Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore bab 9

bab 9

Published by haryahutamas, 2016-05-21 03:35:00

Description: bab 9

Search

Read the Text Version

9 INDUKSI PERSALINAI{DefinisiInduksi persalinan ialah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum inpartu, baiksecara operatif maupun medisinal, unruk merangsang timbutya kontraksi rahimsehingga terjadi persalinan. In4uksi persalinan berLeda dengan alselerasi persalinan,di mana pada akselerasr ew.anita. harnil yang sudah inpartu.. ,Caral. Seeara rned,is a. Infus oksitosin. b. Prostaglany'in. c. Cairan hftenonik intrauterin __-/2. Secara maniBalatifld.engan tind.aban a, Amniotomi b. Melepaskan selaput ketuban dari bagian bawah rahim. (stripping of tbe membrane) c. Pemakaian rangsangan listrik. d. Rangsangan pada puting susu.

74 INDUKSI PERSALINANIndikasi janin1. Kehamilan lewat waktu.2. Ketuban pecah dini.3. Janin mati.Indikasi ibu1. Kehamilan dengan hipertensi.2. Kehamilan dengan diabetes mellitus.1, Malposisi dan maipresentasi janin.2. Insufisiensi plasenta.3. Disproporsi sefalopelvik.4. Cacat rahim, misalnya pernah mengalami seksio sesarea, enukleasi miom.5. Grande multipara.5. Gemelli.7. Distensi rahim yang berlebihan misalnya pada hidramnion.8. Plasenta previa.Syarat-syarat pemberian infus oksitosin1. Agar infus oksitosin berhasil dalam menginduksi persalinan dan tidak memberi- kan penyulit baik pada ibu maupun janin, maka diperlukan syarat-syarat sebagai berikut: a. Kehamilan aterm. b. Ukuran panggul normal. c. Tidak ada CPD (disproporsi antara pelvis dan janin). d. Janin dalam presentasi kepala. e. Ser-viks sudah matang yaitu, porsio teraba lunak, mulai mendatar dan sudah mulai membuka.2. Untuk menilai serviks ini dapat juga dipakai skor Bishop, yaitu bila nilai Bishop lebih dari 8, induksi persalinan kemungkinan besar akan berhasil.

INDUKSI PERSALINAN 75 Tabel 1\ Skor Pelvik menurut Bishop / Skor t-2 3-4 5-6Pembukaan serviks (cm)Pendataran serviks a4a% 40-50% 60-700/\" 8A%Penurunan kepala diukur dari -3 1 - 1.0 +l +2bidang Hodge III (.-) keras sedang lunakKonsistensi serviks ke be- searah ke arah sumbu depanPosisi serviks lakang jalan lahirTeknik infus oksitosin berencana 1. Semalam sebelum infus oksitosin, hendaknya penderita sudah tidur dengan nyenyak. 2, Pagi harinya penderita diberi pencahar. 3. Infus oksitosin hendaknya dikerjakan pada pagi hari dengan observasi yang baik. 4. Disiapkan cairan Dextrose 5olo 500 ml yang diisi dengan 5 unit oksitosin. 5. Cairan yang sudah mengandung 5 U oksitosin ini dialirkan secara intravena melalui saluran infus dengan jarum no. 2A G. 6. Jarum suntik intravena dipasang pada vena di bagian volar lengan bawah. 7. Tetesan permulaan dibuat agar kadar oksitosin mencapai jumlah 2mU permenit. 8. Timbulnya kontraksi rahim dinilai dalam setiap 15 menit. Biia dalam waktu 15 menit ini his tetap lemah, tetesan dapat dinaikkan. Umumnya tetesan maksimal diperbolehkan sampai mencapai kadar oksitosin 30-40m UI per menit. Bila sudah mencapai kadar ini, namun kontraksi rahim belum juga timbul, maka berapapun kadar oksitosin yang dinaikkan tidak akan menimbulkan tambahan kekuatan kontraksi lagi. Sebaiknya infus oksitosin ini dihentikan.

76 INDUKSI PERSALINAN 9. Penderita dengan infus oksitosin harus diamati secara cermat unruk kemungkin- an timbulnya tetania uteri, tanda-tanda ruptura uteri membakat, maupun tanda- tanda gawat janin.10. Bila kontraksi rahim timbul secara rerarur dan adekuar, maka kadar tetesan oksitosin dipertahankan. Sebaliknya biia terjadi kontraksi rahim yang sangat kuat, jumlah tetesan dapat dikurangi atau semenrara dihentikan.11. Infus oksitosin ini hendaknya tetap dipertahankan sampai persalinan selesai, yaitu sampai 1 jam sesudah lahirnya plasenta.t2. Evaluasi kemajuan pembukaan serviks dapat dilakukan dengan periksa dalam bila his telah kuat dan adekuat. Pada wakru pemberian infus oksitosin bila teffryata kemudian persalinan telah berlangsung, maka infus oksitosin dilanjut- kan sampai pembukaan lengkap. Segera setelah kala II dimulai, maka tetesan infus oksitosin dipertahankan dan ibu dipimpin mengejan atau dibimbing dengan persalinan buatan sesuai dengan indikasi yang ada pada waktu itu. Tetapi bila sepanjang pemberian infus oksitosin timbul penyulit pada ibu maupun janin, maka infus oksitosin harus segera dihentikan dan kehamilan segera diselesaikan dengan seksio sesarea.Pemberian ProstaglandinProstaglandin dapat merangsang otot-otot polos termasuk juga otot-otot rahim.Prostaglandin yang spesifik untuk merangsang otot rahim ialah PGE2 dan PGF2alpha. Untuk induksi persalinan prostaglandin dapat diberikan secara intravena, oral,vaginal, rektal dan intra amnion. Pada kehamilan aterm, induksi persalinan denganprostaglandin cukup efektif. Pengaruh sampingan dari pemberian prostaglandin ialahmual, muntah, diare.Pemberian cairan hipertonik intrauterin1. Pemberian cairan hipertonik intraamnion dipakai untuk merangsang kontraksi rahim pada kehamilan dengan janin mati. Cairan hipertonik yang dipakai dapat berupa cairan garam hipertonik 2Ao/o, urea dan lain-lain. Kadang-kadang pemakaian urea dicampur dengan prostaglandin untuk memperkuat rangsangan pada otot-otot rahim.2. Cara tm dapat menimbulkan penyulit yang cukup berbahaya, misalnya hipernatremia, infeksi dan gangguan pembekuan darah.Amniotomi1. Amniotomi artifisialis dilakukan dengan cara memecahkan ketuban baik di bagian bawah depan (fore water) maupun di bagian belakang (bind u;ater) dengan suatu alat khusus (Drewsmith catbeter - Macdonald blem). Sampai sekarang belum

INDUKSI PERSALINAN 77 diketahui dengan pasti bagaimana pengaruh amniotomi dalam merangsang1 timbulnya kontraksi rahim. 2. Beberapa teori mengemukakan bahwa: a. Amniotomi dapat mengurangi beban rahim sebesar 40% sehingga rcnaga kontraksi rahim dapat lebih kuat untuk membuka serviks. b. Amniotomi menyebabkan berkurangnya aliran darah di dalam rahim kira-kira 40 menit setelah amniotomi dikerjakan, sehingga berkurangnya oksigenasi otot-otot rahim dan keadaan ini meningkatkan kepekaan orot rahim. c. Amniotomi menyebabkan kepala dapat langsung menekair dinding serviks di mana di dalamnya terdapat banyak syaraf-syarat yang merangsang kontraksi rahim. 3, Bila setelah amniotomi dikerjakan 5 jam kemudian, belum ada tanda-tanda permulaan persalinan, maka harus diikuti dengan cara-cara lain untuk merangsang persalinan, misalnya dengan infus oksitosin. 4. Pada amniotomi perlu diingat akan terjadinya penyulit-penyuiit sebagai berikut. a. Infeksi. b. Prolapsus funikuli. c. Gawat janin. d. Tanda-tanda solusio plasenta (bila ketuban sangat banyak dan dikeluarkan secara cePat). Teknik amiotomi Jari telunjuk daniari tengah tangan kanan dimasukkan ke dalam jalan lahir sampai sedalam kanalis servikalis. Setelah kedua jari berada dalam kanalis servikalis, maka posisi jari diubah sedemikian rupa, sehingga telapak tangan menghadap ke arah atas. Tangan kiri kemudian memasukkan pengait khusus ke dalam jalan lahir dengan tuntunan kedua jari yang telah ada di dalam. Ujung pengait diletakkan di antara jari telunjuk dan jari tengah rangan yang di dalam. Tangan yang di luar kemudian memanipulasi pengait khusus tersebut untuk dapat menusuk dan merobek selaput ketuban. Selain itu menusukkan pengait ini dapat juga dilakukan dengan saru tangan, yaitu pengait dijepit di antara jari tengal-r dan jari telunjuk rangan kanan, kemudian dimasukkan ke dalam jalan lahir sedalam kanalis servikalis. Pada waktu tindakan ini dikerjakan, seorang asisren menahan kepala janin ke dalam pintu atas panggul. Setelah air ketuban mengalir keluar, pengait dikeluarkan oleh tangan kiri, sedanglari tangafl yang di dalam memperlebar robekan selaput ketuban. Air ketuban dialirkan sedikit demi sedikit untuk menjaga kemungkinan terjadinya prolaps tali pusat, bagian-bagian kecil janin, gawat janin dan solusio plasenta. Setelah ielesai tangan penolong ditarik keluar dari jalan lahir.

78 INDUKSI PERSALINANMelepaskan ketuban dari bagian bawah rahim1. Yang dimaksud dengan s*ipping of the membrane, ralah melepaskan ketuban dari dinding segmen bawah .\"hi* t..\"., menyeluruh setinggi mungkin dengan iari t\".rgrrr. cara ini dianggap cukup efektif dalam merangsang timbulnya his.2. Beberapa hambatan yang dihadapi dalam melakukan tindakan ini, ialah: a. Serviks yang belum dapat dilalui oleh jari. b. Bila didapatkan p..trttgkr\"., plasenta letak rendah, tidak boleh dilakukan. c. Bila kepala belum cukup turun dalam rongga panggul.Pemakaian rangsangan listrikDengan dua elektrode, yang satu diletakkan dalam serviks, sedang yang lainditeripelkan pada kulit dinding perut, kemudian dialirkan listrik yang akan memberi.rrrgrrrrg\"., iada servikr .rrrtrl menimbulkan kontraksi rahim. Bentuk alat inib..irr.irr--acam, bahkan ada yang ukurannya cukup kecil sehingga dapat dibawa-bawa dan ibu tidak perlu tinggal di rumah sakit. Pemakaian alat ini perlu dijelaskandan disetujui oleh pasien.Rangsangan pada puting susu (breast stimuktion)1. Sebagaimana diketahui rangsangan puting susu dapat mempengaruhi hipofisis post;ior untuk mengeluarkan oksitosin sehingga terjadi kontraksi rahim. Dengan p.rrg\"rti\"n ini maka telah dicoba dilakukan induksi persalinan pada kehamilan dengan merangsang Puting susu.2. Padasalah satu puting susu, atau daerah areola mammae dilakukan masase ringan dengan jari si ibu. Un\"tuk menghindari lecet pada daerah te.rsebut, maka sebaiknya padl dae.ah puting dan a.eola-mammae dibiri minyak pelicin. Lamanya tiap kali melakukan *rr\"r.-ini d,apatvzjam - 1 jam, kemudian istirahat beberapa ia3.{\"1 kemudian dilakukan lagi, sehingga dalam t hari maksimal dilakukan 3 jam. Tidak dianjurkan untuk mel-akukan tindakan ini pada kedua payudara bersamaan, karena ditakurkan terjadinya perangsangan berlebihan. Menurut penelitian di luar negeri cara induksi ini memberi i,aiit ya\"g baik. Cara-cara.ini baik sekali untuk me\"lakukan pemarangan serviks pada kasus-kasus kehamilan lewat waktu. Penyulit infus oksitosin 1. Tetania uteri, ruptura uteri membakat dan ruptura uterr. 2. Gawat janin.

INDUKSI PERSALINAN RUJUKAN1. Douglas RG, Stromme rVB. Operative Obstetrics. 3rd Ed. New York: Appleton Century Crofts, 1926 Elliot JP, Flaherty JF. The use of breast stimulation to ripen the ce*i*'i,2. term pregnancies. Am J Obstet Gynecol, 1983; 145: 5533. Hill \fC. et al, Characteristics of uterine activity during the Breast Stimulation Stress Test. Obstet Gynecol, 1984; 64: 4894. PritchardJA,MacDonaldPC.\WilliamsObstetrics. l6thEd.NewYork:AppletonCenturyCrofts, 1 9805. Salmon YM, et al. cervical Ripening by Breast Stimulation. obstet Gynecol, 19g6, 67: 21, . at.;: :rr.| ,t. l.r-;:


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook