4 MEKAI,{ISME PERSALINANPembagian partusPartus dibagi menjadi 4 kala. Pada kala.I yang dinamakan kala pembukaan, serviksmembuka sampai terjadi pembukaan lO cm. Kala II disebut p,rL krl, pengeluaran,oleh karena berkat kekuatan his dan kekuatan ibu mengedan janin dido.oig kelua.sampai lahir. Dalam kala III. atau kala uri plasenta terlepas dari dinding .rtirm da.tdilahirkan. Kala trV mulai dari lahirnya plaienta dan lamanya 1 jam. DJlam kala itudiamat-amati, apakah tidak terjadi perdarahan posrparrum.Kala I1. Klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan keluar lendir bersemu darah. Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar, sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serwiks membuka. Mekanisme *e-b.rla.,y, serviks berbeda antara primigravida dan multigravida. pada pek*r,igmvida orti.r- uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendat ar dan menipis, baru kemudian ostium uteri eksternum membuka. pad,a,rnuldg1ra*,*;& ostium uteri internum dan eksternum sudah sedikit terbuka. penipisin dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama pada pembukaan. Ketuban akan pecah sendiri ketika pembukaan hampir atau telah len[kap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan hampir lengkaf aiau telah'Iengiap. Bila
MEKANISME PERSALINAN ketuban telah pecah sebelum mencapai pembukaan 5 cm, disebut ketuban pecah dini.2. Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kiia-kffa 13 iam, sedangkan pada multipara kira-kira 7 iam. 2 Gambar 4-1. Pembukaan serviks pada primigravida dalam kala I .,\ Gambar 4-2. Pembukaan sen'iks pada multipara dalam kala I
MEKANISME PERSALINAN 31Kala II1. His menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira2 sampar 3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. wanita merasa pula tekanan kepada rektum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi di luar his, dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksipur di bawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. DGambar 4-3. (A). Kepala tampak dalam i'uh.a. (B). Kepala dilahirkan lewat perineum. (C). Kepala..rdah lahir selur-uhnya. (D). Putaran paksi iuar
32 MEKANISME PERSALINAN2. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada primigravida Kala II berlangsung rata-rata l1/z jam dan pada multigravida rata-rata Yz jam.Kala III1. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri sedikit di atas pusat.2. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 5 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.1. Hampir 96'/\" janin berada dalam uterus dengan letak kepala dan pada letak kepala ini ditemukan + 58\"/o ubun-ubun kecil terletak di kiri depan, + 23\"/\" di kanan depan, + ll\"/\" di kanan belakang + 8% di kiri belakang. Keadaan ini mungkin disebabkan terisinya ruangan di sebelah kiri belakang oleh kolon sigmoid dan rektum.2. Pada letak kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul. Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitismus ialah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Gambar 4-4. Asinklitismus posterior Dapat pula kepala masuk dalam keadaan asinklitismus anterior menurut Naegele ialah apabiia arah surabu kepala membuat sudut lancip ke depan dengan bidang pintu atas panggul.
MEKANISME PERSALINAN 33 I t Gambar 4-5. SinklitismusAsinklitismus posterior menurut Litsman adalah sebaliknya dari asinklitismusanterior Gambar 4-6. Asinklitismus anterior3. Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan daripada mekanisme turunnya kepala dengan asinklitismus posterior karena .rr.rgrn pelvis di daerah posterior lebih luas dibandingkan dengan ruangan pelvis di daerah anterior. Hal asinklitismus penting, apabila daya akomodasi pinggul agak terbatas.4. f.kib* sumbu kepala ianin yang eksentrik atau tidak simetrik, dengan sumbu lebih mendekati suboksiput, maka tahanan oleh jaringan dibawahnya terhadap kepala yang akan rurun, menvebabkan bahwa kepala mengadakan fletsi di dalam rongga panggul.
34 MEKANISME PERSALINAN . 6' j;-\" --'---;3: J', t Gambar 4-7. Fleksi kepala ianin menurut Lukum koppel Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang Paling kecil, yakni dengan diameter suboksipito-bregmatikus (9.5 cm) dan dengan sirkumferensia suboksipito-bregmatikus (32 cm). Sampai di dasar panggul kepala ianin berada di dalam keadaan fleksi maksimal' Kepala yang sedang turun menemui diafragma pelvis yang berialan dari belakang atas ke bawah depan. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterin disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi, disebut pula putaran paksi dalam. Pada ,r-r-ny, di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun kecil ,k\"n be.prtar ke arah depan, sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil berada di bawah simfisis.5. Dalam keadaan fisiologis sesudal.r kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun- ubun kecil di bawah simfisis, maka dengan suboksiput sebagai l-ripomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his vulva lebih membuka dan kepala janin makin tampak. Perindum menjadi lebar dan tipis, anus membuka tampak dinding rektum. Dengan kekuatan l.ris bersama dengan kekuatan mengedan, berturut-turut tampak bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu. Sesudah kepala 1ahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang disebut Putaran paksi luar.
] PERSALINAN 35 /--tr-Pl(Gambar 4-9. Gerakan kepala janin pada defleksi dan putaran paksi luar
36 MEKANISME PERSALINAN Gambar 4-10. Kelahiran bahu depan, kemudian bahu belakang6. Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak. Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada dalam posisi depan belakang. Demikian pula dilahirkan trokanter depan terlebih dahulu, baru kemudian trokanter belakang. Kemudian bayi lahir seluruhnya.7. Bila mekanisme partus yang fisiologik ini difahami dengan sungguh-sungguh, maka pada hal-hal yang menyimpang dapat segera dilakukan koreksi secara manuai jika mungkin, sehingga tindakan-tindakan operatif tidak perlu dikerjakan. RUJUKAN1. Caldeyro-Barcia R. Uterine contractility in Obstetrics. In: Tendences actuelles en Gynecologue et Obstetrique, Montreal: Librairie Bauchemin Limittee, 1959, 652. Danforth DN Mechanism of Normal Labor. In: Danforth DN, Dignam'S7J, Hendriks Ch H, Maeck JVS. (Ed): Obstetrics and Gynecology. 3 Ed, Hagersiown. Maryland, New-York, San Francisco, London: Harper & Row, 7977, 5653. Friedman EA. The functional divisions of labor. Amer J Obstet Gynec, 1971; 109 : 2744. Friedman EA. Labor: Clinical evaluation and Management. 2 Ed, New-York: Appleton, 19785. Hendriks Ch H. Dysfunctional labor, In: Reid DE, Barton, TC (Eds): Controversy in Obstetrics and Gynecology, Philadelphia VB Saunders Co: 1.969, 1.686. Jascke R Th von. Die normale Geburt. In: Seitz L, Amreich AI. Biologie und Pathologie des Weibes. VII Band, 569, Berlin, Innsbruck, Mtinchen, Wien, Verlag Urban tr Schwarzenberg: 19527. Pritchard JA, MacDonald PC, Gant NF. (Eds). Villiams Obstetrics. Conduct of Normal Labor and Delivery. Norwalk, Connecticut, Appleton-Century-Crofts: 1985, 331
Search
Read the Text Version
- 1 - 8
Pages: