BAB VII INTESTIN Yang termaeuk intestin atau usus halus ialah dari duodenum sarF pai ileum. Duodenum atau sering pula disebut usus dua belas jari , karena panjangnya lebih kurang 12jari, dan ukuran iniyang termasuk terpendek dari semua.usus halue. Panjang duodenum dimulai dari pilorus sampai permulaan ysyunum antara 20-30 cm dengan diameter 3-5 cm. Sisa usus halus dimulai dari permulaan yeyunum rsampai valvula bauhini panjangnya 6 meter, yang terdiri atas 2/b bagian yeyunum, sedangken 3/5 bagian lagi ialah iir*um. Tugas utama usus halus ialah penyerapan, khususnya untuk bahan-bahan makanan yang msngandung hidrat arang, zat putih telur, dan lemak, Selain daripada itu juga melakukan absorpsi terhadap air dan elektrolit. Penyerapan air dan garsm-gsram elektrolit sebagian besar dilakukan di intestin bagian atas. Absorpsi lengkap dan glukosa dikerjakan sannpai pada bagian proksimal yeyunum. Demikian juga asam-asam amino essensial lengkap absorpsinya pada 1O0 cm permulaan dari yeyunum. Lemak mengalami absorpsi jugadi duodenum, dan bagian atss yeyunum. Absorpsi lainnya yangdilakukan oleh duodenum dan yeyunum diantsranya: zat bosi, asarnf osfat, vit. C, riblofavin, pyridoksin.{1,2) A bsorpsi vit B1 2 berlangsung di ileum terminal Ce, ;anmekanisme transpon khusus yang memerlukan faktor intrinsik tam-bung. Mengenai proses absorpsi harap dibaca bab I FaalGastrointestina L Untuk menentukan kelainan intestin, perlu dilakukan berbagaipemeriksaan, yaitu: laboratorium, radiologis, ondoskopis, biopsi.P emcrlksaan Laboratorlum Kelainan ,pada intestin akan berakibat terjadinya gangguanpenyerapan (absorpsi) dari zat-zat makanan, sehingga dapattimbuldiare atau sindroma marabsorpsi. Beberapa cara pemeriksaanlaboratorium yang dapat dilakukan di antaranya ialah: 315
Glukosa Fe Lemak Protein Asam Folat Riboflavin Piridoksin Elaktrolit Vitamin 8r, (Jaram Empedu Gb. 7 - 1. Tempat absorbsi dari berbagai macam makananUji Kualilatif Lsnsld3,a,st U ji ini merupakan suatu uli saring yang murah dan cepat untukkelainan absorpsi lemak. Uji ini pada orang dewdsa mempunyai sen-s itivitas yang tinggi (92-96%) demikian juga spesifitasnya(96-100%1. Caranya: dibuat dua buah sediaan tinja, Pads sodiaan partamaditeteskan 2 tetes etil alkohol 95% lalu ditambahkan bsberspa tetes316
I arutan Sudan lll Hitam jenuh dalam etil alkohol 95%. Dilihat denganmikroskop pembesaran 44Q x dan tampsk gelembung warna ku-n ing atau oranye pucat, lni menunlukkan adenya lcmak netral. Padasedhan kedua diteteskan 83em ssetat glasial 3896 untuk men-dapatkan asam lemak bebas, lalu ditetesi larutan Sudan lll Hitamjenuh dalam etil alkohol 95% dan dipanaskan untuk melarutkankristal asam lemak. Dicatat bukan hanya iumlah gelembungnya sa-ja tetapi juga ukurannya. Normal diperoleh kurang dari l OO gelembung kecil (1-4 u) setiaplapang pandang !6s6v.(4,6) Ada yang memberikan penilaian lain,yaitu juga dibandingkan dengan ukuran eritrosit' Diberi nilai ( + 1) ,bila ukuran gelembung lemak lebih kecil dadpada eritrosit dan hanyaditemukan beb€rapa gelembung saja' Nilai (+ 2), ditemukan banyakgelambung lemak berukuran sama dengan eritrosit, dan nilai ( + 3),ditemukan banyak gelembung lemak berukuran lebih besar darie ritrosit. N ilaiyang berlabihen ditamukan pada semua kelainan absorpsi,baik sindroma malabsorpsi primer maupun sekunder.lJii Kualilatif Lemak Tinid?,a,ot Bila tldak ada lemak yang dimakan; di dalam tinia akan diperoleh1-3 g lemakl24iam yang barasal dari lemak bakteri dan selepitelusus halus. Pada kaadaan norm!1, dengrn mcmakan lcmak 60-1OOgram sehari akan didapat 3-5 gram lemak'dalam tinla/Z4 pm.Pengeluaran lemak lebih dari6 giam/24iam menuniukkan adanyakelainan absorpsi lemak asal tidak memakan lemak yang tklak dapstdicerna seporti minyak ft617s11.{3,4,5}Ada beberapa cara pemeriksaan kuantitatif, diantaranyal Penderita diberi diit makanan kadar lemak yang terbatas {7Ogrlharil selama 3 hari, kemudian tinis dikumpulkan selama waktutorsebut dan diperiksa banyaknya lemak. Dengan demikian dapatdihitung banyaknya kadar lemak yang dikeluarkan atau yang diserap.M isalnya, kadar lemak yang diberikan seharusnya 70 gr, dan kadarlemak yang t€rdapat di tinia rata-rata 3 gr per hari, berarti yangdiserap sebanyak 67 gr atau : 67 x 10O = 95,6% yang diserap. Pada 70 317
o rang normal kadar lemak yang diserap setiap harinya berkisar g5% . sedangkan pada penderita dengan malabsorpsi kadar lemak yang diserap kurang dari 9O%. Kalau ditemukan kadar lemak dalam tirja lebih dari 7 grlhari berarti menderita malabsorpsi. C ara lain; pada seorang yang akan diperiksa jumlah lemak tinjanya, diberikan diit lemak 1O0 gram/hari selama dua hari dan tinja dham- pung selama 72 iam. A da dua prinsip utama uji ini yaitu gravimetri dan titrimetri. pada kedua cara tadi dilakukan ekstraksi lemak total dengan pelarut o rganik (star b€nsin).(3'4) Pada gravimetri, ekstrak eter bensin dikeringkan dan ditimbang s€ts hh pelarutnya dievaporasikan. Sedangkan pada tirimetri akgtra kdievaporasi dan dikeringkan lalu residu ini (lemak yang sudahmengalami penyabunanl dilarutkan dengan etanol dan dititrasidengan larutan NaOH standEr,t3,4) Metode Van de Kraner palingsering dipakai di klinik untuk penentuan jumlah lemak tinla.rs,+,sl Bila diperoleh jumlah lomah tinja lebih dari 6 gl24 jam, keadaanini disabut steatorea. Steatorea yang berat (4O gram atau lebih lemak tinja) menun-jukkan kelainan lipolisis biasanya terjadi pada pankreatitis kronis,karsinoma pankreas atau roseksi usus halus yang m6sif.{4,8,} Steatorsa yang sedang (lemak tinia 25-3S gl24 jaml biasanyateriadi pada kelainan mukosa usus halus seperti celiac sprue,sedangkan stoatoroa ringan (kurang dari 25 glT4 jaml sering ter-jadi pula pada gangguan pembentukan mi6slls.l4,5tUji Absorpsi dan Ekskresi p g/es6la,0) Pada kelainan absorpsi hidrat arang dapat ditentukan dengancara uji absorpsi dan ekskresi D Silose. .Silose adalah suatu p€ntose, terutama akan diserap di yeyunumsecara difusi pasif Absorpsi silose borhubungan erat denga ndiameter porus mukosa. t,lkuran porus mukose yayunum sebesar8 sedangkan ileum 4 A. Karena silose memerlukan porus yangberukuran 8 A maka ia diserap melalui sel mukosa yeyunum yangnormal. Pada kelainan mukosa usus halus yEng m€nyebabkan ukuranporus mukosa y€yunum berkurang maka transport D-8ilos€318
terhalangi. Jadi uji ini ialah: setelah puasa semalam, ponderha diberi25 gram silose dalam 25O cc air. Kemudian minum paling sedikit2 5O cc air lagi untuk mendapatkan volume urine yang cukup. Urineditampung selama 5 jam dan 2 jam setelah pemberian silose con-toh darah diambil. Normal dalam urine diperoloh lebih dari 4,5 gramsilose dan dalam darah lebih dari 3O mg/dl. Bila diperoleh hasil lebih kecil dari nilai normal di atas maka berartiterjadi gangguan absorpsi silose seperti pada celiac sprua, tropicalsprue. Pada orang tua (usia 50-60 tahun) penderita penyakit ginjal danpenderita dengan asites atau sembab, ekskresi silose dalam urinem enurun, tetapi karena absorpsi pentoso di usus halus normal makadiukur kadar sibse darah^ Uji ini memberi ketetapan diagnostik sampai 95% pada pendorhaJengan tropical sprue atau celiac sprue.Pemeriksaan Protein Serum dan Spektrum Protein Penentuan protein serum dan spektrum protein membantumenegakkan kelainan absorpsi. Pada kelainan pencernaan dan ab-sorpsi protein akan didapatkan penurunan kadar protein serum jugat erjadi hipoalbuminsrni.{3.4} Pemeriksaan protein serum diantaranya memakai metode Biuretyang prinsipnya ialah bahwa protein serum bereaksi dengan CuSO4d alam NaOH membentuk kompleks bruref vislet yang intensitasnyasebanding dengan kadar protein\"Pemeriksaan Vitamin B 1 2t3,4) Kekurangan vitamin 812 biasanya disebabkan gangguan absorpsi Nilai normalnya dalam serum 15O-7OO pg/ml dan nilai di bawah1 2O pg/ml menunjukkan adanya defisiensi. Pemeriksaan untuk menunjukkan adanya kelainan absorpsidilakukan dengan uji Schilling. Caranya: Setelah semalam puasa, penderita menelan dua buahkapsul vitamin 812 yang sudah ditandai dengan Co57 dan sebuahlagi dengan Co58. Satu jam setelah itu diberikan 1mg vitamin B12i.m. dan urine ditampung selama 24 jam. Jumlah urine diukur dancontohnya diambil untuk pengukuran masing-masing radioisotop\" 319
Normsldiekskreslkan 8% darilumlah yang diberikan, dan nilai kurangdari 70/o menunjukkan adanya gangguan absorpsi. Dengan uji inididapatkan ketepatan sampaiS6% pada penderhadengan kelainan di ileum terminal. Penurunan ekskresi Co58 menuniukkan adanya kegagalan ab-sorpsi di ileum terminal, defisicnsi faktor intrinsik dan pertumbuhanbakteri yeyunum yang berlebih. Sedangkan penurunan ekskresiCo57 menunjukkan adanya infusiensi pankreas atau bakteriyeyunum yang berlebih. Panurunan akskresi Co57 dan Co58 ber-makna bila faal ginjal masih baik dan pengumpulan urine dilakukansecara benar.Pcmcdkcaan Radlologle Untuk menentukan kelainan intestin perlu dlbuatloto Rontgen,yaitu dibuat Seri intestin foto atau Baium mealand follow thtoughsehingga dapat dilihat kelainan misalnya ponyakit Crohn, diver-tikulosis, tumor, fistula, malabsorpsi dan lain-lainnya. (Gb.7 -2.1 Pada sindroma malabsorpsi akan terlihat dilatasi intestin denganbagian-bagian yang spastik ireguler dan berkelompok-kelompoknyab ubur barium, terlihat penebalan atau menghilangnya lipEtan mukosayang disebut tanda montage. Gambaran sindroma malabsorpsisekunder, akan terlihat macam-macam bontuk di antaranya strktura,f istula, divertikul, malrotasi, deformitas, defek dan ada massa tumordi intestin. . Gambaran radiologis dari penyakit Crohn's {ileitis terminalis}ditemukan dua bentuk yaitu bentuk tanpa stenosis dan bentuks tenosis. Pada bentuk tanpa stsnosis, akan terlihat valvula Bauhiniyang menebal, rata. Terlihat lipatan mukosa menebal, ireguler danmemanjang, Lumen dari intestin dan konturnya menjadi ireguler.Perubahan ini menunjukkan inflamasi di submukosa dan rnukosa.Kadang-kadang terlihat ulserasi sepanjang mukosa, Pada bentukstenosis dari intestin akan terlihat kaku dan terjaoi obstruksi yangdisebabkan oleh penebalan dari dinding intesti;r karena fibrosis.Bagian proksimal dari tempat stenosis akan terlihat dilatasi.BlopC Peroral darl lntrtln Untuk menentukan kelainsn dari intestin sebaiknya dlakukanbiopsl Biopsi peroral pertama kali dilaporkan obh Shiner ( 19561 yang320
Gb. 7 - 2. Foto rontgen dari intestin yr.19 normal d ibuat sebagai modifikasi dari Wood gastric biopsi tube, dan beliau dianggap sebagai pionir dari biopsi peroral dari intestin, Biopsi in-strumen dimasukkan peroral ke dalam intestin sambil diikuti secarafluoroskopi. Dan jaringan hasil biopsi diambil bersama-sama wakttrinstrumen biopsi dikeluErkan kemudian diperiksa secara patologis.Biopsi instrumen lain yang dikanal di antaranya Crosby capsul yangd ilaporkan oleh Crosby & Kugler (19571. Caranya melakukan biop-si pada prinsipnya sama dengan cara Shiner.Endorkopl Sampai saat sakarang yang dapat dikerjakan untuk rnomeriksaintestin s6cara endoskopi hanya sampai di duodenum. Dengan alatendoskop (duodonoskoO) dapat dilihat kolainen bulbus, duodenumkeseluruhannya, papilla Vbterii. Bahkan soseorang ahli ondoskopd apat juga melihat perrnulaan dari jejunum\" Kelainan barupa ulkus,polip, berbagai macam bontuk tumor dapet dilihat sempurna, Bahkanbiasanya dilengkapi dengan alat untuk biopsi, dan pemeriksaansitologi. Selain daripada itu dengan duodenoskop pula depatdilakukan pemeriksaan Endoskopb Retrograde Cholangio pan-creatography (ERCPI, yaitu setolah tubs tepat masuk ke dalamd uktus di ampula Vaterii, baruleh kontras media dimasukkan melaluitube, kemudian dilakukan p6motr6tan. 32',
Kopurtakun ,1 Kalser MH; Principles of Absorption. ln Berk (eds); Bockus Gastroenterology. 4th ed. Philadelphia. WB Saunders (1985) : 1504-15O9. 2. Gray GM; Machanism of absorption and digestion. ln; Slesi- nger MH and Fordtran JS (eds): Gastrolntestinal disease. 3rd ed. Philadelphia. W8 Saundars Co (19831 : 84tl-858. 3, Glickman RM;.Fat absorption and malabsorption, Clin Gas- troent (1983), 12 : 323-333. 4. Schonfeld WB, and Kalser MH; Test related to th6 small intestine. ln: Berk (eds). Bockus Gastroenterology 4th sd. Philadelphia. WB Saunders {1985) : 578-386. 5. Weidman SW, and Schonfeld C; Lipid and lipoprotain. ln; Sonnenworth RC, and Jarret (edsl. Gradwohl'g Clinical Laboratory Methods and Diagnosis 8th ed. St Louis. The CV Mosby Co (198O) ;272-3O4. 6. Ravick WJ, and Eayless TA; Carbohydrate absorption and malabsorption. Clin Gastroent (1983); 12 : 335-358. ,7 Laufer l, and Herlinger H; Radiologic fsatures of malabsorp- tion syndromes. ln: Berk (edsl, Bockus Gastroenterology 4th ed. Philadelphia, WB Saunders (1985) : 1672-1680.922
1. SINDROTIAMATABSORBSI Sindroma malabsorpsi ialah penyakit-penyakit yang termasuk pada s6tiap defisiensi dari a'bsorpsi makanan yang esensiel dalam intestin, dan mempunyai kumpulan gejala di antaranya steator€ atau bertambahnya kadar lemak di tinja dengin segala akibatnya. Dapat dibagi atas:- Sindroma malabsorpsi yang primer.- Sindroma malabsorpsi yang skunder.l. Slndroma malabrorpsl yang prlmer Di sini tsrutama adanya gangguan atau kelemahan absorpsiyang umum di intestin, tanpa dijumpai penyakit di lain organ yang mendahuluinya. Termasuk di sini: - \"Coeliac disease\". - \"ldiopathic steatorrhoea\" pada orang dewasa {non tro- pical sprue). - \"Tropieal Sprue\".1. \"Qealiac disease\" Fenyakit ini biasanya dimulai pada waltu kanak-kanakdengan nausea, vomitus dan diare sehingga dapat menyebabkantimbulnya dehidrasi yang berat. Fada mulanya tinja menjadipucat, dengan konsistensi yang biasa tapi sering. Lama kelamaanmakin lernbek seperti bubur atau cair dart pucat. Si anak seringmenangis atau berteriak-teriak. Lama kelamaan bila tidak diberipengobatan, akan jatuh dalarn dehidrasi. pada perneriksaan didaerah abdomen terlihat peridaltik dari usus dan timpanitik.Tanda-tanda iain yang juga terlihat setain tanda dehidrasi iatahanemi, edema, stomatitis dan lain-lain. Beral badan menurun dandapat juga terjadi gangguan pertumbuhan si anak. Penyakit ini biasa timbul pada usia 4 - 6 tahun. MenurutBOCKUS, \"coeliac disease\" hlah penyaklt hereditar. Selainpatologi akan dijumpai perubahan-perubahan pada mukos.x,terutama pada villinya. 323
2. \" ldiopathic steatorrhoe\" pada orang dewasa atau \"Non Tropical Sprue\". Penyakit ini lebih jarang dijumpai dari pada \"celiac disease\"pada anak-anak. Ditemukan di boberapa negara yang bukantropik. Biasanya dimulai pada usia dewasa. Timbulnya per{ahan'lahan, dengan masa penyakit yang lama dengan eksaserbasi sertaada remisi.- Gambaran klinik Yang sering diajukan ialah kelemahan umum, berat badan menurun, glositis dan gejalagejata anemi, diare. Sering diaie yang hilang timbul. Pada waktu serangan, rvarna tinja pucat, lembek atau cair, berbau minyak busuk. Nalsu makan tetap baik, sering flatus. Timbul gejalagejala tetani. Lebih sering ditcm*ryt tanda-tanda hipoproteinemia, hipoprotrombinemi dan osteomalasi. Tanda-tanda anemia terjadi. Yang paling banyak ialah gambaran mikrositik, kadang- kadang makrositik atau megaloblastik anemi.3. \"Tropikal Sprue\" Terutama dijumpai di beberapa nogara tropik yang timbulsecara endemis dan epidemis. Tiiak dijumpai di USA. Penyakit inidapat terjadi pada semua umur, yang timbul secara akut,kemudian dapat menyembuh scara sportan setelah beberapabulan. Sering timbul usia dewasa\" Kanak-kanak jarang diserang.Keluhan yang sering timbul selain diare atau steatore jugttmenderita glositis, stomatitis dan ulserasi afthosa di mulut.Kelainan hematologik yang npnyolok terutama megaloblastikanemi dan lekopeni. Perubahan pada tulang jarang terjadi jikadibandingkan dengn idiopatik sEatore.ll. Sindroma Malabrorprl yang rckunder Timbulnya sindroma malabsorpsi disebabkan karena adanyakelainan di lain orgen, sehingga dibagi atas:324
1. Kelainan di lambung. Terutama setelah dilakukan pembedahan misalnya: vagotomi, gastrektomi baik total maupun yang parsiel, piloroplasti, gastro jen unostomi, gastroileal f istu la.2. Kelainan di pankreas Misalnya pada pankreatitis kronika, batu di pankreas, karsi- noma pankreas, kista, fibrosis, islet sell tumor di pankreas, (Sindroma Zollinger-Ellison), penderita yang mengalami pankreatektomi.3. Kelainan hepatobilier. Yang sering menimbulkan sindroma malabsorpsi ialah: - lkterus obstruktiva. - Penyakit pada parenkhim hepar baik yang akut maupun yang kronik.4. Kelainan intestinal Dibagi atas: a. Defek mekanik dari intestin misalnya karena: fistula, diver- . tikulosis, valvulus kronika, malrotasi adhesi (out de-sac sindrome), striktura dan lain-lain. b. Karena kelainan nerologik misalnya: diare fungsionil, diabetik neropati, tabes dan lain-lain. c. Penyakit inllamasi: viral enteritis, bakterial enteritis, tbc enteritis, radiation enteritis, regional enteritis. d. Tumor-tumor di intestin baik yang jinak maupun ganas.5. Penyakit dari mesenterium dan peritoniurn Tabes tbc; pseudomioma peritonei.6. Penyakit vaskuler Trombosis,' emboli, arteritis, insuffsiensi vaskuler dari aorta abdomen.7. Penyakit endokrin Penyakit Addison, hipopituitarisme, hipertiroidi, hipoparali- roidi, diabetes melitus, hiperinsulinisme. 325
8. Penyakit-penyakit tainnya a. Penyakit darah: lekemia, anemia pernisiosa, agama globuli_ nemia dan lain-lain penyakit darah. b. Penyakit kolageen: skleroderma, poliarteritis. c. Karena obat-obatan: neomycin, lincocyn, phenindione, cathartics, auinidin, colchicin dan lain-lain. d. Anemia pernisiosa, agarma globulinemia, amiloidosis primer dan sekunder dan lain-lain. Kejadian \"Celiac disease\" biasanya ditemukan pada anak-anak, tetapidapat pada orang dewasa. Wanita dan pria yang diserang penyakit, ini sama-sama banyakrrya. Gejala-gejala Baik sindroma malabsorpsi yang primer maupun sekundE:,mempunyai gejala dan keluhan yang harnpir serupa. yang ielasyaitu: Adanya steatore dan biasanya ada diare. Sebagai present-ing symptom yaitu mungkin adanya dispepsi, anoreksi, beratbadan menurun, bloating, ruktus, flatulensi, kejang-kejang diperut dan borborygmi\" Kadang-kadang keluhan si penderitamungkin tidak pada saluran nnkanan, misalnya: lesu, malaise,depresi, parestesia, artralgia, muscle spasrn, nyeri pada tulang-tulang, adanya tendens perdarahan dan nokturnal polluria. Pencleiita mengeluh tetani, nyeri pada tulang-tulang, pareste-sia, disebabkan hipokalsemi 25 - 40 yo {gangguan metab. Ca.).Nyeri pada tulang mungkin oleh karena terjadinya osteomalasisekundeer. Terjadinya perdarahan terdapat pada Z0 - A7 o/o, rnisalnyaperdarahan di kulit ysitil \"ptechiae\", ekhimose dan purpura.Selain dari pada terjadinya epistaksis, perdarahan di gusi,perdarahan gastrointestinal rnisalnya: hematemesis dan melena,haematuria dan menoragi\" Perdarahan tersebut disebabkan vit. K.defisiensi yang berat.Sifat tinja: banyak, pucat, berbuih, berlemak, berbau busuk(tengik), terlihat terapung di atas air.326
Pemeriksaan jasmani- Kesan pertama yang terlihat: kurus, yang menunjukkan adanya penurunan berat badan, otot-otot lemah, kulit hitam, terlihat dermatitis, rambut rontok, dan perubahan warna rambut.- Terlihat glositis, cheilitis, stomatitis dan peripheral neuritis, menunjukkan defisiensi vit. B. komplex.- Mata selalu cekung terlihat adanya hiperostosis folikularis, kerato conjunctivitis disebabkan defisiensi vit, A.- Juga pada kulit terlihat ekhimose dan tanda-tanda perdarahan di mukosa, misalnya pada hidung, hematuii disebabkan delisiensivit. K.- Terdapat hipotensi relatif dengan tensi sistote di bawah 100 mm. Hg. Suhu rendah- Pada jari-jari terlihat clubbing. Abdomen terlihat cembung, meteoristis, bising usus bertam- bah/berkurang. Hopatomegal i dan splenomegali.- Anemi. Terlihat tetani, tanda-tanda nefropati: yang dapat disebabkan oleh karena delisiensi vit. 812 a:au defisi€nsi asam folat. Pada. darah perifer terlihat gambaran makrositik anemia dan pada sumsum tulang terlihal megaloblastik. Selain dari pada itu dapat disebabkan defisiensi Fe, d3n pada darah periler terlihat gannbaran mikrcsitik anemia hipokromik.- Gejalagejala nerologis yang ada terdapat pada 2 - 10 % pende. rita. Parestesia dapat disebabkan defisiensi kalsium atau ke- tidak seimbangan elektrolit. Neropati perifer, \"absent tendon reflex\", \"abnormal plantar response\", \"absent vibration sens€\" dan \"subacute combined sclerosis\", Sebab kelainan nerologis belum jelas.- Keistimewaan pada sindrorna malabsorpsi primer dapat menimbulkan hipoadrenalisrne, hipoproteinemia, hipoglobulF nemia dan amiloidosis, \"probin losing enteropathy\", agamma globulinemia.Ritntgenologls- Gambaran yang khas yaitu dilatasi dari intestin dengan bagian- bagian spastik, gambaran ireguler dan berkelompok-kalompok 327
dari Barium, penebalan atau hilangnya \"mucosa folds\" dise- butkan \"montage sign\".- Tulang-tulang terlihat osteoporosis dan osteomalasi. Pada malabsorpsi sekunder terlihat striktura, fistula, diverti- kula, malrotasi, deformitas, defek dan ada tumo/ masa pada intestin.Laboratorium Yang perlu diperiksa ialah tinja dan darah.1. Tinja Secara makroskopik: warna tinja pucat berbuih, lembek atauencer, banyak mengandung lemak dan terapung di atas per-mukaan air. Bau tinja seperti bau iemak yang busuk (tengik).Bila ditimbang berat tinja akan melebihi 200 gram per 24 jam.Perlu sekali dilakukan test terhadap lemak dan asam lemak.Jumlah lemak dalam tinja yang normal dalam 24 jam terdapatkurang 5o/\" dari berat seluruh tinja dan kurang 30,o/o dari berattinja kering atau kurang 7 gram dari seluruh berat tinja.Sedangkan pada penderita sindroma malabsorpsi jumlah kadarlemak dalam tinja akan lebih dari harga normalnya. Secara mikroskopik: terlihat banyak gelembung lemak.2- Darah Yang terpenting yaitu terdapat penurunan kadar serumkholesterol, total lipid dan total losfolipid.Selain dari pada itu terdapat gambaran anemi.Kadar serum protein menurun (hipoproteinemia) dengan hipo-albuminemi dan hipoglobulinerni.Jumlah lekosit menurun (lekopenia). Jurnlah protrombrn rnenurun,dan waktu protrombin juga menurun.Kadar mineral dalam serurn juga menurun misallya: kadar fosfat,kalsium. K, Na,. Fe, Mg dan Cl.Terapi Bila dijumpai penderita dengan dehidrasi, maka perlu segeradiberikan infus. Untuk sindroma malabsorpsi sekunder perlu328
dicari penyebabpenyebabnya atau dicari kemungkinan'kemung'kinan kelainan organ yang mungkin meniadi penyebabnya.Diita. Terhadap penderita nonfropical sprue diberikan diit bebas gluten, makan roti, tepung terigu. Sementara tidak boleh minum laktose (sLrsu),b. Terhadap penderita tropical sprue diberikan diit kaya protein dan miskin lemak. ,Medikamentosa,a. Terhadap anemia: Pada anemia hipokromik mikrositer perlu diberi preparat besi, dan sebaiknya diberikan parenteral. pada anemia megaloblas- tik diberikan preparat vit. 812, asam fotat (fotic acict).b. Vitamin dan mineral: Bila perlu diberikan vitamin di antaranya: - Yang larut dalam lemak, misalnya vitamin A, D, E, K. - Yang tak larut dalam lernak, ialah vitarnin B kompleks, vitamin C. Sedang mineral yang perlu diberikan ialah kalsium, misalnya calcium lactac dengan dosis 5 gr. tiga kali sehari untuk anak. Dapat juga diberikan kalsium dalam bentuk efferv€scent. Kepada penderita dengan tetani, sebaiknya diberikan paren- teral misalnya calcium gluconat.c. Kortikosteroid: Bila dengan tindakan-tindakan tersebut di atas tak berhasil; terutatria pada penderita yang berat, penderita non tropical sprue, dapat dicoba dengan memberikan preparat kortikost* roid. Kortison dan derivatnya dapat memp€rcepat berkurang- nya gejala dan keluhan. 329
Kcpudrkern-BOCKUS H.L. Gastroenterology Vol. ll. Sec. Edition 't964: W.B. Saunders Co. Philadelphia & London: p. 423, 1964.CANS R.K. Enzymes and Malabsorptions. Gastroenterology - -50 :254, (1968).-DOBBINE W.W. Drug induced stetorrhea. Gastroenterology. 54:254, (1968).-DUNCAN W. et al. The Malabsorption Syndrome Following Radiotherapy. Quart J. Med. 135 :319, (1965).-EISENSTADT. The Malabsorption State. Amer J. Gastroent. 46 :230, (1966).FRAZER. Pathogenetis Concepts of the Malabsorption -Syndrome. Gastroenterology 38 : 389, 1968.HUTINGTON et al. - Chronic Matabsorption (Steatorrhea, Nontropical Sprue) in an adolescent, with death from Malignant Lymphoma. Cancer 25:206, (1970).JONES F,A. et al, Clinical Gastroenterology. Blackwell p.Scientific Publications Oxford. (1961),-JEFFRIES G, et al. Malabsorption. Gastroenteroogy. 56 777, (1e66). -KL|PSTEIN F. Tropical Sprue. Gastroenterotogy. 34 : 275, (1968). -KLIPSTEIN F. Regarding The Definition ot Tropicat Sprue. Gastroenterology. 58 : 717, ('1970). LOSOWSK et al. - Liver Disese and Malabsorption. Gas- troenterology. 56 :589, (1969). MARIN et al. Studies of Malabsorption Occuring in Patients with Laennec's Cirrhosis. Gastroenterology. 56:727, (1969). PALMER E.D. Clinical Gastroenterotogy Sec. Edition. Hoeber Med. Dev. Harper & Row Pubtishers p.303 - 1963. ROY CHOUDHURY et al. - Muttipte Jejunat Biopsies in Adult Celiac. Diseases. Am, J. Dig. Dis. 12 :657, (1967). -RUBIN G. et al. Sprue by any other name. Gastroentero- logy.58 : 409, (1970).330
-SCHIFF & DIETSCHY. Steatorrhea Associated with Di+ ordered bile Acid metabolisme. Amer. J. Dig. Dis. 14 : u2 432, (1969).SKALA et al. - Composition ol Faeces in Steatorrhoea of Different Etiology. Am. J. Dig. Dis. - 13 : AX, (1968).- -SLEISENGER M. Disease ol Malabsorption (Cecil Loeb Textbook ol Medicine 13th ed). W.B. Saunders Co. p. 1385, (1974). .-TRUELOVE & REYNELL Disease of the Digestive System Second. Ed. Blackwell Scientilic Publication Oxlord. p.274, (1s65).-WESER et al. Malabsroption (Progress in Gastroenterolo- -gy). Gastroenterology 50 : 11, (1966). 331
2. REGIOI{AL EI{TERITIS Regional Enteritis ialah penyakit intestin yang kronik dansecara patologi adanya \"fibrosing granulomatous lymphangitis\".Secara klinik mempunyai bermacam-macam geiala intestinaldengan perjalanan p€nyakit hilarB timbul disertai adanya defisien-si makanan yang kronik dengan komplikasi mekanik di abdomen. Tahun I$2'BURRILL B. CROHN dkk. yang pertama-tamamelaporkan non spesipik granulomata pada ujung ileum yangdisebut Regional l/eitis, yang tadinya diduga pada terminal ileumsaja. Tapi kemudian ternyata bahwa dapat dijumpai pada tiapbagian dari traktus digestivus, dan frekuensi terbanyak terdapat diterminal ileum. Oleh karena itu beb€rapa penulis memakai istilahregional enteritis. Ada juga yang menyBbutkan Crohn's diseaseuntuk mengenang Penemu p€rtama kali. Temyata ini iarangdidapat.Etiologi Penyebab yang pasti sampai sekarang belum ielas. Banyakteori yang diajukan, di antaranya:a. lnfeksi Menurut FELSEN 1936 yang menduga adanya sisa-sisabasiler disentri, ada yang meduga karena ileosoekal tuber-kulosis.b. ReaksiAlergik REICHERT dan MATHES 156 mencoba menyuntik \"crystal'line Silica\" ke dalam mesenterik dan subserosal limfatik kemudFgn disusul dengan menyuntik bakteri koli i.v', maka terjadi edemadari lapisan submukosal dan mukosa dengan disertai penebalandinding intestin. Kemungkinan pula bahwa beberapa solid partikeltersebut dapat diserap melalui mukosa intestin ke dalam limlatikyang dapat menyebabkan timbulnya proliferasi dan teriadi granu-loma. Substansi tersebut s€pertitalk dan silika, dapat menimbul-kan perubahan-perubahan di permukaan mukosa yang mungkin332
dapat menerangkan hal tersebut.c. Faktor psikhosomatik Oleh karena penyakit ini sampai saat sekarang belumdikeiahui dengan jelas penyebabnya, maka dipakirkan laktorpsikhis sebagai penyebab.Kejadian Dapat dijumpai pada semue umur. Biasanya ilimulai padausia dewasa. Lebih dari separoh penderita sekitar umur 10 tahun,90 % dari penderita terdapat sekitar 10 - 40 tahun. MenurutBOCKUS yang terbanyak dijumpai pada umur 30 trahun, danpernah menemukan seorang penderita berumur 19 tahun dengankeluhan hanya 6 bulan. Kaum pria lebih banyak menderita penya-kit ini jika dibandingkan dengan kaum wanita.Gejala klirtk Timbulnya gejala macam-macam. Penderita dengan keluhanmendadak tak jarang diduga menderita apendisitis. Tapi padawaktu operasi, oleh para ahli bedah sering diketemukan stenoseyang kronis di ileum yang disebabkan regional enteritis yangdahulunya tak memberikan keluhan. Sering keluhan seorang penderita samar-samar di antaranyaborborigmi, kembung-kembung, rasa kurang enak di perut kananbawah, rasa mulas, kadang-kadang timbul s€perti kelang-kejangdi perut, kadang-kadang timbul diare yang hilang timbul. Biasa-nya penyakit ini dirasakan makin bertambah berat. Sebagian besar dari penderita mempunyai keluhan lebih darisatu tahun, sebelum ia meminta pertolongan dokter. Ada diantaranya yang menderita lebih dari 3 - 4 tahun.'1. Nyeri perut Perasaan nyeri di perut lebih sering timbul di perut kananbawah atau di supra pubis. Rasa nyeri mungkin disebabkankar.ena proses inflamasi atau mtngkin karena timbulnya obstruksi.Perasaan nyeri tersabut mungkin dirasakan ringan, mungkin pula 333
berat. Kadang-kadang disertai dengan panas. Mungkin jugabersifat kolik, yang dapat disebSkan oleh obstruksi yang parsiel.Pada keadaan demikian timbul vomitus. Rasa nyeri di diperutkanan bawah, sering dikacaukan dengan apendisitis akuta atauakute abdomen.2. Diare Keluhan lain yang juga sering diajukan yaitu timbulnya diareterdapat a 90 o/o. Diare tersebut diderita untuk waktu yang lama,bersifat intermittent. Sifat diare yaitu lembek sep€rti bubur atauagak cair, tanpa darah dan lendir tanpa mengejan, dalam seharibuang air 2 - 5 kali. Kadangkadang diare bertambah beratdengan disertai rasa sakit perut. Tidak pernah disertai tenesmi.3. Panas Pada lebih kurang % penderita penyakit regional enteritisdisertai dengan panas. Timbulnya mungkin disebabkan olehinflamasi yang aktif disertai adanya ulserasi, atau karena adanyafistula, infeksi perirektal, atau karena adanya perforasi, ataumungkin timbulnya komplikasi di lain tempat misatnya;artritis,vaskulitis, eritema nodosum dan lain-lain. Biasanya panas timbul-nya intermittent, pada malam hari panas menurun.4. Gejalagejala lain. Yaitu timbulnya tanda-tanda anemia. Sering dijumpai tanda-tanda dari Fe defisiensi, tapi kadang-kadang dijumpai tanda-tanda megaloblastik anemia.- Berat badan menurun.- Kadang-kadang timbul gangguan psikhis dari penderita misal- nya: depresi atau nerastenia.- Penderita muda yang tidak berat, akan tumbuh normal, tidak ada gangguan pertumbuhan sexual. Tapi pada penderita yang berat dapat terjadi infantilisme. Mungkin dijumpai ankilosing spondilitis. Beberapa penderita dapat mempunyei tanda-tanda seperti sindroma malabsorpsi yaitu pada keadaan yang sudah berat. Pada beberapa penderita l4i terdapat OrJema dan hipopro-334
teinemia.- Pada pemerlksaan fisik, murgkin tak dijumpai kelainan yang nyata, selain berat badan yang menurun, anaemia. 1. Teraba suatu masa di area lossa iliaka sebelah kanan atau di supra pubis, yang biasanya teraba lembut, nyeri tekan sedikit. lni mungkin disebabkan oleh karena inflamasi di terminal ileum dan murBkin terjadi adhesi dengan di sekitarnya misalnya dengan intestin atau kolon. Bila sampai terjadi fistula dengan disertai pros€s inflamasi, maka kemungkinan masa yang teraba tersebut di atas menjadi lebih besar. 2. Bila dijumpai fistula in ano atau ischiorektat abses maka harus dipikirkan kemungkinan besar panctarita menderita regional cnteritis.LaboratoriumTinja: Biasanya lembek atau seperti bubur atau agak cair. Jarangdijumpai darah dalam tinja. Pada keadaan yang tanjut tertihatbanyak mengandung zat lsmak, keputih-putihan, terapung cli atasair. Bila penyakit ini disebabkan oleh tbc, maka di dalam tinjaakan diketemukan basil tbc, maka selaniutnya harus dibuat toraksfoto dan pemeriksaan sputum.Darah:- Terlihat gambaran anemia, terutama menunjukkan hipokromik mikrositik anemia. Kadang-kdang terdapat tanda-tanda mega- loblastik anemia. Kadar Hb\" rrpnurun.- Kadang-kadang dijumpai 'lekositosis, yang dapat disebabkan oleh karena prososnya mash aktif, atau adanya abses atau timbulnya fistula.- Kadang-kadang ditemukan penurunan kadar protein, ter- utama kadar albumin. Demikian pula terdapat penurunan protombin dan kalsium. Kadar elektrolit lainnya yang m€nurun yaitu kadar K, Na, dan Cl, yang disebabkan oleh diare^ 335
Endoskopi. Pada setiap penderita diare perlu dilakukan endoskopi. Gam-baran yang khas pada mukosa kolon tidak nyata ada. Demikian puladirektum. Pada proktosigmoidoskopi dapat dilihat adanya fistulaperirektal atau perisigmoidal fistula, bila sudah timbul komplikasi didaerah perirektal. Dengan ditemukan kolon fibreskope yang dapat melihat didaerah ileosoekal maka dapat dilihat kelainan di tempat tersobut,yalhi tgrlihat penebalan valvula, ireguler, hiperemi, ubrasi, adabagian yang stemose.Rontgenologik Pemeriksaan Barium anema penting. KANTOR 1$14 menemukan apa yang disebut String Sign yaitu gambaran \"liniariregular\", yang tipis menyerupai b€nang di daerah ileum, danadanya filling defect di daenh valvulus ileosoekal. Hal iniditqnukan bila ada stenose yang berat dari ileum tersebut.HARSHAK dkk. (1951), MARSHAI( WOLF (195s) mempelaiari X-rayfoto lebih mendalam dan pendedta dapat dibagi atas 2 golonganyaitu: golongan non stenotik dan golongan stenotik.a. Pada golongan non stanatik akan ditemukan valvulae yang menebal, rata. Terlihat fold yang menebal, ireguler dan memanjang. Lumen ddan kontur meniadi ireguler. Perubahan ini menunjukkan inflamasi submukosa dan mukosa. Bilamana terjadi ulserasi, pada sepanjang longitudinal terdapat ulserasi.Pada ulserasi yang lebih lanjut akan terlihat gambaran sepertitaburan-taburan baru kerikil yang ireguler.b. Pada golongan stenotik inbstin yang terlihat kaku terjadi konstruksi yang disebabkan oleh karena pencbalan dan dari dinding intestinal karena fibrosis. Segment stenotik mungkinperfdek, tak leih dari I inchi . Pada bagian proksimal st€notiksegment terlihat dilatasi.KomplikasiKomplikasi yang sering terjadiyaitu :336
1. Fistula: Fistuta yang terjadi dapat: a. lnternal fistula Timbulnya fistula masih di dalam ruang abdomen, rnisalnya: - Antara ileum dengan ileum sendiri disebut ileoileal f istul. - Antara ileum dengan sigrnoid disebut ileosigmoidal fistul. - Antara ileum dengan wsika urinaria disebut ileovesikal f istul. - Antara ileum dengan soekum disebut ileosoekal fistul. - Antara ileum dengan uterus, atau dengan vagrna (pada kaum wanita). Yang terbanyak ialah timbulnya fistula pertama ke mesen- terium menimbulkan abses. b. Eksternal fistula. Yang sering terjadi yaitu timbulnya listul dengan dinding abdomen. c. Perianal, rektai dan rekto mginal fistula. fistula ini yang sering brjadi. Dan yang sering timbul yaitu: perianal fistula atau fistula in ano.2. Perforasi Timbulnya perforasi pada penderita regional ileitis agak jarang terjadi.3. Perdarahan Perdarahan sering timbul, sehingga menrmbulkan meiena4. Kelainan-kelainan sistemik. Di antaranya dapat menyebabkan: a. Poliarthritis. Artralgi terutama timbul pada saat penyakitnya sedang aktif dan pada saat sedang refleksi. b. Eritema Nodosum Jarang timbul c. Pioderma Gangrenosum. Juga jarang timbul. d. Kelainan pada Mata Serino beruoa iritis dan irkJosiklitis. 337
5. Gangguan nutrisi Gangguan nutrisi yang sering teriadi akan menimbulkananemi, steatore, hipoproteinsnia, avitaminose, termasuk diantaranya sampai timbul osteoprosis, infantilisme dan gangguanmenstruasi.Kemungkinan sebab-sebabnya ialah:'a. Karena kemungkinan berkurangnya permukaan intestin untuk absorpsi.b. Terganggunya absorpsi vit. 812, asam folat, besi' kalsium' vitamin yang disebabkan berkurangnya permukaan intestin.c. Terganggunya absorpsi lemak dan resintese trigliserido'd. Karena obstruksi dapat renyebabkan anoreksi, sehingga makin berkurangnya makanan yang masuk'e. Sebagai akibat karena hilangnya darah, protein, dan elektrolit bersama tinla.Terapi Biasanya susah disembuhkan. Walaupun begitu perlu dikon-trole gejala-gejala/kelainan-kelainan. Terapi yang diberikan biasa-nya medis, dan kalau perlu tindakan pembe<lahan.Terapi konservatiP1. Diit Di sini perlu tinggi kalori, tinggi protein dan sedikit kasar. Makanan yang merangsang peristaltik sebaiknya dilarang' misal- nya; alkohol, kopi, lada. Demiklan juga makanan/minurnan yang berlemak dan lain-lainnya dapat menimbulkan diare sebaiknya dilarang, misalnya makanan pedas. Di samping diit dapat diberi vitamin. Pada waktu serangan akut, penderita dianjurkan untuk istirahat dan diberi diit cair selama beberapa hari sampai hilang diare. 2. Medikamentosa a. Bila dijumpai hipokromik angnia oleh karena perdarahan maka perlu diberi Fe. Tapi iika dijumpai megaloblastik anemia' diberi 338
asam tolat dan disuntik vit. ft2b. Kadang-kadang sulphonamides dapat rnenolong t€rutama preparat yang insoluble misalnya phtalylsulphathiazole (sulfa- thalidine), dengan dosis 4 kali 2 tablet sehari, atau dicoba dengan salicylazo sulfapyridirc (Azutfidine) dengan dosis 4 kali 2-3tabletsehari.c. Pada fase akut dapat dicoba dengan penicillin dan strsptomy- cin parenteral. Dapat juga dangan,broad spectrum antibiotika.d. P\"emberian sedativa'kadang-kadang perlu diberikan, terutama diperlukan untuk memberikan istirahat pada penderita. Seda- tiva yang dapat diberikan phenobarbital, nembutal, strontium bromide. Kepada penderita yang diduga atergi, dapat diberikan antihistamin.e. Pemberian anticholinergik perlu dipertimbangkan. pada pend$ rita yang dengan stenose maka obat ini merupakan kontra indikasi.f. Kortikosteroid Pada fase akut obat ini akan dapat dengan cepat menyembuh- kan. Beberapa sarjana lebih banyak memakai ACTH dengan corlison, Menurut TRUELOVE terapi corticosteroid lebih balk dikombinir dengan sulphasalazine (Salazopyzin atau asulfi- dine).Terapi \"Chirurgis\". Bilamana terapi konservatif tersobut di atas tak berhasil,maka perlu dipertimbangkan kanungkinan tinrbul komplikasi, diantaranya: obstruksi (yang terbanyak), abdorninal abses, fistulainterna, fistula eksterna, perianal fistul dan lain-lain. Bila timbulkomplikasi tersebut di atas maka perlu dilakukan tindakanpembedahan.Kcpurtekaan -A.RVANITAKIS and MANTER\" Crohn's Disease : A ctinicat StuOy of 75 patients. Arner J, Gastroent. 50 : S32, (1979). 339
BOCKUS H.L, - Gastroenbrology Vol. ll Second Ed. W.B. Saunders Philadelphia & London, p. 226, (19fl). -DAWSON l.M.P. The Vahle for diagnosis and Research of Special investigation on rectal Biopsi in Grohn's dis. Brit. J. Surg.59 :817, (1972). -DAWSON A.M. Nutritional Distrubance in Crohn's Disease\" -Brit. J. Surg. 59 : 826, (1972). DOMBAL. - The Results Surgical Trdatment lor Crohn's Diseases. eiit. .1. Surg. 59 : 826, (1972). -FARMER R.C. Regional Enteritis ol the Colon : A clinical and Pathologic Comparison with Ulcerative Colitis. Am. J. Dig. Dis. 13 : 501, (1968). FROM H. et al. - Granulornatous Bowl (Crohn's) disease' -Arch\" lntern Med. 128 ;737, (1971). JONES A, F. Clinical Gastroenterology Second. Ed. Blackwell Scientific Publications Oxford p. 451, (1961)' -JONES L.J.E. Clinical and Pathological Diflerentiation ol Crohn's Disease and Proctocolitis. Gastroenterology. 5,4 : 1162, (1968). -KYLY J. Prognosis after rcsection for Grohn's disease. Brit. -J. Surg. 58 :735, (1971). -KYLE J. Surgical Treatment of Crohn's disease of the Small -lntestine. Brit. J. Surg.59 821, (1962). - -LAW D.W. Regional Enteristis Progess in Gastroentero- logy. Gastroenterology.59 : 1086, (1969). - -LOCKHART MUMMERY. Crohn's Disease of the Large Bowel. Brit, J. Surg. 59 :823, (1972). MOSES P. - Gastroenterologic Medicine. W.B' Saunders Philadelphia 855, (1969). -PALMER. Clinical Gastroenterology Second Ed. Harper & Row Publishers. 313, (1S3). PAPP J.P. et al. - Azathioprine tr€atment in Crohn's Disease. Amer. J. Gastroent- 61 :136, (1974). -PERRET A.D. et al. The Liver in Crohn's Disease' Quart J. Med. 158 : '187, (1971).340
RHODES J. et al. - Controiled Triat ol Azafrrloprlne tn lYCrohn's Disease. Lancot. 1273, (i971).-SIMKING K.C. Some Aspect ot the Radiology of Crohn's Disease. Brit. J. Surg. 59 : 810, (1972).-STEIGMANN F. Urinary Tract Comptications in Regional -Enteritis. Amer J. Gastrant. 59 : 389, (1979).-TRUELOVE S.C. and REYNELL P.C. Disease of Oigestive System. BlAckwell Scientific Publications. g1g, (1969).ZETSEL L. - iegionai Enbritis - (Cecil Loeb-Textbook of Medicine 13ed1. W.B. Saunders Co.1827, (1971). 341
3. TUIIOR-ruUOR lltlTEsTlilOapat dibagi atas:- Tumor epitelial- Tumor non epitelialKejadian tumor di intestin dapat dikatakan jarang dijumpai.1. Tumor flnak a. Tumor jinak epitelial 'a. Bentuk adenoma Menurut urutan banyak diterrukan di duodenum, ileum dan jejunum. ' Bentuk polip Menurut urutan banyak ditemukan di ileum, jejunum ' baru di duodenum. b. Tumor jinak non epitelial ' Lipoma Menurut urutannya banyak terdapat di ileum, duodenum, jejunum. ' Myoma Lokal isasi yan g terbanyak berdasarkan . u rutan nya terdapat di ileum, jejunum, duodenum. ' Fibroma Berdasarkan urutan tetanyak pada ileum, jejunum dan duodenum\" ' Tumor,iinak lainnya yang agak iarang ditemukan, ialah: an$ioma, neurogenie tumor, fibromyoma, fibromyxorna, limfangioma. lnsidensi tumor jinak 0,16 %. Keluhan-keluhan yang sering diajukan ialah timbulnya tandaobstruksi ileus, intususepsi, perdarahan dan teraba benjolan.342
2. Tumorg.n.ra. l(arsinoma Tumor ganas di intestin yang t€rbanyak ialah lGrcinoma,!didepat 3 % dari seluruh tumor di saluran makanan. Tebanyakditemukan hampir setengahnya diduodenum, kemudianmenyusul di fejunum, ileum. Lokalisasi ksrsinoma duodsnumterbanyak ditem.rkan pada b4ian kedua atau pars dcendenduodenum, Bentuk yang sering ialah adenokarsinoma.Gb. ? - 3. Ouod.nofr.fi hipotoik prda poriri prqr tarlihlt bcntuk yang sngrt irogulcr d bulbu3, gotbulbor, dln Pan &rcndrn karuna kminorna 343
Umur yang terbanyak antara /O - S0 tahun. Kaum priya lebih banyak daripada kaum wanita dengan perbandingan 2 : 1. Lamanya keluhan yang diaJukan penderita berkisar 14 - 15 bulan. Keluhan yang sering diajukan ialah timbulnya perdarahan yang dapat bersifat menetes atau masif, dan dapat ditihat pada tinja sebagai \"occult blood\" atau melena. Di samplng itu karena pertumbuhan karsinorna ke dalsn lumsn usus halus, maka dapat menyebabkan obstruksi. Akibat dari obstruksi, maka keluhan yangsering diajukan pada permulsannya ialah, rasa sakit ditengah-tengah psrut, parut kembung, rnual, muntah, dan konstipasi.Makin lama perut bertambah kornbungnya dan rnakin tegang.untuk menentukan kelainan tersabut perlu dibuat intestinalseriesfoto.b. Sarkorna Sangat jarang diternukan, yaitu disekitar O,qt%, danterdapat pada ileum, jejunum d*r duodenum. Bentuk yang seringdidapat ialah: myosarkoma, fibrcarkoma, leiomyosarkoma, limfo-sarkoma.Kcpurtakaan iIACHELIA; Tumors of the srnall intestine ln, Gastroonterology Vol. Vl, By BOCKUS. Phitadetphia W.B. Saunders pp 176 - 196, (19e4). O'BRIEN F ; Primary tumors and vascular mallormations ln, Gastrointestinal disaase, by SLETSENGER and FORDTRAN. Philadelphh. W.S. Saunders pp 959 - 670, (1s73). SPIRO, H.M.; Clinical gastro enterology. Gollier, Mc Millan Lt. London pp 492 - 511, (tg/o).34
Search
Read the Text Version
- 1 - 30
Pages: