun obat anti-inJlamasi non-steroid bisa efektif. Kor- dan segala usaha dikerahkan untuk melindungi konjung-tikosteroid membantu mengatasi iridosiklitis. Penyakit ini tiva dan kornea-dengan salep lunak, adhesi palpebraternyata berhubungan dengan antigen }ILA-F27. secara bedah (tarsorrhaphy) jika perlu, atau bahkan dekom- presi orbital jika palpebra tidak lagi dapat menutupi kor-SINDROM LIMFONODUS MUKOKUTANEUS nea dan konjungtiva.(PENYAKIT KAWASAKI) KONJUNGTIVITIS GOUTPenyakit yang tidak diketahui penyebabnya ini pertamakali ditemukan di Jepang pada tahun 1967. Konjungtivitis Pasien gout sering mengeluh \"rnatapanas\" selama serang-adalah salah satu dari enam ciri diagnostiknya. Yang lain- an. Pada pemeriksaan ditemukan konjungtivitis ringan,nya adalah (1) demam yang tidak merespons antibiotik; yang lebih ringan daripada dugaan yang didasarkan atas(2) perubahan-perubahan pada bibir dan rcngga mulut; gejalanya. Gout bisa juga berkaitan dengan episkleritis atau skleritis, iridosiklitis, keratitis, kekeruhal vitreus, dan(3) perubahan-perubahan pada tungkai, seperti eritema te- retinopati. Pengobatan ditujukan pada pengendalian se-lapak tangan dan telapak kaki, edema induratif, dan des- rangan gout dengan colchicine dan allopurinol.kuamasi membran pada ujung-ujung jari; (4) eksantema KONJUNGTIVITIS KARSINOIDpolimorf di badan; dan (5) pembengkakan non-purulen Pada karsinoid, konjungtiva kadang-kadang mengalarniakut kelenjar getah bening leher. kongesti dan sianotik sebagai akibat sekresi serotonin oleh sel-sel kromafin di saluran gastrointestinal. Pasien mungkin mengeluhkan \"mata panas\" selama terjadinya serangan. NW KONJUNGTIVITIS SEKUN DER TERHADAP DAKRIOSISTITIS ATAU KANALIKULITISGambar 5-20. Penyakit'Grave. Perhatikan prolaps dan kerati- KONJUNGTIVITIS PADA DAKRIOSISTITISnisasi konjungtiva disertai kemosis dan injeksi yang nyata. Baik konjungtivitis pneumokok (sering unilateral dan tidak responsif terhadap terapi) maupun konjungtivitis strep-

tokokus beta-hemolitik (sering hiperakut dan purulen) KONJUNGTIVA I 119dapat terjadi sekunder pada dakriosistitis kronik. Sifat danpenyebab kedua konjungtivitis tersebut sering kali terle- PTERYGIUMwatkan sampai sistem lakrimalnya diteliti. Pterygium adalah suatu perluasan pinguecula ke kornea,KONJUNGTIVITIS PADA KANALIKULITIS seperti daging berbentuk segitiga, dan umumnya bilateralKanalikulitis akibat infeksi kanalikular oleh Actinomyces di sisi nasal (Gambar 5-22). Keadaan ini diduga meru-israelii atau Candida spp (atau, sangat jarang, Aspergillus pakdn suatu fenomena iritatif akibat sinar ultraviolet, pe-spp) dapat menyebabkan konjungtivitis mukopurulen uni-lateral, yang sering menjadi kronik. Sumber keadaan ini ngeringan, dan lingkungan dengan angin banyak karenasering tidak diketahui hingga terlihat punctum khas yang sering terdapat pada orang yang sebagian besar hidupnyahiperemik dan menonjbl. Pemerasan kanalikulus (atas atau berada di lingkungan yang berangin, penuh sinar matahari,bawah, tergantung yang terkena) bersifat kuratif, asalkan berdebu, atau berpasir. Temuan patologik pada konjungti-seluruh substansi dapat dikeluarkan. va 3ama dengan yang ada pada pinguecula. Lapisan Bow- man kornea digantikan oleh jaringan hialin dan elastik. Kerokan konjungtiva memperlihatkan sel polimorfonu-klear dalam jumlah yang sangat banyak. Hasil biakan (ke- Jika pterygium membesar dan meluas sampai ke daerahcuali anaerobik) biasanya negatif. Candida dapat tumbuh pupil, lesi harus diangkat secara bedah bersama sebagiandengan mudah pada media biakan biasa, tetapi hampir kecil kornea jernih superfisial di luar daerah perluasannya.semua infeksi disebabkan oleh A israelii, yang memerlukan Kombinasi autograf konjungiiva dan eksisi lesi terbuktimedium anaerob. mengurangi risiko kekambuhan.W II. PENYAKIT DEGENERATIF KERATOPATI DROPLET MUSIMAN KONJUNGTIVA (Distrofi Nodular Berbentuk Pita Bietti, Keratopati Labradori DegenerasiPINGUECULA Sferoidal)Pingueculae sangat sering pada orang dewasa. Keadaan Keratopati droplet musiman adalah kelainan degeneratifini tampak sebagai nodul kuning pada kedua sisi kornea jarang pada kornea yang ditandai oleh agregat spherul(lebih banyak di sisi nasal) di daerah apertura palpebrae. kuning-keemasan yang mengumpul dalam lapisan sub-Nodul terdiri atas jaringan hialin dan jaringan elastik epitel. Penyebabnya tak diketahui, tetapi faktor tertentukuning, jarang bertumbuh besar, tetapi sering meradang. seperti pajanan sinar ultraviolet, keadaan kering, dan mi-Pada umumnya tidak diperlukan terapi, tetapi pada kasus krotrauma adalah faktor-faktor predisposisi yang dikenali.pingueculitis tertentu, dapat diberikan steroid topikal lemah Endapan ini dapat berakibat peninggian epitel berupa kon-(mis., prednisolone 0,12%) atxt obat anti-inflamasi non- figurasi berbentuk-pita. Keadaan ini lebih banyak dijumpaisteroid topikal (Gambar 5-21). di daerah geografi dengan banyak sinar matahari langsung maupu n yang dipantulkan. ffi III. KELAINAN KONJUNGTIVA LAINNYAGambar 5-21. Pinguekula. (Seizin A Rosenberg.) LIMFANGIEKTASIS Limfangiektasis ditandai oleh dilatasi setempat yang ber- kelok-kelok, bening, dan kecil di dalam konjungtiva. Ini hanyalah pelebaran pembuluh-pembuluh limfe, dan tidak ada terapi yang diindikasikaru kecuali bila mengiritasi atau demi alasan kosmetik. Pembuluh ini dapat dikauter atau d ieksisi (Cambar 5-23). TIMFEDEMA KONJUNGTIVA KONGENITAL Ini adalah suatu keadaan yang jarar.g, bisa unilateral atau bilateral, dan ditandai oleh edema merah-muda mirip daging pada konjungiva bulbaris. Keadaan ini bia- sanya ditemukan sebagai kelainan tersendiri saat lahir se- hingga diduga akibat defek kongenital drainase limfatik

120 / BAB s Terapi paling baik menenangkan diri pasien. Perda- rahan umumnya diserap dalam 2-3 minggu. Kadang-kadang perdarahan ini bersifat bilateral atau kambuhan; kemungkinan adanya diskrasia darah harus di- singkirkan terlebih dahulu.Gambar 5-22. Pterygium yang meluas ke kornea OFTALMIA NEONATORUMkonjungtiva. Kelainan ini pernah dijumpai pada limfe- Oftalmia neonatorum dalam pengertian luas berarti se- tiap infeksi konjungtiva pada neonatus. Akan tetapi, artidema herediter kronik di ekstremitas bawah (penyakit sempitnya adalah infeksi konjungtiva, terutama oleh go- nokokus, akibat kontamina'si pada mata bayi saat melaluiMilroy); diduga merupakan suatu mani{estasi-mata dari serviks dan vagina ibu atau selama masa postpartum. Kare-penyakit tersebut dan bukan suatu anomali yang ber- na konjungtivitis gonokokus bisa menimbulkan kebutaankaitan. dengan cepat, etiologi semua kasus oftalmia neonatorum harus diverifikasi dengan pemeriksaan hapusan eksudat,cYsTrNosrs kerokan epitel, biakan, dan uji cepat untuk gonokokus.Cystinosis adalah kelainan kongenital dalam metabolisme Konjungtivitis gonokok neonatorum menimbulkan ul-asam amino yang jarang ada; ditandai dengan deposit- serasi pada kornea dan kebutaanjika tidak segera diobati. Konjungtivitis klamidia neonatorum (blenorrhea inklusi)intrasel kristal cystine yang luas di berbagai jaringan bersifat kurang destruktif, tetapi dapat berlangsung ber- bulan-bulan jika tidak diobati dan dapat diikuti dengantubuh, termasuk konjungtiva dan kornea. Telah dikenal pneumonia. Penyebab lainnya mencakup infeksi oleh sta-tiga jenis: kanak-kanak, remaja, dan dewasa. Harapan filokokus, pneumokokus, Haemophylus, dan virus herpeshidup berkurang pada dua jenis pertama. simpleks, serta profilaksis dengan perak nitrat.PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA Onset penyakit diperlukan untuk menetukan diagno-Kelainan yang umum ini dapat terjadi spontan, biasanya sis klinis karena kedua jenis utama-oftalmia gonorrhea dan blenorrhea inklusi-mempunyai masa inkubasi yanghanya pada satu mata, pada setiap kelompok umur. Ke- sangat berbeda: penyakit gonokok 2-3 hari dan penyakitmunculannya yang mendadak dan tampilan merah te- klarnidia 5-12 hari. Infeksi jalan-lahir ketiga yang pentingrangnya sering kali mengkhawatirkan pasien. Perdarahan (keratokonjungtivitis HSV-2) mempunyai masa inkubasidisebabkan oleh pecahnya pembuluh-pembuluh kecil kon- 2-3 hari dan berpotensi serius karena kemungkinan ter-jungtiva, kadang-kadang didahului oleh serangan batuk jadinya penyebaran sistemik.atau bersin yang hebat (Gambar 5-24). Terapi konjungtivitis gonokok neonatorum adalah dengan ceftriaxone, 125 mg, dosis tunggal secara intramus- kular; pilihan kedua adalah kanamycin, 75 mg intramus- kular. Suspensi erythromycin oral dengan dosis 50 mg/ kg/hari dibagi dalam empat kali minum selama 2 mingguGambar 5-23. Limfangiektasis konjungtiva. Perhatikan dilatasi Gambar 5-24. Perdarahan subkonjungtivabening yang berkelok-kelok pada konjungtiva.

KONJUNGTIVA / 121efektif untuk mengobati konjungtivitis klamidia pada mengalami demam subpebtis, disertai KGB preaurikularneonatus. Pada konjungtivitis gonokok maupun klami- yang membesar, dan satu atau lebih granuloma konjung-dia, orang tuanya juga perlu diobati. Keratokonjungtivitis , tivae. Granuloma ini mungkin menampakkan nekrosisherpes simpleks diobati dengan acyclovir, 3A mg/kg/haridalam tiga kali minum selama L4hari. Penyakit neonatus fokal yang bisa berulserasi. Adenopati regionalnya tidakyang disebabkan HSV memerlukan perawatan inap ka- bernanah. Diagnosis klinis ditunjang oleh uji serologi.rena berpotensi menimbulkan manifestasi sistemik atau-pun neurologik. Konjungtivitis neonatal jenis lain diobati penyakit ini agaknya disebabkan oleh bacillus gramdengan salep mata erythromycin, gentamicin, atau tobra- negatif pleomorfik langsing (B ar t on ell a fdulu Ro chalimaea]mycin empat kali sehari. henselae), yang tumbuh di dinding pembuluh darah. Profilaksis dengan perak nitrat I % Cred6 ternyata efek- Dengan pulasan khusus, organisme ini dapat dilihat dalamtif mencegah oftalmia gonorhea, tetapi tidak blenorrhea biopsi jaringan konjungtiva. Organisme ini sangat mirip Leptotrichiabuccnlis, dan penyakit ini dulu dikenal sebagaiinklusi atau infeksi herpetik. Konjungtivitis kimiawi ringanyang diakibatkan perak nitrat hanya ringan dan singkat. Iep totrichosis conjunctiaae (konjungtivitis Parinaud). Orga-Kecelakaan dengan larutan pekat dapat dihindari dengan nisme ini umumnya ditemukan di mulut manusia dan se- lalu ada dalam mulut kucing. Mata dapat terkontaminasimemakai ampul lilin khusus yang dipersiapkan untuk oleh liur pada tangan anak atau liur kucing pada bantal siprofilaksis Crede. Salep tetracycline dan erythromycin anak. Afipia felis jttga pernah dicurigai dan mungkin masih tetap berperan.merupakan pengganti yang efektif. Penyakit ini sembuh-sendiri (tanpa komplikasi korneaPENYAKIT OKULOGTANDULAR atau lairLnya) dan menyembuh dalam 2-3 bulan. Nodus(StNDROM OKULOGLANDULAR konjungtivae dapat dieksisi. Bila granulomanya soliter,PARINAUD) eksisi ini bisa menyembuhkan. Tetracycline sistemik akan memperpendek perjalanan penyakitnya, tetapi tidak bolehIni adalah sekelompok penyakit konjungtiva, umunmya diberikan pada anak di bawah 7 tahun.unilateral, yang ditandai oleh demam ringary adenopati Konjungtivitis pada Neoplasmapreaurikular yang terlihat jelas, dan satu atau lebih gra- (Sindrom Masquerade)nuloma konjungtiva (Gambar 5-25). Penyebab palingumum adalah penyakit \" cat-scratch\", tetapi ada banyak pe- Bila diperiksa sepintas lalu, neoplasma konjungtiva ataunyebab lairy seperti Mycobacterium tuberculosis, Treponema tepian palpebrae sering mengalami salah-diagnosis sebagai.p allidum, F rancisella tularensis, P asteurella (Y ersinia) p seudo- konjungtivitis infeksiosa kronik atau kelatokonjungtivitis. Karena lesidasarnya sering tidak diketahui, keadaan inituberculosis, Chlamydia trachomatis serotipe Ll, L2, dan L3, dikatakan sebagai sindrom masquerade. Neoplasma mas- querade yang pernah dilaporkarL yaitu karsinoma kapi-dan Cocc i d ioi des i m m i ti s. ler konjungtiva, karsinoma konjungtiva in situ, papiloma infeksiosa konjungtiva, karsinoma kelenjar sebasea, danPenyakit Konjungtiv a \" Cat-scratch' verrucae. Verrucae dan tumor molluscum pada tepian pal- pebra dapat melepaskan materi tumor toksik yang dapatKonjungtivitis granulomatosa yang jinak tetapi berlarut- menimbulkan konjungtivitis kronik, keratokonjungtivitis,larut ini paling sering ditemukan pada anak-anak yang atau (arang) keratitis saja.berkontak erat dengan kircing. Anak yang terkena sering IV.W..,,$N TUMOR KONJUNGTIVAGambar 5-25. Granuloma konjungtiva. (Seizin P Thygeson.) Debra J. Shetlar, MD TUMOR JINAK PRIMER KONJUNGTIVA Nevus (Gambar 5-25) Sepertiga nevus melanositik di konjungtiva tidak ber- pigmen. Lebih dari setengahnya mempunyai inklusi epi- telial kistik yang bisa terlihat secara klinis. Secara histologis, nevus konjungtiva terdiri atas sekum- pulan atau lembaran sel-sel nevus. Nevus konjungtiva,

122 / BAB 5 Radang Granulomatosa Radang granulomatosa timbul di sekitar benda asing, me- ngelilingi ekstravasasi substansi sebasea pada kalaziorl dan menyertai penyakit seperti coccidioidomycosis dan sarcoidosis. Fokus peradangan ini bisa membentuk plak- plak atau noduli yang menonjol di kulit atau konjungtiva palpebrae.Gambar 5-26. Nevus konjungtiva. Perhatikan batas-batasnya Tumor Dermoid (Gambar 5-28)yang tegas. Tumor kongenital ini tampak berupa massa meninggi ke- kuningan, yang bulat dan liciru sering dengan rambut. Se-seperti nevus lain, jarang menjadi ganas. Banyak nevus buah tumor dermoid bisa tetap tenang, walaupun ukuran-dibuang dengan alasan estetika atau bila kemungkinan nya dapat membesar. Pengangkatan hanya diindikasikanmelanoma tidak bisa disingkirkan secara klinis. jika deforrnitasnya jelas atau jika penglihatan terganggu atau terancam. Dermoid limbus dan dermolipoma adalah Nevus konjungtiva berpiginen harus dibedakan dari lesi tunggal yang paling sering ditemukary tetapi kelainan-melanosis konjungtiva didapat primer. Yang terakhir ini kelainan tersebut sesekali merupakan bagian dari sindromtimbul pada usia yang tebih tua (setelah dekade ketiga), displasia okuloaurikulovertebral (sindrom Goldenhar).biasanya unilateral, cenderung bertambah atau berkurangpigmentasinya, dan, tergantung derajat atipia selulernya, Dermolipomamempunyai risiko menjadi ganas berkisar antara 0 sampai Dermolipoma adalah tumor kongenital yang sering di-90o/\". jumpai dan umumnya tampak sebagai pertumbuhan bulat licin di kuadran temporal-atas konjungtiva bulbarisPapiloma (Gambar 5-27) di dekat kantus lateralis. Terapi umumnya tidak diindi- kasikan, tetapi pembuangan sebagian lesi bisa dilakukanPapiloma konjungtiva terdapat dalam dua bentuk. Papi- jika pertumbuhannya semakin besar atau buruk secaraloma infeksiosa, yang disebabkan oleh papovavirus, dite- kosmetik. Diseksi posterior hendaknya dilakukan denganmukan pada anak dan dewasa muda, terutama di forniks sangat hatihati (jika dilakukan) karena lesi ini sering me-inferior dan di dekat kantus medialis. Jenis yang satunya nyatu dengan lemak orbita dan otot-otot ekstraokular; ke-berasal dari dasar yang luas, sering kali di dekat limbus, kacauan orbita dapat menimbulkan parut dan sejumlahpada dewasa yang lebih tua, dan mungkin sulit dibedakan komplikasi yang jauh lebih serius dari lesi awalnya.dari neoplasia intraepitel konjungtiva. Biopsi mungkin di-perlukan untuk men€gakkan diagnosis. Ditemukan DNA Limfoma & Hiperplasia Limfoidhuman papillomaairus pada banyak papiloma konjungtiva. (Gambar 5-29) Keduanya adalah lesi konjungtiva yang dapat timbul pada orang dewasa tanpa adanya penyakit sistemik atauGambar 5-27. Papiloma konjungtiva. Gamhar 5-28. Tumor dermoid konjungtiva.

KONJUNGTIVA I 123Gambar 5-29. Limfoma konjungtiva yang melibatkan kon- Gambar 5-30. Melanoma maligna konjungtiva.jungtiva tarsalis dan bulbaris inferior. 'hubungan dengan limfoma sistemik atau berbagai diskra- penghasilan rendah. Tumor-tumor ini berespons terhadapsia darah. Tampilan klinis hiperplasia limfoid jinak dapat terapi antibiotik.serupa dengan limfoma maligna sehingga biopsi penting TUMOR GANAS PRIMER KONJUNGTIVAuntuk menegakkan diagnosis. Karena banyak di antara BULBARIStumor-tumor limfoid ini yang mengenai orbita, mungkin Karsinomadiperlukan pemeriksaan MRI atau CT scan untuk menen-tukan besar tumor yang sebenarnya. Kebanyakan limfoma Karsinoma konjungtiva paling sering muncul di limbus,konjungtiva primer merupakan limfoma sel B derajat di daerah fissura palpebralis dan lebihjarang pada daerah konjungtiva yang Jertutup. Beberapa tumor ini bisa me-rendah (limfoma MALT). nyerupai pterygium. Kebanyakan memiliki permukaan Radioterapi merupakan terapi terbaik untuk lesi jinak gelatinosa. Jika terdapat keratinisasi yang abnormal di epi- tel, akan dihasilkan suatu lesi leukoplakia. Pertumbuhan-maupun ganas. nya perlahan dan sangat jarang terjadi invasi-dalam serta metastasis sehingga eksisi. total dapat menyembuhkan.Lesi Vaskular Kekambuhan sering terjadi pada lesi yang tidak dieksisi sempurna. Terapi tambahan berupa krioterapi; pemberianAngioma konjungtiva dapat berupa hemangioma kapiler mitomycin C topikal, fluorouracil dapat membantu men-soliter berbatas tegas atau berupa tumor vaskular yang cegah kekambuhan.lebih difus-yang sering disertai dengan komponen orbitaatau palpebra yang lebih luas. Hemangioma harus dibe- Displasia konjungtiva adalah suatu keadaan jinakdakan dari telangiektasis yang mengenai kapiler-kapiler yang timbul sebagai lesi tersendiri atau kadang-kadang dikonjungtiva. Pembuluh konjungtiva telangiektatik mung- atas pterygia dan pinguecula dan dapat menyerupai kar-kin berupa lesi tersendiii atau mungkin berkaitan dengan sinoma in situ secara klinis bahkan secara histologis. Istilahhamartoma vaskular sistemik pada penyakit Rendu-Osler- neoplasia intraepitelial konjungtiva dipakai untuk semuaWeber atau pada telangiektasia-ataksia (sindrom Louis- Iesi epitelial, mulai dari displasia sampai karsinoma yangBar). terbatas pada epitel. Biopsi eksisi akan menegakkan diagnosis sekaligus me- Granuloma piogenik adalah variasi dari hemangiomakapiler polipoid. Granuloma ini sering timbul di konjung- nyembuhkan kebanyakan lesi ini.tiva palpebralis di atas kalazion atau pada daerah yang Melanoma Malignabaru dibedah Melanoma maligna konjungtiva jarang ditemukan.. Seba. Pada sarkoma Kaposi yangberhubungan dengan AIDS, gian besar kelainan ini muncul dari lokasi melanosis di- dapat primer; beberapa dari nevus konjungtiva; sebagianmula-mula terlihat nodul-nodul vaskular biru-merah di kecil, tampaknya tumbuh de novo. Beberapa di antaranyakonjungtiva. Nodul ini ditimbulkan oleh herpesvirus. Ra- bersifat melanotik, sisanya sangat terpigmentasi (Gambardioterapi adalah terapi yang paling efektif 5-30). Angiomatosis basilar adalah lesi proliferatif vaskularlain yang tampilannya bisa mirip sarkoma Kaposi. Penya-kit ini disebabkan oleh infeksi bakteri gram-negatif darigenus bartonella; B henselae dari kucing pada pasien-pasienAIDS dan B quintana dari badan kutu pada tunawisma ber-

124 / BAB 5 Moura FE et al: Acute hemorrhagic conjunctivitis outbreak in . Banyak tumor dapat dieksisi secara lokal. Operasi yang . the city of Fortaleza, Northeast Brazil. Br J Ophthaimollebih radikal (mis., eksenterasi orbita) tidak dengan sendi- 2006;90 :L09L. [PMID: 16809381]rinya memperbaiki prognosis. Penggunaan krioterapi atau O'Leary JJ et al: Kaposi's sarcoma associated with herpes virusmitomycin C pasca-eksisi tumor melanotik dapat memban- (KSHV/HHVB): Epidemiology, molecular biology and tissuetu mencegah kekambuhan. distribution. Mot Paihol 1997 ;50:40. Power WJ et al: Analysis of the acute ophthalmic manifestationsDAFTAR PUSTAKA o{ the erythema multiformc/Stevens-Johnson syndrome/Abelson MB, Granet D: Ocular allergy in pediatric practice. Curr Allergy Asthma Rep 2006;6:306. [PMID: L6822383L toxic epidermal necrolssis disease speckum. OphthalmoiogsButrus S et al: Ocular allergy: Diagnosis and treatment. Ophthal 1995:102:1669. mol Clin North Am 2005;18:485. [PMID: 16314214] Scott IU et al: Human papillonrtvinis 16 and 18 expressionCervantes G et al. Squamous cell carcinoma of the conjunctiva: in conjunctival intraepitheiial ncoplasia. Ophthalmology Clinicopathological features in 287 cases. Can J Ophthalmol 2002;37 :L4. [PMID: 11865953] 2002;\09 :542. [PMID : 11874'591 Sheikh A, Hurwit, 11: Antibiotics versus placebo for acute bacterialCunningham ET et al: Ocular bartonellosis. Am J Ophthalmol 2000;130:340. [PMID: 11020414] conjunctivitis. Cochrane Database Syst Rcv 2006;(2):CD001211.Darville T: Chlamydia trachomatis infection in neonates and l'NIID: 166255401 Shields CL et ai: Conjunaival Irmphoid Minors: Clinical ana- young children. Semin Pediatr Infect Dis 2005;16:235. [PMID: L6234703) lysis of 117 cases and relationship to systemic lymphoma.Dugal PU et al: Ocular adnexal Kaposi's sarcoma in acquired im- munodeficiency syndrome. Am ] Ophthalmol 1990;110:500. Ophthalmology 2001:108:9 9. [PMID: 11320031]Eschle-Meniconi ME et al: Mucous membrane pemphigoid: An Shields ClT et al: Topical mituntvtics C for extensive, recurrent con- update. Curt Opin Ophthalmol 2005;16:303. [PMID: 1.6175044]Faraj HG et al: Chronic cicatrizing conjunctivitis. Curr Opin Oph- junaisal-corneal syuamous cell carcinoma. Am J Ophthalnutl 2002:133:60L. PM ID: 119928551 thalmo12001;12:250. [PMID: 11,5073371Freeman AF et al: Recent developments in Kawasaki disease. Curr Stone DU et al: Ocular rosacca: An update onpathogenesis and ther- Opin In{ect Dis 2001.;14:357. [PMID: 11964855] apy. Curr Opin Ophd-ialmol2004;15:499. [PMID: 15523195]Garcia-Ferrer Fj et a]: New laboratory diagnostic techniques for Tabarra KF et al: Sjogren syndrome. Curr Opin Ophthaimol2000;1 corneal and external diseases. Focal Points 2002;20(9). 1:449. [PMID: 11141640) Tabin G et al: Late recurrences and the need for long-term follow-Heidemann DG: Atopic and vernal keratoconjunctivitis. Focal up in cortical and conjunctival intraepithelial neoplasia. Oph- Points 2001;19(1).Karp CL, Moore JI(, Rosa RH Jr: Treatment of conjunctiaal and cor- thalmolo gy 1997 ;104:485. Tavares FN et al: Acute hemorrhagic conjunctivitis and coxsack- neal intraepithelial neoplasia with topical interferon alpha2b. Ophthalmology 2001;108:1093. [PMID: 11382635] ievirus A24v, Rio de janeiro, Brazil,2004. Emerg In-fect DisLin AN et al: Review of ophthalmic findings in 204 patients with epidermolysis bullosa. Am J Ophthalm o1 199 4;1L8 :384. 200 6 ;12:49 5. IPMID : 1, 67 0 47 921Miller KE: Diagnosis and treatment of Chlamydia trachomatis infec- Watts P et al: Effective treatment of ligneous conjunctivitis with tion. Am Fam Physician2006;73:1411. [PMID: L6669564] topical plasminogen. Am J Ophthalmol 2002;133:451. [PMID: 119317771 Werschnik C et al: Long-term follow-up of patients with conjunc- rivai melanoma. Am J Clin Oncel 2002;25:248. IPMID: 12040282) Yeatts RP et al. 5-Fluorouracil for the treatment of intraepithe- lial neoplasia of the conjunctiva and cornea. Ophthalmology 2000 ;107 :2L90. [PMID: 11097594]


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook