REPRODUKSI VIRUS                Agus SyahrurachmanDasar-dasar reproduksi virus                           Pada bakteri ofagahanyaasam nukleat sala yang                                                       menyusup ke sitoplasma, sementara kapsid-Pengetahuan tentang perkembangbiakan virus             nyaberada di luar. Pada virus telanjang lain                                                      penyusupan terjadi dengan cara fagositosismempunyai arti penting agar dapat mengertibagaimana virus masuk dan keluar dari sel,           virion (viropexis), sedangkan penyusupanbagaimana virus mematikan atau mentrans-formasi sel dan pada tahap mana virus peka            virus berselubung dapat pula terjadi dengan                                                      cara fusi selubung virus ke membran plasmaterhadap obat-obatan.                                                      diikuti dengan masuknya nukleokapsid ke   Untuk mudahnya perkembangbiakan virus                                                       sitoplasma. Berbeda dengan proses penem-dibagi atas beberapa tahap, walaupun sebenar-         pelan, proses penyusupan dipengaruhi olehnya setelah beberapa jam infeksi berbagai tahap       suhu dan zat penghambat fagositosis.berlangsung tumpang tindih.                                                  3. Pelepasan pembungkus luar (uncoating)1. Penempelan (Attachment)                                                      Merupakan proses pelepasan asam nukleat    Penempelan virion pada membran sel ber-    landaskan mekanisme elektrostatik dan             infektif dari pembungkus luarnya. Pada    dipermudah oleh ion logam terutama Mg**,          enterovirus pelepasan asam nukleat infektif    serta terjadi setelah adanyatumbukan antara       di membran sel, sedangkan poxvirus terjadi    sel dan virion pada reseptor spesifik. Virus      di dalam sel dan reovirus mungkin tidak per-    polio misalnyahanya akan menempel pada             nah mengalami proses uncodtinglengkap.    sel primata dan tidak pada sel binatang       4. Replikasi asam nukleat dan sintesis kompo-    mengerat, karena sel primata mempunyai            nen virus. Setelah proses pelepasan selubung    reseptor tersebut. Contoh lainnya yaitu            luar, proses selanjutnya berbeda antara virus-    kenyata n bahwa virus influe nza tidak dapat     menempel pada sel yang telah diolah dengan       virus DNA dan virus-virus RNA.     enzim neuraminidasa.                                                     Kebanyakan virus DNA berkembang biak di2. Penyusupan (penetrasi)                         dalam inti sel dan tergantung pada RNA poli-                                                  merasa sel, kecuali poxvirus yang berkembang    Segera setelah penempelan, virion atau asam   biak di dalam sitopiasma dan mempu nyai enzim    nukleat virus meny\"usup ke sitoplasma sel.                                                  transkriptasa sendiri.306
Reproduksi Virus 307           '\"r-frfyi{.-_..3 M<                                                       tl# \ 8Keterangan:                                                                \padase.;iW\"'#1. Penempelan partikel virus                            $-Irl:l*iui*illf:t:dl**^*\" W7. Perakitan virion            5                     .-pe'S.Pembebasanpartikel                                                   ffl;- f \P Io/dari sel.                                                            !/Gambar 31-1 Skema umum replikasi virus                  @ikutip dari Medical Microbiology)                                                        lm,om                                                          r0,000                                                       ';: l,m0                                                       ! t00                                                              lo                                                                  0Gambar 31-2 Periode perkembangan virus.                   @ikutip dari Medical Microbiology)
308 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran    Pada tahap awal biasanyahanyasebagian gen         Dua jenis hubungan virus DNA dan sel telahvirus saja yang mengalami transkripsi, yaitu ter-utama gen yang berhubungan dengan pemben-          diketahui. Pada kebanyakan virus, genom virustukan enzim dan protein awal. Transkripsi          mengadakan replikasi secara terpisah dari DNAselanjutnya berhubungan dengan pembentukan         sel dan jika virus ini bersifat sitosidal, makastruktur pirus.                                                   fungsi sel berhenti dan sel akhirnya mati. Bebe-   Setelah proses transkripsi, RNA ditranslasi     rapa virus kurang mempengaruhi proses sintesis                                                   sel, sehingga dalam keadaan ekstrem perkem-kan menjadi protein pada poliribosom sitoplasma.   bangbiakan sel dan virus terjadi bersama yangProtein yang merupakan produk ini antara lain:     disebut steady state infection. Pada yang disebut                                                   terakhir, genom virus dapat bergabung dengan1.. Polipeptida struktural virion                                                   genom sel. Pada keadaan ini ekspresi genom2. Enzimvirion3. Enzim yang tidak bersifat struktural dan        virus dapat terjadi atau tidak (infeksi kriptik).                                                   Gen virus yang terekspresi ini mungkin menye-    berhubungan dengan transkripsi atau sin-       babkan transformasi sel. Perkembangbiakan    tesis DNA                                      virus RNA berbeda dari virus DNA yaitu bahwa                                                   genomnya berupa RNA yang proses transkripsi,4. Protein yang mengatur supresi transkripsi       translasi dan replikasinya berbeda dengan DNA.                                                   Jumlah informasi genetik yang dibawanya lebih     atau translasi oleh sel.                      sedikit dan akhirnya proses pematangannya                                                   hampir seluruhnya melalui proses budding dari5. Protein yang mengatur supresi ekspresi gen      membran sitoplasma. Secara skematis terjadi                                                   perkembangbiakan virus yang dapat dilihat pada     awal virus.                                                   Gambar 31-1 dan Gambar 3t-2 serta Tabel    Jika konsentrasi enzim yang diperlukan telah                                                   31-r.mencukupi, DNA mulai mengadakan replikasi.Polimerasa DNA sel mungkin berperan, tetapi        Reproduksi virus di laboratoriumuntuk sebagian besar ditentukan oleh DNA                                                   Virus adalah parasit obligat intrasel, karenanyavirus.                                             tidak dapat berkembangbiak di dalam medium                                                   mati. Ada tiga cara mengembangbiakkan virus,   Pada poxvirus dan iridovirus, replikasi DNA     yaitudan pembentukan protein terjadi pada tempatyang sama (sitoplasma). Sebaliknya pada her-       L. Cara in oitro                                                   2. Cara in orsopesvirus, adenovirus, papovavirus penyusunan       3. Cara in aiaovirion terjadi di inti sel, yaitu setelah proteinstruktural yang dibentuk di sitoplasma berga-bung dengan DNA yang bereplikasi di inti sel.   Virion yang telah lengkap bergerak menujumembran sel. Virus yang berselubung akanmendapatkan selubungnya di membran sel.
Reproduksi Virus 309                                                Tabel 31-1                     TOPOGRAFI PERKEMBANG BIAKAN VIRUSPoxvirus             Sitoplasma    Sitoplasma       SitoplasmaAdenovirusPapovavirus          Inti sel      Inti sel         Inti selPoliovirus           Inti sel      Inti sel         Inti selHerpesvirusArbovirus            Sitoplasma    Sitoplasma       SitoplasmaReovirusOrthomyxovirus       Inti sel      Inti sel         Membran inti dan SitoplasmaMyxovirus lain-lain                                 MembranRhabdovirus          Sitoplasma    Sitoplasma                     Sitoplasma    Sitoplasma       Sitoplasma                                   Sitoplasma       Membran                     Inti sel (?)  Sitoplasma       Membran                                   Sitopiasma       Membran                     Sitoplasma                     Sitoplasma   In pitro ditanam pada sel yang ditumbuhkan       kemudian dibiakkan dalam laruran perbe-dalam bentuk potongan organ (biakan organ),         nihan tertentu. Sel-sel akan tumbuh melekat                                                    pada dinding tabung sampai membentuk se-potongan kecil jaringan (biakan jaringan), sel-sel  lapis jaringan sel yang siap digunakan untukyang telah dilepaskan dari pengikatnya (biakansel). Biakan organ dan biakan jaringan hanya        pembiakan virus. Sel-sel ini dapat dipin-dapat bertahan beberapa hari sampai beberapaminggu. Biakan sel dapat bertahan beberapa hari     dahbiakkan dengan membuar suspensi barusampai waktu yang tak terbatas, tergantung          dan disebarkan ke dalam tabung-tabung lain                                                    sehingga didapat biakan sekunder. Tergan-pada jenis biakan. Karenanya biakan sel dapat       tung pada asal sel, di dalam biakan jaringandibagi atas:                                                    akan didapatkan sel-sel jenis tertentu. Misal-1,, Biakan sel primer:                              nya biakan jaringan yang berasal dari ginjal    Sel diambil dalam keadaan segar dari bina-      monyet akan menghasilkan sel-sel jenis epitel.    tang. Sel demikian mampu secara terbaras        Biakan yangberasal dari embrio ayam akan    membelah dan selanjurnya mari, misalnya         menghasilkan sel jenis fibroblas. Jenis sel ter-    biakan primer berasal dari ginjal monyer,       tentu diperlukan untuk pembiakan virus-virus    embrio ayam dan sebagainya. Proses pem-         tertentu. Virus yang dibiakkan di dalam sel    buatan biakan sel dimulai dengan pelepasan      biakan jarrngan dapat menimbulkan ESP    sel-sel dari alat-alat tubuh dengan mengocok    sepotong jarrngan di dalam larutan tripsin.     (Efek Sitopatogenik), seperri perubahan ben-    Sel-sel yang didapatkan dalam suspensi ini      tuk sel menjadi lebih bulat, perubahan pada                                                    inti sel, kemungkinan pembentukan iisim
310 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteranatau sel sinsitia dan juga sel-sel akan melepas        3. Penyelidikan biokimiawi, biasanya dipilihdari dinding tabung. Infeksi selanjutnya akanmenyerang sel-sel di sekitarnya danbrlapada                biakan sel terusan dalam bentuk suspensi.                                                          Adapun perkembangbiakan virus dapattempat itu sudah ada banyak sel yang terlepas, dikenal melalui:maka akan tampak sebagai tempat yang ber-              1. Timbulnya efek Sitopatogeniklubang dan lubang-lubang ini disebut plaque.                                                           Efek sitopatogenik adalah perubahan mor-Setiap virion infektif dalam biakan sel dapat              fologis yangterjadi akibat infeksi oleh virus                                                            sitopatogenik. Pada sediaan yang tidak diwar-membentuk plaque dan ini dapat dipakai                     nai tampak sel menjadi lebih refraktil. Peru-                                                           bahan morfologis dari sel dapat berupa pik-untuk titrasi virus' sama halnya dengan pem-                nosis, karioreksis, plasmolisis, pembentukanbentukan koloni oleh kuman pada permu-kaan perbenihan padat.2. Biakan sel diploid:                                 sel raksasa, pembentukan sel busa dan seba-    Merupakan kumpulan satu jenis sel yang             gainya. Tenggang waktu untuk timbulnyamampu membelah kira-kira 100 kali sebe-                efek sitopatogenik dan jenis perubahan yanglum mati.                                              terjadi berbeda-beda untuk berbagai jenis3. Biakan sel terusan (Continoots celllines culture):  virus\" Karena itu ESP mempunyai arti pen-                                                       ting dalam diagnosis, misalnya virus mor-    Merupakan sel yang mampu membelah tak              billi, parain iluenza cenderung menimbulkan                                                       sel raksasa sedang adenovirus menimbulkan    terbatas. Kromosomnya sudah bersifat               kelompok sel-sel besar yang bulat. Untuk                                                       melihat perubahan lebih terinci diperlukan    poliploid atau aneuploid. Dapat berasal dari    sel tumor ganas, ataupun sel diploid yang    telah mengalami transformasi. Dt antar^flyaadalah sel Hela, Hep-2, KB yang berasal dari           pewarnaan.manusia, BHK-21 yang berasal dari binatang             2. Hambatan metabolismehamster, sel LLC-MK darr grnlal monyet,                    Dalam metabolismenya, sel membentukJ-III dari leukemia manusia dan sebagainya.                 asam. Jika sel diinfeksi oleh virus, maka pada                                                           berbagai tingkatan akan terjadi hambatanCara pembiakan virus in uitro antara lainbermanfaat untuk,                                      metabolisme, termasuk pembentukan asam.1,. Isolasi primer virus dari bahan klinis. Untuk      Dengan memakai indikator teftentu peru-   ini dipilih sel yang mempunyai kepekaan             bahan ini dapat dikenal. Tes hambatan meta-                                                       boiisme ini telah dikembangkan antara lain    tinggi, mudah dan cepat menimbulkan ESP.                                                       untuk adenovirus, arbovirus, echovirus,2. Pembuatan vaksin, untuk ini dipilih sel yang                                                       coxsackievirus, herpes simpleks dan bebe-    mampu menghasilkan virus dalam jumlah                                                       rapa myxovirus.     besar.
3llReproduksi Virus3. Selain dari efek sitopatogenik dan hambatan       gantung pada virus yang menyebabkannya. Cara                                                     penanaman pada selaput korioalantois jugd ber-     metabolisme, adanyainfeksi virus dapat juga     guna untuk titrasi virus dan untuk titrasi anti-    diketahui dari timbulnya: fenomena hemad-        bodi terhadap virus dengan teknik menghitung    sorpsi, misalnya pada parainfluenza virus        jumlahpock.    dan influenza virus; pembentukan antigen                                                         Cara kedua ialah dengan menluntikkan bahan   reaksi ikat komplemen pada poliovirus,            ke dalam ruang amnion telur berembrio umur    varisela zoster, adenovirus, coxsackie dan       10-15 hari. Cara ini terutama berguna untuk    echovirus; pe-bentukln antigen hemagluti-                                                     isolasi virus influenza dan virus parotitis kardna    nasi pada coxsackievirus; pertunjukan anti       virus ini tumbuh di dalam sel-sel epitel paru-paru    gen dengan reaksi imunofluoresensi atau          embrio sedang berkembang. Adanya perkem-    perubahan morfologik hospes akibat infeksi       bangbiakan virus dikenal dengan reaksi hem-    virus onkogenik yang biasanya diikuti pleh       aglutinasi.     adanya loss of contact inhibition dan berkum-       Cara ketiga ialah dengan men)'untikkan bahan' pulnya sel-sel menjadi sel yang tidak teratur.     pada kantong kuning telur berembrio 9-t2hari.                                                     Teknik penanaman ini menggunakan penyun-    Telur juga merupakan perbenihan virus yang       tikan langsung melalui lubang kecil di kulit telursudah steril dan embrio telur yang tumbuh di         ke dalam kantong kuning telur. Dipakai untukdalamnya tidak membentuk zat anriyangdapatmengganggu pertumbuhan virus. Karena telur           isolasi mikroorganisme golongan Bedsonia danmerupakan sumber sel hidup yangrelatif murah         Rickettsia.untuk isolasi virus, maka cara in oao ini sering        Untuk maksud pembiakan in pizto suspensidigunakan di dalam laboratorium.                     virus diinfeksikan pada binatang percobaan yang    Cara pertama mempergunakan lapisan luar                                                     cocok. Mencit baru lahir misalnya digunakanatau lapisan ektoderm selaput korioalantois          untuk virus-virus golongan arbovirus, coxsackie-telur berembrio umur 10 hari. Cara penanaman         virus. Hamster banyak digunakan untuk golong-ini berguna untuk isolasi virus yang menyebab-       an herpesvirus tertentu. Adanya pertumbuhankan kelainan pada kulit yang dulu digolongkan        virus dikenal oleh timbulnya gejala-gejala yangsebagai virus dermatotrofik seperti virus variola,virus vaccinia dan virus herpes. Setiap virion yang  khas atau adanyaperubahan patologis lain.infektif akan menyerang sel dan setelah berkem-bang biak akan menyerang sel-sel di sekitarnya       lnteraksi antarvirusserta menyebabkan reaksi inflamasi yang dapatdilihat sebagai bercak putih yang disebut pock.      Jika dua macam virus berkembangbiak bersa-Pack ini berlainan ukurannya dan sifatnya ter-                                                     maan pada sel yang sama, maka antaravirus yang                                                     satu dengan virus lainnya dapat saling mempe-                                                     ngaruhi, baik dalam bentuk rekombinasi, kom-
312 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteranplementasi percampuran fenotip, multiplicity       pembuatan vaksin dengan mematikan virus olehreactipation, maupun interferensi.                 sinar ultra ungu hampir tidak dipakai lagi.   Rekombinasi genetik diartikan sebagai per-                                                   Komplementasi terjadi dengan bantuan pro-tukaran molekul atau beberapa segmen asamnukleat di antara virus yang hampir bersamaan,     duk gen itu sendiri. Misalnya  dua virion                                                   yang berasal dari virus yang s^arrmtaaratetapi telahsehingga masing-masing virus mengandung                                                   mengalami mutasi Ietal pada gen yang berbedakombinasi gen yang baru. Terdapat dua jenisrekombinasi genetik, yaitu rekombinasi intra-      atau antara virus defektif seperti adeno associa-molekuler dimana terjadi penyusunan kembali                                                   ted virus pada satu biakan sel ginjal monyetrangkaian yang terdapat di dalam satu asam                                                   dengan SV 40 yang bertindak sebagai penolong.nukleat dan genetic reassortment dimana terjadipertukaran molekul-molekul asam nukleat virus      Phenotypic mixing atau transkapsidasi adalahyang terdiri dari fragmen-fragmen. Rekombinasiintramolekuler misalnya mudah terjadi pada         suatu keadaan dimana kapsid suatu virus terdiripoxvirus, adenovirus, herpesvirus dan antaraDNA sel dengan DNA papovavirus, adenovirus,        dari kapsomer virus tersebut dan kapsomer virussedangkan mekanisme genet ic reassortment tam-pak banyak terjadi pada reovirus dan influen-      lainnya. Hal ini perlu dibedakan dengan pbeno-zavirus. Selain itu agaknya influenzavirus juga    typic masking dimana kapsid suatu virus mem-mampu mengadakan rekombinasi dengan virus          bungkus asam nukleat virus lain. Dengan demi-binatang seperti kuda, babi dan sebagainya. Tak                                                   kian di dalam hal ini tidak terjadi perubahan didapat disangsikan lagi bahwa rekombinasi gene-                                                   dalam genomnya. Kedua keadaan di atas terjaditik ikut berperan dalam hal timbulnya strain-      jika dua virus berlainan menginfeksi satu sel.strain virus baru.                                 Mekanisme transkapsidasi dipertunjukkan oleh    Fenomena reaktivasi diartikan sebagai rekom-                                                   poliovirus dengan coxsackievirus dan adeno-binasi genetik antara virus aktif dengan virusinaktif yang berbeda genotipnya atau pemben-       virus tipe 7 dengan adenovirus tipe 2. Hal laintukan virus infektif berasal dari dua atau lebihvirion yang gen-gennya telah mengalami mutasi      yang penting adalah bahwa pada virus berse-letal pada tempat berlainan. Fenomena ini diper-tunjukkan oleh virus dari golongan poxvirus,       lubung perubahan dapat terjadi pula pada selu-influenzavirus, reovirus. Secara teoritis hal ini                                                   bungnya. Terdapat pula kemungkinan bahwadapat terjadi pada virus yang telah mendapatkanradiasi sinar ultra ungu, sehingga pada saat ini   beberapa nukleokapsid pada saat pematangan-                                                   nya mendapatkan satu selubung. Keadaan ini                                                   disebut poliploidi. Selain itu jika dua virus meng-                                                   infeksi se1 yang sama, dapat pula virus yang satu                                                   menyebabkan perkembangbiakan virus kedua                                                   menjadi lebih baik, sedangkan progeni yang                                                   dilepaskan tidak berbeda dengan virus asalnya.                                                   Hal ini misalnya terjadi antaraNew Castle virus                                                   dan parainfluenza virus. Dapat pula terjadi                                                   keadaan sebaliknya yaitu menghambat perkem-
Reprcduksi Virus 313bangbiakan virus yang lain dan disebut inter-           Skema interaksi antar virus dapat dilihat padaferensi, misalnya ant^ra virus rubela dan echo-     Gambar 31-3.virus; virus coxsackie 85 dengan coxsackie 83;virus rubela dan virus New Castle.                  Hubungan virus sel                                                    Virus untuk replikasinya memerlukan sel hidup,   Dari segi kedokteran mekanisme interferensi      karena virus memerlukan beberapa aparat selini mempunyai arri penting, antaralain:             untuk pembentukan komponen-kompon enny a.                                                    Ada virus yang berkembangbiak dengan cepat1. Pada vaksinasi menurut jalan alamiah, harus      ada pula yang lambat, selain itu terdapat pula                                                    perbedaan pada tahapan perkembangbiakan.    diperhitungkan adanya virus-virus y^ng          Karenanya spektrum akibat infeksi virus cukup                                                    luas. Pada umumnya infeksi virus dapat digo-     mampu berinterferensi dengan vaksin. Misalnya  longkan menjadi dua yaitu: infeksi produktif     ant^ravirus polio liar dengan vaksin Sabin.2. Dapat digunakan untuk tujuan diagnostik,    yaitu untuk mengetahui perkembangbiakan     virus yang tidak sitosidal.        HSVl                )of€of?fi6ci'\",'\"c'icl oo(              HSV1                  HSV2t. )cro<>@oc'(}'c(          #\------c                               )OOOOOAOaA(.         HSV2                                                       HSV2                  HSV1       :)OOocOftOo<                                                 :)C>C)'O()OOO<CC)C           /,r\";\           Al02rt                  1           9t      t';\/\aseorroo/i                             It             {soza }                                                Wr---,ffi\\_/                            3Fc           \::/                                                         {K/4:l2ic:. /\                            r.7c        ll\,De1dxrrl-;l\\l                               DrB 6genom a                                             Percampuran fenotifkapsid A                                            (genom a, kapsomer campur)genom b                                             Transkapsidasikapsid B                                            (genom b, kapsid A)Gambar 31-3 Skema interaksi virus. (Dikutip dari Microbiology)
314 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran yang ditandai oleh pembentukan progeni dan            adalah infeksi oleh virus yang secara genetis de- infeksi abortif yang tidak menimbulkan pem-           fektlf (genetically defectiae oiruses). Adeno asso- bentukan progeni.                                     ciated virus, misalnya tidak dapat berkembang                                                       biak di dalam sel tanpa perkembangbiakan ade-     Infeksi produktif oleh virus sitosidal pada sel   novirus pada sel yang sama. Adenovirus manusia peka biasanya diakhiri dengan kematian sel ter-       sendiri bersifat defektif pada sel monyer, kecuali sebut. Kadangkala, tergantung jenis sel dan virus-    ada virus lain sebagai penolong (belper), seperri nya, sel dan virus berkembangbiak bersama dan         papovavirus, SV 40 atau simian adenovirus. disebut hubungan koeksistensi damai.                     Contoh lain adalah transformasi sel oleh     Dua keadaan koeksistensi damai in vitro yang      DNA tertentu. Di dalam hal ini sebagian atau, telah dikenal, yaitu berupa steady state infection   seluruh genom virus berintegrasi dengan genom dan carier cuhure. Steady state infection ditandai    sel dan bereplikasi bersama-sama. \Walaupun oleh tiga hal yaitu: seluruh atau hampir seluruh      protein virus dibentuk, tetapi virus infektif tidak sel terinfeksi, virus dilepas dari sel secara terus- menerus dalam jumlah kecil, dan infeksi tidak         dapat dibentuk. Keada^n yang mirip dengan dapat dihilangkan dengan zat arrti.Infeksi jenis      transformasi adalah lisogeni, dimana genom ini tidak jarangdijumpai pada infeksi oleh virus                                                       bakteliofaga berintegrasi dengan kromosom RNA yang proses pematangannya melalui                 bakteri dan menjadi tahan terhadap superinfeksi                                                       oleh faga yang sama atau hampir sama. Profaga proses budding dari membran plasma. Misalnya          yang ada menginduksi fungsi baru sel, selain infeksi SV5 pada biakan sel ginjal monyet.            menjadi tahan terhadap superinfeksi, juga feno-                                                       tipenya dapat berub ah, yang disebut konversi    Pada carier cwlture, tidak semua sel terin-        lisogenik. Salah satu contoh adalah perubahan feksi. Tidak terjadinya penyebaran infeksi dari       Corynebacteriwm dipbtheriae galur bukan pem- satu sel ke sel lainnya mungkin karena terda-         bentuk toksin menjadi galur pembentuk toksin. p^tnya beberapa z^t yang menghambat penye- baran, baik berupa anti viral, zat anti ataupun           Secara lebih terinci, akibat infeksi virus pada karena pembentukan interferon yang cukup,             sel dapat diterangkan sebagai berikut: serta adanya sel yang secara genetis kebal (non       L. Kerusakan sel akibat virus sitosidal permissive) terhadap infeksi virus tersebut.                                                           Perubahan morfologik sel akibat infeksi   Terjadinya koeksistensi damai ini dapat                 virus bervariasi mulai dari yang ringan sam- mengganggu isolasi dan identifikasi virus serta            pai kematian sel. Kadang-kadang perubahan menyebabkan kontaminasi pada vaksin.                      itu bersifat khas sehinggadapatdipakai untuk                                                            tujuan diagnostik. Iil/alaupun demikian, harus     Infeksi abortif dapat disebabkan oleh karena                                                           diingat bahwa suatu virus dapat bersifat virus menginfeksi sel yang kurang peka atau karena sel telah dipengaruhi oleh zat kimia tertentu, ataupun virusnya sendiri defektif. Contohnya
Reproduksi Virus 315sitosidal dan dapat pula tidak, tergantung        akhirnya merusak bagian-bagian sel yangpada sel yang diinfeksinya.                       peka terhadap enzim-enzim tersebut.    Pada sel yang terinfeksi, terjadi perubahan-      Terjadi pula piknosis inti, perubahan padaperubahan biokimiawi. Protein awal virus          struktur anak inti dan kromatin serta pem-akan menyebabkan RNA sel tidak berfungsi          bentukan massa granular atau fibriler didan pembentukan protein selpun berku-             dalam sitoplasma. Perubahan-perubahan inirang sampai hilang sehingga akhirnya akanbersifat letal untuk sel. Selain itu beberapa     sifatnya tidak khas dan dapat terjadi sebelumkomponen virus sendiri, mungkin kapsid,bersifat toksik untuk sel, dan pengumpulan        perubahan pada lisosom.virion dalam jumlah besar akan menyebab-              Terjadinya jisim yang makin lama makinkan sel mengalami distorsi.                       banyak menyebabkan gangguan mekanik     Kadang-kadang lisosom pecah dan menye-       pada proses transportasi bahan metabolismebabkan lisis sel. Kelainan-kelainan akibat        dan desakan pada organel-organel sel meta-virus yang bersifat litik tersebut dapat di-      bolisme sel. Jisim ini merupakan tempat-                                                  tempat yang pada pewarnaan berbedaamati secara mikroskopik maupun makros-kopik. Akibat penyebaran infeksi dari satu        dengan asalnya, dan dianggap sebagai pabriksel ke sel tetangganya, maka lama-lama sejum-     virus.                                                      Melihat lokasi dan reaksi jisim terhadaplah sel akan mati dan tampak sebagai plaque.    Kapsid telah diketahui mempunyai pe-          z^t warna maka beberapa jenis virus mem-                                                  berikan gambaran sebagai berikut:ranan menimbulkan efek sitopatogenik ini.                                                  1. Virus vaccinia membentuk jisim intra-Jumlah kapsid yang besar di dalam sel didugamerupakan penyebab utama terjadinya efek               sitoplasma yang asidofil @adan Guar-                                                       nieri). sitopatogenik. Pada adenovirus, antigen Pep-                                                  2. Virus herpes simpleks membentuk iisimton kapsid menyebabkan sel menjadi ber-kelompok yang reversibel, sedangkan anti-              intranukleus yang asidofil (tipe A Cow- gen serat (fibre antigen) menekan sintesisRNA, DNA dan protein sel.                              dry) dan sel berfusi menjadi sinsitium.    Selain disebabkan oleh pengumpulan            3. Reovirus membentuk jisim perinukleus kapsid, kerusakan sel juga disebabkan oleh             intrasitoplasma yang asidofil. pengaktifan lisosom. Mula-mula permiabi- litas dinding lisosom secara reversibel ber-     4. Adenovirus membentuk jisim intranu- kurang, kemudian diikuti oleh difusi enzim-                                                        kleus yang basofil. enzim lisosom ke dalam sitoplasma dan                                                  5. Virus rabies membentuk jisim intra-                                                        sitoplasma yang asidofil (Badan Negri).                                                  6. Virus campak (morbili) membentuk jisim                                                       intranukleus dan intrasitoplasma yang                                                        asidofil dan sel berfusi menjadi sinsitium.
316 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran   7. Virus herpes simpleks membentuk jisim            zat aflti sitotoksik, sel limfosit T, sel NK          intranukleus.                                (Natural killer), sel makrofa g y^ng akhirnya                                                        menyebabkan sel menjadi hancur dan meng-   8. Paramyxovirus membentuk jisim intra-                                                      akibatkan sebagian virion tidak lengkap          sitoplasma.                                                       dibentuk, hal mana mungkin berperan pada   Beberapa virus baik yang sitosidal maupun           proses penyembuhan dan timbulnya gejalayang tidak sitosidal menyebabkan perubahan             penyakit. Selain ditimbulkan oleh virus ter-pada membran sel, yaitu berupa fusi antara satu        sebut di atas, antigen baru juga terjadi akibat                                                       proses transformasi oleh virus-virus tumo-sel dengan sel tetangganya, sehingga menyebab-         rigenik.kan terjadinya sel raksasa dengan banyak inti.     3. Pengaruh infeksi pada kromosom danParamyxovirus dan herpesvirus adalah virus-virus yang cenderung menyebabkan perubahan              mitosisdemikian.                                              Virus berpengaruh pada mitosis sel. Pada                                                       infeksi yang menyebabkan steady state infec-   Selain menyebabkan fusi, perubahan pada             tion, mrtosis sel berlangsung terus bersama-membran juga menyebabkan sel kurang sampai             sama dengan perkembangbiakan virus sen-tak mampu melekat pada kaca atau plastik.              diri, misalnya infeksi paramyxovirus SV5                                                       pada sel ginjal monyet. Pada infeksi oleh2. Pembentukan antigen baru pada permu-                picornavirus dan herpesvirus, sintesis RNA                                                       sel dan protein segera berhenti dengan akibat     kaan sel                                          sel tidak mampu bermitosis. Tetapi jika                                                       infeksi terjadi pada siklus akhir mitosis sel,    Beberapa di antara virus berselubung men-          maka untuk sementara mitosis tetap bedang-     dapatkan selubung pada membran sel, sete-          sung.   lah bahan-bahan selubung disintesis dan di              Beberapa virus baik yang sitosidal mau-                                                       pun yang tidak sitosidal dapar menyebabkan    transportasikan ke membran sel. Selanjut-          aberasi kromosom. Aberasi ini tidak hanya    nya virus akan dilepas keluar sel dengan            terjadr pada sel yang peka infeksi tetapi juga                                                       pada sel yang tidak begitu peka seperti tam-     proses bwdding.                                   pak pada infeksi oleh cytomegalovirus, mor-                                                       billivirus, variselavirus, parotitis virus pada        Terdapat banyak bukti bahwa pada per-    mukaan sel terjadi antigen baru yang sebe-         deralat perkembangbiakan y^ng rendah.     narnya merupakan antigen virus. Misalnya     saja sel yang terinfeksi oleh paramyxovirus,       Pada beberapa keadaan herpes zoster menye-    beberapa togavirus, orthomyxovirus mem-    perlihatkan fenomena hemadsorpsi karena     pada permukaan sel tersebut terdapat struk-    tur hematinin. Antigen tersebut dapat meru-    pakan sasaran reaksi kekebalan khas oleh
babkan perubahan seperti akibat kolhisin.                                       Reproduksi Virus 317    Pada leukosit pasien yang mendertta cacar    air dan morbili juga telah ditemukan adanya   juga mengalami gangguan, sedangkan ribo-    kelainan-kelainan kromosom. Perubahan         som yang ada dipakai untuk pembentukan   pada kromosom ini mungkin pula terjadi         protein yang diperlukan untuk perkem-    pada infeksi alamiah. Pecahnya kromosom;      bangbiakan virus. Pada beberapa keadaan,    translokasi dan delesi merupakan hal umum    pada tumor yang diinduksi oleh virus, tetapi  pembentukan protein berkembang jauh    karena yang tidak diinduksi oleh sel virus                                                  dibandingkan dengan RNA-nya. Diketahui   juga memperlihatkan hal ini, maka sukar        pula bahwa setelah infeksi berlangsung, akti-                                                  vitas beberap a enzim meningkat. Misalnya    menentukan bahwa hal ini merupakan dasar      infeksi oleh polyomavirus dan SV 40 menye-                                                  babkan peningkatan paling tidak enam enzim     utama dalam proses karsinogenesis.           yang tidak mungkin diatur oleh genom virus.                                                  Interferon yang mempunyai sifat antiviral4. Perubahan biokimiawi pada sel                  ternyxa juga dibentuk setelah infeksi virus                                                  berlangsung. Hal ini mungkin karena bebe-    Efek pertama akibat kebanyakan infeksi        rapa gen yangtadinya tak dapat berekspresi,                                                  setelah terjadi infeksi virus menjadi ber-   virus yang bersifat litik adalah hambdtan    replikasi DNA, disusul sintesis RNA sel.      ekspresi.     Sebagai aktbatny a penyediaan ribosom baru
                                
                                
                                Search
                            
                            Read the Text Version
- 1 - 12
 
Pages: