Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 16. Trauma

Bab 16. Trauma

Published by haryahutamas, 2016-08-24 05:26:13

Description: Bab 16. Trauma

Search

Read the Text Version

Ttauma Mampu untuk: r Melakukan anamnesis pada kasus tlauma mata Untuk memahami: r Efek irauma.pada mata dan adneksa okular. . Tatalaksana trauma tembus mata. o Tatalaksana trauma kimra pada mata.Meski mata merupakan organ yang sangat terlindung dalam orbita, matadapat mengalami cedera (Gambar 16. l). Cedera yang dapat terjadi antaralain:o Benda asing yang menempel di bawah kelopak mata atas atau padapermukaan mata, terutama pada l<ornea.o Trauma tumpul al<ibat objek yang cul<up l<ecil dan tidak menyebabl<animpaksi pada pinggir orbita (l<ol<, bola squash, sumbat botol sampanyemerupakan beberapa penyebab trauma). Perubahan tel<anan mendadal<dan distorsi mata dapat menyebabl<an lcerusakan berat.. Trauma tembus di mana struktur ol<ular mengalami kerusal<an al<ibatbenda asing yang menembus lapisan okular dan juga dapat tertahan dalammata. Penggunaan sabul< pengaman dalam l<endaraan menurunl<an insidensicedera tembus alcibat kecelakaan lalu lintas.r Trauma kimia dan radiasi di mana real<si resultan jaringan okularmenyebabkan kerusal<an.Anamnesis yang teliti sangat penting:o Penggunaan palu dan alat pahat dapat melepasl<an serpihan-serpihanlogam yang akan menembus bola mata, dan hanya meninggall<an petunlukperdarahan subkonjungtiva yang mengindikasikan adanya penetrasi skleradan benda asing yang tertinggal.r Kawat yang tegang, atau pal<u, dapat menembus kornea dengan cepat,kadang menghasilkan lalur yang hampir tidak terlihat.

Pemeril<saan fisil<Dialisis retina Ruptur skleraKerusakan zonulaKerusakan sudut mataDlalisis irisLaserasi korneaAbrasi korneaMidriasis traumatikUvettis traumatikBenda asing padakorneaKatarakHifema Ruptur Neuropati koroid optik traumatrkGambar 16.1 Banyaknya kemungkinan kerusakan traum.itik pada mata.. Trauma tumpul pada mata juga dapat menyebabkan kerusakan orbita(blow-out fracture).. Sangat penting untul< menentukan sifat bahan l<imia yang mungl<inmengalami kontal< dengan mata. Basa kuat menembus iaringan anteriormata dan dapat dengan cepat menyebablcan lcerusakan ireversibel. Gejala pasien berhubungan dengan deraiat dan jenis trauma yang dialami.Nyeri, lakrimasi, dan pandangan l<abur merupakan gambaran umum trauma,namun gejala ringan dapat menyamarkan benda asing intaokular yangberpotensi membutakan. Seperti pada semua pengambilan anamnesis,penting untuk menanyakan tentang riwayat mata dan pengobatan sebelum-nya.Tanpa slit lamp Pemeril<saan tergantung pada tipe trauma. Pada semua l<asus, penting untuk memeriksa tajam penglihatan pada mata yang mengalami trauma dan yang tidak mengalami trauma. Bila diduga terdaPat trauma tembus, penglihatan pada mata yang cedera mungkin hanya bisa diperiksa secara

Bab l6: Trauma kasar. Kulit di sekitar orbita dan kelopak mata harus diperilcsa dengan teliti untul< luka tembus.TRAUMA ORBITA Kerusakan pada orbita itu sendiri (blow-out fracture; Gambar 16.2) dicurigai bila didapatkan tanda-tanda beril<ut: r Emfisema (udara pada l<ulit yang menimbulkan l<repitasi saat ditekan) yang berasal dari sinus yang mengalami fral<tur. o Daerah paraestesia di bawah pinggir orbita menunjukl<an l<erusakan saraf infraorbita. Saraf infraorbita sering mengalami cedera pada cedera blow-out orbita yang mengenai dasar orbita. . Terbatasnya pergerakan mata, terutama pandangan ke atas dan ke bawah l<arena perlelcatan otot rektus inferior oleh septa jaringan ikat yang terlcait pada tulang yang patah (dasar orbita inferior merupakan tulang yang paling sering patah). r Kemudian mata mengalami resesi ke dalam orbita (enoftalmos). r Jil<a batas kelopak mata terpotong pada l<antus medial, maka penting untul< menentukan apakah kanalikuli lakrimalis il<ut terl<ena. Gambar 76.2 Blow aut fractue

Pemeril<saan fisil< Pemeriksaan lebih laniut pada mata yang mengalami trauma mem- butuhl<an penetesan anestesi lokal untuk mempermudah pembukaan kelopak mata (lignokain, ametokain). Jika diduga teriadi trauma tembus mata, jangan beril<an tekanan pada bola mata. . Riwayat adanya objek dengan kecepatan iinggi yang mengenal mata o Jarlngan berwarna gelap pada kornea atau sklera (sumbatan iris pada luka) o Distorst pupll . Billk mata anterlor yang dalam dan tldak biasa I Katarak . Peroardha' v lreoLs Boks 16.1 Gejala dan landa tlauma iembus mataKONJUNGTIVA DAN SKLERA Konjungtiva dan sl<lera harus diperiksa untul< mencari laserasi. Jil<a anam- nesis sesuai, mal<a harus dipertimbangl<an adanya perdarahan sub- l<onjungtiva sebagai lokasi potensial teriadinya perforasi sl<lera (Gambar 16.3). Fundus harus diperil<sa dengan midriasis penuh. Jika terladi trauma kimia, l<oniungtiva daPat terlihat Putih dan isl<emik (Gambar 16.4). Jika perubahan ini luas, melibatkan sebagian besar lingkaranGambar 16.3 Perdarahansubkonlungtlva. Gambar 16.4 (a) Kelopak mata yang dieverst memperhhatkan lskemla koniungtiva tarsal atas seielah tlauma bakat basa; (b) kornea berkabut akibat llauma bakar basa

SSI Bab I 6: Trauma limbus, maka penyembuhan kornea kemungl<inan besar al<an terganggu dan akan terdapat komplikasi tambahan seperti uveitis, glaul<oma sekunder, dan l<atarak.KORNEA Ko'rnea diperiksa untul< mencari apal<ah terdapat l<ehilangan lapisan epitel (abrasi), laserasi, dan benda asing (Gambar 16.5). Penetesan fluoresein al<an mengidentifikasi luas abrasi dan, jika pekat, al<an mengidentifil<asi kebocoran akueous melalui luka tembus (lihat hal. 27). Jil<a bola mata terlihat utuh dan diduga terdapat benda asing subtarsal (ditandai oleh abrasi l<ornea yang halus, vertikal, dan linier), mal<a kelopak mata atas harus dibalik (lihat hal. 27-78). Tindakan ini al<an memperlihatkan bagian dalam l<elopak dan memungkinkan identifikasi dan pengangl<atan benda asing. Radiasi elel<tromagnetil< dapat mencederai konjungtiva dan kornea. Pajanan yang tidal< terlindungi terhadap radiasi ultraviolet dari lampu lengkung (arc eye),lampu matahari, atau dipantull<an dari sallu, merupakan penyebab tersering kondisi yang sangat nyeri ini. Nyeri okular l<hasnya timbul secara akut, 6 jam setelah pajanan terhadap radiasi dan kornea memperlihatl<an edema epitel difus dan l<erusalcan pungtata yang membaik dalam 24-48 jam.Gambar 16.5 Benda aslng padakornea. (Dengan i;in dari Sue Ford,Westem Eye Hospital.)BILIK MATA ANTERIOR Trauma tumpul dapat menyebabl<an perdarahan ke dalam bilik mata anterior di mana perdarahan ini berl<umpul dengan batas cairan (hifema). Hal ini disebabl<an oleh rupturnya akar pembuluh darah iris atau iris terobek dari insersinya pada l<orpus siliar (dlalisrs lns) sehingga menyebab- kan pupil yang berbentuk D. Hifema juga didapatl<an pada trauma tembus mata, dan bentul< pupil dapat terdistorsi jika iris perifer telah memblok luka tembus (Gambar 16.6). Pupil juga dapat mengalami dilatasi akibat trauma tumpul (midriasis traumatik).LENSA Disl<olasi lensa setelah trauma tumpul dapat diperlihatkan oleh bergetarnya diafragma iris pada pergerakan mata (iridodnesrs). Kejernihan lensa harus

Pemeriksaan fisik :n: Gambar 16.6 (a) Hifema, (b) trauma tembus mata (pethatikan bulu mata pada bllik mata drat .ol a11 I ro q t.tn .er, rtsosi\. dinilai dengan slit lamp dan terhadap reflel<s fundus setelah dilal<ul<an dilatasi pupil. Katarak terbentuk dengan tiba-tiba Pada trauma tembus langsung (Gambar 16.7). Trauma tumpul iuga menyebabkan kataral< sub- kapsular posterior dalam hitungan jam setelah cedera, namun hal ini dapat bersifat sementara.FUNDUS Fundus harus diperilcsa dengan oftalmoskopi direl< setelah midriasis penuh dilakukan. Jika tidal< terdapat keluhan neurologis yang menyertai cedera dan tidal< ada l<ecurigaan penetrasi mata, PuPil dapat didilatasi. Jil<a tidak terlihat detil strulctur mata, mal<a hal ini menunjul<lcan teriadinya per- darahan vitreous. Daerah perdarahan retina dan daerah berwarna putih (edema) dapat dilihat (komosio retina). Dialisis reflna (suatu pemisahan retina perifer dari pertautannya dengan pars plana korpus siliaris) dan lubang rnal<ula (lihat hal. I l4) iuga dapat dial<ibatkan oleh trauma tumpul. Koroid luga bisa robel<; secara al<ut hal ini bisa menyebabkan perdarahan subretina yang lcemudian diikuti oleh parut subretina. Perubahan retina perifer hanya dapat disingl<irkan dengan oftalmosl<opi indirel< atau mikrosl<opi slit lamp. Lempeng optil< dapat berwarna pucat akibat neuroPati oPtik traumatil< yang disebabkan avulsi pembuluh darah yang memperdarahi saraf optik.Gambar 16.7 Lensa pada pasten tninengalamr kerusakan dan men;adi katarak setelah trauma tembus.

Bab l6: Trauma Meski hal ini jarang, namun biasanya mengarah pada kehilangan penglihatan bermal<na. Tidak tersedia terapi.Dengan slit lamp Stii lamp akan memungkinkan pemeril<saan yang lebih detil, yang dapat menunjul<l<an: e Bilil< mata anterior yang lebih dangl<al dibandingkan dengan mata l<ontra- lateral dapat mengimplikasikan trauma tembus anterior. o Hifema mikroskopil< di mana terdapat sel darah merah dalam bilik mata anterior namun tidak cul<up untul< membentul< hifema. r Adanya sel darah putih dalam ruang anterior (uveitis taumatik). r Resesl sudut iridolcornea dilihat dengan lensa kontak goniosl<opi (insersi otot siliaris ke dalam spur slclera bergerak ke posterior). lni didapatkan pada trauma tumpul. r Peningkatan telcanan intraokular dengan tonometri aplanasi. Hal ini dapat menyertai hifema atau dislokasi lensa.Laserasi kurlit dan kelopak mata Laserasi l<ulit dan kelopak mata membutuhl<an penjahitan teliti terutama bila tepi kelopak mata yang terl<ena. Jil<a satu kanalikuli lakrimalis rusak, dapat dicoba untul< memperbaikinya. Namun jika perbaikan tidak berhasil biasanya dul<tus lakrimalis yang tersisa masih mampu mengalirkan semua air mata. Jil<a kedua kanalikuli terkena, usaha perbail<an harus selalu dilakul<an.Abrasi kornea Abrasi l<ornea umumnya sembuh dengan cepat dan harus diterapi dengan salep antibiotil< dan pelindung mata. Dilatasi pupil dengan siklopentolat l% dapat membantu menghilangkan nyeri yang disebabkan oleh spasme otot siliar. Setelah cedera, biasanya alcibat objel< flelcsibel seperti kul<u iari, ranring, atau tepi surat kabar, sejumlah l<ecil pasien mengalami episode nyeri berulang terutama pada pagi hari atau ketika berjalan. Kondisi ini disebut erosi kornea berulang dan disebabl<an oleh adhesi defel<tif dari epitel (yang sedang membentul< permukaan) ke lapisan Bowman pada lol<asi cedera. Profilal<sis terhadap erosi kornea berulang didapatl<an dengan menggunakan salep pelumas pada malam hari, namun hasil yang lebih permanen bisa dicapai dengan mengindul<si parut subepitel. Parut ini dapat diindul<si dengan terapi laser atau dengan melakukan sejumlah rusul<an mil<ro pada daerah yang terkena. Cedera radiasi pada l<ornea memberikan respons yang cepat terhadap terapi yang sama, seperti halnya dengan abrasi.

Terapi i i:. Benda asing pada kornea (Gambar 16.8) Benda asing pada l<ornea harus diangkat dengan iarum dengan Pemberian anestesi topil<al; kadang masih tetaP tersisa cincin korosi dan dapat dihilangl<an dengan bur l<ecil. Obiel< subtarsal seringl<ali dapat disapu dengan cotton bud dari kelopak mata yang dieversi. Pasien kemudian diterapi seperti pada abrasi. Jil<a terdapat petuniul< bahwa benda asing telah menembus bola mata, mal<a mata harus diperil<sa secara teliti dengan dilatasi pupil sehingga lensa dan retina dapat dilihat dengan baik. Pemeriksa- an sinar X dengan mata melihat l<e atas dan kemudian melihat ke bawah atau CT scan mungl<in juga diindil<asil<an jika diduga terdapat benda asing intraol<ular. Tel<nik bedah mikro dapat digunakan untul< mengangl<at benda asing dari mata dengan visualisasi langsung.Gambar 16.8 Pengangkatanbenda asrng okular superflsialdengan bantuan slit lamp. Trauma tembus kornea dan sklera Setelah teridentifil<asi, tidal< diperlukan pemeriksaan tambahan pada bola mata. Namun, letal<kan penutup mata dengan lembut di atas mata dan pasien l<emudian dirujul< untul< mendapatkan tatalal<sana segera. Cedera serius ini, yang seringkali memiliki implil<asi serius pada penglihatan, mem- butuhl<an penjahitan bedah mikro yang teliti untuk rnengembalil<an integritas bola mata. Begitu mata mengalami pemulihan setelah perbail<an primer, sering diperlul<an operasi tambahan untul<: r mengangl<atkataral<; . mengangl<at benda asing; . memperbaiki ablasio retina atau mengangl<at gel vitreous untul< mencegah terjadinya ablasio retina. Kadang, dalam jangka paniang mata kontralateral dapat mengalami oftalmitis simpatis (lihat hal. 94). Uveitis Uveitis memberi respons pada terapi tetes mata steroid dan dilator. Uveitis dapat disertai peningkatan tekanan intraolcular yang membutuh- kan terapi medis tambahan.

is$ Bab l6: Trauma Hifema Hifema biasanya membail< dengan istirahat, namun dapat terjadi perdarahan l<embali pada 5-6 hari pertama setelah cedera. Anal<-anak biasanya harus dirawat di rumah sal<it selama beberapa hari, sementara orans dewasa dapat dirawat di rumah bila mereka dapat beristirahat dan tidal< terjadi komplil<asi. Tetes mata steroid diberil<an jangka pendel< bersama dengan dilatasi pupil. Steroid menurunkan risilco perdarahan ulang. Komplikasi tersering adalah peningl<atan tekanan intraol<ular, terutama jika terdapat perdarahan selcunder yang cenderung lebih berat dibandingl<an dengan yang pertama. lstirahat penting untul< mencegah terladinya perdarahan kedua ini. Peningl<atan tekanan biasanya memberi respons terhadap terapi medis namun kadang membutuhkan intervensi bedah. Bila hifema telah membaik, mata harus diperilcsa untuk mencari komplil<asi lain al<ibat trauma tumpul. Hifema membail< secara perlahan setelah trauma pada pasien dengan penyal<it sel sabit l<arena bentul< sabit menghambat pengeluaran sel darah merah dari bilik mata. Kerusakan retina Komosio retina: daerah retina yang terkena mengalami kel<eruhan dan menutupi detil l<oroid di bawahnya. Biasanya membaik namun membutuh- kan pemerilcsaan teliti karena lubang retina dapat terjadi pada daerah yang terkena dan mengal<ibatl<an ablasio retina selanjutnya. Dialisis retina membutuhl<an intervensi bedah untuk memperbaiki retina yang mengalami ablasio. Perdarahan vitreous terabsorpsi dalam wal<tu beberapa minggu, atau mungkin diperlul<an pengangkatan dengan vitrektomi. Ultrasonografi ber- guna dalam mendeteksi ablasio retina terl<ait. Trauma kimia Bagian terapi terpenting adalah irigasi mata segera dengan air bersih dalam jumlah banyal<. Selain itu bagian bawah kelopak mata atas dan bawah juga harus diirigasi untuk melepaskan partikel solid, misal butiran kapur. Kemudian sifat bahan kimia dapat ditentukan berdasarl<an anam- nesis dan mengukur pH dengan kertas litmus. Pemberian tetes mata steroid dan dilator mungkin diperlukan. Vitamin C yang diberikan bail< melalui oral maupun topikal dapat memperbaiki penyembuhan. Mungkin diperlukan antikolagenase sistemil< dan topikal (misal tetrasiklin). Kerusakan luas pada limbus dapat menghambat regenerasi epitel pada permukaan l<ornea. Defek epitel yang terjadi lama dapat mengakibatkan kornea 'meleleh' (keratolisis). Keadaan ini diterapi dengan transplantasi limbus (yang memberi sumber baru untuk sel benih) atau dilapisi dengan membran amnion (yang memperbanyak sel benih yang tersisa).

Prognosis : saBlow-out fracture pada orbita Jika diduga terdapat blow-out fracture, CT scan akan menggambarkan cedera tulang dan jaringan lunal< yang ada. Jika hal itu tidak mungkin, maka pemerilcsaan foto polos rontgen orbita dilal<ukan. Terapi bisa ditunda hingga pembengkakan periorbita membaik. Pada tahap lanjut, derajat en- oftalmos dan keterbatasan pergerakan mata dapat diperiksa. Jika enoftalmos mempengaruhi tampilan kosmetik atau pergerakan mata secara bermakna mal<a perbaikan bedah fraktur orbita diindikasikan. Mesl<i beberapa ahli bedah menyaranl<an intervensi awal untuk mendapatkan hasil terbaik, banyak pasien tidak alcan membutuhkan pembedahan sama sel<ali. Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele janglca paniang karena munculnya sindrom erosi berulang. Namun trauma tembus mata seringl<ali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungl<in membutuhl<an pembedahan ekstensif. Retensi janglca panjang dari benda asing berupa besi dapat merusak fungsi retina dengan meng- hasill<an radikal bebas. Serupa dengan hal itu, trauma l<imia pada mata dapat menyebabl<an gangguan penglihatan berat langka panlang dan rasa tidak enal< pada mata. Trauma tumpul dapat menyebabkan l<ehilangan penglihatan yang tidak dapat diterapi jil<a terjadi lubang retina pada fovea. Penglihatan juga akan terganggu jika koroid pada makula rusak. Dalam jangka panjang dapat timbul glaul<oma sekunder pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jilca jalinan trabekula mengalami kerusal<an. Trauma orbita berat juga dapat menyebab(an masalah kosmetik dan okulomotor. o Lakukan anamnesis yang akurat. o Benda asing sering dapat ditemukan dl bawah kelopak mata atas. . Nyeri persrsten pada mata yang intak menunjukkan adanya benda asing subtarsal . Irigasi trauma kimia segera dengan arr bersth. r Curigai trauma tembus mata jika pupil tidak bulat, terjadi katarak dengan cepat, atau terdapat perdarahan vltreous. Boks 16.2 Hai hal pentlng pada trauma mata


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook