Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 48 Human immunodeficiency virus(HIV)

Bab 48 Human immunodeficiency virus(HIV)

Published by haryahutamas, 2016-04-03 09:31:22

Description: Bab 48 Human immunodeficiency virus(HIV)

Search

Read the Text Version

ITU IVIAFU I MMU IUODEFICI ENCY VI RUS ft{rv} lL.,\urttiitrlPendahuluan persentasenya dr atas 80 pada penderita tiga tahunAcquired immune defi.cienqt syndrome (AIDS)merupakan suatu penyakit relatif baru yang setelah timbulnya manifestasi klinik AIDS. Padaditandai dengan adanyakelainan yang kompleks tahun 1985 Chermann & Barre-Sinoussi mela-dari sistem pertahanan seluler tubuh dan menye-babkan korban menjadi sangat peka terhadap porkan bahwa penderita AIDS di seluruh duniamikroorganisrne oportunistik. Pada orang yangsehat biasanya tidak akan terjadi infeksi opor- mencapai angka lebih dari 12.000 orang dengantunistik. perincian, lebih dari 10.000 kasus di Amerika Di samping itu gangguan pada sistem keke- Serikat, 400 kasus di Prancis dan sisanya di ne- gara Eropa lainnya, Amerika Latin dan Afrika.balan seluler akibat penyakit AIDS merupakan Satu tahun kemudian dilaporkan pula, bahwapredisposisi bagi seorang individu untuk terjadi- jumlah kasus AIDS di Amerika Serikat telahnya neoplasia seperti sarkoma Kaposi dan lim- meningkat menjadi 15.000 dan di Prancis 455. Laporan lain dari Acheson, Inggris tahun 1985,foma. Gambaran klinik yang mencolok dariAIDS ialah adanya infeksi oporrunistik dan memperkirakan bahwa di Inggris sebanyakneoplasia pada individu yang sebelumnya sehat. 10.000 orang telah terinfeksi oleh virus AIDS,Infeksi oportunistik dan neoplasia pada pende- sedangkan di Amerika Serikat angka infeksi men- capai satu juta orang dan 6000 orang di antaranyarita AIDS merupakan penyakit yang menim- meninggal setelah menderita f).tll.hlo,wn AIDS.bulkan kematian dengan harapan hidup selama Dari sejumlah orang tersebut di atas yang terin- feksi virus AIDS, diperkirakan sebanyak lO -2}o/o2-3 tahun setelah timbulnya secara penuh mani-festasi klinik (,ilt // -!:i a rur) AIDS. di antaranya akan berkembang menjadi pen- AIDS merupakan persoalan kesehatan ma- derita AIDS yang sesungguhnya (fiii:1 ex1tres:i:cl) Pada penengahan tahun 1988, sebanyak lebihsyarakat yang sangar penting di beberapa negara dari 60.000 kasus yang ditegakkan diagnosisnyadan bahkan mempunyai implikasi yang bersifat sebagai AIDS di Amerika Serikat telah dilapor-internasional dengan angka mortalitas yang kan pada Ccstrnunicab/e Di e,:se Ccntre r'r-,DCl465

466 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokterandan lebih dali setengahnya meninggal. Kasus- putih spesifik yang disebut limfosit T-helper atau limfosit pembawa faktor T+ (CD+). Viruskasus AIDS baru terus-menerus dimonitor untuk ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah lim-ditetapkan secara pasti diagnosisnya. Dengankecepatan yang menimbulkan kekhawatiran, fosit T-helper secara progresif dan menimbulkankasus AIDS terus meningkat dan dalam hal ini imunodefisiensi serra untuk selanjutnya terjadi infeksi sekunder atau oporrunistik oleh kuman,sebanyak 2 juta orang Arnerika yang asimto- jamur, virus dan parasit serra neoplasma. Sekali virus AIDS menginfeksi seseorang, maka virusmatik dan lebih dari20 juta orang yang tersebardi seluruh dunia, diperkirakan telah terinfeksi tersebut akan berada dalam tubuh korban untukHIV. Dari United States Public Health Service seumur hidup. Badan penderita akan mengada- kan reaksi terhadap invasi virus AIDS denganmenyatakan, bahwa pada akhir tahun !99!, jalan membentuk antibodi spesifik, yaitu anti-banyaknya kasus AIDS secara keseluruhan di bodi HIV, yang agaknya tidak dapat menetrali- sasi virus tersebut dengan cara-cara yang biasa,Amerika Serikat diperkirakan akan meningkatpaling sedikit menjadi 270.000 dengan 179.OOO sehingga penderita tetap akan merupakan indi- vidu yang infektif dan merupakan bahaya yangkematian. Juga telah diperkirakan, bahwa 74.000kasus baru dapat didiagnosis dan 54.000 kema- dapat menularkan virusnya pada orang lain di se- kelilingnya. Kebanyakan orang yang terinfeksitian yang berhubungan dengan AIDS dapat oleh virus AIDS hanya sedikit yang menderitaterjadi selama tahun 1991 sa1a. Sebagai perban- sakit atau sama sekali tidak sakit, akan tetapidingan dapat dikemukakan, kematian pasukan pada beberapa orang perjalanan sakit dapat ber-Amerika selama masa perang di Vietnam ber- langsung dan berkembang menjadi AIDS yazzgjumlah 47.000 korban. full-b/oun. Hingga sekarang belum diketahui secara pasri Etiologi AIDS ialah human immunodefi-ciency virus (HIV), suatu nama y^ng berdasar- mengenai mekanisme perkembangan penyakitkan konvensi telah diterima pada tahun 1986. dari seorang yang positif HIV menjadi penderitaSebelumnya virus tersebut dinamai untuk per-tama kalinya sebagai Lympbadenopathy-asso AIDS yang full-blown Pada saat ini ditemukanciared uirus (LAV) atau Human T-lympbotropic sangat banyak orangyangpositif HIV di antaraoirws type III(HTLV-ID. Berdasarkan penelitian berbagai kelompok risiko tinggi (homoseksual,analitik perbandingan dari LAV dan HTLV-I[, hemofili, penyalahgunaan obat intravena) dantelah terbukti bahwa kedua jenis virus tersebut hanya waktulah yang dapat memperlihatkanmerupakan anggota dari golongan yang sama,yaitu HIV-1 dan dengan ini pula etiologi AIDS besarnya proporsi dari orang tersebur yang nanri- nya berkembang serta menjadi penderita AIDStelah ditetapkan secara resmi. yang sebenarnya. Masa inkubasi dari virus AIDS Virus AIDS bersifat limfotropik khas danmempunyai kemampuan untuk merusak sel darah

Human Immunodeficiency Virus (Hiv) 467 Virus merangsang tumor I ulLv-r '-;-{ I i l $ Retrovirus progenitor I ._jGambar 48-1. Fiiogeni dari Retrovirus. Filogeni Retrovirus yang diusulkan sangat menarik perhatian, dalamhal proses revolusi virus tersebut yang membaginya atas dua golongan, )'aitu yang merangsangterjadinya leukemia dan tumor, seperti yang disebabkan oleh HTLV-I dan golongan lain yangbersifat sitopatik seperti yang ditimbulkan oleh HIV.berkisar antara 6 minggu sampai 6 tahun atau THIT$ yang mengubah respons imun, perananlebih dengan waktu tata-rat^yang berkisar antara ekspresi/transformasi sel dengan akibat adanya28 bulan. Sekarang diperkirakan, bahwa masa perkembangan neoplasia (sarkoma Kaposi).inkubasi AIDS pada penderita yang terinfeksi Individu yang telah terinfeksi oleh HIV dapatoleh HIV dengan jalan transfusi darah adalah diklasifikasikan menjadi empat golongan, yaitu:rata-rata 5 tahun. 1. Tanpa adanya tanda-tanda imunosupresi:Di samping itu ada beberapa kofaktor, di pembawa virus asimtomarikantaranya infeksi laten atau rekuren oleh virus 2. Dengan limfadenopati pada ketiak, leher danEpstein-Barr, virus herpes simpleks atau cyrome- lain-lain: persistent generalized lymphadeno-galovirus yang agaknya tidak diperlukan bagi . pdtby (PGL).proses transmisi virus AIDS, akan tetapi infeksi 3. Simtomatik dengan gejala kelelahan, demamserentak (concomitant) dengan virus rersebut dan kerusakan sistem imunitas: AlDS-relatedakan mempengaruhi perkembangan dan waktu complex (ARC)atau kapan terjadinya AIDS yang mekanisme- 4. Simtomatik dengan ancaman jiwa \tf,nya berlangsung dengan berbagai cara, di antara- rbreatening) akibat adanya infeksi oporru-nya ialah aktivasi limfosit T-suppressor (reduksi nistik dan sarkom a Kap osi:full-bloun AIDS.

468 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Pengobatan AIDS merupakan tantangan dan umur hidup. Retrovirus yang ditularkan secarahingga sekarang belum ada obat yang berkhasiat venikal seringkali menjadi onkogenik, tetapipenuh untuk AIDS. Yang ada hanyalah peng-obatan untuk beberapa komplikasi tertentu dari kebanyakan tumor retroviral pada binatangpenyakitnya sedangkan pembuatan dan pengem-bangan vaksin yang efektif masih dalam taraf tttitb'reii disebabkan oleh infeksi virus eksogenpenelitian dan evaluasi, sehingga masih diperlu- secara horizontal. Demikian pula halnya dengankan waktu beberapa tahun untuk dapat dipakai virus AIDS yang secara horizontal dan erat dapatsecara rutin. ditularkan dari satu orang ke orang lainnya.Aspek virologi AIDS Retrovirus merupakan suatu virus RNA yang mampu membuat DNA dari RNA denganEtiologi AIDS secara virologik termasuk go-longan Retrovirus, yaitu famili Retroviridae, pertolongan enzim r€7,;e!si! , tirts',1 1.[]t t:i:i: yallgyang anggota-anggotanya dapat ditemukan pada kemudian disisipkan dalam DNA sel hospessemua kelas vertebrata termasuk manusia. Virus sebagai mesin genetik. Dengan demikian virusAIDS yang termasuk golongan virus RNA, mampu menggunakan mesin replikatif sel hos- pes untuk memproduksi, baik dirinya, maupunmula-mula dimasukkan dalam subfamilia Onco- berbagai zat yang ternyata dapat mentransfor-virinae, tetapi kemudian dikoreksi oleh Gonda masikan sel hospes menjadi sel maligna.dan kawan-kawan, menjadi termasuk dalam Pertimbangan bahwa retrovirus sebagai virussubfamili Lentivirinae (Tabel 48-1). tumor RNA, dianggap sebagai kandidat virus Pada tabel ini terlihat, bahwa virus AIDS penyebab AIDS yang paling panras, didasarkandimasukkan dalam genus lentivirus, subfamili atas beberapa alasan berikut:Lentivirinae dan familia Retroviridae. Keba-nyakan Retrovirus mengadakan reproduksi tanpa 1. Beberapa retrovirus mempunyai tropismamematikan sel hospesnya, tetapi ada beberapa spesifik terhadap limfosit T-helperjenis retrovirus yang mempunyai kemampuansitosidal yang secara filogenetik dapat dilihat 2. Retrovirus adalah i,i a.., :'. i,,,,.npada Gambar 48-t. 3. Beberapa retrovirus dapat menimbulkan Retrovirus juga sangat dikenal karena ke- imunodefisiensi pada binarang, sebagai con-mampuannya untuk menginduksi terjadinya toh ialah: virus leukemia felin dapat menye- babkan imunodefisiensi pada kucing (feline-tumor. Jadi retrovirus sesungguhnya merupakan AIDS) dan suaru ledakan spontan penyakitkarsinogen alami yang infektif dan dapat ditular- pada kera (simian-AlDS atau SAIDS) mem-kan secara vertikal sebagai virus endogen serra punyai persamaan dengan AIDS yang dise-dapat berada dalam tubuh binatang unruk se- babkan oleh suatu rerrovirus. 4. Pada manusia suatu kelompok rerrovirus yang dikenal sebagai human T-cell leukemia

Human Immunodeficiency Virus (Hiv) 469 {I JL---*1I

470 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran virus (HTLV) mempunyai hubungan de- ditemukannya suaru virus dari penderita AIDS yang disebut Lymphadenoparhy-associated virus ngan keganasan dari limfosit T dan dapat (LAV) atau Immunodeficiency-associated virus memproduksi. sel-T secara berlebihan dan (IDAV). Virus ini rernyata mempunyai sifat- menyebabkan leukemia. sifat yang identik dengan HTLV-[I, suaru virus Tiga tipe retrovirus yang berkerabat, tetapi yang juga diasingkan dari penderita AIDS disecara imunologik sangar berbeda telah berhasildiasingkan dari orang dan diidentifikasikan se- Amerika Serikat. Suatu sifat identik di antan-cara pasti ialah: Human T-cell leukemia/lympbo-tropic airus (HTLV) serotipe I, II dan IIL nya, ialah tropisma yang kuat dan spesifik terha- dap sel limfosit T-helper (TH atau T+); destruksi Dua serotipe yang berhasil diasingkan lebih dari sel ini dapat mengakibatkan terjadinyadahulu, ialah HTLV-I yang merupakan penye-bab adult T.cell leukemia (ATL) dan HTLV-II acquired immune deficiency syndrome. Virusyang diasingkan dari varian sel-T berasal dari AIDS kemudian disebut human TJymphoqtto.penderita leukemia yang sangat jarang ftairy cellleukemia)dan belum ditemukan kaitannya se- tropic pirus type III atau human T-lymphotropiccara jelas dengan suatu penyakit khusus. Sedang- airus type 111 (IfTLV-III). Chermann dan Barrekan HTLV-III merupakan suatu isolat penyebab (1985) kemudian menyebut virus AIDS dengan.penyakit imunoregulatoris yang gawat denganterganggunya sistem kekebalan seluler dengan lymphadenopathy-AlDS virus serta menambah-timbulnya suatu defisiensi kekebalan didapat kan singkatan LAV/HTLV-I untuk Rerrovirusyang berat. Hal. ini terjadi karena diserangnya human baru penyebab AIDS. Virus ini pulalimfosit T-helper Fu; OKT+-reactiae)atau dise-but juga limfosit T+ yang memegang peranan kemudian oleh Komisi Taksonomi Internasi- onal diberi nama baru, yaitu human immunode-sangat penting pada cell mediated immwni4t (CMD ficiency virus yang disingkat HIV.sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4B-2. Sifat-sifat umum Retrovirus Diserangnya limfosit TH selanjutnya meng-akibatkan reduksi adsolut jumlah sel Ts yang Retrovirus anggora famili Retroviridae menunrrpada akhirnya menimbulkan perubahan perban- sistem klasifiliasi Baltimore termasuk golongan M. Retrovirus merupakan virus RNA dengan genomdingan sel T-helper dan sel T-suppressor (Is;OKTs-reactipe) dalam darah perifer. (Normal RNA yang berantai tunggal (singlestranded)THlTs : 2,4; AIDS : TulTs). dengan berat molekul sebesar 6-10 x 106 Dalton. Besar partikel virus ialah 100 nm dan mempu- Berhubungan dengan perspektif sejarah virus nyai peplos/selubung dengan nukleokapsi d yang berbentuk ikosahedral Sidang 20) dengan struk-AIDS, para peneliti di Prancis melaporkan tur anatomik khas (Gambar 48-3 dan 48-4). Virus mempunyai enzim reverse transcriptase (RT), yaitu suaru enzim polimerasa DNA yang

DELAYED Human Immunodeficiency Virus (Hiv) 471 IffPEBSENSITIUTT CELL KI LLING (DTlf CF, MIF MAF, MAssF + lgG, !gM, lgA, lgD, tgEKeterangan: DTH delayed hypersensilivily MAF = maclophage aclivation factor MAggi = macrophage aggregalion factor Y-INF hintederon TH = T-helper (Tc) TS = T-suppressor (Te) tL-1 interleukin-1 TCYI = cytotoxic T-cell tL-2 interleukin-2 BCGF = B-cell growth lactor tL-3 interleukin-3 BCDF = B-cell dilferentlation Jactor CF chernotaclic factor MIF migration inhibition lactorGambar 48-2. Kejadian seluler yang memperlihatkan tahapan tertier kekebalan seiuler pada manusia yang menggambarkan peranan penting sel-T dalam sistem imunoregulator.inlRNA - dep e n dent at du a ir i o n - as s o c i at e d. Enzim 2. Densitas: 1,16-1,17 dalam gradien sukrosaditemukan dalam semua anggota famili Retro- 3. Strwbtwr antigenik:ada dua, yaitu HIV-I dan HIV-II yang mempunyai persamaan dalamviridae. tropisma spesifiknya terhadap limfosit Ta, tipe efek sitopatik yang spesifik pada biakanSifat-sifat khusus HIV: sel in aitro, tetapi berbeda secara biologik molekuler dan tropismanya pada anggotaI. Morfologi: membentuk tonjolan pada per- golongan kera (HIV-I menginfeksi simpanse dan HIV-II golongan makakus). mukaan sel; partikel virus dewasa (nmturQ' mempunyai inti eksentrik berbentuk batang (Gambar 48-5).

472 Buku Ajar Milaobiologi Kedokteran €nvelope Reveoo farswiptase associated protein Nuclooprotein Jt')l{No8 Ccce es$ecialed protein{ma}or glycoprotein} sprkt Innetcaai protain lVlaiormre pmbinGambar 48-3. Struktur anatomik retrovirusL,-.--.-\".,.,.,. *,,-. \",,,..,\"..,, Gambar 48-4. Struktur virion human immunodeficiency virus (HIV)

Human Immunodeficiency Virus (Hiv) 473C. Core E. Envelope B Budding particle at the cell surfaceGambar 48-5. F{IV ciili}rat cii'rrsrrn mikroskop ciciitron4. ,l'tit;. :'Ltk:.r,rl.' m,empunyai RNA yang ter- 6. !jr::h;*it ga31.' p53; prekusor ena: gp 160 diri dari dua subunit identik (9.200 pasang basa) dengan tiga gen utama (gag, pol dan (Gambar 48-7) env) serta beberapa gen tambahan (LTR, tat, 7. i't i i t:, t i t i ;; r t, ii.t selubung terdiri dari: gp t2O; gp rev, vif, vpr, vpu dan nef) seperti yangtertera 41(Gambar 48-7) pada Gambar 48-6. 8. I |u1;isrurr\": spesifik, selektif tinggi dari HIV terhadap sel limfosit T-helper (OKT4-reac-5. I:rt.:;:itr' i'r:'i,.7';t: iiitlt:t i //)ii.{t; ill'i ;: bekerja tioe; CD4; Tg) yang memegang peranan dengan menggunak an primer RNA-lysin de- ngan bantuan Mg*+. Untuk pemeriksaan penting pada sistem kekebalan seluler. ART dapat digunakan tenTplate primer poly 9. 5it*rp:rtolcgi, HIV pada biakan sel limfosit menimbulkan efek sitopatik yang khas, dan oligo dT atau poly C dan oligo dG.

474 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran'll0lllllrrI t 2 3 4 5 6 ? S SK* I?EV env Ltll p01 IrTl I lvpn IIIII tf- -;-lI \":rll Y-l viF tttl [l*\" [-j '* I iLtli _ll I TATGambar 48-6. Susunan dan struktur genetik HIV. Gen-gen tersusun sepanjang rantai DNA proviral dengan tiga gen utama, yaitu gen gag yang mengode protein core, env protein selubung dan pol enzim-enzim yang diperlukan bagi proses replikasi virus, serta gen-gen tambahan lainnya yangjugamemegang peranan penting daiam proses replikasi HIV.Gen Fungsigag Protein corepoleno Enzimt4t (TAT-3, TA) Protein selubungrez (ART, TRS) Regulator positif . Regulator diferensialvif (SOR, A, P', Q) Faktor infektivitasLpr (R) Belum diketahuiI'PunLeTf QR' ORF, B, E', F) Mempeninggi patogenitas - Regulator negatif viral tersebut di atas Inisiasi ekspresi gen

Human Immunodeficiency Virus (Hiv) 4il50trrt1tttfl2t 3 4 5 6 ? I gKS FIgag E il4frE sor tat trs env Precursor R -U5 p23 p14 gp1 60RU5 3'ORF p27 gag-pol Precusor LORgag Precu rsor p32 Extra cellular Transmembrane p53 protein protein gpl 20 gp41Myristylated Reverse trancriptasegag protein p65 p51. P17 valor struc- tural Protein p24Gambar 48-7. Peta gen yang disederhanakan dari HIV dengan tiga gen utama yang mengode antigen spesifrkgolongan (gtfi, reverse transcriptase atau polimerasa (pol) dan glikoprotein selubung (env)-Protein eore utarna mempunyai berat molekul 24-000 (p24) dan glikoprotein selubung utamadengan berat molekul 41.@ slen 120.@ (glr41 dan gp120)\" Protein pre-precursor p53 denpt60 dibentuk dalam sel yang terinfeksi, tetapi tidak terdapat dalam partikel virus yang utuh.Gen LTR struktur_l-T3, R dan U5. Ukuran relatif dinyatakan dalarn kilobasesKB) darinukleotida

476 Buku Ajar Mikrobioiogi Kedokteran berupa sel raksasa berinti banyak (mulri- dung 9.200 pasang basa pirimidin dan purin. Di samping itu secara berturut-turut juga mengan- nwcLeated giant cell). Pada permukaan sel dari dung tiga gen utama, yaitu gen gag (mengode biakan sel leukemik secara in vitro, akan antigen nukleokapsid), gen pol (mengode enzim terlihat adanya tonjolan-tonjolan pudding) reoerse transcriptase,disingkat RT), dan gen ena dari virion HIV (Gambar 48-5). (mengode glikoprotein selubung) dan beberapa10. Virus dapat diadaptasikan untuk meng- gen tambahan yang dinyatakan dengan gen Q adakan replikasi dalam stable cell lines seperti dan F, ^tilJ gen A dan B, atau gen sor dan lor sel limfoblastoid B yang ditransformasikan (Gambar 48-6). oleh virus Epstein-Barr (EBV), biakan sel Gen tambahan tersebut diduga memegang leukemik strain He, HUTT3 dan CEM. peranan penting dalam proses terjadinya efek Enzim reperse transcriptas eyang spesifik bagi sitopatik (ESP) pada sel akibat infeksi virus. Klon molekuler yang ditransfeksikan dalam lim-golongan retrovirus, dengan Mg* * sebagai akti- fosit T dan kemudian mematikan sel tersebut,vator dan tRNA-lys (1sin rransfer Rl'{A)sebagaiprimer dapat berfungsi dengan menggunakan membuktikan bahwa informasi sitotoksik di-RNA viral sebagai templdte untuk membuat kandung dalam genom virus. Penelitian akhir-DNA. akhir ini menunjukkan data tenrang ditemu- DNA kemudian berintegrasi dalam kromo- kannya lokus baru antaragen Q (sor) dan gen enosom sel hospes yang selanjutnya bekerja sebagai yang disebut gen tat (transacting activation)yangdasar untuk proses replikasi virus. Penggunaan mempunyai fungsi penting dalam proses rrans-tRNAJys sebagai primer seperti diutarakan diatas ini merupakan suatu sifat spesifik yang di- formasi virus dalam biakan (Gambar 48-6).punyai oleh golongan lentivirus. Hal inilah yang Protein tat memegang peranan penring dalam proses replikasi HIV dan dalam aktivitas trans-menjadi salah satu sebab, mengapa beberapa orang formasi sel hospes normal menjadi sel neoplastikpeneliti memasukkan HIV dalam golongan (Gambar 48-8).Lentivirinae. Di samping itu enzim RT dapat Pada angka 1 dari Gambar 48-8, protein tatmenggunakan template primer eksogen berupa terletak dekat salah satu ujung provirus, yaitupoly A dan oligo dT yang dapat digunakan pulasebagai cara untuk mendeteksi adanya proses dekat bagian DNA yang disebut LTF. (argeproduksi HIV dalam biakan sel secara in uitro terminal repedt aau long terminal redundancy). Sepasang LTR mengatur aktivitas dari gen-genatau mendeteksi adanya partikel-partikel virus viral lainnya.Pada2 dari Gambar 48-8, protein tat tertkat langsung pada LTR-nya dan dengantersebut. demikian protein tattersebut dapat mengawasi RNA HIV, seperti yang diutarakan di atas, dan mengendalikan kecepatan replikasi virus.terdiri dari dua subunit identik yang mengan-

Human Immunodeficiency Virus (Hiv) 47'l Cellular Regulatory SequenceGambar 48-8. Subunit asam nukleat retrovirus dengan gen yang memegang peranan penting dalam .tat proses replikasi Pada 3 dari Gambar 48-8, protein tdt terlk^t fosit sama yang hilang atau berkurang pada penderita AIDS. HIV mempunyai tropismapada lokus celLular regulatory sequences yang dapat selektif khusus terhadap limfosit T-helperpula mengawasi dan mengendalikan gen inter- (Ta). Hal ini dapat dideteksi dengan jalanleukin-2 (IL-2) beserta reseptornya, sehingga fraksinasi limfosit T, misalnya dari seorang pembawa (karier) virus asimtomatik, dandengan demikian protein tat dapat merangsang melihatnya di bawah mikroskop elektronsel hospes untuk mengadakan reproduksi secara serta melakukan tes aktivitas ret.)erse trans-abnormal, yang agaknya merupakan langkah criptase yanghanya dapat ditemukan dalam limfosit Ta terinfeksi. Infeksi secara in oitromenuju ke malignansi. dapat dipelajari dengan melihat adanya Berikut ini ialah bukti-bukti yang menyo- penurunan proliferasi sel, adanya efek sito-kong peranan HIV pada perkembangan AIDS: patik (ESP) berupa suatu polikariosit atau sel raksasa berinti banyak (multinucleated giant1. Virus dapat diasingkan dengan mudah dari cell) yang sangat spesifik. biakan sel limfosit T berasal dari penderita HIV dapat menginfeksi limfosit yang tidak AIDS, A ID S - re Iat ed c o mplrx (ARC) atau Pem- diaktivasi lebih dahulu, akan tetapi replikasi hanya terjadi setelah stimulasi dengan fito bawa virus asimtomatik yang termasuk hemaglutinin (PHA) dilaksanakan. Infeksi pertama kali pada seorang penderita menim- semua golongan risiko tinggi. Semua isolat bulkan suatu infeksi subklinik dan hanya' mempunyai sifat-sifat umum retrovirus yang 3. sama dan hanya berbeda pada daerah enrs dari genom, akan tetapi mempunyai p25 yang sama.2. Virus mengadakan replikasi secara eksklusif dalam subset limfosit T4, yaitr sel-sel lim-

478 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran sejumlah kecil limfosit T yang mengalami ketat dan higiena penduduk perlu ditingkatkan. Tindakan pencegahan dan pengamanan rerha- infeksi (pembawa asimtomatik). Pada fase dap infeksi virus AIDS dalam laboratorium dan sekunder terjadi banyak rangsangan anti- rumah sakit termasuk dokter gigi yang meng- genik, seperti infeksi ulangan oleh HIV dan atau infeksi kuman, virus lain dan jamur gunakan alat aspirasi saliva. dapat memberikan stimulasi pada limfosit T. Inaktivasi kimiawi terhadap HIV dapat dilak-4. HIV dapat juga menginfeksi dan mengada- sanakan dengan menggunakan etanol 2;o/o dan glutaradehid 1 %. Kedua-duanya efektif untuk kan replikasi dalam hone marrar!) preci1rsor mendisinfeksikan alat-alat kedokteran, sedang- cell.Padafase akhir seluruh populasi sel T ter- masuk srcm ce|ls dapat diinfeksi dan pende- kan *'.}li' sodium hipoklorit b\"rg.tr\" untuk rita akan mengalami suatu imunodefisi- mendisinfeksikan lantai dan meja'laLoratori.rm. Formalin (tZ+Ooc) juga dapat digunakan untuk ensi gawat yang ireversibel yang selanjut- nya akan memberikan peluang untuk men- mendisinfeksikan HIV. dapat infeksi oportunist rk dan/ atau sarkoma HIV dapat diinaktifkan pada suhu 56oC se- Kaposi. lama 30 menit, walaupun virus tersebut berada5. Antibodi spesifik terhadap HfV dapat dite- dalam 5Oo,io serum orang, sehingga demi keamanan mukan atau dibuktikan dalam darah orang yang termasuk (semua) golongan risiko para petugas, darah/serum penderita yang akan tinggi, yang sesungguhnya merupakan suatu indikasi tentang adanyainfeksi oleh HIV ter- diteliti antibodinya terhadap HIV, dapat dibe- sebut. baskan dari virus infektif den gan jalan memanas-Pengaruh kimia dan fisika pada HIV kannya pada suhu tersebut di atas.HIV dapat ditemukan dalam darah, produk HIV tidak dapat diinaktifkan dengan radiasidarah (serum, plasma, fraksi VII!, semen, saliva, sinar gammay^ngberkekuatan 2,5 x 105 radarauair mata, otak dan kelenjar limfe. Virus AIDS dengan sinar ultraviolet dosis tinggi. Untuk mem-dalam bahan tersebut dapat bertahan hidup sam- pelqari zat-zat kimiawi yang bersifat antiviralpai tujuh hari pada suhu kamar. Hal ini dapat dalam usaha untuk mengadakan pendekatanmenerangkan kemungkinan terjadinya AIDS rasional serta menetapkan strategi terapi, makapada golongan orang tanpa risiko, sehingga segala usaha harus ditujukan pada tindakantindakan preventif untuk menghindarkan kon- untuk menghambat secara selektif atau mence-taminasi atau infeksi perlu dilaksanakan secara gah infeksi virus pada sel-sel yang peka. Sebagai sasaran untuk menghambat atav mencegah infeksi ataudan replikasi HIV, dapat dilihat dan dipelajari pada Gambar 48-9, dengan urutan sesuai dengan tahapan-tahapan dari siklus repli- kasi virus dengan perincian sebagai berikut:

Human Immunodeficiency Virus (Hiv) 479 I Sn*bp{odn {es$r:eb&n$bHi{/Uodkenetsr jFsnsnltrylPamb*arxrIiI\r{-;:i.r\"rli.:,.r:- 4,1- !1,, iri1,,1,ri p.irl,i rei lrti:;pet,T. Identifikasi glikoprotein selubung spesifik penting untuk membuat antibodi spesifik- nya untuk mencegah proses absorpsi virus HIV yang akan mengikat reseptor khusus pada permukaan sel limfosit Ta. pada limfosit Ta yang peka, adalah sangat 3. Zatyangdapat menghambat aktivitas enzim perlu untuk dilaksanakan. Analisis enzim restriksi dari berbagai isoiat HIV menunjuk- ! dipunyai::, ans khususIlt.,::,!,.t,. - kan adanya variasi genomik yang mengode i) i) !\"tt :. d n s t. l i. i t n :: gen selubung dan variasi ini perlu dipertim- bangkan dalam usaha pembuatan vaksin oleh anggota famili Retroviridae, dapat digu- HIV yang dapat menetralisasikan dan mem- blok glikoprotein khas virus (Lihat 1. pada nakan untuk terapi antiviral terhadap virus Gambar 48-9). AIDS. Agaknya enzlm RT ini merupakan2. Reseptor bagi virus yang terdapat pada per- sasaran yang logis, yang bila dihambat akti- mukaan sel limfosit berhubungan dengan vitasnya dapat menghentikan proses repli- antigen T4. Pengasingan reseptor pada sel kasi virus dan dapat mengembalikan atau limfosit (Lihat 2 pada Gambar 48-9) dan menaikkan keadaan kekebalan pada pen- derita AIDS yang sedang menurun. Bebe- penentuan sifat serta pemurniannya adalah , rapa senyawa kimia yang secara spesifik dan kuat dapat menghentikan aktivitas RT yang vital dan diperlukan bagi proses

480 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran replikasi virus (Lihat 3 pada Gambar 48-9) Reproduksi virus AIDS pada binatang ialah: percobaan dan biakan sel a. Ammonium 21-tungsto-9-antimoniate Virus AIDS atau HIV dapat dibiakkan secara in vivo pada kera jenis simpanse. Setelah penyun- (HPA23) tikan kera tersebut dengan bahan pemeriksaan berasal dari penderita AIDS, maka HIV dapat b. Suramin dideteksi dalam limfosit dari darah perifer kera c. Phosphonoformate (foscarnet) dan Azi- dengan melakukan percobaan aktivitas RT (reverse dothymidine (AZT) transcriptase), IF (immunofluorescence), RIp4, Ribavirin, suatu senyawa kimia dengan sifat (radio immun opre c ip it at io n) danpemeriksaan mi- antiviral, bekerja sebagai analog dari guano- kroskop elektron. Binatang tersebut memper- sin nukleotida serta dapat menghambat lihatkan adanya serokonversi terhadap HIV, penurunan nilai perbandingan limfosit T+/Ts langkah guanilasi yang terlib N dan diper- dan limfadenopati hebat untuk waktu yang lukan pada proses pembentukan 5' terminal 1ama. cap strucrure dari mRNA (Lihat 4 padaGam- bar 48-9) serta menghambat proses terjadi HIV dapat diasingkan dari biakan limfosit T nya efek sitopatik sel akibat infeksi oleh virus. berasal dari penderita AIDS, AIDS related com-5. Interferon alfa dapat menghambar proses plex (ARC) serta individu pembawa virus(barier) morfogenesis retrovirus, bahkan mempunyai yang asimtomatik. HiV mempunyai tropisma efek supresi yang berhubungan dengan dosis selektif terhadap sel limfosit T+ dan dapar secara in oitro pada HIV yang dibiakkan dibiakkan dalam klon sel leukemik strainHg24 dan HUT78 serta CEM dengan menimbulkan dalam sel T normal. efek sitopatik spesifik berupa pembentukan sel raksasa berinti banyak (multinucleated giant cell) Hambatan pada proses replikasi virus meru- dengan gambaran inti-inti sel yang tersusun se-pakan langkah yang sangat penting dalam proses bagai lingkaran. Semua isolat virus adalah samapenyembuhan AIDS dan ini dapat dicapai dengan dan sel memperlihatkan sifat-sifat seperti yangmenjalankan suatu strategi serba guna terma- telah diutarakan di aras, akan tetapi dapat berbedasuk sinergi obat, di antaranyapenggunaan obat-obat dengan carakerja yang berbeda, misalnya pula dalam hal fraksi ena darigenom, sedangkanpenggunaan kombinasi HPA 23 dan interferon.Dengan pengobatan, maka rekonstitusi sistem tetap mempunyai persamaan dalam epitop p25.kekebalan dapat diperoleh kembali dengan meng-gunakan suatu imunomodulator yang dikom- Reproduksi HIV dalam biakan sel normalbinasikan dengan obat antiviral atau dengantransplantasi sumsum tulang. limfosit dimungkinkan dengan menambahkan suatu faktor.pertumbuhan yang disebut T-cell groTatbfactor (TCGF) atau interleukin-2 (IL-2),

Human Immunodeficiency Virus (Hiv) 481 2 IN Vt ilN -.jf;:dl!p'r '**o/ f\&l5 cPoRNOET'EIN VIRION CELL' f\,u. MEMBRANERNA IDNA \",i T^ g DNA 3 ffi VIRIONGambar 48-10. Sii<lr-rs hiclup Retror.irus. i. Partikel virus lengkap (virion) (1); 2. Lrreraksi partikel virus deng:rn membran sel hospes (lirnfosit T) (2)r l. Peleburan membran (oeplos) virus dengan membran (,Jinclingjsel hospes, ;rang diikuti liernuciian dengan tnasuknlrx komponen virion ke dai.rmsitoplasma (3);1. D.igrl pertolongan RT dibentLrk pita DNA )-ans sesuai dengan RNA vilusnya, RNA kemudian mengalami degndasi dan rerbentuklah pita DNA yanr kedua (4); 5. DNA 1,ang berpitr rangkap itu bergerak ke inti sel clan membentuk strr.rktur linekaren (5); 6. DNA dengrn struktur linqkaran-tersebut menemp,rtkan diri sec,Lra ;cai< dan masuk ke dalam kromosom sel hospes (6); Z. Kemudian DNA virus iru Jirrrnr- kripsikan meniadi RNA i'ang seianjutnya ditranslasik:rn rnenjadi protein pada ribosoma sel hospes cli da1:im sitoplasma (7); 8. Protein dan RNA virai yang barr-r dibentuk itu bergabung clan menonjslkan diri kehurr (8); 9. Virion b:rru terbentuk clengan meng;rmbil bahan lipid dari membran luar sel (9).

482 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteranyaitu suatu z tyanghanya dapat bekerja aktif, Antibodi terhadap HfV dapat ditemukan pada seseorang atau orang tergolong risiko tinggi danbila biakan sel T dirangsang terlebih dahulu hal ini berarti, bahwa orang tersebut secara viro- logik pernah terinfeksi oleh virus AIDS dan hal inidengan fitohemaglutinin (PHA). Demikian pula pula tidak dapat dipakai sebagai pegangan untuk mernastikan, bahwa orang tadi positif menderitarangsangan antigenik, berupa infeksi oleh HIV AIDS. Dalam hal yang khusus, adanya antibodidan/ataukuman, virus lain dan jamur, memung- terhadap HfV dapat dipakai sebagai pegangankinkan HtV dapat mengadakan reprodpksi pada usaha mengadakan screening calon donor untuk tujuan transfusi darah dan untuk keper-dalam sel T yang sudah distimulasi. Infeksi sel luan tersebut dapat dilaksanakan tes ELISA yanghospes oleh HIV secara skematis dapat dilihat secara rutin biasa dilakukan. Suaru res lain yangpada Gambar 48-9 dan 48-10. lebih sensitif untuk tujuan konfirmasi, akan HIV dapat juga menginfeksi dan mengada- tetapi secara relatif lebih mahal, ialah suaru cara non-ELISA, yaitu suatu teknik immunoblotingkan replikasi dalam bone rnarrout precursor cell yang disebut \Testern blot test yang biasanya(BMPC). Hal ini dapat merupakan bukti yang hanya dilakukan untuk tujuan penelitian.mendukung peranan HIV pada perkembanganAIDS, oleh karena pada fase akhir seluruh popu-lasi sel T termasuk steru cells dapat diserang olehvirus tersebut dan penderita dapat menderitadefisiensi kekebalan yang hebat dan progresif,dengan ditandai pula oleh adanya infeksi opor-tunis oleh virus iain, kuman, jamur, parasitdan/ atau t erjadiny a sarkoma Kaposi.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook