Allan J. Flach, PharmD, MD & Frederick W. Fraunfelden MDffi OBAT.OBAT MATA YANG BIASA Mulai dan lama kerja: Anestesi mulai bekerja dalam DIPAKAI 1 menit dan bertahan selarna 15-20 menit. Allan J. Flach, PharmD, MD Catatan: Agak nyeri saat ditetes.Berikut ini merupakan uraian singkat dan padat obat-obat Benoxi nate Hydroch loridemata yang umum dipakai. Untuk mendapatkan in{ormasiyang lebih mendetil, perlu dikonsultasikan dengan buku Sediaan (sebagai Fluress): Lanftan, 0,4%.ajar farmakologi dan toksikologi standar. Dosis: 1, tetes dan ulang bila perlu. Mulai dan lama kerja: Anestesi mulai bekerja dalam 1-2ANESTETIK TOPIKAT menit dan bertahan selama 10-15 menit.Anestetik topikal berguna untuk sejumlah prosedur diag- Catatan : Benoxinate 0,4% dan fluorescein 0,25% (Flurate,nostik dan terapeutik, termasuk tonometri, pengangkatanbenda asing atau jahitan, gonioskopi, kerokan konjungtiva, Fluress) dapat dipakai sebelum tindakan tonometridan tindakan bedah ringan pada kornea dan konjungtiva' aplanasi.Satu dua tetes biasanya sudah cukup, tetapi dosisnya dapatdiulang selama tindakan berlangsung. ANESTETIK LOKAL UNTUK SUNTIKAN Proparacaine, tetracaine, dan benoxinate adalah obat Lidocaine, procaine, dan mepivacaine adalah anestetikanestesi topikal yang paling banyak dipakai. Pada peng- lokal yang umum dipakai untuk operasi mata. Obat yanggunaan praktis, obat-obat ini dikatakan memiliki potensi bekerja lebih lama seperti bupivacaine dan etidocaine se-anestetik yang setara. ring dicampur dengan anestetik lokal lain untuk memper- panjang efeknya. Anestetik lokal sangat aman bila dipakai Larutan cocaine L-4% jtga dipakai sebagai anestetik dengan hati-hati, tetapi dokter harus sadar akan potensi toksik sistemik bila terjadi penyerapan cepat dari tempattopikal. suntikaru pada kelebihan dosis, atau penyuntikkan intra- Catatan: Anestetik topikal jangan diresepkan untuk pema- vena yang tidak disengaja.kaian di rumahkarena pemakaian yang lama dapat menim- Penambahan hialuronidase memudahkan penyebaranbulkan komplikasi pada.kornea dan menutupi penyakit anestetik dah mempercepat mulai kerjanya sampai 1 menit.mata yang berat. Dengan alasan ini, hialuronidase sering dipakai pada pe- nyuntikan retrobulbar sebelum ekskaksi katarak. Aneste-Proparacaine Hydrochloride (Ophthaine, dll.) tik suntikan paling banyak dipakai ahli oftalmologi untuk pasien-pasien tua, yang rentan terhadap aritmia jantung; Sediaan: Larutan 0,5%. Sediaan kombinasi proparacaine oleh karena itu l-epinephrine tidak boleh digunakan pada dan fluoresein tersedia sebagai Fluoracaine. konsentrasi lebih dari 1:200.000. Dosis:-L tetes dan diulangi bila perlu. Lidocaine Hydrochloride (Xylocaine) Mulai dan lama kerja: Anestesi mulai bekerja dalam 20 Karena mula kerjanya yang cepat dan efeknya yang lama detik dan bertahan 10-15 menit. (L-2 jam), lidocaine menjadi anestetik lokal yang paling banyak dipakai. Anestetik ini kira-kira dua kali lebih poten Catatan: Iritasinya paling ringan di antara obat-obat dibandingkan procaine. Larutan l%, lanpa epinefrin, dapat dipakai dengan aman sampai 30 mL. Pada operasi kata- anestesi topikal. rak,15-20 mL umumnya lebih dari cukup. Dosis maksimal yang aman adalah 4,5 mC/kg tanpa epinefrin dan 7 mg/kgTetracaine Hydroch loride (Pontocaine) dengan epinefrin. Untuk anestesi bedah katarak, dilakukan Sediaan: Larutan, 0,5% ; dan salep, 0,5%. Dosis: L tetes dan diulangi bila perlu. 61
62 / BAB3 muda, untuk membantu pemeriksaan refraksi; dan (3) me-penyuntikan intracamera (ke dalam bilik mata) larutan li- lebarkan pupil dan melumpuhkan otot akomodasi pada uveitis-untuk mencegah pembentukan sinekia serta me-docaine 1,%, tanpa pengawet. redakan nyeri dan fotofobia. Karena midriatik dan siklo- plegik melebarkan pupil, pemakaiannya harus hati-hatiProcaine Hydrochloride (Novocai ne) pada mata dengan sudut bilik mata depan yang sempi! baik midriatik maupun sikloplegik dapat menimbulkan Sediaan : Larutan, 1o/o, 2ot,dan 10%. Dosls: Kira-kira 50 mL larutan 1% dapat disuntikkan glaukoma sudut sempit pada mata yang demikian. tanpa menimbulkan efek sistemik. Dosis maksi- 1 . Midriatik (simpatomimetik) mum yang aman adalah 10 mg/kg. Lama kerj a: 45-60 menit. Phenylephrine adalah midriatik tanpa efek sikloplegik.Mepivaca ine Hydrochloride Phenylephrine Hydroch loride(Carbocaine, dll.) (Neo-Synephrine, dll.) Sediaan: Larutan, 1%, 1$%, 2%, dan 3%. . Sediaan: Larutan 0,1'2 %;2,5%; danl'}%. Dosis: Infiltrasi dan blok saraf, sampai 20 mL larutan Dosis: 1. tetes dan diulang 5-10 menit. 1% atau2%. Mulai dan lama kerja: Efek umumnya terjadi dalam 30 Lama kerja: Kira-kira 2 iam. Catatan: Carbocaine sama potennya dengan lidocaine. menit setelah penetesan dan bertahan 2-3 jam. Catatan: Phenylephrine dipakai sendirian atau bersa- Obat ini biasanya dipakai pada pasien yang alergi terhadap lidocaine. Dosis maksimum yang aman ma sikloplegik untuk mempermudah oftalmoskopi, adaiah 7 mg/kg. dalam pengobatan uveitis, dan untuk melebarkan pupil sebelum operasi katarak. Larutan 10% tidakBupivacaine Hydrochloride boleh digunakan pada bayi baru lahir, pasien jan-(Marcai ne, Sensorcaine) tung, atau yang sedang minum reserpine, guane- thidine, atau antidepresan trisiklik karena adanya Sedinan: Larutan, 0,25%, 0,5%, dan 0,75%. peningkatan sensitivitas terhadap efek vasopresor. Dosis: Larulan 0,75% paling sering dipakai dalam of- 2, S i ktop legi k (Pa rasi mpatol itik) talmologi. Dosis aman maksimum untuk dewasa adalah 250 mg dengan epinefrin dan 200 mg tanpa Atropine Sulfate epinefrin. Bupivacaine sering dicampur dengan li- docaine dalam jumlah yang sama. Sediaan: Larutan; 0,5-3%; salep;0,5% danl'%. Mulai dan lama kerja: Mulainya lebih lambat dari lido- Dosls; unfuk refraksi anak, teteskan 1 tetes larutan 0,25- caine, tetapi bertahan lebih lama (sampai 6-10 jam). 0t,5% padamasing-masing mata dua kali sehari, 1-2Etidocaine Hydrochloride (Duranest) hari sebelum pemeriksaan dan kemudian sejam sebelum pemeriksaan; salep, % inci dua kali sehari, Sediaan: Larutan; 1% dan1,,5%. sejak 2 hari sebelum pemeriksaan. Mulai dan lama kerja: Mulai kerja dalam 30-40 menit. Dosls: Dosis makqimum yang aman adalah 4 rng/kg Efek maksimum tercapai kira-kira dalam 2 jam. Efek tanpa epinefrin dan 5,5 mg/kg dengan epinefrin. obat bertahan sampai 2 minggu pada mata normal; pada radang akut, obat harus diteteskan dua atau Obat ini sering dicampurkan dengan lidocaine tiga kali sehari untuk mempertahankan efeknya. Toksisitas: Tetesan atropine harus dipakai dengan hati- untuk anestesi lokal bedah mata. hati untuk menghindari reaksi toksik akibat absor- Mulai dhn lamakerja: Mulai kerja lebih lambat daripada psi sistemik. Gelisah dan perilaku penuh gairah, kulit muka kering dan kemerahan, mulut kering, lidocaine, tetapi lebih cepat daripada bupivacaine. demam, kurang berkeringat, dan takikardia adalah Lama kerja kira-kira dua kali lama lidocaine (4-8 gejala-gejala toksik, khususnya pada anak. Catatan: Atropine adalah sikloplegik yang efektif dan ju-)' bekerja lama. Selain sebagai sikloplegik pada anak, atropine dipakai secara topikal dua atau tiga kaliMIDRIATIK & SIKLOPLEGIK sehari dalam pengobatan iritis. Obat ini juga dipa- kai untuk mempertahankan pupil agar tetap lebarObat-obat midriatik dan sikloplegik melebarkan pupil' setelah tindakan operasi intraokular.Selain itu, sikloplegik melumpuhkan otot akomodasi (pa-sien tidak dapat melihat benda-benda dekat, mis., kata-kata tercetak). Obat ini biasa dipakai dalam oftalmologi,sendiri atau dikombinasi. Kegunaan utamanya adalah (1)melebarkan pupil untuk keperluan oftalmoskopi; (2) me-lumpuhkan otot-otot akomodasi, terutama pada pasien
OBAT-OBAT MATA / 53Scopolamine Hydrobromide Catatan: Tropicamide adalah midriatik yang efektif de- ngan kerja sikloplegik lemah maka sangat berguna S e diaan : Lan:Jan, 0,25 % . untuk oftalmoskopi. Dosis:l tetes dua atau tiga kali sehari. Cyclopentolate Hydrochloride- Mulai dan lama kerja: Slkloplegia timbul dalam 40 menit dan bertahan selama 3-5 hari bila scopola- Phenylephri ne Hydrochloride (Cyclomydril) mine dipakai sebagai alat bantu refraksi pada mata normal. Lama kerja lebih pendek pada mata yang Sediaan: Larutar! cyclopentolate hydrochloride 0,2% meradang. dan phenylephrine hydrochloride 1 %. Toksisitas: Scopolamine kadang-kadang menimbulkan 'Dosdiso:s1is. .teSteacscussetniaapso5l-a1c0rimmaelnisit untuk dua atau tiga pusing dan disorientasi, terutama pada orang tua. harus ditekan setelah Catatan: Scopolamine adalah sikloplegik yang efektif. penetesan obat untuk mengurangi absorpsi siste- Obat ini dipakai dalam pengobatan uveitis, pada mik. refraksi anak, dan pascabedah. Mulai dan lama kerja: Midriasis dan sedikit siklople-Homatropine Hydrobromide gia terjadi dalam 3-6 menit pertama. Lama kerja Sediaan: Larutary 2% dan5%. umumnya kurang dari 24 jam. Kombinasi obat ini Dosisr untuk refraksi, 1- tetes pada setiap mata dan di- terutama bermanfaat' untuk dilatasi pupil pada ulangi dua atau tiga kali dengan interval 10-15 pemeriksaan bayi prematur dan bayi yang masih menit. Mulai dan lama keria: Efek sikloplegik maksimal berta- kecil. han selama 3 jam, tetapi pemulihan sempurna kira- OBAT.OBAT YANG DIPAKAI DATAM kira 36-48 jam. Pada kasus tertentu, kerjanya yang PENGOBI\TAN GTAUKOMA lebih pendek membuatnya lebih menguntungkan daripada scopolamine atau atropine. Konsentrasi yang dipakai dan frekuensi penetesan hen- Toksisitas: Sensitivitas dan efek samping pasca-pene- daknya bersifat individual berdasarkan hasil pengukur- tesan topikal obat ini jarang te4adi. an tonometri. Gunakan dosis terkecil yang efektif untuk mengendalikan tekanan intraokular dan mencegah ke-Cyclopentolate Hydrochloride (Cyclogyl, dll.) rusakan pada nervus opticus. Sediaan: Larutar! 0,5%,1%, dan2%. Semua parasimpatomimetik menurunkan tekanan in- Dosls; Untuk refraksi, 1 tetes setiap mata dan diulang traokular dengan meningkatkan pengaliran keluar aque- ous humor melalui anyaman trabekula. setelah 10 menit. 1 . Obat Kolinergik (Parasimpatomimetik) Mulai dan lama kerja: Mulai dilatasi dan sikloplegia dalam 30-60 menit. Lama kerja kurang dati24iam' Kerja-Langsung Catatan: Pada refraksi, cyclopentolate lebih populer da- Pilocarpine Hydrochloride & Nitrate ripada homatropine dan scopolamine karena ker- janya yang lebih pendek. Kadang-kadang terjadi Sediaan: Larutan, 0,25%,0,5-6%,8%, danl0%, geI 4 %. neurotoksisitas, yang bermanifestasi sebagai inko- juga ada dalam bentuk lepas berkala (Ocusert). herensi, halusinasi visual, bicara pelo, dan ataksia' Reaksi'ini lebih sering pada anak-anak. Dosis: 1, tetes sampai enam kali sehari; kira-kira se- panjang 1/z inct gel dimasukkan dalam cul-de-sacTropicamide (Mydriacyl, dll.) konjungtiva inferior sebelum tidur. Sediaan: Larutan, 0,5% dan 1%; 0,25% dengan hydrox- Catatan: Pilocarpine diperkenalkan tahun 1876 danrna- amphetamine hydrobromide (Paremyd) 1%. sih sering dipakai sebagai obat antiglaukoma. Dosis: 1 tetes larutan 1%, dua atau tiga kali dengan Carbachol, Topikal interval 5 menit. Sediaan: Larutary 0,75%, 1,5%, 2,25%, dan 3%. Mulai dan lama kerja: Waktu yang dibutuhkan untuk Dosis: 1, tetes pada setiap mata, tiga atau empat kali mencapai efek sikloplegik maksimum 20-25 rnenlt, sehari. dan lama efeknya hanya 15-20 menit; karena itu, ketepatan waktu pemeriksaan pasca-penetesan tro- Catatan: Carbachol kurang diabsorpsi melalui kor- picamide menjadi penting. Pemulihan sempurna nea dan umumnya dipakai jika pilocarpine tidak memerlukan 5-6 iam. efektif. Lama kerianya 4-6 1am. Jika benzalkonium chloride digunakan sebagai vehiculum, daya serap
64 / BAB3 carbachol sangat meningkat. Farmakodinamik car- pasien dengan katarak insipiens (efek pada penglihatan bachol juga meliputi kerja tak langsung. tidak menonjol). Sedikitnya 25% pasien menunjukkan aler- gi lokal; yang lain mengeluh sakit kepala dan palpitasi2. Ohat Antikolinesterase jantung. Epinephrine menimbulkan efek pada tempat-Kerja-Tak Langsung tempat yang memiliki reseptor alfa maupun beta.Physostigmine Salicylate & Sulfate (Eserine) Epinephrine terutama bekerja dengan meningkatkan pengeluaran aqueous humor. Namun, obat ini juga mam- Sediaan: Larutan, 0,25% dan salep 0,25%. pu mengurangi produksi aqueous humor pada pemakaian yang lama. Dosis: l tetes tiga atau empat kali sehari atau salep se- Beberapa sediaan yang dapat digunakan pada glau- panjang % inci satu atau dua kali sehari. Catatan: Tingginya insidens reaksi alergi membatasi koma sudut-terbuka disampaikan setelah ini. Dosis se- muanya sama, yakni, 1 tetes dua kali sehari. Dipivefrin, penggunaan obat antiglaukoma yang lama dan ja- rang digunakan ini. Obat ini dapat dikombinasikan bentuk epinephrine yang teresterifikasi, cepat dihidrolisis dalam larutan yang sama dengan pilocarpine. menjadi epinephrine. Farmakodinamiknya sama dengan farmakodinamik epinephrine. Obat-obat parasimpatomimetik berikut ini poten dan bekerja lama, serta digunakan bila obat-obat anti- Epinephrine borate (Eppy /N) 0,5%,1, %, dan2%. glaukoma lain tidak dapat mengendalikan te- Epinephrine hydrochloride (Epifrin, Glaucon) 0,25%, kanan intraokular. Saat ini mereka kurang dipakai dibanding dulu. Miosis yang dihasilkan sangat 0,5\"L , 1\"o , dan 2oto . kuat; spasme siliaris dan miopia sering terjadi. Iri- Dipivefrin hydrochloride (Propine) 0,1 %. tasi lokal sering ditemukan dan phospholine iodide 4. Obat Adrenerg i k (Simpatomimetik); diduga bersifat kataraktogenik pada beberapa pa- Relatif Spesifik-Alfa 2 sien. Dapat terjadi blokade pupil. Dengan semakin berkembangnya obat antiglaukoma modern, obat- Apraclonidine Hydrochloride (topidine) obat ini semakin jarang dipakai dibandingkan Sediaan: Larutary 0,5% danL%. dulu. Dosls: I tetes larutan 1% sebelum terapi laser segmen anterior dan tetesan kedua setelah tindakan hampirEchothiophate lodide (phospholine todide) selesai. Satu tetes larutan 0,5% dua atau tiga kali Se diaan: Larutary 0,03%, 0,06%, 0,125%, dan 0,28%. sehari sebagai pengobatan tambahan jangka-pendek pada pasien glaukoma yang menggunakan obat- Dosis: 1, tetes satu atau dua kali sehari atau lebih jarang obat lain. lagi, tergantung responsnya. Catatan: Apraclonidine hydrochloride adalah agonis adrenergik alfa-2 yang relatif selektif; dipakai se- Catatan: Echothiophate iodide adalah obat yang beker- cara topikal untuk mencegah dan mengendalikan ja lama serupa dengan isoflurophate, yang mem- tekanan intraokular agar tidak naik setelah prosedur punyai keuntungan karena larut-air dan kurang laser pada segmen anterior. Obat ini juga dipakai se- bagai terapi tambahan jangka-pendek pada pasien menimbulkan iritasi lokal. Toksisitas sistemik dapat dengan terapi medis maksimal yang masih ditole- timbul dalam bentuk stimulasi kolinergik, antara ransi yang masih memerlukan penurunan tekanan intraokular. Apraclonidine menurunkan tekanan in- lain banyak llur, mual, muntah, dan diare. Efek traokular dengan menekan pembentukan aqueous humor, yang mekanisme sebenarnya belum jelas. samping pada mata adalah pembentukan katarak, diketahui. Berbeda dengan clonidine, apraclonidi- spasme akomodasi, dan pembentukan kista iris. ne ternyata tidak mudah melalui sawar jaringan_ darah dan menimbulkan sedikit efek samping. EfekDemecarium Bromide (Humorsol) samping sistemik yang dilaporkan adalah turunnya tekanan diastolik farang), bradikardia, dan geja- Sediaan: tarutan, 0,125% dan 0,25%. la-gejala sistem saraf pusat seperti insomnia, irita- Dosis: 1, tetes satu atau dua kali sehari. bilitas, dan penurunan libido. Efek samping pada Catatan: Mungkin terjadi toksisitas sistemik yang se- mata adalah memucatnya konjungtiva, elevasi pai- pebra superior, midriasis, dan rasa terbakar. rupa dengan echothiophate iodide.3, Obat Adrenergi k (Simpatomimeti k);NonspesifikPada pengobatan glaukoma, epinephrine mempunyai ke-untungan berupa durasi kerja yang lama (12-72 jam) dantidak menimbulkan miosis. Ini terutama penting bagi
Brimonidine Tartrate (Alphagan-P) IOBAT.OBAT MATA 65Brimonidine adalah agonis adrenergik alfa-2 yang relatif Levobunolol Hydrochloride (Betagan)spesifik, yang menurunkan tekanan intraokular denganmenekan produksi aqueous dan mungkin juga dengan Sediaan: Larutan, 0,25% dan 0,5%.meningkatkan pengaliran keluar aqueous melalui jalur Dosis: L tetes satu atau dua kali sehari.uveosklera. Obat ini mempunyai c{ek minimum pada fre- Catatan: Levobunolol adalah penyekat F, dan F, non-kuensi jantung dan tekanan darah. selektif. Obat ini mempunyai efek yang sebanding Sediaan: Larutan, 0,15%. dengan timolol dalam pengobatan glaukoma. Dosis: l tetes dua atau tiga kali sehari. Mungkin di- Metipranolol Hydrochloride (OptiPranolol) gunakan sebagai monoterapi atau dikombinasikan Sediaan: Larutan, 0,3% . dengan obat glaukoma lain. Sering kali digunakan Dosis: L tetes satu atau dua kali sehari. sebagai obat pengganti pada pasien yang tidak Catatan: Metipranolol adalah penyekat F' dan 9, non- tahan obat penyekat beta. selektif dengan efek pada mata yang serupa dengan Toksisitas: Mulut kering, rasa menyengat, dan keme- timolol. rahan merupakan efek samping yang paling sering Carteolol Hydrochloride (Ocupress) ditemukan. Sediaan: Larutan, 1 o/o.5. Obat Penyekat Adrenergik-Beta Dosis: L tetes satu atau dua kali sehari.(simpatolitik) Catatan: Carteolol adalah penyekat-beta nonselektifTimolol Maleate (Timoptic; Timoptic XE, dengan efek farmakologik serupa dengan penyekat-Betimol) beta topikal lain yang dipakai pada pengobatan Sediaan: Larutan, 0,25o/o dan0'5%; gel,0,25% dan0,5%. glaukoma. Dosls: 1.tetes larutan b,25% utau 0,5% di setiap mata, satu atau dua kali sehari bila perlu. Satu tetes gel 6. Penghambat Anhidrase Karhonat; Diberikan per Oral sekali sehari. Catatan: Timolol maleate adalah obat penyekat adre- Penghambatan anhidrase karbonat pada coipus ciliare mengurangi sekresi aqueous. Pemberian penghambat nergik-beta non-selektif yang diberikan secara to- anhidrase karbonat per oral terutama berguna dalam pikal untuk pengobatan glaukoma sudut-terbuka, menurunkan tekanan intraokular pada kasus glaukoma glaukoma afakik, dan beberapa jenis glaukoma sudut-terbuka tertentu dan dapat dipakai pada glaukoma sekunder. Satu kali pakai dapat menurunkan teka- sudut-tertutup dengan sedikit efek. nan intraokular selama 12-24 jam.'Timolol ternyata efektif pada beberapa pasien glaukoma berat yang Penghambat karbonat anhidrase yang digunakan ada- tidak dapat terkontrol dengan obat-obat antiglau- lah derivat-derivat sulfonarnide. Pemberian per oral me- koma lain yang telah ditoleransi maksimal. Obat ini nimbulkan efek maksimum kira-kira setelah 2 jam; pem- tidak mempengarirhi ukuran pupil atau ketajaman berian intravena, setelah 20 menit. Lama efek maksimal penglihatan. Meskipun timolol biasanya ditole- adalah 4-6 jarn setelah pemberian per oral. ransi baik, pemberiannya harus hati-hati'pada pa- sien-pasien yang diketahui kontraindikasi terhadap Penghambat anhidrase karbonat dipakai pada pasien penggunaan sistemik obat penyekat adrenergik- dengan tekanan intraokular yang tidak dapat dikendalikan beta (mis., asma, gagal jantung). (Lihat pembahasan dengan tetes mata. Untuk itu obat-obat ini berguna, tetapi efek samping, berikut ini.) punya banyak efek samping yang tidak diinginkan, seperti deplesi kalium, gangguan lambung, diare, dermatitis eks-Betaxolol Hydrochloride foliatif, pembentukan batu ginjal, napas pendek, fatigue,(Betoptic; Betoptic S) asidosis, dan kesemutan pada ekstremitas. Penghambat anhidrase karbonat sistemik jadi lebih jarang dipakai sejak Sediaan: Larutan, 0,25% (Betoptic S) dan 0,5%. ada timolol, penghambat anhidrase karbonat topikal, dan Dosis: -J. tetes satu atau dua kali sehari. terapi laser. Catatan: Betaxolol mempunyai efikasi sebanding Acetazolamide (Diamox) dengan timolol dalam pengobatan glaukoma. Se- lektivitas relatif terhadap reseptor-p, mengurangi Sediaan dan dosis: risiko efek samping pulmoner, khususnya pada OraI: Tablet, 1.25 mg dan 250 mg; berikan 125-250 mg, pasien dengan penyakit jalan napas reaktif. dua sampai empat k4li sehari (jangan melebihi 1 g dalam 24 jam). Kapsul lepas-berkala, 500 mg; be- rikan 1 kapsul, satu atau dua kali sehari.
65 / BAB3 P ar enter aI : D apat diberikan ampul 500 mg intramuskular Dosis: 1, tetes sehari. Toksisitas: Lihat Unoprostone Isopropyl, berikut. atau intravena untuk waktu singkat bila pasien Travoprost (Travatan) tidak bisa menerima per oral. Sediaan: Larutan, 0,004%.Methazolamide (Neptazane) Dosis: l tetes sehari. Sediaan: Tablet,25 mg dan 50 mg. Dosls; 50-100 mg, dua atau tiga kali sehari (total tidak Toksisitas : Lihat Unoprostone Isopropyl, berikut. melebihi 600 mglhari). Bimatoprost (Lumigan)Dichlorphenamide (Daranide) S ediaan : Lar utan, 0,03% . Dosis:1, tetes sehari. Sediaan: Tablet,50 mg. Toksisitas: Lihat Unoprostone Isopropyl, berikut. Dosls: Dosis awal 100-200 mg, diikuti 100 mg setiap Unoprostone lsopropyl (Rescula) 12 jarn sampai tercapai respons yang diinginkan. Dosis pemelih araan (maintenance) yang :umum untuk S e di aan : L arutan, 0,15 % glaukoma adalah 25-50 mg tiga atau empat kali ' Dosis:2 tetes sehari sehari. Dosis harian total jangan melebihi 300 mg. Toksisitas: Keempat sediaan menyebabkan peningkatan7. Penghamhat Anhidrase Karbonat; pigmentasi coklat pada iris, konjungtiva hiperemis,Diberikan Topikal keratopati epitelial punctata, dan sensasi bendaDorzolamide dap brinzolamide adalah obat-obat peng- asing. Sebagai tambahary obat-obat ini bisa mem-hambat anhidrase karbonat topikal. Keduanya merupakanproduk sulfonamide dengan penetrasi kornea yang cukup perburuk peradangan mata dan telah dihubungkanuntuk mencapai epitel sekretorik corpus ciliare dan dapat dengan berkembangnya edema makula kistoid.menuru\"nkan tekanan intraokular dengan menekan sekresi 9. Preparat Topikal Kombinasiaqueous. Saat ini makin dikembangkan sediaan obat yang meng-Dorzolamide Hydrochloride (Trusopt) gabungkan berbagai senyawa dengan farmakologi yang Sediaan: Larutan 2%. berbeda, yang terutama ditujukan untuk meningkatkan ke- Dosis: 1. tetes dua sampai empat kali sehari. Dapat di- patuhan pasien meskipun besar efek Penurunan tekanan intraokular yang didapat tidak sebesar jumlah efek yang pakai preparat yang mana pun (dorzolamide atau diperoleh pada penggunaan senyawa-senyawa tersebut brinzolamide). Obat ini bisa digunakan sebagai mo- secara terpisah. Contoh sediaan obat tersebut, antara lain noterapi, tetapi lebih sering dikombinasikan dengan Xalacom (latanoprost 0,005% dan timolol 0,5%) sekali se- obat-obat glaukoma lain. hari di waktu pagi, Cosopt (dorzolamide 2% dan timolol Toksisitai: Reaksi-reaksi lokal, seperti rasa terbakar dan 0,5%) dua kali sehari, Combigan (brimonidine 0,2% dan tersengat, keratopati punctata superfisial, dan reak- timolol 0,5%) dua kali sehari, Duotrav (travoprost 0,004% si alergi pada konjungtiva. Rasa pahit pasca-pene- dan timolol 0,5%) sekali sehari, dan Ganfort (bimatoprost tesan sering didapat. Efek samping sistemik, seperti 0,03% dan timolol 0,5%) sekali sehari, tetapi kebanyakan yang ditemukan pada pemberian oral, jarang di- tidak tersedia di Amerika Serikat. temukan.Brinzolamide Opthalmic Suspension (Azopt) 10. Obat Osmotik Sediaan: Suspensi 1 % Obat-obat hiperosmotik seperti urea, manitol, dan gliserin dipakai untuk mengurangi tekanan intraokular dengan Dosis: l tetes dua sampai empat kali sehari. membuat plasma jadi hipertonik terhadap aqueous humor. Obat-obat ini pada umumnya dipakai dalam penanganan8. Analog Prostaglandin glaukoma akut (sudut-tertutup) dan kadang-kadang pra- atau pascabedah bila diindikasikan penurunan tekanan in-Obat-obat ini tampaknya menurunkan tekanan intraokulardengan cara meningkatkan aliran keluar aqueous humor, traokular. Dosis semua obat rata-rata 1,5 g/kg.terutama melalui jalur uveosklera. Dapat digunakan sen-diri atau dikombinasi dengan obat-obat glaukoma lain. Gliserin (Osmoglyn)Latanoprost (Xalatan) Sediaan dan dosis: Gliserin umumnya diberikan per oral dalam larutan 50%, dengan air, jus jeruk, atau larut- Sediaan'. Larutan, 0,005%.
an garam-beraroma dengan es (1 mL gliserin be- OBAT-OBAT MATA / 67 ratnya1,25 g). Dosisnya 1-1.,5 g/kg. Mulai danlamakerja: Efek hipotensif maksimum dicapai obat yang lebih kuat meskipun dosis terapeutiknya lebih kecil. dalam l jam dan bertahan 4-5 jam. Lama pengobatan tergantung jenis lesi dan berkisar Toksisitas: Mual, muntah, dan sakit kepala kadang- antara beberapa hari sampai beberapa bulan. kadang terjadi. Terapi awal pada peradangan mata berat berupa pe- Catatan: Pemberian per oral dan tiadanya efek diure- netesan setiap 1 atau 2 jam sewaktu pasien terjaga. Bila tik adalah keuntungan gliserin dibanding obat-obat respons tampak baik, dosisnya diturunkan secara bertahap hiperosmotik lain. dan dihentikan sesegera mungkin.lsosorbide (lsmotic) Perhatian: Efek samping terapi steroid lokal adalah eksaserbasi keratitis herpes simpleks, keratitis jamur, pem- Sediaan: Larutan 45%. bentukan katarak (tidak umum), dan glaukoma sudut- D osis: 1\",5 g/ kg per oral. Mulai dan lamakerja: Seperti gliserin. terbuka (sering). Efek-efek ini lebih ringan pada terapi Catatan: Berbeda dengan gliserin, isosorbide tidak steroid sistemik. Setiap pasien yang menerima terapi kor- menghasilkan kalori atau menaikkan kadar gula tikosteroid okular lokal atau terapi kortikosteroid sistemik darah. Reaksi samping lainnya serupa dengan reak- jangka-panjang harus dalam pengawasan seorang ahli si gliserin. Setiap 220 mL isosorbide mengandung oftalmologi. 4$meqnatrium. 'Berikut ini disajikan sebagian daftar kortikosteroidMannitol (Osmitrol) topikal untuk dipakai dalam oftalmologi: Sediaan: Larutan 5-25% untuk suntikan. Salep hidrokortison 0,5 %, 0,12%, 0,125 %, dan 1%. Dosis: L,5-2 g/kg intravena, biasanya dengan kadar Suspensi prednisolon asetat0,125% danL %. 'Larutan prednisolon natrium fosfal 0,125% dan 1 %. 20%. Suspensi deksametason natrium fosfat 0,1%; salep Mulai dan lama kerja: Efek hipotensif maksimum terjadi 0,05%. dalam l jam dan bertahan 5-6 jam. Suspensi medrysone 1%. Suspensi fluorometolon},1, % dan0,25%; salep 0,1% Catatan: Masalah \" ozterload\" kardiovaskular dan edema Suspensi rimexalone 1% . paru lebih sering pada obat ini karena besarnya vo- CAMPURAN KORTIKOSTEROID & OBAT ANTI.INFEKS! lume cairan yang dibutuhkan. Terdapat banyak produk komersial yang mengandungUrea (Ureaphil) kombinasi obat dosis-tetap (fixed-dose) kortikosteroid dan satu atau beberapa obat anti-infeksi. Ini dipakai oftalmolog Sediaan: Larutan 30% lyophilized urea dalam gula invert. terutama untuk mengobati keadaan yang membutuhkan D psis : 1,-1,,5 g / kg per intravena. keduanya, mis., keratitis marginal akibat kombinasi inJeksi Mulai dan lama kerja: Efek hipotensi maksimum terjadi staphylococci dan reaksi alergi, blefarokonjungtivitis, dan keratokonjungtivitis fliktenular. Campuran obat ini juga dalam l jam dan bertahan 5-6 jam. dipakai pascabedah. Toksisitas: Ekstravasasi aksidental pada tempat suntik- Preparat-preparat ini tidak boleh digunakan untuk an dapat menimbulkan reaksi lokal, yang berkisar dari iritasi ringan sampai nekrosis jaringan. mengobati konjungtivitis atau blefaritis yang tidak dike- tahui penyebabnya. Campuran ini jangan dipakai sebagaiKORTIKOSiCNOIO TOPIKAL pengganti obat anti-infeksi, tetapi hanya diberikan bilaIndikasi jelas juga ada indikasi untuk kortikosteroid. Campuran steroid dan anti-inJeksi dapat menimbulkan semua kom-Terapi kortikosteroid topikal diindikasikan pada kondisi plikasi yang terjadi akibat penggunaan preparat steroid topikal.peradangan di segmen anterior bola mata. Contohnya OBAT ANTI.INFLAMASI NON.STEROIDadalah konjungtivitis alergika, uveitis, episkleritis, skle- (NSATD)ritis, fliktenulosis, keratitis punctata superfisiaf keratitisinterstisial, dan konjungtivitis vemalis. Obat-obat oral NSAID-indomethacin 75 mg per hari, flur-Pemberian & Dosis biprofen 150 mg per hari; atau ibuprofen 600 mg per hari-Aktivitas antiradang kortikosteroid dan turunan-turun- merupakan terapi lini pertama bagi skleritis. Sediaan mataannya bervariasi. Kekuatan relatif prednisolon terhadap topikal beberapa NSAID menyediakan bioavailabilitashidrokortison adalah 4 kali; deksametason dan betame-tasorL 25 kali. Efek sampingnya tidak berkurang dengan
68 / BAB3okular dengan sedikit toksisitas. Obat-obat ini terutama rapeutik umumnya belum terjadi sampai beberapa hari pengobatan.bekerja dengan menghalangi sintesis prostaglandin mela- Nedocromil Sodium (Alocril)lui penghambatan siklooksigenase, enzim yang mengka- Sediaan: Larutan, 2o6talisis konversi asam arachidonat menjadi prostaglandin' Dosis; dua kali sehariBeberapa oftalmolog memakai kombinasi kortikosteroidtopikal dan NSAID untuk mengatasi peradangan mata' Catatan: Nedocromil mempunyai aktivitas antihistd- min dan penstabil sel mast dengan mula kerja yang Akhir-akhir ini, flurbiprofen (Ocufen), 0,03% dan su-profen (Profenal), 1% telahdisetujui FDA (Food and Drug cepat.Administration) untuk menghambat miosis selama ope-rasi katarak. Ketorolac (Acutar), 0,5%, disetujui untuk pe- Olapadine Hydrochloride (Patanol)makaian dalam konjungtivitis alergika musiman' Diclofe-nac (Voltaren) dan ketorolac (Acular) merupakan sediaan Sediaan: Larutan,0,l%NSAID topikal pertama yang disetujui untuk pengobatan Dosls: dua kali sehari dengan interval 6-8 jam'radang pascabedah setelah operasi katarak dan untuk Catatan : Olapatadine mempunyai aktivitas antihistaminmeredakan nyeri dan fotofobia pascabedah refraktif kor-nea dengan laser. Saat ini telah tersedia dua obat NSAID dan penstabil sel mast.topikal tambahan, yaitu suspensi nepa{enac (Nevanac) danlaiutan bromfenac (Xibrom). Sediaan lain, suspensi indo- Levocabastine Hydroihloride (Livostin)methacin (Indocid) 1% , tidak adadi Amerika Serikat' Sedia- an NSAID topikal sering digunakan untuk mencegah dan Sediaan: Suspensi, 0,05%' mengobati edema makula kistoid pascaoperasi katarak' tetapi FDA tidak menyetujui pemakaian atas indikasi ini' Dosis:1' tetes emPat kali sehari. Catatan: Levocabastine adalah antagonis histamin poten OBAT.OBAT LAIN YANG DIPAKAI DALAM PENGOBATAN KONJUNGTIVITIS ALERGIKA yang selektif terhadap reseptor H' Obat ini ber- Cromolyn Sodium (Crolom) guna untuk mengurangi gejala akut konjungtivitis alergika. Peredaan gejala terjadi dalam beberapa menit setelah penetesan dan bertahan sampai 2 jam' Emedastine Dif umarate (Emadine) Sediaan: Lattftan, 4%. Sediaan: Larutan, 0,05%. Dosis:1' tetes empat sampai enam kali sehari' Catatan: Cromolyn berguna dalam pengobatan banyak Ketorolac Tromethamine (Acular) jenis konjungtivitis alergika. Respons terhadap Sediaan: Larutan,0,5% pengobatan umumnya terjadi dalam beberapa hari' Dosis:1' tetes empat kali sehari tetapi terkadang belum muncul sampai pengobatan Catatan: Obat ini adalah satu-satunya penghambat berlangsung selama beberapa minggu' Cromolyn bekerja dengan menghambat pelepasan histamin siklooksigenase yang disetujui untuk alergi oleh dan SRS-A (slow-reacting substance of anaphylaxis) sel FDA. mast. Obat ini tidak berman{aat untuk mengobati Vasokonstriktor & Dekongestan gejala akut' Golongan obat-obat ini juga berkepentingan dalam peng-Ketotifen Fu marate (Zaditor) obatan konjungtivitis alergika. S e diaan : Larutary 0,025% . OBAT MATA ANTI-INFEKSI Dosis: dua kali sehari' 7. Larutan & Salep Antibiotik Topikal Catatan: Ketotifen mempunyai aktivitas antihisiamin Antibiotik umumnya dipakai untuk mengobati infeksi dan penstabil sel mast. mata luar, termasuk konjungtivitis bakteri, hordeolum, blefaritis marginal, dan ulkus kornea bakterial' FrekuensiLodoxamide Tromethamine (Alomide) pemakaian tergantung pada kondisi penyakit' Pengobatan Se diaan : Lartfian, 0,1' % - Dosis:1' tetes emPat kali sehari. antibiotik pada infeksi intraokular dapat dilihat dalam Catatan: Lodoxamide adalah penstabil sel mast yang Tabel 3-1. menghambat reaksi hipersensitivitas segera tipe-1' Bacitracin, neomycin, polymyxin, erythromyciry tetra- Ini diindikasikan untuk pengobatan reaksi alergi cycline, gentamycin, dan tobramycin adalah obat antibio- tik topikal yang paling banyak dipakai, sendiri-sendiri atau jaringan mata luar, termasuk konjungtivitis vernal digabung dalam bentuk larutan atau salep. dan keratitis vernal. Seperti cromolyn, respons te-
Bacitracin OBAT-OBAT MATA / 69 Sediaan:Salep, 500 U/ g. Secara komersial tersedia dalam obat lain untuk memperluas spektrum kerjanya. bentuk kombinasi dengan polymyxin-B. Dalam praktek oftalmologi, paling banyak dikenal sebagai Neosporiry baik bentuk salep maupun la- Catatan: Kebanyakan organisme gram-positif sensitif ruta& yang merupakan gabungan dengan polymy- terhadap bacitracin. Obat ini tidak dipakai secara xin dan bacitracin. Sensitivitas kontak kulit iimbul sistemik karena nefrotoksik. pada 5% pasien jika obat dipakai lebih dari satuErythromycin minggu.Salep erythromyciry 0,5%, adalah obat yang efektif, khu- Polymyxin Bsusnya untuk konjungtivitis stafilokok. Preparat ini dapat Sediaan: Salep, 10.000 unlt/g; suspensi, 10.000 unit/dipakai sebagai pengganti perak nitrat untuk profilaksisoftalmia neonatorum. mL. Di pasarary tersedia dalam bentuk kombinasi dengan bacitracin dan neomycin.Neomycin Catatan: Efektif terhadap banyak organisme gram- Sediaan: Larutan, 2,5 dan 5 mg/ mL; salep, 3,5-5 mgf g. negatif. Di pasaran tersedia dalam bentuk kombinasi de- 2. Sediaan Topikal Antihiotik Sistemik ngan bacitracin dan polymyxin-B. Antibiotik yang biasa dipakai secara sistemik sedapat Dosls: Beri salep atau tetes, tiga atau empat kali sehari. mungkin dihindari untuk pemakaian topikal karena sen- Larutan 50-100 mg/ml dipakai untuk ulkus kor- sitisasi pada pasien dapat mempengaruhi pemakaian sis- temik di kemudian hari. Walaupun demikian, pada kon- nea. disi tertentu, pertimbangan klinis lebih penting daripada prinsip ini, yaitu jika obat tersebut terutama efektif secara Catatan: Efektif terhadap organisme gram-negatif dan gram-positif . Neomycin biasanya digabung dengan.Tabel 3-1 Dosis dewasa antimikroba pilihan pada endoftalmitis.l'2 i:: i\"ii:lilDimodifikasi dan direproduksi, dengan izin Parke DW Brinton GS: Endophthalmitis. ln: /nfectlon ofthe Eye,2nd ed. Tabara KF, Hyndiuk RA (editor).Little Brown, 1996.,Dosis lebih tinggi direkomendasikan untuk kasus tertentu. Dosis yang tercantum di sini dianggap cocok oleh penulis yang sekarang berdasarkanberbagai studi toksisitas obat.ssecara teoretis, pengobatan endoftalmitis mikroba terutama melalui rute intravitreal, ditambah dengan terapi topikal dan subkonjungtival, khu-susnya bila ada infeksi primer di permukaan mata. Terapi sistemik tampaknya tidak memberi keuntungan tambahan pada endoftalmitis eksogenpascabeldah intraokular primer; diindikasikan pada endoftalmitis endogen serta untuk terapi dan profilaksis komplikasi endoftalmitis pascatraumaoku lar.aSediaan antibiotik intravitreal tidak boleh mengandung pengawet.sNefrotoksik. Dosis disesuaikan dengan bersihan kreatinin dan berat badan.
70 / BAB3 Doslsr Untuk pengobatan konjungtivitis, 1 tetes setiap 2-4 jam. Untuk pengobatan ulkus kornea, 1 te.tes se-lokal dan penyakitnya berat. Contoh yang ada misalnya tiap 15-30 menit pada hari pertama, 1 tetes setiaptetrasiklin dalam pengobatan trakoma, infeksi mata paling jam pada hari kedua, dan 1 tetes setiap 4 jam se-umum di dunia. terusnya. Fluoroquinolone (ciprofloxacin, gatifloxacin, moxiflo- Gatifloxacin (Zymar)xacin, norfloxaciry dan ofloxacin) kini tersedia untuk pe-makaian mata. Obat-obat ini efektif terhadap sejumlah ' Sediaan: Larutan, 3 mg/mlbesar patogen mata gram-positif dan gram-negatlf, ter- ,Dosis: Untuk konjungtivitis dan ulkus kornea, samamasuk Pseudomonas neruginosa. Mereka terutama dipakai seperti dosis ciprofloxacin. Fluoroquinolone gene-dalam pengobatan ulkus kornea, tetapi juga telah diberikanuntuk pengobatan konjungtivitis bakterial yang resisten. rasi keempat ini lebih efektif terhadap spektrumTetracycline bakteri gram-positif yang lebih luas dan mycobac-Sediaan: Suspensi, 10 mg/rri.L; salep, 10 mg/g. teria atipik dibandingkan generasi-generasi pen-Catatan: Tetracycline, oxytetracycline, dan chlortetra- dahulunya.. cycline terbatas pemakaiannya dalam oftalmologi Moxif loxaci n (Vi gamox) karena efektivitasnya sangat sering terganggu oleh Sediaan: Larutan, 5 mg/ml timbulnya strain yang resisten. Larutan senyawa- Dosls: Fluoroquinolone generasi keempat ini lebih efek- senyawa ini tidak stabil, kecuali Achromycin dalam tif terhadap spektrum bakteri gram-positif yang minyak zailun, yang dipakai luas pada pengobatan lebih luas dan mycobacteria atipik dibandingkan' trakoma. Salep dapat dipakai sebagai profilaksis generasi-generasi pendahulunya. terhadap oftalmia neonatorum.Gentamicin (Garamycin, GenoPtic, Norf loxacin (Ch ibroxin)Gentacidin, Gentak) Sediaan : tarutary 3 mg / rnL. Sediaan: Larulan, 3 mg,/ mL; salep, 3 mg/ g. Dosis: Untuk konjungtivitis dan ulkus kornea, sama se- Catatan: Gentamicin diterima secara luas untuk digu- perti dosis ciprofloxacin. nakan pada infeksi mata berat, terutama ulkus kor- nea yang disebabkan oleh organisme gram-negatif. Ofloxacin (Ocuflox) Antibiotik ini juga efektif terhadap banyak stafi- Sediaan : La rutan, 3 mg/mL. lokok gram-positif, tetapi tidak efektif terhadap Dosls: Unfuk konjungtivitis dan ulkL c kotnea, sama se- streptokok. Telah ditemukan banyak strain bakteri perti dosis ciprofloxacin., yangresisten terhadap gentamicin. 3. Komhinasi Ohat AntibiotikTobramycin {Tobrex, AktoP) Sejumlah sediaan mata yang tersedia mengandung cam- prrran antibiotik dan bakteriostatik (Tabel 3-2). Sediaan: Larutary 3 ng / rr.L; salep, 3 rng/ g. Catatan: Aktivitas antirriikrobanya serupa dengan gen- 4. Sulfonamide tamiciru tetapi lebih efektif terhadap streptokok. Sulfonamide adalah obat yang paling banyak dipakai un- Obat ini sebaiknya dicadangkan untuk pengobat- tuk pengobatan konjungtivitis bakterial. Keuntungannya , an kgratitis Pseudomonas karena lebih efektif pada kasus tersebut.Chloramphenicol Tabel 3-2. Beberapa kombinasi sediaan antibiotik.(Chloromycetin, Chloroptic) Sediaan: Larutan, 5 dan 10 mg/mL; salep,l0 mg/ g. Catatan: Chloramphenicol efektif terhadap sejumlah besar organisme gram-positif dan gram-negatif. Obat ini jarang menimbulkan sensitisasi lokal, te- tapi sejumlah kasus anemia aplastik telah terjadi pada terapi jangka-panjang.Ciprofloxacin (Ciloxan) Sediaan: Larutan, 3 mg / nL.
OBAT-OBAT MATA I 71adalah (1) aktif terhadap organisme gram-positif dan 6. Ohat Antivirusgram-negatif; (2) relatif murah; (3) alergenisitas rendah,dan (4) pemakaiannya tidak disertai komplikasi inJeksi ldoxuridine (Herplex)jamur sekunder, seperti yang kadang-kadang terjadi pada S ediaan : Larutan oftalmik, 0,1,% ; saIep, 0,5%.penggunaan antibiotik jangka-panjang. Dosis:1, tetes setiap jam sepanjang siang hari, dan setiap Sulfonamide yang paling umum dipakai adalah sul- 2 jam waktu malam. Bila ada perbaikan (ditentukanfacetamide sodium dan sulfisoxazole' dengan pemulasan fl uorescein), frekuensi penetes- an diturunkan secara bertahap. Salep dapat dipakaiSulfacetamide Sodium (bervariasi) empat sampai enam kali sehari, atau larutannya un- tuk siang hari dan salep untuk malam hari. Sedinan: Larutan oftalmik, 10%, 15% dan 30%; salep, Catatan: Dipakai untuk pengobatan keratitis herpes 10%. simplex. Infeksi epitel umumnya membaik dalam beberapa hari. Pengobatan harus dilanjutkan sam- Dosls: Teteskan 1 tetes dengan frekuensi sering, ter- pai 3 atau 4 hari setelah tampak sembuh. Banyak gantung beratnya konjungtivitis. ahli oftalmologi masih lebih suka mengelupas epi- tel kornea yang terinfeksi dan tidak memakai ido-Sulfisoxazol e (G antrisi n) xuridine. Sediaan: Larutan oftalmik, 4%; salep,4%. Dosls; Seperti pada sulfacetamide sodium (di atas). Vidarabine (Vira-A)5. Obat antijamur toPikal Sediaan: Salep oftalmik, 3 %. Dosrs: Pada keratitis epitel herpetik, pakai empat kaiiNatamycin (Natacyn) sehari, selama 7 -10 hari. Sediaan: Suspensi,5%. Catatan: Vidarabine efektif terhadap virus herpes sim- Dosis: l tetes setiap l-2iarr. plex, tetapi tidak terhadap virus DNA atau RNA Catatan: Efektif terhadap bentuk filamen dan ragi. lainnya. Obat ini efektif untuk beberapa pasien yang Obat awal pilihan bagi kebanyakan ulkus kornea tidak responsif terhadap idoxuridine. Vidarabine mengganggu sintesis DNA virus. Metabolit utama ' mikotik. adalah arabinosylhypoxanthine' (Ara-Hx). Obat iniNystatin (Mycostatin) efekti{ terhadap penyakit epitel kornea herpetik dan efikasinya terbatas pada keratitis stroma atauNystatin tidak tersedia dalam bentuk salep oftalmik, teta- uveitis. Vidarabine dapat menyebabkan toksisitaspi sediaan dermatologiknya (100.000 unit/g) tidak iritatifbagi jaringan mata dan dapat dipakai untuk pengobatan selular dan memperlambat regenerasi kornea. Tok-infeksi jamur pada mata. sisitas selular lebih ringan dari-pada toksisitas ido- xuridine.Amphotericin B (Fungizone)Amphotericin B lebih efektif daripada nystatin, tetapi Trif I uridine (Viroptic)tidak terdapat dalam bentuk salep oftalmik. Sediaan der- Sediaan:Larulan,1, %.matologiknya sangat iritatif. Larutan (1,5-8 mg/ml air Dosis: 'J. tetes setiap 2 jam (maksimum total, 9 tetes/suling dalam 5% dextrosa) harus dibuat di apotek dari hari). obat bubuk. BSnyak pasien merasa matanya sangat tidak Catatan: Bekerja dengan menghambat sintesis DNA nyaman setelah pemakaian obat ini. virus. Lebih larut dibandingkan idoxuridine mau- pun vidarabine dan agaknya lebih efektif untuk Miconazole (Monistat) penyakit stroma. Larutan 1% tersedia dalam bentuk preparat intravena\" Acyclovir (Zovirax) yang dapat langsung diteteskan pada mata' Obat ini tidak tersedia dalam bentuk oftalmik. Sediaan:200,400, dan 800 mg. Fluconazole (Diflucan) Catatan: Acyclovir adalah obat antivirus dengan ak- tivitas penghambat terhadap herpes simplex tipe Sediaan parenteral 0,2% tersedia dan bisa diteteskan pada 1 dan 2, virus varicella-zoster, virus Epstein-Barr, mata. Tidak tersedia dalam bentuk o{talmik. dan cytomegalovirus. Awalnya obat ini mengalami
72 / BAB3 VASOKONSTRIKTOR & DEKONGESTAN fosforilasi oleh kinase timidin spesifik-virus men- Banyak agen vasokonstriksi oftalmik yang dijual bebas jadi asiklovir monofosfat dan kemudian olejh kina- di pasaran. Bahan aktif dalam agen ini umumnya adalah se seluler menjadi asiklovir trifosfat, yang meng- ephedrine 0,123%, naphazoline 0,012-0,1%, phenylephrine hambat polimerase DNA virus. Jadi, terdapat se- 0,12%, atau tetrahydrozoline 0,05-0,15 %. lektivitas yang tinggi untuk sel-sel yang terinfeksi Agen-agen ini mengkonstriksi pembuluh-pembuluh virus. Toksisitas asiklovir ini rendah. Tidak ada superfisial di konjungtiva dan meredakan kemerahan. sediaan oftalmik komersial di Amerika serikat; se- Obat ini juga mengatasi iritasi ringan di permukaan dan diaan topikal untuk pengobatan herpes genitalis gatal pada konjungtiva, yang dapat menandai suatu res- jangan dipakai pada mata. Tersedia preparat oral, pons terhadap agen berbahaya atau yang merangsang yang bisa dipakai untuk pengobatan infeksi herpes seperti asbut (asap kabut), klor dalam kolam renang, dll. zoster mata tertentu. Juga tersedia produk yang mengandung antihistamin, an- tazoline phosphat 0,25-0,5%, atau pheniramine rnaleateGanciclovir (Vitrasert) 0,3%. Sediaan: implan intravitreal, 4,5 mg Dosis:Diganti setiap 5-8 bulan, tergantung kebutuhan AGEN PENGERING KORNEA Catatnn: Penyisipan ganciclovir intravitreal memung- Larutan dan salep pengering (penyebab dehidrasi) yang kinkan pengobatan retinitis cytomegalovirus tanpa efek samping terapi sistemik. secara topikal diberikan ke mata mengurangi edema kornea dengan menciptakan gradien osmotik; film airTARUTAN PEWARNA DIAGNOSTIKFluorescein Sodium mata dibuat hipertonik terhadap jaringan kornea. Hasilnya adalah berkurangnya edema kornea untuk sementara. Sediaan: Larutan 2%, dalarn unit dosis-tunggal dispo' Sediaan: Larutan gliserin anhidrat (Ophthalgan); la- sable;bentpacarik kertas steril; sebagai larutan steril rutan dan salep natrium klorida hipertonik 2o/o dan 10% untuk pemakaian intravena pada angiografi 5% (Absorbonac, Ak-NaCI, Hypersal, Muro-128). fluoresein. Dosis; 1 tetes. Dosis: L tetes larutan atau 1/+ inci panjang salep untuk Catatan: Dipakai sebagai agen diagnostik untuk men- menjernihkan kornea. Dapat diulangi setiap 3-4 deteksi defek epitel kornea, pada tonometri aplana- si, dan sewaktu memasang lensa kontak. ju-.Rose Bengal W EFEK SAMPING SISTEMIK & OKULAR DARI OBAT Sediaan: Larutan 1%, dan strip 1,3 mg. Dosls: 1 tetes. Frederick W. Fraunfelder, MD Catatan: Dipakai untuk mendiagnosis keratokonjung- Obat-obat mata dapat menimbulkan reaksi okular dan tivitis sika; sekret mukosa dan epitel kornea yang sistemik, dan obat-obat sistemik dapat menimbulkan efek mati dapat terpulas dengan rose bengal. simpang pada mata. Pengawet dalam obat mata topikal mungkin pula menimbulkein efek samping. Tabel 3-3PENGGANTI AIR MATA & AGEN PELUMAS sampai 3-5 memuat kemungkinan efek samping sistemik dan okular dari beberapa obat okular dan sistemik. IniMethylcellulose dan senyawa kimia terkait, alkohol poly- bukanlah daftar yang lengkap. Pembaca dianjurkan untuk merujuk pada label produk dan sejumlah rujukan padavinyl dan senyawa kimia terkait, serta gelatin dipakai akhir bab ini.dalarn formula air mata buatan, pelumas oftalmik, larutan EFEK SAMPING SISTEMIK TIMOTOLlensa kontak, dan larutan lensa gonioskopik. Agen-agen initerutama berguna untuk pengobatan keratokonjungtivitis Satu contoh obat mata yang dapat mengakibatkan efeksika (Lihat Bab 4). samping berat adalah timolol. Timolol yang diberikan se- cara topikal adalah obat antiglaukoma yang paling umum Untuk meningkatkan viskositas dan waktu kontakdengan kornea yang panjang, methylcellulose kadang-kadang ditambahkan pada larutan mata (mis., pilocar-pine). Sediaan yang bebas bahan pengawet tersedia bagipasien dengan sensitivitas terhadap substansi ini.
OBAT-OBAT MATA / 73Tabel 3-3. Kemungkinan efek samping okular yang terjadi sekunder akibat obat sistemik.Amldar*ne' :, Keratopati vorteks {Garnbar,l5-.40t oftalmopatitiroid (Gam,bar.n5.23)\" neuropatiroptlkAmp.hetafrine ': ,,Glaukoma sudut-tertutup, kelumpuhan akomodasi, niitagrnu ,rrnqta;keringi r ;11 ,r, ir,, i,Antlkolinergik :galbjturat .r:.Bisphosphonat , Skleritis, episkleritis, uveitis$g99'l{66:::' , r, i'Glikorlda jantung Fapilederna., ,, , ,: \", ,,:. '€hlorarnbucil ' ,: neuropati optik Kekeruhan kornea, degenerasi retina.Chloramphenicol S'indforntstevens'Johnson,;keker:uhan kornea,'parali+i$ otot,ekstraokular,,;,1 ,'..l. - ,,;1,,, , ;..1,C-hlororqrtine .:,, ,: Nistagmus:Chlorprop*rnide,a-,-ur6ti\"k*1o*i1te6sro\"1irer , ,,. ,Diazeparn': : , ,,Dizulfirqn;: ; 1, ,;.*brt cyt:l'ine, , ,,::fF,tlhuaomiob,t*urtaocl,il:.,'',,,,:,,,:Gataril,elrtas' ,,',', .j :tndapan koojungtiva, kekeruhan kornea,,nistaqmui,, olgrnentasirlensa ,.i \", i Katarak,Halopqnidol,r'..,:,,,, j Kekeruhan kornealnd*rnbthacinir ..\" ..,, \" I Neuropati optik.lsoniaa,id.,r''tl I'lr ,i Koniungtivitis. kekeruhan kornea, papiledema, pseudotur,norcer'ebri' :I l I Nistagmustlsotretinoin;r, :- '. .:,,KetamineLevohorgeitrel I Pseudotumor cerebri i'r'r Ir I Konjungtivitit'b.p:Mc-th;11 l \"r.Minocyctine i Papiledema Miosis ,, ' , ,,Morphine li Fapiledema' ' ll.Asam nalidiksat il Kel<eruhen,kornea ':\"Naproxen:':Kontrasepsi oral li ;ffi;.ibj.nlb;i#;-iina'neuropriti optit<. papitedbme r' : ::',r, i rGlaukorna rsudut:tertutup ',Par'oxetineil,'P.erfi.ell[5m1,,,,-, .,, ' LENrdirsvateapPgaqmrnur.ks^,*enrpjuausrnalvlgirsrtiYisvsb;o,toktske€krs{trrhaao*k,kuolarrnea, *iiiii$*logiiif#g4en#;;lmra.digenedslrletiht:P,henothia?ine r::',::,.:f,'t1€!lyfoin :;, 'r - -1: ', 1 iQuinetrine, I Endapan konjungtivaQuirllne , :i tnferk retina,Retinqid , iFrpiledema Riifampint:l :. I Neuritis sptik:Salicylat*, .: Ntai[s)tl6aglrrnluu>s,,: Fpeslrgd4algrarlhgaf nI lr,e€tlirrnrqa , , , ,, , ]::,\" ildenafili.,: v.i,tl,a',n),,n-e: urop optik ..r.l .,I,\", Fenqlihatan.bintik biru {1bvl\"Yu:e.t:i\"anPg*:ed,5treptgrny,,{il, iSindrorn5tevens-JohnsonSulfonamide : i sindrom Stevens-JohnsonTarnoxifen i Endap, gn [<{}rnea dan retinai neuropati optikTetracycline ckulgirik ::' klli'ici*aa*n-u:r':ii: 'ri:'' i':: :: :,' j'Figmentasi kcrnea dan lentiku-lar., degenerasi retina;Topiramate, .,Antidepresan trisikf ik ,. jl, €taukoma sudut tertutup, kelumpuhan akornou$i, ,,,r ,,,. ;, .1 1,: 1;,1,:r;;Y.ig*-hatfln't..,,,i,,,1.1,, t: ..,.:'.v\fiitt@t#i$n,',A,,,:,r,,':,itr,.,i,:,i,tr: t' ',i er*aa ntoniunfrtivai iletetuhin*ornea ,,r.- ' r\"'r'' r1' .r,1 :
74 / BAB3Tabet 3-4. Kemungkinan efek simpang sistemik obat mata topikal.Anestetik, lokal toBlkal Reaksi alergi, reaksi anafjlaktik, konvulsi, lemah (fai'tne$5), hipot$nsi. pingran. Benoxinate;;, Dep-resi rurnsurn tulang, terrngtuk anernia aplastik; gejala Gl, Proparacaine \" ,Fot$entltivitas; sindrom $tevsp5,lohnson, Tetracaine kulit:Fotosensitivileg, perubahan warna :Antibiotik Chloramphenicol 'Fingung\". derrt-rati115,,6*lut kelihg galisah.:dernam, f/u1iril.lE, helu*inasl, Sulf acetamide, sulfamethizole, psikosis, takikardia, haus. sulfisoxazole ArnnCsia,r atak$ia, ksnvulsl. dilE-rientari, disartria; demam Tetracycli ne KrEm labdnmen diare, faffgtla, mual,, rinoa beran ba d a n tu runAntikolinergik l,' , 1 ',,' ,,r, ,: Atropine, hematropine, scopolamine Kram: abdormefl, depigmentasi, diare-, muntah Sindrom Cushing eksoqen,r'Cyalopent l*te;tiopi.arni e:r ,r Arrna, bradikardia, aritrnig jnntung, 'ibingung\", depresi, pusing, dispnea,,Antikolinertera'$e, kerla\"lama halusinasi. irnpoten\" mias{enia. prikosis Femqcar,iurfi; echothiophate, isof lurophate Krarn abdarnen\" di*re, hipotensi; hanyak liu6 trefia4 rnual, tesak; rinore,,B9lo,AntlkdinEstgixe, ke1$,ringkat Neostigmone, physostigmineAgen anti-inflamasi,r :rKottikostsroidFenyetat,bstaradreno{eFtsr l ''Tirns,tol,lgtaxolo!,,levobunolsl,,.. ', etip olpl\",cartesjol :Parasirnpatomimetik Carbachol, pilocarpineSimpatomimetik Arit a jantung, hipert si, p perdarah subarnknoidi;takikardi'a Ephedrine, epinephrine, -alpitasir. -an : h;4droxyarn-phetqmine, phenylephrinedipakai di dunia dan telah dikaitkan dengan reaksi-reaksi menuju hati atau ginjal, tempatnya didetoksifikasi. Olehyang berat bahkan fatal. Konsentrasi obat yang cukupdalam plasma untuk menyebabkan efek hambatan adreno- karena itu, sejumlah kecil dosis yang diserap mukosa nasalseptor sistemik kadang-kadang dicapai melalui pemberi- dapat menimbulkan kadar terapeutik daiam darah; saat diberi per oral, first pass meliputi penyerapan melalui sa-an obat mata topikal. Bila timolol mata topikal diberikan Iuran gastointestinal kemudian ke hati, tempat 80-90% obatpada bayi, kadar dalam darah sering enam kali lebih tinggi mengalami detoksifikasi sebelum mencapai atrium kanan. Di Amerika Serikat, sekitar 8% dari populasi kulit putih,dibandingkan kadar terapeutik minimum Penggunaan Peroral. Jika sistem pengaliran lakrimal berfungsi, kira-kira 24% kulit hitam, dan 1% populasi timur jauh (jepang,80% tetes mata timolol diserap mukosa hidung dan dapatdikatakan langsung masuk ke dalam sistem pembuluh China) diketahui kekurangan enzim sitokrom P450, yangdarah. Kejadian ini disebut sebagai elekfirst-order pass dan diperlukan bagi metabolisme tiinolol. Jadi, sejumlah ke-terjadi pada semua obat yang.mudah terabsorpsi melalui lompok berisiko lebih tinggi terhadap timbulnya efek sam-jaringan mukosa di kepaia. Drainase vena mengalir ke ping sistemik. Penderita glaukoma yang akan diterapi dengan pe-atrium kanan (first pass), dan darah yang mengandung obat nyekat-beta harus diketahui dulu riwayat kardio-pulmo-ini ciipompa kembali ke berbagai organ sasaran sebelum nernya. Pemeriksaan fungsi paru harus dipertimbang-kembali ke atrium kiri (second pass). Kemudian darah ini kan pada pasien dengan penyakit bronkokonstriktif, dan
OBAT-OBAT MATA / 75Tabel 3-5. Kemungkinan efek simpang mata obat mata topikal.Anestetik lokal Reaksi alergi, kekeruhan kornea, rnelambatpya,penyembuhan luka kornea. iritis Butacaine. proparacaint, tetracaineAntibiotikAntikolinergik tropicamide ' : Glaukoma sudut-tertutup, penglihatan kahur, fotpfobia Cyelopentolate, Spasme akornodatif., katarak, depigmentali palpebra; kista iris,.*bstruksi,alirenAntikolinesterase Demecarium, echothioBhate,Anti-inflamasi Katarah infeksi kornea. melambatnya peny,embuhan 10ka kornea, gtaukoma KortikorteroidAntiglaukotna Bertambahnya pigmen t.1r,,6uk.l,mata rneqranjang' dan bertambah gelap, Latand-prost t_\"_T! y I ly9 lyl y -T-.-t-\" 9.3: lyl ill'- 3 !l9ti9'-Antiviral ,ldoxuridine, trif.turidine vidarabine Pseudopemfigoid sikatrikal, keratitis, obstruksi aliran lakiimalPe*ye*at adrener,glk-beta Blefarokanjuntivitie, anestesia kornea, diplopia, rnata kering. keratitis, ptosi$ Timolof ::P-arasimpatornirnetik 5pasme akomodatif, pseudopemfigoid sikatrikal, kornea berkabut {get}, miopia, Filocarpine ablasi retina r, \"rr ,Bahan pengawet'l Benaa,lkonium chloride, phenlrl mercuric Reaksi alergi, kekeruhan kornea. keratitis nitrate, thimerosalSimpatomimetik Reaksialergi, glaukornasuduttertutup,konjungtivitisfolikutar,,, :,, Dipiverin ,: Fseudopemfigoid sikatrikat, edema makula kistoid; perubahan warna kornea, , Epi*ephr\"rne kqnjungtiva; dan lensa kontak'lunak; obstruksi aliran lakrimal.elektrokardiogram harus dikerjakan pada pasien dengan Metode pemberian obat mata topikal yang benar ada-penyakit jantung tertenttr. Secara khusus, catatan dalamkemasan harus diperhatikan dengan baik. Pasien yang lah sebagai berikut:diketahui menderita asma bronkial, penyakit kardiovas-kular atau respiratorik menahun, atau sinus bradikardia 1. Posisikan kepala pasien mendongak ke atas.perlu menjalani screening sebelum menggunakan timoloi. 2. Pegang palpebra inferior di bawah bulu mata danObat ini harus dipakai dengan hati-hati pada pasien vangmendapat agen penyekat-beta sistemik lain. tarik palpebra menjauhi mata dengan hati-hatiCARA MENGURANGI EFEK SAMPING (Gambar 3-1).SISTEMIK 3. Berikan 1 tetes obat ke dalam cul-de-sac inferior yangSatu prinsip penting untuk menghindari efek samping sis-temik obat mata topikal adalah mencegah kelebihan dosis. paling dekat dengan daerah yang \"sakit.\" UsahakanDokter harus meresepkan obat dengan dosis atau kon- jangan sampai ujung botol penetes menyentuh bulusentrasi terendah yang masih berefek terrapeutik. Hanya mata atau palpebra untuk mencegah kontaminasidiperlukan 1 tetes obat setiap dosisnya karena volumeyang dapat ditahan oleh saccus conjunctivalis kurang dari (Gambar 3-2).-[ tetes. 4. Agat cul-de-sac inferior menjadi lebih dalam, tarik pal- pebra inferior dengan hati-hati ditarik ke atas sampai menyentuh palpebra superior sambil mata melihat ke bawah (Carnbar 3-3). 5. Palpebra harus tetap ditutup selama 3 menit agar tidak berkedip, yang akan memompa obat ke dalam hidung dan meningkatkan absorpsi sistemik. Kepada pasien
76 / BAB3Gambar 3-1. Kepala pasien didongakkan ke atas; pegang pal- Gambar 3-2. Pasien harus melihat ke atas untuk mencegahpebra inferior di bawah bulu mata dan tarik menjauhi mata obat langsung menetes tepat di.kornea, yang akan merang-dengan hati-hati. sang pengeluaran air mata dan menyebabkan dilusi obat. Satu tetes larutan atau \"sekepala korek api\" salep diletakkan di cul- de-sac inferior, tanpa menyentuhkan botol ke bulu mata atau palpebra (untuk mencegah kontaminasi).Gambar 3-3. Pasien diminta melihat ke bawah, tarik pal- Gambar 3-4. Selama 2 menit atau lebih, tekan kuat sudut- dalam palpebra yang tertutup dengan jari telunjuk dan ibu jari.pebra inferior dengan hati-hati sampai menyentuh palpebra Penekanan saccus lacrimalis lebih penting daripada penutupansuperior. palpebra dalam mengurangi absorpsi sistemik. Kelebihan obat yang ada harus diusap sebelum penekanan dilepaskan atau sebelum membuka mata.
diperagakan cara menutup sistem drainase lakrimal OBAT-OBAT MATA I 77 dengan menekan kuat sudut-dalam palpebra yang sedang tertutupi bahkan tindakan ini lebih penting di- Fraunfelder FT et al: Visual side effects possibly associated with bandingkan penutupan palpebra (Gambar 3-4). Viagra. J Toxicology-Cut Ocular T ox 2000;19 :2L6. Kelebihan obat di kantus medialis harus dihapus sebe- Fraunfelder FW: Visual side effects associated with erectile dysfunction agents. Am ] Ophthalmol 2005;140:723. IPMID: lum penekanan dihentikan atau palpebra dibuka. Pa- sienyangmendapatbeberapa macam obat topikal harus 1.62265251 menunggu 10 menit antar-dosis sehingga obat pertama tidak terbilas keluar mata oleh obat yang kedua. Fraunfelder FW, Fraunfelder FT: Evidence for a probable causal relationship between tretinoiry acitretiru and etretinate andCATATAN NASIONAL EFEK SAMPINGMATA YANG DIINDUKSI OBAT intracranial hypertension. J Neuroophthalmol 2004;24:21-4.\"The National Registry of Drug-Induced Ocular Side Ef- [PMID:15348987]fects\" adalah lembaga penerangan tentang informasi obatpada toksikologi mata. Dasar pendiriannya adalah asumsi FraunJelder FW, Fraunfelder FT: Ocular side e{fects recentlybahwa kecurigaan para dokter praktek tentang kemung- identified by the National Registry of Drug-Induced Ocularkinan toksisitas obat mata dapat dikumpulkan untuk Side Eff ects. Ophthalmology 2004;11L:127 5. IPMID : 152341261membantu mendeteksi efek samping mata yang tidak di FraunJelder FW, Fraunfelder FT, jensvold B: Scleritis and other ocular side effects associated with pamidronat6 disodium. Aminginkan akibat obat-obat tersebut. Dokter yang ingin me- J Ophthalmol 2003;135:219. IPMID: 12566027Llaporkan kecurigaan adanya efek simpang obat atau inginmemperoleh referensi sehubungan dengan data dalam Ta- Fraunfelder FW, Fraunfelder ET, Keates EU: Topiramate-bel 3-3 sampai 3-5 harap menelepon atau mengirim faxke-pada \"The Casey Eye Institute, Oregon Health and Science associated acute, bilateral, secondary angle-closure glaucoma.University, 3375 S.W . Terwilliger Blvd., Portland , OR97201; Ophthalmology 2004; 11L: 109. [PMID: 1,4711721]fax: 503494-4286 atar e-mail: www.eyedrugregistry.com. Grant WM, Schuman JS: Toxicology of the Eye, 4th ed. Thomas, 1993.DAFTAR PUSTAKA Manger TF, Craig EL (editors): Hauener's Ocular Pharmacology,6thBlto LZ (editor): Ocular effects of prostaglandins and other eico- ed. Mosby, 1994. sanoids. Surs Ophthalm ol 1997 ;41.(Suppl2). IPMID :9154271'l National Registry of Drug-Induced Ocular Side Effects. AvailableFraunfelder FT: Drug-Induced Ocular Side Effects and Drug ln- at: www.eyedrugregistry.com. Accessed Janu ary 9, 2006. Oph- teractions,Sth ed. Butterworth & Heinemann, 2001. thalmic Drug Facts. Facts & Comparisons. Lippincott-Raven,FraunJelder.FT, Roy FH (editors): Current Ocular Therapy,Sth ed. Saunders,2001. 1997.Fraunfelder FT et al: Ocular side effects possibly associated with Paimer EA: How safe are ocular drugs in pediatrics? Ophthalmo- isotretinoin usage. Am J Ophthalmol 200L;132:.299. IPMID: logy 1986;93:1038. [PMID: 37 63151L 1 1 5300401 Results of the Endophthalmitis Vitrectomy Study. A randomized frial of immediate vitrectomy and of inkavenous antibiotics for the treatment of postoperative bacterial endophthalmitis. Endophthalmitis Vikectomy Study Group. Arch Ophthalmol 19 9 5 ;113 :1 47 9 . IPMID : 7 487 61 4] Salminen L: Review: Systemic absorption of topically applied ocular drugs in humans. I Ocul Pharmacol 1990;6:243. [PMID: 229007011 Tabbara KF et al: Interaction between acetazolamide and cyclosporine. Arch Ophthalmol L998;1L6:832. [PMID: 9639467] Zimmerman 1'J, Kooner KS, Sharir M (editors): Textbook of Ocular Pharmacolo gy. Lippincott-Raven, 1997.
Search
Read the Text Version
- 1 - 17
Pages: