280 Ada dua jenis pengaitan dengan kapasitor. Yang pertama adalahsistem pengaitan dengan kapasitor jenis penala (tuning type), dimanarangkaian penala (termasuk kapasitor pengait) dikaitkan secara seri dengansaluran transmisi. Macam yang kedua adalah sistem pengaitan dengankapasitor jenis penyaring (filter), dimana pengaitan peralatan PLC dengansaluran dilakukan melalui penyaring pengait dan kapasitor pengait Sistemkedua ini sekarang banyak dipakai, lihat gambar 5-87. Kapasitor pengait memisahkan saluran transmisi dari peralatan PLCdan bersama penyaring pengait merupakan jaringan empat-kutub yangmeneruskan frekuensi tinggi. Yang dipakai biasanya adalah kapasitor kertasterisi minyak seperti terlihat pada Gambar -88, dengan kapasitansielektrostatis 0,001 - 0,002 µF. Sebagai penyaring dipakai \"band-pass filter\". Rangkaiannya darijenis trafo seperti terlihat pada Gambar 5-87(b). Ruginya dalam daerahfrekuensi yang diteruskan (passing band) 1 - 1,5 dB ke bawah. Jebakan saluran terdiri dari kumparan utama yang meneruskanfrekuensi niaga, alat penala yang memberikan impeclansi frekuensi tinggiyang dikehendaki serta arester yang melindungi peralatan. Contoh rangkaiannya dapat dilihat pada Gambar 5-87 dan Gambar 5-88. Induktansi kumparan utamanya kira-kira 0, 1 -1 mH, sedang impedansi frekuensi tingginya mempunyai tahanan effektif kira-kira 400 – 600 Ω . 5-7-3-2 Rangkaian Transmisi Ada 4 sistem rangkaian transmisi PLC, yaitu seperti tertera pada Gambar 5-86. Untuk ke-empat sistem ini karakteristik transmisinya berbeda. Impedansi frekuensi tinggi dari saluran transmisi berubah menurut komposisi rangkaian dan konstruksi salurannya. Namun harga-harga berikut ini dapat dipakai sebagai patokan:Gambar 5-85. Peralatan Pengait Untuk pengaitan(Coupling Equipment) dalam Gardu. fasa-tanah Z = 400 ΩA: Jebakan Saluran (Line Trap) B: antar-fasa Z = 600 ΩKapasitor Pengait (CouplingCapacitor) C: Penyaring Pengait Attenuasi frekuensi tinggi dari(Coupling Filter) saluran transmisi L. dinyatakan oleh rumus beri kut :
Jaringan Distribusi Tegangan Menengah 281 LO = α lL + 2Lc + La (dB)dimana: αo = konstanta attenuasi untuk pengaitan antar-fasa (dB/km); berubah menurut konstruksi saluran transmisi; contoh untuk saluran yang umum tertera pada Gambar 6-90. IL = panjang saluran transmisi (km) LC = atenuasi peralatan pengait per gardu (dB); biasanya diambil 2,5 dB (t4rmasuk rugi dijebakan saluran)(b) Pengaitan Dua-Fasa-Ke-Tanah (d) Pengaitan Antar-RangkaianGambar 5-86. Sistem Rangkaian Transmisi dengan Pembawa (PLC) Keterangan: LT ... Jebakan Saluran (Line Trap) CC ... Kapasitor Pengait Coupling Capacitor) TR ... Peralatan Pembawa (PLC) La = rugi tambahan dalam hal pengaitan fasa-tanah biasanya diambil 5 dB.5-7-3-2 Peralatan PLC Peralatan PLC yang dipakai biasanya adalah jenis satu-saluran dan jenis tiga saluran (3-channel). Contoh spesifikasinya dapat dilihat pada Tabel 5-5.
282 Tabel 5-5 ada di lampiran (khusus tabel landscape) di halaman 281
Jaringan Distribusi Tegangan Menengah 283Tabel 5-6 lihat lampirankhusus tabel landscape di halaman 282
2845-7-4 Komunikasi Radio Telekomunikasi dengan pesawat radio banyak juga dipakai dalam industri tenaga listrik seperti terlihat pada Tabel 6-5. Penggunaannya kelihatannya tetap akan memegang peranan penting, terutama karena keunggulannya dalam keadaan bencana alam (angin topan, banjir) dibandingkan dengan komunikasi melalui kawat. Specifikasinya berubah dengan frekuensi kerja yang digunakan, yaitu frekuensi tinggi sekali (VHF) ke atas. Contoh spesifikasi peralatan komunikasi radio tertera pada Tabel 5-6. Gambar 5-87. Contoh Peralatan Radio
Jaringan Distribusi Tegangan Menengah 2855-7-4-1 Komunikasi VBF Frekuensi yang paling sering dipakai adalah antara 40 - 70 MHz dan150 - 160 Hz. Pancaran gelombang radio VHF (30 - 300 MHZ) merupakanpancaran dengan gelombang langsung (direct wave), gelombang pantulan(reflected wave) dalarn jarak yang masih dapat dilihat (within line-of-sightdistance), dan gclombang lenturan (diffracted wave) di luar jarak yang dapatdilihat (beyond line-of-sight distance). Karena jarang ada pancaran ionosfiruntuk gelombang pendek, maka komunikasi ini tidak dapat dipakai untukjarak jauh. Namun, sering kekuatan medan gelombang lenturan besarsekali, misalnya bila jalan pancaran itu dipotong oleh gunung yang terjal.Dalarn hal demikian, komunikasinya dimungkinkan untuk jarak jauh, yaitukira-kira 100 km di luar jarak yang dapat di lihat. Komunikasi radio VHF dari stasion ke stasion digunakan untukkepentingan lokal dengan 1- 6 saluran (CH). Contoh pemancar, penerimadan antena radio terlihat pada Gambar 6-90 dan Gambar 6-91. Telekomunikasi radio mobil VHF sangat penting artinya bagiperusahaan listrik terutama dalam pemeliharaan saluran distribusi. Untukpekerjaan tadi ada tiga jenis stasion. Yang pertama adalah stasion jinjingan(portable station) yang dapat dibawa oleh seorang pekerja, yang kedua yangdipasang dalam kendaraan (mobile station) dan yang ketiga adalah stasionpangkalan (base) yang dipakai di kantor (gardu) seksi pemeliharaan gunakomunikasi dengan stasion jinjingan dan stasion mobil tadi. Sistemkomunikasinya biasanya simplek (simplex, atau press-to-talk), dimanapembicaraan dilakukan bergantian. Kadang-kadang stasion pangkalan dipasang di tempat yang palingtinggi (tidak di kantor seksi) untuk memungkinkan komunikasi dengan jarakpancaran yang lebih jauh. Station pangkalan di tempat yang tertinggi inibiasanya tidak berawak. Contoh komunikasi radio untuk pemeliharaantertera pada Gambar 5-92.5-7-4-2 Komunikasi Gelombang Mikro Jangkau frekuensi untuk komunikasi dengan gelombang mikro(microwave) adalah 300 - 3000 MHz (dinamakan ultra-high frequency,disingkat UHF) dan 3000 30000 MHz (dinamakan super-high frequency,disingkat SHF).\" Frekuensi UHF ke atas dinamakan gelombang mikro,meskipun ada juga yang menggunakan batas 1000 MHz. Frekuensi yangbiasanya digunakan oleh perusahaan listrik'adalah frekuensi sekitar (band)400 MHz, 2000 MHz dan 7000 MHz.Spesifikasi peralatan yang digunakan untuk komunikasi radio pada frekuensisekitar 400 MHz terlihat pada Tabel 6-6. Pancaran gelombangnya terbataspada jarak yang dapat dilihat, yaitu untuk komunikasi antara stasion denganrangkaian komunikasi multiplek di bawah 24 saluran (CH). Akhir-akhir ini,sistem ini banyak dipakai guna komunikasi radio mobil untuk pemeliharaansaluran tenaga di sekitar kota (suburb). Cara kerjanya sama dengankomunikasi VHF.
286Kantor Dinas Pemeliharaan Saluran Transmisi Gambar 5-88. Contoh Sistem Komunikasi Radio Mobil untuk Pemeliharaan Sa]uran. Telekomunikasi dengan gelombang mikro digunakan untuksaluran-saluran komunikasi yang terpenting yang memerlukan saluranbicara banyak. Dalam hal demikian, biaya pernbangilhan untuk setiapsaluran bicara paling murah dibandingkandengan metoda komunikasi yanglain. Keuntungan yang lain adalah bahwa berisiknya sedikit, mutu suaranyabaik dan keandalannya tinggi. Dibandingkan dengan komunikasi PLC, komunikasi gelombang mikrolebih murah, karena harga kapasitor pengait dan jebakan saluran padakomunikasi PLC mahal. Kecuali itu, untuk PLC dibutuhkan peralatan yangpenguatannya besar karena besarnya tegangan berisik korona terutamapada tegangan tinggi sekali. Oleh karena itu, bila saluran bicaranya enarnatau lebih, komunikasi gelombang mikro lebih ekonomis dan lebih stabil. Gelombang mikro dipancarkan menurut garis lurus (seperti cahaya).Oleh karena itu pancaran gelombang mikro terbatas pada pancarangelombang langsung dalam batas jarak yang dapat dilihat (kecuali pancarangelombang terpencar di troposfir). Ini berarti, bahwa rugi pancaran(propagation loss) antara titik pancaran dan titik penerima berubah-ubahtergantung dari refraksi di udara (yang merupakan fungsi dari suhu di tanah,tekanan udara, kelembaban, kedudukan geografis) serta pengaruhgelombang pantulan (reflected). Fluktuasi ini dinamakan gejala menghilang(fading). Makin jauh jarak pancaran gelombang radio dan makin tinggifrekuensinya, makin besar gejala menghilangnya.
Jaringan Distribusi Tegangan Menengah 287 Di angkasa bebas (free space) dimana pengaruh apapun terhadappancaran gelombang tidak ada, nilai rata-rata dari rugi pancaran radioantara dua titik dinyatakan oleh rumus : Γ = 10 log 10 (4πd/λ)2 (dB)dimana Γ = rugi pancaran angkasa bebas (dB) λ = panjang gelombang (m) d = jarak antara titik pancaran dan titik penerima (m)Dalam pernbangunan rangkaian gelombang mikro, stasion radionya harusdiletakkan di tempat dimana gejala menghilang tidak akan banyak terjadi.Rangkaian itu juga harus direncanakan dengan memperhitungkan terjadinyarugi-pancaran karena gejala menghilang tadi. Sebagai antena gelombang mikro digunakan lensa elektro-magnetik,antena reflektor tanduk atau antena parabolis. Karena pertimbanganekonomis antena yang terakhir banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaanlistrik. Setiap antena ini dapat disesuaikan (matched) dengan kearahan(directivity) yang teliti dan perolehan daya (power gain) yang tinggi. Ciritelekomunikasi gelombang mikro dimungkinkan oleh mutu antena ini.Seperti terlihat pada Gambar 6-91 antena parabolis (parabolic antenna)terdiri dari reflektor parabolis dan radiator primer yang meradiasikangelombang-gelombang ke reflektor. Gelombang-gelombang radio yangdirefleksikan kemudian dipancarkan ke depan dengan arah yang tepat.Perolehan di depan antena dinyatakan oleh persarnaan: G = 10 log10 {(πD/λ)2gp (dB)dimana G = perolehan (gain) mutlak (dB) D = garis tengah permukaan (celah) antena (m); biasanya 2-3 m λ = panjang gelombang (m) gp = koeffisien perolehan (biasanya 0,5 - 0,65)Sebagai saluran penghubung (feeder line) biasanya dipakai kabel koaksialuntuk frekuensi sekitar 2000 MHz, sedang penuntun-gelombang (waveguide) persegi, eliptis atau bulat dipakai untuk frekuensi sekitar 7000 MHz.Seperti terlihat pada Gambar 5-93 untuk memungkinkan pemantulangelombang menurut arah tertentu digunakan reflektor logam datar yangdinamakan reflektor pasip. Reflektor ini biasanya berukuran 3 m x 4 m, 4 mx 6 m atau 6 m x 8 m. Contoh pemasangan terlihat pada Gambar 5-94. Peralatan telekomunikasi gelombang mikro terdiri dari pesawatpemancar dan penerima radio, pesawat pengulang (repeater) dan alatfrekuensi-pembawa. Dewasa ini semua peralatan ini sudah ditransistorkan.Contoh pesawat pengulang keadaan padat (solid state) terlihat padaGambar 5-90. Pesawat pengulang biasanya menggunakan sistem reledetektip (detective relay system) yang menerima gelornbang mikro,mendemodulasikannya, mengambil bagian videonya, lalu memancarkannyakembali sesudah memodulasikannya lagi. Ada juga sistem heterodin, yangmenguatkan gelombang mikro yang diterima sesudah mengubah
288frekuensinya menjadi VHF, lalu memancarkannya kembali sesudahmerubah frekuensinya menjadi gelombang mikro. Sistem terakhir ini jarangdipakai oleh perusahaan-perusahaan listrik.Gambar 5-89. Lintasan Gelombang Mikro yang dipantulkan oleh reflektor Pasif. Gambar 5-90. Reflektor Pasif (A) dan Antena Parabola (B) Gelombang Mikro (Panah menunjukkan Lintasan Gelombang5-8 Baterai dan Pengisinya5-8-1 Baterai Ada dua macam sumber tenaga untuk kontrol di dalam G.I, ialahsumber arus searah dan sumber arus bolak-balik. Sumber tenaga untukkontrol selalu harus mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi.Karena persyaratan inilah dipakai baterai sebagai sumber arus searah. Ada dua macarn baterai (battery): timah hitam dan alkali. Sekarangbaterai timah hitamlah yang banyak dipakai. Baterai alkali mempunyaikeuntungan-keuntungan, misalnya, karena membutuhkanruang yang lebih kecil, perubahan kapasitas akibat arus pelepasan, lebihkecil, arus sesaat dapat tinggi dan pemeliharaannya mudah. Tetapi bateraimacam ini jarang dipakai karena harganya mahal dan umurnya sukardiperkirakan. Di Jepang standar\" tegangan searah di terminal baterai adalah110 V, dan di alat yang dikontrol 100 V. Jumlah baterai ditentukan denganmenganggap tegangan setiap selnya 2,15 V untuk baterai timah hitam dan1,35 - 1,45 V untuk baterai alkali. Untuk baterai timah hitarn pada umumnyadipakai 52 sampai 55 sel. Kapasitas baterai ditentukan dengan memperhitungkan semuafaktor yang menyangkut penurunannya selama dipakai, perubahannya olehperubahan suhu dan jatuh tegangan, keperluan kapasitas yang diperlukandengan memperkirakan beban terus menerus dan beban terputus-putus(continuous and intermittent load) yang harus dilayani selama terputusnya
Jaringan Distribusi Tegangan Menengah 289pelayanan normal, serta lamanya pemutusan pelayanan (biasanya 1 - 3jam). Kapasitas yang diperlukan dalam keadaan terapung (floating)dihitung dengan cara berikut. Keadaan terapung adalah bila pada terminalbaterai diterapkan tegangan pengisi yang konstan terus-menerus. Kapasitas C1 (Ampere-jam) untuk arus pelepasan maksimumsesaat i1(A), dan kapasitas C2 (Ampere-jam) untuk arus beban terusmenerus i2 (A) pada saat pemutusan pelayanan untuk t2 (detik) dan arusbeban terputus-putus i3 (A) pada saat pemutusan pelayanan untuk t3 (detik)dihitung. Kemudian dipilih harga yang terbesar (periksa Gambar 6-95.(a)).Kapasitas C1 adalah: C1 = 2/3 (i1 + i2) (Ampere-jam)Kapasitas C2 dihitung dengan memisalkan bahwa kapasitas yang diperlukanadalah Cα (Ampere-jam) dan kapasitas sisa (residual) setelah pelepasantahap pertama dan tahap kedua berturut-turut adalah Cα’, dan Cα”Cα’ = Cα – (t2 – t3)i2/k2Cα” = Cα’ - (i2 – i3)i3/k3di mana k2 dan k3 adalah koefisien kapasitas untuk Cα/ i2, Cα’/(i2 – i3) yangdapat diperoleh dari Gambar 5-95 (b). Maka prosentase sisa adalah Cα” x 100 = α (%) CαDengan cara yang sama dapat diperoleh dan β (%) dan γ % denganmemisalkan Cβ (Ampere-jam) dan Cγ (Ampere-jam). Dengan menggambarsetiap prosentase kapasitas sisanya dapat ditarik garis lengkung sepertiGambar 6-95(c). Titik di mana prosentase sisanya 0 itulah C2, Bila pengisian dan pelepasannya secara periodik maka C1 dan 3C2dibandingkan; yang lebih besar itulah yang dipilih sebagai kapasitas yangdiperlukan. Kapasitas dasar (rated capacity) ditentukan dari harga kapasitas yangdiperoleh di atas dengan memperhatikan penurunan kapasitasselama dipakai (biasanya 80%), perubahan kapasitas akibat perubahansuhu Ct = C25/{1 + 0,008(t - 25)}di mana C25 = kapasitas (Ampere-jam) pada suhu standard Ct = kapasitas (Ampere-jam) pada suhu tOC T = suhu rata-rata (OC dari elektrolit pada 2 jam terakhir pelepasan.
290 Gambar 5-91. Penghitungan Kapasitas Baterai Gambar 5-92. Lengkung Pelepasan Baterai
Jaringan Distribusi Tegangan Menengah 291serta jatuh tegangan pada arus pelepasan maksimum sesaat (periksaGambar 5-92).5-8-2 Pengisi Sebagai pengisi (charger) dapat digunakan penyearah air raksa,penyearah silikon, dan sebagainya; namun karena pertimbangan effisiensi,pemeliharaan dan karakteristiknya, yang banyak dipakai sekarang adalahpenyearah selenium. Sistem pengisiannya ada 2 macam, sistem pengisianterapung (floating) dan sistem pengisian periodik. Sistem yang pertamaadalah yang banyak dipakai karena umur baterai lebih lama, kapasitasnyadapat dipergunakan sepenuhnya serta perubahan tegangannya kecil. Arusoutput dari pengisi biasanya dibuat sekitar 1,25 kali arus dasar 10 jam daribaterainya. Namun dalam hal arus beban terus-menerus lebih besar dariarus dasar 10 jam dari baterai itu, arus output pengisi adalah arus bebanterus-menerus ditambah dengan ½ arus dasar 10 jam dari baterai.
Daftar Pustaka A1 DAFTAR PUSTAKA 1. Artono Arismunandar, DR. M.A.Sc DR. Susumu Kuwahara. 1975. Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik Jilid I. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. 2. Artono Arismunandar, DR. M.A.Sc, DR. Susumu Kuwahara. 1975. Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik Jilid II. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. 3. APEI Pusat. 2004. Materi kursus/Pembekalan Uji Keahlian bidang Teknik tenaga Listrik, Kualifikasi : AHLI MUDA. Jakarta: APEI. 4. APEI Pusat. 2006. Materi kursus/Pembekalan Uji Keahlian bidang Teknik tenaga Listrik, Kualifikasi : AHLI MADYA. Jakarta: APEI. 5. Bambang Djaja. 1984. Distribution & Power Transformator. Surabaya : B & D. 6. Bonggas L. Tobing. 2003. Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 7. Bonggas L. Tobing. 2003. Peralatan Tegangan Tinggi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 8. Daryanto Drs. 2000. Teknik Pengerjaan Listrik. Jakarta: Bumi Aksara. 9. Depdiknas. 2004. Kurikulum SMK 2004 Bidang Keahlian Teknik Distribusi Tenaga Listrik. Dirjen Dikdasmen, Direktorat Dikmenjur. 10. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. 2004. Sosialisasi Standar Latih Kompetensi (SLK) Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Bidang Distribusi Tenaga Listrik. Jakarta: Pusat Diklat Energi dan Ketenagalistrikan. 11. Imam Sugandi Ir, dkk. 2001. Panduan Instalasi Listrik untuk Rumah berdasarkan PUIL 2000. Jakarta: Yarsa Printing.12. Naryanto, Ir. & Heru Subagyo, Drs. 1997. Manajemen Gangguan sebagai Upaya Meningkatkan Keandalan Sistem. Surabaya : AKLI DPD JATIM dan DPC SURABAYA.13. PLN PT. 2003. Workshop Nasional Distribusi. Jakarta: PLN Jasa Diklat14. PLN UDIKLAT Pandaan. Pemeliharaan Gardu tiang (GTT).15. PLN Distribusi Jatim. 1997. Pelatihan Koordinator Pelaksana Pekerjaan Konstruksi Jaring Distribusi. AKLI DPD JATIM dan PLN Distribusi Jatim.
Daftar Pustaka A216. PLN Distribusi Jatim. 1997. Konstruksi Jaringan Perusahaan Listrik Negara Distribusi Jawa Timur.17. PLN Distribusi Jatim. 1997. Pelatihan Tenaga Ahli Kontraktor Listrik. AKLI DPD JATIM dan PLN Distribusi Jatim.18. Soedjana Sapiie. DR, Osamu Nishino DR. 1982. Pengukuran dan Alat- alat Ukur Listrik. Jakarta: Pradnya Paramita.19. Standar Nasional Indonesia. 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000. Jakarta: Yayasan PUIL.20. Standar Listrik Indonesia. 1988. Gangguan pada Sistem Suplai yang diakibatkan oleh Peranti Listrik dan Perlengkapannya. Jakarta: Departemen Pertambangan dan Energi.21. Standar Listrik Indonesia. 1988. Spesifikasi Desain untuk Jaringan Tegangan Menengah dan Jaringan Tegangan Rendah. Jakarta: Departemen Pertambangan dan Energi.22. Standar Listrik Indonesia. 1988. Metode Pengujian yangdirekomendasikan untuk Instrumen Ukur Listrik Analog PenunjukLangsung dan kelengkapannya. Jakarta: DepartemenPertambangan dan Energi.23. Stam H. N. C. 1993. Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja. Penebar Swadaya: Jakarta.24. Trevor Linsley. 2004. Instalasi Listrik Tingkat Lanjut. Jakarta : Erlangga.25. Yamanaka. Electric Wire & Cable. Sinar Merbabu: Surabaya
Daftar Istilah B1 DAFTAR ISTILAHadmitansi admittanceandongan (lendutan) sagarus bolak-balik alternating currentarus pemuat charging currentarus searah direct currentarus yang diperbolehkan allowable currentarus currentatenuasi attenuationbagian penguat bracing memberbarang besi hardwarebatang pelindung armor rodbatas elastis elasticity limitbeban lawan counterweightbeban loadberat jenis specific gravity, densityberisik noisebesi tempaan malleable ironbeton pelindung mulching concretedaya powerdaya-guna efficiencyfaktor beban load factorfaktor dayafaktor hilang tahanan power factorfaktor keamanan annual loss factorfaktor tegangan lebih safety factorfrekuensifrequency overvoltage factorgangguan radiogardu induk radio interferencegaris pusat substationgaris-tengah centerlinegawang diametergaya putar spangejala menghilang torsional forcegelombang berdiri fadinggelombang lenturan standing wavegelombang mikro diffracted wavegelombang pantulan micro wavegulungan kerja (operasi) reflected wavegulungan pelindung operating coilgulungan penghambat shielding coilgulungan peredam restraining coilgulungan damper windinghilang kebocoran coil, windinghilang tenaga leakage losshubung singkat energy lossimpedansi surJa short-circuitimpedansi surge impedanceinduktansi impedanceisolator gantung inductanceisolator jenis batang-panjang suspension insulatorisolator jenis pasak long-rod insulatorisolator jenis pos saluran pin-type insulatorjam ekivalen tahunan line-post insulatorkapasitansi annual equivalent hour capacitance
Daftar Istilah B2kapasitor capacitorkawat berkas bundled conductorkawat berlilit stranded conductorkawat campuran alloy conductorkawat komponen component wirekawat padat solid conductorkawat paduan composite conductorkawat pelindung shield wirekawat penolong messenger wirekawat rongga hollow conductorkawat tanah ground wirekawat telanjang bare conductorkawat conductor, wirekeadaan peralihan transient statekeadaan tetap steady statekeandalan reliabilitykearahan directivitykelongsong reparasi repair sleeveskepekaan sensitivitykeporian porositykisi-kisi latticekoeffisien elastisitas elasticity coefficientkoeffisien pemuaian linier coefficient of linear expansionkoeffisien suhu temperature coefficientkomponen simetris symmetrical componentkonduktansi conductancekonduktivitas conductivitykonstanta saluran line constantskuat pancang cantilever strengthkuat patah breaking strengthkuat pikul angkatan, uplift bearing strengthkuat pikul tekanan compression bearing strengthkuat pikul bearing strengthkuat tarik maksimurn ultimate tensile strengthkuat tarik tensile stresskuat tindas crushing strengthkuat tekan compressive strengthkupingan (isolator) shedlintasan routelompatan api flashoverlubang kerja manholepanas jenis specific heatpanas spesifik specific heatpancang pilepangkal pengiriman sending endpantulan flectionpapan penahan butting boardpasak pengunci lock pinpasangan fittingpekerja saluran linemanpelindung jaringan network protectorpemanjangan elongationpembagian beban load dispatchingpembawa saluran tenaga power line carrier (PLC)pembumian groundingpemisah disconnect switchpemutus beban cepat high-speed circuit breakerpemutus beban circuit breaker
Daftar Istilah B3penala tuner, tuningpenegang kawat tensionerpenemu gangguan fault locatorpengait couplingpengapit clamppenghitung counterpenguat penerima receiving amplifierpenguat penyama matching amplifierpengubah fasa phase modifierpenjepit kawat snatch blockpentanahan goundingpenuntun gelombang wave guidepenutup cepat high-speed recloserpenyaring filterpenyearah rectifierpenyeimbang balancerpenyetelan adjustmentpenyokong bracketperalatan hubung (-penghubung) switch gearperalatan pengait line coupling equipmentperalatan pengait line coupling equipmentperalatan pengubah AC ke DC converterperalatan pengubah DC ke AC inverterperalatan perisaian shielding deviceperalihan transientperancangan planningperbandingan hubung-singkat short-circuit ratioperbandingan kerampingan slenderness ratiopercikan sparkoverperedam damperperedaman lihat \"atenuasi\", dampingperentang spacerpermitivitas permittivity~perolehan daya power gainpusat beban load centrePusat Listrik Tenaga Air (PLTA) hydro power stationsPusat Listrik Tenaga Termis (PLTT) thermal power stationPusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) diesel power stationsPusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) gas-fired power stationpusat-pusat listrik power stationsrambatan propagationrangkaian ganda double circuitrangkaian monitor penghambat- delay monitor circuitrangkaian tunggal single circuitreaktansi reactanceregulasi tegangan voltage regulationrelc pencatat gangguan fault locating relayrele arah directional relayrele arus lebih overcurrent relayrele daya power relayrele diferensial differential relayrele firkwensi frequency relayrele gelombang mikro microwave relayrele impedansi impedance relayrele jarak distance relayrele konduktansi conductance relayrele Mho Mho relayrele offset-Mho Offset-Mho relay
Daftar Istilah B4rele penutup kembali reclosing relayrele penutupan closing relayrele penyalur transmitter relayrele pernbawa saluran power line carrier relayrele pilot-kawat wire-pilot relayrele reaktansi reactance relayrele suseptansi susceptance relayrele tahanan resistance relayrele tegangan kurang undervoltage relayrele tegangan lebih overvoltage relayresistivitas resistivityrespon penguat exciter responseril, rel busrugi daya tranmisi transmission lossrugitahanan resistance losss I arung (kabel) (cable) sheathsaluran bawah tanah underground linesaluran bertegangan hot-linesaluran ganda double-circuit transmission linesaluran komunikasi communication channelsaluran panas hot-linesaluran penghubung feeder linesaluran tertutup loop transmission linesaluran transmisi transmission linesaluran udara overhead linesela batang rod gapsela pelindung protective gapsemu appearancesentral. listrik Iihat Pusat Listriksiku pelindung mulching anglesistim banyak-terminal multi-terminal systemsistim berturutan tandem systemsistim jaringan spot-network systemsistim rangkaian tertutup loop systemstabilitas peralihan transient stabilitystabilitas tetap steady state stabilitystasion jinjingan portable stationstasion mobil mobile stationstasion pangkalan base stationstasion tetap fixed stationstruktur pasak pin structuresudut ayun swing anglesurja hubung switching surgesurja surgesurvey garis pusat center line surveysurvey lokasi menara tower site studysurvey profil. profile surveysurvey tampak atas plan surveysuseptansi susceptancetahanan jenis resistivitytahanan resistancetanduk (busur) api arcing horntangkai operasi operating shafttegangan geser shearing stresstegangan harian everyday stress (EDS)tegangan kejut pulse voltagetegangan ketahanan withstand voltagetegangan lebih dalam internal overvoltage
Daftar Istilah B5tegangan lebih overvoltagetegangan lentur bending stresstegangan lumer yielding stresstegangan patah breaking strengthtegangan perencanaan design stresstegangan pikul bearing stresstegangan tarik tensile stresstegangan tekan compression stresstegangan serat fibre stresstenaga energytitik lebur melting pointugi pancaran propagation lossujung penerimaan receiving endurutan negatip negative sequenceurutan nol zero sequenceurutan positip positive sequencewaktu mati dead timewaktu membuka opening timewaktu menutup making timewaktu pasang kembali resetting time
C1 DAFTAR GAMBARGambar Halaman1-1 Sistem Tenaga Listrik ................................................................... 32-1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik ................................................ 112-2 Pembagian/pengelompokan Tegangan Sistem Tenaga Listrik … 122-3 Konfigurasi horisontal .................................................................. 132-4 Konfigurasi Vertikal ..................................................................... 132-5 Konfigurasi Delta ......................................................................... 142-6 (a) dan (b) Jaringan distribusi lintas bangunan ............................ 142-6 (c) dan (d) Jaringan distribusi lintas bangunan ............................ 142-6(e) Jaringan distribusi lintas bangunan .......................................... 152-6 (f) Jaringan distribusi lintas bangunan ......................................... 152-7 Saluran Udara dengan konduktor kabel ...................................... 152-8 Saluran distribusi dimana saluran primer dan sekunder terletak padasatu tiang ..................................................................................... 152-9 Saluran Udara Lintas Alam .......................................................... 152-10 Jaringan radial tipe pohon .......................................................... 172-11 Komponen Jaringan radial ......................................................... 172-12 Jaringan radial dengan tie dan switch ........................................ 182-13 Jaringan radial tipe pusat beban .............................................. 182-14 Jaringan radial tipe phase area (kelompok fasa) ………………. 192-15 Jaringan Distribusi tipe Ring ..................................................... 202-16 Jaringan Distribusi ring terbuka ................................................. 202-17 Jaringan Distribusi ring tertutup ................................................. 202-18 Rangkaian Gardu Induk tipe Ring ............................................ 212-19 Jaringan Distribusi NET ............................................................. 212-20 Jaringan Distribusi NET dengan Tiga penyulang Gardu Hubung 212-21 Jaringan Distribusi NET dilengkapi breaker pada bagian tengahmasing-masing penyulang ........................................................ 222-22 Jaringan distribusi Spindle ........................................................ 232-23 Diagram satu garis Penyulang Radial Interkoneksi .................... 242-24 Komponen sistem distribusi ....................................................... 252-25 Sistem satu fasa dua kawat tegangan 120Volt .......................... 262-26 Sistem satu fasa tiga kawat tegangan 120/240 Volt .................. 272-27 Sistem distribusi tiga fasa empat kawat tegangan 120/240 Volt 272-28 Sistem distribusi tiga fasa empat kawat tegangan 120/208 Volt 272-29 Sistem distribusi tiga fasa tiga kawat ........................................ 282-30 Sistem distribusi tiga fasa empat kawat 220/380 Volt ................. 282-31 Contoh Gambar Monogram Gardu Distribusi ............................ 302-32 Penampang Fisik Gardu Distribusi ............................................ 312-33 Bagan satu garis pelanggan TM ................................................ 322-34 Bagan satu garis Gardu Beton .................................................. 332-35 Bangunan Gardu beton ............................................................. 333-36 Bardu Besi ................................................................................. 342-37 Gardu tiang tipe portal dan Midel Panel ..................................... 35
C22-38 Bagan satu garis Gardu tiang tipe portal .................................... 362-39 Bagan satu garis Gardu tiang tipe Cantol ................................... 372-40 Gardu tiang tiga fasa tipe Cantol ................................................ 372-41 Elektrode Pentanahan ................................................................. 382-42 Detail Pemasangan Elektrode Pentanahan ............................... 382-43 Diagram Instalasi Pembumian Gardu Distribusi ......................... 392-44 Gardu mobil ................................................................................ 402-45 Pemutus beban 20 kV tipe \"Fuse Cut out\" ………………………. 412-46 Trafo distribusi kelas 20 kV ………………………………………... 412-47 Hubungan dalam trafo distribusi tipe \"New Jec\" .......................... 422-48 Sistem satu fasa dua kawat 127 Volt ......................................... 422-49 Sistem satu fasa dua kawat 220 Volt ......................................... 432-50 Sistem satu fasa tiga kawat 127 Volt ......................................... 432-51 Sistem tiga fasa empat kawat 127/220 Volt ............................... 442-52 Sistem tiga fasa empat kawat 220/380 Volt ............................... 442-53 Bank trafo dengan ril .................................................................. 452-54 Bank trafo dilengkapi sekring sekunder pada relnya ................. 452-55 Bank trafo dengan pengamanan lengkap .................................. 462-56 Karakteristik beban untuk industri besar …………………………. 472-57 Karakteristik beban harian untuk industri kecil yang hanya bekerja 48 pada siang hari ........................................................................... 482-58 Karakteristik beban harian untuk daerah komersiil ..................... 492-59 Karakteristik beban harian rumah tangga ................................. 502-60 Karakteristik beban penerangan jalan umum ........................... 512-61 Perbandingan nilai g untuk rumah besar dan rumah kecil .......... 552-62 Andongan .................................................................................... 572-63 Konstruksi tiang penyangga (TM-1) ............................................ 572-64 Konstruksi tiang penyangga ganda (TM-2) .................................. 582-65 Konstruksi tiang tarik akhir (TM-4) ............................................... 582-66 Konstruksi tiang tarik ganda (TM-5) ............................................. 582-67 Konstruksi tiang pencabangan (TM-8) ........................................ 582-68 Konstruksi tiang sudut (TM-10) ................................................... 592-69 Konstruksi Guy Wire ................................................................... 592-70 Konstruksi Horisontal Guy Wire .................................................. 592-71 Konstruksi Strut Pole .................................................................. 602-72 Konstruksi GTT tipe cantol ........................................................... 602-73 GTT tipe dua tiang ...................................................................... 602-74 Konstruksi Tiang Penyangga (TR-1) ........................................... 602-75 Konstruksi Tiang Sudut (TR-2) ..................................................... 612-76 Konstruksi Tiang Awal (TR-3) ..................................................... 612-77 Konstruksi Tiang Ujung (TR-3) ..................................................... 612-78 Konstruksi Tiang Penegang (TR-5) ............................................. 623-1 Miniature Circuit Breaker (MCB) .................................................... 653-2 Konstruksi KWH meter .................................................................. 663-3 Tang Ampere.................................................................................. 663-4 Bentuk-bentuk penunjukan (register) ............................................
C33-5 Rangkaian Prinsip Kerja Transformator ......................................... 673-6 Transformator Arus …………......................................................... 693-7 Jenis-jenis Trafo Arus ................................................................... 693-8 Trafo Tegangan ………................................................................... 713-9 Jenis-jenis trafo tegangan ……….................................................. 713-10 Alat Pembagi Tegangan Kapasitor …........................................... 713-11 Kombinasi-kombinasi transformator pengukur dan Wattmeter .... 723-12 Pengukuran arus pada kawat penghantar ................................... 733-13 Diagram Pengawatan kWH Meter 1 phasa 2 kawat .................... 743-14 Diagram Pengawatan kWH Meter 3 phasa 4 kawat .................... 753-15 Diagram Pengawatan kWH Meter 3 phasa 3 kawat .................... 753-16 Bentuk kWH Meter Elektronik .....…………………………………. 763-17 Bentuk meter standar ................................................................. 773-18 Bentuk Kunci Elektronik ............................................................. 783-19 Sambungan Listrik 3 Fasa Tarip Ganda Dari Gardu Tiang dengankabel TR NYFGBY ...................................................................... 823-20 Lemari APP untuk TM-TR (100 A– 500 A) (DenganTutup Luar) 833-21 Lemari APP untuk TM-TR (100 A– 500 A) (Tanpa Tutup Luar) .. 843-22 Sambungan Listrik TM Pengukuran TM Tarif Tunggal Menggu-nakan peralatan Cubicle dg Kabel TM ......................................... 853-23 Sambungan Listrik TM Pengukuran TM Tarif Ganda Mengguna- kan peralatan Cubicle dg Kabel TM kVARh (Sistem 4 kawat) ...... 863-24 Lemari Pasangan Luar untuk Penempatan Alat Ukur TT-TM ..... 873-25 Sambungan Listrik TM Pengukuran TM Tarif Tunggal Mengguna- kan Cut Out / Tiang dengan AAAC & KVARH (Sistem 3 kawat) ... 883-26 Sambungan Listrik TM Pengukuran TR Tarif Tunggal Mengguna-kan Peralatan Cubicle dengan Kabel TM & KVARH (Sistem 3 kawat/4 kawat TM) ....................................................................... 893-27 Lemari APP untuk TM-TR ( 100 A - 500 A) (dengan Tutup Luar) 913-28 Lemari APP untuk TM-TR ( 100 A - 500 A) (Tanpa Tutup Luar).. 903-29 Sambungan Listrik TM Pengukuran TR Tarif Ganda Mengguna-kan Peralatan Cubicle dengan Kabel TM & KVARH (Sistem 3kawat/4 kawat) ............................................................................. 924-1 Konstruksi Tiang Beton ………………………………………………. 934-2 Jarak aman yang diperlukan untuk menentukan panjang tiang .... 944-3 Mendirikan tiang cara manual ....................................................... 954-4 Mendirikan Tiang dengan alat pengangkat ................................... 984-5 Kabel udara melintasi jalan umum yang dilalui kendaraan bermotor 1004-6 Kabel udara yang dipasang di sepanjang jalan raya .................... 1004-7 Kabel udara yang dipasang di bawah pekerjaan konstruksi ……. 1014-8 Dua Kabel udara (SUTM & SUTR) dipasang pada satu tiang ..... 1014-9 Kabel udara melintasi sungai ....................................................... 1024-10 Kabel udara yang melintas di sebelah jembatan ........................ 1034-11 Kabel udara melintasi jalur listrik saluran udara ......................... 1044-12 Kabel udara yang melintasi rel kereta api .................................. 104
C44-13 Kabel udara yang melalui kabel udara telekomunikasi ............. 1054-14 Jarak dengan kabel telekomunikasi ........................................... 1064-15 Pemasangan saluran udara di dekat kabel telekomunikasi ........ 1074-16 Kabel udara yang melintasi Rel kereta api ................................. 1084-17 Contoh skema jaringan tegangan rendah .................................. 1084-18 Pemasangan TC pada jaringan 0o-45o pada tiang beton bulat 109 (sudut kecil) .................................................................................4-19 Pemasangan TC pada jaringan 45o-120o pada tiang beton bulat 109 110 (sudut besar) .............................................................................. 1104-20 Penyambungan TC pada tiang penegang tiang beton ............... 1114-21 Konstruksi tiang penyangga(TR1) ............................................. 1114-22 Konstruksi tiang penegang/sudut(TR2) ...................................... 1124-24 Konstruksi tiang penyangga silang(TR4) .................................... 1124-25 Konstruksi tiang penyangga & sudut silang (TR4A) ................ 1124-26 Konstruksi tiang penyangga & sudut silang (TR4B) ................4-27 Konstruksi tiang penegang (TR5) .............................................. 1134-28 Konstruksi tiang penegang dengan hantaran beda penampang 113 113 (TR5A) ........................................................................................ 1144-29 Konstruksi tiang percabangan (TR6) .......................................... 1144-30 Konstruksi tiang percabangan (TR6A) ........................................ 1154-31 Konstruksi Penyambungan konduktor TC dan AAAC (TR7) ...... 1154-32 Konstruksi Guy Wire (GW) ......................................................... 1164-33 Konstruksi Strut Pole .................................................................. 1164-34 Konstruksi Horizontal Guy Wire (GW) ........................................ 1184-35 Alat pelindung dari seng ............................................................. 1184-36 Kendaraan pengangkut kabel dan haspel (gulungan kabel) ...... 1194-37 Kantung Perkakas Tukang Listrik (Electrician tool pouche) ....... 1194-38 Kotak Perkakas (Tool box) ........................................................ 1194-39 Belincong (Pick) ......................................................................... 1194-40 Bor Listrik (Electric drill) .............................................................. 1194-41 Cangkul (Shovel) ....................................................................... 1194-42 Bor Nagel (Auger (Ginlet) ........................................................... 1194-43 Bor Tangan (Hand drill) ............................................................. 1194-44 Gergaji kayu (stang) ................................................................... 1204-45 Gergaji kayu ............................................................................... 1204-46 Kakatua ....................................................................................... 1204-47 Linggis (Digging Bar) ................................................................... 1204-48 Kunci Inggris ( Adjustable Wrech) ............................................... 1204-49 Kikir (File) ................................................................................... 1204-50 Kunci Pas (Spanner).................................................................... 1204-51 Kunci Ring (Offset Wrech) .......................................................... 1204-52 Pahat Beton (Concrete Chisel) .................................................. 1204-53 Obeng (Screw Driver) .................................................................. 1214-54 Pahat Kayu (Wood Chisel) ...........................................................4-55 Palu (Hammer) ............................................................................4-56 Penjepit Sepatu Kabel Hidrolik (Hydraulic Crimping Tool) ………
C54-57 Alat Pembengkok Pipa (Pipe Bender) ……………………………. 1214-58 Sendok Aduk (Trowel) …………………………………………….. 1214-59 Pisau Kupas Kabel (Line’s men knive) ………………………..... 1214-60 Skop ( Spade ) ……………………………………………............. 1214-61 Tang Kombinasi (Master Plier) …………………………….......... 1214-62 Tang Lancip (Radio long Nose Plier) ……………………………. 1214-63 Tang Pengupas Kabel (Wire Striper) …………………………..... 1214-64 Tang Potong (Diagonal cutting plier) …………………………….. 1224-65 Tirpit (Penarik kabel) ………………………………...................... 1224-66 Ampere Meter ……………………………….................................. 1224-67 Kwh Meter ………………………………...................................... 1224-68 Lux Meter (Illumino Meter) ………………………………............. 1224-69 Megger (Insulation Tester) ………………………………............ 1224-70 Meteran Kayu/lipat (Folding wood measurer) ............................ 1234-71 Meteran Pendek (Convec Rule) ................................................. 1234-72 Multimeter (Multy meter) ............................................................ 1234-73 Termometer (Thermometer) ....................................................... 1234-74 Tespen (Electric tester) .............................................................. 1234-75 Water Pas (Level) ...................................................................... 1234-76 Volt meter .................................................................................... 1234-77 Kacamata Pengaman (Safety goole) ……………………………… 1244-78 Pelindung Kedengaran (Hearing protector) ……………………… 1244-79 Pelindung Pernafasan (Dust/Mist Protector) …………………….. 1244-80 Topi Pengaman (Safety Helmet/Cap) ……………………………. 1244-81 Sabuk Pengaman (Safety Belt) ……………………………………. 1244-82 Sarung Tangan 20 kV (20 kV Glove) ………………………........ 1244-83 Sepatu Pengaman (Safety Shoe) ………………………………… 1244-84 Bor Listrik Duduk (Bend Electric Drill) ……………………………. 1254-85 Catok (Vise) ………………………………………………………… 1254-86 Dongkrak Haspel Kabel (Cable Drum Jack) …………………..... 1254-87 Disel Genset (Diesel Generator) …………………………………. 1254-88 Gerinda Potong Cepat (High Speed Cutter ) ……………………. 1254-89 Mesin Penarik Kabel (Winche) …………………………….......... 1254-90 Molen Beton (Concrete Mixer) ……………………………........... 1254-91 Pembengkok Pipa Hidrolis (Hydraulic Pipe Bender) ………...... 1254-92 Pemegang Kabel (Cable Grip) .................................................... 1264-93 Pompa Air (Water Pump) ............................................................ 1264-94 Rol Kabel (Cable Roller .............................................................. 1264-95 Tangga Geser (Extension Ladder) ............................................. 1264-96 Treller Haspel Kabel (Cable Drum Trailler) ............................... 1264-97 Alat Ukur Model Wenner ............................................................ 1294-98 Mengukur Tahanan Tanah dengan Earth Tester Analog .......... 1304-99 Pengukuran dengan Earth Resistance Tester dan Persyaratan 131 pengukuran tahanan tanah ........................................................ 1314-100 Pengukuran dengan Tang Ground Tester Digital .................... 1324-101 Pemasangan Multyple Grounding ............................................
C64-102 Penempatan Elektrode Pengukuran ......................................... 1324-103 Diagram Satu Garis PHB-TR ................................................... 1354-104 Gambar Konstruksi Sistem Pembumian ................................... 1384-105 Perletakan 1 kabel tanah TR tiap 1 meter di bawah berm ........ 1424-106 Perletakan 2 kabel tanah TR tiap 1 meter di bawah berm ........ 1424-107 Perletakan 3 kabel tanah TR tiap 1 meter di bawah berm ........ 1434-108 Perletakan 4 kabel tanah TR tiap 1 meter di bawah berm ........ 1434-109 Perletakan 5 kabel tanah TR tiap 1 meter di bawah berm ........ 1444-110 Perletakan 6 kabel tanah TR tiap 1 meter di bawah berm ....... 1444-111 Perletakan 7 kabel tanah TR tiap 1 meter di bawah berm ........ 1454-112 Perletakan 8 kabel tanah TR tiap 1 meter di bawah berm ........ 1454-113 Perletakan 1 kabel tanah TR tiap 1 meter di bawah berm 146 posisi penyebrangan .................................................................4-114 Perletakan 1 kabel tanah TR tiap 1 meter di bawah berm 146 147 posisi paralel ............................................................................. 1474-115 Perletakan 1 kabel tanah TR tiap 1 meter di bawah trotoar ...... 1484-116 Perletakan 2 kabel tanah TR tiap 1 meter di bawah trotoar ...... 1484-117 Perletakan 3 kabel tanah TR tiap 1 eter di bawah trotoar ......... 1494-118 Perletakan 4 kabel tanah TR tiap 1 meter di bawah trotoar ...... 1494-119 Perletakan 5 kabel tanah TR tiap 1 meter di bawah trotoar ...... 1504-120 Perletakan 6 kabel tanah TR tiap 1 meter di bawah trotoar ...... 1504-121 Perletakan 7 kabel tanah TR tiap 1 meter di bawah trotoar ......4-122 Perletakan 8 kabel tanah TR tiap 1 meter di bawah trotoar ...... 1514-123 Perletakan 1 kabel tanah TR tiap 1 meter di bawah trotoar 151 posisi penyebrangan .................................................................4-124 Perletakan 1 kabel tanah TR tiap 1 meter di bawah trotoar 152 posisi peralel .............................................................................. 1524-125 Perletakan 1 kabel tanah TR tiap 1 meter melintang jalan raya 153 aspal (digali) ...............................................................................4-126 Perletakan 2 kabel tanah TR tiap 1 meter melintang jalan raya 153 aspal (digali) ............................................................................... 1544-127 Perletakan 3 kabel tanah TR tiap 1 meter melintang jalan raya 154 aspal (digali) ...............................................................................4-128 Perletakan 4 kabel tanah TR tiap 1 meter melintang jalan raya 155 aspal (digali) .............................................................................. 1554-129 Perletakan 5 kabel tanah TR tiap 1 meter melintang jalan raya 156 aspal (digali) ...............................................................................4-130 Perletakan 6 kabel tanah TR tiap 1 meter melintang jalan raya aspal (digali) ...............................................................................4-131 Perletakan 7 kabel tanah TR tiap 1 meter melintang jalan raya aspal (digali) ..............................................................................4-132 Perletakan 8 kabel tanah TR tiap 1 meter melintang jalan raya aspal (digali) ...............................................................................4-133 Perletakan 1 kabel tanah TR tiap 1 meter melintang jalan raya aspal (digali) posisi penyebrangan .............................................
C74-134 Perletakan 1 kabel tanah TR tiap 1 meter melintang jalan raya 156 aspal (digali) posisi paralel ......................................................... 157 1574-135 Susunan struktur penanaman kabel tanah ............................... 1574-136 Pemasangan kabel tanah dengan pipa pelindung ..................... 1574-137 Cara meletakkan kabel tanah di dalam tanah galian ................. 1584-138 Ukuran dan penempatan untuk satu kabel dan dua kabel ......... 1594-139 Ketentuan umum sambungan pelanggan ..................................4-140 Ketentuan umum sambungan luar pelanggan ........................... 1604-141 Konstruksi SLP 1 phasa jenis DX/ 3 phasa jenis QX pada STR 160 tanpa isolasi dan berisolasi ……………………………………….4-142 Konstruksi SLP 1 phasa jenis DX/ 3 phasa jenis QX pada STR 161 tanpa isolasi dan STR berisolasi …………………………………. 1614-143 Konstruksi SLP 1 phasa jenis DX/ 3 phasa jenis QX pada 162 STR tanpa isolasi dan STR berisolasi ........................................4-144 Konstruksi SLP 1 phasa jenis DX/ 3 phasa jenis QX pada STR 162 tanpa isolasi dan berisolasi ………………………………………. 1634-145 Konstruksi SLP 1 phasa jenis DX/ 3 phasa jenis QX pada STR 163 tanpa isolasi dan berisolasi ……………………………………….4-146 Konstruksi SLP 1 phasa / 3 phasa jenis Twisted pada STR 164 tanpa isolasi dan STR berisolasi ............................................. 1644-147 Konstruksi SLP 1 phasa / 3 phasa jenis Twisted pada STR 165 tanpa isolasi dan STR berisolasi …………………………………4-148 Konstruksi SLP 1 phasa / 3 phasa jenis Twisted pada 165 166 STR tanpa isolasi dan STR berisolasi .......................................4-149 Konstruksi SLP 1 phasa jenis DX/ 3 phasa jenis QX 166 padatiang atap .. ..................................................................... 1664-150 Konstruksi SLP 1 phasa jenis DX/ 3 phasa jenis QX pada 167 titik tumpu dinding/tiang kayu ..................................................4-151 Konstruksi SLP 1 phasa jenis DX/ 3 phasa jenis QX pada titik 167 tumpu dinding/tiang beton ........................................................ 1694-152 Konstruksi SLP 1 phasa jenis DX/ 3 phasa jenis QX pada titik tumpu dinding/tiang kayu dan beton ...................................4-153 Konstruksi SLP 1 phasa, 3 phasa Jenis twisted pada tiang atap4-154 Konstruksi SLP 1 phasa, 3 phasa jenis twisted pada titik tumpu dinding/tiang kayu dan beton ....................................................4-155 Konstruksi SLP 1 phasa, 3 phasa jenis twisted pada titik tumpu dinding/tiang kayu ......................................................................4-156 Konstruksi SLP 1 phasa, 3 phasa jenis twisted pada titik tumpu dinding/tiang kayu ......................................................................4-157 Konstruksi SMP dengan tiang atap untuk SR 1 phasa/3 phasa dengan SLP jenis DX/QX dan SMP jenis NYM/NYY di luar Bangunan ..................................................................................4-158 Konstruksi SMP dengan tiang atap untuk SR 1 phasa/3 phasa dengan SLP jenis DX/QX dan SMP jenis NYM/NYY di luar Plapon ........................................................................................
C84-159 Konstruksi SMP dengan titik tumpu untuk SR 1 phasa/3 phasa dengan SLP jenis DX/QX dan SMP jenis NYM/NYY di luar Bangunan ................................................................................... 1694-160 Konstruksi SMP dengan titik tumpu untuk SR 1 phasa/3 phasa dengan SLP jenis DX/QX dan SMP jenis NYM/NYY di luar Bangunan ................................................................................... 1704-161 Konstruksi SMP dengan tiang atap untuk SR 1 phasa/3 phasa tanpa sambungan jenis Twisted ................................................. 1714-162 Konstruksi SMP dengan tiang atap untuk SR 1 phasa/3 phasa tanpa sambungan jenis Twisted .............................................. 1724-163 Konstruksi SMP dengan tiang atap untuk SR 1 phasa/3 phasa tanpa sambungan jenis Twisted .............................................. 1724-164 Konstruksi SMP dengan titik tumpu untuk SR 1 phasa/3 phasa tanpa sambungan jenis Twisted .............................................. 1734-165 Pemasangan APP pelanggan TR 1 phasa/3 phasa dengan OK type I/III pada dinding yang telah ada pelindungnya ................ 1734-166 Pemasangan APP pelanggan TR 1 phasa dengan OK type I dengan pelindung tambahan ................................................... 1744-167 Pemasangan APP pelanggan TR 3 phasa dengan OK type III dengan pelindung tambahan .................................................... 1754-168 Pemasangan APP pelanggan TR 3 phasa pada Gd. Trafo Tiang 1764-169 Pembagian daerah pengaruh arus bolak-balik (pada 50-60 hz) terhadap orang dewasa ........................................................... 1844-170 Sistem Pentanahan TR ............................................................ 1894-171 Sistem Pentanahan PNP........................................................... 1904-172 Kasus Putusnya Penghantar Netral pada Sistem PNP ........... 1924-173 Macam-macam hubungan singkat .......................................... 1934-174 Pengaman Lebur Tabung Tertutup .......................................... 1954-175 Kurva leleh minimum dan kurva pemutusan maksimum dan pelebur tegangan rendah .......................................................... 1984-176 Kurva leleh minimum dan kurva pemutusan maksimum dan pelebur tegangan rendah (230/400V) Berdasarkan rekomen- dasi IEC 269 – 2 ...................................................................... 1994-177 Kurva leleh minimum dan kurva pemutusan maksimum dan pelebur tegangan rendah (230/400V) Berdasarkan rekomen dasi IEC 269 – 2 ................................................................... 2005-1 Pola sistem tenaga Listrik ……… ………………………........ 2025-2 Pola proteksi pada saluran udara tegangan menengah … …… 2075-3 Pola proteksi pada saluran kabel tanah ...................................... 2075-4 Pola proteksi pada pembangkit ................................................... 2085-5 Aspek Pembumian pada JTM ................................................... 2085-6 Titik-titik pembumian pada jaringan ........................................... 2115-7 Aturan Penanaman Kabel .......................................................... 2145-8 Pekerjaaan sebelum penanaman kabel ..................................... 2165-9 Peletakan Kabel Tanah ........................................................... 2175-10 Pengangkutan kabel tanah tegangan menengah dengan forklif .. 218
C95-11 Alat pelindung dari seng .............................................................. 2195-12 Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah ................................ 2195-13 Penentuan Lintasan Kabel Tanah ................................................ 2205-14 Lebar Galian dan Penanganan Kotak Sambungan ..................... 2205-15 Dasar lubang galian ..................................................................... 2205-16 Aturan Penamanan Kabel ............................................................ 2215-17 Jembatan Kabel ........................................................................... 2215-18 Konstruksi khusus penanaman kabel ......................................... 2225-19 Lintasan penyebrangan kabel tanah pada gorong-gorong/parit .. 2225-20 Pekerjaan penanaman kabel ….................................................. 2235-21 Buis Beton ................................................................................... 2245-22 Konstruksi Penanaman Kabel Tanah .......................................... 2245-23 Pemasangan Kabel pada Jembatan Beton ................................. 2255-24 Posisi/kedudukan kabel di dasar rak kabel ................................. 2265-25 Penanganan dan Pengangkutan dengan Haspel ....................... 2275-26 Alat Penarik Kabel ....................................................................... 2275-27 Alat Penarik kabel (Grip) ............................................................. 2285-28 Roller untuk Kabel ...................................................................... 2285-29 Roll Penggelar Kabel .................................................................. 2295-30 Dongkrak Kabel …........................................................................ 2295-31 Penarikan kabel TM dengan Roll dibelokan normal ..................... 2295-32 Penarikan kabel TM Belokan Tajam ............................................ 2305-33 Penggelaran Kabel ....................................................................... 2305-34 Persiapan Penyambungan Kabel ................................................ 2315-35 Tutup / Dop Ujung Kabel ............................................................. 2315-36 Aturan galian penyambungan ………........................................... 2325-37 Penamaan Timah Label ................................................................ 2325-38 Pemasangan Lebel pada Kotak Sambung ................................... 2335-39 Alat Pembumian Kabel yang akan dipotong ................................ 2335-40 Tutup Asbes ............................................................................... 2345-41 Anyaman penghubung ................................................................. 2345-42 Alat Kerja Pembumian ................................................................. 2345-43 Jarak aman antara kereta api dengan tiang ................................ 2375-44 Jarak aman antara SUTT dan SUTM .......................................... 2385-45 Jarak aman antara Menara SUTT dan SUTM ............................. 2385-46 Jarak aman antara SUTR dan SUTM .......................................... 2395-47 JTM 3 fasa 20 kV Menggunakan tiang besi/beton Pin type insulator & kawat AAAC/AAAC-S per kms jarak gawang 50 meter (sistem 3 kawat) ................................................................ 2445-48 JTM 3 fasa 20 kV Menggunakan tiang besi / beton Pos type insulator & kawat AAAC/AAAC-S per kms jarak gawang 50 meter (sistem 3 kawat) ........................................................................... 2455-49 JTM 3 fasa 20 kV Menggunakan tiang besi / beton dengan kabel udara Twisted 20 kV per kms jarak gawang 50 meter (sistem 3 & 4 kawat) .................................................................................. 246
C105-50 JTM 3 fasa 20 kV Menggunakan tiang besi / beton Pin type 247 insulator & kawat AAAC / AAAC-S per kms jarak gawang 248 50 meter (sistem 4 kawat) ............................................................5-51 JTM 3 fasa 20 kV Menggunakan tiang besi / beton Pos type insulator & kawat AAAC/ AAAC-S per kms jarak gawang 50 meter (sistem 4 kawat) ............................................................5-52 JTM 1 fasa 20 kV Menggunakan tiang besi/ beton Pin type 249 insulator & kawat AAAC / AAAC-S per kms jarak gawang 50 meter ....................................................................................... 250 2515-53 JTM 1 fasa 20 kV Menggunakan tiang besi/beton Post 251 type insulator & kawat AAAC / AAAC-S per kms jarak 252 gawang 50 meter ........................................................................ 252 2535-54 Konstruksi tiang penyangga (TM-1) ............................................5-55 Konstruksi tiang penyangga ganda (TM-2).................................. 2535-56 Konstruksi tiang tarik akhir (TM-4) .............................................. 2545-57 Detail rangkaian isolator tarik/gantung ........................................ 2545-58 Konstruksi tiang penegang (TM-5) .............................................. 2555-59 Konstruksi tiang penegang dengan Cut Out Switch pada tiang 255 256 akhir lama (TM-4XC) .................................................................. 2565-60 Konstruksi tiang tarik ganda (TM-5) ........................................... 2575-61 Konstruksi penegang dengan Cut Out Switch (TM5C) .............. 2575-62 Konstruksi Percabangan tiang penyangga dan tarik (TM8) ........ 2585-63 Konstruksi Tiang sudut (TM10) .................................................. 2585-64 Konstruksi tiang sudut dilengkapi Cut Out Switch (TM10C) …… 2595-65 Konstruksi portal dua tiang (TMTP2) .......................................... 2605-66 Konstruksi portal tiga tiang (TMTP3) ......................................... 2605-67 Konstruksi sudut portal dua tiang (TMTP2A) .............................. 2615-68 Konstruksi sudut portal tiga tiang (TMTP3A) .............................. 2625-69 Konstruksi tiang akhir dengan pemasangan kabel tanah (TM11)5-70 Konstruksi Guy Wire (GW) ......................................................... 2635-71 Strut Pole (SP) ............................................................................5-72 Horizontal Guy Wire (HGW) ……………………………………….. 2645-73 Pemasangan Cross Arm double Tumpu pada Tiang Beton Bulat5-74 Pemasangan Cross Arm double Tumpu pada Tiang Beton H .... 2655-75 Pemasangan Cross Arm Tention Support 2000 mm pada Tiang 266 Beton Bulat .................................................................................. 2675-76 Pemasangan Cross Arm Tention Support 2000 mm pada Tiang 268 Beton H ………………………………………………………………5-77 Pemasangan Cross Arm Tention Support 2200 mm Double Pole pada Tiang Beton Bulat …………………………………………….5-78 Pemasangan Cross Arm Tention Support 2200 mm Double Pole pada Tiang Beton H …………………………………………………5-79 Pemasangan 2 X Tention Support 2200 mm Diatas Dua Tiang..5-80 Pemasangan 2 X Tention Support 2200 mm Diatas Dua Tiang Beton H ......................................................................................
C115-81 Pemasangan 2 X ½ Tention Support 2000 mm pada Tiang Beton Bulat sudut ± 90o ............................................................................ 2695-82 Pemasangan 2 X ½ Tention Support 2000 mm pada Tiang Beton H sudut ± 90o ................................................................................. 2705-83 Pemasangan Cross Arm 2 x T- Off pada Tiang Beton bulat ...... 2715-84 Peralatan Pengait untuk komunikasi Pembawa (PLC) ............... 2765-85 Peralatan Pengait (Coupling Equipment). dalam Gardu. A: Jebakan Saluran (Line Trap) B: Kapasitor Pengait (Coupling Capacitor) C: Penyaring Pengait (Coupling Filter) …… 2775-86 Sistem Rangkaian Transmisi dengan Pembawa (PLC) ................ 2785-87 Contoh Peralatan Radio ……………………………………………… 2815-88 Contoh Sistem Komunikasi Radio Mobil untuk Pemeliharaan Saluran ........................................................................................ 2835-89 Lintasan Gelombang Mikro yang dipantulkan oleh reflektor Pasif. 2855-90 Reflektor Pasif (A) dan Antena Parabola (B) Gelombang Mikro (Panah menunjukkan Lintasan Gelombang ................................. 2855-91 Penghitungan Kapasitas Baterai ................................................... 2875-92 Lengkung Pelepasan Baterai ....................................................... 2876-1 Bentuk lemari dengan bagian yang dapat ditarik keluar ............... 2916-2 Busbar tipe terbuka (pandangan depan) ...................................... 2916-3 Salah satu contoh Busbar tipe tertutup (Kubikel) ......................... 2926-4 PHB/Gardu terbuka ...................................................................... 2936-5 PHB TR (Out Door) ...................................................................... 2936-6 Rangkaian Utama, Pengukuran & Kontrol PHB TR. ................... 2946-7 PHB-TR Dua Jurusan dan Empat Jurusan ................................ 2956-8 Konstruksi PHB-TR type berdiri (Standing) .................................. 2966-9 Diagram Pengawatan PHB-TR .................................................... 2976-10 Pemeriksaan titik sambungan dengan Thermavision .................. 2996-11 Pelaksanaan Pemeliharaan Salah Satu Komponen PHB TR ...... 3006-12 Diagram Segaris Gardu Trafo Tiang (GTT) ................................ 3006-13 Pemasangan PHB-TR pada Gardu ............................................ 3016-14 Diagram Satu Garis PHB-TR Gardu Tiang Trafo ....................... 3026-15 Pemasangan PHB-TR pada Gardu Control ............................... 3026-16 Rangkaian Dasar Trafo .............................................................. 3056-17 Diagram Arus Penguat ............................................................... 3066-18 Rangkaian Trafo Berbeban ......................................................... 3076-19 Detail Load Break Switch …………………………………………. 3186-20 Ruang Kontak Kontrol Load break switch ................................... 3236-21 Panel Perlengkapan Load break switch ………………………….. 3236-22 Menghubungkan Kabel …………………………………………….. 3276-23 Melepaskan Kabel Kontrol .......................................................... 3296-24 Pengujian Load Break …………………………………………….. 3296-25 Terminal TeganganTinggi .......................................................... 3306-26 Sambungan Suplai Tegangan Rendah ………………………….. 3316-27 Sambungan Kabel Ujung …………………………………………. 3326-28 Suplai Tegangan Rendah dan Terminal Grounding …………… 332
C126-29 Gabungan Kabel supplai dari Terminal Trafo ........................... 3336-30 Daerah pengamanan gangguan ............................................... 3376-31 SUTM dalam keadaan gangguan satu kawat ke tanah ............ 3436-32 SUTM dalam keadaan gangguan 2 kawat ke tanah .................. 3436-33 SUTM dalam keadaan gangguan 3 kawat ke tanah ................. 3446-34 Penempatan Rele Pengaman pada Jaringan Radial ................ 3596-35 Koordinasi Pengaman pada Jaringan Radial ............................ 3506-36 Koordinasi Pengaman pada Jaringan Loop .............................. 3516-37 Koordinasi PBO, SSO dan FCO ................................................ 3516-38 Penempatan PMT, PBO, PL dan SSO pada pangkal saluran 353 cabang jaringan TM ....................................................................6-39 Penempatan PMT dan PL pada jaringan Spindel SKTM (PMT 354 355 tanpa PBO) Pola 2 ...................................................................... 3566-40 Penempatan PMT, PBO, PL , SSO serta Saklar Tuas (ST) ....... 3576-41 Penempatan PMT, SSO, ST, FCO pada SUTM ........................ 3586-42 Penempatan Arester, PL dan PMT pada SUTM ........................ 3686-43 Sambaran petir pada SUTM .......................................................6-44 Kondisi I dan II dari Jaringan Distribusi ...................................... 3596-45 Muatan sepanjang tepi awan menginduksikan muatan lawan 359 360 pada bumi .................................................................................. 3606-46 Lidah petir menjalar ke arah bumi .............................................. 3626-47 Kilat sambaran balik dari bumi ke awan ..................................... 3646-48 Kumpulan muatan pada SUTM ..................................................6-49 Gelombang tegangan uji impuls 1,2 x 50 mikro detik .................. 3656-50 Skema Sambaran Petir yang Dialihkan Arrester ke Tanah ..........6-51 Pengamanan dengan arrester tanpa interkoneksi terminal 365 Pentanahan .................................................................................. 3656-52 Pengamanan dengan arrester dan interkoneksi ke terminal 366 366 pentanahan (solid) .......................................................................6-53 Pengamanan dengan arrester dan interkoneksi pentanahan 367 368 melalui celah (gap) ....................................................................... 3596-54 Hubungan arrester pada sistem bintang yang diketanahkan 3706-55 Pemakaian arrester pada sistem delta ........................................ 3706-56 Hubungan arrester yang direkomen-dasikan untuk sisi beban 370 371 di bagian primer pelebur (PL) ...................................................... 3716-57 Tegangan pada SKTM akibat sambaran petir pada SUTM .......6-58 Penghantar putus sehingga arus mengalir ke tanah ................... 3726-59 Kegagalan sambungan kawat pada terminal trafo .....................6-60 Bushing trafo pecah ...................................................................6-61 Perangkat Relai Pengaman Arus Lebih .....................................6-62 Diagram satu garis pengaman JTM ............................................6-63 Pengawatan pengaman dengan relai OCR ...............................6-64 Diagram pengawatan AC dengan kontrol DC dari OCR/GFR (Metoda 2 OCP) ..........................................................................
C13 DAFTAR TABELTabel Halaman2-1 Penggolongan tarif tenaga listrik ............................................... 492-2 Nilai g untuk bermacam-macam jenis beban ………….………. 512-3 Daya hantar arus AAAC & XLPE cable TR ............................... 543-1 Jenis Pembatas dan Penggunaannya …………………..……… 633-2 Contoh Data Teknik Pemutus Tenaga (MCB) .......................... 633-3 Arus Mula ................................................................................. 803-4 Batas Kesalahan Presentase yang Diijinkan ………………...... 814-1 Memilih Panjang Tiang .............................................................. 944-2 Batas minimum penggunaan tiang beton Pada jaring SUTR– TIC khusus ............................................................................... 954-3 Spesifikasi kabel LVTC ............................................................. 994-4 Tahanan Jenis Tanah ............................................................... 1274-5 Nilai rata-rata Tahanan Elektrode Bumi ................................. 1284-6 Ukuran galian tanah untuk beberapa pipa beton ..................... 1574-7 Daftar material konstruksi SMP dengan tiang atap dan titik tumpu untuk SR 1 phasa/3 phasa dengan SLP jenis DX/QX dan SMP jenis NYM/NYY................................................................ 1684-8 Daftar material konstruksi SMP dengan tiang atap/titik tumpu untuk SR 1 phasa/3 phasa tanpa sambungan jenis Twisted.... 1714-9 Tegangan sentuh yang aman sebagai fungsi dari waktu .......... 1854-10 Tahanan tubuh sebagai fungsi dari tegangan sentuh .............. 1854-11 Kuat Hantar Arus Pangeman Lebur ......................................... 1964-12 KHA Penghantar Tembaga A2C dan A3C ............................... 1974-13 Rekomendasi pemilihan arus pengenal pelebur 24 kV jenis letupan (Publikasi IEC 282-2 (1970). NEMA disisi primer berikut pelebur jenis pembatas arus (publikasi IEC 269-2 (1973)(230/400V) disisi sekunder yang merupakan pasangan yang diserahkan sebagai pengaman trafo distribusi................. 1974-14 Persamaan kurva ketahanan untuk bermacam-macam jenis isolasi ........................................................................................ 2015-1 Momen listrik kabel dan hantaran udara TM (20kV) pada beban diujung penghantar dengan susut tegangan 5% ......................... 2125-2 Pemilihan Kekuatan Tiang Ujung Jaring Distribusi Tegangan Menengah …………………………………………………………….. 2405-3 Jenis-jenis Fasilitas Komunikasi ................................................ 2725-4 Karakteristik dan Struktur Kabel Telekomunikasi ...................... 2755-5 Contoh spesifikasi Peralatan Pembawa Saluran tenaga .......... 2795-6 Contoh spesifikasi Peralatan Radio .......................................... 2806-1 Material Pemeliharaan GTT ...................................................... 3106-2 Tabel Daya dan Arus Fuse Link .............................................. 3136-3 Tabel Daya dan Arus Fuse Link ............................................... 3146-4 Kabel standar ........................................................................... 3176-5 Panduan Pengujian Switchgear ............................................... 336
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234