15. Informed Consent konsep yang sedans berkembangB ursztajn, seorang forensic psycliiatrist l<enamaan telah banyal< menulis tentang psil<iatri forensic yang antara mana berl<aitan jugadengan Informed Consent. Di dalam \"Informed Consent as an EvolvingConcept\" dikatakannya bahwa pentingnya peran Informed Consentdalam gugatan malpraktek medik sebagian fungsinya terletak di luarruang pengadilan.Dalam bidang medik itu sendiri anggapan dahulu yang dianuti bahwaakibat dari tindakan medik dapat dipisahkan dari hubungan antaradokter-pasien kini sudah ditinggalkan. Dewasa ini sudah mulai adapengertian bahwa terdapat suatu kaitan dengan cara bagaimanapemberian pelayanan dan perlakuan itu diberikan yang akan mem-pengaruhi penerimaan akibat yang timbul. Hubungan yang baik antarapasien, keluarga pasien dan dokternya merupakan faktor penting yangperlu diperhatikan secara seksama. Cara bertanya tentang penyakit yangdiderita dan partisipasi pasien dapat membentuk kerjasama erat yangdapat mempengaruhi perasaan pasien, pikiran dan juga motivasi untukpenyembuhannya. Faktor-faktor ini akan membantu sumber-sumber apayang dapat digali dan dipergunakan untuk mengatasi penyakitnya dansisa yang tertinggal akibat penyakitnya.Jika menolah kepada sejarah, maka hal ini pun sebenarnya sudahdilakukan beberapa abad yang lalu. Dahulu kala pada zaman Yunani danRomawi kuno para dokter memperoleh konsen dari para pasienberdasarkan tujuan murni therapetik. Latar belakangnya adalah ber-dasarkan suatu kepercayaan bahwa seorang pasien akan sembuh lebihcepat apabila ia sendiri juga turut berpartisipasi dalam pengobatannya.(J. Brent).72
Hasilnya pun akan lebih banyak positifnya, karena ada rangsangan kuatyang membantu dan disertai keinginan dari dalam dirinya. Mungkin adapengaruh dari hubungan erat apa antara pikiran dan tubuh (mind-bodyeffect).Interkoneksi antara isi kandungan dan proses dalam pelayanan medikmenuntut suatu peninjauan kembali : apa sih sebenarnya InformedConsent itu ? Apakah hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan yangbersifat formalisms belaka ? Jika demikian halnya maka penandatangananpro-forma sebuah formulir itu hanya menunjukkan suatu penerimaanpasif. Bukan suatu konsen yang aktif, yang mengandung arti, yangsebenarnya. Cara demikian tidak akan menambah pengertian pasien danjuga tidak akan dapat mewajibkannya untuk menerima tanggungjawabterhadap pilihan yang ditentukan secara pasif dan menerima saja segalaakibat yang timbul. Bahkan sebaliknya, pengulangan dari kemungkinantimbulnya kompliksi akan menambah perasaan tidak wajar danketidakpastian pada satu pihak dan pada lain pihak pada pasien akantimbul perasaan ketidakberdayaan dan fatalisme.Pasien harus dilibatkan secara penuh dan memahami dalam mengambilkeputusan. Tidak saja pada permulaan tindakan medik itu dilakukan,namun harus sebagai dialog yang berkelanjutan (ongoing dialogue)terhadap masalahnya.Dengan demikian ia bisa menghadapi ketidakpastian dan risiko. Dialogdemikian akan memungkinkan bagi dokter untuk memonitor apakahpasiennya kompeten ataukah tidak untuk memberikan persetujuan.Apakah pasien mengerti situasi klinik yang berubah. Apakah pasien telahmelakukan pemilihannya secara suka-rela, memahami dan denganapresiasi penuh dari manfaat dan risiko dari alternatif yang bersang-kutan. Dialog Informed Consent ini kini menjadi salah satu standarpemberian pelayanan yang diterima.Mengasumsi adanya RisikoSudah terdapat suatu kesepakatan dalam masyarakat bahwa adalahtidak etis untuk membebani risiko kepada seseorang tanpa persetujuan-nya. Di dalam dunia pengobatan. Informed Consent secara historisdiasosiasikan dengan partisipasi dalam riset medik dan dalam praktek 73
klinik, terhadap tindakan pengobatan yang dianggap masih bersifateksperimental atau non-standard. Dewasa ini, Informed Consent roenjadlsuatu keharusan etik dan hukum yang berlaku terhadap tindakan dan prosedur medik yang umum. Isunya adalah apakah tindakan atau prosedur yang dilakukan itu termasuk \"keialaian\" atau tidak dalam kasustertentu. Secara praktis, penentuannya kembali kepada apakah sangpasien sudah mengetahui dan kompeten risiko mengasumsikan hal-halyang melekat pada tindakan tersebut.Dengan perkataan lain, walaupun para pengacara dan hakimmenganggap \"keialaian\" dan \"Informed Consent\" seperti dua doktrinhukum yang terpisah, namun tampaknya di dalam kalangan masyarakatinformal menganggap kekurangan Informed Consent yang benar adalahsuatu unsur penting di dalam memeriksa suatu keialaian medik. Standarini mempunyai basis yang rasional karena pilihan pribadi menjadi factorutama dalam kasus-kasus yang berada diperbatasan apakah risiko itumerupakan sesuatu yang dapat diterima. Di dalam kasus demikiandimana gugatannya tidak didasarkan atas Informed Consent, maka parajuri mengungkapkan bahwa keputusan yang menguntungkan terhadaptergugat adalah kepercayaan bahwa pasien sudah mengerti atauseharusnya mengerti, risiko dari operasi.http://www.forensic-psych.com/articles/artMedMal.html74
Kepustakaan1. Appelbaum, Paul S, et.al : Informed Consent, Legal Theory and Clinical Practice. Oxford University Press, Nwq York 19872. Davies, Michael : Texbook on Medical Law, Blackstone, Press Limited. 1996.3. Furrow, Barry R, et.al. : HEALTH LAW, Cases, Materials and Problems, West Publishing Co, St Paul, Minn, 1987.4. Guwandi, J : Informed Consent & Informed Refusal, Fakultas Kedokteran U.I. tahun 2003.5. King, Joseph, H.: The Law of Medical Malpractice in a nutshell, West Publishing Co, St Paul, Minn, 1986.Bahan dari INTERNET:Forensic Psychiatry & Medicine1. Medical Malpractice Medical Negligence and Informed Consent in the Managed Care Area2. Medical Malpractice Jan Goldberg v. Physician's at New York's Beth Medical Center.3. Woman wins $1,53 m suit on unwanted Caesarian Managed Health Care and Malpractice (Emotional and Physical Damages).4. Meador v. Stabler and Gheridian, Massachusetts5. Chris D o c k e r : The Tort of Negligence at the End of this Century.6. Judicial Decisions on Informed Consent, California judicial decisions on informed consent for medical treatment.7. Wagner A. Richard : Informed Consent, Medicine, Instant access to the mind of Medicine, April 21, 2001 75
Search
Read the Text Version
- 1 - 7
Pages: