Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore SMK_Teknik Konstruksi Kapal Baja Jilid II_Moch. Sofi

SMK_Teknik Konstruksi Kapal Baja Jilid II_Moch. Sofi

Published by haryahutamas, 2016-06-01 21:48:42

Description: SMK_Teknik Konstruksi Kapal Baja Jilid II_Moch. Sofi

Search

Read the Text Version

Lampiran : CMinimum dari tinggi haluan adalah : mm.Untuk L < 250 meter :Hmin = 56 L ( 1 – L ) x 1,36 500 Cb + 0,68Untuk L • 250 meter :Hmin = 7000 x 1,36 mm. Cb + 0,68Besarnya Hmin yang didapat dari rumus diatas harus dibandingkandengan tinggi bahan kapal yang didapat dari Fso. - Sheer didepan 1FB. - Tinggi bangunan atas hFH dengan syarat panjang forecastle • 0,07 L dari garis tegak depan. Jadi H = Fso + t FH + t FH.1. Bila H • Hmin Summer Freeboard tetap Fso.2. Bila H < Hmin Fs¹ = Fso + Hmin – H.0B. Pemeriksaan/koreksi terhadap daya apung kapal setelah tulbrukan Khusus untuk type A, type B, type C harus diadakan pemeriksaan sebagai berikut : Apakah syarat air d yang didapat dari D – Fso atau Dfs¹ sesuai dengan syarat air Do dari perhitungan kebocoran kapal. Bila tidak sesuai maka Summer Freeboard harus ditambah sehingga sesuai dengan hasil perhitungan kebocoran kapal. Jadi sebagai ikhtisar dapat disimpulkan bahwa Summer Freeboard bisa diambil : Fs¹ = Fso atau Fs¹ = Fs¹ atau Fs¹ = Fs² sesuai dengan penjelasan diatas, bila ada koreksi/pemeriksaanC. Koreksi untuk posisi dari garis geladak ( deck line ). Bila tinggi, Yang sebenarnya diukur sampai sisi atas dan garis geladak tidak Sama dengan D, maka bila : D = Dr sampai S = Fs. D > Dr sampai S = Dr – ( D – Fs ). Dimana : D = Tinggi ( depth ) sampai sisi atas garis geladak. S = Lambung timbul minimum pada Summer Freeboard Sesudah di koreksi semuanya.D. Lambung timbul minimum untuk S dan T adalah 50 mm. C-9

Lampiran : C9. Sarat maximum d = Dr – S atau d = D – S bila Dr = D10. Lambung timbul untuk T dan W. T = S – 1 x D. 48 W = S + 1 x D. 48 Khusus untuk kapal pengangkut kayu : T = S – 1 x D. 36 W = S + 1 x D. 3611. Lambung timbul untuk WNA : Untuk L < 100 m sampai WNA = W + 50. Untuk L > 100 m sampai WNA = W.12. Lambung timbul diair tawar ( Freshwater ). TF = T – ǻ 40 TPC. F=S-ǻ 40 TPC.Dimana : ǻ = Displacement di air laut pada garis air musim panas ( ton ) TPC = Tons per centimeter immersion di air laut. Bila ǻ tidak dapat ditetapkan maka faktor diatas diganti Dengan 1 x D. 48 B. CONTOH PERHITUNGANKAPAL TANGKI :Data – data :Panjang = 174 ,39 m ( sesuai 1 – 1 )Lebar = 23,47 m ( sesuai 1 – 4 )Tinggi = 13,03 m ( sesuai 1 – 5 )ǻ pada 0,85 H = 36,330 ton.1. Lambung timbul minimum untuk kapal tangki Dari Tabel A untukL = 174,39 mFs = 2324,7 mm ( sesudah di interpolasi ).2. Koreksi Untuk koefisien block ( Cb )D¹ = 0,85 H = 0,85 x 13,030 = 11,076 mǻ pada 0,85 H = 36.330 tonCb = ǻ= 36.330 L.B.d¹.1,025 174,39 c 23,47 x 11,076 x 1,025Cb = 0,07819 > 0,68 C - 10

Lampiran : CJadi koreksi untuk Cb = Fs x Cb – 0,86 = 2324,7 x 0,1019 1,36 1,36 = + 174,1 mm.3. Koreksi untuk tinggi ( depth )Tinggi untuk lambung timbul ( D )Monlded depth = 13030 mmDeck stringer = 35 mmLapisan geladak = - mmC¹ = T ( L – S ) = 0 mm TD = H + c + c¹ = 13065 mm1 ¥ 15 = 174,39 = 11,625 15Karena D > 1 ¥ 15 maka Koreksi = ( D – L/15 ) R.Dimana untuk L = 174,39 > 120, maka R = 250.Jadi konstruksi tinggi = ( 13,065 – 11,626 ) x 250 = + 359,8 mm.4. Koreksi untuk bangunan atas dan trunck.Forecastle Panjang Tinggi Tinggi Panjang efektif E rata-rata sebenarnya standard 20,052 20,175 2,286 2,300 34,834 35,048 2,286 2,300 54,886 S = 55,223S = 55,223 = 0,1583 E = 54,886 = 0,31472L 2 x 174,39 L 174,39Reduksi untuk :E/L = 1 R = - 1070 mm.E/L = 0,3 Presentase reduksi = 21%.E/L = 0,4 Presentase reduksi = 31%E/L = 0,3147, maka presentase reduksi = 22,74% x 1070 = - 240,4 mm.5. Koreksi untuk sheer.TAH = ȈAH – Ȉa AH = - 3279 = - 409,9 mm. 88TFH = ȈFH – Ȉo FH = - 7403 = - 925,4 mm. 88Karena : TAH < 0 dan TFH < 0Maka : 0 = TAH + TFH = - 409,9 – 925,4 = - 667,7 mm. 29Jadi koreksi sheer = C - 11

Lampiran : C667,7 ( 0,75 – S/21 ) =667,7 ( 0,75 – 0,1583 ) = 667,7 x 0,5917 = + 395,1 mm.6. Lambung timbul minimum pada musim panas ( Summer Freeboard ). a. Fs………………………………………… = 2324,7 mm b. Koreksi Cb………………………….. = 174,1 mm c. Koreksi tinggi……………….. = 359,8 mm d. Koreksi bangunan atas……. = 240,4 mm e. Koreksi Sheer………………. = 359,1 mm Fs° = 3013,3 mm7. Koreksi untuk minimum tinggi haluan.Untuk L < 250 m.Hmin = 56 L ( 1 – L/500 ) 1,36 Cb + 0,68Hmin = 56 x 174,39 ( 1 – 0,3488 ) 1,36 = 5916 mm. 0,7819 + 0,68Fso …………………………….. = 3013,3 mmSheer di depan………………… = 1685 mmTinggi bangunan atas didepan = 2286 mm H = 6984,3 mmKarena H > HminJadi tetap diambil Fso = 3013,3 mm.8. Pemeriksaan mengenai daya apung setelah kebocoran. Kapal ini telah memenuhi syarat dari kapal tangki dimana masih Dapat mengatasi bila 1 kompartemen kurang mengalami Kebocoran. Jadi Fso tetap = 3013,3 mm.9. Koreksi untuk posisi garis geladak. Tidak ada, karena : D² = D Jadi S = Fs¹.10. Sarat air maximum untuk musim panas ( Summer ). d – D – S = 13,065 – 3,013 = 10,052 mm.11. Letak tanda lambung timbul untuk T, W, dan WNA, F dan TF. T = S – 1 d = 3013,3 – 209 = 2804,3 mm. 48 W = S + 1 d = 3013,3 + 209 = 3222,3 mm. 48 Karena L > 100 m, maka WNA = W. Displacement ǻ = 34000 ton pada Summer. TPC = 37,77 ton/cm. C - 12

Lampiran : CF = S – ǻ = 3013,3 – 225 = 2788,3 mm. 40 TPCTF = T - ǻ = 2804,3 – 225 = 2579,3 mm. 40 TPCHasil :S = 3013 mm.T = 2804 mm.W = 3222 mm.WNA = 3222 mm.F = 2788 mm.TF = 2579 mm. C - 13

Lampiran : DLampiran 2 : Pembuktian Cara Simpson1. Cara Simpson IDB EAF C Y2 Yo Yo+ Y2 C1 h 2A1 B1 hBidang Lengkung ABCC’A’ terdiri dari :Luas trapesium ACC’A’ dan Luas tembereng parabola ABCF.Luas trapesium ACC’A’ adalah :Luas ACC’A’ = ½.2h (y0 + y2) = h (y0 + y2)..................... .(I)Luas ABCF = 2/3 luas jajaran genjang ADEC = 2/3 ECA’C’ = 2/3 BF.2h = 4/3h (BB’ – FB’) = 4/3h (y1 – ½ (y0 + y2) = 4/3h (y1 – 1/2y0 - 1/2y2)...............(II)I. Luas ACC’A’ = h (y0 + y2) = 1/3h (3y0 + 3y2)II. Luas ABCF = 4/3h (y1 – 1/2y0 – 1/2y2). = 1/3h (4y1 - 2y0 - 2y2) +Luas ABCC’A = 1/3h (3y0 - 2y0 + 4y1 + 3y2 - 2y2)Jadi Luas ABCC’A’ = 1/3h (y0 + 4y1 + y2) D-1

Lampiran : DAngka didepan tiap-tiap ordinat disebut juga faktor luas ( FL). Angkadidepan h disebut angka perkalian (k), maka faktor luas untuk 2 bagiantadi menurut Simpson I :FL Simpson I = 1 4 1 k = 1/3 ( Menurut Simpson I )A1 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 B1 Yo Y6 hh hh hh II III IBerdasarkan pendapat diatas, maka untuk menghitung luas sebuahbidang lengkung adalah sebagai berikut :a. Bagilah panjang bidang menjadi beberapa bagian yang jumlahnyagenap, masing-masing sepanjang h ( Lihat gambar diatas ).b. Ambilah dua dari kiri dan pada tiap-tiap 2 bagian berilah nomorsecara berurutan dimulai dari kiri kekanan yaitu nomor I, II, III danseterusnya.c. Untuk tiap 2 bagian masukkan rumus pokok dari simpson I.yaitu :1/3k (1, 4, 1)d. Jumlahkan semua rumus pokok sebagai berikut : 1/3h (y0 + 4y1 + y2) I. = 1/3h y2 + 4y3 + y4 II. = 1/3h (y4 + 4y5 + y6) III = 1/3h (y0 + 4y1 + 2y2 + 4y3 + 2y4 + 4y5 + y6)Luas Simpson I =Dengan demikian terbukti bahwa faktor luas untuk rumus simpsonadalah : FL simpson I = 1,4,2,4,2,4,2,4,1Pada umumnya rumus simpson I juga dilaksanakan dalam daftarperhitungan. Adapun cara menyusunnya adalah sebagai berikut :FL I = 1 4 1FL II = 141FLIII = 141FL = 1 4 2 4 2 4 1 D-2

Lampiran : DMaka Rumus dari Simpson I adalahLuas simpson I = k.h. 6 , dimana k = 1/3 dan semua angka yangdipakai dalam perhitungan hendaklah dibuat desimal.2. Cara Simpson III. BAF C Yo h Y1 h Y2A1 B1 C1 Sebuah bidang lengkung seperti pada gambar diatas,dimanabagian bidang sebelah kiri dapat dihitung dengan menggunakanrumus simpson III ( delapan lima kurang satu ). Untuk ini maka bidang lengkung tadi dibagi menjadi sebuahtrapesium dan sebuah parabola.Luas AFB’A’ = ½ h ( y0 + FB ). = ½ h ( y0 + ½ y0 + ½ y2 ). = 1/12 h ( 6y0 + 3y0 + 3y2 ). = 1/12 h ( 9y0 + 3y2 )......................( I ).Luas ABF = 2/3 h .BF = 2/3 h ( y1 – B’F ). = 2/3 h ( y1 – ½ ( y0 + y2 ). = 2/3 h ( y1 – ½ y0 – ½ y2 ). = 1/3 h.2 ( y1 - ½ y0 – ½ y2 ). = 1/12h ( 8y1 – 4y0 – 4y2 ).............( II ).Luas I + II = luas ABB’A’ = 1/12 h ( 5y0 + 8y1 – y2 ).Maka faktor luas dari rumus ini adalah :FL Simpson III = 5 + 8 – 1 Sedangkan k = 1/12. D-3

Lampiran : D Dengan demikian tadi ternyata bahwa rumus ini mampumenulis luas suatu bidang lengkung tanpa mengadakan pembagian.Sebaliknya diperlukan ordinat bantuan ( y2 ) yang jaraknya jugasejauh dari ordinat akhirnya ( y1 ). Tanpa adanya bantuan dari ordinatyang lain itu, rumus tadi tidak dapat digunakan.3. Cara Simpson IIAB I II III IV V VI Y6Yo Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 h hh h h h B1A1Rumus simpsons II merupakan gabungan dari rumus Simpsons I danSimpson III sehingga dapat diuraikan sebagai berikut : = 1/12 h ( 5y0 + 8y1 – y2............... ( I ).Luas ILuas I + II = 1/3 h ( y0 + 4y1 + y2 ). +Luas II + III = 1/12 h ( 4y0 + 16y1 + 4y2..........( II ).Luas III = 1/3 h ( y1 + 4y2 + y3 ).( I + II + III ) = 1/12 h ( 4y1 + 16y2 + 4y3..........( III ). = 1/12 h ( 5y3 + 8y2 – y1..............( IV ).Maka : = 1/12 h ( 9y0 + 27y1 + 27y2 + 9y3 ) = 9/12 h ( y0 + 3y1 + 3y2 + y3 ). = ¾ h ( y0 + 3y1 + 3y2 + y3 ).Luas I + II + III = ¾ h ( y0 – 3y1 – 3y2 – y3 ). 2Jadi luas I + II + III = 3/8 h ( y0 + 3y1 + 3y2 + y3 ).Disini ternyata bahwa : Fl simpson II = 1 3 3 1.Sedangkan angka perbanyakan adalah k = 3/8.Dengan kenyataan seperti diatas dapatlah dihitung luas seluruhbidang lengkung ABBA yaitu sebagai berikut :Luas I + II + III = 3/8 ( y0 + 3y1 + 3y2 + y3 ).Luas IV + V + VI = 3/8 ( y3 + 3y4 + 3y5 + y6 ).+ D-4

Lampiran : DLuas ABBA = 3/8 h ( y0 + 3y1 + 3y2 + 2y3 + 3y4 + 3y5 + y6 ).Dengan demikian bahwa faktor luas dari rumus Simpsons II adalah :Fl simpson II = 1 3 3 2 3 3 2.........................3 3 1. Pada umumnya untuk melaksanakan rumus ini juga dipakaisebuah daftar perhitungan yang bentuknya serupa dengan daftarperhitungan dari Trapesium, dengan catatan sebagai berikut : a. Bagilah seluruh panjang dari bidang lengkung menjadi beberapa bagian masing – masing sepanjang H dan jumlahnya merupakan kelipatan dari 3. b. Berilah pada tiap – tiap tiga ( 3 ) bagian nomor romawi yang urut yang dimulai dari kiri. Jadi I, II, III, IV, V, dan seterusnya. c. Tentukan dulu susunan faktor luasnya, berdasarkan : 1, 3, 3,1. D-5

Lampiran : ELampiran 3 : Pengendalian Mutu padaTeknik Konstruksi KapalBAGIAN BAHAN Unit :mm KETERANGANSEKSI SUB HAL SEKSI Tingkat cacat lubang 1. Kelas A ialah dengan pertimbangan hanya cacat kecil sehingga tidakCacat Permukaan diperlukan perbaikan. Lubang Kelas B ialah cacat menengah dan harus diperbaiki jika diperlukan .Kelas C ialah yang sama sekali tidak teratur dan memerlukan beberapa kali perbaikan 2. Batas alur kelas B terhadap kelas A termasuk kelas A. Batas alur kelas B terhadap kelas C termasuk kelas C. 3. Rasio kelulusan adalah prosentase dari jumlah luasan lubang dimana tampak permukaannya tidak memuaskan untuk digunakan. Untuk pelat kulit jumlah luasan lubang Rasio luasan = luas pelat 4. Cara memperbaiki cacat permukaan adalah sbb: d < 0,07 t…digerinda (tidak berlaku untuk d < 3mm) 0,07 t < d < 0,2 t… digerinda dulu kemudian dilas. Dimana : d = kedalaman cacat T = tebal pelat E-1

Lampiran : E Tingkat cacat jonjot/serpih 1. Kelas A ialah dengan pertimbangan hanya cacat kecil sehingga tidakJonjot /serpih diperlukan perbaikan. Kelas B ialah cacat menengah dan harus diperbaiki jika diperlukan. Kelas C ialah yag sama sekali tidak teratur dan memerlukan beberapa perbaikan . 2. Batas alur kelas B terhadap kelas A termasuk Kelas A Batas alur kelas B terhadap kelas C termasuk kelas C. 3. Cara memperbaiki cacat permukaan adalah sebagai berikut : d < 0,07 t…digerinda (tidak berlaku untuk d < 3mm) 0,07 t < d < 0,2 t… digerinda dulu kemudian dilas. Dimana : d = kedalaman cacat T = tebal pelatBaja Tuang Bila cacat ;ebih dari 20 % Bila retak kapitasi dan cacat lain yang Cacat pada Baja tuang tebalnya, atau kedalamannya merugikan didapatkan, setelah cacat- lebih dari 25 mm dan cacat dihilangkan kemudian diperiksa panjangnya lebih dari 150 oleh dye penetrant (DP), magnet mm. penetrant (MPI) atau ultrasonic dan selanjutnya diperbaiki dengan cara yang memadai. E-2

Lampiran : EBAGIAN BAHAN Unit : mm KETERANGANSEKSI SUB HAL SEKSI Laminasi Lokal Bilamana luasan laminasi (a) terbatas,dapat dihilangkan dan siisi dengan las seperti gambar (a). Juga laminasi yang dekat dengan permukaan pelat baik diisi las seperti gambar (b) (b) Dan ini harus diperiksa secara seksama apakah prosedurnya disetujui atau tidak dalam hal dimana tingkat laminasi bertambah besar dan meluas.Laminasi DIsarankan untuk mengganti setempat Laminasi yang membesar perlu pada pelat tersebut, dimana luasan penggantian setempat pada pelat laminasinya terus bertambah. Standar minimum lebar pelat yang harus diganti tersebut : - Pelat kulit dan geladak kekuatan Dibawah beban besar……..1600 mm Tidak dibawah beban besar 800mm Untuk struktur lain…300mm Seluruh pelat harus diganti apabila tingkat laminasinya sangat besar dan cepat meluas. E-3

Lampiran : EBAGIAN PENANDAAN Unit : mm KETERANGANSEKSI SUB HAL Standar Toleransi SEKSIGaris potong dan garis pemasangan dibandingkan dengan salah satu yang benar Ukuran dan bentuk, +2 +3 Khususnya untuk Umum dibandingkan dengan + 1,5 +2,5 tinggi lantai dan salah satu yang benar pembujur pada dasar ganda Sudut pojok, dibandingkan dengan salah satu yang benar + 1,5 +2 Lengkungan +1 + 1,5 +3 Lokasi dari bagian dan +2 + 3,5 tanda untuk + 3,5 pemasangan. Dibandingkan dengan salah satu yang benar Penandaan blok (blok + 2,5 panel). Dibandingkan dengan salah satu yang benar Lokasi dari bagian + 2,5 untuk pemasangan pada blok. DIbandingkan dengan salah satu yang benar. E-4

Lampiran : EBAGIAN PEMOTONGAN DENGAN GAS Unit : mmSEKSI SUB HAL Standar Toleransi KETERANGAN SEKSI Tanda klas Bagian kekuatan : 100 P 200 P yang tertera di - Di bengkel (klas 2) (klas 3) dalam kurung sesuai dengan - Di lapangan 150 P 300 P definisi yang (klas 3) (diluar klas) diterbitkan oleh Welding Ujung bebas Engineering Standart (WES) Lain-lain : 100 P 200 P - Di bengkel (klas 2) (klas 3) < 50 P ……....klas 1 - Di lapangan 500 P 1000 P 50 P - 100 (diluar klas) (diluar klas) P...klas 2 100 P- 200Kekasaran P..klas 3 > 200 P .di luar Kampuh las Bagian kekuatan : 100 P 200 P klas - Di bengkel (klas 2) (klas 3) - Tindakan - Di lapangan 400 P 800 P pencegahan (diluar klas) (diluar klas) khusus, diperlukan Lain-lain : 100 P 1500 P dalam hal - Di bengkel (klas 2) (diluar klas) mana penghalusan - Di lapangan 800 P 1500 P (grinding) (diluar klas) (diluar klas) atau perlakuan lain dikehendaki Untuk sudut pemotongan sama halnya dengan pekerjaan lapangan . E-5

Lampiran : E Ujung bebas 1. Ujung atas pelat 0 Dalam hal lajur. mana takikan Cekungan < diperhalus 2. Geladak 1 dengan kekuatan 0,6 L gerinda, maka dan ujung bebas harus dilas dari bukaan pelat kembali. (hati- kulit hati, hindari pembentukan 3. Bagian kekuatan manik sesaat) membujur utama. Bagian kekuatan melintang dan membujur Lain-lain Cekungan < Pelat kulit dan 3 geladak antaraTakik 0,6 L Cekungan < Takikan 2 diperbaiki Kampuh Las Lain-lain dengan gerinda Las rata (buttweld) Cekungan < atau pahat. 3 (Hati-hati, hindari kerusakan pengelasan) Las sudut ( Fillet weld Cekungan < ) 3 Cekungan dianggap takik, dalam hal mana kedalamannya lebih dari tiga kali batas toleransi kekasarannya. BAGIAN PEMOTONGAN DENGAN GAS Unit :SEKSI SUB SEKSI mm KETERANGA HAL Standar Toleransi NUkuran Las busur rendah + 0,4 + 0,5 pada kedua Kelurusan sisinya Ujung pelat E-6

Lampiran : E Las manual + 0,1 + 2,5 Las semi otomatisKedalaman + 1,5 + 2,0kampuhSudut + 2O + 4okampuhPanjang Ɛ dibandingkan + 0,5d + 1,0dkemiringan dengan ukuran + 3,5 + 5,0kampuh yang benar. + 2,5 + 4,0Ukuran Umum.bagian Dibandingkan dengan ukuran yang benar Khusus untuk tinggi lantai dan pembujur pada dasar ganda (double bottom). Dibandingkan dengan ukuran yang benar Lebar permukaan + 2,0 -3,0 - +4,0 pelat hadap. Dibandingkan dengan ukuran yang benar. E-7

Sudut Las otomatis + 2o Lampiran : E kampuh + 20 Las semi otomatis + 4o dan las tangan + 40 BAGIAN HAL FABRIKASI Toleransi Unit : mmSEKSI SUB SEKSI Standar KETERAN Lebar Flensa GAN + 3,0 + 5,0 + 3,0 Dibandingkan dengan ukuran yang benar. TInggi bilah + 5,0Flensa membujur Dibandingkan + 2,0 + 3,0 Dalam hal dengan ukuran mana yang benar. kekuatan khusus dikehendak i. Misalnya: pembujur dsb. Sudut antara + 2,5 + 4,5 sarang dan + 10 flensa Dibandingkan dengan template pada lebar flensa 100 mm Lengkungan + 25 atau kelurusan pada bidang datar flensa E-8 Per 10 m panjang

Lampiran : E Lengkungan + 10 + 25 atau kelurusan Per 10 m panjang pada bidang datar sarangFlensa Sudut Lebar flensa + 3,0 + 5,0 + 3,0 + 5,0 Dibandingkan dengan ukuran yang benar Sudut antara sarang dan flensa Dibandingkan dengan lebar template pada lebar flensa per 100 mm. BAGIAN FABRIKASI Unit : mmSEKSI SUB SEKSI HAL Standar Toleransi KETERANGA Mal N berbentuk kotak Kedudukan ujungMal untuk lengkungan pelat, + 2,0 + 4,0 (bidang datar atau kotak) disbandingkan dengan salah satu yang benar Bentuk permukaan + 2,0 + 4,0 Untuk yang lengkungan, besar + 5,0 dibandingkan dengan salah satu yang benar E-9

Penampang Kedudukan garis Lampiran : Emal periksa untuk kelurusan dengan + 3,0 cara penglihatan, + 1,5 + 1,5 dibandingkan + 3,0 dengan salah satu + 1,5 + 3,0 yang benar (untuk + 1,5 + 2,0 melintang) + 1,5 + 1,5Mal lain (untuk membujur) + 4,0Sudut senta 5,0 Bentuk dibandingkan E - 10 dengan salah satu yang benar Bentuk, dibandingkan dengan salah satu yang benar Sudut + 1,5 Dibandingkan dengan mal. Lengkungan Dibandingkan + 1,0 dengan mal. + 2,0 3,0Gading- Lengkungan,gading dan disbandingkanpembujur dengan mal atau garis periksa setiap 10m panjang Penyimpangan dari bentuk yang benar. Bentuk yang benar

Lampiran : E Penyimpangan + 1,5 + 3,0 sudut flensa Dibandingkan dengan mal Penyimpangan pelat hadap BAGIAN FABRIKASI Unit : mmSEKSI SUB SEKSI HAL Standar Toleransi KETERANGA Sekat + 6,0 N gelombang Tinggi gelombang + 3,0 (T) Lebar gelombang A + 3,0 + 6,0 dibandingkan dengan salah satu yang benar B + 3,0 + 6,0 + 9,0 Dinding Jarak + 6,0 + 3,0 Kalau tidak gelombang antara + 2,5 digabungkan titik + 2,5 dengan yangPelat Dibandin tengah lain. gkan gelomb dengan ang Kalau salah digabungkan satu Tinggi dengan yang yang lain benar + 5,0 Bengun silindris (tiang agung, dsb) Diameter +D 200 +D tetapi maks. 150 + 5,0 tetapi maks. E - 11 + 7,5

Lampiran : ELengkungan Dalam hal garis + 2,5 + 5,0pelat kulit periksa (untuk + 2,5 membujur) + 2,5 + 5,0 (Untuk melintang) dibawah + 5,0 650°C Jarak antara pelat 50HT = 50Kg kulit dengan classhingher penampang mal tensile stellTemperatur .50HT Pendinpemanasan .TMCP gin airmaksimum denganpada airpermukaan tipe Pendin dibawah TMCP = 50HT ginan 900°C (ceq.>0, dengan Thermo- 38%) udara kemudi Mechanical an dengan Control air setelah Process pemana san E - 12

.TMCP Pendin dibawah Lampiran : E tipe ginan 1000°C 50HT dengan Ceq. (ceq.”0,3 air Didefinisikan 8%) sesaat oleh IACS AH~DH setelah pemana san atau pending inan dengan udara .TMCP Pendin dibawah tipe ginan 900°C 50HT dengan (ceq.”0,3 air 8%) EH sesaat setelah pemana san atau pending inan dengan Udara BAGIAN PRAKTIK AWAL Unit : mmSEKSI SUB SEKSI HAL Standar Toleransi KETERANGA NKetelitian dari ukuran Lebar perakitan ±4 ±6 Perakitan pelat datar awal Potong, apabila terlalu Panjang perakitan ±4 ±6 panjang awal Potong, apabila terlalu panjang Bentuk kesegi- 4 8 Ukurlah empatan perakitan perbedaan awal panjang diagonal pada penandaEan- 13

Lampiran : EDistorsi perakitan 10 29 garis akhir.awal ± 10 Apabila perbedaannyPenyimpangan ±5 a melebihikontruksi bagian garis akhirdalam dari tersebut.pemasangan pelatkulit Ukurlah permukaan gading besar atau penumpu Kecuali apabila konstruksi bagian dalam dihubungkan dengan cara sambungan tumpang.Lebar perakitan ±4 Ukurlahawal ±4 sepanjang lengkungannyPanjang perakitan ± 8 a.awal Potong, apabila terlalu panjang. Potong ± 8 apabila terlalu panjang Ukurlah permukaan sarang penumpu. 10 20 Apabila perbedaanya melebihi batas, betulkanlah penandaan garis akhir tersebut. PerbedaanKesegi-empatan 10 15 garis dasardari perakutan awal untuk penandaan E - 14

Lampiran : E Atau perbedaan panjang diagonal pada penandaan Penandaan harus diubah Penyimpangan Sama seperti untuk awal [erakitan kontruksi bagian dalam dari Sama seperti untuk perakitan awal pelat pemasangan pelat datar kulitPerakitan awal pelat blok Lebar setiap panel. Panjang dari setiap panel. Kesegi-empatan setiap panel. Distorsi setiap panel. Distorsi bagian dalam dari pelat kulit BAGIAN PRAKTIK AWAL Unit : mmSEKSI SUB SEKSI HAL Standar Toleransi KETERANGA N E - 15

Lampiran : E Puntiran pada 10 20 Diukur perakitan awal sebagai berikut :Ketelitian dari ukuran Penyimpangan 5 Titik A,B,C Perakitan awal blok pelat rata bagian atas/bawah diletakkan panel terhadap C.L pada suatu atau B.L bidang, kemudian ukurlah penyimpanga n dari titik D pada bidang tersebut. Apabila penyimpanga n melalui batas, dapat dirakit ulang sebagian. 10 Penyimpangan 5 10 bagian atas/bawah panel dari garis gading/Fr.L.Perakitan awal pelat Lebar setiap panel Sama seperti untuk perakitan awal pelat lengkung rata Panjang setiap panel Distorsi setiap panel Penyimpangan pada konstruksi bagian dalam pelat kulit Puntiran perakitan 15 25 Sama seperti awal untuk E - 16

Lampiran : E perakitan awal pelat rat Penyimpangan 7 15 Rakit ulang bagian atas/bawah 7 sebagian, panel dari C.L atau ±5 B.L apabila Penyimpangan bagian atas/bawah penyimpanga panel dari garis gading/Fr.L 15 n melampaui batas Jarak antara Perakitan bagian atas dan ± 10 awal blok bawah dari kokot meliputi (gudgeon) …..(a) kerangka butiran BAGIAN HAL PRAKTIK AWAL Unit : mmSEKSI SUB SEKSI Standar Toleransi KETERANGAN Jarak antara ujung ± 5 ± 10 belakang dari boss dan sekat buritan 5 10 Puntiran dari perakitan awal (c)Ketelitian ukuran Perakitan awal khusus Daun Perakitan awal termasuk Penyimpangan dari 48 kemudi kerangka buetian daun kemudi terhadap as poros (c) puntiran dari Pondasi mesin (d) bidang termasuk induk garis tengah Lain – lain kapal (C.L) Sama seperti perakitan awal blok pelat Puntiran dari pelat lengkung daun kemudi Perbaiki atau 6 10 rakit ulang Lain-lain sebagian Keretaan dari pelat Sama seperti perakitan awal blok pelat atas pondasi mesin lengkung induk Lebar dan panjang 5 10 dari pelat atas mesin induk ±4 ±6 Lain - lain Sama seperti perakitan awal blok pelat lengkung E - 17

Lampiran : E BAGIAN KETELITIAN BENTUK LAMBUNG Unit : mmSEKSI SUB SEKSI HAL Standar Toleransi KETERANGAN Panjang antara ±50 Tidak garis tegak per 100m didefinisik Digunakan untuk kapalUkuran Pokok an dengan Panjang panjang 100 Panjang antara tepi Tidak meter atau lebih. boss dan mesin ± 25 didefinisik Untuk memudahkan utama an pengukuran panjang titikLebar Lebar dalam Tidak dimana lunas (moulded) pada ±15 didefinisik dihubungkanTinggi bagian tengah ke lengkung kapal an dari stem dapat dipakai sebagai Tinggi dalam Tidak garis tegak (moulded) pada ± 10 didefinisik depan pada bagian tengah pengukuran kapal an penjang. Untuk ketelitian, dalam hubungannya dengan panjang as Digunakan untuk lebar kapal 15m atau lebih. Diukur pada geladak atas (upper deck) Digunakan untuk tinggi kapal 10m atau lebih E - 18

Lampiran : E BAGIAN KETELITIAN BENTUK LAMBUNG Unit : mmSEKSI SUB SEKSI HAL Standar Toleransi KETERANGAN Perubahan bentuk ±25 Tidak didefinisikan Atas (-) dan bawah (+) Kerataan lunas Perubahan bentuk ±15 Tidak terhadap garis ukuran jarak antara didefinisikan periksa tampak dua buah sekat lunasPerubahan bentuk lampung yang berdekatan Pemeriksaan Ketegakan lambung dengan terus menerus atau depan ±30 Tidak sesekali Ketidak rataan didefinisikan setempat, lihat pada “Bagian ketegakan perubahan bentuk” Atas (-) dan bawah (+) terhadap garis periksa lunas pada gading haluan dibagian lunas datar. E - 19

Lampiran : E Ketegakan lambung ±20 Tidak Atas (-) dan belakang didefinisikan bawah (+) terhadap garis Kenaikan dari lantai periksa lunas pada garis tegak buritan Rise of floor pada ± 15 Tidak Tinggi rendah bagian tengah didefinisikan dari bilga, kapal dibanding kan dengan tinggi perencanaan. Ukurlah pada bagian datar menerus melalui permukaan terluar dari pelat lunas.BAGIAN PENGELASAN Unit : mm SEKSI SUB HAL TOLERANSI KETERANGAN SEKSIBENTUK MANIK h= tidak didefinisikan Dalam hal Ԧ > 900 Tinggi B= tidak didefinisikan harus diperbaiki Ԧ < 900 dengan gerinda Lebar manik atau pengelasan Sudut rusuk agar Ԧ < 900 E - 20

Under cut Pelat kulit dan >90 mm Lampiran : E (Las isi) pelat hadap menerus antara 0,6L d < 0,5 Harus diperbaiki dengan Lain-lain d < 0,8 menggunakan elektroda yang Under cut tepat. (las sudut) (hati-hati, hindari pembentukan manik sesaat untuk baja tegangan tinggi)Panjang kaki Dibandingkan Dalam hal kaki las dengan salah melebihi batas satu yang toleransi, las benar (L,l) kembali disekitarnya. (hati- L = Panjang kaki hati, hindari l = Tinggi kaki pembentukan > 0,9 L manik sesaat > 0.9 l untuk baja tegangan tinggi)Distorsi dari penyambungan las Pelat kulit Jarak antara gading Dalam hal ini, Distorsi sudut dari penyambungan las antara 0,6L atau balok geladak W apabila melebihi <6 batas toleransinya Pelat kulit harus diperbaiki bagian depan W<7 dengan dan buritan pemanasan garis kapal serta atau dilas ulang bagian dari setelah kekuatan pemotongan dan melintang pemasangan kembali E - 21

Lampiran : E Lain-lain W<8BAGIAN PENGELASAN Unit : mm SEKSI HAL SUB TOLERANSI KETERANGAN SEKSI - 50 HT - Baja tuang/cast > 50 Dalam hal steel pembentukanManik Sesaat - TMCP tipe 50 HT manik sesaat tidak Manik pengelasan cantum dapat dihindari, Perbaikan dari goresan (ceq.>0,36%) pemanasan awal sebaiknya Baja lunak kelas E dilakukan pada 100 + 250 C TMCP tipe 50 HT (Ceq.< 0,36 %) > 30 Apabila > 10 pembentukan manik sesaat menjadikan salah, hilangkan manik sesaat tersebut dengan gerinda, dan dilas melebihi toleransi panjang bead setelah pemeriksaan crack. Perbaikan - 50 HT > 50 Manik Las - Baja tuang/cast steel - TMCP tipe 50 HT (ceq.>0,36%) > 30 Baja lunak kelas E E - 22

Lampiran : E TMCP tipe 50 HT > 30 (Ceq.< 0,36 %)Pemantik busur - 50 HT Tidak diijinkan Dalam hal - Baja tuang/cast pemantik busurPemanasan awal T < 00 C yang dibuat dengan Temperatur yang diperlukan untuk steel T < 50 C salah, hilangkan pemanasan awal - Baja lunak kelas E bagian yang - TMCP tipe 50 HT mengeras dengan gerinda dan las TMCP tipe 50 HT kembali melebihi (Ceq.< 0,36 %) toleransi panjang dari manik sesaat - 50 HT pada pemantik - Baja tuang/cast busur. steel Dalam hal ceq. - TMCP tipe 50 HT Pada masing- masing pelat (ceq.>0,36%) berbeda pada penyambungan, maka toleransi ceq. Yang lebih besar yang digunakan Baja lunak T < -50 C E - 23

Lampiran : EBAGIAN KELURUSAN DAN PENYELESAIAN AKHIR Unit : mm SEKSI SUB HAL TOLERANSI KETERANGAN SEKSI Konstruksi detail Jarak antara ditetapkan pada lantai pola atau las dan isi pada seksi gambar kerja, apabila ini a > 30 tidak digambarkan pada rencanaJarak minimum antara pengelasan terhadap pengelasan di dekatnya (gambar umum) yang disetujui Angka-angka pada bagian ini menunjukkan keadaan akhir a>0 Jarak antara Konstruk a > 10 Dalam hal manik- las isi si utama manik pararel terhadap las sudut Konstruk a>0 si lain a>5 Konstruk si utama Konstruk si lain a>0 E - 24

Lampiran : E Jarak antara Penegar yang Jarak antara pelat pelat dan dipasang tegak lurus dan penegar harus penegar terhadap pelat kurang dari 3 mm, apabila terjadi kesukaran/ memungkinkan untuk membuat rata permukaan pelat. C<3Jarak antara bagian Apabila C > 3, beberapa perlakuan berikut ini dapat digunakan Penegar dipasang miring terhadap pelat (tanpa persiapan kampuh) B<3 E - 25

Lampiran : EBAGIAN KELURUSAN DAN PENYELESAIAN AKHIR Unit : mm SEKSI KETERANGAN SUB HAL STANDAR TOLERAN SEKSI SIJarak antara bagian C1 < 3 Konstruksi menerus dan pelat mengendap Kelurusan Bagian sambungan kekuatan sudut a < 1/3 t2 a < 1/2 t2 pasang ulangKetelitian pemasangan a= Lain-lain a < 1/3 t2 a < 1/2 t2 a < 1/2 t2 pasang Perbedaan ulang t= Ketebalan t1 > 12 Jarak antara Angka-angka balok toleransi geladak dan gading menunjukkan bahwa a<3 a<5 bagian/konstruksi dapat dilas dengan tarikan a= perbedaan E - 26

Lampiran : EJarak Las sudut 13<a<5sebelum Penambahan kakipengelasan las : Peraturan kaki las a<2 a<3 + (a-2) 2 5 < a < 16 Persiapan pengelasan dengan kampuh miring atau perlakuan lamak. Persiapan dengan kampuh miring Buat kemiringan ujung sorong 300- 400. Lekatkan pada pelat penahan belakang dan setelah pengelasan, lepas penahan tersebut. Kemudian las sisi lawannya. Perlakuan dengan lamak 3 a > 16 Dengan perlakuan lamak atau sebagian diperbarui E - 27

Lampiran : EBAGIAN KELURUSAN DAN PENYELESAIAN AKHIR Unit : mm SEKSI KETERANGAN SUB HAL STANDAR TOLERAN SEKSI SI Jarak Las isi 2 < a < 3,5 a<5 1 5 < a < 16 sebelum (las tangan) pengelas Setelah an dilakukan pengelasan dengan pelat penahan, lepaslah pelat penahan tersebut kemudian sempurnakanla h pengelasan tersebutKetelitian Pemasangan 2 16 < a < 25 Las kembali dengan persiapan kampuh atau diperbarui sebagian 3 a > 25 Diperbarui sebagian Las isi 0 < a < 0,8 a<5 Dalam hal mana ini (las otomatis) diperkirakan dibakar menerus, 1. Pengelasan harus dibuat busur rendah lapisan manik pada kedua sisinya. E - 28

Lampiran : E2. Pengelasan 0 < a < 3,5 a<5 Dalam hal mana a busur rendah > 5 mm, lihat “Las dengan las tangan” tangan atau CO2.3. Pengelasan 0 < a < 1,0 a<3 Dalam hal mana ini busur rendah diperkirakan pada salah dibakar terus satu sisinya menerus, harus dengan alas dibuat lapisan bawah flux manik tembaga atau flux4. Pengelasan 0<a<4 a<7 Dalam hal mana ini busur rendah diperkirakan pada salah dibakar menerus, satu sisinya ini harus dengan alas diseduaikan bawah serat dengan serbuk asbes metal atau dibuat lapisan manik E - 29

Lampiran : EBAGIAN KELURUSAN DAN PENYELESAIAN AKHIR Unit : mm SEKSI KETERANGAN SUB HAL STANDAR TOLERAN SEKSI SI Jarak 5. Pengisian 2<a<8 a < 16 16 < a sebelum CO2 satu pengelasan sisi. Sama seperti las (dengan tangan pelat penahan) 6. Pengelasa 9 < a < 16 a < 16 22 < a n elektro gas Las kembali dengan persiapanKetelitian Pemasangan kampuh atau diperbarui sebagian 7. Pengelasa 2<a<8 a < 10 10 < a n elektro gas Las kembali sederha- dengan persiapan na kampuh atau diperbarui sebagian Las tumpang <a<2 a<3 13<a<5 Penambahan kaki Atau las : Peraturan kaki las +a 2a>5 Pasang ulang E - 30

Kelurusan Bagian Lampiran : E sambungan kekuatan las isi a < 0,15t a > 0,15t atau a > 3 (maks 3) Pasang ulang Lain-lain a < 0,2t a > 0,2t atau a > 3 a: (maks 3) Pasang ulang perbedaan t : ketebalan (pelat yang paling tipis)BAGIAN KELURUSAN DAN PENYELESAIAN AKHIR Unit : mm SEKSI SUB HAL STANDA TOLERAN KETERANG SEKSI R SI ANPenyelesaian Bagian yang Permukaan luar dari Digerinda akhir bekas harus bagus pelat kulit. pengerjaan penampakan Gelagak terbuka. sementara nya Bangunan atas yang terbuka. Bagian yang Bagian dalam tangki. Digerinda hanya pada tak perlu Bagian dalam langit- bagian yang kelihatan berpenampak langit. nyata pada waktu an bagus Deck yang diberi penyelesaian akhir. lapisan dengan komposit geladak dsb Goresan Kedalam 10 < l d < 0,8 1 d < 0,07t an (d) d < 1,0 (maks 3) Digerinda Panjang l < 10 atau dilas (l) 2 0,07t < d dilas E - 31

Lampiran : E BAGIAN KELURUSAN DAN PENYELESAIAN AKHIRSEKSI SUB SEKSI Penyangga dan plat mata untuk KETERANGAN angkat yang harus dihilangkan Dalam tangki Tidak perlu dihilangkan - Pelat mata untuk angkat yang diperkirakan akanPenyangga Dalam ruang Bagian yang tampak mengalami kelelahan mesin mengganggu pandangan dan (fatigue strength) harus lorong-lorong. dihilangkan. Dalam ruang muat Bagian bawah ruang muat dan - Cara menghilangkan : ambang palkah 1. Bagian-bagian yang mengganggu Bagian yang Dihilangkan pandangan lorong- terbuka dari pelat lorong diratakan kulit, geladak, terhadap pelat dsb. dasar. 2. Yang lain harus dikerjakan dengan gas potong pada daerah yang diisyaratkan Dalam tangki Tidak perlu dihilangkan kecuali yang mengganggu lorongPelat mata angkat Dalam ruang Bagian yang mengganggu mesin pandangan dan lorong-lorong. Dalam ruang Dihilangkan kecuali dibalik Tetapi bagian yang secara muat geladak. khusus mementingkan kekuatan harus dikerjakan Bagian yang Dihilangkan dengan menambah kaki terbuka dari pelat las. kulit, geladak, dsb. E - 32

Lampiran : EBAGIAN KELURUSAN DAN PENYELESAIAN AKHIR Unit : mm SEKSI SUB HAL TOLERANSI KETERANGAN SEKSI Bukaan lubang Bagian kekuatan A llebih dari Ø 75mm Bukaan lubang pada pelat kulit llebih dari Ø 200mm Atau B Untuk B, buka lubang dari Ø D < 200 200mm Metode perlakuan Lain - lain B, C atau D A : Tambal pasak D • 200 Bagian kekuatan B pada kulit B atau C Gerigi, B atau C skalop, slot. Lain - lainPerlakuan terhadap kesalahan pembuatan lubang B : Penutup dengan las isi C : Penutup dengan pelat tumpang (Pelat tutup tebalnya harus sama dengan pelat dasar) D: Apabila dilihat dari segi kontruksinya sukar membuat bukaan lubang lebih dari 200mm, ini harus secara hati-hati dengan menggunakan elektroda hydrogen rendah setelah pemanasan awal dan diuji dengan radiographig atau pemeriksaan ultrasonic. E - 33

Lampiran : EBAGIAN PERUBAHAN BENTUK Unit : mm SEKSI KETERANGAN SUB HAL STANDAR TOLERAN SEKSI SI E - 34 Pelat kulit Pelat sisi 4 6 yang pararel Pelat atas tangki dasar Pelat dasar 4 6 ganda yang pararel Sekat Pelat haluan Geladak dan pelat 5 7 kekuatan buritan Geladak kedua 46Kelurusan pelat diantara gading Geladak Sekat 6 8 anjungan dan membujur buritan Sekat 4 6 Geladak melintang bangunan Sekat 6 9 atas cambung 6 9 Geladak Bagian yang 6 8 silang pararel 7 9 (antara 0,6L) 4 6 Dinding Haluan dan 7 9 ruang buritan 4 6 Bagian 7 9 Kontruksi tertutup 5 7 bagian dalam 4 6 Lantai dan Bagian yang 4 6 penumpu dari terbuka 7 9 dasar ganda 5 7 Bagian yang tertutup Bagian yang terbuka Bagian yang tertutup Bagian yang terbuka Bagian yang tertutup Dinding luar Dinding dalam Bagian tertutup Penumpu lintang 68

Lampiran : EBAGIAN PERUBAHAN BENTUK Unit : mm SEKSI KETERANGAN SUB SEKSI HAL STANDAR TOLERAN Pelat kulit SI harus diukur setiap satu jarak Pelat sisi pelintang. (Min. Ɛ=3 M) yang ±2Ɛ/1000 ±3Ɛ/1000 Pengukuran panjang sekitar pararel 5M untuk sekat, dinding luar,Penyimpangan gading Pelat dsb. haluan dan ±3Ɛ/1000 ±4Ɛ/1000 buritan Pelat atas ±3Ɛ/1000 ±4Ɛ/1000 - tangki dasar ganda Sekat ±4Ɛ/1000 ±5Ɛ/1000 ±3Ɛ/1000 ±4Ɛ/1000 Akomodasi Geladak - ±2Ɛ/1000 ±3Ɛ/1000 Diluar dinding Lain - lain ±5Ɛ/1000 ±26/1000 Distorsi girder dan transver. Panjang rentangan (Pada bagian 58 Ɛ” 1000 ujung atas 58 1000 < Ɛ flensa) 3+2Ɛ/1000 6+2Ɛ/1000 (maks. 10) (maks. 13) Distorsi dari : - Kontruksi membujur - Gading- gading, balok geladakKonstruksi lainnya melintang - Penegar (pada bagian flensa) Distorsi pilar H 46 antara geladak Distorsi Distorsi 6 10 penguat silang arah belakang. E - 35

Lampiran : E į1 (hanya 12 16 penguat silang) t ~ Distorsi arah belakang. į2 (penguat silang + serang melintang)Distorsi Distorsipenyangga padajungkir dan bagianpenegar kecil ujung bebasDistorsi pelat a=2+b/100 a=5+b/100hadap E - 36

Lampiran : EBAGIAN LAIN - LAIN Unit : mm SEKSI SUB SEKSI HAL STANDAR TOLERAN KETERANGAN Sambungan las SI perakitan awal Dicat dan perakitan setelah Tidak Cat dasar (shop blok didefinisika Sambungan las konstriksi n primer) dapat pada ereksi diinspeksi Pengecata dipakai. Menurut mal n setelah (pola) test kekedapan. pengecatan sambungan las pada Las isi Las isi test kekedapan atau inspeksi pembangunan pada kulit pada pelat dicat kulit dicat Tanda sarat lapisan setelah dasar inspeksi (wash konstruksi primer) akhir dan sebelum sebelum inspeksi test konstruksi kebocoran final/ terakhir. ± 2,0 Pengecata n dilakukan sebelum test kekedapan apabila tangki diberi cat perlindunga n khusus ditest secara hidrolik. ± 1,0 E - 37

Lampiran : E Menurut mal ± 0,5 ± 0,5 (pola)Tanda lambung timbul E - 38


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook