BAB 3 KAPILARIASI$ Magdalena L. J. HerjantoPendahuluanI[r\a,pshiulipspinpeenrstaisrnaadaklaahpisleaoriraasnigs yang disebabkan Capillaria ke rurnah laki-laki yang ma$uksakit di Filipina dengan diagnosis sindrom malabsorbsf dan kemudianmeninggal dunia. Setelah ditemukan di Filipina kemudian penyakit inidilaporkan di Thailand, Jepang, lran, Mesir dan Ta*wan akan tetapiinfeksi dengan cacing yang termasuk lrJematoda initersering diternukandi Filipina dan Thailand\"'? Pada tahun 1973 ditemukan kasus pertama diThailand yaitu seorang anak perempuan berumun 18 bulan sedangkanpada tahun 1991 ditemukan kasus pertama dl Korea yaitu seorang laki-lakiyang menderita diare menahun sehingga berat badan turun sekali.3 aEpidemi pertama yang dilaporkan diThailand adalah pada tahun 1981Idi daerah timur laut yaitu 20 kasus dl antaranya rnerupakan kasusfatal.3 Pernah dilaporkan seorang pasien bangsa ltali, yang menderitakapilariasis setelah pulang dari lndonesia, dengan gejala sakit ulu hati,sakit perut, defekasitidak teratur, pusing, capai, berat badan turun danrasa gatal sekali. Di dalam tinjanya ditemukan telur C. philipinensrs dansetelah diberikan pengobatan dengan albendazol eelarna tiga minggupasien sembuh secara klinis dan tidak ditemukan telur Capillaria lagididalam tinjanya.5 Untuk keperluan diagnostik perlu diketahui beberapa halmengenai cacing C. philippinensr's. Cacing dewasa C. phi{ippinensisadalah salah satu cacing nematoda terkecil yang dapat ditemukanpada manusia. Cacing ini halus seperti berrang mernpunyai sebarisstikosom (sel-sel berinti besar) pada ujung anterior. Cacing betinajauh lebih panjang daripada cacing jantan yaitu antara 2,3-5,3 mm,sedangkan lebarnya di daerah vulva adalah antara 28 sampai 36trrm. Uterus berisi banyak sekali telur yang dindingnya tebal, yangdindingnya tipis, dengan atau tanpa mengandung embrio dan adayang berisi larva. CacinE jantan panjangnya 1,5-3,9 mm dan lebarnyadi daerah stikosom adalah 23 sampai 28 pm. Telur yang ditemukan didalam tinja panjang 36-45 p dan lebar 20pr, bentuknya seperti kacangtanah, dengan dinding yang bergaris-garis dan mempunyai sumbatdi kedua kutub seperti telur Trichuris trichiura, tetapi sumbatnya tidakmenonjol. Telur mengandung embrio atau larva.l Pada penelitian
d*ngan {}ienggunakan hevran peneobaan yang kernudtan dtnekrclpsiditemukan berbagai studiurn dan petkernbang*n cacing. banyak sekali,sehlngga kernungklnan ferjadrrlya autclnfeksi tidak dapet disingkirkan...luga diternukan hahwa caeing betina bersifat ovl-larviparous.2Gara lnteksr h4anusia mendapat infeksl dengan $. p&#r,*prnensrs apabila n\"lakanikan sir tavuar, rn*ntshr atau kurarlg m,*tang yarlg rner:ganeiung laruacaarng ini l-{al ir\"li e{iketahui seteia?r ri\"lelakukan peneiitlani ciengan ikarlain tawar ejan hurung per*ekan ikan sei:agai *rcspes deflnitif. Telurmat*ng yang tCiL:erik*n kepada ikan rmenjadi iarva di dalarn usus ikan.Kea\"nurJian ikan yang terinfeksi di!:erikan kepada beberapa jenis hewanpere*baan seperti kera, burung dan larva di dalanl hospes definitif itrirnenjadtdewasa dalanr waktu 10-X1 fiari. Autolnfeksi nrerupakan bagiand*ur hrdr:p dan mengaraf'l ke hrperinfe$<si Karena dap:at ditemukan padaburung maka penyakit inle$imrrggarp termasu$r kelompok zconosis. 2Gejala Klinik edreing dalam junilah besar dapat rnenirnbulkan berbagai gejalaklinik, Muta-nrula sakit perult, kemhung dan diare lnterrniten selarrrabeberape ntinggu. Akhirnya mengalarni cliare irebat. E-10 kali sehari,sehingga berat barjan turun sekali. $ekragian i:asien menderitarnuntah, rnalaise dan anoreksia\"t iV{assa otot berk.urang, rasa lemah,hiputen*i, penut mernbesar, borborigmus;, uderx, dan hlperefle$<si, Ticiakditerna.rkan hepatosplenomegaiiatau ikterus.6 Frelneriksaan iaboratoriurnmen unjukkan penderrta kehr lanEan hanyak protein, terdapat rnalbsorpsi{ema}q dan gula, ek\"skresi silosa berkurarlg darr ditenlukan nilai rendahkafiur* klorida, natrium, kalsiilm, karoten dan tata! prr:tein di dalamserilm. Pada umumnya nilai lgH tinggi dan lgG, lgM dan lgA rendah.Bebenapa bulan setelah pengobatan semua nilai irnunoglobulin kembalinormal.? Biiamana selama beberapa bulan sakit tanpa pengobatanpenderit* rneninggal akibat kehilangan elekfrolit yang rnenvebahkangagal jantung atau akihat septikemia akibat infeksi sekune{er\"z Kini didaerah endemik gejala-gejala penderita pada urylunlnya ringan yaitudelafin ha$ borborigmus, \"sakit perut, diare dan udem. Feberapa hari atau$eminggu s*telah pengcbatan tidak ditemukan lagi telur atau stadiumlain parasit ini. Gejala per.lu langsung diketahui sebahnya dan perlupengobatan secepatnya. Jangan sampai herakibat fatal.? Pada perneriksaan radiologi ditenrukan kelainan usus halus berupagambaran malabsorpsi yang khas. Antara tahun 1968-1969 di Filipina
m&qa.ryfs mfi !ipLgq_6!JNJ6telah dipeniksa 1.1 dr antara 19 p:enderita, terdiri aias 11 laki-lakr dan 3perennpiJarl, berun'rur aniara '10-$5 taht.rn yang n\"renderita kapiiariasiointestinal. K*banyakan di cntara mereka adalah anak remaja laki-lalci karer:*.rnereka yang t*rnrasuk keionrpok risiko tertinggi penyakitfiapi{ariasls s*hubungan dengan k:ebrasaan berenang dan memancingrken dr badan air yang terk\"cntaminesi hlada perneriksaan laboratoriunrternyata mencierita mal*bsorpsi dan cli dalan\"l tinja di temukan telurC. pfrilrppiirerisis\" ffiarium per cral {tdiberikan) dan irap jam clibuat fotc>sarnp:ar bag;ian keilern preiksimal meniadi opak\" Kelainan yang palingrnenorujo$dan konsisten yang ejitemcrkan pada semua penderita adalahter*ee;ernya banur* {scaffenngr ttf bariurn}, yaitu pada yeyureun\"r e*rstaldan iieum pr\"okslrnal. Kelainan tersebut sesuai dengan yang diten'lukanpada pen:enksaan histcpntologi. Fada irmurnnya di daerah usus haiustersebut jl*ga ditemulqan iselainan histopatologi dan rnfestasl parasitterbanyak Disimpulkan bahlva gambaran malahsorpsi yang konsisten,*cla$ah tercecernya banuiir: efan perubahan pacla fipatan mukosa.E $eh*g!.sn peneX*rita y#n$ ter\"rnfcksi e. philrp:prnem.srs tidakmernperlihatkan ge.jala klisrik, jaeii asinnptonratik. Gejala berateiap*t. dihuhur,,ii',.:n elengan terjadinya autoinfeksi sehingga terjadihiperinfeksi.'0iagnosis Gejaia klinii< tielak spesrfik cian tergantung dan berat serta lanranyapeny;lkit. Gejala-gejala bsrsifat urTi{rffi seperti diare, hr:rborigrilue,iemmh barian, kekurangan giri, kurus, urJem dan asites\" Jumlah tinja clalani sehari lebih banyak elari r\"rormol iiauh mefebihi1sS-20S gram), yang ciisebut valuminous atau but'ky sfom/ dan jugalebih banyak mengandung lemak.? Pada pemeriksaan spesinren tinjadapat ditenli*karr telur dengan hentuk khas, kadang-kadang berisi larvaatau cacing delvasa. Bilarnana tidak diterrr,;l':an telur maupun *acingdewasa rreskipun gejala kftnik mengarah iqe diagno*is kagrilariasisrnaka perlu spesirnen tinja diperiksa berulang-ulang langsung ataudengan eara konsentrasi. yaitu cara konsentrasi apung i#cfafioncr:ireerufrafib n nt oth odj atau ca ra sed imentasi \"Diagnosis Banding Di daerah endemik suatu penyakit parasitik yang perlu dianggapsebagai diagnnsis bandlng adalah strongiloidiasis, giardiasis daninfeksicacing usus lain. Kelainan yang dapat ditimbulkan Sfrongylor'dessfercorn/is kadang-kadang sama Cengan kapilariasis seperti
persdengan. {.,deffi dan utserasi rnt;i(osa Ltcus sehiilsga i?erneriksaanspe$rn:en tinja i\"rntutt R\"lenoari telur r1an [arva nreniadr petlting untukmen\"rh*qlakan kedula penyakit pfrrfisitik inl fflalgtl*si* banding eJengan ril{}rnpjerhfittkan garnbaran radioleigisukar, khr.lsusnya dalarr\"l hal iyrfestasi parasit lain sepertl stnongilerldlasis,infeksiencing tarnl:ang4 aian giardrasis. Fada strongiimidlssis darl lnfelcsicacirrg tenibang tidak tarnpak keiainai-l pnda ileurn, seelar'lgkan patJagiarciiasis s*lain keiairiari dan g:engeluarsn sekresi l*fuih nyata, pmdafoto juga tidak terq*apat k*lainan pada iieunr.$Pat*gcnes.is dan Kelaimen FatoEogS Pada *eorang penderita telah dilakurkan pemerlksaan foto baniunrarsLrs hallis dengan hasil diteniukan lipatan mulkos* rneilebal padabagian pnoksimal eian cJdstal yeyunurn. eairan yeyunurfi diaspirasi dankernuellan ciengan rnengsun#ka n miks\"cskop diternu kan telu n C a p iII e ria.Fae$u p*tongair histopatoiogi nematarja dewasa kecil-t<eeil tanipak dielaNam krupta nrukosa. Fada pot*ngarr longitudinal di hagian antenierrparasit tampak stikosr:m pan.lang sFengobatan Fada lsasus berat perhaiian sepenuhnya ditujukan terl'ladappeningk*tan gizi, parerateralmairplin orai. Ferlu diberikan cairan elektroiituntuk nreerggaeitiltan kehilangan *airan karena diare yang menahun,sedangk*n r:bat anthe[rnintik yans dfrpfit drgunakan aele{ah rnebendar-oldan albenc{azol.;' SerRula rnebendaeo} rnerupakan obat pilihari. Kemudianlantara lain c{i Filipina digunai<an albendazol, 2 kali 200 rllg selama 1{Jhari. ill antasa 16 pasien 1S sembuh total, sedangkan paela seorangpenderita yang gagal sembuh nraslh ditemukan telur eapdlaria setelali3 bulan, sehingga selanjutnya dlberikan 400 mg sehariselama 20 hari.10IDi 'Taiwan di antara enrpath:relas kasus, laki-laki dan 5 perernpuan,berurnur 3S sampai 76 tahun, 12 penderita ejiberikan rnebendaeoN, 20CImg dua kali seliari seNama Zfl hari, sedangkan 2 penderita m€ndapatalherrdazol clengan dosis dan larra pengobatan yenE $aruxfi. Semuapa*ien sen'lfuuh dan tidak terjadi relaps selama 12 hulan eliobservasi. 1iFencegalran Ks$.us-kasus kapilariasis intestinaI adalah terutarna laki-lakl. l{al iniberhubungan dengan cara hidup dan kebiasaan yang menyebabkankelompok laki-laki rernaja dan pnrduktif lebih berieiko mendapatkaninfeksi dengan Q. philippineirsis dibandingkan dengan kelompok lain.
irrAffi ff_PAm$rro]-qq!_Kl$ltKMengumpulkan kepiting, rnernancing ikan d*n memelihara kerbauterutama dikerjakan oleh laki-laki, kemudian ha*il yang didapatsering dirnakan dalarn keadaan rnentah. Ferbedaan makanan yangdinnakan oleh laki-laki dan perempuan tidak dapat dijetaskan akanteiapi kernungkinan karena laki-laki sering rnakan rnakanan yang tidakdirnasak dari kebun rnaupun dari sungai, yang bila dibawa ke runrahbaru akaru dimasak.E Kapilariasis adalah penyakit yang berhubungan dengan kebiasaanmakan ikan nrentah, khususnya ikan air tawar dan payau, sehinggauntuk nrengh indari penyakit ini perlu dilakuken penyulu han kesehatan dimasyaraket supaya jangan makan ikan mentah atau setengah matang.Srbebenapa daerah di Filipina selain masyarakat mempunyalkebiasaanmakan ikan rnentah yang disebut kinilaw, juga rnak-an udang, kepitingdan keong nrentah. Di samping kebiasaan tersebut masyarakat jugabuang ein besar eli lapangan atau di badan air di mana mereka mendapatikan, udang, kepiting dan keong yang mereka makan sehingga denEandemikian danrr hrdup e. phitippinensls menjadi lengkap Di daerah inipenyebanan parasit mungkin sekaliterjadi oleh burung pemakan ikan\" 12Contoh Kasars't. Di Thailand seorang laki-laki, berumutr 2? tahun, sejak 2 tahun , r'nengalami diare, lima sampai sepuluh kali sehari disertai kolik, Fenderita mengaku rnakan ikan air tawar segar tanpa dirnasak. Berat badan turun sanipai 12 kiiogram, tampak ealtit dan kurus. Fada pemeriksaan fi*ik ditemukan konjungtiva pucat, borborigme, asites dan udem tanpa organomegali Pada pemeriksaan darah ditemukan Hb 6,8 gldl dan jumlah leukosit 6800 sellrnms dengan eosincfil 1%\" Morfologi sel darah merah menunjukkan gambaran anennia hipokrom dan mikrositer. ltlilai serum alburnin, globulin, kafium dan magnesiunr berturut-turut 1 S glL, 1,6 gll, 3,1 mEqll dan 1,8 mg/dL\" Hasil pen'leriksaan kimia darah lain normal. Tidak diternukan leukosit di dalam tinja akan tetapi tes terhadap darah ekult positif. Dengan rnetoda pemeriksaan konsentrasitinja dengan formalin-eter tiga kalitidak ditemukan parasit\" Biakan tinja terhadap Stra n gy la i des sfercora/is j uga negatif . D iag nosis d itegakka n den gan enteroskopi setelah pemeriksaan tinja berkali-kali memberikan hasil negatif. Lokasitertentu di bagian proksimal mukosa yeyun{.lm tampak sebagai eritem, dengan udem dan erosi supedisialtertutup dengan eksudat. Sejumlah telur ditemukan di dalam cairan yang terdapat didalam yeyunum dan larva ditemukan pada biopsi mukosa
yeylrnLrrn. Hasil baik didapat setelah pasien diberi aNbendasol, 4[10 mglhari selama 14 hari. Peningkatan status gizi dtlakuka*r dengan pemberian gizi parentenal, Berat har1*n tarnbah $ kiiogram dan albumin $erum rmeningkat aaru\"tpai3,4 gnnldL pada minggu kedelapan pengawasan.e2. $eorang laki-laki qJi Korea yang tidak pernah keluar megerinya, hobinya berburu dan snentancing ike*. ili* nrennpunyai kebiasaan rnakan ikan mentah cJar, hewan liar. F*da waktu bicp*i terrtyata permukaan mukosa ileum datardengen p*tongan eacing, sedangkan di dalam tin;a ditemukan banyak sekali telur easing berbentuk loniang, yang d*identifikasi sei:agai tela\"rr C\" philippin*nsis. Pa$ien diterapi dengan albendazol dan sernbuh aDaftar Pustaka'i. Chitwood It/B, Valesqr\"rez C, Saiaaar NG e*ptIlaria pl\"iilippitterisis 5pn. (Nematoda: Trichinellidai frnrn tlre inte*tin* sf man in the Fhilippin*s J Parasitol. 1,Q68;54:3S8-71 .? Cros$ Jl-1. lntestinatcapiilariasis\" {}lin hllicrsbiol Rev. 199?;5{2ir'12fl-.t3. $aichua P, Nithikathkui C, Ka*wpiioon f'.l\" H*man intestinalcapilli:riasi* irl Thailand World J Gastroenterol 2008, 14{,4}:506-1Ct. l'$ dkk. *4.' Lee $H, l-long $T. Ohai JY Kinr WFt, KimYT, Song Trmp frdeel case of intestinal capillariasis in the Republic *f Korea. Am J f-'lyg.5 1993 \"48(4):542-6 ehichino G, Eernuzzi AM, Bruno A, Cevini *, Atzari C, ftllaltitana A el al. Intestina| capi|Iariasis {C*pillaria Fhilippinensi.*} acquired lri ln#*nesr'a: a ease reporf. Arn J fiap Med t1yg. 1992; 47t1]:14-2.* Whalen GE, Rosenberg HB, $trickland GT, Gutman RA, ero*s JH, Watten RH,lntestinal capillariasis. A n*w disease in man. Lancet. 1 969;1 (758ai:1 3-67. Rosenberg HB, Whal*n GE, Bennich H, .fshanssr:n SGO. lncreaseeJ circulating lgE in a new parasitic disease-husnan intestinal capillariasis. NI Engl \"l Med. 1970;283(?1 ):1 148-9 eapillariasis: a new cat*se of Paulino GN Jr, Wittenberg J. lntestinal malabsorption pattern \" Arn J Roentgeno[. 1 fi7 3; 1 17 (2) ; 340-5.S. Sangchan A\" Wongsaensook A, Kularbkaew C, Sawanyanrisuth K, $ukeepaisarnjaroen W, *lairiang P The endoscopic-pathologic findings in intestinal capillariais: a case report.J Med Asssc Thai. 2007; 90(1):175-8.ifi. Cross JH, Ba*aca-$evilla V. Albendazole in the treatrnent of intestinal capillariasis. SoutheastAsian J Trop Med Pr\"rblic Health. 1987;18{4):507- 10.11 Bair MJ, Hwang KP, Wang TE, Liou TC, Lin SC, Kao CR et al. Clinical [1
L-DA$An _PA BASllLoLoGr KLr N r r{ features of hurnan intestinal capillariasis in Taiwan. World J Gastroenterol. 2004;10(16):2391-3\"1#. Belizario VY, De Leon WU, Esparar DG, Galang J M, Fantone J, Vendadero C. Compostela Valley: a new endemic focus for capillariasis philippinensis. Southeast Asian J Trop Med Public Heatth. 2000;31(3):478-81.18rj i. .
Search
Read the Text Version
- 1 - 7
Pages: