17          TINDAKAI{ DALAM KALA URIDefinisiKala uri  adalah kurun waktu antara lahirnya anak dan lahirnya      plasenta. Pelepasan                                                                    variasi antara3 dan;l;r.;r,  biasanya terjadi dalam 5 *erit setelah anak lahir dengan30 menit.Pengelolaan kala uri1.  pengelola ankalauri rerurama ditujukan  p-haeda*opiaemgibka, tkaosamnpjluikmalsaih spyeorkdahreahmaonradgaikn    ;;;;r\" demikian **gfri\"Jr.tan syok    dan kematian.-2. pn,.ef.m.\"rgUb.aftoiabfsruarnnyapkne\"grjd,ah,raa.mihaiyinamnsagenngbaeirtrthpiaie'sn\"ilttinatLgrtiid'nyi a\"ntemig\"eayrn'aghbmeemerkmaetmPdubanarynaaghi,'Hkdabarne<naak1ab'n0angjyu%agka'    men-gu.angi insidensi infeksi nifas'    perdarahan postpartum ialah  perdarahan yang melebihi 5oo cc dalam 24 jam.    setelah anak lahir. P;;;;'\"  po\"p\"\"- itt'i'In'. disebabkan oletr at9n11;e^i;ffi;;;J;\"*-[;;;;Jrfri1.                                   ai*urbkan oleh luka jaian lahir seperti robekan    serviki dan ada kalanya oleh ruPtura uterr'
TINDAKAN DALAI,{ KALA URI                            1632. Atonia uteri sering terjadi kalau uterus kurang mampu berkontraksi dengan baik   afltaranya karena dinding rahim diregang secara berlebihan. Karena itu atonia   uteri besar kemungkinan terjadi pada gemeli, hidramnion, bayi besar, solusio   plasenta, grande multipara dan juga pada plasenta previa.3. Robekan serviks dapat terjadi setelah persalinan operatif, khususnya yang sulit,    misainya ekstraksi cunam, dekapitasi, dan sebagainya.Pencegahan1. Pencegahan perdarahan posrpartum dapat dilakukan dengan penyuntikan l0 u   pitosin i.m. segera setelah anak lahir pada semua pasien dengan predisposisi   perdarahan atonik seperti tersebut di atas.2. Setelah persalinan operatif yang sulit, dilakukan pemeriksaan dengan spekulum   untuk melihat kemungkinan robekan serviks, diikuti eksplorasi rong[a rahim   untuk mencari ada tidaknya robekan rahim.Penanganan1. Geiala yang terpenting dari perdarahan atonia ialah perdarahan dari uterus yang  kurang baik kontraksinya. Jika ini terjadi pada kala III, maka pasien segera   disuntik 10 u pitosin i.m. Selanjutnya kandung kemih dikosongkan dan dilakukan    masase uterus.2. Setelah ada tanda pelepasan plasenta, plasenta segera dilahirkan dengan tekananpada fundus. Jika  perdarahan tidak  berhenti dan plasenta belum lepas  juga, apalagikalau perdarahan   sudah mencapai                                       sekali, maka                                     + 400 cc atau perdarahan derasplasenta segera dilepaskan secara manual. Robekan serviks dan robekan rahimbiasanya ditanggulangi dalam kala IV. Sesuai keadaan, pasien diberi infus atautranfusi dan setelah plasenta lahir dapat disuntikkan 0,2 mg methergin i.m. ataui,v.        1. Istilah retensio plasenta dipergunakan kalau plasenta belum lahir dalam 1/z jam\ sesudah anak lahir. Sebab retensio plasenta dibagi dalam 2 golongan ialah sebab            fungsional dan sebab patologi anatomik. Termasuk sebab fungslonal ialah his          yang_ kurang kuat (sebab utama) atau plasenta sulit lepas karena rempar            melekatnya kurang menguntungkan seperti di sudut tuba atau karena bentuknya            luar_biasa seperti piasenta membranasea. Bisa juga karena ukuran plasenta sangar           kecil. Dalam sebab patologi anatomik rermasuk plasenta akreta.
164 TINDAKAN DALAM KALA URI2- .  Secaraterinci   plasenta akreta dibagi dalam plasenta-akreta,.inkreta dan perkreta'      prJ, plrr..rt\"  ,k.eta vili korialis *..rr.rr-li* diri lebih dalam ke dalam dinding      ,\"hirridr.iprda biasa ialah sampai ke batas antara endometrium dan miometrium'      frd\" pl\"r*ta i.rk.eia vili korialis masuk ke dalam lapisan otot rahim dan pada                *..r..r,b* lapisan otor dan mencapai       serosa. atau menembusnya'      ;;;;il                                               permukaan plasenta melekat                akreta ada y\"rri ko*pleta di mana seluruh      plasenta      ;.\"g;;    .rrt  p\"d,  ai\"aiig   ,rhi* dan.ada yang parsialis  di mana   hanya beberapa                                      melekat de\"g\"t' i'it p$.      dinding.      [\"gi'\"r,  ,aj\"  ir.i  plrr..ri                                          rahim' Etiologi      ret?nsio pl\"r..rr\" ,idrk dik.r\"hui dengan pasti sebelum tindakan'PencegahanUntuk mencegah retensio plasenta dapat disuntikkan O'2 mg methergin i'v' atau 10 upitosin i.m. waktu bahu bayi lahir'Penananganppkmaulaedrsmeaeteansrtselauemk.duaepannlargehsateiesnntnetpsarie.or\"kgitp;o.l;ami;.s;ri^e.rnrt[ra;t;fdmii.uars\"nauhaakl,atidind\"arp.keldelipn\"apgskiatangi;p1.ld.apas\"epsnakt1aadnsi.sesuceasrcuaalrmadeamnngauananul' auKlpaadlaayuant.    pada inversio uteri, urerus terputar balik, sehingga fundus uteri terdapat di dalam      u\"ei.r, dengan endometriumnya sebelah keluar. Keadaan ini disebut inversio uteri      k;'il;;. ?;l* fu.,a,r, ,r..i hr.,y' menekuk ke dalam dan tidak keluar dari      orti*, uteri disebut inversio ,,..i i.rko*pleta. Kalau uterus dengan inversio      sampai keluar dari vulva disebut inversio prolaps'2. pada inversio uteri tidak dapat teraba fundus uteri atau teraba lekukan pada    fundus.3. Pada inversio prolaps tampak sebuah tumor.yang-merah di luar vulva' ialah      i.;;\"; ;;.;i yJ\"g ,.iUdik di .rrrr,, kadang-kadang plasenta masih melekat. Pada      in.,Jrsio kompletla rumor tersebut te.aba-di dalam vagina. Biasanya perdarahan                                      yang berat karena pada.syok inversio      uteri ada faktor      b;\"trk da., te.dapat syok                                       Inilrsio uteri dapit terjadi daiam kala  III maupun IV'      hemoragik dr.r.r*.og.nik.
TINDAKAN DALAM KALA URI                                                           165                                            Gambar 17-1. Inversio uteri kompleta                                             Gambar 17-2. Inversio uteri prolaps1\\\:,tl
166 TINDAKAN DALAM KALA URIPencegahanJangan melakukan tekanan pada fundus atau tarikan pada tali pusat kalau kontraksiuterus lemah.PenangananReposisi manual (Johnson) dalam narkosis setelah syok ditanggulangi. Kalau reposisimanual tidak berhasil dapat dilakukan reposisi secara operatif (Halltain, Hrlnting-son).Tindakan operatif dalam kala uri untuk mengatasi patologi tersebut di atas ialah:1. Tindakan untuk melepaskan dan melahirkan plasenta.    a. Perasat Crede'   b. Pelepasan plasenta secara manual2. Eksplorasi rongga rahim3. Reposisi inversio uteri (dibicarakan dalam bab tl).Perasat Crede'Perasat Crede' bermaksud melahirkan plasenta yang belum terlepas dengan ekspresi.SyaratIJterus berkontraksi baik dan vesika urinaria kosong.Pelaksanaan1. Fundus uterus dipegang oleh tangan kanan sedemikian rupa, sehingga ibu jari    terletak pada permukaan depan uterus sedangkan jari lainnya pada fundus dan   pe.-rkaa., belakang. Bila ibu gemuk hal ini tidak dapat dilaksanakan dan    iebaiknya langsung dikeluarkan secara manual. Setelah uterus dengan rangsangan    tangan te.korrt.akii baik, maka urerus ditekan ke arah jalan lahir. Gerakan jari-    jari seperti memeras jeruk. Perasat Crede'.tidak boleh,dil,akUl<4-n pada uterus lang{ tidak berkontraksi karena d-ap-at penimbulkan invqr.sio ut9ri.2. Perasat Crede' memang menimbulkan banyak kontroversi. Ada ahli yang   berpendapat bahwa perasat ini berbahaya karena menimbulkan pelepasan    tromboplastin atau fibrinolis okinase yang mengakibatkan koagulopati. Kalangan    Iain mengatakan bahwa hal tersebut tidak terbukti dan menganggap bahwa perasat    Crede' yang dilakukan secara lege artis artinya tanpa paksaan tetap berguna.3. Perasat Crede'dapat dicoba sebelum meningkat pada pelepasan plasenta secara     manual.
:i  TINDAKAN DALAM KALA URI  t67I                                           Gambar 17-4. Perasat Crede'   Pelepasan plasenta secara manual   Indihasi   Retensio plasenta dan perdarahan banyak pada kala uri yang tidak dapat dihentikan   dengan uterotonika dan masase.   Pelaksanaan   1. Sebaiknya pelepasan plasenta secara manual dilakukan dalam narkosis, karena       relaksasi otot memudahkan pelaks anaannya. Sebaiknya juga dipasang infus garam      fisiologik sebelum tindakan dilakukan. Setelah disinfeksi tangan dan vulva,      rermasuk daerah sekitarnya, maka labia dibeberkan dengan tangan kiri sedangkan       tangan kanan dimasukkan secara obsterik ke dalam vagina.   2. Tangan kiri sekarang menahan fundus untuk lggryiegirh.,koJ8aflnre&r#, Tangan       kanan dengan gerakan memutar-mutar menuju ke ostium uteri dan terus ke lokasi      plasenta; tangan dalam ini menyusuri tali pusat agar tidak terjadi false route.   3. Supaya tali pusat mudah teraba, dapat diregangkan oleh asisten. Setelah tangan       dalam sampai ke plasenta maka tangan tersebut pergi ke pinggir plasenca dan       mencari bagian plasenta yang sudah lepas untuk menentukan bidang pelepasan       yangtepat. Kemudian dengan sisi tangan sebelah kelingking plasenta dilepaskan
168 TINDAKAN DALAM KALA URI    pada bidang antara bagian plasenta yang sudah terlepas dan dinding rahim dengan    gerakan yang sejajar dengan dinding rahim. Seteiah seluruh plasenta terlepas,   plasenta dipegang dan dengan perlahan-lahan ditarik ke luar. \flalaupun orang   takut bahwa pelepasan plasenta meningkatkan insidensi infeksi tidak boleh   dilupakan bahwa perasat ini justru bermaksud menghemat darah dan dengan   demikian menurunkan kejadian infeksi. Karena itu janganlah terlalu lama    menangguhkan kejadian melahirkan plasenta, paling lama 30 menit setelah anak    lahir.4. Kesulitan yang mungkin dijumpai waktu pelepasan plasenta secara manual ialah    adanya lingkaran konstriksi, yanghanya dapat dilalui dengan dilatasi oleh tangan    dalam secara perlahan-lahan dan dalam narkosis yang dalam. Lokasi plasenta pada    dinding depan rahim juga sedikit lebih sukar diiepaskan dari pada lokasi pada    dinding belakang. Ada kalanya plasenta tidak dapat dilepaskan secara manual    seperti halnya pada plasenta akreta.5. Plasenta akreta ditanggulangi dengan histerektomi. Setelah peiepasan plasenta    secara manual sebaiknya pasien diberi antibiotika apalagi kalau keliilangan darah    banyak.                               Gambar 1Z-5. Pelepasan plasenta secara manual
TINDAKAN DALAM KALA URI  t69              Gambar 17-6. Lingkaran kontraksi pada pelepasan plasenta secara manualEksplorasi rongga rahimIndikasiPersangkaan tertinggalnya jaringao plasenta (piasenta lahir tidak lengkap), serelahoperasi vaginal yang sulit seperti ekstraksi cunam yang sulit, dekapitasi, versi danektraksi, perforasi dan lain-lain, untuk menenrukan apakah ada ruptura uteri.Eksplorasi juga dilakukan pada pasien yang pernah mengalami seksio sesarea dansekarang melahirkan pervaginam.PelaksanaanTangan masuk secara obstetrik seperti pada pelepasan plasenta secara manual danmencari sisa plasenta yang seterusnya dilepaskan atau meraba apakah ada kerusakandinding uterus. Untuk menentukan robekan dinding rahim eksplorasi dapatdilakukan sebelum plasenta iahir dan sambil melepaskan plasenta secara manual.                                          RUJUKAN1. Douglas RG, Stromme \WB. Operative Obstetrics. Nesz York: Appleton Century-Crofts, 1985:    570-5732. Martius H. Geburtshilfliche Operationen. Stuttgart: George Thieme, 1977: 764-1673. PritchardJA,MacdonaldPC.WilliamsObstetrics.NewYork:Appleton-Century-Crofts, 1980:423-{. Sciarra RJ, D'Angelo L. Third Stage of Labour. In: Sciarra (Ed). Obstetrics and Gynecology.   Philadelphia: Harper and Row, 19825. \fHO. Towards a better future. Geneva: \7HO, 1980: 18
                                
                                
                                Search
                            
                            Read the Text Version
- 1 - 8
Pages:
                                             
                    