BABFertumbuhan, Ketahanan, &Kematian MikroorganismeKETAHAru&N $VT I KR*Sffi G&rS I gF$H SEL*ffi Pengukuran Konsentrasi Mikroba Konsentrasi mikroba dapat diukur melalui parameterL:ru&KUruGAru ALAIWI konsentrasi sel (jumlah sel-sel viabei per satuan volumePopulasi mikroorganisme di biosfer secara garis besar bersifat kultur) atau konsentrasi biomassa (berat kering sel-sel pertetap: Pertumbuhan diimbangi oleh kematian. Ketahanan satuan volume kultur). Kedua parameter tersebut tidak selalusetiap grup mikroba dalam habitatnya, terutama ditentukan ekuivalen, karena berat kering rata-rata se1 beragam pada stadium yang berbeda dalam suatu kultur. Kedua parameteroleh keberhasilan grup tersebut berkompetisi untuk tersebut tidak mempunyai makna yang sama: Dalam studi genetik mikroba atau inaktivasi sel yang mempunyai nilaimendapatkan nutrisi dan dipengaruhi oleh pemeliharaan penting adalah konsentrasi sel; daiam studi biokimia atauterhadap sel yang hidup selama terjadi kekurangan nutrisi. nutrisi mikroba yang mempunyai nilai penting adalahSemakin jelas bahwa banyak mikroorganisme hidup dalam konsentrasi biomassa.konsorsium-konsorsium yang dibentuk oleh perwakilan dari A. Konsentrasi selberbagai genus. Mikroorganisme lainnya, sering kali di, Hitung sel viabel (Tabel a-l) biasanya dipertimbangkangolongkan sebagai sel-sel tunggal di dalam laboratorium, sebagai pengukuran untuk konsentrasi sel. Akan tetapi, untukmembentuk koloni yang kohesif di lingkungan alami. berbagai tujuan, turbiditas sebuah kultur yang diukur oleh alat fotoelektrik, dapat dihubungkan dengan hitung sel viabel Sebagian besar pemahaman kita mengenai fisiologi dalam bentuk kurva standar. Perkiraan visual yang kasar kadang-kadang dapat tepat: Suatu suspensi Escherichia colimikroba berasal dari studi pertumbuhan sel yang terisolasi di yang hanya sedikit keruh mengandung sekitar 107 sel perbawah kondisi optimal, dan pengetahuan lni menjadi dasar mililiter, dan suatu susp ensi Escherichia coliyangcukup keruhpembahasan bagian ini. Namun, harus diingat bahwa banyak mengandung sekitar 108 sel per mililiter. Ketika menggunakan pengukuran turbidimetri, korelasi antara turbiditas danmikroorganisme bersaing di lingkungan alami ketika ke- hitung sel hidup harus diingat dapat bervariasi seiama terjadikurangan nutrisi, suatu keadaan yang menyebabkan suatu pertumbuhan dan kematian suatu kultur; sel-sel dapatkondisi fisiologis yang cukup berbeda dengan yang diamati di kehilangan viabilitasnya tanpa kehilangan turbiditasnyaIaboratorium. Selain itu, harus diketahui bahwa habitat dalam suatu kultur.mikroba yang kosong di dalam lingkungan akan segera diisi.Prosedur kesehatan masyarakat yang berupa mengeliminasimikroorganisme patogenik dengan cara membersihkanhabitat mikroorganisme tersebut kemungkinan akan kurangberhasil dibandingkan dengan metode yang membiarkanhabitat tersebut ditempati oleh kompetitor nonpatogenik.ffiAKFIA PERTl!MG1}+€&tr B. Kepadatan biomassaPertumbuhan adalah pertambahan secara teratur semua Pada prinsipnya, biomassa dapat diukur secara langsungkomponen suatu organisme. Dengan demikian, pertambahanukuran yang terjadi ketika sebuah sel menyerap air atau dengan menentukan berat kering sebuah kultur mikrobamengakumulasi lemak atau polisakarida bukan merupakanpertumbuhan yang sebenarnya. Multiplikasi sel merupakan setelah kultur tersebut dicuci dengan air suling. padakonsekuensi pertumbuhan; pada organisme uniseluler,pertumbuhan menyebabkan pertambahan jumlah individu praktiknya, prosedur ini tidak praktis, dan peneliti biasanyayang sedang menyusun sebuah populasi atau kultur. menyiapkan kurva standar yang menghubungkan berat kering dengan turbiditas. Sebagai alternatif, konsentrasi biomassa dapat diperkirakan secara tidak langsung dengan mengukur komponen seluler yang penting, seperti protein atau dengan mengukur volume yang diisi oleh sel-sel yang sudah tidak lagi berada di suspensi. 54
BAB 4 i. Pertumbuhan, Ketahanan, & Kematian Mikroorganisme 55Contoh Hitung Sel Viabel Perhitungan Konstanta Laju PertumbuhanPengenceran Hitung Lempeng\" & Prediksi Jumlah PertumbuhanTidak diencerkan Terlalu padat untuk dihitung10r Terlalu padat untuk dihitung Banyak bakteri bereproduksi melalui pembelahan biner, dan10, 510 waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk populasi tersebut,10i 72 atau biomassa, untuk menggandakan jumlahnya disebut sebagai waktu pembentukan atau waktu penggandaan (ro).104 6 Biasanya /o ditentukan dengan menempatkan jumlah10{ 1'setiap hasil perhitunqan merupakan rata-rata dari tiga lempeng replikasi pertumbuhan pada skala semi logaritmik sebagai fungsi waktu; waktu yang dibutuhkan untuk menggandakan biomassa adalah fo (Gambar 4- 1 ). Konstanta lajupertumbuhan dapat dihitung dari waktu penggandaan dengan mengganti B,/8,, dengan nilai 2 dan f, - fo dengan topada persamaan (3), yang menghasilkan In2 = ktaBCRTA,TMBUHAFT gKsPSruEru5!AL k=\"In-2 (4) tdKonstanta Laju Pertumbuhan Waktu penggandaan yang cepat berhubungan dengan konstanta laju pertumbuhan yang tinggi. Misalnya, waktuLaju pertumbuhan sel yang tidak dibatasi oleh nutrien meng-ikuti persamaan ordo satu: Laju pertumbuhan (dinyatakan penggandaan seiama l0 menit (0,17 jam) berhubungandalam gram biomassa yang dihasilkan per jam) merupakanhasil perkalian konstanta laju pertumbuhan, ft, dan kon- dengan konstanta laju pertumbuhan sebesar 4,1 jam-]. Waktusentrasi biomassa, B: penggandaan yang relatif panjang selama 35 jam berhubungan dengan konstanta laju pertumbuhan sebesar 0,02 jam I. dB (1) Konstanta laju pertumbuhan hasil perhitungan dapat ;=ou digunakan untuk menentukan jumlah pertumbuhan yang akan terjadi pada periode waktu tertentu atau untuk Penprsunan kembali persamaan (1) menunjukkan bahwa menghitung lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mencapaikonstanta laju pertumbuhan adalah laju ketika sel-sel jumlah pertumbuhan tertentu.memproduksi lebih banyak sel: lumlah pertumbuhan dalam suatu periode waktu tertentu k= Bd:t (2) dapat diperkirakan berdasarkan hasil penyusunan ulang persamaan (3): Iog'o aBo- k(t'- to) (s) Konstanta iaju pertumbuhan sebesar 4,3 jam'r, salah satu 2,3nilai tertinggi yang tercatat, berarti bahwa setiap gram selmenghasilkan 4,3 g sel tiap jam selama periode pertumbuhan Sebagai contoh, jumlah pertumbuhan yang akan terjadi mungkin dapat ditentukan jika kultur dengan konstanta lajuini. Organisme-organisme yang tumbuh dengan lambat dapat pertumbuhan sebesar 4,1 jam'1 tumbuh secara eksponensial selama 5 jam:mempunyai konstanta laju pertumbuhan serendah 0,02 iam't. B 4,ljam1 x 5 jamDengan konstanta laju pertumbuhan ini, setiap gram sel loB,o I 2,3dalam kultur memproduksi 0,02 g se1 per jam. B Penggabungdn persamaan (1) menghasilkan 0In_B=,B2,3log,o L=k(t,-t,,) (6) Bo Bo (3) Nilai iogaritma alami untuk perbandingan B, (biomassa Pada contoh ini, peningkatan biomassa adalah sebesar 10 e; sel bakteri tunggal dengan berat kering 2xl0't3 g akanpada waktu I [f,]) terhadap Bo (biomassa pada waktu 0 [ro1) menaikkan biomassa sebesar 0,2 mg, sebuah kuantitas yangsama dengan hasil perkalian konstanta laju pertumbuhan (k)dan perbedaan waktu (f,-/o). Pertumbuhan yang memenuhi memadati dengan rapat suatu kultur sebanyak 5-mL. Jelaslah bahwa laju pertumbuhan tidak dapat dipertahankan untukpersamaan (3) disebut pertumbuhan eksponensial karena periode waktu yang lama. Pertumbuhan 5 jam selanjutnyabiomassa bertambah secara eksponensial terhadap waktu. pada laju ini akan memproduksi berat kering biomassa sebesarKurva linear pertumbuhan eksponensial dapat dibuat dengan 200 kg, atau satu ton se1 secara kasar.menempatkan nilai logaritma konsentrasi biomassa (B)sebagai fungsi waktu (r) pada kurva.
56 BAGIAN I {. Dasar-Dasar Mikrobiologitd 2ta 3ta 4ta KT' RV& FERTTJ &.I *TJ ff Aru Waktu penggandaan (f6) ]ika sebuah medium cair dengan volume tetap diinokulasikan dengan sel-sel mikroba yang diambil dari sebuah kultur yangGAMBAR 4-1 Pertumbuhan eksponensial. Biomassa (B) berlipat sebelumnya telah ditumbuhkan hingga jenuh dan jumlah sel-ganda pada tiap waktu penggandaan (fr). sel viabel tiap mililiter ditentukan secara berkala dan ditempatkan pada kurva, akan diperoleh sebuah kurva yang sejenis dengan yang ditunjukkan pada Gambar 4-2. Fase-fase kurva pertumbuhan bakteri yang ditunjukkan pada Gambar 4-2 merrpakan refleksi kejadian di dalam populasi sel, tidak pada sel secara individu. Tipe kultur semacam ini dikenal sebagai kultur kelompok/ruahan (batch culture). Kurva pertumbuhan yang lazim dapat diuraikan dalam empat fase (Tabe|4-2). Fase Lamban (lagl Fase lamban merupakan periode saat sel-sel yang kekurangan enzim dan metabolit akibat kondisi kurang menguntungkan pada akhir riwayat kultur sel-sel tersebut sebelumnya, ber- adaptasi terhadap lingkungan barunya. Enzim,enzim dan zat antara dibentuk dan dikumpulkan hingga terdapat dalam konsentrasi yang memungkinkan pertumbuhan berlanjut. Penyusunan ulang persamaan (3) dengan cara lain, T Fase kematian/ penuru nandidapat perhitungan lama waktu yang dibutuhkan untuk G logaritmikmencapai jumlah pertumbuhan tertentu. Pada persamaan uC(7), yang ditunjukkan di bawah ini, N, konsentrasi sel, c Yomenggantikan B, konsentrasi biomassa, untuk mendapatkanperhitungan waktu yang dibutuhkan untuk meningkatkan Fasejumlah sel dalam jumlah tertentu. Jo lamban/ 2,31og,n (N,/Nn ) (7) Waktutt - to - GAMBAR 4-2 Kurva pertumbuhan bakteri Dengan menggunakan persamaan (7), sebagai contoh,mungkin dapat ditentukan waktu yang diperlukan bagiorganisme yang tumbuh dengan lambat dengan konstantalaju pertumbuhan sebesar 0,02 jam I untuk tumbuh dari seltunggal menjadi suspensi sel yang sedikit keruh dengankonsentrasi sebesar 10i sel tiap mililiter.r,-ro=O,2O,3Zx',7.,,.,r (B) Penyelesaian persamaan (8) menunjukkan bahwa sekitar TABEL 4-2 Fase-Fase Kurva Pertumbuhan Mikroba800 jam-sedikit melebihi sebuian-akan diperlukan untukmemperoleh jumlah pertumbuhan yang akan terjadi. qp1iri'ir\"'i1i/irffi'li'\",i', r,,:raiup rn$urranKetahanan organisme-organisme yang tumbuh denganlambat menunjukkan bahwa kompetensi untuk mencapai Lamban Nolketahanan biologis tidak selalu menjadi milik organisme-organisme yang tumbuh dengan cepat-spesies-spesies yang Eksponensial Konstantumbuh subur dan berhasil berkompetisi untukmemenangkan Stasioner puncak Nolmakanan, serta mencegah pembinasaan oleh predator dan Penurunan Negatif (kematian)bahaya lain dari lingkungan.
BAB 4 .t Pertumbuhan, Ketahanan, & Kematian Mikroorganisme 57 Jika sel-sel diambil dari medium yang sama sekali ber- halnya dengan beberapa bakteri yang membentuk sporabeda, sel-sel tersebut secara genetis sering tidak mampu sebagai mekanisme ketahanan, bakteri lain mampu menjaditumbuh di medium yang baru. Pada kasus seperti ini, dapat dorman tanpa perubahan morfologi. Setelah tersedianyaterjadi fase iamban yang berkepanjangan yang menunjukkan kondisi yang cocok (misalnya, diekskresikan oleh hewan),lamanya periode yang diperlukan bagi beberapa mutan dalam mikroba VNBC melanjutkan pertumbuhannya.inokulum untuk memperbanyak diri secara adekuat hinggamencapai pertambahan jumlah bersih yang cukup untuk PErrfi Ftl I*ARAAFI SEL $AtAlr,I FASEterlihat. EKSpSTUE$S:A!-Fase Eksponensial Sel-sel dapat dipertahankan dalam fase eksponensial denganSelama fase eksponensiai, dari segi matematika yang telah berulang kali memindahkan sel-sel tersebut ke medium segar yang memiliki komposisi identik saat sel-sel tersebut masihdibahas sebelumnya, sel-se1 berada dalam keadaan setimbang.Materi sel yang baru disintesis dalam laju yang konstan, tetapi tumbuh secara eksponensial. Tindakan ini disebut sebagai kultur kontinu; jenis perangkat kultur kontinu yang palingmateri baru itu sendiri bersifat katalitik, dan massanyabertambah secara eksponensial. Hal ini berlanjut hingga lazim digunakan adalah kemostat.terjadinya satu atau dua hal: satu atau lebih nutrien dalam Kemostatmedium telah habis, atau produk metabolik toksik terkumpuldan menghambat pertumbuhan. Bagi organisme-organisme Perangkat ini terdiri atas suatu wadah kultur yang dilengkapiaerob, nutrien yang menjadi terbatas biasanya adalah oksigen. dengan overflow siphon dan suatu mekanisme untukmenetesiSaat konsentrasi sel melebihi 1 x 107/mL (untuk bakteri), laju medium segar dari suatu reservoir dengan laju yang telahpertumbuhan akan menurun, kecuali ditambahkan oksigen diatur. Medium dalam wadah kultur diputar/diaduk meng-ke dalam medium, baik dengan cara agitasi atau didesak atau gunakan aliran udara steril; setiap tetes medium segar yangdengan membuat gelembung udara. Saat konsentrasi bakteri masuk menyebabkan setetes kultur disedot keluar olehmencapai 4-5x10e/ml, laju difusi oksigen tidak dapat overflow siphon.memenuhi kebutuhan, bahkan pada medium yang diberi Medium disiapkan sedemikian rupa sehingga terdapatudara sekalipun, dan pertumbuhan melambat secara satu nutrien yang membatasi hasil pertumbuhan. Wadah kultur diinokulasi, dan sel-sel tumbuh hingga nutrien yangprogresif. terbatas tersebut habis; selanjutnya, medium segar dari reservoir dialirkan dengan laju yang diatur sedemikian rupaFase Stasioner Puncak sehingga sel-sel menggunakan nutrien yang terbatas tersebut dengan laju yang sama dengan iaju pasokan nutrien tadi.Pada akhirnya, kehabisan nutrien atau akumulasi produk Dalam kondisi ini, konsentrasi sel tetap konstan dan lajutoksik akan menyebabkan pertumbuhan untuk terhenti pertumbuhan berbanding lurus dengan laju aliran medium.sepenuhnya. Namun, pada sebagian besar kasus, terjadi D€FIITISI tr&TII FEI1IGUKUftAN KEMATIANpergantian sel pada fase stasioner: Terjadi kehilangan sel yangIamban melalui kematian yang diimbangi oleh pembentukan Makna Kematiansel-sel baru melalui pertumbuhan dan pembelahah sel. Saat Untuk satu sel mikroba, kematian berarti kehilanganhal ini terjadi, hitung sel total bertambah secara perlahan kemampuan untuk bereproduksi (tumbuh dan membelah diri) yang bersifat ireversibel. Uji empiris kematian adalahmeskipun hitung sei viabel tetap konstan. kultur sel pada medium solid: Suatu sel dianggap mati jika gagal membentuk koloni pada medium apa pun. DenganFase Penurunan: Fase Kematian demikian, jelas bahwa reliabilitas uji ini bergantung padaSetelah suatu periode dalam fase stasioner, yang bervariasisesuai dengan organisme dan kondisi kultur, laju kematian pilihan medium dan kondisi: Suatu kultur dengan 99% sel tampak \"mati\" dalam hal kemampuan membentuk kolonimeningkat hingga mencapai tingkat setimbang. Segi pada suatu medium mungkin terbukti 100%o viabel jika diuji pada medium lain. Selain itu, deteksi beberapa sel viabelmatematika keriratian dalam kondisi-setimbang dibahas di dalam suatu spesimen klinis besar mungkin tidak dapatbawah. Pada kebanyakan kasus, laju kematian se1 lebih lambat dilakukan dengan langsung menginokulasinya pada lempengdari laju pertumbuhan secara eksponensial. Setelah sebagian kultur karena cairan sampel itu sendiri dapat bersifat meng-besar sel mati, laju kematian sering menurun secara drastis hambat pertumbuhan mikroba. Pada kasus-kasus demikian,sehingga terdapat sejumlah kecil sel yang masih hidup dan sampel mungkin harus diencerkan terlebih dahulu dalamdapat bertahan seiama berbulan-bulan, bahkan bertahun- medium cair, untuk memungkinkan pertumbuhan cepat sel-tahun. Bertahannya sel-sel ini pada sebagian kasus mungkin sel viabel sebelum diinokulasi ke lempeng kultur.mencerminkan pergantian sel, beberapa sel tumbuh meng-gunakan nutrien yang dilepaskan dari sel yang mati danmelisis. Suatu fenomena, berupa sel hidup, tetapi tidak dapatdikultur (viable but not culturable (VBNC)), diduga terjadikarena respons genetik yang terpicu pada sel-sel yang beradadalam fase stasioner dan dalam kondisi kelaparan. Sama
58 BAGIAN I * Dasar-Dasar Mikrobiologi Kondisi inkubasi dalam jam pertama setelah perlakuan J\Csjuga merupakan faktor kunci dalam menentukan \"kematianl'Misalnya, jika sel-sel bakteri disinar dengan cahaya ultraviolet o_dan diinokulasikan langsung pada medium apa pun, mungkinakan tampak bahwa99,99o/o sel telah mati. Namun, jika sei-sel pyang disinar tadi diinkubasi dahulu (sebelum ditanam) dalam clarutan penyangga yang cocok selama 20 menit, inokulasipada lempeng kultur akan menunjukkan hanya 10% sel yang sEo qmati. Dengan kata lain, penyinaran menentukan bahwa se1akan \"mati\" jika langsung diinokulasi, tetapi sel akan hidup -ocoo-.1 ?jika diizinkan memperbaiki kerusakan akibat penyinaran osebelum diinokulasi. sa Dengan demikian, sel mikroba yang secara fisik tidak 6zterganggu sebenarnya hanya \"mati\" dalam hal kondisi (syarat) Eyang digunakan untuk menguji viabilitas. JPengukuran Kematian 8= 1Saat bekerja menangani mikroorganisme, peneliti biasanya Jtidak mengukur kematian sel secara individual, tetapi Jmengukur kematian suatu populasi. Hal tersebut merupakan Emasalah statistik: Dalam setiap kondisi yang dapat me- o-nyebabkan kematian sel, probabilitas suatu sel untuk matibernilai konstan pada setiap satuan waktu. Misalnya, jika Ef,-5diberikan suatu kondisi yang menyebabkan 90% sel mati Edalam 10 menit pertama, probabilitas setiap sel untuk mati cdalam interval l0-menit tersebut adalah 0,9. ladi, 90% selyang bertahan hidup diperkirakan akan mati setiap interval crGG.4waktu l0-menit, dan akan didapat suatu kurva kematian yang CJserupa dengan Gambar 4-3. -o Dengan demikian, jumlah sel yang mati pada setiap c:o'3interval waktu merupakan fungsi dari jumlah sel yangbertahan hidup sehingga kematian suatu populasi terus 0berlangsung sebagai proses eksponensial yang sesuai dengan sformula umum a LC1S=Soeo' (e) =z dengan So merupakan jumlah sel yang bertahan hidup o5pada waktu nol dan S adalah jumlah yang bertahan hidup Jpada suatu waktu selanjutnya (f). Seperti pada kasuspertumbuhan eksponensial, -ft mewakili laju kematian 30eksponensial saat fraksi In (S/So) ditempatkan pada kurva Menitterhadap waktu. . :r , r,:;.r1 ,'r ':, Kurva kematian sebuah suspensi yang Krrva one-hit yang diperlihatkan pada Gambar 4-3A khas mengandung 106 mikroorganisme viabel per mililiter. A: Kurva single-hit. B: Kurva multihit. Bagian yang berupa garis lurusuntuk kinetik inaktivasi yang tampak pada pemberian banyak diekstrapolasi ke 6,5, yaitu setara dengan 4 x 106 sel. Dengan demikian, jumlah target adalah 4 x 1 06, atau empat per sel.obat antimikroba. Bentuk kurva yang berupa garis lurus dari Suatu sel yang mengandung beberapa salinan target yangwaktu nol (dosis nol)-tanpa adanya garis lengkung pada hendak diinaktivasikan akan menunjukkan jenis kurvabagian awal-menunjukkan bahwa satu \"hit\" oleh agen multihit, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4-38.inaktivasi cukup untuk membunuh sel; dengan kata lain, Ekstrapolasi bagian garis-lurus kurva ke ordinat me- mungkinkan kita untuk memperkirakan jumlah targethanya perlu dirusak satu target untuk menginaktivasi seluruh (misalnya, 4 pada Gambar 4-38).bagian sel tersebut. Target semacam ini mungkin merupakankromosom milik bakteria berinti-satu atau membran sel;sebaliknya, target pada kurva single-hit tidak mungkinmerupakan enzim atau komponen sel lain yang terdapatdalam jumlah lebih dari satu.
BAB 4 * Pertumbuhan, Ketahanan, & Kematian Mikroorganisme 59Sterilisasi mari kita anggap C, dan t ,sebagai konsentrasi dua dan waktu yang diperlukan untuk menonaktifkan 99% sel (pada kon-Dalam praktik, kita membicarakan \"sterilisasi\" sebagai proses sentrasi dua). Dari persamaan (10), dapat kita ketahui bahwapembunuhan semua organisme dalam suatu sediaan' Namun,dari pertimbangan di atas, kita mengetahui bahwa tidak ada C\"' t' = Cltt (r1)satu pun rangkaian kondisi yang dapat menjamin sterilisasisuatu sediaan. Sebagai contoh, perhatikan Gambar 4-3.Pada Untuk mendapatkan nilai n, maka ( 12)60 menit, tertinggal satu organisme (100) per mililiter' Pada 70menit, akan tertinggal 10r, pada 80 menit 10'?, dst. Makna n- logf, - logf,dari 1O-'] organisme per mililiter adalah dalam volume total IogC, - logC,100 mL, satu organisme akan bertahan hidup. Dengandemikian, berapa lamakah waktu yang diperlukari untuk Iadi, nilai n dapat ditentukan dengan mengukur ke-\"mensterilkan' kultur tersebut? Yang dapat kita katakanadalah setelah diberikan perlakuan dalam jangka waktu miringan garis yang diperoleh saat log / ditempatkan terhadaptertentu, probabilitas terdapatnya organisme yang bertahan log C pada kurva (Gambar 4-4). Jika n ditentukan secarahidup dalam 1 mL adalah sesuai dengan yang tampak pada eksperimental dengan cara ini, nilai K dapat ditentukankurva di Gambar 4-3. Pada contoh di atas' setelah 2 jam,probabilitasnya bernilai I x 10 6. Periode ini biasanya dianggap dengan mensubstitusi nilai C t, dan n dari hasil Pengamatansebagai waktu sterilisasi yang aman, tetapi medium sebanyak ke dalam persamaan ( l0).1000-L mungkin masih mengandung satu organisme viabel. gGEru AruftffiIKR&BA Perhatikan bahwa perhitungan seperti di atas bergantung Definisipada menetapnya kemiringan kurva dalam seluruh kisaranwaktu. Sayangnya, kurva sangat lazim menbengkok ke atas Istilah-istilah berikut lazim dlgunakan berkenaan dengansetelah periode tertentu, akibat populasi yang menjadi agen-agen antimikroba dan penggunaannya.beragam dalam hal sensitivitas terhadap agen inaktivasi.Ekstrapolasi merupakan tindakan yang berbahaya dan dapat A. Biosidamenyebabkar.r terjadinya kesalahan, seperti yang terjadi pada Agen fisik atau kimia, biasanya berspektrum luas yangpenyiapan vaksin polio sterll di masa silam. menonaktifkan mikroorganisme (Tabel 4 3). Biosida kimiaEfek Konsentrasi Obat mencakup hidrogen perosida dan fenol, sedangkan biosidaSaat substansi (obat) antimikroba digunakan untuk me-nonaktifkan sel-sel mikroba, terlihat bahwa konsentrasi obatyang diberikan sering kali berkaitan dengan waktu yangdiperlukan untuk membunuh sejumlah fraksi populasimikroba menllrut persamaan berikr\"rt.C\"t=K (10) Dalam persamaan ini, C adalah konsentrasi obat, f adalah c l,owaktu yang diperlukan untuk membunuh fraksi sel tertentu, 4) Edan n serta Kadalah konstanta. E Persamaan ini menyatakan bahwa, misalnya, ilka n = 6(yang merupakan nilai n untuk fenol) maka menggandakan *I 1,2konsentrasi obat akan mengurangi waktu yang diperlukan Iuntuk mencapai hasil akhir inaktivasi yang sama sebanyak64-kali-1ipat. Efektivitas obat yang bergantung pada kon- So.lsentrasi pangkat enam menyiratkan bahwa enam molekul o,Bobat diperlukan untuk menonaktifkan satu sel, meskipunbelum ada bukti kimia langsung yang mendukung kesimpulan 1.00 Log,o C (dalam bagian Per 1000)ini. Untuk menentukan nilai n obat apa pun' dibuat kurva GAMBAR 4-4 Korelasi antara konsentrasi obat dan waktu yang diperlukan untuk membunuh fraksi populasi sel tertentu.inaktivasi untuk beberapa konsentrasi, dan dihitung lamanyawaktu yang diperlukan pada tiap konsentrasi untuk me-nonaktifkan suatu fraksi populasi tertentu. Sebagai contoh,jika konsentrasi pertama adalah C, dan lamanya waktu yangdiperlukan untukmenonaktifkan 9970 sel adalah /,. Kemudian,
60 BAGIAN I * Dasar-Dasar Mikrobiologifisik meliputi panas dan radiasi. Biosida umumnya memiliki E. Disinfektanspektrum yang luas, berkebalikan dengan anti-infeksi yang Produk atau biosida yang digunakan untuk mengurangimemiliki aktivitas antimikroba yang lebih sempit. jumlah mikroorganisme viabel, atau beban biologis, padaB. Bakteriostatik atau di dalam suatu permukaan atau produk hingga mencapai tingkat yang telah ditetapkan layak untuk digunakan atauIstilah spesifikyang merujukkepada sifat biosida yang mampu diolah lebih lanjut, Disinfektan tidak harus bersifat sporisidal,menghambat multiplikasi bakteri; rnultiplikasi akan berlanjut tetapi dapat pula sporostatik, menghambat germinasi ataujika agen antimikroba dihilangkan. (Istilah \"fungistatik' dan pertumbuhan cepat.\"sporostatik\" masing-maslng merujuk kepada biosida yangmenghambat pertumbuhan fungi dan spora). F. SeptikC. Bakterisidal Ditandai oleh adanya mikroba patogenik di dalam jaringan hidup.Istilah spesifikyang merujukkepada sifat biosida yang mampu G. Antiseptikmembunuh bakteri. Efek bakterisidal berbeda dari efek Suatu biosida atau produk yang merusak atau menghambatbakteriostasis hanya dalam segi ireversibilitasnya; dengankata iain, organisme yang \"terbunuh' tidak lagi mampu pertumbuhan mikroorganisme di atar.r di dalam jaringanbereproduksi, bahkan setelah dihilangkan kontaknya dariagen antimikroba. Pada beberapa kasus, agen menyebabkan hidup (misalnya, kulit).lisis (disolusi) sel; pada kasus lain, sel tetap intak dan bahkanmungkin tetap aktif secara metabolik. (Istilah \"fungisida1,\" H. Aseptik\"sporisidal,\" dan \"virusidal\" masing-masing merujuk kepadasifat biosida yang mampu membunuh fungi, spora, dan Bebas, atau menggunakan metode untuk mempertahankanvirus.) kondisi bebas, m ikroorgan isme.D. Sterilisasi l. PengawetanProses khusus yang digunakan untuk membuat suatu Pencegahan multiplikasi mikroorganisme dalam produk yangpermukaan atau produk bebas dari organisme viabel yang diformulasi, antara lain farmaseutika dan makanan.juga mencakup spora bakteri. J. Antibiotik Senyawa organik sintetik atau alami yang menghambat atau merusak bakteri tertentu (selektif), umumnya pada kon- sentrasi rendah.TABEL 4-3 Beberapa Biosida yang Lazim Digunakan untuk Antisepsis, Disinfeksi, Pengawetan, dan TujuanLainAlkohol CH _CHOH Antisepsis, disinfeksi, pengawetan Etanol Disinfeksi, sterilisasi, pengawetan cH3 \ CHOH lsopropanol Antisepsis, aktivitas antiplak, pengawetan, CHr/ disinfeksiAldehida Glutaraldehida Htt Farmaldehida 0 = CCHTCHTCHTC =O l H\c=oBiguanida H,/ Klorheksidin l-\ l-\ct< \:,/ )-Nt{ttc1r.t)rH{Grr)6N(H1c'N)\7JH< )-ct NH NH
*BAB 4 Pertumbuhan, Ketahanan, & Kematian Mikroorganisme 61TABEL 4-3 Beberapa Biosida yang Lazim Digunakan untukAntisepsis, Disinfeksi, Pengawetan, dan TujuanLain (Ldnjutan)-' --l., ,, .o\"o.cl oHr Triklodan , 'SOH\":9OH\" Aktivitas antiplak, antisepsis': ,1:t,,. l ll'::', : l,rltrl'. li.,iri Deodoran, pengawetan : fre*sekto n'l:Agen pelepas-halogen ', o Disinfeksi, antisepsis Senyawa klorin ' Senyawa iodin Fengawetan. antisepsis + ocl-, Hocl, cl, Diiinfeksil Pengawetan -1,fUtulian,lEgimbeiat:., Sehyawa,peraki ,\" l ral'c,ai$enyawa airAsam organik Asam benzoatAsam propionat cH3-cH'-cooH Garam kalsium atau natrium digunakan untuk pengawetanPeroksigen Disinfeksi, sterilisasi lHidfogen perokida H,o. o, Ozoh cl{3.cpooHAsain ptras€tat >OH'' 'l (/I t.i,tt ,I : OHFenol dan Kresol 2(--'l,l Disinfeksi, pengawetan Fenol CHr Disinfeki, entisepsis, pengawetan IR1 */.lpR.a3 ll.lx 1'l/ l* J I cH: -+ I I '* ' If- t,. I/ \l Br' Ln\" ' coHr*r ] Berlanjut
62 BAGIAN I .l' Dasar-Dasar MikrobiologiTABEL 4-3 Beberapa Biosida yang Lazim Digunakan untuk Antisepsis, Disinfeksi, Pengawetan, dan TujuanLain (Lanjutan)Benzalkonium klorida ,o'i. tffi L|l*}t-Ha:,C*.,cto'H,z*1I1I t''Fase Uap o Sterilisasi, disinfeksi Etilen oksida H2C -CH2 Formaldehida H Hidrogen peroksida I H-C:O HrO,Mekanisme Kerja zat yang lain untuk menembus membran. Banyak senyawaA. Perusakan DNA ditransportasi secara aktif melewati membran sehingga menjadi terkonsentrasi di dalam sel. Membran jugaSejumlah agen kimia dan fisik bekerja dengan merusak DNA; merupakan tempat terdapatnya enzim-enzim yang terlibatagen agen ini mencakup radiasi pengion, sinar ultraviolet, dalam biosintesis senyawa penyusun selubung sel. Substansidan bahan kimia yang reaktif-DNA. Yang termasuk dalam yang terkumpul pada permukaan se1 dapat memengaruhikategori terakhir ini adalah agen alkilasi dan senyawa lain sifat fisik dan kimia membran, mencegah membran men-yang bereaksi secara kovalen dengan basa purin dan pirimidin jalankan fungsi normalnya sehingga dapat menghambat atauuntuk membentuk elemen kimia DNA melalui reaksi adisi mematikan sel.atau ikatan-silang antar-untai. Radiasi merusak DNA melalui Dinding sel bekerja sebagai struktur penyangga sel,beberapa cara: Misalnya, sinar ultraviolet menginduksi melindungi sel terhadap lisis osmotik. Karena itu, agen yangterbentuknya ikatan silang antara pirimidin-pirimidin 1'ang merusak dinding (misalnya, Iisozim) atau mencegah sintesisberdekatan pada salah satu di antara kedua untai normal dinding sel (misalnya, penisilin) dapat menyebabkanpolinukleotida, membentuk dimer pirimidin; radiasi pengionmemutus-mutus untai-tunggal dan untai-ganda. Lesi DNA iisis sel.yang ditimbulkan oleh radiasi dan bahan kimia membunuhsel, terutama dengan cara mengganggu replikasi DNA. Lihat D. Penghilangan gugus sulfidril bebasBab 7 untuk pembahasan mengenai sistem perbaikan DNA. Protein-protein enzim yang mengandung sistein memilikiB. Denaturasi'protein rantai-samping yang berakhir sebagai gugus sulfidril. Selain protein enzim, koenzim, seperti koenzim A, dan dihidrolipoatProtein terdapat dalam bentuk tiga-dinrensi dan terlipat; mengandung gugus sulfidril bebas. Enzim dan koenzimkonformasi ini ditentukan oleh ikatan disulfida kovalen semacam ini tidak dapat berfungsi, kecuali gugus sulfidril tetap berada dalam kondisi bebas dan tereduksi. Denganintramolekul dan sejumlah ikatan nonkovalen, seperti lkatan demikian, agen oksidasi mengganggu metabolisme sel denganionik, hidrofobik, dan hidrogen. Bentuk ini dinamakan cara membentuk ikatan disulfida antara gugus sulfidril yangstruktur tersier protein; struktur tersier ini mudah dirusakoleh sejumlah agen kimia atau fisik yang menyebabkan berdekatan:protein menjadi nonfungsional. Perusakan struktur tersier R-SH+HS-R ',\" >R-S-S-Rsuatu protein disebut denaturasi protein. Banyak logam, seperti ion merkuri, juga menggangguC. Perusakan membran atau dinding sel metabolisme dengan berikatan dengan sulfidril:Membran se1 bekerja sebagai sawar selektif, memungkinkan /-1- - a)R-SHsebagian zat terlarut untuk melewati membran dan mencegah .*;._R sH f,: R-S- .. + 2HCl -------=R Hg
BAB 4 * Pertumbuhan, Ketahanan, & Kematian Mikroorganisme 63Dalam sel, terdapat banyak enzim sulfidril sehingga agen B. Pemulihan oleh substratoksidasi dan logam berat akan menyebabkan kerusakan yang Ketika antagonis kimiawi tipe analog terikat secara reversibel dengan enzim, penambahan konsentrasi substrat normalluas. yang tinggi mungkin dapat mengganti antagonis kimiawiE. Antagonisme kimia tersebut. Kasus-kasus semacam ini dinamakan \"inhibisiCampuran pada reaksi normal antara enzim spesifik dan kompetitif.\" Rasio konsentrasi inhibitor terhadap konsentrasi substrat pemulih inhibisi dinamakan indeks antimikroba;substratnya oleh suatu agen kimiawi dikenal sebagai indeks ini biasanya memiliki nilai yang sangat tinggi (100-\"antagonisme kimia.\" Antagonis bekerja dengan caraberikatan 10.000), yang menandakan afinitas enzim yang jauh lebih.dengan beberapa bagian holoenzim (protein apoenzim,pengaktivasi mineral, atau koenzim) sehingga mencegah tinggi terhadap substrat normalnya (dibandingkan terhadap inhibitor.)perlekatan substrat normal. (Istilah \"substrat\" di sini C. lnaktivasiagendigunakan secara umum untuk mencakup kasus-kasus ber-ikatannya inhibitor dengan apoenzim, yang akan menghambat Agen sering dapat dinonaktifkan dengan menambahkanperlekatan apoenzim ke koenzim.) substansi pengikat agen tersebut ke dalam medium; dengan demikian, agen tadi tidak dapat berikatan dengan komponen Suatu antagonis berikatan dengan enzim karena memiliki sel. Sebagai contoh, ion merkuri dapat dinonaktifkan denganafinitas kimiawi terhadap suatu tempat spesifik yang Penting penambahan senyawa sulfidril, seperti asam tioglikolat, kepada enzim tersebut. Enzim menjalankan fungsi katalitiknya medium.karena adanya sifat afinitas terhadap substansi alaminya;dengan demikian, setiap senyawa yang memiliki struktur D. Proteksi terhadap lisisyang menyerupai substrat dalam aspek-aspek pentingnyamungkin juga memiliki afinitas terhadap enzim tersebut. Jika Lisis osmotik dapat dicegah dengan membuat mediumafinitas ini cukup besar, \"analog\" akan menggeser substrat menjadi isotonik terhadap protopias bakteri yang telanjang.normal dan mencegah reaksi yang seharusnya terjadi. Diperlukan sukrosa dengan konsentrasi 10-20%. Dalam kondisi demikian, protopias yang terpajan penisilin dapat Banyak hoioenzim mengandung ion mineral sebagai tetap hidup dan terus tumbuh sebagai bentuk L.jembatan antara enzim dan koenzim atau antara enzim dansubstrat. Bahan kimia yang mudah berikatan dengan mineral Resistensi Terhadap Agen Antibakteriini juga akan mencegah perlekatan koenzim atau substrat; Kemampuan bakteri untuk menjadi resisten terhadap agenmisalnya, karbon monoksida dan sianida berikatan dengan antibakteri merupakan faktor yang penting dalamatom besi daiam enzim-yang-mengandung-heme dan men-cegah enzim tersebut berfungsi dalam respirasi. pengendalian bakteri tersebut. Mekanisme diperolehnya resistensi dibahas dalam Bab 7: Genetika Mikroba dan Bab Antagonis kimia dapat dibahas secara sederhana dalam 28: Kemoterapi Antimikroba.dua kelompok: antagonis proses penghasil-energi, dan anta-gonis proses biosintetik. Kelompok yang pertama mencakup Agen Fisikracun enzim respiratorik (karbon monoksida, sianida) danracun fosforilasi oksidatif (dinitrofenol); kelompok yang A. Panaskedua, meliputi analog bahan pen)'Llsun protein (asam amino)dan asam nukleat (nukleotida). Pada sebagian kasus, analog Pemanasan merupakan metode paling sederhana untukhanya mencegah penggabungan metabolit normal (misalnya, mensterilisasi suatu bahan, asalkan bahan itu sendiri tahan5-metiltriptofan mencegah pen),'1-rsunan triptofan menjadiprotein), dan pada kasus-kasus lain, analog menggantikan terhadap panas. Suhu 100\" C akan membunuh semua bakterimetabolit normal dalam makromolekul sehingga makro-molekul tersebut menjadi nonfungsional. Penggantian dalam waktu 2-3 menit pada kuitur skala-laboratorium,fenilalanin olehp-fluorofenilalanin dalam protein merupakancontoh antagonisme kelompok dua. kecuali spora; suhu 121'C selama 15 menit digunakan untuk membunuh spora. Biasanya digunakan uap, baik karenaPemulihan Efek Antibakteri bakteri lebih cepat terbunuh pada kondisi lembap maupun karena uap memudahkan pendistribusian panas ke seluruhDalam bagian definisi, telah ditekankan bahwa efek bagian wadah sterilisasi. Pada ketinggian permukaan laut, uap harus dipertahankan pada tekanan 15 lb/inci'?(psi) lebihbakteriostatik, sesuai definisi, bersifat reversibei. Pemulihan tinggi dari tekanan atmosferik untuk memperoieh suhu 121' dapat terjadi melalui beberapa mekanisme' C; autoklaf atar pressure cooker digunakan untuk tujuan ini. Pada tempat yang lebih tinggi, diperlukan tekanan yang lebihA. Penghilangan agen tinggi dari I 5 psi untuk mencapai suhu I 2 I \" C. Tersedia oven elektrik berudara panas untuk mensterilkan materi-materifika sel-sel yang dihambat oleh adanya agen bakteriostatik yang harus tetap kering; karena panas kurang efektif pada dipisahkan dengan sentrifugasi, dibilas secara menyeluruh di materi kering, biasanya digunakan suhu 160-170o C selama 1 dalam centrfuge, dan disuspensikan ulang dalam medium jam atau lebih. pertumbuhan segar, sel-sel tersebut akan melanjutkan multiplikasi normalnya.
64 BAGIAN I * Dasar-Dasar Mikrobiologi Pada kondisi yang digambarkan di atas (dengan kata lain, F. Turunan logam beratsuhu yang sangat tinggi diaplikasikan dalam periode yanglama), panas bekerja dengan mendenaturasi protein-protein Sulfadiazin perak, kombinasi dua agen antimikroba, Ag* danserta asam nukleat sel, dan dengan merusak membran sel. sulfadiazin, memiliki spektrum aktivitas yang luas. SifatB. Radiasi inhibitornya mungkin disebabkan oleh kemampuannya mengikat komponen sel, seperti DNA.Sinar ultraviolet dan radiasi pengion memiliki penggunaanyang beragam sebagai agen sterilisasi. Mekanisme kerja agen G. Asam organiktersebut telah dibahas sebeiumnya. Asam organik digunakan sebagai pengawet dalam industri farmaseutikal dan makanan. Asam benzoatbersifat fungistatik;Bahan Kimia asam propionat bersifat bakteriostatik sekaligus fungistatik.Struktur kimia dan penggunaan biosida diperiihatkan pada H. PeroksigenTabel 4-3. Hidrogen peroksida memiliki aktivitas spektrum yang luas terhadap virus, bakteri, ragi, dan spora bakteri. AktivitasA. Alkohol sporisidal memerlukan konsentrasi HrO, yang lebih tinggi ( 10-30%) dan waktu kontak yang lebih lama.Etil alkohol, isopropil alkohol, dan n-propanol memilikiaktivitas antimikroba yang cepat dan berspektrum luas l. Fenolterhadap bakteri vegetatif, virus, dan fungi, tetapi tidaksporisidal. Aktivitas antimikroba paling optimal jika Fenol dan banyak senyawa fenolik memiliki sifat antiseptik, disinfektan, atau pengawet.dilarutkan dengan air hingga konsentrasi 60-900/o. J. Senyawa amonium kuarternerB. Aldehida Senyawa-senyawa ini memiliki dua regio dalam strukturGlutaraldehida digunakan untuk disinfeksi pada suhu-rendah molekulernya, satu regio merupakan gugus yang menolak-air (hidrofobik) dan yang lainnya merupakan gugus yang bersifatdan sterilisasi endoskop dan peralatan bedah. Biasanya, menarik-air (hidrofilik). Detergen kationik, seperti senyawaaldehida digunakan dalam bentuk larutan 2% untukmemperoleh aktivitas sporisidal. Formaldehida bersifat amonium kuarterner (quarternary ammonium compounds -bakterisidal, sporisidal, dan virusidal. QACs) merupakan disinfektan dan antiseptik yang berguna. QACs telah digunakan untuk beragam tujuan klinis (misalnya,C. Biguanid disinfeksi praoperatif pada kulit yang intak) serta untukKlorheksidin banyak digunakan untuk mencuci tangan dan membersihkan permukaan yang keras. Senyawa-senyawa inidalam produk oral, serta sebagai disinfektan dan pengawet.Mikobakteri umumnya sangat resisten terhadap biguanid. bersifat sporostatik, yaitu menghambat pertumbuhan spora, tetapi tidak menghambat proses germinasi itu sendiri. QACsD. Bisfenol juga bersifat mikobakteriostatik dan memiliki efek pada virus berselubung-lipid, tetapi tidak berefek pada virus yang tidakBisfenol digunakan secara luas dalam sabun antiseptik dan memiliki selubung lipid.cairan pembersih tangan. Umumnya, bisfenol memiliki spek-trum yang luas, tetapi hanya memiliki akivitas yang rendah K. Sterilan fase-uapterhadap Pseudomonas aeruginosa dan kapang. Triklosan danheksaklorofen bersifat bakterisidal dan sporostatik. Alat medis dan perangkat bedah yang sensitif terhadap panas, dapat disterilisasi secara efektif dengan sistem fase-uap yangE. Agen pelepas-halogen menggunakan etilen oksida, formaldehida, hidrogen pe-Di antara agen pelepas-klorin, jenis yang paling penting rosida, atau asam perasetat.adalah sodium hipoklorit, klorin dioksida, dan sodiumdikloroisosianurat yang merupakan agen oksidasi yang Agen Kemoterapeutikmerusak aktivitas seluler protein. Asam hipoklorit merupakan Sifat dan mekanisme kerja obat-obat ini dibahas pada Babsenyawa aktifyang memberikan sifat bakterisidal dan virusidalpada senyawa-senyawa ini. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, 28.senyawa-senyawa tersebut bersifat sporosidal. Iodin memilikiefek fungisidal, tuberkulosidal, virusidal, sporisidal, dan PERTANYAAru UTANGANbakterisidal yang cepat. Iodofor (misalnya (povidone-iodine))merupakan kompleks yang tersusun atas iodin dan suatu 1. Seorang wanita berusia 23 tahun mempunyai 10karier atau agen pelarut yang bekerja sebagai reservoir untukl, akriL Escherichia coli yang terinokulasi ke dalam kandung kemihnya saat berhubungan s eks. Escherichia colitersebut memiliki waktu pembentukan 20 menit. Setelah fase lamban (lag) selama 20 menit, Escherichia coli tadi
BAB 4 .1. Pertumbuhan, Ketahanan, & Kematian Mikroorganisme 65 memasuki fase pertumbuhan logaritmik. Setelah per- Jawaban tumbuhan logaritmik selama 3 jam, jumlah sel total 1.A' adalah 2.C 3.C (A) 2s60 4.C (B) so12 5.A (c) eo (D) 1028 REFENENSI (E) 1.oo0.ooo Block SS (e ditor) : D i s infe c t i o n, St er iliz at i o n, an d P r e s er v at i o n, Sth Seorang wanita berusiaT3 tahtn dirawat di rumah sakit ed. Lippincott Williams & Wilkins, 2001. untuk diberikan terapi intravena karena suatu abses yang Colwell RR, Grimes Df (editors): Nonculturable Microorganisms in the Environment. ASM Press, 2000. disebabkan oleh Staphylococcus aureus' Setelah pe- Donohue WD: The cell cycle of Escherichia coli. Annu Rev rawatannya selesai dan pasien dipulangkan dari rumah Microbiol 1993 ;47 :199. sakit, ruang rawat tersebut periu didisinfeksi. Seribu Gerhardt P et al (editors): Manual of Methods for General Staphylococcus aureus dipajankan pada disinfektan' Bacteriology. American Society for Microbiology, 1981. Setelah 10 menit, 90% sel mati. Berapa banyak sel yang Kjelleberg S (editor): Starvation in Bacteria. Plenum Press, 1993' Kjelleberg S et al: The transient phase between growth and masih viabel setelah 20 menit? nongrowth of heterotrophic bacteria. Annu Rev Microbiol (A) s00 (B) 100 \987 ;41:25. [PMID:33 18670] (c) io Kolter R, Siegels DA, Tormo A: The stationary phase of the (D) I bacterial life cyc1e. ] Bacteriol 1 9 9 2;17 4 :3 45. IPMID :\7 29 229) (E) 0 McDonnell GE Antisepsis, Disinfection, and Sterilization: Types, Kerja dari agen atau proses manakah yang terdapat di Action, and Resistance. ASM Press, 2007. McDonnel G, Russeli AD: Antiseptics and disinfectant: Activity' bawah ini yang dapat dipulihkan pada bakteri? action, and resistance. Clin Microbiol Rev 1999;12:147. (A) Disinfektan (B) Agen bakterisidal IPMID:9880479] (C) Agen bakteriostatik (D) Pemanasan dalam autoklaf pada suhu 121'C selama Olmstad RN (editor): A PIC Infection Control and Applied 15 menit Epidemiology: Principles and Practices. Mosby Year Book, (E) Pemanasan kering pada suhu 160-170' C selama 1 1996. jam Russeli AD, Hugo WB, Aytiffe GAI (editors): Principles and4. Laju pertumbuhan bakteri seiama fase pertumbuhan Practice of Disinfection, Preservation, and Sterilization, 3rd ed. Blackwell Scientific Publlcations, 1999. eksponensial adalah Sancar A, Sancar GB: DNA repair enzymes. Annu Rev Biochem (A) Nol 19BB;57 :29. IPMID: 305227 5) (B) Semakin bertambah Siegels DA, Kolter R: Life after 1og. j Bacteriol 1992174:345. (C) Konstan (D) Semakin menurun (E) Negatif Laju pertumbuhan bakteri selama fase pertumbuhan stasioner maksimum adalah (A) Nol (B) Semakin bertambah (C) Konstan (D) Semakin menurun (E) Negatif
Search
Read the Text Version
- 1 - 12
Pages: