Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 8. Loaiasis dan Onkoserkiasis

Bab 8. Loaiasis dan Onkoserkiasis

Published by haryahutamas, 2016-08-03 03:29:34

Description: Bab 8. Loaiasis dan Onkoserkiasis

Search

Read the Text Version

BAB 8 LOAIASIS DAN ONKOSERKIASIS Pinardi HadidjajaLOAIASISPendahuluan I oaiasisadalah penyakityang disebut Calabarswelling atau African l-eyeworm disease dan merupakan penyakit menahun kulit sertamata yang disebabkan oleh cacing nematoda filaria yang disebut Loa/oa. Manusia memperoleh infeksi karena gigitan lalat Tabanidae, yaitulalat kuda Tabanus dan lalat rusa Chrysops sebagai vektor penyakit ini.Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan benvarna merah dan gataldi bawah kulit. Selain pada manusia penyakit iniditemukan pada kera didi daerah hutan dengan banyak hujan dan hutan rawa diAfrika Barat dariNigeria sampaiAngola, daerah sungai Kongo sampaiAfrika Tengah, ketimur'daerah Sudan dan Uganda. Khusus diAfrika Barat dapat disebutKameroon dan sekitar sungai Ogowe sebagai daerah penyebarannya.Diperkirakan sekitar 12-13juta manusia terinfeksi cacing ini.. Vektornya adalah sejenis lalat pengisap darah pada siang hariseperti genus Chrysops, spesies C. silacea dan C. dimidiata. Lalatmenghisap mikrofilaria sewaktu menusuk kulit penderita. Dalam tubuhlalat mikrofilaria melepaskan sarungnya, dan bermigrasi dari bagianlambung, melalui hemocoel, selanjutnya ke otot artropoda tersebut.Di otot mikrofilaria berkembang menjadi larva stadium pertama, danselanjutnya menjadi stadium ketiga, yaitu larva infektif. Kemudianlarva infektif ini selanjutnya ke bagian proboscis lalat dan dapatmenularkan penyakit ke manusia lain bila menggigitnya. Pada waktumenghisap darah, lalat yang infektif yaitu mengandung larva stadiumtiga memasukkan larva ke dalam kulit manusia melalui luka gigitan.Kemudian dalam tubuh manusia larva tumbuh menjadi cacing dewasadi dalam jaringan sqbkutan. Cacing betina panjangnya 40-70 mmdengan diameter 0,5 mm, sedangkan cacing jantan jauh lebih pendek,hanya 30-34 mm dengan diameter 0,35-0,43 mm. Cacing dewasadapat hidup di dalam jaringan subkutan sampai 12 tahun. Cacingbetina mengeluarkan mikrofilaria yang panjangnya 250-300 pm danlebarnya 6-8 pm. Mikrofilaria mempunyai sarung dan mempunyaiperiodisitas diurnal. Lama waktu cacing menjadi dewasa sampai'z3 i.

diternukan mikrofilaria berkisar antara 6 bulan sampai beberapa tahun.Mikrofilaria dapat ditemukan di dalam cairan serebrospinal, urin dansputum. Pada siang hari mikrofilaria ditemukan di dalam darah perifer,akan tetapi dalam fase tidak beredar, ditemukan didalam paru.1Geiala Klinik dan Patogenesis Pada umumnya penderita loaiasis menderita mikrofilaremia tanpagejala. Pada sebagian penderita ditemukan gangguan saluran limfadengan gejala limfudem. Angioudem episodik unilateral, yaitu Calabarswelling, dengan diameter 3-10 cm biasanya pada lengan dan tungkaiyang disebabkan reaksi imunologik, serirrg ditennukan. Udem tersebutadalah non-pitting, tidak merah, kadang-kadang disertai demam ringan,ra$a sakit dan pruritus. Kadang-kadang pembengkakan bergerakbeberapa sentimeter sehari selarna 2-3 hariatau tetap ditempat sebelummenghilang untuk timbul lagi di tempat yang sama atau di tempat lain.Hanya ditemukan 1 pembengkakan pada suatu saat, Pada stadiummenahun dapat ditemukan pembengkakan jaringan ikat berbentuk kistadi sekitar sarung tendon otot yang terasa sakit, apalagi bila digerakkan.Pembengkakan dapat berlangsung 1*3 hari dan dapat diiringi urtikariayang sangat gatal. Cacing dewasa dapat bermigrasi ke daerah mata,seh ingga cacing ini disebutAfrican eye worm. Padawaktu bergerak melaluimqta, maka cacing dapatterlihat, walaupun hanya kurang dari 15 menit.Milrasi melintasi mata kadang-kadang tanpa gejala, kadang-kadangterasa sakit, menimbulkan konjungtivitis serius dan udem palpebra'Cacing dewasa yang telah mati dapat menimbulkan granuloma kecil,abses steril, fibrosis atau dapat ditemukan pada pemeriksaan radiologisebagaibenda yang telah mengalami kalsifikasi. Umumnya mikrofilariadi dalam darah tidak menimbulkan gejala. Hal yang jarang terjadi yaitubila masuk ke dalam sistem saraf pusat, dapat menyebabkan ensefalitis,mielitis atau kejang lokal. Demikian juga di dalam retina, jantung, paruatau jaringan lain dapat menyebabkan komplikasi. $indroma beratadalah meningoensefalopati sebagai akibat pengobatan dengandietilkarbamazin (DEC) pada penderita dengan densitas mikrofilaremiayang tinggi, dan dapat.pula terjadi pada penderita tanpa pengobatan.Pada pemeriksaan darah ditemukan jumlah sel eosinofil meningkatseperti umumnya pada infeksidengan cacing filaria.zDiagnosis Diagnosis dibuat dengan menEgunakan mikroskop untukidentifikasi mikrofilaria yang mempunyaiciri-ciri khas dart hal ini dapat w

I DASAR PARASTTOLOGT KLTNTKdilakukan dengan cara pemeriksaan darah penderita pada siang hari.$ediaan darah dapai berupa sediaan darah tebalyang dipulas denganGiemsa atau hematoksilin-eosin. Untuk memperoleh sensitivitasyang lebih tinggi, dapat dilakukan teknik konsentrasi, termasuk carasentrifugasiteknik Knott atau bisa pula dengan filtrasi dengan membrannukleopor. Deteksiantigen dengan mernakal imuno-esei untuk antigen filariayang bersirkulasidalam darah merupakan suatu pendekatan diagnostikyang baik, oleh karena filaremia bisa sangat rendah dan variabel.ldentifikasi cacing dewasa dapat dilakukan dengan pemeriksaansediaan potong jaringan yang dibuat dari biopsi jaringan subkutanatau dengan pengeluaran cacing dari mata. Deteksi zat anti ternyatamernpunyai batas nilai yang rendah, oleh karena terdapat banyakreaksi silang dengan cacing filaria lain atau pada umumnya cacinglain, Lagipula hasil tes serologi yang positif tidak dapat membedakanantara infeksi baru dan yang sudah lalu.Diagnoeis Banding Sehagai diagnosis banding yang perlu dipikirkan adalah penyakityang menyebabkan kelainan kulit dan mata, antara lain onkoserkiasis,mansonelliasis, dan filariasis yang menyebabkan kelainan limfe sepertiqrukereriasis, brugiasis malayi dan brugiasis timori.Pengobatan Obat yang terbaik adalah dietilcarbamazin (DEC); efektif terhadapcacing dewasa dan mikrofilaria. Dosisyang dianjurkan adalah 8-10 mgikg/hari (dibagi dalam 3 kali pemberian) selama 21 hari. Tidak jarangpenderita yang diberi pengobatan mengalami reaksi inflamasi lokalseperti papula subkutan atau kelainan berkelok-kelok seperti cacing.Reaksi ini berbeda dengan calabar swelling dan merupakan responsterhadap cacing dewasa yang mati. Selain itu cacing dewasa dapatdikeluarkan dengan cara pembedahan, akan tetapi usaha tersebuttidak begitu perlu\" Pada penderita dengan mikrofilarernia, pengobatan dengarrdosis standar dapat mengakibatkan komplikasi neurologik yangberdt, dan dapat pula menyebabkan kematian yang disebabkanoleh mikrofilaria yang berada di dalam susunan saraf pusat. Untukmengatasi timbulnya risiko ensefalopati yang disebabkan pengobatan,beberapa ahli telah mencoba untuk mengurangi beban mikrofilarialfj ;

dengan cara rnelakukan aferesis daripada darah sebelum rnulaipengobatan dengan DECa. Pemakaian DHC mulai dari dosis rendahdan kernudian secara perlahan-lahan dosis dinaikkan berhasil baik.Pada regimen tersebut, pemberian DEC dapat dimulai dengan 0,5 mglIkg untuk dosi* pertama, dan selanjutnya di dua kali lipatkan setiapjam, sampaidosis 8..10 mg/kg/haritercapai. Dosis selalu dibagidalamtiga kalipernberian sehari. Selain itu perlu diberikan prednison dengandosis 1 mglkglhari sebagai obat tambahan pada hari ke 3 sampai 6hari pertarna pengobatan. Perlu diperhatikan bahwa dosis prednisonharus diberikan paling lambat 6 jam sebelum pemberian dosis pertamaDECa. lvernnektin dapat pula dipakai untuk pengobatan loaiagis.a-sDosis yang dianjurkan adalah 150 mcg/kglhari dosis tunggal per oral.Pertu diingat bahwa harus berhati-hati pemakaiannya pada penderitadengan mikrofilaremia yang tinggi. Cara penyesuaian dosis sesuaidengan pengobatan pada onkoserkiasis.Fencegahan Pada loaiasis tidak ada vaksin, akan tetapi ada obat DEC yangdapat dipakai sebagai kemoprofilaksis, yaitu dengan memberikanobat 3 hari berturut sebulan sekali. Selanjutnya sama sepefti padaonkoserkia$is, mencegah gigitan lalat dengan cara memakai bajulengan panjang dan celana panjang yang tebal; bisa juga pakai sarungtangan sehingga tidak dapat digigit oleh lalat.Laporan Kasus6 Seorang perempuan berumur 18 tahun datang berobat dengankeluhan sakit kepala menahun, serta rnerasa gatal dan merah padarnata kirisejak 2 hari. Selanjutnya pasien menderita gataldan padanyaditemukan pernbengkakan yang nyeri pada lutut kanan sejak dua hari.Sejak 6 bulan terakhir sering menderita pembengkakan yang intermitenpada anggota badannya. Pada perneriksaan badan telah ditemukanbenjolan yang berbatas tegas, berwarna kemerahan dan nyeri padatekanan, berukuran 5 X 5 cm dekat lutut kanan. Penglihatan adalahTAPA pada kedua mata. Mata kirimenunjukkan adanya udem kelopakmata, kemosis, dengan perdarahan kecil-kecil di daerah supertemporalkonjurigtiva. Tampak cacing yang translusen yang melingkar di daerahsupertemporal konjungtiva. Cacing hidup yang berhasil dikeluarkanpanjangnya 11,2 cm. Dengan menggunakan mikroskopik cacingdiidentifikasi sebagai cacing jantan Laa loa. 13\"

I pASAn PAnA$rQLOGI KLINIK Pada pemeriksaan darah perifer ditemukan eosinofilia, sedangkanmikrofilaria tidak ditemukan. Pemeriksaan serologi ternyata positifuntuk zat antiterhadap antigen mikrofilaria. Pengobatan dengan DEC dimulai dengan dosis rendah yaitu100 mglhari dan kemudian dinaikkan secara perlahan-lahan sampaimencapai dosis 500 mg/hari selama 3 minggu ditambah pemberianprednisolon per oral dengan dosis 60 mg/hari selama 1 minggu'Kemudian dikurangi $ecara bertahap sampai mencapai 3 minggu.Calabar swelling yang letaknya dekat lutut kanan sembuh keesokanharinya setelah cacing dikeluarkan, Pengawasan yang dilakukanselama 3 bulan menyimpulkan penderita telah sehat dan calabarswelling tidak kambuh lagi.Daftar FuEtaka1. Boussinesq M, Gardon J. Challenges for the future loaiasis. Ann Trop Med Parasitol. 1998;92'.1 47 -51.2. Van Bogaert L, Dubois A, Janssens PG, Rademecker J, Tverdy G, Wanson M. Encephalitis in loa /oa filariasis. J Neurosurg Psychiatry, 'X955;18:103- 19.3. Abel L, Joly V Yeni P. Carbon C. Apheresis in the management of loaiasis with high microfilaremia and renal disease. BMJ.1986,292:24..4. Gardon J, Kamgno J, Folefack G, Gardon-Wendel N, Bouchite B, Boussinesq M. Marked decrease in Loa loa microfilarernia six months after a single dose of ivermectin. Trans Roy Soc Trop Med Hyg. 1997:593-4.5. Richard-Lenoble D, Kombila M, Rupp EA, Pappayliou ES, Gaxotte P, NguiriC, et al. lvermectin in loaiasis and concomitant O, valvulus and M- perstans infections. Am J Trop Med Hyg. 1988;39:480-3.6. Satyavani M, Rao KN. Live male adult Loa loa in the anterior chamber of the eye: A case report. lndian J Pathol Microbiol.1993;36:154-7.ONKOSERKIA$ISPendahuluan Onkoserkiasis Sdalah penyakit yang disebabkan infeksi sejeniscacing filaria yang dapat berakibat kehutaan, penderitaan $eumur hidup dan masalah sosioekonomi yang sangat buruk. Penyakit ini adalah penyakit kulityang memberikan dampak klinik dan epidemiologi pada penduduk diAfrika\" $ecara global diperkirakan terdapat 18*40juta manusia yang dihinggapi penyakit ini, di antaranya terdapat 2 jutaH;

orang yang menderita kebutaan.l-3 Kurang lebih terdapat 85,6 jutaotrn! tinggat didaerah endemik di35 negara. Pada tahun 1875, O'Neilladahn oiang pertama yang melaporkan adanya cacing filaria pada\"pcernaywakdiitAofrnikkaosBearrkaiat.s$iseiyaannjugtnpyaadaRowbalekstupaitduadtiasheubnut1p9e19nymaekliutkicsrkaawn'dalam ma.lalah Perancis adanya kelainan mata berupa uveitis anteriordan keratitis yang berkaitan dengan kelainan kulit yang akut ataumenahun. fehya[it ini selain di Afrika ditemukan di Amerika Latin\"Di Afrika terutama ditemukan di bagian selatan dari Sahara, yaitu dizona yang luas yang terletak sepanjang area dari $enegal sampai keFtiopib. D?erah endemik mulai dari bagian selatan dari ekuator sampaike Angola di bagian barat, dan Tanzania di bagian l!*ul, Fokus lokalditemukan disudan dan Yaman. Penyebaran geografik onkoserkiasis diAmerika Latin adalah sporadik, dengan fokus terpenting diGuatemala,Ekuador, Venezuela, Meksiko, Kolumbia dan daerahAmazon dibagianutara Brazil.Parasit anchocerca valvulus adalah cacing nematoda yangtergolong dalam keluarga Filariidae\" A. valvulus merupakan satu- yang hkiedruapdapnadgaormilaa.nSuesjiean, i\"sdalanlapt ehrintaamhr\"irny\"-Onchocerca pada dapat sejenisdilaporkan ditemukanyang tergolong dalam genus SimuliUm merupakan vektor satu-satunyalqt,if. Qlvotvulus. Lalal inidapat menggigit, dan terdapat paling sedikit15 spesies yang dapat berperart sebagai vektor dan menyebarkanpenyakit onkoseikiasis, DiAfrika vektor ini adalah Sim ulium damnasum'Telurnya membutuhkan sungai beraliran air yang deras untuk tempatperindukannya. Dengan demikian jumlah lalat berfluktuasi tergantungmusim. Lalaf menjadidewasa $etelah 8-12 harisetelah mengeluarkantelur, dan dapat terbang sejauh ratusan kilometer dengan mengikutialiran angin^ Lalat dapat hidup sampaikurang lebih 4 minggu. ManusiamendapJt infeksi karena gigitan lalatyang mengandung larva infektif O'valvulusdan larva masuk-ke dalam tubuh manusia, mengadakan 2 kalipertukaran kulit, dan menjadicacing dewasaiantan dan betina didalamlubuh manusia dalam nodul subkutan yang disebut onkoserkomata'Cacing dewasa inibaru mengeluarkan mikrofilaria Setelah 6-12 bulan.Mikrofilaria pada umurirnya ditemukan di dalam jaringan subkutan dankulit; .mereka mempunyai afi nitas terhadap jaringan mata. Mikrofilariadapat bermigrasi ke mata, langsung melalui koniungtiva, melalui skleraatau melalui kornea.

I pASAn PAFA$ITOLOG| KLtNtKGejala klinik dan patogenesisGejala kulit: Gejala kulit berupa pruritus adalah gejala umum yang ditemukanpada permulaan infeksi, dan gejala berkisar dari ringan sampal berat,dari intermiten sampai terus meneru$. Kazuran dkk\"a mengatakanbahwa mikrofilaria hidup dapat menyebabkan respons inflamasi,sedangkan cacing dewasa muda yang mengalami degenerasi dalarnkulit menyebabkan dermatitis berat. Dermatitis tersebut adalah akibattimbulnya inflamasi yang disebabkan oleh keluarnya bakteri wotbaahiadaricacing dewasa muda yang mati. Bakteritersebut dapat dieradikasidengan menggunakan antibiotik doksisiklin sehingga kelainan kulitdapat sembuh.s Gejala permulaan dermatitis adalah gatal disertaiinfeksi bakteri, kemudian timbul pigmentasi serta diikuti denganpenebalan kulit yang pecah-pecah dan disebut lichenification. stadiumdermatitis lanjut adalah berkurangnya elastisitas kulit sehingga menjadikeriput seperti kulit orang tua. lstilah penyakit craw*craw yang dipakaidi Afrika Barat menggambarkan sebuah kelainan menahun berupaonkodermatitis yang disertai dengan tanda bekas garukan berupaekskoriasi, ulserasidan infeksi sekunder. Gejala dermatitis papular akutberujud sebagai papula kecil yang gatal, dan dapat berubah menjadivesikel atau pustula dan ditemukan di bagian tungkai, bahu, mukadbn badan. $edangkan yang menahun membentuk daerah kelainanyang lebih besar, papula yang besar dan rata disertai rasa gatal, dantersebar secara simetris di daerah pantat, pinggang dan bahu. Padapenderita dapat pula ditemukan papula dengan hiperpigmentasi danhiperkeratosis; dapat disertai limfadenopati dan udem. Dermatitisyang mengalami likhenifikasi merupakan dermatitis yang sangat gataldengan papula atau plak yang disertaiekskoriasi, hiperpigmentasi danhiperkeratosis . Ditemukan pula atrofi kulit disebabkan infeksi menahun. Kulittampak keriput dan tipis, terutama ditemukan pada daerah pantat dantungkai. Kelainan kulit berupa depigmentasi pada umumnya ditemukanpada onkoserkiasis menahun. Dapat pula tampak seperti vitiligo dandisebutdengan nama leapard skin Selanjutnya tizard skindihubungkandengan kelainan sepertisisik ikan yang disebabkan oleh karena infeksiyang menahun. Limfadenopati ditemukan terutama di bagian inguinal yang disebuthanging groln, juga ditemukan pada bagian femoral. Benjolan subkutan

yang disebut onkoserkornata biasanya ditemukan di daerah bertulangyang menonjol.6-eGejala matae Mikrofilaria dapat masuk ke dalam mata melalui konjungtivalangsung ke sklera atau kornea. Dapat ditemukan dalam jaringan mata'pada penyakit yang dini. Kelainan mata disebabkan oleh karena respon inflamatif terhadapmikrofilaria sewaktu mereka bermigrasididalam mata' Reaksi radangmenjadi lebih berat bila mikrofilaria mati. Reaksi imun hospes dapatmenyebabkan kelainan khas yang bilateral seperti berikut :- Keratitis punktata: merupakan lesi pertama dan disebabkan oleh reaksi imun terhadap mikrofllaria yang mati, biasanya- sembuh $endiri bila inflamasinya sembuh. Keratitis eklerosa: disebabkan oleh karena infeksi berat yang menahun; kornea menjadi keruh, dan dapat menyebabkan- kebutaan. Uveitis anterior:disebabkan oleh karena mikrofilaria menyerang iris dan badan siliar, dan terbentuk inflamasiyang granular dan non-granular, Berakibat terjadinya atrofi iris, glaukoma yang inflamatif dan katarak- Lesi di bagian posterior mata: biasanya disebabkan oleh karena respon inflamatif terhadap mikrofilaria yang mati. Hal ini dapat menyebabkan kelainan epitel pigmel retina dan beraki'bat terjadi khorioretinitis, atrofi khorioretinal dan fibrosis- subretinal, Hanya 5% penderita mempunyai retinitis' Neuritis optika y\"ng at<tit diseUabkan oleh infeksi atau dapat pula terjadi sebigai akibat pengobatan sistemik. Neuritis. optika dan atr|fi optik d-apat menyebabkan kebutaan sampai dengan 10% penduduk yang menderita onkosBrkiasis. Diagnosislo-13 Penegakan diagnosis berdasarkan riwayat penyakit yang menandakan pernah tinggalatau berkunjung ke daerah endemik, serta sering menderita dermatitis, atau adanya benjolan di bawah kulit serta pernah menderita kelainan pada mata' Kriteria standar untuk diagnosis di laboratorium adalah dengan menemukan mikrofilaria pada sediaan biopsi kulit yang disebut skin sfitpro'rr atau ditemukannya cacing dewasa dalam benjolan subkutan' w

I DllSAn PAnASjTOLOGI KL[{ltJ Pada pemeriksaan dengan slit lamp dapat ditemukan rnikrofilariamengambang di dalam camera oculi anterior. Pemetiksaan darah: ditemukan eosinofili yang dapat mencapai30%. Pemeriksaan cairan serebrospinalis: dapat diternukan mikrofilaria,terutama pada artgka parasitemia yang tinggi. Pengobatan dengan dietilkarbamazin (DEC) dosis rendah dapatmenyebabkan rnikrofilaria mudah ditemukan didalam urin. lmunodiagnosis: tes serologis terkini yang memakai tetesan darahpenderta pada kertas saring dan tes ini berdasarkan enzyme-linkedimmunosorbenf assay (ELISA) untuk menemukan zat anti terhadapantigen O. volvulus. Sensitivitas tee berkisar antara 70-S0 o/o, danspesifisitas adalah 96-100%.10 Selanjutnya rapid antibady carids telahdikembangkan yang dapat menemukan lgG4 terhadap Ov-16, yaituantigen rekombinan A. volvulus. Diagnosis serologis tidak dapatmembedakan antara infeksi baru atau lama. Tes amplifikasi asam nukleat: Polymerase chain reaction (PCR)dipakai untuk mengamplifikasikan sekuen DNA O. valvulu$ yangterdapat dalam sayatan kulit. Tes ini sangat sensitif dan spesifik, akantetapi.sangat mahal dan tekniknya sulit sehingga tidak dianjurkanuntuk dipakaipada perneriksaan rutin. Tes PCR bisa juga dipakai untuknnendeteksi infeksi pada vektor penyakit. Masih terdapat tes lain yang dapat dipakai sebagai pemeriksaanpbnunjang seperti tes Mazzotti apabila pemeriksaan lainnya ternyatanegatif; sedangkan tes DEC patch rupanya lebih aman. Tes Mazzottillyaitu dengan memberikan DEC 6 mg per oral dan selanjutnyarnengobservasi apakah pada penderita timbul gatal dengan atau tanpaeritema yang menandakan adanya mikrofilaria yang matididalam kulit;reaksidapattimbul 15 menit sampai 24 jamsetelah makan obat. Reaksidapat terjadi sangat berat baik pada kulit atau mata, dan selanjutnyadapat timbul reaksi lain seperti mual, konjungtivitis, hipotensi ataumeninggal $ecara mendadak. Penelitian pendahuluan menyebut suatu ancha-C77 antigendetection dipstick a$say yang selesai dalam waktu 3 jam, ReaktivitasIstrip dapat tahan sampai bulan bila disimpan pada suhu kamar.$ensitivitas dan spesifisitas dinyatakan baik.1? DEC patch fesf: yaitu dengan mengoleskan campuran DEC 10%dalam krem nivea pada kain kasa dan selanjutnya dilekatkan pada kulit;bila timbul reaksi inflamasi lokal menandakan hasil tes positif. Tes inilebih aman dibanding tes Mazzotti. Sensitivitas tes dilaporkan berkisarantara 30*80 Ya yang dilaporkan dari berbagai daerah endemik.l3m;

Diagnosis banding Sebagai diagnosis banding banyak penyakit yang perlu dipikirkanseperti untuk kelainan pada kulit yaitu drakunkuliasis, skistosomiasis,limfatik filariasis, loaiasis, tuberkulosis dan herpes simpleks. Untukkelainan mata yang perlu dipertimbangkan adalah glaukoma, keratitisinterStitial, keratokonjungtivitis, neurotropik keratopati, optik neuropati,trakoma, uveitis anterior nongranulomatosa dan manifestaSi sifilispada mataPengobatanl4 Untuk pengobatan onkoserkiasis telah dikenal berbagai macamobat. Pertama adalah DEC: obat ini telah dipakai untuk pengobatanonkoserkiasis, akan tetapi sudah tidak dipakai lagi, karena banyakefek sampingnya, maka pada saat ini sudah ditinggalkan' Obat lainadalah Suramin {Antrypol): yang dipakai di klinik dan sangat efektifuntuk pengobatan cacing dewasa, Obat ini dalam bentuk larutan10% dan diberikan secara intravena. Dosis total adalah 66,7 mg/kg ber.at badan diberikan dalam dosis nringguan secara bertahap'Karena efek toksiknya, maka obat ini hanya diberikan kepada pasiendengan onkoserkiasis berat yang hiperaktlf, yang tidak sembuhdengan obat ivermektin. Efek samping suramin sangat berat seperti:trornbositopenia, neutropenia, anemia hemolitik. Toksisitas pada mataberupa fotofobia, banyak mengeluarkan air mata, udem, depositpada kornoa, dan pada banyak kasus terjadi atrofi optik. lvermektin:diekstraksi dari produk fermentasi Streptomyces avermitilis dan sangatefektif untuk pengobatan nematoda, Dosis adalah dosis tunggal 150uglkg {16 mg) dan dapat menurunkan jumlah mikrofilaria sampai 83%,3 harisetelah pengobatan, dan mencapaipenurunan 99^5% setelah 3bulan pengobatan. Pengurangan lebih dari 90% dapat dipertahankansampai 1 tahun. Dikatakan bahwa ivermektin merupakan obat yangsangat bagus untuk pengobatan onkoserkiaeis dan dapat mengurangikejadian angka kebutaan. Doksisiklin merupakan obat strategibaru yang ditujukan untuk kuman Wa{bachia yang terdapat dalamtubuh A. volvulus sebagai endobion; dengan dosis 100 mg/hari dandiminum $ecara oralselama 6*8 minggu ternyata mampu mengurangijumlah rnikrofilaria, yaitu dengan cara mengsterilkan cacingdewasa dan mengurangi masa hidup cacing. Walaupun demikian,kemungkinan pemakaian doksisiklin dalam pengobatan massal masihdipertanyakan.

I pa$aR rAFA$lrQLoGl Kl.blKFencegahan Sebagai pencegahan, untuk mengurangi kasus dapat dilakukancommuniSr directed treatment clengan memakai obat ivermektin;selanjutnya dapat pula dengan mengadakan intervensi lingkungandengan cara melenyapkan habitat lalat^ Lebih penting adalah menghindarigigitan lalat dengan memakai baju tebal lengan panjang dan eelanapanjang. Dapat juga menggunakan obat penghalau (repellent) seranggayang secukupnya untuk mengurangi risiko infeksi.Gontoh kasusls Pasien adalah seorang laki-laki keturunan Afrika-Amerika berumur26 tahun, yang pada masa kecilnya tinggal di sebuah desa yangterletak didekat kaliberaliran deras diAfrika Selatan. Dia bermigrasikeArnerika sebagai seorang pemuda pada umur 22 tahun, masuk tentaraAmerika dan ditempatkan diTexas. Pada umur22 tahun dia menderitaglaukoma sekunder dan dikonsultasikan untuk operasi glaukoma, Padawaktu dirawat, dia masih rnendapat pengobatan untuk glaukoma, yaitusteroid topikal 2 kali sehari. Visusnya adalah 2A125 mata kanan dan24120 mata kiri. Tekanan intraokular mata kanan adalah 35 mmHg,dan mata kiri30 mm Hg dengan sudut terbuka. Dia menderlta skotomapada kedua mata. Pemeriksaan dongan slit lamp ditemukan beberapanrikrofilaria pada serambi anterior mata kanan dengan tanda inflamasipada kedua mata. Tidak tampak adanya khorioretinitis. Kemudian diadikirim ke bagian dermatologi dan di bagian ini ditemukan benjolansubkutan pada punggung bagian bawah dan selanjutnya dilakukaneksisi benjolan\" Di dalam benjolan ditemukan seekor nematodadewasa. Pasien kemudian diberiobat ivermektin dosis tunggal. Setelahpengobatan, inflamasi serambi mata anterior memburuk, akan tetapisetelah 3 bulan kemudian uveitisnya membaik, dan pemberian steroidkemudian dihentikan secara bertahap. Enam bulan setelah pemberianivermektin ternyata tekanan intraokularnya menurun menjadi 15 mmHgpada kedua mata tanpa pemberian pengobatan. Dia ternyata telahbebas dari uveitis yang sering kambuh sampai pada tahun berikutnyasetelah pengobatan,

Daftar pustaka1. Rowe SG, Durand M. Blackflies and whitewater : onchocerciasis and the2. eye. Ophthalrnol. Clin. Winter. 1998;38:(1 )231-40. Oadzie KY Remme J, Rolland A. Ocular onchocerciasis and intensity of lnfection in the community. ll. West African rainforest foci of the vector Simulium yahense. Trop. Med. Parasitol. 1989;40{3):348-54.3. Enk CD. Onohocerciasis-river blindness\" Clin. Dermatol.2006; 24(3X76* 80.4. Kazura JW, Nutman TB, BM Greene. Filariasis. ln: Warren KS (ed). lmmunology and Molecular Biology of Parasitic infeetions. 3'd edit.Boston. Blackwell Scientific Publications. 1993.pp.473-95.5, $aintAndreA, Blackwell NM, l'{all LR, Hoerauf A, Brattig f{W Volkmann L et ai. The role of endosymbiotic Wolbachla bacteria in ihe pathogenesis of river blindness. Science. 2002;295:1892*6. [cited 2010 Agust 18]. Available from: Abstract PubMedS. Hoerauf A, Battner DW Adjei O. Onehocerciasis. Brit Med J. 2003 ; 3?6(73 82\:207 -1 A.7 ^ Kale OO^ Onchocerciasis ; the burden of disease. Ann Trop Med Parasitol. 1998;92 $uppl 1 :5101-15L Maso MJ, Kapila R, iishwartz RA. Cutaneous onchocerciasis. lnt J * 6.g. Dermatol. 1987;26(9):593 of onchocercal keratitis iriver Pathogenesis Hall LR, Fearlman E. blindness). Clin Microbiol Rev.'1999;12(3):445-53.10^Boatin BA, Toe L, Alley ES. Diagnostics in onchocerciasis: future challenges. Ann Trop Med Parasitol. 1998;92 Suppl 1:S41-5.11. Taylor HR, Munoz B, Keyvan-Larijani E. ReliabilihT of detection of microfilariae in skin snips in the diagnosis onchocerciasis. Am J Trop Med Hyg. 1 989;41(4):467 -7 1.12. Ayong LS, Tume CB, Wembe FE, Simo G, Asonganyi T, Lando G. Development and evaluation of an antigen detection dipstick assay for the diagnosis of human onchocerciasis. Trop Med lnt Health. 2005;10(3):?28- 33.13. KilianHD. Theu$eofatopicalMazzottitestinthediagnosisofonchocercia. Trop Med Parasitol. 1988;39(3):?35*8. [cited 2010 Agust 20]. Available f rom: http:1iwww. ncbi. n lm. nih. gov/pubmed/3 1 9466714. Van Laethern Y Lopes C. Treatment of onchocerciasis. Drugs. 1906;52t6):861-9.15. JF, Harold DD. Ocular onchocerciasis: anterior chamber microfilariae. Report British Journal of Ophthalmology. 2005. [cited 2010 Agust 16]. Avai lable from : http:/lbjo. bmj. com/content/suppV?A}SnV A4l89 I DC 1 /89 ^\" Sreport.full


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook