Nur Wahyu RochmadiILMUPENGETAHUANSOSIALJILID 1SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan NasionalDilindungi Undang-undangILMUPENGETAHUANSOSIALJILID 1Untuk SMK : Nur Wahyu Rochmadi : WidodoPenulis : TIMEditor : 18,2 x 25,7 cmPerancang KulitUkuran BukuROC ROCHMADI, Nur Wahyui Ilmu Pengetahuan Sosial Jilid 1 untuk SMK /oleh Nur Wahyu Rochmadi ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. x. 232 hlm Daftar Pustaka : A1-A6 ISBN : 978-602-8320-34-4 978-602-8320-35-1Diterbitkan olehDirektorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan NasionalTahun 2008
KATA SAMBUTANPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dankarunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan SekolahMenengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasardan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008,telah melaksanakan penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaranini dari penulis untuk disebarluaskan kepada masyarakat melaluiwebsite bagi siswa SMK.Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh BadanStandar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMKyang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam prosespembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12tahun 2008.Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepadaseluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanyakepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luasoleh para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia.Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepadaDepartemen Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download),digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannyaharus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Denganditayangkannya softcopy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakatuntuk mengaksesnya sehingga peserta didik dan pendidik di seluruhIndonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapatmemanfaatkan sumber belajar ini.Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini.Selanjutnya, kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajardan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kamimenyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Olehkarena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan. Jakarta, Direktur Pembinaan SMK
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadhirat Tuhan Yang maha Esa,yang telah melimpahkan rahmad dan hidayahnya kepada kami sehinggabisa menyelesaikan buku ini. Buku Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ini disusun dengan tujuanakan dipergunakan sebagai bahan ajar dalam kegiatan pembelajaranmata pelajaran IPS di SMK, baik oleh guru maupun oleh siswa. Penyusunan buku ini didasarkan pada standar isi mata pelajaranIPS, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Permen No. 22 tahun2006 tentang standar isi mata pelajaran IPS untuk SMK. Penyusunan buku ini diawali dengan melakukan pengembanganstandar isi yang mengacu pada standar kompetensi lulusan danpengembangan keilmuan. Selain itu juga dilkukan memperhatikankarakteristik kurikulum, kharakteristik siswa dan guru serta sekolah, sertaberbagai prinsip pembelajaran, maka materi pembelajaran ini diharapkanlekat dengan kehidupan siswa SMK dan secara kompetitif diharapkanmampu memberikan fasilitas bagi mereka sehingga memungkinkanuntuk berdialog dalam pengembangan diri dan memecahkan berbagaimacam permasalahan sosial secara kontekstual. Banyak sekali harapan kami dalam penulisan buku ini ingindisampaikan pada waktu awal penulisan, namun karena keterbatasnwaktu berbagai harapan tersebut tinggal harapan, tidak bisa dituangkandalam buku ini, sehingga kami kadang belum bisa menerima. Berkaitan dengan itu kami mengharapkan kepada semua piohakuntuk bisa memberikan saran perbaikan buku ini. Mudah-mudahan dariapa yang ada ini, yang sangat sederhana ini dapat memberikan referensiawal bagi siswa dan guru SMK dalam mengenal IPS. Malang, 31 Desember 2007 Penulis ii
DAFTAR ISIBAB 1................................................................................................................................ 1MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL ................................................................. 1 A. MANUSIA SEBAGAI MAKLUK INDIVIDU ........................................................ 1 B. MANUSIA SEBAGAI MAKLUK SOSIAL ......................................................... 2 C. KEPRIBADIAN ....................................................................................................... 9 1. Unsur-Unsur Kepribadian ............................................................................. 14 2. Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Pembentukan Kepribadian . 21 3. Teori Kepribadian............................................................................................ 30 4. Bentuk Kepribadian Manusia ....................................................................... 40 D. INTERAKSI SOSIAL ........................................................................................... 43 1. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial ................................................. 45 E. RINGKASAN......................................................................................................... 62BAB 2.............................................................................................................................. 65KEBANGKITAN NASIONAL....................................................................................... 65 A. KOLONIALISME DAN IMPERIALISME DI INDONESIA............................... 65 1. Imperialisme Belanda dan Inggris .............................................................. 66 2. Perlawanan Menentang Praktek Imperialisme dan Kolonialisme....... 75 3. Dampak Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia .......................... 85 B. KESADARAN NASIONAL................................................................................ 110 1. Semangat Kebangsaan (Nasionalisme) ................................................. 110 Gebyar-Gebyar ......................................................................................................... 1 2. Sebab-sebab Timbulnya Nasionalisme ................................................... 111 3. Tujuan Nasionalisme.................................................................................... 111 4. Akibat Nasionalisme..................................................................................... 112 5. Tahap-tahap Pertumbuhan Nasionalisme .............................................. 112 6. Faktor Pendorong Munculnya Nasionalisme di Indonesia ................ 113 7. Perbedaan Nasionalisme Asia dan Eropa .............................................. 113 8. Konsep Lain yang Berhubungan dengan Nasionalisme .................... 114 C. PERGERAKAN NASIONAL............................................................................. 115 1. Pengertian ....................................................................................................... 115 2. Faktor Pendorong Munculnya Pergerakan Nasional Indonesia ....... 116 3. Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia ........................................... 119 D. IDENTITAS NASIONAL .................................................................................... 139 1. Pengertian ....................................................................................................... 139 2. Proses Pembentukan Identitas Nasional ................................................ 140 3. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Identitas Nasional ......... 141 4. Simbol-Simbol Kenegaraan sebagai Identitas Nasional..................... 143 E. RINGKASAN....................................................................................................... 150BAB 3............................................................................................................................ 156KEBUTUHAN MANUSIA ........................................................................................... 156 A. KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA..................................................................... 156 B. MACAM-MACAM KEBUTUHAN MANUSIA ............................................... 161 1. Kebutuhan Menurut Intensitasnya ...................................................... 161 2. Kebutuhan Menurut Sifatnya ................................................................ 162 3. Kebutuhan Menurut Waktu.................................................................... 162 ii
4. Kebutuhan Menurut Wujud.................................................................... 163 5. Kebutuhan Menurut Subyek.................................................................. 163 C. UPAYA MANUSIA MEMENUHI KEBUTUHAN........................................... 165 D. ALAT PEMUAS KEBUTUHAN ...................................................................... 168 E. NILAI KEGUNAAN............................................................................................. 170 F. MASALAH POKOK EKONOMI ..................................................................... 172 G. RINGKASAN ...................................................................................................... 174BAB 4............................................................................................................................ 176KONSEP-KONSEP EKONOMI................................................................................. 176 A. KEGIATAN PEREKONOMIAN ........................................................................ 176 B. PRODUKSI ........................................................................................................ 177 C. SISTEM PEREKONOMIAN ............................................................................ 184 1. Sistem Ekonomi Pasar Bebas atau Liberal ....................................... 184 2. Sistem Ekonomi Campuran................................................................... 187 3. Sistem Ekonomi Perencanaan Terpusat atau Terencana.............. 187 4. Sistem Ekonomi Kapitalis Pasar Negara Maju ...................................... 188 5. Ekonomi Sosialis Pasar............................................................................... 189 D. PELAKU KEGIATAN EKONOMI................................................................... 190 E. PRINSIP EKONOMI ......................................................................................... 191 F. MOTIF EKONOMI............................................................................................. 194 G. PERMINTAAN (DEMAND)........................................................................... 195 H. PENAWARAN (SUPPLY) ............................................................................... 197 I. KESEIMBANGAN HARGA............................................................................. 199 J. BENTUK-BENTUK STRUKTUR PASAR..................................................... 203 1. Pasar Persaingan Sempurna ................................................................ 205 2. Pasar Monopolistik.................................................................................. 205 3. Pasar Oligopoli ......................................................................................... 205 4. Pasar Monopoli......................................................................................... 205 K. KAPITAL.............................................................................................................. 206 1. Sumber-Sumber Kapital .............................................................................. 208 f. Investasi asing................................................................................................ 213 L. TEKNOLOGI DAN FUNGSI WIRASWASTA................................................. 218 1. Teknologi......................................................................................................... 219 2. Wiraswasta...................................................................................................... 221 3. Terbentuknya Wiraswasta .......................................................................... 223 4. Inovasi.............................................................................................................. 224 M. RINGKASAN ...................................................................................................... 229BAB 5............................................................................................................................ 232STRUKTUR SOSIAL .................................................................................................. 232 A. MASYARAKAT .................................................................................................. 233 1. Komunitas (community) .............................................................................. 234 2. Pengelompokkan Masyarakat.................................................................... 234 B. PELAPISAN MASYARAKAT........................................................................... 236 1. Sifat-Sifat Lapisan Masyarakat .................................................................. 239 2. Kelas-Kelas dalam Masyarajat (Social Classes) .............................. 240 3. Dasar Lapisan Masyarakat .................................................................... 241 4. Unsur-Unsur Lapisan Masyarakat ....................................................... 242 C. STRUKTUR SOSIAL ......................................................................................... 247 D. PRANATA SOSIAL ........................................................................................... 259 1. Ciri Umum Pranata Sosial ........................................................................... 259 iii
2. Unsur-unsur Pranata Sosial ....................................................................... 260 3. Pengelompokkan Pranata Sosial .............................................................. 260 4. Tipe-Tipe Pranata Sosial ............................................................................. 261 5. Proses Pembentukan Pranata Sosial....................................................... 262 6. Fungsi Pranata Sosial .................................................................................. 262a. Pranata Keluarga................................................................................................... 263b. Pranata Pendidikan .............................................................................................. 264c. Pranata Agama ...................................................................................................... 264d. Pranata Ekonomi................................................................................................... 264e. Pranata Politik........................................................................................................ 264 E. MOBILITAS SOSIAL ......................................................................................... 265 1. Cara Untuk Melakukan Mobilitas Sosial.................................................. 266 2. Faktor Penghambat Mobilitas Sosial ........................................................ 267 3. Beberapa Bentuk Mobilitas Sosial........................................................... 268 a. Mobilitas sosial horizontal.......................................................................... 268 b. Mobilitas sosial vertikal.............................................................................. 269 c. Mobilitas antargenerasi.............................................................................. 269 d. Mobilitas intragenerasi............................................................................... 270 e. Gerak Sosial Geografis ............................................................................... 270 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial ....................... 270 5. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial......................................................... 271 6. Dampak Mobilitas Sosial........................................................................ 273 7. Masyarakat Pedesaan (Rural Community) dan Masyarakat Perkotaan (Urban Community)........................................................................................... 274 F. PERUBAHAN SOSIAL...................................................................................... 279 G. RINGKASAN ...................................................................................................... 281BAB 6............................................................................................................................ 285KONFLIK SOSIAL ...................................................................................................... 285 A. PENGERTIAN KONFLIK SOSIAL .................................................................. 285 B. SUMBER KONFLIK SOSIAL........................................................................... 292 1. Faktor Penyebab Konflik................................................................................. 294 a. Perbedaan individu....................................................................................... 294 b. Perbedaan latar belakang kebudayaan ................................................... 295 c. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok .................... 295 d. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat .......................................................................................................... 296 C. BENTUK KONFLIK SOSIAL.......................................................................... 296 D. PROSES KONFLIK.......................................................................................... 299 E. POLA PENYELESAIAN KONFLIK ............................................................... 301 1. Macam-macam Pola Pengelolaan Konflik ......................................... 304 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Penyelesaian Konflik.... 308 F. RINGKASAN ..................................................................................................... 312BAB 7............................................................................................................................ 315MASYARAKAT MULTIKULTUR .............................................................................. 315 A. KEBUDAYAAN (CULTURE) .......................................................................... 315 1. Wujud Kebudayaan....................................................................................... 317 2. Unsur-unsur Kebudayaan...................................................................... 318 3. Kebudayaan sebagai Peradaban ......................................................... 322 4. Kebudayaan sebagai mekanisme stabilisasi ......................................... 324 B. MULTIKULTURAL ........................................................................................... 326 iv
C. SEJARAH MULTIKULTURALISME.............................................................. 335 D. PENDIDIKAN MULTIKULTURAL.................................................................. 336 1. Tujuan Pendidikan Multikultural .......................................................... 339 2. Dimensi-dimensi Pendidikan Multikultural........................................ 342 2. Tahap-tahap Pengembangan Pendidikan Multikultural ................. 344 D. RINGKASAN ..................................................................................................... 346BAB 8............................................................................................................................ 351KERAGAMAN BUDAYA ........................................................................................... 351 A. BUDAYA LOKAL BUDAYA ASING DAN KEBUDAYAAN NASIONAL. 351 B. HUBUNGAN ANTAR BUDAYA..................................................................... 369 1. Budaya dan Komunikasi ........................................................................ 369 D. MASALAH KERAGAMAN BUDAYA............................................................ 385 1. Primordialisme.......................................................................................... 385 2. Konflik dan Integrasi Bangsa................................................................ 387 3. Integrasi Nasional .................................................................................... 389 4. Stereotif Etnis (Suku Bangsa)............................................................... 390 E. KEUNTUNGAN DARI KERAGAMAN BUDAYA......................................... 393 F. SIKAP TOLERANSI DAN EMPATI PADA MASYARAKAT YANG BERAGAM BUDAYANYA..................................................................................... 394 1. Empati dan Prasangka................................................................................. 395 G. RINGKASAN ..................................................................................................... 399BAB 9............................................................................................................................ 404SUMBERDAYA ALAM............................................................................................... 404 A. PENGERTIAN SUMBERDAYA ALAM......................................................... 404 B. SIFAT DAN MACAM SUMBERDAYA ALAM ............................................. 406 C. RUANG LINGKUP SUMBERDAYA ALAM ................................................. 421 D. PERMASALAHAN SUMBERDAYA ALAM ................................................. 422 E. KETERBATASAN SUMBER DAYA ALAM ................................................. 423 F. PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM..................................................... 426 1. Prinsip Daya Toleransi............................................................................ 427 2. Prinsip Hukum Minimum........................................................................ 427 3. Prinsip Faktor Pengontrol...................................................................... 427 4. Prinsip Ketanpabalikan .......................................................................... 428 5. Prinsip Pembudidayaan ......................................................................... 428 6. Prinsip Holisme ........................................................................................ 428 7. Pendekatan Progresif ............................................................................. 428 G. PENTINGNYA TEKNOLOGI DALAM PENGGUNAAN SUMBER- SUMBER ALAM ...................................................................................................... 429 H. FAKTOR-FAKTOR SOSIAL BUDAYA DAN PENGGUNAAN SUMBER- SUMBER ALAM ...................................................................................................... 430 I. KEADAAN EKONOMI YANG MEMBATASI PENGGUNAAN SUMBER- SUMBER ALAM ...................................................................................................... 431 J. RINGKASAN ..................................................................................................... 434LAMPIRAN A................................................................................................................... 1LAMPIRAN B................................................................................................................... 1LAMPIRAN C................................................................................................................... 1 v
SINOPSIS Paparan isi buku IPS untuk siswa SMK ini secara ringkasdiuraikan sebagai berikut. Bab 1, yang membahas tentang manusia selain sebagai maklukindividu yang mempunyai karakter khas masing-masing sehinggaberbeda dengan manusia yang lain, selain sebagai makluk individumanusia juga sebagai makluk social. Sebagai makluk social manusiaselalu berkelompok dan berinteraksi dengan manusia yang lainnya,dalam wadah keluarga, Bangsa dan Negara, dan berbagai macamkelompok lainnya misalnya organisasi. Oleh karena itu dalam bahasan inijuga dibahas tentang interaksi sosial dan bentuk-bentuk interaksi sosial.Pada Bab ini juga dibahas tentang kepribadian manusia, mulai daridasar-dasar teori hingga proses pembentukan kepribadian manusia.Selanjutnya dipaparkan kajian tentang sosialisasi, internalisasi sebagaisuatu proses pembentukan kepribadian manusia. Pada Bab 2, membahas tentang kebangkitan nasional, kajianpada bab ini difokuskan pada perkembangan pergerakan nasionalIndonesia dalam menghadapi praktek imperialisme dan kolonialisme diIndonesia hingga terwujudnya Indonesia merdeka. Oleh karena itu kajiandiawali dengan paparan pelaksanaan kolonialisme dan imperialismeBelanda, Inggris dan Jepang di Indonesia, termasuk juga perlawananrakyat Indonesia terhadap para kolonialis tersebut. Selain itu dalampemaparan hal tersebut juga dijelaskan akibat dari praktek kolonialismedan ilmperialisme tersebut bagi rakyat Indonesia. Paparan berikutnya menguraikan tentang pergerakan nasionaldalam mengusir kaum kolonialis dan imperialis tersebut hingga mencapaikemerdeaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, munculnya kesadarannasional bangsa Indonesia, serta munculnya identitas nasional sebagaibangsa Indonesia. Pada Bab 3 dipaparkan tentang kebutuhan manusia, sifatkebutuhan manusia, keragaman dan perkembangan kebutuhan hidupmanusia, alat pemuas kebutuhan, serta cara-cara manusia memenuhikebutuhan hidupnya. Selain itu juga dipaparkan nilai kegunaan, sumber-sumber ekonomi dan masalah-masalah pokok ekonomi. Bab 4 menguraikan tentang konsep-konsep ekonomi dalamkaitannya dengan kegiatan ekonomi manusia sebagai upaya memenuhikebutuhan hidupnya, pelaku kegiatan ekonomi, prinsip-prinsip ekonomi,motif ekonomi, konsumsi, distribusi dan produksi, hukum permintaan danpenawaran, faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran,keseimbangan harga dan pasar. Sajian diperkaya degan paparan tentangkapital dan hubungan teknologi dengan wiraswasta. Bab 5 menguraikan tentang struktur sosialdalam kehidupanmanusia, mulai dari paparan pengertian struktur sosial, bentuk struktursosial, mobilitas sosial, pranata sosial dan perubahan sosial. vi
Bab 6 menguraikan tentang konflik sosial, mulai dari pengertian,kedudukan konflik dalam kehidupan manusia, sumber-sumber konflik,faktor penyebab konflik, bentuk-bentuk konflik sosial hingga polapenyelesaian konflik. Bab 7 menguraikan tentang masyarakat multikultur. Konsepmultikultur akhir-akhir banyak menarik minat perhatian untuk dikaji, dalampaparan ini diuraikan apa itu masyarakat multikultur, keberadaankelompok sosial dalam masyarakat multikultur secara integratif,perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultur, hinggapengembangan masyarakat multikultur tersebut melalui pendidikan. Bab 8 mengulas tentang kesamaan dan keragaman budaya.Paparan diwali dengan sajian klarifikasi konsep budaya lokal, budayaasing dan budaya nasional, kemudian dilanjutkan dengan keragamanbudaya dan potensinya dalam pengembangan masyarakat, masalahkeragaman budaya dan pola penyelesaiannya, pengembangan sikaptoleransi dan empati untuk menghadapi adanya keragaman budayadalam masyarakat. Tetapi sebelum itu diulas tentang komunikasi antarbudaya sebeagai salah satu bentuk pengembangan potensi keragamanbudaya dalam pemberdayaan masyarakat. Pada bab 9 dipaparkan tentang sumber daya alam, mulai darimacam-macam sumber daya alam, ruang lingkup, pengelolaan danpemanfaatan sumber daya alam, keterbatasan sumber daya alam,pentingnya teknologi dalam pengelolaan sumber daya alam hinggapelestarian sumber daya alam. Kajian ini merupakan pengayaandengan tujuan untuk meningkatkan wawasan siswa, sekaligus jugasebagai pelengkap dalam kajian IPS. Sebagaimana diketahuikajian tentang IPS tidak bisa dilepaskan dengan materi sumberdaya alam dan lingkungan. vii
PETA KOMPETENSI Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)A. Pendahuluan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu mata pelajaran yang fokus kajiannya seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMK/MAK mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, dan Antropologi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, berpartisipasi, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat. Kemampuan tersebut diperlukan untuk memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis.B. Tujuan Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya 2. Berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial 3. Berkomitmen terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan 4. Berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.C. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1. Manusia, tempat, dan lingkungan 2. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan 3. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan 4. Sistem sosial dan budaya. viii
D. Standar Kompetensi Standar Kompetensi Kompetensi Dasar1. Memahami 1. 1 Mengidentifikasi interaksi sebagai kehidupan sosial proses sosial manusia 1. 2 Mendeskripsikan sosialisasi sebagai2. Memahami proses proses pembentukan kepribadian kebangkitan nasional 1. 3 Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial 2. 1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah 2. 2 Menguraikan proses terbentuknya kesadaran nasional, identitas Indonesia, dan perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia3. Memahami 3. 1 Mengidentifikasi kebutuhan manusia 3. 2 Mendeskripsikan berbagai sumber permasalahan ekonomi dalam ekonomi yang langka dan kebutuhan kaitannya dengan manusia yang tidak terbatas kebutuhan manusia, kelangkaan dan 3. 3 Mengidentifikasi masalah pokok sistem ekonomi ekonomi, yaitu tentang apa,4. Memahami konsep bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa diproduksi ekonomi dalam kaitannya dengan 4. 1 Mendeskripsikan berbagai kegiatan kegiatan ekonomi konsumen dan ekonomi dan pelaku-pelakunya produsen termasuk permintaan, 4. 2 Membedakan prinsip ekonomi dan penawaran, keseimbangan motif ekonomi harga, dan pasar 4. 3 Mendeskripsikan peran konsumen dan produsen 4. 4 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran 4. 5 Menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran serta asumsi yang mendasarinya 4. 6 Mendeskripsikan pengertian keseimbangan dan harga 4. 7 Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar, barang dan jasa ix
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar5. Memahami struktur 5. 1 Mendeskripsikan bentuk-bentuk sosial serta berbagai struktur sosial dalam fenomena faktor penyebab kehidupan konflik dan mobilitas sosial 5. 2 Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat6. Mendeskripsikan 6. 1 Mendeskripsikan berbagai kelompok kelompok sosial sosial dalam masyarakat multikultural dalam masyarakat multikultural 6. 2 Mendeskripsikan perkembangan7. Memahami kelompok sosial dalam masyarakat multikultural kesamaan dan keberagaman 6. 3 Mendeskripsikan keanekaragaman budaya kelompok sosial dalam masyarakat multikultural 7. 1 Mengidentifikasi berbagai budaya lokal, pengaruh budaya asing, dan hubungan antarbudaya 7. 2 Mendeskripsikan potensi keberagaman budaya yang ada di masyarakat setempat dalam kaitannya dengan budaya nasional 7. 3 Mengidentifikasi berbagai alternatif penyelesaian masalah akibat adanya keberagaman budaya 7. 4 Menunjukkan sikap toleransi dan empati sosial terhadap keberagaman budaya x
BAB 1 MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIALA. MANUSIA SEBAGAI MAKLUK INDIVIDU Pengertian manusia sebagai makhluk individu mengarah kepadakarakteristik khas yang dimiliki manusia sebagai makhluk hidup yangmembedakan dirinya dengan makhluk hidup yang lain, serta denganmanusia yang lain. Karakter khas yang dimiliki setiap manusia, danberbeda dengan manusia yang lain ini meiliputi fisik, kepribadian, yaitusifat khas yang dimiliki seseorang, sifat, sikap, temperamen, watak(karakter), tipe, dan minat. Dalam hal tertentu, setiap manusia adalahsama seperti semua manusia yang lain, sama seperti beberapa manusialain dan berbeda dengan manusia lain. Bilamana diperhatikan, dalam kondisi normal kelengkapan fisikdan fungsinya dari setiap manusia adalah sama, diantaranya setiapmanusia mempunyai hidung, mulut, telinga, rambut, mata dansebagainya. Namun diketahui pula bahwa hidung, mulut, telinga, rambut,mata setiap manusia berbeda, walaupun yang bersangkutan adalahbersaudara kandung atau saudara kembar sekalipun. Demikian halnya dengan kepribadian, ditinjau dari segi fisik,masih sering ditemukan adanya kesamaan antar manusia, tetapi darikepribadian, tidak ada manusia yang mempunyai kepribadian sama,walaupun yang bersangkutan dilahirkan kembar. Keberbedaan yang dimiliki oleh setiap manusia, menjadikekhasan yang melekat pada diri manusia yang bersangkutan, danmenjadi identitas dari yang bersangkutan, serta yang membedakandengan manusia yang lainnya. Karakter yang khas ini mempengaruhikebutuhan manusia dan cara-cara yang dilakukan manusia dalammemenuhi kebutuhannya. Kharakteristik khas ini dimiliki oleh setiap manusia, tetapi tiapmanusia memiliki kekhasan yang berbeda. Misalnya saja, setiap manusiamembutuhkan makanan, tetapi tidak setiap manusia memerlukan nasiuntuk memenuhi kebutuhan makanannya, karena ada manusiamakanannya dari roti, sagu, dan jagung, bahkan dari umbi-umbian.Demikian halnya dengan jumlahnya. Coba perhatikan teman-teman kita,apakah ada perbedaan banyaknya makan? Inilah yang menyebabkanmanusia itu dikategorikan sebagai makluk individu. Sebagai makhluk individu, manusia mempunyai keinginan,kebutuhan, kebiasaan, cita-cita yang berbeda antara satu dengan yanglainnya, walaupun mereka saudara kandung, bertempat tinggal di lokasi 1
yang sama, dan tidur atau sekolah di tempat yang sama. Oleh karena itu,mereka mempunyai kebiasaan, keinginan, kebutuhan, serta sikap danperilaku yang berbeda dengan kita dalam suatu hal, tetapi sama dalamhal yang lain.Tugas 1.1 Coba kalian lakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Tulislah di selembar kertas dengan benar: (a) bagaimana kebiasaan belajarmu? (b) apa keinginanmu setelah lulus sekolah? Serta apa yang menjadi kebutuhanmu saat ini? 2. Dibawah bimbingan guru, serahkan hasil tulisanmu (1) diatas kepada temanmu yang duduk di sebelah kananmu. Dan kamu akan menerima hasil tulisan dari teman yang ada di sebelah kirimu. 3. Amati hasil pekerjaan temanmu tersebut, cermati apakah ada perbedaan dan kesamaan antara pendapatmu dengan pendapat temanmu. 4. Menurut pendapatmu, apa yang menjadi penyebab terjadinya perbedaan dan kesamaan tersebut?B. MANUSIA SEBAGAI MAKLUK SOSIAL Manusia selain sebagai makhluk individu, manusia juga disebutsebagai makhluk sosial. Artinya manusia memiliki kebutuhan dankemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksidengan manusia yang lain, selanjutnya interaksi ini berbentuk kelompok.Kemampuan dan kebiasaan manusia berkelompok ini disebut jugadengan zoon politicon. Istilah manusia sebagi zoon politicon pertama kali dikemukakanoleh Aristoteles yang artinya manusia sebagai binatang politik. Manusiasebagai insan politik atau dalam istilah yang lebih populer manusiasebagi zoon politicon, mengandung makna bahwa manusia memiliki ke-mampuan untuk hidup berkelompok dengan manusia yang lain dalamsuatu organisasi yang teratur, sistematis dan memiliki tujuan yang jelas,seperti negara. Sebagai insan politik, manusia memiliki nilai-nilai yangbisa dikembangkan untuk mempertahankan komunitasnya. Argumen yang mendasari pernyataan ini adalah bahwa manusiasebagaimana binatang, hidupnya suka mengelompok. Hanya sifat 2
mengelompok antara manusia dan binatang berbeda, hewanmengandalkan naluri, sedangkan manusia berkelompok dilakukanmelalui proses belajar dengan menggunakan akal pikirannya. Gambar 1 1 Anak-anak SD berkelompok sambil menunggu jemputan pulang sekolah Sumber: Dokumen penulis Gambar 1 2 Anak-anak bermain dan berkelompok Sumber: Dokumen penulis Berdasarkan gambar 1.1. dan 1.2 dapat diketahui bahwaberkelompok pada manusia adalah suatu kebutuhan dan kebiasaan yangmuncul sejak usia kanak-kanak dan mampu berkomunikasi. Gambartersebut menjelaskan bagaimana anak-anak di sebuah sekolah dasaryang sedang menunggu dijemput orangtuanya berkelompok sendiri-sendiri tanpa disadari, bahkan di gambar 1.2, anak-anak berkelompoktanpa sengaja sesuai dengan jenis kelamin, anak laki-laki bermaindengan anak laki-laki, sebaliknya yang perempuan tanpa sengajaberkelompok dengan sesama anak perempuan. Sifat berkelompok pada manusia didasari pada kepemilikankemampuan untuk berkomunikasi, mengungkapkan rasa dankemampuan untuk saling bekerjasama. Selain itu juga adanya 3
kepemilikan nilai pada manusia untuk hidup bersama dalam kelompok,antara lain: nilai kesatuan, nilai solidaritas, nilai kebersamaan dan nilaiberorganisasi (Priyanto, 2002). Nilai adalah prinsip-prinsip dasar yang dianggap paling baik,paling bermakna, paling berguna, paling menguntungkan, dan palingdapat mendatangkan kebiasaan bagi manusia. Nilai kesatuan mengan-dung makna bahwa komunitas politik merupakan kumpulan orang-orangyang memiliki tekad untuk bersatu dan komunitas politik hanya terwujudapabila ada persatuan. Nilai solidaritas mengandung makna bahwahubungan antar manusia dalam komunitas politik bersifat salingmendukung dan selalu membuka kesempatan untuk bekerja samadengan manusia yang lain. Nilai kebersamaan mengandung artikomunitas politik merupakan wadah bagi mereka untuk mewujudkantujaun hidup yang diidam-idamkan. Nilai organisasi mengandung maknabahwa komunitas politik yang dibangun manusia, mengatur dirinya dalambentuk pengorganisasi yang memungkinkan tiap-tiap menudia mengambilperannya. Aktualisasi manusia sebagai makluk sosial, tercermin dalamkehidupan berkelompok. Manusia selalu berkelompok dalam hidupnya.Berkelompok dalam kehidupan manusia adalah suatu kebutuhan, bahkanbertujuan. Tujuan manusia berkelompok adalah untuk meningkatkankebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya. Apapun bentuk kelompoknya,disadari atau tidak, manusia berkelompok mempunyai tujuanmeningkatkan kebahagiaan hidupnya. Melalui kelompok manusia bisamemenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya, bahkan bisa dikatakankebahagiaan dan keberdayaan hidup manusia hanya bisa dipenuhidengan cara berkelompok. Tanpa berkelompok tujuan hidup manusiayaitu mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan tidak akan bisa tercapai. Manusia merupakan makluk individu dan sekaligus sebagaimakluk sosial. Sebagai makluk sosial manusia selalu hidup berkelompokdengan manusia yang lain. Perilaku berkelompok (kolektif) pada dirimanusia, juga dimiliki oleh makluk hidup yang lain, seperti semut, lebah,burung bangau, rusa, dansebagainya, tetapi terdapat perbedaan yangesensial antara perilaku kolektif pada diri manusia dan perilaku kolektifpada binatang. Kehidupan berkelompok (perilaku kolektif) binatang bersifatnaluri, artinya sudah pembawaan dari lahir, dengan demikian sifatnyastatis yang terbentuk sebagai bawaan dari lahir. Contoh bentuk rumahlebah, sejak dahulu sampai sekarang tidak ada perubahan, demikianhalnya dengan rumah semut dan hewan lainnya. Sebaliknya perilakukolektif manusia bersifat dinamis, berkembang, dan terjadi melalui prosesbelajar (learning process). 4
Berkelompok dalam kehidupan manusia juga merupakan suatukebutuhan yang harus dipenuhi. Beberapa kebutuhan hidup manusiayang dapat dipenuhi melalui kehidupan berkelompok antara lain:komunikasi, keamanan, ketertiban, keadilan, kerjasama, dan untukmendapatkan kesejahteraan. Kehidupan berkelompok manusia tercermindalam berbagai bentuk, mulai dari kelompok yang terorganisir maupunyang tidak terorganisir. Kehendak untuk hidup berkelompok pada diri manusia merupakansuatu perilaku yang lahir secara spontan, relatif tidak terorganisasi, danhampir tidak diduga sebelumnya, proses kelanjutannya tidak terencana,dan hanya tergantung kepada stimulasi timbal balik yang muncul dika-langan para pelakunya (Horton, 1993). Terhadap pernyataan ini, seringditemukan adanya pengelompokkan manusia yang semula teratur dantertib, tiba-tiba berubah tanpa rencana, tanpa sebab, dan tanpa arahmenjadi kerumunan yang menimbulkan kekacauan sosial dan peng-rusakan. Seperti kasus demonstrasi, suporter sepakbola, dan tawuranyang sering terjadi di kalangan pelajar atau masyarakat baik di Indonesiamaupun di negara-negara diluar Indonesia. Perilaku berkelompok (perilaku kolektif) pada manusia karenaterjadi melalui proses belajar menyebabkan munculnya beragam jenis,diantaranya: perilaku kerumunan (crowd), perilaku massa, gerakansosial, perilaku dalam bencana, gerombolon, kericuhan (panics), desas-desus, keranjingan, gaya (fad), model (fashions), propaganda, pendapatumum, dan revolusi (Horton, 1993). Pengelompokkan manusia menjadi berbagai macam bentukperilaku berkelompok tersebut disebabkan oleh banyak faktor. MenurutSmelser (Horton, 1993), faktor determinan dari perilaku kolektif manusiaadalah: 1. kesesuaian struktural (structural conducivenes), yaitu struktur sosial masyarakat dapat menjadi faktor penunjang atau pengham- bat munculnya perilaku berkelompok manusia, dalam kenyataan- nya masyarakat tradisional yang sederhana lebih sulit melahirkan perilaku berkelompok dibandingkan dengan masyarakat modern; 2. ketegangan struktural (structural strain), yaitu pencabutan hak dan kekhawatiran akan hilangnya sesuatu sebagai penyebab timbul- nya perilaku berkelompok manusia, perasaan adanya ketidakadil- an mendorong banyak orang untuk melakukan tindakan ekstrim, kelas sosial bawah, kelompok minoritas tertekan, kelompok yang hasil jerih payahnya terancam, serta kelompok sosial atas yang khawatir akan kehilangan hak-hak istimewanya merupakan manusia yang secara struktural berkemungkinan melahirkan perilaku kolektif; 5
3. kemunculan dan penyebaran suatu pandangan atau ajaran bisa menjadi pemicu munculnya perilaku kolektif manusia, hal ini dikarenakan sebelum perilaku tersebut muncul manusia harus memiliki pandangan yang sama mengenai sumber ancaman, jalan keluar, dan cara pencapain jalan keluar tersebut atas permasalahan hidup yang dihadapinya; 4. adanya faktor pemercepat (precipitating factors) yaitu perilaku, ucapan dan gerak yang menjadi pemicu munculnya perilaku kolektif, contoh: desas-desus dan isyu bisa menjadi alasan pemercepat munculnya perilaku kolektif, teriakan “polisi bangsat” “bakar” “habisi” dan sebagainya pada kelompok masyarakat yang sedang demo bisa menjadi pemercepat gerakan merusak dan melawan serta kerusuhan, seseorang yang tiba-tiba lari dalam suatu kerumunan bisa menjadi pemicu timbulnya kericuhan dan kekacauan sosial; 5. mobilitas tindakan, perilaku kolektif manusia sering dikoordinir oleh pemimpin kelompok, pemimpin atau koordinator yang memulai, menyarankan dan mengarahkan suatu kegiatan kolektif manusia; dan (6) kontrol sosial masyarakat, semua perilaku kolektif manusia baik yang merusak maupun yang membangun pada dasarnya banyak dipengaruhi oleh kinerja dari lembaga kontrol sosial masyarakat seperti pemimpin, polisi, propaganda, kebijakan pemerintah, legislatif, yudikatif, dan berbagai lembaga kontrol sosial lain yang ada dalam masyarakat. Contoh-contoh dari pernyataan di atas bisa ditemukan dalamkehidupan kita sehari-hari, kita sering melihat berbagai peristiwa yangmengarah pada kekacauan sosial berawal dari hal-hal yang sangatsepele dan dipicu oleh sesuatu yang tidak jelas, bahkan faktor-faktortersebut menjadi referensi oleh pihak-pihak tertentu untuk menciptakanterjadi berbagai macam kerusuhan sosial dengan tujuan tertentu pula.Oleh karena itu, kita harus mengerti, cerdas, dan faham atas hal tersebut,jangan sampai kita dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan-nya sehingga kita bertindak yang anarkis, seperti pernah terjadi kasus didaerah Probolinggo, Jawa Timur beberapa tahun yang lalu, tentara yangmenyerbu penduduk hanya gara-gara salah satu dari anggota tentaratersebut kalah bersaing dalam mendapatkan seorang bunga desa. Kelompok dalam kehidupan manusia bisa diklasifikasikan menjaditiga (3) besar, yaitu yang paling kecil namanya keluarga, paling besar danpaling ideal namanya negara, diantara keluarga dan negara ada berbagaimacam kelompok atau organisasi, baik yang formal maupun yang tidakformal, seperti orang-orang yang bergerombol, kumpul-kumpul, ber-kelompok di poskamling, arisan, yayasan, Perseroan Terbatas (PT), 6
organisasi massa (ormas), Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah, partaipolitik (parpol), remaja masjid (remas), Organisasi Siswa Intra Sekolah(OSIS), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Guru RepublikIndonesia (PGRI), dan sebagainya. Aktualisasi manusia sebagai zoon politicon tercermin dalamkehidupan bernegara. Negara dalam pemikiran Aristoteles merupakansuatu persekutuan hidup politik (Rapar, 2001). Hal ini mengandungmakna: (1) sebagai persekutuan hidup politik, negara bukan hanyasebagai instrumen, atau bukan hanya sebagai organisasi yang teratur,melainkan suatu persekutuan hidup yang menunjukkan adanya suatuhubungan yang bersifat organik, saling berhubungan antar warga negara;(2) sebagai persekutuan hidup, menunjukkan adanya suatu hubunganantar manusia yang khusus, erat, akrab, mesra dan lestari di antarawarga negara; (3) selaras dengan konsep negara sebagai persekutuanhidup politik, Plato menegaskan bahwa negara merupakan keluarga.Apabila warga negara dapat memahami, menghayati dan mengamalkanmakna serta tuntutan hakekat negara sebagai satu keluarga, makakesatuan dan keutuhan hidup bernegara akan tercipta dan terpeliharadengan baik; dan (4) negara sebagai persekutuan hidup berbentuk polis. Negara merupakan bentuk persekutuan hidup atau pengelompok-kan manusia yang paling tinggi, memiliki tujuan yang paling tinggi, palingjelas, paling mulia dan paling luhur bila dibandingkan dengan tujuan yangdimiliki oleh persekutuan hidup lainnya. Negara bahkan secara sistimatisdan berkesinambungan selalu berupaya untuk meningkatkan kesejah-teraan dan kebahagiaan hidup manusia yang menjadi warga negaranya.Hal ini tercermin dalam setiap program kerja dan aktifitas yang dilakukannegara, atau biasa dikenal dengan sebutan pembangunan. Keberadaan dan terbentuknya negara bukan untuk negara itusendiri. Tujuan akhir negara bukan untuk dirinya sendiri melainkan untukmanusia yang menjadi warga negaranya. Oleh sebab itu, kendati negaramerupakan persekutuan hidup yang berada di jenjang paling atas dankarena itu berdaulat, namun gagasan negara ideal bukanlah negaraabsolut, kekuasaan negara tidak bersifat mutlak, negara adalah untukmanusia dan kesejahteraan hidup manusia. Negara adalah suatu bentuk persekutuan hidup yang paling tinggi,karena memiliki tujuan yang paling tinggi, yaitu kebaikan yang tertinggibagi manusia. Hal ini berarti negara harus senantiasa mengupayakanserta menjamin adanya kebaikan yang seoptimal mungkin bagi warganegaranya, baik secara kualitas maupun kuantitas. Biasanya tujuannegara itu tercantum dengan tegas dalam konstitusi negara. Di dalam negara, manusia yang menjadi warga negaranya harusdapat menikmati kehidupan yang aman dan tenteram. Oleh karena itu, 7
negara harus dapat melindungi warga negaranya dari berbagai serangandari luar, juga harus dapat melindungi warga negaranya dari berbagaigangguan yang berasal dari dalam negara seperti ketidakteraturan danketidaktertiban. Negara harus mengupayakan dan menjamin sebesar-be-sarnya kesejahteraan bersama warga negaranya, karena hanya di dalamkesejahteraan bersama itulah, kesejahteraan individual dapat diperoleh. Negara ideal adalah negara yang memanusiakan manusia.Manusia hanya menjadi manusia apabila ia hidup di dalam negara(berkelompok), karena di luar negara hanya ada makhluk hidup di bawahmanusia atau yang di atas manusia. Oleh karena itu, negara ada danterbentuk bukan sekedar agar manusia hidup di dalamnya, tetapi agarmanusia itu benar-benar memanusia di dalam negara dan lewat hidupbernegara. Di dalam dan lewat hidup bernegara, manusia dimampukanuntuk mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang semaksi-mal mungkin. Hal ini berarti bahwa di dalam negara, manusia seharusnyadapat mencapai tingkat kebajikan yang tertinggi. Keberhasilan manusia untuk mencapai tingkat kebajikan yangtertinggi haruslah lewat moralitas yang terpuji, karena hanya denganmoralitas yang demikian itulah yang membedakan manusia dari makhlukhidup yang lainnya. Negara yang memanusiakan manusia, berarti negara ada danterbentuk agar manusia dapat mencapai kesempurnaan, yaitu kehidupandalam tingkat kebajikan yang paling tinggi yang sesuai dengan kodratnya.Melalui negara dimaksudkan agar setiap warganya dapat meraih kese-jahteraan material, spiritual dan intelektual, sebagai perwujudan dariterwujudnya manusia seutuhnya.Tugas 1.2 Coba kalian lakukan pengamatan di lingkungan sekolahmu tentang: 1. Siswa-siswa yang membentuk kelompok atau menjadi anggota dari suatu kelompok. Kelompok apa saja, bisa olahraga, hobby, kelompok belajar, kesenian, organisasi dan sebagainya. Kira-kira apa yang menyebabkan mereka menjadi bagian dari kelompok tersebut? 2. Adakah siswa yang tidak terlibat dalam kehidupan kelompok, baik di sekolah maupun di rumah. Mengapa mereka seperti itu? Apa yang menjadi alasannya. 3. Buatlah laporan hasil pengamatanmu tersebut, kemudian hasilnya kumpulkan pada guru IPS. 8
C. KEPRIBADIAN Kepribadian oleh para ahli diberi pengertian yang sangatberagam, tergantung dari sisi mana ahli tersebut memandangnya.Kondisi ini mengakibatkan munculnya beranekaragam pengertiankepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan Allport(1937) menemukan hampir 50 definisi kepribadian berbeda, yangdigolongkannya ke dalam sejumlah kategori (Supratiknya, 1995). Olehkarena itu kita harus bisa memahami makna kepribadian tersebut dalamberbagai macam sisi sesuai dengan situasi dan kondisi yangmelingkupinya. Istilah kepribadian, ada yang memaknai sebagai keterampilanatau kecakapan sosial yang baik. Kepribadian individu dinilai berdasarkankemampuannya memperoleh reaksi-reaksi positif dari berbagai orangdalam berbagai keadaan (Supratiknya, 1995). Berdasarkan pengertian ini, lembaga-lembaga pendidikan yangmengkhususkan menyiapkan orang memasuki dunia glamour, selebritis,atau modelling mengartikan istilah tersebut ketika menawarkan kursus-kursus \"latihan pembentukan kepribadian\". Lembaga pendidikan inibertujuan menyiapkan anak didik untuk meningkatkan kemampuan,kecakapan dan keterampilan dalam berinteraksi dengan manusia yanglain sehingga tercipta suatu interaksi sosial yang baik di antara mereka. Makna tersebut juga berarti sama, ketika seorang guru menyebutseorang siswanya memiliki masalah kepribadian, dikarenakan tidak bisaberperilaku yang baik, sesuai dengan norma-norma yang berlaku.Mungkin guru tersebut bermaksud mengatakan bahwa keterampilansosial siswa itu kurang memadai untuk memelihara hubungan dengansesama manusia, sehingga tercipta hubungan yang memuaskan dengansesama. Kepribadian juga diartikan sebagai sifat hakiki seseorang yangtercermin pada sikap dan perilakunya yang membedakan dirinya denganorang lain. Mc Leod (1989) sebagaimana yang dikutip Muhibbin Syah(2000) mengartikan kepribadian sebagai sifat khas yang dimiliki sese-orang, sifat, sikap, temperamen, watak (karakter), tipe, minat, dan pesona(topeng). Sedangkan Sumadi Suryabrata (1983) mendefinisikankepribadian sebagai suatu kebulatan yang terdiri dari aspek-aspekjasmaniah dan rohaniah, bersifat dinamik dalam hubungannya denganlingkungan, khas (unik), berbeda dengan orang-orang lain, danberkembang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam danluar diri. 9
Pengertian lain dari kepribadian adalah sebagai kesan yangpaling menonjol atau paling kentara yang ditunjukkan seseorangterhadap orang-orang lain. Maka, seseorang mungkin disebut memiliki\"kepribadian agresif\" atau \"kepribadian penurut\" atau \"kepribadianpenakut\". Di situ pengamat memilih satu atribut atau kualitas yang palingkhas pada subjek dan agaknya merupakan bagian penting darikeseluruhan kesan yang ditimbulkan pada orang-orang lain sehinggakepribadian orang tersebut dikenal dengan istilah tersebut. Jelas, adaunsur penilaian dalam kedua pemakaian istilah tersebut, yaitu dilukiskansebagai baik atau buruk. Allport memberi pengertian kepribadian dengan menyebutnyasebagai definisi bio-sosial dan definisi bio-fisik secara utuh. Definisibiososial mirip dengan pemakaian populer istilah kepribadian yangmenyamakan kepribadian dengan \"nilai stimulus sosial\" individu. Reaksiindividu-individu lain terhadap subjek itulah yang menetapkan kepribadianyang bersangkutan. Sedangkan definisi biofisik mengarah pada karakterfisik khas yang ada pada individu. Allport keberatan dengan implikasi bahwa kepribadian hanyaterletak dalam \"diri orang lain yang merespon\" dan mengemukakanbahwa definisi biofisik yang dengan kokoh menanamkan kepribadiandalam sifat-sifat atau kualitas-kualitas subjek jauh lebih disukai.Kepribadian secara biofisik memiliki segi organik maupun segi yangteramati, dan bisa dikaitkan dengan kualitas-kualitas spesifik individuyang bisa dideskripsikan secara objektif dan diukur (Supratiknya, 1995). Definisi lain tentang kepribadian adalah definisi \"rag-bag\" atauomnibus. Definisi ini merumuskan kepribadian dengan cara enumerasi.Istilah kepribadian digunakan untuk mencakup segala sesuatu mengenaiindividu dan para ahli biasanya mendaftar konsep-konsep yang dianggapsangat penting untuk menggambarkan individu serta mengemukakanbahwa kepribadian terdiri dari konsep-konsep yang memberi tekananutama pada fungsi integratif atau fungsi organisasi kepribadian. Definisi tersebut menyatakan bahwa kepribadian merupakanorganisasi atau pola yang diberikan kepada berbagai respon lepasindividu, atau bahwa organisasi diakibatkan oleh kepribadian yangmerupakan kekuatan aktif dalam diri individu. Kepribadian adalah sesuatuyang memberi tata-tertib dan keharmonisan terhadap segala macamtingkah laku berbeda-beda yang dilakukan oleh individu. Sejumlah ahlimemilih memberi tekanan pada fungsi kepribadian dalam menjembataniatau mengatur penyesuaian diri individu. Kepribadian mencakup usaha-usaha menyesuaikan diri yang beraneka ragam namun khas yangdilakukan oleh individu. Definisi lain menyatakan kepribadian disamakandengan aspek-aspek unik atau khas dari tingkah laku. Dalam hal ini, 10
kepribadian merupakan istilah untuk menunjukkan hal-hal khusus tentangindividu dan yang membedakannya dari semua orang lain. Koentjaraningrat (1986) dalam perspekif antropologi menjelaskanmakna kepribadian dengan sebuah ilustrasi berikut: bilamana seorangahli biologi mempelajari atau membuat suatu deskripsi mengenai sistemorganisma dari suatu jenis atau species binatang, biasanya jugasekaligus mempelajari kelakuan binatang-binatang tersebut; dandeskripsi mengenai pola-pola kelakuan binatang-binatang itu, yaitu polakelakuan mencari makan, menghindari ancaman bahaya, menyerangmusuh, beristirahat, mencari betina pada masa birahi, bersetubuh,mencari tempat untuk melahirkan, memelihara dan melindungiketurunannya dan sebagainya. Pola kelakuan ini biasanya seragam padabinatang sejenis. Berbeda halnya dengan makhluk manusia, pola-pola kelakuanyang berlaku untuk seluruh jenis manusia tidaklah seragam.Koentjaraningrat menyebutnya dengan istilah homo sapiens, hampir tidakada, bahkan untuk semua individu manusia yang termasuk satu ras pun,seperti misalnya ras Mongoid, ras Kaukasoid, ras Negroid, atau rasAustraloid, tidak ada suatu sistem pola kelakuan yang seragam. Hal inidisebabkan kelakuan manusia tidak hanya timbul dari dan ditentukanoleh sistem organik biologinya saja, melainkan sangat dipengaruhi danditentukan oleh akal dan jiwanya, sedemikian rupa sehingga variasi polakelakuan antara seorang individu dengan individu lainnya, dapat sangatbesar. Bahkan, pola kelakuan tiap manusia secara individual sebenarnyaunik dan berbeda dengan manusia-manusia lain. Karena itu para ahliantropologi, sosiologi, dan psikologi yang mempelajari kelakuan manusiaini juga tidak lagi bicara mengenai pola-pola kelakuan atau patterns ofbehavior dari manusia, melainkan mengenai pola-pola tingkah-laku, ataupola-pola tindakan (patterns of action) dari individu manusia. Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaantingkah-laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia secaraantropologis disebut dengan kepribadian (personality). Dalam bahasapopuler, istilah \"kepribadian\" juga berarti ciri-ciri watak seseorang individuyang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagaiindividu yang khusus. Kalau dalam bahasa sehari-hari kita anggap bahwa seorangtertentu mempunyai kepribadian, memang yang biasanya kita maksudkanadalah bahwa orang tersebut mempunyai beberapa ciri watak yangdiperlihatkannya secara lahir, konsisten, dan konsekuen dalam tingkah-lakunya sehingga tampak bahwa individu tersebut memiliki identitaskhusus yang berbeda dari individu-individu lainnya. 11
Secara sosiologis makna kepribadian berarti tunggal bukanjamak, seperti dalam kalimat “si A memiliki kepribadian ganda” “si Minahmempunyai banyak kepribadian\". Istilah kepribadian dalam kalimattersebut salah, karena kepribadian seseorang mencakup semua karak-teristik perilaku orang tersebut, yang benar adalah bahwa seseorangtidak mempunyai lebih banyak kepribadian dari yang lain, tetapi mempu-nyai kepribadian yang berbeda dari yang lain. Definisi kepribadian dalam sosiologis sebagaimana dikemukakanoleh Yinger (dalam Horton, 1993), yang menyatakan bahwa kepribadianadalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecen-derungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Ungkap-an sistem kecenderungan tertentu menyatakan bahwa setiap orangmemiliki cara berperilaku yang khas dan bertindak sama setiap hari.Sedangkan ungkapan interaksi dengan serangkaian situasi menyatakanbahwa perilaku merupakan produk gabungan/ bersama dari kecen-derungan perilaku seseorang dan situasi perilaku yang dihadapiseseorang. Masyarakat dan kebudayaan merupakan perwujudan dari perilakumanusia. Kepribadian mewujdukan perilaku manusia, karena kepribadianmerupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu.Kekuatan kepribadian manusia bukanlah terletak pada jawaban atautanggapan manusia terhadap suatu keadaan, akan tetapi terletak padakesiapannya di dalam memberikan jawaban dan tanggapan. Guna memahami kepribadian, perlu mengetahui bagaimanasistem kecenderungan perilaku berkembang melalui interaksi makhlukbiologis dengan berbagai macam pengalaman sosial dan kultural/budaya.Secara sederhana pola hubungan antara kepribadian dengan kebudaya-an dapat diilustrasikan dalam bagan 1.1, berikut. 12
Bagan 1 1 Hubungan masyarakat, kebudayaan, perilaku dan kepribadian Kepribadian merupakan organisasi sikap-sikap yang dimilikiseseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku. Kepribadianmenunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang untuk berbuat,mengetahui, berfikir, dan merasakan secara khusus apabila diaberhubungan dengan oranglain atau menanggapi suatu keadaan.Kepribadian merupakan abstraksi atau perwujudan dari individu dankelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan kebudayaan.Ketiga aspek tersebut mempunyai hubungan yang salng pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang lainnya, (Soekanto, 1990). Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologisdan sosiologis yang mendasari perilaku individu (manusia) (Soekanto,1990). Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan lain-lain,sifat khas yang dimiliki manusia yang berkembang apabila manusia tadiberhubungan dengan manusia yang lain. Perspektif sosiologi, berpandangan bahwa seorang manusia akanmenaruh perhatiannya pada perwujudan perilaku individu yang nyatapada waktu individu tersebut berhubungan dengan individu-individu yanglainnya. Wujud perilaku tersebut dinamakan dengan peranan, yaituperilaku yang berkisar kepada pola-pola interaksi manusia. Dasar pokok perilaku manusia adalah faktor-faktor biologis danpsikologis. Faktor biologis dapat mempengaruhi kepribadian secaralangsung, misalnya seorang yang mempunyai badan (fisik) yang lemahkecenderungannya mempunyai sifat rendah diri yang tinggi, begitu jugasebaliknya. Beberapa faktor biologis yang mempengaruhi kepribadianmanusia adalah sistem syaraf, watak seksual, proses pendewasaan, danjuga kelainan biologis. Sedangkan faktor psikologis yang dapat mem- 13
pengaruhi kepribadian manusia adalah unsur temperamen, kemampuanbelajar, perasaan, keterampilan, keinginan, dan lain sebagainya(Soekanto, 1990). Kedua hal tersebut berinteraksi melalui proses belajarsosial atau biasa disebut dengan sosialisasi, dengan tujuan membentukkepribadian manusia, inilah faktor sosial yang mempengaruhi kepribadianmanusia. Berbagai pengertian tentang kepribadian di atas, sejumlah ahliberpendapat bahwa kepribadian merupakan hakikat keadaan manusiawi.Kepribadian merupakan bagian dari individu yang paling mencerminkanatau mewakili pribadi, bukan hanya dalam arti bahwa ia membedakanindividu tersebut dari orang-orang lain, tetapi yang lebih penting adalahbahwa itulah dia yang sebenarnya. Hal ini selaras dengan pandangan Allport yang menyatakanbahwa kepribadian merupakan susunan (organisasi) dinamis dari sistempsiko-fisik dalam diri individu yang memberikan corak yang khas (unik)dalam caranya menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dari perilakusistem psiko-fisik yang khas dan menetap ini menimbulkan identitas yangmenggambarkan kepribadian seseorang.1. Unsur-Unsur Kepribadian Menurut Koentjaraningrat (1986) unsur-unsur dari kepribadianmeliputi: pengetahuan, perasaan dan dorongan hati.a. Pengetahuan Pengetahuan sebagai salah satu unsur kepribadian memilikiaspek-aspek sebagai berikut: penggambaran, apersepsi, pengamatan,konsep, dan fantasi yang berada di alam sadar manusia. Walaupun demikian, diakui bahwa banyak pengetahuan ataubagian dari seluruh himpunan pengetahuan yang ditimbun oleh seorangindividu selama hidupnya itu, seringkali hilang dari alam akalnya yangsadar, atau dalam \"kesadarannya,\" karena berbagai macam sebab.Walaupun demikian perlu diperhatikan bahwa unsur-unsur pengetahuantadi sebenarnya tidak hilang lenyap begitu saja, melainkan hanyaterdesak masuk saja ke dalam bagian dari jiwa manusia yang dalam ilmupsikologi disebut alam \"bawah-sadar\" (sub-conscious). Pengetahuan individu di alam bawah sadar larut dan terpecah-pecah menjadi bagian -bagian yang seringkali tercampur satu sama laindengan tidak teratur. Proses itu terjadi karena tidak ada lagi akal sadardari individu bersangkutan yang menyusun dan menatanya dengan rapiwalaupun terdesak ke alam bawah sadar, namun kadang-kadang bagian- 14
bagian pengetahuan tadi mungkin muncul lagi di alam kesadaran darijiwa individu tersebut. Unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seorang manusiayang sadar, secara nyata terkandung dalam otaknya. Ada bermacam-macam hal yang dialami melalui penerimaan pancainderanya serta alatpenerima atau reseptor organismanya yang lain, sebagai getaran eter(cahaya dan warna), getaran akustik (suara), bau, rasa, sentuhan,tekanan mekanikal (berat-ringan), tekanan termikal (panas-dingin) dansebagainya, yang masuk ke dalam sel-sel tertentu di bagian-bagiantertentu dari otaknya. Di sana berbagai macam proses fisik, fisiologi, dan psikologiterjadi, yang menyebabkan berbagai macam getaran dan tekanan tadidiolah menjadi suatu susunan yang dipancarkan atau diproyeksikan olehindividu tersebut menjadi suatu penggambaran tentang lingkungan tadi.Seluruh proses akal manusia yang sadar (conscious) tadi, dalam ilmupsikologi disebut \"persepsi.\" Penggambaran tentang lingkungan tersebut di atas berbedadengan misalnya sebuah gambar foto yang secara lengkap memuatsemua unsur dari lingkungan yang terkena cahaya sehingga ditangkapoleh film melalui lensa kamera. Penggambaran oleh akal manusia hanyamengandung bagian-bagian khusus yang mendapat perhatian dari akal siindividu, sehingga merupakan, suatu penggambaran yang terfokus padabagian-bagian khusus tadi. Apabila individu tadi menutup matanya, makaakan terbayang dalam kesadarannya penggambaran yang berfokus darialam lingkungan yang baru saja dilihatnya. Bilamana penggambaran tentang lingkungan dengan fokus kepa-da bagian-bagian yang paling menarik perhatian seorang individu, diolahdalam akalnya dengan menghubungkan penggambaran tadi denganberbagai penggambaran lain sejenis yang pemah diterima dan diproyek-sikan oleh akalnya dalam masa yang lalu, yang timbul kembali sebagaikenangan atau penggambaran lama dalam kesadarannya. Penggambaran baru dengan pengertian baru seperti itu, dalamilmu psikologi disebut apersepsi. Ada kalanya suatu persepsi, setelah di-proyeksikan kembali oleh individu, menjadi suatu penggambaran berfo-kus tentang lingkungan yang mengandung bagian-bagian yang menye-babkan individu tertarik dan lebih intensif memusatkan akalnya terhadapbagian-bagian khusus tadi. Penggambaran yang lebih intensif terfokus,yang terjadi karena pemusatan akal yang lebih intensif tadi, dalam ilmupsikologi disebut \"pengamatan.\" Konsep adalah penggambaran abstrak tentang bagian-bagian dariberbagai penggambaran lain yang sejenis, berdasarkan azas-azas ter-tentu secara konsisten. Dengan proses akal itu individu mempunyai suatu 15
kemampuan untuk membentuk suatu penggambaran baru yang abstrakyang sebenarnya dalam kenyataan tidak serupa dengan salah satu dariberbagai macam penggambaran yang menjadi bahan konkret daripenggambaran baru itu. Fantasi adalah penggambaran tentang lingkungan individu yangditambah-tambah dan dibesar-besarkan, dan ada yang dikurangi sertadikecil-kecilkan pada bagian-bagian tertentu; ada pula yang digabung-gabungkan dengan penggambaran-penggambaran lain, menjadi peng-gambaran yang baru sama sekali, yang sebenarnya tidak akan pernahada dalam kenyataan. Contoh menggambarkan ayam bertanduk, atauanjing yang bisa berbicara dan sebagainya. Kemampuan akal manusia untuk membentuk konsep, sertakemampuannya untuk berfantasi, sudah tentu sangat penting bagimakhluk manusia. Ini disebabkan karena tanpa kemampuan akal untukmembentuk konsep dan penggambaran fantasi, teru-tama konsep danfantasi yang mempunyai nilai guna dan keindahan, artinya kemampuanakal yang kreatif, maka manusia tidak akan dapat mengembangkan cita-cita serta gagasan-gagasan ideal; manusia tidak akan dapat mengem-bangkan ilmu pengetahuan, dan manusia tidak akan dapatmengkreasikan karya-karya keseniannya.b. Perasaan Koentjaraningrat (1986) menyatakan bahwa perasaan adalahsuatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruhpengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif atau negatif. Suatuperasaan yang selalu bersifat subyektif karena adanya unsur penilaian,yang biasanya menimbulkan suatu kehendak dalam kesadaran seorangindividu. Kehendak itu bisa juga positif, artinya individu tersebut inginmendapatkan hal yang dirasakannya sebagai suatu hal yang akanmemberikan kenikmatan kepadanya, atau bisa juga negatif, artinya iahendak menghindari hal yang dirasakannya sebagai hal yang akanmembawa perasaan tidak nikmat kepadanya. Alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macamperasaan. Kalau orang pada suatu hari yang luar biasa panasnya melihatpapan gambar reklame minuman es kelapa muda berwarna merah mudayang tampak segar dan nikmat, maka persepsi itu menyebabkan seolah-olah terbayang di mukanya suatu penggambaran segelas es kelapamuda yang dingin, manis, dan menyegarkan pada waktu hari sedangpanas-panasnya, yang seakan-akan demikian realistiknya sehingga ke-luarlah air liurnya. Apersepsi seorang individu yang menggambarkan dirisendiri sedang menikmati segelas es kelapa muda tadi menimbulkan 16
dalam kesadarannya suatu \"perasaan\" yang positif, yaitu perasaannikmat, dan perasaan nikmat itu sampai nyata mengeluarkan air liur. Sebaliknya, kita dapat juga menggambarkan adanya seorangindividu yang melihat sesuatu hal yang buruk atau mendengar suarayang tidak menyenangkan, mencium bau busuk dan sebagainya.Dugaan-dugaan atau persepsi seperti itu dapat menimbulkan kesadaranakan perasaan yang negatif, karena dalam kesadaran terkenang lagimisalnya bagaimana kita menjadi muak karena sepotong ikan yangsudah busuk yang kita alami di masa yang lampau. Apersepsi tersebutmungkin dapat menyebabkan kita menjadi benar-benar merasa muakapabila kita mencium lagi bau ikan busuk. Suatu perasaan bisa berwujud menjadi kehendak, suatukehendak juga dapat menjadi sangat keras, dan hal itu sering terjadiapabila hal yang dikehendaki itu tidak mudah diperoleh, atau sebaliknya.Suatu kehendak yang kuat/keras disebut dengan keinginan. Suatukeinginan juga bisa menjadi sangat besar, dan bila hal ini terjadi makadisebut dengan emosi.c. Dorongan Naluri Kesadaran manusia menurut para ahli psikologi juga mengandungberbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena pengaruh penge-tahuannya, melainkan karena sudah terkandung dalam organismanya,dan khususnya dalam gen-nya (dirinya) sebagai naluri. Kemauan yangsudah merupakan naluri pada tiap makhluk manusia tersebut, disebutdorongan (drive). Naluri yang terkandung dalam diri manusia sangat beragam(Koentjaraningrat, 1986), beberapa ahli memiliki perbedaan, namunmereka sepakat bahwa ada paling sedikit tujuh macam dorongan naluri,yaitu: (1) dorongan untuk mempertahankan hidup. Dorongan ini memangmerupakan suatu kekuatan biologi yang juga ada pada semua makhluk didunia ini dan yang menyebabkan bahwa semua jenis makhluk mampumempertahankan hidupnya di muka bumi ini; (2) dorongan sex. Doronganini malahan telah menarik perhatian banyak ahli psikologi, dan berbagaiteori telah dikembangkan sekitar soal ini. Suatu hal yang jelas adalahbahwa dorongan ini timbul pada tiap individu yang normal tanpa terkenapengaruh pengetahuan, dan memang dorongan ini mempunyai landasanbiologi yang mendorong makhluk manusia untuk membentuk keturunanyang melanjutkan jenisnya (regenerasi); (3) dorongan untuk usaha men-cari makan. Dorongan ini tidak perlu dipelajari, dan sejak bayi pun manu-sia sudah menunjukkan dorongan untuk mencari makan, yaitu denganmencari susu ibunya atau botol susunya, tanpa dipengaruhi oleh penge-tahuan tentang adanya hal-hal itu tadi; (4) dorongan untuk bergaul atau 17
berinteraksi dengan sesama manusia. Dorongan ini memang merupakanlandasan biologi dari kehidupan masyarakat manusia sebagai makhlukkolektif; (5) dorongan untuk meniru tingkah-laku sesamanya. Doronganini merupakan sumber dari adanya beraneka warna kebudayaan di anta-ra manusia, karena adanya dorongan ini manusia mengembangkan adatyang memaksanya berbuat konform dengan manusia sekitarnya; (6) do-rongan untuk berbakti. Dorongan ini mungkin ada dalam naluri manusia,karena manusia merupakan makhluk, yang hidup kolektif, sehingga untukdapat hidup bersama dengan manusia lain secara serasi ia perlu mem-punyai suatu landasan biologi untuk mengem bangkan rasa altruistik,rasa simpati, rasa cinta dan sebagainya, yang memungkinkannya hidupbersama itu. Kalau dorongan untuk berbagai hal itu diekstensikan darisesama manusianya kepada kekuatan-kekuatan yang oleh perasaanyadianggap berada di luar akalnya, maka akan timbul religi; dan (7) dorong-an akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara, ataugerak. Pada seorang bayi dorongan ini sudah sering tampak pada gejalatertariknya seorang bayi kepada bentuk-bentuk tertentu dari benda-bendadi sekitamya, kepada warna-warna cerah, kepada suara nyaring danberirama, dan kepada gerak-gerak yang selaras. Beberapa ahli berkatabahwa dorongan naluri ini merupakan landasan dari suatu unsur pentingdalam kebudayaan manusia, yaitu kesenian. A.F.C. Wallace (dalam Koentjaraningrat, 1986), pernah membuatsuatu kerangka di mana terdaftar secara sistematis seluruh materi yangmenjadi obyek dan sasaran unsur-unsur kepribadian manusia. Kerangkaitu menyebut tiga hal yang pada tahap pertama merupakan isi kepriba-dian yang pokok, yaitu: (1) aneka wama kebutuhan organik diri sendiri,aneka-warna kebutuhan serta dorongan psikologi diri sendiri, dan anekawama kebutuhan serta dorongan organik maupun psikologi sesamamanusia yang lain daripada diri sendiri; sedangkan kebutuhan-kebutuhantadi dapat dipenuhi atau tidak dipenuhi oleh individu yang bersangkutan,sehingga memuaskan dan bernilai positif baginya, atau tidak memuaskandan bemilai negative; (2) aneka warna hal yang bersangkutan dengankesadaran individu akan identitas diri sendiri, atau \"identitas aku\", baikaspek fisik maupun psikologinya, dan segala hal yang bersangkutandengan kesadaran individu mengenai bermacam-macani kategori manu-sia, binatang, tumbuh-tumbuhan, benda, zat, kekuatan, dan gejala alam,baik yang nyata maupun yang gaib dalam lingkungan sekelilingnya; dan(3) berbagai macam cara untuk memenuhi, memperkuat, berhubungan,mendapatkan, atau mempergunakan, aneka warna kebutuhan dari haltersebut di atas, sehingga tercapai keadaan memuaskan dalam kesadar-an individu bersangkutan. Pelaksanaan berbagai macam cara dan jalan 18
tersebut terwujud dalam aktivitas hidup sehari-hari dari seorang individu.Kerangka materi unsur-unsur kepribadian tersebut terurai seperti berikut. A. ANEKA WARNA KEBUTUHAN INDIVIDU 1. Kebutuhan organik (untuk hidup) yang bernilai positif Makan dan minum Istirahat dan tidur Sex Keseimbangan suhu Buang hajat Bernafas 2. Kebutuhan organik bernilai negatif, karena tidak dipenuhi Makan dan minum tidak lezat Istirahat dan tidur terganggu Kegagalan sex Ketidakseimbangan suhu Kesulitan buang hajat Bernafas sesak 3. Kebutuhan psikologi yang bernilai positif Pengendoran ketegangan dan bersantai Kemesraan dan cinta Kepuasan altruistik (mengutamakan orang lain), karena berke- sempatan untuk berbuat baik atau berbakti kepada orang lain, kepada suatu ide, atau suatu cita-cita Kepuasan ego Kehormatan Kepuasan dan kebanggaan mencapai tujuan 4. Dorongan psikologi yang bernilai negatif Ketegangan Kebencian Altruisme ekstrem, sehingga tidak dapat dipenuhi dan menim- bulkan keadaan tidak puas yang bemilai negatif Egoisme ekstrem sehingga menimbulkan kebencian terhadap orang lain Penghinaan Tidak percaya kepada diri sendiri, malu B. ANEKA WARNA HAL DALAM LINGKUNGAN INDIVIDU 1. Identitas Aku yang bersifat fisik Penggambaran mengenai badan sendiri Penggambaran mengenai anggota badan tertentu 19
Penggambaran mengenai kekurangan, cacat, atau penyakit- penyakit tertentu pada badan sendiri Penggambaran mengenai perhiasan dan ornamen pada badan sendiri2. Identitas Aku yang bersifat psikologi Penggambaran mengenai watak sendiri Sistem pralambang mengenai diri sendiri3. Kesadaran individu mengenai lingkungan sosialnya, atau berbagai macam manusia di sekelilingnya, seperti: Orang-orang dalam lingkungan sosialnya yang berada dalam hubungan mesra dan karib dengannya Orang-orang dalam lingkungan sosialnya yang berhubungan dengannya hanya berdasarkan azas-guna Orang-orang dalam lingkungan sosial individu yang dikenal atau diketahuinya, tetapi tidak ada arti atau pengaruh dalam lingkungan kehidupannya Orang-orang dalam lingkungan sosial individu yang diketa- huinya tetapi yang ditanggapinya dengan sikap \"masa-bodoh\"4. Kesadaran individu mengenai alam fauna atau binatang, dan alam flora atau tumbuh-tumbuhan, dalam alam sekelilingnya5. Kesadaran individu mengenai berbagai macam benda, zat, keku- atan, serta gejala-gejala alam yang berada dan terjadi di sekelilingnyaC. BERBAGAI CARA UNTUK MEMPERLAKUKAN HAL DALAM LINGKUNGAN DIRI SENDIRI GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN DIRI1. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk memenuhi kebutuhan organik maupun psikologi, yang bersifat positif dari individu;2. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk menghindari, menolak, atau meniadakan berbagai kebutuhan organik dan berbagai do- rongan psikologi yang bersifat negatif bagi individu;3. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk memperkuat identitas Aku dari individu;4. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk berhubungan dan ber- interaksi dengan berbagai manusia dalam lingkungan individu;5. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk mempergunakan berma- cam-macam binatang dan tumbuh-tumbuhan keperluan individu;6. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk mendapatkan, mengua- sai, dan mempergunakan berbagai macam benda, kekuatan, serta gejala-gejala alam yang berada dan terjadi sekitar individu. 20
Aneka warna materi yang menjadi isi dan sasaran dari pengetahu-an, perasaan, kehendak, serta keinginan kepribadian serta perbedaankualitas hubungan antara berbagai unsur kepribadian dalam kesadaranindividu, menyebabkan adanya beraneka macam struktur kepribadianpada setiap manusia yang hidup di muka bumi, unik dan berbeda dengankepribadian individu yang lain (Koentjaraningrat, 1985). Diantara aneka warna materi tersebut ada yang menyebabkanterjadinya satu tingkah laku berpola disebut dengan kebiasaan (habit),menyebabkan timbulnya adat-istiadat (customs) yang dalam hal ini ber-makna sebagai suatu pengetahuan, gagasan, dan konsep yang dianutoleh sebagian besar warga suatu masyarakat, materi yang menyebabkantimbulnya kepribadian (personality), serta segala macam tingkah-lakuyang menjadi pola umum bagi sebagian besar masyarakat yang diaturdalam adat-istiadat (kepribadian umum), biasanya berwujud pola-polatindakan yang saling berkaitan satu dengan lain itu, biasanya disebutdengan sistem sosial (social system). Kepribadian umum (modal personality) adalah kepribadian yangada pada sebagian besar warga suatu masyarakat, yang disebut jugadengan istilah watak umum. Hubungan antara keempatnya seperti dalambagan 1.2 berikut. Bagan 1 2 Hubungan Kebiasaan, adat-istiadat, kepribadian individu dan kepribadian umum2. Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Pembentukan Kepribadian Pembentukan kepribadian seseorang berlangsung dalam suatuproses yang disebut dengan sosialisasi, yaitu suatu proses dengan manaseseorang menghayati (mendarah-dagingkan-internalize) norma-normakelompok dimana ia hidup sehingga muncullah dirinya yang “unik”.(Horton, 1993). Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan kepribadiansebagai proses sosialisasi mencakup: (1) warisan biologis, (2) lingkunganfisik, (3) kebudayaan, (4) pengalaman kelompok, dan (5) pengalamanunik (Horton, 1993). 21
a. Warisan Biologis Semua manusia yang normal dan sehat mempunyai persamaanbiologis tertentu, seperti mempunyai dua tangan, panca indera, kelenjarseks, dan otak yang rumit. Persamaan biologis ini membantu menjelas-kan beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku semua orang.Setiap warisan biologis seserang juga bersifat unik, yang berarti, bahwatidak seorang pun (kecuali anak kembar) yang mempunyai karakteristikfisik yang hampir sama. Beberapa orang percaya bahwa kepribadian seseorang tidak lebihdari sekedar penampilan warisan biologisnya. Karakteristik kepribadianseperti ketekunan, ambisi, kejujuran, kriminalitas, kelainan seksual, danciri yang lain dianggap timbul dari kecenderungan-kecenderungan turun-an Bahkan ada yang beranggapan, melalui tampilan fisik dapat diketahuibagaimana kepribadian orang tersebut. Contoh dalam hal ini dapat dilihatdalam buku-buku primbon Jawa, mulai dari fisik, rambut, kulit, bentukmuka, hingga tahi lalat. Dewasa ini tidak banyak lagi yang masih mempercayai anggapanini. Pandangan sekarang ini menyatakan bahwa kepribadian seseorangdibentuk oleh pengalaman. Sebenarnya perbedaan individual dalam ke-mampuan, prestasi, dan perilaku hampir semuanya berhubungan denganlingkungan, dan bahwa perbedaan individu dalam warisan biologis tidakbegitu penting (Whimby, 1975). Fenomena kontradiktif ini, antara \"bawaan dan asuhan\",berlangsung cukup lama, dan masing-masing memiliki penganut yangcukup besar. Suatu penelitian terhadap 2.500 anak kembar siswa SLTAmerupakan salah satu langkah untuk mencari derajat kebenaran darimasing-masing anggapan dikemukakan oleh Nichols (1977), hasilnyamenyimpulkan bahwa hampir setengah variasi di antara orang-orangdalam spektrum ciri-ciri psikologis yang luas adalah akibat dariperbedaan karakteristik genetis, sedangkan setengahnya lagi adalahakibat lingkungan. Penelitian lain dilaksanakan Medico-genetical Institute di Moskow,yang memisahkan seribu pasangan anak kembar ketika masih bayi danmenempatkan mereka dalam lingkungan yang terkendali untuk diamatiselama 2 tahun. Hasilnya mendukung dengan jelas suatu dasar keturun-an dalam beberapa ciri, termasuk perbedaan kecerdasan. (Hardin, 1959,dalam Horton, 1993). Masalah warisan biologis/keturunan versus lingkungan pada da-sarnya bukan hanya masalah ilmiah, tetapi juga politis. Seperti gusarnyagolongan Marxis (penganut ajaran Marx) melihat bukti bahwa ada perbe-daan dalam kecakapan bawaan, kalangan konservatif (kolot, konven- 22
sional, tradisional) yang dengan senang hati menggunakan buktikecakapan warisan yang berbeda untuk memperoleh hak yang berbeda. Perbedaan individual dalam warisan biologis adalah nyata,terlepas dari apakah kenyataannya demikian menyebabkan seseorangbahagia atau tidak. Untuk beberapa ciri, warisan biologis lebih pentingdaripada yang lain. Misalnya, beberapa penelitian menunjukkan bahwaIQ anak angkat lebih mirip dengan IQ orang tua kandungnya daripadadengan orang tua angkatnya (Horton, 1993). Namun, meskipunperbedaan individual dalam IQ tampaknya lebih banyak ditentukan olehketurunan daripada oleh lingkungan, banyak perbedaan yang lainnyaditentukan oleh lingkungan. Suatu studi baru-baru ini menemukan buktibahwa faktor keturunan berpengaruh kuat terhadap keramah-tamahan,perilaku kompulsif (memaksa) dan kemudahan dalam pergaulan sosial,tetapi faktor keturunan tidak begitu penting dalam kepemimpinan,pengendalian dorongan impulsif (cepat bertindak), sikap, dan minat(Horn, 1976, dalam Horton, 1993). Kesimpulannya, bahwa warisan biologis penting dalam beberapaciri kepribadian dan kurang penting dalam hal-hal lain. Tidak ada kasusyang dapat mengukur pengaruh keturunan dan lingkungan dengan tepat,tetapi banyak ilmuwan sependapat bahwa apakah potensi warisan sese-orang berkembang sepenuhnya, sangat dipengaruhl oleh pengalamansosial orang yang bersangkutan. Beberapa orang berpandangan bahwa orang gemuk adalahperiang, bahwa orang dengan kening yang lebar cerdas, bahwa orangberambut merah berwatak mudah meledak/marah, bahwa orang denganrahang lebar mempunyai kepribadian yang kuat. Banyak keyakinanumum seperti itu telah terbukti tidak benar ketika diuji secara empiris,meskipun kadang-kadang ditemukan beberapa hubungan yang absah. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Bar (1977) denganmembandingkan kelompok sampel berambut merah dengan suatukelompok kendali yang terdiri dari orang-orang dengan berbagai warnarambut dan melaporkan bahwa watak si rambut merah umumnyamemang lebih sering meledak-ledak dan agresif. la mengemukakanadanya hubungan genetis antara karakteristik fisik (rambut merah)dengan karakteristik kepribadian (mudah meledak, agresif). Penjelasan lain menyatakan bahwa setiap karakteristik fisikdidefinisikan secara sosial dan kultural dalam setiap masyarakat (Horton,1993). Misalkan, gadis gemuk dikagumi di Dahomey. Suatu karakteristikfisik dapat menjadikan seseorang cantik dalam suatu masyarakat danmenjadi \"anak bebek buruk rupa\" dalam masyarakat lain. Oleh karena itu,karakteristik fisik tertentu menjadi suatu faktor dalam perkembangan ke-pribadian sesuai dengan bagaimana ia didefinisikan dan diperlakukan 23
dalam masyarakat dan oleh kelompok acuan seseorang. Kalau orang be-rambut merah diharapkan mudah meledak dan dibenarkan kalau marah,tidak mengherankan bila mereka menjadi pemarah. Sebagaimana dinya-takan diatas, orang menanggapi harapan perilaku dari orang lain dancenderung menjadi berperilaku seperti yang diharapkan oleh orang laintersebut. Sebagai kesimpulan, karakteristik fisik jarang menghasilkan sifat-sifat perilaku tertentu, harapan sosial dan kulturallah yang menyebabkan-nya demikian.b. Lingkungan Fisik Sorokin (1928) menyimpulkan teori beratus-ratus penulis dariConficius, Aristoteles, dan Hipocrates sampai kepada ahli geografiEllsworth Huntington, yang menekankan bahwa perbedaan perilakukelompok terutama disebabkan oleh perbedaan iklim, topografi, dansumber alam. Teori tersebut sesuai benar dengan kerangka etnosentris(pandangan yang menyatakan anggota badan kita lebih baikdibandingkan dengan lainnya, karena geografi memberikan keteranganyang cukup baik dan jelas objektif terhadap kebajikan nasional dan sifat-sifat buruk orang lain. Pada umumnya diakui bahwa lingkungan fisik mempengaruhikepribadian. Bangsa Athabascans memiliki kepribadian yang dominanyang menyebabkan mereka dapat bertahan hidup dalam iklim yang lebihdingin daripada daerah Arctic (Boyer, 1974). Orang pedalaman Australia harus berjuang dengan gigih untuktetap hidup, padahal bangsa Samoa hanya memerlukan sedikit waktusetiap harinya untuk mendapatkan lebih banyak makanan daripada yangbisa mereka makan. Malah sekarang beberapa daerah hanya dapatmenolong sebagian kecil penduduk yang tersebar sangat jarang, dankepadatan penduduk mempengaruhi kepribadian. Suku Ik dari Ugandasedang mengalami kelaparan secara perlahan, karena hilangnya tanahtempat perburuan tradisional, dan menurut Turnbull (1973) merekamenjadi sekelompok orang yang paling tamak, paling rakus di dunia;sama sekali tidak memiliki keramahan, tidak suka menolong atau tidakmempunyai rasa kasihan, malah merebut makanan dari mulut anakmereka dalam perjuangan mempertahankan hidup. Suku Quolla dariPeru digambarkan oleh Trotter (1973) sebagai sekelompok orang yangpaling keras di dunia, dan ia menghubungkan hal ini dengan hipoglikemia(menurunnya kandungan glukosa darah) yang timbul karena kekuranganmakanan. Jelaslah bahwa lingkungan fisik mempengaruhi kepribadian danperilaku. Namun, dari lima faktor tersebut di atas, lingkungan fisik me- 24
rupakan faktor yang paling tidak penting, jauh kurang pentingnya darifaktor kebudayaan, pengalaman kelompok, atau pengalaman unik.c. Kebudayaan Beberapa pengalaman umum bagi seluruh kebudayaan, dimanabayi dipelihara atau diberi makan oleh orang yang lebih tua, hidup dalamkelompok, belajar berkomunikasi melalui bahasa, mengalami hukumandan menerima imbalan/pujian dan semacamnya, serta mengalami penga-laman lain yang umum dialami oleh jenis manusia. Setiap masyarakat sebenarnya memberikan pengalaman tertentuyang tidak diberikan oleh masyarakat lain kepada anggotanya. Daripengalaman sosial yang sebenarnya yang umum bagi seluruh anggotamasyarakat tertentu, timbullah konfigurasi kepribadian yang khas darianggota masyarakat tersebut. DuBois (1944) menyebutnya sebagai\"modal personality\" (diambil dari istilah statistis \"mode\" yang mengacupada suatu nilai yang paling sering timbul dalam berbagai seri). Beberapa contoh dari pengaruh unsur kebudayaan terhadapkepribadian, sebagaimana kasus suku Dobu di Melanisia (Horton, 1993).Anak suku Dobu yang lahir ke dunia hanya pamannya yang mungkinmenyayanginya, terhadap siapa ia akan menjadi ahli warisnya, Ayahnyayang lebih tertarik kepada anak-anak saudara perempuannya biasanyamembencinya, karena si ayah harus menunggu sampai anak tersebutdisapih untuk dapat melakukan hubungan seksual dengan ibunya. Seringjuga ia tidak diharapkan oleh ibunya dan tidak jarang terjadi penggu-guran. Hidup suku Dobu diatur oleh ilmu sihir, penyebab kejadian bukanberasal dari alam; semua gejala dikendalikan oleh ilmu sihir yang telahdikenakan terhadap seseorang dan menyebabkan balas dendam darikeluarganya. Bahkan mimpipun diinterpretasikan sebagai sihir. Malahnafsu seksual tidak akan muncul apabila tidak menanggapi penyihirancinta orang lain, yang membimbingnya menuju kepadanya, sementaradaya sihir cinta seseorang menunjukkan keberhasilannya. Setiap orangDobu selalu merasa takut akan diracun. Makanan dijaga dengan waspa-da pada waktu dimasak dan hanya dengan beberapa orang tertentulahorang Dobu bersedia makan bersama. Setiap saat setiap desa melin-dungi diri dari semua pasangan yang berkunjung dari desa lain, dansemua tamu ini tidak dapat dipercayai oleh yang punya rumah dan paratamu sendiri tidak saling percaya. Sungguh tidak seorang pun dapatdipercaya penuh; para suami cemas terhadap sihir isterinya dan takutterhadap mertua. Sepintas lalu, hubungan sosial di Dobu adalah cerahdan sopan meskipun keras dan tanpa humor. Pertentangan hanyalahsedikit, karena menghina atau bermusuhan berbahaya. Namun, teman-teman juga berbahaya. Persahabatan mungkin merupakan awal peng- 25
racunan atau pengumpulan bahan (rambut, kuku tangan) yang bergunauntuk menyihir. Kepribadian yang berkembang dalam kebudayaan semacam itu?setiap orang Dobu bersifat bermusuhan, curiga, tidak dapat dipercaya,cemburu, penuh rahasia, dan tidak jujur. Sifat-sifat ini merupakan tang-gapan yang rasional, karena orang Dobu hidup dalam dunia yang penuhkejahatan, dikelilingi musuh dan tukang sihir. Pada akhirnya mereka yakin akan dihancurkan. Walaupunmereka melindungi diri dengan sihir mereka, tetapi mereka tidak pemahmerasakan perlindungan yang nyaman. Mimpi buruk mungkin menyebab-kan mereka terkapar di tempat tidur berhari-hari. dan ini adalah suatu halyang nyata, benar bukan hayalan/irasional. Contoh kasus lain adalah yang terjadi pada suku Zuni di Meksiko,yang diidentifikasikan sebagai bangsa yang tenang dalam lingkunganyang sehat secara emosional. Kelahiran anak disambut dengan hangat,diperlakukan dengan kemesraan yang lembut dan banyak mendapatkasih sayang. Tanggung jawab dalam mendidik anak sungguh besar danmenyebar; seorang anak akan ditolong atau diperhatikan oleh setiaporang dewasa yang ada. Menghadapi benteng orang dewasa yangterpadu, anak-anak jarang berperilaku salah; dan sekalipun mungkindikata-katai, tetapi jarang dihukum. Rasa malu adalah alat kendali yangpaling utama yang sangat sering ditimbulkan di depan orang lain. Berkelahi dan perilaku agresif sangat tidak disetujui dan orangZuni dididik untuk mengendalikan nafsu mereka pada usia muda. Per-tengkaran terbuka hampir tidak tampak. Nilai-nilai orang Zuni menekan-kan hormat, kerja sama dan ketiadaan persaingan, agresivitas ataukeserakahan. Ketidakwajaran dalam segala bentuk ditolak, dan alkoholumumnya ditolak karena mendorong perilaku yang tidak wajar. Harta di-nilai untuk penggunaan langsung, bukan untuk prestise atau simbol keku-asaan. Walaupun orang Zuni tidak ambisius, mereka memperoleh keku-asaan melalui pengalaman dalam upacara, nyanyian, dan fetis agama.Seorang yang \"miskin\" bukanlah orang yang tidak memiliki harta, tetapiorang yang tidak memiliki sumber dan hubungan yang bersifat upacara(seremonial). Kehidupan upacara memenuhi setiap segi kehidupan orangZuni. Kerja sama, perilaku yang wajar dan minimnya individualisme me-resap dalam perilaku orang Zuni. Milik pribadi tidaklah penting dan siapuntuk dipinjamkan pada orang lain. Anggota rumah tangga yang bersifatmatrilineal bekerja bersama sebagai suatu kelompok dan hasil tanamandisimpan dalam gudang umum. Setiap orang bekerja untuk kepentingankelompok, bukan untuk kepentingan pribadi. Peran pemimpin jarangdicari tetapi harus dipaksakan pada seseorang. Isyu dan perselisihan 26
diselesaikan secara wajar bukan dengan permohonan pada penguasaatau dengan mempertunjukkan kekuasaan atau dengan perdebatan yangberkepanjangan, tetapi dengan diskusi yang lama dan sabar. Keputusanmayoritas sederhana tidak menyelesaikan persoalan secara menyenang-kan, kesepakatan (konsensus) perlu dan kesepakatan bulat diharapkan. Bagaimana perkembangan kepribadian orang Zuni? sangat ber-tentangan dengan kepribadian normal di antara orang Dobu. Bila bangsaDobu bersifat curiga dan tidak dapat dipercaya, bangsa Zuni mempunyaikepercayaan diri dan dapat dipercaya; bila bangsa Dobu cemas danmerasa tidak aman, bangsa Zuni merasa aman dan tentram. BangsaZuni umumnya memiliki watak yang suka mengalah dan pemurah, sopandan suka bekerja sama. Bangsa Zuni adalah orang-orang konformis yangtanpa pikir, karena menjadi seseorang yang nyata-nyata berbeda dariorang lain dapat menyebabkan seseorang atau kelompok itu sangatcemas. Hal ini membantu mengendalikan perilaku tanpa perasaan berdo-sa dan bersalah yang banyak ditemukan dalam banyak masyarakat. Bertolak dari contoh di atas, dapat diketahui ada beberapa segidari kebudayaan yang mempengaruhi proses perkembangan kepriba-dian, yaitu norma-norma kebudayaan masyarakat dan proses sosialisasidiri (Horton, 1993). Norma-norma kebudayaan yang ada dalam ling-kungan masyarakat mengikat manusia sejak saat kelahirannya. Seoranganak diperlakukan dalam cara-cara yang membentuk kepribadian. Setiapkebudayaan menyediakan seperangkat pengaruh umum, yang sangatberbeda dari masyarakat ke masyarakat. Linton (1985) mengatakanbahwa setiap kebudayaan menekankan serangkaian pengaruh umumterhadap individu yang tumbuh di bawah kebudayaan masyarakat.Pengaruh-pengaruh ini berbeda dari satu kebudayaan ke kebudayaanlain, tetapi semuanya merupakan denominator pengalaman bagi setiaporang yang termasuk ke dalam masyarakat tersebut. Penelitian dalam soal perkembangan kepribadian dalamkebudayaan juga telah gagal dalam membuktikan teori Freud tentanghasil cara mengasuh anak yang khusus (Eggan, 1943, Dai, 1957 dalamHorton, 1993). Dimana hasilnya menunjukkan bahwa suasana lingkungankeseluruhan merupakan hal penting dalam perkembangan kepribadian,bukan cara tertentu yang spesifik. Apakah seorang anak diberi susu ASIatau susu botol, tidaklah penting; yang penting adalah apakah carapemberian susu itu dilakukan dalam kondisi yang merupakan suasanamesra dan penuh kasih sayang dalarn dunia yang hangat dan aman; ataukejadian biasa yang terburu-buru dalam situasi yang tanpa perasaan,kurang tanggap dan tidak akrab. Seorang bayi lahir ke dunia ini sebagai suatu organisme kecilyang egois yang penuh dengan segala macam kebutuhan fisik. 27
Kemudian ia menjadi seorang manusia dengan seperangkat sikap dannilai, kesukaan dan ketidaksukaan, tujuan serta maksud, pola reaksi, dankonsep yang mendalam serta konsisten tentang dirinya. Setiap orangmemperoleh semua itu melalui suatu proses yang disebut sosialisasi.Sosialisasi adalah suatu proses dengan mana seseorang menghayati(mendarah dagingkan-internalize) norma-nonna kelompok di mana iahidup sehingga timbullah \"diri\" yang unik.d. Pengalaman Kelompok Pada awal kehidupan manusia tidak ditemukan apa yang disebutdiri. Terdapat organisme fisik, tetapi tidak ada rasa pribadi. Kemudianbayi mencoba merasakan batas-batas tubuhnya, mereka mulai menge-nali orang. Kemudian beranjak dari nama yang membedakan statusmenjadi nama yang mengidentifikasi individu, termasuk dirinya. Kemudi-an mereka menggunakan kata \"saya\" yang merupakan suatu tanda yangjelas atas kesadaran diri yang pasti. Suatu tanda bahwa anak tersebuttelah semakin sadar sebagai manusia yang berbeda dari yang lainnya.(Horton, 1993). Dengan kematangan fisik serta akumulasi pengalaman-pengalaman sosialnya anak itu membentuk suatu gambaran tentang diri-nya. Pembentukan gambaran diri seseorang mungkin merupakan prosestunggal yang sangat penting dalam perkembangan kepribadian. Pengalaman sosial merupakan suatu hal penting untuk pertum-buhan manusia. Perkembangan kepribadian bukanlah hanya sekedarpembukaan otomatis potensi bawaan. Tanpa pengalaman kelompok,kepribadian manusia tidak berkembang. Bahkan dapat dikatakan bahwamanusia membutuhkan pengalaman kelompok yang intim bila merekaingin berkembang sebagai makluk dewasa yang normal. Keberadaan kelompok dalam masyarakat merupakan suatu halpenting dalam perkembangan kepribadian seseorang, karena kelompok-kelompok ini merupakan model untuk gagasan atau norma-norma peri-laku seseorang. Kelompok semacam itu disebut kelompok acuan(reference group). Mula-mula kelompok keluarga adalah kelompok yangterpenting, karena kelompok ini merupakan kelompok satu-satunya yangdimiliki bayi selama masa-masa yang paling peka. Semua yangberwenang setuju bahwa ciri-ciri kepribadian dasar dari individu dibentukpada tahun-tahun pertama ini dalam lingkungan keluarga. Kemudian,kelompok sebaya (peer group), yakni kelompok lain yang sama usia danstatusnya, menjadi penting sebagai suatu kelompok referens. Kegagalanseorang anak untuk mendapatkan pengakuan sosial dalam kelompoksebaya sering diikuti oleh pola penolakan sosial dan kegagalan sosialseumur hidup. Apabila seorang belum memiliki ukuran yang wajartentang penerimaan kelompok sebaya adalah sulit, kalau tidak dapat 28
dikatakan mustahil, bagi seorang untuk mengembangkan gambaran diriyang dewasa sebagai seorang yang berharga dan kompeten. Kelompok acuan ini dalam perkembangannya mengalami pergan-tian seiring dengan usia dan aktifitas individu yang bersangkutan. Hanyaperlunya disadari bahwa dari ratusan kemungkinan kelompok referensyang menjadi penting bagi setiap orang dan dari evaluasi kelompok inigambaran diri seseorang secara terus-menerus dibentuk dan diperba-harui. Oleh karena itu, tidaklah salah kalau dikatakan bahwa setiapindividu bisa menjadi acuan atau referens bagi individu lainnya dalampembentukan kepribadian yang bersangkutan, demikian juga sebaliknya. Masyarakat yang kompleks/majemuk memiliki banyak kelompokdan kebudayaan khusus dengan standar yang berbeda dan kadangkalabertentangan. Seseorang dihadapkan pada model-model perilaku yangpada suatu saat dipuji sedang pada saat lain dicela atau disetujui olehbeberapa kelompok dan dikutuk oleh kelompok lainnya. Dengan demikianseorang anak akan belajar bahwa ia harus \"tangguh\" dan mampu untuk\"menegakkan haknya\", namun pada saat yang sama ia pun harus dapatberlaku tertib, penuh pertimbangan dan rasa hormat. Dalam suatu ma-syarakat di mana setiap orang bergerak dalam sejumlah kelompokdengan standar dan nilai yang berbeda, setiap orang harus mampumenentukan cara untuk mengatasi tantangan-tantangan yang serbabertentangan.e. Pengalaman yang Unik Mengapa anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluargayang sama sedemikian berbeda satu dengan yang lainnya, sekalipunmereka pernah mendapatkan pengalaman yang sama? Masalahnyaadalah karena mereka tidak mendapatkan pengalaman yang sama;mereka pernah mendapatkan pengalaman yang serupa dalam beberapahal dan berbeda dalam beberapa hal lainnya. Setiap anak memasuki suatu unit/kesatuan keluarga yang berbe-da. Anak yang dilahirkan pertama, yang merupakan anak satu-satunyasampai kelahiran anak yang kedua, kemudian akan mempunyai adik laki-laki atau perempuan dengan siapa ia dapat bertengkar. Orang tuaberubah dan tidak memperlakukan sama semua anak-nya. Anak-anakmemasuki kelompok sebaya yang bebeda, mungkin mempunyai guruyang berbeda dan berhasil melampaui peristiwa yang berbeda pula.Sepasang anak kembar mempunyai warisan (heredity) yang identik dan(kecuali bila dipisahkan) lebih cenderung memperoleh pengalaman yangsama. Mereka berada dalam suatu keluarga bersama-sama, seringkalimempunyai kelompok sebaya yang sama, dan diperlakukan kurang lebihsama oleh orang lain; akan tetapi bahkan anak kembar pun tidak meng- 29
alami bersama seluruh peristiwa dan pengalaman. Karena pengalamansetiap orang adalah unik dan tidak ada persamaannya. Pengalaman sen-diripun tidak ada yang secara sempurna dapat menyamainya. Suatu inventarisasi dari pengalaman sehari-hari berbagai anak-anak dalam suatu keluarga yang sama akan mengungkapkan banyaknyaperbedaan. Maka setiap anak (terkecuali anak kembar yang identik)mempunyai warisan biologis yang unik, yang benar-benar tidak seorang-pun dapat mehyamainya, dan demikian pula halnya suatu rangkaianpengalaman hidup yang unik tidak dapat benar-benar disamai olehpengalaman siapapun. Pengalaman tidaklah sekedar bertambah, akan tetapi menyatu.Kepribadian tidaklah dibangun dengan menyusun suatu peristiwa di atasperistiwa lainnya sebagaimana membangun tembok bata. meniru satusama lainnya, akan tetapi mereka juga berusaha untuk memiliki identitassendiri. Anak-anak yang lebih muda seringkali menolak kegiatan yangtelah dikerjakan dengan baik oleh kakak-kakaknya, dan mencari peng-akuan melalui kegiatan-kegiatan lainnya. Tanpa disadari, orang tuamembantu proses seleksi ini. Seorang ibu dapat mengatakan, \"Susi sikecil adalah pembantu mama, tetapi aku pikir Anna akan menjadi anakperempuan yang kelaki-lakian\", ketika Susi mulai merapikan meja,sedangkan Anna sedang berjumpalitan di tangga. Jadi dalam hubungan ini dan dalam banyak hal lainnya setiappengalaman hidup seseorang adalah unik. Unik dalam pengertian tidakseorangpun mengalami serangkaian pengalaman seperti ini dengan carayang persis sama dan unik dalam pengertian bahwa tidak seorangpunmempunyai latar belakang pengalaman yang sama, setiap peristiwa baruakan menimbulkan pengaruh yang akan dapat diperoleh suatu makna.3. Teori Kepribadian Teori adalah hipotesis yang belum terbukti atau spekulasi tentangkenyataan yang belum diketahui secara pasti. Apabila teori itu terbuktibenar maka menjadi fakta. Teori adalah sekumpulan konvensi (kesepa-katan) yang diciptakan oleh teoretikus berdasarkan bukti-bukti yang dite-mukan saat itu. Melihat teori sebagai sekumpulan konvensi menekankanfakta bahwa teori-teori tidak \"diberikan\" atau ditentukan sebelumnya olehalam, tetapi data atau proses lain sebagai bukti yang menentukan. Pertama dan yang paling penting, teori membimbing ke arah pe-ngumpulan atau observasi atas hubungan-hubungan empiris relevanyang belum diamati. Teori harus mengarah ke perluasan pengetahuansecara sistematis tentang gejala-gejala yang sedang menjadi perhatian,dan secara ideal perluasan ini harus bersumber atau dirangsang oleh 30
derivasi dari teori tentang dalil-dalil empiris spesifik (pernyataan-pernya-taan, hipotesis-hipotesis atau dugaan, prediksi-prediksi atau perkiraan)yang harus bisa diuji secara empiris (pengalaman langsung). Padapokoknya, hakikat setiap ilmu pengetahuan terletak pada penemuan hu-bungan-hubungan empiris stabil antara peristiwa atau variabel. Fungsi teori ialah memajukan proses ini secara sistematis. Teoridapat diibaratkan sebagai suatu dapur penggilingan proposisi (ungkapan,usulan), mengasah pernyataan-pernyataan empiris yang saling berhu-bungan yang selanjutnya dapat dikonfirmasikan atau ditolak berdasarkandata empiris yang dikontrol dengan semestinya. Hanya dalil-dalil atau ide-ide yang diturunkan dari teori terbuka untuk diuji secara empiris. Teori itusendiri merupakan asumsi, sedangkan penerimaan atau penolakannyaditentukan oleh kegunaan-nya bukan oleh kebenaran atau kepalsuannya.Dalam hal ini, kegunaan mengandung dua komponen, yaitu verifiabilitasdan ketuntasan (comprehensiveness). Verifiabilitas adalah kapasitas suatu teori untuk menghasilkanprediksi-prediksi yang terbukti benar jika data empirisnya yang relevanberhasil dikumpulkan. Ketuntasan atau comprehensiveness adalah jang-kauan atau kelengkapan derivasi-derivasi ini. Kita bisa memiliki teori yangmenghasilkan konsekuensi-konsekuensi yang seringkali terbukti benartetapi yang hanya mengenai sedikit aspek dari gejala-gejala yang dise-lidiki. Secara ideal, teori harus mengarah pada prediksi-prediksi akuratyang secara sangat umum atau secara inklusif mengenai peristiwa-peristiwa empiris yang dicakup oleh teori. Fungsi kedua yang harus dijalankan oleh teori ialah memberikemungkinan terjadinya pemaduan temuan-temuan empiris ter-tentu kedalam suatu kerangka yang secara logis konsisten dan cukup sederhana.Teori merupakan sarana untuk menata dan mengintegrasikan semuayang diketahui tentang serangkaian peristiwa yang saling berhubungan. Pada dasarnya suatu teori kepribadian harus mampu memberikanjawaban atas pertanyaan “apa”, “bagaimana”, “dan “mengapa” tentangtingkah laku manusia. Sebuah teori kepribadian yang lengkap biasanyamemiliki dimensi-dimensi sebagai berikut.1. pembahasan tentang struktur, yaitu aspek-aspek kepribadian yang bersifat relatif stabil dan menetap, serta yang merupakan unsur-unsur pembentuk sosok kepribadian.2. pembahasan tentang proses, yaitu konsep-konsep tentang motivasi untuk menjelaskan dinamika tingkah laku atau kepribadian.3. pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan yaitu aneka perubahan pada struktur sejak masa bayi sampai mencapai masa kematangan, perubahan-perubahan pada proses yang menyertainya, serta berbagai faktor yang menentukannya. 31
4. pembahasan tentang psikopatologi, yaitu hakekat gangguan kepriba- dian atau tingkah laku beserta asal-usul atau proses berkembangnya.5. pembahasan tentang perubahan tingkah laku, yaitu konsepsi tentang bagaimana tingkah laku bisa dimodifikasi atau diubah (Pervin, 1980; dalam Supraktinya, 1995). Jadi, dapat disimpulkan bahwa teori kepribadian harus merupakansekumpulan asumsi tentang tingkah laku manusia beserta definisi-definisiempirisnya. Syarat berikutnya adalah bahwa teori harus relatif kompre-hensif (utuh). Teori harus siap untuk menangani, atau membuat prediksi-prediksi tentang berbagai macam tingkah laku manusia. Sesungguhnya,teori harus siap untuk menangani setiap gejala tingkah laku yang memilikiarti bagi individu. Beberapa teori kepribadian yang dikenal dalam kajian sosiologi,psikologi maupun antropologi, secara umum dapat dikelompokkan menja-di beberapa empat (4) bagian, sebagai berikut.1. Teori-teori kepribadian yang berorientasi psikodinamik, teori ini berpandangan bahwa sebagian terbesar tingkah laku manusia digerakkan oleh daya-daya psikodinamik seperti motif-motif, konflik- konflik, dan kecemasan-kecemasan. Diantaranya yang termasuk dalam kelompok ini adalah: teori psikoanalisis klasik Freud, psikologi ego Erik Erikson, teori Analitik Carl Jung, teori psikologi sosial Alfres Adler, Erich Fromm, Karen Horney, dan Harry Stack Sullivan.2. Teori-teori kepribadian yang berorientasi holisitik, teori ini berpandangan bahwa manusia merupakan suatu organisme yang utuh atau padu dan bahwa tingkah laku manusia tidak dapat dijelaskan semata-mata berdasarkan aktifitas bagian-bagiannya. Kelompok yang termasuk dalam teori ini adalah: Personologi Henry Murray, teori organismik Kurt Goldstein dan Andras Angyal, teori Humanistik Abraham Maslow dan Carl Rogers, teori Eksistensial Ludwig Binswanger dan Medard Boss, dan teori Medan Kurt Lewin. Selain itu kelompok teori ini juga disebut dengan teori kepribadian yang berorienttasi fenomenologis, karena teori ini menekankan pentingnya cara sang individu manusia dalam mempersepsikan dan mengalami dirinya serta dunia sekelilingnya.3. Teori-teori kepribadian yang berorientasi sifat (trait theories) atau teori tipe (type theories), teori ini berpandangan bahwa sebagian terbesar manusia memiliki sifat-sifat tertentu, yakni pola kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu, sifat yang stabil ini menyebab- kan manusia bertingkah laku secara relatif tetap dari situasi ke situasi. Mereka yang termasuk dalam kelompok teori ini adalah: teori psikologi individu dari Gordon Allport, psikologi konstitusi dari William Sheldon, dan teori faktor Raymond Cattell. 32
4. Teori-teori kepribadian yang berorientasi behavioristik, teori ini menekankan proses belajar serta peranan lingkungan yang merupa- kan kondisi langsung belajar, dalam menjelaskan tingkah laku. Menurut teori ini semua bentuk tingkah laku manusia merupakan hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses perkuatan. Mereka yang termasuk dalam kelompok ini adalah teori stimulus-respon John Dollard dan Neal Miller, serta peori perkuatan operan B.F. Skinner.Cooley dan Cermin Diri Seseorang hanya bisa berkembang dengan bantuan orang lain.Misalkan seorang orang tua dan keluarganya mengatakan bahwa anakgadisnya cantik. Kalau hal ini cukup sering diulang-ulang secarakonsisten, oleh orang-orang yang cukup berbeda-beda, akhirnya gadistersebut akan merasa dan bertindak seperti seorang yang cantik. Orang-orang cantik sering tampak lebih tenang dan percaya diri daripada orangbermuka buruk, karena mereka dinilai dan diperlakukan berbeda. Namun,seorang gadis cantik sekalipun tidak akan pernah benar-benar yakinbahwa ia cantik kalau dari awal hidupnya orang tua bersikap kecewa danapologetis (rasa menyesal) terhadap gadis itu dan memperlakukannyasebagai anak yang tidak menarik. \"Diri\" yang ditemukan melalui tanggapan orang lain dinamakan\"diri cerminan orang lain\" (cermin diri) oleh Cooley (1902, Horton, 1993),yang dengan hati-hati menganalisis segi penemuan diri ini. Mungkin sajaia telah mendapat inspirasi dari kata-kata dalam sandiwara Vanity Fair(Thackeray): \"Dunia adalah sebuah cermin dan memberikan kepadasetiap orang bayangan dari mukanya sendiri. Kerutkan dahi dihadapannya, dan bayangan masam akan tampak di hadapan anda;tertawalah di depan bersamanya dan anda akan memperoleh sahabatyang baik dan riang\". Tiga langkah dalam proses pembentukan cermin diri: (1) persepsikita tentang bagaimana kita memandang orang lain; (2) persepsi kitatentang penilaian mereka mengenai bagaimana kita memandang; dan (3)perasaan kita tentang penilaian. Calvin dan Holtzman (1953) menemukan bahwa setiap individumemiliki kemampuan yang berbeda dalam merasakan secara tepat pen-dapat orang lain tentang mereka, dan bahwa orang yang kurang mampumenyesuaikan dirinya dengan pandangan-pandangannya juga kurangakurat.Mead dan Konsep Generalisasi Orang Lain 33
Proses penghayatan sikap orang lain telah digambarkan dengantepat oleh George Herbert Mead (1934) yang telah mengembangkankonsep generalisasi orang lain. Generalisasi orang lain ini terdiri dari harapan-harapan yangdiyakini seseorang diharapkan orang lain dari padanya. Kalau seseorangberkata: \"Setiap orang mengharapkan saya untuk...\", seseorangmemakai konsep generalisasi. Kesadaran akan generalisasi orang lain berkembang melaluiproses pengambilan peran dan permainan peran. Pengambilan peran(role taking) adalah suatu usaha untuk memainkan perilaku yang diharap-kan dari seorang yang benar-benar memegang peranan yang diambilnya.Dalam permainan (role playing), anak-anak banyak pengambilan peran,seperti ketika mereka berpura-pura sebagai suatu keluarga (kamu jadimama dan saya akan menjadi papa dan kamu menjadi bayi), sebagaipolisi dan pencuri, bermain dengan boneka. Permainan peran adalah pemeranan perilaku suatu peran yangbetul-betui dipegang oleh seseorang (misalnya, ketika anak laki-laki danperempuan tadi menjadi ayah dan ibu), sedangkan pada pengambilanperan seseorang hanya berpura-pura memegang peran itu. Mead melihat adanya tiga proses bertingkat melalui manaseseorang belajar memainkan peran dewasa; (I) masa persiapan (1-3tahun), di mana anak-anak meniru perilaku orang dewasa tanpapengertian yang nyata (misalnya, seorang gadis kecil memelukbonekanya, kemudian menggunakannya untuk memukul saudara laki-lakinya); (II) masa bermain (3-4 tahun) ketika anak sudah memilikipengertian perilaku tersebut, tetapi mengubah peran secara tidak teratur.Suatu saat anak laki-laki itu menjadi seorang ahli bangunan, menumpukbalok-balok satu dengan lainnya, dan sesaat kemudian ia merusaknya,atau pada suatu ketika ia menjadi polisi dan sesaat kemudian seorangastronot; (III) tahap permainan, (4 sampai 5 tahun dan di atas 5 tahun) dimana perilaku peran menjadi menetap dan memiliki tujuan dan anak itumampu merasakan peran pemain lain. Untuk bermain sepakbola, setiappemain harus mengerti perannya sendiri dan juga peran pemain lain.Freud dan Diri Antisosial Cooley maupun Mead adalah interaksionis yaitu faham yang ber-pandangan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh lingkungan danpembawaan lahir. Cooley dan Mead memandang kepribadian dibentukmelalui interaksi sosial dengan orang-orang lain. Keduanya mengasum-sikan keselarasan yang mendasar antara diri dan masyarakat. Cooleyberpendapat bahwa individu yang terpisah adalah suatu gagasan yangabstrak yang tidak mempunyai eksistensi bila terpisah dari masyarakat, 34
sama seperti masyarakat tidak mempunyai arti bila terpisah dari individu.Sosialisasi diri tersebut dibentuk oleh masyarakat, dan masyarakatadalah suatu organisasi dari orang-orang yang disosialisasikan. Freud melihat diri dan masyarakat dalam konflik yang mendasaryang tidak selaras. la melihat diri itu sebagai produk dari cara-caramasyarakat memandang dan menahan motif dan dorongan manusiayang mendasar. Freud yakin bahwa porsi rasional dari motif manusiaadalah seperti bagian gunung es yang terlihat, motif yang lebih luastersimpan dalam kekuatan-kekuatan yang tidak disadari dan tidak tampakyang dengan kuat mempengaruhi perilaku manusia. la membagi diritersebut menjadi 3 bagian: Id, superego dan ego. Id adalah pusat nafsudan dorongan yang bersifat naluriah dan tidak sosial, rakus danantisosial; superego adalah kompleks dari cita- cita dan nilai-nilai sosialyang dihayati se1 seorang dan membentuk hati nurani; sedangkan egoadalah bagian yang bersifat sadar dan rasional yang mengatur pengen-dalian superego terhadap id. Maka ego merupakan pusat kendali,superego sebagai perwira polisi dan id adalah tungku mendidih dari nafsuyang egois dan merusak. Teori Freud telah mengilhami pertentangan-pertentangan pahit,mazhab (aliran) yang bersaing, dan sejumlah interprestasi (pemaknaan)dan perubahan. Konsep-konsepnya lebih merupakan cara-cara meman-dang kepribadian daripada sebagai kesatuan yang nyata yang dapatdicek melalui eksperimen khusus. Tidak ada tes empiris yang sederhanayang dapat dipergunakan untuk menetapkan apakah superego, ego danid merupakan konsep yang mungkin yang terbaik untuk dipergunakandalam menggambarkan bagian-bagian dari pribadi manusia. Para ahli ilmu sosial masa kini setuju bahwa Freud mungkin benardalam klaimnya bahwa motif-motif manusia sebagian besar tidak disadaridan di luar kendali rasional dan tidak selalu serasi dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat secara tertib.Delapan Tahap Kehidupan Erikson Eric Erikson mengembangkan suatu teori tentang sosialisasisiklus kehidupan (life cycle socialization) melalui 8 tahap yang disebutkrisis identitas (identity crisis). Krisis indentitas adalah titik balik dalamperkembangan ketika seseorang harus masuk ke dalam satu dari duaarah yang umum. Tahap pertama bermula pada masa bayi, ketika bayi belajar baikrasa percaya ataupun rasa tidak percaya. Kalau ibunya secara konstanmencintai dan memperhatikan kebutuhan fisiknya, bayi tersebut mem-bentuk perasaan aman dan percaya. Kalau ibu tersebut tidak memperha- 35
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257