Fl7p&re s qDelirium, Demensia, dan CangguanAmnesik serta Cangguan Kngnitifdan Cangguan Menta LainnyaKarena Kondisi Med s LJ mum Neuropsikiatri memfokuskan pada aspek psikiatri dari gangguan neurologis serta peran disfungsi otak pada gangguan psikiatri.Dalam revisi teks Diagnostic Statistical Manual of Mental KLASIFIKASIDisorders edisi keempat (DSM-IV-TR), tiga kelornpok ganggu- Untuk masing-masing dari tiga kelompok besar.-delirir-rm,an-delirium, demensia, clan gangguan amnesik-ditandai olehge.iala primer yang lazim pada senrua gangguan tersebut; hendaya demensia, dan gangguan arnnesik-terclapat subkategori berdasar-kognisi (contohnya memori, bahasa, atau atensi). Meski DSM- kan etiologi. Hal terscbut didefinisikan dan diringkas sebagaiIV'-TR mengakui bahwa gangglran psikiatri lain dapat menunjuk- lrcrik ut.kan geiala hendaya kognisi dalam derajat teftentu, hendayakognitif merupakan gejala kardinal pada delirium, demensia, dan Deliriumgangguan amnesik. Dalam tiap kategori diagnosis berikut, DSM- Deliriurn clitandai oleh kebingungan jangka pendek serta gangglr-lV-lR membatasi tipe yang spesifik (Tabel 7.1-l). an kognisi. T'erdapat en.rpat subkategori berdasarkan sejumlah Dahulu, kondisi tersebut diklasifikasikan di bawah tajuk penyebab: (l) kondisi medis umum, seperti infeksi; (2) terinduksigangguan mental organik. Sebelumnya, gangguan mental organik obat, seperti kokain, opioid, fensiklidin; (3) etiologi multipel,didefinisikan sebagai gangguan yang memiliki kondisi patologiyang dapat diidentifikasi, seperti tumor otak, penyakit serebro- sepefti traun.ra kepala dan penyakit ginjal; dan (4) delirium yang tak tergolongkan di tempat Iain, seperti kurang tidur.vaskular, atau intoksikasi obat. Gangguan otak yang tidak disertaidasar organik yang dapat diterima secara umum (seperti depresi) Demensiadisebut gangguan fungsional. Secara historis, bidang neurologiselalu dikaitkan dengan penanganan gangguan organik dan Demensia ditandai oleh hendaya berat dalam memori, daya nilai,psikiatri dikaitkan dengan penanganan gangguan fungsional. orientasi, dan kognisi. Terdapat enam subkategori: (l) demensia Pembedaan antara gangguan organik dan fungsional selamaberabad-abad ini sudah ketinggalan.jaman dan telah dihapus dari tipe Alzheirner-biasanya terjadi pada orang berusia di atas 65nomenklatur. Satu-satunya simpulan tak bias yang dapat diambil tahun dan dituniukkan dengan adanya disorientasi intelektualdari pemeriksaan dari data yang tersedia adalah bahwa setiap progresif dan demensia, waham, atau depresi; (2) dernensia vaskular-clisebabkan oleh trombosis atau perdarahan pembuluhgangguan psikiatri memiliki komponen organik (tepatnya darah; (3) kondisi rnedis lain, seperti penyakit HIV, trauma kepala,biologis). Akibat pengkajian ulang data ini, konsep gangguan penyakit Pick, penyakit Creutzfeldt-Jakob (disebabkan oleh virusfungsional dianggap menyesatkan, dan baik istilah fungsional menular yang tumbuh lambat); (4) terinduksi-zat-disebabkan oleh racun atau obat, contohnya asap bensin, atropin; (5) etiologimaupun la'\"van historisnya, organik, tidak lagi digunakan di dalam multipel; dan (6) tak tergolongkan di tempat lain (bila tidakDSM-IV-TR. diketahui). Indikasi lebih.jauh bahwa dikotomi tersebut tidak lagi sahih Gangguan Amnesikadalah munculnya istilah neuropsikiatri. Seperti dijelaskan padaedisi ketu.ir-rh Campbel I's P syc hiatr ic D ictionary,, neuropsikiatri Gangguan amnesik ditandai oleh hendaya memori dan n-rudahmenekankan substruktur sonlatik yang mendasari operasi mentaldan emosi; juga mengurusi penyerta psikopatologik disfungsi lupa. 1-erdapat tiga subkategori: (1) disebabkan oleh kondisiotak seperti yang dapat dilihat pada gangguan kejang, contohnya.52
7.2. DcliriLrrn 53 Tabel 7.1-1 yang tidali rrerlenuhi kriteria cleliriLrm. denrensia. atau gan.qglriul Cangguan Kognitif DSM-lV-TR amrresik. Ciangguar-r ini sesuai clengan kalegori vans lak 1er- Delirium Dcliriunr akibal kondisi medis umum golongkarr (Tabel 7.l-2). I(aLrsa sinclronr terscbut dianggap me- Deliriunr terinduksi-zat libatkan suatu kondisi mcdis un.rurn l ang spc'sifil<, zrt yang aktif Delirium akibat etiologi multipel secara farmakologis, atau murrgkin keduanl,n. Delirium yang tak tergolongkan EVATUASI KLINIS KOCNISI Demensia Dcnrensia tipe Alzheimer Saat mengu.ii fungsi kognisi. klinisi scbaiknla t.neuge valuttsi Demensia vaskular mer.nori, ker.nampuan visuospasial clan konstruksional. scrta ke- Denrensia akibat kondisi medis umum l mampuau membacii, mcrrulis. clan mcnghitung. I(ctnlnrpurtn abstraksi .juga patut clikuji. mcski kirrcr.la pasien dalam tugas. Dcnrensia akibat penyakit HIV seperti interpretasi peribahasa, rnr\"rngki n nrcrupakan u j i pro-r'ekt i l- Demensia akibat traunra kepala di bangsal ra\,vat ),ang berguna pacla su'junrlah pitsicn. nurritn ' Demensia akib.rt pcnyakit Parkin.on Demensia akibat penyakit Huntington intorprctasi spesifil< clapat timbul akibat bcrbagai lnlitor'. se pe Iti Demensia akibat penyakit Pick cduLasi lang buruk, intclrgcnsi rendrh. serla kegagalan uniirlt Dcmensia akib.rt penyrkil Cr eu{zfcldf -l Jkob r.nerrahanr i konscp pcribahasii, scpe rti halnl'a rangkaian gangguan Demensia akibat kondisi nreclis umum Iain psikopakrlogis primer clan sekuncler vang luas. Dcmcnsia pcrsislcn terinduksi-zal. Demensia akibat etiologi multipel Mcski evaluasi fbrmaI untuk henclal,a kogniti1' mcrrcrlul<irn Demensia yang tak tergolongkan konsultasi 1,irng merrakau l,alitu clcngan scorang pakar di biclang Cangguan amncsiL pengu.jian psikologis. salu uli lang pralttis dan bcrgr\"rna sccara Cangguan amnesik akibat kondisi nreclis urrtttnr klinis untul< cloktel umum atlalah pcrnct'iksiran statlrs nrirri mcntal Cangguan anrnesik persisten terinduksi zat (Mini-Mental Stale examinatiorr. lt4l\4 S tl). M l\4 S lr rrrclr.rpirkan ul r Cangguan amnesik yang tak tergolongkan pcnapis yang dapat digunakan sclama pcme rilisaan klinis pasicn. Cangguan kognitif yang tak tergolongkan U.ji yang clirancang oleh M.f. Ciolclstcin, S. Irolstein, clan 1)l{.medis (hipoksia); (2) clisebakan oleh racun atau oba1, seperti rnari-.juana, cliazepanr: clan (3) tak tergolongkan. N4cHLrgh ini terdiri dari lima kategori: (l) orientasi (rrisalnl'aGangguan Kognitif yang Tak Tergolongkan rvaktu, ten-rpat, orang). (2) rcgistrasi (misalnl,a urenguranglian 7 dari 100 secara scritrl. mcrrvcbulkiur tiga nanra bcndu). (3) meng-Cangguan kognitif yang lak tergolongkan uerupakan kategori ingat (misalnya mengin-eat narra be nda yang scbelunrnva dise bLrt-DSI\4-lV--lR yang memunSl<inkan diagnosis gangguan kognitif kan), (,1) bahasa (n-risalnl'a menl'ebut naura berrda. pcn.uulrLngau ktrta, menulis kalinrat). drn (5) l<onstruksi (nrisllnl'a nrcnf irlin Tabel 7.1-2 suatu pola). Poin clibcrikan untult tiap-jzrs'aban vang bcnirl tlcngun Kriteria Diagnosis DSM-lV-TR untuk Gangguan skor rraksirrum 30 I'ang urcnanclakarr tirlak irclan-ia hcnclll,a Kognitif yang Tak Tergolongkan (Goldstcin lVlF. Iiolstein S. N4clIugh I)ll. \'lini-nrentll stute: r Kalegori ini digunakan untuk gangguan yang ditandai oleh disfungsi kognilif yang diangg.rp merupakan efek fisiologis practical nrclhod lirr i-lrirdins thc cognitir c stirtc ol pliti!rnts lbr-tlrc langsung daii suatu Londisi medis umum yanB tid.rk clinician. ,J Psychiatn,Res 1975.12:189.) Penibaca halap nrcrulul< memenuhi kiiteria rnanapun pada delirium, demensia, atau ke .Sj'nopsls oJ' I'sycltidlt'1,. cdisi ke-9. hal 321. LrnlLrk infbrmasr grngguan amnesik yang iercatal di bagian ini drn lebih baik lebih lan jut rnengenai pemcriksaan slatus rnini-rncntal (i\4ivlSE). tidak dimasukkan ke dalam klasifikasi delirium yan$ tak tergolongkan, demensia yang tak tergolohgkan, atau Delirium gangguan amnesik yang tak tergolongkan. Untuk disfungsi kognitifakibat zat spesifik atau tidak diketahui, sebaiknya Deliliurn adalah sindrom. bukirn suatu penl'akit. clan nremililti digunakan kategori gangguan terkait zat yang tak banyak kausa, yang scrnuanya rnengakibatkan pola ge'iala 1'ang tergolongkan. serupa berkaitirn dengan tingkat kestrclaran dan gangguan kognitif' pasien. Sebagian besar kausa deliriurn rruncul dari luar sistenr Contohnya meliputi saralpusirt. contohnya pada gagal gin.jal atau hati. Delirium tetap mcrupakan gangguan klinis yang kurirng dikenali dan.jarang di- .I Ca ngguan neurokogn i ti f ri nga n; hcndaya fu ngs i kogn i ti f seperti cliagnosis. Sebagian dari masalahnf ii atialah bahrva sinclrorn ini rnemiliki nama lain yan-e bervariasi. contohny,a keadaan ke- yang dibuktikan oleh uji neuropsikologis atau. pengkajian bingungan akut. sinclrorn otak akr-r{, enselalopati mctabolil<, psikosis toksik. dan gagal otak akut. Tu.juan sistem klasilll<asi klinis terukur; disertai bukti objektlf adanya disfungsi kondisi yang baru adiilah membantu mengonsoliclasi bcrbagai istilah ter- medis umum iistemik atau sistem saraf pusat. sehut rrrcn.iltli :rtLr llhcl .l'rgrro:is. 2. Cangguan piscagega, otak; setelah suatu trauma kepala, Irendaya nremori atau atensi dengan gejala terkait. Dari Americar.r Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual o{ Mental Disorders. 4th ed. Text rev. Washington, DC: American Psychiatric Association; copyright 2000, dengan izin.
54 7. Delirium, Demensia, dan Cangguan Amnesikserta Cangguan Kognitif dan Cangguan Mental Lainnya Dalam revisi DSM-IV-TR edisi ke-4. delirium \"ditandai oleh episode dclirium dapat setinggi 50 pcrsen. Pasien lansia lang rnengalami deliriurr saat dirarvat di rumah sakit memiliki angkagangguan kesadaran serla perubahan kognisi yang timbul dalam kematian 20 hingga 75 persen selama rarvat inap. Setelah keluarwaktu singkat.\" Geiala penanda deliriun.r vang utama adalah dari rumah sakit. sampai 15 persen dari orang tcrsebut meninggalhendaya kesadaran, biasanya terjadi pada hendava fungsi kognitifsecara menyeluruh. Abnormalitas ntood, persepsi, dan perilaku dalam periode I bulan, dan 25 perserr meninggal dalam rvaktu 6rnerupakan gejala psikiatri yang lazim dijumpai ; trentor, asteriksis, bulan.nistagmus, inkoorclinasi, dan inkontinensia urin adalah ge.iala ETIOLOGIneurologis yang umumnya ditemui. Secara klasik, delirium me-miliki awitan mendadak (dalam hitungan .iam atau hari). pcr- Kausa utama deliriunr adalah penyakit susunan saraf pusat (seperti epilepsi), penyakit sistemik (seperli gagal.jantung), serta.jalanan yang singkat dan berfluktuasi, serta perbaikan cepat bila baik intoksikasi maupun keadaan putus obat dari zat famrakologisfaktor kausatif diidentifikasi serta dieliminasi, namun tiap gambar- atau toksik. Saal mengevaluasi pasien delirium, klinisi harus menganggap bahrva obat apapun ),ang dikonsumsi pasien clapatan khas ini dapat bervariasi secara individual. terkait secara kausatif dengan deliriumnva. Dokter harus dapat mengenali delirium untuk mengidentifikasi DIACNOSIS DAN CAMBARAN KLINISdan mengatasi kausa yang mendasari sefta mencegah timbulnya Sindrom delirium hanrpir selalr-r disebabkan oleh satu atau lebihkomplikasi akibat delirium. Komplikasi tersebut rneliputi cedera penl,akit sistcmik atau serebral yang memcngzrruhi lungsi otak.aksidental akibat kesadaran pasien yang berkabut ataLl hendayakoordinasi atau karena penggunaan alat pengckang yang tidakperlu. Kekacauan rutinitas di bangsal adalah masalah yang sangatmenyusahkan pada unit nonpsikiatri, seperti unit pcrawatanintensil serta bangsal medis ulnum dan bedah.EPIDEMIOLOC I Seorang rvanita Alro-Amcrika bcrusia 7J taltun. N1. Richardson, dibawa ke ruang gawat darurat rumah-sakitDelirium merupakan gangguan yang lazim dijurnpai. Menurut dacrah oleh polisi. Ia tampak rak rapi. kotor.clan berbau busuk.DSM-IV-TR, prevalensi delirium pada satu titik waktu pada Ia iidak menatap pewa\vancara rlan tamp*n1 a kebingunganpopulasi umum adalah 0,4 persen untuk orang berusia l8 tahunke atas dan 1,1 persen pada usia 55 tahun ke atas. Sekitar l0 serla tidak responsifrerhadap sebagian besar penanyaut. la tahu nama dan alamarnya rapi lidak tahu hari dan bulan apasampai 30 persen pasien yang sakit secara medis dan dirarvat di saat itu. Ia tak mampu menggambarkan kejadian yang ntenye-rumah sakit mengalarni delirium. Hampir 30 persen pasien di unit babkannya dibawa ke rumah sakit.perawatan intensif bedah dan unit perarvatan intensif jantung Polisi melaporkan brhr,ia mereka diputggil olch retnnggaserta 40 sarnpai 50 persen pasien dalam penyen.rbuhan clari bedahfiaktur panggul mengalami satu episode delirium. Angka delirium Ny. Richardson karena iaberkeliaran cli lingkungan rumahnyateftinggi dijumpai pada pasien pascakardiotomi-pada beberapapenelitian mencapai lebih dari 90 persen. Diperkilakan 20 persen dan tidak merawat dirinya. Unit krisis bergerak dari pusat ke-pasien luka bakar berat dan 30 sampai '10 persen pasien AIDS sehatan datang ke rumahn1'a clua kali namun liclak dapatmengalami episode delirium saat dirawat. Delirium timbul pada mrsuk kc dalrm tlan menganggap il riclak ada di rumah.80 persen pasien yang mengalami stadium penyakit termirral.I(ausa delirium pascaoperasi meliputi stres pembedahan, n1,eri Akhirnya- polisi datang. mcndobrak apartcrncn. ilan merekapascaoperasi, insomnia, pengobatan nyeri. ketidakseimbangan disambut olch gerrakan anjing gcmbala Jcrman. lrlerekaelektrolit, infeksi, demam, dan kehilangan darah. rnenembak anj i ng itu dengan senapan pencnang dan kem ud ian Usia lanjut adalah faktor risiko utama timbulnya delirium. rnenemukan Ny. Richardson bersembunyi tJi pojokan. hanyaSekitar 30 sampai 40 persen pasien rawat inap yang berusia di mengenakan bra. Apartemen tersebut tampak jorok; tantainyaatas 65 tahun mengalami satu episode delirium, dan 10 sampai 15persen lansia lainnya mengalami delirium saat masuk rumah dikotori feses anjirg, Polisi menemukan sepucuk senapan,sakit. Enam puluh persen penghuni panti jompo yang berusia di yang kemudian mereka sita.atas 75 tahun mengalami episode delirium berulang. Faktor predis- , Esoknya, saat Ny. Richardson menunggu ditransfer keposisi lain timbulnya delirium adalal.r usia muda (yaitu anak), ke-rusakan otak yang telah ada sebelumnya (contohnya demensia, unit medis unruk menangani diabetesnya yang 1ak terkontrol.penyakit serebrovaskular, tumor), riwayat delirium, ketergan- psikiater yang mengawasinya mencoba untuk mewawancarai.tungan alkohol, diabetes, kanker, gangguan sensorik (contohnyakebutaan), dan malnutrisi. Jenis kelarnin pria merupakan faktor Ekspresi wajahnya sebagian besar masih tidak responsif darrrisiko independen untuk delirium menurut DSM-IV-TR. ia masih tidak mengctahui bulan apa saar itu da:r tidak bisa menyebutkan di rumah sakit mana ia dirawat. la melaporkan Munculnya deliriurr merupakan suatu faktor prognostik buruk. bahwa tetangganya menelepon polisi karena ia \"sakit,\" dan iaAngka institusionalisasi meningkat tiga kali lipat pada pasienberusia 65 tahun ke atas yang mengalami delirium saat dirawat di memang merasa sakit dan lemah. dengan nyeri pada bahunyalrumah sakit. Angka kematian 3 bulan pasien yang mengalamisatu episode delirium diperkirakan sekitar 23 sampai 33 persen. sebagai tambahan. ia belum makan selama 3 hari. Ia ingatAngka kematian 1 tahun pada pasien yang mengalami satu anjingnya tidak berada di \"toko'l dan akan dikembalikan pada- nya bila ia pulang ke rumah. Ia menolak menyebutkan nama Seorang tetangga yang merupakan temannya, dan berkata, \"Laki-laki itu sudah cukup kesulitan mengurus dirinya sendiri.\" Ia menyangkal pernah dirawat di rumah sakit
2.2. Dciirium 55 psikiatri atau mendengar suara-suara namun mengakui bahlva Iabel 7.2-\"1 pada suatu wakru ia pernah rnenguniungi seorang psikiater di Kriteria Diagnosis DSM-lV'TR untuk Delirium Akibat Kondisi Medis Umum 293.0 ''clekat Lincoln Center'' karena tidak bisa tidur. Psikiater tersebut memberinya obat yang terlalu kuat jadi ia tidak me- A. Cangguan kesadaran (yi., berkurangnya kejernihan kesiagaan minumnya, Iatidak ingat nama obat tersebut sampai pen'awan- terh.rdap lingkungan) discrtai penurunan kernampurn cara menanyakan apakah namanya Thorazine. Ia menjawab memfol<uskan, menrpertahankan, atau mengal ihkan atensi. bukan, namanya \"a11a1.\" \"Llaldol?\" tanya pewawancara. Ia B. Pcrubahrn kognisi isepcrti defisit memori, disorientasi, mengangguk. Pewawancara yakin itulah obatnya, namun pengamat lain menganggap ia rnungkin akan menjawab ya gangguan berbahasa) atau tirnbulnya gangguan persepsi yang untuk apa saja yang bunyinya seperti itu, contohnya \"Elavil\". tid;k disebabkarr oleh dernensia yang lelah .rda sebelurnnya, Ketika ditanya mengenai senapannya, dengan sedikit jengkel telah ditegakkan sebelumnya. atau sidang berkembang. ia menyangkal bahwa itu adalah senapan asli dan mengatakan C. Cangguan lcrsebul m.rncul drl.rm jangka waklu singkat bahwa itu pistol mainan yang diba$a ke rumahnya olch adik (biasanya dalam hitungan jam atau hari) dan cenderung laki-lakinya, yang telali meninggal 8 tahun lalu. Ia masih berfluktrrasi sepanjang hari. merasa lemah dan sakit, mcngeluh nycri pada bahunya. dan tampak kesulitan mcnclan. Ia berusdra lersenyunt saat lim D. Terdrpat bukli berdasarkan anrnrncsis, pemeriksaan fisik, tersebut meninggalkan tempat tidurnya (Dicetak ulang dengan atau temuan laboratorir-rm bahwa gangguan tersebut izin dari DSM-IV Casebook). discbabkan olch konsckucnsi Iisiulogis langsung dari suatu kondisi nrcdis umurn. DSM-IV-TR mcmberikan kriteria diagnosis 1'ang berbeda Catatan pengkodean: jika dclirium terj.rcli bersam,ran prdauntuk delirium akibat kondisi medis umum (Tabel 7.2-l), untuk dcmensia vaskular yang telah ada sebelunrnya, nyatakandelirium terkait kondisi medis sisterriik atau kondisi serebral deliriun dengan kodc derncnsia vaskular, dengan delirium.primer, delirium pada intoksikasi zat (Tabel 7.2-2), delirium pada Catatan pengkodean: sertakan nama kondisi medis umum pada .keadaan putus zat (Tabel 7.2-3), delirium akibat etiologi multipel ,Aksis l, cth., Deliriurn akibat ensefalopati hepatik, juga kode(T'abel 7.2-4), dan delirium yang 1ak tergolongkan (Tabel 7.2-5) kondisi medis umum pada Aksis lll.untuk delirium akibat penyebab yang tidak diketahui atau akibatkausa yang tak terdafiar, sepefti deprivasi sensorik. Namun, Dari American Psychiatric Associatiorr. Diagnostic and Statislicalsindrom utamanya sama, tanpa memandang penyebabnya. Manual of Mental Disorders. 4lh ed. Text rev, Washingtorr, DC: American Psychiatric A.sociation; copyright 2000, dengJn izin. Gambaran inti delirium meliputi terganggunya kesadaran, Iabel 7.2-2sepefti penurunan tingkat kesadaran; tcrganggun)'a alensi, ),ang Kriteria Diagnosis DSM-lV-TR untuk Deliriumdapat mencakup berkurangnya keurampuan memf okuskan, mem- pada lntoksikasi Zatpertahankan, atau mengalihkan atensil henclaya dalam bidang1ungsi kognitif lain, 1'ang dapat berrnanifestasi sebagai disorientasi A.. Cangguan kesadaran (yi., berkurangnya kejernihan kesiagaan(khususnya terhadap waktLl dan tempat) dan penul'unan trtetnori:arvitan yang relatifcepat (biasan)'a dalam hitungan jam atau hari); terhadap lingkunganl disertai penurunan kerrrampuandurasi singkat (biasanya sclama beberapa hari atau minggu); dan mem lokusL.rn, rnenrperl.rhrnkan, at.]u n rengal i hkan aler rsi.seringkali fluktuasi keparal'ran serta manifestasi klinis lain yangnyata dan tak dapat diramalkan terjadi sepanjang hari, kadang B. Perubahan kognisi (seperti defisit menrori, disorientasi,memburuk di malam hari (senja), dengan kisaran dari periodeyang.jelas hingga hendaya kognitifserla disorganisasi yang cukup gangguan berbahasa) atau timbulnya gangguan persepsi yang tidak disebrbkrn olelr demerrsia yang telah ad.: sebelumnya,parah. telah ditegakkan sebelunrnya, atau sedang berkembang. Gambaran klinis terkait sering muncul dan dapat menjadi C. Cangguan tersebut rruncul dalanr jangka waktu singkatprominen. Gambaran tersebut meliputi disorganisasi proses pikir(berkisar dari tangensialitas ringan hingga inkoherensi ny'ata), (biasanya dalam hitungan jam atau hari) dan cenderunggangguan persepsi seperti ilusi dan halusinasi, hiperaktivitas dan berfluktuasi sepanjang hari.hipoaktivitas psikomotoq gangguan siklus tidur-bangun (mani-festasi yang serir-rg berupa tidur yang terfragmentasi di r-r-ralant D. Terd;ipat bukti berdasarkan anamnesis, p€nieriksaan fisik,hari, der.rgan atau tanpa rasa kar.rtuk di siang hari). perubahannood (dari iritabilitas halus sampai disforia, ansietas, atau bahkan atau temuan laboratorium adanya poin (l ) atau (2):efbria yang nyata), serta manilestasi lain dari fungsi neurologis (1) , gejala pada Kriteria A dan B timbul saat intoksikasi,2at ,:'yang terganggu (cth., hiperaktivitas atau instabilitas otonom, ',,' (2) , pengguirain o_bat secara etiologis berkaitan dengan gang-hentakan mioklonik, dan disartria). Elektroensefalogram (EEG) guan*biasanya menunjukkan perlambatan difr.rs aktivitas latar, meski Catatan: Diagnosis ini sebaiknya dibuat untuk menggantikanpasien dengan delirium akibat putus alkohol atau hipnotik-sedatif ' ,, diagnosis intoksikasi zat hanya bila gejala kognitif melebihimemiliki aktivitas voltase-rendah yang cepat. yang biasa disebabkan oleh sindrom intoksikasi dan bila gejala.cukup parah hingga memeriukan perhatiah klinis ter- sendrn. *Catatan: Diagnosis sebaiknya dicat,rt sebagai delirium ter- induksi zat bila berkailan dengan penggunaan obat. Kode delirium pada intoksikasi (zat spesifik): (Alkohol; Amfetamin latau zat yang menyerupai amfetaminl; Kanabis; Kokain; Halusinogen; lnlralan;Opioid; Fcnsiklidin latau zat yang rnenyerupai fensiklidin]; Sedativa, hipnotik, atau ansiolitik; Zat lain latau yang tidak diketahui] lcth., simctidin, digitalis, benztropinl) Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Menlal Disorders. 4lh ed. Text rev. Washington, DC: American Psychiatric Associalioni copyright 2000, dengJn izin.
56 7. Delirium, Demensia, darr'Cangguan Amnesik scrta Cangguan Kognitif dan Cangguan Mental l-ainnyaTabel 7.2-3 Tabel 7.2-5Kriteria Diagnosis DSM-lV-TR untuk Delirium Kriteria Diagnosis I)SM-lV-TR untuk Deliriumpada Keadaan Putus Zat yang Tak Tergolongkan Cangguan kesadaran (yi., berkurangnya kejernihan kesiagaan Kategori ini sebaiknya hanya digunakan untuk merrdiagnosis terhaddp lingkungan) disertai penurunan kemainpuan . memfokuskan, mempertahankan; atau niengalihkan aiensi. . deliriunr yang tidak memenuhi kriteria untuk salah satu dari B. Perubahdn kognisi (seperti defisit nrenroii; disoiientasi, gangguan.berbahasa) afau timbulnya ganggiLan pergepsi yang delirium tipe spesifik lrang telah dijelaskan di bagian ini. tidak disebabkan oleh demensia yang lclah ada sebelumnya, Contohnya meliputi: telah ditegakkan sebelumnya, atau sedang berkembang. C. Cangguan tersdbutmuncul dalam jangka waktu singkat 1. Tampilan klinis delirium yang dicurigai diakibatkan olch (biasanya dalam hitungan jam atau hari) dan cenderung berf luktuasi sepa njang hari. , .'' suatu kondisi medis umum atau penggunaan zat namun belum ada cukup bukli untuk nrenelapkan etio]ogi yang D. Terdapat bukti berdasarkan anamnesis,, pemeriksaan fisik, spesifik. alau tcrnuan laboratoriunr balrwa gejala pada Krileria A dan 2. Delirium akibat kausa yang tidak terdaft;rr di bagian ini (ctlr., . B timbul selama, atau segera setelah suatu sindrom putus zat. deprivasi sensorik) Catatan: Diagnosis ini sebaiknya dibuat sebagai ganti diagnosis Dari Americ,:rr Psychiatric Associrtion, f)irgnostic anri Statistical keadaan putus zat hanya bila gcjrla kognitif mclebihi yang Manual o[ Mental Di>urdars. 4lh ed. Text rev. Waslriltglon, DC: biasa disebabkan oleh sindrom putus zat dan bila gejala Americrn Psychiatric Association; t opyright 2000, clcnga\"n izin. c0kup parah hihg$a nremerlukan perhatian klinis tersendiri. rarvat-conlohnya Mini-Mental State Erarnination (i\,ll\4SIl)- Kode delirium pada.intoksikasi {zat spesifik): dapat cligunnkan untuk menclokuurenlasikan henclaya kognitil (Alkohol; Sedativa, hipnolik, atau ansiolitik; Zat lain latau yang serta untuk memberikan landasan untuk ntengr,rkur per-jalanan klinis pasicn. Perneriksairn fisik scring mengungl<apkirn pe tun jr.rk tidak diketahuil penycbab deliriurr. Adanya pcnvakit lisik yang telah diketahui Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical atau riwayat traurna kepala alaLl ketergantungan all<ohol atau zat Mtnual of Mental Disorders. 4th ed. Text rev. Waslrington, DC: lain rrembantu menegakkan diagnosis. American Psychiarric Association; copyright 2000, dengJn izin. Pemeriksaan laboratorium pasicn ilelirium scbaiknya nten- cakup u.ji standar dan pcmcriksaan tanlbahan sesuai indikasiPEMERIKSAAN FISIK DAN situasi klinis. Pada delirium. EEG secara karakterislik ncnunjLrk-LABORATORIUM kan perlambaLan aktivitas sccara untuut dan dapat bcrguna untuk membedakirn delirium dengan clcpresi atau psikosis. EE,C pasienDeliriurn bi:rsanya didiagnosis di bangsal rawat dan ditandai oleh delirium kadang-kadang menun-jukkan arca hipernktivitas lbkal.a'\"vitan ge.jala 1'ang mendaclak. Perneriksaan status menlal di bangsal [)ada ktrsus .jarirng, rrungkin sulit untuk u-renrbeclakan cleliriunr terkait epilcpsi dengan clelirium terkail penl'ebab lain. Iabel 7.2-4 Kriteria Diagnosis DSM-lV-TR untuk Delirium DIAGNOSIS BANDING Akibat Etiologi Multipel Delirium Versus Demensia A. Cangguan kesadaran (yi., berkurangnya kejernihan kesiagaan Se.jr-rmlah gan-rbaran klinis dapat mcmbantu nrcrnbeclakan clclirilur terh,rdap lingkungan) diserlai penurunan kemampuan clengan demensiir. Bertentangan denean arvitan clcliriurn ),ang memfokuskan, mempertahankan, atau mengalihkan atensi. rrendadak, arvilan demensia biasanya perlahan. N4eski kedrra kondisi telscbut mencakup hendal,a kognitil. pcrnbahan pacia B. Perubahan kognisi (scperti dcfisit memori, disorientasi, demensia lsbih stabil dengan berjalannva rvaklu clan. contohnya. tidak berfluktuasi scpanjang hari. Scorang pasien clentensia biasa- gangguan berbahasa) atau tirrrbulnya gangguan persepsi yang nya r.vaspacla; scorang pasien delirium rnengalarri episode perrLr- tidak disebabkan oleh demensia yang telalr ada sebelumnya, runan kesaclaran. Kadang-kadang. dclirium d:Lpat terjadi pacla tclah ditegakkan sebelumnya, atau s;dang berkemb,rng. pasien demensia, suatu kondisi vang dikenal sebagai denten:;icr berkabtrt. Diagnosis dclilium dapat clitegakkan bila terdapat C. Cangguan tersebut muncul dalam jangka waktu singkat rir'vayat pasti dernensia yang telah ada sebeluntnf it. (biasanya dalam hitungan jam alau hari) dan cenderung Delirium Versus Skizofrenia atau Deprcsi berflultuasi sepanjang hari. Delilium jLrga harus dibedakan dengan skizofienia tian ganggLrzur D. Terd.rpat bukti berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, depresif. Pasien dengan gaugguan yang dibuat-buat chptrt mcn- coba meniru.ge.j ala deliriurn narrutr biasanl,a akan rrcnar.npakkan atau lemuan laboratorium bahwa dclirium lersehut memiliki silat gc.iala yar-rg hanya buatan be rupa inkonsistensi perrcriksaan lebih dari satu etiologi (c[h., Icbih dari satu kondisi medis status mental dan EIIC dapat dengarr muclah membeclakan licclua umum sebagai etiologi, satu kondisi medis unrum plus cliagnosis terscbut. Bebernpa pirsien garrggr.ran psikoLik. biasanl,a intoksikasi zat atau efek simpang obal1. Catalan pengkodean: Cunakan kode nrultipcl yang mencerminkan deliriurn spesi[ik d;n etiologi spesifik, cth., Delirium akibat ensefalitis viral; Delirium pida keadaan putus alkohol. Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Satistical Manual ol Mcnlal Disorders. 4th ed. Tcxt rev. Washington, DC: American Psychiatric Association; copyriglrt 2000, dengin izin.
',r 57skizofrenia atau episode n-ranik, mungkin mengalami periodc operasi katarak (deliriurn perban-hitam). Pasien semacanr iniperilaku sangat kacau yang sulit dibedakan dari delirium. Namun, dapat dibantu dcngan mernbuat lr-rbang seukuran .jarur-n padaurnumnya halusinasi dan waham pada pasien skizofrenia lebih perban tersebut untuk mer-nberikan sedikit stimulus atau sesekalikonstan dan lebih teratur dibanding pada pasien delirium. Pasienskizofienia biasanya tidak mengalami perubahan tingkat kesadar- melepas perban tersebut selama penyen'rbuhan.an atau orientasi. Pasien delirium dengan ge.jala hipoaktif mungkinakan tampak serupa dengan pasien depresi berat namun dapat Farmakotcrapidibedakan berdasarkan E,EG. Diagnosis psikiatri lain yang patutdipertimbangkan sebagai diagnosis banding delirium adalah Dua gejala utama delirium yang mungkin rnemerlukan pengobatangangguan psikotik singkat, gangguan skizofrerrifbrm. dan ganggu- farmakologis adalah psikosis dan insomnia. Obat pilihan Lrntukan disosiatif. psikosis adalah haloperidol (Halclol), yaitu obat antipsikotikPERIATANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS golongan b.utirofenon. Bergantung pada usia, berat badan, danMeski awitan delirium biasanya mendadak, ge.lala prodromal kondisi lisik pasien, dosis awal dapat berkisar dari 2 sampai 10(seperti kegelisahan dan rasa takut) dapat ter.jadi berhari-hari se- mg yang diberikan secara intranruskular. diulang claltrnr satu.jautbelum awitan gejala yang utuh. Ge.iala delirium biasanya ber- bila pasicn masih teragitasi. Segera setelah pasicn renang, peng-langsung selama t'aktor kausatif yang relevan tetap ada meski obatan oral dalam bentuk konscrrtrat cirir atau tablct harus clin-rulai.delirium umumnya berlangsung kurang dari seminggu. Setelah Dua dosis crirl per hari biasan,va mencukupi, clengan dua-pcrtigaidcntifikasi dilakukan dan f'aktor kausatif dihilangkan, gejaladelirium biasanya akan surut dalam periode 3 sampai 7 hari meski dosis cliberikan sebelurri tidur. Utrluk rnenoapai efik telapeurikbeberapa gejala mungkin akan memakan waktu hingga 2 minggusebelum benar-benar menghilang. Semakin tua pasien dan se- yang sanra, dosis oral sebaiknl,a sekitar 1.5 l<ali lebih tinggi di-makin lama pasien mengalami deliriurn, semakin lama waktu banding dosis parenteral. Total dosis harian haloperidol yangyang dibutuhkan delirium untuk mereda. Mengingat kembali apa efektif dapat berkisar dari 5 sampai 50 mg untuk sebagian besaryang terjadi saat delirium, saat sudah reda, biasanya sulit; seorang pasien dcliriurr. Dropcridol (lnapsine) adalah butirof'enon yangpasien akan tncnl,ebut episode tersebut sebagai nrimpi burr:k atau tersedia sebagai alternatif bentuk intraver.ra, meski diperlukanmimpi buruk yang hanya dapat diingat secara samar-samar. pemantauan elektroensefalogram kelat pacla pengobatan.ienis ini.Seperti yang dinyatakan dalam pembahasan epidemiologi, ter- Golongan fenotiazin sebaiknya dihindari pada pasien dcliriunt:.jadinya delirium dikaitkan dengan tingkat kematian yang tinggi Obat tersebut dikaitkan dengan aktivitas antikolinergik yangpada tahun berikutnya, terutama karena sif'at serius kondisi medis signifikan.terkait yang menyebabkan del irium. Insomnia paling baik cliobati dengan golongan benzocliirzepin Berkembangnya delirium menjadi demensia belum dapat di- yang rnemiliki waktu paruh pe ndr'k. Ilc-nzotliuzcpin de ngan u'alitr.rbuktikan pada studi yang sangat terkontrol meski banyak klinisi paruh panjang dan barbitLrrat scbriknya dihindari kecuali bilayang yakin bahwa mereka pemah menyaksikan progresi semacam digunakan sebagai bagian pengobatan pen;,akit 1,ang mendasariitu. Namun, sebuah pengamatan klinis yang telah disahkan olelr (contohnya keadaan putus alkohol). Terdapat laporan kasus per-beberapa studi, menunjukkan bahwa periode delirium terkadang baikan atau remisi keadaan deliriun.r akibat penyakit rnedis yirngdiikuti oleh depresi atau gangguan stres pascatrauma. menetap dcngan terapi elektrokonvulsif (ECT). Meski terapi elektrokonvulsifjarang disarankan oleh konsultan y,ang ahli rne-PENGOBATAN lakukan prosedur tersebut. pertimbangan untuk melzrkukan terapiDalam mengobati delirium, tujuan utamanya adalah mengatasi elektrokonvulsif secara rutin untuk deliriurn tidak disarankan.penyebab yang mendasari. Bila kondisi yang mendasari adalah Jika delirium disebabkan oleh nyeri hebat atau dispnea. doktcrkeracunan antikolinergik, dapat diindikasikan penggunaan fisos- sebaiknya tidak menunda pemberian opioid baik r-rntuk elek anal-tigmin salisilat (Antilirium) I sampai 2 mg secara intravena atau gesik maupun sedatifnya.intramuskular, dengan dosis berulang dalam l5 sampai 30 menit. Demensia 'adalah berkurangnya kognisi pacla tingkat kesadalanTujuan pengobatan lain yang iuga penting adalah memberikan yang stabil. Sifat liendaya yang persisten dan stabil membedakandukungan fisik, sensorik, dan lingkungan. Dukungan fisik dibutuh- demensia dengan sifat gangguan kesadaran dan delrsit yangkan agar pasien delirium tidak terjebak dalam situasi yang dapat berfluktuasi pada deliriurr.r. Dalam revisi DSM-IV-TR edisi kc-4.rnenyebabkannya mengalami kecelakaan. Pasien delirium sebaik- dcmensia ''ditandai oleh defek kognitif rnultipcl yang rner.rcakupnya tidak mengalami deprivasi sensorik maupun dirangsang se- henclaya memori,\" tanpa hendaya kesadaran. Fungsi kognitifcara berlebihan oleh lingkungan. Mereka biasanya akan terbantu yang dapat terscrang demensia nre liputi inteligensi umum, penge-clengan adanya teman atau saudara di ruangan yang sama atau tahuan dar-r memori, bahasa, pemecahan masalah, orientasi. per-pengasuh yang biasa mengasuh. Lukisan dan dekorasi yang sepsi. atensi dan konsentrasi, daya nilai, serta kemampuan sosial.familial adanya jam dinding atau kalender, dan orientasi yang Kepribadian seseorang dapat pula terpengaruh. Scorang denganteratur terhadap orang. tempat, dan waktu dapat membantu mem- hendaya kesadaran mungkir-r akan memenuhi kriteria diagnosisbuat pasien delirium merasa nyaman. Delirium terkadang dapat delirium. Sebagai tambahan, diagnosis demensia, menurut DSM-ter\"iadi pada pasien lansia yang mengenakan perban mata setelah IV-TR, mewaiibkan bahwa ge.jalanya mengakibatkan hendaya yang signifikan dalam kemampuan berfungsi secara sosial dan
5B 7. Delirium, Demensia, dan Cangguan Amnesik serta Cangguan Kognitif dan Cangguan Mental Lainnyaokupasional dan bahwa gejala tersebut menggan'rbarkan penurun- Demensia Tipe Alzheimeran kemampuan berfungsi dari yang sebelumnya signi{ikan. Pada tahun 1907, Alois Alzheimer pertalra kali mende sl<ripsikrn Yang penting pada demensia adalah identifikasi sindrom danpenanganan klinis kausa. Gangguan ini dapat bersifat progresif kondisi yang kernudian disebr-rt dengan namanya. Ia meng-atau statis, permanen atau reversibel. Adanya kausa yang men- gambarkan seorang rvanita berusia 5l tahun dengan dernensiadasari harus selalu dipikirkan meski pacla kasus yang jalmg progresif yang telah berlangsung selanta 4 % tahun. Diagnosistampaknya mustahil untuk menernuhan suatu kausa spesilik.Potensi reversibilitas demensia berhr-rbungan dengan kondisi pato- akhir penyakit Alzheirner didasarkan atas pemeriksaan neuro-logis yang mendasari dar-r ketersediaan seda penerapan terapi patologis olak; rneski demikian, demensia tipe Alzheimer biasa-yang efektif. Sekitar l5 persen pasien demensia akan mengalami nya didiagnosis secala klinis setelah kausa demensia lain di-penyakit yang reversibel jika terapi dirnulai sebelum ter.iadinya singkirkan dari perlimbangan diagnosis.kcrusakarr yang ireversibel. Faktor Cenetis. N4eski kar-rsa demensia tipe Alzheirler tetapEPIDEMIOLOC I tidak diketahui, telah dicapai kcnrajuan dalam memahami basisDemensia pada dasarnya adalah penyakit kaum lansia. Menurut molekular adanya deposit anriloid yang merupirkan penandaPractice Guideline for the Trealntent of Palients with Alzheinter's utama neuropatologi gangguan ini. Sejurnlalr studi mengindikasi- kan bahrva scbanyak 40 persen pasien memiliki rirvayat keluargaDisease and other Dementias of Late Life dari the Anrerican dengan demensia tipe Alzheimer; oleh karena itu, laktor genetikPsychiatric Association (APA), awitan penyakit ini urnumnyu dianggap memainkan peran dalam munculnya ganggurn ini, setidaknya pada beberapa kasus. Dukungan lain adanya pengaruhpaling kerap ter.jadi pada usia 60-an, 70-an, dan 80-an ke atas, genetik adalah angka ke.iadian bersama pada kembar rnonozigotik,namun pada kasus yang.iarang grngguan ini rnuncul pada usia yang lebih tinggi daripada angka untuk kembar dizigotik (rnasing-40-an dan 50-an (disebut sebagai denensia awitan dini). Insidens masing 43 persen versus 8 persen). MeskipLrn.iarang pada bebe-penyakit Alzheimer juga meningkat seirir.rg dengan pertambahan rapa kasus yang tcrdokumentasi dengan baik, gangguan ini di-usia, dan diperkirakan angkanya 0,5 persen per tahun dari usia 65 turunkan dalam heluarga melalui gcn autosom dominan. Demensiasampai 69, I persen per tahun dari usia 70 sampai 721, 2 persen per tipe Alzheirrer telah terbukti berhubungan dengan kromosom I,tahun dari usia 75 sampai 79, 3 persen per tahun dari usia 80 14, dan 21.sampai 84, dan 8 persen per tahun dari usia 85 ke atas. Progresinyabertahap namun terus r-nenurun. Taksiran kematian sejak arvitan PnorrlN Pnrxunson Autroto. Gen untuk protein prekursorgejala sebelumnya diperkirakan antara 5 sampai.9 tahun; namun,pada penelitian terhadap pasien Alzheirner tahun 2001, median amiloid terdapat pada lengan panjang kromosom 21. Melaluiangka harapan hidup hanya 3 tahun setelah arvitan gejala. proses penyarnbungan diferensial, terdapat empat bentuk protein prekursor amiloid. Protein p/A4, konstituen utama plak senilis, Tipe demensia tersering kedua adalal.r demensia vaskular, adalah peptida asam amino-42 yang rr.rerupakan produk pecahanyang secara kausatif berhubungan dengan penyakit serebrovas- protein prekursor amiloid. Pada sindrorr Dorvn (trisomi 2l), ter-kular. Hipertensi membuat seseorang memiliki predisposisi ter- dapat tiga kopi gen protein prekursor amiloid, dan pada penyakithadap penyakit ini. Demensia vaskular mencakup l5 sampai 30 yang mengalami mutasi kodon 717 pada gen protein prekursorpersen seluruh kasus demensia. Dernensia vaskular paling sering amiloid, akan te r-jadi suatu proses patologi akan menyebabkan pe-terjadi pada orang berusia antara 60 sampai 70 tahun dan lebih numpukan berlebihan protein p/A4. Masih belum dikctahui apa-kerap pada pria dibanding wanita. Sekitar l0 sampai l5 persen kah pemrosesan protein prekursor amiloid abnormal merupakanpasien menderita demensia vaskular dan demensia tipe Alzheimer faktor kausatif primer yang signifikan pada penyakit Alzheimer, namun banyak kelornpok riset yang memelaiari baik pemrosesansekaligus. metabolik normal protein prekursor amiloid maupun pemrosesan- nya pada pasien dengan demensia tipe Alzheimer sebagai upaya Penyebab demensia lain yang juga sering. masing-masing meniawab pertanyaan ini.meliputi I sampai 5 persen seluruh kasus, adalah trauma kepala, Crrq E+ Mulrtpn. Pada sebuah studi, gen E,4 clikaitkan se-demensia terkait alkohol, dan berbagai demensia terkait gangguanpergerakan, seperti penyakit Huntington dan penyakit Parkinson. bagai sumber etiologi penyakit Alzheimer. Orang dengan satuKarena merupakan sindrom yang relatif umum, demensia rne- salinan gen tersebut akan mengalami penyakit Alzheimer tiga kalirniliki banyak kausa, dan klinisi harus mulai melakukan peme- lebih sering daripada mereka yang tidak rnempunyai gen E4, danriksaan klinis secarateliti pada pasien demensia untuk menetapkan orang dengan dua gen E4 akan mengalarni penyakit delapan kali kausa. lebih sering daripada mereka yang tidak rnemiliki gen E4. Uji diagnostik untuk gen ini sekarang tidak direkomendasikan karenaETIOLOGI gen tersebut clitemukan pula pada orang tanpa demensia dan tidak ditemukan pada semua kasus demensia.Demensia memiliki banyak penyebab, namun demensia tipe Neuropatologi. Gambaran kasar neuroanatomi yang klasikAlzheimer dan demensia vaskular secara bersama-sama mencakuphingga 75 persen kasus. Kausa demensia lain yang dirinci dalarn otak pasien penyakit Alzheimer adalah atrofi difus dengan sulkusDSM-IV-TR adalah penyakit Pick, penyakit Creutzfeldt-Jacob, korteks yang mendatar dan ventrikel serebri yang melebar. Temu- an mikroskopik klasik dan patognomonik berupa plak senilis,penyakit Huntington, penyakit Parkinson, HIV dan trauma kepala.
7.3. Demensia 59kekusutan neurofibriler, hilangnya neuron (terutama di korteks Taupati Sistem Familial Multipel dengan Demensia Prasenilis. Suatu tipe demensia yang baru-baru ini ditemu-dan hipokampus), hilangnya sinaps (mungkin hingga 50 persen dikorteks), serta degenerasi granulovakuolar pada neuron. Ke- kan, taupati sistem lam i I ial multipel, merniliki beberapa kesamaankusutan neurofibriler tersusun atas elemen sitoskeletal, terutama abnormalitas otak dengan pcnderita penyakit Alzheimer. Genprotein tau terfosforilasi, meski protein sitoskeletal lain juga di- yang menyebabkan gangguan ini diperkirakan dibar.va dalamtemukan. Kekusutan neurofibriler ini tidak khas pada penyakit krorrosom 17. Ge.lala gangguan ini meliputi problem memoriAlzheimer saja karenajuga ter.jadi pada sindrom Down, demensia .jangka pendek dan kesulitan mempeltahankan keseimbangan danpugilistika (punc h-drunk syndrome), kon.rpleks demensia-Parkin- berjalan, Awitan penyakit ini rcrjadi pada usia 40-an dan 50-anson dari Guam, penyakit Hallervorden-Spatz, dan otak oranglanjut usia yang normal. Kekusutan neurofibriler biasanya di- tahun,dan penderita penyakit ini hidup rata-rata hingga I I tahLrntemukan di korteks, hipokampus, substansia nigra, dan lokus setelah awitan gejala. Sepefti halnya pada pasien penyakit Alzheimer, protein tauseruleus. Plak senilis, disebut jugap/ ak amil oid, lebih indikatif terhadap terbentuk di neuron dan sel glia penderita taupati sistem lamilial multipel. Akhimya. pembentukan protein tersebut mernatikan selpenyakit Alzheimer, meski ditemukan.juga pada sindrorn Down otak. Gangguan ini tidak ada hubungan dengan plak senilis padadan, pada tingkat tertentu, pada proses penuaan nornral. Plak penyakit Alzheimer.senilis tersusun dari protein tertentu. p/A4. astrosit. proses neuro-nal distrofik. dan nrikloglia. Jumlah dcn kepadrtarr plak senilis Demensia Vaskularyang tampak pada otak posmortem telah clikaitkan dengan ke-parahan penyakit yang menyerang oraug tersebut. Kausa prinrer demensia vasliular. dahulu disebLrt den.tensia mtLltiNeurotransmitcr. Neurotransmiter yang paling sering di- infa r k. diperkirakan ad al ah penyakit vaskr: I ar serebral rn Lr ltipel, menyebabkan pola gejala demensia. Demensia vaskular palingsangkutpautkan dalam patofisiologi penyakit Alzheirner adalah sering diternukan pada pria, lerutama mereka dengan hipertensiasetilkolin dan norepinefrin, yang keduanya dihipotesiskan men- yang sudah ada sebelumnya atau faktor risiko kardiovaskular.jadi hipoaktif pada penyakit Alzheimer. Sejumlah studi telah lain. Gangguan ini terutama memerrgaruhi pembuluh serebralmelaporkan data yang konsisten dengar.r hipotesis bahwa terjadi berukuran kecil dan sedang, vang mengalami infark dan menye-degerrerasi spesifik neuron kolinergik di nukleus basalis Meynert babkan lesi parenkim multipel yang tersebar secara luas di otak.pada penderita penyakit Alzheimer. Data lain yang mendukung l(ausa inlark mungkin mencakup oklusi pembuluh oleh plakadanya defisit kolinergik pada penyakit Alzheirner adalah data arteriosklerotik atau tromboemboli dari asal yar.rg jauh (seperliyang menunjukkan penurunan konsentrasi asetilkolin dan kolinasetiltransferase di otak. Kolin asetiltransferase merupakan enzim katup.jantung). Pemeriksaan pasien mungkin akan mengungkap-kunci untuk sintesis asetilkolin dan penurunan konsentrasi kolinasetiltransferase memberi kesan berkurangnya .jumlah neuron kan adanya bruit karotis. abnormalitas tunduskopr, ataLr bilikkolinergik yang tersedia. Dukungan lain untuk hipotesis defisit .lantung 1 ang nrerrrbesar.kolinergik ini berasal dari pengamatan bahwa antagonis koli- Penyakit Binswanger. Penyakit Binsrvirnger..iuga dikenalnergik, seperti skopolamin dan atropin, merusak kemampuankognitif, sementara agonis kolinergik, seperli fisostigmin dan sebagai ensefalopati arteriosklerotik subkortikol, ditandai oleharekolin, meningkatkan kemampuan kognitif. Penurunan aktivitas adanya banyak inlark kecil pada substansia alba yang mcnyisa-norepinefrin pada penyakit Alzheimer ini diusulkan berdasarkan kan regio korteks. Meski penyakil Binswanger dahLrlu dianggap sebagai suatu kondisi yang jarang, kema.juan teknik pencitraanberkurangnya neuron yang mengandung norepinelrin di lokus yang kuat dan canggih, seperti magnetic resonance imaging (MRI), berhasil mengungkap bahwa kondisi ini lebih umum dari-seruleus yang ditemukan pada sejumlah pemeriksaan patologi pada yang dianggap sebelumnya.otak penderita penyakit Alzheimer. Tiga neurotransmiter lainyang dikaitkan dengan patofisiologi penyakit Alzheimer adalah Penyakit Pickglutamat dan peptida neuroaktif somatostatin dan kortikotropin;penurunan konsentrasi masing-masing neurotransmiter tersebut Berlarvanan dengan distribusi parietal-tempolal temuan patologidilaporkan tdrjadi pada penderita penyakit Alzheimer. pada penyakit Alzheimer. penyakit Pick ditandai oleh atrofi dalarn jumlah yang lebih besar di regio frontotemporal. Regio ini jugaKausa tain. Se.jumlah teori kausatif lain telah diajukan mengalami kehilangan neuron, gliosis, dan munculnya jisim Pick neuronal, yaitu massa elemen sitoskeletal. Jisim Pick terlihatuntuk menjelaskan munculnya penyakit Alzheimer. Satu teori pada beberapa spesimen posmofienr namun tidak penting untukadalah bahwa abnormalitas regulasi metabolisme membran fos- diagnosis. Kausa penyakit Pick beh,rm diketahui namun penyakitfolipid menyebabkan membran menjadi kurang cair-yaitu, lebih ini mencakup kurang lebih 5 persen dari semua demensia yangkaku-daripada nonnal. Beberapa peneliti menggunakan pen- reversibel. Penyakit ini paling sering ter.jadi pada pria, terutamacitraan spektroskopik resonansi molekular untuk mengkaii hipo- mereka yang memiliki kerabat keturunan penama dengan kondisitesis ini secara langsung pada pasien demensia tipe Alzheimer. ini. Penyakit Pick sulit dibedakan dengan dernensia tipe Alzheimer,Keracunan aluminium iuga dihipotesiskan meniadi salah satu meski stadium awal penyakit Pick lebih sering ditandai olehfaktor kausatif karena kadar aluminium yang tinggi ditemukan di perubahan kepribadian dan perilaku, dengan preservasi relatifotak se.jumlah pasien penyakit Alzheimer namun hal ini tidak f'ungsi kognitif lain. Gambaran sindrom Kliiver-Bucy (sepertidianggap sebagai faktor etiologi yang signifikan.
60 7. Delirium, Denrensi;r, dan Canggr-ran Arrrncsikscrta Cangglran Kognitif dan Cangguan Mcntal l.air-rnyahiperscksualitas, plasiditas, hiperoralitas) lcbih sering diiumpai Tabel 7.3-1pacla penyakit I']ick clibanding pacla penyakit Alzheimer. Kriteria Diagnosis I)SM-lV-TR untuk l)emcnsia tipe AlzheimerPenyakit f isim Lewy A, Munculnya defisit kognitif nrultipel yang dinranifestasikanPenyakit.jisim Lervy adalah demensia yang menyerupai penyakitAlzhein-rer dan sering ditandai oleh halusinasi. gambarar-r parkin- baik oleh:sonian, dan tanda ckstrapiramidal. Jisim inklusi l,cwy dilernukan )(1 hendaya memori (terganggunya kenranrpuan nremelajaiiili korreks serebri. Insidensi pastinya tidak diketahLri. Pasien informasi baru atau mengingJf informasi yang telah dipelajaridengan penyakit ini mcrruniukkan e f'eh sin.rpang yang nyata bila sebelum nya)diberikan obat-obatan antipsikotik. (2) salu ialau lebih) BdnBguan kognitif di bawah ini:Penyakit Huntington (aJ afasi.r (BanBguan bcrbalrasa)Pcnyakit I Ir-rntington scca|a klasik rncuyebabkarr dcmcnsia. rb) apr.rksia (terganggunyr kenranrpuln nrcl,rktrkanDemensia yang laurpak pada penyakit ini aclalah clenrensil tipcsLrbkortikai, yan-q ditandai oleh lebih banyak abnormalitas rrotorik aktivitas motorik mcski fungsi rnotorik masih intak)clan lcbih sedikit abnorrnalitas bahiisa clibanding pacla derrensia (c) agrrosir tkegagalan nrengenali,rlau mcngiderrtifikasitipe kortikal. Dcrrcnsia pada penl'akit Hr.rrrtington ntcnun jukkanpe rlarnbatan psikornotorik clar-r kesulitan dengan tr-rgas l ang runrit, . objel< meski furrgsi sensorik masih intal<)namun memori, bahasa. dan tilikan re latif tetap intak pada stirdir,rrnarval dan pcrtcngirhan pcnyakit. Nar.nur.r, saat penyakit ini ber- (dr gangguan dalarn rrrelakuLan frrngsi cksckrrlii tyi., rrtcrr'rrcanakarr. mcngorglrrisasi, nrcr.rrrgkl i,lanlut. demensianya r-ner!acli komplet; garnbaran yang mcrrbcda- ibst ri ksi )knnnya dcngirn dcmcnsia tipc Alzheinier selain gaugguan per-gerirkan khorcoathetoid yang klasik adalah tingginya insidens B. Defisit kognitif pada Kriteria A1 dan 42 masing-masingdepresi clan psikosis.. nrenyebabkan hendaya yang signifikan cl.rlam fungsi sosial clan okupasional serta nrenggarnbarkan penurunan tingkatPenyakit Parkinson kc.manrpu.ln berftrngsi scbelunrny.r ;'ang signifikarr.Seperti lralnya penyaliit Fluntington, parkinsonisrre aclalah C. Pcrjalrnan peny.rt<it rlilanrl,ri olt'lr awit,rrr yrng bert;h.rp danpeuvakit pada ganglia basalis 1'ang r.lurumnya dikaitkan dengan penurunan l<ognitif yang kontinu.clernensia clan depresi. Diperkirakan sekitar 20 sampai 30 persenpasien dengan penl,akit Parkinson rrengalami clenrensia clan D. Defrsil kogrilii pad..r Krilcria A I dan ,A2 lidak riisob.rbk.rn olclrtambahan 30 sarnpai 40 pcrsen lainnl'a rrcngzrlanri henclayir kc- salalr sattr Ir;l bcrikul irri:maurpuan kognitil' 1,ang terukur. l-ambatnl'a pergerakan padapasien dengan pcnf akil Pirrkinson se.ja.jar dengan ke lanrbatiur be r- (l) penyrkit :istcm saraf prrsrl tain y.rrrg rrrt'nyeb,rlrk.rnpikir pada bcberapa pasien. suatu gambaran I'an_r cliscbr.rt olehpell klirrisi schuglri brr,liflcrrilr. defisit progrnif nrt'mori drn kognisi (cth., perry;rIit serebrovasku Iar. penyakit Parki rrsor-r, penyakit Hu ntington,Demensia Terkait HIV hcmatoma subdural, hidrosefalus tckanan nornral, tunror ot:rk)Inf'eksi HIV biasanl,a akan mengarah ke clernensia dan ge.jala (2) pcnyakit sistenrik yang diketahui mcnycbabkan dernensiapsikiatri lain. Pasicn yang terinllksi IllV nrengalarri denensia (cth., hipotiroidisme, delisierrsi vilamin 8,, atau as;rrn folat, defisiensi niasin, hiperkalscnria, neurosifilis, inlel<si HIV)clengan angka tahunarr sekitar 14 persen. Diperkirakan sekitar 75persen pasienAIDS menriliki keterlibatan sistern saralpusat pada (3) penyakit terinduksi zatsaat otol-rsi. Tinrbr,rlnt'a cler.nensia pacla orang yang tcrinl'cksi I IIVscring se.ja\"jar clengan gambaran abnorrrirlitas parenkim pada E. I)efisil lidrk tcrjJdi harry.r p.rrh saat deiirirrm. F. Crrrgguerr ini tid.rk lehilr rrrurrgkin disch,rbkarr olch g,angguarrpeniindaian MRI. Denrensia inf-eksius lain disebabkan oleh lain pada Aksis I (cth., gangguan depresif mayor, skizofrenia).I(riptokokus. Kode berdasarkan ada atau tidaknya gangguan perilaku yangDemensia Terkait Trauma Kepala signiiik,rn: Demensia dapat mcrupirkarr sckuclc trauma kepala. sebagaimana Tanpa gangguan perilaku: bila garrggurrr kognirii lidrlhalnl'a serangkaian luas sindronr neuropsikiatri lain. terurasuk neurosifi lis. disertai gangguan perilal<u apapun yang signifikan secara klin is. Dengan gangguan perilaku: bila ganggLran kognitif disertai suatu gangguan perilaku yang signifikan secara klinis (ctlr., bcrkcl irran, .rgilasi). Jclaskan subtipe: Dcngan awiLan dini: bil.r .lvilan schclurn atau pacl.r usia 65 lairun Dengan awitan lambatl bila awitan setelah usia fi5 tahun Catatan pengkodean: Kodckin pula penyakit Alzheinrer p;rdr Aksis IIl. Nyatakan ganrbararr klinis pronrinen lain yang berkaitan dengan pe nyakit Alzheirrer pada Aksis I (cth., Cangguan rnood al<ibat penyakit Alzheimer, clengan ganrbaran depresif, dan Perubahan kepribadian akib:r penyakit Alzhcimer, tipe agresil). Dari Arnerican Psychiatric Assr;ciation. Diagnostic and 5{atr.stica/ Manual of Mental Disorclers. -1th ed. Text rev. Washingtorr, DC: Amcrican I'syclrittric A:socialion; copyriglrt 1000, dengJrr izin.
7.3. [)emr.'nsia 61DIACNOSIS DAN GAMBARAN KLINIS Tabcl 7.:-zDiagnosis clcmensiit pacla DSM-lV-TR tercliri clari clenrerrsil tipc Kriteria Diagnosis I)SM-lV-TII untuk l)emensia VaskularAlzheimcr ('label 7.3 l), dcmensia vaskular (Tabel 7.3-2), A. Munculnya defisit kognitif nrultipcl yang cJinranifcstasikandemensia akibat konclisi medis umur.r.r lain (Tabel 7.3-3), dcmcnsiapcrsistcn terincluksi-zat (1'abel 7.3-4). dcmensia akibat cliologi baik olch:nrultipel ('l'abcl 7.3 5), dan demensia yang ticlak tergolongkan ditcmptrt lain (Tabel 7.3-6). (l) hcndaya menrori (terganggunyd kcrnarnprran memel;jari Diagnosis demensia diclasarkan atas pemeriksaan klinis inforrnasi baru atau mengingat inlormasi yang telah dipelajaripasien, tcrmasuk pemeriksaan status rnental, serta berdasarkarr scbclumnya)inlorrnasi dari keluarga, teman. dan majikan pasien. Keluhanpcrubahan kepribadian pada pasicn yang berusia di atas 40 tahun (2) satu (atau lebih) Sansguan kognitif di bawah ini:mcmberi kesan bahrva diagnosis demensia harus dipertimbangkansecara cenrat. (a) afasia (gangguan berbahasa) (bl apraksia (tcr8angsunya kcnrrmpu:rrr mclakuk.rn Klinisi harus mencatat keluhan pasien mengenai henclayainlclcktual dan siliit nruclah lupa. juga bukti aclanya pcngelakan, aktivitas lnotorik mcski fungsi motorik nr;silr intaL)penyangkalan, atau rasionalisasi pasien yang bertr-rjuan lrcnyem- (c) agnosia (kegagalan mengenali atau nrengidentifikasibunyikan defisit kognitif. I(etcraturan yang berlebihan, penarikanclili secara sosial, alau l<ecerrdcrungan rncnghllbr-lng-hr-rbungkan objek meski fungsi sensorik nrasil.r intak)ke.ladian hingga cletail terkecil clapat bersifat ltarakteristik, dan (d) Sangguan dalam n.relakukan fungsi eksekutif (yi.,ledakar-r kemarahan yang rnendadak atau sarkasme dapat tcrjadi. nrerencanakan, rlengorganisasi, nrerangkai,Penarnpilan dan perilaku pasien harus diamati. llmosi yang labil, abslraksi)cara bcrpakaian yang tidak rapi. ucapan yirng tali terinhibisi,lelucon konyol, atau kelakuan dan ekspresi rva.jah yang kosong. B. Delisit kognitif pad.r Kriteria A I dan A2 nrasing-nrasingupltlis. ltau mcnrh0slrrklrr mengesankarr adan-va dL'lnensia. le r- merryebabkan henclaya yang signifikan dalam fungsi sosialrrtrrtt:t hilu disertri hcrrdrl l rrrrnrori. dan okLrpasiorral serta rnengganrbarkan penurunan tingkat kenrantpuan berfungsi sebelunrnya yang signi{ikan. Flendaya rnemori secara khas merupakan gambaran arval clan C. Tanda clan gejala neurologis fokal (cth., refleks tendo dal;rnrpromincn pada de mcnsia, khususrrya pada clcme nsia yang rnelibat- yang berlebihan, respons plantar el<stensor, pseudobulbarkan kortcks, sepefti clenrensia tipc Alzhcinrcr. Pada aival per.jalan- palsy, abnormrlilas r ara berjalan. kelemah,rrr pad.r satuan clcmensia, hendaya rne rnori bersif-at ringan dan biasanya paling ekstremitas) ataLi bul<ti labor.rtorium yan6 ntcngindiLasikan.jclas untuk keiadian y,ang baru sa-ja terjacli: orang lupa rnenginerl adanya perryakit scrcbrovaskular (cth., infark rnLrltipel y.rrrgnomor tclepon, percakapan, dan kc-jadian yang bcrlangsung hiiri nrelibllLarr korteks darr subslansia rlba di blwalrny;r) yarrgitu. Sciring per.ialanan penvakil dcmcnsia. hcndaya rncrrori nreu- dianggap sccara etiologi berkaitan dengan gangguan tersc\"but..jadi beral dan yang tcrtinggal han1,a inlbnnasi 1,ang paling arval D. Defisit lid,rk terjadi hany,r p.rdr s.ral dcliritrmdipcla.jari (seperti tenrpat lahir sescorang). Kodc berd,rserkarr ganrb.rran yarrg rlnrninan: Oleh karcna melnori amat penting untuk orientasi terhadap Dengan delirium: bila deliriunr tcrjadi bersanraan deng.rnorang. tempat, clan rvaktu. orientasi dapat terpengaruh secarir prog- demensiaresil' sclama perjalanan penyakit dcmcnsia. Contohnla. pasienclerrcnsia mungkin lLrpa kcmbali kc karnarnya setelah pergi ke Dengan waham: hill walranr rncrupakrrr gambrran yangkatnar mandi. Meski demikian, 1ak pe duli seberapa parah disorien-tasi 1'ang dialami, pasicn tidak menuniukkan hendaya tingkat ke- rlom irran Dengan mood depresif: bila mood depresif (tcrrl;rsr-rksaclaran. ganrbaran yang rnemerruhi kriteria gel'ala yang Icngkap cpisocle depresif nrayor) rnerupakan garnbaran yang Proses dernensia yang nrenyerang korteks, tcrlltaura clemensia donrinan. Tidak perlu dibuat diagnosis gangguan moocltipe Alzheirncr dan demensia vaskular, dapat merr-rcngaruhi ke- akibat kondisi medis urrunt secara terpisah.luralrpLran bcrbahasa pasien. DSM-IV-'l'l{ merrasukkan afirsia se- Tanpa penyulit: bila tidak ada salah satu gambararr di atasbagai salah satu kriteria dia-enosis. Kesulitan berbahasa dapat di- yang mendonrinasi presentasi klinis saat ini.tandai oleh cara bcrkata-kata ),ang salnar-samar, stereolipi, tidaktepat. atau sirkumstansial. dan pasien lnungkin .jr-rga rrengalarni Tentukan apakah:kesulitan menycbutkan ltiima benda. Dengan gangguan perilakuKepribadian Catatan pengkodean: Kodekan pLrla kondisi scrcbrovaskular pada Aksis IIl.Ciri kepribadian yang telah acla sebelunrnya dapai senraltin Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statisticalmenonjol selama perkembangan clemensia. Pasien clenrensia Manual of Mental Disordcrs. 4Lh ed. Text rr.v. \Vashington, DC:mungkir-r.iuga nrcn jadi introvert clan tampak kurang peduli di-bancling ssbclumnya akan e1'ek perilakr,r mereka terhadap orang American Psyclrialric As.ctci.rtion; copyriglrl 2OOO, dcrrgarr izin.lain. Penclerita dernensia yang memiliki rvahar.n paranoid biasa-nva bermusuhan dengzrn anggota kelr-rarga dan perarvatnya. nPasie dcrrgan ketcrlibaran liontal clirn tentltoltrl ce ncleruug rlcngalarri perubahan kepribadian y?ing nyata clan mungliin menjadi iritabe I sefia cksplosiL Halusinasi dan Waham Diperkirakan sekitar 20 sampai 30 perscn pasicn dernunsir. ter- utarra pasien dcmcnsia tipc Alzheinter. rnengalanri halusinasi. dan 30 sampai 40 pcrsen lnengalanti rvahant. lerutiinta )'anq bcrsilirt paranoid atau persekutolik clarr nonsistenratis, rncski
62 7. Delirium, Demensia, dan Cangguan Amncsik serta Cangguan Kognitif dan Cangguan Mental LainnyaTabel 7.3-3 Tabel 7.3-4Kriteria Diagnosis DSM-lV-TR untuk Demensia Kriteria Diagnosis DSM-lV-TR untuk DemensiaAkibat Kondisi Medis Umum Lain Persisten Terinduksi ZatA. Munculnya defisit kognitif nrultipel yang dimanifestasikan A, Munculnya defisit kognitif multipel yang dimanifcstasikan baik oleh: baik olelr: (1) hendaya rnemori (terganggunya kemampuan mcmelajari (1) hendaya mcmori (terganggunya kernanrpuan merrelajari iniormasi baru atau mengirrgat informasi yang telah dipelajari informasi baru atau mengingat informasi yang telah dipelajari sebelu mnya) sebelum nya) (2) satu (atau lebih) gangguan kognitif di bawah ini: (2) satu (atau Iebih) gangguan kognitif di bawah ini: (a) afasia (ganggLran berbalrasa) (a) afasia (gangguan berbahasa) (bt apraksii rterg,rnggurry.r kem,rnrpuan ntelakrrkan rbr rpr.rksii (lcrg,rnggunya kenranrpuan rnelakukan aktivitas motorik meski fungsi rlrotorik masih intak) . aktivitas nrotorik nreski fungsi motorik nrasih intak) (c) agnosia {kegrgalan mcngcnali atau mengidentifikasi (c) agnosir (kegagalan mcngcnali atau mengidentifikasi oblek meski fungsi sensorik nrasih intak) objek meski fungsi sensorik nrasih intak) . (d) gangguan dalam nrelakulan fungsi eksekutif (yi., (d; ganBBu;rn d.rllm rnclakrrkan [ungsi eksekutif (yi., nrerencanakan, mengorganisasi, merangkai, merenc;nakan, rrengorg.rnisasi, mcrangkai, abstraksi) ahstraksi ) B. Defisit kognitif pada Kriteria A1 dan A2 masing-masing B. Dcfisit kognitif p.rd.r Kritcria A I dan A2 masing-masing nrenyebabkan herrdaya yang signifikan dalam fungsi sosial menyebabLan hcndayr yarrg signifiken dalam tungsi sosiel dan okupasional serta nrenggambarkar-r penurunan tingkat d.tn okup,rsionrl serla mengg,rmborkln penurun.rn lingkat kemampuan berfungsi sebelunrnya yang signifikan. C. Terdapat bukti dari anamncsis, pcrreriksa.rn fisik, alau temuan kemampuan berfungsi sebelunrnya yang signifikan. Iaboratorium bahwa g.rngguan lersebut rnerupakan C, Dcfisit ticlal< terjadi hanya pada saat dclirium dan bertahan konsekuensi fisiologi langsung dari suatu l<onciisi nredls unrurn selain penyakit Alzheirner rtau pcnyakil nrel,rrnpaui durasi yang unrum pada irrtoksik.rsi alau keadaan screbrovaskular (cth., infeksi HlV, cedera kepala trarrmrlik, pul0s zal. penyakit Parkinson, penyakit Huntington, penyakit Pick, D. TerdapaI bukti dari anamnesis, pemeriksa;rn fisik, atau temuan penyakil Creuufeldt-lrcob, hidrosefalus tekanan rrorrnal, laboralorium b.rlrwr defisit tersebLrt secara etiologi berkait.rn dengan efek persisten penggunaan zat (cth., obaiyang. hipotiroidisn-re, tumor otalt atau defisiensi vitanrin B,r. disalalrgurrrkan, obat). Kode demensia persisten terinduksi (zat spesifik): D. Deiisit tidak terjadi hanya pada saat delirium (Alkohol; lnhalan; Sedativa, hipnotik, atau ansiolitik; Zat Iain fatau yang tidak diketahui]) Kode berdasarkan ada alau tida[nya ganBguan perilrku y.lng signif ikan: Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Tanpa gangguan perilaku: bila gangguan kognitif tidak disertai Manual of Menta! Disorders. 4th ed. Text rev, Washington, DC: gangguan perilaku apapun yang slgnifikan secara klinis. Dengan gangguan perilaku: bila gangguan kognitif disertai Arncrican P:ychirlric Association; copyriglrt 2000, dengan izin. suatu gangguan perilaku yang signifikan secara klinis (cth., berkeliaran, agitasi). Perubahan Kognitif Catatan pengkodean: Kodekan juga kondisi medis umum pada Selain afasia, apraksia dan agnosia pacla pasien dcmcnsia,jugr Aksis lll (cth., infeksi HlV, cedera kepala, penyakit Parkinson, biasa dijumpai, dan keduanya dimasukkan sebagai kriteria diag- penyakit Huntington, penyakit Pick, penyakit Creutzfeldt nosis potensial dalam DSM-IV-TR. Tanda neurologis lain yang lacob). dapat dikaitkan dengan demensia adalah ke.jang. yang terlihat Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical pada kurang lebih l0 persen pasien demensia tipe Alzheimer dan . Manual of Mental Disorders. 4th ed. Text rev. Washington, DC: Arnerican Pgychiatric Association; copyright 2000, cienB; izin, 20 persen pada pasien demensia vaskular, serta presentasi ncuro- logis atipikal, seperti sindrom lobus parictal nondominan. Refleksrvaham yang kornpleks, menetap, dan sistematis.iuga dilaporkan prirnitif-reflcks gcnggam. mecuclrr, mengisap, kaki tonik, danoleh pasien ini. Agresi fisik dan bentuk kekerasan lain lazim palmomental--dapat muncul pada pemeriksaan neurologis,dandiiumpai pada pasien demensia yang juga mengalami ge.iala hentakan ncurologis teriadi pada 5 sampai l0 persen prsicn.psikotik. Pasien demensia vaskular mr:ngkin mengirlami ge-lala neuro- logis tambahan, sepcrti nyeri kcpala. pusing, pingsan, kelemahan,Mood tanda neurologis {bkal, dan gangguan tidur. yang kemungkinan disebabkan olch Iokasi penyakit serebrovaskular. PsetLdobulbarSelain psikosis dan perubahan kepribadian. depresi dan ansictas pclsy, disartria. dan distzrgia.juga lebih sering terjadi pada demen-.juga merupakan ge.iala mayor pada sekitar 40 sanlpai 50 persen sia vaskular dibanding pada kondisi dcmensia lain.pasien demensia, rneski sindrom gang-quan cleplesif yang lengkap Reaksi Katastrofikrnungkin tampak pada han),a l0 sampai 20 persen. Pasien Pasien clemensia juga menunjukkan penurunan kernampuandcmcnsia clapat pula mengeluarkan tangisan atau tarva patologisyaitu emosi yang ekstreln--tanpa provokasi yang.jelas. menerapkan apa yang discbut ole h Kr-rrt Goldstein sebagai sikap abstrak. Pasicn rncmiliki kesulitan melakukan generalisasi dari
7.3. Dcmensia 63 Tabel 7.3-5 cla1,a nilai dan penecnclalian impLrls yan-e burr-rk biasanya lantpak. Kriteria Diagnosis DSM-lV-TR untuk l)emensia khusr-rsnya pada dentcnsiil ) t'ulg tet utantr menyerang lobus Akibat Etiologi Multipel lrontal. Contoh hendal,a ini mcliputi bahasa 1,ang kasar. lelucon ),ang tidak pacla tempatnya. kelalaian n'renjaga penampilan ilan A. Munculnya defisit kognitif nrultipel yang dirnanifestasikan higiene pribadi. serta kcacuhan secara unrum terhadap aturan (l)baik oleh: konvensional rrengenai sopan-santun sosial. hendaya rnemori (tergrnggunyJ kcnr;mpuarr nremela jari inforntasi baru atau mengingat inforrr.rsi yang tcl.eh dipelajari Sindrom Sundowner sebelunrnya) S i ncl rorr St uttl ow n e r ditandai oleh rasa men-eantul<, Iiebingungan, (2) satu (atau lebih) gangguan kogrritif di bawah ini: ataksia. dirn terjatuh sec&ra tak scnga.ja. I Ial ini ter.jadi pada lansia yaug rncngalami sedasi berat scrta pacla pasien denrcnsir lang (a) afasia (gangguan berbahasa) nrcnunjulikan reurksi sinrpang terhadap obat psikoaktil. bahkan (b) apraksia (terganggunya kemarrrpu.rn melakukan parl:r closis kccil. Sinclrorn ini.juga rruncul ltada pasicn clemensia saat stirrulus ekstcrnal. scperli cahal.a clan isyar.al beroricntasi aktivitas motoril< meski fungsi motorik masih intak) (c) agnosia (kegagalan mengciali atau mengiclcntifikasi intelpersonal. bcrkurang. tlal ini paling sering rer.jadi altibat objek nreski fungsi sensorik masih intak) bcnzocl iazepin. (d) gangguan dalarn melakukan fungsi eksekLrtif (yi., TEMUAN PATOLOCt, FtStK, DAN merencanakan, mengorganisasi, merangkai, ab:traksi) PEMERIKSAAN LABORATORIUM B. Defisit kognitif pada Kriteria A I dan ,A2 nrasins-m.rsing Penr eri lisaan laboratoriLurr t,an g lio mprehens i l harus di ialtr-rl<an saat rnengevalr,rasi pasien dcnrensia. -l'r-rjrian penteriksaan ini menyebabkan hendaya yang signifikan dalam {ungsi sosial dan okupasional serta menggarnbarkan penurunarr tingkat aclalah ntcnclcteksi ltausa demensia 1'ant le versibe I serta mem- kemampu.rn berfungsi sebelumnya yang signifikan. bcrikan kepada pasicn dan kclualganva sualu diagnosis,vung C. Terdapat bukti dari anamnesis, perneriksaan fisik, atau temuan pasti. Kisaran kcrnungkinan kausa clentensia ntengharuskan di- laboratorium bahwa gangguan tersebut mcrn jlil<i lebih dari gunirkannvir iLr.j I aboratori unt vaug selektif, llval r.ras i sebaiknya satu etiologi (cth., traurla kepala disertai penggunaan alkohol nrcngil<Lrti kccr:r'igaan klinis bcrdasarkan hasil anirntnesis scrta kronik, demensia tipe Alzhe inrer disertai ntunculnya denrensia vaskular di Lemutlian lrari). perreriksaan llsik dan slatus ntental_ Ketra.jr:an clalam teknik D. Defisit tidak terjadi harrya pada saat delirium. pencitraan otak, lcrutar-na MRI, pada bet'rcrapa liasus, rtrcr.u- Catatan pengkodean: Cunakan kode multipel berdasarkan per.je las dif ere nsiasi anlilLa denre rrsia tipe Alzhcinrcr dcrrgan dcnrensia spesifik clan etiologi spesifik, ctlr., Dcmcnsia tipe demcnsia vaskular claripacla scbc)untn1,a. Satu arca rrsct vlng Alzheimer, dengarr awitan Iarrrbal, trnpa gar)gguan pcrilrku; aktil adalah pengguuaitn srttg/e pltotott entission computecl Demcnsia vaskular. tanpe pcn;,u lit. ton'Logrnplw (Sl)F-CT) untuk lne ndctekst pola rnetabolisnre otak pada bcrbagai tipc clenrensia: penqgLrnaan pencilraan SpEC'f Dari American Psychiatric Association. Diagnostic aid Stalistical mr.rngkin akan segera rrernbantu cliagnosis bancling klinis pen)'akit dencnsia. Manual o{ Mental Disorclers. 4th ed. Text rev. Washington, DC: Arnerican Psychiatric Associrtion: cupyrighr 2000. dengJn izirr. Pemeriksaan fisik umum met'upakan komponen rutin dalam pemcriksaan demensia. LlaltersebLrt clapat mengungkap bukti ada,satu contoh. men),usun konsep. serta mcnentuhan kcsatnaan clan n1'a penvakit sisternik 1'ang menyebabltan disf'ungsi otak, sepertiperbedaan beberapa konsep. Lebih lan jut. ker.nar.npuiu tnentecah- hepar vang membesar dan enselalopati hepatilt, alau mungkinkan masalah, mengentukakan alasan secara logis, dan membuat menun jukl<an penyakit sistentik 1.'ang berhubungan clengan prosespenilaian yang rasional .juga terganggu. Goldstein .i.uga men- piida sistem saraf pusat. Dcteksi sarkonta Kaposi, contohnya,deskripsikan reaksi katastrofik, ditandai oleh agitasi sekunder sebaiknya membuat kiinisi rvaspacla akan probabilitas aclanvaterhadap kesiagaan sub.jektif akan dcfisit intelektual pada situasi AIDS dan kcmungkinirn konrplcks demcnsia AIDS vang terkait.yang pcnuh tekanan. Orang biasanya akan rnencoba n.ieng- Temuan ncurologis fbkal. scperti hipcrrefleksia atau kelemahankompensasi defek dengan rnenggunakan strategi untuk nreng- asimetris. lcbih sering dijunpai pada penyakit vaskular daripadahindari kegagalan kinetja intelektualnya dipertontonkan; mereka degeneratif, landa lobr-rs fiontal dan rellcks pr.inritif tampak padamungkin mengubah subjek penrbicaraan, mentbuat lelucon. atau berbagai gangguan dan sering r.nengarah ke progresi yang lebihsebaliknva mengalihkan perhatian pewzlwancara. Kr-irirngnya I uas. Tabel 7.3-6 Kriteria Diagnosis DSM-lV-TR untuk DIACNOSIS BANDINC Demensia YTT Demensia Tipc Alzhcimer versus Kategori ini sebaiknya digunakan untuk mendiagnosis demensia Demensia Vaskular yang tidak memenuhi salal.r satu kriteria tipe spesiiik yang didcskripsikan di bagiarr ini. Secara ltlasik. clcntensia vaskLrlar seialu dibedakan clengan clentcn- sia lipc Alzheirrcr berdasarkan perburukan yang terus lrenurun Contolrnya ad.rlah presentasi klinis demensi;r y.rng tidak mcrrriliki cukup bu[ti untuk mcnct.rpkan srtu etiologi spesifik. Dari Ameriian Psychiatric Association. I-)iagnostic and Slatistical Manual of Mental Disorclers. 4rh ed. Text rev. Washington, DC: American Psychiatric Association; copyright 2000, dengan izirr.
64 7. Delirium, Demensia, dan Cangguan Amnesik serta Cangguan Kognitif dan Cangguan Mental Lainnyayang n-rungkin menyertai penyakit serebrovaskular seiring ber- ternpat akan hilang sebelum memori terhadap orang, clan memorilalannya rvaktu. Meski perburukan yang jclas dan bertahaprrungkin tidak tampak pada semua kasus, gejala neurologis fokal jangka pendek hilang lebih dahulu sebelurn memori .iangkalebih sering terjadi pada demensia vaskular dibanding pada panjang.demensia tife Alzheimer, sebagaimana halnya faktor risiko Skizofreniapenyakit serebrovaskular. Walaupun skizofrenia mungkin dikaitkan dengan hendaya intelek- .Demensia Vaskular vcrsus Serangan tual derajat tertentu, ge.lalanya tidak separah ge.iala psikosis danlskemik Scsaat (TlA) gangguan isi pikir yang tarnpak pada dernensia.Serangan iskemik sesaat (TIA) adalah episocle singkat disfhngsi Penuaan Normalneurologis lokal yang berlangsung kurang dari 24.iam (biasanya5 sampai 15 menit). Meski terdapat berbagai mekanisrne yang Penuaan tidak selalu dikaitkan dengan adanya penurunan kognitifrr.rur.rgkin bertanggung jawab, episode tersebut seringkali merupa- yang signifikan namun problem rremori derajat ringan dapat ter-kan akibat rnikroen'rbolisasi lesi arterial intrakrar-rial proksimal iadi sebagai bagian penuaan normal. Kejadian r.rormal ini kadang-yarrg menyebabkan iskemia otak sesaat, dan episode tersebut kadang disebut sebagai hendalta ntentori terkait usia ataLt ke-biasarya menghilang tanpa gangguan patologi yang signifikan terlupaan senilis ringan Hal ini dibedakan dengan demensiapada.jaringan parenkim. Sekitar sepertiga orang dengan TIAyang berdasarkan keparahannya yang ringan serta fakta bahwa hal initidak diobati akan mengalami infark otak di kemudian hari; oleh tidak mengganggu perilaku sosial dan okupasional orang tersebut secara signifikan.karena itu, pengenalan TIA merupakan strategi klinis yang Cangguan Lainpentirrg urrluk rncncegalr irrfurk otak. Retardasi menlal tidak mencakup hendaya memori dan ter.iadi Klinisi sebaiknya membedakan episode yang melibatkansistem vertebrobasilar dengan episode yang melibatkan sistem di masa kanak-kanak. Gangguan amnesik ditandai hilangnvaarteri kalotis. U mumnya, gej ala sistcm vertebrobasilar tnettcerm it.t- mernori secara terbatas dan tanpa perburukan. Deplesi rnal,orkan suatu gangguan furrgsional sesaat pada baik batang otak mau- dcngan gangguan menori akan tnerespons pengobatan. Berpura-pun lobus oksipital, gejala distribusi karotis menggambarkan pura sakit serta gangguan hipofisis harus disingkirkan nauunabnormalitas hcniisf-er atau retina unilateral. Terapi antikoagulan, kemungkinanni a kecil.obat antiaglutinasi antiplatelet sepcrti aspirin, serta bedah vaskularrekonstruktif intrakranial dan ekstrakranial et'ektif' tnettgttrangi PERIALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSISrisiko infark pada pasien TIA.Dclirium Per.ialanan penyakit demensia yang klasil< adalah ar'vitan pada pasien berusia 50-an atau 60-an tahun, dengan perburukan ber-Mernbedakan antara dclirium dengan demensia dapat rneniadi tahap selama 5 sampai 10 tahun, yang akhirnya berujung padalebih sulit daripada yang dinyatakan dalam klasilikasi DSM IV- kematian. Usia saat arvitan dan kecepatan perburukan bervariasi'IR. Umumnya, delirium dibedakan berdasarkan awitan yrng di antara tipe demcnsia dan clalam kategori diagnosis individual.mendadak, durasi singkat, fluktuasi hendaya kogniti{ sepanjang Rata-rata ekspektasi angl<a harapan hidup pada pasien denganl\"rari, eksaserbasi gejala secara nokturnal, gangguan nyata pada demensia tipe Alzheimer adalah sekitar 8 tahun, dengan kisaransiklus tidur-bangun, serta gangguan atensi dan persepsi yang antara I sarnpai 20 tahun. Data rnenyimpr-rlkan bahrva pendcritaprominen. demensia dengan awitan dini atau adanya riwayat keluargaDepresi demensia cenderung mengalami perjalanan penyakit yang cepat.Sejunilah pasien depresi mengalami ge.iala hendaya kognitif yang Padasuatu studi terkini terhadap 82 1 penderitapenyakitAlzheimer,sulit dibedakan dengan ge.iala demensia. Cambaran klinisnya ter-kadang disebut sebagai pseudodentensla, n-reski istilah disftLngsi median rvaktu bertahan hidup aclalah 3.5 tahun. Sekali demensiakognitifterkait depresi lebih disukai dan lebih deskriptif. Pasien didiagnosis, pasien harr-rs men-jalani petneriksaan meclis dandengan disfungsi kognitif terkait depresi mengalanri gejaladepresil'yang protninen, memiliki claya tilik yang lebih baik ter- neurologis lengkap karena l0 sampai l5 persen p:rsien demensiahadap ge.lala dibanding pasien dernensia, dan seringkali memilikiriwayat episode depresif'. rnemiliki kondisi yang potensial reversibel jika pcngobatanCangguan Buatan dimulai sebelum ter.iadi kerusakan otak permanen. Pcrjalanar.r penyakit demensiir yang paling sering cliawaliOrang yang mencoba meniru kehilangan metnori, seperti padagaugguan buatan, melakukannya secara serampangan dan tidak dengan se.lumlah tanda samar yang mungkin. pada mulanya, di-l<onsisten. Pada demensia sejati, men-rori terhadap r'vaktu dan acuhkan baik oleh pasien maupun orang terdekat pasien. Arvitan ge.lala yang bertahap paling sering dikaitkan dengan dernensia tipe Alzheimeq demensia vaskular, endokrinopati, tumor otak, dan gangguan metabolik. Sebaliknya, arvitan detnensia akibat trauma kepala, henti iantung dengan hipoksia serebri, atau ense- lalitis mungkin rrendadak. Meski ge.jala lase awal deurensia ber- silat samar, ge.jala tersebut akan menjadi semakin mencurigakan seiring dengan perlalanan penyakit demensia, dan anggota kelu-
7.3. Demensia 65arga pada saat itu baru membawa pasien untuk mendapat perhati- emosional untuk pasien dan keluarga, serta terapi farmakologisan dokter. Penderita demensia mungkin menjadi sensitif terhadap untuk gejala spesifik, termasuk perilaku yang mengganggu.penggunaan benzodiazepin atau alkohol, yang dapat memicuperilaku agitatif, agresil atau psikotik. Pada stadium terminal Terapi Psikososialdemensia, pasien seolah menjadi cangkang hampa dari dirinya Perburukan kemampuan mental memiliki makna psikologis yangyang dulu-sangat terdisorientasi, inkoheren, amnesik, serta signifikan bagi pasien demensia. Pengalaman seseorang denganmengalami inkontinensia uri dan alvi. waktu yang memiliki kontinuitas bergantung pada rnemori. Mi:mori .jangka pendek hilang sebelum memori jangka panlang Dengan penanganan psikososial dan farmakologis dan mungkin pada sebagian besar kasus demensia, dan banyak pasien sangatkarena sifat otak yang swa-sembuh, gejala demensia dapat ber- tertekan oleh usahanya nrengingat bagaimana mereka dulu ber-jalan secara lambat untuk sesaat atau bahkan sedikit menyurut. fungsi sementara menyaksikan perburukan mereka yang begituRegresi gejala tentunya merupakan suatu yang mungkin terjadipada demensia reversibel (demensia akibat hipotiroidisme, hidro- jelas. Pada tingkatan paling mendasar, diri adalah produk ke-sefalus tekanan normal, dan tumor otak) segera setelah peng- mampuan fungsi otak. Identitas pasien akan mulai mengaburobatan dimulai. Perjalanan penyakit demensia bervariasi dariprogresi mantap (biasanya terlihat pada demensia tipe Alzheimer) seiring dengan berlanjutnya penyakit dan kemampuan merekahingga demensia yang menjadi semakin parah (biasanya tampak mengingat masa lalu akan semakin berkurang. Reaksi emosionalpada demensia vaskular) sampai demensia yang stabil (seperti yang berkisar dari depresi hingga ansietas berat sampai teroryang dapat terlihat pada demensia yang terkait dengan trauma katastrofik dapat berakar dari kesadaran bahwa makna diri se-kepala). makin menghilang.Determinan Psikososial Pasien sering diuntungkan melalui psikoterapi suportif dan edukasional yang menjelaskan secara gamblang sifat dan perjalan-Keparahan dan perjalanan penyakit demensia dapat dipengaruhi an penyakit mereka. Mereka juga dapat mengambil keuntunganfaktor psikososial. Semakin tinggi inteligensi dan edukasi pra- dari pertolongan atas kesedihan dan menerima tingkat disabilitasmorbid seseorang, semakin baik kemampuannya untuk mengom- serta atensi terhadap masalah harga diri. Area fungsi ntanaputrpensasi defisit intelektual. Orang yang mengalami demensia yang masih intak sebaiknya dimaksirnalisasi dengan cara mem-awitan cepat akan lebih sedikit menggunakan mekanisrne defensi bantu pasien mengenali aktivitas yang memungkinkan fungsinyadibanding mereka yang mengalami awitan perlahan. Ansietas dan berjalan dengan sukses. Pengkajian psikodinarnik terhadap fungsidepresi dapat meningkatkan dan memperparah gejala. Pseudode- ego defektifdan keterbatasan kognitif.juga dapat berguna. Klinisimensia terjadi pada pasien depresi yang mengeluhkan kerusakan dapat membantu pasien menemukan cara mengatasi fungsi egomemori namun yang, pada kenyataannya, mengalami gangguan yang defektif, seperti mencatat terjadinya problem orientasidepresif. Bila depresi diatasi, defek kognitif akan menghilang. dalam kalendeq membuat -ladwal untuk membantu menyusun aktivitas, dan membuat catatan untuk problem memori.PENGOBATAN Intervensi psikodinamik dengan anggota keluarga pasienLangkah pertama pengobatan demensia adalah verifikasi diag- demensia dapat sangat membantu. Mereka yang merawat pasiennosis. Diagnosis yang akurat mutlak diperlukan karena progresi berjuang dengan perasaan bersalah, sedih, rnarah, dan lelah saatpenyakit dapat dihentikan atau bahkan dibalik bila diberikan mereka menyaksikan anggota keluarga mereka berangsur-angsurterapi yang tepat. Tindakan preventifpenting dilakukan, terutama memburuk. Masalah umum yang timbul di antara para pelakupada demensia vaskular. Tindakan tersebut mungkin mencakupperubahan diet, olah raga, serta pengendalian diabetes dan hiper- rawat melibatkan pengorbanan diri mereka dalam merawattensi. Obat farmakologis dapat mencakup obat antihipertensi, anti-koagulan, atau antiplatelet. Pengendalian tekanan darah harus pasien. Kebencian yang muncul secara berangsur-angsur daribertujuan mericapai batas yang lebih tinggi dari kisaran normal, pengorbanan diri ini seringkali ditekan rasa bersalah yang di-seperti yang telah ditunjukkan melalui perbaikan fungsi kognitif timbulkannya. Klinisi dapat membantu pelaku rarvat memahamipada pasien demensia vaskular. Tekanan darah di bawah kisaran campuran perasaan kompleks yang dikaitkan dengan melihatnormal terbukti mengakibatkan hendaya fungsi kognitif lebih orang yang dicintainya mengalami kemunduran serta dapat mem-jauh pada pasien demensia. Pilihan obat antihipertensi dapat sangat beri pemahaman dan juga izin untuk mengekspresikan perasaansignifikan mengingat agen penyekat-p dikaitkan dengan hendaya ini. Klinisi juga harus waspada terhadap kecenderungan pelakukognitif yang lebih besar. Penghambat enzim pengubah angio- rawat untuk menyalahkan diri mereka sendiri atau orang laintensin (ACEI) dan diuretik tidak dikaitkan dengan hendaya atas penyakit pasien dan harus menghargai peran yang dimainkankognitifyang lebih berat dan dianggap dapat menurunkan tekanan oleh pasien demensia tersebut dalam kehidupan anggota kelu-darah tanpa memengaruhi aliran darah serebral (aliran darahserebral dianggap berkorelasi dengan fungsi kognitif). Peng- arganya.angkatan plak karotis melalui pembedahan dapat mencegahperistiwa vaskular selanjutnya pada pasien yang diseleksi secara Farmakoterapiseksama. Pendekatan pengobatan pada pasien demensia secaraumum adalah memberikan pelayanan medis suportif, dukungan Klinisi dapat meresepkan benzodiazepin untuk insomnia dan ansietas, antidepresan untuk depresi, dan obat antipsikotik untuk waham dan halusinasi, namun mereka harus waspada akan ke- mungkinan efek idiosinkratik obat pada lanSia (seperti eksitasi paradoksal, kebingungan, dan peningkatan sedasi). Secara umum, obat dengan aktivitas antikolinergik yang tinggi sebaiknya di- hindari.
66 Z. Delirium, Demensia, dan Cangguan Amnesik serta Cangguan Kognitif dan Cangguan Mental Lainnya Donepezil (Aricept), rivastigmin (Exelon), galantamin serebral primer, gangguan akibat penggunaan zat, atau efek(Rerninyl), dan takrin (Cognex) adalah penghambat kolines- simpang obat, seperli yang dibuktikan oleh temuan anarnnesisterase yang digunakan dalam pengobatan hendaya kognitif klinis, pemeriksaan fisik, dan/atau pemeriksaan laboratorium.ringan-sampai-sedang pada penyakit Alzheimer. Obat-obattersebut mengurangi inaktivitas neurotransmiter asetilkolin EPIDEMIOLOGIsehingga menghasilkan perbaikan sedang pada rnemori danpemikiran yang bertujuan. Obat-obat tersebut paling berguna Tidak ada studi adekuat yang melaporkan insidens atau prevalensiuntuk penderita yang mengalami hilang memori ringan-sampai- gangguan amnesik. Amnesia paling sering ditemukan pada gang-sedang yang masih memiliki cadangan neuron kolinergik di basal guan akibat penggunaan alkohol dan trauma kepala. Pada situasiotak depan yang cukup untuk dapat rnengambil keuntungan praktek umum dan rumah sakit, terdapat penurunan frekuensi amnesia yang terkait dengan penyalahgunaan alkohol kronis danaugmentasi neurotransmisi kolinergik. peningkatan frekuensi arnnesia terkait dengan trauma kepala. Donepezil ditoleransi dengan baik dan digunakan secara luas. ETIOLOGITakrin jarang digunakan karena potensi hepatotoksisitasnya. Datayang tersedia mengenai rivastigmin dan galantamin lebih sedikit, Struktur neuroanatomis yang paling tcrlibat dalant rnemori clanyar.rg tampaknya cenderung lebih menyebabkan efek simpang dalam timbulnya gangguan arnnesi adalah struktur diensefalongastrointestinal dan neuropsikiatri daripada donepezil. Tak satu- tedentu berupa nuklei dorsomedial dan mediana talamus sertapun obat-obatan tersebut yang mampu mencegah degenerasi struktur lobus midtemporal, seperti hipokampus, korpus mami-neuron progresif pada gangguan ini. SLratu obat baru, memantin, laria, dan amigdala. Meski amnesia biasanya terjadi akibat ke-memengaruhi rnetabolisme glutamat dan merupakan obat baru rusakan bilateral terhadap struktur tersebut, se.iumlah kasus ke-yang menjanjikan. rusakan unilateral dapat mengakibatkan gangguan amnesik. dan bukti mengindikasikan bahrva hernisf'er kiri rnungkin lebih kritisPendekatan Pengobatan Lain dibanding hemisfer kanan dalam timbulnya gangguarl memori. Banyak studi tentang memori dan amnesia pada hervan me-Beraneka ragam pengobatan farnrakologis lain untuk penurunan nyimpulkan bahwa area lain di otak.iuga mungkin terlibat dalamkognitifpada demensia sedang diteliti, sebagian besar dirancang gejala yang menyertai arnnesia. I(eterlibatan lobus frontal dapatuntuk neningkatkan fungsi sistem neurotransmiter kolinergik. menyebabkan ge.jala seperti konfabulasi dan apati, yang dapatObat lain yang sedang diuji untuk aktivitas peningkat kognitif terlihat pada pasien dengan gangguan amnesik.meliputi peningkat metabolisme otak secara urnum, penghambatsaluran kalsium, dan agen serotonergik. Se.iumlah studimenuniuk- Gangguan amnesik memiliki llanyak kausa polensial. Defi- siensi tiamin, hipoglikemia, hipoksia (tern.rasuk keracunan karbonkan bahwa selegilin (Eldepryl), suatu penghambat selektif monoksida), dan ensefalitis herpes simpleks, semuanya niemiliki predileksi untuk merusak lobus temporal, terutarna hipokanrpusoksidase-B monoamin, sefta obat anti inflamasi nonsteroid dapat sehingga dapat menyebabkan timbulriya gangguan amnesik.memperlambat kemajuan penyakit ini. Demikian pula bila tumor, penyakit serebrovaskular, prosedur bedah, atau plak sklerosis multipel melibatkan regio temporal Terapi sulih estrogen dapat mengurangi risiko penurunan atau diensefalon otak, gejala gangguan amnesik dapat timbul.kognitif pada wanita pascamenopause; meski demikian, masih di- Kerusakan otak secara umum akibat serangan ke.jang, terapiperlukan lebih banyak studi untuk memastikan efek ini. Studi ke- elektrokonvulsif (ECT), dan trauma kepala, juga dapat meng-dokteran alternatif sedang memeriksa ginkgo biloba dan fito- akibatkan hendaya memori. Amnesia global sementara dianggapmedisinal lain untuk melihat apakah agen tersebut memiliki efek sebagai gangguan serebrovaskular yang melibatkan kerusakan positif terhadap kognisi. sesaat dalam aliran darah melalui arteri vertebrobasiler. Can-rbaran esensial gangguan amnesik adalah terganggunya ke- Banyak obat yang dapat menyebabkan timbulnya amnesia mampuan memelajari dan mengingat informasi baru secara di- dan klinisi sebaiknya meniniau semua obat yang dikonsunisi, ter- dapat, disertai ketidakrnampuan mengingat pengetahuan yang masuk obat tanpa resep, dalam dalam mengkaji diagnosis pasien telah dipelajari sebelumnya atau peristiwa masa lalu. Gangguan amnesia. Golongan benzodiazepin adalah obat resep yang paling sering dikaitkan dengan amnesia. Satu jenis benzodiazepin, ter- semacall ini bila sudah berat dapat menrpengaruhi lungsi per- utama triazolam (Halcion), hipnotik kerja pendek, tidak dipakai lagi karena dapat menyebabkan amnesia anterograd. Suatu tiniau- sonal, sosial dan okupasional. Diagnosis gangguan amnesik tidak an data ilmiah menyimpulkar-r bah'nva semua jenis benzocliazepin ditegakkan apabila hendaya memori ter.iadi karena menurunnya dapat menyebabkan arnnesia dan berhubungan dengan dosis. Bila kemampuan mempertahankan dan mengalihkan atensi, seperti triazolam digunakar.r dalam dosis yang ekivalen dengan dosis yang dijumpai pada delirium, atau terkait problem fungsional standar benzodiazepinjenis lain (biasanya kurang dari atau sarna yang signifikan akibat terganggunya kemampuan intelektual dengan 0,25 nrg), amnesia jarang ter.iadi dibancling dengan peng- multipel, seperli pada demensia. Gangguan amnesik merupakan gunaan benzodiazepin jenis lain. Namun, bila bersamaau dengan sindrom sekunder yang disebabkan penyakit sistemik medis atau alkohol dan dosis yang lebih linggi, dilaporkan terjadi amnesia anterograd.
7.4. Cangguan Amnesik 67DIAC NOSIS Tabel 7,4-1 Kriteria Diagnosis DSM-lV-TR untuk GangguanUntuk diagnosis gangguar.r arnnesik, DSM-IV-TR niervajibkan Amnesik Akibat Kondisi Medis Umum\"timbulnya hendaya rremori 1,ang dimanil-estasikan sebagaihendaya kemampuan memela.jari infonnasi baru atau ketidak- A, Timbulnya hendaya memori seperti yang dimanifestajikan .,mampuan mengingat informasi yang tclah dipelaiari sebelum-nya,\" dan':gangguan memori [harus rnenyebabkan] ... hendaya , oleh hendaya'kemampuan memelajari infoi:masi baru atauyang signifikan dalarn fungsi sosial atau okupasional.\" Diagnosisgangguan amnesik akibat kondisi medis ulnum ('l'abel 7.4-1) ketidaknrampuan mengihgat informasi yang telah dipelajaridibuat bila terdapat bukti adanya kondisi medis spesifik yangrelevan secara kausatif (termasr-rk traurna fisik). DSM-IV-TR sebelu m nya.lebih lanjut mengalegorikan diagnosis tersebut sebagai sententaraatau kronik. Diagnosis ganeguan amnesik persist'n terinduksi 'B. Cangguan memori tersebui menyebabkan hendaya yangzat ditegakkan bi la terdapat bukti bahrva ge.iala terkait secara kau- signifikan dalam fungsi sosial atau okup4sional dan \".salif clengan penggunaurn suatu zat (Tabel 7.4-2). DSM-IV-TR . . mencerminkan penurunan tingkat fungsi sebelumnya yangmenganjr.rrkan klinisi untuk meruiuk diagnosis spesifik dalamgangguan telkait zat: gangguan amnesik persisten terinduksi signifikan,alkohol; gangguan amnesik persisten ter.induksi sedativa, hip-notik, atau ansiolitik: serta gangguan amncsik persisten tcrinduksi C. Cingguan memori tidak hanya terjadi selama perjalananzflt lain (atau vane tidak diketahui). DSM-IV-TR jugr menl'e- delirium atau demensia.diakan tempat untr-rk diagnosis gangguan amncsil< \'ang tidaktergolongkan (Tabel 7.4 3). D. Terdapat bukti clari arrrmnesis, penreril<saan fisik, at.ru tcmuan ltbor.rtoriurrr balrrra ganggu.rn ierscbut rncruprkarrGAMBARAN KLINIS DAN SUBTIPE konsekuensi fisiologi Iangiung dari suatu kondisi medisGejala utirrna gangeuan anrnesik adalah tintbuluva gangguan umum (termasuk traunra fisik;.rnemori vang ditanclai oleh hendaya kemampuan merlela.iariinlormasi baru (amnesia ante rograd) dan keticlakrnampllan mcng- TenLukan apal<ah:ingal pengetahuan )/ang scbclumnva diingat (amnesia rctrograd).Ge.iala sebagian besar mengakibatkan rnirsalah 1,ang signifikan Sementara: bila hendaya memori berlangsung kurarrg dariuntuk pasien dalanr lirngsi sosial dan okupasional. Waktu kctika alau selama 1 bulanpasien rr-renjadi antnesik dapat dirnulai langsung seiak saat traunta Kronik: bila hendaya mernori berlangsung iebih dari .l bulanatau dapat mencakup suatu periode sebelurn trauma, Memori Catatan pengkodean: cantunrkan na,ta koniiisi medis umur.r.rmengenai rvaktu sclama terjadinya cedera fisik (seperti padaperistirva screbrovasl(ular).juga dapat menghilang, pada Aksis l, cth., Cangguan amnesik akibat traum.r kepala; kodekan juga kondisi medis umum tersebut pada Aksis lll. Merrori .jangka pendcl< cian memori segera biasanya meng-alarni hendaya, Pasien tidak mampll mengingat apa yang dimakan Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Stat/stica/saat sarapan atau makan siang, narna rurnah sakit, atau dokter Manual of Mental Disorders. 4th ed. Tc\t rev. Wa.hington, DC:)/ang merawat, Pacla beberapa pasien, amnesia sangat dalam American Psychiatric Association; copyright :000, dengan izin.sehingga mereka tidal< dapat berorientasi terhaclap kota danrvaktu, meski orientasi terhadap orang.jarang hilang pada ganggu- Berbagai ge.jala lain dapat dikaitkan clengan gaugguanan amnesik. Memori mengenai irrformasi yang pernah dipclajarisebelurnnya atau peristirva masa lampau, seperti pengalaman amnesik. UntLrk pasien dengan hendal'a kognitif lain, cliagnosismasir kanak-kanak, masih baik, nan-run mcnrori akan peristita cleme nsia atau deliriurr lcbih lcpat dibancling cliagnosis gangguandari masa lalu vang belum terlalu lan.ra (sclama satu dckade ter- amnesik. Baik peLr-rbahan kepribadian _vang samar maupun menye-akhir) mengalami henda1,a. Memori se-uera (yang diuji, nrisalnya, luruh clapat menyertai ge.jala henday'a rncrrori pada gangguanclcngan menvuruh pasien untuk mengingat etiam angka) tetap antnesik. Pasien dapat menjadi apatis, kr-rrang berinisiatit, rneng-Lttuh. Seiling dcngan perbaikan. pasien nrungkin n-rengalanripenl,empiLan jangka rvaktu yang terhilang mernorinl,a meski sc- f abel 7.4-2.jumlah pasien rnengalami perbaikan ntemori beftahap akan Kriteria Diagnosis DSM-lV-TR untuk Gangguanselurr.rh periode te rsebut. Amnesik Persisten Terinduksi Zat Au'itan ge.jala dapat mendadak, scperti pacla traurra. peristirva A. Timbulnya hendaya'mernori seperti yang dimanifestasikanscrebrovaskuIar. clan cedera kimiarvi neurotoksik, atau bertahap,scpcrti pada dcfisiensi -qizi dan tr-mor serebri. Amnesia dapat oleh hendaya kemampuan memelajari infornrasi baru ataubcrdurasi pcndek (digolongkan senrentara oleh DSN{-lV-TR bila ketid.akmampuan mengingat informasi yang telah dipela jari sebelumhyaberlangsung selanra I bulan atau kLrrang) atau durasi panjang (di- B. Cangguan memori tersebut nrenyebabkan hendaya yanggolongi<an pcrsisten olch DSN,l-lV-l'lt bila berlangsung selamalebih dari I bulan). . signifil<an dalam fungsi sosial atau okupasional dan mcncerminkan pcnuruniln tingkat fungsi sebelumnya yang signifikan. C. Cdngguan merlori tidak hanya terjacli selama perjalanan delirium atau demensia serta menetap melantpaui durasi intoksikasi atau keadaarr putus zat yang biasa. D. Terdapa{ bukti dari anrnrnesis, pemeriksaan fisik, afau temuan laboratorium bahwa g.rngguan nremori tersebut secara . etiologis terkait dengan efek persisten penggunaan zat (cth., obat atau pengobatan.yarrg disalahgunakan). Kode gangguan arnnesik persisten tcrkait (zat spesifik): (Alkohol; Scdativa, hipnotik, atau ansiolitik; Zjt lain latau yang tid.rk diketa hu i l) Dari.Arnerican Psychiatric Association. .Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.4th ed. Text rev. Washington, DC: American Psychiatric Associalion; copyright 2000, dengJn izin,
68 7. Delirium, Demensia, dan Cangg,uan Amnesik serta Cangguan Kognitif dan Cangguan Mental l-ainnyaTabel 7.4-3 memorinya dan sel4lu menjadi orang yang menemukanKriteria Diagnosis DSM-lV-TR untuk Cangguan barang orang lain di rumah. Namun, seiring berjalannyaAmnesik YTT waktu, timbul tilikan dalam dirinya dan ia menerima ke-Kategori ini,stlbaiknya' digunakan untu k $angguan amnesik yang nyataan bahwa'masalah memori ini merupakan akibat radiasi tldak memenuhi kriteria tipe spesifik lain yang telah': yang dulu diterirna. Memorijangka panjangnya utuh sebagai- mana kemampuan. kognitif yang lain; kecuali sedikit penu-dijelaskan di bagian ini. runar kemampuan,uirtuk membuat rencana ke depan, namun karena fungsi ini berkembang baik sebelumnya, pasien masihContolrnya adaiah $ambaran klinis amnesia yen$ tidak mem!l!fi dapat berfunilsi lebih baik daripada rata-rata. Ny. R akhimya mulai membuat begitu ban-vak kesalahan di kantor sehingga bukti yang.cup;O un,uk menegakkan suatu etialoSi spesifik ia jelasjelas tidak mampu mempertahankan pekerjaannya. Namun, ia mampu berfungsi dengan baik di rumah dengan:(yi., disosiatif terinduksi zat; atau akibat'kdndisi medis . bantuan daltar'lpekerjaan yang harus dilakukan\" dan papanumUm).. ,r:l: '.' ..'. ' ': bufetin petunjuk di banyak ruangan di rumahnya.Dari Arnerican Psychiatric Association. Diagnostic and Statrstica/ Manua! of Mental Disorders.'4th ed. Text rev. Washington, DC: Amcrican Psychiatric Association; copyright 2000, dengJn izin.alami episode agitasi tanpa pemicu, maupun tarnpak sangat ramah DIACNOSIS DSM-IV-TRatau penurut. Pasien dengan gangguan amnesik juga mungkintampak bingung dan kacau serta mungkin mencoba menutupi Aksis I: Gangguan amnesik akibat radiasi sistem sarafkebingungan dengan meniarvab pertanyaan secara konfabulatif.Secara khas, pasien dengan gangguan amnesik tidak memiliki pusat, kroniktilikan yang baik akan kondisi neuropsikiatrinya. Aksis II: Tidak ada diagnosis tit: pascaradiasi untuk tumor otak i. \"' -at<sis IV: stres Aksis Ketidakmampuan bekerja rnengakibatkan finansial Aksis V: GAF: 55Ny. n adalah seorang wanita berusia 48 tahun yang telah':bercerai dan mcmpunyai tiga orangianak: remaja, I{ingga 3 Penyakit Serebrovaskulartahun sebelurnya, Ny. R bseakaet rijtaus,eibua-gnari.brrugyuglruu*intkueklesleabhuaanh, Penyakit serebrovaskular )'ang meu)'crang hipokarnpus nielibat- pudu kan arleri serebri dan arteri basilaris sefta cabang-cabanguya.department rrrr.\" Infarkjarang terbatas pada hipokanrpus saja; inf'ark sering melibat- kan lobus parietal atau oksipital. Oleh karena itu, geiala yangmudah lupq rasa apatis, dan nyeri kepalq yang menurutnya sering rnenyertai penyakit serebrovaskulal pada regio ini adalalr tanda neurologis lokal 1,ang melibatkan modalitas penglihatandisebabkan oleh penyakit migren yang telah ada sebe lumnya. atau sensorik. Penyakit serebrovaskular yang rrenyerang talamus medial bilateral, terutama bagian anterior. sering dikaitkan denganla rnengunjungi seorang psikiater dan diresepkan antidepresan gcjala gangguan arnnesik. Bebcrapa studi kasus t-nelaporkan gang- guan amnesik akibat ruptur aneurisma arteri komurrikans anterioryang menuutnya tidak maniui.'Nyeri kepalanya bertambah yang menyebabkan inlark di regio basalis otak depan.parah dan Ny. R mengunjungi seorang neurolog yang tidak Sindrom Korsakoff. menemukan apa pun pada perneriksaan fisik nalnun meng- Sindrom Korsakoff adalah sindrom amnesik ),ang disebabkan defisiensi tiamin, paling sering dikaitkan dengan kebiasaan gizianjurkan untuk nenjalani CI' scan sebagai tindakan pen- buruk pada orang dengan penyalahgunaan alkohol kronik. Kausa gizi buruk lain (sepcrti kelaparan), karsinoma gaster hernodialisis.cegahan. CIscar menunjukkan sebuah glioma besar di lobus hiperemesis gravidarum, hiperalirnentasi intravena berkepaniang-frontal kanan dalam stadiun.r Il dari IV. Glioma ini kemudian an, serta ptika pada gaster juga dapat mengakibatkan dcfisiensi tiamin. Sindrom Korsakoff sering dikaitkan dengan ensefalopatidireseksi melalui pembedahan diikuti radioterapi dosis 7.500 Wernicke, sindrom terkait yang terdiri dari kebingungan, ataksia. dan oftalmoplegi. Temuan neuropatologis pasien dengan gejalarad yang difokuskan pada kuadran frontal kanan. Ny. R pul ih terkait delisiensi tiamin mencakup hiperplasia pembuluh darah kecil kadang disertai perdarahan, hipcrtrofi astrosit, dan perubah-dari pembedahan dan radioterapi dalam keadaan baik, tanpa an samar pada akson neuronal. Meski dclirium akan menghilang dalam rvaktu sekitar satu bulan. sindrom amnesik akan menyertaidefisit neurologis fokal. la temyata mengalami glioma tipe atau mengikuti ensefalopati Wernicke yang tidak diobati padajinak dan'dapat kembali bekerja. Satu-satunya obat ypng di- sekitar 85 persen kasus. Awitan sindrom Korsakolf dapat berangsur-angsur. Memorikonsumsinya adalah karbamazepin sebagai profilaksis ter-,hadap kejang j'ang tak pemah dialaminya;. ,, , jangka pendek cenderung lebih terkena dibanding rnemori jangka panjang namun gambaran ini bervariasi. Konfabulasi, apati, danTiga tahun seJelah pemb-edahan; pasieq dan keluargamulai merasd ada masalah dEngan merirori jangkapendeknya,yang dimulaildengan mElupakan janji dan menghilangkan'.barang-barang., Pada suatu waktu, ia tidak mampu menemukanmobilnya di tempatiparkir baqdara karena ia lupa mereknyadan dimana ia memarkimya. Seiring berjalannya waktu, ke- .pikunan ini berkembang dan meqjadi cukup parah, sampairnengganggu pekerjaannya. eontohnya, ia lupa bahwa iatelah membuat pesanan dan mengulanginya kembali. Awal-nya, Ny. R menjadi iritabel dan seiing menyalahkan oranglain atas masalahirya (cth., menyalahkan, qekretaris karenamenghilangkan berkas, menyalahkan anak kareng salah me-letakkan benda di rumah), Masalah meniori Ny. R terutamasiulgat menyusahkannya karena ia selalu membanggakan
pasivitas sering menjadi gejala prominen sindrom ini. Dengan 7.4. Cangguan Amnesik 69pengobatan, pasien mungkin akan tetap amnesik hingga 3 bulandan kemudian secara berangsur-angsur membaik pada tahun terutama pada hemisfer kiri. Pasien amnesia global sementaraberikutnya. Pemberian tiamin dapat mencegah timbulnya gejala harnpir secara universal mengalami perbaikan penuh rneski satuamnesik tambahan namun pengobatan tersebut jarang mampu studi menemukan bahwa kurang lebih 20 persen pasien mungkinmembalikkan gejala amnesik yang parah saat ge.jala tersebut mengalami rekurensi episode dan studi lain menemukan bahwatimbul. Sekitar sepertiga sampai seperempat pasien sembuh sekitar 7 persen pasien mungkin mengalami epilepsi. pasiensempurna dan sekitar seperempat pasien tidak menunjukkan per- amnesia global sementara dibedakan dengan pasien TIA yaitubaikan gejala. lebih sedikit pasien yang mengidap diabetes, hiperkolesterolemia, dan hipertrigliseridemia, namun lebih banyak yang mengidap hiperlensi dan episode migren.Alkoholik Blackout PATOTOGI DAN PEMERIKSAAN LABORATORIUMPada beberapa orang dengan penyalahgunaan alkohol berat,dapat terjadi sindrom yang biasanya disebut sebagai alkoholik Temuan laboratorium yang diagnostik untuk gangguan ini mungkinblackout. Khasnya, orang tersebut bangun di pagi hari dengan diperoleh dengan menggunakan u-ii neuropsikologis kuantitatif.kesadaran penuh bahwa ia tidak mampu mengingat waktu pada Tersedia pula uji terstandarisasi r-rntuk me ngkaji ingatan mengenaimalam sebelumnya ketika ia sedang mengalami intoksikasi. peristiwa bersejarah atau tokoh masyarakat yang dikenal denganKadang-kadang, perilaku spesifik (menyembunyikan uang ditempat rahasia dan memicu pertengkaran) dikaitkan dengan baik untuk menciri silat ketidakrrampuan seseorang untukblackout ini. mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya. KinerjaTerapi Elektrokonvulsif pada uji tersebut bervariasi antarindividu dengan gangguanTerapi ECT biasanya dikaitkan dengan amnesia retrograd selamaperiode beberapa menit sebelum terapi dan amnesia anterograd amnesik. Defisit samar dalam fungsi kognitif lain dapat terlihatsetelah terapi. Amnesia anterograd biasanya membaik dalam 5 pada individu dengan gangguan amnesik. Meski demikian, defisit niemori merupakan gambaran predominan dalam pemeriksaanjam. Defisit memori ringan dapat menetap selama I sampai 2 status mental dan memegang peranan besar untuk defisit fungsi- onal lain. Tidak ada gambaran yang spesifik atau diagnostik yangbulan setelah dilakukan terapi ECT, namun gejala biasanya dapat terdeteksi pada studi pencitraan sepefti MRI atau CI.sembuh sempurna 6 sampai 9 bulan setelah terapi. Namun, kerusakan struktur lobus temporal medial lazim dijurnpai dan dapat digambarkan dalam bentuk pembesaran ventrikel ke-Trauma Kepala tiga atau kornu temporal atau dalam atrofi struktural yang di- deteksi melalui MRI.Trauma kepala (baik yang tertutup maupun tembus) dapat menye-babkan serangkaian luas gejala neuropsikiatri, termasuk demensi4 DIAGNOSIS BANDINGdepresi, perubahan kepribadian, dan gangguan amnesik. Gangguanamnesik yang disebabkan oleh trauma kepala biasanya dikaitkan Untuk menegakkan diagnosis, seorang klinisi harus rrcnrperolehdengan suatu periode amnesia retrograd sebelum insiden trauma- anamnesis pasien, melakukan pemeriksaan fisik lengkap, dantik dan amnesia mengenai insiden traumatik itu sendiri. Keparah-an cedera otak sedikit banyak berhubungan dengan durasi dan memerintahkan semua uji laboratorium yang sesuai. Diagnosiskeparahan sindrom amnesik, namun untuk mengetahui perbaikanyang sesungguhnya adalah dengan melihat perbaikan dera.jat lain dapat dikacaukan dengan gangguan amnesik.amnesia selama minggu peftama setelah pasien telah sadar. Demensia dan DeliriumAmnesia Clobal Sementara Klinisi harus nrembedakan gangguan amnesik dengan demensiaAmnesia global sementara ditandai oleh hilangnya secara men- dan delirium. Hendaya memori biasanya ada pada demensiadadak kemampuan mengingat peristiwa yang baru terjadi atau namun disertai oleh deflsit kognitif lain. Hendaya mernori juga lazim terdapat pada delirium namun terjadi saat atensi dan ke-mengingat informasi baru. Sindrom ini sering ditandai oleh sadaran terganggu.kurangnya tilikan terhadap masalah, sensorium jernih, kebingung-an deraiat ringan, dan kadang-kadang, kemampuan melakukan Penuaan Normaltugas kompleks yang telah dipelajari dengan baik sebelumnya.Episode berlangsung 6 sampai 24 jam. Penelitian menyimpulkan Hendaya memori dalam skala kecil dapat menyerlai proses penua- an normal namun syarat DSM-IV-TR bahwa hendaya memoribahwa amnesia global sementara terjadi pada 5 sampai l0 kasus harus nienyebabkan hendaya yang signifikan dalam lungsi sosialper 100.000 orang per tahun, meski untuk pasien berusia di atas atau okupasional semestinya menyingkirkan pasien dengan penua-50 tahun, angka ini dapat mencapai 30 kasus per 100.000 orang an normal dari diagnosis.per tahun. Patofisiologinya tidak diketahui tapi mungkin melibat- Cangguan Disosiatifkan iskemia lobus temporal dan regio diensefalon otak. Sejumlahstudi pada pasien dengan menggunakan SPECT menunjukkan Gangguan disosiatif terkaclang dapat sulit dibedakan dengan gangguan amnesik. Namun, pasien dengan gangguan disosiatifpenurunan aliran darah di regio temporal dan parieto-temporal,
70 Z. Delirium, Demensia, dan Cangguan Amnesikserta Cangguan Kognitif dan Cangguan Mental Lainnyalebih cenderung telah kehilangan orientasi terhadap dirinya dan CANCGUAN MOOD AKIBATmungkin memiliki hendayamemori yang lebih selektif dibanding KONDISI MEDIS UMUMpasien dengan gangguan amnesik. Sebagai contoh, pasien dengangangguan disosiatif mungkin tidak tahu nama atau alamat rumah- Gangguan ntood akibat kondisi medis umum, yang.jr:ga dikenalnya tapi masih mampu memelajari informasi baru dan mengingat sebagai gangguan mood sekunder, ditandai oleh perubahan noodmemori tertentu di masa lalu. Gangguan disosiatif juga sering di- prominen yang dianggap merupakan efek fisiologis langsung darisebabkan oleh peristiwa hidup yang mengakibatkan stres emosi- penyakit medis atau zat spesifik. Gangguan ini seringkali sulitonal yang melibatkan uang, sistem hukum, atau hubungan yang didefinisikan dan belum diteliti secara luas; meski demikian,bermasalah. gambaran kuncinya adalah mood depresif(anhedonia) alau ntoodGangguan Buatan elevasi, ekspansif, atau iritabel yang prominen, persisten,Pasien dengan gangguan buatan yartg meniru gangguan amnesik menyusahkan, atau secara fungsional menyebabkan hendaya, dansering menunjukkan hasil yang tidak konsisten pada uji tnemori dianggap disebabkan baik oleh penyakit medis maupun bedahdan tidak memiliki bukti kausa yang dapat diidentifikasi. Temuan atau oleh intoksikasi atau keadaan putus zat. Hendaya kognitif bukan merupakan gambaran klinis predominan; sebaliknya, gang-tersebut, disertai bukti adanya manfaat primer atau sekunder guan mood dapat dianggap sebagai bagian delirium, demensia, atau gangguan defisit kognitif lain. Pendiagnosis diminta men-untuk pasien, semestinya mengarah ke suatu gangguan buatan' jelaskan apakah gangguan mood berupa manik, depresi, atau campuran, dan apakah kriteria untuk sindrom depresifatau manikPERIALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS mayor yang sepenuhnya simtomatik terpenuhi.Kausa spesifik gangguan amnesik menentukan perjalanan penya- Epidemiologikit dan prognosis bagi seorang pasien. Awitan dapat mendadak Insiden sefta prevalensi gangguan mood sekunder tidak diketahui.atau berangsur-angsur! gejala dapat bersifat sementara atau pdr- Frekuensi depresi pada orang yang sakit secara medis tarnpaknyasisten, dan hasil akhir dapat berkisar dari tidak ada perbaikan sama antar.ienis kelamin atau mungkin sedikit lebih tinggi pada pria dibanding wanita, E,pisode depresif mayor dan n.rinot lazimhingga penyembuhan sempurna. Gangguan amnesik sementara teri adi setelah penyakit tertentu seperti stroke, penyakit Parkinson,dengan penyembuhan sempurna lazim pada epilepsi lobus tempo- penyakit Huntington, inleksi HIV dan sklerosis multipel (MS).ral, EC! konsumsi obat seperti golongan benzodiazepin dan bar- Mania sekunder lebih jarang terjadi pada penyakit neurologis di-biturat, serla resusitasi henti jantung. Sindrom amnesik permanen dapat ter.jadi setelah trauma kepala, keracunan karbon monoksida, bandingkan depresi; namun banyak klinisi berpengalaman me- infark serebri, perdarahan subarakhnoid, dan ensefalitis herpes simpleks. laporkan tingginya angka eufbria pada pasien MS.PENCOBATAN Etiologi Pendekatan primer pengobatan gangguan amnesik adalah meng- Daftar kausa potensial sindrom depresif maupun manik amat atasi kausa yang mendasari. Meski pasiennya amnesik, upaya panjang. Tabel 7.5-1 mencantumkau beberapa kausa yang paling suportif mengenai tanggal, waktu, dan lokasi pasien dapat mern- sering dipikirkan. bantu serta dapat mengurangi ansietas pasien. Setelah resolusi episode amnesik, psikoterapi .ienis tertentu (kognitif, psikodina- Diagnosis dan Gambaran Klinis mik, atau suportif) dapat membantu pasien menyatukan penga- laman amnesik ke dalarn kehidupan mereka. Gejala depresi atau manik yang ditemukan pada gangguan mood sekunder secara fenomenal serupa dengan gejala yang diternukan Sebagian besar pasien amnesik akibat cedera otak melakukan pada gangguan mood primer (idiopatik) (lihat Tabel 123-7 pada Bagian 12.3). Tidak diketahui apakah gejala tertentu lebih sering penyangkalan. Klinisi harus menghargai dan berempati dengan ter.iadi pada gangguan sekundert diperkirakan, prevalensi dapat bervariasi tergantung etiologi spesifik gangguan sekunder ter- kebutuhan pasien untuk menyangkal kenyataan tentang apa yang sebut. Contohnya, ansietas digambarkan prominen pada sindrom telah terjadi. Konfrontasi buntu dan tidak sensitif dapat meng- depresif mayor.yang tampak pada pasien penyakit Parkinson. hancurkan hubungan terapeutik yang sedang berlangsung dan dapat membuat pasien merasa diserang. Pada pendekatan yang Diagnosis Banding sensitif, klinisi membantu pasien menerima keterbatasan kognitif mereka dengan memajankan defisit tersebut sedikit demi sedikit Terdapat dua wilayah luas diagnosis banding yang perlu diper- timbangkan saat menegakkan adanya gangguan nood sekunder. seiring berjalannya waktu. Klinisi juga harus waspada untuk menjadi tergoda untuk berpikir bahwa semua gejala pasien ber- kaitan langsung dengan cedera otak. Evaluasi mengenai gangguan kepribadian yang telah ada sebelumnya, seperti gangguan ke- pribadian ambang, antisosial, dan narsisistik, sebaiknya menjadi bagian dari pengkaiian keseluruhan; banyak pasien dengan gang- guan kepribadian menempatkan dirinya dalam situasi yang mem- predisposisikan dirinya terhadap cedera. Ciri kepribadian ini dapat menjadi bagian penting dalam psikoterapi psikodinamik.
7.5, Cangguan Mental Akibat Kondisi Medis Umum 71 Tabel 7.5-1 yang nrenyebabkan gangguan nood tersebut? Menentukan ada- Kausa Gangguan Mood Sekunder nya kondisi yang relevan bergantung pada pengkajian medis- neurologis dan psikiatri standar. Menetapkan hubungan kausallntoksikasi obat terhadap gangguan mood mungkin sulit dilakukan. Alkohol atau hipnotik-sedatif Perjalanan Penyakit dan Prognosis Antips ikoIik Kondisi depresif yang rneniadi komorbiditas terhadap penyakit Antidepresan medis umum atau gangguan terkait zat memiliki prognosis yang Metoklopramid; penyekat reseptor-H, lebih buruk dibanding gangguan yang tidak memiliki asosiasi Antihipertensi (terutarra agen yang bekerja sentral, cth., yang jelas. Per.ryakit depresif sekunder paling sering merupakan rnetildopa, klonidin, reserpin) suatu penyakit kronis yang terkadang ditandai oleh periode rernisi Steroid seks (cth., obat kontrasepsi oral, steroid anabolik) yang diikuti rekurensi dan kadang-kadang penyakit berkelanjutan. Clukokortikoid Prognosis bervariasi, bergantung pada keadaan penyakit etiologi; Levodopa depresi sekunder terhadap penyakit yang dapat diobati (cth., hipo- Brornokriptin tiroidisrne) memiliki hasil akhir yang lebih baik daripada depresi yang dikaitkan dengan kondisi terminal yang seca.ra esensial tidakKeadaan putus obat bisa diobati (cth., karsinoma pankreas metastatik). Nikotin, kafein, alkohol atau hipnotik-sedatif, kokain, amfetamin PengobatanTumor Obat antidepresan standar (terrnasuk antidepresan irisiklik, peng- hambat oksidase monoamin (MAOI), penghambat selektif rezrp- Serebral primer ldfe serotonin (SSRI), dan psikostimulan) efektif pada banyak Neoplasma sistemik pasien dengan penyakit rnedis dan neurologis atau gangguan akibat penggunaan zat. Terapi elektrokonvulsif (E,CT) dapal ber-Trauma manfaat pada pasien yang tidak merespons pengobatan. Kontusio serebri Klinisi yang menangarri pasien dengan gangguan mood Hematoma subdural sekunder harus mengobati seefektif mr,rngkin kausa medis yang lnfeksi mendasari. Sebaiknya digunakan pendekatan pengobatan standar Serebral (cth., meningitis, ensefalitis, HIV, sifilis) sebagaimana yang digunakan pada gangguan mood primer yang Sisternik (cth., sepsis, infeksi saluran kemih, pneurnonia) sesuai, meski risiko efek toksik obat psikotropik rnungkin memer- lukan peningkatari dosis yang lebih bertahap. Pada tingkat mini- Kardiak dan vaskular mum, psikoterapi sebaiknya terfbkus pada masalah psikoeduka- Serebrovaskular (cth., infark, perdarahan, vaskulitis) sional. Konsep gangguan perilaku sekunder terhadap penyakit Kardiovaskular (cth., keadaan curah jantung rendah, gagal rncdis mungkin baru atau sulit diterima dan didukung oleh banyak jantung kongestif, syok) pasien dan keluarganya. Masalah keluarga, intrapsikis, atau inter- personal yang lebih spesifik dianggap diindikasikan dalam psiko- Fisiologis atau metabolik terapi. Hipoksemia, gangguan elektrolit, gagal ginjal atau hati, hipo atau hiperglikemia, keadaan pascakejang CANCCUAN PSIKOTIK AKIBAT KONDISI MEDIS UMUM Endokrin Cangguan tiroid atau glukokortikoid Untuk menegakkan diagnosis gangguan psikotik akibat kondisi medis umum, klinisi pertarna-tama harus menyingkirkan sin- Cizi drom yang mungkin menampakkan gejala psikotik yang di- Defisiensi folat, vitamin 8,, sebabkan oleh hendaya kognitif (cth., delirium dan demensia tipe Alzheimer). Gangguan dalam kategori ini biasanya tidak Demielinisasi disertai dengan perubahan sensorium. Sklerosis rnultipel Epidemiologi Neurodegeneratif Insiden dan prevalensi gangguan psikotik sekunder pada populasi Penyakit Parkinson, penyakit Huntington umum tidak diketahui. Prevalensi geiala psikotik meningkat pada populasi klinis terpilih, seperti pada penghuni panti jompo, namun Atas izin Eric D Caine, M.D., dan leffrey M. Lyness, M.D belum jelas bagaimana mengekstrapolasikan temuan ini ke kelom- pok pasien lain.Yang pertama bersifat fenomenal dan logis:Apakah pasien meng-alami gejalq depresi atau manik yang signifikan secara klinissaat tidak.ada bukti defisit kognitif yang predominan? Peng-kajian tersebuimemerlukan perhatian terhadap gejala dan fungsidalam anamnesis dan pemeriksaan status mental. Sebagaibagian dari proses tersebut, sang klinisi juga harus menetapkanapakah terdapat sindrom mood yang memadai untuk meng-haruskan dilakukannya uji pengobatan empiris dengan obatantidepresan. Wilayah kedua bersifat etiologis: Apakah pasien memilikikondisi pada Aksis III atau keadaan intoksikasi atau putus zat
72 7. Delirium, Demensia, dan Cangguan Amnesik serta Cangguan Kognitif dan Cangguan Mental LainnyaEtiologi GANCCUAN ANSIETAS AKIBAT KONDISI MEDIS UMUMHampir semua penyakit serebral atau sistemik yang rnemengaruhifungsi otak dapat menimbulkan gejala psikotik. Gangguan dege- Definisineratif, seperti penyakit Alzheimer atau penyakit Huntington,dapat muncul awal dengan psikosis awitan baru disertai bukti Gambaran kunci gangguan ansietas akibat kondisi medis umumminimal adanya hendaya kognitif pada tahap paling awal. adalah adanya gejala kecemasan yang prominen, yang dapat me- liputi kecemasim umum, serangiin panik, obsesi, kompulsi, atauDiagnosis dan Gambaran Klinis fobi4 yang dianggap disebabkan baik oleh kondisi medis atau bedah padaAksis III atau oleh intoksikasi atau keadaan putus zat.Untuk menegakkan diagnosis sindrom psikotik sekunder, klinisipertama-tama harus memastikan bahwa pasien tidak dalam Epidemiologikeadaan delirium, yang dibuktikan oleh tingkat kesadaran yangstabil. Pengka.iian status mental secara teliti dilakukan untuk Prevalensi gejala ansietas tinggi pada pasien medis umum danmenyingkirkan hendaya kognitif yang signifikan, seperti yang pada pasien dengan berbagai penyakit medis spesifik yang secaradijumpai pada dernensia atau gangguan amnesik. Langkah mutlak merupakan kausa potensial sindrom ansietas sekunder.berikutnya adalah mencari penyakit serebral atau sistemik yangmungkin berhubungan secara kausal dengan psikosis. Simto- Etiologimatologi psikotik sendiri tidak membantu dalam membedakankausa sekunder dengan primer (idiopatik). Kausa yang paling sering disebut pada sindrom ansietas meliputi keadaan lerkait zat (intoksikasi kaf'ein, kokain, amfetamin, dan Pemeriksaan lisik dan neurologis yang sistematik harus di- zat simpatomimetik lain; keadaan putus nikotin, hipnotik-sedatif, dan alkohol), endokrinopati (terutama feokromositoma, hiper-lakukan. Meski demikian, pemeriksa harus senantiasa mengingat tiroidisme, keadaan hiperkortisolemik, dan hiperparatiroidisme),bahwa tanda neurologis yang halus dan tidak terlokalisasi serta gangguan metabolik (cth., hipoksemia, hiperkalsemia, dan hipo-berbagai bentuk diskinesia dapat timbul pada skizofrenia. Eva- glikemia), serta gangguan neurologis (termasuk vaskular, trauma,luasi pencitraan neurologis dengan MRI disarankan untuk semua dan degeratif). Banyak dari kondisi ini bersifat sementara secarapsikosis awitan baru, tanpa memperhatikan usia pasien. Deteksi inheren atau dapat dengan mudah disembuhkan. Tidak diketahuiadanya abnormalitas sistemik atau serebral seperti tumor otak apakah hal tersebut mencerminkan patolisiologi ansietas sekunderdapat mengarah ke penentuan adanya psikosis sekunder; namun, atau merupakan arlefak pelaporan (cth., ansietas dengan awitanmenegakkan diagnosis sindrom psikotik sekunder memerlukan subakut dan resolusi penuh setelah pengangkatan feokromositomapertimbangan klinis yang matang. cenderung dilaporkan sebagai suatu contoh ansietas akibat penyakit medis dibanding ansietds kronik pada penyakit parr,rPerjalanan Penyakit dan Prognosis obstruktif kronik). Telah banyak perhatian ditujukan terhadap hubungan antara serangan panik dengan prolaps katup mitral.Perjalanan penyakit dan prognosis sindrom psikotik sekunder Sifat hubungan tersebut tidak diketahui, oleh karena itu, diagnosisbergantung pada etiologi. Gejala psikotik yang timbul akibat serangan panik sekunder terhadap prolaps katup mitral seringkalitrauma kepala dapat membaik secara dramatis selama masa terlalu dini. Yang menarik, sejumlah laporan terbaru mencoba me-penyembuhan. Waham yang disebabkan penyakit degeneratif ngaitkan gejala obsesif-kompulsif dengan timbulnya patologi didapat berkurang saat penyakit memburuk karena kapasitas mem- ganglia basalis.bangun kognisi yang lebih kompleks hilang secara bertahap.Beberapa gangguan psikotik sekunder membaik dengan peng- Diagnosis dan Cambaran Klinisobatan penyakit yang mendasari, seperti pada psikosis interiktalpada epilepsi, yang seringkali membaik dengan pengendalian Geiala gangguan ansietas sekunder per definisi secara fenomenalkejang secara farmakologis atau bedah. Gangguan psikotik serupa dengan yang ditemukan pada gangguan ansietas primersekunder terhadap penyakit infeksius mungkin tidak dapat mem- yang sesuai (cth., serangan panik dan obsesi) (lihat Tabel 13.7-lbaik meski organisme penginfeksi telah dibasmi karena ke- pada bagian I 3.7).rusakan jaringan yang terjadi selama masa infeksi akut bersifatireversibel. Perjalanan Penyakit dan PrognosisPengobatan Hasil akhir diperkirakan bergantung pada etiologi spesifik; de- ngan dernikian, ansietas akibat hipertiroidisme mungkin dapatPrinsip pengobatan gangguan psikotik sekunder serupa dengan sembul-r sempurna dengan pengobatan keadaan hipertiroid, semen-untuk gangguan neuropsikiatri sekunder lainnya, yaitu identifikasi tara ansietas karena kardiomiopati dengan keadaan curahjantungsegera agen etiologi sefta pengobatan kausa yang mendasari. rendah mungkin mengalami perjalanan penyakit yang lebihObat antipsikotik dapat memberikan penyembuhan simtomatik. kronik.
7.5. Cangguan Mental Akibat Kondisi Medis Umum 73Pengobatan Pendekatan pengobatan sangat bervariasi, bcrgantung padaSelain mengobati kausa yang mendasari, klinisi mendapati bahwa etiologi. Ilila tidak mungkin dilakukan perbaikan terhadapbenzodiazepin bermanfaat mengurangi gejala ansietas; psikoterapisuportif (termasuk masalah psikoedukasional yang berfokus pada kausa yang mendasari, psikoterapi suportif dan berorientasi peri-diagnosis dan prognosis) juga dapat berguna. Kemanjuran terapi laku dengan pasien (dan mungkin pasangan) dapat meminimali,lain yang lebih spesifik untuk sindrom sekunder (cth., obat anti- sasi penderitaan dan meningkatkan kepuasan seksual (contohnya,depresan untuk serangan panik, SSRI untuk gejala obsesif-kom- dengan mengembangkan interaksi seksual yang tidak terbataspulsif, terapi perilaku untuk fobia sederhana) belum diketahui, pada disfungsi spesifik). Tersedia kelompok dukungan untuknamun bisa.iadi berguna. orang dengan disfungsi spesifik. Pengobatan lain yang berbasis gejala dapat digunakan pada kondisi tertentu, contohnya, pem-GANCCUAN TIDUR AKIBAT berian sildenafil (Viagra) atau implantasi secara bedah suatu pro-KONDISI MEDIS UMUM stesis penis dapat digunakan dalam pengobatan disfungsi ereksi pria.Gangguan tidur dapat bermanif'estasi dalam empat cara: tidurberlebihan (hipersomnia), de{isiensi tidur (insomnia), perilaku GANGGUAN MENTAL AKIBATatau aktivitas abnormal saat tidur (parasornnia), dan ganggr:an KONDISI MEDIS UMUM YTTwaktu tidur (gangguan tidur irama sirkadian). Gangguan tidurprirner terjadi tanpa terkait penyakit medis atau psikiatri Iain. DSM-IV-'|R rnerniliki tiga kategori diagnosis tambahan untuk prcsentasi klinis gangguan mental akibat kondisi mcdis umum Diagnosis gangguan tidur sekunder bergantung pada idcn- yang tidak memenuhi kriteria diagnosis untuk diagnosis spesilik.tifikasi proses penyakit aktif yang diketahui menimbulkan cfek Diagnosis perlama adalah gangguan katatonik akibat kondisiyang dapat diamati pada tidur. Pengobatan pertamatama dituju- medis umum (l'abel 7.5-2). Diagnosis kedua adalah perubahan kepribadian akibat kondisi rnedis umum. Dirgnosis ketiga adalahkan pada penyakit medis atau neurologis yang mendasari. Peng- gangguan mental yang tidak tergolongkan (YT'I') akibat kondisiobatan simtomatik berfokus pada modilikasi perilaku, seperti medis umum (Tabel 7.5-3)perbaikan higiene tidur. Pilihan farmakologis juga dapat diguna-kan, seperti benzodiazepin untukrestless legs syndronte atau miok- Katatonia Akibat Kondisi Medislonus nokturnal, stimulan untuk hipersomnia, dan obat antidepre-san trisiklik untuk manipulasitidur rapid eye movement (REM). Katatonia dapat disebabkan oleh berbagai kondisi rncdis atau bedah. Kelainan ini biasanya ditandai oleh postur yang terliksasiDISFUNGSI SEKSUAL AKIBAT dan fleksibilitas serca. Mutismc. ncgativisme, dan ckolalia dapatKONDISI MEDIS UMUM mcnjadi gambaran terkait. lnsiderr katatonia akibat kondisi medis umurn tidak dikctahui. Gejala katatonia lebih ccnderung dikaitkanSindrom spesifik yang ditandai dislungsi seksual yang sccara dengan skizofrenia clibanding gangguan lain.psikologis dianggap disebabkan oleh kondisi medis umum adalahgangguan hasrat seksual hipoaktifpada pria atau wanita, gangguan Keanehan gerakan nrcrupakan gantbaran paling karakteristik;ereksi pada pria. dispareunia, serta dislungsi seksual pada pria yang paling sering adalah rigiditas. Iliperaktivitas clan agitasiatau wanita lain. Tabel 7.5-2 Meski survei telah berulang kali menunjukkan tingginya prc- Kriteria Diagnosis DSM lV-TR untuk Gangguanvalensi disfungsi seksual pada populasi umum, data yang sahih Katatonik Akibat Kondisi Medis Umummengenai disfungsi sekunder masih kurang. Senada dcngan haltersebut, obat tertentu dapat dikaitkan dengan angka spesifik A. Adanya katatonia sebagaimana dimanifestasikan olehge.jala seksual, namun perscntase pasien yang benar-benar meng- imobilitas motorik, aktivitas motorik berlebihan (yang tampakalami sindrom sekunder tidak diketahui. ,r' tidak bertujuan dan tidak dipengaruhi rangsang eksternal), Jenis disfungsi seksual dipengaruhi etiologi namun jarang : negativisme atau mutisme ekstrim, keanehan gerakan.ada spesifi sitas; artinya, etiologi tertentu mungkin bermanif'tjstasisebagai satu (atau lebih dari satu) dari bcbcrapa sindrom. Kategori ]..volunter,atauekola|iaatauekoprakiiaumum meliputi obat dan obat yang disalahgunakan, prosespenyakit lokal yang menyerang organ seks primer atau sekundeq .. B.' Terdapat bukti dari anamnesid, perneriksaan fisik, atau tcmuanserta penyakit sistemik yang memengaruhi organ seks melaluirute neurologis, vaskular, atau endokrinologis. laboratorium bahwa gangguan tersebut merupakan Perjalanan penyakit dan prognosis disfungsi seksual sekunder konsekuensi fisiologis langsung suatu kondisi medis unrum.sangat bervariasi, bergantung pada etiologi. Sindrom terinduksiobat umumnya mengalami rernisi dengan penghentian (atau penu- manik), .\"C. C,angguan ini tidak lebih mungkirl disebjbkan gangguanrunan dosis) agen penyebab. Dist'ungsi berbasis endokrin .iuga ,;: . ,mentel lain (cth., episode . ,,umumnya membaik dengan restorasi fisiologi normal. Sebalik-nya, disfungsi akibat penyakit neurologis mungkin mengalami D. Cangguan tidak hanya terjadi selama delirium bs1ll6gerr69.per.jalanan penyakit yang berkepanjangan, bahkan progresif. Catalan pengkodean: Sertakan nama kondisi medis urnunt pada Aksis l, cth., Cangguan katatonik akibat ensefalopati hepatik; nyatakan juga kode kondisi medis umum pada Aksis Ill. .Daii r American Psychiatric Association. Diagnostic and Statlstical : Manual of Mental Disorders.4th ed. Text rev. Washington, DC: American Psychiatric Association; copyright 2000, dcngan izin.
74 7. Delirium, Denrerrsia, dan Cangguan Arnnesik serta Cangguan Kognitif dan Cangguan Mcntal Lainny.rTabel 7.5-3 Tabel 7.5-4Kriteria Diagnosis DSM-lV-TR untuk Cangguan Kriteria Diagnosis DSM lV-TR untuk PerubahanMental Akibat Kondisi Medis Umum YTT Kepribadian Akibat Kondisi Medis Umum Kategori residual ini sebaiknya digunakan untuk situasi ketika A. Cangguan kepribadian persisten yang mencerminkdn telah ditetapkan b;rhwa gangguan tersebut disebabkan eiek . fisiologis langsung suatu kondisi medis umunt, narnun tidak perubahan pola kepribadian karakleiistik seseorang menrenuhi kriteria gangguan mental spesiiik akibat kondisi sebelurnnya. (Pada anak, SanBBuan mencakup deviasi nyata medis umum(cth., gejala disosiatif akibat kejang parsial pertumbuhan normal atau perubahan signifikan pola perilaku kompleks). yang biasanya dari seorang anak yang berlangsung paling Catatan pengkodeani Sertakan'nama kondisi medis umum pada sedikit I tahun.) Aksis l, cth., Cangguan mental YTT akibat penyakit HIV; B. Terdapat bukli dari arr.rmnesis, pemcriksaan iisil<, atau temuan nyatakan juga kode kondisi medis umum pada Aksis lll. laboratorium bahwa gangguan tersebut merupakan Dari American 'PsyChiatric Association. Diagnostic and Statisilcal konsekuensi fisiologis larrgsung sualu kondisi medis umum. Manual of Mental p;5sv11,^o 4th ed. Text rev. Washington, DC: C. Cangguan lcrsebul tidak lebih mungkin disebabkan olelr BanBSurn rnental Iain (termasuk ganSBUan nrenlal lain akibat American Psychiatric Association; copyriglrt 2Ocro, dengan izin. kondisi medis umum). D. Cangguan lcrscbul ticlak hanya terjadi selama deliriumpsikornotor juga dapat terj ad i. Per.i alanan penyakit clan progrtos is bcrlangsu ng.sangat berhubungan dengan etiologi. Neoplasntir, ensefalitis, E. Canggurn iersebut menyehabkan penderitaan yang signifikantrauma kepala, diabetes, dan gangguan ntetabolik lain dapat secara klinis atau hendaya d.rlanr fungsi sosial, ol..upasional,muncul dengan gambaran kalatonik. Jika gangguan yang men- atau arcd [urrgsi Iairr yJng penlinB.dasari dapat diobati, sindrom katatonik akan menyembuh. Peng- TentuLan tipc:obatan harus dituiukan terhadap etiologi 1'aug mendasari. Obat Tipe labil: jika g.imbaran predominan adalah labilitas afeLtifantipsikotik dapat memperbaiki abnormalitas postural meski Tipe disinhibisi: jil<a gambaran predonrinan adalahtidak berefek pada gangguan yang mendasari. ECI'telah berhasildigunakan untuk kasus yang menetap. pengendalian impuls yang buruk sebagaimana dibul<tikan oleh kesenrbronoan seksual, dll.Perubahan Kepribadian Akibat Tipe agresif: jika gambaran predominarr adalah perilakuKondisi Medis Umum agresrlPerubahan kepribadian berarti bahu'a sarana mendasar bagi sese-orang unluk berinteraksi dan berperilaku telah bcrubah. Ketika Tipe apatis: jika gambaran predominan adalah sikap apati danter.iadi perubahan kepribadian sc.iati pada rrasa deu.'asa. klinisi indiferen yang nydhharus selalu mencurigai adant'a ceciera otak. \4cski dcmikian.hanrpir semua gangguan nredis dapat ntenl'cbabkatt pet'Libahan Tipe paranoid: jika gambaran predominan adalah kecurigaankepribadian. atau ide parlnoid Tidak ada satu pun tipe perilaku lertentu atau pcrubahan Tipe lain: jika presentasi tirlak ditandai oleh satu pun subtipedalam ciri kepribadian yang bersifat diagnostik. Penyakit yang di alassecara istimewa menyerang lobus fiontal atau struktur subkortikalcenderung bermanifestasi dengau perubahan kepribadian yang Tipe kombinasi: jika terdapat satu atau lebilr gambaranmenonjol. Trauma kepala merupakan kausa yang lazim. T[nior prcdonrinan pada keadaan klinislobus frontal,. seperti meningioma dan glioma, dapat tumbuhhingga berukuran cukup besar sebelum menalik perhatian medis, Tipe YTTkarena tumor tersebut biasanya tidak menampakkan gejala secara Catatan pengkodean: Sertakan nama kondisi rnedis umum padaneurologis (yi., tanpa tanda fokal). Sindrom demensia progresif,terutama yang dengan pola degenerasi subkortikal, seperti Aksis l, cth., Perubahan kepribadian akibat epilepsi lobuskompleks demensia pada AIDS, penyakit Huntington, atau palsy tenrporal; rryatakan juga kode l<onclisi medis umum pada supranuklear progresif, sering menyebabkan gangguan kepribadi- Aksis IIl.an yang signilikan. MS dapat menyerang kepribadian, yang mencerminkan adanya degenerasi substansia alba subkortikal. Dari American Psychiatric Associatior.t. Diagnostic and Statistical Pa.ianan terhadap toksin dengan predileksi pada substansia alba, Manual of Mental Disorders. 4th ed. Text rev, Washinglon, DC: seperti pada iradiasi, juga dapat menyebabkan perubahan ke-pribadian signifikan yang tidak sebanding dengan hendaya American Psychiatric Association; copyright 2000, dengan izin. motorik atau kognitif. Kriteria diagnosis DSM lV-TR untuk per- ubahan kepribadian akibat kondisi medis umum tercantum pada Per-rgobatan untuk sindrom kepribadian sekunder pertama{ama 'Iabel 7.5-4. ditujukan untuk mengorcksi etiologi yang mendasari. Litium karbonat, karbamazepin, dirn asam valproat digunakan untuk me- ngendalikar.r labilitas afektif dan irnpulsivitas. Agresi atau eksplo- sivitas dapat diobati dengan litium (Eskalith), obat antikonvulsan. atau kombinasi litium dengan obat antikonvulsan. Antagonis reseptor B-adrenergik yang bekerja sentral, sepefti propranolol (lnderal), juga rnemiliki sedikit kemanjuran, Apati dan inersia kadang-kadang membaik dengan obat psikostimulan. Mengingat kognisi clan keterarnpilan verbal pada pasien dengan perubahan kepribadian sekunder mungkin masih utuh, nereka dapat diiadikan kandidat untuk psikoterapi. Keluarga sebaiknya dilibatkan dalam proses terapi, dengan fokus pada edukasi dan msmahami suuber perilaku pasien yang tidak pada tempatnya. masalah mengenai kompetensi, disabilitas, dan advokasi sering menjadi pertimbangan
7.5. Cangguan Mental Akibat Kondisi Medis [Jmum 75klinis pada pasien yang mungkin mengalami perubahan perilaku bentuk yang komplet relatif.jarang, bahkan pada rnereka denganyang pervasifdan tidak dapat diramalkan. kejang parsial kornpleks yang berasal dari lobus temporal. Banyak pasien tidak mengalami gangguan lcepribadian; yang lain men-GANGGUAN SPESIFIK derita serangkaian gangguan yang sangat berbeda dengan sindrom yang klasik.Epilepsi Cejala Psikotik. Awitan ge.jala psikotik pada epilepsi ber-Epilepsi adalah penyakit neurologis kronik paling sering padapopulasi umum dan menyerang kurang lebih I persen populasi di variasi. Sccara klasik, ge.iala psikotik tampak pada pasien yrngAmerika Serikat. Bagi psikiater, perhatian utama tentang epilepsi telah rnengalarni epilepsi dalam .iangka waktu lama dan awitanadalah pertimbangan adanya diagnosis epilepsi pada pasien psi- gejala psikotik didahului oleh tirnbuInya perrrbrhan kepribadiankiatri, percabangan psikososial diagnosis epilepsi untuk seorang yang berhubungan dengan aktivitas epileptik otak. Gejala psikosispasien, serta efek psikologis dan kognitifobat antikonvulsan yang yang paling khas adalah halusinasi dan waham paranoid.sering digunakan. Dengan memperhatikan bagian peftama.per- Kekerasan. Kekerasan, episodik menjadi masalah pada se-timbangan tersebut, 30 sampai 50 persen penderita epilepsi meng- bagian pasien epilepsi, terutama epilepsi yang berasal dari lobr-rsalami kesulitan psikiatri pada suatu waktu selama perjalanan temporal dan liontal. Belunr diketahui dengan pasti apakah ke-penyakit. Gejala perilaku epilepsi paling sering adalah perubahan kerasan merupakan rnanif'estasi serangan itu sencliri atau memilikikepribadian. Psikosis dan kekerasan lebihjarang ter.jadi dibanding surnber psikopatologis interiktal. Sebagian besar bukti menun-yang diperkirakan. jukkan kekerasan sangat.jarang meniadi f'enomena iktal. Hanya pada kasus yang langka saja kekerasan pada seorang pasienCejala epilepsi dianggap disebabkan oleh serangan kejang itu sendiri.Gqnrn Pnnlxral. I(ejadian praiktal (aura) pada epilepsi parsial Cejala Cangguan Mood. Ge.lala gangguan rzood. seperlikompleks mencakup sensasi otonom (seperti perut kembung, pipi depresi dan rnania, lebih.jarang terlihat pada epilepsi dibandingmemerah, dan perubahan napas), sensasi kognitif(seperli ddjdru, gejala lir-skizolrenia. Kalau pun terjadi, gejala ganggr\"ran moodjamais tu, pikiran yang dibuat-buat, keadaan sepedi bermimpi), cenderung bersifat episodik dan paling sering muncul bila tbkuskeadaan afektif(seperli takut, panik, depresi, dan elasi), dan yang epilepsi mengenai lobus temporal hernisf'er serebri nondominan.klasik, otomatisme (seperti menampar bibir, menggosok-gosok, Makna ge.iala ganggtan ntood dapat diperlihatkan oleh meningkat- nya insiden percobaan bunuh diri pada orang dengan epilepsi.mengunyah). Obat antikonvulsan merupakan terapi pilihan utama. ObatCrfnrn lxrar-. Perilaku singkat, kacau, dan tak terinhibisi lini pertama untuk ke.jang umum adalah valproat dan fenitoin. Obat lini pertama untuk kejang parsial meliputi karbamazepin,menandai kejadian iktal. Meski beberapa pengacara pembela okskarbazepin. dan fenitoin. Etosuksimid dan valproat adalahmengklaim sebaliknya, seseorang jarang menunjukkan perilaku obat lini peftama untuk ke.jang absans (petit rnal). Psikoterapi,kasar yang direncanakan dan berlujuan selama suatu episode konseling keluarga, dan terapi kelompok bergr-rna untuk mem-epilepsi. Gejala kognitif meliputi amnesia akan rvaktu selama bicarakarr masalah psikososial yang berkaitan dengan epilepsi. Sebagai tambahan, klinisi sebaiknya menyadari ballva banyakserangan dan periode delirium yang menyembuh setelah serangan. obat antiepileptik menyebabkan hendaya kognitif derajat ringanPada pasien epilepsi parsial kompleks, fokus serangan dapat di-temukan pada elektroensefalograrn (EEG) pada 25 sampai 50 sampai sedang, dan penyesuaian dosis atau perubahan obat sebaik-persen pasien. Penggunaan elektroda sfenoidal atau temporalanterior dan EEG pada keadaan kurang tidur dapat meningkatkan nya dipertimbangkan jika gejala hendaya kognitif merupakankemungkir.ran menemukan abnormalitas EEG. EEG normal multi-pel sering diperoleh pada pasien epilepsi parsial kompleks; oleh masalah bagi pasien.karena itu, EEG normal tidak dapat digunakan untuk menyingkir- Tumor Otakkan diagnosis epilepsi parsial kompleks. Penggunaan rekamanEEGjangka panjang (biasany a24 sampai 72 jam) dapat membantu Tumor otak dan penyakit serebrovaskular clapat ntenyebabkanklinisi mendeteksi fokus kejang pada se.jumlah pasien. Sebagian hampir semua gejala atau sindrom psikiatri. Umumnya, tumorbesar studi menunjukkan bahwa penggunaan lead nasofaring dikaitkan dengan psikopatologi yang dibuat-buat dibandingtidak terlalu meningkatkan selsltiyilas E,EG namun justru me- penyakit serebrovaskular yang menyerang.jaringan otak dalamnambah ketidaknyamanan prosedur bagi pasien. volume yang setara. Dua kunci pendekatan terhadap diagnosis kedua kondisi tersebut adalah anamnesis klinis yang menyeluruhCrfnrn lrrrnrrrnr \ dan pemeriksaan neurologis lengkap. Kinerja teknik pencitraan otak yang tepat biasanya merupakan prosedur diagnostik final;Cangguan Kepribadian. Abnormalitas psikiatri yang paling pencitraan tersebut sebaiknya memastikan diagnosis klinis, bukan- nya menemukan kausa yang tidak dicurigai sebelunlnya.sering dilaporkan pada pasien epileptik adalah gangguan ke- Gejala mental dialami pada suatu waktu selama per.jalananpribadian, dan gangguan tersebut terutama cenderung terjadi pada penyakit pada kurang lebih 50 persen pasien tumor otak. Pada sekitar 80 persen pasien dengan gejala mental, tumor terletak dipasien dengan epilepsi yang berasal dari lobus temporal. Gambar- regio frontal atau limbik otak dibanding di regio parietal atauan tersering adalah tampak sangat religius, pengalaman emosiyang meninggi-suatu kualitas yang biasa disebut viskositaskepribadian-dan perubahan perilaku seksual. Sindrom dalam
76 7. Delirium, Demensia, dan Cangguan Amnesik serta Cangguan Kognitif dan Cangguan Mental Lainnyatemporal. Meningioma cenderung mcr-ryebabkan geiala lokal Tabel 7.5-5clengan menekan area korleks tertentu sedangkan gliorna cende- Kriteria Riset DSM lV-TR untuk Cangguanrung mengakibatkan ge.iala difus. Delirium paling sering menjadi Pascagegarkomponen tumor metastatik atau tumor besar yang tumbuh de-ngan cepat. Jika pada anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien me- A. Riwayat trauma kepala yang telah menyebibkan gegar otaknLrniukkan adanya inkontinensia urin atau alvi, tumor lobusfrontal sebaiknya dicurigai; bila anamnesis dan pemeriksaan fisik yang signifikan.mengungkap adanya abnormalitas memori dan cara bicara, se- Catatan: Manifestasi gegar mel i puti h i langnya kesadaran,baiknya dicurigai adanya tumor lobus temporal. Kognisi yang ...,,amnesia pascatraumar dan, yang lebih jarang, awitan kejang.terganggu sering menyertai adanya tumor otak, tanpa memandangtipe atau lokasi. , pascatrauma. Metode spesifik untuk mendefinisikan kriteria . ini perld ditentukan melalui penelitian lebih lanjut.Trauma Kcpala B. Bukti dari uji neuropsikologis atau pengkajian kognitif'l'rauma kcpala dapat n-renimbulkan scrangkaian ge.jala mentaldan dapat mengarah ke diagnosis dcmcnsia akibat trauma kcpala kuanlitatif akan adanya kesulitan atensi (berkonsentrasi,atau gangguan mental YTT akibat kondisi medis umum (contoh-nyil gangguan pascagegar). Sindronr pascagegar letap menjadi . mengalihkan fokus atensi, melakukan tugas kognitif secarahal yang kontroversial karena berfbkus pada kisaran gejalapsikiatri yang luas, bebcrapa di antaranya serius, yang dapatjuga , simultan) atau memoii (memelajlri atau'mengingat kembaliter.jadi pada kasus traunra kcpala minor. DSM lV-'lR mcnycrtakansekumpulan kriteria penelitian untuk gangguan pascagegar pada informasi).lampiran (Tabel 7.5 5). C, Tiga (atau lebih) hal berikut ini terjadi scgera setelah traumaPatofisiologi. Trauma kepala merupakan situasi klinis yang dan berlangsung selama setidaknfa.3 bulan:lazim dijumpai; diperkirakan teqjadi 2,juta insiden yang n\"relibatkan (l) menjadi cepat lelahtrauma kepala setiap tahun. Trauma kepala paling sering ter.jadipada orang berusia l5 sarrrpai 25 tahun clan mcmiliki predominansi (2) tidLrr y.ng ierganggu (3) nyeri keprlapria tcrhadap wanita kurang lebih 3 berbancling l. Perkiraan kasar (4) vertigo alau pusingberdasarkan kcparahan trtruma kcpala mengindikasikan bahrva (5) iritabilitas atau agresi saat tidak ada atau sedikit provokasiharnpir semua pasien cedera kepala berat, lebih dari setengah (6) ansietas, dcpresi, atau labilitas afektifpasien cedera kepala sedang, dan kurang lebih l0 persen pasicn (7) perubahrn kepribadian (cth., kesembronoan sosial rtauccclera kepala ringan, mengalami sekuele neuropsikiatri yang ber- ieksual)kepanjangan akibat traunra kepala. Trauma kcpala dapat dibagi se- (B) apati atdri kurangnya spontanitascara kasar menjadi trauma kepala tembus (seperti yang ditirnbul- D. Cejala pada kiteria B dan C memiliki awitan setelah lraunrakan olch peluru) dan trauma tumpul. 1'aitu tidak ada penetrasi fisik kepala atau, bila tidak, rnencerminkan perburukan substansialpada tcngkorak. Trauma tr-rmpul .jauli lebih sering dibanding dari gejala yang lclah ada sebelumnya.trauma kepala tembus. Kecelakaan sepeda motor merupakan E. Cangguan menyebabkan hendayr yang signifikan dalampenyebab lebih dari separuh insiden trauma tumpul sistcm saraf frrngii sosial ,rtau okupasional dan merqgg.rmbarkanpusat. dan terjatuh, kekerasan, serta traumii kepala oleh karenaolahraga merupakan penycbab scbagian besar kasus sisanyr. pcnurunan yang signifikan drri tingkat kemanrpuan bcrfungsi Sementara cedcra otak akibat luka tembus biasanya tcrletak sebelumnya. Pada anak usia sekolah manifestasi hendayapada daerah yang lerkena misil sccara langsung, ccdera otak berupa perburukan signifikan dalam kinerja sekolalr atauakibat traurna tumpul melibatkan se.jumlah mekanisme. Selama akademik scjak terjadinya trruma.trauma kepala berlangsung, kepala biasanya bergerak majur.nundur dengan sangat keras, sehingga otak menumbuk tulang F. Cejala tidak rnemenuhi kriteria demensia rkibat traumatengkorak secara berulang-ulang saat otak dan tengkorak rneng- kepala dan tidak lebih mungkin discbrbkan oleh gangguanalarni ketidaksesuaian dalam desclcrasi dan akselcrasi cepat. menlal lain (cth., gangguan amnesik akibat lrauma kepala,Tumbukan ini mengakibatkan kontusio fokal dan peregangan perubahan kepribadian akibat trauma kepala).parenkirl otak menyebabkan ccdera aksonal dilus. Proscs yang Dari Americarr Psychialric Association. Diagnoslic and SIati:licaltimbul belakangan, seperti edema dan perdarahan, dapat meng- Manual of Menlal Disorclers. 4th ed. Te\t rev. Washingtorr, DC: akibatkan kerusakan lebih iauh terliadap otak. American Psychiatric Association; copyright 2000, dengan izin.Cejala. Dua kelompok utarna ge.jala yang berhubungan de- yang lersisa cenderung meniadi pcrmanen. Masalah kognitil'ter-ngan trauma kepala adalah hendal,a kognitifdan sekucle perilaku. sering adalah berkurangnya kecepatan pemrosesan inlormasi, ber- Setelah periode amnesia pascatl'auma, biasanya terdapat periode kurangnya atensi, perhatian rnudah teralih. defisit dalam peme-penyembuhan selarna 6 sampai l2 bulan, yang setelahnya, gejala ciihan masalah dan kemampuan untuk mempertahankan usaha, serta masalah mcmori dan mernelajari infbrmasi baru. Berbagai disabilitas bahasa juga dapat muncul. Secara perilaku, gejala ulama mencakup depresi, peningkatan impulsivitas, peningkatan agresi, dan perubahan kepribadian. Cciala lcrsebut dapat mengalami eksaserbasi lebih .jauh dcngan pcnggunaan alkohol, yang sering tcrlibat dalam peristirva traurna kepala itu sendiri. Muncul perdebatan mengenai bagaimana karakter dan ciri kepribadian yang telah ada scbclurnnya ffreme- ngaruhi pcrkembangan gejala perilaku sctt:lah suatLl trauma kepala. Studi kritis yang diperlukan untuk mcnia$'ab pertanyaan terscbut secara definitifbelum dilakukan namun beban opini tcr- sebut bersandar pada asosiasi berbasis biologis clan neuroanatontis antara trauma kepala dan sekucle perilaku.
7.5. Cangguan Mental Akibat Kondisi Medis Umum 77Pengobatan. Pengobatan gangguan kognitif dan perilaku meski keparaltannya masih tidak bersifat hipornanik. Namun, depresi lazim diiumpai; menyerang 25 sampai 50 persen pasienpasien trauma kepala pada dasarnya serupa dengan pendekatan MS dan mengakibatkan angka bunuh diri yang lebih tinggi di-pengobatan pasien lain dengan gejala tersebut. Satu perbedaan banding populasi umum. Faktor risiko bunuh diri pada pasien MSadalah bahwa pasien trauma kepala mungkin menjadi sangat adalah jenis kelamin pria, awitan MS sebelum usia 30, danrentan terhadap efek samping yang dikaitkan dengan obat psiko- diagnosis penyakit yang relatif baru. Perubahan kepribadian jugatropika; oleh karena itu, obat tersebut harus dimulai dalam dosis sering terdapat pada pasien MS; menyerang 20 sampai 40 persenyang lebih rendah dan harus dititrasi naik lebih lambat dari biasa- pasien dan sering ditandai oleh peningkatan iritabilitas atau apati.nya. Antidepresan standar dapat digunakan untuk mengobatidepresi, dan baik antikonvulsan maupun antipsikotik dapat di- Sklerosis Amiotropik Lateral. Sklerosisamiorropiklateralgunakan untuk mengatasi agresi dan impulsivitas. Pendekatanlain untuk gejala meliputi titium, penyekat saluran kalsium, dan merupakan penyakit atrofi otot asirnetris yang tidak diturunkanantagonis B-adrenergik. dan bersilat progresif. Penyakit ini dirnulai pada usia dervasa dan berkembang dalam beberapa bulan atau tahun hingga melibatkan Klinisi harus mendukung pasien melalui psikoterapi individu semua otot lurik kecuali otot.iantung dan mata. Selain atrofi otot,atau kelompok dan sebaiknya'mendukung pelaku rawat utama pasicn mengalami tanda ketcrlibatan traktus piramidalis. Penyakitmelalui terapi pasangan dan keluarga. Khususnya pada trauma ini jarang dijumpai dan terjadi pada kurang Ie bih 1,6 per I 00.000kepala ringan dan sedang, pasien sebaiknya berkumpul kembali orang per tahun. Beberapa pasien mengalami demensia pada saatdengan keluarga dan memulai kembali pekerjaannyai oleh karenaitu, semua pihak yang terlibat perlu membantu menyesuaikan yang bersamaan. Penyakit ini berkembang cepat dan kematianperubahan kepribadian dan kemampuan mental pasien yang umumnya terjadi dalam waktu 4 tahun setelah awitan.terkena. Penyakit lnfeksiGangguan Demielinisasi Ensefalitis Herpes Simpleks. Ensefatitis herpes sin.rpleksMS merupakan gangguan demielinisasi utama. Gangguan demi-elinisasi lain meliputi sklerosis lateral amiotropik, leukodistrofi adalahjenis ensefalitis fokal yang paling lazim dan paling seringmetakromatik, adrenoleukodistrofi , gangliosidosis. panensefalitis menyerang lobus temporal dan frontal. Ge-jalanya sering rnen-sklerosa subakut, dan penyakit Kufl'. Semua gangguan ini dapat cakup anosrnie. halusinasi ollaktorik dan gustatolik, serta per-dikaitkan dengan gejala neurologis, kognitif, dan perilaku. ubahan kepribadian dan dapat-iuga melibatkan perilaku psikotikSklerosis Multipet. MS ditandai oleh episode berulang atau bizar. Epilepsi parsial kornpleks juga dapat timbul padagejala yang secara patofisiologi berhubungan dengan lesi rnulti- pasien ensefalitis herpes simpleks. Meski angka kernatian infeksifokal pada substansia alba di sistem sarafpusat. Kausanya tetaptidak diketahui namun penelitian memfokuskan pada infeksi ini telah menurun, banyak pasien menunjukkan perubahan ke-virus lambat dan gangguan sistem kekebalan. Perkiraan prevalensiMS di belahan dunia Barat adalah 50 per 100.000 orang. Penyakit pribadian, gejala hilang memori, dan gejala psikotik.ini jauh lebih sering terladi pada iklim dingin dan sedang di-banding di daerah tropis dan subtropis serta lebih lazim dijumpai Ensefalitis Rabies. Periocle inkubasi rabies berkisar dari l0 hari sampai I tahun, yang setelahnya dapat timbul gejala kege-pada wanita dibanding pria; penyakit ini secara predominan lisahan, overaktilitas, dan agitasi. Hidrofobia, terjadi pada hinggamerupakan penyakit kaum dewasa muda. Pada sebagian besar 50 persen pasien, ditandai oleh ketakutan yang amat sangat akanpasien, awitan terjadi antara usia 20-an dan 40-an. meminum air. Ketakutan ini muncul akibat spasme berat laring Gejala neuropsikiatri MS dapat dibagi menjadi tipe kognitifdan perilaku. Laporan penelitian menemukan bahwa 30 sampai dan diafragma yang dialami pasien saat meminum air. Saat ense-50 persen pasien MS memiliki hendaya kognitif dalam derajattertentu dan bahwa 20 sampai 30 persen pasien MS mengalami falitis rabies muncul, penyakit ini bersifat fatal dalam hitunganhendaya kognitif yang serius. Meski bukti rnengindikasikanbahwa pasien MS mengalami penurunan intelegensi umum, hari atau minggu.memori menjadi fungsi kognitif yang paling sering terkena. Ke-parahan hendaya memori tampaknya tidak berhubungan dengan Neurosifilis. Neurosifi lis (dikenal juga sebagai paresis umunt)keparahan gejala neurologis atau lama sakit. muncul 10 sampai 15 tahun setelah infeksi primer Treponenta. Gejala perilaku yang dikaitkan dengan MS adalah euforia, Sejak penisilin ditemukan, neurosifilis menjadi penyakit yangdepresi, dan perubahan kepribadian. Psikosis merupakan penyulit jarang, meski AIDS dikaitkan dengan munculnya kembali neuro-yang jarang. Kurang lebih 25 persen orang dengan MS menunjuk- sifilis dalam praktik medis pada daerah perkotaan. Neurosifiliskan mood euforia yang keparahannya tidak bersifat hipomanik, umumnya menyerang lobus frontal dan rnengakibatkan perubah-melainkan sedikit lebih ceria daripada situasi yang dihadapi dan an kepribadian, daya nilai yang buruk, iritabilitas, serta berkurang-tidak sejalan dengan watak sebelum awitan MS. Hanya l0 persen nya perhatian terhadap diri sendiri. Waham kebesaran munculpasien MS yang mengalami peningkatan ntood yang menetap, pada I 0 sampai 20 persen pasien yang terkena. Pada perkembang- an penyakit ini akan timbul demensia dan tremor sampai pasien mengalami parises. Gejala neurologis meliputi pupil Argyll- Robertson, yang kecil, ireguler,dan tidak simetris; tremor; disar- tria; dan hiperrefleksia. Pemeriksaan Iikuor serebrospinal menun- jukkan limfositosis, peningkatan protein, dan hasil positif u.ji L'enereal Disease Research Laboratory (VDRL).
7B 7. Delirium, Demensia, dan Cangguan Amnesikserta Cangguan Kognitif dan Cangguan Mental LainnyaMeningitis Kronik. Meningitis kronik juga lebih sering di- dan selalu fatal yang terjadi terutama pada parLrh baya atau dervasaternui dibanding masa lalu karena kondisi imunokompromais tua. Manifestasi penyakit ini awalnya berupa kelelahan, ge.ialapada penderita AIDS. Agen kausatif tersering adalah |vlycobac- menyerupai flu, dan hendaya kognitif. Seiring dengan ber-teriunt hLberkulosis, Kriptokokus, dan Koksidioides. Ge.iala umum kembangnya penyakit, muncul temuan neurologis fokal sepertiadalah nyeri kepala, hendaya memori, kebingungan, dan deman.r. afasia dan apraksia. Manif'estasi psikiatri dapat berubah-ubah danPanensefalitis Sklerosa Subakut. Panensef'alitis sklerosa mencakup gangguan emosional, ansietas, eufbria, depresi, waham,sr-rbakut adalah penyakit masa kanak-kanak dan rema.ia awal, halusinasi, atau perubahan kepribadian yang nyata. Progresidengan rasio pria-wanita 3 berbanding 1. Awitan biasanya meng' penyakit berlarrgsung selama beberapa bulan, yang berujung padaikuti infeksi atau vaksinasi campak. Gcjala awal rnungkin berupa demensia, rnutisme akinetik, koma, dan kematian.perubahan perilaku, pemarah, mengantuk, dan halusinasi, namunge.iala klasik berupa mioklonus, ataksia, keiang, dan pada akhir- Angka CJD berkisar antara 1 sampai 2 kasus per I juta orangnya akan muncul penurunan intelektual. Penyakit ini berkembang per tahun di seluruh clunia. Agen inf'eksius rnereplikasi diri danlerus-menerus hingga mencapai koma dan kematian dalam I dapat ditularkan ke manusia melalui inokulasi dengan .jaringansampai 2 tahun. yang terinfeksi dan kadang-kadang melalui ingesti rnakanan yangPenyakit Prion. Penyakit Prion rnerupakan sekelompok terkontaminasi. Transrnisi iatrogenik pernah dilaporkan via trans- plantasi kornea atau duramater yang terkontaminasi atau ke anakgangguan terkait yang disebabkan oleh protein inf'eksius yangmudah menular yang dikenal sebagai prion. Penyakit yang ter- via suplai hormon pertumbuhan manusia yang terkontaminasi dari orang yang terinltksi. 'lransmisi neurosurgikal juga pernahmasuk dalam kelompok ini adalah penyakit Creutzfeldt-Jacob dilaporkan. Kontak rumah tangga tidak menjadikan risiko terlular(CJD), sindroni Cerstmann-Straltssler-Scheinker (G SS); insomniafamilial fatal (FFI), dan kuru. Varian CJD (vCJD) yang disebut penyakit ini lebih besar dibandingkan populasi umum, kecuali.iuga penyakit sapi gila muncul pada tahun 1995 di Inggris dandianggap disebabkan oleh penularan ensef'alopati spongiformis terjadi inokulasi langsung. Diagnosis memerlukan pemeriksaan patologi. korteks, yangbovine (BSE) dari ternak sapi ke manusia. Secara kolektif, akan menunjukkan trias klasik yaitu vakuolisasi spongiformis,gangguan tersebut juga dikenal sebagai e ns eJalopati sp ongifor nt i s hilangnya neuron, dan prolif-erasi sel astrosit. I(orteks dan gangliasubakut karena kesamaan perubahan neuropatologi yang terdiridari ( I ) vakuolisasi spongiformis, (2) hilangnya neuronal, dan (3) basalis paling sering terkena. Uji imunoasai CJD pada likourproliferasi astrosit di korteks serebri. Plak amiloid mungkin serebrospir-ral menunjukkan adanya sesuatu yang menianjikan utrtuk mendukung diagnosis; meski demikian, hal ini perlLr diujimuucul dan mungkin tidrk. secara lebih luas lagi. Abnormalitas E,E,G, neski tidak spesifik untuk CJD, tampak pada hampir semua pasien, terdiri atas ritmeErrolocr. Prion adalah agen yang dapat ditularkan namun latar yang lambat dan ireguler dengan pelepasan muatan kornpleks periodik. Studi tomografi tcrkomputerisasi (CT') dan pencitraanberbeda dengan virus karena prion tidak memiliki asam nukleat. resonansi magnetik (MRI) mungkin menunjukkan atrofi korteksPrion merupakan protein mutasi yang dihasilkan dari gen protein pacla per.jalanan penyakit tahap laniut. Tbmogral.i terkornputerisasiprion manusia (PrP), yang berlokasi pada lengan pendek kro- emisi fbton tunggal (SPECT) dan tomografi ernisi positron (PE1')mosom 20. Tidak ada hubungan laugsung antara penyakit priondengan penyakit Alzheimer, yang terlacak berada di kromosom menampilkan penurunan ambilan secara heteroger-r di seluruh21. korteks. PrP bennutasi meniadi isoform PrP-Super-C (PrPs\") yang dapat Belum diketahui adanya pengobatan untuk CJD. Kematiannenyebabkan penyakit dan dapat bereplikasi dan bersifat infek-siLrs. Perr.rbahan neuropatologi yang terjadi pada penyakit prion biasanya ter.iadi dalam waktu 6 bulan setelah diagnosis.dianggap disebabkan oleh efek neurotoksik langsung dari PrPs\". Pcnyakit Varian Creutzfeldt-Jakob. Pada tahun 1995, Penyakit prion spesifik yang muncul bergantung pada mutasi vCJP, varian CJD, muncul di Inggris. Pasien yang terkenaPrP yang terjadi. Mutasi PrP 178Ni 129V menyebabkan CJD; semuanya mati; mereka berusia muda (di bawah 40 tahun) dannrutasi l78N/129M mengakibatkan FFI; mutasi l02Ll129M tidak ada yang memiliki faktor risiko CJD. Pada otopsi, ditemukan adanya penyakit prion. Penyakit ini dianggap disebabkan oleh menyebabkan GSS dan kuru. Mutasi PrP lain tclah digambarkan transmisi BSE antarsapi dan dari sapi ke rnanusia cli Inggris pada dan penelitian di bidang identifrkasi genom yang penting ini terus tahun 1980-an. BSE, tampaknya bersumber dari rnakanan ternak berlanjut. terkontaminasi scrapie biri-biri yang diberikan ke sapi. Scrapie adalah ensef'alopati spongi{brmis yang cJitemukarr pacla biri-biri Beberapa mutasi bersifht sangat penetran dan dominan auto- dan kambing yang telah terbukti tidak menyebabkan penyakit somal serta menyebabkan bentuk penyakit prion yang diturun- pada manusia; namun, dapat clitLrlarkan ke spesies hervan lain.kan. Contohnys, baik GSS maupun FFI merLrpakan kelainanherediter, dan kurang lebih l0 persen kasus CjDjuga herediter. Hingga saat ini, telah dilaporkan sekitar 100 kasus dengan U.ii pranatal gen PrP abnormal telah tersedia: namun apakah rerata usia arvitan 29 tahun. Klinisi harus waspada terhaclap cliag- pengr-r jian semacam itu harus dilakukan socara nrtin masih diper- nosis ini pacla pasien dervasa muda dengan abnormalitas psikiatri dan perilaku terkait tanda sercbelar, seperti ataksia atau mioklonus. tanyakan saat ini. Gambaran psikiatri CJD tidak spesifik. Sebagian besar pasien melaporkan depresi, penarikan diri, ansietas, dan gangguan tidur.Penyakit Crcutzfeldt-lakob. Penyakit yang pertama kali Waham paranoid pernah diternukan. digambarkan tahun 1920 ini merupakan gangguan progresifcepat Perubahan neulopatologis serupa dengan CJD clisertai adanya plak amiloid.
7.5. Cangguan Mental Akibat Kondisi Medis Llmum 79 Data epiderniologi masih terus dikurnpulkan. Periocle inku- Lupus Eritematosus Sistcmik. Lupus eritematosus sisre-basi vCJD dan.jumlah ploduk daging sapi terinf'eksi yang diperlu- mik (SLE) merupakan penyakit autoimun 1,ang rnelibatkan infla- masi sistem organ rnultipel. Diagnosis SLE yang secara resrnikan untuk menimbulkan infeksi belum diketahui. Satu pasiendilaporkan telah menjadi vegetarian selama 5 tahun sebelum dapat diterima mengharuskan pasien memiliki 4 dari ll kriteriapenyakitnya didiagnosis. vCjD dapat didiagnosis antemortem yang telah dijabarkan oleh Asosiasi Rher-rmatisme Amerika.dengan memeriksatonsil menggunakan ll/estern blot i n nrr,roitoi,untuk mendeteksi PrPs\" 1,ang terdapat pada .jaringan limfoid. Sekitar 5 sampai 50 persen pasien SLE mengalami ge.jala mentalDiagnosis bergantung pada timbulnya gambaran neurodegeneratif pada presentasi awal dan kurang Iebih 50 persen pasien padaprogresif pada orang yang telah menelan daging atau otak sapi akhirnya menuniukkar-r ntanif'estasi neuropsikiatri. Ce.lala utamaterinfeksi. Tidak ada obat untuk penyakit ini dan kematian adalah depresi, insomnia, labilitas emosional, kegelisahan, clanbiasanya terjadi dalam 2 sampai 3 tahun setelah diagnosis. kebingungan. Pengobatan dengan steroid biasanya menginduksi penyulit psikiatri lebih lanjut, terrrasuk rnania clan psikosis.Kuru Cangguan EndokrinKuru adalah penyakit prion epidemik yang ditcnukan di Nerv Gangguan Tiroid. Hipertiroidisrne dircndai dengan ke-Guinea yang disebabkan oleh ritual penguburan kanibal denganmemakan otak orang yang mati. Wanita lebih sering terserang bingungan, ansietas, dan sindrom depresif teragitasi. pasien.iugagangguan ini daripada pria, mungkin karena mereka rnemainkan dapat urengeluh dirinya meniadi mudah lelah dan secara umumperan yang lebih besar dalam upacara ini. Kematian biasanva merasa lemah. Insomnia, penurunan berat badan rneski naf'-suterjadi dalam waktu 2 tal.run setelah gejala timbul. Tanda dan makan meningkat, gcntetar, palpitasi, dan sering berkerirrgat.jLrgage.jala neuropsikiatri terdiri dari ataksia, khorea, strabismus, deli- merupakan ge.jala yang lazini dijurnpai. Ge.lala psikiatri yangrium, dan demensia. Perubahan patologi serupa dengan dengan serius mencakup hendaya memori, orientasi, dan daya nilai;penyakit prion lain, terdiri dari hilangnya neLrron, lesi spongi- cksitasi mrnik: serta hrlusinasi dun rvahlm.formis, dan proliferasi astrosit. Serebelunr paling parah terkena.Transmisi iatrogenik penyakit kuru ter.jadi saat materi kaclaver Pada tahun 1949, lrvin Asher menyebut hipotiroidisme se-seperti duramater dan korr-rea ditransplantasikan ke resipien bagai kegilaan miksedema. Pacla bentuk yang paling parah, hipo-normal. Seiak dihentikannya kanibalisme di New Guinea. insiden tiroidisme ditandai oleh paranoia. clepresi, hipomania, cJan halLr-penyakit ini telah menurun secara drastis. sinasi. Perlambatan cala berpikiL dan deliriLun,iuga dapat uren jadi gejala. Ge.jala fisik mencakr-rp penan.rbahan berat baclan, suaraPenyakit Certsmann-Stratisslcr-Scheinker berat. rambut yang tipis dar.r kering, hilangnya alis latcral, niuka ternbam, intoleransi terhadap dingin, clan pendengaran terganggu.Pedama kali ditenrukan tahun 1928, penyakit GSS merupakan Sekitar l0 persen pasien mengalami ge-jala neuropsikiatri resiilualsindrom neurodegeneratif yang ditandai ataksia, khorea, dan setelah terapi sulil-r horrnon.penurunan kognitifyang mengarah ke demensia. Penyakit ini di-sebabkan oleh mutasi gen PrP, yang sangat penetran dan bersifat Gangguan Paratiroid. Distungsi keleniarparatiroicl meng-dominan autosomal; oleh karena itu, penyakit ini diturunkan dantelah diidentifikasi se.jurnlah keluarga yang terkena selama bebe- akibatkan regulasi metabolisrre kalsium yang abnormal. Sekresirapa generasi. U.ii genetik dapat mengotrfirmasi adanya gcn berlebihan hormon paratiroid menyebabkan hiperkalsernia, yangabnonnal sebelum awitan. Perubahan patologi yang khas untuk dapat mengakibatkan delirium. perubahan kepribadian. dan apati pada 50 sampai 60 persen pasien dan hendaya kognitif paclapenyakit prion tampak pada penyakit ini: lesi spongiformis, sekitar 25 persen pasien. Eksitabilitas neuromuskular, yang ber- gantung pada konsentrasi ion kalsiurn, menurun, dan ter.iadi ke-hilangnya neuron, dan proliferasi astrosit. Plak amiloid pernah lemahan otot.ditemukan di serebelum. Awitan penyakit ter.ladi anlara usia 30sampai 40 tahun. Penyakit ini bersifat fatal dalam waktu 5 tahun Flipokalsemia dapat terjadi pada gangguan liipoparatiroid darisetelah awitan. dapat mengakibalkan gejala neuropsikiatri berupa delirium dan perubahan kepribadian. Bila kadar kalsium menLlrun secara ber-lnsomnia Familial Fatal tahap, klinisi dapat melihat gejala psikiatri tanpa tetani hipo-FFI nierupakan penyakit prion herediter yang terutama menyerangtalamus. Sindrom insomnia dan disfungsi sistem saraf'pusat, yang kalsemia 1,ang khas. Gejala hipokalsemia lainnya adalah pern-terdiri dari demam, berkeringat, tekanan darah labil, dan taki- bentukan katarak, ke.lang, gejala ekstrapiramidal. dan peningkatankardia, rnenyebabkan kondisi penderita melemah. Awitan pacla tekanan intrrkranial.masa dewasa pertengahan dan kematian biasanya terjadi dalam Gangguan Adrenal. Cangguan adrenal rnengganggu sek-waktu I tahun. Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini. resi nornral hormon dari korteks adrenal dan menghasilkan per-Cangguan Kekebalan ubahan neurologis dan psikologis yang signifikan. pasien insu- fisiensi adrenokortikal kronik (penvakit Addison), yang palingGangguan kekebalan utama pada masyarakat masa kini adalah sering disebabkan atrofi adrerrokoltikal atau invasi granuloma-AIDS namun gangguan kekebalan lain .juga clapat mcnimbulkan tosa akibat infeksi tuberkulosa atau jamur, menunjLrkkan ge.jalatantangan diagnosis dan pengobatan bagi klinisi kesehatan mental. mental ringan, seperti apati, mudah lelah, iritabilitas, clan clepresi. I(aclang-kadang, timbul kebinguugan atau reaksi psikotik. I(orti- sol atau salah szrtu tllrLlnan sintctiknva eltktif untuk mensoreksi abnormalitas semacam i1u.
B0 7. Delirium, Demensia, dan Cangguan Amnesik serta Cangguan Kognitif dan Cangguan Mental Lainnya Kortisql dalam jumlah berlebihan yang dihasilkan secara Ketoasidosis Diabetik. Ketoasidosis diabetik diarvali de-endogen oleh tumor atau hiperplasia adrenokortikal (sindromCushing) akan mengakibatkan ganggrnn mood sekunder, sindrom. ngan iasa lemah, mudah lelah, dan tak bergairah serta meningkat-depresi teragitasi, dan, sering kali, bunuh diri. Penurunan konsen- nya poliuri dan polidipsi. Nyeri kepala dan kadang-kadang mualtrasi dan defisit memori juga dapat terjadi. Reaksi psikotik, dan muntah dapat muncul. Pasien diabetes melitus memilikidengan gejala lir-skizofreni4 terlihat pada sejumlah kecil pasien. peningkatan kecenderungan menderita demensia kronik denganPemberian kortikosteroid eksogen dosis tinggi biasanya menye- arteriosklerosis generalisata.babkan gangguan ntood sekunder yang menyerupai mania.Depresi berat dapat terjadi setelah terminasi terapi steroid. Porfiria lntermiten Akut. Porfiria merupakan gangguanGangguan Hipofisis. Pasien dengan kegagalan hipofisis biosintesis hem yang mengakibatkan akumulasi porfiria secara berlebihan. Trias ge.iala berupa nyeri abdomen kolik yang akut,total dapat menunjukkan gejala psikiatri, terutama wanita pasca- polineuropati motorik, dan psikosis. Porfiria intermiten akut me-partum yang mengalami perdarahan hipofisis, suatu kondisi yang rupakan gangguan autosomal dominan yang lebih banyak menye-dikenal sebagai sindrom Sheehan. Pasien mengalami kombinasi rang wanita dibanding pria dan memiliki arvitan antara usia 20gejala, khususnya gangguan tiroid dan adrenal, dan dapat me- sampai 50 tahun. Gejala psikiatri meliputi ansietas, insomnia,nunjukkan hampir semua gejala psikiatri labilitas ntood, depresi, dan psikosis. Sejumlah studi menemukan bahwa sekitar 0,2 sarnpai 0,5 persen pasien psikiatri kronikCangguan Metabolik mungkin mengalami porfiria yang tak terdiagnosis. Barbiturat mempresipitasi atau memperparah serangan porfiria akut danSebagai salah satu kausa disfungsi otak organik yang lazim, penggunaan barbiturat untuk alasan apapun dikontraindikasikanensefalopati metabolik mampu menimbulkan perubahan proses pada orang dengan porfiria intermiten akut dan pada siapapunmental, perilaku, dan fungsi neurologis. Diagnosis ini harus diper- yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini.timbangkan bila terjadi perubahan perilaku, cara berpikir, dan ke-sadaran yang cepat dan baru tedadi. Sinyal paling awal cenderung Gangguan Nutrisi'berupa hendaya memori, terutama memori jangka pendek, danhendaya orientasi. Beberapa pasien menjadi teragitasi, cemas, Defisiensi Niasin. Insufisiensi niasin (asam nikotinat) dandan hiperaktif; yang lain dapat menjadi pendiarn, menarik diri,dan tidak aktif. Seiring berlanjutnya ensefalopati metabolik, prekursornya, triptofan, dalarn diet, menyebabkan pelagra. defi-kebingungan atau delirium akan mengarah ke penurunan respon- siensi gizi yang teqjadi secara global yang terlihat pada penyalah-sivitas, stupor, dan akhirnya kematian. gunaan alkohol, diet vegetarian, dan kemiskinan serta kelaparan yang ekstrim. Gejala neuropsikiatri pelagra meliputi apati, iritabi-Ensefalopati Hepatik. Gagal hati berat dapat mengakibat- litas, insomnia, depresi, dan delirium; ge.jala medis mencakup dermatitis, neuropati perifeq dan diare. Perjalanan penyakitkan ensefalopati hepatik, yang ditandai dengan asteriksis, hiper- pelagra secara tradisional digarnbarkan sebagai lima D: dermati-ventilasi, abnormalitas EEG, dan perubahan kesadaran. Per- tis, diare, delirium, demensia, dan kematian (death). Respons ter-ubahan kesadaran dapat berkisar dari apati hingga rasa mengantuk hadap pengobatan asam nikotinat terjadi secara cepat; namunsampai koma. Gejala psikiatri terkait berupa perubahan memori, demensia akibat sakit yang berkepanjangan hanya dapat membaikketerampilan intelektual umum, dan kepribadian. secara perlahan dan tak sempuma.Ensefalopati Uremik. Gagal ginjal dikaitkan dengan per- Dcfisiensi Tiamin. Defisiensi tiamin (vitamin B,) menye-ubahan memori, orientasi, dan kesadaran. Kegelisahan, sensasi babkan beri-beri-yang terutama ditandai dengan perubahanmerayap pada tungkai, kedutan otot, dan cegukan persisten juga kardiovaskular dan neurologis, serta sindrom Wernicke-Korsa-merupakan gejala terkait. Pada orang muda dengan episode koff, yang paling sering dikaitkan dengan penyalahgunaanuremia singkat, gejala neuropsikiatri cenderung reversibel; padalansia dengan episode uremia yang panjang, gejala neuropsikiatri alkohol kronik. Beri-beri terutama teriadi di Asia dan pada daerahdapat menjadi ireversibel. yang mengalami kemiskinan dan kelaparan. Gejala psikiatri me- liputi apati, depresi, iritabilitas, gelisah, dan lemahnya konsen-tnsefalopati Hipoglikemik. Ensefalopati hipoglikemik trasi; gangguan memori berat dapat terjadi pada defisiensi ber- kepanjangan.dapat disebabkan baik oleh produksi insulin endogen berlebihanmaupun pemberian insulin eksogen berlebihan. Gejala per, Defisiensi Kobalamin. Defisiensi kobalamin lvitamin B,r)tandanya, yang tidak muncul pada semua pasien, meliputi mual,berkeringal takikardia, dan rasa lapar, bimbang, serta gelisah. muncul akibat kegagalan sel mukosa gaster untuk mensekresiSeiring dengan berlanjutnya penyakit. dapat tirnbul disorientasi, suatu zat spesifik, faktor intrinsik, yang dibutuhkan untuk absorpsikebingungan, dan halusinasi, juga gejala medis dan neurologis normal vitamin B,, di ileum. Keadaan defisiensi ditandai denganlainnya. Stupor dan koma dapat terjadi, serta demensia residual timbulnya anemia megaloblastik makrositik kronik (anemiadan persisten terkadang dapat menjadi sekuele neuropsikiatri pernisiosa) dan dengan manif'estasi neurologis yang timbul akibatserius dari gangguan ini. perubahan degeneratil pada saraf perifer, medula spinalis, dan otak. Perubahan neurologis dapat dilihat pada sekitar 80 persen
2.5. Cangguan Mental Akibat Kondisi Medis Umum B1pasien. Perubahan ini umumnya disebabkan anemia megaloblas- mL, ter.iadi gejala ensefalopati tirnbal berat, dengan pusing. cang-tik, tapi biasanya mendahului awitan abnormalitas hematologi. gung, ataksia, iritabilitas. kegelisahan, nyeri kepala, dan insomnia. Belakangan, rnuncul delirium tereksitasi, dengan muntah dan Perubahan mental seperti apati, depresi, iritabilitas, dan ke- gangguan visual. berlanjut menjadi konvulsi, letargi, dan koma.murungan lazim dijumpai. Pada beberapa pasien, ensefalopatidan delirium, waham, halusinasi, demensia, dan kadang-kadang Pengobatan ensefalopati timbal harus dilaksanakan sesegeragambaran paranoid yang menyertainya menonjol dan terkadang mungkin, bahkan tanpa konfirmasi laboraloris, karena tingginyadisebut ntegaloblastik madness. Manifestasi neurologis defi- morlalitas. Pengobatan terpilih untuk memfasilitasi ekskresisiensi vitamin B,rdapat dihentikan sepenuhnya dan secara cepat timbal adalah pemberian kalsium dinatrium edetat (kalsiumdengan pemberian terapi vitamin parenteral secara dini dan ber- dinatrium versenat) secara intravena setiap hari selama 5 hari.kelanjutan. Mangan. Keracunan mangan pada tahap arval menimbulkanToksin manganese madness, dengan ge.jala nyeri kepala, iritabilitas,Racun lingkungan kini meniadi ancaman yang semakin serius nyeri sendi, dan somnolen. Gambaran akhirnya tampak berupabagi kesehatan fisik dan mental pada masyarakatjaman sekarang. labilitas emosional, tertawa patologis, mimpi buruk, halusinasi, serta tindakan kompulsif dan impulsif yang dikaitkan denganMerkuri. Keracunan merkuri dapat disebabkan oleh merkuri periode kebingungan dan keagresifan. Lesi yang menyerang ganglia basalis dan sistem piramidal mengakibatkan kerusakanorganik maupun anorganik. Keracunan merkuri anorganik meng-akibatkan sindrom Mad Hatter (dahulu ditemukan pada pekerja cara berjalan, rigiditas, gaya bicara monoton atau berbisik, tremorindustri pembuat topi yang menghaluskan merkuri dengan me- ekstremitas dan lidah, muka seperti topeng (manganese mask),letakkannya di dalam mulut mereka), dengan depresi, iritabilitas, mikrografia, distonia, disartria, dan hilangnya keseimbangan.dan psikosis. Gejala neurologis berupa nyeri kepala, tremor, dan E,fek psikologis cederung menghilang dalam waktu 3 sampai 4kelemahan. Keracunan merkuri organik dapat disebabkan oleh bulan setelah pasien dipindahkan dari tempat pajanan, namunikan atau biji-b1ian yang terkontaminasi dan dapat menyebabkan gejala neurologis cenderung menetap atau berlanjut. Tidak adadepresi, iritabilitas, dan hendaya kognitif. Gejalanya meliputi pengobatan spesifik untuk keracunan mangan, selain pemindahanneuropati sensorik, ataksia serebelar, disarlria, parestesia, dan dari sumber keracunan.defek lapang pandang. Keracunan merkuri pada wanita hamildapat rnenyebabkan perkembangan .ianin abnormal. Tidak ada Arsenik. Keracunan arsenik kronik paling sering clisebabkanterapi spesilik yang tersedia, meski terapi kelasi dengan dimer-kaprol telah digunakan pada keracunan akut. oleh pajanan berkepanjangan terhadap herbisida yang mengan-Timbal. Keracunan timbal terjadi bila jumlah timbal yang dung arsenik atau meminum air yang terkontaminasi arsenik. Arsenik juga digunakan dalam pembuatan chip kornputer ber-teringesti melampaui kemampuan tubuh untuk mengeliminasi. bahan dasar silikon. Tanda awal keracunan berupa pigmentasiDiperlukan waktu beberapa bulan sebelum timbul gejala toksik. kulit, keluhan gastrointestinal, disfungsi ginial dan hati, rambut rontok, dan napas berbau bawang putih yang khas. Ensefalopati Tanda dan gejala keracunan timbal bergantung pada kadar akhirnya terjadi bersamaan dengan kehilangan motorik dan sen-timbal dalam daiah. Jika timbal mencapai kadar di atas 200 mg/ sorik secara generalisata. Terapi kelasi dengan dimerkaprol telah berhasil digunakan untuk menangani keracunan arsenik.
Search
Read the Text Version
- 1 - 30
Pages: