i'i;:j,iii'f.!:rd! Kelopak mata Untuk memahami: o Gelala, tanda, dan penyebab posisi kelopak mata abnormal. . Gejala, tanda, dan terapi blefarrtis. o Penyebab pembengkakan kelopak mata. Kelopal< mata berperan penting dalam memberil<an protel<si fisil< untul< mata dan dalam mempertahanl<an film air mata serta drainase air mata. Penyal<it-penyal<it pada kelopak mata dapat dibagi menladi: o posisi l<elopal< mata abnormal; r inflamasi kelopak mata; r pembengl<al<an kelopal< mata; r abnormalitas bulu mata. Ptosis (Gambar 5.1) Ptosis adalah posisi l<elopal< mata atas yang abnormal rendah. PATOGENESIS Ptosis dapat disebabkan oleh: I Faktor mel<anis. (a) Lesi l<elopal< mata yang besar sehingga menaril< kelopak mata l<e bawah. (b) Edema kelopak mata. (c) Tertariknya kelopak mata l<arena parut l<oniungtiva. (d) Abnormalitas strul<tur termasuk disinsersi aponeurosis otot levator, biasanya pada pasien manula. 2 Fal<tor neurologis. (a) Palsi saraf l<etiga (lihat hal. 166). (b) Sindrom Horner, karena lesi saraf simpatis (lihat hal. 143). (c) Sindrom jaw-winking Marcus Gunn. Pada ptosis kongenital ini
Abnormalitas posisi l<elopal< mata s..' terdapat persarafan yang salah l<e otot Pterigoid rahang dan otot levator l<elopal< mata sehinSSa kelopak mata bergerak bersama per- geral<an rahang. 3 Faktor miogenil<. (a) Miastenia gravis (lihat hal. l7l). (b) Beberapa bentul< distrofi muskular. (c) Oftalmoplegia elcsternal l<ronis.GEJALA Pasien datang karena: e lceluhan kosmetil< yang ditimbull<an; . gangguan penglihatan; o terdapat gejala dan tanda yang berkaitan dengan penyebab dasar (misal pupil asimetris pada sindrom Horner, diplopia, dan berl<urantnya Per- gerakan mata pada palsi saraf l<etiga).TANDA Terdapat pengurangan ul<uran aPertura interPalPebra. Tepi kelopak mata atas, yang biasanya tumPang tindih dengan limbus atas selcitar l-2 mm, mungl<in sebagian menutupi pupil. Fungsi otot levator dapat dites dengan mengul<ur perjalanan mal<simum l<elopak mata atas dari pandangan ke atas menu.ju pandangan l<e bawah (normalnya l5-18 mm). Tel<anan pada alis (otot frontalis) selama tes ini al<an mencegah kontribusinya pada elevasi kelopal< mata. Jika diduga miastenia, ptosis harus diobservasi selama pergerakan berulang kelopal< mata. Peningkatan Ptosis setelah elevasi dan depresi kelopak mata menandalcan adanya miastenia. Tanda-tanda penyal<it dasar lainnya, seperti tanda dari sindrom Horner atau palsi saraf ketiga, dapat dijumpai.TATALAKSANA Penting untul< menyingkirkan penyebab dasar yang terapinya dapat menye- lesaikan masalah (misal miastenia gravis). Selain itu ptosis mungl<in mem- butuhftan korel<si bedah. Pada anak yang masih sangat l<ecil hal ini biasanya ditunda namun dapat dipercePat iil<a tertutuPnya pupil al<an mengancam terjadinya ambliopia. Gambar 5.1 Ptosis krtl
.,is Bab 5: Kelopak mata Entropion (Gambar 5.2) Entropion merupal<an terbaliknya kelopak ke arah dalam, biasanya pada kelopak mata bawah. Entropion dapat terjadi bila pasien melihat ke bawah atau diinduksi dengan penutupan paksa kelopak mata. Entropion sering ditemukan pada pasien manula di mana otot orbikularis menjadi lemah. Selain itu juga bisa disebabl<an oleh parut konjungtiva yang menyebabkan distorsi kelopak (entropion sikatrisial). Bulu mata yang terbalil< ke arah dalam menyebabkan iritasi mata dan mengabrasi l<ornea. Mata dapat terlihat merah. Terapi jangka pendek antara lain dengan memberikan pelumas pada mata atau menempellcan kelopak mata keluar untuk mengatasi pembalikan tersebut. Terapi permanen membutuhlcan pembedahan.Gambar 5.2 Entropion Ektropion (Gambar 5.3) Pada ektropion terjadi eversi kelopak mata. Penyebab yang umum antara lain: r laksitas otot orbikularis involunter; r parut kulit periorbital; e palsi saraf ketujuh. Malposisi kelopak mata mengeversikan pungta dan mencegah drainase air mata, sehingga menyebabl<an epifora. Selain itu posisi tersebut iugaGambar 5.3 Ektropron
lnflamasi kelopak mata menyebabkan l<onjungtiva terpapar (lihat hal. 57). Hal ini iuga menyebabl<an mata mudah teriritasi. Terapi dengan pembedahan. Blefaritis (Gambar 5.4) Blefaritis merupakan inflamasi l<ronis kelopak mata yang umum terjadi. Kadang dikaitkan dengan infel<si stafilokokus kronis. Kondisi ini menyebab- kan debris sl<uamosa, inflamasi tepi kelopak mata, l<ulit, dan folil<el bulu mata (blefaritis anterior). Kelenjar Meibom dapat terl<ena secara tersendiri (penyakit lcelenjar Meibom atau blefaritis posterior).GEJALA Gejala termasuk: . mata lelah dan nyeri, memburul< pada pagi hari; o l<rusta pada tepi kelopak mata.Gambar 5.4 (a) Diagram yangmemperLihatkan tanda tandablefaritrs. (b) Tampilan khnrs tepikeJopak mata. Perhatlkan (1)skuama pada bulu mata, (2)dilatasr pembuluh darah padabatas kelopak dan (3) sumbatankelenjar \4eibom.
Bab 5: Kelopak mataTANDA Mungl<in terdapat: . sl<uama pada tepi kelopak; r debris dalam bentuk roset di sekitar bulu mata, dasarnya juga dapat mengalami ulserasi, merupalcan tanda dari infel<si stafilokol<us; r .jumlah bulu mata berl<urang; o obstruksi dan sumbatan dul<tus Meibom; . sekresi Meibom keruh; o inieksi pada tepi kelopak; o abnormalitas film air mata. Pada penyakit yang berat, epitel l<ornea terl<ena (blefarokeratitis). Dapat terbentuk ulkus l<ecil di kornea perifer (ulserasi marginal sekunder akibat eksotoksin stafi lokokus). Konlungtiva mengalami injel<si. Blefaritis sangat berkaitan dengan dermatitis seboroik, eksim atopil<, dan akne rosasea. Pada rosasea terdapat hiperemia dan teleangiel<tasia kulit walah dan rinofima (pembengkakan iregular bulbus di hidung dengan hipertrofi kelenjar sebasea).TERAPI Terapi seringl<ali sulit dan harus diberikan dalam jangka panjang. Untul< blefaritis anterior, pembersihan kelopak dengan cotton bud yang dibasahi dengan larutan bikarbonat atau sampo bayi yang diencerkan membantu menghilangkan debris sl<uamosa dari mata. Dengan cara yang serupa, sel<resi kelenlar Meibom abnormal dapat dikeluarkan dengan masase kelopal< setelah diberil<an cairan hangat. Penyal<it kelopal< mata akibat stafilokol<us mungkin membutuhkan terapi dengan antibiotik topikal (gel asam fusidat) dan l<adang, dengan antibiotik sistemil<. Fungsi l<elenjar Meibom dapat diperbaiki dengan tetrasil<lin orai. Steroid topil<al dapat memperbaiki blefaritis anterior namun sebaiknya hindari penggunaan yang terlalu sering. Blefaritis posterior dapat dihubungkan dengan mata kering yang membutuh- kan terapi dengan air mata buatan.PROGNOSIS Mesl<i gejala dapat hilang dengan terapi, blefaritis dapat tetap menjadi masalah kronis. Kalazion (Gambar 5.5) Kalazion merupal<an gangguan kelopak tanpa nyeri yang sering terjadi di mana penyumbatan l<elenjar Meibom menyebabl<an granuloma pada lempeng tarsal. Gejalanya antara lain pembenglcakan hebat kelopak mata yang biasanya membail< dalam 6 bulan. Jika lesi tetap berlanjut, dapat dilakukan insisi dan kuretase dari permukaan konjungtiva.
Pembengl<akan dan benlolan jinal< pada kelopak mataGambar 5.5 Kalazion Selain itu juga dapat terbentul< abses dalam lcelenjar Meibom (hordeo- lurn interna), yang memberikan rasa nyeri, tidal< seperti l<alazion. Hordeolum interna memberi respons terhadap antibiotil< topil<al namun l<adang diperlul<an insisi. Stye (hordeolum eksterna) merupakan abses folil<el bulu mata yang terasa nyeri. Terapi dengan pencabutan bulu mata yang terkena dan aplil<asi l<ompres hangat. Kebanyal<an kasus membail< dengan sendirinya. Kadang diperlul<an antibiotil< sistemil<. Moluskum kontagiosum (Gambar 5.6) Lesi berumbilil<us ini ditemul<an pada tepi l<elopal< mata dan disebabkan oleh virus pox. Molusl<um l<ontagiosum menyebabl<an iritasi mata. Mata menjadi merah dan didapatkan sedil<it elevasi jaringan limfoid (folil<el) pada l<onjungtiva tarsal. Terapi dengan el<sisi lesi.Gambar 5.6 Mohrsknrrkolrtagrosr-r 0r. Kista Berbagai l<ista dapat terbentul< pada lcelopal< mata. Kista sebasea bersifat opal< dan jarang rnenimbull<an gejala. Kista sebasea dapat dieksisi untul<
Bab 5: Kelopak mata alasan l<osmetik. Kista Moll merupakan suatu kista l<ecil translusen pada tepi l<elopal< mata yang disebabkan oleh obstruksi kelenjar l<eringat. Kista Zeis merupal(an suatu l<ista opak pada tepi kelopak mata yang disebabkan oleh blol<ade kelenjar sebasea aksesorius. Kista ini dapat diel<sisi untul< alasan l<osmetik. Papiloma sel skuamosa Papiloma sel sl<uamosa merupal<an lesi seperti daun (frond-like) pada kelopal< dengan inti fibrovasl<ular dan penebalan epitel sl<uamosa (Gambar 5.7a). Biasanya asimtomatil< namun dapat dielcsisi untul< alasan kosmetil< dengan kauterisasi pada dasarnya. Xantelasma Xantelasma merupakan lesi l<elopal< mata bilateral yang mengandung lipid yang dapat dil<aitl<an dengan hiperkolesterolemia (Gambar 5.7b). Xantelasma diel<sisi untul< alasan l<osmetil<.Gambar 5.7 (a) Papilolna selskuamosa, (b) xantelasma;(c) keratoakantoma.
Tumor ganasKenatoakantoma Lesi merah muda lcecokelatan yang tumbuh dengan cePat dengan l<awah sentral terisi dengan keratin (Gambar 5.7c). Jilca terapi diperlul<an, mal<a dilal<ul<an el<sisi.Nevus (tahi lalat) Lesi ini berasal dari sel nevus (melanosit yang berubah) dan dapat berpig- men atau tanpa pigmen. Tidal< memerlul<an terapi.Karsinoma scl basal (Gambar 5.8) Tumor ini merupakan bentul< tumor Sanas tersering. Sepuluh Persen kasus timbul di kelopak mata dan mencakup 90% dari keganasan kelopak mata. Tumor ini: o berkembang lambat; . invasif lokal; r tidak bermetastasis. Pasien datang dengan lesi tidal< nyeri pada kelopak mata yang dapat nodular, sl<lerosis, atau ulseratif (yang disebut dengan ulkus roden)' Lesi ini memiliki batas khas berwarna putih pucat sePerti mutiara. Dibutuhkan indelcs kecurigaan yang tinggi. Terapi dengan: . Biopsi el<sisi dengan batas jaringan normal yang mengelilingi lesi. Elcsisi juga dapat dikontrol dengan potong beku di mana digunakan penilaian histologis serial untul< menentukan kebutuhan pengangl<atan iaringan tambahan (pembedahan Moh). Cara ini meminimalkan destrulcsi laringan normal. o Krioterapi. o Radioterapi. Prognosis biasanya sangat baik namun invasi tumor yang dalam dapat sulit diterapi.Gambar 5.8 Katsinoma sel basal
5.{ Bab 5: Kelopak mata Karsinoma sel skuamosa Tumor ini lebih jarang namun lebih ganas dan dapat bermetastasis ke lcelenjar getah bening. Karsinoma sel sl<uamosa dapat terjadi de novo atau dari lesi premaligna. Dapat timbul sebagai nodul yang keras atau ber:cal< bersisik. Terapi dengan biopsi elcsisi dengan batas jaringan sehat. Pajanan UV merupal<an faktor risil<o penting pada karsinoma sel basal dan l<arsinoma sel sl<uamosa. Trikiasis Trikiasis merupal<an suatu l<ondisi yang umum terjadi di mana bulu mata aberan mengarah l<e bola mata. Trikiasis berbeda dengan entropion. Bulu mata bergesel<an dengan kornea dan menyebabl<an iritasi serta abrasi. Trikiasis dapat timbul akibat proses sil<atriks apapun. Di negara-negara berl<embang, trakoma (lihat hal. 55) merupakan penyebab penting dan tril<iasis merupal<an penyebab pentint kebutaan terl<ait. Terapi dengan epilasi bulu mata yang bermasalah. Relcurensi dapat diterapi dengan l<rioterapi atau elel<trolisis. Semua abnormalitas yang mendasari posisi kelopak mata membutuhl<an koreksi bedah. r Blefaritrs merupakan penyebab umum iritasi mata ielah dan nyen. . Paslen dengan benjolan pada kelopak mata dan mata merah yang terasa nyeri mungkln memillki mohrskum kontagiosum. . Abnormalitas posisi kelopak mata dapat menyebabkan penyakit kornea. Boks 5.1 Hal hal pentrng pada penyakrt kelopak mala
Search
Read the Text Version
- 1 - 9
Pages: