Darah Darah adalah bentuk khusus jaringan ikat yang terdiri atas tiga jenis sel utama: eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit. Sel-sel ini, juga disebut unsur bentukan (formed ' elements) darah, beredar di dalam medium cair yaitu plasma. Sel darah mengangkut gas, nutrien, produk sisa, hormon, antibodi, berbagai zat kimiawi, ion, dan substansi lain di dalam plasma dari dan ke sel-sel tubuh.Hemopoiesis Sel darah memiliki rentang usia terbatas, dan, sebagai akibatnya, mereka secara terus menerus diganti di tubuh oleh proses yang disebut hemopoiesis. Pada proses ini, semua sel darah berasal dari sel induk di sumsum tulang merah (medulla ossium rubra). Karena sel induk dapat menghasilkan semua jenis sel darah, sel ini disebut sel induk hemopoietik pluripoten (cellula haematopoietica precursoria pluripotens). Sel induk pluripoten selanjutnya menghasilkan dua turunan yang membentuk sel induk mieloid pluripoten dan sel induk limfoid pluripoten. Sebelum pematangan dan pelepasan ke dalam aliran dara[ sel induk dari masing-masing garis keturunan mengalami beberapa kali pembelahan dan tahap intermedia diferensiasi (Gambaran Umum 5). Sel induk mieloid (cellula myeloideus precursoria) berkembang di sumsum tulang merah dan menghasilkan eritrosit (erythrocfius), eosinofil (eosinophilus), neutrofil (neutrophilus), basofil (basophilus), monosit (monocytus), dan megakariosit (megakaryocytus). Sel induk limfoid (cellula lymphoideus precursoria) luga berkembang di sumsum tulang merah. Sebagian sel limfoid tetap berada di sumsum tulang, berproliferasi, mengalami pematangan, dan menjadi limfosit B (lymphocytus n). Sel limfoid lainnya meninggalkan sumsum tulang dan bermigrasi melalui aliran darah ke limfonodus dan limpa, tempat sel-sel ini berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi limfosit B. Sel limfoid tidak berdiferensiasi lainnya bermigrasi ke kelenjar timus, tempat sel-sel berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi Iimfosit T (lymphocytus T) imunokompeten. Setelah itu, limfosit T masuk ke aliran darah dan bermigrasi ke daerah-daerah spesifik di organ limfoid perifer. Limfosit B dan T terletak di banyak jaringan limfoid perifer, limfonodus, dan limpa. Di sini, sel-sel memulai respons imun jika terpajan antigen. Karena semua sel darah memiliki rentang usia terbatas, sel induk hemopoietik pluripoten secara terus menerus membelah dan berdiferensiasi untuk menghasilkan keturunan baru. Ketika sel-sel darah menjadi tua dan mati, sel-sel ini dihancurkan di berbagai organ limfoid misalnya limpa (lihat Bab 9).Tempat Henropoiesis Hemopoiesis terjadi di berbagai organ tubuh, bergantung pada tahap perkembangan. Pada embrio, hemopoiesis mula-mula terjadi di dalam kantung kuning telur (yolk sac) dan kemudian di hati, limpa, dan limfonodus. Setelah lahir, hemopoiesis hampir seluruhnya berlangsung di dalam sumsum merah pada berbagai tulang (pada bayi baru lahir, semua sumsum tulang adalah merah). 105
Sumsum tulang merah mengandung banyak sel dan terdiri dari sel induk hemopoietik dan prekursor berbagai sel darah. Sumsum merah juga mengandung susunan longgar serat retikular halus. Pada orang dewasa, sumsum merah terutama ditemukan pada tulang pipih tengkorak, sternum dan iga, vertebra, dan tulang panggul. Tulang lainnya, biasanya tulang panjang, secara berangsur menimbun lemak, sumsumnya menjadi kuning, dan tidak dapat lagi melakukan fungsi hemopoiesis.fenis Sel Darah Utama Pemeriksaan mikroskopik sediaan apus darah memperlihatkan jenis-jenis sel darah utama. Eritrosit atau sel darah merah adalah sel tidak berinti dan jumlahnya paling banyak. Selama proses pematangan, eritro- sit mengeluarkan intinya, dan sel darah matang masuk ke pembuluh darah tanpa inti sel. Eritrosit tetap berada di dalam darah dan melakukan fungsi utamanya di dalam pembuluh darah. Sebaliknya, leukosit, atau sel darah putih, mempunyai inti dan terbagi menjadi granulosit dan agranulosi! bergantung pada ada atau tidak adanya granula di dalam sitoplasmanya. Granulosit adalah neutrofil, eosinofil, dan basofil. Agranulosit adalah monosit dan limfosit. Leukosit melakukan fungsi utamanya di luar pembuluh darah. Sel ini bermigrasi keluar pembuluh darah melalui dinding kapiler dan masukke jaringan ikat, jaringan limfoid, dan sumsum tulang. Fungsi utama leukosit adalah pertahanan tubuh terhadap invasi bakteri atau adanya benda asing. Akibatnya, leukosit paling banyak terkonsentrasi di dalam jaringan ikat.Trombosit Trombosit (thrombocytas) atauplatelef bukanlah sel darah, namun merupakan unsurbentukan darah yang paling kecil dan tidak berinti serta ditemukan di dalam darah semua mamalia. Trombosit merupa- kan fragmen atau sisa sitoplasma megakariosit, sel terbesar di sumsum tulang. Trombosit terbentuk melalui pelepasan sebagian sitoplasma atau fragmen dari tepi megakariosit yang kemudian disalurkan ke dalam aliran darah. Seperti eritrosit, trombosit melakukan fungsi utamanya di dalam pembuluh darah. Fungsi utama trombosit adalah memantau secara terus menerus sistem vaskular dan mendeteksi setiap kerusakan di lapisan endotel pembuluh darah. Bila lapisan endotel rusak, trombosit menempel pada tempat yang cedera dan memulai proses kimiawi yang sangat kompleks yang menghasilkan bekuan darah.GAMBAR 5.1 W Sediaan Apus Darah Manusia Sediaan apus darah manusia yang diperiksa dengan pembesaran lemah memperlihatkan banyak unsur bentukan. Unsur darah yang paling banyak dan paling mudah diidentifikasi adalah eritrosit atau sel darah merah ( t ). Eritroslt tidak berinti dan terpulas merah muda dengan eosin. Ukurannya sama besar dan berdiameter kira-kira 7,5 ym, yaitu seukuran dengan kapiler. Eritrosit dapat digunakan sebagai patokan ukuran untukjenis sel lainnya. Sejumlah leukosit atau sel darah putih terlihat di dalam sediaan apus darah. Leukosit dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan bentuk inti, ada tidaknya granula sitoplasma, dan afinitas pulasan granula. Tampak dua neutrofil (2,4), satueosinofil (7) terisi oleh granula merah-merah muda, dan satu limfosit (5) kecil dengan sitoplasmatipis kebiruan. Di antara sel-sel darahtersebarfragmenkecilterpulas- biru yaitu trombosit (S, 0).GAMBAR 5.2 H* Sediaan Apus Darah Manusia: Sel Darah Merah, Neutrofil, Limfosit Besar, dan Trombosit Fotomikrograf sediaan apus darah manusia memperlihatkan berbagai jenis sel darah. Sel darah yang paling banyak adalah eritrosit (sel darah merah) ( f ).;uga tampak dua neutrofil (2, 4), sebuah limfosit besar (lymphocytus magnus) (S), dan banyaktrombosit (3).
1 Eritrosit 5 Limfosit2 Neutrofil 6 Trombosit 7 Eosinofil3 Trombosit : .4 Neutrofil t:GAMBAR 5.1 Sediaan apus darah manusia: eritrosit, neutrofil, eosinofil, limfosit, dan trombosit.Pulasan: Wright. Pembesaran kuat. {;;'WWfnfiSWw:%WffiWW*,,e$f.'f*iWffigW W& 4 Neutrofil1 Eritrosil 2 Neutrofil 5 Limfosil besar 3 TrombositGAMBAR 5,2 Sediaan apus darah manusia: sel darah merah, neutrofil, limfosit besar, dan trombosit.Pulasan: Wright. 2O5 x
#GAMBAR 5.3 Hritrnsit dan Tncrnbssii Gambar ini menunjukkan banyak eritrosit ( I ) dan trombosit (2) yang biasanya terlihat di dalam sediaan apus darah. Trombosit (2) adalah unsur bentukan terkecil; trombosit merupakan sisa sitoplasma sel- besar megakariosit tidak berinti, yang hanya terdapat di dalam sumsum tulang merah. Trombosit (2) terlihat berupa massa sitoplasma basofillk (biru) tidak teratur, dan cenderung berkelompok dalam sediaan apus darah. Masing-masing trombosit memperlihatkan zona perifer berwarna biru muda dan zona sentral padat yang mengandung granula ungu.GAMBAR 5,4 ffi Neutroiil Leukosit yang memiliki granula sitoplasma dan inti berlobus adalah granulosit polimorfonuklear, dengan neutrofil (r) paling banyak ditemukan. Sitoplasma neutrofil (1) mengandung granula halus berwarna ungu atau merah muda yang sukar dilihat dengan mikroskop cahaya. Akibatnya, sitoplasma ( 1) tampak jernih atau netral. Inti (1) terdiri atas beberapa lobus yang dihubungkan oleh benang kromatin halus. Neutrofil ( 1) imatur mengandung lobus yang lebih sedikit. Neutrofil ( 1) membentuk kira-kira 60- 70 % Ieukosit darah. Eritrosit matang dikhususkan untuk mengangkut oksigen dan karbondioksida. Kekhususan ini diakibatkan oleh adanya protein hemoglobin di dalam sitoplasmanya. Molekul besi dalam hemoglobin mengikat molekul oksigen. Krr\"nu itu, kebanyakan oksigen dalam darah diangkut dalam bentuk campuran oksihemoglobin, yang menyebabkan warna darah arteri merah terang. Karbondioksida berdifusi dari sel dan jaringan ke dalam pembuluh darah. Karbondioksida dibawa ke paru-paru dalam keadan sebagian larut dalam darah dan sebagian terikat pada hemoglobin di eritrosit berupa karbaminohemoglobin, yang menyebabkan darah vena berwarna kebiruan. Selama diferensiasi dan pematangan di sumsum tulang, eritrosit menyintesis banyak hemoglobin. Sebelum eritrosit dibebaskan ke dalam sirkulasi sistemik, intinya dikeluarkan dari sitoplasma, dan eritrosit matang berbentuk bikonkaf. Bentuk ini menyediakan luas permukaan yang lebih besar untuk mengangkut gas pernapasan. Karena itu, eritrosit mamalia matang di dalam sirkulasi adalah cakram bikonkaf tidak berinti yang dibungkus oleh membran dan mengandung hemoglobin dan beberapa enzim. Rentang usia eritrosit sekitar 120 hari, sehingga sel yang sudah tua disingkirkan dari darah dan difagositosis oleh makrotag di lirnpa, hati, dan sumsum tulang. Fungsi utama trombosit adalah membantu pembekuan darah. Bila dinding dan endotel pembuluh darah pecah atau cedera, trombosit mengadakan agregasi dan melekat pada dinding pembuluh darah yang cedera itu. Trombosit teraktivasi dan membentuk sumbat untuk menambal tempat yrng .\"aia. Trombosit dalam sumbat mengeluark* U\"rnugui sflk\"pr\",li\" lJfi\"rii-vJ\"g meningkatkan ukuran sumbat, yang kemudian diperkuat oleh polimer fibrin yang terbentuk dari banyak protein plasma. Fibrin menrbentuk anyaman di sekitar sumbat, menangkap trombosit dan sel darah lainnya untuk membentuk bekuan darah. Setelah bekuan darah terbeniuk dan perdarahan berhenti, agregat trombosit membantu retraksi bekuan, yang kemudian dibersihkan melalui kerja enzim.
s;r ilS**r=\"y%ffi &\"p#,3 ffi}* \ ' Rffeih@*k# kd,S'x{*ui,$bx{$:1iiri @r wwdrl.@ \"GAMBAR 5.3 Eritrosit dan trombosit dalam sediaan apus darah. Pulasan: Wright. lmersi minyak.d%L # l%ld*gry yry, oGAMBAR 5.4 Neutrofil dan eritrosit. Pulasan: Wright. lmersi minyak.
GAMBAR 5.5 ffi Eosinofil Eosinofil (f ) dildentifikasi dalam sediaan apus darah dari sitoplasmanya, yang terisi oleh granula eosinofilik (merah muda terang) besar. Inti eosinofil (1) biasanya bilobus, namun kadang-kadang ada lobus ketiga yang kecil. Eosinofil ( 1) membentuk sekitar 2 sampai 4% leukosit darah.GAMBAR 5.6 ffi Limfosit Leukosit agranular sedikit atau tidak memiliki granula sitoplasma, dan memperlihatkan inti bulat sampai bentuk-tapal kuda. Limfosit ( f , Z) memiliki ukuran bervariasi dari sel yang lebih kecil daripada eritrosit sampai dua kali besarnya. Untuk membandingkan ukuran antara limfosit dan eritrosit, gambar sediaan apus darah manusia ini memperlihatkan sebuah limfosit besar (f ) dan limfosit kecil (z) dikelilingi oleh eritrosit berwarna merah. Pada limfosit kecil (2), inti yang berwarna lebih gelap mengisi hampir seluruh sitoplasma, yang terlihat berupa daerah basofilik yang tipis di sekitar inti. Sitoplasma limfosit biasanya agranular, namun dapat mengandung beberapa granula. Pada limfosit besar (1), sitoplasma basofilik lebih banyak, dan inti lebih besar dan lebih pucat yang mengandung satu atau dua nukleolus. Limfosit ( 1, 2) membentuk sekitar 20 sampai 30% leukosit darah. Kebanyakan limfosit dalam darah, s ekitar 9 0%, adalah limfosit kecil.GAMBAR 5.7 ffi Mionosit Monosit (f ) adalah leukosit agranular terbesar. Intinya (1) bervariasi dari bulat atau lonjong sampai berlekuk atau bentuk-tapal kuda dan berwarna lebih muda daripada inti limfosit. Kromatin inti tersebar halus di dalam monosit (1); sitoplasmanya banyak dan sedikit basofilik dengan sedikit granula halus. Monosit membentukkira-kira 3-8 % leukosit darah.
'q\"W.,'rc *T r,*{.:t\ tl:: ;,:::}..\ \'::''l ,..i!:r: .i!:}i: # '[Sr,'rwyh: $ tk#iji: ii! S::' r'rrr nL\r \;i*1: ^t& \". N&-'.$.#u- l'J:\&\"f'\ &'Wr:iiiiia:r.!r.$':'lr{.r;rll!::l..$::r*a,a'trt!l.i r.. i '..:.GAMBAR 5.5 Eosinofil. Pulasan: Wright. lmersi minyak. s--ffi& )i /r\w$ ti!r{.rrii$kw Yfi\"l.uff:i;**{ {*ffi 1 Limfosit ,'\ fu...:& besar\J 2 Limfosit kecil\"s:1. .l '( ' P;\GAMBAR 5.6 Limfosit. Pulasan: Wright. lmersi minyak. l*;:'\", 'tt;$,g.ryi1 Monosii k, ,}* 's .,,{ts . iiil.. 'li':iit$'' rqil. .$W ;:lii:\, t$ .,w,,r a: k#'\i\":6{;I:\ 1*$.$: . \"ais, .# .,lr i:'r::r\"_firl' ' * lri. .r:$ ,r,1i.:li\ '!:..;.,iGAMBAR 5.7 Monosit. Pulasan: Wright. lmersi minyak.
GAMBAR 5.8 w ffia*rfil Granula dalam basofil (1) tidak sebanyak pada eosinofil (Gambar 5.5); namun, ukuran granula lebih bervariasi, tidak terlalu padat, dan berwarna biru tua atau coklat. Meskipun inti tidak berlobus dan terpulas basofilik pucat, inti biasanya terhalang oleh densitas dan jumlah granula. Basofil membentuk kurang dari I o/o leukosit darah dan itulah sebabnya paling sulit ditemukan dan dikenali dalam sediaan apus darah.Neutrolri/ memiliki rentang usia pendek. Sel ini beredar dalam darah selama sekitar 10 jam dankemudian masuk ke dalam jaringan ikat, tempat sel ini bertahan hidup selama 2 sampai 3 hari.Neutrofil adalah fagosit aktif. Sel ini tertarik oleh faktor kemotaktik (zat kimiawi) yang dikbluarkanoleh sel, iaringan yang cedera atau mdti, atau mikroorganisme, terutdma bakteri, yang dimakan(fagositosis) dan cepat dihancurkan oleh enzim lisosom. Eosinofiljuga memiliki rentang usia pendek. Sel initetap berada didalam darah selama hampir10 jam dan kemudian masuk ke dalam jaringan ikat, tempat sel ini berdiam selama 10 hari.Eosinofil juga merupakan sel fagositik dengan afinitas khusus terhadap kompleks antigen-antibodiyang terbentuk di jaringan pada kondisi alergi. Sel ini juga mengeluarkan zaI-zat kimiawi yangmenetralkan histamin dan mediator lain akibat reaksi alergi inflamitorik. Eosinofiljuga bertamba[banyak selama infestasi parasit dan melawan parasit cacing dengan menghancurkannya. Limfosit memiliki rentang usia bervariasi, dari hitungan hari hingga bulan, dan menunjukkanberbagai ukuran. Perbedaan antara limfosit kecil (lymphocytus parvus) dan linrfosit besar(lymphocytus magnus) memiliki makna fungsional. Limiorit desul,.n\"\"r\"tr[[\";i n;;;;;;rr.i\"\"lioleh antigen spesifik. Limfosit penting untuk pertahanan imunologik organisme. Bila dirangsangoleh antigen spesifik, sebagian limfosit (limfosit B) berdiferensiasi menjadiiel plasma lplasmoJytus)di jaringan ikat dan menghasilkan antibodi untuk melawdn atau menghancurkan organi.meinvasif.Monositdapat hidup di dalam darah selama 2 sampai 3 hari dan kemudian masuk ke dalamjaringan ikat, tempat sel ini menetap selama beberapa bulan atau lebih. Monosit darah adalahprekursor sistem fagosit mononuklear. Setelah masuk ke jaringan ikat, monosit berubah meniadifagosit kuat. Di tempat infeksi, monosit berdiferensiasi menjadi makrofag jaringan(macrophagocytus) dan kemudian menghancurkan bakteri, benda asing, dan debris sel.Basofil memiliki rentang usia pendek dan fungsinya mirip dengan sel mast. Granulanyamengandung histamin dan heparin. Pajanan terhadap alergen menyebabkan pembebasan histamindan zat kimiawi lainnya yang memerantarai dan meningkatkan respons peradangan. Reaksi-reaksiini menimbulkan reaksi alergi dbaerarah,t,j\"pneru,\"brpaohann, vaskular yang menyebabian p\"ningtui\"nkebocoran cairan dari pembulu'h hipersensitivitit a\"\" \"\"rnir'f.rit.'\"'GAMBAR 5.9 ffi Scldi#an Apr:* ilai\"nh Manu*ia; lila*ic-:fil. frl*r-.:trr:fif. S*i ffiarafi Merah\" d*n \"il.*n'ih*:sit Fotomikrografpembesaran-kuat sediaan apus darah manusia memperlihatkan eritrosit (3), basofl (f ), neutrofil (5) dan trombosit (+). Sitoplasma basofil (1) terisi oleh granula basofilik (2) padat yang menutupi inti. Sebaliknya, sitoplasma neutrofil (5) tldak terdapat granula dan intinya multilobus (6).
fl%o,)ffi fwffififffif*i ffiffi {sW .ls.\h'$ffiffi&*.,$wp. wmw*%ffiWW;GAMBAR 5.8 Basofil. Pulasan: Wright. lmersi minyak.GAMBAR 5.9 Sediaan apus darah manusia: basofil, neutrofil, sel darah merah, dan trombosit. Pulasan:Wright. 32O x
GAMBAR 5.10 m $ediaan Apus Darah Manu*ia: Mcnosit, $el Darah Merah, dan Trombnrit Fotomikrograf pembesaran-kuat memperlihatkan banyak eritrosit (t), trombosit (2), dan sebuah monosit besar (3) dengan inti khas berbentuk ginjal dan sitoplasma nongranular.GAMBAR 5.11 ffi Perkembangen *erbagai $el Oarah di $umsurn Tulang Merah {Fctongan Snkalsifikasi} Pada potongan sumsum tulang merah, semua jenis sel darah yang sedang berkembang sulit dibedakan. Sel-sel tersusun padat, dan berbagai jenis sel saling bercampur. Selama proses pematangary sel-sel hemopoietik menjadi lebih kecil dan kromatin intinya lebih padat. Saat sel darah melewati rangkaian tahapan perkembangan, sel darah memperlihatkan perubahan morfologi dan dapat diidentifikasi secara mikroskopik. Potongan sumsum tulang ini diwarnai dengan pulasan hematoksilin dan eosin. Pada pembesaran ini, tidak banyak diferensiasi sitoplasma yang terlihat. Pada turunan eritrositik, eritroblas basofilik (erythroblastus basophilus) (7, 2t) muda dikenali oleh inti yang besar namun tidak padat dan sitoplasma yang basofilik. Sel-sel ini menghasilkan eritroblas polikromatofilik (erythroblastus polychromatophilus) (t, zz) yang lebih kecil dengan kromatin lebih padat dan warna sitoplasma lebih bervariasi. Sel turunan eritrositikyang paling mudah dikenal adalah normoblas (2, 23). Sel ini memiliki inti kecil berwarna gelap dan sitoplasma kemerahan atau eosinofilik. Normobl as (Z,ZZ) memperlihatkan aktivitas nnitosis (6) d sumsum tulang. Saat normoblas (2, Zl) matang, sel ini mengeluarkan intinya dan menjadi eritrosit (g). Sel-sel turunan eritrositik tidak memperlihatkan adanya granula di dalam sitoplasmanya. Eritrosit (3) banyak ditemukan di sumsum tulang merah dan dijumpai dalam banyak sinusoid (t,tz),venula (f+), dan arteriol (15). Granulosit muda pada awalnya memperlihatkan banyak granula primer atau azurofilik (granulum azurophilum) di dalam sitoplasmanya. Akibatnya, bentuk imatur neutrofil, eosinofil, dan basofil secara morfologis tidak dapat dibedakan dan hanya dapat dikenali pada tahap mielosit, saat granula spesifik mulai muncul di dalam sitoplasmanya. Pada sel neutrofilik, granula spesifik hanya sedikit terwarnai dan sitoplasma tampak jernih. Pada turunan eosinofilik, granula spesifikberwarna merah tua atau eosinofilik. Granulosit basofilik jarang ditemukan di sumsum tulang karena jumlahnya sedikit. Sitoplasma basofil matang memperlihatkan inti bilobus dan granula biru tua atau basofilik. Mielosit (f S, ff) granulositik memperlihatkan sebuah inti bulat besar dan sitoplasma dengan banyak granula azurofilik. Mielosit (t:, tl) menghasilkan metamielosit (4, ll, 20) yang intinya berbentuk kacang atau tapal kuda. Metamielosit neutrofilik (metamyelocytus neutrophilus) (fZ) memperlihatkan inti yang memiliki cekungan dalam dan sitoplasma dengan granula azurofilik dan gra- nula spesifik yang sedikit terwarnai. Sebaliknya, sel dengan granula eosinofilik atau merah terang di sitoplasma adalah mielosit eosinofilik (myelocytus acidophilus) ( t S). Stroma jaringan ikat retikular di sumsum tulang hampir tertutup oleh sel-sel hemopoietik. Di bagian yang kurang padat, tampak jaringan ikat retikular dengan sel retikular (cellula reticularis) (16) memanjang. Banyak sinusoid (t, tZ) berdinding tipis dan berbagai jenis pembuluh darah ( 14, l5) berisi eritrosit dan leukosit juga terdapat di sumsum tulang. Yang mencolok di sumsum tulang adalah sel adiposa (5) besar, masing-masing memperlihatkan vakuola besar (karena larutnya lemak saat persiapan preparat) dan sitoplasma tipis di perifer yang mengelilingi inti (5). Sel lain yang dapat diidentifikasi di sumsum tulang adalah megakariosit (9, 10) yang sangat besar dengan lobulasi inti yang bervariasi. Salah satu dari megakariosit (f, tO) ini terletak dekat dengan sinusoid darah, sehingga fragmen dari juluran sitoplasma dilepaskan ke dalam sinusoid darah sebagai trombosit. Beberapa sel darah dari sumsum tulang merah diperlihatkan di gambar bawah pada pembesaran yang lebih kuat.
1 Eritrosil .t\ri rtSs,, $\").'sirl{lr ' \":*.\"'-o.X1 :.d.t -i ._ .\:u.\.1$N-t..i\"l( riiliLr.*ri.,,lr$:' ..ilL,,2 Trombosil 3 Monosit i{L'}i'.\Sr . !r\\;tid ' ,, ,, itiil$liLlf **$f iii * . ri :i ',i rl$li\ ':,r,. titl.GAMBAR 5.10 Sediaan apus darah manusia: monosit, sel darah merah, dan trombosit. PulasanWright. 32O x'l Sinusoid ,t\wgY6>-qo JW.#$-dT 10 Megakariosit2 Normoblas F-fSa! iqb*&r,n, 11 Metamielosit3 Eritrosit 12 Sinusoid4 Metamielosit d%i,s\"-,.* ,-&t 13 Mielosit5 lnti dan sitoplasma *,w $ sel adiposa & 14 Venula6 Mitosis normoblas 15 Arteriol7 Eritroblas Oasofiiit< 16 Sel retikularB Eritroblas 17 Metamielosit polikromatofilik neutrofil9 Megakariosil 1B Mielosit eosinofilik Ftdr#l{rsfh.fsfr*i$nt\ru*'l ,w {w} 19 Mielosil 20 Metamielosit 22 Eritroblas 23 Normoblas polikromatofilik 21 Eritroblas basofilikGAMBAR 5.11 Perkembangan berbagai sel darah di sumsum tulang merah (dekalsifikasi)' Pulasan:hematoksilin dan eosin. Gambar atas: pembesaran kuat; gambar bawah: imersi minyak.
GAMBAR 5.12 ffi Sediaan Apus Sumsum Tulang: Perkembangan Berbagai ienis Sel Sediaan apus sumsum tulang menunjukkan beberapa sel darah yang khas dalam berbagai tahap perkembangan. Pada turunan eritrositik, sel prekursor proeritroblas (proerythroblastus) (3) memperlihatkan sitoplasma basofilik tipis dan inti lonjong besar yang menempati sebagian besar sel. Kromatin tersebar secara merata, dan mungkin terdapat dua atau lebih inti. Granula azurofilik tidak terdapat di sitoplasma semua sel turunan eritrositik. Proeritroblas (3) membelah untuk membentuk eritroblas basofilik (4, t0) yang lebih kecil. Eritroblas basofilik (4, te ) ditandai oleh suatu cincin sitoplasma basofilik dan ukuran sel dan inti yang kecil. Kromatin inti kasar dan memperlihatkan pola \"papan catur\" khas. Nukleolus tidak jelas atau tidak ada. Eritroblas basofilik (S, t0) menghasilkan eritroblas polikromatofilik (f 2), yang ukurannya serupa dengan eritroblas basofilik (S, te). Sitoplasma eritroblas polikromatofilik (12) menjadi agak basofilik dan lebih asidofilik akibat meningkatnya jumlah hemoglobin. Inti eritroblas polikromatofilik (tZ) lebih kecil dan memperlihatkan pola \"papan catur\" yang lebih kasar. Saat sel polikromatofilik (12) memiliki sitoplasma yang lebih asidofilik (merah muda) akibat penimbunan hemoglobin, ukuran sel berkurang dan sel menjadi eritroblas ortokromatofilik (normoblas) (t). Set ini mampu melakukan mitosis (z).Vadaawalnya, inti eritroblas ortokromatofilik (1) memperlihatkan pola kromatin \"papan catur'l Selanjutnya ukuran inti berkurang, menjadi piknotik, dan dikeluarkan dari sitoplasma sehingga terbentuklah sel bentuk-bikonkaf dengan sitoplasma merah muda-kebiruan yang disebut retikulosit (reticulocytus) atau eritrosit muda. Dengan pulasan supravital khusus, retikulum halus terlihat di dalam sitoplasma retikulosit akibat masih adanya sisa poliribosom (llhat Gambar 5.13). Setelah poliribosom tidak terdapat di dalam sitoplasma, sel menjadi eritrosit (9) matang. Eritrosit (9) adalah sel kecil dengan sitoplasma merah muda atau asidofilik homogen. Berbagai jenis mielosit dan metamielosit turunan sel granulositik juga terlihat di dalam sediaan apus sumsum tulang. Mielosit memperlihatkan inti eksentrik dengan kromatin padat dan sitoplasma agak basofilik dengan sedikit granula azurofilik. Berbagai jenis mielosit memperlihatkan jumlah granula yang bervariasi. Mielosit yang lebih matang, misalnya mielosit neutrofitik (myelocytus neutrophilus) ( r+), mielosit eosinofilik (fS), dan mielosit basofilik (myelocytus basophilus) (tf) yang jarang ditemukan, memperlihatkan banyak granula spesifik di dalam sitoplasmanya yang agak asidofilik. Mie- losit adalah sel terakhir turunan granulositik yang dapat bermitosis, yang selanjutnya mengalami pematangan menj adi metamielosit. Bentuk inti turunan neutrofilik berubah dari lonjong menjadi inti dengan cekungan, seperti yang terlihat pada metamielosit neutrofilik (+). Sebelum proses pematangan selesai dan segmentasi inti menjadi lobus-lobus, neutrofil melewati tahapan granulocytus neutrophilus non segmentonuclearis (band cell) (to), yaitu inti memiliki bentuk pita atau batang melengkung yang seragam. Neutrofil matang ( f 3) dengan inti tersegmentasi juga terdapat di sediaan apus sumsum tulang, dan juga eosinofil matang (7) dengan granula merah muda spesifikmengisi sitoplasmanya. Tampak sebagian sel raksasa megakariosit (17). Sel ini berdiameter sekitar 80 sampai 100 pm dan memiliki sitoplasma besar agak asidofilik yang terisi oleh granula halus azurofilik. Fragmen-fragmen sitoplasma yang berasal dari megakariosit terlepas sebagai trombosit (18).
1 Eritroblas ortokro- ,iil:lall W w *1\"$ matofilik (normoblas) tiiirr:irtr \"\" {2 Mitosis eritroblas ortokroma- 10 Neutrofil (batang sel) tofilik (normoblas) tsTs 1 'l'l Mielosit basofilik3 Proeritroblas wtr$ ffi* ',, r{s q$$' x* 12 Eritroblas4 Metamielosit neutrofilik w polikromatofilik5 Metamielosit eosinofilik w*s ,n\,i:$ '13 Neutrofil matang6 Trombosil7 Eosinofil matang ,!uq;*Y ${ri$W {ts- s 1 4 Mielosit neutrofilik8 Eritroblas basofilik , 15 Mielosit eosinofilik \t$ nr.ll9 Eritrosit matang **u T'$.-\.\ $li:.l.ii.ilit ::tr 'l,'.-ew {\"$ _i &P*pw 1 6 Eritroblas basofilik Sl$ {[$l$is r.'{:.]r,}ir&r ffimuts $ 17 Megakariosit 18 Trombosit berasal !\s dari megakariositGAMBAR 5.12 Sediaan apus sumsum tulang: perkembangan berbagai jenis sel darah. Pulasan:Giemsa. Pembesaran kuat.
GAMBAR 5.13 ffi $ediaan Apus $umsum Tulang: Prekursor Berbagai Sel Darah Gambar ini memperlihatkan sel prekursor berbagai sel darah yang berkembang dan matang di sumsum tulang merah pada pembesaran yang lebih kuat. Sel induk menghasilkan berbagai turunan sel hemopoietik, yang menghasilkan eritrosit, granulosit, limfosit, dan megakariosit. Karena kemampuannya berdiferensiasi menjadi semua sel dara[ sel ini disebut sel induk hemopoietik pluripoten. Meskipun sel ini tidak dapat dibedakan secara mikroskopis, sel ini menyerupailimfositbesar. Pada orang dewasa, jumlah terbesar sel indukpluripoten (cellulaprecursoria pluripotens) terdapat di sumsum tulang merah. Pembentukan Eritrosit Pada turunan sel eritrositik, sel induk pluripoten berdiferensiasi menjadi proeritroblas (l), sel besar dengan kromatin iarangt satu atau dua nukleolus, dan sitoplasma basofilik. Proeritroblas (l) membelah untuk menghasilkan sel yang lebih kecil yaitu eritroblas basofilik (2) dengan cincin sitoplasma basofilik dan inti yang lebih padat tanpa nukleolus yang jelas. Pada tahap selanjutnya, sel yang lebih kecil disebut eritroblas polikromatofilik (3) terbentuk. Sel ini memperlihatkan berkurangnya ribosom basofilik dan peningkatan kadar hemoglobin asidofilik di dalam sitoplasmanya. Akibatnya, sel ini memiliki beragam warna di dalam sitoplasmanya. Seiring dengan berlanjutnya diferensiasi, ukuran sel semakin mengecil, pemadatan material inti, dan sitoplasma eosinofilik yang lebih seragam. Pada tahap ini, sel disebut eritroblas ortokromatofilik (normoblas) (+). Setelah mengeluarkan intinya, eritroblas ortokromato- filik (4) berubah menjadi retikulosit (5) karena sejumlah kecil ribosom yang dapat diwarnai di dalam sitoplasmanya. Setelah kehilangan ribosom, retikulosit berubah menjadi eritrosit (6) matang. Pembentukan Granulosit Mieloblas (myeloblastus) (7) adalah prekursor yang pertama kali mudah dikenali pada turunan sel granulositik. Mieloblas (7) adalah sel kecil dengan inti besar, kromatin tersebar, tiga atau lebih nukleolus, dan cincin sitoplasmabasofilikyangtidakmemiliki granula spesifik. Seiring denganprosesperkembangan, sel membesar, mengandung granula azurofilik, dan menjadi promielosit (promyelocytus) (S, f). Kromatin di dalam intiyanglonjongtampaktersebar, danbanyaknukleolus terlihat jelas. padapromielosit yang lebih tua, sel menjadi lebih kecil, nukleolus menjadi tidak jelas, jumlah granula azurofi.likmeningkat, dan granula spesifik dengan sifat pewarnaan berbeda mulai tampak di daerah perinukleus. promielosii (g, 9) membelah menjadi mielosit (t0, t3, 14) yanglebih kecil. Sitoplasma-mielosit (10, 13, 14) agak basofilik dan mengandungbanyakgranula azurofilik. Mielosit berdiferensiasi menjadi tiga jenis gr\".rrrlorit, yang hanya dapat dikenali dari peningkatan akumulasi dan pewarnaan granula spesifik di dalam sitoplasmanya, sepertiyang terlihat pada mielosit eosinofilik ( l3) dengan granula merah atau eosinofilik dan mielosit basofilik (t+) yang jarang ditemukan dengan granula biru atau basofillk. Mielosit berkembang menjadi metamielosit. Sitoplasma metamielosit neutrofilik ( t t ) mengandung granula azurofilik terpulas-gelap, granula spesifik terpulas lebih terang, dan inti yang cekung bentuk-ginjal. Metamielosit eosinofilik (metamyelocytus acidophilus) (r5)'adalah sel yang lebih besar, dan granula sitoplasma spesifiknya berwarna eosinofilik. Megakarioblas (megakaryoblastus) (12) adalah sel besar dengan sitoplasma homogen basofilik yang tidak mengandung granula spesifik. Inti yang sangat besar berbentuk lonjonq atau ginjal, mengandung banyak nukleolus, dan memperlihatkan pola kromatin yang jarang. Trombosit tidak terbentuk pada tahap ini. Selama diferensiasi, megakarioblas (tZ) menjadi sangat besar. Intinya berlipatJipat, dengan lobus- lobus tidak teratur yang dihubungkan oleh bagian yang menyempit. Kromatin tampak padat dan kasar, dan nukleolus tidak terlihat. Pada megakariosit (17) matang, membran plasma melakukan invaginasi sitoplasma dan membentuk membran demarkasi. Hal ini membatasi daerah sitoplasma megakariosit yang kemudian terlepas ke dalam darah berupa fragmen kecil sel dalam bentuk trombosit (f 6).
't&wl 4 Eritroblas ortokromatofilik (normoblas) ''&.i\#[&SW*x'raf\s,\"* ww{w !.litiiY =*e*.\",.-.d1 Proeritroblas 2 Eritroblas 3 Eritroblas 5 Retikulosit 6 Eritrosit matang w&.ibasofilik polikromatofilik w r 'ii:;: w 9 Promielosit 7 Mieloblas 10 Mielosil 8 Promielosit neutrofilik neutrofilik ,ffi .*:.'.:n- ,r\"l\"i:..-:Wif'f.:iri' '*C'*ii'' .-,;;pg':i$ 13 Mielosit 15 Metamielosit eosinofilik eosinofilik ;\"3lhr $s*'.Jq:$,*\"12 Megakarioblas 14 Mielosit 17 Megakariosit basofilik 16 TrombositGambar 5.13 Sediaan apus sumsum tulang: prekursor berbagai sel darah. Pulasan: Giemsa.Pembesaran kuat atau imersi minyak.
BAB 5 RingkasanDaraho Terdiri dari unsur bentukan, eritrosit, leukosit, dan trombosit yang beredar di dalam plasmaHemopoiesiso Sel darah secara terus menerus diganti di sumsum merah karena terbatasnya rentang usiao Sel induk pluripoten membentuk sel induk mieloid dan limfoid pluripotenr Sel induk mieloid menghasilkan eritrosit, eosinofil, neutrofil, basofil, monosit, dan megakariosito Sel induk limfoid menghasilkan limfosit B dan limfosit To Limfosit B dan T ditemukan di jaringan limfoid perifer, limfonodus, dan limpaTempat Hemopoiesisr Pada embrio, hemopoiesis berlangsung di kantung kuning teluE hati, limpa, dan limfonoduso Pada orang dewasa, hemopoiesis terbatas di sumsum tulang merah (tengkorak, sternum, iga, vertebra, panggul)Unsur Eentukan: lenis Sel Darah UtamaEritrosito Sel paling banyak di dalam darahr Eritrosit adalah sel tidak berinti yang tetap berada di dalam darahr Mengandung hemoglobin dengan molekulbesi di dalam sitoplasmao Mengangkut oksigen sebagai oksihemoglobin dan karbon dioksida sebagai karbaminohemoglobino Bentuk bikonkaf meningkatkan luas permukaan untuk mengangkut gas pernapasano Rentang usia sekitar 120 hari, yang selanjutnya difagositosis di limpa, hati, dan sumsum tulangTrombosito Adalah fragmen megakariosit sumsum tulang dan tidak termasuk sel darahoo Berfungsi di pembuluh darah untuk memulai pembekuan darah jika terjadi kerusakan dinding pembuluh darah Pada pembuluh darah yang cedera membentuk sumbat; meningkatkan ukuran sumbat melalui glikoprotein adhesif dan fibrino Fibrin menangkap trombosit dan sel darah, dan membentuk bekuan daraho Menyebabkan retraksi dan pembersihan bekuan melalui proses enzimatikLeukosito Granulosit yang mengandung granula sitoplasma; mencakup neutrofil, eosinofil, dan basofil' Agranulosit adalah sel yang tidak memiliki granula sitoplasma; mencakup monosit dan limfositGranulositNeutrofilr Sitoplasma tampak jernih di bawah mikroskopo Inti mengandung beberapa lobus yang dihubungkan oleh benang kromatin halusr Memiliki rentang usia pendek di dalam darah atau jaringan ikat, dari beberapa jam hingga hario Fagosit yang sangat aktif tertarik ke benda asing oleh faktor kemotaktiko Menghancurkan material yang ditelan (difagosit) dengan enzim lisosomo Membentuk sekitar 60 sampai 70% leukosit darah120
Eosinofilo Sitoplasma terisi oleh granula besar merah muda atau eosinofiliko Inti biasanya berlobus duao Memiliki rentang usia pendek, di dalam darah atau jaringan ikato Merupakan sel fagositik dengan afinitas terhadap kompleks antigen-antibodio Mengeluarkan zat kimiawi yang menetralkan histamin dan mediator lain reaksi peradangano Meningkat selama infestasi parasit untuk menghancurkan parasit cacingo Membentuk sekitar 2 sampai 4% leukosit darahBasofilo Sitoplasma mengandung granula biru tua atau coklato Memiliki rentang usia pendeko Inti berwarna basofilik pucat, tetapi biasanya terhalang oleh adanya granula sitoplasma yang padato Granula mengandung histamin dan heparino Pajanan terhadap alergen menyebabkan pengeluaran histamin yang menyebabkan respons peradangan hebat pada reaksi alergi berato Membentuk kurang dari lo/o leukosit darahAgranulositLimfosito Tidak memiliki granula di dalam sitoplasma dan ukurannya bervariasi dari kecil hingga besaro Inti terpulas-gelap dikelilingi oleh cincin sitoplasma yang sempito Rentang usia dari beberapa hari hingga beberapa bulano Penting untuk pertahanan imunologik terhadap organismeo Jika terpajan antigen spesifik, Iimfosit B membentuk sel plasma di jaringan ikato Sel plasma mengeluarkan antibodi untuk melawan atau menghancurkan organisme yang masuko Membentuk sekitar 20 sampai 30% leukosit darahMonosita Leukosit agranular terbesar terutama ditandai oleh inti bentuk-tapal kudaa Hidup dalam jaringan ikat selama berbulan-bulan tempat sel ini menjadi fagosit kuata Merupakan bagian sistem fagosit mononukleara Membentuk sekitar 3 sampai 8% leukosit darah
Textus muscularis Epimysiumstriatus skeletalis Perimysium Vas Endomysium saEpimysium Musculus Myofibra Fasciculus Discus intercalaris muscularis Textus muscularis striatus cardiacus sangurneum Endomrrsium Sarcoplasma MyofibrillaTextus muscularis levis MyofibraGAMBARAN UMUM 6 Representasi diagram gambaran mikroskopik tiga jenis otot: rangka, jantung,dan polos.'122
Search
Read the Text Version
- 1 - 18
Pages: