Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 9. Penyakit yang Disebabkan Protozoa Oportunistik

Bab 9. Penyakit yang Disebabkan Protozoa Oportunistik

Published by haryahutamas, 2016-08-03 03:27:06

Description: Bab 9. Penyakit yang Disebabkan Protozoa Oportunistik

Search

Read the Text Version

BAB 9 P ENYAKIT YANG DISEBABKAN PROTOZOA OPORTUNISTIK(KRtPTOSpORtDtO$tS, t$OSpORtAStS, StKLOSpORtASt$, MrKRO$pORrDrOSrS OAN BLA$TOS|STOS|S) Heru Prasego dan Ayda RahmadPendahuluanI[r\opkasdida iosisdan mikrosporidiosisadalah penyakitinfeksi intraselular sel epitel usus oleh protozoa yang menghasilkan spora.Penyebab koksidiosis adalah Cryptospoidium parvum, lsospora bellidan Cyclospora cayetanensrs, sedangkan tujuh genus mikrosporidiumdapat menginfeksi manusia. Keempat penyakit yaitu kriptosporidiosis,isosporiasis, siklosporiasis, dan mikrosporidiosis termasuk kelompokpenyakit oportunistik. Bila keadaan hospes sehat pada umumnya tidakakan menimbulkan gejala, akan tetapi pada keadaan kesehatannyatgrganggu, kelompok penyakit ini sering menyebabkan berbagaigejala dari ringan sampai berat. Tadinya keempat penyakit tersebutdianggap kelompok penyakit yang jarang terjadi pada manusia. Kinidiketahui bahwa ditemukan tersebar luas di dunia, akan tetapi terutamadi daerah tropik dan di daerah dengan keadaan higiene kurang baik.Protozoa ini menyebabkan traveler's dianhea, gastroenteritis padaanak dengan malnutrisi, khususnya di daerah berkembang. Sedangkandapat menydbabkan diare akut maupun menahun pada penderitaimunokompromais termasuk AID$ sehingga berakibat fatal. Penyakitdapat ditemukan pada kelornpok-kelompok tertentu (klaste$ yaitu rumahtangga, tempat titipan anak dan antara teman seksual.l Bentuk infektif adalah ookista (spora) yang berasal dari penderitadan kemudian menginfeksi orang lain, sedangkan infeksi juga dapatterjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Ookistayang tertelan melepas sporozoit yang masuk dan bertambah banyakdi dalam sel usus, terutama usus halus, Merozoit yang dilepaskanmasuk kembali ke dalam sel lain dalam pro$es reproduksi aseksualintraselular. Kemudian dihasilkan stadium seksual. Setelah fertilisasidengan terpaparnya terhadap hawa dan tetap hidup dalam lingkungan

lembab selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun.1 Elasfocysflshomrnr'ssering disebutpada berbagai survei, khususnyapada survei-survei yang dilakukan di negara tropik. Dikatakan bahwaB/asfocysfrs ditemukan pada hampir semua spe$ies hewan termasukmamalia, aves, reptilia dan artropoda, meskipun kadang-kadang hanyadalam jumlah sedikit. Belum jelas apakah B/asfocysfls pada hewandapat menginfeksi manusia.2r. KRTPTOSPORIDIOSI$ Cryptosporidia sp. termasuk protozoa coccidia penyebab penyakitenterokolitis pada berbagai hewan mamalia seperti sapi, domba, babi,mencit, kelinci, morlyet, anjing, kucing dan juga pada burung serta reptilia'$elain pada hewan Cryptosporidia juga dapat menginfeksi manusia,sehinggakriptosporidiasistermasukpenyakitzoonosis.l'3'a Penyebarannyadari hewan ke manusia atau dari manusia ke manusia lain melalui alurfekal-oral atau oral-anal, Kelompok individu yang lebih berisiko terinfeksiadalah mereka yang menanganihewan, kaum homoseksualdan penderitaHlv/A|DS.1,5,6 Kriptosporidiosis pada manu$ia terutama disebabkan Cryptosparidiumpawum\"T Penyebarannya kosmopolit, khususnya di daerah pedesaankarena lebih memungkinkan kontak dengan hewan. Penyebarannya jugalebih banyak di daerah perkotaan yang padat. Survei yang dilakukan diJakarta mendapatkan Cryptosporidium pada 11 (1,3%) dad 838 anakdengan diare dan pada 4 (0,65%) dari617 penderita dewasa yang dirawatdi beberapa rumah sakit,4Gara lnfeksi Bentuk infektif C. paruum adalah ookista matang yang berdindingtebal dan keluar bersama tinja manusia atau hewan. Ookista matangtertelan bersama air minum atau makanan yang terkontaminasi bentukinfektif ini. Manusia juga dapat terinfeksi langsung dari penderitakriptosporidiosis. 1'3'aPatogenesis dan Gejala Klinik Setelah ookista teftelan, sporozoit akan dilepaskan di permukaantraktus gastrointestinal, masuk ke dalam sel epitel usus halus danberkembang divilus. C. paruum bersifat intraseluler akan tetapiterdapat diluarsitoplasma sel dan dikelilingi membran yang berasal dari hospes. Pada

I DASAR PARASITOLOGI KLINIKmanusia Cryptosporidium ditemukan di faring, esofagus, lambung danusus halus. Pada penderita imunokompromais Cryptosporidium tersebarlebih luas di dalam tractus gastrointestinal sampai ke sistem hepatobiliardan traktus respiratorius. Pada penderita imunokompeten dapat terjadidiare, disertai mual, anoreksia, nyeridaerah epigastrium dan kolik. Diareyang dapat berlangsung selama 10-15 hari sembuh dengan sendirinya(seltlimited). Pada penderita imunokompromais diare berlangsung lebihlama, lebih berat dan progresif. Diare yang cair sekali dapat berlangsungbeberapa minggu, bulan, bahkan bertahun-tahun, sedangkan tidakberkurang dengan pengobatan sampai berakhir fatal.l'34Di?gnosist,:'a's Spesimen tinja langsung diberi pengawet formalin sebelum dikirimke laboratorium dan kemudian diperiksa dengan cara konsentrasitinja misalnya ca'a apung Shrather's sugar.3 Sampel tinja selanjutnyadi pulas dengan cara Ziehl-Neelsen. Ookista yang ditemukanberwarna merah pucat sampai gelap, berbentuk bulat, berdindingtebal, berukuran 4-6 pm. Ookista matang berisi 4 sporozoit. Denganpulasan modifikasiZiehl_Neelsen ookista bulat berurarna merah dapatdibedakan dengan sel ragi yang bulat atau lonjong berwarna biru.a'ePada infeksi akut dapat dilakukan deteksi antigen dengan ELISA ataul[A. Lebih baik lagi menggunakan PCR yang lebih sensitif yaitu dapatmendeteksi 1 ookista pada tinja. Pemberian formalin 10% pada tinjaakan menurunkan sensitivitas PCR. Di Polandia dari 35 penderitayang dirawat di rumah sakit dengan berbagai gejala telah dikumpulkanspesimen tinja yang kemudian diperiksa di laboratorium. Kemudiandapat ditemukan ookista pada 4 di antara 35 penderita (11 ,4%) denganZiehl-Neelsen (Gambar 5), dan esai imunofluoresensi, sedangkan 12(34,3%) sampel terbukti positif dengan nested PCR.10

Gambar 5 : Ookista Cryptosporidium di dalam tinja dengan pewarnaan modifikasi Ziehl-Neelsen Sumber : dr. Agnes Kurniawan. PhD, SpParKDiagnosis Banding Penyakit gastrointestinal yang disertai diare dan disebabkanbakteri, virus, parasit dan penyakit yang berhubungan dengan gizidapat.dipertimbangkan sebagai diagnosis banding selain isosporiasis,siklosporiasis dan mikrosporidiosis yang dielaborasi di bab ini.Pengobatan \" Penanganan penderita terlebih dahulu ditujukan pada pengendaliankehilangan cairan dan terapi suportif. Untuk diare yang berat pasienperlu dirawat inap dan untuk penderita AIDS/HIV perlu perawatandi ruang khusus.67 Pengobatan spesifik terhadap kriptosporidiosissampai sekarang belum sepenuhnya memuaskan, meskipun berbagaiantibiotik dan kemoterapi telah dicoba. Pada penderita dengan terapiimunosupresif kriptosporidiasis akan sembuh bila terapi tersebutdihentikan. Beberapa obat yang dapat dicoba adalah paromomisin 4 kali500-750 mg per hari, azitromisin 900 atau 1200 mg sekali sehariselama2 minggu, nitazoksanid '100-200 mg 2 kali sehari (hanya diperlukanuntuk pasien AIDS) dan spiramisin 3 kali 1 gram selama 2 minggu.aPencegahan Di rumah sakit kausa penyakit gastroenteritis sebagian pasienadalah kriptosporidiosis seperti dilaporkan oleh Tzipori dkk. Di antara884 penderita gastroenteritis yang dirawat di rumah sakit ternyata padapemeriksaan tinja ditemukan kista Cryptosporidium pada 36 (4,1%)pasien. Kelompok anak lebih banyak terinfeksi kista Cryptosporidium,

I DA$AR P,AnASrrOLQqr KLINil(yaitu 4,8%, sedangkan dewasa 1,6a/o. Gejala klinis yang terseringditemukan adalah diare yang berlangsung selama 3 sampai lebihdari 14 hari, disertai muntah, anoreksia dan sakit perut.11 Bilamanadiare yang. dialami penderita di rumah sakit tidak sembuh-sembuhperlu diingat kemungkinan adanya infeksi dengan protozoa sepertiCryptasparidium dan diarirbil tindakan yang sesuai keadaan, kurangmengingat mudah terjadi penularan Cryptosporidium ke pasien lain diruangan. Transmisi melalui air dapat menyebabkan kejadian luar biasaseperti di laporkan di Amerika Serikat. Selama tahun 2000 terjadiwabah kriptosporidiosis lima kali yang berhubungan dengan kolamrenang yaitu di Ohio dan Nebraska. Pada tahun 2007 terjadiwabah disuatu splash park di ldaho. Air di kolam renang mungkin sekalitercemartinja penderita kriptosporidiosis. Ternyata juga antara lain pancuran airminum positif Cryptasporidium. Untuk pencegahan perlu dilakukanpenyuluhan kesehatan, tersedia fasilitas higiene yang memadai danmenghindari air terkontaminasi tinja penderita diare.12 13 Sebagian masyarakat memelihara hewan kesayangan di rumahsepertikucing dan anjing. Bilamana kedua jenis hewan menderita diare,maka kadang-kadang hal in i disebabkan infeksi deng an Cryptasporidium ,me$kipun infeksi tersebut pada umumnya asimptomatik. Tga spesiesQryptasporidium telah ditemukan pada kucing yaitu C. parvum, C. fellsdan C. muris. Penelitian yang menggunakan pemeriksaan standarmendapatkan 0% sampai 12,3o/a ookista Cryptospoidium didalam tinjakucing. Populasi yang perlu diperhatikan bilamana kucing atau anjingmenderita diare, khususnya yang disebabkan Cryptosporidium adalahpopulasi dengan risiko tinggi terkena infeksi dan kemudian timbul gejala-gejala yaitu kelompok anak, orang lanjut usia dan kelompok dengansistem imun yang tidak memadai^14Contoh Kasus Dua anak menderita kriptosporidiosis dengan gejala diare hebatdisertaimuntah dan febris. Pada pemeriksaan tinja dengan pulasan safranin-metilen biru tampak ookistia Cryptospoium sp. Keadaan kedua penderitaadalah imunokompeten, penyakit sembuh tanpa pengobatan khusus danhanya diberikan terapi suportif. Sumber infeksi tidak dapat dipastikan.Disimpulkan bilamana terjadi diare akut pada anak, kriptosporidiosisperlu dipertimbangkan sebagai diagnosis banding. Kedua kasus tersebutditemukan di Kuwait, Teluk Arab.15

Daftar Pustaka1, Goldsmith R$. Current medical diagnosis and treatment 2001. ln: Tierney LM, McPhee $\"1, Papadakis MA, editors. lnfectious diseases; protozoaland helminihic. 40th ed. New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill, 2001; p. 1424-6.2\" Zierdt CH. B/asfocysfls hbminis - past and future. Clin Microbiol Rev. 1991;4:61-79.3, Kcneman EW, Allen SD, Janda WM, Schreckenberger PC, Wnn VEC' Calor atlas and textbook of diagnostic microbiology, 5th ed. Philadefphia: Lippincott Williams & Wilkins, 1997; p. 1093-S.4. $usanto L, Gandahusada $. Cryptosporidiurn. ln: Sutanto l, lsmid lS' $jarifuddin P, $ungkar S, editors, Parasitologi Kedokteran. Jakarta: FKUI press, 2008; p.171-4.5. Prasetyo RH. Atlas berwarna protozoologi kedokteran. $urabaya:Airlangga University Press, 2004;p. 119-23.6. Schaechter M, Engleberg NC, Eisenstein Bl, Medoff G' Mechanism of microbial disease. 3rd ed. Philadelphia: Lippincott Williams & \Mlkins, 1998; p.467-8.7. Munay PR, Drew WL, Kobayashi GS, Thampson JH. Medical Microbiology. St Louis, Baltimore, Philadelphia, Toronto:The CV Mosby Company, 1990; p. 366-98. Balows A, Hausler WJ Jr, Herrmann KL, lsenberg HD, Shadomy HJ' Manual of clinical microbiology. Sth ed. Washington DC:American Societyg.. for Microbiology, 1991; p. 764-9. Frasetyo RH. Atlas berwarna protozoologi kedokteran. $urabaya: Airlangga University Press, 2004; p\" 61-2,85.10. Bajer A, Bednarska M, Caccio SM, Wolska-Kurinierz B, Heropolitanska- Pliszka E, Bernatowska E dkk. Genotyping of Cryptospoidium isolates from human clinical cases in Poland. Parasitol Res, 2008 Jun fcited Nov 20091;103(1):3742. Available from: hUp://www.ncbi.nhn'nih.govipubmed/1830192211. TziporiS, SmithM, BirchC, BarnesG, BishopR'Cryptosporidiosisinhospitalpatients with gastroenteritis. Am J Trop Med Hyg. 1983 Sep;32(5):931-a.12. CDC-U$Adilaporkan oleh Veverka F, Shapiro N, Parish MK, York $, BeckerW, Smith F dkk. Protracted outbreaks of cryptosporidiosis associated withswimming pool use - Ohio and Nebraska, 2000. [Cited Nov 2009] Availablefrom: http://wvw.cdc.gov/mmwripreviewlmmwrhtml/mm5020a3.htm,13. CDC-USA dilaporkan oleh Jue R, Schmalz T, Carter K, Nett RJ. Outbreak -ot Cryptosporidiosis associated with a Splash Fark ldaho, 2007.[Cited Nov 2009] Ava i la b le f rom : https ://wwwresearchgate. net/publication/ 26287 326*Outbreak*of cryptosporidiosis_associatedwith_a*splash_park_- Idaho*2007

I DASAR PARASITOLOGI KLINIK14. Santin M, Trout JM. Cryptosporidium and Cryptosporidiosis. ln: Fayer R, Xiao L, editors Cryptosporidiosis of companion animals. 2nd ed. Boca Raton: CRC Press,2008; p. 437-49.15. Zaki M, Al-Ali F, Daoud AS, Al-Saleh Q, Hira PR. Cryptosporidiosis in the Aiabian Gulf: report of two cases from Kuwait. Med Principles Pract. 1 9B9; 1 (2).11 8-20.II. ISOSPORIASIS Penyebab isosporiasis adalah lsospora yang terutama ditemukanpada burung sedangkan spesies /sospora belli dapal menginfeksimanusia. Hanya diketahui stadium ookista yang bentuknya bujurmemajang. Ookista yang ditemukan di dalam tinja besarnya 20-30 X 10-20 pm. Semua stadium L bellidapat ditemukan pada tinja segar. Ookistamenjadi matang dalam waktu 1-5 hari. Meskipun jarang ditemukan,penyebarannya luas di seluruh dunia, kosmopolit, akan tetapi terutamaditemukan di daerah tropik dan subtropik. Masa inkubasi adalah 7-11hari. Wabah pernah dilaporkan di tempat penitipan anak dan rumahsakit jiwa.123 Di antara penderita AIDS yang datanya terkumpul di Los AngelesCounty, Amerika Serikat antara 1985-1992 ditemukan isosporiasis pada127 (1,}oh) dari 16,351 penderita. Pada laporan tersebut disimpulkanbahwa kemungkinan infeksi berhubungan dengan pemaparan dalamperjalanan dan/atau penderita adalah imigran baru diAmerika Serikat.aDidalam 245 spesimen tinja yang berasal dari sekelompok pasien HIVdengan diare, parasit yang terbanyak ditemukan adalah lsospora belli(26,1%).5Cara lnfeksi Terdapat pendapat yang berbeda apakah ookista dapat tertularlangsung dari seorang ke orang lain dengan kontak seks anal-oral atauharus lewat lingkungan dan menjadi bentuk matang dahulu, sehinggainfeksi terladi lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi.l2Patogenesis dan Gejala Klinik Masa inkubasi berlangsung kurang dari 1 minggu. Pada pemeriksaanhistopatologi pada biopsi tampak atrofi vili dan hiperplasia kripta, yangjuga dapat dilihat pada foto radiologi. Sel eosinofil mungkin ditemukan

pada lamina propria dalam jumlah besar menyerupai enteritis eosinofilik.Sel plasma, limfosit dan leukosit PMN meningkat. Dengan radio-imagingpada penyakit yang belum lama terjadijuga tampak penebalan lipatanmukosa yang tidak teratur, sedangkan pada penyakit yang sudahberlangsung lama kelihatan jelas mukosa granular dengan lipatannyayang menghilang.6'7 Pada umumnya diare yang disebabkan coccidiadan mikrosporidia secara klinis tidak dapat dibedakan. Pada penderitaimunokompeten infeksi bervariasi antara tanpa gejala sampai diareringan dengan kembung sampai diare berat, berkali-kali, berair danmulai secara tiba-tiba. Kadang-kadang terdapat demam, kolik perut,nausea, anoreksia, malaise dan berat badan turun. Pada penderitaimunokompeten penyakit sembuh spontan akan tetapi dapat bedangsungselama berminggu-minggu. Pada pasien imunokompromais selain diarehebat dapat terjadi penyakit ekstra-intestinal termasuk kolesistitis daninfeksi yang menyebar kemana-mana 1'2'3 ' Gb 6: Ookista: isospora berisi 2 sporokista bulat mengandung masing-masing 4 sporozoit. Sumber : dr. Agnes Kurniawan, PhD. SpParKDiagnosis Pemeriksaan di laboratorium yang merupakan pilihan tepat adalahpemeriksaan tinja. Diagnosis dapat dipastikan bilamana denganpemeriksaan tinja melalui mikroskop ditemukan ookista dengan pulasanZiehl-Neelsen yang dimodifikasi. Perlu dilakukan pemeriksaan tinjaberkali-kali. Selain pulasan Ziehl-Neelsen dapat digunakan pulasanauramin-rodamine fluoresen, tahan asam Kinyoun yang dimodifikasi,hematoksilin/eosin, Giemsa, dan/atau karbol fuksin untuk membantumengidentifikasi ookista. Ookista matang berukuran 30x12pm,mempunyai dinding tipis, translusen dan berisi 2 sporokista bulatdengan masing-masing mengandung 4 sporozoit bentuk bulan sabit.Kadang-kadang diagnosis dibuat hanya dengan ditemukan bentukparasit intraselular di dalam biopsijaringan intestin. Pada isosporiasis,di dalam tinja mungkin terdapat kristal Charcot-Leyden yaitu kristal

I pAqAn PAFASITOLOGUSUNIKberbentuk heksagonal, dengan dua ujung runcing dan sering sepertibentuk jarum, berasal dari eosinofil. Sering tinja mengandung banyaklemak. Berbeda dengan infeksi protozoa lain pada infeksi dengan /.belli dapat.terjadl eosinofilia di dalam darah perifer. Kadang-kadangdiagnosis baru dapat dibuat setelah pemeriksaan biopsi duodenumdan mencari parasit di sejumlah potongan serial.l'2 7Diagnosis Banding Banyak sekali penyakit gastrointestinal yang perlu dipertimbangkansebagai diagnosis banding yaitu misalnya yang disebabkan bakteri, virus,cacing dan protozoa lain. Beberapa penyakit yang dapat disebut antaralain adalah kolera, tifus abdominalis, apendisitis, keracunan makanan,intolerans laktosa dan sindrom malabsorbsi.T Dapat dikdtakan diagnosisbanding sama seperti pada infeksi dengan kriptosporidiosls.Pengobatan Fengobatan efektif untuk isosporiasis maupun siklosporiasis adalahdengan 1) trimetoprim {160 mg) dan sulfametoksazol (800 mg) 4 kalisehafi selama 10 hari dan kemudian 2 kali sehari selama 3 minggu.Anak diberikan 5 mg/kg berat badan trimetoprim (TMP) dan ?5 mg/kg berat badan sulfametoksazol (SMX) 2 kali sehari. Pada penderitadpngan AIDS diperlukan dosis lebih tinggi dan lebih lama. Pengobatanuntuk infeksi akut biasanya diikutidengan terapi supresif jangka penjangpada penderita AlDS.2 2) Pirimetamin (25 mg-sulfadoksin (500m9) sekalisehari 3 kaliseminggu dan 3) bagiyang alergiterhadap sulfonamid dapatdiberikan pirimetarnin saja 75 mg sekali sehariselama 10 hari.2'3 Pada penderita yang terinfeksi l-llV infeksi parasit oportunis pentingsebagai penyebab morbiditas dan morlalitas. Dengan pemberianHighly Active AntiRetroviral Therapy (HAART) jumlah virus berhasilditekan dengan hasil perbaikan CD4+ T-cell counf secara kuantitatifdan kualitatif disertai berkurangnya infeksi oportunis termasuk yangdisebabkan parasit seperti I. belli. Hal ini terjadi karena ada perbaikanimunitas sel yang merupakan peranan utama dalam mengatasi infeksiparasit oportunis.E Pada pasien AIDS dengan diare yang tidak berhasildiobati dengan TMF-SMX atau pirimetamin dapat dicoba pemberianroksitrornisin, 2,5 mg/kg berat badan. Kadang-kadang pengobatandengan metronidazol berhasil juga.u

Fencegahan Persediaan a:r han\"us behms spsra yang dapat menginfeksirpnnusia. Hal ini i*reapai dengan rnasak air mendidih selama 10menit dan rnemakal ti$ter yang iidak dap;et drlewati spora.r Fasienirr:*nokonrpr$mais, .$$paya tidak terinfeksi isosporiasis perlu lebihherhati\"hati cjalarn hsi m:rlr-inr dan nrengkonsurfisi makanan.ffiontoh Kasus 1) Dr \"Fhailand seexang laki-laki berLrrnur 57 tahun menderita dianesetelah p*mbenian g:rednisnlon selarna pengobatan stndroma nefrotik.Fada pemeriksaan tinja ditemukan banyak sekali ookista lsasBara.fiJercJasa&an ntodoiogi dan waktu sponu lasi diidentif i kasi sebagai /sosporni;*fii Wenyon, t S23, Tanp* terapi spesifrk pasierr sernhuh dari drarenya. e 2) Trga kasus rsosporiasis pencluduk\"Iennessee, Amerika Serilqaty*rrg tidale pernah kelnrar negeni telah dllaporkan. Dua kasus sembuhtanpa pengobatan, sedangkan seorang perempuan, berunrur tujullpulu h-tujr.rh tahuri rneninggal dengan gansguan imtralans elektrolit. Padaautopsi ditennukan nekrCIsis ileum terminal dan kolon disertai peritonitissteril. Farasit tidak dapat ditennukan dl dalam jaringan.ltDaftar Fustakal. ' fu4erek & Co , lnc. lniecti*us diseases. lntestinalprotozoa. ln;The Merck')- manual of cliagnotis a'\"rd therapv. 19t)5-200S. Goldsmith RS $ntecl;.-.us diseases Protozcal& helminthic. ln: Reinharclt S, Ftansom J, Nogueira l, Holton B, editors. Current medieal diagnasts and treatrnent. Tierney Jr L-M, fticPhee SJ, Fapadakis MA 2001. Lange illedical Books/tulcGraw-h{ill. 40rh ed. (internaticnal), 2001 p. 1424-8.3 Susanto L, Gandahusada S. Oryplosparidium Dalam: Suianto t\" lsmid l$, Sjarifuddrn F, $ungkar $, editors. Farasitologi Kedokteran Ed\"4. ke4, ,lalcanta: fSalaiPenerbit FKUI, 2008: h.171-4. fionvilk': FJ, L.oren Ht-, Seidel -j. Kerndt P, Turner \"1, Ash LR Amerrg per$ons syndrome in Los Angeles with acquii\"ed imrnunodeficiency County. Am J Trop l\ded Hyg. 1995;53(6):656-9\"5. Vignesfi R, ffalakrishnan P, Stranlqar HtM, hilurugavel KG, Hanas S. $hort report: higNr proportion of isosporiasis arnong HIV-infeeted paiients with Jdiarrfiea in southern lndia. Ann Trop hded Hyg 2007;77{5}:823-4..S. Lindsay D$, Dubey Jfl Blagburn BL. Biology of /seispora spp. From humans, nonhuman primates and domestic anials. e linical il/icrobiology Jr.\"Rl\"eovlraenwsR. 1W9.97:1fi('! l:1 9-34. differential diagnosis &7. lsosporiasis. wcrkup. eMedicine$pecraiities> Pediatrics:General Medicine>Parasitogy.

I pA$An P4n&SLratQq KLlf\llK Updated: Jan ?2, ?00S [cited N*v 6 2009]. Availabte fl'onrr htip:l/ emedicine. medscape. ccmlarticle/SSS59S-overview8. Pozio F-. lsosporiasis; Freventi*n snd control. l-{ighly a*tlve antiretrovlral therapy and cpportunistlc prct*zoan infections\" Parassitoi*gia. 3$rJ4 -,lun feited nov 20er9l;4611-2) S9-$3. Availahle from: http:iill,ww\"ncLri.nlm\" nih. govlpubmed/ 1 S305694 \"o It4orakote N, t\,4uangyin'lpang Y, $*n\":boot\"l P, Khan:boeinruai\"lg G. Acitte hunian isosporiasis in Thalland: a sas* r*pnrt. The $outh*ant Aslan J Trop Med Puh l\"1ealth\"19S7l18{'t 1.1CI7\"'11.10\" Webster BH. Hurnan isospcrtasis: a report of three sases with neeropsy findings of one case.Arn J Tr*p il,'led Hyg. X 957,S(1):8S-$.ut. srKLo$PoRlAsls $iklosporlasis adalah penvakit yang disebabkan fryolaspora*ayetanensis dengan ge1ala diare yang berkepanjansan\" Diare akibatinfekslparasit inidapat terladi baik pada pendatang n'lailpun pendudtfka$1i.12 Parasit ini tidak hanya rnenyebabkan diare pada oranE denganimunitas kurang {imunokomprornais) tetapi juga bisa menyehabkandiare pada orang yang imunitasnya haik (irnunr:kotnpeten).3 Bentuk Cyclosparaoayefar?eff$ls seperti kista #ryptaspa ridiu tn,tetapidkurannya tebih besar^ $ebelumnya diduga sebagai *yanabacteria 4 \'67Mungkin karena bercahaya, parasit ini dianggapsebagai Cya nobaat#riu ftt.Ada pula yang rnenduga sebagai Coccidia yang belurn bersporuiasi.sFada tahun 1993, Ortega mengidentifikasi paraslt tersebut sebagaiprotozoa yang termasuk ordo eoccidia, genus Cyclaspora ctran diberinarna Cyclospara cayetanensrs. Parasit ini berbentuk bulat, berukuran8-9 mikron, berdinding tebal dan mengandung granula yang dapat hereahaya.e lnfeksi Cyclospora cayetanensls telah dilaporkan di berbagainegara baik negara maju sepertiAmerika dan lnggeris maupun negaraberkernbang $epertiAfrika, lndia. Pakistan dan Asia Tenggara termasuk lndonesia. Pada tahun 1990 tlilaporkan adanya infeksi Cyelospora paclastaf rli rumah sakit di Chicago karena air minum yang terkontarninasi.2 Penelitian epiderniologi di Amerika dan Kanada rnenunjukkan adanya infeksi Cyclospora karena rnengkonsumsi huah-buahan yang berasal dari Guatemala.lo Di lndonesia, Cyclospora cayetanensrs belum banyak mendapatperhatian rneskipun kasus infeksi Cyclaspora cayetanensis sudah dilaporkan\" Data pemeriksaan tinja pada 78 orang asing di salah saiu

khnik di Jakarta rnenunjukkan 5 tinja positif eyclospora cayefanensisdengan g*lala sakit perut e{an diare.ll Pemeriksaan tinja e{ari 348 anakSn (E-1S tahunldi Sukaraja, Jawa Barat hanya 2 anak posttif eycbspora**yefanen.sls tetapi tanpa gejala. Mungkin tidak timbulnya diare padaanalq tersehut berhuhungarr dengan renefahnya densttas parasit.l'Sara lnfekst lnfeksi ey*i*spe*rcr diduga nnelalui air atau rnakanan yangterlqontamrmase dengan ookista nratang. Da[am keadaan kering, parasitini rnati.Gejala K!inik lmfeksi Cyclospora tidak selalu menimbulkan qJiare, aeJa yanga*lmptornatik Gejaia diare terutanra pada orang dengan keadaanirnmnokorvrprornais tetapl .iuga pada yang irnunr:kompeten. Gejala diarebaru tirnhui beberapa harisampai 'n mingEu setelatrt terinfeksi\" $ebelumtimbu! gejaia diare penderita nnengeluh mual, rnuntah, tidak nafsil rnakan,nyeri perut, kembung, sering flatus, lemas dan kadang-kadang disertainyeri otot.513'r'+ Fada penderita dengan kekebalan Rormal yang iidakdiobati, drare f;rersifat interniiten dan berlangsung selan\"la 4-7 minggttdan dapat seriblih sendrri.i3 Fada penderita dengan infeksi Cyclospora*a.yefaRensfs dapat ter.iad i gang g uan penyerapan D-xyiose. 7 1 3 Fada penderita A.ti.]$ sening terjacJi diare kronis,r narnun pernahdi$aporkan bahwa seorang penderita HIV positif, pada pemeriksaanItinjanya drternukan ookista Cyclctspora cayefanensr's selama minggutetapi tidak. nrettgalami diare.15 Dilaporkan 18% penduduk asli di daerattendernis di Chicago, tinjanya positif Cyclospara *ayetanensls tetapi tidakdisentaigejala diare,z dernikian puia 2 anak SD dariSukaraja yang tin\"lanyaposiiit Cyclaspara cay'efanenstb tetapi tidak rnenunjukkan gejala diare,rlFatogenesis dan Kelainan Fatologi Patogenesis infeksi Cyclospora cayetanensis belum jelas.Ferneriksaan endo$kopi dan biopsi usus halus penderita denganinfeksi Cyclaspara cayetanensis menunjukkan reaksi peradangan,berupa serbukan sel plasma di lamina propia dan meningkatnyasel limfosit dalam epitel, vilus tampak tumpul dan atrofis, terdapatpuNa vakuolisasi epitel, hilangnya bu lu getar dan hiperplasia kripta. 1 3Pemer\"iksaan dengan mikroskop elektnon pada biopsi yeyunurnnrenunjukkan para$it berada dalam sitoplasrna sel sedangkan lJ0?

I ps$Air PAFA$IALQqSLjN]Kpada Cyclospora earyeifutrca ya!\"ig rnenginfeksi tiku* tanmh, patra*itditemukan dalam inti sel trsus {dntranuklear\"}.4Diagno*i* Untuk memastikan diagnosls clip*rfr\"ikan pemeriksaan tinja iangsunE.Pemeriksaan nrikroskoprs tinja dapatdrla$sukan rJengan menggrinakan lug*ldan eosin. Pacta tinja $egar diterxlrk;*!\"i ookisfa yang belurn berspol'ulasiyartu rnenEandung granula, pade t!n$a lama kadang-kaclang dlternukanookista yang sudali mengandung ? sporokista dengan 2 sp*relzoit. Fadapewarnaan dengan rnrlrjrfikasi tahan ssfr m {Zi*h I Ne*ls*n} taffirpnk ookistaberwarna merah nnucla sanrpai rnerah tma, Kadang-kadang ticials $eilJrtihookista ielwarnai. Mungkin karen* l*i*t:kista n'lengkerut. F*r*a pewarnaandengan suframin, ookista herwarna jrngga\" Bila hssil petnerikxaan negatifnnaka periu dilakulean penrei\"iksa;xn u$ang 3*4 *p*sinren tinja. Ferneril<saandengan Folyrneruse #h ain Reaefr*;rl {peRi ffi ernpunyai sensitifitas 6?%dan spesifisitasnya 1 00Y,r. 12Diagnosis Banding Sebagai diagnosis bandtng yang perlu disebut adalahkriptosporidiosis, infeksi sitomege[ovrrus, gastroenteritis oleh bakteriatau virus, giardiasis, inf{amma{*4y fuowel syndrcnre, tsosporiasis dansiklorporiasis,sPengobatan Fada penderita yang in'lu**k*mp*ten, eiiare yang disebabkanCyclospora dapat sembuh sertdiri tanpa g:engobatan. Dilaporkanpenyennbuhan yang bermakna ip{0,001} pada penderita dengan Cycfasp*ra cayetanensi's setelah {$iberi pengobatan dengan 'X60 mgtrimetr:prim dan 80 mg sulfanletoksaeol 2 kali sehari selanra 7 hari\"hanya 1 dari 17 penderita yang tlnjanya tetap positif mengandungookista Cyelaspora setelah mendapat pengobatan. Sebaliknya padakelnrnpok plasebo 15 dari 17 penderita tinjanya tetap positif\" Perbaikarrklinis mempunyai korelasi kuat eiengatl hilangnya parasit dalam tinja.16Peneliti lain melaporkan bahwa oaki.sta rnenghilang dalam waktu 3-8 harisetelah diobati dengan 50 mg trirnetoprim dan 25 mg suifametoksazoiper kg berat badan selama 3 hani pada 4 anak yang mengandung Cycla s pa ra eayefanensfs. 1 7

Contoh Kasus Seorang laki-laki, wsrga negara asing, berumur 40 th yang sudahbeberapa tahun tinggal di Jakarta, dengan keluhan diare sudah 4minggu\" Perneriksaan tinja di laboratoriur,r pertama dinyatakan adanyagambaran $pora jamur. Penderita diobati dengan nistatin selama 5 hari,tetapi tetap diare dan berat badannya turun. Hasil pemeriksaan serologidi laboratorium lain menunjukkan adanya Eseherichia co/t, sehinggapenderita diberisiprofloksasin selama 7 haritetapigejala tetap tidak hilang^Baru pada pemeriksaan tinja di laboratorium ketiga ditemukan Cyelasparaeayetanensrs dan setelah itu diberi kotrinroksazol selama 7 hari, terlihatada perbaikan.Daftar Pustaks1. Knight F\" Once misidentified human par^asite is a Cyclosporan. ASMrt News;1995:61'.52A*2.L. $oave R, Dubey JP, Rarnos LJ, Tunnrnings M. A new intestinal pathogen? [abstract]. Clln Res 1986;34:5334 Long EG, Ebrahimzadeh A, White FH, Swisher B, Callaway C$. Alga associated with diarrhea in patierrts with acquired immunodeficiency syndrome and in travelers. J Glin Microhiol. 1990;28:1101-4\"4. Bendall RP Lucas $, MoodyaA, Tovey G, ChisdiniPL. Diarrhea associated \" with cyanobacterium-like bodies. A new coccidian enteritis of man. Lancet. 1993;341;590-2. Hoge CW, Shlirn DR, Rajah R, Triplett J, Shear M, Rabold JG et al. Epidemiology of diarrheal illness assoeiated with coccidian*like organisrn among travelers and foreign residents in Nepal. Lancet' 1993;341 :1175-9.6 Shlim DR, Cohen MT, Eaton M, Rajah R, Long EG, Ungar BLP\" An alga- like organism associated with an outbreak of prolonged diarrhea among foreigners in Nepal. Am J Trop Med Hyg\" 1991 $ep;45(3):383-9.I. Hart A$, Ridinger MT, Soundarajan R, Peters CS, Swiatlo AL, Kocka FE. Novel organism associated with chronic diarrhoea in AID$' Lancet. 1990;335:169-70.8. Ortega YR, Sterling CR, Gilman Rl-|, Cama VA, Diaz F. Cyclospora species - a new protozoan palhogen of humans\" N Engl J Med.1993;328:1308-12.9. Center for Disease Control and Prerrention (CDC). Update: Outbreak of Cyclosporacayetanensis infec'tion - United $tates and Canada, 1996' Morb Mortal Wkly Rep. 1996;45:611-2.10. Fryauff DJ, Krippner R, Purnomo Prodjodipuro, Ewald C, Kawengian S, al.Pegelow K et Cyclospora cayetanensls infection among expatriate and indigenous populations of West Java, lndonesia. Emerging lnfectious ll0,

tqAqAH PAnAWqSG KL|NI{ Diseases. 1999 Jul-Aug;5{4):585-S.11. Pegelow K, Gross R, Pietrzik K, Lukito W, Richard AL, Fryauff DJ. Parasitological and nutritional situation of school children in the $ukaraja District, West Java, lndonesia. SoutheastAsian J Trop Med Fublic Health. 1$97 Mar;28(1 ): 1 73-190.12. Pieniazek lrlJ, Slemenda SB, da $ilva AJ, Alfano EM, ArrowoorJ h4J\" FCR confirmation of infection with Cyclospora cayetanensrs. FlD. 1996 Oct- Dec;2(4):26-8.1 3. Connor BA, $hlim DR, Scholes JV Rayburn J L, Reidy J, Rajah R. Fathotogic changes in the small bowel in nine Batients with diarrhea associated with a coccidia-like body. Ann lntern Med. 1993 Sep 1;119{5):377-8?.14. Rabold JG, Hoge GW Shlim DR, Kefford C, Rajah R, Eeheverria P. Cyclospora outbreak associated with chlorinated drinking water. Lancet. 1994;344:'1360-1 .15\" Schubach TM, Neves ES, Leite AC, Aratijo AQ, de Moura l-{. Cyclospcra cayetanensis in an asymptamatic patient infected with HIV and l-iTLM 1. Trans Roy Soc Trop Med Hyg. 1997\" Mar-Apr;91(2):175.of16, F{oge OW Shlim DR, Ghimere M, Rabold JG, Pandey P, \Ualch A et al, Placebo control trial co-trimoxazole for eyclospora infecticns among travelers and foreign residents in t'lepal. Lancet. 1Sg517. Miar;345(8951 ):691 -3. RH, Miranda E, Cabrera L, Sterling CR. Madico G, Gilman Treatment of Cyclospora infections with co-trimoxazole. Lancet. 19S3. Jul;342(8863):122-3\"IV. MIKROSPORIDIOSIS Mikrosporidiosis adalah penyakit parasitik yang disebabkaninfeksi Mikrosparidia, yaitu parasit obligat intraselular dengan 2 fase*perkembangan yang disebut fase sklzogoni dan fase sporogoni.Mikrosporidia berukuran 1 2A nrikron dan berbentuk sferis, ovalatau memanjang. Terdapat 7 genus yang dapat menginfeksi rnanusiayaitu Fnferocytozoon, Encephalitozaon, Nasema, rachipleistophara,Pleiostophara, Microsparidium dan Brachiola.1 2 Tempat utama Barasitadalah sel epiteltraktus ga$trointestinal dan traktus respiratorius. $elainitu parasit juga dapat ditemukan pada ginjal, hati, kantung empedu, sinusdan,otak. $etelah terjadi penonjolan polar filamen dan pengeluaranisi spora ke dalam $el hospes, parasit akan membelah diri melaluimerogoni yang diikuti diferensiasi menjadi $pora, suatu proses yangdisebut sporogoni.s Bentuk spora dapat dikeluarkan melalui tinja, urinatau sekresi saluran pernapasan.

Kasus lnfeksi dengan parasit ini pada manusia dilaporkan dariJepang pada tahun 1959, yaitu pada seorang laki-laki dengan keluhansakit kepala, leejang dan demam rekllren. Pada pemeriksAan eairanserebrospi nal d itemu kan rnlbruspondra gen us Enceph alitozCIo n'Cara lnfeksi lnfeksl pada manusia terjadi bila menelan spora. Demikian jugaterjadi pada hospes lain seperti babi, primata, burung dan ikan\" Selaindengan tertelan nya spora infeksi juga dapat terjad i dengan cara inhalasi$pora dan mungkin pula $eeara transplasentalatau melalui luke'3Patogenesis dan Gejala Klinik lnfeksi ftlicrasporidia pada hospes imunokompeten dapatberjalan knonis atau subklinis, yaitu tanpa gejala' Fada hospe$ yangimunokompromais dapat ditemukan gejala akut dan kemudian berakhird*ngan kernatian. Microsparidia dapat rnenyebabkan berbagai macam bentukpenyakit pada manusia tergantung sistem organ yang diinfeksinya,yaitu bisa intestin, mata, otak, jantung, hati, sinus, paru, otot, ginjal dankantung empedu\"4 Fada umurnnya infeksiyang tersering adalah infeksiintestinaldi mana parasit menginfeksienterosit usus halus dan selepitelsaluran empedu. Parasit kemudian bereplikasi dan monyebabkan atrofivili, hiperplasia kripti, infiltrasi mononuklear; selain itu terjadi malabsorpsiD-xylose dan aktivitas enzim disakaridase menurun. Gejala yangmenonjol adalah diare yang bisa sarnpai 20 kali per hari, berbentukcair, tanpa darah, dan tidak ditemukan leukosit dalam tinja. Bilamanaditemukan pada kantung empedu dapat menyebabkan geiala sakit perut,mual, muntah dan demam.4 Pada infeksi saluran pernapasan bagianatas dapat terjadi rinitis, sinusitis dan polip hidung, sedangkan padaparu dapat menyebabkan pneumqnia. Pada kelainan mata terdapat 2bentuk yaitu corneat stramal keratitis dan epithelial keratopathy dengankeratokonjungtivitis. Kadang-kadang dapat terjadi ulkus kornea, Padahati menyebabkan hepatitis dengan gejala-gejalanya, sedangkan bilamengenai otak bisa menimbulkan gejala ensefalitis, pada ginjal nefritis,dan pada otot terjadi miositis dengan gejala lemah otot, nyeri, lemaheelurUh tubuh dan demam,4Diagnosis Diagnosis dibuat berdasarkan pemeriksaan dengan mikroskop

pAsAR PAnA$TOr_Wt lffNtKIcahaya, elektron, metode molekular dan uji serologi\" Spesimen klinikyang dapat diperiksa adalah tinja. urin, sputum, bilasan bronkoalveolar,sekresi nasal, cairan serebrospinal dan biopsi jaringan\" Spora yangdisebut mikrasporidia sering dikeluarkan seear& periodik sehinggadiperlukan pemeriksaan sampel berkali-kali. Untuk pemeriksaan urinsebaiknya dilakukan penieriksaan urin 24 jarn. Untuk pemeriksaantinja perlu dilakukan 3 hari berturut-turut untuk menetapkan diagnosis.Aspirasi duodenum .iuga dapat dilakukan untuk diagnosis infeksiintestinal. Untuk diagnosis konjr\"rngtivitis perlu dilakukan penleriksaanapus konjungtiva dan untulk kornea yaitu kerokan atau biopsi. Untuk pemeriksaan dengan rnikroskop cahaya diperlukan spesirtenterutarna tinja atau cairan tubuh lain yang dipulas dengan trikrom yangdimodifikasi (Green rnodified trichrome stain, Ryan-Blwe rnodifieettrichrome sfarn). Spora tampak berbentuk lonjong dan berwarnamerah muda. $pesirnen klinis adalah yang $egar atau yang diawetkanclengan formalin 5% atau 'i0 % atau dengan sadium acefafe*aceficacid formalrn\" Dinding spora berwarna merah muda sampai merah.Dengan pewarnaan cara Giemsa untuk tinja spora sukar dibedakandengan debris sehingga deteksi spora lebih sulit. $pora bila tampak,berwarna biru muda.1 Dengan pewarnaan cara Gram (Brown Brenn)pada potongan jaringan epora tampak gram positif sedangkan denganpewarnaan perak {\Alarthin-$tarry) spora tampak sbu-abu gelap sarnpaihltam dengan latar belakang kuning.5 Dengan pemeriksan molekular dengan Polymerase Chain Reactian(PCR) yaitu untuk mendeteksi DNA, spora dapat terdeteksi sampaipengenceran 100 spora pada spesirnen tinja, sedangkan pada perneriksaanmikroskop biasa diperlukan 10.000 * 1.000.000 spora per ml.r Dengan pemeriksaan uji serologi (Carbon immunoassay, lndirectim u nofl u o rc scent- a nti body te st, E nz y m e- Ii n ke d im m u n osa rbent assaj4Qounterimmunoelectropfioresis dan Wesfern blotting) lgM dan lgGterhadap microsporidia pada binatang dapat terdeteksi.Fiagnosis Banding Sebagai diagnosis banding yang perlu disebut adalahkriptosporidiosis, infeksi sitomegalovirus, gastroenteritis oleh bakteriatau virus, giardiasis, inflammatory bowel syndrome, isosporiasis dansiklosporiasis.5

Pengobatan A{bendazol adal*h obat y*ng efektif untuk mi${rosp*ne*i*si* Ker.$aalher\"rdazol adalah rnenghamhat p*lirnenisa*i mikrotubuN seiarnag:ernbelai'lan inti sehinggft meneegati peniisahan krornssotlx. Dengandemikranr pernhelahan parasit drharnbat dan dapat rnenrhunufi parasit.D*sis adaiah 400 rng eJiherikan 2 kalisehariselama 2-4 nninggu, bahkan*ampai ? hulan llosrs untuk anak adaiah '05 nnglkg berat badan pea\" htar!diherikan ? kai! sehari sarnpai 2 - 4 minEgu. Relaps eiapai terjaeli 1-? hulansetelaPi penll:erian oba.t selarna ,1 nringgi\"r. Albendaaol pae$a perccbaanbinatang ternyata bersifat teratoEenlk sehingga pen'rberian eibat urttttikwanrt* hainil qlan r*enyust-li sebatltnva janfian Ciberikan.'r FumaEilin\" antibiotlk yang efuproduksioleh iarrrurAspergrllus fuimgafrr's,bila c{ih:erikan $eearfr sistemik clengan dosis ?fi mg 3 kaiisehariselarn* ?rn rngg u \" terherkti efektif rintuls pengobatan inrfeksi E nter*t: yloz*a n ht* rte w si ;untuk penE*batan $ecar& topii<al dapat dipakai untuk kerat*kon.iungtivitisyang drsebabkan oieh Fncepfialiforoofi s&?p. Efek sanlping tlbat lniadaial'lneutrop*nia dsn tromb*sitopenia setelah 1*3 nninggu penrberlari obatdan bisa rerrensil:el setelah penghentian pengobatan.Talidomid dapate{igunakan untsrk pengobatan infeksi E, br'eneusl yang tlelak responterharJap albendazol dengan dosis 10{.} mg 4 kelli seha'\"i selama 30hari f{[taxokeanid eJiberikan 2 kali 1 g per hari selan\"ra 2 buiart.T CIbatlain seperli itrakonazol, metronidazol, isetiortat propamidin tetpikalcligunakan usituk infeksi epitel ksrnea.s'seontoh Kasus.li) $ebagai seintoh kasus seorang iaki-laki berunrur 34 tahun yangtingg;alt1iSao Faule, Brazil. Fenderita telah rnenikah dan mengidap [-llVillkirinn ke rurnah sakit lqarene keluhan sesak napas selak 2 minggu,diare menahun sian kesadaran menurLin karena dehidrasi. eD4+ T cellcCIunt: 7 sellul Viral faad: 200.000 kopi viral R NlVml prlasrna. Biopsi ileurnmenunjukkan arCanya infeksi sitornegalovirus dan ciiheri obat: biovir danefavirenz, 2 kali sehari selama 6 hari. CD4+ T sel!inenjactri 90 seliLll.Pasien dig:ulangkan. Setelah 1 tahun kembalilagidengan keluhan diaremenahun dan berat badan turun\" Pemeriksaan tinja berulang, sampaiI kali dengan cara sedimentasi dan konsentrasi semuanya negatif\"Pada biop*i ileum ditemukan mikrosporidia. Hasil pengobatan denganalbendazol4CI0 mg yaitu 1 ampul tiap 2 hari selarna 6 rninggu tennyatagagal. Ditemukan CD4+ T cell:65 sellul. Satu bulan kemudian, padapemeriksaan tinja dengan cara konsentrasi dan dipulas dengan Gram,telah ditemukan spora berukuran 1-1,5 prm, beruv'arna jingga kekuning-

t_p4sta_n4ry'${I_Qt-Qsi Kr/ N$kuningarn. Tempak pula fiian:en pc.rlar yang nyata Diagn*si* ae}alahrnikr*sporieliosis dan kemudian diberi pengobatan dengan albendazol40CI rng + 1 g sipsofl*ks*sin dan vankor\"nisin, 2 kali sehari seiarna 6 hari.-flbrnyata pendenta serrrbuh dengan fiD4+ T celLtrZ? sel/ul.Saftar Fustalqa1 Garcia t-S\" Laboratory fdentifieation of the Micraspuridls. J Ciin fv{ierobiol. 2CIS2 .jun;4CI(S):1892 * S01 ,2. Didier E$ fillierosporidiosis. Clin lnfect Die.19$8;?7:1*8.3. Kmestler A Mierusporidia and nlvxouoar paia*ries with polar frianrents In, Sehinidt GD, Larry $. Rof;e*s' f:ounciations of Par*sitciogy, Ttt'*d. Fleiu'v Y*rk. lvlcGraw-Hill 2005; X 81 -91.4 t-{art CA, Beeching FJJ, Duerden Bl. lirfectiorrs in Al0$. ln:J Med fulicrobini. 200CI;4.9:S47* 67.5 $chrwarte DA, tl/eber R, tsryarrt RT. ftrlicrosporidiesis. ln. Giies F-{M, editCIr Protszoal disea\"$es. New York: Oxford Lfnir,,ersiiy Press [ne,, 1999; p,6?5\"-43.0. Gro ZU. Treatruient *f micrclsporidiosis ineiuding alh*ndazole. Farasito{ Re* 90 2003;14-8.7. Ccnteas CN, Berlin OG, Ash LFR, Pruthi JS. l\"herapy for hunran gastrointestinal mrcrosporidiosis. Am J Trap Med Hyq. 2CI00,63i3- 4) 121\"VE. Joseplr J, Vemugarrti GK, $harma S. Microsporidia; ernerginE ocular ' pathogens. lndian J fvlerj tu'licrobiol. 20ft5;23{2):80-9'1.g. e han CM, Theng JT, Tan DT\" filicrosporidialkeratoconjunetrvitis in healthy indlviduals. A case series\" OphthalmoloEy. 200iJ;110(7):14?0-5.10. f,oncalves EMIJN, Uemura LFl, Orban [Vl, Casiilhs VLP, eorbett CEP. h/lierosporidiosis in a Brazilian t,lnrversity Hospitai. Case repart: Rev lnst F\"4ed TroB Sao Paulo. 2006;48(6):351-2.\r. ffi_AsTostsTost$Perrdahuluan Untuk psnama kali 8/asfocysffs dilukiskan oieh Alexeieff pada tahun1911 sebagai suatu organisrn dan kernudian Brumpt rrenganggapbahwa ada beberapa spesies hidup pada bermacam-ffiacam ho*pes,sehingga yanE ditemukan pada manusia disebutnya Eiasfocysfishominis. Zierdt (1991) menyatakan bahwa parasit ini termasukgolerngan Protozoa. Sampai sekarang belum jelas dan nnenyebabkandiskusi yang panjang lebar hal tensebut, Selain itu apakah B. hsminisYH

tersnasuk parasit patogen? Belurn diketahui hiologi dasar para*it inidan juga kenrarnpuannya sebagai ertganiome patogen\" Untuit itu periudilakukan penelitian yang mendaiam mengenai mei<anisrne patogenitae,cprdemiol*gi dan apakalr blastosistssis pr*n[u diterapi.' B. homrnls sering disebut pada faporan berbagai survei, khususnyapaeia survei yang dilakukan di nogera trerpik\" Dikatakan bahwaElasfoeysfis drtemukan pada hanTpir sern{.ia spesies hewan terrnasukmamalia, aves, r*ptifia dan artropoda, meskipun kadang-kadang hanyadalarn jurinlah sedikit. Belumr jelas apakal\"r Flasfocysfis paela hewandapat nnenginfeksi manusia.l Klasifikasi $/asfocysfLs san'lpai sekarang rnasih belum jefas, akantetapi pade penelitian ultrastruktur dan fisierlogi ditemukan sifat-sifatprotozoa pada B/asfocysfis.: Di dalanr tinja terdapat bentuk vakuolar,granular, rnultivakuolar dan kista\" Pada urnumnya didalam kriakan dapatdsteryr{.Ikan bentuk vakuolar rlan granular, Eentuk vakuolar berupa selyang tidak begitu teratur dengan diameter yang bervariasi antara 2-2AAprn, tetapi di dalam tinja rnanusia bentuk ini biasanya sebesar 5-20 pnn.Sejumlah inti dan mitokondria pada pemeriksaan dengan rnikroskopcahaya tidak jelas perbedaannya, tampak pada pinggiran sel, sekitarvakuoleentral. Seldiliputioleh iapisan yang disebut slime fayer. $etelahlama didalam biakan lapisan inimeniaditipis\" Bentuk granular rL.ipanya sanna seperti bentuk vakuolar, kecualiddlam hal isivakuol sentral. Di dalam vakuol sentral ditemukan banyakgranula kecil, yang kemungkinan terdiriatas lipid. Bentuk rnultiva*<uolaryang ditemukan didalam tin.1a biasanya kecil, yaitu antara 5-8 plrn. Padabenfuk muitivakuolar diteinukan banyak vakuol yang lebih kecil daripadapada bentuk vakuolar. Lapisan yang mengeliiinginya lebih tebal daripadayang tampak pada bentuk di dalarn biakan\" Beniuk kista sangat kecit,kurang dari 5 pm sehingga hanya ierdeteksidengan e$ectron mikroskop.$itoplasrna mengandung banyak vakuol dan zat glikogen atau lipid,sehingga dalam sediaan basah nremberikan gambaran refraktil. Dindingkista teba! dan kista sering diliputi dengan debris. Kadang-kadangjuga disebut adanya bentuk avakulolar dan ameboid\" Bentuk ameboidrnengeluarkan pseudopodia dan makan bakteri sedangkan diameternyahanya antara 3-8 trrm, Lingkaran hidup B. hamin/s belunr jelas, apalagikarena ada berbagai bentuk yang bisa berubah rnenjadi beniuk lainsedangkan beberapa bentuk dikatakan rnungkin rfiempunyai lingkaranhidup yang berlainan.

t_passfitrneffQlsisu.uK*arm lnfeksi lon4art* nan ular: ruin urvisn yenE terkontanrinasi denEan tinja nnu ngkinrnerupakan sumher infe.ksi yang terpenting sehlngga terladi infeksifelqal-ci'al\"Gejala KBEmikf\ileskipun sering dikatakan bahwa 8. fiominis bersitat kcmensai,aakkaihnatt*trenpfsilqf:seihdeenanpgaanSepjaafnsag*aitstinnoiinrGteestjianlaal telah dilaporkan sehaga! gastrointestinaf terseLlutir:eneakup raEa eakit r*i daerah abdonren, diare, kernbung, niual,nruntah dan anoreksia, sedangkan tidak ditenrukan cjarah dalam tin.ga.h*enurut ltlernherg dan Levin3 diare c{apat ciiternukan paela rnfeksi }:eratdengan B. fuorurnrs pacfa individu yarrg ilvrur-rckornprornais rxraupi,lnimun**ker\"npeten.Fiagnosis $engan pemeriksaan finja $eeara iangsung ff. hernir?ils, terutanr*?ientuk vakuclar, rJapat diternukan\" Untuk nreningkatkan mutucliagno.*is tepat perlu dilakukan pemeriksaan tinja 3 kali pada 3 sampelTeknik sedlaan b:asah dengan nlengsunakan tinta lndia juga dapatmengiderrtifrkasi fi. helrrmrb, Selain perneri[<.saan ]angsung dapatciigunakan perneriksaan dengan pewarnaan Giemsa atau ciengantrikr*m teknik Kinyoun actd fnsf.Fiagnosis Banding Eilarnana ada keraguan rnemastikan diaEnosis rnaka dapat dllakukankolon,oskopi untuk menyingkirkan diagnosis keilitis uleerosa atau penyakitenteritis lain\"Fengobatan Ferigobatan infeksi d*ngan ts. haminis menjadi kontroversial, karenapatogenitasnya belunr jelas\" Perlu dilakukan perneriksaan yang telitiapakahgejala-gejala yang diternukan pada penderita benar-benar disebabkan 6\"haminis sebelurn diberikan t*rapi dengan obat yang mungkin mernpunyaibanyak efek samping. h{r:algkin juga blastosistosis merupakan suatupenyakit yang se/f-llmifrng, jadi tidak diperlukan obat kimiawi karenaakan sembuh dengan send*rinya\" Akan tetapi, pada urnumnya, bilarnanaterdapat gejala-gejala intestinal yang tidak ditemukan penyebab lain,sedangkan gejaia-gejaia yang ditemukan cukup berat, lebih baik diberikan

obat antl-protoz,oa seperti 5-nitroinridazol\"a Dasis yanrg dianjunknn urttuk6rang dewasa yang terinfeksi S. horyllnrs adaiah rnetronidazog, 2tl0'750a\"rig, tiga kagisehasi, selama 5-10 hari Bilarnana nrasih diten'rulkan parasit,p.eng*batan dapat diulang seteiiah 1 mir:ggt.l $elaffia '10 hmri S*:at lainadala{.: !*dokinot dengan dosis 3 kaia S50 mE sehari sei,llrfia ?fl hari.Sebag*i CIbat alternatif dapat eJigunakan eo{rimcksas*l brtlarirana tnasihditea'Bc;kan gejaia-gejala setelalr grengobatan d*ngan metronre$arcl. [\"Jntukinfeksi d*ngan B. hominis pada pe*clerits AIDS dapat dicoba pernberianfirraao$id*r\"r,4 kali 10S rng sel'lariselarna 7 ha'r\"i.Femeegahan Benh*hungan c$engan hssil s'i\"trvei yang rnenunjukitaEl S. fue-'rmrliislebih banyak drternukan di daerah troplk di rn*na keae$aan higlenedan sarrt{asi tidak menradai meka dianjurkan untuk rnultlngkatkanperhaikun lingkungan, ternlnriuk penttrerian pcnyurluhan lce$,el'iatankhu*ursnya unti\"rk rn*ncegah tenjadinya kontak fekel-oral. {t{akananjangan sanrpai fenkontaminaoi tinja dan air rninurn harus etent,lari bibitpenyaki{ termasuk parasit a\"ntara larn elenga* cara rnernesak sebeiur'81diminutl\"i. Er.lakarta pada 15% d[ *n{ara 6S18 sanrpel tinja yang diperiksadi labsnatorium parasitotegi ditemukan f;. ftomlnis selarna tahun 19&3-trSgfi.s Fada perneriksaan spe$t\"inen tinja y*ng dilakukam rii Taiwanteihadap tenaga kerja aslrrg terrnasuk lndr:nesia diternr.lkari ?S,2 .q6 diantara '!SZ spesirnen tinja pnsitif S\" hon\"\"rnrs. Di laboratclr!{.6rn tersebutjr\"rga dit*nrukan 18,4% positif eli antara 437 spesirnen yfrng berasaldari te*taga kerja dari Filipina, seCangkan 2S,8% positif cil r:ntara 84spe*ime* yang berasai dari tenaga ker3* Vtetnann.sSsnt*h Kasus ff: Taiwan $eorallg wanita, berurvlur S5 tahun, rnendeiita bfast*sistosisdengan ge1ala gastroinfestinal b*rat. Fada pasien tersebut terdaglat rnalnutnslherat, leuk*sitosis tinggi, eosinafilia, hipohenroglabinemia, hipcalhuminaerniaseteiah niendapat t*rapi antibistik tertradap sepsis dan infeksi saluran urin.$etslair diobati dengan metrofiiq$ascli selarna ? minggu penderita sembuh.Dengar\"r clemikian B. haminis d,*pat nlenyebabkan gejala gastrnintestinalbenat ya*g harus segera diberi ter*pi apesifik.T Libaricre, tsicoeehi dkk.8 melaporkan mengenai dua kasus blaetosistcsispada infeksi HlV. $alah satu kasug adalah sesrang laki-laki, urnun 48 tahtln,kecanduan narkoba, dan mernpLlnyai partner heteroseksual yang l-'llV-seroposrtif. Fasien menderita diar* eair, sakilt perut, kembung, trcrat badan L]I

LpA$AF F4 nA $lQtg$t Kt rNlStururn, nausea dan astenra. Paela pernel'iksaan cii laboratcriurn antara lainditers'rukan RAC 3 S00 000lnrmr, WBC 437CI1mm3, Cn3+ 1ZfiI1ntr'rr, eD4+6271rnm;. eD8+ 7?6irnm3, ratio eD/+lCn8 0,80, l-{lv-l Ab pcoitrf dengan tesV\{estern Et*t, l-{lV-\"! Ag p*sitif dengan tes HL\"lSA. Dengan n:ikr*skcp padasediaan yanE dmvarnei dengan G;ernss tjani sediaan basa0-q dengan tintalndia tampak banyak\" sekah fi. haminis di dslam spesimen tin3a, sertrairqkantidak ditemukan parasii lain Jurnlah sei ,orang elihitung pada sediaan Vangdieneerkan 'll?CI datam cairan garam dengan menggunakan hemcsitonrelerBurk*r, acJalah sekitar 1tl 00S 000lml. Bi*k*n dan tes senelog! untuk bakteri*tau virus ha*ilnya negatif\" Dit*mukan iuga kanclidiasi* r;*ofageal Badausofagc-gastro-dur:ci*noskopi. Fenderi'ta dlheri 1 gram metr*nidaznltiap hari*elama'1ff hari. Fada hani sete{ah ter*pi e*Nesai sr:dah tidak siternukan 8\"horninis di daianr tinja.Saftan Fustaka1 Zierdt eF{. B/asfoeysfrs Sorminrs - past and future. Clin tu4iorobral R*v. 1991.4 6'! 792. Zierdt Cfr-{, ttt r:ir\" W$, Suli ES. Frotozoan *haract*ristics of B/asfo*ysfrs fuofrrrnis. Aiir : i,iin Fath. tS{i7:48:4$5'501.3. Wernberg A, Lcvin illlJ. lnfectinns. parasltre ancl nrycotie. ln: Hay \AlW, l{aywardAR, Levin frinJ, $undheirnerJ}#, ecJitore. eirrrenipeeliatrie diagnosrs & treatrnent. lnter.nationai Hdition. 1 xrn *O Lange Medical ts**ks/frdc$raw- ' $iill, 2001; p. 10S7't?1.4 Stenzel DJ, Boneharn !?[i. Sfasfoeysfrs. in: Gillesple SF'|, Fears*r! RD, editors\" Principies and practiee cf clinical p;:i'asitr:logy. Chicester. i..!K: \"iq:hn Wiey & Sons LTD, 200\"i; p. 355-SB.5. $usants L, Ciandahusarie* $\" ffilasfoeysfrs hornrils. Dalanr\" $utanta I, tsniid l$. $iiarrfu<ldin PK, Sungkar S, editors. Farasitoiogi Kedoktes'an\" Ed. ke4^ Jakaria, Ealar Penenb,t FKU$, 2008; h. 179-82.6. eheng B-iF{, Huang Yl-|, Hurang MJ, F{uang Vtll l-sai MH, ehen HC et al. Eprdemi*lngic survey ef Slasfocysfls hnminis i;rf.:ction amerng alien laborers in southern Talwan. ln\" . Froceedings of the Sixth Asian'Pa*itic Congrcss for Parasitic Xoonoses. Parasitic zooRose$ in Asian-Faeifie Regions The Organizing Cenrmittee Asian-Paci.fie Cnngress for Farasitic Zoonc.ses, 2S00. Taipei, Taiwan, R.O.C; 2000. p. E1-S4..7. King YL, Chung WC, Liu JD. A case report of B/asfonysfrs kaminis infe*tiCIn. ln: Proceedings of the $ixth Asian-Pacific Congress for Farasitic Zoonoses. Parasitic zsons$es i$ Asian-Pacific llegions. The Srgarrieing Gomrnlttee Asian-Facific Cangress for Parasitic Zoonoses; 2000. Taiper,Taiwan, R.O.C;2CIOfi. p. 191E\" Libanore M, Bicocnhi R, Sighinolti L, Ghinelli F. tslastocystosis in drug- addicts with HtV-1 infection. Eur J Epidemiol 1990;6:108-9.19J


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook