Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 15 Pemutihan (Bleaching) Gigi yang Berubah Warna

Bab 15 Pemutihan (Bleaching) Gigi yang Berubah Warna

Published by haryahutamas, 2016-08-03 15:02:40

Description: Bab 15 Pemutihan (Bleaching) Gigi yang Berubah Warna

Search

Read the Text Version

Pemutihan (Bleaching)15 Gigi yang Berubah Warna Estetika adalah suatu faktor penting dalam Klasifikasi Diskolorasi Gigi penentuan pasien untuk menjalani perawatan en- dodontik. Suatu pertanyaan yang lebih sering diaju- Diskolorasi gigi dapat diklasifikasikan sebagai kan adalah: \"Apakah gigi saya akan berubah men- ekstrinsik atau intrinsik; jadi hitam?\" Jawaban yang biasanya diberikan ada- lah \"tidak\", yang meyakinkan, dengan penjelasan Diskolorasi Ekstrinsik bahwa ·prosedur perawatan modem didesain un- tuk menghindari penodaan (staining) mahkota Diskolorasi .ekstrinsik ditemukan pada per- dan diskolorasi (perubahan wama) gigi. Walau- mukaan luar gigi dan biasanya berasal lokal, seperti pun demikian gigi dapat dan memang berubah war- misalnya nodalstain tembakau. Beberapa diskolo- na, kaclang-kadang sebelum perawatan endodon- rasi ekstrinsik, misalnya diskolorasi hijau yang di- tik, kadang-kadang sesudahnya, walaupun telah hubungkan dengan membran Nasmyth pada anak- diambil tindakan untuk mencegah perubahan war- anak, dan noda teh serta tembakau, dapat dihilang- na. Bila gigi berubah wama, pemutihan harus di- kan dengan skaling dan pemolesan pada waktu anggap sebagai cara unt\lk merestorasi estetika profilaksis gigi. Jenis lain diskolorasi ekstrinsik, gigi. seperti noda nitrat perak, hampir tidak dapat di- hilangkan tanpa digerinda/diasah karena stain me- wama normal gigi sulung adatah putih kebiru- masuki permukaan mahkota dan sukar dihilangkan hanya dengan bahan-bahan kimiawi saja. biruan. Wama normal gigi permanen adalah ku- ning .keabu-abuan, putih keabu-abuan, atau putih Diskolorasi lntrinsik kekuning-kuningan. Wama gigi ditentukan oleh. translusensi dan ketebalan email, ketebalan ·dan Diskolorasi intrinsik adalah noda yang terdapat wama dentin yang melapisi di bawahnya, dan war- di dalam .emrul dan dentin yang disebabkan oleh na pulpa. Perubahan dalam warna dapat bersifat penumpukan atau penggabungan bahan di dalam fisiologik dan patologik atau eksogenus dan endo- struktur-struktur ini seperti stain tetracycline. Bila genus. masuk ke dalam dentin menjadi k~lihatan karena translusensi email. Dapat dihubungkan dengan Dengan bertambahnya umur, email menjadi le- periode perkembangan gigi, seperti pada dentino- bih tipis karena abrasi atau erosi, dan dentin men- genesis imperfekta, atau dapat diperoleh setelah jadi lebih tebal karena deposisi dentin sekunder dan selesainya perkembangan seperti pada nekrosis reparatif, yang menghasilkan perubahan wama pa- da gigi selama hidup seseorang. Gigi orang-orang tua biasanya lebih kuning atau keabu-abuan atau abu-abu kekuning-kunirigan daripada gigi orang muda. 295

296 llmu Endodontlk Dalam Praktek pulpa. Diskolorasi intrinsik' seperti yang terjadi utama pada orang muda, pigmen yang dihasilkan· pada amelogenesis imperfekta atau dentinogene- oleh pecahnya eritrosit di dalam tubuli dentin tetap sis imperfekta tidak mungkin dihilangkan karena bertahan, menyebabkan diskolorasi mahkota. Na- berasal dari kerusakan perkembangan email dan. mun demikian, biasanya pulpa mati karena trauma, dentin, tetapi stain yang disebabkan karena nek- dan sebagai hasilnya, hemoglobin pecah, dengan rosis, dapat dihilangkan dengan prosedur pe- membentuk berbagai kompoun berwarna seperti • mutihan . misalnya heroin, hematin, hematodin, hematopor- firin, dan hemosiderin. Kadang-kadang hidrogen SEBAB-SEBAB DISKOLORASI GIGI sulfida yang dihasilkan oleh bakteri bergabung de- ngan hemoglobin untuk menggelapkan warna gigi. Sebab-sebab utama diskolorasi adalah: (1) de- komposisi jaringan pulpa; (2) perdarahan berlebih- Diskolorasi gigi dapat terjadi bila dijumpai per- an setelah pengambilan pulpa; (3) trauma; (4) obat- darahan yang terlalu banyak pada waktu ekstirpasi obatan; (5) bahan pengisi. Selain sebab-sebab ini, pulpa. Penodaan mahkota gigi melalui kamar pulpa gigi dapat berubah warna karena kondisi sistemik setelah perdarahan pulpa yang sangat banyak ada- umum, misalnya, diskolorasi merah atau ungu se- lah biasa. Bila perdarahan bertahan, biasanya hal perti pada porfiria kongenital, ke arah lembayung tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat se- seperti pada dentin opalesen herediter, mottled dikit pulpa hidup di dalam saluran akar. Perdarahan brown seperti pada fluorosis endemik, coklat ke- akan berhenti setelah sisa pulpa diambil. Kamar abu-abuan seperti pada fetalis eritroblastosis, dan pulpa dan saluran akar sebaiknya diirigasi dengan coklat seperti pada penyakit kuning. Kelompok cermat, untuk mencegah diskolorasi, dengan me- tetracycline dan antibiotika menyebabkan diskolo- ngeluarkan unsur- unsur darah dari tubuli dentin. rasi ireversibel struktur gigi dengan membentuk suatu kompleks terikat dengan dentin yang me- Obat-obatan saluran akar tertentu dapat me- nodai gigi dalam gradasi dari kuning sampai abu- nyebabkan diskolorasi. Beberapa di antaranya me- abu atau coklat. Diskolorasi karena sebab-sebab nodai gigi secara langsung sedang yang lain hanya sistemik hanya terjadi selama tingkat perkembang- menodai bila telah busuk atau digabung dengan be- an gigi. berapa bahan lain yang digunakan pada perawatan endodontik; misalnya, minyak esensial membentuk Prognosis bagi pemutihan gigi tanpa pulpa bahan menyerupai resin yang mengubah warna yang berubah warna adalah baik bila diskolorasi stniktur gigi. Meskipun beberapa medikamen efek disebabkan oleh produk dekomposisi pulpa, sisa penodaannya hampir segera terlihat, efek medi- makanan, atau bakteri kromogenik yang memper- kamen lain mungkin tidak terlihat untuk beberapa oleh jalait masuk ke tubuli den.tin. Bila diskolorasi waktu. disebabkan oleh garam-garam metalik, pemutihan tidak begitu berhasil. Diskolorasi karena bahan tumpatan tergantung dari jenis bahan yang digunakan. Amalgam perak Dekomposisi jaringan pulpa mungkin adalah menyebabkan penodaan yang berkisar dari abu-abu sebab paling umum diskolorasi gigi, terutama bila serupa batu tulis sampai abu-abu tua, amalgam. pulpanya nekrotik. Keadaan ini sering berjalan tembaga menghasilkan noda hitam kebiru-biruan tanpa diperhatikan untuk beberapa waktu, mungkin sampai hitam, dan emas, yangjarang menyebabkan beberapa bulan setelah matinya pulpa atau pe- diskolorasi, dapat bergabung dl\"ngan produk karies rawatan gigi, karena lambatnya pembentukan kom- menghasilkan suatu noda coklat tua. Noda yang poun yang menghasilkan warna. berasal dari amalgam mungkin timbul bila dinding dentin tipis, atau kilau bahan tumpatan menembus lnjuri traumatik gigi dapat menyebabkan putus- melalui email. Kini lebih sedikit dijumpai diskolo- nya pembuluh Clarah di dalam pulpa, dengan difusi rasi yang berasal dari tumpatan amalgam karena darah ke dalam tubuli dentin. Gigi semacam itu dinding-dinding ·dentin ditutup dengan bahan pe- mempunyai warna gelap agak kemerah-merahan lapis dan karena kemajuan-kemajuan dalam proses yang timbul hampir segera setelah kecelakaan dan penghalusan aloi perak dan merkuri telah meng- berubah coklat kemerah-merahan beberapa hari se- hasilkan bahan yang kemurniannya lebih besar. sudahnya. Diskolorasi ini bertahan bahkan setelah Diskolorasi karena tumpatan emas langsung (emas pulpa diambil atau bila pulpa menjadi sembuh. Ter- kohesif) kini tidak umum karena teknik ini jarang digunakan. Noda metalik sukar dihilangkan.

Pemutlhan (Bleaching) Gigi yang Berubah Wama 297 Kurang dari 5% gigi tanpa pulpa yang dirawat, dalam tempat tertutup yang didinginkan dimananyata berubah warnanya karena dehidrasi bahan bahan tersebut dapat tetap mempertahankan ke-gigi yang diikuti hilangnya translusensi. Gigi-gigi kuatamlya untuk kira-kira 3 sampai 4 bulan, tetapiini sebagian besar bereaksi memuaskan pada akan segera mengalami dekomposisi dalam tempatprosedur pemutihan. Konsep ini dibuktikan oleh terbuka dan bila ada debris organik. Superoxol ha-evaluasi gigi-gigi yang diputihkan yang diamati rus ditangani d~ngan hati-hati karena efek iskemik-dalam waktu l sampai 5 tahun.6 nya pada kulit dan membran mukosa menyerupai Iuka bakar kimiawi. Terutama dirasakan sakit bilaPENCEGAHAN DISKOLORASI GIGI berkontak dengan tempat di mana kuku tumbuh (nail bed) atau jaringan Junak di bawah kuku. Ka-Diskolorasi gigi tanpa pulpa dapat dicegah de- rena jumlah yang diperlukan untuk melakukan pemutihan adalah sekitar I sampai 2 ml, Jarutanngan perhatian yang rinci terhadap berbagai aspek dapat dimasukkan ke dalam mangkok dappen her- .sih. Bila perawatan telah diselesaikan, larutan yangperawatan, terutama debridemen. Preparasi kavitas tertinggal sebaiknya dibuang. Superoxol dapat di- gunakan sendiri atau dicampur dengan sodium per-jalan masuk yang tepat yang memungkinkan peng- borat menjadi pasta untuk digunakan pada \"wal- king bleach\".ambilan semua jaringan pulpa, terutama pada tan- Sodium perborat adalah suatu puder putih, sta-duk pulpa, adalah prosedur yang harus dijalankan bil, biasanya disediakan dalam bentuk granular, yang harus digiling menjadi ·1mder sebelum diguna-dengan teliti. Semua bekas darah harus dihilangkan kan. Pudernya larut dalam air dan terurai menjadi sodium metaborat dan hidrogen peroksida, dengandengan irigasi sodium hipoklorit yang cermat. Se- melepaskan oksigen.23 Bila dicampur menjadi pas- ta dengan Superoxol, pasta ini terurai menjadi so-mua jaringan pulpa yang dapat menyebabkan per- dium metaborat, air dan oksigen. Bila ditumpatkan ke dalam kamar pulpa, akan mengalami oksidasidarahan harus dikeluarkan sebelum dresing yang dan secara perlahan-lahan mengubah warna noda, dan melanjutkan aktivitasnya dalam waktu Jama.diberi obat diletakkan di dalam kamar pulpa. Tiap Prosedur ini disebut \"walking bleach\".19· restorasi yang rusak sebaiknya diganti. Haros di- TEKNIK PEMUTIHAN GIGI TANPA PULPAgunakan m_edikamen dan bahan-bahan yang tidak Preparasimenodai. Siler dan bahan obturasi saluran akar ha- Sebelum memutihkan gigi, harus diperiksa dan dievaluasi kondisi mahkotanya dan status akarrus dikeluarkan dari kamar pulpa 1 sampai 3 mm yang diobturasi. Mahkota gigi yang akan diputih- kan harus cukup utuh. Mahkota yang menjadi le-apikal dari tepi gingiva bebas. Kamar pulpa sebaik- mah karena preparasi jalan masuk dan mahkota dengan restorasi besar atau banyak atau lesi kariesnya diisi dengan bahan translusen, seperti semen besar tidak cocok untuk pemutihan. Gigi-gigi ini sebaiknya direstorasi dengan suatu pasak dan kor/silikat, dan kavitas jalan masuk diobturasi dengan inti dan suatu mahkota porselin dengan venir penuhresm. kompos1.t.6 untuk mendapatkan basil fungsional dan estetik · yang paling baik.Tujuan prosedur pemutihan adalah merestorasi Tumpatan saluran akar harus dipadatkan de- ngan baik, radiopak, tanpa kekosongan-kekosong-warna normal pada gigi dengan mengubah wama an, dan harus beradaptasi dengan baik pada din-noda menggunakan bahan oksidasi atau reduksiberkekuatan tinggi. Bahan oksidasi yang sering di-gunakan adalah Superoxol* (hidrogen peroksida30%) dan sodium perborat.BAHAN·BAHAN PEMUTIH Superoxol adalah suatu larutan yang terdiri dari30% hidrogen peroksida (menurut berat) dan 100%air suling (menurut volume). Bahan tersebut adalahsuatu cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,yang disimpan di dalam botol warna kuning-sawokedap- cahaya; tidak stabil dan harus dijauhkandari panas, yang dapat menyebabkan bahan ter-sebut meledak. Superoxol sebaiknya disimpan di*Merck and Co., Rahway, New Jersey

298 llmu Endodontik Dalam Prllldek ding-dinding saluran akar, untuk mencegah per- mukaan obturasi ini penting untuk membatasi ba- kolasi larutan pemutihan ke dalam jaringan peri- han pemutih pada mahkota gigi di atas permukaan apikal yang dapat menyebabkan periodontitis api- tulang. Karena resorpsi akar servikal setelah pe- kal akut. Bila saluran diobturasi dengan kerucut pe- m. ull\"han pemah dilaporkan,13·16·18 kamt. percaya rak, harus diganti dengan tumpatan kerucut guta- bahwa menjauhkan bahan pemutih dari daerah ser- ~rca yang dimampatkan dengan baik, bila mung- vikal saluran akar dapat mencegah resorpsi servikal kin, sebelum pemutihan dilakukan. Bila kerucut (Gmb. 15-2). perak tidak mungkin diganti, orifis saluran akar di- obturasi dengan Cavit, untuk mencegah perkolasi 8. Hilangkan lapisan smear, dan buka tubuli larutan pemutihan ke daerah periradikular. dengan mengaplikasi 25% larutan asam sitrat atau 30% larutan asam ortofosfat pada permukaan den- Walking Bleach tin kamar pulpa.15 Bilas permukaan dengan sodium hipoklorit atau air untuk menghilangkan asam. La- 1. Persiapkan gigi yang akan diputihkan de- .pisan smear juga akan hilang dengan membilas ngan memoles permukaan email menggunakan karnar berganti-ganti, dengan larutan ethylenedi- pasta profilaksis untuk menghilangkan seluruh aminotetra-acetate (~DTA) dan sodium hipoklorit. debris permukaan atau diskolorasi. Keringkan gigi dengan penyedot. 2. Aplikasikan jeli petroleum pada jaringan 9. Bilas kamarpulpadengan alkohol 95%, dan gingival di sekeliling gigi yang akan diputihkan keringkan dengan udara, agar dentin benar-benar guna melindungi jaripgan terhadap iritasi. Super- kering . oxol, bila berkontak dengan kulit atau selaput len- dir, dapat menimbulkan rasa yang sangat tidak 10. Lindungi wajah pasien yang terbuka dan menyenangkan. tutup mata pasien dengan kacamata. Pakaian pa- sien sebaiknya ditutup dengan apron plastik. Ope- 3. Sesuaikan isolator karet, baliklah, dan ikat rator sebaiknya memakai sarung tangan untuk me- dengan benang gigi yang mengandung malam dan lindungi tangannya. jepitkan secara kokoh pada gigi yang akan diputih- kan. 11 . Campur puder sodium perborat dengan Su- peroxol sampai menjadi pasta kental dalam mang- 4. Tentukan kembali kavitas jalan masuk. kok dappen bersih. 5. Keluarkan guta-perca bahan pengisi saluran akar yang meluas ke dalam kamar pulpa dengan 12. Masukkan pasta tersebut ke dalam kamar instrumen ·Weichman No.I yang panas setinggi pulpa dengan instrumen plastik. Yakinkan sehiruh krista prosesus alveolar. Sisa bahan pengisi saluran permukaan fasial kamar pulpa tertutup dengan akar yang tertinggal dikondensasi ke arah vertikal pasta. .·dengan pluger jari. 6. Periksa kamar pulpa, dan hilangkan sisa 13. Letakkan butiran kapas kecil, yang sedikit debris atau stain di dalam tanduk pulpa dan sepan- dibasahi dengan Superoxol, di atas pasta pemutih.jang tepi insisal kavitas pulpa dengan bur kecil, bulat, pada contra-angle berkecepatan. lambat 14. Tutup kavitas jalan masuk dengan IRM• (Gmb.5-1). atau semen seng fosfat. Karena oksigen yang di- 7. Tutup orifis saluran akar dengan _paling hasilkan dapat melepaskan tumpatan, tekan tum-sedikit l mm Cavit di atas guta-perca, guna men- patan pada gigi dengan jari yang telah dilindungicegah perkolasi bahan j)emutih ke dalam daerah oleh sarong tangan sampai tumpatan mengeras. apikal. Suatu butiran Cavit diletakkan pada ujungpluger jari, ditaruh di atas orifis, dan dipadatkan Efek maksimum pemutihan diperoleh sekitardengan kain kasa lembab yang dipegang dengan 24 jam setelah perawatan (Gmb. 15-3). Pasienpenjepit Merriam. Karena Cavit yang dikeluarkan harus kembali setelah 3 sampai 7 hari, untuk di-dari tube baru sukar penggunaannya, sebaiknya di- evaluasi hasilnya. Bila warnanya terlalu tua, diper-gunakan Cavit yang tubenya sebelumnya telah di- lukan pemutihan tambahan. Bila warnanya terlalubuka. Permukaan obturasi saluran akar harus se- muda, gigi sebaiknya direstorasi permanen. Pe-kitar I mm di bawah tepi gingival bebas. Per- mutihan gigi yang hasilnya terlalu muda kelihatait- nya dapat kembali pada warna aslinya tidak lama setelah pemutihan. Fenomenon ini dapat dihubung- kan dengan pemasukan bahan pigmen dari saliva • L.D. Caulk Co., Milford, Delaware.

Pemutihan (Bleaching) Gigi yang Berubah Warna 299~I J ( I I I I _____/ \_ ....-/ \"A .J/ BGmb. 15·1. Gambar skematik menunjukkan daerah di mana debris mungkin luput dari peng_ambilan bila jalan masuk ke pulpa tidakmemadai. A,Debris sepanjang tepi insisal kavitas pulpa. 8, Debris pada tanduk pulpa dan sepanjang tepi insisal kavitas pulpa.ke dalam dentin lewat email, yang permeabilitas- haya yang sangat kuat. Gigi dikenai beberapa pen-nya meningkat karena proses pemutihan. Umum- cahayaan, biasanya 6,5 menit, dan larutan pemutihnya, 2 perawatan, yang dilakukan selang 1 minggu, sebentar-sebentar ditambahkan. Sebagai penyele-diperlukan untuk me'mperoleh wama yang diingin- saian pemutihan, sebuah butiran kapas yang di-kan, meskipun pada beberapa kasus, perawatan basahi dengan Superoxol atau sodium perborat di-tunggal sudah mencukupi. tumpatkan di dalam kamar pulpa sampai kunjung- an berikutnya. Sel-ama bertahun-tahun teknik lain telah di-gunakan untuk memutihkan gigi tanpa pulpa. Tek- Suatu cara lain untuk mengaktifkan Superoxolnik-teknik ini hanya berbeda dalam metode yang adalah menggunakan instrumen yang dipanaskandigunakan untuk mengaktifkan Superoxol guna dengan listrik yang dikontrol secara termostatismembebaskan bahan pemutihnya, yaitu oksigen. atau suatu instrumen dari baja anti-karat, sepertiPada walking bleach digunakan reaksi sodium per- misalnya Woodson No. 2, yang dipanaskan di atasborat dengan Superoxol untuk membebaskan ba- nyala api . Panas dan cahaya dari lampu photofloodhan pemutih, sedang teknik lain menggunakan yang diarahkan secara langsung pada gigi dari ja-panas dan cahaya. rak 2 kaki atau lebih juga mengaktifkan Super- oxol. Bulatan kapas yang dibasahi dengan Super-Pemutihan dengan Panas dan Cahaya oxol, menahan bahan pemutih di dalam kamar pul- pa dan pada permukaan labial dan lingual mahkota. Setelah gigi dipersiapkan sebagai diuraikan se- Superoxol ditambahkan pada kapas tiap 5 menitbelumnya, sepotong kapas diletakkan pada per- selama proses pemutihan. Teknik tersebut dapat di-mukaan labial dan sepotong kapas lain diletakkan gunakan sendiri atau digabungkan dengan walkingpada kamar pulpa gigi yang akan diputihkan. Ke- bleach.dua kapasi:libasahi dengan Superoxol. Larutan di-aktifkan dengan dikenai cahaya dan panas dari ca- Suatu studi in vitro yang membandingkan pe- mutihan gigi dengan Superoxol dan panas selama 12 menit terhadap gigi dengan Superoxol dan

300 llmu Endodontik Dalam Praktek tidak memerlukan peralatan khusus, merupakan cara yang terpilih. Pemutihan Gigi Vital Gigi yang berubah warnanya karena masuknya sejumlah besar fluorida, misalnya 5 ppm dalam air minum alam, atau penggunaan tetracycline yang terus-menerus dalam waktu lama seperti pada pe- rawatan fibrosis kistik atau infeksi lain selama masa pembentukan gigi, tidak bereaksi baik terha- dap metode pemutihan yang biasa. Dalam kasus fluorosis endemik (email berber- cak), larutan eter anestetik, asam hidroklorat, dan Superoxol digunakan sebagai bahan pemutih.2.4· 17 Larutan dibuat di dalam mangkok dappen bersih sebagai berikut: I bagian eter anestetik 0,2 ml 5 bagian asam hidroklorat (36%) 1,0 ml 5 bagian hidrogen peroksida (30%) 1,0 mlGmb. 15·2. Resorpsi servikal eksternal (anak panah) pada Eter anestetik menghilangkan debris permuka-gigi insisivus sentral kiri alas setelah pemutihan internal 2tahun an, asam hidroklorat mengetsa email, dan hidrogensebelumnya (Dari Montgomery, S.:Oral Surg ., 57:203, 1984.) peroksida memutihkan email.sodium perborat selama 7 hari, atau gabungan ke- Teknik pemutihan vital adalah sebagai berikut:dua teknik, tidak menunjukkan perbedaan signi- Poles mahkota dengan pasta profilaktik, lindungi gingiva dengan petroleum jeli, dan gigi yang akan°fikan dalam keefektivan proses pemutihan. 1 Ka- diputihkan diisolasi dengan isolator karet yang de- ngan hati-hati dibalik dan diikat. Lindungi pasienrena hasil klinis teknik-teknik ini kelihatannya ti- dan operator seperti yang telah diuraikan sebelum-dak berbeda, maka walking bleach yang mudah di- nya. Gunakan larutan yang baru dan aplikasikanlakukan, me\"'!akan waktu yang paling sedikit, dan langsung pada permukaan email selama 5 menit dengan interval 1 menit. Pada penyelesaian pe-Gmb. 15-3. Sebelum (A) dan setelah (8) pemutihan gigi tanpa pulpa yang berubah warna dengan metode 'walking bleach'. Anakpanah menunjukkan gigi yang terlibat. (Alas kebaikan Dr. T.L. Walk.er, San Antonio; Texas).

Pemutihan (Bleaching} Gigi yang Berubah Warna 301mutihan, larutan dinetralkan dengan larutan soda tuk dan diisi, dan gigi diputihkan secara internalkue dan diirigasi dengan air yang berlimpah. Per- seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Hasilnyamukaan yang diputihkan dipoles dengan disk so- pada manus1.a, 1·11 maupun anJ.m. g,24 adalah bat\"k.tong (cuttle fish disc) dan pasta profilaktik. Pro- Kami percaya bahwa pembuatan venir labial de-sedu.r ini mungkin perlu diulangi 2 atau 3 kali se- ngan resin komposit atau bahkan restorasi mahkotabelum diperoleh warna yang diinginkan (Gmb. 15- penuh dengai1 venir porselin lebih diindikasikan daripada devitalisasi secara sengaja pada gigi den-4). Noda fluorida sukar untuk diputihkan dan me- gan pulpa normal.merlukan perawatan yang lebih lama dan berulanguntuk memutihkannya.21 Aplikasi panas pada gigi selama prosedur pe- mutihan dapat menyebabkan beberapa reaksi tidak Sedikit atau tidak ada reaksi pulpa dilaporkan tetap pada pulpa. Meskipun pada satu studi dikata-pada studi yang menggunakan larutan asam hidrok- kan bahwa aplikasi panas pada kisaran 115 sampailorat 18% selama 5 menit dan dipoles dengan disk 124°F menghasilkan suatu inflamasi superfisialselama 15 detik.5 Pada studi lain, digunakan larutan ringan;20 pada studi lain, dikatakan bahwa tempe- ratur 114°F tidak berpengaruh pada pulpa.22 Padaeter, asam hidroklorat, dan Superoxol; larutan me- studi kedua ini, penggunaan Superoxol menyebab-ngetsa email, tetapi tidak masuk ke dalamnya. 12 kan perdarahan, inflamasi, dan kerusakan lapisan odontoblas pulpa, tetapi reaksinya reversibel, danStruktur gigi tidak dirusak, juga tidak dijumpai ada- penyembuhan terjadi dalam 60 hari.22nya sensitivitas gigi setelah pemutihan, bila ini di- RESTORASI GIGI TANPA PULPAlakukan dengan hati-hati. Untuk mencegah terjadinya kembali diskolo- Gigi yang berubah warnanya karena tetra- rasi, setiap restorasi yang rusak harus diganti, dan kavitas jalan masuk sebaiknya direstorasi. Bahancycline dapat juga diputihkan sampai taraf tertentu restorasi telah dievaluasi mengenai sifatnxa mem- pertahankan translusensi gigi yang normal.9 Semendengan Superoxol tetapi efek pemutihan tidak silikat, yang dipadatkan di dalam kamar pulpa de- ngan restorasi komposit yang ditumpatkan padabegitu memuaskan, baik mengenai hilangnya war- kavitas jalan masuk, dapat mempertahankan trans-na (decoloration) maupun keabadiannya, karena lusensi alami gigi.bahan pemutih tidak dapat mencapai penyebab KEPUSTAKAANperubahan warna sebenarn~a, yaitu penyatuan tet-racycline ke dalam dentin. 5 Derajat staining ter- 1. Abou-Rass,M.:J.Endod.,8:101, 1982.gantung pada tingkat perkembangan gigi pada 2. Amess, J.W.: J. Am. Dent Assoc., 24: 1674, 1973. 3. Arens,D.E.,etal.:Oral Surg.,34:812, 1972.waktu medikasi dimulai; makin besar jumlah mah- 4. Bailley, R.W., dan Christen, A.G.: Oral Surg.,kota yang sudahjadi, makin kurang parah penoda- 26:871, 1968.annya dan sebaliknya. Penghilangan noda kuningpaling berhasil, sedangkan gigi yang kecoklat-.cok-latan paling sedikit berhasil pada prosedur pe-mutihan.21 . Penggunaan Superoxol dan sumber panas yangdikontrol secara termostatis untuk pemutihan g~iyang ternoda tetracycline pernah dilukiskan. ·8Sayangnya, penghilangan warna hanya superfisialdan tidak mempengaruhi dentin yang ternoda. Me-tode lain pemutihan noda tetracycline pernah jugadm. ra1·kan. I' 11 ·14 pada metode m. 1., pu·1pa g1.g1. se-ngaja diekstirpasi, saluran akar dibersihkan, diben-Gmb. 15-4. Sebelum (A) dan.sesudah (8) pemutihan gigi yang temoda tetracycline dengan larutan eter anestetik, asam hidroklorat,hidrogen peroksida 30%.

302 llmu Endodontik Dalam Praktek 5. Baumgartner, J.C. , et al. : J. Endod., 9:527, 1983. 17. Mclnnes, J.: Ariz. Dent.J ., /2 :13, 1966. 6. Brown , G.: Oral Surg. , 20:238, 1965. 18. Montgomery, S.,: Oral Surg., 57:203, 1984. 7. Cohcn , S.C. : J. Endod .,5: 134, 1979. 19. Nutting, E.B., dan Poe, G.S.: J. South Calif. Dent. X. Cohen . S.C. , dan Parkin , F.M. :Oral Surg., 29:465 , Soc., 3I :289, 1963, dan Dent. Clin. North Am., 1970. .No v: 655, 1967. 9. Frccci a. W.F., el al.: J. Endod., 8:265 , 1982. 20. Robertson, W.D., dan Melfi , R.C.: J. Endod., 6:645 ,10. Frcccia, W.F.,et al. : J. Endod., 8: 70, 1982. 1980.I I. Fields, J.P.: J. Endod., 8 :512, 1982. 21 . Seale, N.S., dan Thrash, W.J. : J. Dent. Res., 64:457,12. Griffin, R.E. et al.: J. Endod., 3:139, 1977. 1985 .13. Harrington, G.W., dan Natkin, E. : J. Endod., 5:344, 22. Seale, N.S., et al.: Dent. Res., 60:948, 1981. 23 . Spasser, H.F.: N.Y. State Dent. J., 27:332, 1961. 1979 . 24. Walton, R.E.: J. Endod., :9:416, 1983.14. Hayashi, K. et al. : Dent. Surg., 56:17, 1980. 25 . Walton, R.E., et al.: J. Endod., 8:536, 1982.15 . Howe!, R.A. : Br. Dent. J., 148: 159, 1980. 26. Younger, H.B.: Tex. Dent.J., 57:380, 1939.16. Lado, E:A. , et al. : Oral Surg., 55:78, 1983.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook