21PERSIAPAN PEMBEDAHANSuharyonoPENDAHULUANPersiapan praoperatif pada wanita yang ai^an menjalani operasi ginekologis terbuktimenjadi faktor penting dalam memperoleh keberhasilan dalam prosedur ginekologiemergensi ataupun elektif. Penting u n t u k diingat bahwa setiap wanita harus dipertim-bangkan secara individual, berdasarkan pemeriksaan medis d a nkebutuhannya, d a nbahwa tidak adapemeriksaan yang diterapkan seluruhnya pada semua wanita yangakan menjalani operasi ginekologi.KEPENTINGAN PERAWATAN PRAOPERATIFTujuan evaluasi praoperatif adalah untuk:• menurunkan morbiditas operasi;• meminimalisasi terjadinya penundaan dan pembatalan pada hari operasi;• mengevaluasi dan mengoptimallsasi status kesehatan pasien;• memfasilitasi rencana anestesi dan perawatan perioperatif;• menurunkan kecemasan pasien melalui edukasi;• m e m p e r o l e h informed consent. Evaluasi praoperatif seharusnya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini.• Apakah pasien dalam kondisi kesehatan yang optimal?• Dapatkah atau haruskah kondisi mental dan fisik pasien diperbaiki sebelum ope- rasi?• Apakah pasien mempunyai masalah dengan kesehatan atau menggunakan obat- obatan yang dapat mempengaruhi masa perioperatif?
298 P E N A T A L A K S A N A A N P E M B E D A H A NSKRINING PRAOPERATIFRiwayat Penyakit dan Pemeriksaan FisikPerawatan praoperatif pasien berawal dari peneiusuran riwayat penyakit yang lengkapdan pemeriksaan praoperatif yang menyeluruh. Penekanannya pada (1) pemeriksaanginekologis yang merupakan prosedur skrining terbaik untuk keganasan ginekologi;(2) sitologi serviks untuk mendeteksi karsinoma serviks tersembunyi; (3) preparasiusus bila keganasan usus dicurigai.Skrining LaboratoriumS k r i n i n g i n i m e l i p u t i p e m e r i k s a a n d a r a h len^kzp, partial thromboplastin time ( P T T ) ,prothrombin time ( P T ) , e l e k t r o l i t , blood urea nitrogen ( B U N ) , k r e a t i n i n , d a n t e s f u n g s ihati. Pemeriksaan d i atas merupakan skrining awal dan menjadi dasar u n t u k mende-teksi adanya perkembangan penyakit dan komplikasi terapi. Pemeriksaan E K G padapasien dengan gangguan kardiopulmoner atau berumur lebih dari 40 tahun dan pe-meriksaan R o toraks adalah untuk dasar pemeriksaan kardiopulmoner. Kadar C a 125diperoleh sebelum operasi pada pasien yang dicurigai menderita karsinoma ovarium.Kadar alfa fetoprotein dan subunit H C G diperiksa pada wanita yang dicurigai men-d e r i t a t u m o r o v a r i u m germ cell ( u m u r k u r a n g d a r i 3 0 t a h u n ) .Komponen DarahSemua pasien yang akan menjalani operasi ginekologi onkologi besar diperiksa go-l o n g a n d a r a h d a n d i - c r o 5 5 match u n t u k 2 - 6 u n i t k o m p o n e n d a r a h .Evaluasi Radiologis1. Pemeriksaan foto toraks penting u n t u k mendeteksi metastasis dan menjadi dasar untuk menilai perkembangan dan komplikasi terapi.2. D a l a m evaluasi massa pelvik, modalitas skrining yang terbaik adalah pemeriksaan ginekologis oleh ginekolog yang berpengalaman. Informasi yang diperoleh dari pemeriksaan pelvik yang adekuat lebih berharga jika dibandingkan dengan pe- meriksaan radiologis yang paling sensitif. Pemeriksaan ultrasonografi tidak rutin diperlukan kecuali pada pasien obesitas, tidak kooperatif, atau untuk mengonfir- m a s i p e m e r i k s a a n y a n g suspicious. J i k a p a d a k e c u r i g a a n k a r s i n o m a o v a r i u m , d i p e r - l u k a n p e m e r i k s a a n C T abdomino-pelvic u n t u k m e n g e t a h u i a d a n y a m e t a s t a s i s h a t i , metastasis nodus hmfatikus retroperitoneal, kelainan traktus urinarius primer, dan hidronefrosis. Barium enema dapat dilakukan untuk mengetahui kelainan pada usus besar.
PERSIAPAN PEMBEDAHAN 299 Tabel 21-1. Modalitas skrining radiologis Tes Keuntungan KerugianIVP Identifikasi saluran kemih Tidak dapat mengevaluasi ke- Lokasi obstruksi uretra seluruhan pelvis dan abdomenBarium enema menggunakan kontrasSistokopi Identifikasi kelainan padaSigmoidoskopi usus besar Penilaian terbatasLimfangiogram Identifikasi Invasi mukosa Penilaian terbatasUltrasonografi kandung kemih(USG) Penilaian terbatasCT Identifikasi Invasi mukosaMRI usus besar Bergantung pada Interpretasi pemeriksa Dapat mendeteksi tumor pada llmfonodi berukuran Bergantung pada interpretasi normal pemeriksa Penurunan resolusi pada pa- Radiasi nonlonisasi sien kurus Waktu scanning lama Deteksi kelainan retroperi- Dipengaruhi oleh gerakan per- toneal dan abdominal napasan dan usus Radiasi nonlonisasiTorakosintesis dan Parasintesis1. Torakosintesis. Apabila efusi pleura dihubungkan dengan kecurigaan karsinoma ovarium, torakosintesis dilakukan sebelum operasi untuk staging dan memperbaiki status kardiopulmoner.2. Parasintesis diindikasikan untuk mengurangi gejala dan gangguan paru.PROFILAKSIS PRAOPERATIFPersiapan Usus Praoperatif1. Tujuan preparasi usus adalah untuk: - mengurangi flora patogen di kolon agar risiko Infeksi berkurang setelah pembe- dahan dan untuk antisipasi operasi yang melibatkan kolon; - mengurangi isi saluran pencernaan untuk memperluas medan operasi di pelvis dan abdomen, mempermudah pelaksanaan operasi.
300 PENATALAKSANAAN PEMBEDAHAN2. Preparasi usus secara mekanis dengan bilas usus menggunakan solusi polieti- lenglikol dan diet cair selama 2 4 jam sebelum operasi. Metode lain adalah peng- gunaan magnesium sitrat oral dan enema multipel.3. A n t i b i o t i k oral, seperti e r i t r o m i s i n dan n e o m i s i n atau m e t r o n i d a z o l dan n e o m i s i n , dapat mengurangi angka infeksi dari 4 0 % menjadi 5 - 10% apabila diberikan seba- gai profilaksis sebelum operasi.Antibiotika ProfilaksisPenggunaan antibiotika profilaksis bertujuan untuk mengurangi insidensi infeksidaerah operasi. Antibiotika profilaksis tidak mencegah sistitis, pielonefritis, pneumo-nia, atau peningkatan suhu asimptomatik. Prosedur operasi ginekologi onkologi radikal meningkatkan risiko terjadinya infeksikarena penurunan pertahanan tubuh penderita, peningkatan infeksi bakteri, memer-lukan banyak sayatan dan melibatkan medan yang luas. Kebanyakan ahli ginekologi o n k o l o g i menggunakan sefazohn 500 - 1.000 m g atausefoksitin 2 g I V pada 1 5 - 3 0 menit sebelum operasi dan 6 jam pascaoperasi dalam2 dosis.Persiapan KulitP e n c u c l a n d e n g a n povidon-iodine s e b e l u m o p e r a s i , scrub a b d o m e n , d a n douche d a p a tm e n u r u n k a n i n f e k s i b a k t e r i . A g a r e f e k t i f l a r u t a n povidon-iodine h a r u s d i b i a r k a n k e -ring minimal selama 90 detik. Pemotongan rambut abdomen dan perineum dilakukandi kamar operasi. Pencukuran rambut yang dilakukan malam sebelum operasi berhu-bungan dengan peningkatan angka infeksi.RUJUKAN 1. Baggish K. Atlas of Pelvic Anatomy and Gynecologic Surgery 2001 2. Markham S, Rock S. Preoperative Care. Te Linde's Operative Gynecology 9'*^ edition. Lippincott Wil- liams & Wilkins, Philadelphia, 2003 3. Zipper R, Singh D , Smith J, Robinson C . Perioperative Care and Complications of Gynecologic Surgery. The Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics
Search
Read the Text Version
- 1 - 4
Pages: