Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 10. Resusitasi Jantung Paru

Bab 10. Resusitasi Jantung Paru

Published by haryahutamas, 2016-08-24 05:13:26

Description: Bab 10. Resusitasi Jantung Paru

Search

Read the Text Version

Resusitasi Jantung ParuPendahuluan, 1BB Tatalaksana arltmia, 196Bantuan hidup dasar, 189Bantuan hidup lanjutan, 190 Durasl resusltasi, 197Terapi obat, 194 Resusitasr yang berhasil, 198 Bacaan lebih lanjut, 199Henti jantung atau sirkulasi dapat teriadi darah akut untuk organ vital secara akurat. Hal ini paling sering disebabkanpada berbagai keadaan. Pasien dapat ber- oleh aktivitas lantung yang tidak efektifada di rumah sakit atau di luar rumah atau menghilang tiba-tiba akibat iskemia miokard akut. Selain itu luga bisa terjadisakit, mungkin ada petugas medis terlatih setelah obstruksi mayor aliran darah sirkulasi sentral (misalnya emboli paruataupun tidak di tempat keiadian, dan masif akut) atau dalam konteks obstruksifasilitas yang tersedia berkisar dari tidak yang lebih kronis (misalnya stenosisada hingga ketersediaan pintas kardio- jantung, penyakit vaskular paru). Yangpulmonal. Suatu pendekatan resusitasi lebih jarang, pasokan darah ke organ vitalharus cukup fleksibel untuk semua per- tetap namun oksigenasi tidak memadai,bedaan situasi tersebut. Dari semua ke- seperti yang dapat terjadi pada obstruk-matian akibat infark miokard, 60% si saluran napas mayor mendadak.(60.000/tahun) terjadi sebelum pasien Namun, segera sesudah onset oksigenasimencapai rumah sakit dan kebanyakan yang tidak adekuat, jantung sendiri men-akibat aritmia yang dapat dikoreksi. Dua jadi tidak efektif dan henti sirkulasiintervensi yang jelas terbukti memper- terjadi.baiki harapan hidup setelah henti iantung Ketika seseorang mengalami kolaps,adalah bantuan hidup dasar (basic life atau'panggilan henti lantung' disebarkansupportlBlS) dan defibrilasi: ini men- di rumah sakit, belum tentu henti jantungdukung perlunya meyakinkan sebanyak telah terjadi. Pasien mungkin tidak sadarmungkin masyarakat untuk mempelaiari karena berbagai sebab, misalnya traumateknik BLS dan menyebarkan lebih kepala, kejadian serebrovaskular, over-banyak defibrilator. Keberhasilan ber-tahan hidup dari henti jantung paling dosis obat, atau pingsan biasa. Pentingbesar bila: untuk mempertimbangkan hipoglikemiao ada yang menyaksikan kejadian; sebagai penyebab potensial hilangnya ke-r ada yang segera memulai resusitasi;o aritmia berupa fibrilasi ventrikel (VF); sadaran karena keadaan ini dengano defibrilasi dilakukan secepat mungkin. mudah diterapi. Sisa bab ini terutama Pentingnya resusitasi timbul karena membahas mengenai tatalaksana hentitidak cukupnya/tidak adekuatnya pasokan jantung, dan didasarkan pada rekomen- dasi dari European Resuscitation Council

Bantuan hidup dasar t89(1998). Resusitasi jantung paru (RJP) me- o Singkirkan semua obstruksi yang lelaslibatkan beberapa manuver yang paling dari mulut, termasuk gigi palsu yangbaik dipelajari dengan melihat demon- longgar namun tinggalkan satu yang passtrasinya daripada dideskripsikan. Mereka dengan baik karena keberadaannya mem-yang tidak familiar dengan teknik ini harus bantu pemberian bantuan udara per-menghadiri kursus pelatihan yang sesuai. napasan ekspirasi (mulut ke mulut) lebih mudah.: ,Bantuan hiftp, dasar- \"' o Lihatlah pergerakan dada, dengarkan,BLS merujuk pada pemeliharaan jalannapas dan bantuan pernapasan serta dan rasakan udara pernapasan dengan pipi Anda.sirkulasi tanpa peralatan (selain alat salur- o Amati selama l0 detik sebelum me-an napas sederhana atau pelindung mutuskan tidak ada pernapasan-jika tidakprotektif). Algoritma yang mendeskrip' ada, berikan dua pernapasan bantuansikan urutan kejadian dalam BLS diper- efektif.lihatkan pada Gambar 10. l. TersedakJalan napas dan pernapasan o Singkirkan semua obstruksi yang jelasr Bukalah jalan napas dengan men- dan bila perlu pukul individu di punggungdongakkan kepala ke arah belakang dan lima kali.mengangkat dagu. o Jika tidak berhasil pertimbangkan manuver'hentakan abdomen'. o Jika subjek menjadi tidak sadar dan Nilailah respons (quncanq dan tellak) I v Bukalah jalan napas (dongakkan kepala, angkat dagu) Jika paslen bernapas letakkan pasien dalam posisi pemulLhan I v Periksalah pernapasan (lihat, dengarkan, rasakan)Jlka tidak bernapas (tidak ada trauma), mungkin perlu dtletakkan terlentang di atas permukaan yang rata I v Berikan pernapasan (2 pernapasan ekspirasi efektrf) t sirkulasi ,to ott'u] ,r/Nlt\"it\"n \Ada sirkulasi Tidak ada sirkulasi t +Teruskan pernapasan Pukulan prekordial dan mulai bantuan kompresi dada (100/menit dan rasio 15i kompresr : 2 napas)i,,i' (Kirim atau minta pertolongan secepat mungkin) Gambar 10.1 Algoritma bantuan hidup dasar.lr- r\"r', l , lr

190 Bab l0: Resusitasi Jantung Paruobstruksi belum lepas, usahakan berikan bagian depan dada korban dengan tanganventilasi udara karena kehilangan ke- terkepal.sadaran dapat menyebabkan relaksasi o Pukulan ini dapat mengubah VF/taki-otot-otot di sekitar laring dan me- kardia ventrikel (VT) dini menjadi iramamungkinkan udara lewat. sinus.r Di rumah.sakit pertimbangkan kri- Kompresi dadakotirotomi bila obstruksi berlanjut. Kompresi dada sebelumnya dinamakanPosisi pemulihan 'pemijatan dada', dengan keyakinan yang salah bahwa kompresi dada menyebabkano Jika pasien bernapas, dan kecuali jika ekspulsi darah jantung ke dalam arteri besar. Sekarang dipercaya bahwa hal ter-akan memperparah cedera, singkirkan sebut tidak terjadi karena ekokardiografibenda-benda yang mengganggu (misalnya memperlihatkan bahwa katup jantungkacamata) dan posisikan korban ke posisi mengalami regurgitasi selama hentipemulihan. jantung, dan karena batuk saja dapat menghasilkan sirkulasi yang memper-. Posisi ini membantu rnenjamin jalan tahankan hidup. Teori '.pompa toraks'napas tetap terbuka dan menghindari saat ini menjelaskan bahwa kompresijatuhnya lidah ke belakang dan meng-obstruksi jalan napas. dada, dengan meningkatkan tekanan intratoraks, mendorong darah keluar dario Posisi ini juga meminimalkan risiko toraks, dengan aliran berikutnya teriadi karena vena besar dalam toraks kolapsinhalasi isi lambung. karena kompresi sementara arteri tetap lebar. Mekipun dilakukan dengan opti-Bantuan udara pernapasan ekspirasi mal, kompresi dada tidak mencapai lebih('mulut-ke-mulut') dari 30% curah jantung normal.. Dengan korban berbaring rata pada o Carilah lokasi setengah bawahpermukaan yang keras, berikan l0 napas sternum, dengan jari-jari tangan salingper menit dari udara ekspirasi dengan mengunci, dan dengan menggunakan kedua telapak tangan, tekan sternumkontak mulut-ke-mulut, memencet bagian secara veftikal sedalam 4-5 cm.lunak hidung korban untuk menjamin r Rekomendasi terbaru adalah melaku-udara yang diberikan mengisi paru korban kan 100 kompresi dada per menit.sehingga dinding dada bergerak naik o Jika Anda merupakan penolong satu-turun sesuai napas. satunya, setelah I 5 kali kompresi dada,. Bantuan pernapasan ini biasanya me- berikan dua bantuan napas ekspirasimerlukan volume tidal sekitar 400-600 efektif.mL pada orang dewasa. r Jika terdapat dua atau lebih penolong,Sirkulasi berikan lima kali kompresi tiap satu kalir Lihat apakah ada pergerakan korban, bantuan napas, hentikan kompresi saat diberikan ventilasi.termasuk menelan atau bernapas, dan t rt*nlffi. ':,,i'r;-',:.,i'rabalah denyut karotis selama 5 detik Bila RJP dilakukan di rumah sakit, manu-sebelum menentukan ada atau tidaknya ver BLS biasanya tumpang tindih dengandenyutan.r Periksalah kembali denyut tiap l0napas selama resusitasi.Pukulan prekordialo Jika tidak ada denyut yang teraba,berikan pukulan keras mendadak pada

Bantuan hidup lanjutan t9tbantuan hidup lanlutan (advanced life o lntubasi hanya boleh dilakukan olehsuppordALS). Tatalaksana ALS dapatdibagi menjadi tiga tahap. orang yang kompeten, jika tidak akanI Resusitasi pasien dengan mengem- menyebabkan kehilangan waktu vital dan peningkatan hipoksemia. Pada keadaanbalikan pasokan darah yang cukup ter- ini, pasien lebih baik mendapat ventilasioksigenasi kd organ vital dengan melaku-kan kompresi dada dan bantuan ventilasi udara pernapasan efektif.udara pernapasan. r Jika dilakukan intubasi, ventilasi ade-2 Restorasi curah jantung spontan, kuat kedua paru harus dikonfirmasibiasanya dengan defibrilasi. dengan stetoskop.3 Telaah kemungkinan penyebab henti o Selama henti jantung dan resusitasi,jantung dan pemeriksaan lebih laniut yang terladi perubahan karakteristik parumungkin diperlukan (Boks l0.l). Algoritma ALS diberikan pada karena peningkatan ruang rugi dan edema paru yang akan menurunkan kompliansGambar 10.2. Paru.VentilasiPrinsip untuk menjamin dan memper- . Oksigenasi merupakan tujuan primertahankan saluran napas dan ventilasi samaseperti BLS, namun pasien harus diintu- sehingga harus menggunakan oksigenbasi dengan tabung endotrakeal bila inspirasi 100% (FiO2). COryang kembalimungkin. ke paru dibatasi selama periode awal henti jantung sehingga volume tidal se-r ldealnya dilakukan intubasi namun besar 400-600 mL mencukupi. Volume menit yang adekuat juga penting untukmasker saluran napas laringeal (laringeal membersihkan CO, dan mencegah asi-mask) merupakan alternatif yang dengan dosis hiperkarbik, terutama setelah pem-mudah dapar digunakan. berian CO2 yang menghasilkan penyangga seperti natrium bikarbonat.I &nks {S. ! Telaah Kemungkinan Penyebab Kemungkinan penyebab Tindakan henti jantung/sirkulasi ? Tromboiisis Infark mlokard akut ? Pembedahan segera Penyakit katup berat ? Rujuk ke unit kardiotoraks Drseksi aorta Perikardiosentesis Tamponade ? Trombolisis atau embolektomi Emboli paru masif akut Drainase dada Pneumotoraks ? Bronkod i lator/bronkoskopi Obstruksi saluran napas Transfusi darah, carilah sumber perdarahan Perdarahan ? Rujuk ke unit bedah saraf Kejadran serebrovaskular ? Vasokonstrrktor/antlbiotik Syok septik Adrenalin (epinefrin)/steroid Syok anafilaktik Kortikosteroid Krisis Addison ? AntidoL/l.ingkal\"kan ekskresi Toksisitas obat (mlsalnya penyekar B) (aminofilin atau giukagon tingkatkan cAMP)I Petbarki gangguan dengan tepatIj Gangguan elektrolit/glukosa

192 Bab l0: Resusitasi Jancung Paru Algontma BLS (jika drpellukan) \T/VT Pukulan prekordral (jtka diperlukan)*rDefibrilasi 3x, *sesual kebutuhan Pasang monlior deflbrilator Y * R.lP 1 menit Nilailah ]rama/periksalah denyut nadi Selama RJP Perbaikr kemungkinan penyebab Perlksalah posisi dan kontM pada elektroda Coba/verifikasi: lalan napas, oksigenasi, akses i.v. Benkan adrenalin (eplnefiin) 1 mg i.v. tiap 3 mentt Periimbangkan: antraritmia, atropln, pacu jantung, larutan penyangga asam-basa RJP 3 memt (1 menit bila segera sesudah defibrilasi)Gambar 10.2 Algoritma bantuan hidup lanjutanr Pengambilan sampel darah arteri untuk prosedur lain seperti kanulasi vena sbntral.(femoralis atau radialis), untuk pengukur-an gas darah dan pH harus diawasi secara . Tanda terbaik dari restorasi aliranperiodik (tiap 5- l0 menit) dan elektrolit darah teroksigenasi ke jaringan adalahserta glukosa plasma harus diukur. pergerakan spontan pasien, usaha napas, dan ukuran pupil yang kecil (mesl<ipunSirkulasi pupil yang mengalami dilatasi tidak selaluBila henti jantung terladi di rumah sakit, berarti kegagalan lika telah diberikanbanyak staf biasanya cepat datang ke atropin dan katekolamin selama hentitempat kejadian sehingga lima kompresidada harus diberikan untuk tiap satu jantung).ekspansi paru. o Bila BLS efektif telah dilakukan, beri-. Orang pertama yang datang di tempat kan perhatian pada terapi aritmia.kejadian harus memeriksa denyut nadi Aritmiadan bila tidak ada, melakukan pukulanprekordial di dada pasien. Pada orang dewasa, aritmia primer ter-. Kompresi dada dan ventilasi yang sering adalah VF atau W tanpa denyut,efektif merupakan kunci untuk memak- dan sebagian besar yang selamat berasalsimalkan kemungkinan resusitasi yang dari kelompok ini.berhasil, implementasi yang efektif hanyaboleh diinterupsi dalam waktu singkat Tingkat ketahanan hidup sangat ter- gantung pada situasi klinis di mana terjadi VFA/T. Misalnya, VF pada saat kateterisasi

Bantuan hidup lanjutan I 93iantung pasien risiko rendah dapat diatasi overdosis obat.dengan sukses dan cepat pada hampirsemua kasus karena defibrilasi segera. Lakukan pemeriksaan EKG sesegeraSebaliknya, resusitasi yang sukses sering mungkin.tidak berhasil kapan pun dilakukan jika o Bantalan defibrilator seringkali ber-telah terdapat disfungsi ventrikel kiri.Maka tingkat ketahanan hidup harus di- fungsi sebagai elektroda pengawasan,interpretasi sesuai konteks keadaan klinis. namun lead ekstremitas standar harus digunakan untuk perekaman kontinyu. Prospek ketahanan hidup pada VF/ r ldealnya, elektroda standar harusVT menghilant tiap 5% keterlambatan ditempelkan pada monitor defibrilatordefibrilasi, bahkan bila telah dilakukan BLS sehingga kardioversi tersinkronisasi dapatyang benar. Semakin lama terjadi aritmiaventrikel akan semakin memburuk kare- dilakukan bila perlu (misalnya padana peningkatan iskemi miokard dan se- takikardia ventril<elA/T).makin sulit aritmia dikardioversi. Defibri- o Jika terdapat keraguan, kardioverterlator segera meningkatkan ketahanan harus diubah menjadi moda tidak tersin-hidup. kronisasi, karena kegagalan dalam men- Disosiasi elektromekanik (electrome-chanical dissociationlEMD) merupakan deteksi gelombang R pada EKG dapatsuatu terminologi yang digunakan untukmenyatakan tidak adanya aktivitas me- mencegah kardioversi dan menyebabkankanik atau aktivitas yang tidak dapat di-deteksi meskipun didapatkan gelombang keterlambatan.kontinyu terkoordinasi pada elektro-kardiogram (EKG). o Penting untuk diingat bahwa gariso Hal ini biasanya disebabkan oleh lurus pada monitor dapat disebabkan pe- masangan alat atau koneksi yang salah,terapi obat, hipovolemia, atau masalahmekanik seperti tamponade jantung, bukannya asistol.emboli paru masif, obstruksi intrakardiak(tumor atau trombus), atau ruptur Ketika defibrilasi diindikasikan,miokard. urutannya sebagai berikut:r Juga dapat terjadi setelah infark o 200 Joule (J), diikuti 200 J kemudianmiokard, terutama pada dinding bawah.Mekanismenya tidak jelas namun asidosis 350J diberikan dengan urutan yang cepatintraselular dan efek otonom diduga jika yang pertama tidak berhasihmemiliki peran dalam hal ini. . tiap defibrilasi berikutnya harus meng- Asistol dan EMD merupakan aritmiayang tidak umum terjadi pada henti jan- hantarkan energi sebesar 360 J. Terdapattung di luar rumah sakit (<10%) namun bukti bahwa cedera miokard lebih besarterjadi pada hingga 25% henti jantung di pada energi yang lebih besar, namunrumah sakit. Asistol dan EMD memilikiprognosis yang jauh lebih buruk diban- dalam konteks resusitasi hal ini tidak ter-dingkan VFA/T, dengan tingkat ketahanan lalu penting dibandingkan dengan penting-hidup <5% bila aritmia terjadi akibat nya melal<ukan kardioversi;penyakit jantung. Tingkat ketahananhidup lebih baik bila henti jantung ter- o hanya sebagian kecil energi listrik yangjadi akibat tenggelam, hipotermia, atau dihantarkan melewati miokard selama defibrilasi transtoraks. Energi ini dapat dimaksimalkan dengan peletakan bantalan yang benar (tepat di bawah klavikula kanan dan tepat di lateral apeks jantung), dengan menjamin kontak erat dengan dada, dan penggunaan koplan seperti alas elektroda antara bantalan dan dinding dada untuk memperbaiki kontak elektrik. Jika tidak berhasil, dapat dicoba posisi bantalan di anteroposterior; o bila melakukan defibrilasi, yakinkan

194 Bab l0: Resusitasi Jantung Parusemua yanS ada menjauh dari pasien dan gunakan dan vasopresin secara eksperi- men telah terbukti memiliki efek yang baiktidak terdapat kontak dengan pasien,tempat tidur pasien, atau Peralatan. r Aktivitas vasokonstriksi alfa-adrener-Penghantaran obat gik dari epinefrin menurunkan pengum-Selama henti jantung banyak obat akandigunakan, meskipun tidak ada yang ter- pulan darah di sirkulasi perifer yangbukti memperbaiki tingkat keselamatan.Pemberian melalui vena masih merupa- terjadi selama vasoparalisis terinduksikan rute pilihan meskipun keputusanuntuk memasang akses vena sentral atau asidosis, dan mengarahkan kembali darahmemberi obat melalui kanula vena perifertergantung pada pengalaman orang yang ke otak dan jantung.memasang jalur vena dan kecepatan r Efek beta-adrenergik epinefrin me-PemasanSannya. ningkatkan aktivitas sinus, nodus A-V, dano lnsersi akses vena tidak boleh me- aktivitas idioventrikel, serta memberikan stimulasi inotropik.nunda defibrilasi atau menginterupsi BLSdalam waktu lama. r lsoprenalin, meskipun memiliki efeko Jika obat diberil<an melalui rute vena beta-adrenergik yang tidak terlawan, me- miliki aktivitas serupa dengan epinefrinperifer, tiap penyuntikan harus diikuti namun lebih menyebabkan vasodilatasi daripada vasokonstriksi.oleh 20 mL bolus larutan garam fisiologisuntuk mendorong obat lebih dekat ke o Hati-hati menggunakan agen simpato-sirkulasi sentral. mimetik bila henti jantung merupakan. Penghantaran obat intratrakeal me- akibat dari penyalahgunaan pelarut,rupakan pilihan lini kedua karena farma-kodinamik yang tidak terduga. Obat-obat kokain, atau obat simpatomimetik.yang dapat diberikan melalui rute ini Obat-obatan antiaritmiaantara lain epinefrin (adrenalin), lignokain Belum terdapat bukti yang lengkap yang(lidokain), dan atropin. Dosis yang di- menyokong rekomendasi penggunaangunakan dua hingga tiga kali dosis vena obat-obat antiaritmia, walaupun banyakstandar dan obat dilarutkan dengan larut- pengalaman klinis mengenai penggunaanan garam fisiologis hingga volume minimal lidokain. Efek lidokain pada ambang de- l0 mL. Setelah memasukkan obat melalui fibrilasi iantung dan apakah secara klinistrakea, berikan lima kali ventilasi untuk bermanfaat selama resusitasi masih di- perdebatkan. Penggunaan atropin (3,0 mgmeningkatkan dispersi ke percabangan intravena) untuk bradiaritmia telahbronkial, yang akan membantu absorpsi. banyak digunakan dan menghasilkan blokPenghantaran obat intrakardiak hanya vagal sempurna pada durasi normal usaha resusitasi. boleh dilakukan oleh staf berpengalaman pada situasi khusus. Larutan pen)tangga asam-b:uraVasopresor Pada orang yang sebelumnya sehat, analisis gas darah arteri tidak menunjuk- Obat yang paling sering digunakan dalam kan asidosis cepat atau berat selama henti jantung adalah epinefrin meskipun henti iantung, bila dilakukan BLS yang norepinefrin (noradrenalin) kadang di- [epat. Hanya mengukur tensi gas arteri dapat menyesatkan dan hanya memiliki sedikit hubungan dengan lingkungan in- ternal miokard atau nilai intraselular serebral. Peran agen penyangga-paling

Terapi obat t9sEpinefrin (adrenalin) 1mg 1-20 pg/menltAminofilin 5 mg/kg selama 20 menitArmodaron 5 mg/kg 10-20 mg/kg/hariAtropin 0,6-3,0 mgBretilium tosilat 200 400 mg 1-2 mg/menitKalsium klorida (10%) 5-10 mLDigoksin 0,5 mg 0,5 1,0 mg/hariDisopiramid 50-150 mg 0,4-1,0 mg/kg/jaurDobutamin 2,5-10,0 pg/kg/menitDopamin 100 150 mg 1-20 pLg/kg/men1tFlekainid 0,15-0,25 mg/kg/jarrGlukagon 1-2 mg 2,5-7,5 mg/kg/jamGliseril trinitrat 100-200 pg/menitIsoprenalin 50-200 mg 1-10 pg/meniiIsosorbrd dinitrat 100 200 mg 1-10 mg/1amLabetalol 5-10 mg 15-50 mg/1amLidokain (lignokain) 1-15 mg 1-4 mg/menitMetoksamin 50-250 msMetoprolol 0,5 2,0 mg/kg/jamMeksiletin 100 200 ps 50 mL atau lebih sesuai pHNatrium bikarbonat (8,4%) 0,25-1,0 mg 10-300 pg/menitNatrium nilroprustda 100-500 ps 1-20 ll,q/menitNoreplnefrin (noradrenalin) 50-500 mgOuabain 50-200 mg 1-20 pg/menitFenilefrin 1-10 mg 400 600 mg/hariFenitoin 250 pg 2-6 mg/menitProkainamidPropanolol 5-15 mg 3-20 trrg/menitSalbutamol 1,5 juta unit seiama 1 jamStreptokinaseVerapamil*::::'::::_T::1:'ir:i::T:i::1::1T:\"T:ma dan harus d*elaah u'1ans kemudian i ,lTabel 10.1 Obat obatan kardiovaskular.umum 8,4% natrium bikarbonat-masih r Sekarang disarankan untuk memberibelum jelas, dan l<ebanyakan bul<ti yangtidak mendul<ung penggunaan larutan penyangga hanya jika terladi asidosispenyangga dihasilkan dari penelitian berat (pH afteri <7,1 dan kelebihan basadengan menggunakan natrium bikarbonat (base excess) <-10) atau pada situasidari hewan; ekstrapolasi pada situasi teftentu seperti henti jantung berkaitanhenti jantung manusia sulit dilakukan. dengan hiperkalemia atau setelah over-Konsekuensi beban natrium selanjutnya dosis antidepresan trisiklik.dapat berbahaya, dan obat bisa menjadi o Berikan 50 mL NaHCO, 8,4% 1= 59tidak aktif (misalnya dopamin dan kate-kolamin) atau terpresipitasi (misalnya mmol) dan periksalah kembali pH arteri, berikan lagi bila perlu.kalsium klorida dan kalsium glukonat) bila Kalsium intravenadiberikan melalui jalur intravena yang Selama bertahun-tahun, kalsium intravenasama dengan natrium bikarbonat. diberikan bersama epinefrin pada henti

196 Bab l0: Resusitasi Jantung Parujantung, namun sekarang timbul opini . Setelah pemberian kejutan, monitorbahwa pemberian tersebut dikontra- EKG sering memperlihatkan garis lurusindikasikan. isoelektrik selama beberapa detik, iadi tunggu beberapa saat sebelum menilaio Kadar ion kalsium serum normal atau efeknya.meningkat selama henti jantung, dan Lebih dari 80% pasien yang selamatsetelah pembei^ian kalsium dapat mening- mengalami kardioversi VF pada satu darikat hingga kadar toksik. tiga pemberian kejutan percama.r Beberapa studi acak, meskiPun ter- r Jika aritmia tetap berlanjut, makabuka pada kritik, memperlihatkan tidak identifikasi dan koreksi semua faktor re- versibel (hipoksemia, hiperkalemia, asi-ada manfaat tambahan kalsium dibanding- dosis berat) dan berikan epinefrin secarakan garam fisiologis. intravena (l rng = I mL dari larutano Namun, kalsium tambahan mungkin l:1000 atau l0 mL dari larutan l:10.000)bersifat protektif terhadap aritmia bila tiap 2-3 menit selama teriadi VF/VTterdapat hiperkalemia, dan harus diper- untuk memperbaiki perfusi koroner dantimbangkan bila pasien menerima trans-fusi darah sebelumnya (kalsium dapat serebral.dikelasi oleh sitrat pada darah simpanan),atau bila pasien telah mendapat antagonis o Lanjutkan kompresi dada selama Ikalsium dosis tinggi. menit, kemudian coba defibrilasi lagir Walaupun begitu, karena pasien hingga berhasil atau usaha resusitasi gagal.sering mengalami hiperkalemia selamahenti jantung dan terapi obat sebelumnya o Setelah dua atau tiga kali siklus satutidak diketahui, indikasi kalsium intravenamasih belum jelas. menit gagal, pertimbangkan untuk mem- beri obat antiaritmia seperti lidokaino Bila diberikan, kalsium klorida (5-10 (lignokain) (100 mg i.v.)mL larutan l0%) lebih dipilih daripada Tidak ada bukti konklusif bahwh suatukalsium glukonat karena kadar darahpada kalsium terionisasi lebih dapat obat dapat menghilangkan VF, bahkan biladiperkirakan. si.rkulasi dipertahankan dengan BLS. Bre-Hiperkalemia tilium tosilat, merupakan alternatif lido-Hiperkalemia paling baik dikoreksi kain dan secara eksperimen terbukti me-dengan mendapatkan sirkulasi dan miliki sifat antifibrilasi yang baik, namun oksigenasi laringan yang adekuat, namun memerlukan 20-30 menit untuk men- capai efek maksimumnya. Obat lain ter- bila berat membutuhkan insulin (10 lU masuk fenitoin dan disopiramid. Semua i.v.) dan glukosa ( l0 g i.v. = 20 mL larutan obat antiaritmia memiliki potensi efek 50%), diikuti dengan pengukuran teratur samping yang tidak diinginkan, seperti pH plasma, kalium, dan glukosa. inotropik negatif. Kita sebaiknya memilih beberapa obat dari kelas yang berbeda Fibrilasi ventrikel (klasifikasi Vaughan-Williams) dan kita seharusnya familiar dengan reiimen dosiso Defibrilasi (200 J) harus dilakukan serta farmakologinya, serta lebih memilih secepat mungkin. menggunakan obat yang sudah mapan sampai produk baru terbukti lebih baik. o Jika defibrilasi tidak berhasil, berikan Meskipun penggunaan amiodaron energi lanjutan sebesar 200 J, kemudian semakin populer, bioavailabilitas dan 360 J bila VF masih terladi. onset kerianya tidak dapat diprediksi dan waktu-paruhnya panjang. Pada henti lantung, hampir tidak mungkin untuk

Durasi resusitasi 197memprediksikan keberhasilan obat apa- peralatan monitor harus diperiksa, danpun pada pasien individual serta terdapat dicoba lead EKG yang berbeda untuk meyakinkan asistol tersebut sebenarnyakecenderungan ke arah polifarmasi bukan VF halus. Jika asistol dikonfirmasi, harus diberikan atropin (3 mg i.v.) untuksebagai usaha terakhir. menghilangkan depresi kolinergik yang Setelah kardioversi berhasil, sering secara eksperimen terjadi setelah infark miokard.terjadi ektopik ventrikel atau berlaniutmenjadi takikardia ventrikel yant me- r Kemudian dilanlutkan dengan epi-rupakan indikasi untuk menggunakan nefrin (l mg i.v.) tiap 3 menit.infus lidokain (l-4 mg/menit). Manfaat Pacu jantung yang dilakukan segerapraktik ini belum terbukti dan peng- setelah onset asistol pada pasien dengan penyakit nodus atau penyakit jaringangunaan rutin infus lidokain setelah kardio- konduksi dominan biasanya sangat ber-versi yang berhasil tanpa adanya aritmia hasil, namun lebih mengecewakan padatidak diindikasikan. tatalaksana asistol pada pasien dengan penyakit miokard.Takikardia ventrikel tanpa denyut r Aliran transvena diarahkan atau kawatTatalaksana VT tanpa denyut samadengan VF. Namun, tipe VT tertentu, pacu jantung temporer lain dapat di-terutama varietas yang lebih lambat, masukkan tanpa penuntun, namun seringkali gagal menangkap karenamemberikan curah jantung yang lebih peletakan yang tidak tepat atau skarbaik dibandingkan dengan yang dihasilkan miokard.oleh kompresi dada. r Usaha pacu jantung ventrikel via eso-r Jika salah satu dari irama ini ter- fagus biasanya tidak berhasil.bentuk, mungkin lebih baik menungguselama beberapa saat untuk perbaikan o Sekarang, pacu jantung eksternal darioksigenasi jaringan dan asidosis, yangkemudian akan memperbaiki tingkat bantalan elektronik kulit terbukti efektif untuk pacu jantung temporer elektif,kemungkinan keberhasilan defibrilasi lebih namun hasilnya tidak terlalu bagus bila dilakukan selama resusitasi.lanjut. o Pada bradikardia persisten, bilao Penting untuk tidak terobsesi pada atropin yang dilanjutkan dengan pem-monitor EKG dan mengacuhkan efek berian isoprenalin gagal meningkatkanaritmia pada sirkulasi pasien. lrama VT denyut jantung, maka harus diper-mana yang menghasilkan curah iantung timbangkan pemasangan pacu iantungyang cukup baik dan mana yang tidak temPorer.tergantung pada berbagai faktor, sepertilajunya, keadaan miokard dasar, terapi Disosiasi elektromekanikobat konkomitan, elektrolit plasma, pH, Tatalaksana ditujukan pada koreksi pe-dan gas darah. nyebab yang diidentifikasi dan pemberian intravena epinefrin. Vasokonstriktor lain,Asistol seperti norepinefrin, bisa digunakan sebagai usaha terakhir.Asistol dapat terjadi sebagai gangguan Tidak ada peraturan yang tegas dan cepat irama primer, terutama bila ada penyakitmiokard, obat antiaritmia termasuk penyekat p, hipoksia, dan gangguan elek-trolit, namun juga bisa merupakan hasil akhir dari VF yang berlanjut.o Jika diduga asistol, hubungan dengan

r98 Bab l0: Resusitasi Jantung Parumengenai durasi usaha resusitasi karena ',:Resu$bsi',ygng berhasit :'''',,.' isituasi individual dapat sangat berbeda. Kecuali dipertimbangkan secara spesifik,o Selama ini, pupil yang mengalami di- tahap telaah setelah usaha resusitasi yang berhasil dapat dilakukan dalam suasanalatasi adalah indikator kerusakan serebral gembira yang cenderung timbul. Setelah curah jantung spontan adekuat tercapai,namun dapat juga disebabkan kadar perlakuan terapeutik segera diputuskan,katekolamin endogen yang tinggi atau kemungkinan penyebab henti jantung,penyuntikan eksogen, terapi atropin, atau tatalaksananya, dan pemeriksaan lainiskemia bilik anterior mata sehingga tidal< harus dipikirkan. Pemeriksaan penunlangselalu menandakan prognosis buruk. pada Boks 10.2 dapat membantu.o Sebelum menghentikan usaha re- isusitasi, orang yang memimpin tata- I m&**krus tl**\".?e' Peeermerikaan Penunjanglaksana henti jantung harus merasa puas i Pascaresusitasidengan usahanya, sejauh mungkin, dengan Ikemungkinan penyebab henti jantung r Radiografi toraks: carllah tanda-diketahui dan tidak ada indikasi terapi tanda pneumotoraks, aspirasi, efusilanjutan spesifik. perlkard, posisi tabung endotrakeal dano Bila tidak ada indikasi jelas untuk nasogastrik, akses vena sentral, danmenghentikan usaha resusitasi lebih awal, kawat pacu jantungseperti penyakit terminal, lanjutkan usaha r EKG: carrlah tanda tanda infarkresusitasi selama kurang lebih 30 menit,yang terbukti telah menyediakan oksi- mjokard, embol1 paru, gangguan irama.genasi jaringan yang adekuat (yaitu pHdan gas darah memuaskan). Jika masih penyakit kondukslbelum ada aktivitas jantung spontansetelah 30 menit, resusitasi lebih lanjut ri Ekokardiogram: carrlah tanda,tandasangat tidak bermanfaat. jI tamponade, disfungsl ventrlkel kiri,r Pengecualian hal tersebut adalah henti penvakit katup ri pH dan gas arteri: konfirmasrjantung yang berkaitan dengan tenggelam, oI oksiUenasi yang baikhipotermia, dan overdosis obat tertentu, i Elektrolit: carilah hlperkalemia,di mana survival dapat terjadi bahkan Isetelah masa resusitasi yang lama. I hipokalemia, qaqal ginjalo Tanpa oksigenasi adekuat, kerusakan i . Glukosa: canlah tandaotak ireversibel dimulai setelah 3 menit i hipogrikemia. hjporgl1k.rn u ; . Hitung darah lengkap: catilatrdan usaha resusitasi yang berhasil setelah I tanda tanda perdarahanlebih dari l0 menit l<emungkinan besar Penilaian neurologismenderita cacat. Penilaian neurologis setelah usaha re- Penuntun durasi RJP yang paling susitasi yang berhasil kadang sulit di-membantu adalah dokter atau perawat lakukan. Hipoksia menyebabkan edemasenior yang mengetahui pasien, serca serebral, yang diperburuk oleh hiper-catatan lcasus yang informatif. Usaha kapnia, karena ventilasi yang tidak ade- kuat atau pelepasan lokal karbon dioksidaresusitasi yang lelas tidak sesuai berkaitan setelah pemberian bikarbonat. Pasiendengan usia pasien atau kondisi medis yang sadar penuh dan komunikatif setelah henti jantung singkat memiliki prognosisdasar yang tidak hanya menyebabkan yang baik, sementara pasien yang tidakfrustasi bagi tim RJP namun luga potensialberbahaya untuk pasien serta dapat me-nyebabkan kesedihan mental padakeluarga pasien.

Bacaan lebih lanjut r99sadar dan gagal memberi respons ter- Efek antagonis kalsium dan kortiko- steroid yang mungkin bermanfaat masihhadap stimulus (tanpa sedasi atau obat belum terbukti.pelumpuh) setelah resusitasi yang lama The 1998 European Resuscitation Council guidelines for adult single rescuer basicmemiliki prognosis yang lebih buruk. life support. BMJ 1998; 3 l6: 1870- 1876.Selain kedua keadaan ekstrem ini, prog- The 1998 European Resuscitation Councilnosis jauh lebih tidak jelas, terutama pada guidelines for adult life support. BM/ 1998;316: 1863-1869.tahap dini setelah resusitasi. Secaraumum, dilakukan kebijakan 'lihat dantunggu' dan konsultasi neurologis se-belum menentukan prognosis. Kerusak-an serebral setelah henti lantung dapatdiminimalkan dengan memberi perhatianlebih pada pH, gas, dan elektrolit darah.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook