Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore 14. EMBRIOLOGI, ANATOMI DAN FISIOLOGI RONGGA MULUT, FARING, ESOFAGUS DAN LEHER

14. EMBRIOLOGI, ANATOMI DAN FISIOLOGI RONGGA MULUT, FARING, ESOFAGUS DAN LEHER

Published by haryahutamas, 2016-04-02 12:54:56

Description: 14. EMBRIOLOGI, ANATOMI DAN FISIOLOGI RONGGA MULUT, FARING, ESOFAGUS DAN LEHER

Search

Read the Text Version

T4 EMBRIOLOGI, ANATOMI DAN FISIOLOGI RONGGA MULUT, FARING, ESOFAGUS DAN LEHERStephen L.Liston, M.D. Memahami perkembangan embriologi rongga mulut dan faring memungkinkan dokter mengertipatofisiologi dari berbagai kelainan kongenital yang terjadi di daerah tersebut. Bebenpa kelainan,seperti kisla celah brankial, kista duktus tiroglosus, atau celah palatum, sering terjadi. Yang lain, seper-ti sindrom Treacher Collins atau tuli konduktif kongenital, jarang terjadi. Jika tidak disadari lebih dini,beberapa kelainan kongenital seperti sindrom Pierre Robin, dapat menyebabkan serangan sumbatansaluran napas yang intermiten dengan disertai episode anoksia dan kerusakan otak. Bab ini akan rnem-berikan keterangan embriologi dasar yang akan membantu dalam penatalaksanaan kelainan-kelainanyang te{adi.EMBRIOLOGI Rongga mulut, faring, dan esofagus berasal dan foregut embrionik. Foregut juga berkembang men-jadi rongga hidung, gigi, kelenjar liur, hipofise anterior, tiroid dan laring, trakea, bronkus, dan alveoliparu. Mulut terbentuk dari stornodeum primitif yang merupakan gabungan ektodermal dan endoder-mal, yang membelah. Bibir bagian atas dibentuk oleh bagian prosesus nasalis medial dan lateral danprosesus maksilaris. Crlah bibir biasanya tidak terletak di garis tengah tetapi di lateral dari pro-sesus nasalis media, yang membentuk premaksila. Bibir bagian bawah berkernbang dari bagianprosesus mandibula. Otot bibir berasal dari daerah brankial kedua dan dipersarafi oleh saraf fasialis.Batas vermilion bibir tampak seperti busur; takik pada busur ini merupakan cacat kosmetik yang sa-ngat nyata. Gigi berasal dari lamina dentalis, yang berkembang menjadi sementum dan enamel dari gigi tetap.Perkembangan gigi manusia dari gigi susu sampai pertumbuhan gigi molar ketiga dewasa berhubung-an dengan usia penderita, dan grafik dapat mengikuti pertumbuhan gigi yang normal. Terdapat bebe-rapa macam kista dan tumor jinak maupun ganas yang berasal dari sisa lamina dentalis. Ggi diper-sarafi oleh cabang dari saraf trigeminus cabang maksilaris dan mandibularis. Pada rahang atas, adabeberapa variasi dan tumpang tindih pada daerah yang dipersarafi oleh cabang saraf maksilaris. Palhtum dibentuk oleh dua bagian; premaksila yang berisi gigi seri dan berasal dari prosesus na-salis media, dan palatum posterior baik palatum durum dan palatum mole, dibentuk oleh gabungan dariprosesus palatum. Oleh karena itu, celah palatum terdapat di garis tengah belakang tetapi dapat terjadikearah premaksila depan. Pada tahap pertama, lempeng palatum terdapat di lateral lidah dan jika lidahtidak turun maka lempeng palatum tidak dapat menyatu. Hal ini merupakan dasar di mana celahpalafum berhubungan dengan mikrognasia dari sindrom Pierre Robin.

264 BAGIAN EMPAT-RONGGA MULUT DAN FARINGSa raf I i rg ual is mc mbxi kan Lidah dibentuk dari beberapa tonjolan epitel di dasar mulut. Lidah bagian sensasi rasa yatq umum pada ti d dh, sa ral,nc fiali s depan terutama berasal dari daerah brankial pertama dan dipenarafi oleh saraf lingualis, dengan cabang korda timpani dari saraf fasialis yang mempersarafiyang menembus mandihtla cita rasa dan sekresi kelenjar submandibula. Saraf glosofaringeus memper-dan kcluar mclalui loramenmcntalis, mcmbcrikan sarafi rasa dari sepertiga lidah bagian belakang. otot lidah berasal dari mio- perasaan padt bibir tom posbrankial yang bermigrasi ke depan, bersama saraf hipogrosus. Migrasi bagian bawah. saraf hipoglosus diduga mempunyai hubungan dengan fistula brankial. Tiroidberkembang dari foramen sekum yang terdapat di lidah bagian belakang dan bermigrasi sepanjangduktus tiroglosus ke leher. Jika migrasi ini tidak terjadi, mengakibatkan tiroid lingualis. Sisa dari duk-tus tiroglosus dapat rnenetap, dan letaknya di belakang korpus tulang hioid.Kelenjar liur tumbuh sebagai kantong dari epitel mulut dan terletak dekat sebelah depan saraf-sarafpenting. Duktus submandibularis dilalui oleh saraf lingualis. Saraf fasialis melekat pada kelenjarparotis.ANATOMI Rongga mulut dan faring dibagi menjadi beberapa bagian. Rongga mulut terletak di depan batasbebas palatum mole, arkus faringeus anterior dan dasar lidah. Nasofaring meluas dari dasar tengkoraksampai batas palatum mole. Orofaring meluas dari batas tadi sampai batas epiglotis, sedangkan di ba-wah garis batas ini adalah laringofaring atau hipofaring (Gbr. 1a-1).Rongga Mulut Bibir dan pipi terutama disusun oleh sebagian besar otot orbikularis oris yang dipersarafi oleh saraffasialis. Vermilion berwarna menh karena ditutupi oleh lapisan tipis epitel skuamosa. Ruangan di an-tara mukosa pipi bagian dalam dan gigi adalah vestibulurn oris. Muara duktus kelenjar parotis meng-hadap gigi molar kedua atas. Ggi ditunjang oleh krista alveolar mandibula dibagian bawah dan krista alveolar maksila di bagianatas. Gigi pada bayi terdiri dari dua gigi seri, satu gigi taring dan dua gigi geraham. Gigi dewasa terdiridari dua gigi seri dan satu gigi taring, dua gigi premolar dan tiga gigi molar. Perrnukaan oklusal darigigi seri berbentuk menyerupai pahat dan gigi taring tajam, sedangkan gigi premolar dan molar mem- Naso atau epifaring GAMBAR 14-1. Bagian-bagian dari faring.

1,|-EMBRIOLOGI, ANATOMI DAN FISIOLOGI 265punyai permukaan oklusal yang datar. Daerah di antara gigi molar paling belakang atas dan bawahdikenal dengan trigonum retromolar. Palatum dibentuk oleh tulang dari palatum durum dibagian depan dan sebagian besar dari ototpalatum mole dibagian belakang. Palatum mole dapat diangkat untuk faring bagian nasal dari ronggamulut dan orofaring. Ketidaknlampuan palatum mole menutup akan mengakibatkan bicara yang ab-normal (rinolalia aperta) dan kesulitan menelan. Dasar mulut diantara lidah dan gigi terdapat kelenjarsublingual dan bagian dari kelenjar submandibula. Muara duktus mandibularis terletak di depan ditepifrenulum lidah. Kegagalan kelenjar liur untuk mengeluarkan liur menyebabkan mulut menjadi kering,atau xerostomia. Hal ini merupakan keluhan yang menyulitkan pada beberapa pasien. Lidah merupakan organ muskular yang aktif. Dua pertiga bagian depan dapat digerakkan, sedang-kan pangkalnya terfiksasi. Otot dari lidah dipenarafi oleh saraf hipoglosus. Perasaan dua pertiga lidahbagian depan dipenarafi oleh saraf lingualis dan saraf glosofaringeus pada sepertiga lidah bagianbelakang. Str af kot da ti mp ani ya tE Korda timpani mempenarafi cita rasa lidah dua pertiga bagian depan, se-nchlui tclinga bagian tengah, dangkan saraf glosofaringeus mempenarafi cita rasa lidah sepeniga bagian belakang. Cita rasa dibagi dalam daerah-daerah tertentu. Misalnya, rasa pahit mcmbrikan cita rasa, dua dapat dirasakan pada lidah bagian belakang. Permukaan lidah bagian atas paliga bagian dcpan lidah. dibagi menjadi dua perriga depan dan sepertiga bagian belakang oleh garis dari papila sirkumvalata yang berbentuk huruf V. Foramen sekum yang terda- Kordatinpani Juga nc,m_ b,P.a scrahil par asi m pati s kc k*njar submandhula. pat di puncak dari huruf V merupakan tempat asal duktus tiroglosus. Fungsilidah untuk bicara dan menggerakkan bolus makanan pada waktu pengunyahan dan penelanan.Faring Di belakang mukosa dinding belakang faring terdapat dasar tulang sfenoid dan dasar tulang oksiputdisebelah atas, kemudian bagian depan tulang atlas dan sumbu badan, dan vertebra servikalis lain.Nasofaring membuka kearah depan ke hidung melalui koana posterior. Superior, adenoid terletak padamukosa atap nasofaring. Di samping, muara fuba eustakius kartilaginosa terdapat di depan lekukanyang disebut fosa Rosenmiiller. Kedua struktur ini berada di atas batas bebas otot konstriktor faringissuperior. Otot tensor veli palatini, merupakan otot yang menegangkan palatum dan membuka tuba eus-taki, masuk ke faring melalui ruangan ini. Otot ini membentuk tendon yang melekat sekitar hamulustulang untuk memasuki palatum rnole. Otot tensor veli palatini dipenarafi oleh saraf mandibularismelalui ganglion otic (Gbr. 14-2). Orofaring ke arah depan berhubungan dengan rongga mulut. Tonsila faringeal dalam kapsulnyaterl'etak pada mukosa pada dinding lateral rongga mulut. Di depan tonsila, arkus faring anterior disusunoleh otot palatoglosus, dan di belakang dari arkus faring posterior disusun oleh otot palatofaringeus.GAMBAR 142. Nasofaring tampak melalui cermin nasofa- [email protected] v;WttWe.ringeal yang dimasukkan ke dalam tenggorokan melalui mulut. tw'tttq*alBagian yang besar dari nasofaring ditunjukkan dalam ;rrset yangkecil. Dengan menggerakkan cermin, seluruh nasofaring dapatdiperiksa, dan keterangan setiap bagian dari nasofaring ditunjuk-kan dalam gambar yang lebih besar dapat diperoleh.

zffi BAGIAN EMPAT_RONGCA MULUT DAN FARING ))1): Tonsila faringeal Palatum mole Tonsila palatina ' Lipatan Tonsila lingualis salfingo- faringeal GAMBAR L&3. Gambar dari dinding faring Fosa bagian lateral. Iroct menunjukkan struktur yang supralonsila fukus anlerior terdapat di sekitar tonsila. Tonsila :a palatina Arkus poslerior Plika triangularisOtot-otot ini membantu menutupnya orofaring bagian posterior. Semuanya dipersarafi oleh pleksusfaringeus. Tonsila disusun oleh jaringan limfoid yang diliputi oleh epitel skuamosa yang berisi beberapa krip-ta (Gbr. L4-3). Tampaknya tidak dapat dibuktikan adanya penurunan kekebalan yang disebabkan olehpengangkatan tonsila (atau adenoid). Celah di atas tonsila merupakan sisa dari endodermal muaraarkus brankial kedua; di mana fistula brankial atau sinus internal bermuara. Infeksi dapattedadi di an-tara kapsul tonsila dan ntangan sekitar jaringan dan dapat meluas ke atas pada dasar palatum molesebagai abses peritonsilar. Hipofaring terbuka ke arah depan masuk ke introitus laring (Gbr. 14 '1). Epiglotis dilekatkan padadasar lidah oleh dua frenulum lateral dan satu frenulum di garis tengah. Hal ini menyebabkan terben-tukirya dua valekula disetiap sisi. Di bawah valekula adalah permukaan laringeal dari epiglotis. Di ba-wah muara glotis bagian medial dan lateral terdapat ruangan yang disebut sinus piriformis yaitu diantara lipatan ariepiglotika dan kartilago tiroid. Lebih ke bawah lagi terdapat otot-otot dari laminakrikoid, dan di bawahnya terdapat muara esofagus. Divcrliktlumknkcr Esofagus bagian servikal terletak kurang lebih pada garis tengah leher di belakang trakea dan di depan korpus vertebra. Saraf laringeus rekurens ter-bcrkcmbang nclalui dinding dapat pada alur diantara esofagus dan trakea. Arteri karotis komunis dan isi dari selubung karotis terletak dilateral esofagus. Pada lapisan otot faring ter- faringbag'anMakang d dapat daerah trigonum yang lemah di atas otot krikofaringeus yang berkem- bawah o/iolkonstihorlaringfu infarir hn di alas ototkikofadngeus. bang dari krikoid dan mengelilingi esofagus bagian atas. Divertikulum yangdisebut divertikulum Tnnker dapat keluar melalui daerah yang lemah ini dan berlawanan denganpenelanan.Faring merupakan daerah di mana udara melaluinya dari hidung ke laring juga dilalui oleh ma-kanan dari rongga mulut ke esofagus. Oleh karena itu, kegagalan dari otot-otot faringeal, terutama

1+-EMBRIOLOGI, ANATOMI DAN FISIOLOGI 267 ( Otot konslriktor faringis inferior Olol konstriktor faringis supernr - Ligamentum pterigomandibularisGAMBAR LG4. Ukuran perbanding-an, posisi dan hubungan ketiga otot \-.- Ligame ntum rtbh ioio\"r\"konstriktor faringis. (Diambil dari Membran tirohioideaGrant.) Membran krikovokalis Otol konstriktor faringis mediusyang menyusun ketiga otot konstriktor faringis, akan menyebabkan kesulitan dalam menelan danbiasanya juga terjadi aspirasi air liur dan makanan ke dalam cabang trakeobronkial.I-eher Pada masa embrio awal tidak ada leher yang jelas, memisahkan toraks dari kepala. I-eher dibentukseperti jantung, di mana berasal dari di &wah foregut, yang bermigrasi ke rongga toraks dan aparatusbrankial berkembang menjadi bentuk yang sekarang. Migrasi dari jantung merupakan sebab mengapabeberapa struldur dari leher bermigrasi terakhir. Pada masa embrio awal terdapat beberapa ton-jolarl sepanjang tepi dari foregut yang juga dapat dilihat dari luar. Tonjolan ini adalah aparatusbrankialis. 9rfiapkamplarkus Meskipun secara filogenetik terdapat enam arkus brankialis, arkus kelima tidak pernah berkembang pada manusia, dan hanya membentuk ligamentum brmkidbterdri dari arteriosum. Hanya empat arkus yang dapat dilihat dari luar. Setiap arkus bran- kialis mempunyai sepotong kartilago, yang brhubungan dengan kartilago ini*ptmg katflago, artui, adalah arkus arteri, saraf, dan beberapa mesenkim yang akan membentuk otot. ra,zrlldalbrlcrqa mcaanklmyang akan mcm0:ldukotoL Di belakang setiap arkus terdapat alur eksternal yang terdiri dari ektodermaldan kanto.ng internal yang berisi endodermal. Daerah diantara ektodermal dan endodermal dikenaldengan lempeng akhir.Bagian dari struktur yang disebut di atas berkembang menjadi strukfur dewasa yang tetap. Bagianyang seharusnya hilang dapat menetap dan membentuk struktur abnormal pada dewasa. Derivat nor-mal dari aparatus brakialis dicatat pada Tabel 1zl-1. Sebaiknya dicatat bahwa celah ektodermal dankantong endodermal terdapat di belakang arkus kartilago, arteri, dan saraf.

26 BAGIAN EMPAT-RONGGA MULUT DAN FARING TABEL 1+1. DERIVAT DARI APARATUS BRANKIALIS II III IVKartilago Maleus Stapes Komu mayor Tiroidea Krikoidea Inkus Korpus hioid ba-Arteri Ligamentum sfe- Stiloid Arkus aorta Arteri pulmo-Saraf Ligamentum stilo- gian bawah Ligamentum nalOtot nomandibularis Korpus hioid Mandibula (dalam hyoidea arteriosum I-aringeus Subklavia kanan rekurens membran sekitar Cabang post-auriku- Karotis komunis Laringeus kartilago) laris stilomastoidea dan interna Otot intrinsik Meningea media superior laring Stapedia persisten Krikotiroid Mandibularis Fasialis Glosofaringeal Pengunyah Ekspresi wajah StilofaringeusEktodermal Tensor timpani StapediusEndodermal Tensor veli palatini Aurikularis Milohioidea Stilohioidea Digastrikus anterior Digastrikus posterior Kanalis eksterna Membrana tim- Celah di atas tonsila pani eksterna Tuba eustaki Telinga tengah Sel-sel udara mastoid Pcmototry.an kista cclah Menetapnya bagian aparatus brankialis abnormal dapat menimbulkan ber- macam kista, sinus, dan fistula. Menetapnya ektodermal dari arkus brankialis brankialls pcrtama pertama dapat menyebabkan kista atau sinus yang terletak sejajar dan bahkan dapat memperbanyak pada saluran telinga luar. Jenis yang berbeda dari me-iltme m b.rtu hk a n p cn ge ntl nef,apnya bagian aparatus brankialis dapat menimbulkan kista, sinus, atau fis- danpcmbhhan saraf fasialb.fula yang terletak pada satu garis bagian dalam telinga luar melalui kelenjar parotis sampai pada sudutmandibula di depan otot sternokleidomastoideus. Seperti sisa arkus pertama dapat melalui di depan, dibelaka ng, bahkan mela lui caba ng saraf fasialis.Derivat tulang dari arkus pertama mungkin abnormal pada sindrom Treacher Collirs. Arteri dariarkus kedua dapat membentuk arteri stapedia penisten yang melalui krus stapes. Dengan adanya arteriini, tidak memungkinkan untuk melakukan stapedektomi. Sdunn kbhcclah Eklodermal dan endodermal dari arkus kedua dan ketiga dapat juga mem-OrrnO\"*,n61,1i bagian bentuk kista, sinus, dan fistula. Normal muara dari arkus kedua, ketiga dan keempat diliputi oleh pertumbuhan dari daenh yang disebut tonjolan epipe- atas sarat hipqlosus, rikardial. Saraf pada daerah ini adalah. saraf asesorius spinalis, dan mesen-kimnya membentuk otot sternokleidomastoideus dan trapesius. Tonjolan epikardial menyatu denganarkus brankialis kedua, menutupi muara alur brankialis kedua, ketiga dan keempat sebagai kista ekto-dermal, sinus servikalis dari His, yang normalnya menghilang. Juga otot lidah yang berasal dari mio-tom post-brankialis, bermigrasi ke dasar mulut, melalui belakang derivat brankialis. Oleh karena itumuara dari derivat brankialis persisten terletak di depan otot sternokleidomastoideus dan salurannyamelalui bagian atas saraf hipoglosus. Oleh karena itu dapat diduga secara tepat garis dari kista, sinus, \dan fistula bmnkialis kedua dan ketiga.

14--EMBRIOLOGI, ANATOMI DAN FISIOLOGI 269 Fisfula brankialis kedua terbuka di depan otot sternokleidomastoideus, masuk ke leher di depanarteri karotis komunis dan interna, biasanya di antara arteri karotis interna dan eksterna, kemudian diatas sarafglosofaringeus dan hipoglosus ke arah tonsila. Fistula brankialis ketiga terbuka di depan ototsternokleidomastoideus, melalui bagian belakang arteri karotis komunis dan interna dan di atas sarafhipogl,osus tetapi di bawah saraf glosofaringeus dan stilofaringeus, masuk ke faring di atas daerah yangdipenarafi oleh saraf laringeus superior. Tanda-tanda sisa kantong brankialis keempat dapat menetapsebagai saluran dari faring bagian bawah sampai daerah tiroid dan kadang-kadang dapat menyebabkantiroiditis supuratifa. Kelainan lain yang menarik dari aparatus brankialis terjadi jika arteri subklavia kanan mempunyaikelainan sejak semula dan saraf laringeus rekurens melintas dari dasar kranium ke laring. Kelenjar ti-roid tidak dapat bermigrasi dari foramen sekum, membentuk tiroid lingualis. Sisa dari semua duktustiroglosus dapat menetap. Pengangkatan total duktus ini termasuk juga memotong korpus hioid. Posisikelenjar paratiroid dapat bervariasi, dan jaringan paratiroid dapat bermigrasi bersama timus ke medias-linum anterior.Aliran Darah, Persarafan, dan Aliran Limfatik Aliran darah faring berasal dari beberapa cabang sistim karotis eksterna. Beberapa anastomosistidak hanya dari satu sisi tetapi dari pembuluh darah sisi lainnya. Ujung cabang arteri maksilaris inter-na, cabang toisilar arteri fasialis, cabang lingual arteri lingualis bagian dorsal, cabang arteri tiroideasuperior, dan arteri faringeal yang naik semuanya menambah jaringan anastomosis yang luas. Persa-rafan motorik sudah dibicarakan. Penarafan sensorik nasofaring dan orofaring, seperti dasar lidah,terutama melalui pleksus faringeal dari saraf glosofaringeal. Pada bagian bawah faring, terdapat per-sarafan sensorik yang berasal dari saraf vagus melalui saraf laringeus superior. Aliran limfe faringealmeliputi rantai retrofaringeal dan faringeal lateral dengan jalan selanjutnya masuk nodus servikalisprofunda. Keganasan nasofaring seringkali bermetastase ke rantai servikalis profunda.FISIOLOGI FARING Fungsi faring terutama\"untuk pernapasan, menelan, resonansi suara dan artikulasi. Tiga dari fungsi-funpi ini adalah jelas. Fungsi penelanan akan dijelaskan terperinci.Penelanan Ganggunmcmlan Proses penelanan dibagi menjadi tiga tahap. Pertama genkan makanan dari mulut ke faring secara volunter. Tahap kedua, transport makanan melaluidt&uiukkan drngat baik faring, dan tahap ketiga, jalannya bolus melalui esofagus, keduanya secara in- pdavidcoaotagan volunter. I-angkah yang sebenarnya adalah: pengunyahan makanan dilakukan yrngdmodifrkrsipada sepertiga tengah lidah. Elevasi lidah dan palatum mole mendorong bolus ke orofaring. Ototsuprahioid berkontraksi, elevasi tulang hioid dan laring dan dengan demikian membuka hipofaring dansinus piriformis. Secara benamaan otot laringis intrinsik berkontraksi dalam gerakan seperti sfingteruntuk mencegah aspirasi. Gerakan yang kuat dari lidah bagian belakang akan mendorong makanan kebawah melalui orofaring, gerakan dibantu oleh kontnksi otot konstriktor faringis media dan superior.Bolus dibawa melalui introitus esofagus ketika otot konstriktor faringis inferior berkontraksi dan ototkrikofaringeus berelaksasi. Peristaltik dibantu oleh gaya berat, menggerakkan makanan melalui esofa-gus dan masuk ke lambung.

27O BAGIAN EMPAT-RONGGA MULUT DAN FARINGDAERAH WAJAH Pdanthrya,**e Ruang fasial wajah dan leher merupakan daerah jaringan penyambung dlhlwzolal'i ruargm longgar, yang memungkinkan menjadi daerah pembentukan abses sesuai de-pdanclCyang ilbrttk ngan jalannya infeksi yang meluas. Ruangan ini dikelilingi oleh selubung obhf'shsarv*,efrt. fasial, yang merupakan lapisan jaringan penyambung padat menutupi otot dan organ. Fungsi selubung ini adalah untuk memberi perlintlungan dan juga me:mungkinkan pencegahan terjadinya pergerakan struktur satu dengan lainnya. Ruangvaiahlddak nrru- Fasia servikalis superfisialis mengelilingi kepala, wajah, dan subkutan le- ruffiganWng tcftti'ry her membungkus otot-otot ekspresi wajah dan otot platisma. Fasia servikalis profunda digambarkan mempunyai dua atau tiga komponen, dan tata fttmanya'sslckmanpumt, dan th',cc dapd seringkali membingungkan. Untuk kegunaan praktis, terdapat komponen su-nF.krsfuls,dt ruatgtnkc perfisial, media dan profunda pada fasia servikalis profrrnda. (Gbr. 14-5).ruanghindlnbdrk ndepad kc siti hh defi lchct. Komponen superfisial juga disebut investing layer,komponen media disebutlamina pretrakealis (atau visceral), dan komponen profunda disebut lamina vertebralis (atau prever-tebral). Komponen superfisial (investing) dari fasia profunda mengelilingi leher, melekat hanya padaligamentum nuchal dari vertebra posterior. Komponen superfisial ini membelah dan membungkus otottrapesius dan sternomastoideus tetapi terletak di depan otot infrahioid. I:mina pretrakealis dibatasioleh batas depan leher di bawah tulang hioid. lamina pretrakealis melekat pada lamina superfisialispada batas lateral otot infrahioid di setiap sisi, meluas ke belakang otot-otot ini di depan laring dantrakea, dan mengelilingi kelenjar tiroid. Dari lamina pretrakealis berkembang jaringan fasial tipis yangmengelilingi hipofaring dan esofagus dan kadang-kadang dianggap bagian dari lamina pretrakealis. Dibawah, larnina ini dilanjutkan dengan perikardium. I:mina vertebralis dari fasia servikalis profunda,seperti lamina superfisialis, juga melekat pada Iigamentum nuchal dan mengelilingi leher, tetapi padatingkat yang lebih dalam. I-amina prevertebralis ini mengelilingi korpus vertebra dan otot skalenusanterior dan otot paraspinal dan otot leher bagian dalam dibagian leteral. Di atas bagian depan korpusvertebra lamina ini membelah menjadi dua lamina, pars alaris dibagian depan dan pars prevertebrayang sesungguhnya dibagian belakang. Ruangan di antara dua bagian ini dipertimbangkan sebagai\"daerah yang berbahaya\", di mana infeksi dapat menjalar ke bawah ke dada. Di antara lamina prcver-tebralis dan lamina pretrakealis pada tiap sisi terdapat fasia yang meirgelilingi arteri karotis, sarafvagus, dan vena jugularis yang disebut selubung karotis. Di atas tulang hioid, lamina superfisialis dan Stermhioid dan sternotirod Lamim p{etrak&li6 i\ Keleninr thoidLamim prsertebralb ( dan alaris) SternokleidomstoideG ' Arteri karotis komnis Selubwlg karotis --_ Vena jt€ulatis irtetm ,Saralvag6 Trunk6 simpatikus servikalisLapisan superlisial . SaratJrenik6 pda skalerc antqior .'Orctryoid -- Nn dari pleksub brakialis - Saral-saral suprakbvikuh16 Skaleffi redhdan posterior Saralaseorire Larim prevertebralis Lamim supsfsialisGAMBAR l+5. I-apisan utama dari fasia servikalis di bawah tulang hioid. Tampak hubungan dari beberapa saraf. Ruang fasiadan fasial digambar secara skematis. (Dari Hollinshead WH: Anatomy for Surgeons. Vol. 1: The Head and Neck. New York.Hoeber Medical Division, Flarper & Row. L982. p 27I).

14-EMBRIOLOGI, ANATOMI DAN FISIOI-OGI 271pretrakealis berubah. I-amina superfisialis fasia servikalis profunda menjadi bagian luar otot-ototsuprahioid tetapi kemudian membelah dan membungkus mandibula dan otot-otot pengunyah dan jugamembentuk kapsula kelenjar submandibula dan parotis. I-amina pretrakealis meluas di atas tulanghioid bagian belakang hanya sebagai lamina yang mengelilingi otot-otot faring. I-amina vertebralistidak berubah di atas tingkat hioid, tetapi selubung karotis pada batas ini tidak mudah dikenali. Infeksi yang dapat mengenai ruang potensial ini dibicarakan pada Bab 17.KepustakaanDavis J: Embryology and anatomy of the head, neck, face, palate, nose, and paranasal sinuses. lz Paparella MM. Shumrick DA (eds): Otolaryngology, Ed 2. Vol 1. Philadelphia, WB Saunders Co, 1980, pp 63-123.Hollinshead JW: Anatomy for Surgeons, Vol I: The Head and Neck. New York, Harper & Row, 1968.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook