Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 16 Sistem Urinarius

Bab 16 Sistem Urinarius

Published by haryahutamas, 2016-04-02 00:33:14

Description: Bab 16 Sistem Urinarius

Search

Read the Text Version

Sistem UrinariusGinjal Sistem urinarius terdiri atas dua ginial (ren), dua ureter yang menuju ke satu kandung kemih (vesica' urinaria), dan satu uretra (urethra). Ginjal adalah organ besar bentulckacang yang letaknya retro- peritoneal pada dinding posterior tubuh. Di atas setiap ginjal terdapat keleniar adrenal (glandula suprarenalis) y\".g terbenam di dalam lemak dan jaringan ikat ginjal. Batas medial ginjal yang cekung adalah hilum, yang terdiri atas 3 bangunan besar, yaitu arteri renalis, vena renalis, dan pelvis renalis bentuk-corong. Struktur ini dikelilingi oleh jaringan ikat longgar dan rongga berisi lemak yang disebut sinus renalis. Setiap ginjal dilapisi oleh kapsul jaringan ikat padat tidak teratur. Irisan sagital ginjal menunjukkan korteks yang lebih gelap di bagian luar, dan medula yang lebih terang di bagian dalam, yang terdiri atas banyak piramid ginial (pyramides renales) bentuk-kerucut. Basis setiap piramid menghadap ke kor- teks dan membentuk batas kortikomedularis. Apeks setiap piramid yang bulat meluas ke arah pelvis renalis untuk membentuk papila renalis. Sebagian korteks juga meluas ke masing-masing sisi piramid ginjal untuk membentuk kolumna renalis (columnae renales). Setiap papila renalis dikelilingi oleh kaliks minor (.uly* minor) bentuk-coron& /ang mengum- pulkan urin dari papila. Kaliks minor bergabung di sinus renalis membentuk kaliks mayor (\".1y\" mafor). Kaliks mayor, selanjutnya, bergabung membentuk pelvis renalis bentuk-corong yang lebih besar. Pelvis renalis keluar dari ginjal melalui hilum, menyempit menjadi ureter yang berotot, dan turun ke arah kandung kemih di masing-masing sisi dinding tubuh posterior.Tubulus Uriniferus dan Nefron Cinjal Unit fungsional setiap ginjal adalah tubulus uriniferus mikroskopik. Tubulus ini terdiri atas nefron (nephronum) dan duktus koligens (ductus colligens) yang menampung curahan dari nefron.Jutaan nefron terdapat di setiap korteks ginjal. Nefron, selanjutnya, terbagi lagi menjadi dua komponen, korpuskulum ginjal (corpusculum renale) dan tubulus ginjal (tubulus renalis). Terdapat dua jenis nefron. Nefron kortikal (nephronum corticale) terletak di korteks ginjal, sedangkan nefron iukstamedularis (nephronum juxtamedullare) terdapat di dekat perbatasan kor- teks dan medula ginjal. Meskipun semua nefron berperan dalam pembentukan urin, namun nefron jukstamedularis membuat kondisi hipertonik di interstisium medula ginjal yang menyebabkan produksi urin yang pekat (hipertonik).Korpuskulum Ginjal Korpuskulum ginjal terdiri atas suatu kumpulan kapiler yang disebut glomerulus, dikelilingi oleh dua lapis sel epitef yaitu kapsul glomerulus (capsula glomerularis) (Bowman). Stratum viscerale atau lapisan dalam (paries internus) kapsul terdiri atas sel epitel khusus bercabang, yaitu podosit (podo- \"(pyatorier)s. Podosit berbatasan dan membungkus kapiler glomerulus. Stratum parietale atau lapisan luar externus) kapsul glomerulus terdiri atas epitel selapis gepeng. 367

Korpuskulum ginjal adalah segmen awal setiap nefron. Darah disaring di korpuskulum ginjal me- lalui kapiler-kapiler di glomerulus, dan filtrat masuk ke spatium capsulare (urinarium) yang terletak di antara stratum parietale dan viscerale kapsul glomerulus. Setiap korpuskulum ginjal mempunyai polus vascularis, tempat masuknya arteriol aferen dan keluarnya arteriol eferen dari korpuskulum. Di ujung berlawanan dari korpuskulum ginjal yaitu polus urinarius. Filtrat dihasilkan oleh glomerulus yang masuk ke spatium capsulare meninggalkan korpuskulum ginjal di polus urinarius, tempat tubulus kontortus proksimal berawal. Filtrasi darah di korpuskulum ginjal difasilitasi oleh endotel glomerulus. Endotel di kapiler glo- merulus adalah berpori (berfenestra) dan sangat permeabel terhadap banyak substansi di dalam darah, kecuali elemen darah yang terbentuk atau protein plasma. Karena itu, filtrat glomerulus yang masuk ke spatium capsulare bukanlah uriry melainkan ultrafiltrat yang mirip dengan plasma, kecuali tidak mengandung protein.Tubuius Ginjai Filtrat glomerulus keluar dari korpuskulum ginjal di polus urinarius dan mengalir melalui berbagai bagian nefron sebelum sampai di tubulus ginjal yaitu tubulus koligens dan duktus koligens. Filtrat glomerulus mula-mula masukke tubulus giniaf yang terbentang dari kapsul glomerulus sampai tubulus koligens. Tubulus ginjal ini memiliki beberapa bagian histologik dan fungsional yang berbeda. Bagian tubulus ginjal yang berawal di korpuskulum ginjal sangat berkelok atau melengkung dan oleh karena itu disebut tubulus kontortus proksimal (tubulus proximalis pars convoluta). Awalnya, tubulus ini terletak di korteks, tetapi selanjutnya turun ke dalam medula untuk menjadi ansa Henle. Ansa Henle (ansa nephroni) terdiri dari beberapa bagian: bagian desendens yang tebal di tubulus kontortus proksimal; segmen asendens dan desenden yang tipis; dan bagian asendens yang tebal yang disebut tubulus kontortus distal (tubulus distalis pars convoluta). Tubulus kontortus distal lebih pendek dan tidak begitu berkelok dibandingkan tubulus kontortus proksimal, dan tubulus ini naik ke dalam korteks ginjal. Karena tubulus kontortus proksimal lebih panjang daripada tubulus kontortus distal, tubulus ini lebih sering ferlihat di dekat korpuskulum ginjal dan korteks ginjal. Filtrat glomerulus kemudian mengalir dari tubulus kontortus distal ke tubulus koligens. Di nefron jukstamedularis, ansa Henle sangat panjang; saluran ini turun dari korteks ginjal jauh ke dalam medula dan kemudian melengkung balik untuk naik ke korteks (Gambaran Umum 16). Tubulus koligens bukan merupakan bagian nefron. Sejumlah tubulus koligens pendek bergabung membentuk beberapa duktus koligens yang lebih besar. Sewaktu duktus koligens semakin besar dan turun ke arah papila medula, duktus ini disebut duktus papilaris (ductus papillaris). Duktus koligens yang lebih kecil dilapisi oleh epitel kuboid terpulas-pucat. Jauh di dalam medula, epitel di duktus ini berubah menjadi silindris. Di ujung setiap papila, duktus papilaris mengalirkan isinya ke dalam kaliks minor. Daerah di papila yang memperlihatkan lubang di duktus papilaris yaitu area kribrosa (Gambaran Umum l6). Korteks ginjal juga memperlihatkan banyak radius medullaris (med.ullary ray) terpulas-pucat yang berjalan vertikal dari basis piramid (basis pyramidis) menuju korteks. Radius medullaris terutama terdiri dari duktus koligens, pembuluh darah, dan bagian lurus dari sejumlah nefron yang menembus korteks dari basis piramid.

,.',r,_,,t,ijiiJ.-g_Aliran Darah Cinial Untuk memahami korelasi fungsional ginjal, aliran darah ke organ ini perlu dipahami. Setiap ginjal dipasok oleh arteri renalis yang bercabang di hilus menjadi beberapa cabang segmental, yang bercabang menjadi beberapa arteri interlobaris. Arteri interlobaris berlanjut di ginjal di antara piramid ke arah korteks. Di taut kortikomedular, arteri interlobaris bercabang menjadi arteri arkuata,yangmelengkung di basis piramid dan membentuk arteri interlobularis. Pembuluh darah ini bercabang lagi menjadi arteriol aferen, yang membentuk kapiler di glomeruli korpuskulum ginjal. Arteriol eferen me- ninggalkan korpuskulum ginjal dan membentuk kompleks anyaman kapiler peritubular di sekitar tubulus di korteks dan pembuluh kapiler lurus yang panjang atau vasa rekta di medula yang melengkung balik ke daerah kortikomedular. Vasa rekta membentuk lengkung yang sejajar dengan ansa Henle. Interstisium dialiri oleh vena interlobularis yang berlanjut ke vena arkuata.

16.1GAMBAR Ginjalr Kortek*, Medula, Firamid, dan Kaliks Minor {Pandangan f\denyel trruh)Dalam potongan sagital, ginjal dibagi menjadi korteks terpulas-gelap di sebelah luar dan medulaterpulas-terang di sebelah dalam. I(orteks dilindungi oleh kapsul ginial (1) berupa jaringan ikat padattidak teratur. Korteks mengandung tubulus kontortus proksimal (+, tt) dan distal, glomeruli (z), dan radiusmedullaris (S). arteri interlobularis (tZ) dan vena interlobularis (te) juga terdapat pada korteks.Radius medullaris (3) dibentuk oleh bagian nefron yang lurus, pembuluh darah, dan tubulus koligensyang menyatu di medula untuk membentuk duktus koligens (6) yang lebih besar. Radius medullaristidak meluas ke kapsul ginjal (1) karena adanya tubulus kontortus subkapsular (10). Medula terdiri dari piramid-piramid ginjal. Basis setiap piramid (5) berbatasan dengan korteks danapeksnya membentuk papila renalis (Z) yang menonjol ke dalam struktur bentuk-corong, kaliks minor(16), yang menggambarkan bagian ureter yang lebar. Area kribrosa (l) ditembus oleh lubang kecil,yang merupakan muara duktus koligens (6) ke dalam kaliks minor ( 16). Ujungpapila renalis (7) blasanya dilapisi oleh epitel selapis silindris (8). Saat epitel selapis silindrispapila renalis (7) berlanjut ke dinding luar kaliks minor ( 16), epitel ini menjadi epitel transisional ( l6).Lapisan tipis jaringan ikat dan otot polos (tidak tampak) di bawah epitel ini selanjutnya menyatu denganjaringan ikat sinus renalis (15). Di dalam sinus renalis ( t S) terdapat cabang-cabang arteri dan vena renalis yaitu arteri interlobaris(rZ) dan vena interlobaris (f S). Pembuluh interlobaris (tZ, tS) masuk ke ginjal dan melengkung dibasis piramid (S) di taut kortikomedular sebagai arteri dan vena arkuata (t+). Pembuluh arkuata (14)membentuk arteri interlobularis (tZ) dan vena interlobularis (13) yang lebih kecil dan berjalan secararadial ke dalam korteks ginjal dan membentuk arteri glomerulus aferen yang membentuk kapilerglomerulus (3).Cinjal adalah organ vital untuk mempertahankan lingkungan'lnternaf tubUhr:yang,itabil:41anhomeostasis. .Fungsi , ini' dilakukan,dengan mengatur tekanan darrah, komposisi:'dan l,pH.l{!riih,vo]qore gxil'ani;dan ,kes€imbangan asam:basa. Cinjal juga menghasilkan'u,rine,'yang, tertientukdigi,njal,sebagai Akibatdari tiga {unggi utama: filtrasi'darah di.g[omeruli. reabsorusi,,nutrien.dan,'zaiber.manfaat'lainnya darirfiltlat:yar1g masuk ke:tubr.llus kontoftus prokgimal:dan disial;:daii,sekresiataq:l.kskrgi€nidukrsisa'metabolik atau bahan kimiawi,atau zat,yaryg,tidak d,i,butuhkan.ke dalamfiltra!.Sekjtar,9,9%'flltratglor:trgr.ulqsdihasilkaLr,qle-h,ginjat:yan$ masukke,tu,bulus direib:soriisi:kedalAmjistem-dirnefioni l,q/9 fil!,rat ,yang'tersiSa.rnasut.ke kandung kemih,dAn dj.ke'luaikan.5ebagaiuri ne.,,,,,:SetairllliJu;,lseJ:Sd.ginial'rnengha,lilkan, dua':bahan'pentingr:er-rzirn.renin,:,dan,'glikqpiqtdineritropoi6tinl,tReiiin, m€!.gatuirtekanan.'darah, untuk'rnernpertahankan iekatran'filtrasi:y;ii.seluaidi:€lomerlrlj gilial.Erltlop,ai ll,d:ian.ggap dihasilkan,,ddnrdikeluarkan,obh,d:endiltelri*yam,unkapiler'per'ifubt{1ff; jnenngsang,pembenti;kan ''eritrosit di sums,urn tulahgme.rali :::::,.|,,; :;''.;:,,11.

1 Kapsul 10 Tubulus ginjal kontortus subkapsular 2 Glomeruli 11 Tubulus 3 Radius kontortusa medullaris proksimalq) 1 2 Arteri interlobularisYEo 13 Vena interlobularis 4 Tubulus kontortus proksimal 5 Basis piramidis 6 Duktus 15 Jaringan ikat koligens dan adiposa sinus renalisG t3= 16 Kaliks minor dan epitelC) transisional 8 Epitel 17 Arteri interlobaris silindris 18 Vena interlobaris 9 Area kribrosaGAMBAR 16.1 Ginjal: korteks, medula, piramid, dan papila renalis (pandangan menyeluruh). Pulasan:hematoksilin dan eosin. Pembesaran lemah.

GAMBAR 16.2 ffi Kortsks Ginjal dan Medula S*gian Atas Pembesaran lebih kuat ginjal memperlihatkan detail korteks yang lebih besar. Korpuskulum ginjal (5, 9) terdiri dari glomerulus (sa) dan kapsul glomerulus (nowman) (Sb). Clomerulus (5a) adalah sekumpulan kapiler yang dibentuk dari arteriol glomerulus (f f ) aferen, dan ditunjang oleh jaringan ikat halus serta dikelilingi oleh kapsul glomerulus (5b). Stratum viscerale (9a) atau lapisan dalam kapsul glomerulus (5b) mengelilingi kapiler glomerulus dengan sel epitel modifikasi yaitu podosit (9a). Di polus vascularis (8) korpuskulum ginjal (9), epitel stratum viscerale (9a) membentuk epitel selapis gepeng di stratum parietale (9b) kapsul glomerulus. Ruang di antara stratum viscerale (la) dan stratum parietale (9b) korpuskulum ginjal (9) adalah spa- tium capsulare (fO). Korpuskulum ginjal (5, l) dikelilingi oleh dua jenis tubulus kontortus, yang terpotong dalam berbagai bidang. Kedua tubulus ini adalah tubulus kontortus proksimal (f ) dan tubulus kontortus distal (2, 4). Tubulus kontortus merupakan segmen awal dan akhir pada nefron.Tubulus kontortus proksimal ( 1) lebih panjang daripada tubulus kontortus distal (2, 4) dan, oleh karena itu, lebih banyak di korteks. Tubulus kontortus proksimal (1) memperlihatkan lumen kecil tidak rata dan satu lapisan sel kuboid dengan sitoplasma bergranula dan eosinofilik. Limbus microvillosus (mikrovili) melapisi sel, tetapi tidak selalu terlihat pada sediaan. Batas sel di tubulus kontortus proksimal (t) luga tidak jelas karena interdigitasi membran sel lateral dan basal yang luas dengan sel-sel di sekitarnya. Spatium capsulare urinarium (tO) di korpuskulum ginjal (5, 9) bersambungan dengan lumen tubulus kontortus proksimal di polus urinarius (lihat Gambar 16.3). Di polus urinarius, epitel gepeng di stratum parietale (9b) kapsul glomerulus (5b) berubah menjadi epitel kuboid di tubulus kontortus proksimal (1). Tubulus kontortus distal (2, 4) lebih pendek dan jumlahnya lebih sedikit di korteks. Tubulus kontortus distal (2, 4) iryamemperlihatkan lumen yang lebih besar dengan sel kuboid yang lebih kecil. Sitoplasma kurang terwarnai dibandingkan dengan yang terdapat di tubulus kontortus proksimal (t), dan limbus microvillosus (brush border) tidak terdapat di sel. Serupa dengan tubulus kontortus proksi- mal (1), tubulus kontortus distal (2, 4) menunjukkan lipatan dan interdigitasi membran sel lateral dan basal yang dalam. Di korteks juga ditemukan radius medullaris. Radius medullaris mencakup tiga jenis tubulus: segmen lurus (desendens) tubulus proksimal (tubulus proximalis pars recta) (t4), segmen lurus (asendens) tubulus distal (tubulus distalis pars recta) (6), dan tubulus koligens ( tz). Segmen lurus (desendens) tubulus proksimal (14) sangat mirip dengan tubulus kontortus proksimal (1), dan segmen lurus (asendens) tubulus distal (6) sangat mirip dengan tubulus kontortus distal (2, 4). Tubulus koligens (tZ) ai korteks tampak jelas karena sel-sel kuboid dan membran sel terpulas pucat. Medula hanya mengandung bagian lurus tubulus dan segmen ansa Henle (segmen desendens tebal dan tipis, dan segmen asendens tebal dan tipis). Segmen tipis ansa Henle (15) dilapisi oleh epitel se- lapis gepeng dan menyerupai kapiler (f S). Cti yang membedakan ansa Henle yang tipis (15) adalah lapisan epitel yang lebih tebal dan tidak adanya sel darah di lumennya. Sebaliknya, kebanyakan kapiler (t3) mengandung sel darah di lumen. Di korteks juga terlihat pembuluh darah interlobularis (3) dan vena dan arteri interlobaris (7) yang lebih besar. Pembuluh darah interlobularis (3) membentuk arteriol (tl) glomerulus aferen yang masuk ke kapsul glomerulus (5b) di polus vascularis (S) dan membentuk kumpulan kapiler glomerulus ( sar.

Sel MesangialSelain podosit yang mengelilingi kapiler, terdapat sel khusus lainnya di glomerulus, yaitu selmesangial lmesangiocytus), yang juga melekat pada kapiler. Sel mesangial menyintesis matriksekstraselular dan membentuk penunjang struktural untuk kapiler glomerulus. Sewaktu darahclisaring, banyak makromolekul protein terperangkap di lamina hrasalis glomerulus. Sel mesangialberfungsi sebagai makrofag di daerah intraglomerular dan memfagosit bahan yang tertimbun disaringan glomerulus, sehingga mencegah penyumbatan oleh debris. Sel ini juga terlihat kontraktildan dapai mengatur aliran darah glomerulus akibat adanya reseptor untuk bahan-bahan vasoaktif.Sebagian sel mesangial juga terletak di luar korpuskulum ginjal di daerah polus vascularis. Di sini,sel-sel tersebut disebut sel mesangial ekstraglomerular (mesangiocytus extraglomerularis) yangmembentuk bagian aparatus jukstaglomerular.Tuburlus Kontortus ProksirnaiSemua nefron berperan dalam pembentukan urine. Sel-sel di tubulus kontortus proksimal (tubulusproximalis pars convoluta) memperlihatkan banyak lipatan membran sel basal yang dalam, yangierdapat banyak mitokondria memanjang, dan interdigitasi lateral dengan sel di sekitarnya. Ciri-ciri ini memberigambaran khas selyang berperan dalam transporaktif molekuldan elektrolitdarifiltrat menembus membran sel ke dalam interstisium. Mitokondria menyalurkan ATP (energi) yangdibutuhkan untuk transpor aktif Na* oleh Na*/K* ATPase (pompa natrium) yang terletak di regio*ba-s\"onlaeteJra;lilm; embran sel. ;;;;g;; besar bahan dari filtrat glomerulus berlangsung di tubulus kontortusproksimal. de*aktu liltrat glomerulus masuk ke tubulus kontortus proksimal, semua glukosa,protein, dan asam amino, hampir semua karbohidrat, dan sekitar 75 sampai 85% air dan ionnatrium dan klorida diabsorpsi dari filtrat glomerulus ke dalam kapiler peritubular. Adanyamikrovili (limbus microvillous) di sel tubulus kontortus proksimal meningkatkan luas permukaandan mempermudah absorpsi bahan yang terfiltrasi. Selain itu, tubulus kontortus proksimalmenyekresi metabolit teftentu, hidrogen, amonia, pewarna, dan obat misalnya penisilin dari tubuhke dalam filtrat glomerulus. Produk sisa metabolik urea dan asam urat tetap berada di dalamtubulus kontortus proksimal dan dikeluarkan dari tubuh bersama urine. Tubulus kontortus proksimal lebih panjang daripada tubulus kontortus distal. Akibatnya,potongan tubulus ini lebih sering terlihat di korteks dekat korpuskulum ginjal dibandingkan dengantubulus kontortus distal.Amsa HemleAnsa Henle (ansa nephroni) nefron jukstaglomerular menghasilkan urine hipertonik denganmenciptakan gradien osmotik di interstisium dari korteks ginjal ke ujung papila renalis. Natriumklorida dan ur\"*a diangkut dan dipekatkan di jaringan inteistisial medula ginjal melalui complexcountercurrent multiplier systemyang menyebabkan peningkatan omolaritas interstisial di medulabagian dalam. Di nefron jukstamedularis, ansa Henle sangat panjang, terbentang jauh ke dalammedula, dan menrbantu mempeftahankan gradien osmotik yang tinggi yang diperlukan untuk meminclahkan air dari filtrat ke dalam interstisium. Hipertonisitas (tekanan osmotik yang tinggi)cairan ekstraselular di medula menarik air dari filtrat glomerulus saat filtrat mengalir melaluitukrulus ini, dengan vasa rekta membantu mempertahankan gradien konsentrasi osmotik di medula. Lengkung kapiler ini permeabel terhadap air dan menyerap air dari interstisium medula untuk kembaii ke sirkulasi sistemik.



1 Tubulus kontortus 8 Polus vascularis proksimal 9 Korpuskulum ginjal2 Tubulus kontortus a. Stratum viscerale distal b. Stratum parietale 10 Spatium capsulare3 Pembuluh darah 11 Arteriol glomerulus interlobularis 12 Tubuius koligens5 Korpuskulum ginjal: a. Glomerulus l3 Kapiler b. Kapsul glomerulus (Bowman)6 Segmen lurus 14 Segmen lurus (asendens) (desendens) tubulus tubulus distal proksimal l5 Segmen tipis ansa Henle rl in P.. .p-. -61 s1 *1GAMBAR 16.2 Korteks ginjal dan medula bagian atas. Pulasan: hematoksilin dan eosin. Pembesaranlemah.

GAMBAR 16.3 ffi Korteks Ginjal: Aparatus Jukstaglomerular Pembesaran lebih kuat pada korteks ginjal memperlihatkan korpuskulum ginjal, tubulus kontortus, dan aparatus jukstaglomerular. Korpuskulum ginjal memperlihatkan kapiler glomerulus (z), epitel parietale ( roa) dan viscerale (rob) kapsul glomerulus (nowman) (to), dan spatium capsulare (ra). LimUus microvillosus dan sel asidofilikmembedakan tubulus kontortusproksimal (6, 14) dari tubulus kontortus distal (f , rS) yang selnya lebih kecil dan kurang terwarnai tanpa limbus microvillosus. Sel kuboid di tubulus koligens (8) memperlihatkan batas sel dan sitoplasma yang pucat. Membrana basalis (9) yang jelas mengeliiingi tubulus ini. Setiap korpuskulum ginjal memiliki polus vascularis tempat arteriol glomerulus aferen (tZ) masuk dan arteriol glomerulus eferen keluar. Di sisi berlawanan pada korpuskulum ginjal adalah polus urinarius (tt). U sini, spatium capsulare (13) bersambungan dengan lumen tubulus kontortus prok- simal (6, 14). Bidang irisan yang melalui polus vascularis dan polus urinarius jarang terlihat di korteks ginjal. Namun, sediaan ini memperlihatkan korpuskulum ginjal tempat terjadinya filtrasi darah, akumu- lasi filtrat glomerulus, dan tahap awal tempat filtrat dimodifikasi untuk menghasilkan urine. Di polus vascularis, sel otot polos di tunika media arteriol glomerulus aferen (12) diganti oleh sel epiteloid modifikasi dengan granula sitoplasma. Sel ini adalah sel jukstaglomerular (+). Oi tubulus kontortus distal yang bersebelahan, sel yang berbatasan dengan sel jukstaglomerular (4) kecil dan lebih silindris. Daerah dengan sel-sel yang lebih padat dan lebih gelap disebut makula densa (S). Sel juk- staglomerular (+) di arteriol glomerulus aferen (tz) dan sel makula densa (S) di tubulus kontortus distal membentuk aparatus jukstaglomerular.

,t:iiq 9i 8 Tubulus koligens r '.lr' i;a:)ef! \@-l' 9 Membrana basalis .1u*' '\ '. 10 Kapsul glomerulus1 Tubulus kontortus distal lc (Bowman): r{ a. stratum parietale2 Kapiler b. stratum viscerale \q' glomerulus 'ie 11 Polus urinarius3 Arteriol 12 Arteriol glomerulus glomerulus aferen4 Sel jukstaglomerular '13 Spatium capsulare5 Makula densa 14 Tubulus kontortus proksimal6 Tubulus kontortus proksimal7 Pembuluh in a. Venula b. Arteriol o9r ,r vo ffi\GAMBAR 16.3 Korteks ginjal: aparatus jukstaglomerular. Pulasan: hematoksilin dan eosin. Pembesaransedang.

GAMBAR 16.4 ff Ginjal: Korpusk,,:iurn Ginjal, Aparatus Jukstagiornerular, dan Tubi:lus Kcnicrtue Fotomikrograf pembesaran-kuat ini menunjukkan korpuskulum ginjal dengan tubulus di sekitarnya. I(orpuskulum ginjal terdiri dari glomerulus ( f ) dan kapsul glomerulus (2) dengan stratum parietale (Za) dan stratum viscerale (Zf). li antara kedua lapisan ini terdapat spatium capsulare (S), d\".rg\"r, podosit (4, 7) terletak di permukaan stratum viscerale (ZU). Dr polus vascularis korpuskulum ginjal, pembuluh darah masuk dan keluar dari korpuskulum ginjal. Di dekat polus vascularis terdapat aparatus jukstaglomerular (3). Aparatus jukstaglomerular (3) terdiri dari sel otot polos arteriol aferen yang mengalami modifikasi di polus vascularis, sel iukstaglomerular (aa), dan makula densa (Sb) di tubulus kontortus distal (6, 9). I(orpuskulum ginial dikelilingi oleh tubulus kontortus proksimal (g) yang terpulas-gelap dan tubulus kontortus distal (6, 9). Di dekat korpuskulum ginjal dan tubulus kontortus distal terdapat kelompok khusus sel yang disebut aparatus jukstaglomerular (complexus juxtaglomerularis). Aparatus ini terdiri dari'duI komponen, sel jukstaglomerular dan makula densa. Self ukstaglomerular (juxtaglomerulocytus) acialah sekelompok sel otot polos modifikasi yang terletak di dinding arteriolaferen tepat sebelum pembuluh ini masuk ke kapsul glomerulus untuf, membentuk glomerulus. Sitoplasma sel ini mengandung granula sekretorik terbirngkus-m\"1\"pnrun yang berisi enzim renin. Makula densa adalah sekelompok sel tubulus kontortus distal yang mengalami modifikasi. Sel makula densa dan sel jukstaglomerular dipisahkan oleh membranl basalis yang tipis. Dekatnya sel jukstaglomerular dengan makula densa memungkinkan integrasi fu ngsi nya. Fungsi utama aparatus jukstaglomerular adalah mempertahankan tekanan darah yang sesuai di ginjal untuk filtrasi glomerulus. Sel diaparatus ini bekerja sebagai baroreseptordan kemoreseptor. Sel jukstaglomerular memantau perubahan tekanan darah sistemik dengan berespons terhadap peregangan dinding arteriol aferen. Sel-sel makula densa peka terhadap perubahan konsentrasi natrium klorida. Penurunan tekanan darah menyebabkan jumlah filtrat glomerulus berkurang dan, akibatnya, konsentrasi ion natrium di filtrat berkurang sewaktu filtrat melewati makula densa di tubulus konlortus distal. Penurunan tekanan darah sistemik atau penurunan konsentrasi natrium dalam filtrat merangsang sel jukstaglomerular untuk melepaskan enzim renin ke dalam aliran dil- R;\"1; ;;il;; protein plasma angiotensinogen menjadi angiotensin l, yang selanjutnya, diubah mlniadi angiotensin ll oleh enzim lainnya yang terdapat di sel endotel kapiler paru. Angiotensin ll uaatan suatu hormon aktif dan vasokonstriktor kuat yang mula-mula menyebabkan konstriksi arteri, sehingga tekanan darah sistemik meningkat. seta;n itu, angiotenrin ri r*rrn;r\"\"; ;;;J;;; hormon aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron terutama bekerja di sel-sel tubulus kontortus distal untuk meningkatkan reabsorpsi ion natrium dan klorida dari filirat glomerulus. Air mengikuti natrium ki\";;;;il;;;;;\";\"\"; meningkatkan volume cairan dalam sirkulasi sistemik. Kombinasi efek ini meningkatkan tekanan darah sistemik, meningkatkan laju filtrasi glomerulus di dalam ginjal, dan mengelim]nasi kebutuhan untuk pelepasan renin lebih lanjut. Aldosteron juga mempermudah pengeluaran ion kalium dan hidrogen dan merupakan hormon esensial untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit di I ubuh.

GAMBAR 16.4 tr Ginja!; Korpuskuiu*rn Ginjal, Aparatus Jukstagiomeruiar, eian Tubulus K*ntart*s Fotomikrograf pembesaran-kuat ini menunjukkan korpuskulum ginjal dengan tubulus di sekitarnya. I(orpuskulum ginjal terdiri dari glomerulus ( f ) dan kapsul glomerulus (z) dengan stratum parietale (za) dan stratum viscerale (2b). Di antara kedua lapisan ini terdapat spatium capsulare (S j, d\"ng\",1 podosit (4, 7) terletak di permukaan stratum viscerale (ZU). li polus vascularis korpuskulum ginjal, pernbuluh darah masuk dan keluar dari korpuskulum ginjal. Di dekat polus vascularis terdapat aparatus jukstaglomerular (3). Aparatus jukstaglomerular (3) terdiri dari sel otot polos arteriol aferen yang mengalami modifikasi di polus vascularis, sel fukstaglomerular (aa), dan makula densa (Sb) di tubulus kontortus distal (6,9). I(orpuskulum ginjal dikelilingi oleh tubulus kontortusproksimal (g) yang terpulas-gelap dan tubulus kontortus distal (6, 9). Di dekat korpuskulum ginjal dan tubulus kontortus distal terdapat kelompok khusus sel yang disebut aparatus fukstaglomerular (complexus juxtaglomerularis). Aparatus ini terdiri dari'dul komponen, sel jukstaglomerular dan makula densa. Sel jukstaglomerular (juxtaglomerulocytus) adalah sekelompok sel otot polos modifikasi yang terletak di dinding arteriol aferen tepat sebelum pembuluh ini masuk ke kapsul glomerulus untuf membentuk glomerulus. Sitoplasma sel ini mengandung granula sekretorik terbirngkus-membran yang berisi enzim renin. Makula densa adalah sekelompok sel tubulus kontonus distal yang mengalami modifikasi. Sel makula densa dan sel jukstagiomerular aif irantan ol\"n *\"111Ur\"\"1 basalis yang tipis. Dekatnya sel jukstaglomerular dengan makula densa memungkinkan int\"gruti tu ngsi nya. Fungsi ulama aparatus jukstaglomerular adalah mempertahankan tekanan.darah yang sesuai di ginjal untuk filtrasi glomerulus. Sel di aparatus ini bekerja sebagai baroreseptor dan kemoreseptor. Sel jukstaglomerular memantau perubahan tekanan darah sisiemik dengan berespons terhadap peregangan dinding arteriol aferen. Sel-sel makula densa peka terhadap perubahan konsentrasi natrium klorida. Penurunan tekanan darah menyebabkan jumlah filtrat glomerulus berkurang dan, akibatnya, konsentrasi ion natrium di filtrat berkurang sewaktu filtrat melewati makula densa di tubulus kontortus distal. . Penurunan tekanan darah sistemikatau penurunan konsentrasi natrium dalam filtrat merangsang sel jukstaglomerular untuk melepaskan enzim renin ke dalam aliran darah. nenin meng\"ubail protein plasma angiotensinogen menjadi angiotensin l, yang selanjutnya, diubah meniadi angiotensin ll olehenzim lainnya yang terdapat di sel endotel kapiler paru. Angiotensin ll adalah sualu hormon aktif dan vasokonstriktor kuat yang mula-mula menyebabkan konstriksi arteri, :ehingga lekanan darah sistemik meningkat. Selain itu, angiotensin li merangsang pemb\";;; hormon aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron terutama bekerja di sel-sel tubulus kontortus distal untuk meningkatkan reabsorpsi ion natrium dan klorida dari filtrat glomerulus. Air mengikuti natrium klorida r.nllrlui osmosis jan meningkatkan volume cairan dalam'sirkulasi sistemik. Kombinasi efek ini meningkatkan tekanan darah sistem ik, men ingkatkan laju filtrasi glomeru lus di dalam ginjal, dan mengeli*j\"\"tit\"5ri\"nr\" untuk pelepasan renin lebih lanjut. Aldosteron juga mempermudah pengeluaran ion kalium dan hidrogen dan merupakan hormon esensial untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit di tubuh.

I Glomerulus 5 Spatium capsulare2 Kapsul glomerulus Tubulus kontortus a. Stratum parietale distal b. Stratum viscerale Podosit3 Aparatus Tubulus kontortus jukstaglomerular proksimal a. Sel jukstaglo- Tubulus kontortus merular distal b. Makula densa4 PodositGAMBAR 16.4 Korteks ginjal: korpuskulum ginjal, aparatus jukstaglomerular, dan tubulus kontortus.Pulasan: hematoksilin dan eosin. 130 x

GAMBAR 16.5 ffi Ginjal: Scanning Electron Alicrograph Podosit Scanning electron micrograph ini memperlihatkan gambaran yang sangat unik di epitel viseral kapsul glomerulus dan podosit, yang mengelilingi semua kapiler di glomeruli ginjal. Badan sel gepeng podosit (6) menjulurkan cytotrabecalae (gtrimary f,rocesse.s) (r, S) tebal yang mengelilingi dinding kapiler. Cytotrabeculae (1, 3) membentuk cytopodiw (pedicle) (2, Z) yang lebih kecil, yang membentuk interdigitasi dengan cytopodium serupa dari podosit lain di sekitar kapiler. Di antara cytopodium (2, 7) terdapat diaphragma rimae (filtration slit) (5) yang kecil. Juga terlihat sisa debris protein (+) yang tersangkut di diaphragma rimae (5) sewaktu filtrasi darah. Podosit di korpuskulum ginjal dikelilingi oleh spatium capsulare yang tampak gelap yang mengandung filtrat glomerulus di ginjal fungsional.#GAMBAR 16.6 Ginjal: Iransmtss ion Electron Micrograph Padasit dan Kapiler Glomerulus Transmission electron micrograph ini menunjukkan hubungan podosit dengan kapiler glomerulus di korpuskulum ginjal. Inti (3) dan sitoplasma podosit (f f ) dipisahkan dari membrana basalis kapiler (ra). Cytotrabecula (primary process) (rz) yang besar menjulur dari sitoplasma (11) podosit untuk mengelilingi dinding kapiler. Cytopodium Qteilicle) (2, S) yang lebih kecil dari cytotrabecula podosit (12) melekat pada membrana basalis kapiler (ta). U antara masing-masing cytopodium (2, 5) terdapat diaphragma rimae (filtration slit) (f ). Spatium capsulare (4) memisahkan podosit (:, f t) dari kapiler dan podosit di sekitarnya. Di lumen kapiler (6, S) terdapat inti sel endotel (f o) dan potongan sebuah eritrosit (7) dan leukosit (9). Di lumen kapiler (6, 8) juga terlihat fenestra yang kecil di endotel (mata panah).

'1 Cytotra- ffi' beculae '** + (prosessus primer) 4 Debris protein2 Cytopo- dium 5 Diaphragma (pedicle) rimae (celah filtrasi)3 Cytotra- beculae 6 Badan sel (prosessus podosit primer) 7 Cytopodium (pedicle)GAMBAR 16.5 Ginjal: Scanning electron micrograph podosit (epitel viseral kapsul glomerulus(Bowman)) mengelilingi kapiler glomerulus.1 Diaphragma 7 Eritrosit rimae (celah filtrasi) B Lumen kapiler 9 Leukosit2 Cytopo- dium (pedlcle) 10 lnti sel endotel3 lnti podosit4 Spatium capsu- 11 Sitoplasma lare podosit5 Cytopo- 12 Cyiotrabeculae dium (prosessus (pedicle) primer) podosit6 Lumen kapiler 13 Membrana basalis kapilerGAMBAR 16.6 Ginjali transmission electron micragraph podosit dan kapiler yang berdekatan dikorpuskulum ginjal. 6.500 x

GAMBAR 16.7 ffi Medula Ginjal: Daerah Papilaris (Potongan Transversal) Papila di ginjal menghadap kaliks minor dan mengandungbagian terminal tubulus koligens, yang disebut duktus papilaris (:). nuktus papilaris (3) memiliki diameter yang besar dan lumen yang lebar, dan dilapisi oleh sel kolumnar tinggi terpulas-pucat. Di papila juga terdapat segmen lurus (asendens) tubulus distal (2, f o) dan segmenlurus (desendens) tubulus proksimal (f , O, f f ). Perhatikan bahwa segmen lurus di medula ini sangat mirip dengan tubulus kontortus di korteks. Terselip di antara tubulus lurusasendens (2, tO) dandesendens (1,6, 11) terdapatpotonganmelintangsegmentipisansaHenle (5, S) yang menyerupai kapiler (4, 9) atau venula (2) kecil. Kapiler (4, 9) dan venula (2) kecil berbeda dari segmen tipis ansa Henle (5, 8) oleh dinding yang lebih tipis dan adanya sel darah di dalam Iumennya. Jaringan ikat (fZ) yang mengelilingi tubulus lebih banyak di daerah papilaris ginjal, dan duktus papilaris (3) terpisah satu sama lain.GAMBAR 16.8 ffi Medula Ginjal: Ujung Terminal Papila (Potongan Longitudinal) Beberapa duktus koligens menyatu di papila medula ginjal untuk membentuk tubulus lurus yang besar yaitu duktus papilaris (6), yang dilapisi oleh epitel selapis kuboid atau silindris. Muara duktus papilaris (6) di ulung papila memberikan gambaran mirip-saringan di papila yang disebut area kribrosa. Isi dari duktus papilaris (6) dsalurkan ke dalam kaliks minor yang berbatasan dan mengelilingi ujung masing- masing papila. Dalam gambar ini, papila dilapisi oleh epitel penutup (7) bertingkat. Di area kribrosa, epitel penutup (7) biasanya;enis selapis silindris tinggi yang bersambungan dengan duktus papilaris (6). Segmen tipis ansa Henle (3, 5) turun jauh ke dalam papila dan dikenali berupa duktus yang tipis dengan lumen kosong. Venula (r) dan kapiler (+) vasa rekta biasanya ditandai oleh adanya sel darah di lumennya. Pembuluh darah ( l, 4) dan duktus papilarls (6) dikelilingi oleh interstisium ginial (iaringan ikat) (z)...fjttrat,glomeirul,q,l.mengalir dari:rubulus kontortus'distal ke-,tubqlus,kotlsens dan duktus:koli iis,,(ducfus.;co1.ligeg9).. Padq:kegdaan normal, tubulus:ini tidqk permeabelterh'adap:air, Namuni':pada.:k€adqaerpenggl rao air lrant,berlebihan,dari: tubuh,atau dehidrasi;.hormori antidiur,etik,{ADFi),rdil.-epq9k'ao,, cq1i,'.:,t6bug, po,!te{iof:. (ne:urohipofisis), keleniar, :hip.ofisis. 'ie'bagai reipons 'terhadap:feningkatan rdsrlroldri,tas;daq;ih,,fulkurangnya air). ADH mehyebabkan'epitel tubuluSrdan:duktuS.,kb.liipti!:menjiidi,sangat permeabel terhadap air:,Akjbatnya.,air meninggalkan,duktus,dan mas.ukl.keinterst6ium'ylqn!,lipertonik. Air. terkumpul di interstisiuin dan dikembaljkan,ke sirkulasi umum,rm.e..ld*irkdpjfq,.l...''.'pFritu.bulalidaRvasa:rekta, dan filtrat glomerulus di daiArn duktus kolisens,meniadi.,,,:,utinfip.ertoiiikJian€at'pekat). \",,,,, It:.,:,.',,, lB,ijaltidlilrada:ADH;sgl.ieftubulus:koligen5 tetap impermeabel€ihadaB air.;,flsn,yo1iimgair,'ditduKus.ko1i.g.grtslteiap b4nyek;'akibatnya; 'urine yang d,ihasilkan dkan enaer, . : :; ,:1,',:',

1 Segmen lurus (desendens) tubulus proksimal2 Venula 7 Segmen lurus (asendens) tubulus distal3 Duktus papilaris 8 Segmen tipis ansa Henle4 Kapiler 9 Kapiler5 Segmen tipis ansa Henle 1O Segmen lurus (asendens) tubulus6 Segmen lurus distal (desendens) tubulus proksimal 11 Segmen lurus (desendens) tubulus proksimal 12 Jaringan ikatGAMBAR 16.7 Medula ginjal: daerah papilaris (potongan transversal). Pulasan: hematoksilin dan eosin.Pembesaran sedang.2 lnterstisium ginjal ffiffi $dt;qt =$if, *#ib-- $iiFs' 5 Segmen tipis (jaringan ikat) ansa Henle *,' ru';p)$fui,,,',%o ?u\t,,Sl,, f ,l _i.*B*< 6 Duktus papilaris tEffiqf,'3 Segmen tipis ansa Henle 4 Kapiler 7 Epitel penutup -*{f,...p.}r-{!:, .\'..!GAMBAR 16.8 Medula ginjal: ujung terminal papila (potongan longitudinal). Pulasan: hematoksilin daneosin. Pembesaran sedang.

#GAMBAR 16.9 Ginjal: Duktus Daerah Medula (Potongan Longitudinal) Bagian medula ginjal terutama terdiri atas tubulus dengan berbagai ukuran, duktus yang lebih besar, dan pembuluh darah vasa rekta. Pada fotomikrograf ini, berbagai tubulus ginjal dan pembuluh darah ter- potong dalam bidang memanjang. Tubulus dengan sel kuboid terpulas-terang yang besar adalah tubulus koligens (t). ni dekat tubulus koligens (1) yaitu tubulus dengan sel kuboid yang terpulas-lebih gelap. Ini adalah segmen tebal ansa Henle (z). li antara tubulus terdapat pembuluh darah vasa rekta (+) dan segmen tipis ansa Henle (3). Pembuluh darah vasa rekta (4) dapat dibedakan dari segmen tipis ansa Henle (3) oleh adanya sel darah di dalam lumennya.GAMBAR 16.10 ffi Ureter (Potongan Transversal) Lumen ureter (4) yang tidak melebar memperlihatkan banyak lipatan longitudinal mukosa akibat kontraksi otot. Dinding ureter terdiri atas mukosa, muskularis, dan adventisia. Mukosa ureter terdiri atas epitel transisional (Z) dan lamina propria (5) yang lebar. Epitel tran, sisional memiliki beberapa lapisan sel, lapisan terluar ditandai oleh sel kuboid yang besar. Sel intermedia berbentuk polihedral, sementara sel basal berbentuk kuboid atau silindris rendah. Lamina propria (5) mengandung jaringan ikat fibroelastik, yang lebih padat dengan lebih banyak fibroblas di bawah epitel dan lebih longgar di dekat muskularis.Jaringan limfoid difus dan kadang-kadang nodulus limfoid kecil mungkin terlihat di lamina propria. Di ureter bagian atas, muskularis terdiri atas dua lapisan otot, lapisan otot polos longitudinal (3) di sebelah dalam dan lapisan otot polos sirkular (Z) di tengah; lapisanJapisan ini tidak selalu jelas. Lapisan tambahan yaitu lapisan otot polos longitudinal di sebelah luar terdapat di sepertiga ureter bagian bawah dekat kandung kemih. Adventisia (9) menyatu dengan jaringan ikat fibroelastik dan jaringan adiposa (t, fO) yang mengandung banyak arteriol (6), venula (S), dan sarafkecil.

1 Tubulus 3 Segmen tipis koligens ansa Henle 4 Vasa rektaGAMBAR 16.9 Ginjal: duktus daerah medula (potongan longitudinal). Pulasan: hematoksilin dan eosin.130 X2 Lapisan otot 6 Arteriol polos sirkular 7 Epitel transisional 9 Adventisia3 Lapisan otot polos 10 Jaringan adiposa longitudinal4 Lumen ureter5 Lamina propria

GAMBAR 16.11 ffi Potongan Dinding Ureter (Potongan Transversal) Gambar ini memperlihatkan dinding ureter dengan pembesaran yang lebih kuat. Epitel transisional (7) di ureter yang tidak melebar memperlihatkan lipatan mukosa (6) dan banyak lapisan dengan sel bulat. Sel superfisial epitel transisional (7) memiliki membran permukaan (5) khusus yang berfungsi sebagai sawar osmotik antara urine dan jaringan di bawahnya. Epitel dipisahkan dari lamina propria (9) Ionggar oleh suatu membrana basalis yang tipis. Muskularis (2, 8) sering terlihat berupa berkas otot polos yang tersusun longgar yang dikelilingi oleh banyak jaringan ikat. Ureter bagian atas memiliki lapisan otot polos longitudinal (S) di sebelah dalam dan lapisan otot polos sirkular (Z) di tengah. Lapisan ketiga, yaitu lapisan otot polos longitu- dinal, ditemukan di sepertiga bawah ureter. Adventisia (4) dengan sel adiposa (3) menyatu dengan jaringan ikat dinding posterior abdomen tempat melekatnya ureter.GAMBAR 16.12 ffi Ureter (Potongan Transversal) Ureter adalah suatu saluran berotot yang menyalurkan urin dari ginjal ke kandung kemih melalui kon- traksi lapisan otot polos yang tebal di dindingnya. Fotomikrograf pembesaran- lemah ini menunjukkan ureter dalam potongan melintang. Mukosa ureter sangat berlipat-lipat dan dilapisi oleh epitel transisio- nal (1) yang tebal. Di bawah epitel transisional (l) yaitu jaringan ikat lamina propria (2). Muskularts ureter mengandung dua lapisan otot polos, lapisan longitudinal dalam (3) dan lapisan otot sirkular tengah (4). Lapisan ketiga, yaitu lapisan longitudinal luar (tidak terlihat), terdapat di dinding ureter sepertiga bawah, dekat kandung kemih. lJreter dikelilingi oleh jaringan ikat adventisia (6) den$an pembuluh darah (5) dan iaringan adiposa (7).

1 Arteriol dan venula ao\ 5 Membran permukaa 6 Lipatan mukosa2 Lapisan otot i 7 Epitel transisional polos sirkular 8 Lapisan otot polos3 Sel adiposa longitudinal4 Adventisia 9 Lamina propriaGAMBAR 16.11 Potongan dinding ureter (potongan transversal). Pulasan: hematoksilin dan eosin.Pembesaran sedang.'1 Epitel transisional 5 Pembuluh darah 6 Adventisia2 Lamina propria 7 Jaringan adiposa3 Lapisan otot longitudinal dalam4 Lapisan otot sirkular tengah !1s\a\" ry'\"' ,e?'GAMBAR 16.12 Ureter (potongan transversal) Pulasan: hematoksilin besi dan Alcian blue (IHAB). 10 X

GAMBAR 16.13 ffi Vesica Urinaria: Dinding (Potongan Transversal) I(andung kemih (vesica urinaria) memiliki dinding berotot tebal. Dinding ini mirip dengan yang terdapat di sepertiga bawah ureter, kecuali ketebalannya. Di dinding ditemukan tiga lapisan otot polos yang tersusun longgar, yaitu lapisan longitudinal dalam, sirkular tengah, dan longitudinal luar. Namun, mirip dengan ureter, lapisan otot sulit dibedakan. I(etiga lapisan tersebut membentuk anastomosis berkas otot polos (f ) dengan iaringan ikat interstisium (2) ditemukan di antaranya. Dalam gambar ini, berkas otot terpotong dalam berbagai bidang ( I ) dan ketiga lapisan otot sulit dibedakan.Jaringan ikat interstisial (2) menyatu dengan jaringan ikat serosa (l). Mesotelium (ab) menutupi iaringan ikat serosa (3a) dan merupakan lapisan terluar. Serosa (3) melapisi permukaan superior kandung kemih, sedangkan permukaan inferiornya ditutupi oleh jaringan ikat adventisia, yang menyatu dengan jaringan ikat struktur di sekitarnya. Mukosa kandung kemih yang kosong memperlihatkan banyak lipatan mukosa (5) yang meng- hilang sewaktu kandung kemih melebar. Epitel transisional (6) lebih tebal daripada di ureter dan mengandung sekitar enam lapisan sel. Lamina propria (l), di bawah epitel, lebih lebar daripada di ureter. Jaringan ikat longgar di bagian yang lebih dalam mengandung lebih banyak serat elastik. Banyak pembuluh darah (4, 8) dalam berbagai ukuran ditemukan di serosa (3), di antara berkas otot polos ( I ), dan di lamina propria (8).GAMBAR 16.14 ffi# Vesica Urinaria: Mukosa Berkontraksi (Potongan Transversal) Mukosa dari dinding kandung kemih yang kosong dan berkontraksi digambarkan pada pembesaran yang lebih kuat. Di sini, sel-sel superfisial (urotheliocytus superficialis) epitel transisional (a) adalah kuboid atau kolumnar rendah dan tampak berbentuk kubah. Beberapa sel superfisial mungkin juga binukleus (6) (mengandung dua inti). Membran plasma (5) luar pada sel superfisial di epitel tampak jelas, Sel-sel epitel yang lebih dalam di epitel terlihat bulat (4) dan sel basal lebih kolumnar (lihat luga Gambar2.7). Lamina propria (3) subepitelial mengandung serat jaringan ikat halus, banyak fibroblas, dan pembuluh darah, venula dan arteriol (z). Muskularis terdiri dari tiga lapisan otot yang sulit dibedakan, yang terlihat berupa berkas otot polos (f ) yang terpotong dalam bidang memanjang dan melintang.

1 Berkas otot polos ,.;' sj2 Jaringan ikat l'E: hW interstisial 5 Lipatan mukosa3 Serosa a. Jaringan ikat 6 Epitel b. Mesotelium transisional4 Pembuluh darah 7 Lamina propria B Pembuluh darah di lamina propriaGAMBAR 16.13 Vesica urinaria: dinding (potongan transversal). Pulasan : hematoksilin dan eosin.Pembesaran lemah.1 Berkas otot polos 3 Lamina propria 4 Epitel transisional2 Venula dan arteriol 5 Membran plasma luar 6 Sel binukleusGAMBAR 16.14 Vesica urinaria: mukosa berkontraksi (potongan transversal). Pulasan: hematoksilindan eosin. Pembesaran sedang.

GAMBAR 16.15 ffi Vesica Urinaria: Mukosa Teregang (Potongan Transversal) Ketika kandung kemih terisi cairan, epitel transisional (1) berubah bentuknya. Peningkatan volume kandung kemih tampaknya mengurangi jumlah lapisan sel, sel superfisial (5) tampak datar, dan kete- balan epitel transisional (1) berkurang menjadi kira-kira tiga lapisan. Hal ini disebabkan oleh sel super- fisial (5) yang mendatar untuk menyesuaikan luas permukaan yang bertambah. Pada keadaan teregang, epitel transisional (1) menyerupai epitel berlapis gepeng yang ditemukan di bagian tubuh lain. Perha- tikan juga bahwa lipatan di dinding kandung kemih menghilang dan membrana basalis (Z) tidak berlipatJipat. Seperti di kandung kemih yang kosong (Gambar 16.14), iaringan ikat (6) di bawahnya mengandung venula (3) dan arteriol (Z). ni bawah jaringan ikat (6) yaitu serat otot polos (+, S), terpotong melintang (+) dan memanjang (8). Kandung,.lemih: (vesica urinaria) adalah organ berongga dengan dinding berotot tebal,. Fungsi utam,air-y4'ddalah menarnpung urine. Karena lumen kandung kemih dilapisi oleh epiteltransisional iep!{helrr!9,:transitionate). dlndlng organ daoat terqgang,atau mernbesar (berubah bentuk) saat kan{@a,kernih,,,ter!si,u'rjne: Ketika:'kandung ksmifi kosongr' epitel transisional yang tebal mernpedihatkan)ima,atau,,enam.lapisan se[; Sel supe#isiql'(urotheliocytug superficialis) di epitel ada{ah.rc.f kubo.id.,bti,sat, berbentuk kubahrdan'menonjol ke dalam lumen. Namun,saat kandung kemih,leris!-,urirt,.epite!,lttansisional teregang, dan sel-sel di epitel terlihat lebih tipis,dan gepeng untuk meny.esuaikan'vol ume uri6: yan g banyak. :', ,i.Perubahdn,gambqian'dan bentuk sel di'epitel transisional,disebabkan oleh adanlla bagian tebal yengkhas,di membran plasma sel superfisial yaitu.crusta urothelialis (plaque). Crusta dihubun'^gkan oleh:area intercrus{a (interplaque regiod-yang lebih tipis, lebih pendek, dan lebih lentur. Struktur ini berfungsi:sqbagaj lengsel\", dan di kandung kemih yang,kosong, area intercrusta me-mungkinkan:,membran sel'terlipat. Bila kandung kemihlerisi urine, Iipatan-lipatan ini meng- hilang, dan area intercnistarmemungk'inkan sel mengembang sewaktu terjadi peregangan maksi- mal; Crusta tidak lerlipat dan menjadi bagian permukaan sewaktu selteregang dan mendatar. , Membran selyangterpajan pada sel superfisial di epitel transisional juga lebih tebal, Selain itu, sel:sel ini saling berhubungan melalui desmosom dan zonula:occludens. Crusta impermeabel terhadap air, garam, dan urine, bahkan ketika epitel teregang penuh. Sifat kirusus epitel transisional di saluran kemih ini berfungsi sebagai sawar osmotik efektif antara'urine dan jaringan ikat di bawahnya.

1 Epiter L transisional 3 6 Jaringan ikat -J2 Membrana basalis3 Venula 7 Arteriol-fu W;g' :::l#:i:r]''oto ns a n r 8 Otot polos (potongan ('\ memanjang)GAMBAR 16.15 Vesica urinaria: mukosa teregang (potongan transversal). Pulasan: hematoksilin daneosin. Pembesaran sedang.

BAB 16 Ringkasan$istnm UrinariusGinjalo Sistem terdiri dari dua ginjal, dua ureter, satu kandung kemi[ dan satu uretrao Hilus mengandung arteri renalis, vena renalis, dan pelvis renalis yang dikelilingi oleh sinus renaliso Bagian luar ginjal yang lebih gelap adalah korteks; bagian dalam yang lebih terang adalah medulao Medula mengandung banyak piramid, yang menghadap korteks di taut kortikomedular. Apeks setiap piramid yang bulat meluas ke arah pelvis renalis berupa papila renaliso Korteks yang meluas di masing-masing sisi piramid ginjal membentuk kolumna renaliso Setiap papila dikelilingi oleh kaliks minoryang menyatu menjadi kaliks mayoro Kaliks mayor menyatu untuk membentuk pelvis renalis bentuk-corong yang menyempit menjadi ureter yang berototr lJrine dibentuk sebagai hasil filtrasi darah, dan absorpsi dari dan ekskresi ke dalam filtratr Hampir semua filtrat direabsorpsi ke dalam sirkulasi sistemik dan sekitar 1o/o frltrat dikeluarkan berupa urineo Menghasilkan renin yang mengatur tekanan filtrasi dan eritropoietin untukpembentukan eritrositTubulus Uriniferosa dan Nefrono Unit fungsional ginjal adalah tubulus uriniferosao Terdiri dari nefron dan duktus koligenso Dua jenis nefron: nefron kortikal di korteks dan nefron jukstamedularis di medulao Nefron dibagi lagi menjadi korpuskulum ginjal dan tubulus ginjalKorpunkulum Ginjalo Darah disaring di kapiler glomerulus korpuskulum untuk membentuk ultrafiltrato Terdiri dari kapiler yaitu glomerulus dan kapsul glomerulus (Bowman) berlapis-duao Stratum viscerale kapsul mengandung podosit yang mengelilingi kapiler glomerulus yang berfenestrar Podosit memperlihatkan cytotrabeculae(primary processes) dan cytopodium(pedicle)yangmembentukdiaphragma rimae (fiItration slit) di sekitar kapilero Stratum parietale dilapisi oleh epitel selapis gepeng pada kapsul glomeruluso Di antara stratum viscerale dan parietale terdapat spatium capsulare (urinarium) yang menahan filtrat glomerulusr Di polus vascularis, arteriol aferen dan eferen masuk dan keluar dari korpuskulum ginjalo Di polus urinarius yang berlawanan, ultrafiltrat masuk ke tubulus kontortus proksimalTubulurs Ginjalo Filtrat glomerulus meninggalkan korpuskulum ginjal dan masuk ke tubulus ginjal yang terbentang hingga duktus koligensr Tubulus awal adalah tubulus kontortus proksimal yang bermula di polus urinarius korpuskulum ginjalr Ansa Henle terdiri dari tubulus desendens yang tebal, lengkung yang tipis, dan asendens yang tebalo Tubulus kontortus distal naik ke dalam korteks ginjal dan menyatu dengan tubulus koligenso Nefron jukstamedularis memiliki ansa Henle yang sangat panjang.r Tubulus koligens bukan merupakan bagian nefron, tetapi menyatu dengan duktus koligens yang lebih besar untuk membentuk duktus papilariso Jauh di dalam medula, duktus papilaris dilapisi oleh epitel silindris dan keluar di area kribrosa.o Radius medullaris di korteks adalah duktus koligens, pembuluh darah, dan bagian lurus nefron.Aliran Darah Ginjalo Arteri renalis membagi hilus menjadi arteri-arteri segmental yang menjadi arteri interlobariso Di taut kortikomedular, arteri interlobaris bercabang menjadi arteri arkuata. 392

. A-rteri arkuata membentuk arteri interlobularis, yang merupakan asal terbentuknya arteriol glomerulus afereno Arteriol glomerulus membentuk kapiler glomeruli yang keluar dari korpuskulum ginjal sebagai arteriol eferen.o Arteriol eferen membentuk kapiler peritubular dan vasa rekta di medula$el dan Tubulus CinialSel Mesangialo Ditemukan di glomerulus yang melekat pada kapiler glomeruluso Berfungsi sebagai makrofag, dan mengatur tekanan darah akibat adanya reseptor vasoaktif dan kontraktilitaso Sel ekstraglomerular membentukbagian aparatus jukstaglomerularTubulus Kontortus Proksimalo Tubulus kontortus proksimal dilapisi oleh limbus microvillosus dan mengabsorpsi sebagian besar filtratr Lipatan basal pada membran sel mengandung banyak mitokondria dan pompa natriumo Mitokondria menyalurkan energi untuk transpor ion menembus membran sel ke dalam interstisiumr Semua glukosa, protein, dan asam amino, hampir semua karbohidrat, dan 75 sampai 85% air diabsorpsi di sinio Sekresi produk sisa metabolilg hidrogen, amonia, pewarna, dan obat ke dalam filtrat untuk dikeluarkan melalui urino Lebih panjang daripada tubulus kontortus distal dan lebih sering dijumpai di korteks dekat korpuskulum ginjalAnsa Henleo Di nefron jukstamedularis menghasilkan urine hipertonik karena countercurrent multiplier systemo Osmolaritas interstisial yang tinggi menarik air dari filtrato Kapiler vasa rekta menyerap air dari interstisium dan mengembalikannya ke sirkulasi sistemikTurbu{us Kontortus Distalo Lebih pendek daripada tubulus kontortus proksimal, jarang ditemukan di korteks, dan tidak memiliki limbus microvillosuso Membran basolateral memperlihatkan lipatan ke dalam dan mengandung banyak mitokondriao Di bawah pengaruh aldosteron, ion natrium diabsorpsi secara aktif dari filtrato Kapiler peritubular mengembalikan ion ke sirkulasi sistemik untuk mempertahankan keseimbangan asam-basa yang vitalAparaturs J r.r kstag iomeru laro Terletak di dekat korpuskulum ginjal dan tubulus kontortus distalo Terdiri dari sel jukstaglomerular di arteriol aferen dan makula densa di tubulus kontortus distalo Fungsi utama adalah mempertahankan tekanan darah yang sesuai untuk filtrasi darah di korpuskulum ginjalo Sel jukstaglomerular berespons terhadap peregangan di dinding arteriol aferen, suatu baroreseptoro Makula densa berespons terhadap perubahan konsentrasi natrium klorida di filtrat glomeruluso Penurunan tekanan darah dan kandungan ion menyebabkan pelepasan enzim renin oleh sel jukstaglomerularo Renin yang dibebaskan akhirnya mengubah protein plasma menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuato Angiotensin II merangsang pelepasan aldosteron, yang bekerja di tubulus kontortus distalo Tubulus kontortus distal mengabsorpsi NaCl dengan air, meningkatkan volume dan tekanan darahTubulus Koligens, Duktus Koligens, dan Hormon Antidiuretik (ADH)o Filtrat glomerulus mengalir dari tubulus kontortus dlstal ke tubulus dan duktus koligenso Sewaktu terjadi pengeluaran air yang berlebihan atau dehidrasi, ADH dibebaskan dari kelenjar hipofisis. ADH menyebabkan epitel duktus koligens menjadi sangat permeabel terhadap air

. Air yang tertahan di interstisium diserap oleh kapiler peritubular dan vasa rektao Jika tidak terdapat ADH, terjadi peningkatan air yang tertahan di duktus koligens dan urin menjadi encerUretero Dilapisi oleh epitel transisional dan terdiri dari mukosa, muskularis, dan adventisiao Bagian atas dilapisi oleh lapisan otot polos longitudinal dalam dan sirkular tengaho Lapisan ketiga yaitu lapisan otot polos longitudinal ditemukan di sepertiga bawah uretero l]reter dikelilingi oleh jaringan ikat adventisiaKandung Kemiho Dinding berotot tebal dengan tiga lapisan otot polos yang batasnya tidak jelaso Serosa melapisi permukaan superior dan adventisia melapisi permukaan inferior. Epitel transisional di kandung kemih yang kosong memperlihatkan sekitar enam lapisan selo Jika teregang, epitel transisional tampak sebagai epitel berlapis gepengo Perubahan di epitel disebabkan oleh membran plasma sel superfisial yang lebih tebal dan crusta urothelialiso Crusta berfungsi sebagai \"engsel\", memungkinkan sel mengembang sewaktu teregangi sel menjadi gepengo Membran plasma yang lebih tebal dan epitel transisional membentuk sawar osmotik terhadap urine.

Cellula Hypothalamus Cellula neuroendocrina neuroendocrina di nucleus paraventricularis hypothalami Rete capillare \ primarium \ Systema portale Ke hypothalamus hypophysiale Rete capillare Lobus pgsterior secundarium (neurohypophysis) Lobus anterior Oksitosin (adenohypophysis)KontraksiEjeksi *- Uterus Endocrinocytus Endocrinocytus acidophilusair susu Oksitosin basoo' hilus JeKrest Prolaktin / Cortex Pengeluaran {- ,*'1F\" ADH air susu W$ Glandula mammaria t*-qaHiperolikemra Musculus& , .;f:@ Peningkatan asam <F- siS#]qi.' , lemak bebas ' f' ',€r.. Perkembangan Textus adiposus folikel: sekresi +'*i\".'.f*;ef#i'- W\"w1-* ./'fmfi.- estr4ooen Rv,a I E#i ': Ovarium ovutaii: ePertumbuhan \"w-/f;fffii{\"*' *, sekresi proqesteron 4 %.GAMBARAN UMUM 17.1 Hipotalamus dan hipofisis (glandula pituitaria). Sediaan hipotalamus danhipofisis menggambarkan hubungan saraf, akson, dan pembuluh darah di antara hipotalamus danhipofisis. Juga digambarkan sel, jaringan dan organ sasaran utama berbagai hormon yang dihasilkanoleh kelenjar pituitaria anterior (adenohipofisis) dan posterior (neurohipofisis).396


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook