PoxVri,tr,lusPoxvirus adalah virus yang terbesar dan paling kompleks. variola. Genom vaksinia mengandung sekitar 185 lrameFamili virus tersebut terdiri dari sekelompok besar agen bacaan terbuka. DNA mengandung urutan berulangyang secara morfologis sama dan memiliki antigen terminal yang terbalik dengan panjang yang bervariasi, dan untai dihubungkan di bagian ujung oleh iingkarnukleoprotein yang serupa. Infeksi oleh sebagian besar penjepit. Pengulangan terminal dalam urutan terbalikpoxvirus ditandai dengan ruam meskipun lesi yang dapat mencakup penyandian regio sehingga beberapa gendiinduksi oleh beberapa anggota famili secara nyatabersifat proliferatif. Kelompok ini mencakup virus varioia, ada di kedua ujung genom. DNA kaya akan basa adeninagen penyebab cacar-suatu penyakit virus yang telah dan timin.menyerang manusia sepanjang catatan sejarah. Komposisi kimiawi poxvirus menyerupai komposisi Meskipun variola dinyatakan telah dieradikasi dari bakteri. Virus vaksinia terutama terdiri dari proteindunia (pada 1980) setelah kampanye intensif yang (9OVo1,lipid (5%), dan DNA (3%). Lebih dari 100dikoordinasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),terdapat pemikiran bahwa virus dapat diperkenalkan polipeptida struktural telah terdeteksi. Sejumlah proteinkembali sebagai senjata biologi. Masih tetap diperlukanpengetahuan tentang virus vaksinia (digunakan untuk mengalami glikosilasi atau fosforilasi. Lipid adalahvaksinasi cacar) dan komplikasi yang mungkin terjadipada manusia. Perlu juga mewaspadai penyakit poxvirus koiesterol dan fosfolipid.lain yang dapat menyerupai cacar dan harus dibedakan Virion mengandung berbagai macam enzim, termasukdengan pemeriksaan laboratorium. Akhirnya, virusvaksinia masih dalam penelitian intensif sebagai vektor sistem transkripsi yang dapat menyintesis poliadenilat,untuk memasukkan gen imunisasi aktif sebagai vaksin tutup, dan mRNA virus yang mengandung metil.virus hidup untuk berbagai penyakit virus pada manusia Tabel 34-1 .5ifat penting poxvirusdan hewan peliharaan. Virion: Struktur kompleks, oval atau seperti batu bata,SIFAT POXVIRUS panjang 400 nm x diameter 230 nm; permukaan luar memperlihatkan lekukan; mengandung inti dan badanSifat penting pada porvirus tertulis dalam Tabel 34-1. latera LStruktur & Komposisi Komposisi: DNA (3%), protein (90%), lipid (5%)Poxvirus cukup besar untuk dilihat sebagai partikel tanpa Genom: DNA untai ganda, linear; ukuran 130-375 kbp;bentuk dengan mikroskop cahaya. Dengan mikroskopelektron, virus tersebut tampak sebagai partikel berbentuk mempunyai lengkung terminal; mempunyai isi G + Celipsoid atau batu bata yang berukuran sekitar 400 x (30-40%) kecuali untuk Parapoxvirus (63Vo)230 nm. Strukturnya kompleks dan tidak berbentuk Protein: Virion mengandung lebih dari 100 polipeptida;ikosahedral maupun simetri heliks. Permukaan luar pada inti terdapat banyak enzim, iermasuk sistempartikel mengandung lekukan. Virus memiliki membran transkripsi Selubung: Perakitan virion melibatkan pembentukanlipoprotein luar, atau selubung, yang menutup inti dan membran multipel Replikasi: \"Pabrik\" sitoplasmadua struktur fungsi yang tidak diketahui fungsinya, yang Ciri khas yang menonjol:disebut badan lateral (Gambar 34-1). Virus yang paling besar dan kompleks; sangat resistan Inti mengandung genom virus DNA untai ganda linear terhadap inaktivasiyang besar (130-375 kbp). Sekuens genom yang komplet Protein yang disandikan virus membantu menghindaridikenali untuk beberapa poxvirus, termasuk vaksinia dan sistem pertahanan imun pejamu Cacar adalah penyakit virus yang pertama kali dieradikasi dari dunia 463
464 BAB 34 ABGambar 34-7. Mikroskop elektron virion vaksinia (Orthopoxvirus). A: Partikel dengan pewarnaan negatif yangmemperlihatkan lekukan atau unsur tubular yang menutupi permukaan (228.000 x). (Direproduksi dengan seizin Dales S: J CellBiol 1963;18:51.) B: Potongan tipis -virion vaksinia yang memperlihatkan inti bikonkaf sentral, dua badan lateral, danmembran luar (220.000 x) (Direproduksiseizin Pogo BGI Dales S:Proc NatlAcad SciU 5A 1969;63:820.)Klasifikasi Genomnya lebih kecil (sekitar 135 kbp) dan mempunyai kandungan guanin plus sitosin lebih tinggi (630/o) daripadaPoxvirus dibagi menjadi dua subfamili berdasarkanapakah virus tersebut menginfelsi pejamu vertebrata atau genom orthopoxvirus (sekitar 185 kbp; G + C, 30-40o/o).serangga. Poxvirus vertebrata dibagi menjadi delapan Semua poxvirus vertebrata memiliki antigengenus, yang menunjukkan morfologi dan rentang pejamuyang sama serta beberapa keterkaitan antigenik. nukleoprotein yang mirip di inti dalam. Terdapat realai serologi silang di antara virus-virus dalam genus tertentu Kebanyakan poxvirus yang dapat menyebabkan tetapi reaksi sangat terbatas pada genus. Akibatnya, imunisasi dengan virus vaksinia tidak memberikanpenyakit pada manusia termasuk dalam genus Orthopomirusdan Parapoxuirus; rcrdapat juga beberapa yang digoiongkan perlindungan terhadap penyakit yang disebabkan oleh parapoxvirus atau poxvirus yang tidak masuk peng-dalam genus Yatapoxuirus dan Molluscipoxuinu (Tabel 34-2). golongan. Orthopoxvirus mempunyai rentang pejamu luas yang Replikasi Poxvirusmengenai beberapa vertebrata; termasuk virus ektromelia Siklus replikasi virus vaksinia diringkas dalam Gambar(cacar tikus), cacar unta, cacar sapi, cacar monyet,vaksinia, dan variola (cacar). Empat yang disebutkan 34-3. Poxvirus unik di antara virus DNA, yaitu seluruhterakhir bersifat infeksius bagi manusia. Morfologi virus siklus multiplikasi dilakukan dalam sitoplasma sel yang terinfeksi. Namun, faktor inti mungkin terlibat padavaksinia hanya berbeda sedikit dengan virus variola dan transkripsi dan perakitan virion. Poxvirus selanjutnyacacar sapi. Struktur dan replikasi tersebut merupakan dibedakan dengan semua virus hewan karena tahapprototipe untuk poxyvirus. Cacar monyet d3pat pelepasan selubung memerlukan protein yang disandikan virus dan baru disintesis.menginfeksi hewan pengerat, monyetr serta manusia danmenyerupai cacar secara klinis. A. PELEPASAN, PENETRASI, DAN PELEKATAN VIRUS Beberapa poxvirus mempunyai renrang peiamu Partikel virus mengadakan kontak dengan permukaan selterbatas dan hanya menginfeksi kelinci (fibroma dan dan berfusi dengan membran sel. Beberapa partikel dapatmiksoma) atau hanya burung. Yang lain terutamamenginfeksi domba dan kambing (cacar domba, caczr tampak dalam vakuola. Inti virus diiepaskan ke dalamkambing) atau ternak sapi (pseudocolu?ox, atau nodul sitoplasma. Di antara beberapa enzim di dalam partikel poxvirus, terdapat RNA polymerase virus yangpembuat susu). mentranskripsi sekitar separuh genom virus menjadi Parapoxvirus secara morfologis berbeda. Dibandingkandengan orthopoxvirus, parapoxvirus merupakan partikelyang lebih kecil (260 x 160 nm), dan permukaannyamemperlihatkan pola silang-menyilang (Gambar 34-2).
POXVIRUS 455Tabel 34-2. Poxvirus yang menyebabkan penyakit pada manusia--------i1:1';1,il;i.q9,l!U.::t1.,i.i,,.;l l;i...,.'''.,.,,t:..',,.: Manusia Cacar (sekarang telah dibasmi)Ortfiopoxvirus Variola Vaksinia Manusia Lesi terlokalisasi; digunakan untuk vaksin Cacar banteng Banteng air caca r lnfeksi manusia jarang; lesi terlokalisasi Cacar monyet Hewan pengerat, lnfeksi manusia jarang; penyakit monyet generalisata Cacar sapi Sapi lnfeksi manusia jarang; lesi ulkus terlokalisasiParapoxvirus Orf Domba lnfeksi manusia jarang; lesi terlokalisasi Pseudocowpox Sapi Stomatitis papula sapi SapiMolluscapoxvirus Moluskum kontagiosum Banyak nodul kulit jinakYatapoxvi rus Monyet lnfeksi manusia jarang; lesi terlokalisasi Yabapox Monyet lnfeksi manusia sangat jarang .dan tak disengaja; tumor kulit terlokalisasimRNA awal. mRNA tersebut ditranskripsi di dalam inti DNA polimerase dan timidin kinase. Kenyataan bahwavirus dan kemudian dilepaskan ke dalam sitoplasma. replikasi DNA virus terjadi dalam sitoplasma menun-Karena enzim yang diperlukan terdapat di dalam inti juklan bahwa poxvirus menyandikan duplikat virus untukvirus, transkripsi awal tidak dipengaruhi inhibitor sintesis banyak protein selular yang diperlukan untuk replikasi.protein. Protein \"pelepas\" yang bekerja pada inti adalah Replikasi DNA virus dimulai segera setelah pelepasansatu di antara lebih dari 50 polipeptida yang dihasilkan DNA virus pada tahap kedua pelepasan selubung.awal setelah infeksi. Tahap kedua proses pelepasan Replikasi ini terjadi 2-6 )am setelah infeksi di daerahselubung membebaskan DNA virus dari inti; tahap tertentu pada sitoplasma, yang pada mikrograf elektrontersebut memerlukan RNA maupun sintesis protein. tampak sebagai 'pabrik\" atau badan inklusi. Jumlah badanSintesis makromolekul sel pejamu dihambat pada tahap inklusi per sel sebanding dengan penggandaan infeksi,ini. menunjukkan bahwa masing-masing partikel infeksius dapat menginduksi \"pabrik\". Laju rekombinasi homolog Poxvirus yang diinaktivasi dengan pemanasan dapat yang tinggi terjadi di dalam se1 yang terinfeksi poxvirus.diaktifkan kembali oleh poxvirus yang hidup maupunyang diinaktifkan oleh nitrogen mustard (yangmenginaktifkan Hal tersebut telah dimanfaatkan secara eksperimental untuk membangun dan memetakan mutasi.DNA). Proses ini disebut reaktivasi nongenetik dan Pola ekspresi gen virus berubah secara nyata seiringdisebabkan oleh kerja protein pelepas selubung. Virus dengan dimulainya replikasi DNA virus. Sintesis banyakyang diinaktifkan oleh pemanasan saja tidak dapat protein awal dihambat. Terdapat suatu kelas genmenyebabkan pelepasan selubung tahap kedua karena intermediet kecil yang ekspresinya secara temporalRNA polimerase bersifat labil terhadap panas. Rupanya, mendahului ekspresi kelas gen akhir; mRNA virus akhirvirus yang dimatikan oleh pemanasan berperan sebagai ditranslasi menjadi protein struktural dalam jumlah besarcetakan dan virus kedua berperan sebagai enzim yang dan enzim serta protein virus iain dalam jumlah sedikit.diperlukan untuk transkripsi. Setiap poxvirus vertebratadapat mereaktivasi poxvirus vertebrata lain. C. MATURASIB. Replixasr DNA VrRUs DAN SrNrEsrs Perakitan partikel virus dari komponen yang telah dibuat merupakan proses yang kompleks. Poxvirus bersifat unikPROTEIN VIRUs yaitu saat pembenrukan de nouo membran virus. Virion matang tampak pada mikrograf elektron sebagai intiProtein awal yang dihasilkan setelah infeksi virus vaksiniaadalah enzim yang terlibat pada replikasi DNA, termasuk
466 BAB 34 Beberapa gen poxvirus menyerupai gen mamalia untuk protein yang akan menghambat mekanisme pertahanan pejamu. Contohnya adalah reseptor faktor nekrosis umor, reseptor interfero.n gamma, reseptor IL-1,,dan protein pengikat komplemen. Pemodifikasi pertahanan pejamu yang disandi poxvirus agaknya melawan satuan komplemen dan sitokin yang penting pada respons imun pejamu terhadap infeksi virus, yang memungkinkan peningkatan replikasi virus dan mungkin, mempermudah transmisi virus.G ambar 34-2. M i krog raf e I e ktro n vi rus o rf (Pa ra p o xv i r u s). INFEKSI POXVIRUS PADA MANUSIA:Perhatikan pola silang-menyilang yang nyata pada VAKSINIA & VARIOLApermukaan virion (200.000 x) (Sumbangan FA Murphy dan EL Pengendalian & Eradikasi CacarPa lme r. ) Pengendalian cacar dengan cara sengaja menimbulkanmengandung DNA yang dibungkus dalam membran infeksi dalam bentuk penyakit ringan telah dilakukanganda, dikelilingi oleh protein, dan dibungkus dalam dua selama berabad-abad. Proses ini, yang disebut variolasi,membran luar. Beberapa partikel dilepaskan dari sel berbahaya tetapi mengurangi efek bencana pada epidemimelalui pertunasan, tetapi sebagian besar partikel poxvirus besar, menurunkan angka kematian kasus dari 25o/otetap berada dalam sel pejamu. Sekitar 10.000 partikel menjadi 1%o. Edward Jenner memperkenalkan vaksinasivirus diproduksi per sel. Tidak diketahui bagaimana dengan virus cacarsapi hidup pada tahun 1798.komponen berbagai sistem transkripsi digabungkan di Pada tahun 1967, \fHO mulai berkampanye untukdalam inti partikel virus perakitan. Obat-obat antivirus memengaruhi morfogenesis eradikasi cacar di seluruh dunia. Gambaran epidemiologi penyakit (dijelaskan di bawah) membantu upaya eradikasipartikel poxvirus. Rifampin dapat menghambar total. Pada waktu itu, terdapat 33 negara dengan cacar endemik dan 10-15 juta kasus per tahun. Kasus di Asiapembentukan dan perakitan selubung virus vaksinia. terakhir terjadi di Bangladesh pada tahun 1975, korban terakhir didiagnosis di Somaiia pada tahun 1977. CacarD. GEN PEMODIFIKASI PEJAMU DISANDI VIRUS secara resmi dinyatakan teiah dieliminasi pada tahun 1980. Ada tiga alasan utama keberhasilan yang gemilangPolipeptida yang disandi oleh gen awal virus vaksinia sangat ini: Vaksin mudah disiapkan, stabil, dan aman; vaksinterkait dengan faktor pertumbuhan epidermis dan faktor dapat mudah diberikan oleh petugas kesehatan di lapangan; dan tidak diperlukan vaksinasi masal untukc[ transformasi pertumbuhan. Produksi faktor pertum- penduduk dunia. Kasus variola dilacak dan orang yangbuhan yang serupa dengan faktor pertumbuhan epidermis kontak dengan pasien serta mereka yang berada padaoleh sel terinfeksi virus menyebabkan penyakit proliferatifakibat anggota famili poxvirus misalnya, fibroma shope, daerah berdekatan segera divaksin.tumor yaba, dan moluskum kontangiosum. Meskipun tidak terdapat bukti transmisi cacar di seluruh dunia, V'HO mengoordinasi investigasi terhadap 173 kemungkinan kasus cacar antara tahun 1979 sampai 1984. Ternyata semua adalah penyakit selain cacar, paling sering cacar air atau penyakit lain yang menimbulkan ruam. Meskipun demikian, kasus yang dicurigai cacar menjadi keadaan darurat kesehatan masyarakat dan harus diselidiki dengan cepat melalui evaluasi klinis, pengumpulan spesimen laboratorium, dan diagnosis mendahului laboratorium. Adanya sediaan virus c^cat yang virulen di laboratorium menjadi perhatian karena bahaya infeksi laboratorium yang dapat menyebar ke tengah masyarakat. Sediaan virus cacar sebaiknya dihancurkan pada semua laboratorium kecuali dua pusat yang berkolaborasi milik \fHO (satu di Atlanta dan satu di Moskow) yang
POXVIRUS 467Selubunglnti Ilril b'l,DlrflNfl-.AllII petekatan-T- IFaktor transkripsiRNA PolimeraseCapping einzimPoli(A) polimeraseGambar 34-3. Bagan siklus replikasi virus vaksinia. (Direproduksi seizin dari Moss B: Poxvirldae:The viruses and'their replication. ln'. FieldsVirology. Fields BN et al leditors]. Lippincott-Raven, 1996.)meneruskan penelitian dan diagnostik terhadap poxvirus Sekuens nukleotida variola (186 kb) dan vaksinia (192terkait variola. Terdapat perdebatan apakah sediaan vaksin kb) serupa, sebagian besar menyebar pada regio terminalsisa ini sebaiknya dimusnahkan. Namun, pada tahun 1990-an diketahui bahwa Uni Sovyet dahulu teiah menggunakan genom. Dari 187 protein tersangka, 150 secara jelasvirus cacar pada rencana perang biologi. Jumlah negara sekuensnya mirip antara kedua virus; 37 lainnya berbedayang memiliki virus saat ini tidak diketahui. atau spesifik variola serta dapat menampilkan dererminan yang berpotensi virulen. Sekuens tidak menunjukkan asalPerbandingan Virus Vaksinia & Variola virus variola atau men.jelaskan dengan tegas rentang pejamu manusia atau virulensinya.Virus vaksinia, agen yang digunakan untuk vaksinasivariola, merupakan spesies Orthopoxuirur yang berbeda. Patogenesis & Patologi CacarPeta endonuklease restriksi genom virus vaksinia jelasberbeda dengan peta virus cacar sapi, yang dipercaya Meskipun cacar telah dieradikasi, patogenesis penyakitsebagai nenek moyangnya. Beberapa waktu setelah memberikan gambaran untuk infeksi poxvirus lain.penggunaan virus \"cacar sapi\" asli dari Jenner, virus vaksinmenjadi \"virus vaksinia\"; waktu dan alasan perubahan Patogenesis cacar tikus digambarkan pada Gambar 30-3. Port d'entrie virus variola adalah membran mukosatidak diketahui. Virus vaksinia mungkin merupakanproduk rekombinasi genetik, suatu spesies baru yang saluran pernapasan atas. Setelah virus masuk, hal berikutdihasilkan dari virus cacar sapi atau virus variola melalui terjadi: (1) multiplikasi primer dalam jaringan limfoidbeberapa cara, atau keturunan genus virus yang saat ini yang mendapat aliran dari tempat masuk; (2) viremia dan infeksi s€mentara pada sel retikuloendotelial disudah punah. seluruh tubuh; (3) fase kedua multiplikasi dalam sel Variola mempunyai rentang pejamu yang terbatas tersebut, menyebabkan (4) viremia kedua yang lebih hebat; dan (5) penyakit klinis.(hany.a manusia dan monyet), sedangkan vaksinia Pada fase praerupsi, penyakit hampir infeksius. Padamempunyai rentang pejamu yang luas termasuk kelincidan tikus. Beberapa strain vaksinia dapat menyebabkan hari keenam sampai kesembilan, lesi dalam mulutpenyakit berat pada kelinci percobaan yang disebut cacarkelinci. Virus valainia juga menginfeksi ternak sapi dan cenderung menga.lami ulserasi dan mengeluarkan virus.banteng air, dan penyakit pada banteng bersifat menetap Oleh karena itu, pada awal penyakit, virus yang infeksius berasal dari lesi dalam mulut dan saiuran PernaPasan atas'di India (buffilopox). Virus vaksinia maupun variola Kemudian, pustul pecah dan menyebarkan virus ketumbuh pada membran korioalantoik embrio ayam hari lingkungan pasien cacar.ke.10 sampai 12, tetapi virus variola menimbulkan bintikyang jauh lebih l<ecil. Keduanya tumbuh pada beberapa Pemeriksaan histopatologi kulit memperlihatkanjenis galur sel primata dan anak ayam. proliferasi lapisan sel yang menonjol sePerti duri. Sel yang berproliferasi tersebut mengandung banyak inklusi sitoplasma. Terdapat infiltrasi sel mononuklear, terutama
468 BAB 34di sekitar pembuluh darah di dalam korium. Sel epitel pada stadium perkembangan yang sama (kebalikan denganlapisan malpiglii mernbengkak karena sitoplasma varisela).menggembung dan mengalami \"degenerasi balon\". \"Kartu Pengenalan Cacar\" yang disiapkan oleh WHOVakuola dalam sitoplasma membesar. Membran sel pecah memperlihatkan ruam tipikal (Gambar 34-4). Lesi timbuldan bersatu dengan membran sei sebelahnya yang juga paling banyak di wajah dan sedikit di tubuh. Pada kasusterinfeksi, menyebabkan terbentuknya vesikel. Vesikel berat, ruam bersifat hemoragi. Angka kematian kasusmembesar dan terisi sel putih dan debris jaringan. Semua bervariasi dari 5o/o sampai 40Vo. Pada cacar ringan,lapisan kulit terkena dan terjadi nekrosis yang nyata pada disebut cacar minor, atau pada orang yang divaksinasi, angka mortalitas di bawah 1%.korium. Oleh karena itu, pembentukan parut terjadi lmunitassetelah infeksi variola. Histopatologi yang sama terjadipada vaksinia meskipun virus vaksinia menyebabkan lesi Semua virus dalam genus Orthopoxuirus sangat terkait secara antigen sehingga tidak mudah dibedakan secarapustular yang terlokalisasi hanya di tempat inokulasi. serologi. Infeksi oleh salah satu virus dapat menginduksi respons imun yang bereaksi dengan semua anggotaGambaran Klinis kelompok virus yang lain.Periode inkubasi variola (cacar) adalah 10-14 hari. Awitan Serangan cacar memberikan proteksi lengkap terhadapbiasanya mendadak. Demam dan malaise selama satu infeksi ulang. Vaksinasi dengan vaksinia menimbulkansampai 5 hari mendahului timbulnya eksantema, yang kekebalan terhadap virus variola selama setidaknya 5dimulai sebagai makula, kemudian papula, kemudian tahun dan kadang lebih lama. Antibodi saja tidak cukupvesikel, dan akhirnya pustula. Krusta yang terbentuk ini untuk sembuh dari infeksi poxvirus primer. Pada pejamukemudian lepas setelah sekitar 2 minggu, meninggalkan manusia, antibodi penetral timbul dalam beberapa hariparut berwarna merah muda yang memudar secara lambat.Pada setiap daerah yang terkena, lesi umumnya ditemukan SMALLPOX RSCOGNITIT]N C,ARNGambar 34-4. Ruam cacar. \"Kartu Pengenalan cacar\" dari Organisasi Kesehatan Dunia menggambarkan distribusidan slfat ruam tipikal cacar pada anak yang tidak divaksinasi (Sumbangan F. Fenner dan theWorid Health Organization).
POXVIRUS 469 setelah awitan cacar tetapi tidak mencegah progresi lesi dikultur; parapoxvirus dan tanapoxvirus tumbuh kurang dan pasien dapat meninggal pada stadium pustular dengan baik, dan virus moluskum kontagiosum masih belum kadar antibodi yang tinggi. Imunitas selular mungkin lebih dapat ditumbuhkan dalam kultur sel. penting daripada antibodi dalam sirkulasi. Pasien dengan hipogamaglobulinemia umumnya bereaksi normal Antigen virus dapat dideteksi dengan gel agar terhadap vaksinasi dan timbul kekebalan meskipun jelas tidak terdapat antibodi. Pasien yang mempunyai defek presipitasi pada bahan yang dikumpulkan dari lesi kulit.respons imunitas selular maupun respons antibodi mengalami penyakit progresif yang biasanya fatal setelah Uji tersebut mengidentifikasi orthopoxvirus sebagai suatuvaksinasi. kelompok. Uji tersebut merupakan pengganti yang baik Produlai interferon (lihat Bab 30) adalah kemungkinan jika mikroskop elektron tidak tersedia. Tersediamekanisme imunitas yang lain. Hewan yang diradiasi pemeriksaan reaksi rantai polimerase (PCR) yang spesifik tanpa antibodi yang terdeteksi arau hipersensitivitaslambat dapat sembuh dari infelai vaksinia secepar hewan untuk berbagai poxvirus dan dapat digunakan untukkontrol yang tidak diradiasi. deteksi dan identifikasi.Diagnosis Laboratori um B. SERoLoGIBeberapa uji laboratorium tersedia untuk memperkuat Isolasi virus perlu untuk identifikasi cepar dan akuratdiagnosis cacar. Sekarang meskipun penyakit telah pada infeksi poxvirus. Namun, pemeriksaan antibodidieradikasi, penting untuk mendiagnosis seriap kasus dapat digunakan untuk memperkuat diagnosis. Antibodiyang menyerupai cacar. Uji bergantung pada pemeriksaan muncul setelah minggu pertama infeksi yang dapatmikroskopik direk pada bahan dari lesi kulir, penemuan dideteksi dengan pemeriksaan HI, Nt, ELISA, RIA, atau imunofluoresensi. Tidak satu pun pemeriksaan tersebutvirus dari pasien, identifikasi antigen virus dari lesi, dan akan membedakan virus di antara orthopoxvirus.yang kurang penting, adanya antibodi dalam darah. Diagnosis BandingA, ISOLASI DAN IDENTIFIKASI VIRUs Cacar dapat dibingungkan dengan varisela, akne pustular,T esi kulit adalah spesimen pilihan untuk isolasi virus.Poxvirus stabil dan tetap dapat hidup pada spesimen meningokoksemia, sifilis sekunder, ruam obat, dan penyakit lain yang disertai dengan erupsi kulit, tetapiselama berminggu-minggu walaupun tidak dibekukan. Pemeriksaan langsung bahan klinis dengan mikroskop tidak satu pun penyakit tersebut menghasilkan bahan yangelektron digunakan untuk identifikasi cepat partikel virus memberikan uji laboratorium positif untuk poxvirus. Penggunaan PCR atau enzim restriksi pemecah DNA.(sekitar I jam) dan dengan mudah dapat membedakan virus atau analisis polipeptida pada sel yang terinfeksiinfeksi poxvirus dari cacar air (cacar air disebabkan oleh poxvirus dapat memperlihatkan ciri khas yang nyata untukherpesvirus). Orthopoxvirus tidak dapat dibedakan satu variola, vaksinia, cacar monyet, dan cacar sapi. Hal inisama lain dengan mikroskop elektron karena ukuran dan penting karena penyakit seperti cacar harus diidentifikasimorfoioginya sama. Namun, virus tersebur dapar untuk memastikan bahwa variola telah dieradikasi.dibedakan dengan mudah dari ranapoxvirus dan Pengobatanparapoxvi rus Imunoglobulin vaksinia dibuat dari darah orang yang divaksinasi dengan virus vaksinia. Dianjurkan untuk Isolasi virus dilakukan dengan inokulasi cairan vesikel pengobatan pada semua komplikasi kecuali ensefalitis pascavaksin. Sampai tahun 2003, persediaan imunoglobuiinke membran korioalantoik embrio ayam. Uji ini vaksinia sangat terbatas dan hanya tersedia dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.merupakan uji laboratorium yang paling dipercaya. Ujiini merupakan cara t€rmudah unruk membedakan kasus Metisazon adalah agen kemoterapi yang bermanfaatcacar dari valainia generalisata, untuk lesi yang dihasilkan melawan poxvirus. Agen ini efektif sebagai profilaksisoleh virus tersebut pada membran yang jelas berbeda.Selama 2-3 hari, bintik valainia berukuran besar dengan tetapi tidak bermanfaat untuk mengobati penyakit yangpusat nekrotik sedangkan bintik variola berukuran jauh telah ada. Sidofovir memperlihatkan aktivitas melawanlebih kecil. Cacar sapi dan cacar monyet menimbulkan poxvirus in uiilo.lesi hemoragi yang berbeda. Parapoxvirus, virus Epidemiologimoluskum kontagiosum, dan tanapoxvirus tidak tumbuh Ti\"ansmisi cacar terjadi melalui kontak antara kasus. Cacarpada membran. . sangat menular. Virus stabil dalam lingkungan ekstraselular Kultur sel juga dapat digunakan untuk isolasi virus. tetapi paling sering ditularkan melalui penyebaranSel primata manusia dan bukan manusia adalah yang pernapasan. Virus kering pada krusta dari lesi kulit dapatpaling rentan. Orthopoxvirus tumbuh baik dalam sel yang
470 / BAB 34bertahan hidup pada pakaian atau bahan lain dan vaksinasi dalam tahun Pertama. Revaksinasi telah dilakukan dengan interval 3 tahun.menyebabkan infeksi. Pasien sangat infeksius selama ruam minggu Pertama B. REAKSI DAN INTERPRETASIketika dimulainy^ d.-\"m. Droplet PernaPasan lebih dulu 1. Vaksinasi pertama-Pada orang yang sangat rentan' tampak papul yang dikelilingi oleh daerah hiperemia padainfeksius daripada lesi kulit. hari-ketiga atau keempat. Ukuran papul bertambah sampai Gambaran epidemiologi berikut memungkinkan cacar tampak iesikula (pada hari kelima atau keenam)' Vesikeldapat dieradikasi total: Tidak ada reservoir selain manusia met.*p\"i ukutan maksimutn pada hari kesembilanyang diketahui. Ada satu serotiPe yang stabil. Terdapatu\"L.in y*tg efektif. Kasus infelaius subklinis tidak terjadi. kemudLn menjadi pustula' Kemudian terjadi pengeringanCarrier viius kronik yang asimtomatik tidak terjadi' pustul dan berakhir setelah sekitar 2 minggu, meninggalkan p\"rut c.kurrg merah muda yang akhirnya menjadi putih'Karena virus yang berada di lingkungan pasien berasal i'.mba.\"\"t hasil biasanya pada hari ketujuh' Seseorangdari lesi di mulut dan tenggorokan (dan terakhir di kulit)'pasien dengan infeksi yang cukup berat untuk dapat dianggap terlindungi penuh setelah terjadi respons pustularmenularkan penyakit mungkin dalam keadaan sakit yang y^ng mengelilingi lesi sentral (keropengsedemikian berat sehingga mereka cepat mendapatperhatian petugas kesehatan...syarat kontak erat untuk \"art\"auu-uul.kiuiksu).l\"Jrika reaksi tersebut tidak terlihat, vaksinasip.ny.b\"t\"n penyakit yang efektif umumnya dibuat harus diulang.sebagai identifikasi cePat orang-orang yang kontak dengan 2. Revaksinasi-Pada revaksinasi yang berhasil, hari kepasien sehingga dapat dilakukan tindakan pengendalian 6-8 tampak lesi pustula atau vesikula atau area indurasispesifik untuk memutus siklus transmisi. y\".rg d\"pat diraba mengelilingi lesi sentral, dapat berupa keropeng atau ulkus. Hanya reaksi tersebut yang \fHO berhasil melakukan eradikasi cicar dengan -.nurrj,r[k\"n dengan pasti bahwa multiplikasi virus telahmenggunakan program karantina surveilans. Sumber terjadi. Reaksi samar dapat merupakan reaksi imunitas tetapisetiap wabah ditentukan dan semua kontak yang rentan dapat.iuga hanya merupakan reaksi alergi terhadap valsindiidentifikasi dan divaksinasi. yang dihaktivasi. Bila terjadi reaksi samar, revaksinasiVaksinasi dengan Vaksinia ir\"t* di,rl\".tgi menggunakan bagian vaksin yang baru'Virus vaksinia untuk vaksinia dibuat dari lesi vesikel C. KOMPLIKASI VAKSINASI(\"limfe\") yang dihasilkan di kulit anak sapi atau dapat Valainasi cacar berhubungan dengan risiko yang dapatditumbuhkan pada embrio ayam. Vaksin akhir dihitung dengan pasti. Di Amerika Serikat, risiko mengandung gliserol 4070 untuk menstabilkan virus dan kematian akibat semua komplikasi adalah sebesar 1 per frnol 0,4o/o untuk menghancurkan bakteri. Standar \fHO sejuta untuk penerima vaksin primer dan 0,6 per- sejuta untuk vaksin cacar adalah bahwa vaksin mempunyai unuk pasien yang mendapatkan revaksinasi' Untuk anak potensi tidak kurang dari 108 unit pembentuk bintik per berusia di bawah 1 tahun, risiko kematian sebesar 5 per mililiter. Vaksin yang dihasilkan kultur sel baru masih sejuta penerima vaksin primer. Di antara penerima vaksin' dikembangkan. Vaksin vaksinia tidak mengandung virus pii-.t, insiden gabungan ensefalitis pascavaksinasi dan cacar (variola). nekrosis vaksinia sebesar 3,8 per juta orang pada semua Keberhasilan eradikasi cacar berarti bahwa tidak usia. Pada penerima revaksinasi, dua komplikasi tersebut dianjurkan lagi vaksinasi rutin. Vaksinasi cacar rutin Pada terjadi 0,7 per sejuta orang. Komplikasi berat vaksinasi anak di Amerika Serikat dihentikan pada tahun 1971' terjadi berhubungan dengan imunodefisiensi, imuno- OIeh karena itu, semua anak yang lahir sejak tahun 1972 supresi, keganasan hematologi atau keganasan lain, dan mudah terkena infeksi. Pertimbangan saat ini mengenai ke^hamilan.keadaan ini merupakan kontraindikasi untuk kemungkinan serangan teroris menggunak^n cacar pemberian vaksin vaksinia, serta eksema' alergi terhadap men gha-silkan suatu iekomendasi untuk men ggun aka.n Lo-po.t.n vaksin, dan tinggal serumah dengan seseorang uakrin cacar pada skala terbatas (misal, dimulai pada yang memiliki kontraindikasi vaksinasi. peugas kesehitan). fungkasan mengenai.vaksinasi berikut 1. Inokulasi yang ddak disengaja-Keadaan ini terjadi juga'diberikan karena virus vaksinia dipertimbangkan bila bagian t\"b\"h yang jauh dari tempat inokulasi sebagai vektor memasukkan gen asing untuk tujuan terinfeksi dan merupakan komplikasi yang paling sering imunisasi. terjadi, ditemukan sekitar 25 kali per sejuta Vaksinia A. WAKTU VAKSINASI okul\"r *..upakan masalah yang paling sering terjadi dan Komplikasi vaksinasi (lihat di bawah) paling sering terjadi kadang-kadang menyebabkan defek sisa pada penglihatan' pada anak usia kurang dari 1 tahun. Oleh karena itu, Ivalainasi antara usia dan 2 tahun lebih dipilih dariPada
POXVIRUS 4712. Vaksinia generalisata-Keadaan ini ditunjukkan Komplikasi sering terjadi dan bersifat serius.dengan timbulnya sekumpulan lesi vaksinia pada Komplikasi umumnya berupa distres paru dan infeksi bakteri sekunder. Pada pasien yang tidak divaksinasi,permukaan tubuh (23 kasus per sejuta). Setelah vaksinasi, angka kematian adalah sekitar 11%. Vaksinasi dengananak yang menderita eksema dapat mengalami lesivaksinia pada area eksema itu (eftsema vaksinatum). Anak vaksinia melindungi terhadap cacar monyet ataudengan eksema seharusnya tidak divaksinasi. Angkamortalitas vaksinia generalisata yang tidak diobati adalah mengurangi keparahan penyakit.30-40o/o. Dermatitis atopik merupakan faktor risikoeksema vaksinatum. VakSinia generalisata dapat terjadi Infeksi cacar monyet pada manusia umumnya dipercaya tidak mudah ditularkan dari orang ke orang.tanpa eksema, tetapi keadaan ini jarang terjadi. Perkiraan sebelumnya adalah bahwa hanya sekitar l5%3. Ensefalitis pascavaksinasi-Angka mortaliras kontak keluarga yang rentan mendapat cacar monyet darikomplikasi serius ini dapat mencapai 40o/o. Insiden di pasien. Nainun, satu wabah di Zane pada tahun 1996Amerika Serikat sekitar 3 per sejuta pada penerima vaksin sampai 1997 menunjukkan potensi transmisi orang-ke-primer semua golongan umur. Awitan mendadak dan oran'lfgabyaahngpelerbtaimh abecsaacra. r monyet di belahan bumi sebelahterjadi sekitar 12 ha:i setelah vaksinasi. Penyebabnya tidak barat terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2003, Lebih dari 80 kasus manusia (tidak ada kematian) didiagnosis,je las . sebagian besar di negara bagian barat tengah. Sumber4. Vaksinia progresif atau nekrosis vaksinia-Keadaan ditemukan di suatu toko hewan peliharaan eksotik diini disebabkan oleh ketidakmampuan untuk membuat Illinois tempat tikus Afrika import rernyata menyebarkanantibodi atau membentuk kekebalan selular dan sering virus ke anjing padang rumput peliharaan dankali bersifat fatal. Insiden penyakit di Amerika Serikatsekitar 1 per sejuta. Pengobatan dengan imunoglobulin menularkannya ke manusia.vaksinia atau metis^zon dapat bermanfaat. Imunodefisiensi TNFEKST CACAR SAP| (COWPOX)dan imunosupresi yang didapat atau kongenital Virus cacar sapi adalah spesies latn Orthopoxuirus, Penyakit pada sapi ini lebih ringan daripada penyakitmerupakan kontraindikasi vaksinasi. cacar pada hewan lain, lesi terbatas di puting susu dan5. Vaksinia janin-Meski sangat jarang, perempuan yang ambing (Gambar 34-5A). Infeksi manusia terjadi melaluidivaksinasi pada akhir kehamilan dapat menularkan virus kontak langsung selama pemerahan iusu dan lesi padavaksinia ke janin, yang menyebabkan janin lahir mati. pemerah susu biasanya hanya terbatas di tangan (GambarOleh karena itu, vaksinasi sebaiknya tidak diberikan 34-5D). Penyakit timbul iebih berat pada orang yang tidak divaksinasi daripada orang yang divaksinasi dengan virusselama kehamilan. vaksinia. Lesi lokal disertai dengan demam danINFEKS| CACAR MONYET (MONKEYPOX) limfadenitis.Virus cacar monyet adalah spesies Orthopoxuirus. Penyakit Virus cacar sapi sama dengan virus vaksinia secaraini pertama kali dikenal pada monyet yang ditangkap imunologis dan kisaran pejamunya. Virus ini jugapada tahun 1958. Infeksi pada manusia oleh virus ini berkerabat secara imunologi dengan virus variola. Jennerditemukan pada awal 1970-an di Afrika Barat dan Afrika mengobservasi bahwa mereka yang menderita cacar sapitengah setelah eradikasi cacar dari daerah tersebut. akan kebal terhadap cacar. Virus cacar sapi dapat Penyakit ini merupakan zoonosis langka yang dibedakan dari virus vaksinia berdasarkan lesi hemoragiditemukan hanya di daerah terpencil di hutan hujan tropis, merah yang dalam yang dihasilkan virus cacar sapi pada membran korioalantoik embrio ayam.terutama di Republik Demokratik Kongo. Infeksi ini Reservoir alami cacar sapi tampaknya adalah hewanmungkin didapat melalui kontak langsung dengan hewan pengerat; sapi maupun manusia hanyalah pejamu yangliar yang dibunuh untuk dimakan dan diambil kuiitnya. tidak disengaja. Kucing peliharaan juga mudah terkenaPejamu reservoir primer tidak diketahui tetapi mungkintupai. Hewan pengerat juga dapat terinfeksi. virus cacar sapi. Lebih dari 50 kasus pada kucing dilaporkan dari Inggris, tetapi transmisi dari kucing ke Gambaran klinis cacar monyet pada manusia manusia diyakini jarang terjadi. Cacar sapi bukan lagiditemukan berdasarkan pemeriksaan 282 pasien yang enzootik pada sapi, meskipun kasus pada sapi dan manusiaterinfelai di Zate dari tahun 1980 sampai 1985. Pasien yang terkait lainnya kadang-kadang terjadi. Cacar sapiberasal dari semua usia, tetapi kebanyakan (90%) berusiakurang dari.15 tahun. Gejala klinisnya serupa dengan pada kucing bersifat sporadik, dan penularannyabe ntuk cacar biasa dan bentuk modifikasi cacar. kemungkinan dari hewan pengerat liar kecil, termasuk\"Pengelompokan\" ruam terjadi pada beberapa pasien uole ladang (hewan pengerat seperti tikus). Kasus padasehingga mengaburkan diagnosis dengan cacar air. manusia (dengan lesi kulit hemoragik, demam, danLimfadenopati berat terjadi pada sebagian besar pasien,gambaran yang tidak muncul pada cacar atau cacar aft.
472 BAB 34Gamhar 34-5, Cacar sapi, pseudocowpox, dan orf pada hewan dan manusia. A: Ulkus cacar sapi pada puting susu sapipada 7 hari setelah dimulainya tanda-tanda .B: Pseudocowpox (milker's nodule virus) pada puting susu sapi. C: Mulutberkeropeng pada anak domba, disebabkan oleh virus orf .D, E, F: Lesi tangan disebabkan oleh virus-virus tersebut.D: Cacar sapi. E: milker's nodule virus (pseudocowpox). F: Orf (A dan B sumbangan EPJ Gibbs; € sumbangan A Robinson; Dsumbangan AD McNae; E dan F sumbangan J Nagington. Direproduksi dari Fenner F: Poxviruses. ln'. Fields Virology,3rd ed. Fields BN et al leditors],Lippincott-Raven, 1996.)
POXVIRUS 473kelelahan menyeluruh) dapat terjadi tanpa kontak dengan Gambar 34-6. Lesi moluskum kontagiosum pada manusiahewan yang diketahui dan mungkin tidak terdiagnosis.Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini. (Sumbangan D Lowy, Direproduksl dari Fenner F: Poxviruses. ln, FieldsINFEKSI CACAR BANTENG (BUFFALOPOX) Virology,3rd ed. Fields BN et al Ieditors]. Lippincott-Raven, 1996.)Virus cacar banteng merupakan turunan virus vaksinia Lesi pada penyakit tersebut berupa tumor seperti kutil,yang menetap di India pada banteng air sejak vaksin berwarna merah muda, kecil yang terletak di wajah,variola dihentikan. Penyakit yang terjadi pada banteng- lengan, punggung, dan bokong (Gambar 34-6).Lesi jarangdan kadang-kadang pada sapi-tidak dapat dibedakan ditemukan di telapak tanganr telapak kaki, atau membrandari cacar sapi. Cacar banteng dapat ditularkan kemanusia, dan timbul lesi bintik terlokalisasi. Ada beberapa mukosa. Penyakit terjadi di seluruh dunia dalam bentukpemikiran bahwa penuiaran manusia-ke-manusia juga sporadis maupun epidemik dan lebih sering pada anakdapat terjadi. daripada orang dewasa. Penyakit disebarkan melaluiINFEKSI VIRUS ORF kontak langsung dan tidak langsung (misal, melalui tukang cukur, penggunaan handuk bersama, kolam renang).Yirus orf adalah suatu spesies Parapoxuirus. Virus ini Insiden moluskum kontagiosum sebagai penyakit yangmenyebabkan penyakit pada domba dan kambing yang dirularkan melalui hubungan seksual pada dewasa mudasering terjadi di seluruh dunia (Gambar 34-5C). Penyakit meningkat. Hal tersebut terjadi pada beberapa pasienini disebut juga dermatitis pustular menular atau luka AIDS. Kulit penderita AIDS stadium lanjut dapatpada mulut (sore mouth). Ot'ditularkan ke manusia melalui kontak langsung tertutupi banyak papul. Meskipun lesi yang khas adalahdengan hewan yang terinfeksi. Orf merupakan penyakit papul cekung, lesi di area genital yang lembap dapatakibat kerja pada pekerja yang menangani domba. Infeksi meradang atau mengalami ulserasi dan dapat dikacaukanpada manusia biasanya timbul sebagai lesi tunggal di jari, dengan lesi yang dihasilkan oleh virus herpes simplekstangan, atau lengan bawah (Gambar 34-5F) tetapi dapat (HSV). Spesimen dari lesi ini sering kali diajukan untuktampak di wajah atau leher. Lesi berupa nodul besar, pemeriksaan laboratorium diagnostik virus untuk isolasiagak nyeri, dengan kulit di sekitarnya meradang. Infeksi HSV (lihat di bawah).jarang bersifat generalisata. Penyembuhan memerlukan Periode inkubasi dapat memanjang sampai 6 bulan.waktu beberapa minggu. Lesi dapat terasa gatal yang menimbulkan autoinokulasi.MOLUSKUM KONTAGIOSUM Lesi dapat menetap sampai 2 tahun tetapi aklirnya akanMoluskum kontagiosum adalah tumor epidermis jinak menghilang spontan. Virus merupakan imunogen yangyang hanya terdapat pada manusia (meskipun terdapatbukti adanya virus yang berkerabat pada kuda). Agen buruk; sekitar sepertiga pasien tidak pernah menghasilkanpenyebab digolongkan sebagai satu-satunya anggota genus antibodi terhadap virus. Serangan kedua sering terjadi.Molluscipoxuirus. Meskipun virus moluskum kontagiosum secara berturut-turut diperbanyak pada kultur sel, virus dapat Virus tidak ditularkan ke hewan dan tidak tumbuhdalam kultur jaringan serta telah dipelajari dari lesi pada menginfeksi manusia serta sei primata dan mengalamimanusi.a dengan mikroskop elektron. Virus yang infeksi abortif. Pelepasan selubung terjadi untukdimurnikan berbentuk seperti batu bata atau oval menghasilkan inti, diikuti efek sitopatik sementara yangberukuran 230 x 330 nm; virus ini menyerupai vaksinia.Antibodi terhadap virus tidak bereaksi silang dengan khas . Perubahan selular dapat disalahartikan dengan yangpoxvirus lain. dihasilkan oleh HSV oleh karena itu, isolat dari spesimen yang dicurigai mengandung HSV harus secara spesifik Ikatan silang terminai dan pengulangan terminalterbalik pada DNA virus menyerupai virus vaksinia. DNAvirus mempunyai kandungan G + C seluruhnya sekitar60%. Seluruh genom virus moluskum kontagiosum (=190 kbp) telah diurutkan. Virus mengandung setidaknya163 gen, sekitar dua pertiga menyerupai gen virus cacardan cacar sapi. Sejumlah besar gen yang tidak samamenjelaskan penyakit yang berbeda pada manusia yangditimbulkan oleh moluskum kontagiosum dan virus cacar.
474 BAB 34diidentifikasi. Pada tahun 1985 studi 137 spesimen Gambar 34-7. lesi yang dihasilkan oleh virus tanapox.dikultur untuk HSV dengan menggunakan sel fibroblas A: Sepuluh hari setelah munculnya lesi pertama. B: Tigamanusia, 49 mengandung HSV; enam lainnya menim- puluh satu hari setelah munculnya lesi (Sumbangan ZJezek.bulkan efek sitopatik tetapi negatif untuk antigen HSV. Direproduksi dari Fenner F: Poxvirus, ln'. Fields Virology,3rd ed. FieldsMikroskop elektron memastikan adanya virus moluskumkontagiosum pada sampel HSV negatif tetapi berefek BN et al Ieditors]. Lippincott-Raven, 1996.)sitopadk positif tersebut. '''I,1I ;: r:S4e! oltrdahiigun'pln,eikeerfeianci nasntaakla-sani ked a1u lgtan yi n g berusia Diagnosis moluskum kontagiosum biasanya dapat : menda patkdn,,Vaksi nasi .r:ditegakkan secara klinis. Namun, bahan kaseosa r', . . va ri glar-ka,1ena potehsia I i m gfrd a p.atlitg;3 n gs.semipadat dapat ditunjukkan dari lesi dan digunakanuntuk diagnosis laboratorium. PCR dapat mendeteksi ,,,::i,:.,.i.,,r,,,,biote,toliime;'!a.,menanyrakan'rnengenai'vakiin dansekuens DNA virus, dan mikroskop elektron dapatmendeteksi partikel poxvirus. . menemukan bahwa efek samping atau komplikasi yang paling sering setelah vaksinasi vaksinia (cacar)INFEKSI POXVIRUS TANAPOX &TUMOR MONYET YABA adalahThnapox, suatu infeksi kulit yang agak sering di beberapa . (B) Eksema vaksinatumbagian Afrika, terutama di Kenya dan RepublikDemokratik Kongo. Pejamu alaminya mungkin monyet,meskipun mungkin terdapat reservoir lain dan monyethanya sebagai pejamu yang tidak disengaja. Carapenuiaran tidak diketahui. Virus tumor monyet Yaba dan Thnapox secara serologisberkerabat tetapi berbeda dengan semua poxvirus yanglain. Virus tersebut digolongkan kedalam genusYatapoxuirus. Secara morfologis, virus ini sama denganorthopoxvirus. Genom virus tanapox berukuran 160 kbp,sedangkan poxvirus tumor monyet Yaba berukuran lebihkecil (145 kbp;32,5o/o G + C). Virus hanya tumbuh padakultur sel manusia dan monyet dengan efek sitopatik.Virus tidak tumbuh pada membran korioalantoik telurberembrio. Tanapox dimulai dengan periode demam selama 3-4hari disertai dengan nyeri kepala hebat dan keadaan lemah.Biasanya hanya terdapat satu atau dua lesi kulit; pusrulasitidak pernah terjadi (Gambar 34-7). Penyembuhanmungkin memerlukan 4-7 minggu. Poxvirus rumor monyet Yaba menyebabkan histiositomajinak 5-20 hari setelah pemberian intramuskular atausubkutan ke monyet. Tumor akan mengecil setelah sekitar5 minggu. Pemberian virus intravena menyebabkangambaran histiositoma multipel pada paru, jantung, danotot rangka. Perubahan neoplastik sejati tidak terjadi.Virus mudah diisolasi dari jaringan tumor dan inklusikhas ditemukan pada sel tumor. Monyet dari berbagaispesies dan manusia rentan terhadap efek proliferatifselular virus, tetapi hewan laboratorium lain tidak.Meskipun orang yang mengurus hewan menjadi terinfeksi,infeksi virus Yaba secara alami pada manusia belumditemukan di Afrika. :t1,,,,,,,1;,:,.t,.;,.1(1D.);:1..1[e:;a,(kEsiit.aal,g,;f,gliin,,o,.bfuelraasl:i,..k,U\",'lan:e\":,.,:h\"aJi:h.a..t.,i.,.-,1',.:,,1: \".':
POXVIRUS 475. Dipertimbangkan untuk mendapatkan peng-obatan imunoglobulin vaksinia. Keadaan mana:llll l'$ii ki.i!':riii i: yang., tidl! k.,bqrm! nfaqtr,b.ila, di bba!i,, .11111.:1{!,11ganiini,qn00,!abutin,vakqiqial,:..':,,,:r:r,,r,, .t;r:,. :i tni:;Vt t :ini{:'s en!ft lltFtalle id!, :,,,,1..:, .; r,,, ,, :,,,,r.,;t;:;:j:19),,,,tEnietalit!f,,pas,tg.takj!nafi.:,.1:t,r.,.,r,ririr.rrri:r ir, (D) Eksema vaksinatum (E) Vaksinia okular,'.'$- lpe!; d'ri .,iiti n :.Oiil,.r.r e! 9 !9.d a ru r q.ta n va n g'rrr taria :ti,1*:,:iiije;+ir, ijgn1iip.Ad.e,.a-oi!..tt,o:...,7 jugg,menq?palkahi.:.:,].',!rr'irt'a(slniii,,.veiiolatPaddrr,teih.ap apa.kah',iA:dianggap,,, rrl,,rr, iA)'sepu lu h t,.hgrt! ;tseto l a h ] d os i i r per:t-a m.a va ksi n; .',.\" ianpr tem.nQqng.lesBons d 1timpq! p.embe1!en' (B) Sepuluh hari setelah dosis kedua vaksin, tanpal::,:,,::,.;',r lr'tr,,iringinahdllng, q-dsporis.'td!,IetlpA! peniberian(i)'.. a,..1,.1tt Sei'e| a ii rii p b ri! ..-sem ua,,,ri a lii i. p g d a :'te 11'n pat' pemberian.tpt !\"ieLin timbut lesi vesikular atau pustular di- tempat Pemberiani 'lr.t,:,trl;,S.eie',ilt'iitl:m, b-,,ull luarn eenfielli-i-r.^tla, p^^af,-.da: o^'^r-^ans:'1'';'t,,,,.,ritvenE ,\"liit,\iinasi ,1,,:,,-',,lawaban 2,E 5, D 3.8 7. C 4.A 8. D$ l^ \"\" .KEPUSTAKAANCono J, Casey CG, Bell DM: Smallpox vaccination and adverse reactions' Guidance for clinicians MMWR Recomm Rep 2003;52(RR-4):1Haig DM: Poxvirus interference with the host cytokine response Vet Immunol ImmunoPathol 1998;63; 149.JezekZ et al: Human monkeypox: Clinical features of 282 patients J Infect Dis 1987;156:293.Mercer A et al: Molecular genetic analyses olparapoxviruses pathogenic for humans. Arch Virol 1997;13(Suppl):25Moss B: Genetically engineered poxviruses forrecombilant gene expression' vaccination, and safety Proc Natl Acad Sci U S A 1996;93:11341.Wharton M et al: Recommendations for using smallpox vaccine in a pre- event vaccination program: Supplemental recommendations olthe Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP) and the Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee (HICPAC). MMWR Recomm Rep 2003;52(RR-7):1.Vaccinia (smallpox) vaccine: Recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP), 2001' MMWR Recomm Rep 200 1;50(RR- 10):1.
Search
Read the Text Version
- 1 - 13
Pages: